• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sungai 2.2.1. Perairan Sungai - PROFIL REPRODUKSI IKAN DI SUNGAI LOGAWA WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2017 - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sungai 2.2.1. Perairan Sungai - PROFIL REPRODUKSI IKAN DI SUNGAI LOGAWA WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2017 - repository perpustakaan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Sungai

2.2.1. Perairan Sungai

Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari air tanah, air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran tersebut dapat berakhir dan bermuara di laut. Aliran air atau gerakan air secara horizontal secara terus menerus inilah yang disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996)

Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari air hujan, embun, mata air limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es/salju. Selain itu, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan (Herlina, 2011).

(2)

2.1.2. Peranan dan Manfaat Sungai

Kemanfaatan terbesar sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai (Herlina, 2011)

a. Sebagai objek wisata

Salah satu tindakan pemanfaatan sungai yang dianggap dapat menambah pemasukan Negara adalah menjadikannya sebagai objek wisata.Saat ini banyak sungai yang dikembangkan menjadi wahana konservasi habitat ubtuk tanaman air, ikan yang berimigrasi dan menetap, budidaya tambak, serta beberapa jenis mamalia.

b. Bagi kehidupan

Sungai adalah salah satu pemasok air terbesar untuk kebutuhan makhluk hidup. Berikut beberapa manfaat sungai bagi kehidupan manusia.

1) Sumber air

(3)

2) Irigasi

Dengan menggali tanah dan membuat saluran air, manusia menggunakan air sungai untuk mengairi sawah, kebun dan ladang.

3) Sumber energi dan pembangkit listrik

Aliran air sungai yang deras dapat digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik. Untuk skala besar, dibangun Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA)

4) Sarana transportasi

Sungai-sungai besar di Kalimantan disunakan sebagai sarana transportasi manusia dan barang.Contohnya Sungai Mahakam di Kalimantan Timur.

5) Budidaya perikanan

Masyarakat memanfaatkan sungai untuk budidaya perikanan dengan membuat karamba.

6) Pariwisata

Sungai juga bias dimanfaatkan untuk pariwisata. Contoh sungai yang dimanfaatkan untuk pariwisata adalah Sungai Bantimurung di Maros, Sulawesi Selatan.

7) Tempat olahraga

(4)

2.1.3. Bagian Bagian dari Sungai

Berdasarkan kondisi lingkungannya menurut Mulyanto (2007) sungai dibagi menjadi tiga daerah yaitu :

a. Hulu sungai

Hulu sungai terletak di dataran yang lebih tinggi. Sungai di bagian hulu dicirikan dengan badan sungai yang dangkal, sempit, tebing yang curam dan tinggi, arus cepat, volume air kecil, kandungan oksigen terlarut sangat tinggi sehingga airnya jernih dan tidak terjadi endapan, suhu yang rendah, daya erosi besar, kadang-kadang terdapat terjun atau jeram, dan populasi ikan (jenis maupun jumlah) di hulu sungai lebih sedikit dibandingkan dengan hilir dan muara.

b. Hilir sungai

Semakin ke hilir kelandaian air sungai akan makin kecil, daya gerus terhadap dasar akan berkurang dan konsentrasi sedimen yang dikandungnya cukup besar sehingga mengakibatkan kapasitas transport aliran air mengecil. Hilir sungai terletak di dataran yang rendah. Sungai di bagian hilir dicirikan dengan sungai yang lebih lebar, tebing landai, badan air dalam, arus yang tidak begitu kuat, terdapat bahan organik, lebih keruh dibandingkan dengan hulu, aliran air lambat.

c. Muara sungai

(5)

berupa sungai yang lebih besar, danau, maupun laut. Bagian muara memiliki ciri tebing yang landai dan dangkal, daya erosi kecil, arus air sangat lambat dengan volume air yang lebih besar. Bahan air dalam dan perairan muara sungai pada umumnya merupakan daerah yang subur karena banyak adanya zat-zat hara yang terbawa oleh aliran sungai dari hulu atau hilir ke muara. Oleh karena itu, muara sungai kaya (jenis dan variasi) akan ikan, udang, kepiting, dan biota-biota lainnya. Lumpur dari hilir membentuk delta dan warna air yang sangat keruh.

2.2.Kualitas Perairan Sungai

Penyebaran suatu jenis ikan erat sekali kaitannya dengan faktor lingkungan. Untuk hidup subur dan berkembang biak, ikan harus dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan ikan meliputi : oksigen terlarut, suhu, cahaya, arus, makanan, kedalaman, dan pH air (Djuhanda, 1981).

Secara alami sungai mengalami perubahan secara gradual dari hulu ke hilir dari aspek-aspek fisika, kimia dan kondisi vegetasinya sehingga pada tiap segmen sungai akan terdapat karateristik habitat yang berbeda. Secara alami keberadaan dan distribusi ikan sungai dipengaruhi oleh aktivitas manusia di sungai terutama yang dapat menyebabkan perubahan fisika kimia air, populasi dan pemasukan spesies baru ke dalam air sungai (Soetijanto dan Sulistyo, 2008)

(6)

2.2.1. Parameter Fisika a. Suhu

Suhu merupakan salah satu sifat fisik yang dapat mempengaruhi metabolisme dan pertumbuhan badan ikan. Penyebaran suhu dalam perairan dapat terjadi karena adanya penyerapan dan angin, sedangkan yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu adalah musim, cuaca, waktu pengukuran, dan kedalaman air. Kisaran suhu yang baik untuk ikan adalah 25oC – 32OC (Kordi, 2010)

Basmi (2000) menyatakan bahwa dalam setiap penelitian pada ekosistem akuatik pengukuran suhu air adalah hal yang mutlak untuk dilakukan. Hal ini disebabkan kelarutan berbagai gas di air serta semua aktivitas biologis di dalam ekosistem akuatik sangat dipengaruhi oleh suhu .

b. Kecepatan Arus

(7)

Menurut Odum (1996), arus dari sungai berubah dari deras pada bagian hulu dan menjadi lambat pada bagian hilir. Perubahan ini juga bisa diikuti dengan berubahnya keadaan spesies-spesies ikan yang menghuninya.

c. Intensitas Cahaya (Kecerahan )

Menurut Anwar (2008) cahaya merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan ikan dan berperan secara langsung maupun tidak langsung. Cahaya dibutuhkan ikan untuk mengejar mangsa, menghindarkan diri dari predator dan dalam perjalanan menuju suatu tempat. Hanya beberapa spesies ikan yang beradaptasi untuk hidup ditempat yang gelap. Selain penting dalam membantu penglihatan, cahaya juga penting dalam metabolisme ikan dan pematangan gonad. Ikan yang mendiami daerah air yang dalam, pada siang hari akan bergerak menuju ke daerah yang lebih dangkal untuk mencari makanan dengan adanya rangsangan cahaya.

2.2.2. Kualitas Kimia Perairan

Kualitas kimia perairan meliputi derajat keasaman (pH) dan oksigen terlarut (Dissolved Oxygen).

a. pH

(8)

Menurut Anwar (2008), pH air merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan suasana asam suatu perairan. Air dikatakan basa apabila pH > 7 dan dikatakan asam bila pH < 7.Secara alamiah pH perairan dipengaruhi oleh konsentrasi karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam.Organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya berkisar tujuh.

b. Disolved Oxygen (oksigen terlarut)

Disolved Oxygen (oksigen terlarut) adalah parameter

kimia yang menunjukkan banyaknya oksigen terlarut dalam air.

Disolved Oxygen dapat dijadikan sebagai ukuran untuk

menentukan mutu airbagi organisme perairan. Kehidupan di air dapat bertahan jika ada oksigen terlarut minimum sebanyak 5 mg oksigen setiap liter air (5 ppm), selebihnya tergantung pada ketahanan organisme, derajat aktivitas, kehadiran pencemar dan suhu air (Brotowidjoyo et al.,1995)

2.2.3. Kualitas Biologi Perairan

(9)

ini terdapat pada semua jenis ekosistem air, kecuali di dalam semua sungai yang beraliran cepat. Organisme ini berupa tumbuh-tumbuhan atau binatang-binatang kecil yang gerakannya masih terbatas sehingga tidak dapat melawan arus air karena gerakannya lebih banyak ditentukan oleh gerakan air itu sendiri. Yang merupakan tumbuh-tumbuhan disebut sebagai phytoplankton, sedangkan yang berasal dari dunia binatang disebut zooplankton (Brotowidjoyo et al.,1995)

2.3.Jenis-jenis Ikan Sungai

Ekosistem yang baik mempunyai ciri-ciri keanekaragaman jenis yang tinggi dan penyebaran jenis individu yang hampir merata disetiap perairan (Odum, 1996). Menurut Kottelat et al.,(1993) Indonesia memiliki kekayaan jenis ikan yang cukup besar jumlahnya. Ikan air tawar yang terdapat di wilayah Indonesia bagian barat dan sulawesi yang telah diketahui kurang lebih 1032 spesies.

Ikan dari ordo Cypriniformes lebih banyak dikenal dan merupakan salah satu ordo yang memiliki jumlah spesies yang relative banyak di perairan tawar (Djuhanda, 1981)

2.4.Profil Reproduksi Ikan

(10)

reproduksi akan berlangsung pada sebagian besar individu yang hidup di permukaaan bumi ini. Kegiatan reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantung pada kondisi lingkungan (Fujaya, 2004).

2.4.1. Rasio Kelamin

Seks rasio atau rasio kelamin adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan jumlah individu jantan dengan betina dalam suatu populasi (Pralampita et al., 2002). Seks rasio penting untuk diketahui karena berpengaruh pada keseimbangan dan kelangsungan daur reproduksi ikan.

Menurut Effendie (1979) perbandingan jenis kelamin dapat digunakan untuk menduga keseimbangan populasi antara jenis kelamin jantan dan betina. Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina, pada ikan jantan testis dengan pembuluhnya.

(11)

2.4.2. Tingkat Kematangan Gonad

Tingkat kematangan gonad adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan setelah ikan memijah. Berdasarkan ciri-ciri morfologinya dapat dibedakan pengamatan untuk mengetahui tingkat kematangan gonad pada spesies ikan berdasarkan berat gonadnya. Sedangkan berat gonad ikan tergantung pada ukuran, umur, dan tingkat pertumbuhan gonadnya (Effendie, 2002). Pencatatan perubahan kematangan gonad perlu dilakukan sebagai perbandingan baik pada ikan yang mengalami reproduksi maupun yang tidak.

(12)

2.4.3. Indeks Kematangan Gonad

Menurut Effendie (2002) indeks kematangan gonad (IKG) merupakan suatu nilai persentase dari perbandingan bobot gonad dikalikan dengan 100%. Peningkatan dari indeks kematangan gonad dapat meningkat dengan seiring meningkatnya tingkat kematangan gonad. Ketika ikan mengalami pemijahan nilai IKG akan meningkat, sedangkan setelah melakukan pemijahan nilai IKG akan menurun. Awal perkembangan gonad sampai memijah, garis tengah dari telur yang dikandungnya akan semakin besar. Maka akan diperoleh hubungan antara IKG dengan diameter telur.

2.4.4. Fekunditas

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada tabel 6 dapat diketahui bahwa nilai b* pada simplisia dan serbuk kunyit pengeringan STD selama penyimpanan dengan perlakuan suhu yang berbeda

Terkait dengan hal tersebut maka plasma nutfah kedelai harus dilestarikan sebagai upaya untuk menjaga keberadaan sumber gen berbagai karakter penting yang mungkin akan

This is a soft data publication Behavior In Organizations (10th Edition) By Jerald Greenberg, so you can download and install Behavior In Organizations (10th Edition) By

• Suatu masalah dikatakan tractable (mudah dari segi komputasi) jika ia dapat diselesaikan dengan algoritma yang memiliki kompleksitas polinomial kasus

Puji syukur atas berkat rahmat Allah SWTyang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan judul “ Analisis Beban Kerja Perawat

Methanol­Water Membrane Reactor for Hydrogen Production, Proceedings of the 18th Symposium of Malaysian Chemical Engineers, 13 – 14 December 2004, Universiti Teknologi

In fact, the Bank Century case saw Vice President Boediono and the reformist Minister of Finance, Sri Mulyani, both become political targets, attacked by politicians led

In this research, the writer attempts to find out how and when supervisors gave feedback, the Microteaching students’ perceptions on supervisor’s feedback in improving