• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH MATERI IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII MTS SUDIRMAN AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH MATERI IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII MTS SUDIRMAN AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S."

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN FIQH MATERI IBADAH HAJI DAN

UMRAH DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA

KELAS VIII MTS SUDIRMAN AMBARAWA TAHUN

PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

DWI SILVIA ANGGRAINI

11111095

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

تِجَّ تِ وَ وَ لْ عُ لْاووَ جَّ وَ لْاوو مُّ تِ وَووَ

( قباو

196

)

“Dan Sempurnakanlah Ibadah Haji dan Umrah karena Allah” (Depag, Al Qur’an dan Terjemah 2006, 2: 24).

“Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan, dan saya percaya pada diri

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Ayah terhebatku Riyadi dan Ibu tercinta Suhaenah yang telah memberikan

cinta kasihnya sepanjang masa.

2. Kakakku Nur Ika Safitri dan Rendi Kustiawan yang selalu menyayangi ku

dan memberikan dorongan untuk selalu bangkit.

3. Keponakaanku Muhammad Raihan Akhtar Al-Fathin yang selalu

mebuatku tersenyum.

4. Keluarga besarku yang selalu menyayangi dan mendoakanku.

5. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag selaku dosen pembimbingku yang dengan

sabar membimbing dan mengarahkan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

6. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan motivasi dan banyak

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

7. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2011.

8. Teman-teman PPL ku di SMA Muhammadiyah Salatiga.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmad, taufik

dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan atas junjungan Nabi

Muhammad Saw, sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar

Mata Pelajaran Fiqh Materi Ibadah Haji dan Umrah dengan Metode Jigsaw pada

Siswa Kelas VIII MTs Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/2018.” Dapat

diselesaikan dengan baik.

Dalam penyusunan skripsi ini, ditujukan sebagai syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan di IAIN Salatiga. Dengan kerendahan hati dan kesadaran

penuh, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa

adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu. Untuk itu penulis sampaikan terimakasih

sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan (FTIK)

3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Agama Islam (PAI) dan Dosen Pembimbing, yang telah meluangkan

waktu, tenaga dan pikirannya, dengan penuh kesabaran dan

kebijaksanaannya dalam memberikan bimbingan dan arahan sehingga

(8)

4. Ibu Hj. Lilik Sriyanti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang selalu memberi dukungan kepada penulis.

5. Bapak dan Ibu dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan

jasanya dalam menuntut ilmu di IAIN Salatiga.

6. Karyawan dan Karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan

layanan serta bantuannya.

7. Segenap keluarga, terutama Ayah, Ibu dan Kakakku tercinta yang

selalu mencurahkan kasih sayang, perhatian, kesabaran, ketabahan

serta untaian do‟a yang tulus sepanjang waktu demi keberhasilan

penulis.

8. Bapak Sino Ariarto, S.Ag. selaku Kepala MTs Sudirman Ambarawa

yang telah memberikan izin dan bantuannya dalam penyelesaian

skripsi ini.

9. Bapak Ahmad Muhaimin, S.Ag. selaku guru mata pelajaran Fiqh MTs

Sudirman Ambarawa yang telah memberikan bantuan dalam

penyelesaian skripsi ini.

10.Segenap guru dan staf karyawan MTs Sudirman Ambarawa.

11.Siswa siswi kelas VIII A MTs Sudirman Ambarawa.

12.Seluruh sahabat yang senantiasa memberikan semangat, motivasi dan

dukungan kepada penulis. Semua pihak yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu yang telah mesmbantu kelancaran skripsi ini.

Atas jasa-jasa dan kebaikan beliau diatas, penulis berdoa semoga Allah

(9)
(10)

ABSTRAK

Anggraini, Dwi Silvia.2018. Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqh Materi Ibadah Haji dan Umrah dengan Metode Jigsaw pada Siswa Kelas VIII MTs Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/2018.

Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Hj. Siti Rukhayati, M.Ag.

Kata Kunci: Prestasi Belajar, Fiqh, Ibadah Haji dan Umrah, Metode Jigsaw.

Penelitian ini dilatar belakangi adanya kenyataan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh kelas VIII MTs Sudirman Ambarawa masih tergolong rendah. Proses pembelajaran pada siswa cenderung terfokus pada guru, sehingga hanya guru yang aktif sedangkan siswa menjadi pasif. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa. Metode pembelajaran yang memungkinkan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan metode jigsaw.

Metode jigsaw dapat dijadikan solusi untuk menghindari pembelajaran yang pasif dan kelas menjadi lebih hidup karena antara guru dan peserta didik terjalin kerjasama. Pertanyaan yang ingin dijawab, apakah penerapan metode jigsaw

dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Fiqh materi ibadah haji dan umrah pada siswa kelas VIII MTs Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2017/2018?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subyek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII A dengan jumlah 23 siswa. Data hasil penelitian diperoleh dari tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi.

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN KELULUSAN...iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Kegunaan Penelitian... 6

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan... 7

2. Indikator Keberhasilan... 7

F. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian... 8

2. Subjek Penelitian... 9

(12)

5. Instrumen Penelitian... 13

6. Pengumpulan Data... 14

7. Analisis Data... 15

G. Sistematilka Penulisan... 16

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar... 18

2. Pengertian Prestasi Belajar... 18

3. Fungsi Prestasi Belajar... 19

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 21

5. Ragam Evaluasi Hasil Belajar... 26

6. Perlunya Aktivitas dalam Belajar... 29

7. Komponen-Komponen Aktivitas Belajar... 29

8. Prinsip-Prinsip Aktivitas... 31

9. Jenis-Jenis Aktivitas dalam Belajar... 33

10.Pengertian Mata Pelajaran Fiqh... 34

11.Tujuan Mata Pelajaran Fiqh... 35

12.Fungsi Mata Pelajaran Fiqh... 35

13.Materi Ibadah Haji dan Umrah... 36

14.Pengertian Metode Jigsaw... 47

15.Langkah-Langkah Metode Jigsaw... 48

16.Kelebihan dan Kelemahan Metode Jigsaw... 49

B. Kajian Pustaka... 50

BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan... 53

2. Pelaksanaan... 53

3. Observasi... 56

4. Refleksi... 56

(13)

1. Perencanaan... 58

2. Pelaksanaan... 59

3. Observasi... 61

4. Refleksi... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Per Siklus 1. Deskripsi Data Pra Siklus... 64

2. Deskripsi Data Siklus I... 66

3. Deskripsi Data Siklus II... 68

B. Pembahasan 1. Siklus I... 72

2. Siklus II... 80

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 90

B. Saran... 90

DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

4.1 Nilai Pra Siklus... 65

4.2 Nilai Siklus I... 67

4.3 Nilai Siklus II... 68

4.4 Gabungan Nilai Antar Siklus... 70

4.5 Lembar Obsevasi Guru Siklus I... 73

4.6 Lembar Observasi Siswa Siklus I... 77

4.7 Lembar Obsevasi Guru Siklus I... 80

4.8 Lembar Observasi Siswa Siklus II... 85

(15)

DAFTAR GAMBAR

1.1Siklus Penelitian Tindakan Kelas... 13

4.1 Nilai Evaluasi Siklus I... 72

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

2. Lampiran II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II

3. Lampiran III Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian

4. Lampiran IV Dokumentasi

5. Lampiran V Soal Evaluasi Siklus I

6. Lampiran VI Soal Evaluasi Siklus II

7. Lampiran VII Daftar Nilai Pra Siklus

8. Lampiran VIII Daftar Nilai Siklus I

9. Lampiran IX Daftar Nilai Siklus II

10.Lampiran X Lembar Observasi Guru Siklus I

11.Lampiran XI Lembar Observasi Guru Siklus II

12.Lampiran XII Lembar Observasi Siswa Siklus I

13.Lampiran XIII Lembar Observasi Siswa Siklus II

14.Lampiran XIV Surat Pengantar Lembaga

15.Lampiran XV Surat Keterangan Penelitian

16.Lampiran XVI Surat Tugas Pembimbing

17.Lampiran XVII Lembar Konsultasi Pembimbing

18.Lampiran XVIII Daftar Nilai Satuan Kredit Kegiatan

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk “memanusiakan manusia”.

Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan

sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya sebagai manusia.

Pendidikan dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu.

Dari tidak baik menjadi baik. Begitu pentingnya pendidikan dalam Islam,

sehingga merupakan suatu kewajiban perorangan.

Rasulullah bersabda:

مٍ عِ لْ بُ لِّ بُ طَل طَ ةٌ طَ لْ عِ طَ عِ لْ عِ لْا بُ طَ طَ

“Menuntut ilmu itu diwajibkan atas tiap orang Islam” (HR. Ibnu Barri).

Pendidikan pada hakikatnya merupakan kasih sayang Allah yang

diturunkan kepada segenap makhluk terutama manusia. Dengan kasih

sayangnya suatu proses pendidikan dapat berjalan dengan baik. Dengan kasih

sayanglah guru mendidik murid-muridnya (Muchtar, 2008: 3).

Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya dan memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia,

(18)

(UPMA STAIN Salatiga).

Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan

usaha dan kerja keras demi mewujudkan mutu pendidikan yang lebih baik.

Peranan pendidikan sangatlah penting, agar pendidikan dapat tercapai secara

maksimal salah satu usahanya adalah dengan menggunakan metode

pembelajaran.

Pemilihan metode pembelajaran merupakan salah satu faktor

terpenting dalam proses belajar mengajar. Metode disini adalah cara dan

siasat penyampaian bahan pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran agar

siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai

pelajaran dengan baik. Dalam proses interaksi belajar mengajar metode bagi

guru diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang di

inginkan setelah pembelajaran berakhir.

Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang

yang dewasa dengan segala kemampuannya untuk dapat mengubah peserta

didik dari yang tidak tahu menjadi tahu.

Guru merupakan sumber belajar bagi siswa, sebagai seorang guru

harus dapat menguasai kelas agar tercipta suasana proses belajar mengajar

yang menyenangkan. Guru juga harus dapat menciptakan suasana yang

efektif dan kondusif serta memperhatikan apakah lingkungan belajar itu

melibatkan siswa secara aktif. Untuk meningkatkan pengetahuan siswa, guru

harus mampu menentukan dan melaksanakan langkah-langkah program

(19)

Salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi keberhasilan dalam

pembelajaran adalah penggunaan metode yang sesuai. Apabila metode tidak

sesuai maka akan menimbulkan masalah bagi guru dan siswa. Seperti,

kurangnya kedisiplinan, kurangnya minat dalam belajar, dan tidak adanya

kesungguhan dalam belajar. Sebaliknya, apabila guru dapat menggunakan

metode dengan tepat maka akan membangkitkan minat siswa dalam

pembelajaran. Dengan demikian, guru harus dapat menerapkan metode

pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa.

Salah satu bidang studi Pendidikan Agama Islam yang ada di

Madrasah Tsanawiyah adalah mata pelajaran Fiqh. Fiqh merupakan salah satu

bidang Pendidikan Agama Islam yang membahas hukum yang mengatur pola

hubungan antara manusia dengan Tuhan-Nya, manusia dengan manusia, dan

manusia dengan lingkungannya. Melalui pelajaran Fiqh diharapkan peserta

didik dapat menjalankan syari‟at Islam dengan sebagaimana mestinya.

Belajar Fiqh merupakan salah satu perintah Allah, sebagaimana dalam

firman Allah dalam surat At-Taubat ayat 122:

“Tidak sepatutnya bagi mu’minin itu pergi semuanya. Mengapa tidak pergi

dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,

supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (Q.S. At-Taubat :122).

(20)

perbuatan tanpa didasari dengan ilmu itu akan sia-sia. Manusia dikarunia akal

dan pikiran yang tidak dimiliki makhluk lain agar dapat mempelajari ilmu

apapun. Apabila tidak didasari dengan ilmu maka manusia akan menyimpang

dari agama. Fiqh lebih banyak dipelajari dalam Islam. Dengan memahami

Fiqh kita dapat memahami Islam sehingga kita dapat melaksanakan ajaran

agama Islam dengan baik dan benar. Fiqh adalah perwujudan kehendak Allah

terhadap manusia yang berisi perintah dan larangan.

Mata pelajaran Fiqh juga terdapat di MTs Sudirman Ambarawa.

Proses belajar mengajar Fiqh cenderung terfokus pada guru, dan kurang

berfokus pada siswa. Sehingga hanya guru yang cenderung aktif, sedangkan

siswa menjadi pasif. Indikator tersebut dapat dilihat dari pemusatan perhatian

siswa kepada guru kurang antusias. Akibatnya pemusatan respon umpan balik

dari pertanyaan guru kepada siswa kurang ditanggapi oleh siswa. Metode

yang digunakan guru dalam proses pembelajaran juga masih menggunakan

metode ceramah, siswa sering merasa bosan, tidak jarang mereka mengantuk

dan sebagian lagi asyik ngobrol sendiri. Sehingga keaktifan dalam proses

pembelajaran peserta didik masih tergolong rendah.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu

indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Jadi dapat

dikatakan bahwa rendahnya keaktifan siswa menunjukkan bahwa motivasinya

pun juga rendah, sehingga pemahaman dan penguasaan mata pelajar Fiqh

belum mencapai hasil yang memuaskan. Keaktifan akan tercipta apabila

(21)

berpengaruh pada hasil yang didapat siswa.

Mengingat permasalahan diatas, maka diperlukan perubahan strategi

dalam pembelajaran atau metode pembelajaran agar peserta didik akan lebih

aktif lagi dalam proses pembelajaran. Guru tidak akan berhasil melaksanakan

tugasnya apabila tidak dapat menguasai satu metode dengan baik.

Metode jigsaw dapat dijadikan solusi untuk menghindari

pembelajaran yang pasif. Dengan menggunakan metode jigsaw kelas menjadi

lebih hidup karena antara guru dan peserta didik terjalin kerjasama.

Partisipasi guru dan siswa adalah sama. Guru berperan sebagai mediator,

stabilitor dan manager yang mengatur pembelajaran. Tugas guru adalah

sebagai pendorong siswa untuk mengambil inisiatif sebanyak mungkin.

Metode jigsaw didesain untuk meningkatkan tanggung jawab peserta

didik dan orang lain. Peserta didik tidak hanya mempelajari materi yang

diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan membelajarkan

materi tersebut kepada kelompok lain (Sutikno, 2014: 87). Dengan demikian,

siswa dituntut untuk dapat bekerja sama dengan orang lain, bertanggung

jawab serta aktif dalam pembelajaran.

Fakta-fakta yang terurai diatas, mendorong penulis untuk melakukan

penelitian lebih lanjut yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa. Dalam hal ini penulis mengambil judul “Peningkatan Prestasi

Belajar Mata Pelajaran Fiqh Materi Ibadah Haji dan Umrah dengan

Metode Jigsaw pada Siswa Kelas VIII MTs Sudirman Ambarawa Tahun

(22)

B. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

Apakah penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar

mata pelajaran Fiqh materi ibadah haji dan umrah pada siswa kelas

VIII MTs Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan

metode jigsaw dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Fiqh

Materi ibadah haji dan umrahpada siswa kelas VIII MTs Sudirman

Ambarawa tahun pelajaran 2017/2018.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat baik

secara teoritis maupun secara praktis, yaitu:

1. Secara teoretis, diharapkan dapat menambah khasanah teori pendidikan

yang sudah ada dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Secara praktis,

a. Bagi siswa

Penelitian Tindakan Kelas diharapkan dapat:

1) Meningkatkan prestasi belajar siswa.

2) Menjadikan siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

(23)

b. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih

kepada guru dalam hal:

1) Meningkatkan motivasi guru dalam hal memperbaiki strategis

pembelajaran.

2) Meningkatkan keprofesionalisme guru.

3) Lebih percaya diri dalam mengembangkan pengetahuan dan

ketrampilan.

c. Bagi Madrasah

Adapun penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

lembaga pengelola pendidikan, antara lain:

1) Dapat digunakan sebagai pembaharuan di madrasah.

2) Dapat digunakan untuk perbaikan dalam proses belajar mengajar.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Suatu penelitian ilmiah diharapkan mampu memberikan manfaat

sesuai dengan bidang yang diteliti. Adapun manfaat yang diharapkan dari

penelitian ini adalah penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan

prestasi belajar mata pelajaran Fiqh materi ibadah haji dan umrah pada

siswa kelas VIII MTs Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan metode jigsaw ini dikatakan efektif apabila indikator

(24)

penulis adalah sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran Fiqh kriteria ketuntasan minimal kelas VIII

adalah ≥ 75

2. Ada peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus I ke

siklus II.

3. Kriteria ketuntasan klasikal dari keseluruhan siswa ≥ 85%.

F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas

atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR),

yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan dikelas. Penelitian

Tindakan Kelas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan

(action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai

peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi)

dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan

segala kolaboratif dan patisipan yang bertujuan untuk memperbaiki atau

meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui

suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus. PTK adalah

penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu

praktik pembelajaran di kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk

merencanakan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan

meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan

(25)

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif oleh

peneliti dalam praktik pembelajarannya sehingga peneliti secara reflektif

dapat menganalisis terhadapat apa yang telah dilakukan dikelas. Dalam

hal ini berarti dengan melakukan PTK, peneliti dapat memperbaiki

praktik-praktik pembelajaran sehingga lebih efektif.

Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas

kolaboratif karena peneliti ikut berperan dalam proses pembelajaran.

Penelitian ini menjadikan kelas sebagai objek penelitian. PTK tidak harus

dilakukan oleh seorang guru. PTK juga bisa dilakukan oleh orang luar

yang bekerja sama dengan guru yang bersangkutan.

2. Subjek Penelitian

Subjek yang akan dikenai tindakan adalah siswa kelas VIII A MTs

Sudirman Ambarawa dengan jumlah 23 siswa, terdiri dari 13 siswa

laki-laki dan 10 siswa perempuan. Dasar pertimbangan pemilihan subjek

adalah perlunya penerapan tindakan dalam penelitian ini terhadap

pembelajaran Fiqh.

3. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini peneliti menyusun rancangan tindakan yang

menjelaskan bagaimana penelitian tindakan tersebut akan dilakukan

(Arikunto, 2007: 75).

(26)

pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar observasi guru, lembar

observasi siswa, materi pembelajaran, lembar soal evaluasi siswa, dan

yang kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing.

Guru merupakan pihak yang melakukan tindakan dan peneliti

yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses

tindakan sebagai observer (peneliti) yang mengamati perilaku guru

dan siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan (Action)

Pelaksanaan tindakan adalah menetapkan apa yang telah

direncanakan pada tahap perencanaan, yaitu tindakan di kelas.

Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari

tindakan yang sudah direncakan sebelumnya (Kusumah dan

Dwitagama, 2010: 39).

Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapkan

metode pembelajaran jigsaw dalam proses pembelajaran dilakukan

sesuai dengan jadwal pelajaran Fiqh kelas VIII. Materi yang akan

diberikan adalah materi Ibadah Haji dan Umrah.

Saat melakukan tindakan guru dibebaskan melakukan

pendekatan-pendekatan pembelajaran sehingga guru bersikap wajar

dan tidak dibuat-buat.

c. Pengamatan (Observasing)

Tahap ketiga ini dilakukan atau berjalan pada saat tahap

(27)

pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan yang terjadi

selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data

dilakukan dalam format observasi yang telah disusun.

Pengamatan dilakukan dari waktu ke waktu untuk melihat

proses dan hasil belajar siswa. Kegiatan observasi ini pada hakikatnya

adalah untuk mengetahui tujuan PTK ini dapat tercapai dan berjalan

lancar atau tidak.

d. Refleksi

Tahap terakhir dari suatu siklus ini dimaksudkan untuk

mengkaji seluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data

yang terkumpul. Dari data tersebut dilakukan evaluasi untuk

menyempurnakan tindakan selanjutnya.

Refleksi merupakan kegiatan mengulas secara kritis tentang

perubahan yang terjadi pada siswa, suasana belajar, dan guru.

Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka akan dilakukan

pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang alurnya sama dengan

siklus pertama. Siklus kedua dimaksudkan untuk mengulang

kesuksesan, meyakinkan, dan menguatkan hasil. Jika perlu akan

ditambahkan perbaikan tindakan dengan tujuan memperbaiki

hambatan atau kesulitan pada siklus pertama. Penelitian ini akan

(28)

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam

penelitian tindakan kelas yaitu:

a. Observasi

Digunakan untuk mendapatkan data tentang ketrampilan guru

dan aktifitas siswa selama proses pembelajaran dan menerapkan

dalam menggunakan metode jigsaw.

b. Tes Tertulis

Tes tertulis dilakukan terhadap siswa digunakan untuk

mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggabungkan target

kompetensi. Adapun tes tertulis yang digunakan ini termasuk dalam

evaluasi formatif.

c. Dokumentasi

Instrumen yang dapat digunakan peneliti berupa dokumentasi

yaitu foto sebagai bukti kegiatan pembelajaran menggunakan metode

(29)

Untuk lebih jelasnya tahap-tahap tersebut diatas dapat digambarkan

dalam model hubungan antar tahapan siklus sebagai berikut:

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Agung, 2012: 66)

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan

kelas ini terdiri dari:

a. Silabus

Silabus yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang

kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(30)

perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam

mengajar dan disusun untuk tiap siklus.

c. Lembar Observasi

1) Lembar Observasi guru untuk mengamati kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran.

2) Lembar Observasi siswa, untuk mengamati aktivitas siswa selama

proses pembelajaran.

d. Tes

Dalam hal ini peneliti, memberikan soal-soal yang disusun

sesuai kandungan materi dan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai.

e. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat

membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang berupa

foto kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan metode

jigsaw.

6. Pengumpulan Data

a. Observasi

Penulis melihat dan mengamati langsung sekaligus mencatat

kejadian-kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran

berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana keaktifan

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan bagaimana

(31)

b. Tes

Dalam teknik pengumpulan data melalui tes, baik pre test

maupun post test dan lembar evaluasi yang telah disiapkan. Tes ini

dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peningkatan prestasi

belajar siswa antara sebelum pelaksanaan tindakan dengan setelah

pelaksanaan tindakan, yaitu dengan melihat hasil dari lembar kerja

siswa yang telah diberikan.

c. Dokumentasi

Dokumen yang dapat penulis kumpulkan dalam teknik

dokumentasi adalah silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), nilai peserta didik sebelum dilakukan metode jigsaw pada mata

pelajaran Fiqh materi ibadah haji, penulis gunakan untuk mengetahui

sejauh mana pemahamana siswa tentang materi yang telah diajarkan.

7. Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan mengukur skor

nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yakni

sebesar ≥ 75 yang ditandai dengan adanya peningkatan kriteria ketuntasan

pada tiap siklusnya. Oleh karena itu setiap siswa dikatakan tuntas belajar

atau mencapai KKM apabila nilai yang diperoleh siswa ≥ 75, dan

sebaliknya setiap siswa dikatakan tidak tuntas belajar atau tidak mencapai

(32)

Selanjutnya, untuk menentukan akhir perbaikan melalui

siklus-siklus digunakan tolok ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKL) yang

telah dipilih sebesar 85%.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan penulisan ini maka disusun

sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, bab ini menjelasakan tentang pokok

permasalahan yang menjadi landasan awal penelitian yaitu membahas tentang

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, metode penelitian

yang mencakup rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah

penelitian, teknik pengumpulan data, serta analisis data. Pada bagian ini

merupakan kerangka dasar dan mengarah aktivitas penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI, berisi kajian teori dan kajian pustaka.

Kajian teori mencakup prestasi belajar, aktivitas belajar, metode

pembelajaran jigsaw, mata pelajaran fiqh, materi ibadah haji dan umrah, dan

kajian pustaka mencakap hasil penelitian terdahulu.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN, berisi tentang dekskripsi

pelaksanaan per siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan

(observasi) dan refleksi. Deskripsi siklus I, deskripsi siklus II, dan sebagainya

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi

tentang hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per siklus yang

(33)

keberhasilan dan berisi pembahasan.

(34)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian belajar

Belajar adalah proses perubahan manusia ke arah tujuan yang lebih

baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain (Baharuddin, 2008:

15).

Menurut Slameto (2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sedangkan menurut Sriyanti (2011: 17) belajar adalah perubahan

permanen dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari

pengalaman dan tidak berhubungan dengan kondidi tubuh pada saat

tertentu semacam penyakit, kelelahan, atau obat-obatan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan belajar adalah perubahan perilaku dan pengalaman manusia

menuju ke arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya

sendiri maupun orang lain.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.

(35)

usaha”. Jadi, yang dimaksud dengan prestasi adalah kemampuan,

ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Arifin,

1988: 3).

Menurut Djamarah yang dikutip dalam bukunya Hamdani prestasi

adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah di kerjakan, diciptakan, baik

secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah

dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan (Hamdani, 2011:

137).

Menurut Arifin (1988: 3) prestasi belajar merupakan masalah yang

bersifat parenial dalam sejarah kehidupan manusia selalu mengejar

prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Prestasi belajar berarti ketrampilan, kemampuan dan sikap

seseorang dalam belajar.

Prestasi yang dimaksud disini yaitu prestasi dalam bidang

pendidikan khususnya pelajaran Fiqh. Untuk mengetahui sejauh mana

proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil maka diperlukan suatu

evaluasi yang mengandung nilai-nilai dan dikenal dengan istilah prestasi

belajar.

3. Fungsi Prestasi Belajar

Menurut Arifin (1988: 3) fungsi prestasi belajar tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

(36)

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini

didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi hal ini sebagai

tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada

manusia, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program

pendidikan.

c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong

bagia anak dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan

berperan sebagai umoan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu

pendidikan.

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat

dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan.

Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan

kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti

bahwa tinggi-rendahmya prestasi belajar dapat dijadikan indikator

tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya adalah

bahwa kurikulum yang digunakan relevan pula dengan pembangunan

masyarakat.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap

(kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik

(37)

yang diharapkan dapat meneyerap seluruh materi pelajaran yang telah

diprogramkan dalam kurikulum.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks.

Oleh sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses

belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang diterapkan. Belajar tidak

hanya ditentukan oleh potensi yang ada dalam diri individu tetapi

dipengaruhi oleh faktor lain berasal dari luar diri yang belajar.

Hal ini diperkuat oleh Suryabatra (2004), Elliot (2000) dan

Woolfolk (1999) yang menyatakan bahwa keberhasilan belajar sangat

dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum, keberhasilan belajar

dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Masing-masing faktor

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri

individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti

faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal

terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.

1) Faktor Nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang

berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Faktor

nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada di lingkungan

(38)

berupa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang

belajar, kondisi geografis sekolah dan rumah dan sejenisnya.

2) Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang

berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifar sosial, bisa dipilah

menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah dan

lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak).

Misalnya, kehehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan

anak dengan orang lain, keharmonisan atau pertengkaran dalam

keluarga, hubungan antar personil sekolah dan sebagainya.

b. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri

individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor

fisiologis dan faktor psikologis.

1) Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam

diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:

a) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya

Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam

diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan

tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan

dan kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam

(39)

Sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan kurang bugar

dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar.

b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu

Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah keadaan

fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi

panca indra yang ada dalam diri individu. Panca indra

merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri

individu.

2) Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri

individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat

kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,

kematangan dan lain sebagaimanya (Sriyanti, 2011: 23-24).

a) Kecerdasan / Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga janis

yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke

dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui

atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,

mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat.

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan

belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai

tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada

(40)

begitu siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi

belum tentu pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini

disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks

dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan

intelegensi adalah salah satu faktor di antara faktor yang lain

(Slameto, 2010: 56).

b) Motivasi

Motivasi yaitu dorongan dari dalam diri sendiri untuk

melakukan sesuatu. Motivasi sangat penting dalam belajar,

setiap individu mempunyai needs (kebutuhan) atau wants

(keinginan). Setiap kebutuhan atau keinginan perlu

memperoleh pemenuhan. Dalam batas tertentu upaya

memenuhi kebutuhan itu seringkali merupakan tujuan. Jadi

bila tujuan tercapai, maka kebutuhan atau keinginan terpenuhi.

Sedangkan dorongan untuk memenuhi kebutuhan atau

mencapai tujuan itu sendiri merupakan motivasi. Agar belajar

dapat mencapai hasil harus ada motivasi.

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tepat untuk

memperhatikan dan memegang beberapa kegiatan. Kegiatan

yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang

disertai dengan rasa senang. Minat selalu diikuti dengan

(41)

besar pengaruhnya terhadap belajar, bahan pelajaran yang

menarik siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena

minat menambah kegiatan belajar. Minat belajar yang telah

dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajar atau prestasi siswa. Siswa yang

mempunyai minat belajar yang tinggi terhadap suatu hal maka

akan berusaha untuk melakukannya sehingga apa yang ingin

dicapai akan terlaksana sesuai dengan keinginannya.

d) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan

itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata

sesudah belajar atau berlatih.

Bakat itu mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran

yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil

belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah

selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya. Betapa

pentingnya mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa

belajar di sekolah yang sesuai dengan bakatnya.

e) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam

pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap

untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum

(42)

menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.

Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang) belum dapat

melaksankan kecakapannya sbeelum belajar. Belajarnya akan

lebih berhasil jika anak siap (matang). Jadi kemajuan baru

untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan

belajarnya (Slameto, 2010: 57-58).

f) Sikap

Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap

menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta

menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan

(Slameto, 2010: 188).

Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar terdiri dari dua yaitu, faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal meliputi faktor non sosial dan faktor sosial. Sedangkan

faktor internal meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.

5. Ragam Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan

berkesinambungan. Oleh karena itu, ragamnya pun banyak. Mulai dari

yang sederhana sampai yang kompleks.

a. Pre Test dan Post Test

Kegiatan pre test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan

memulai penyajian baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi taraf

(43)

berlangsung singkat dan seiring tidak memerlukan tes tertulis. Post

test adalah kebalikan dari pre tes, yakni kegiatan evaluasi yang

dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah

untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah

diajarkan. Evaluasi ini juga berlangsung singkat dan cukup

menggunakan instrumen sederhana yang berisi item-item yang

jumlahnya terbatas.

b. Evaluasi Prasyarat

Evaluasi jenis ini mirip dengan pre tes. Tujuannya adalah

untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang

mendasari materi baru yang akan diajari. Contoh: evaluasi penguasaan

penjumlahan bilangan sebelum memulai pelajaran perkalian bilangan,

karena penjumlahan merupakan prasyarat atau dasar perkalian.

c. Evaluasi Diasnostik

Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan

pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang

belum dikuasai siswa. Instrumen evaluasi jenis ini di titik beratkan

pada pada pembahasan tertentu yang dipandang telah membuat siswa

mendapat kesulitan.

d. Evaluasi Formatif

Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan” yang

dilakuan setiap penyajian akhir satuan pelajaran atau modul.

(44)

evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis (mengetahuai

penyakit/kesulitan) kesulitan belajar siswa. Hasil diagnosis kesulitan

belajar tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan rekayasa

pengajaran remidial (perbaikan).

e. Evaluasi Sumatif

Ragam evaluasi sumatif dapat disebut dengan “ulangan

umum” yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau

prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program

pengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan pada setiap akhir semester

atau akhir tahun ajaran. Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi

kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik atau tidaknya siswa

ke kelas yang lebih tinggi.

f. Ujian Akhir Nasional (UAN)

Ujian Akhir Nasional (UAN) yang dulu disebut EBTANAS

(Evaluasi Belajar Tahap Akhur Nasional) pada prinsipnya mirip sama

dengan tes sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status

siswa. Namun, UAN yang diberlakukan mulai tahun 2002 untuk siswa

yang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan

tertentu seperti jenjang SD/MI, SLTP/MTs, dan sekolah-sekolah

menengah yakni SMA dan sebagainya (Syah, 2013: 197).

Jadi dapat disimpulkan bahwa ragam evaluasi ada beberapa

macam anatara lain: pre tes dan post tes, evaluasi prasayarat, evaluasi

(45)

6. Perlunya Aktivitas dalam Belajar

Belajar pada dasarnya adalah berbuat, berbuat untuk mengubah

tingkah laku. Jadi bisa dikatakan bahwa belajar berarti melakukan

kegiatan. Ini berarti tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Inilah

sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting

dalam proses belajar.

Menurut Frobel dan Montessori dalam (Sardiman, 1994: 95-96)

menuliskan bahwa:

a. Frobel mengatakan bahwa “manusia sebagai pencipta”. Dalam ajaran

agama pun diakui bahwa manusia adalah sebagai pencipta yang kedua

(setelah Tuhan). Secara alami anak didik memang ada dorongan untuk

mencipta. Anak adalah suatu organisme yang berkembang dari dalam.

Prinsip utamanya adalah bahwa anak itu harus bekerja sendiri.

b. Montessori juga menegaskan bahwa anak-anak itu memiliki

tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri.

Dengan mengemukakan beberapa pandangan dari para ahli diatas,

maka jelaslah bahwa siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain bahwa

dalam belajar perlu adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar tidak akan

berlangsung dengan baik.

7. Komponen-Komponen Aktivitas Belajar

Proses belajar dilaksanakan oleh individu dengan dibantu guru

untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Tujuan-tujuan tersebut dalam

(46)

diorganisasikan dalam bentuk metode dan model pembelajaran agar lebih

mudah dipahami dan dicapai oleh siswa. Oleh sebab itu, pada dasarnya

aktivitas belajar memiliki beberapa komponen atau unsur yang selalu

menyertai. Menurut Sugiyono dan Hariyanto (2011: 126-127),

kompenen-komponen tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tujuan Belajar

Proses belajar selalu dimulai karena adanya tujuan-tujuan

tertentu yang hendak dicapai. Selain itu, proses belajar akan lebih

efektif apabila siswa mengerti tujuan dan manfaat dari materi

pelajaran yang akan dipelajari bersama.

b. Materi Pelajaran

Tujuan belajar yang hendak dicapai akan mudah dicapai

siswa apabila ada sumber-sumber materi pelajaran. Artinya, ada

bahan materi yang dipelajari yang sudah tersusun dan siap

dikembangkan.

c. Kondisi Siswa

Kondisi siswa sebagai subjek belajar juga merupakan

komponen penting. Seperti:

1) Kesiapan siswa artinya, agar proses belajar berhasil maka siswa

perlu memiliki kesiapan, baik fisik maupun psikis serta

kematangan untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar.

2) Kemampuan interprestasi siswa artinya, siswa mampu membuat

(47)

belajar dengan pengetahuan siswa, serta

kemungkinan-kemungkinan tujuan yang akan dicapai dari sebuah materi

pelajaran.

3) Kemampuan respon siswa artinya siswa secara aktif melakuan

aktivitas belajar, sesuai dengan intruksi yang diberikan, baik

dalam pengerjaan tugas-tugas, kerja kelompok, maupun aktivitas

belajar lainnya.

4) Situasi proses belajar artinya, keberhasilan belajar siswa juga

ditentukan oleh situasi dan kondisi ketika proses belajar

dilaksanakan.

5) Hasil belajar sebagai konsekuensi artinya hasil belajar siswa

dalam bentuk nilai akan baik atau buruk.

6) Reaksi terhadap kegagalan artinya akan selalu ada reaksi yang

muncul terhadap hasil belajar yang telah diperoleh. Misalnya,

kegagalan dapat menurunkan semangat dan motivasi, sedangkan

keberhasilan dapat meningkatkan semangat dan motivasi (Irham,

2013: 119-120).

Jadi dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen belajar

meliputi, tujuan belajar, materi belajar dan kondisi siswa.

8. Prinsip-Prinsip Aktivitas

Menurut Sardiman (1994: 96) menuliskan bahwa, prinsip-prinsip

belajar dapat dilihat dari sudut pandang perkembangan konsep jiwa

(48)

tentu yang menjadi fokus perhatian adalah kompenen manusiawi yang

melakukan aktivitas dalam belajar mengajar, yaitu siswa dan guru.

Untuk melihat prinsip aktivitas belajar dari sudut pandang ilmu

jiwa dibagi menjadi dua pandangan yakni ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa

baru.

a. Pandangan Ilmu Jiwa Lama

Menurut John Locke dengan konsepnya tabularasa,

mengibaratkan jiwa (psyche) seseorang bagaikan kertas putih yang

tidak bertulis. Kertas putih ini kemudian akan mendapatkan coretan

atau tulisan dari luar. Siswa diibaratkan kertas putih, sedang unsur dari

luar yang menulisi adalah guru.

Selanjutnya Herbert memberikan rumusan bahwa jiwa adalah

keseluruhan tanggapan yang secara mekanis dikuasai oleh

hukum-hukum asosiasi. Atau dengan kata lain dipengaruhi oleh unsur-unsur

dari luar. Relevansinya dengan konsep John Lock, bahwa guru pulalah

yang aktif, yakni menyampaikan tanggapan-tanggapan itu.

Mengkombinasikan dua konsep yang baik dikemukakan John

Locke maupun Herbert, jelas dalam proses belajar-mengajar guru

akan senantiasa mendominasi kegiatan. Siswa terlalu pasif, sedang

guru aktif dan segala inisiatif datang dari guru. Jadi, siswa kurang

(49)

b. Pandangan Ilmu Jiwa Modern

Aliran ilmu jiwa yang tergolong modern akan menerjemahkan

jiwa manusia itu sebagai sesuatu yang dinamis, memiliki potensial dan

energi sendiri. Oleh karena itu secara alami anak didik itu juga bisa

menjadi aktif, karena adanya motivasi dan didorong oleh

bermacam-macam kebutuhan.

9. Jenis-Jenis Aktivitas dalam Belajar

Banyak jenis aktivitas yang dilakukan disekolah, tidak hanya

mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah

tradisional. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (1994: 100) menuliskan

aktivitas peserta didik di sekolah antara lain sebagai berikut:

a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

interupsi.

c. Listening activities, sebagai contoh, mendengarkan: uraian,

percakapan, diskusi, musik, pidato.

d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,

angket, menyalin.

e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,

(50)

f. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan

percobaan, membuat, kontruksi, model mereparasi, bermain,

berkebun, berternak.

g. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggap, mengingat,

memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil

keputusan.

h. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Jika aktivitas-aktivitas diatas dilakukan disekolah maka akan

tercipta suasana pembelajaran yang lebih dinamis.

10.Pengertian Mata Pelajaran Fiqh

Menurut bahasa “fiqih” berasal dari kata اًه لْقعِ – بُهطَقلْفطَ – طَهعِقطَ yang berarti “mengerti atau faham”. Jadi, ilmu fiqh adalah suatu ilmu yang

mempelajari syariah yang bersifat amaliah (perbuatan) yang diperoleh

dari dalil-dalil hukum yang terinci dari ilmu-ilmu tersebut (Karim, 2006:

11).

Dalam buku Kurikulum Madrasah Tsanawiyah (Standar

Kompetensi) (Depag RI, 2005: 46-47) dijelaskan bahwa mata pelajaran

Fiqh di Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah salah satu sub mata

pelajaran PAI di MTs terdiri dari 4(empat) sub mata pelajaran, yaitu: 1)

Akidah Akhlak; 2) Al-Qur‟an Hadits; 3) Fiqh; dan 4) Sejarah

Kebudayaan Islam.

(51)

didefinisikan sebagai salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk

mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum Islam,

yang kemudian menjadi dasar pandangan hidup (way of life) melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan

pembiasaan.

11.Tujuan Mata Pelajaran Fiqh

Fiqh di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta

didik agar dapat:

a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara

terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli, sebagai

pedoman hidup bagi kehidupan pribadi dan sosial.

b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan

benar, sehingga dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum

Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam

kehidupan pribadi maupun sosialnya.

12.Fungsi Mata Pelajaran Fiqh

Mata pelajaran fiqh di Madrasah Tsanawiyah berfungsi untuk:

a. Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada

Allah SWT, sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia

(52)

b. Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan

peserta didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan

peraturan yang berlaku di Madrasah dan masyarakat.

c. Pembentukan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di

madrasah dan masyarakat.

d. Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt, beserta

akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, melanjutkan yang

telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga.

e. Pembangunan mental peserta didik terhadap terhadap lingkungan

fisik dan sosial melalui ibadah dan muamalah.

f. Perbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik

dalam keyakinan dan pelaksanaan ibadah dalam kehidupan

sehari-hari.

g. Pembekalan peserta didik untuk mendalami Fiqh atau hukum Islam

pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi

(

Http://joharcomfoto.blogspot.com/2011/06/pembelajaaran-fiqih-di-mts.html).

13.Materi Ibadah Haji dan Umrah

Ibadah Haji

a. Pengertian Ibadah Haji dan Hukumnya

Arti haji secara bahasa adalah بُ لْ طَقلْاطَ ()artinya menyengaja, sedangkan pengertian haji menurut syariat Islam adalah sengaja

(53)

terdiri atas tawaf, sa‟i, wukuf, dan amalan-amalan lainnya pada masa

tertentu untuk memenuhi panggilan Allah Swt serta mengharapkan

keridaan-Nya dengan syarat dan hukum tertentu.

Ibadah haji wajib dilaksanakan secepat mungkin bagi mereka

yang mampu untuk memenuhi syaratnya. Jika seseorang yang sudah

memenuhi syarat-syaratnya dan tidak segera menunaikan ibadah haji,

ia akan berdosa karena melalaikannya.

Hukum melaksanakan ibadah haji adalah wajib. Meskipun

demikian, dalam keadaan tertentu hukum melaksanakan ibadah haji

bisa menjadi sunah, makruh, bahkan haram.

1) Hukumnya wajib, untuk pertama kali dan telah mampu untuk

menjalankannya, apabila bernazar untuk haji maka wajib

melaksankannya.

2) Hukumnya sunah, apabila dapat mengerjakan haji untuk kedua

kali dan seterusnya.

3) Hukumnya makruh, apabila sudah pernah pergi haji sementara

masyarakat yang hidup di sekelilingnya serba kekurangan dan

butuh bantuan untuk kelangsungan hidupnya.

4) Hukumnya haram, apabila ia pergi haji dengan maksud membuat

kerusakan di negeri Mekah.

b. Syarat Wajib Haji

Syarat wajib haji adalah hal-hal yang harus dipenuhi ketika

(54)

berikut:

1) Beragama Islam, orang kafir tidak sah mengerjakan ibadah haji.

2) Berakal, orang gila dan orang bodoh tidak wajib mengerjakan

ibadah haji.

3) Balig, anak-anak tidak wajib haji. Jika anak-anaknya

mengerjakannya, hajinya sah sebagai amal sunah, kalau sudah

cukup umur atau dewasa wajib melaksanaknnya kembali.

4) Merdeka

Mampu (istita‟ah) menjalankannya, seperti memiliki biaya untuk

pergi ke Mekkah dan kembali, sehat jasmani dan rohani, memiliki

ilmu tentang haji, aman selama perjalanan dari pergi hingga

pulang.

c. Rukun Haji

Rukun haji adalah beberapa amalan yang harus dikerjakan

dalam ibadah haji dan tidak bisa diganti dengan membayar denda

(dam) bila meninggalkannya. Jika ditinggalkan hajinya batal, dan

harus mengulangi dari awal di tahun sebelumnya. Rukun haji sebagai

berikut,

1) Ihram, adalah niat untuk melaksanakan ibadah haji dengan

memakai pakaian yang serba putih dan tidak berjahit.

2) Wukuf, adalah berhenti di Padang Arafah pada tanggal 9

dzulhijah mulai dan dari waktu zuhur sampai terbit fajar pada

(55)

3) Tawaf ifadah, adalah mengelilingi ka‟bah 7 kali dimulai dari

Hajar Aswad.

4) Sa‟i, adalah berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah

sebanyak tujuh kali.

5) Tahalul, adalah mencukur atau menggunting rambut kepala paling

sedikit tiga helai.

6) Tertib, adalah mendahulukan sesuai dengan urutan ibadah haji.

d. Wajib Haji

Wajib haji adalah bagian-bagian di dalam ibadah haji yang

harius dilaksanakan selama menunaikan ibadah haji dan apabila tada

yang tertinggal dapat diganti dengan membayar dam atau denda,

berupa menyembelih hewan atau berpuasa.

Adapun wajib haji sebagai berikut:

1) Ihram dari miqat,yakni memakai pakaian ihram yang dimulai dari

batasan waktu dan tempat yang ditentukan.

2) Bermalam di musdalifah, yaitu setelah wukuf di padang Arafah

pada tanggal 10 dzulhijah lewat tengah malam.

3) Bermalam di Mina.

4) Melempar jumrah aqabah pada hari Raya Idul Adha.

5) Melempar tiga jumrah, yaitu „ula, wustha, dan aqabah.

(56)

e. Larangan ibadah haji

1) Larangan bagi jamaah Pria

a) Memakai pakaian yang berjahit.

b) Memakai tutup kepala pada waktu ihram.

c) Memakai sepatu yang menutupi mata kaki selama ihram.

2) Larangan bagi jamaah wanita

Memakai tutup muka dan sarung tangan sewaktu ihram.

3) Larangan bagi jamaah pria dan wanita

a) Memotong kuku.

b) Memcukur rambut kepala.

c) Memakai harum-haruman.

d) Berburu atau membunuh binatang.

e) Mengadakan perkawinan.

f) Mencaci maki, mengumpat, bertengkar, dan mengucapksan

kata-kata kotor.

g) Menebang pohon, termasuk memecahkan rantingnya.

f. Macam-Macam Haji

1) Haji ifrad, mengerjakan haji dan umrah dengan cara

mendahulukan haji daripada umrah dan keduanya dilaksanakan

secara terpisah.

2) Haji tamattu‟, mengerjakan haji dan umrah dengam

mendahulukan umrah daripada haji, dan umrah dilakukan pada

(57)

3) Haji kiran, mengerjakan haji dan umrah sekaligus.

g. Miqat Haji

Miqat haji adalah batas waktu atau batas tempat untuk

memulai ihram ibadah haji atau umrah. Miqat haji dikategorikan

menjadi dua macam berikut,

1) Miqat zamani, yaitu batas waktu mulai melakukan ihram ibadah

haji.

2) Miqat makani, yaitu batas tempat mulai melakukan ibadah haji.

h. Urutan Pelaksanaan Haji

a. Ihram

Pada tanggal 8 dzulhijah (hari tarwiyah) jamaah haji

melakukan ihram untuk haji, dengan persiapan sebagai berikut:

a) Mandi dan berwudhu.

b) Memakai wangi-wangian pada tubuh untuk laki-laki, dan

perempuan dilarang memakai wangi-wangian.

c) Memakai pakaian ihram, kemudian mengucapkan

هاً جطَح َّ بُ َّ ا طَكلْيطَبطَا,

Artinya: “Ya Allah, kami penuhi panggilan-Mu untuk

melakukan haji”.

b. Mabit (bermalam) di Mina

Setelah melakukan ihram, kemudian keluar menuju Mina.

Di Mina melakukan salat Zuhur sampai dengan Subuh dengan

cara menqashar pada waktunya masing-masing, selain salat

(58)

c. Wukuf di Padang Arafah

Di padang arafah jamaah menunggu wukuf tanggal 9

dzulhijjah setelah tergelincir matsahari (waktu zuhur) sampai

terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah 9 hari Raya Idul Adha). Wukuf

merupakan inti dari ibadah haji. Jadi, bila seseorang ketinggalan

dalam wukuf, maka hajinya batal. Pada saat ibadah ahaji

hendaknya memperbanyak dzikir.

d. Mabit (bermalam) di Muzdalifah

Setelah matahari terbenam, para jamaah haji menuju

Muzdalifah, sesampainya disana melakukan salat magrib dan

isya‟ secara jamak qashar. Kemudian jamaah haji mencari

minimal tujuh butir kerikil untuk melempar jumrah aqabah.

e. Menuju Mina

Sesudah matahari terbit tanggal 10 dzulhijjah, jamaah haji

menuju Mina. Sesampainya di Mina, jamaah haji melakukan

hal-hal berikut:

a) Melempar jumrah aqabah dengan kerikil tujuh kali secara

berturut-turut, setiap lemparan diiringi dengan takbir, setelah

membaca doa

اًرلْوبُفلْغطَ هاًبلْنطَ ذطَو اًرلْوبُ لْبطَ هاً جطَح بُهلْ طَ لْج َّ بُ َّ اطَ

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah haji yang mabrur dan dosa

(59)

b) Menyembelih hadyu (hewan kurban), bagi yang berhaji

secara tamattu‟ dan qiran.

c) Mencukur rambut, yang dinamakan dengan tahalul awal.

d) Melakukan Tawaf ifadah dan sa‟i.

e) Mabit di Mina dan Melempar Jumrah ula, wusta, dan aqabah

Setelah tawaf ibadah, jmaah haji kembali ke Mina dan

bermalam disana pada hari tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan

13 dzulhijjah. Pada tanggal-tanggal tersebut di Mina, jamaah

haji melempar ketiga jumrah mulai dari jumrah ula,

kemudian wusta, dan aqabah setelah tergelincir matahari

(Zuhur) masing-masing dengan tujuh lemparan dan setiap

lemparan diiringi dengan takbir.

f) Tawaf wada‟

Tawaf wada‟ adalah tawaf perpisahan sebelum

meninggalkan kota Mekah. Tawaf wada‟ dilakukan tanpa

lari-lari di tiga putaran pertama dan tanpa sa‟i.

Ibadah Umrah

a. Pengertian Ibadah Umrah dan Hukumnya

Kata umrah secara bahasa artinya بُ طَرهطَ لِّلاطَ mengunjungi atau datang. Umrah menurut istilah artinya mengunjungi baitullah

Ka‟bah, tawaf, sa‟i, dan memotong rambut untuk beribadah semata

-mata karena Allah Swt.

(60)

1) Hukum Wajib

Hukum umrah wajib ain bagi orang yang baru pertama

kali menunaikan umrah bersamaan dengan menunaikan ibadah

haji yang pertama kali. Begitu juga apabila seseorang yang sudah

menunaikan ibadah haji bersama umrah, kemudian ia bernazar

akan umrah, maka ia wajib menunaikan umrah untuk,

menunaikan nazarnya.

2) Hukum Sunah

Hukum umrah menjadi sunah bagi orang yang sudah

pernah melaksanakan umrah yang pertama kali bersamaan dengan

ibadah haji.

b. Syarat Wajib dan Syarat Sahnya Umrah

1) Syarat Wajib Umrah sama seperti wajib haji yaitu:

Islam, balig, berakal, merdeka artinya bukan hamba sahaya,

istiha‟ah atau mempunyai kemampuan.

2) Syarat sahnya umrah sama dengan syarat sahnya haji yaitu:

Islam, balig, berakal dan merdeka.

c. Rukun Umrah

Perbedaan rukun umrah dengan rukun haji adalah rukun

umrah tidak ada wukuf di padang Arafah dan boleh dilaksanakan

pada bulan apa saja, adapan rukun haji harus wukuf di padang

Arafah dan harus dikerjakan pada bulan dzulhijah saja.

(61)

1) Ihram dengan niat untuk ihram.

2) Tawaf, yaitu mengelilingi Ka‟bah sebanyak tujuh kali dengan niat

tawaf umrah.

3) Sa‟i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Safa dan bukit Marwah.

4) Tahallul, yaitu memotong atau menggunting rambut paling sedikit

tiga helai.

5) Tertib artinya menertibkan rukun dengan mendahulukan yang

lebih dahulu tidak boleh dibolak-balik.

Adapun wajib umrah ada dua macam, yaitu

1) Ihram dimulai dari miqat (miqat makani saja).

2) Meninggalkan semua hal yang diharamkan (dilarang selama

melaksanakan ihram).

d. Pelaksanaan Ibadah Umrah

1) Ihram

Ihram adalah niat melakukan umrah dengan menjauhi

hal-hal yang terlarang selama ihram. Caranya sebagai berikut:

a) Setelah sampai miqat, jamaah umrah hendaknya mandi,

bersuci dan memotong kuku, memakai wangi-wanhgian.

b) Meninggalkan pakaian yang berjahit dan pakaian ihram.

c) Mengucapkan atau melafazkan niat umrah (tidak hanya di

dalam hati), yaitu

طَ طَ لْ بُ َّ بُ َّ ا طَكلْيطَبطَا

Artinya: “Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk

Gambar

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Agung, 2012:
Tabel 4.1 Perolehan Nilai Pra siklus Kelas VIII A MTs Sudirman Ambarawa Tahun 2017/2018
Tabel 4.2 Perolehan Nilai Siklus I
Tabel 4.3 Perolehan Nilai Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tabungan berjangka syariah yang setoran dan penarikannya berdasarkan jangka waktu tertentu. Deposito Hasanah memiliki karakteristik yang sama dengan Deposito Mudharabah,

dibandingkan dengan ekstrak daun mimba, daun kipahit, daun paku papila, daun sereh wangi, rimpang lengkuas merah, dan buah kelapa sawit, (3) Strategi pengendalian bempa

Urutkan sampel dari warna yang paling anda tidak suka (=1) hingga sampel yang paling anda suka (=6)... Bandingkan rasa sampel secara berurutan dari kiri

Sementara itu adanya penyalut pada hasil mikroenkapsulasi, menyebabkan interaksi minyak daun cengkeh terhadap pembentukan zona bening yang sebenarnya dibutuhkan menjadi

Pemenuhan hak yang dilakukan sebagai pemenuhan kewajiban sesuai kesepakatan para pihak dalam kontrak merupakan perbuatan hukum yang dapat dipertanggungjawabkan karena

H 04 : Tidak Terdapat pengaruh secara simultan antara Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, dan Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan yang

Usman, Moh.Uzer, Menjadi Guru Profosional, Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet Ke 25,

Penelitian ini berhasil menyimpulkan bahwa terjadi flypaper effect pada pemanfaatan dana alokasi umum dan berhasil menyimpulkan bahwa penurunan transfer dana alokasi umum