• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR AQUATIK ANTARA SISWI MTs DAN SMP DI KECAMATAN CICALENGKA DAN CIKANCUNG KABUPATEN

BANDUNG

Skripsi

Diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratdalammenempuh program Sarjana S1 Prodi PendidikanJasmaniKesehatandanRekreasi

Oleh:

Imas RatnaYulianti 0901193

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

PERNYATAAN

Denganini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

“Perbandinganhasilbelajaraquatikantarasiswi MTs dan SMP di KecamatanCicalengka” ini besertaseluruhisinyaadalahbenar-benarkaryasayasendiri.Sayatidakmelakukanpenjiplakanataupengutipandengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuanatau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 23 Juni2014 Yang membuat pernyataan,

Imas RatnaYulianti

(3)

IMAS RATNA YULIANTI

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR AQUATIC ANTARA SISWI MTS DAN SMP DI KECAMATAN CICALENGKA DAN CIKANCUNG

KABUPATEN BANDUNG

Disetujui Dan DisahkanOlehPembimbing:

Pembimbing 1

(CarsiwanM.Pd.) Nip: 197101052002121001

Pembimbing 2

(HelmyFirmansyahM.Pd.) Nip: 197912282005011002

Mengetahui, Ketua Program Studi

PendidikanJasmaniKesehatandanRekreasi

(4)

vi Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 5

C. RumusanMasalah ... 5

D. TujuanPenelitian ... 5

E. ManfaatPenelitian ... 5

a. Dari Segi Teoritis ... 5

b. Dari Segi Praktis... 6

F. BatasanMasalah ... 6

G. BatasanIstilah ... 7

H. AnggapanDasar ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. TinjauanTeori ... 9

1. Pengertian Belajar ... 9

2. HakikatBelajar... 11

3. Faktor-Faktor Yang MemengaruhiBelajar ... 12

4. PengertianHasilBelajar ... 13

5. PengertianPengajaranRenang ... 18

6. Gaya DalamPengajaranRenang ... 20

(5)

vii Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. HipotesisPenelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. LokasiPenelitian ... 26

B. DesainPenelitian ... 26

C.Populasi Dan Sampel ... 27

1. Populasi ... 27

2. Sampel ... 28

D. Metode Penelitian ... 29

E. Langkah-Langkah Penelitian ... 30

F. InstrumenPenelitian ... 31

G. Alat Dan TeknikPengumpulan Data ... 35

H. ProsedurPengolahan Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. HasilPengolahanDan Analisis Data ... 40

1. Deskripsiskor Rata-Rata Dan Simpangan Baku TesPembelajaran .. 40

2. UjiNormalitas ... 42

3. UjiHomogenitas ... 44

4. UjiHipotesis ... 44

B. DiskusiTemuan ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(6)

viii Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

(7)

ix Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Halaman

(8)

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PerbandinganHasilBelajarAquatikAntaraSiswi MTs Dan SMP Di KecamatanCicalengka Dan CikancungKabupaten Bandung

Carsiwan, M.Pd

HelmiFirmansyah, M.Pd

ABSTRAK

Berdasarkan studi pendahuluan,

didugaadanyaperbedaankarakteristikpembelajaranaktivitasaquatikantarasiswi yang

bersekolah di sekolahumumdansekolah yang

berlandaskankeagamaansehinggamembuatpenelititertarikuntukmengungkappembe lajaranaquatik di keduasekolah yang berbedatersebut. Penelitianinidilakukan di

SMPN 1

CicalengkadanMTsNCikancung.Pemilihansekolahinidilakuandenganteknikpurpos ive sampling.

Data penelitiandiperolehdengancara test

renanggayabebassecaralangsungdanpenilaiandenganmenggunakanlembarobservas

i. Data yang

telahdidapatkemudiandiolahdandianalisisdenganmenggunakanujistatistikparametri kujinormalitasLiliefors, ujihomogenitas, danujiduapihakuntukmengujihipotesis.

Kesimpulandaripenelitiannilai rata-rata pada test akhir yang dilakukansiswi yang bersekolah di SMPN 1 Cicalengkasebesar 8,250. Sedangkannilai rata-rata yang dapatdiperoleholehsiswi yang bersekolah di MTsNCikancunghanyasebesar 4,550.Makadapatdisimpulkanbahwaterdapatperbedaanhasilbelajaraquatik

(renanggayabebas) antarasiswi SMPN 1 Cicalengkadangansiswi MTsNCikancung.

(9)

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

The Comparison Learning Results Aquatic between MTs and SMP in Cicalengka and CikancungSubdistrict Bandung District

Carsiwan, M.Pd HelmiFirmansyah, M.Pd

ABSTRACT

Based on the review study, suspected of the differences learning characteristic aquatic activity between the students who attended in public school and religious-school based on, that make the researcher interested in to reveal aquatic learning in the two different schools. This research was conducted at SMPN1Cicalengka and MTsNCikancung. The school selection was done by purposive sampling technique.

The data were collected by freestyle swimming test directly and assessment using observation sheet. The data has been obtained and then processed and analyzed using parametric statistical test, Liliefors normality test, homogeneity test, and test the two parts to test the hypothesis.

The conclusion of this study the average value at the end of the test, conducted on students who attend in SMPN 1 Cicalengka of 8,250. While the average value that can be obtained by students who attend in MTsNCikancung only 4,550. It can be conclude that there are differences in the result of aquatic learning (freestyle swimming) between students of SMPN 1 Cicalengka with students of MTsNCikancung.

(10)

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus dilaksanakan di sekolah.Karena pendidikan jasmani tidak hanya berkutat dengan bagaimana siswa dapat memperoleh gerak tubuh untuk mempertahankan kesehatannya namun pendidikan jasmani mempunyai tujuan yang lebih dari itu. Pendidikan jasmani merupakan satu-satunya mata pelajaran di sekolah yang menggunakan gerak sebagai media pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Selain untuk mengolah tubuh agar siswa tetap memiliki tubuh yang sehat namun pendidikan jasmani mempunyai peranan penting lainnya salah satunya yaitu mengembangkan domain kognitif dan afektif setiap siswa.

Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan jasmani mempunyai tiga ranah atau aspek yang harus dicapai, yakni ranah psikomotor (gerak tubuh), ranah kognitif (pengetahuan) dan ranah afektif (sikap). Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat memberikan kontribusi yang sangat berarti kapada setiap siswa apabila dalam pelaksanaannya dilaksanakan dengan baik.Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses suatu pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan seorang anak sebagai suatu kesatuan yang utuh, mahkluk total, tidak menganggap seorang anak sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.

(11)

2

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anak. Seperti pengisian waktu luang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, perkembangan sosial yang baik di masyarakat, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya.

Pendidikan jasmani sudah tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan nasional. Hal tersebut dapat diamati dari wajibnya pendidikan jasmani diselenggarakan di setiap jenjang dan tingkatan pendidikan. Dari mulai taman Kanak-Kanak (TK) hingga ke Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan di beberapa perguruan tinggi pun ada yang mewajibkan seluruh mahasiswanya mengikuti perkuliahan pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani menurut Depdiknas (2004e:6) dalam Nugraha dkk (2010, hlm 70) dapat diartikan sebagai:

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik diarahkan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional.

Pendidikan jasmani adalah mata pelajaran wajib di sekolah yang memiliki tujuan umumnya yaitu untuk meningkatan taraf kesehatan anak. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Seperti yang dijelaskan oleh Mahendra (2009, hlm 51) bahwa:

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani, permainan, atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.Pendidikan jasmani baerarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga.Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Pendidikan jasmani yang baik akan diwarnai oleh atmosfir yang menyenangkan serta membangun perasaan berhasil (feeling of success) kepada para siswa.

(12)

3

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk melaksanakan kegiatan fisik dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan berbagai alasan. Terutama bagi siswa putri yang terkadang terkesan menyepelekan bahkan ogah-ogahan dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani.

Padahal dalam pendidikan jasmani itu memiliki berbagai manfaat yang bagus yang dapat mereka peroleh. Mahendra (2009, hlm13) memaparkan bahwa secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

a. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.

b. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.

c. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untukmelaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.

d. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui pertisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.

e. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.

f. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.

Ada tiga hal yang penting yang bisa menjadi sumbangan unik dari pendidikan jasmani yang dikemukakan oleh Dauer dan Pangrazy (1992) dalam Mahendra (2009, hlm 36) yaitu:

a. Meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan siswa,

b. Meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik yang kaya, serta

c. Meningkatkan pengertian siswa dalam prinsip – prinsip gerak serta bagaimana menerapkannya dalam praktek.

(13)

4

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang lain yang dilakukan dengan cara terapung di air (keterampilan lokomotor sekaligus manipulatif).

Pembelajaran renang di sekolah biasanya dilaksanakan di luar jam sekolah, hal ini disebabkan karena tidak semua sekolah mempunyai kolam renang pribadi di sekolahnya. Namun hal ini tidak menjadikan suatu alasan untuk tidak memberikan pembelajaran renang bagi siswi di sekolah.

Namun tidak setiap siswi dapat melaksanakan pembelajaran renang dengan baik, bahkan ketika mereka mendapat pengajaran renang mereka banyak yang enggan melaksanakan pembelajaran tersebut dengan berbagai alasan. Alasan yang sering mereka kemukakan ketika akan melaksanakan pembelajaran ini adalah mereka sedang halangan atau datang bulan, sehingga mereka anggap alasan ini merupakan salah satu alasan yang ampuh untuk menghindari pembelajaran renang.

Baik di sekolah umum (SMP negeri atau swasta) maupun di sekolah yang berlandaskan agama (MTs) banyak siswi yang enggan melaksanakan pembelajaran renang. Apalagi untuk siswi yang bersekolah di MTs mungkin mereka agak sedikit enggan berenang apalagi kalau kolam tersebut merupakan kolam campuran atau dengan kata lain antara siswa dan siswi dalam satu kolam yang sama. Bukan hanya siswi yang bersekolah di MTs saja yang terkadang enggan mengikuti aktivitas renang akan tetapi sisiwi yang bersekolah di sekolah umum (SMP negeri atau swasta) juga terkadang enggan melakukan aktivitas satu ini.

Seperti diketahui salah satu ruang lingkup pendidikan jasmani adalah aktivitas di dalam air salah satunya berenang. Maka mau tidak mau renang ini harus dilaksanakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan permasalahan yang telah dikemukakan dalam latar belakang maka saya terdorong

untuk melakukan penelitian dengan judul ”Perbandingan Hasil Belajar Aquatik

(14)

5

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah.

Pengajaran pendidikan jasmani bukan hanya semata-mata melakukan atau hanya menguasai olah garak atau tubuh di darat saja. Akan tetapi setiap siswi atau siswa juga berhak mendapatkan penguasaan gerak di air juga sesuai dengan ruang lingkup dalam pendidikan jasmani yakni aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.

Namun pelaksaannya tersebut terkadang kurang terlaksana dengan baik, baik di sekolah umun (SMP negeri atau swasta) ataupun disekolah yang berlandaskan agama (MTs). Sehingga hasil dari pembelajaran renang pun tidak dapat terlaksana dengan baik.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu apakah ada perbedaan hasil belajar aquatik antara siswi yang bersekolah di SMP dan MTs di Kecamatan Cicalengka dan Cikancung Kabupaten Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka dalam suatu penelitian tentunya harus memiliki tujuan yang jelas dan tepat sehingga dapat memberikan solusi, informasi dan hasil penelitian yang benar. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan hasil belajar aquatik antara siswi SMP dan MTS di Kecamatan Cicalengka dan Cikancung Kabupaten Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian yaitu: 1. Manfaat secara teoritis

(15)

6

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru pendidikan jasmani untuk menjadikan bahan pertimbangan dalam pengajaran aquatik itu penting diberikan dan bukan sebagai penghias atau pelengkap saja dalam pengajaran aktivitas jasmani dan kesehatan.

b. Bagi siswa

Dengan penelitian ini siswa bisa mendapatkan pembelajaran pendidikan jasmani yang sesuai dengan ruang lingkup pendidikan jasmani salah satunya pengajaran aquatik.

c. Bagi penulis

Dapat dijadikan sebagai pelatihan dalam penulisan karya ilmiah dan sebagai bahan pertimbangan untuk bisa menyikapi bagaimana setiap siswa melaksanakan pembelajaran yang berbeda-beda dalam setiap pengajarannya.

d. Untuk sekolah

Bisa menjadi bahan untuk pertimbangan bahwa pembelajaran pendidikan jasmani bukan hanya menitik beratkan pada penguasaan gerak di darat saja, akan tetapi pendidikan jasmani pun harus bisa melakukan gerakan yang dilakukan di air atau setiap siswa minimalnya harus mengenal olahraga yang dilakukan di air.

F. Batasan Masalah

Untuk menghindari penyimpangan dalam penelitian, berikut ini adalah batasan – batasannya:

(16)

7

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Populasi dan sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswi kelas VIII, di salah satu SMP dan MTs yang berada di Kecamatan Cicalengka dan Cikancung KaBupaten Bandung.

3. Variabel bebasnya adalah hasil belajar akuatik (renang gaya bebas).

4. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah siswi kelas VIII yang bersekolah di MTs Negeri Cikancung dan siswi SMP Negeri 1 Cicalengka. 5. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

dengan test langsung dengan penilaian menggunakan lembar observasi.

G. Batasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran dalam penelitian, penulis akan menjelaskan istilah - istilah yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Berikut penjelasan beberapa istilah yang bersangkutan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Perbandingan pendidikan (dalam http://wwwmatahariku-ul-imut.blogspot.com/2012/03/pengertian-fungsi-dan-tujuan.html): adalah menganalisa dua hal atau lebih untuk mencari kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan.

2. Hasil belajar (dalam http://www.hasiltesguru.com):adalah hasil yang

diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada suatu pokok bahasan.

3. Berenang. Menurut Kamtono (1982) dalam Nugraha, dkk (2010, hlm 14)

”berenang adalah suatu olahraga yang dilakkan di air, dengan cara menggerakan anggota badan, mengapung di air dan seluruh anggota badan

bergerak dengan bebas”. Renang merupakan proses bergerak dari satu titik

(17)

8

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Anggapan Dasar

Seperti yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah bahwa menurut Mahendra (2009, hlm 51) “pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani, permainan, atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan”.Ruang lingkup pendidikan jasmani salah satunya adalah aktivitas yang dilaksanakan di dalam air.Aktivitas dalam air yang lazim dilakukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah adalah berenang.Menurut Kamtono (1982) dalam Nugraha, dkk (2010, hlm 14) ”berenang adalah suatu olahraga yang dilakkan di air, dengan cara menggerakan anggota badan, mengapung di air dan seluruh anggota badan bergerak dengan bebas”.

Namun dalam setiap pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani ini tidak sedikit pula siswa yang terkadang enggan melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani dengan alasan apapun terutama siswa putri.Sehingga nilai yang telah ditetapkan dalam kkm disetiap pembelajaran tidak tercapai dengan baik karena tidak terpenuhinya salah satu materi yang tidak mereka laksanakan.

(18)

26 Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMP dan MTs yang berada di Kecamatan Cicalengka dan Cikancung Kabupaten Bandung. Tempat penelitian ini dilaksanakan di: SMP Negeri 1 Cicalengka yang beralamatkan di Jl. Dipatiukur No. 34 Cicalengka Kabupaten Bandung Kode Pos 40395 Nomor Telepon (022) 7949216 Email: smpn1cicalengka@yahoo.Com. Kemudian juga dilaksanakan di MTs Negeri Cikancung yang beralamatkan di Jl. Jayadikarta No.61 Kp. Manabaya Cihanyir Kabupaten Bandung Kode Pos 40395 Nomor telepon (022) 7949083 Email: mtsn.cikancung@gmail.Com.

B. Desain Penelitian

(19)

27

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.1 Desain Penelitian

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Untuk menentukan sumber data, terlebih dahulu harus menentukan populasi dan sampel yang merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm 117) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

Populasi

Sample

Pengambilan Data

Siswi SMPN 1 Cicalengka

Siswi MTs Negeri Cikancung

Hasil Pengolahan

Data

(20)

28

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan dari hasil peneltian tersebut”.

Populasi dalam penelitaian ini adalah siswi kelas VIII yang belajar di sekolah umum (SMP Negeri dan Swasta) serta yang bersekolah di sekolah yang berlandaskan keagamaan (MTs Negeri dan Swasta) yang berada di Kecamatan Cicalengka dan Cikancung Kabupaten Bandung.

2. Sampel Penelitian

Setelah populasi telah diketahui, maka peneliti menentukan sampel yang akan diambil untuk melakukan penelitian. Pengambilan sampel ini dilakukan karena peneliti beranggapan bahwa populasi yang adasangat besar dan banyak shingga peneliti tidak mungkin dapat mempelajari dan meneliti semuanya. Hal ini diakibatkan karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu yang pemeliti miliki sehingga oleh sebab itu peneliti hanya mengambil sampel untuk penelitian ini.

Menurut Sugiyono (2012, hlm 118) “sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakterisik populasi tersebut”. Ada beberapa teknik sampling yang bisa digunakan dalam melakukan suatu penelitian. Pada dasarnya teknik pengambilan sampling dibagi dalam dua jenis yaitu: Probability Sampling Dan Nonprobability Sampling. Probability Sampling meliputi simple random, proportionate stratified

random, disproportionate stratified randon, dan area random. Sedangkan

Nonprobability Sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling

aksidential, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Sampel yang diambil dari masing-masing sekolah diambil 20

(21)

29

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian menurut Sugiyono, (2012, hlm 3) adalah “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan yang dapat dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan tujuan penelitian itu sendiri adalah untuk mengungkapkan, mengambarkan dan menyimpulkan suatu hasil dari pemecahan masalah yang diperoleh dengan cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian yang dilakukan. Sesuai dengan judul penelitian yang diajikan oleh penulis yang menitik beratkan pada perbandingan hasil belajar aquatik, maka metode penelitian yang cocok diterapkan pada penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif.

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk mengupayakan pemecahan atau menjawab permasalahan yang dihadapai pada situasi sekarang. Metode ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi,dan analisis/pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi. Oleh sebab itulah penelitian ini dinamakan dengan metode penelitian deskriptif.

Kemudian karena penelitian ini menitik beratkan pada perbandingan atau perbedaan dari hasil belajar dari dua sekolah yang berbeda, maka peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan penelitian studi perbadingan atau biasa disebut dengan studi komparatif. Penelitian dengan menggunakan studi perbandingan atau komparatif ini dilakukan dengan cara membandingkan persamaan atau perbedaan berbagai fenomena untuk mencari faktor apa, atau situasi bagaimana sehingga menyebabkan suatu peristiwa tertentu.

(22)

30

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yakni “apakah ada perbedaan hasil belajar aquatik antara siswa SMP dan MTs di Kecamatan Cicalengka dan Cikancung Kabupaten Bandung?”

E. Langkah-Langkah Penelitian

Kegiatan penelitian ilmiah merupakan suatu cara dalam memperoleh pengetahuan atau pemecahan suatu masalah yang sedang dihadapi. Untuk memperlancar suatu penelitian itu perlu adanya diadakan langkah-langkah penelitian. Secara garis besar fase-fase atau tahapan-tahapan yang dapat ditempuh dalam penelitian adalah:

1. Fase perencanaan.

Dalam tahap atau fase perencanaan ini peneliti melakukan:

a. Observasi awal ke sekolah yang menjadi tujuan diaksanakannya penelitian.

b. Melakukan diskusi kepada guru penjas kelas VIII pada masing-masing sekolah dan meminta kurikulum dan rpp yang digunakan dalam pengajaran penjas (pembelajaran aquatik) yang dilakukan di sekolah tersebut.

c. Membuat kisi-kisi instrument penelitian yang disesuaikan dengan kurikulum dan rpp yang telah dibuat oleh guru penjas.

d. Menentukan sampel penelitian sebagai objek yang akan diteliti. 2. Fase pelaksanaan

Dalam tahapan pelaksanaan peneliti melakukan:

a. Pengumpulan data dengan cara pengobservasi objek penelitian sesuai dengan instrument penelitian yang telah dibuat oleh peneliti. Data yang akan dikumpulkan oleh peneliti yaitu mengenai hasil belajar aquatik dari siswa kelas VIII di salah satu SMP dan MTs yang berada di Kecamatan Cicalengka.

(23)

31

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Fase atau tahap laporan penelitian.

Fase atau tahap laporan penelitian merupakan fase dimana setelah data dikumpulan, diolah dan dianalisis hasilnya dipublikasikan.

F. Instrument Penelitian

Dalam pengambilan suatu data variable penelitian maka diperlukan sebuah instrument penelitian. Instrument penelitian merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memperoleh data. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui hasil belajar aquatik dari siswa SMP dan MTs di Kecamatan Cicalengka dan Cikancung Kabupaten Bandung, maka instrument penelitiannya yaitu dengan observasi langsung pada objek yang diteliti.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa tujuan dari pendidikan jasmani itu terdiri dari tiga aspek yakni aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Akan tetapi dalam hal penelitian ini peneliti hanya mencoba untuk meneliti perbedaan hasil dari aspek psikomotornya saja. Pengamatan yang dilakukan pun adalah pengamatan secara langsung (direct observation) yakni pengamatan yang dilakukan tanpa pengantara.

(24)

32

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

SK/KD Aktivitas Akuatik (Aktivitas Air)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

11. Mempraktikkan kecakapan teknik dasar gaya renang dan nilaii- nilai yang terkandung di dalamnya*)

11.1 Mempraktikkan koordinasi teknik dasar meluncur, gerakan kaki dan lengan, renang gaya bebas dalam jarak tertentu serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan

11.2 Mempraktikkan koordinasi teknik dasar meluncur, gerakan kaki, lengan dan pernapasan, renang gaya bebas dalam jarak tertentu serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan

Dalam aktivitas akuatik ini setiap siswa diharapkan untuk mampu

melaksanakan tiga hal yang dikutip dalam

(http://pojokpenjas.wordpress.com/2007/11/27/peta-hasil-belajar-dan-indikator/) , dan tiga hal tersebut adalah:

1. Siswa mampu melakukan berbagai macam bentuk permainan dalam air. 2. Siswa memiliki konsep dan keterampilan berfikir tentang berbagai

aktivitas air.

(25)

33

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta rpp yang telah dibuat maka hasil belajar aquatik yang akan diteliti yaitu hasil belajar renang gaya bebas meliputi gerakan tangan gaya bebas, gerakan kaki gaya bebas dan pengambilan nafas dalam gaya bebas yang telah dijelaskan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Istrumen Tes Hasil Pembelajaran Akuatik Siswa SMP Dan MTs Di

Kecamatan Cicalengka

Variable Indicator Penilaian Nilai

Gerakan tangan

1. Posisi awal tangan berada di atas kepala (kedua telapak tangan agak berdekatan tapi tidak perlu menempel)

2. Tarik salah satu tangan ke bawah, tarikkan tangan tersebut sampai ke belakang

3. Angkat tangan ke permukaan air ayunkan tangan sejauh mungkin ke depan (siku agak ditekuk, an diluruskan ke dekat telinga kemudian masukan kembali ke dalam air) bawah secara bergantian (seperti sedang berjalan kaki) 2. Posisi antara kaki dan paha

dalam posisi lurus atau dengkul tidak boleh di tekuk.

3. Yang bergerak bukan lutut atau kaki melainkan pangkal paha

(26)

34

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau pinggul. dilaksanakan

oleh siswa. sisi (kiri atau kanan)

2. Setelah mengambil nafas, kepala secara cepat kembali ke dalam air.

3. Pengambilan nafas dilakukan setelah 2 atau tiga kali gerekan

(27)

35

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penilaian yang telah ditentukan oleh peneliti. Pemberian skor tersebut sesuai dengan tabel 3.3 yakni:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Criteria Penilaian Indicator Pada Lembar Observasi

No Criteria Nilai

1 Nilai maksimum untuk semua indicator penilaian tercapai dan bernilai positif

4 2 Siswa menunjukan hampir semua indicator penilaian

bernilai positif dan tidak ada negative yang berpengaruh pada nilai siswa

3 gerakan renang gaya bebas dengan baik dan benar.

1

G. Alat Dan Teknik Pengumpulan Data

Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan penelitian adalah merumuskan alat pengumpul data sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Alat penelitian sangat erat hubungannya dengan seluruh unsur atau elemen penelitian lain, terutama sekali dengan metodenya. Itulah sebabnya langkah yang ditempuh dalam menetapkan suatu jenis alat atau instrument penelitian harus berpedoman pada:

a. Pendekatan dalam mengumpulkan data.

b. Jenis data yang diperlukan untuk mengetes hipotesis.

c. Alat yang dianggap cocok untuk mengumpulkan data yang diperlukan. d. Perlu tidaknya memodifikasi berbagai jenis alat pengumpul data yang

digunakan.

(28)

36

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pun dilakukan dengan pengamatan secara langsung (direct observation) kepada objek yang akan diteliti. Hal ini dilakukan agar peneliti bisa lebih tahu sejauh mana siswi SMP Negeri dan MTs bisa melakukan renang gaya bebas dan bagaimana perbedaan dari hasil renang gaya bebas yang telah diberikan oleh setiap guru di masing-masing sekolah.

H. Prosedur Pengolahan Data

Setelah data diperoleh dari hasil tes maka langkah selanjutnya adalah mengolah dengan rumus-rumus statistika.

Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menghitung rata-rata dan simpang baku

b. Menguji normalitas masing-masing periode tes c. Menguji homognitas dua varians

d. Mengadakan penguji hipotesis dengan pendekatan uji dua pihak

1. Menghitung Rata-Rata dan Simpangan Baku

a. Mencari nilai rata-rata ( ) dari setiap data dengan rumus:

Keterangan:

: Nilai rata-rata yang dicari : Jumlah skor yang didapat

n : Jumlah sampel

(29)

37

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

S : Simpangan baku yang dicari ∑ : Jumlah

X : Skor

: Nilai rata-rata n : Jumlah sampel 1 : Angka tetap

2. Uji Normalitas Data

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan berdistribusi normal atau tidak dan juga untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan selanjutnya. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Liliforst.

Prosedur yang digunakan menurut Sujana (1989, hlm 466) adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn dengan

menggunakan rumus:

Xi – X Z1 =

S

(X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel).

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … Zn Zi. Jika proporsi ini dinyatakan

S(Zi), maka:

Banyaknya Z1, Z2, ... , Zn Zi

S (Zi) =

n

d. Menghitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

(30)

38

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Menginterpretasikan hasil dari penghitungan normalitas pada keputusan normalitas Liliefors (Shapiro-Wilk) sebagai berikut:

1. Jika L hitung > L tabel, maka instrument berdistribusi normal 2. Jika L hitung < L tabel, maka instrument tidak berdistribusi normal

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetaui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan homogen atau tidak dan juga untuk menentukan jenis statistik yang digunkan. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji F dengan rumus:

cil Variansike

sar Variansibe F

Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika hitung lebih kecil dari F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (α) = 0,05

dan derajat kebebasan dk = V1 dan V2, nilai V1 = n – 1 dan V2 = n – 2 jadi data setiap butir tes adalah homogen bila F hitung ≤ F tabel

4. Uji Hipotesis

Membuat hipotesis dengan kalimat dan hipotesis dengan statistik Hipotesis kalimat

Ha: ada perbedaan hasil belajar akuatik (renang gaya bebas) antara siswi SMP dan MTs di Kecamatan Cicalengka dan Cikancung Kabupaten Bandung.

Ho: tidak ada perbedaan hasil belajar akuatik (renang gaya bebas) antara siswi SMP dan MTs di Kecamatan Cicalengka dan Cikancung Kabupaten Bandung. Hipotesis statistik

(31)

39

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

� = � − �1 2

�1−1 �12+ (�2−1)�22

�1+�2−2

1

�1+

1

�2

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: S = Simpangan baku

n1 = Jumlah Sampel Kelompok 1

n2 = Jumlah Sampel Kelompok 2

X1 = Rata-rata Kelompok 1

X2 = Rata-rata Kelompok 2

(32)

49 Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis dan pengoahan data yang dilaksanakan di SMP negeri 1 Cicalengka dan MTs Negeri Cikancung, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar aquatik (renang gaya bebas) antara siswi yang bersekolah di SMP negeri 1 Cicalengka dangan siswi yang bersekolah di MTs negeri Cikancung Kecamatan Cicalengka dan Cikancung Kabupaten Bandung.

Kesimpulan tersebut diambil oleh peneliti karena didasari oleh adanya temuan-temuan yang dianggap menjadi dasar jawaban dari pertanyaan peneliti. Dari hasil perhitungan dan analisis data yang telah peneliti lakukan didapatkan nilai rata-rata pada test akhir yang dilakukan siswi yang bersekolah di SMP Negeri 1 Cicalengka sebesar 8,250 dengan simpangan bakunya sebesar 1,943. Sedangkan nilai rata-rata yang dapat diperoleh oleh siswi yang bersekolah di MTs Negeri Cikancung hanya sebesar 4,550 dengan simpangan bakunya sebesar 0,999. Dari nilai rata-rata saja dapat dilihat bahwa siswi yang bersekolah di SMP Negeri 1 Cicalengka mendapatkan hasil yang lebih baik daripada siswi yang bersekolah di MTs Negeri Cikancung.

Kemudian dari perhitungan pengujian hipotesis didapat hasil thitung sebesar

1,064 dan ttabel sebesar 2,021 dengan pengujian hipotesis tolak Ho apabila thitung

lebih kecil daripada ttabel. Sehingga sudah jelah bahwa thitung (1,064) < ttabel (2,021)

(33)

50

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Berdasarkan ksimpulan yang telah peneliti kemukaan, maka ada beberapa hal penting yang dapat peneliti rekomendasikan agar hasil belajar aquatik(renang gaya bebas) bisa terlaksana dengan baik. Hal tersebut adalah:

1. Dari pihak pengajar lebih memperhatikan lagi siswinya ketika pembelajaran renang. Karena rata-rata pengajar ketika pengajaran renang selalu membebaskan siswa atau siswinya untuk bermain di kolam dan jarng memberikan bagaimana cara teknik-teknik dasar dalam pembelajaran renang.

2. Selain jarang melakukan atau mencontohkan bagaimana teknik salah satu gaya renang dengan baik dan benar, pengajar juga sebaiknya harus lebih menguasai lagi materi yang diajarkan juga kalau bisa lebih kreativ lagi dalam pembelajara sehingga siswi yang belajar pembelajaran renang juga antusias dalam melaksanakan pembelajaran renag.

(34)

Imas Ratna Yulianti, 2014

Perbandingan Hasil Belajar Aquatik Antara Siswi Mts Dan Smp Di Kecamatan Cicalengka Dan Cikancung Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohamad., 2013. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Mahendra, Agus., (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Mateer, Felix., (2013) Online. Tersedia:

http://www.portalrenang.com/2013/10/pengertian-renang.html[3 Januari 2014]

Nugraha, Eka., Drs., M. Kes. 2010. Didaktik Metodik Pengajaran Renang. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Pemerhati Guru., (2013) Online. Tersedia:

http://www.panduanguru.com/2013/08/pengertian-belajar-dan-mengejar.html[ 3 Januari 2014]

Prof, Sugiyono., Dr. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Syah, Muhibin., Dr., M. Ed. 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosdakarya

Sudjana., (1989). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

http://pojokpenjas.wordpress.com/2007/11/27/peta-hasil-belajar-dan-indikator/ [22 April 2014]

http://wwwmatahariku-ul-imut.blogspot.com/2012/03/pengertian-fungsi-dan-tujuan.html[12 Desember 2013]

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan Teknis , pekerjaan Perancangan Aplikasi Sistem pelayanan kesehatan di puskesmas kabupaten Bogor dilakukan secara terstruktur, terpola dalam melakukan

dimana C V I = nilai (skor) Indeks Kerentanan Pantai, a,b,c,d,e dan f adalah bobot variabel yang berturut-turut; geomorfologi, perubahan garis pantai, kemiringan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil jadi gorden dengan sumber ide desain alami, dekoratif, dan geometris ditinjau dari aspek irama, kesatuan, penekanan,

Adapun langkah yang bisa dilakukan untuk menjalin kerjasama yang baik yaitu dengan menyelenggarakan sarasehan antara pengelola Kampoeng Djowo Sekatul dan dinas pemerintah

Perbedaan persepsi belajar biologi siswa SMP Negeri 2 Kabupaten Aceh Tamiang pada materi pokok pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup yang dibelajarkan dengan

Kenaikan tersebut terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks Sektor Pertanian sebesar 0,08 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian 0,31

Solar Street Light atau yang lebih dikenal dengan PJU (Penerangan Jalan Umum) adalah lampu jalan yang sangat cocok digunakan pada seperti jalan umum, perumahan,

Penelitian yang dilakukan oleh Salimon et al, (2017:12) menyatakan persepsi kegunaan berpengaruh positif signifikan terhadap Motivasi Hedonik Argumen dari para