PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN FIQH MATERI IBADAH HAJI DAN
UMRAH DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA
KELAS VIII MTS SUDIRMAN AMBARAWA TAHUN
PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
DWI SILVIA ANGGRAINI
11111095
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
MOTTO
تِجَّ تِ وَ وَ لْ عُ لْاووَ جَّ وَ لْاوو مُّ تِ وَووَ
( قباو
196
)
“Dan Sempurnakanlah Ibadah Haji dan Umrah karena Allah” (Depag, Al Qur’an dan Terjemah 2006, 2: 24).
“Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan, dan saya percaya pada diri
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayah terhebatku Riyadi dan Ibu tercinta Suhaenah yang telah memberikan
cinta kasihnya sepanjang masa.
2. Kakakku Nur Ika Safitri dan Rendi Kustiawan yang selalu menyayangi ku
dan memberikan dorongan untuk selalu bangkit.
3. Keponakaanku Muhammad Raihan Akhtar Al-Fathin yang selalu
mebuatku tersenyum.
4. Keluarga besarku yang selalu menyayangi dan mendoakanku.
5. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag selaku dosen pembimbingku yang dengan
sabar membimbing dan mengarahkan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan motivasi dan banyak
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
7. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2011.
8. Teman-teman PPL ku di SMA Muhammadiyah Salatiga.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmad, taufik
dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan atas junjungan Nabi
Muhammad Saw, sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Fiqh Materi Ibadah Haji dan Umrah dengan Metode Jigsaw pada
Siswa Kelas VIII MTs Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/2018.” Dapat
diselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan skripsi ini, ditujukan sebagai syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di IAIN Salatiga. Dengan kerendahan hati dan kesadaran
penuh, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa
adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu. Untuk itu penulis sampaikan terimakasih
sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK)
3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI) dan Dosen Pembimbing, yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya, dengan penuh kesabaran dan
kebijaksanaannya dalam memberikan bimbingan dan arahan sehingga
4. Ibu Hj. Lilik Sriyanti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang selalu memberi dukungan kepada penulis.
5. Bapak dan Ibu dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan
jasanya dalam menuntut ilmu di IAIN Salatiga.
6. Karyawan dan Karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan
layanan serta bantuannya.
7. Segenap keluarga, terutama Ayah, Ibu dan Kakakku tercinta yang
selalu mencurahkan kasih sayang, perhatian, kesabaran, ketabahan
serta untaian do‟a yang tulus sepanjang waktu demi keberhasilan
penulis.
8. Bapak Sino Ariarto, S.Ag. selaku Kepala MTs Sudirman Ambarawa
yang telah memberikan izin dan bantuannya dalam penyelesaian
skripsi ini.
9. Bapak Ahmad Muhaimin, S.Ag. selaku guru mata pelajaran Fiqh MTs
Sudirman Ambarawa yang telah memberikan bantuan dalam
penyelesaian skripsi ini.
10.Segenap guru dan staf karyawan MTs Sudirman Ambarawa.
11.Siswa siswi kelas VIII A MTs Sudirman Ambarawa.
12.Seluruh sahabat yang senantiasa memberikan semangat, motivasi dan
dukungan kepada penulis. Semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah mesmbantu kelancaran skripsi ini.
Atas jasa-jasa dan kebaikan beliau diatas, penulis berdoa semoga Allah
ABSTRAK
Anggraini, Dwi Silvia.2018. Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqh Materi Ibadah Haji dan Umrah dengan Metode Jigsaw pada Siswa Kelas VIII MTs Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/2018.
Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Hj. Siti Rukhayati, M.Ag.
Kata Kunci: Prestasi Belajar, Fiqh, Ibadah Haji dan Umrah, Metode Jigsaw.
Penelitian ini dilatar belakangi adanya kenyataan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh kelas VIII MTs Sudirman Ambarawa masih tergolong rendah. Proses pembelajaran pada siswa cenderung terfokus pada guru, sehingga hanya guru yang aktif sedangkan siswa menjadi pasif. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa. Metode pembelajaran yang memungkinkan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan metode jigsaw.
Metode jigsaw dapat dijadikan solusi untuk menghindari pembelajaran yang pasif dan kelas menjadi lebih hidup karena antara guru dan peserta didik terjalin kerjasama. Pertanyaan yang ingin dijawab, apakah penerapan metode jigsaw
dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Fiqh materi ibadah haji dan umrah pada siswa kelas VIII MTs Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2017/2018?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subyek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII A dengan jumlah 23 siswa. Data hasil penelitian diperoleh dari tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
PENGESAHAN KELULUSAN...iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv
MOTTO... v
PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
ABSTRAK... x
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR GAMBAR... xvii
DAFTAR LAMPIRAN... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 6
C. Tujuan Penelitian... 6
D. Kegunaan Penelitian... 6
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan... 7
2. Indikator Keberhasilan... 7
F. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian... 8
2. Subjek Penelitian... 9
5. Instrumen Penelitian... 13
6. Pengumpulan Data... 14
7. Analisis Data... 15
G. Sistematilka Penulisan... 16
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar... 18
2. Pengertian Prestasi Belajar... 18
3. Fungsi Prestasi Belajar... 19
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 21
5. Ragam Evaluasi Hasil Belajar... 26
6. Perlunya Aktivitas dalam Belajar... 29
7. Komponen-Komponen Aktivitas Belajar... 29
8. Prinsip-Prinsip Aktivitas... 31
9. Jenis-Jenis Aktivitas dalam Belajar... 33
10.Pengertian Mata Pelajaran Fiqh... 34
11.Tujuan Mata Pelajaran Fiqh... 35
12.Fungsi Mata Pelajaran Fiqh... 35
13.Materi Ibadah Haji dan Umrah... 36
14.Pengertian Metode Jigsaw... 47
15.Langkah-Langkah Metode Jigsaw... 48
16.Kelebihan dan Kelemahan Metode Jigsaw... 49
B. Kajian Pustaka... 50
BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan... 53
2. Pelaksanaan... 53
3. Observasi... 56
4. Refleksi... 56
1. Perencanaan... 58
2. Pelaksanaan... 59
3. Observasi... 61
4. Refleksi... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Per Siklus 1. Deskripsi Data Pra Siklus... 64
2. Deskripsi Data Siklus I... 66
3. Deskripsi Data Siklus II... 68
B. Pembahasan 1. Siklus I... 72
2. Siklus II... 80
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 90
B. Saran... 90
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
4.1 Nilai Pra Siklus... 65
4.2 Nilai Siklus I... 67
4.3 Nilai Siklus II... 68
4.4 Gabungan Nilai Antar Siklus... 70
4.5 Lembar Obsevasi Guru Siklus I... 73
4.6 Lembar Observasi Siswa Siklus I... 77
4.7 Lembar Obsevasi Guru Siklus I... 80
4.8 Lembar Observasi Siswa Siklus II... 85
DAFTAR GAMBAR
1.1Siklus Penelitian Tindakan Kelas... 13
4.1 Nilai Evaluasi Siklus I... 72
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
2. Lampiran II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II
3. Lampiran III Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian
4. Lampiran IV Dokumentasi
5. Lampiran V Soal Evaluasi Siklus I
6. Lampiran VI Soal Evaluasi Siklus II
7. Lampiran VII Daftar Nilai Pra Siklus
8. Lampiran VIII Daftar Nilai Siklus I
9. Lampiran IX Daftar Nilai Siklus II
10.Lampiran X Lembar Observasi Guru Siklus I
11.Lampiran XI Lembar Observasi Guru Siklus II
12.Lampiran XII Lembar Observasi Siswa Siklus I
13.Lampiran XIII Lembar Observasi Siswa Siklus II
14.Lampiran XIV Surat Pengantar Lembaga
15.Lampiran XV Surat Keterangan Penelitian
16.Lampiran XVI Surat Tugas Pembimbing
17.Lampiran XVII Lembar Konsultasi Pembimbing
18.Lampiran XVIII Daftar Nilai Satuan Kredit Kegiatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk “memanusiakan manusia”.
Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan
sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya sebagai manusia.
Pendidikan dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu.
Dari tidak baik menjadi baik. Begitu pentingnya pendidikan dalam Islam,
sehingga merupakan suatu kewajiban perorangan.
Rasulullah bersabda:
مٍ عِ لْ بُ لِّ بُ طَل طَ ةٌ طَ لْ عِ طَ عِ لْ عِ لْا بُ طَ طَ
“Menuntut ilmu itu diwajibkan atas tiap orang Islam” (HR. Ibnu Barri).
Pendidikan pada hakikatnya merupakan kasih sayang Allah yang
diturunkan kepada segenap makhluk terutama manusia. Dengan kasih
sayangnya suatu proses pendidikan dapat berjalan dengan baik. Dengan kasih
sayanglah guru mendidik murid-muridnya (Muchtar, 2008: 3).
Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya dan memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia,
(UPMA STAIN Salatiga).
Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan
usaha dan kerja keras demi mewujudkan mutu pendidikan yang lebih baik.
Peranan pendidikan sangatlah penting, agar pendidikan dapat tercapai secara
maksimal salah satu usahanya adalah dengan menggunakan metode
pembelajaran.
Pemilihan metode pembelajaran merupakan salah satu faktor
terpenting dalam proses belajar mengajar. Metode disini adalah cara dan
siasat penyampaian bahan pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran agar
siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai
pelajaran dengan baik. Dalam proses interaksi belajar mengajar metode bagi
guru diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang di
inginkan setelah pembelajaran berakhir.
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang
yang dewasa dengan segala kemampuannya untuk dapat mengubah peserta
didik dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Guru merupakan sumber belajar bagi siswa, sebagai seorang guru
harus dapat menguasai kelas agar tercipta suasana proses belajar mengajar
yang menyenangkan. Guru juga harus dapat menciptakan suasana yang
efektif dan kondusif serta memperhatikan apakah lingkungan belajar itu
melibatkan siswa secara aktif. Untuk meningkatkan pengetahuan siswa, guru
harus mampu menentukan dan melaksanakan langkah-langkah program
Salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi keberhasilan dalam
pembelajaran adalah penggunaan metode yang sesuai. Apabila metode tidak
sesuai maka akan menimbulkan masalah bagi guru dan siswa. Seperti,
kurangnya kedisiplinan, kurangnya minat dalam belajar, dan tidak adanya
kesungguhan dalam belajar. Sebaliknya, apabila guru dapat menggunakan
metode dengan tepat maka akan membangkitkan minat siswa dalam
pembelajaran. Dengan demikian, guru harus dapat menerapkan metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa.
Salah satu bidang studi Pendidikan Agama Islam yang ada di
Madrasah Tsanawiyah adalah mata pelajaran Fiqh. Fiqh merupakan salah satu
bidang Pendidikan Agama Islam yang membahas hukum yang mengatur pola
hubungan antara manusia dengan Tuhan-Nya, manusia dengan manusia, dan
manusia dengan lingkungannya. Melalui pelajaran Fiqh diharapkan peserta
didik dapat menjalankan syari‟at Islam dengan sebagaimana mestinya.
Belajar Fiqh merupakan salah satu perintah Allah, sebagaimana dalam
firman Allah dalam surat At-Taubat ayat 122:
“Tidak sepatutnya bagi mu’minin itu pergi semuanya. Mengapa tidak pergi
dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,
supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (Q.S. At-Taubat :122).
perbuatan tanpa didasari dengan ilmu itu akan sia-sia. Manusia dikarunia akal
dan pikiran yang tidak dimiliki makhluk lain agar dapat mempelajari ilmu
apapun. Apabila tidak didasari dengan ilmu maka manusia akan menyimpang
dari agama. Fiqh lebih banyak dipelajari dalam Islam. Dengan memahami
Fiqh kita dapat memahami Islam sehingga kita dapat melaksanakan ajaran
agama Islam dengan baik dan benar. Fiqh adalah perwujudan kehendak Allah
terhadap manusia yang berisi perintah dan larangan.
Mata pelajaran Fiqh juga terdapat di MTs Sudirman Ambarawa.
Proses belajar mengajar Fiqh cenderung terfokus pada guru, dan kurang
berfokus pada siswa. Sehingga hanya guru yang cenderung aktif, sedangkan
siswa menjadi pasif. Indikator tersebut dapat dilihat dari pemusatan perhatian
siswa kepada guru kurang antusias. Akibatnya pemusatan respon umpan balik
dari pertanyaan guru kepada siswa kurang ditanggapi oleh siswa. Metode
yang digunakan guru dalam proses pembelajaran juga masih menggunakan
metode ceramah, siswa sering merasa bosan, tidak jarang mereka mengantuk
dan sebagian lagi asyik ngobrol sendiri. Sehingga keaktifan dalam proses
pembelajaran peserta didik masih tergolong rendah.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu
indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Jadi dapat
dikatakan bahwa rendahnya keaktifan siswa menunjukkan bahwa motivasinya
pun juga rendah, sehingga pemahaman dan penguasaan mata pelajar Fiqh
belum mencapai hasil yang memuaskan. Keaktifan akan tercipta apabila
berpengaruh pada hasil yang didapat siswa.
Mengingat permasalahan diatas, maka diperlukan perubahan strategi
dalam pembelajaran atau metode pembelajaran agar peserta didik akan lebih
aktif lagi dalam proses pembelajaran. Guru tidak akan berhasil melaksanakan
tugasnya apabila tidak dapat menguasai satu metode dengan baik.
Metode jigsaw dapat dijadikan solusi untuk menghindari
pembelajaran yang pasif. Dengan menggunakan metode jigsaw kelas menjadi
lebih hidup karena antara guru dan peserta didik terjalin kerjasama.
Partisipasi guru dan siswa adalah sama. Guru berperan sebagai mediator,
stabilitor dan manager yang mengatur pembelajaran. Tugas guru adalah
sebagai pendorong siswa untuk mengambil inisiatif sebanyak mungkin.
Metode jigsaw didesain untuk meningkatkan tanggung jawab peserta
didik dan orang lain. Peserta didik tidak hanya mempelajari materi yang
diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan membelajarkan
materi tersebut kepada kelompok lain (Sutikno, 2014: 87). Dengan demikian,
siswa dituntut untuk dapat bekerja sama dengan orang lain, bertanggung
jawab serta aktif dalam pembelajaran.
Fakta-fakta yang terurai diatas, mendorong penulis untuk melakukan
penelitian lebih lanjut yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa. Dalam hal ini penulis mengambil judul “Peningkatan Prestasi
Belajar Mata Pelajaran Fiqh Materi Ibadah Haji dan Umrah dengan
Metode Jigsaw pada Siswa Kelas VIII MTs Sudirman Ambarawa Tahun
B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
Apakah penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar
mata pelajaran Fiqh materi ibadah haji dan umrah pada siswa kelas
VIII MTs Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan
metode jigsaw dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Fiqh
Materi ibadah haji dan umrahpada siswa kelas VIII MTs Sudirman
Ambarawa tahun pelajaran 2017/2018.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat baik
secara teoritis maupun secara praktis, yaitu:
1. Secara teoretis, diharapkan dapat menambah khasanah teori pendidikan
yang sudah ada dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Secara praktis,
a. Bagi siswa
Penelitian Tindakan Kelas diharapkan dapat:
1) Meningkatkan prestasi belajar siswa.
2) Menjadikan siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
b. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih
kepada guru dalam hal:
1) Meningkatkan motivasi guru dalam hal memperbaiki strategis
pembelajaran.
2) Meningkatkan keprofesionalisme guru.
3) Lebih percaya diri dalam mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan.
c. Bagi Madrasah
Adapun penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
lembaga pengelola pendidikan, antara lain:
1) Dapat digunakan sebagai pembaharuan di madrasah.
2) Dapat digunakan untuk perbaikan dalam proses belajar mengajar.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Suatu penelitian ilmiah diharapkan mampu memberikan manfaat
sesuai dengan bidang yang diteliti. Adapun manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan
prestasi belajar mata pelajaran Fiqh materi ibadah haji dan umrah pada
siswa kelas VIII MTs Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode jigsaw ini dikatakan efektif apabila indikator
penulis adalah sebagai berikut:
1. Dalam pembelajaran Fiqh kriteria ketuntasan minimal kelas VIII
adalah ≥ 75
2. Ada peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus I ke
siklus II.
3. Kriteria ketuntasan klasikal dari keseluruhan siswa ≥ 85%.
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas
atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR),
yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan dikelas. Penelitian
Tindakan Kelas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan
(action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai
peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi)
dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan
segala kolaboratif dan patisipan yang bertujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui
suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus. PTK adalah
penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu
praktik pembelajaran di kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk
merencanakan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan
meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif oleh
peneliti dalam praktik pembelajarannya sehingga peneliti secara reflektif
dapat menganalisis terhadapat apa yang telah dilakukan dikelas. Dalam
hal ini berarti dengan melakukan PTK, peneliti dapat memperbaiki
praktik-praktik pembelajaran sehingga lebih efektif.
Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas
kolaboratif karena peneliti ikut berperan dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini menjadikan kelas sebagai objek penelitian. PTK tidak harus
dilakukan oleh seorang guru. PTK juga bisa dilakukan oleh orang luar
yang bekerja sama dengan guru yang bersangkutan.
2. Subjek Penelitian
Subjek yang akan dikenai tindakan adalah siswa kelas VIII A MTs
Sudirman Ambarawa dengan jumlah 23 siswa, terdiri dari 13 siswa
laki-laki dan 10 siswa perempuan. Dasar pertimbangan pemilihan subjek
adalah perlunya penerapan tindakan dalam penelitian ini terhadap
pembelajaran Fiqh.
3. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini peneliti menyusun rancangan tindakan yang
menjelaskan bagaimana penelitian tindakan tersebut akan dilakukan
(Arikunto, 2007: 75).
pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar observasi guru, lembar
observasi siswa, materi pembelajaran, lembar soal evaluasi siswa, dan
yang kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing.
Guru merupakan pihak yang melakukan tindakan dan peneliti
yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses
tindakan sebagai observer (peneliti) yang mengamati perilaku guru
dan siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pelaksanaan tindakan adalah menetapkan apa yang telah
direncanakan pada tahap perencanaan, yaitu tindakan di kelas.
Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari
tindakan yang sudah direncakan sebelumnya (Kusumah dan
Dwitagama, 2010: 39).
Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapkan
metode pembelajaran jigsaw dalam proses pembelajaran dilakukan
sesuai dengan jadwal pelajaran Fiqh kelas VIII. Materi yang akan
diberikan adalah materi Ibadah Haji dan Umrah.
Saat melakukan tindakan guru dibebaskan melakukan
pendekatan-pendekatan pembelajaran sehingga guru bersikap wajar
dan tidak dibuat-buat.
c. Pengamatan (Observasing)
Tahap ketiga ini dilakukan atau berjalan pada saat tahap
pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan yang terjadi
selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data
dilakukan dalam format observasi yang telah disusun.
Pengamatan dilakukan dari waktu ke waktu untuk melihat
proses dan hasil belajar siswa. Kegiatan observasi ini pada hakikatnya
adalah untuk mengetahui tujuan PTK ini dapat tercapai dan berjalan
lancar atau tidak.
d. Refleksi
Tahap terakhir dari suatu siklus ini dimaksudkan untuk
mengkaji seluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data
yang terkumpul. Dari data tersebut dilakukan evaluasi untuk
menyempurnakan tindakan selanjutnya.
Refleksi merupakan kegiatan mengulas secara kritis tentang
perubahan yang terjadi pada siswa, suasana belajar, dan guru.
Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka akan dilakukan
pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang alurnya sama dengan
siklus pertama. Siklus kedua dimaksudkan untuk mengulang
kesuksesan, meyakinkan, dan menguatkan hasil. Jika perlu akan
ditambahkan perbaikan tindakan dengan tujuan memperbaiki
hambatan atau kesulitan pada siklus pertama. Penelitian ini akan
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam
penelitian tindakan kelas yaitu:
a. Observasi
Digunakan untuk mendapatkan data tentang ketrampilan guru
dan aktifitas siswa selama proses pembelajaran dan menerapkan
dalam menggunakan metode jigsaw.
b. Tes Tertulis
Tes tertulis dilakukan terhadap siswa digunakan untuk
mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggabungkan target
kompetensi. Adapun tes tertulis yang digunakan ini termasuk dalam
evaluasi formatif.
c. Dokumentasi
Instrumen yang dapat digunakan peneliti berupa dokumentasi
yaitu foto sebagai bukti kegiatan pembelajaran menggunakan metode
Untuk lebih jelasnya tahap-tahap tersebut diatas dapat digambarkan
dalam model hubungan antar tahapan siklus sebagai berikut:
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Agung, 2012: 66)
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas ini terdiri dari:
a. Silabus
Silabus yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam
mengajar dan disusun untuk tiap siklus.
c. Lembar Observasi
1) Lembar Observasi guru untuk mengamati kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran.
2) Lembar Observasi siswa, untuk mengamati aktivitas siswa selama
proses pembelajaran.
d. Tes
Dalam hal ini peneliti, memberikan soal-soal yang disusun
sesuai kandungan materi dan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
e. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat
membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang berupa
foto kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan metode
jigsaw.
6. Pengumpulan Data
a. Observasi
Penulis melihat dan mengamati langsung sekaligus mencatat
kejadian-kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana keaktifan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan bagaimana
b. Tes
Dalam teknik pengumpulan data melalui tes, baik pre test
maupun post test dan lembar evaluasi yang telah disiapkan. Tes ini
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peningkatan prestasi
belajar siswa antara sebelum pelaksanaan tindakan dengan setelah
pelaksanaan tindakan, yaitu dengan melihat hasil dari lembar kerja
siswa yang telah diberikan.
c. Dokumentasi
Dokumen yang dapat penulis kumpulkan dalam teknik
dokumentasi adalah silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), nilai peserta didik sebelum dilakukan metode jigsaw pada mata
pelajaran Fiqh materi ibadah haji, penulis gunakan untuk mengetahui
sejauh mana pemahamana siswa tentang materi yang telah diajarkan.
7. Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan mengukur skor
nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yakni
sebesar ≥ 75 yang ditandai dengan adanya peningkatan kriteria ketuntasan
pada tiap siklusnya. Oleh karena itu setiap siswa dikatakan tuntas belajar
atau mencapai KKM apabila nilai yang diperoleh siswa ≥ 75, dan
sebaliknya setiap siswa dikatakan tidak tuntas belajar atau tidak mencapai
Selanjutnya, untuk menentukan akhir perbaikan melalui
siklus-siklus digunakan tolok ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKL) yang
telah dipilih sebesar 85%.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan penulisan ini maka disusun
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, bab ini menjelasakan tentang pokok
permasalahan yang menjadi landasan awal penelitian yaitu membahas tentang
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, metode penelitian
yang mencakup rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah
penelitian, teknik pengumpulan data, serta analisis data. Pada bagian ini
merupakan kerangka dasar dan mengarah aktivitas penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI, berisi kajian teori dan kajian pustaka.
Kajian teori mencakup prestasi belajar, aktivitas belajar, metode
pembelajaran jigsaw, mata pelajaran fiqh, materi ibadah haji dan umrah, dan
kajian pustaka mencakap hasil penelitian terdahulu.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN, berisi tentang dekskripsi
pelaksanaan per siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
(observasi) dan refleksi. Deskripsi siklus I, deskripsi siklus II, dan sebagainya
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi
tentang hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per siklus yang
keberhasilan dan berisi pembahasan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian belajar
Belajar adalah proses perubahan manusia ke arah tujuan yang lebih
baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain (Baharuddin, 2008:
15).
Menurut Slameto (2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sedangkan menurut Sriyanti (2011: 17) belajar adalah perubahan
permanen dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari
pengalaman dan tidak berhubungan dengan kondidi tubuh pada saat
tertentu semacam penyakit, kelelahan, atau obat-obatan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan belajar adalah perubahan perilaku dan pengalaman manusia
menuju ke arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya
sendiri maupun orang lain.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.
usaha”. Jadi, yang dimaksud dengan prestasi adalah kemampuan,
ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Arifin,
1988: 3).
Menurut Djamarah yang dikutip dalam bukunya Hamdani prestasi
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah di kerjakan, diciptakan, baik
secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah
dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan (Hamdani, 2011:
137).
Menurut Arifin (1988: 3) prestasi belajar merupakan masalah yang
bersifat parenial dalam sejarah kehidupan manusia selalu mengejar
prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.
Prestasi belajar berarti ketrampilan, kemampuan dan sikap
seseorang dalam belajar.
Prestasi yang dimaksud disini yaitu prestasi dalam bidang
pendidikan khususnya pelajaran Fiqh. Untuk mengetahui sejauh mana
proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil maka diperlukan suatu
evaluasi yang mengandung nilai-nilai dan dikenal dengan istilah prestasi
belajar.
3. Fungsi Prestasi Belajar
Menurut Arifin (1988: 3) fungsi prestasi belajar tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini
didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi hal ini sebagai
tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada
manusia, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program
pendidikan.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong
bagia anak dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
berperan sebagai umoan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat
dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan.
Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan
kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti
bahwa tinggi-rendahmya prestasi belajar dapat dijadikan indikator
tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya adalah
bahwa kurikulum yang digunakan relevan pula dengan pembangunan
masyarakat.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik
yang diharapkan dapat meneyerap seluruh materi pelajaran yang telah
diprogramkan dalam kurikulum.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks.
Oleh sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses
belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang diterapkan. Belajar tidak
hanya ditentukan oleh potensi yang ada dalam diri individu tetapi
dipengaruhi oleh faktor lain berasal dari luar diri yang belajar.
Hal ini diperkuat oleh Suryabatra (2004), Elliot (2000) dan
Woolfolk (1999) yang menyatakan bahwa keberhasilan belajar sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum, keberhasilan belajar
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Masing-masing faktor
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri
individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti
faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal
terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.
1) Faktor Nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Faktor
nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada di lingkungan
berupa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang
belajar, kondisi geografis sekolah dan rumah dan sejenisnya.
2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifar sosial, bisa dipilah
menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak).
Misalnya, kehehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan
anak dengan orang lain, keharmonisan atau pertengkaran dalam
keluarga, hubungan antar personil sekolah dan sebagainya.
b. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
fisiologis dan faktor psikologis.
1) Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam
diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:
a) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya
Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam
diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan
tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan
dan kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam
Sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan kurang bugar
dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar.
b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah keadaan
fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi
panca indra yang ada dalam diri individu. Panca indra
merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri
individu.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri
individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat
kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,
kematangan dan lain sebagaimanya (Sriyanti, 2011: 23-24).
a) Kecerdasan / Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga janis
yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke
dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui
atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,
mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat.
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan
belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai
tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada
begitu siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi
belum tentu pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini
disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks
dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan
intelegensi adalah salah satu faktor di antara faktor yang lain
(Slameto, 2010: 56).
b) Motivasi
Motivasi yaitu dorongan dari dalam diri sendiri untuk
melakukan sesuatu. Motivasi sangat penting dalam belajar,
setiap individu mempunyai needs (kebutuhan) atau wants
(keinginan). Setiap kebutuhan atau keinginan perlu
memperoleh pemenuhan. Dalam batas tertentu upaya
memenuhi kebutuhan itu seringkali merupakan tujuan. Jadi
bila tujuan tercapai, maka kebutuhan atau keinginan terpenuhi.
Sedangkan dorongan untuk memenuhi kebutuhan atau
mencapai tujuan itu sendiri merupakan motivasi. Agar belajar
dapat mencapai hasil harus ada motivasi.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tepat untuk
memperhatikan dan memegang beberapa kegiatan. Kegiatan
yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang
disertai dengan rasa senang. Minat selalu diikuti dengan
besar pengaruhnya terhadap belajar, bahan pelajaran yang
menarik siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena
minat menambah kegiatan belajar. Minat belajar yang telah
dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar atau prestasi siswa. Siswa yang
mempunyai minat belajar yang tinggi terhadap suatu hal maka
akan berusaha untuk melakukannya sehingga apa yang ingin
dicapai akan terlaksana sesuai dengan keinginannya.
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan
itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar atau berlatih.
Bakat itu mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran
yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil
belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah
selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya. Betapa
pentingnya mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa
belajar di sekolah yang sesuai dengan bakatnya.
e) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam
pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap
untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum
menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.
Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang) belum dapat
melaksankan kecakapannya sbeelum belajar. Belajarnya akan
lebih berhasil jika anak siap (matang). Jadi kemajuan baru
untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan
belajarnya (Slameto, 2010: 57-58).
f) Sikap
Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap
menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta
menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan
(Slameto, 2010: 188).
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar terdiri dari dua yaitu, faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor eksternal meliputi faktor non sosial dan faktor sosial. Sedangkan
faktor internal meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.
5. Ragam Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan
berkesinambungan. Oleh karena itu, ragamnya pun banyak. Mulai dari
yang sederhana sampai yang kompleks.
a. Pre Test dan Post Test
Kegiatan pre test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan
memulai penyajian baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi taraf
berlangsung singkat dan seiring tidak memerlukan tes tertulis. Post
test adalah kebalikan dari pre tes, yakni kegiatan evaluasi yang
dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah
untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah
diajarkan. Evaluasi ini juga berlangsung singkat dan cukup
menggunakan instrumen sederhana yang berisi item-item yang
jumlahnya terbatas.
b. Evaluasi Prasyarat
Evaluasi jenis ini mirip dengan pre tes. Tujuannya adalah
untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang
mendasari materi baru yang akan diajari. Contoh: evaluasi penguasaan
penjumlahan bilangan sebelum memulai pelajaran perkalian bilangan,
karena penjumlahan merupakan prasyarat atau dasar perkalian.
c. Evaluasi Diasnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan
pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang
belum dikuasai siswa. Instrumen evaluasi jenis ini di titik beratkan
pada pada pembahasan tertentu yang dipandang telah membuat siswa
mendapat kesulitan.
d. Evaluasi Formatif
Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan” yang
dilakuan setiap penyajian akhir satuan pelajaran atau modul.
evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis (mengetahuai
penyakit/kesulitan) kesulitan belajar siswa. Hasil diagnosis kesulitan
belajar tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan rekayasa
pengajaran remidial (perbaikan).
e. Evaluasi Sumatif
Ragam evaluasi sumatif dapat disebut dengan “ulangan
umum” yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau
prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program
pengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan pada setiap akhir semester
atau akhir tahun ajaran. Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi
kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik atau tidaknya siswa
ke kelas yang lebih tinggi.
f. Ujian Akhir Nasional (UAN)
Ujian Akhir Nasional (UAN) yang dulu disebut EBTANAS
(Evaluasi Belajar Tahap Akhur Nasional) pada prinsipnya mirip sama
dengan tes sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status
siswa. Namun, UAN yang diberlakukan mulai tahun 2002 untuk siswa
yang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan
tertentu seperti jenjang SD/MI, SLTP/MTs, dan sekolah-sekolah
menengah yakni SMA dan sebagainya (Syah, 2013: 197).
Jadi dapat disimpulkan bahwa ragam evaluasi ada beberapa
macam anatara lain: pre tes dan post tes, evaluasi prasayarat, evaluasi
6. Perlunya Aktivitas dalam Belajar
Belajar pada dasarnya adalah berbuat, berbuat untuk mengubah
tingkah laku. Jadi bisa dikatakan bahwa belajar berarti melakukan
kegiatan. Ini berarti tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Inilah
sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting
dalam proses belajar.
Menurut Frobel dan Montessori dalam (Sardiman, 1994: 95-96)
menuliskan bahwa:
a. Frobel mengatakan bahwa “manusia sebagai pencipta”. Dalam ajaran
agama pun diakui bahwa manusia adalah sebagai pencipta yang kedua
(setelah Tuhan). Secara alami anak didik memang ada dorongan untuk
mencipta. Anak adalah suatu organisme yang berkembang dari dalam.
Prinsip utamanya adalah bahwa anak itu harus bekerja sendiri.
b. Montessori juga menegaskan bahwa anak-anak itu memiliki
tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri.
Dengan mengemukakan beberapa pandangan dari para ahli diatas,
maka jelaslah bahwa siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain bahwa
dalam belajar perlu adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar tidak akan
berlangsung dengan baik.
7. Komponen-Komponen Aktivitas Belajar
Proses belajar dilaksanakan oleh individu dengan dibantu guru
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Tujuan-tujuan tersebut dalam
diorganisasikan dalam bentuk metode dan model pembelajaran agar lebih
mudah dipahami dan dicapai oleh siswa. Oleh sebab itu, pada dasarnya
aktivitas belajar memiliki beberapa komponen atau unsur yang selalu
menyertai. Menurut Sugiyono dan Hariyanto (2011: 126-127),
kompenen-komponen tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tujuan Belajar
Proses belajar selalu dimulai karena adanya tujuan-tujuan
tertentu yang hendak dicapai. Selain itu, proses belajar akan lebih
efektif apabila siswa mengerti tujuan dan manfaat dari materi
pelajaran yang akan dipelajari bersama.
b. Materi Pelajaran
Tujuan belajar yang hendak dicapai akan mudah dicapai
siswa apabila ada sumber-sumber materi pelajaran. Artinya, ada
bahan materi yang dipelajari yang sudah tersusun dan siap
dikembangkan.
c. Kondisi Siswa
Kondisi siswa sebagai subjek belajar juga merupakan
komponen penting. Seperti:
1) Kesiapan siswa artinya, agar proses belajar berhasil maka siswa
perlu memiliki kesiapan, baik fisik maupun psikis serta
kematangan untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar.
2) Kemampuan interprestasi siswa artinya, siswa mampu membuat
belajar dengan pengetahuan siswa, serta
kemungkinan-kemungkinan tujuan yang akan dicapai dari sebuah materi
pelajaran.
3) Kemampuan respon siswa artinya siswa secara aktif melakuan
aktivitas belajar, sesuai dengan intruksi yang diberikan, baik
dalam pengerjaan tugas-tugas, kerja kelompok, maupun aktivitas
belajar lainnya.
4) Situasi proses belajar artinya, keberhasilan belajar siswa juga
ditentukan oleh situasi dan kondisi ketika proses belajar
dilaksanakan.
5) Hasil belajar sebagai konsekuensi artinya hasil belajar siswa
dalam bentuk nilai akan baik atau buruk.
6) Reaksi terhadap kegagalan artinya akan selalu ada reaksi yang
muncul terhadap hasil belajar yang telah diperoleh. Misalnya,
kegagalan dapat menurunkan semangat dan motivasi, sedangkan
keberhasilan dapat meningkatkan semangat dan motivasi (Irham,
2013: 119-120).
Jadi dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen belajar
meliputi, tujuan belajar, materi belajar dan kondisi siswa.
8. Prinsip-Prinsip Aktivitas
Menurut Sardiman (1994: 96) menuliskan bahwa, prinsip-prinsip
belajar dapat dilihat dari sudut pandang perkembangan konsep jiwa
tentu yang menjadi fokus perhatian adalah kompenen manusiawi yang
melakukan aktivitas dalam belajar mengajar, yaitu siswa dan guru.
Untuk melihat prinsip aktivitas belajar dari sudut pandang ilmu
jiwa dibagi menjadi dua pandangan yakni ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa
baru.
a. Pandangan Ilmu Jiwa Lama
Menurut John Locke dengan konsepnya tabularasa,
mengibaratkan jiwa (psyche) seseorang bagaikan kertas putih yang
tidak bertulis. Kertas putih ini kemudian akan mendapatkan coretan
atau tulisan dari luar. Siswa diibaratkan kertas putih, sedang unsur dari
luar yang menulisi adalah guru.
Selanjutnya Herbert memberikan rumusan bahwa jiwa adalah
keseluruhan tanggapan yang secara mekanis dikuasai oleh
hukum-hukum asosiasi. Atau dengan kata lain dipengaruhi oleh unsur-unsur
dari luar. Relevansinya dengan konsep John Lock, bahwa guru pulalah
yang aktif, yakni menyampaikan tanggapan-tanggapan itu.
Mengkombinasikan dua konsep yang baik dikemukakan John
Locke maupun Herbert, jelas dalam proses belajar-mengajar guru
akan senantiasa mendominasi kegiatan. Siswa terlalu pasif, sedang
guru aktif dan segala inisiatif datang dari guru. Jadi, siswa kurang
b. Pandangan Ilmu Jiwa Modern
Aliran ilmu jiwa yang tergolong modern akan menerjemahkan
jiwa manusia itu sebagai sesuatu yang dinamis, memiliki potensial dan
energi sendiri. Oleh karena itu secara alami anak didik itu juga bisa
menjadi aktif, karena adanya motivasi dan didorong oleh
bermacam-macam kebutuhan.
9. Jenis-Jenis Aktivitas dalam Belajar
Banyak jenis aktivitas yang dilakukan disekolah, tidak hanya
mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah
tradisional. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (1994: 100) menuliskan
aktivitas peserta didik di sekolah antara lain sebagai berikut:
a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,
interupsi.
c. Listening activities, sebagai contoh, mendengarkan: uraian,
percakapan, diskusi, musik, pidato.
d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin.
e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,
f. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat, kontruksi, model mereparasi, bermain,
berkebun, berternak.
g. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggap, mengingat,
memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil
keputusan.
h. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Jika aktivitas-aktivitas diatas dilakukan disekolah maka akan
tercipta suasana pembelajaran yang lebih dinamis.
10.Pengertian Mata Pelajaran Fiqh
Menurut bahasa “fiqih” berasal dari kata اًه لْقعِ – بُهطَقلْفطَ – طَهعِقطَ yang berarti “mengerti atau faham”. Jadi, ilmu fiqh adalah suatu ilmu yang
mempelajari syariah yang bersifat amaliah (perbuatan) yang diperoleh
dari dalil-dalil hukum yang terinci dari ilmu-ilmu tersebut (Karim, 2006:
11).
Dalam buku Kurikulum Madrasah Tsanawiyah (Standar
Kompetensi) (Depag RI, 2005: 46-47) dijelaskan bahwa mata pelajaran
Fiqh di Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah salah satu sub mata
pelajaran PAI di MTs terdiri dari 4(empat) sub mata pelajaran, yaitu: 1)
Akidah Akhlak; 2) Al-Qur‟an Hadits; 3) Fiqh; dan 4) Sejarah
Kebudayaan Islam.
didefinisikan sebagai salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum Islam,
yang kemudian menjadi dasar pandangan hidup (way of life) melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan
pembiasaan.
11.Tujuan Mata Pelajaran Fiqh
Fiqh di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta
didik agar dapat:
a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara
terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli, sebagai
pedoman hidup bagi kehidupan pribadi dan sosial.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan
benar, sehingga dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum
Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam
kehidupan pribadi maupun sosialnya.
12.Fungsi Mata Pelajaran Fiqh
Mata pelajaran fiqh di Madrasah Tsanawiyah berfungsi untuk:
a. Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada
Allah SWT, sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia
b. Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan
peserta didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Madrasah dan masyarakat.
c. Pembentukan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di
madrasah dan masyarakat.
d. Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt, beserta
akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, melanjutkan yang
telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga.
e. Pembangunan mental peserta didik terhadap terhadap lingkungan
fisik dan sosial melalui ibadah dan muamalah.
f. Perbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan dan pelaksanaan ibadah dalam kehidupan
sehari-hari.
g. Pembekalan peserta didik untuk mendalami Fiqh atau hukum Islam
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi
(
Http://joharcomfoto.blogspot.com/2011/06/pembelajaaran-fiqih-di-mts.html).
13.Materi Ibadah Haji dan Umrah
Ibadah Haji
a. Pengertian Ibadah Haji dan Hukumnya
Arti haji secara bahasa adalah بُ لْ طَقلْاطَ ()artinya menyengaja, sedangkan pengertian haji menurut syariat Islam adalah sengaja
terdiri atas tawaf, sa‟i, wukuf, dan amalan-amalan lainnya pada masa
tertentu untuk memenuhi panggilan Allah Swt serta mengharapkan
keridaan-Nya dengan syarat dan hukum tertentu.
Ibadah haji wajib dilaksanakan secepat mungkin bagi mereka
yang mampu untuk memenuhi syaratnya. Jika seseorang yang sudah
memenuhi syarat-syaratnya dan tidak segera menunaikan ibadah haji,
ia akan berdosa karena melalaikannya.
Hukum melaksanakan ibadah haji adalah wajib. Meskipun
demikian, dalam keadaan tertentu hukum melaksanakan ibadah haji
bisa menjadi sunah, makruh, bahkan haram.
1) Hukumnya wajib, untuk pertama kali dan telah mampu untuk
menjalankannya, apabila bernazar untuk haji maka wajib
melaksankannya.
2) Hukumnya sunah, apabila dapat mengerjakan haji untuk kedua
kali dan seterusnya.
3) Hukumnya makruh, apabila sudah pernah pergi haji sementara
masyarakat yang hidup di sekelilingnya serba kekurangan dan
butuh bantuan untuk kelangsungan hidupnya.
4) Hukumnya haram, apabila ia pergi haji dengan maksud membuat
kerusakan di negeri Mekah.
b. Syarat Wajib Haji
Syarat wajib haji adalah hal-hal yang harus dipenuhi ketika
berikut:
1) Beragama Islam, orang kafir tidak sah mengerjakan ibadah haji.
2) Berakal, orang gila dan orang bodoh tidak wajib mengerjakan
ibadah haji.
3) Balig, anak-anak tidak wajib haji. Jika anak-anaknya
mengerjakannya, hajinya sah sebagai amal sunah, kalau sudah
cukup umur atau dewasa wajib melaksanaknnya kembali.
4) Merdeka
Mampu (istita‟ah) menjalankannya, seperti memiliki biaya untuk
pergi ke Mekkah dan kembali, sehat jasmani dan rohani, memiliki
ilmu tentang haji, aman selama perjalanan dari pergi hingga
pulang.
c. Rukun Haji
Rukun haji adalah beberapa amalan yang harus dikerjakan
dalam ibadah haji dan tidak bisa diganti dengan membayar denda
(dam) bila meninggalkannya. Jika ditinggalkan hajinya batal, dan
harus mengulangi dari awal di tahun sebelumnya. Rukun haji sebagai
berikut,
1) Ihram, adalah niat untuk melaksanakan ibadah haji dengan
memakai pakaian yang serba putih dan tidak berjahit.
2) Wukuf, adalah berhenti di Padang Arafah pada tanggal 9
dzulhijah mulai dan dari waktu zuhur sampai terbit fajar pada
3) Tawaf ifadah, adalah mengelilingi ka‟bah 7 kali dimulai dari
Hajar Aswad.
4) Sa‟i, adalah berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah
sebanyak tujuh kali.
5) Tahalul, adalah mencukur atau menggunting rambut kepala paling
sedikit tiga helai.
6) Tertib, adalah mendahulukan sesuai dengan urutan ibadah haji.
d. Wajib Haji
Wajib haji adalah bagian-bagian di dalam ibadah haji yang
harius dilaksanakan selama menunaikan ibadah haji dan apabila tada
yang tertinggal dapat diganti dengan membayar dam atau denda,
berupa menyembelih hewan atau berpuasa.
Adapun wajib haji sebagai berikut:
1) Ihram dari miqat,yakni memakai pakaian ihram yang dimulai dari
batasan waktu dan tempat yang ditentukan.
2) Bermalam di musdalifah, yaitu setelah wukuf di padang Arafah
pada tanggal 10 dzulhijah lewat tengah malam.
3) Bermalam di Mina.
4) Melempar jumrah aqabah pada hari Raya Idul Adha.
5) Melempar tiga jumrah, yaitu „ula, wustha, dan aqabah.
e. Larangan ibadah haji
1) Larangan bagi jamaah Pria
a) Memakai pakaian yang berjahit.
b) Memakai tutup kepala pada waktu ihram.
c) Memakai sepatu yang menutupi mata kaki selama ihram.
2) Larangan bagi jamaah wanita
Memakai tutup muka dan sarung tangan sewaktu ihram.
3) Larangan bagi jamaah pria dan wanita
a) Memotong kuku.
b) Memcukur rambut kepala.
c) Memakai harum-haruman.
d) Berburu atau membunuh binatang.
e) Mengadakan perkawinan.
f) Mencaci maki, mengumpat, bertengkar, dan mengucapksan
kata-kata kotor.
g) Menebang pohon, termasuk memecahkan rantingnya.
f. Macam-Macam Haji
1) Haji ifrad, mengerjakan haji dan umrah dengan cara
mendahulukan haji daripada umrah dan keduanya dilaksanakan
secara terpisah.
2) Haji tamattu‟, mengerjakan haji dan umrah dengam
mendahulukan umrah daripada haji, dan umrah dilakukan pada
3) Haji kiran, mengerjakan haji dan umrah sekaligus.
g. Miqat Haji
Miqat haji adalah batas waktu atau batas tempat untuk
memulai ihram ibadah haji atau umrah. Miqat haji dikategorikan
menjadi dua macam berikut,
1) Miqat zamani, yaitu batas waktu mulai melakukan ihram ibadah
haji.
2) Miqat makani, yaitu batas tempat mulai melakukan ibadah haji.
h. Urutan Pelaksanaan Haji
a. Ihram
Pada tanggal 8 dzulhijah (hari tarwiyah) jamaah haji
melakukan ihram untuk haji, dengan persiapan sebagai berikut:
a) Mandi dan berwudhu.
b) Memakai wangi-wangian pada tubuh untuk laki-laki, dan
perempuan dilarang memakai wangi-wangian.
c) Memakai pakaian ihram, kemudian mengucapkan
هاً جطَح َّ بُ َّ ا طَكلْيطَبطَا,
Artinya: “Ya Allah, kami penuhi panggilan-Mu untuk
melakukan haji”.
b. Mabit (bermalam) di Mina
Setelah melakukan ihram, kemudian keluar menuju Mina.
Di Mina melakukan salat Zuhur sampai dengan Subuh dengan
cara menqashar pada waktunya masing-masing, selain salat
c. Wukuf di Padang Arafah
Di padang arafah jamaah menunggu wukuf tanggal 9
dzulhijjah setelah tergelincir matsahari (waktu zuhur) sampai
terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah 9 hari Raya Idul Adha). Wukuf
merupakan inti dari ibadah haji. Jadi, bila seseorang ketinggalan
dalam wukuf, maka hajinya batal. Pada saat ibadah ahaji
hendaknya memperbanyak dzikir.
d. Mabit (bermalam) di Muzdalifah
Setelah matahari terbenam, para jamaah haji menuju
Muzdalifah, sesampainya disana melakukan salat magrib dan
isya‟ secara jamak qashar. Kemudian jamaah haji mencari
minimal tujuh butir kerikil untuk melempar jumrah aqabah.
e. Menuju Mina
Sesudah matahari terbit tanggal 10 dzulhijjah, jamaah haji
menuju Mina. Sesampainya di Mina, jamaah haji melakukan
hal-hal berikut:
a) Melempar jumrah aqabah dengan kerikil tujuh kali secara
berturut-turut, setiap lemparan diiringi dengan takbir, setelah
membaca doa
اًرلْوبُفلْغطَ هاًبلْنطَ ذطَو اًرلْوبُ لْبطَ هاً جطَح بُهلْ طَ لْج َّ بُ َّ اطَ
Artinya: “Ya Allah, jadikanlah haji yang mabrur dan dosa
b) Menyembelih hadyu (hewan kurban), bagi yang berhaji
secara tamattu‟ dan qiran.
c) Mencukur rambut, yang dinamakan dengan tahalul awal.
d) Melakukan Tawaf ifadah dan sa‟i.
e) Mabit di Mina dan Melempar Jumrah ula, wusta, dan aqabah
Setelah tawaf ibadah, jmaah haji kembali ke Mina dan
bermalam disana pada hari tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan
13 dzulhijjah. Pada tanggal-tanggal tersebut di Mina, jamaah
haji melempar ketiga jumrah mulai dari jumrah ula,
kemudian wusta, dan aqabah setelah tergelincir matahari
(Zuhur) masing-masing dengan tujuh lemparan dan setiap
lemparan diiringi dengan takbir.
f) Tawaf wada‟
Tawaf wada‟ adalah tawaf perpisahan sebelum
meninggalkan kota Mekah. Tawaf wada‟ dilakukan tanpa
lari-lari di tiga putaran pertama dan tanpa sa‟i.
Ibadah Umrah
a. Pengertian Ibadah Umrah dan Hukumnya
Kata umrah secara bahasa artinya بُ طَرهطَ لِّلاطَ mengunjungi atau datang. Umrah menurut istilah artinya mengunjungi baitullah
Ka‟bah, tawaf, sa‟i, dan memotong rambut untuk beribadah semata
-mata karena Allah Swt.
1) Hukum Wajib
Hukum umrah wajib ain bagi orang yang baru pertama
kali menunaikan umrah bersamaan dengan menunaikan ibadah
haji yang pertama kali. Begitu juga apabila seseorang yang sudah
menunaikan ibadah haji bersama umrah, kemudian ia bernazar
akan umrah, maka ia wajib menunaikan umrah untuk,
menunaikan nazarnya.
2) Hukum Sunah
Hukum umrah menjadi sunah bagi orang yang sudah
pernah melaksanakan umrah yang pertama kali bersamaan dengan
ibadah haji.
b. Syarat Wajib dan Syarat Sahnya Umrah
1) Syarat Wajib Umrah sama seperti wajib haji yaitu:
Islam, balig, berakal, merdeka artinya bukan hamba sahaya,
istiha‟ah atau mempunyai kemampuan.
2) Syarat sahnya umrah sama dengan syarat sahnya haji yaitu:
Islam, balig, berakal dan merdeka.
c. Rukun Umrah
Perbedaan rukun umrah dengan rukun haji adalah rukun
umrah tidak ada wukuf di padang Arafah dan boleh dilaksanakan
pada bulan apa saja, adapan rukun haji harus wukuf di padang
Arafah dan harus dikerjakan pada bulan dzulhijah saja.
1) Ihram dengan niat untuk ihram.
2) Tawaf, yaitu mengelilingi Ka‟bah sebanyak tujuh kali dengan niat
tawaf umrah.
3) Sa‟i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Safa dan bukit Marwah.
4) Tahallul, yaitu memotong atau menggunting rambut paling sedikit
tiga helai.
5) Tertib artinya menertibkan rukun dengan mendahulukan yang
lebih dahulu tidak boleh dibolak-balik.
Adapun wajib umrah ada dua macam, yaitu
1) Ihram dimulai dari miqat (miqat makani saja).
2) Meninggalkan semua hal yang diharamkan (dilarang selama
melaksanakan ihram).
d. Pelaksanaan Ibadah Umrah
1) Ihram
Ihram adalah niat melakukan umrah dengan menjauhi
hal-hal yang terlarang selama ihram. Caranya sebagai berikut:
a) Setelah sampai miqat, jamaah umrah hendaknya mandi,
bersuci dan memotong kuku, memakai wangi-wanhgian.
b) Meninggalkan pakaian yang berjahit dan pakaian ihram.
c) Mengucapkan atau melafazkan niat umrah (tidak hanya di
dalam hati), yaitu
طَ طَ لْ بُ َّ بُ َّ ا طَكلْيطَبطَا
Artinya: “Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk