Triwulan I-2009
Secara tahunan (yoy) perekonomian Indonesia triwulan I-2009tumbuh 4,37%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (5,18%). Sementara secara triwulanan (qtq) perekonomian tumbuh 1,62%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (-3,65%)
Dari sisi produksi, secara tahunan pendorong utama
pertumbuhan ekonomi masih bersumber dari ekspansi pada sektor pengangkutan dan komunikasi (16,68%), serta sektor listrik, gas dan air bersih (11,42%).
Dari sisi konsumsi, secara tahunan pertumbuhan ekonomi
tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan permintaan domestik, terutama konsumsi pemerintah (19,25%).
Di tengah perlambatan ekonomi dunia sebagai dampak berlanjutnya krisis global, perekonomian Indonesia pada triwulan I-2009 tercatat masih
mengalami pertumbuhan positif. Secara tahunan (yoy), pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada triwulan I-2009 tercatat sebesar 4,37%, lebih rendah baik dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya (5,18%), maupun dengan pertumbuhan triwulan yang sama tahun
sebelumnya sebesar 6,25%. Secara triwulanan (qtq), perekonomian
tumbuh 1,62%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat mengalami kontraksi sebesar -3,65%, meskipun melambat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,41%.
Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi tahunan pada triwulan I-2009 tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi, sementara dari jenis penggunaan, pertumbuhan terutama didorong oleh pertumbuhan konsumsi pemerintah. Grafik 1 Perkembangan PDB -6.0 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 400,000 450,000 500,000 550,000 600,000
I II III IV I II III IV I II III IV I
2006 2007* 2008** 2009***
PDB Riil Pertumbuhan PDB (q-t-q) Pertumbuhan PDB (y-o-y)
(Miliar Rp) (%)
Metodologi
Statistik Produk Domestik Bruto yang dilaksanakan oleh BPS disajikan berdasarkan lapangan usaha (sektoral) dan pengeluaran (penggunaan). Data PDB menurut lapangan usaha (sektoral) merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam negara
PERKEMBANGAN
PRODUK DOMESTIK BRUTO
Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2009 sebesar 4,37% (y-o-y) atau 1,62% (q-t-q)
Grafik 2
Pertumbuhan PDB dan PDB Deflator
-5 0 5 10 15 20 25 -20 20 60 100 140 180 220 260 300
I II III IV I II III IV I II III IV I
2006 2007* 2008** 2009***
Growth (%) (Index)
PDB Deflator Growth (q-t-q) Growth (y-o-y)
Perkembangan PDB Sektoral
Dari sisi sektoral, secara tahunan (yoy), pertumbuhan ekonomi pada triwulan
I-2009 terutama didorong oleh ekspansi yang terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi (16,68%) sebagai dampak pertumbuhan pada sub sektor komunikasi (30,94%) dan sub sektor angkutan sungai danau dan penyeberangan (ASDP) sebesar 13,48%. Sektor listrik, gas & air bersih tercatat mengalami pertumbuhan terbesar kedua (11,42%), terutama pada subsektor gas kota yang tumbuh sebesar 38,01%.
Secara triwulanan (qtq), sektor pertanian menjadi pendorong utama
pertumbuhan ekonomi triwulan I-2009 (19,26%) terutama untuk pertanian tanaman bahan makanan (61,59%) sebagai dampak musiman tibanya musim panen raya. Pendorong utama pertumbuhan selanjutnya berasal dari sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 3,57%, sebagai akibat ekspansi pada sub sektor gas kota sebesar 18,26%.
Grafik 3
Kontribusi Sektor Terhadap Pertumbuhan PDB
-0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
Pertanian Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air bersih
Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa (%)
Tw I-07* Tw II-07* Tw III-07* Tw IV-07* Tw I-08** Tw II-08** Tw III-08** Tw IV-08** Tw I-09***
Produk Domestik Bruto
Secara tahunan, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh paling tinggi, sementara secara triwulanan, ekspansi paling tinggi terjadi pada sektor pertanian
Berdasarkan kontribusi sektoral, secara tahunan, sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan kontribusi paling tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan I-2009 (1,28%), diikuti oleh sektor pertanian (0,66%) dan sektor jasa-jasa sebesar 0,63%.
Sementara menurut rincian subsektor, sumbangan terbesar terhadap pertumbuhan tahunan masih bersumber dari sub sektor komunikasi yaitu sebesar 1,25%, diikuti oleh kontribusi sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau (0,92%), serta sub sektor pertanian tanaman bahan makanan (0,43%).
Grafik 4
Kontribusi Subsektor Terhadap Pertumbuhan PDB
-0.8 -0.5 -0.2 0.1 0.4 0.7 1.0 1.3 1.6
Alat angkutan, mesin & peralatannya
Makanan, minuman dan tembakau
Perdagangan besar & eceran Pertambangan tanpa migas Komunikasi Bangunan Tanaman Bahan Makanan (%)
Tw I-07* Tw II-07* Tw III-07* Tw IV-07* Tw I-08** Tw II-08** Tw III-08** Tw IV-08** Tw I-09***
Perkembangan PDB Penggunaan
Berdasarkan komponen penggunaan, secara tahunan (yoy), konsumsi
pemerintah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi triwulan I-2009 (19,25%) terutama konsumsi pemerintah dalam bentuk belanja barang yang tumbuh sebesar 42,95%. Selanjutnya pendorong utama pertumbuhan adalah konsumsi rumah tangga (5,84%) terutama pada konsumsi non makanan
(7,04%). Sementara secara triwulanan (qtq), konsumsi rumah tangga tercatat
mengalami ekspansi paling tinggi (0,78%) sekaligus menjadi satu-satunya sumber pertumbuhan ekonomi triwulan I-2009. Kenaikan gaji untuk PNS, TNI dan POLRI sebesar 15% pada bulan Maret 2009, diikuti oleh perkembangan
Grafik 5
Kontribusi PDB menurut Pengeluaran
-12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8
Tw I-07* Tw II-07* Tw III-07* Tw IV-07* Tw I-08** Tw II-08** Tw III-08** Tw IV-08** Tw I-09*** (%)
Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah Investasi (PMTB) Net Ekspor Ekspor Barang dan Jasa Impor Barang dan Jasa
Pendorong utama pertumbuhan ekonomi secara tahunan bersumber dari konsumsi pemerintah
Produk Domestik Bruto
Sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan kontribusi paling tinggi terhadap pertumbuhan tahunan triwulan I-2009
tingkat harga yang relatif rendah pada triwulan I-2009, serta tingginya pengeluaran belanja untuk kegiatan kampanye PEMILU legislatif telah memberikan stimulus pada perekonomian dan mendorong pertumbuhan positif konsumsi rumah tangga.
Berdasarkan tingkat kontribusinya, konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi paling tinggi terhadap pertumbuhan tahunan (yoy) PDB triwulan I-2009 yaitu sebesar 3,36%, diikuti oleh kontribusi dari konsumsi pemerintah (1,22%), serta kontribusi komponen investasi (PMTB) sebesar 0,81%.
Dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, konsumsi domestik tercatat mengalami ekspansi sebesar 7,17%(yoy). Berdasarkan
komponen konsumsi, pengeluaran konsumsi pemerintah dalam bentuk belanja
barang mengalami ekspansi paling tinggi yaitu sebesar 42,95%, diikuti oleh konsumsi rumah tangga bukan makanan (7,04%), konsumsi pemerintah dalam bentuk belanja pegawai dan penyusutan (5,08%) dan konsumsi rumah tangga dalam bentuk makanan yang secara tahunan mengalami ekspansi sebesar 4,47%.
Grafik 6
Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi
0 4 8 12 16 20
Tw I-07* Tw II-07* Tw III-07* Tw IV-07* Tw I-08** Tw II-08** Tw III-08** Tw IV-08** Tw I-09***
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Konsumsi makanan Konsumsi bukan makanan
(%)
Grafik 7
Pertumbuhan Pengeluaran Investasi
-40 -20 0 20 40 60 80
Bangunan Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri Alat Angkutan Dalam Negeri
Alat Angkutan Luar Negeri
Lainnya Dalam Negeri
Lainnya Luar Negeri
Tw I-07* Tw II-07* Tw III-07* Tw IV-07* Tw I-08** Tw II-08** Tw III-08** Tw IV-08** Tw I-09***
(%) Belanja barang pemerintah
mengalami ekspansi tertinggi terhadap pertumbuhan konsumsi
TW I-2009
Secara tahunan (yoy), pengeluaran investasi (PMTB) pada triwulan I-2009 tumbuh sebesar 3,51%, lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (13,73%). Berdasarkan komposisinya, pertumbuhan investasi tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan investasi alat angkutan luar negeri (12,92%) terutama disebabkan oleh impor pesawat yang dilakukan oleh beberapa maskapai penerbangan nasional (Garuda, Lion, Mandala dan Sriwijaya). Sumber pertumbuhan investasi selanjutnya berasal dari investasi lainnya dalam negeri (5,32%), serta investasi alat angkutan dalam negeri (2,49%).
Menurunnya permintaan produk-produk ekspor yang berasal dari Indonesia sebagai akibat resesi ekonomi dunia telah menyebabkan kontraksi yang cukup tinggi pada nilai ekspor Indonesia triwulan I-2009. Secara tahunan (yoy), ekspor mengalami kontraksi sebesar -19,13%, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang masih mencatat pertumbuhan sebesar 1,82%.
Kontraksi nilai ekspor tersebut disebabkan oleh pertumbuhan negatif yang terjadi baik pada komponen ekspor barang (-20,71%) maupun ekspor jasa (-4,13%). Sementara itu, dilihat berdasarkan kecenderungannya, ekspor barang memiliki kecenderungan terus menurun, sementara ekspor jasa memiliki kecenderungan meningkat.
Grafik 8
Pertumbuhan dan Trend Pertumbuhan Ekspor Barang dan Jasa
-30 -20 -10 0 10 20 30
I II III IV I II III IV I II III IV I
2006 2007* 2008** 2009***
(%)
Ekspor Barang dan Jasa Ekspor barang Ekspor jasa
Trend pertumbuhan ekspor barang
Trend pertumbuhan ekspor jasa
Sejalan dengan kontraksi yang terjadi pada komponen ekspor, secara tahunan
(yoy), impor barang dan jasa pada triwulan I-2009 mengalami kontraksi sebesar -24,09% (yoy), dengan sumber kontraksi terbesar pada impor barang yaitu
sebesar -28,13% (yoy), diikuti oleh kontraksi impor jasa sebesar -8,29%. Baik impor barang maupuin impor jasa memiliki kecenderungan yang terus menurun.
Trend impor barang dan jasa terus menurun Ekspor barang dan jasa
mengalami kontraksi
Produk Domestik Bruto
Investasi alat angkutan luar negeri tumbuh paling tinggi terhadap pertumbuhan investasi triwulan I-2009
Grafik 9
Pertumbuhan dan Trend Pertumbuhan Impor Barang dan Jasa
Trend pertumbuhan impor barang
Trend pertumbuhan impor jasa
-40 -30 -20 -10 0 10 20 30
I II III IV I II III IV I II III IV I
2006 2007* 2008** 2009***
(%)
Impor barang dan jasa Impor barang Impor jasa
Tabel 1
Produk Domestik Bruto berdasarkan Lapangan Usaha
I-08** II-08** III-08** IV-08** I-09*** I-08** II-08** III-08** IV-08** I-09*** I-08** II-08** III-08** IV-08* I-09*** I-08** II-08** III-08** IV-08** I-09*** I-08** II-08** III-08** IV-08** I-09*** 1. Pertanian 161,649.3 178,641.6 207,518.8 165,481.7 205,092.8 69,674.4 74,070.4 79,375.6 61,217.4 73,009.8 14.46 14.53 15.57 12.99 15.77 6.32 4.80 3.43 4.74 4.79 0.87 0.70 0.52 0.56 0.66 2. Pertambangan dan Penggalian 127,024.6 144,595.6 147,061.9 124,681.7 115,071.8 42,420.9 42,764.7 43,566.7 43,547.7 43,337.1 11.37 11.76 11.04 9.78 8.85 (1.65) (0.45) 2.11 2.07 2.16 (0.15) (0.04) 0.18 0.18 0.18 3. Industri Pengolahan 304,202.5 335,156.3 372,021.2 369,351.5 355,225.2 136,702.1 138,667.5 142,988.0 139,408.0 138,923.3 27.22 27.26 27.92 28.98 27.32 4.28 4.23 4.31 1.85 1.62 1.18 1.15 1.17 0.51 0.44 4. Listrik, gas, air bersih 9,504.2 10,181.7 10,513.8 10,647.0 11,212.8 3,581.0 3,737.5 3,823.1 3,852.1 3,989.8 0.85 0.83 0.79 0.84 0.86 12.35 11.77 10.41 9.34 11.42 0.08 0.08 0.07 0.07 0.08 5. Bangunan 89,322.2 100,794.6 113,414.4 115,790.4 125,126.4 31,471.0 32,218.6 33,242.7 33,883.4 33,463.3 7.99 8.20 8.51 9.09 9.62 8.01 8.12 7.57 5.67 6.33 0.49 0.50 0.46 0.37 0.39 6. Perdagangan, hotel dan restoran 158,465.8 169,465.0 183,398.0 180,790.0 174,811.3 87,042.9 89,966.5 94,361.1 91,943.5 87,536.3 14.18 13.78 13.76 14.19 13.44 6.87 8.11 8.42 5.55 0.57 1.18 1.38 1.45 0.98 0.10 7. Pengangkutan dan Komunikasi 72,277.2 74,168.0 81,133.3 84,875.6 85,543.1 38,835.4 40,518.4 42,345.2 44,377.8 45,312.6 6.47 6.03 6.09 6.66 6.58 18.33 17.32 15.53 15.82 16.68 1.26 1.23 1.13 1.23 1.28 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 85,726.0 90,480.5 94,527.8 97,395.4 98,757.7 48,465.8 49,172.3 50,080.9 51,080.6 51,504.8 7.67 7.36 7.09 7.64 7.60 8.34 8.66 8.60 7.42 6.27 0.78 0.80 0.78 0.72 0.60 9. Jasa-jasa 109,407.7 126,162.1 122,927.6 125,273.9 129,456.6 47,049.1 48,243.4 48,783.5 49,624.5 50,253.2 9.79 10.26 9.23 9.83 9.96 5.85 6.74 7.19 6.01 6.81 0.55 0.62 0.65 0.57 0.63 Produk Domestik Bruto 1,117,579.5 1,229,645.4 1,332,516.8 1,274,287.2 1,300,297.7 505,242.6 519,359.3 538,566.8 518,935.0 527,330.2 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 6.25 6.42 6.40 5.18 4.37 6.25 6.42 6.40 5.18 4.37 PDB Non Migas 994,369.7 1,087,666.9 1,188,232.6 1,156,115.5 1,207,933.1 469,641.9 483,794.9 502,547.3 483,265.8 491,975.4 88.98 88.45 89.17 90.73 92.90 6.74 6.86 6.90 5.60 4.76 6.23 6.36 6.41 5.20 4.42 PDB Migas 123,209.8 141,978.5 144,284.2 118,171.7 92,364.6 35,600.7 35,564.4 36,019.5 35,669.2 35,354.8 11.02 11.55 10.83 9.27 7.10 0.19 0.83 (0.07) (0.17) (0.69) 0.01 0.06 (0.01) (0.01) (0.05)
Sumber : BPS (diolah)
Harga Konstan (miliar Rp) Pangsa terhadap PDB (%) Pertumbuhan (y-o-y) Kontribusi thd. Pertumbuhan (yoy) LAPANGAN USAHA (SEKTOR) Harga Berlaku (miliar Rp)
Tabel 2
Produk Domestik Bruto berdasarkan Penggunaan
I-08** II-08** III-08** IV-08** I-09*** I-08** II-08** III-08** IV-08** I-09*** I-08** II-08** III-08** IV-08** I-09*** I-08** II-08** III-08** IV-08** I-09*** I-08** II-08** III-08** IV-08** I-09*** 1. Pengeluaran Konsumsi 780,457.3 843,932.1 883,141.0 928,795.7 908,339.8 322,984.4 335,221.0 343,054.0 359,228.4 346,149.8 63.93 64.55 63.70 69.22 65.64 5.47 5.49 6.34 6.42 7.17 3.52 3.58 4.04 4.39 4.58 2. Konsumsi rumah tangga 703,733.1 738,937.6 777,103.4 799,685.3 808,412.6 290,838.6 294,673.5 300,237.5 305,441.1 307,817.5 57.56 56.74 55.75 58.86 58.37 5.67 5.52 5.33 4.84 5.84 3.28 3.16 3.00 2.86 3.36 3. Konsumsi pemerintah 76,724.1 104,994.5 106,037.6 129,110.4 99,927.2 32,145.8 40,547.5 42,816.6 53,787.3 38,332.3 6.36 7.81 7.95 10.36 7.27 3.62 5.26 14.06 16.35 19.25 0.24 0.42 1.04 1.53 1.22 4. Investasi 298,820.8 329,634.7 373,270.0 375,521.3 390,510.3 120,624.7 121,694.6 128,764.7 126,003.5 119,633.6 23.87 23.43 23.91 24.28 22.69 18.42 10.74 9.51 12.47 (0.82) 3.95 2.42 2.21 2.83 (0.20) 5. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 291,330.5 327,656.1 369,257.7 381,338.8 395,757.7 117,134.0 120,867.7 127,126.1 128,094.6 121,241.4 23.18 23.27 23.60 24.68 22.99 13.73 12.01 12.15 9.14 3.51 2.97 2.66 2.72 2.17 0.81 6. Perubahan Inventory 7,490.3 1,978.7 4,012.2 (5,817.5) (5,247.4) 3,490.6 826.9 1,638.6 (2,091.2) (1,607.9) 0.69 0.16 0.30 (0.40) (0.30) 408.22 (58.46) (61.27) 60.78 (146.06) 0.97 (0.24) (0.51) (0.66) (1.01) Diskrepansi Statistik 477.9 49,796.4 80,078.6 (46,299.3) (36,674.4) 12,805.8 14,570.7 21,046.1 (22,940.1) 11,826.2 2.53 2.81 3.91 (4.42) 2.24 (27.96) 26.15 (12.59) (1,568.11) (7.65) (1.05) 0.62 (0.60) 4.37 (0.19) 7. Permintaan domestik 1,079,278.1 1,173,566.8 1,256,411.0 1,304,317.0 1,298,850.2 443,609.1 456,915.6 471,818.8 485,231.9 465,783.3 87.80 87.98 87.61 93.51 88.33 8.70 6.84 7.19 7.93 5.00 7.47 5.99 6.25 7.22 4.39 8. Ekspor bersih 37,823.5 6,282.2 (3,972.8) 16,269.5 39,560.9 48,827.7 47,873.0 45,702.0 56,643.2 49,720.7 9.66 9.22 8.49 10.92 9.43 (1.67) (1.92) 9.02 25.45 1.83 (0.17) (0.19) 0.75 2.33 0.18 9. Ekspor barang dan jasa 346,596.2 377,603.3 384,468.2 365,840.2 306,633.9 255,181.8 263,976.5 263,606.1 249,101.7 206,371.6 50.51 50.83 48.95 48.00 39.14 13.64 12.36 10.63 1.82 (19.13) 6.44 5.95 5.00 0.90 (9.66) 10. Impor barang dan jasa 308,772.7 371,321.1 388,441.0 349,570.7 267,073.0 206,354.1 216,103.5 217,904.1 192,458.5 156,650.9 40.84 41.61 40.46 37.09 29.71 17.99 16.11 10.97 (3.53) (24.09) 6.61 6.14 4.26 (1.43) (9.84) Produk Domestik Bruto 1,117,579.5 1,229,645.4 1,332,516.8 1,274,287.2 1,301,736.7 505,242.6 519,359.3 538,566.8 518,935.0 527,330.2 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 6.25 6.42 6.40 5.18 4.37 6.25 6.42 6.40 5.18 4.37 Sumber : BPS (diolah)
Pangsa terhadap PDB (%) Pertumbuhan (y-o-y) Kontribusi thd. Pertumbuhan (yoy) PENGELUARAN Harga Berlaku (Miliar Rp) Harga Konstan (Miliar Rp)