iv ABSTRAK
Dalam putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No.18/Pid/PLW/2008/PT.DKI. majelis hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memutus bebas terdakwa Tonny Widarma atas tindak pidana merek dan membatalkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara No.2201/Pid.B/2007/PN.Jkt.Ut dikarenakan surat dakwaan jaksa penuntut umum tidak dapat diterima dengan alasan perkara nebis in idem. majelis hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dalam pertimbangannya menyatakan bahwa perbuatan terdakwa merupakan perbuatan alternatif apabila dihubungkan dengan ketentuan Pasal 76 ayat (1) Undang-Undang No.15 tahun 2001. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa Tonny Widarma dapat dikategorikan sebagai nebis in idem atau tidak dan putusan Mahkamah Agung No.2073 K/Pid.Sus/2011 yang menjatuhkan hukuman pidana penjara 2 tahun dan denda Rp. 4.000.000 sesuai dengan tujuan pemidanaan
Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif dan spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis yang menggambarkan dan menganalisis ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam hukum pidana. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan untuk mengumpulkan data primer dan sekunder.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa, putusan Mahkamah Agung No.2073 K/Pid.Sus/2011 yang menyatakan bahwa Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah salah dalam penerapan hukum adalah tepat karena tidak mempertimbangkan locus dan tempus delicti dari terjadinya suatu perkara, perbuatan yang dilakukan terdakwa di Bandung dan di Jakarta berbeda sebagaimana yang diatur dalam Pasal 90 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 terkait persamaan merek pada keseluruhan sedangkan di Jakarta terdakwa di dakwa dengan Pasal 91 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang merek, oleh karena itu perbuatan terdakwa tidak dapat dikategorikan sebagai nebis in idem. Selain itu putusan Mahkamah Agung No.2073 K/Pid.Sus/2011 dianggap kurang tepat karena tidak proporsional dan tidak sesuai dengan tujuan pemidanaan, hal ini dapat dilihat dari kerugian yang dialami PT. Modern Photo tidak sebanding dengan penjatuhan hukuman yang diputus oleh majelis hakim Mahkamah Agung.