• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan Pada Siswa SMA Anggota Geng Motor di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan Pada Siswa SMA Anggota Geng Motor di Kota Bandung."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

(2)

ABSTRAK

(3)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

HALAMAN

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR ORISINALITAS LAPORAN

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR BAGAN...ix

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1

(4)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...7

1.3.1 Maksud Penelitian...7

1.3.2 Tujuan Penelitian...7

1.4 Kegunaan Penelitian...7

1.4.1 Kegunaan Teoritis...7

1.4.2 Kegunaan Praktis...8

1.5 Kerangka Pikir...8

1.6 Asumsi...19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orientasi Masa Depan...20

2.1.1 Pengertian Orientasi Masa Depan...20

2.1.2 Ciri-Ciri Orientasi Masa Depan...22

2.1.3 Proses Pembentukan Orientasi Masa Depan...23

2.1.4 Orientasi Masa Depan Sebagai Suatu Sistem...29

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Orientasi Masa Depan...29

2.1.6 Orientasi Masa Depan Pada Remaja...33

2.2 Remaja...34

(5)

Universitas Kristen Maranatha

2.2.2 Tahap-tahap Pada Masa Remaja...34

2.2.3 Ciri-ciri Remaja...35

2.2.4 Karakteristik Masa Remaja...37

2.2.5 Tugas perkembangan Pada Masa Remaja...39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian...41

3.2 Bagan Prosedur Penelitian...41

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...42

3.3.1 Variabel Penelitian...42

3.3.2 Definis Konseptual...42

3.3.3 Definisi Operasional...42

3.4 Alat Ukur...43

3.4.1 Kuesioner Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan...43

3.4.2 Data Pribadi dan Penunjang...46

3.4.3 Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur...46

(6)

3.4.3.2 Reliabilitas…………...47

3.5 Populasi Sasaran Dan Teknik Sampling...49

3.5.1 Karakteristik Sampel...49

3.5.2 Teknik Penarikan Sampel...49

3.5 Teknik Analisis Data...49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian……...……….………..51

4.11 Gambaran Responden………51

412 Hasil Pengolahan Data………...………53

4.2 Pembahasan………56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………....62

5.2 Saran………...………62

5.1 Saran Teoritis……….62

(7)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA...64

DAFTAR RUJUKAN...65

(8)

DAFTAR BAGAN

 Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pikir...18

 Bagan 2.1 Skema Tahap Orientasi Masa Depan...24

(9)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 2.2.5 Tugas-Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja...40

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Alat Ukur Orientasi Masa Depan...44

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian...45

Tabel 3.3 Kriteria Uji Reliabilitas…...48

Tabel 4.1 Tabel Responden Berdasarkan Usia...51

Tabel 4.2 Tabel Responden Berdasarkan Nama Geng Motor Yang Diikuti...52

Tabel 4.3 Tabel Responden Berdasarkan Lama Aktif di Geng Motor...53

Tabel 4.4 Tabel Gambaran Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan....53

Tabel 4.5 Tabulasi Silang Antara Gambaran Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan Dengan Tahapan Motivasi, Perencanaan dan Evaluasi...54

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

 Lampiran 1 Kuesioner Data Penunjang

 Lampiran 2 Kuesioner Orientasi Masa Depan

 Lampiran 3 Keterangan Data Penunjang

 Lampiran 4 Skor Penilaian Pertanyaan Terbuka

 Lampiran 5 Gambaran Singkat Geng Motor

 Lampiran 6 Data Mentah Kuesioner OMD

 Lampiran 7 Hasil perhitungan Validitas dan Reliabilitas

 Lampiran 8 Tabulasi Silang OMD dengan Faktor Pengaruh

 Lampiran 9 Data Pribadi, Tahapan dan Data Penunjang

 Lampiran 10 Data Mentah Penunjang

 Lampiran 11 Data Utama

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keberadaan geng motor di Bandung, semakin hari semakin meresahkan.

Munculnya fenomena geng motor sama sekali bukan hal baru, geng motor

mencuat ke publik berkenaan dengan isu dan praktek kekerasan yang lekat

dengannya. Terdapat kasus dua orang anggota geng motor yang diduga

melakukan aksi pencurian dengan kekerasan, Minggu (27/6). Kedua tersangka

ditangkap oleh aparat setelah melakukan aksinya di dua tempat yang berbeda,

yakni di kawasan Jalan Soekarno – Hatta dan di kawasan Jalan Parakan Saat di

wilayah Bandung Timur (http://berita.liputan6.com, diakses tanggal 21 Juli 2010).

Berbagai macam pemberitaan media, baik cetak maupun elektronik,

sepertinya kuantitas dan kualitas tindak kejahatannya semakin meningkat. Sekitar

tahun 2007 semakin banyak kejadian yang sangat menghebohkan yang dilakukan

oleh geng motor. Bahkan kejadian ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar tetapi

juga merambah ke kota kecil seperti Sumedang dan Tasikmalaya. Di lingkungan

Polres Bandung terdapat 186 kasus terkait geng motor, sebanyak 29 tersangka

sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri untuk proses persidangan. Kapolres

Bandung AKBP Hendro Pandowo mengatakan, para anggota geng motor tersebut

bahkan dalam dua pekan terakhir mencapai sebanyak 125 anggota geng motor

(12)

2

Geng motor merupakan kumpulan orang-orang pecinta motor yang senang

“kebut-kebutan”, tanpa membedakan jenis motor yang dikendarai. Ada empat

geng motor yang paling besar di Bandung yakni Moonraker (M2R), Grab on Road

(GBR), Exalt to Coitus (XTC) dan Brigade Seven (Brigez). Geng motor di

Bandung bercirikan memiliki identitas (nama, ornamen pembeda, lambang, dsb),

berkendaraan bergerombol, memiliki semacam daerah kekuasaan dan bermusuhan

dengan geng motor lainnya, sebagian besar berjenis kelamin laki-laki. Kisaran

usianya pun beragam, biasanya mulai dari usia 15 - 25 tahun setingkat pendidikan

antara SMP sampai dengan perguruan tinggi. Terbentuknya geng motor ini

berawal dari perkumpulan sesama pecinta motor kemudian semakin lama

anggotanya semakin banyak sampai pada akhirnya mereka pun membentuk gaya

hidup dijalanan yang salah seperti balapan liar, “kebut-kebutan”, merusak fasilitas

umum dan melakukan perampasan dengan melukai korbannya menggunakan

senjata tajam (http://www.pikiran-rakyat.com, diakses tanggal 15 Juli 2010).

Sampai saat ini jumlah anggota geng motor di Bandung semakin banyak

dan didominasi oleh kalangan remaja. Siswa SMA anggota geng motor ini juga

berada pada tahap perkembangan remaja madya yang pada umumnya berusia

15-18 tahun. Pada usia tersebut perkembangan kognitif remaja telah mencapai formal

operational, dimana remaja sudah mulai berpikir logis dan merencanakan

mengenai masa depannya kelak (Nurmi, 1989). Berkaitan dengan hal itu Nurmi

juga menyatakan remaja perlu mempersiapkan diri merencanakan masa depan

guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi di kemudia hari.

(13)

3

Universitas Kristen Maranatha membuat perencanaan mengenai kelanjutan pendidikannya sesuai dengan harapan

dan kemampuan dirinya kelak. Pentingnya pendidikan bagi siswa SMA anggota

geng motor merupakan bekal pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk

memasuki dunia kerja yang akan mereka hadapi. Dengan menyadari kepentingan

ini memungkinkan dapat mendorong siswa SMA anggota geng motor untuk

mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Dalam kelompok geng motor ini ada beberapa kegiatan yang biasa

dilakukan oleh anggotanya yaitu berkumpul di basecamp atau bengkel sembari

berbagi informasi mengenai otomotif khusunya motor, mulai dari cara

memperbaiki mesin motor sampai modifikasi motor. Kadang kegiatan ini

dilakukan tidak pada waktu yang tepat, seperti pada ssat jam sekolah atau bahkan

sampai larut malam. Keadaan ini dikhawatirkan dapat mengurangi keefektifan

waktu belajar dan waktu istirahat mereka untuk mempersiapkan kegiatan belajar

disekolah pada keesokan harinya. Kegiatan lain yang biasa dilakukan tiap

minggunya yaitu balapan liar pada waktu malam hari. Sebagian dari mereka

menyelingi kegiatannya dengan minum-minuman keras. Jika terjadi bentrok

dengan geng motor lain mereka akan berkelahi bahkan sampai tawuran antar

geng.

Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui internet ada sebagian

sekolah yang menetapkan peraturan menolak melakukan penerimaan atau

memberhentikan siswa yang terlibat dalam geng motor dari sekolahnya

dikarenakan dapat merusak nama baik sekolah. (www.google.com, diakses

(14)

4

seluruh remaja ataupun pemuda yang terlibat geng motor tidak bisa mendapatkan

Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), sehingga kedepannya mereka akan

sulit untuk melamar pekerjaan, melanjutkan pendidikan hingga urusan lainnya

(http://www.tribunjabar.co.id, diakses tanggal 21 Juli 2010).

Meskipun banyak pandangan negatif tentang geng motor tetapi pada

kenyataannya tidak sedikit juga yang masih memikirkan pendidikan mereka.

Siswa SMA anggota geng motor ini tetap ingin melanjutkan pendidikannya ke

jenjang yang lebih tinggi demi mencapai keberhasilan dalam hidupnya. Melalui

cita-cita yang diinginkannya maka dapat mendorong kepercayaan diri mereka

dalam mencapai cita-cita yang lebih tinggi lagi. Karena itulah, sebelum

menentukan pendidikan lanjutan yang akan dicapainya siswa SMA anggota geng

motor harus terlebih dahulu mengetahui orientasi masa depannya. Berdasarkan

teori yang dirujuk dari Nurmi (1989), ada beberapa bidang kehidupan yang

menjadi pusat perhatian orientasi masa depan, salah satu yang menarik minat dan

menjadi pemikiran orientasi masa depan remaja adalah mengenai bidang

pendidikan.

Berdasarkan teori dari Nurmi (1989), orientasi masa depan adalah

gambaran yang dimiliki individu tentang dirinya dalam konteks masa depan yang

memungkinkan individu untuk menentukan tujuan, menyusun rencana untuk

mencapai tujuan dan mengevaluasi sejauh mana tujuan-tujuan tersebut dapat

dilaksanakan. Orientasi masa depan juga merupakan antisipasi terhadap

kejadian-kejadian yang mungkin timbul di masa depan. Gambaran ini membantu siswa

(15)

perubahan-5

Universitas Kristen Maranatha perubahan yang sistematis agar dapat mencapai apa yang diinginkannya. Semakin

seseorang mengetahui apa yang akan dilakukan pada masa depannya maka

orientasinya akan semakin jelas, begitu pula sebaliknya. Orientasi masa depan

dapat dikarakteristikan sebagai proses yang mencakup motivasi, perencanaan dan

evaluasi yang ketiganya saling terkait dan membentuk suatu siklus. Pada siswa

SMA anggota geng motor orientasi masa depan bidang pendidikan dapat

dijadikan sebagai suatu pedoman atau persiapan diri guna mengarahkan dirinya

pada keberhasilan perealisasian pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Individu

yang menunjukkan motivasi kuat, perencanaan terarah dan evaluasi yang akurat

adalah individu yang memiliki orientasi masa depan bidang pendidikan yang jelas

(Nurmi, 1989).

Adanya orientasi masa depan bidang pendidikan yang jelas pada siswa

SMA anggota geng motor merupakan persiapan diri untuk memudahkannya

dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi pada saat

merealisasikan pendidikannya dimasa depan. Hal ini tampak pada siswa SMA

anggota geng motor yang berusaha mengeksplorasi minatnya, menetapkan tujuan

ingin melanjutkan kuliah dimana dan jurusan seperti apa, mau mencari informasi

dan pengetahuan tentang pendidikan yang diinginkanya dengan bertanya pada

keluarga, teman yang lebih tahu atau melalui internet, serta mampu menilai

dirinya apakah tujuannya dapat terwujud atau tidak.

Siswa SMA anggota geng motor yang memiliki orientasi masa depan

bidang pendidikan yang tidak jelas ditunjukkan dengan motivasi yang lemah,

(16)

6

ditunjukkan siswa SMA anggota geng motor yang belum menetapkan tujuannya

apakah nantinya akan kuliah atau tidak, masih bingung memilih universitas dan

bidang studi yang sesuai dengan harapan dan kemampuannya, kesulitan

menyusun langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan serta tidak mampu

menilai sejauh mana mereka dapat mencapai keberhasilan.

Berdasarkan hasil survey awal dengan memberikan kuesioner dan

wawancara kepada 10 orang siswa SMA anggota geng motor di kota Bandung,

diperoleh informasi bahwa 60 % diantaranya sudah menentukan untuk

melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi dengan menetapkan pilihan

bidang studi sesuai keinginan. Agar dapat masuk ke perguruan tinggi yang

dipilihnya, 30 % siswa SMA anggota geng motor ini mengikuti les, 20 % belajar

sendiri dan tetap mencari informasi mengenai bidang studi yang diinginkannya

tersebut dan 10 % sisanya bertanya ke teman-teman dan senior yang lebih tahu

tentang perguruan tinggi yang memiliki fakultas penjurusan dengan akreditas

terbaik. Mereka yakin dapat masuk ke perguruan tinggi yang sesuai dengan

pilihannya kelak. Sebanyak 40 % dari 10 siswa SMA anggota geng motor lainnya

belum memikirkan dan menentukan apa yang dicita-citakan di masa depan.

Namun 20 % dari mereka berencana mengikuti les agar mendapatkan nilai tinggi,

20 % sisanya belum tahu apa yang harus dilakukan sehingga masih bingung

menilai dirinya dapat berhasil atau tidak dalam mencapai masa depan bidang

(17)

7

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan penjelasan dari fenomena tersebut maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai orientasi masa depan bidang pendidikan

pada siswa SMA anggota geng motor di kota Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan

1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai

orientasi masa depan bidang pendidikan pada siswa SMA anggota geng motor di

kota Bandung.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam

gambaran mengenai orientasi masa depan bidang pendidikan pada siswa

SMA anggota geng motor di kota Bandung dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya yaitu dampak dari tuntutan situasional, kematangan

kognitif, pengaruh dari social learning, proses interaksi.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Teoritis

 Memberikan informasi mengenai orientasi masa depan bidang

pendidikan siswa SMA anggota geng motor di kota Bandung bagi

perkembangan ilmu pengetahuan pada bidang Psikologi khususnya

(18)

8

 Memberikan masukan bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih

lanjut serta menambah informasi dan wawasan khususnya pada

mahasiswa Psikologi mengenai orientasi masa depan bidang

pendidikan pada siswa SMA anggota geng motor.

1.4.2. Kegunaan Praktis

 Sebagai bahan informatif bagi siswa SMA anggota geng motor

mengenai gambaran orientasi masa depan khususnya bidang

pendidikan, sehingga dapat menjadi masukan dalam mengambil

keputusan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih

tinggi.

 Memberikan informasi kepada pihak sekolah tentang pentingnya

orientasi masa depan sebagai pertimbangan untuk membina siswa

SMA anggota geng motor terkait dengan orientasi masa depan

bidang pendidikan.

 Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai

masukan bagi orang tua atau keluarga dalam membimbing dan

mendukung siswa SMA anggota geng motor untuk mencapai

oreintasi masa depan bidang pendidikan yang jelas.

1.5 Kerangka Pikir

Siswa SMA anggota geng motor yang berstatus pelajar berada di tahap

(19)

9

Universitas Kristen Maranatha teori dari Santrock (2001) pada tahap ini, remaja sudah mulai mampu berspekulasi

tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang

diinginkan di masa depan. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai

peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai

suatu tujuan di masa depan.

Masa remaja juga berada di tahap formal operations yakni suatu tahap

dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi

terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi.

Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan

kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan

tentang suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja

dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki

efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu

memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan

yang dapat membahayakan dirinya. Semua itu akan dapat mempengaruhi masa

depan siswa SMA anggota geng motor yang pada akhirnya nanti akan dihadapkan

pada tuntutan hidup seperti bekerja, menikah, termasuk juga melanjutkan

pendidikan. Karena itulah siswa SMA anggota geng motor perlu memiliki

orientasi masa depan.

Ada beberapa bidang kehidupan yang menjadi pusat perhatian orientasi

masa depan remaja, salah satu yang menarik minat dan menjadi pemikiran

orientasi masa depan remaja adalah mengenai bidang pendidikan (Nurmi, 1989).

(20)

10

merupakan batu loncatan bagi karir mereka nantinya dan persiapan untuk

menunjang kehidupan mereka, karena karir ataupun tempat dalam masyarakat

yang kelak akan dimiliki oleh remaja tidak terlepas dari pendidikan yang

ditempuh oleh remaja tersebut.

Berdasarkan teori yang dirujuk dari Nurmi (1989) mengenai pengertian

orientasi masa depan adalah gambaran yang dimiliki individu tentang dirinya

dalam konteks masa depan yang memungkinkan individu untuk menentukan

tujuan, menyusun rencana untuk mencapai tujuan dan mengevaluasi sejauh mana

tujuan-tujuan tersebut dapat dilaksanakan. Siswa SMA anggota geng motor mulai

memikirkan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk mencapai orientasi masa

depan yang jelas dan memahami pentingnya masa depan pendidikannya bagi

kelangsungan hidupnya. Dengan begitu siswa SMA anggota geng motor dapat

mempertimbangkan dan menentukan pilihan pendidikan seperti apa yang sesuai

dengan tujuan dan harapannya, hingga pada akhirnya dapat memperoleh

pendidikan yang layak dan mampu mencapai orientasi masa depan yang jelas.

Remaja yang sejak awal telah mampu menetapkan tujuan dan membuat

persiapan serta perencanaan dalam bidang pendidikan, menunjukan bahwa mereka

mempunyai orientasi masa depan pendidikan yang jelas. Orientasi masa depan ini

jugalah yang membimbing remaja dalam memilih perguruan tinggi dan

menyelesaikan program pendidikannya dengan baik (Trommsdorff, 1983).

Penentuan jurusan untuk melanjutkan pendidikan merupakan salah satu keputusan

penting, karena keputusan yang diambil inilah yang akan mempengaruhi jalan

(21)

11

Universitas Kristen Maranatha Orientasi masa depan dapat digambarkan sebagai proses yang meliputi

tiga tahap, yakni : motivasi, perencanaan, dan evaluasi (Nurmi, 1989). Tahap

pertama adalah motivasi, dalam hal ini siswa SMA anggota geng motor telah

menemukan minat, harapan dan telah melihat kemampuan yang ia miliki serta

menetapkan bidang pendidikan yang diminatinya sebagai tujuan ketika mereka

lulus nanti dari SMA. Setelah mengetahui minatnya Siswa SMA anggota geng

motor akan melakukan eksplorasi terhadap bidang pendidikan yang ia tetapkan

lalu membuat komitmen untuk mencapai tujuan tersebut. Siswa SMA anggota

geng motor yang memiliki motivasi yang kuat dapat dilihat dari besarnya

keingintahuan dan minat yang ia miliki. Usaha untuk meningkatkan pengetahuan

tentang bidang studi yang diinginkan dapat membantu siswa SMA anggota geng

motor dalam menentukan tujuan mengenai kelanjutan pendidikannya yang sesuai

dengan kemampuannya.

Kemudian setelah siswa SMA anggota geng motor menetapkan tujuan

yang ingin dicapai, maka tahap kedua diperlukan perencanaan. Siswa SMA

anggota geng motor mulai merencanakan tujuan masa depannya kemudian mereka

berusaha merealisasikan pengetahuan, keterampilan dan hal-hal apa saja yang

harus dimilikinya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya

pengetahuan mengenai segala hal yang menyangkut masa depan bidang

pendidikan maka perencanaan yang disusun oleh siswa SMA anggota geng motor

akan dipertimbangkan secara matang. Perencanaan ini digambarkan secara jelas

melalui tujuan yang ingin dicapai, menyusun perencanaan dan pelaksanaan dari

(22)

12

Pertama, dalam mencapai tujuan yang diinginkan siswa SMA anggota

geng motor membuat gambaran akan melanjutkan pendidikannya kemana dan

bidang studi yang seperti apa. Antisipasi terhadap terealisasinya tujuan dalam

konteks aktivitas yang dilakukan di masa depan juga dapat dilakukan dengan

mengetahui apa saja yang diperlukan agar dapat diterima di perguruan tinggi yang

diinginkan. Misalnya siswa SMA anggota geng motor mengetahui persyaratan

khusus apa saja yang harus dimiliki dari fakultas yang dipilihnya. Selain itu juga

diharapkan siswa SMA anggota geng motor berusaha mencari informasi dari

bidang studi yang diinginkannya tersebut.

Kedua, siswa SMA anggota geng motor menyusun suatu perencanaan atau

strategi untuk mencapai tujuan dengan mencoba menyusun langkah-langkah yang

akan mendukung tercapainya tujuan tersebut dan memilih mana yang lebih

efisien. Hal ini dapat terlihat pada siswa SMA anggota geng motor yang

merancang persiapan atau strategi misalnya dengan membagi waktu antara waktu

belajar dan kegiatan-kegiatan lainnya, mengikuti les sesuai dengan bidang studi

yang diminati atau agar memperoleh nilai yang lebih bagus lagi. Selain itu siswa

SMA anggota geng motor juga akan mempertimbangkan pengetahuan dan

informasi yang dimiliki untuk mencapai tujuan pendidikannya tersebut.

Ketiga, pelaksanaan rencana dan strategi yang telah dibuat. Dalam usaha

melaksanakan perencanaan tersebut siswa SMA anggota geng motor harus

meninjau kembali bahwa tujuan sebenarnya akan tercapai melalui cara yang

tersusun secara sistematis. Jika tidak ada kesesuaian maka perencanaan tersebut

(23)

13

Universitas Kristen Maranatha pencapaian tujuan, pada umumnya perencanaan akan menjadi lebih terarah

dengan didukung oleh motivasi yang kuat. Selain itu diperlukan langkah-langkah

yang tepat untuk meraih pendidikan lanjutan yang diinginkan.

Tahapan ketiga dalam orientasi masa depan adalah evaluasi yaitu penilaian

individu terhadap kemungkinan tercapai tidaknya tujuan. Dalam proses evaluasi

ini juga terkait pertimbangan mengenai penyebab terwujudnya suatu harapan

(causal attribution) dan perasaan (affect) yang menyertainya (emotional

attribution) (Weiner, 1985 dalam Nurmi, 1989). Evaluasi dipengaruhi oleh faktor

emosi yang diikuti perasaan spesifik. Hal ini biasanya didasarkan oleh

penghayatan siswa SMA anggota geng motor terhadap pengalaman kesuksesan

dan kegagalan yang pernah dialami, sehingga dapat berpengaruh juga pada

keyakinan terhadap kemungkinan tercapainya tujuan.

Hasil dari evaluasi ini nantinya akan menjadi umpan balik bagi tujuan

yang telah ditetapkan siswa SMA anggota geng motor sehingga dapat

memperkuat atau melemahkan tujuannya. Ketika siswa SMA anggota geng motor

memikirkan masa depan pendidikannya maka akan muncul perasaan-perasaan

positif atau negatif yang dapat berpengaruh terhadap perwujudan rencana yang

telah dibuat untuk mencapai tujuan pendidikannya tersebut. Sebagai proses

menghadapi masa depannya konsep diri juga memainkan peranan penting dalam

merealisasikan tujuan-tujuan dan rencana-rencana yang telah dibuatnya

berdasarkan penilaian individu saat ini mengenai kemampuan yang dimilikinya.

Jika siswa SMA anggota geng motor dapat melihat hambatan dan peluang dalam

(24)

14

telah dibuat maka akan dapat mendukung proses pengevaluasian menjadi akurat,

sehingga nantinya membuat siswa SMA anggota geng motor dapat melihat

kemungkinan-kemungkinan yang berhubungan dengan terwujud atau tidaknya

tujuan.

Siswa SMA anggota geng motor yang memiliki orientasi masa depan yang

jelas ditandai dengan adanya motivasi yang kuat yang dapat mendorongnya dalam

menetapkan tujuan masa depannya, agar tujuan tersebut dapat tercapai mereka

harus mempunyai minat dan harapan yang tinggi (misalnya : memperoleh prestasi

yang baik di sekolah, memilih perguruan tinggi terbaik). Perencanaan pun harus

dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga mereka mampu

membuat evaluasi penilaian mengenai langkah yang paling memungkinkan untuk

tercapainya tujuan terebut. Sebaliknya, bila siswa SMA anggota geng motor

mempunyai orientasi masa depan yang tidak jelas, maka maka ia belum mampu

untuk menentukan kelanjutan jenjang pendidikannya, belum tahu kegiatan apa

yang akan ia lakukan setelah lulus sekolah atau kalaupun sudah mampu

menentukan pendidikan yang diinginkannya tetapi belum spesifik. Siswa SMA

anggota geng motor belum dapat menyusun langkah-langkah untuk mencapai

tujuannya yang membuatnya kesulitan saat bersaing dengan orang lain dalam

memperoleh melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Jelas tidaknya gambaran orientasi masa depan bidang pendidikan pasa

siswa SMA anggota geng motor dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Berdasarkan teori dari Trommsdorf (1983) terdapat 4 faktor pengaruh yaitu

(25)

15

Universitas Kristen Maranatha learning, dan proses interaksi. Pada faktor dampak dari tuntutan situasional,

struktur orientasi masa depan individu tergantung pada gambaran yang dimiliki

seseorang mengenai situasi yang dihadapinya saat ini dan yang akan datang. Hal

ini dapat terlihat pada siswa SMA anggota geng motor yang dituntut untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus SMA oleh

keluarga khususnya orang tuanya. Situasi ini dapat dihayati oleh siswa SMA

anggota geng motor sebagai tekanan atau justru dianggap sebagai pendorong

motivasinya supaya menjadi seorang yang berhasil dalam mencapai masa depan

bidang pendidikannya.

Dalam hal ini siswa SMA anggota geng motor dibina untuk meningkatkan

kesadarannya. Jika dapat menyesuaikan diri terhadap keadaan seperti itu dan sadar

bahwa situasi yang dialaminya dapat berpengaruh pada kehidupan dimasa

depannya, maka ia akan mampu meningkatkan motivasi dalam dirinya,

merencanakan pendidikannya dan memiliki evaluasi yang akurat dalam

menentukan pendidikan yang tepat, sehingga membentuk orientasi masa depan

bidang pendidikan yang jelas, begitu pula sebaliknya.

Pada faktor kematangan kognitif, individu mampu menyelesaikan masalah

dalam hambatan untuk mencapai tujuan. Nurmi (1989) menjabarkan

perkembangan kognitif terhadap perencanaan orientasi masa depan. Individu

berada di tahap formal operations yakni suatu tahap dimana seseorang sudah

mampu berpikir secara abstrak. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja

dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks, memiliki keterampilan untuk

(26)

16

pada tahap ini diharapkan mampu mencari berbagai alternatif untuk penyelesaian

masalah disaat mereka menghadapi hambatan dalam mencapai tujuan, dan dapat

menyusun strategi untuk mengatasi hambatan yang menghalangi dirinya untuk

memperoleh kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya seperti dapat

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang terbaik. Sebaliknya, bila

kematangan kognitifnya belum matang maka siswa SMA anggota geng motor

akan mengalami kesulitan dalam menghadapi dan menyelesaikan hambatannya,

karena tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Semua itu mengarah pada proses

pembentukan orientasi masa depan yang tidak jelas.

Pengaruh dari social learning, meliputi apa yang dialami individu dalam

lingkungan keluarga, teman sebaya maupun masyarakat mempengaruhi orientasi

masa depannya. Jadi, lingkungan sekitar akan memberi peran-peran sosial tertentu

yang menyebabkan pembentukan orientasi masa depan bidang pendidikan yang

berbeda-beda pada anggota geng motor. Proses interaksi, yakni terjalinnya

komunikasi antar individu baik dengan keluarga maupun teman dekat yang dapat

memacu dan mendukung individu dalam pengambilan keputusan yang dapat

membuatnya merasa lebih percaya diri, memiliki harapan, lebih optimis

memandang masa depan dan memiliki orientasi masa depan yang lebih jelas

(Rosenthal & Jacobson, 1968; Lewin & Wang 1983).

Proses interaksi yang terjadi antara siswa SMA anggota geng motor

dengan orang tua, guru, dan teman dapat memotivasi mereka dalam mengambil

keputusan mengenai bidang studi yang diminatinya, dapat pula membantu mereka

(27)

17

Universitas Kristen Maranatha pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena orang tua,

guru, dan teman akan memberi dorongan dan informasi yang dibutuhkan

mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh siswa SMA anggota geng motor,

memperoleh pengarahan dan bimbingan. Dengan begitu siswa SMA anggota geng

motor akan dapat memandang positif terhadap masa depannya, sehingga

memperkuat minat dan harapan untuk mempunyai motivasi yang kuat. Setelah

memiliki motivasi yang kuat siswa SMA anggota geng motor mulai mengarahkan

dirinya pada rencana masa depan mereka dengan memutuskan dan menentukan

tingkah laku dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai jenjang

pendidikan yang lebih tinggi berdasarkan informasi yang diperolehnya. Setelah

memiliki perencanaan yang terarah perlu juga didiskusikan apakah

rencana-rencana tersebut memungkinkan untuk dijalankan dan bagaimana jika ada

hambatan-hambatan yang menghadang dalam mencapai pendidikan yang mereka

inginkan. Dengan bantuan orang tua, guru dan teman terdekat maka evaluasi

(28)

18

Untuk dapat melihat lebih jelas gambaran orientasi masa depan bidang

pendidikan pada siswa SMA anggota geng motor di kota Bandung, dapat dilihat

melalui :

1.1 Bagan Kerangka Pikir

Siswa SMA

anggota geng motor di kota Bandung

Tahap-tahap :

- Motivasi - Perencanaan - Evaluasi

Orientasi Masa Depan bidang pendidikan

Jelas Tidak Jelas Faktor yang mempengaruhi

Orientasi Masa depan :

- Dampak dari tuntutan situasional

- Kematangan kognitif - Pengaruh dari social

(29)

19

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi

 Orientasi masa depan bidang pekerjaan siswa SMA anggota geng motor

dapat berbeda-beda, ada yang jelas dan juga tidak jelas.

 Jelas tidaknya gambaran orientasi masa depan bidang pendidikan pada

siswa SMA anggota geng motor di kota Bandung dapat dilihat melalui

tahap motivasi, perencanaan dan evaluasi.

 Siswa SMA anggota geng motor memiliki orientasi masa depan bidang

pendidikan yang jelas atau tidak jelas, tergantung dari faktor-faktor yang

mempengaruhi orientasi masa depan yakni diantaranya dampak dari

tuntutan situasional, kematangan kognitif, pengaruh dari social learning

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

 Mayoritas Siswa SMA anggota geng motor di kota Bandung memiliki

gambaran orientasi masa depan bidang pendidikan yang jelas.

 Jelas-tidaknya gambaran orientasi masa depan bidang pendidikan

berkaitan dengan kuat-lemahnya motivasi, terarah-tidaknya perencanaan

dan akurat-tidaknya evaluasi yang dimiliki siswa SMA anggota geng

motor di kota Bandung.

 Faktor yang paling berkaitan dengan jelas - tidaknya gambaran orientasi

masa depan bidang pendidikan pada siswa SMA anggota geng motor di

kota Bandung adalah dampak dari tuntutan situasional.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

 Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, namun hasilnya

masih ada kekurangan ketika menggambarkan orientasi masa depan

bidang pendidikan. Untuk itu disarankan menambahkan metode

wawancara dan pembuatan pertanyaan data penunjang yang lebih

spesifik.

 Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan dengan metode

(31)

63

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi masa depan

khususnya bidang pendidikan yakni dampak dari tuntutan situasional,

kematangan kognitif, pengaruh dari social learning dan proses interaksi.

5.2.2 Saran praktis

 Kepada pihak sekolah, diharapkan dapat memberi dukungan berupa

pembinaan dan penyuluhan terhadap siswa SMA anggota geng motor

serta pengadaan seminar pendidikan.

 Kepada pihak orang tua dan keluarga diharapkan mendukung dan

mengarahkan minat siswa SMA anggota geng motor sesuai dengan

keinginan dan kemampuannya dalam mencapai tujuan pendidikannya

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Gulo, W. 2003. Metodologi Penelitian. Penerbit : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Nazir, M. 1988. Metode Penelitian, cetakan 3. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Nurmi, Jari – Erik.1989. Adolescents Orientation To The future: Development of Interest and Plans, and Related Attributions and Affects, in the Life – Span Ccontex. Helsinky, Commnetationes Scientiarium Socialum.

Santrock, J.W.2001. Life – Span Development, jilid 2. Penerbit : Erlangga. Jakarta.

Steinberg, L. 2002. Adolescence 6th edition. New York : Mc Graw Hill Inc

(33)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

http://berita.liputan6.com/hukrim/201006/283602/Dua.Anggota.Geng.Motor. Diciduk, diakses tanggal 21 juli 2010.

http://benyahna.student.umm.ac.id/2010/04/13/penanganan-komintas-geng-motor-sebagai-salah-satu-kenakalan-remaja-dengan-pendektan-psikologi/, diakses tanggal 15 juli 2010.

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/112007/01/0901.htm, diakses tanggal 15 Juli 2010.

http://www.tribunjabar.co.id/read/artikel/26214/kapolsek-biar-geng-motor-sulit-bekerja, diakses tanggal 21 Juli 2010.

http://www.tempointeraktif.com/hg/bandung/2010/06/10/brk,20100610-254352,id.html, diakses tanggal 21 Juli 2010.

(http://arik_mgt.student.fkip.uns.ac.id/2009/06/19/26/, diakses tanggal 24 Desember 2010)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Private cloud merupakan salah satu model deployment dari cloud computing , dimana pengelolaan dari infrastruktur yang diperlukan dikelola dalam jaringan internal

Bagaimana cara mengedukasi masyarakat urban bahwa urban gardening adalah hal yang mudah dilakukan untuk mendapatkan sayuran organik. Bagaimana cara

brushup.sh dan ditujukan untuk menukar fungsi cluster server dari high avaibility ke load balance ataupun sebaliknya pada saat server yang meng handle public

Skripsi yang berjudul “Albert Camus’ Absurdism and Ambivalent Views on French Orientalist Prejudice as Reflected in The Stranger ” ini adalah sebuah analisis terhadap novel

Untuk menghindari Ketidaktelitian dan ketidakcermatan penyusunan surat dakwaan yang dapat mengakibatkan surat dakwaan tersebut kabur (obscuur libel) dan batal demi hukum, maka

Menurut hasil perhitungan analisis regresi tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima yaitu ada hubungan positif yang signifikan dan memiliki

Berdasarkan analisis DMRT yang telah dilakukan ( Tabel 4.2) , hasil menunjukkan bahwa perlakuan obat diare Lodia , kelapa hijau, kelapa obat kuning, dan kelapa kuning