=::::E=F.'G;
PIIOSIDING
SETTUHAR
HAS|Of{AL
BIDAHG ILililU
ililIPA
{sEnntRATA
BKS-PTi{
B}
201{
*OIilI'TJ"ISS$
ESTBSI
Uf?U8
BEliEHilURAtr
HEETBtr"
Banj*rmarin,
$-i0
ilhi
ZO1{
#,
-U
Y_4
#
a
:
DAN MPAT TAHUNAN BIDANG ILMT] MIPA (SEMIRATA BKS.WN
B)
2011SNMINAR DAhT RAPAT TAHT}NAN BIDANG
ILMU MIPA
TA
B-r(s-"TND
2Or1'. Suryrjaya (Universitas Lcmbung
Mangkurd)
. Badruzsaufari (Universitas lambungMangkurat)
design d*n Layout:
Ori
Mnarto
Publishen
F*ul&s
lkmetika
dantrrnr
PengctahuanAlam
Universib Lmbun
g IVIangkuret
JL Jend. A.
YiliKm
36Barirbru
Telephone Gs114773112
Fu:Olill4l7itt2
ISBN:'!nffi29&9l6l4
Copyrl@0ll
oleh Univenitas LambungMangkuret
Printd
d
Benjarmasin,Ifulimantar
SelatanhJA Eq& i iift
s-I
I
L*
frc,ma
i
INorita
t
l*",.
r*
L
fuax
jrona
l'atai
I I
[*,
f
ou*i
t I
t*,
i
t
[*
Pax
I
I
tRA
35.
EFEK
ANALGETTK
EKSTRAK
ETAhIOL,
rfRAKSr
ETrL
ASETAT DAI\I
FRAKSI
EEKSAN
DAIIN ALPOKAT
(Persea amcricana,MiD
PADA
MENCIT PUTIH
BETINA
(Mrc muscalzs) @lka Yuslinda*, sytfia Hastir
rrdati,
Ekawani sastika)36.
ISOLASI
DAN
IDENTIFIKASI TERPENOID DARI
SFONS AAPTOS AAPTOS
ASAL
PERAIRAN PULAU
Ardiansahl, and
Ajuk
Sapart)FREAI(SI N.IIEKSAI\I
PADARANDAYAI\I (Endah
Sayekrir,I NG
hai
hc
!r
rx
J'.
APLIKASI
KITOSANI}ARI LIMBAH
CAI\IGKAI\IGKEPITING
SEBAGAI PENGAWETAIAMI
DAI\TPENAMBAH
NILAI
NTUTRISI PADAIKAI\I
DI
TEMPAT
PELELAITGANIKAN KOTA
BENGKULU @viMaryanti)
il.
AIlsoRPsIroN
LocAM
TIMBAL (
Pb')
DENcAI\r
KARBoN Ar(TrF DARr
KAt.u
GELAM
(Melalcuca leucodcndronzLinn)
(Fatma, Rime Elliestina dan Addy Rachmat)Ti,
ANALIilS
VOLTAMMOGRAM
SIKLIK
SE TYAWAKIORAMBUSIL
PADAVARIASI
KONSENTRASII\TY'A MENGGT}NAKAI\i
PERANGKAT LT]NAK POLAR
42
@ATdOKOhcin
Qudusl, Ekawatil, NiLuh
Gede Ratna Jr)I
UOII)GICALLY
ACTTVTTYOF
B.STTOSTEROLISOLATED
TIROM
PALM
OIL
WASTET Glazli
Nurdin
dan HusniMuchtar)
'O' PRODIIKSI
)ilLANASE
OLEH
ISOLAT
ACT'INOL|VCET:ESAcP-7
DENGAIvFERMENTASI PADAT
SUBSTRAT
LIMBAH
JERAITfi
PADI @cri
S*rirr',
Dian Eerasarir, Aspita Laitar)[.
+l[ETHoxY-9rr-cARBAzoLE-2-cARBoxyuc
AcrD
moilf,
klFant
sp
(DA-TNffz)
AhlD
ITS
BIOLOGICAL
ACITVTffY
(fflwr
Y..ilr
Tcrur.,
YrLameu
andEelkindi)
s-
ltosENsoR
UREA
sinq,r
oPTrK
BERBAsTSMEtomAN
KrrosAN
BERTAuT
SLANG
SEBAGAIMATRIKS
IMMOBTLTSASICrrlrd)
.IT flNTESIS
SEI\TYAWABROMO CALKON
PIRIDIil
IIUIJILIII
REAKSI KOI\DENSASI
alr}ol.
(Jasrilr.), H.Y. Teruna'), D. Alfatos2), E.y-e.e-D
drn
y. Nurulital)
G.
ITNTtr(TERISASI
STRUKTT]RSENYAWA
AITTIOTCSII)AhTDARI
IflLIT
BATANG
IIIUBUHAN
BINJAI
(MANGIFERA
CAESIA) /dGolifatu Rosyidah,'Sisk4
Maria DewiAPLIKASI
KITOSAN DARI
LIMBAH
CATTGKAI{GKEPITING SEBAGAI
PENGAWET
ALAMI
DAIYPENAMBAH
I\IILAI
IYUTRISI PADAIKAht
DI
TEMPAT
PELELAI\IGAI\TIKAI{
KOTA BENGKT'LU
Evi Maryanti
Jurusan Kimia Fakultas Matemafika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu
Jr.. W.R Supratman Kandang Limun Bengkuh4 Telp. (0736) 20919 Corresponding Author : evimaryantiS2@yahoo.com
Abstrak
Penggunaan kitosan sebagai pengawet alami dan penambah nilai
nutisi
pada ikandi
TemI1Pelelangan Ikan (TPI) Kota Bengkulu telah berhasil dilakukan. Penelitian
ini
bertujuanrmt
mengetahui konsentrasi optimal NaOH pada proses deasetilasi terhadap lama umur simpanilrt
yang diawetkan dengan kitosan serta mengetahui pengaruh kitosan terhadap sifat fisis, struldw nilai gizi dari ikan. Kitosan di isolasi dari limbah cangkang kepiting pesisir pantai Kota
Beng@
melalui proses deproteinasi, demineralisasi dan deasetilasi. Dari hasil penelitian didaptkan
kitg
dengan konsentrasi NaOH 50% pada proses deasetilasi yang menuqiutftan nilai optimumdengr
larna umur simpm ikan selama 2 har.l,
{saja
deasetilasi 90,12o/o, kadar protein sebesarlspl
f
dengan jumlah milroba sebesar 4,0 x l0z mikrob kolonilgram.
Kata Kunci : Kitosan, Pengawet, Ikan
PENDA}IT'LUAN
Ikan
merupakan bahan makananyang
banyak dikonsumsi masyarakatseh
sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalarni proses pembusukan dibandingkan deagrr
bahan makanan
lain.
Bakteri dan
perubatrankimiawi
padaikan mati menyebabtl
pembusukan.
Mutu
olahan ikan sangat tergantung pada mutu bahan mentahnya @sti Sediadi,2000).Minimnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan hasil perikanan di
ini
menimbulkan dampakbaru
bagi
pemerintahKota
Bengkulu.
Banyaknyahefl
tangkapanikan
yang
tidak
terdistribusi dengan
lancar
menyebabkanpenurun
kualitas/mutu hasil tangkapan. Padahal ikan yang berasal dari perairan Bengkulu y.nG masih segar sangat dirninati oleh pengusaha rumah makan asing
di
Pulau Jawa bahkanfi
luar negeri seperti Jepang, Singapura dan Amerika Serikat. Hasil tangkapan dalam
juml*
besar dari para nelayan tidak mampu ditampung sepenuhnya
di
Tempat PelelanganIkr
(tPI)
Pulau Baii yang merupakan sentra bisnis sektor perikanan di Kota Bengkulu.Jumft
l€mari pendingin yang hanya berjumlah sebanyak dua buah dengan kapasitas tampung
5D
60 ton tidak
dapat menzrmpung seluruhhasil
tangkapan para nelayanyang
kad,q
mancapai
l0
ton per hari. Akibatnya banyaknya hasil tangkapan yang terpaksadi
awetkr
ryhdu
tdi
Terryl
lium
rffift
ftrFan
ikr
strolcur
dr
h
B€nehft
&mkitm
m
dengr
r lt2l tl
tkat
selainm
denganu5rcbabkan
1(Esti dan
di wilayah
mya
hasil penurunanf,ulu
yangbahkan di
m
jumlah ngan Ikan Lu. Jumlah ppung 5Gg
kadang!i
awetkan pya seperti besar bagi Akibatnyanelayan yaog enggan menggunakan es balok
sebagai metoda pengawetan hasil pan' Penggunaan bahan
kimia
seperti boraks atau formalin lebih sering digunakani
pengawet karena harganyayang
masih terjangkaudan
hasir tangkapan bisabertahan lebih lamajika dibandingkan menggunakan es balok. Namun,
penggunaan boraks atau formalin secara terus menerus dapat membahayakan
kesehatan manusia.
Belum
adanya industri pengolahan produkperikanan
di
Kota
Bengkulu menyebabkan nelayan mengolahhasil
tangkapan yangtidak
terdistribusikandi
pasarlokal,
menjadiProd+
olatraru seperti ikan asin, makananjajanan, udang yang dibekukan tanph
kulit
dankepala' Produk olahan
ini
menghasilkan limbah perikanan yang tidakterolah dengan baik seperti limbah
kulit
udang atau kepiting. selamaini
pemanfaatan limbah cangkang udangdan kepiting hanya terbatas untuk campuran palon ternak saja, seperti
itik,
bahkan seringdibiarkan membusuk' Hal
ini
dapat menimbulkan masalatr bagilingkun$n
karena limbahperikanan dalam
iumlah
besar dapat meningkatkanbiological oxwen demond
danchemical orygen demand- Dengan membenlkan
s€dftit perlahnn,
limbah
udangarau
kepiting
tersebut
bisa
ditingkatkan
n,ai
ekonomis
dm
keguaa laa
de,nganmengisolasinya menjadi kitosan yang dapat
digunal.n
sebageipcqgru€
,q
aman padaproduk perikanan ataupun makanan (prasetiyo, 2N4).
Departemen TIrP FPIK-IPB secara intensif telah
mehhh
risct bchm aldif
umft
aplikasi produk-produk perairan guna menggantikan
barrantahm
ffi
sperti frrmalh,
klorin
dansianida
Salah satu prcduk tesebut adarahkitosil-
KaE
HGr
d@d
dari hewanlaut
salah satunya adarah udang dan kepitingyang
tcrdTt
pdr
c-gtengnya
Kadarkitin
dalam berat udang berkisar antara 60-70o/odanbih
dhEcs
pqFrdi
kitosanmenghasilkan
.15-20%
(Wardaniati
dan
Setyaningsih,Nry CrglTg
kepitingmengandung
protein
15,60-23,902o, karsium karbonat53,il-6461
da
khitin
rg,70_32,20yo yqng juga tergantung pada jenis kepiting dan tempat
hi&Fq'(r&qganov,
2003). Penelitian tentang pemanfaatan kitosan sebagaipergffi
l&nan
telah banyak
dilakukan'
Prasetyaningrumdkk-
Q007)telah
melakukmpcecSrr
tentang optimasi
derajat deasetilasi pada proses pembuahn kitosan dan
qr-u5a
sebagai pengawet pangan' Dari penelitiannya dihasilkan kitosan
dengan
konserrri
NeoH
50yo padaprosesdeasetilasi menghasilkan derajat deasetilasi optimum serta
dae
asrgawetkan tahu, baksodan mie basah selama
3
hari sedangkan ikan laut han)radTc
bertahan selama g-9 jam. Sari, J.W (2008) telah melakukan penelitian mengemipen$crim
kitosan sebagai bahan
pengawet alami dan pengaruhnya terhadap kandungan
foefi
d,n
organoleptis pada bakso
udang'
Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwakitcan
organoleptis dan kandungan protein
pada bakso udang selama
2
hart. Wardaniati dansetyaningsih (2009) juga telah melakukan penelitian tentang pemanfaatan kitosan darikulit
udang dalam pengawetan bakso.
Dari
penelitianini
dihasilkan konsentrasi kitosan yang optimal untuk digunakan sebagai bahan pengawet bakso ialah sebesarl,s
yodenganmasa
simpan 3 hari dan waktu perendaman kitosan yang optimal
adarah 60 noenit.
Berdasarkan pemapaftIn
di
atas, pada penelitianini
dilakukan penggunaan kitosan dari limbah cangkang kepiting pesisir pantai Kota Bengkuru untuk mengawetkan ikan yang terdapat
di
Tempat PelelanganIkan
Kota
Bengkulu. penelitian yangtelah
dilakukansebelumnya oleh Prasetyaningrum QooT)hanya dapat
mempertahankan umur simpan ikan selama 8-9
jam'
Proses pembuatan kitosan dari limbah cangkangkepiting melalui proses
deproteinasi, demineralisasi
dan
deasetilasi. Fada proses deasetilasidilak,kan
variasi konsentrasiNaoH
30'/u,40y\
50%Mn
6o%untuk melihat konsenhasiNaoH
optimum
terhadap derajat deasetilasi, umur simpan
ikan, jumlah mikroba dan nilai gizi dari ikan.
Metode Penelitian
Bahan dan
Atat
Penelitian
ini
dilakukandi
l^aboratoriumKimia
Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan
Alam
universitasBengkulu. Bahan-bahan yang digunakan adalah cangkang kepiting, aquades, larutan NaOH
I
M
UCI 2 lvf, CITCOOH lyo, selenhtm micture,HzSO+ pekat' mediaPDA
(Potato DextroseAga)
dan indikator
metil
merah. serta ikan segarsebagai bahan
uji'
Adapun alat yang digxmatm dalam percobaanini adalah statif dan klem, pipet ukur' bola hisap, termometer, gelas phla,
mognetic
stirer,
hotplatedesikator, kertas*fug,
oven, ayakanr50
mest, botol crrci, gsras ukur, neraca anaritilq batang pengadurglabu
ukur'
pipet tetes, corongindikats
pH
rmiversal, spekhofotorneter fourier transfonn inframerah
gttR)
Shimadzu, labu(iedaL
Prosedur
Kerja
Persiapan Sampel
cangkang kepiting yang diambil dari limbah restoran seafoodyang ada
di
daerahKota
Bengkulu' cangkang kepitingtersebut direbus, kemudian
dicuci
denganair
agarkotoYan yang melekat hilang, lalu
dikeringkan dalam oven pada suhu
l10-12;'c
selamakurang lebih satu
jam.
setelah kering kemudian digiringdan diayak menggunakan ayakan
150 mesh'
Hasil
ayakan digunakan sebagai sarrpel pada percobaanini
(puspawati danSimpen,2010).
Irohsi kitin
dari limbah
cangkang kepitingt-
Fenghilangan protein (deproteinasi)P
d
si di dt2.8
R
tx
saE
dam
3.
PnKi
30 IIand
da
Tahap Campuikan
p
pada p
sampai Setyani
Karal(
K Spektro transfor direnda Pengujibau,
kd
dilalrukr
r
m
&r
d-E
I{)II
ddei
rftr
dm
hbh
si&oe,
crb
il(ansfitif dm
lesklor,
ry
ada di&ngan
airl(F120o C
ggunakan
i
(Puspawatihoses
ini
dilakukan pada suhu75-80"c,
dengan menggunakan larutanNaoH
lM
dengan perbandingan serbuk kepiting dengan
NaoH:
I
: l0
(gr serbuk/l0 mlNaolt)
sambil diaduk
konstan selama60
menit.
Kemudian disaringdan
endapan yangdiperoleh
dicuci
dengan menggunakan aquades sampaipH
netral
lalu
didinginkan dalam desikator (Wardaniati dan Setyaningsih, 2009).Proses penghilangan garam mineral (demineralisasi)
Pada proses demineralisasi menggunakan suhu 25-30 oC dergan menggunakan lanrtan
r{CL 2
M
dan perbandingan sampel dengan larutan HCI:
I
:
10 (gr serbuVl0 ml HCI) sambil diaduk konstan selama 120menit.
Kemudian disaringdan
endapan yang diperolehdicuci
dengan menggunakan aquades sampaipH
netral
lalu
didinginkandalam desikator.
Hasil
dari
prosesini
disebutkitin
(Wardaniati dan Setyaningsill2me).
Proses Deasetilasi
Kitin
sebanyakl0
gr kemudian dimasukkan dalam larutan NaOH dengan konsentrasi30, 40, 50 dan 60% pada suhu 90
-
100 oC sambil diaduk konstan selama 60 meniLHasil
png
diperoleh berupaslurry disaring lalu dicuci
dengan aquades sampai pHnetal
lalu dikeringkan dalam desikator. Hasil yang diperoleh disebut kitosan @uspitadan Simpen,2010). Tahap
Aptikasi
Se6uk kitosan sebanyak 1,5
gr
ditambah d€ilgan 100ml
hnm
asam asetat lolo. Campuran diaduk selamaI
jam,
lalu disaring. Aplikasifihefixr
dengen cara merendamikan pada larutan kitosan dengan variabel waktu 1,
2
d*n 3
hili
dm
kmsentrasi NaOH pada proses deasetilasi dalam wadah yang borbedapeog@
dihkukan
setiap hari sampaiterjadi
perubahan tekstur, warna dan bau padaftm
tsrsehrt
(Wandaniati danSetyaningsih, 2009).
Karakterisasi
Kitosan
yang
diperoleh
dari
cangkang
kcptiry
dikarakterisasi
denganSpektofotometer Transform
lnfra
Merah (FTIR)
tm*
mengetahui
keberhasilantransformasi
kitin
menjadi kitosan.Untuk
melihatfingt*
kerusakanikan
yang telah direndam dengan kitosan maka diidentifikasi melatuir{i
organoleptis
danuji
miroba. Pengujian organoleptis dilakukan sendiri tanpa panelb dE"gan melihat perubahan struktur,htq
kekenyalaq pembntukan lendirpada ikan selanra 3ki,
uji
mikrobiologisdilakukan dengan metode hitungan cawan dalam nGdia
Potao
DextroseAgar
(PDA). Penentuan kadar protein terhadap ikan yang telalr&tndm
dalam larutan kitosan jugaEg
dilakukan untuk melihat pengaruh kitosan terhadap aspek
gizi
dari ikan baik
sebelumdiawetkan maupun setelah diawetkan menggunakan kitosan. Kadar
protein
dari
ikan dilakukan dengan metode Kjedal.IIASIL
DAhtPEMBAIIASAN
'
Dari proses deproteinasi dan demineralisasi terhadap cangkang kepiting diperolehrendemen
kitin
sebanyak l&,OL yo. Halini
telah sesuaidengan literature dimana kepiting mengandung
k*ritin
sebesar 18 -33Yo (Marganov, 2003). Sedikitnyakitin
yang diperolehkarena
cangkangkepiting
mengandungbanyak
mineral
yaitu
53,70-7g,40yo yangditunjukkan dengan banyaknya gelembung udara pada say penambahan
HCI
ke
dalam
sampel. Reaksi yang terjadi adalah :
CaCo3(s) +
2HC(l)
)
CaCt2(s) + H2O(l) + CO2(g)Sedangkan pada proses deasetilasi didapatkan rendemen kitosan
total
sebesar 57,06 o/o.
Cukup besarnya rendemen yang dihasilkan disebabkan karena pada penambahan NaOH
dengan konsentrasi tinggi mengakibatkan banyaknya pemutusan ikatan antara karbon pada
gugus asetil dengan nitrogen pada gugus amin. Hilangnya gugus asetil
ini juga
akan menyebabkan berkurangnya berat sampel yang dihasilkan(tlabibi,
200S). Warnakitin
yang semula onange kemerahan berubah menjadi krem keputihan.Kitosan cangkang
kepiting
yang diperolehdari
proses deasetilasikitin
denganvariasi konsentrasi NaOH dianalisis dengan
FTIR
untuk mengetahui apakahkitin
telahmgahmi
transformasi menjadi kitosan, yaitu dapat ditihat dari gugus flrngsi utamanyaserta memhndingkannya dengan spektra kitosan dari literatur. Hasil analisis spekha FTIR
dihmpilkan pada Tabel
l.
Tabel
l'
tlasil
analisis gugusfungsi
kitosandari
cangkangkepiting
dengan variasikonsentrasi NaOH pada proses deasetilasi
Gngns Fungsi
Bilangan Gelombang
("-'t
)Kitosan Literatur
Kitosan I
NaoH 3V/o
Kitosan 2 NaoH
40%
Kitosan 3
NaoH
5OYo
Kitosan 4
NaoH 60% OH 3450 3449,72 3449,72 34r'.9,72 3449,72
N.[I
uhn 333s 3271,27 3271,27 3271,272924,09
C-I{
ulur 2891,1 2895,51 2895,51 2gg5,5l2877,79 NH2gsmingan, N-H
bengkotffi
1655 1651,07 1627,92 1627,92 1651,07CH3 1419,5 14l9,6l
l4l9,6l
1419,61l4lg,6l
c4{
1072,3 1072,42 1072,42 t072,42 1080,14NH2 kibasan dan pelimirm 850,0 - 894,97
-
894,97lch
mg lch Dg
[r
'6.
t)II
&
h
trlr
ET
m
Em
dah trya
fIR
msl
Kitosan 4
NaoH 60%
3M8,72
2924,09 2877,79
1651,d7
,
1419,61 1080,14894,97
-Spektra FTIR memperlihatkan pola serapan yang muncul pada kitosan cangkang
kepiting
1,2
dan3 berturut-turut semnanya pda3448,72 cm-l yang menunjukkan vibrasiOH. Vibrasi ulur
N-H
pada kitosanl,
2
dan 3 pada 3271,27, sedangkan pada kitosan 4menunjukkan serapan pada 2924,09
cm-l
Serapan lainnyayaitu
pada 2885,51 dan2877,79
crrr
merupakan vibrasi ulur dari gugus C-H metilen. Vibrasi guntingan NHz dan bengkokanN-H
pada 1651,07; 1627,92;1627,92 dan 1651,07 cm-r. Serapan CH3 pada s€mua kitosan muncul pada 1419,6l cm'I. Adanya serapan pda1072,42 dan 1080,14 cm-lpada kitosan cangkang kepiting menunjukkan vibrasi gugus C-G'C. Vibrasi kibasan
N-H
muncul pada 694,37 crn
I
pada kitosan2
dan3.
Pertedaan yangterjadi
setelah tahapdeasetilasi adalah tidak munculnya gugus C=O pada 1680-1660
cm'l
yang menandakan hilang atau telah berkurangnya gugus C=O padakhitosq
serh munculnya serapan pada894,97
crrl
yang
merupakanvibrasi
dari
gugus kibasandan
pelintiranNHz.
Hasil karakterisasi menggunakan FTIRjuga
menunjukkrr
d€tqid
deasailasi seperti terdapatpada
Tabel2
dimananilai
derajat deasetilasi t€rtinggi.lilffilkm
oleh kitosan dengankonsentasi NaOH S0o/opada proses deasetilasi yaitu
sebcw
y}3tlyr.
Tabel 2. Data Derajat Deasetilasi Kitosan Pada Berbagai
kmmasi
NaOH pada ProsesDeasetilasi
Adapun
hasil
uji
organoleptis yang dilakukaafdr h
yang direndam dalam larutan kitosan l,5olo selama3
hari, dengan variablepcrtcfu
konsentrasi NaOH padaproses deasetilasi ditunjukkan pada Tabel 3. Dari
T#
3trlihat
hhwa
larutan kitosandengan konsentrasi NaOH S}Yopadaproses deasetilasi
'nlnFu
mempertahankan sifat fisis dan tekstur ikan selama 2 hari. Menurut BadanStandrindl{ed<mal
(BSI.[) mutu makanan Republik Indonesia, syarat mutu dan keamananmrkrn ut*
uji
organoleptik memilikinilai
minimal
7
@adan Standarisasi Nasional 0l-TTTr.l-2U06),
Berdasarkan hasiluji
mikrobiologis yang
dilakukan juga
terlihat
adm5njmlah
mikroba terkecil pada ikan yang direndam dalam lanrtan kitosan dengan konsemesiNOH
50% yaitu2,lxld
kolonimiroba/grarn pada hari
ke-I,
4xld
koloni miroba/grr
pada hari ke-2 dan 7,5 xl02 koloni miroba/gram padahari ke-3
(Gambarl).
Terhffiya
pertmrbuhan mikroba dengan750,0 694,37 586,36 578,64 570,93
N-H
kibasan
I
715694,37
|
694,37Sampel Kitosan
A
(NaOH
30%o)Kitosan
A
(NaOH407o)KiMA
(N{X
5070)Kitosan
A
(NaOH 607o)Derajat
pereNrdaman
kitosan
padaikan
disebabkan karena chitosan mempunyaikemampuan
sebagai antimikroba sebab
chitosan memiliki gugus
asam amino yaitu daram bentuk asetir
amino
(HCocHJ
dan
grukosamin"(cu4NHr)
yang
dapatberikatan dengan bagian
malaomolekul
yang
bermuatan
negatif pada
permukaansel
mikrob4
sehingga
pertumbuhan mikroba akan terhambat (Restuati,M., 200g).
Tabel 3' Hasil
uji
organoleptisPada Ikan yang Direndam daram
larutan
Kitosan r,5oloffi,r"T"if:JTrllrlsentrasi
NaoH pada proses deasetirasi(A:
tanpaWarr
sediki Lendil I^apisa Lapisa transtr ada l,apisakeru[
.
Lapisar.F
warnalo
t
endir mulait
keruh-Lendirr berwar
Lendirl
warnak
4.
Dagingo
Sayatancemerh
tidak
dr
sepanjal dindio
Sayatanspesifikj pemerah tulang
h
o
Sayatan rkurang c
jenis, tidi
sepanjanl
r
Sayatan dpudar, ba sepanjang dindi
o
Sayatan dwarna me
sepanjang
dindi
o
Sayatan drsekali, wa
,orsuralsl
(A:1
OH
SD%dan E:NaOHUOrO,.
Kenampakan
9t*tu-
uotamataiiloEl,
kome iernih.
Cerah,
UolamaGEr[
kornea iernihAgak ceratr, Uota-mata rar@ pupil agak keabu-abuan,
k"-gq
agak keruh.Bota.mata
agakG;-pupil berubah keabu-a6uan,
kornea agak keruh Bol?
Tut3 asak
c€G&-pupil keabu-abuan, korneao
Bolamah
""k
*g;,lpil
mutat berubah menjadi
Bola muta
rur$iffin[
kornea aseklrrr-i-^
r
Warna merah cemerlang,tanpa lender.
.
Warna m".ut,trraig
Vanah."*rrifrtffi
@a
lendir.:tq+
uguL t-,,ramJeOitit
Efrr-lfliadu
diRilo.asi---lkecoklatan,
sedikit-f1nh-.*A-"oEr,
EEbat
319
I I
I
I
.
Wama memh coklat adao
Lapisanlendirjernih,Lapisan lendirjemih,
transparan, eeralr, belum ada perubahan warna.
Lapisan lendir mulai agak
keruh, warna agak putih, Lapisan lendir mulai keruh, warna putih agak kusam, Lendir tebal menggumpal, mulai berubah warna putih, keruh.
o
Lendirtebalmenggumpal,'o
Lendirtebalmenggumpal,o
Sayatan daging sangatcemerlang, spesifik j enis,
tidak ada pemerahan sepanjang tulang belakang,
Sayatan daging cemerlang, spesifft jenis tidak ada pemerahan sepanjang
tulang belakang, dinding
.
Sayatan daging sedikitkurang cemerlang, spesifik jenis, tidak ada pemerahan
sepanjang tulang belakang,
.
Sayatan daging mulaipudar, banyak pemerahan sepanjang tulang belakang ,
dindins oerut asak lunak
o
Sayatan daging kusam,warna merah jelas sekali
sepanjang tulang belakan g,
o
Sayatandagingkusam sekali, warna merah jelasbelakang,
Aindingm
.
Pur1 sangat segar, sperifik
o
Bau amoniak mutaiterciunl
sedikit bau asamBau amoniak
k
ut, udub*
HzS, bau asam jelas dan
busuk
Padat, elasfis bila ditekan
dengan
jari,
sulit menyobek-d"Sing dari tulang
Agak pada! etastis Uita ditekan dengan
jari,
sulitmgVobek daging dari
Agak padat, agak elastis bila ditekan dengan
jari,
suJit meyobek daging dari
tulang belakans
.
Lquk lunalg kurang
"turti,
bila ditekan dengan
;ari,
agak mudah
meyrU"t
Lunah bekas
jari
terliha? bila ditekan, mudah menyobek daging dari.
lTflt
lunatq betas.laritidak hilang bila diteian,
Tuquh sekali menyobek
d@
drdat
deng
,@g
relq
kehra
Traosfi memp( dapat
menrmj
ik*
y, proses IKESITT'
l
l.
KitoDitinjau dari
nilai
,
I:T::'ah
diawetkan menggunakan lanrtam Hrosan datam berbagai variasi konsentrasilsrrlt[raslNaoH
pada proses deasetirasi, menunjukkanpcrtedaan yang cukup
signifikan
sepertiterlihat pada Gambar 2. Hasil
uji
protein yang dilakukan menunjukkannilai
kadar proteinopimum
pada penggunaan rarutan kitosandeqgm konsentrasi
NaoH
50%opadaproses
deasetilasi sebagai pengawet ikan. pada hari pertena didapatkan
kadar protein pada ikan
@a
kitosan sebesar t5,23yo danpada
ikan
dengan konsentrasiNaoH
50oz sebesar
It'21'/o'
hda
hari kedua didapatkan kadarproteh pada ikan tanpa kitosan
sebesar g,45yo
pros
syan
2.
Kito
optir
ihk
diawed<r
irsi konsentrad
plfikan
ri kadar Prot€h
?/o Pada
rotein Pada i
H
50%dan pada
ikan
dengan konsentrasiNaOH 50%
sebesarl3,3lYo
dan padahari
ketiga didapatkan kadar protein pada ikan tanpa kitosan sebesar 7,88yo sedangkan pada ikan dengan konsentrasi NaOH 507o sebesarl},sloh.
Meningkatnya kadar protein pada ikanyang
telah diawetkan menggunakan larutan kitosan disebabkan karena kitosan dapatmelapisi (coating) pennukaan bahan makanan sehingga kandungan bahan makanan tidak keluar (Hardj ito,2006).
Berdasarkan
hasil
karalterisasi gugus
fimpi
Irygm
Spcfcrofamer
Transform
Infra Merah (FTIR),
uji
organoleptis,uji
milcatiologb
dm uji
prdein
memperlihatkan bahwa kitosan dengan konsentrasiNaOH
5A*.le
trocs
deascihsidapat mempertafuankan
sifat fisis
dan
teksturikan
selama&l ki
Schitr
ib
iuga menunjukkannilai
optimum pada jumlatr milcoba dankadr
putl ru lail+*
padaikan
yangtelah
diawetkan mengunakan kitosan dengmkrrrgrali IlHxI
flffi @
proses deasetilasi.
KESIMPT]LAI\T
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
dida@aheIlffr
sebagai berikut:l.
Kitosan yang dihasilkan dari cangkang kepitingd€ogr'
- asi NaOH 50Yo padaproses deasetilasi mampu mempertatrankan
sifat
orgnaEds
ikan
yang memenuhisyarat mutu
selama}hai.
Z.
Kitosan
dengan konsentrasiNaOH
50%o padaPros
esaihsi
menujukkan nilaioptimum untuk derajat deasetilasi, jumlah mikroba
dm
e
prein
dariikan-Cflmbar
2.
Grafik
huhmga
kmsentrasi NaOHprcces deasailasi
teftdaP
kadarpoEhikl
^20
a
;1s
l!i!
ros
ts
to
l!!r!
v
.-a-HARIKE-1
..1-HARI KE-2
*-HAR
KE-|3Vo
3906/(}X
sWo WoYatd
tGns#
1l{r+l PadaPrces-fr
#
Uarlas&nsefadrWH
ItfPI .Grafft hubungan konsentrasi
NaOH
pada proses deasetilasiDAF'TAR
PUSTAKA
Esi
dan Sediadi. 200A. Ikon Asin Cara Kombinasi Penggaraman dan Peragian lkan Peda[Artikel].
Pengolahan Pangan.Habibi, M. 2008.Kecepatan Reaksi, http:/iwww.blogger/iLnu3engetahuan_alarn., 2 Maret 2009
Marganov.
2003.
PotensiLimbah Udang
Sebagai PenyerapLogam
Berat
(Timbal,Kadmium
dan
Tembaga)di
Perairan. http://rudvct.topcities.com/pps702Jl034/marganof.htm. [24 Agustus 2010].Puspawati, N. M. dan Simpen, I N. 2010. Optimasi Deasetilasi Khitin dari
Kulit
Udang danCangkang Kepiting Limbah Restoran Seafood Menjadi Khitosan
Melalui
Variasi Konsentasi NaOH.Jumal Kimia" 4(l),
79-90.Prasetyaningrum,
A.,
Rokhati,N.,
PurwintasadS.
2007. Optimasi Derajat Deasetilasi Pada Proses Pembuatan Chitosan dan pengaruhnya Sebagai pengawetPangan-Riptek,
vol
I
No.1,3946.
Prasetyo,
K.w.
2004. Pe,manfaaon Limbatr Cangkangudang
http:Arww.kompas.corqI
Desember 2@7
Sari, J.N.
2fi)8.
Pembsian Kitosan Sebagai Bahan PengawetAlami
dan PengaruhnyaTerhadap
Kadtmgan Protein dan
OrganoleptisPada
Bakso
Udang. FKIp
Universitas Muhammadiyatr Surakara.
Wardani*i
dan Sctyaningsih. Pembuotan ChitosanDari
Kulit
Udong Dan Aplikasinya(hmk
Pengawetan Bakso. Jurusan Tekni KimiauNDIp.
semarang.AI)
Tetah di kayu gel
Plaju pal ion logan
logam pt
Hasil pen
*-.ukuran
p
4.0797
n
Optimum rKata
Kur
PEI\DAI
pe kesejahter
udara, air r
atau
bahaberbahaya
mencemari bagi manrs
Indu
dapat menir
III
Plaju pat yang dalamdari
kegiata Frihannedy, i pengr dari hasiluji
mengandung 1,325 ppm, ol yang tersebutproses adsorbs