LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN (JOYFULL LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR
KREATIF SISWA DI KELAS IV PADA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN
(PenelitianEksperimen di SDN Cibobokodan SDN HegarmanahKecamatanJatigedeKabupatenSumedang)
Oleh:
SITI NENDEN AISYAH 0903295
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Penguji I Penguji II Penguji III
AniNurAeni, M.Pd Drs. H. DedeTatang S., M.Pd AsepKurnia J., M.Pd NIP. 197608222005012002 NIP. 195703251985031005 NIP. 198009292008011023
Mengetahui,
Ketua Program Studi PGSD S1 Kelas UPI Kampus Sumedang
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN (JOYFULL LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR
KREATIF SISWA DI KELAS IV PADA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN
(Penelitian True Eksperiment di Kelas IV SD Negeri Ciboboko dan SD Negeri Hegarmanah Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang)
SITI NENDEN AISYAH 0903295
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Pembimbing I,
Drs. H. Dede Tatang Sunarya, M.Pd. NIP. 195703251985031005
Pembimbing II,
Asep Kurnia Jayadinata, M.Pd. NIP.198009292008011023
Mengetahui,
Ketua Program Studi PGSD S1 Kelas UPI Kampus Sumedang
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Yang Menyenangkan (Joyfull Learning) Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Di Kelas IV Pada Materi Perubahan Lingkungan”ini sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan
atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat kelimuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan
adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim
dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Sumedang, Juni 2013
Yang Membuat Pernyataan
i
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Batasan Istilah ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Hakikat IPA ... 8
B. Teori Belajar Ilmu Pengetahuan Alam ... 10
C. Metode Joyfull Learning ... 10
1. Pengertian Metode Joyfull Learning ... 11
2. Prinsip Joyfull Learnimg ... 12
D. Tahapan-tahapan Pembelajaran Metode Joyfull Learning ... 12
E. Keterampilan Berpikir Kreatif ... 17
F. Materi Pembelajaran ... 19
1. Perubahan Lingkungan... 19
2. Penyebab Perubahan Lngkungan Fisik ... 20
3. Cara Pencegahan Kerusakan Lingkungan ... 20
G. Hasil Belajar ... 23
H. Pembelajaran Konvensional ... 21
I. Hasil Penelitian yang Relevan ... 22
J. Hipotesis Penelitian ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
A. Metode dan Desain Penelitian ... 24
1. Metode Penelitian... 24
2. Desain Penelitian ... 24
B. Subjek Penelitia ... 26
1. Populas ... 26
2. Sampel ... 26
C. Prosedur Penelitian... 27
1. Tahap Perencanaan... 27
ii
3. Tahap Akhir ... 28
4. Alur Penelitian ... 28
D. Instrument Penelitian ... 29
1. Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 29
E. Teknik Pengolahan Data ... 30
1. Pengolahan Data... 30
a. Uji Validitas ... 30
b. Reliabilitas ... 31
c. Tingkat Kesukaran ... 31
d. Daya Pembeda ... 32
F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 33
1. Teknik Pengumpulan Data ... 33
2. Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35
A. Hasil Penelitian ... 35
1. Hasil Kegiatan Pembelajaran ... 35
a. Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen ... 36
b. Pembelajaran Pada Kelas Kontrol ... 37
2. Analisi Data Penelitian ... 38
a. Pengujian Prasyarat Analisis ... 45
1) Uji Normalitas Pretes dan Postes ... 46
2) Uji Perbedaan Rata-rata ... 48
3) Pengujian Hipotesis ... 48
4) Gain ... 50
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 60
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Standar Kompetensi IPA kelas IV semester II ... 9
2.2 Indikator keterampilan berpikir kreatif ... 18
3.1 Data Jumlah Siswa Gugus II Cadasngampar ... 26
3.2 Kriteria Korelasi Koefisien ... 30
3.3 Klasifikasi Reliabilitas ... 31
3.4Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 32
3.5 Klasifikasi Daya Pembeda ... 32
3.6 Klasifiksi Interpretasi Rata-rata Gain... 34
4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretes Kelas Eksperimen ... 37
4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretes Kelas Kontrol ... 39
4.3 Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol... 40
4.4 Group Statistic Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 41
4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Postes Kelas Eksperimen ... 42
4.6 Distrubusi Frekuensi Hasil Postes Kelas Kontrol ... 43
4.7 Nilai Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 45
4.8 Hasil Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 46
4.9 Hasil Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 46
4.10 Analisis Uji-U pada Data Postes ... 48
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Alur Penelitian ... 28
4.1Histogram Frekuensi Skor Pretes Kelas Eksperimen ... 38
4.2 Histogram frekuensi nilai pretes kelas kontrol... 40
4.3 Histogram Frekuensi Nilai Postes Kelas Eksperimen ... 43
4.4Histogram Frekuensi Nilai Postes Kelas Kontrol ... 44
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
LAMPIRAN A ... 63
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 64
A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 69
A.3 Lembar Kerja Siswa ... 75
A.4 Soal Kuis Kelas Eksperimen ... 77
LAMPIRAN B ... 79
B.1 Kisi-kisi kemampuan berpikir kreatif IPA ... 80
B.2 Tes Bidang Stdi IPA ... 81
B.3 Kunci Jawaban ... 83
LAMPIRAN C ... 85
C.1 Hasil Validitas Butir Soal ... 86
C.2 Reliabilitas ... 89
C.3 Tingkat Kesukaran ... 92
C.4 Daya Pembeda ... 96
LAMPIRAN D ... 101
D.1 Analisis Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 102
D.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretes Kelas Eksperimen ... 103
D.3 Distribusi Frekuensi Hasil Pretes Kelas Kontrol ... 103
D.4 Hasil Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 104
D.5 Uji Perbedaan dua rerata Prestes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 105
D.6 Nilai Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 105
D.7 Hasil Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 106
D.8 Uji- U (Mann Whitney) ... 109
D.9 Data Gain ... 110
LAMPIRAN E ... 111
vi
E.2 Surat Ijin Penelitian SDN Ciboboko ... 113
E.3 Surat ijin Penelitian SDN Hegarmanah ... 114
E.4 Surat Keterangan Penelitian SDN Ciboboko ... 115
E.5 Surat Keterangan Penelitian SDN Hegarmana ... 116
LAMPIRAN F ... 117
F.1 Dokumentasi Kelas Eksperimen ... 118
F.2 Dokumentasi Kelas Kontrol ... 120
LAMPIRAN G ... 121
G.1 Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 122
1 BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menciptakan Sumber Daya
Manusia (SDM) agar memiliki kualitas yang baik, mempertinggi budi pekerti,
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang merupakan tanggung jawab
bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah. Kualitas pendidikan
Indonesia menurut hasil survey World Competitiveness Year Book (Naszh, 2012)
dari tahun 1997 sampai tahun 2007 pendidikan Indonesia berda dalam urutan
sebagai berikut:
1. Pada tahun 1997 dari 49 negara yang diteliti Indonesia berada di urutan 39
2. Pada tahun 1996 dari 47 negara yang disurvei Indonesia berada pada urutan 46
3. Tahun 2002 dari 49 negara Indonesia berada pada urutan 47 dan
4. Pada tahun 2007 dari 55 negara yang disurvei, Indonesia menempati urutan yang ke 53.
Berdasarkan data di atas, kualitas pendidikan di Indonesia dari tahun ke
tahun semakin menurun.Oleh karena itu kualitas pendidikan di Indonesia harus
ditingkatkan.Hal ini sejalan dengan pengertian pendidikan menurut
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan pada dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional di atas maka tujuan
pendidikan di Sekolah Dasar adalah memberikan bekal kemampuan membaca,
menulis dan berhitung. Tujuan ini bersifat menentukan baik atau tidaknya
kemampuan-kemampuan lain. Memberikan kemampuan dan keterampilan dasar
2
Menurut Permendiknas ( 2006 : 22 ) bahwa hakekat Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis
sehingga IPA bukan hanya pemahaman kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian “pengalaman langsung” untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah.
Ilmu Pengetahuan Alam (sains) merupakan hasil kegiatan manusia berupa
pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisir tentang alam sekitar yang
diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Hal ini berarti
bahwa ilmu pengetahuan harus diajarkan pada siswa secara utuh baik sikap
ilmiah, proses ilmiah, maupun produk ilmiah, sehingga siswa dapat belajar
mandiri untuk mencapai hasil yang optimal.
Kemampuan siswa untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan
nyata dan kesehariannya perlu dikembangkan, oleh karena itu IPA yang selalu
dikaitkan dengan lingkungan sangat perlu untuk diajarkan di pendidikan sekolah
dasar, karena pembelajaran IPA menekankan bagaimana siswa untuk menghargai
dan mencintai alam sehingga siswa dapat belajar aktif dan makna dalam
pembelajaran dapat tercapai. Selain itu juga siswa dapat berinteraksi antara
informasi yang diberikan dan bagaimana siswa mengolah informasi tersebut
berdasarkan pemahaman yang telah dimilki siswa sebelumnya sehingga ada
keterkaitan antara pembelajaran dengan pengetahuan awal yang mereka bawa dari
lingkungannya.
Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa memahami
konsep-konsep IPA, memiliki keterampilan proses, mempunyai minat
mempelajari alam sekitar, bersikap ilmiah, mampu menerapkan konsep-konsep
IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam
3
keagungan Tuhan. Berdasarkan tujuan di atas, maka pembelajaran pendidikan IPA
di SD menuntut proses belajar mengajar yang tidak terlalu akademis dan
verbalistik.
Adapun tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Depdiknas (2006:37) adalah agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan teknologi dan masyarakat
4. Mengembangkan keterampilan proses uuntuk menyelidiki alam memecahkan masalah dan membuat keputusan
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidika ke SMP/MTs.
Dalam mencapai tujuan tersebut maka dalam pembelajaran, seorang guru
harus mampu menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif dengan
menggunakan pendekatan, model, metode, dan strategi yang sesuai dengan
karateristik siswa. Selain itu pembelajaran IPA menumbuhkan rasa ingin tahu
yang besar kepada siswa mengenai lingkungan dan alam sekitar serta
menumbuhkan kesadaran pada diri siswa agar dapat menjaga dan menghargai
alam yang diciptakan oleh Tuhan.
IPA merupakan salah satu bagian mata pelajaran yang diajarkan di SD,
selain itu IPA juga merupakan ilmu dasar yang berkembang di dunia pendidikan
saat ini, baik dari segi materi maupun lingkungannya. IPA sangat penting
diajarkan di SD, sebagaimana menurut (Samatowa, 2006:3) yang mengemukakan
empat alasan mengapa pelajaran IPA penting diterapkan di SD yaitu:
4
merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagi tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi adalah IPA. Orang tidak jadi insinyur elektronika yang baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai berbagai gejala alam 2. Bila diajarkan IPA menurut cara yang tapat, maka IPA merupakan
suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis: miasalnya IPA diajarkan dengan mengikuti metode “menemukan sendiri”.
3. Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka
4. Mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Dari alasan-alasan tersebut maka pelajaran IPA layak diajarkan di SD
dengan pembelajaran yang menanamkan rasa keingintahuan alam sekitar dalam
diri siswa, serta siswa dapat memberi penjelasan mengenai fenomena alam yang
sering mereka jumpai.Siswa diharapkan dapat menumbuh kembangkan
kemampuan-kemampuan yang ada serta berpadu pada perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pada era globalisai.
Agar pembelajaran IPA lebih bermakna dan menarik bagi anak SD,
seorang guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan,
kreatif dan membiasakan siswa mandiri agar dapat memecahkan masalah yang
dihadapi dilingkungan belajarnya. Hal tersebut proses belajar akan terjadi apabila
siswa berinteraksi dengan lingkungan yang dirancang dan dipersiapkan oleh guru,
dan lebih efektif bila menggunakan metode, strategi, pendekatan, dan model
pembelajaran yang tepat dan berdaya guna, agar adanya aktivitas belajar siswa
secara aktif, kreatif dan bermakna.
Berpikir kreatif membutuhkan ketekunan, disiplin diri, dan perhatian
penuh, sehingga siswa terlibat langsung selama proses pembelajaran berlangsung.
Jika siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran, maka kemampuan
berpikir siswa akan terbangun. Dengan pembelajaran berpikir kreatif akan
menggali rasa keingintahuan yang besar untuk siswa karena rasa ingin tahu itulah
titik awal dalam kegiatan-kegiatan penyelidikan atau percobaan yang akan
5
pembelajaran.Hasil belajar yang diharapkan bisa memuaskan siswa untuk lebih
termotivasi lagi dalam mengikuti pembelajaran.
Salah satu metode pembelajaran IPA adalah metode pembelajaran
menyenangkan atau sering dikenal dengan metode Joyfull Learning. Metode ini
digunakan guru agar anak bersemangat dan gembira dalam belajar karena mereka
tahu apa makna dan gunanya belajar, karena belajar sesuai dengan minat dan
hobinya (meaningful learning), karena mereka dapat memadukan konsep
pembelajaran yang sedang dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari, bahkan
dengan berbagai topik yang sedang berkembang di masyarakat.Belajar dengan
menggunakan metode pembelajaran menyenangkan (joyfull learning), siswa
didorong agar lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran.
Tahapan joyfull learning yang diterapkan dalam sekolah dapat dipilih
kedalam empat bagian, pertama tahapan persiapan, kedua tahapan penyampaian,
ketiga tahapan pelatihan, keempat tahapan penutup.Berdasarkan tahapan
pemebelajaran ini siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikir
kreatifnya.
Pembelajaran IPA terutama dikelas tinggi yaitu kelas 4 sebaiknya siswa
dijadikan subjek pada kegiatan belajar mengajar (student center). Untuk itu
penulis akan menggunakan metode pembelajaran yang menyenagkan atau sering
dikenal dengan metode joyfull learning yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajarannya, sehingga dengan
keterlibatannya, siswa akan mudah memahami dan lebih kreatif dalam
menemukan konsep mengenai perubahan lingkungan secara langsung dari
lingkungan sekitar.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas dalam penelitian ini
penulis mengangkat judul: “Pengaruh Metode Pembelajaran yang
6
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran dengan metode joyfull learningberpengaruhtehadap
keterampilan berpikir kreatif siswa di kelas IV pada materi perubahan
lingkungan ?
2. Adakah peningkatan yang signifikan pada keterampilan berpikir kreatif siswa
dengan menggunakan metode joyfull learningdi kelas IV pada materi
perubahan lingkungan?
3. Adakah perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode joyfull
learning dibandingkan dengan pembelajaran konvensional?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang ada di dalam penelitian dapat dijabarkan
tujuan penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh metode joyfull learning tehadap keterampilan
berpikir kreatif siswadi kelas IV pada materi perubahan lingkungan.
2. Untuk mengatehui peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa dengan
menggunakan metode joyfull learningdi kelas IV pada materi perubahan
lingkungan.
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode joyfull learning dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
D. MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-
pihak tertentu seperti guru, siswa dan peneliti itu sendiri. Manfaatnya adalah:
1. Manfaat bagi guru
Memberikan manfaat langsung bagi guru dalam mengajar agar lebih kreatif
dan inofatif dalam pembelajaran sehingga siswa termotivasi dan berperan aktif
7
dalam menentukan pilihan dan menetapkan metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi dan karakteristik siswa.
2. Manfaat bagi siswa
a. Diharapkan motivasi siswa dapat meningkat dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode joyfull learning
b. Semakin termotivasi dalam mengikuti proses pembelajan IPA sehingga
dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa.
3. Manfaat bagi sekolah
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Manfaat bagi peneliti
Dapat meningkatkan pengelolaan pembelajaran dalam rangka mencapai
tujuan mata pembelajaran IPA serta lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan
penelitian berikutnya.
E. BATASAN ISTILAH
1. Metode pembelajaran yang menyenangkan atau Joyfull Learning adalah
merupakan metode pembelajaran yang melibatkan rasa senang, bahagia, dan
nyaman dari pihak-pihak yang sedang berada dalam proses belajar mengajar.
Adapun tahapan pembelajaran joyfull learning: a. tahapan persiapan, b.
tahapan penyampaian, c. tahapan pelatihan, dan d. tahapan penutup.
2. Keterampilan berpikir kreatif adalah proses pembelajaran yang menuntut
guru untuk dapat mendorong kreatifitas siswa selama pembelajaran
berlangsung, agar mengasilkan sebuah produk yang kreatif. Kreatifitas yang
dikembangkanketerampilan berpikir lancar, luwes, rasional dan elaborasi.
3. Perubahan lingkungan dapat mengarah kepada perbaikan lingkungan atau
kerusakan lingkungan. Perbaikan lingkungan mengarah pada keseimbangan
lingkungan. Sekarang ini menjadi hal yang sangat sulit untuk mengembalikan
lingkungan kepada keseimbangan lingkungan. Seperti yang telah disebutkan
di atas bahwa kerusakan lingkungan dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu
24 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode
kuantitatif sering disebut juga dengan metode tradisional, positivistic atau
discovery. Disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan
analisisnya menggunakan statistik. Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono
(2012:107) adalah:
Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendali.
Pengertian kuantitatif tersebut pada umumnya dilakukan pada populasi
atau sampel tertentu. Proses penelitian yang dilakukan bersifat deduktif dimana
untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat
dirumuskan secara hipotesis. Hipotesis tersebut kemudian diuji dengan
pengumpulan data lapangan, untuk mengumpulkan data digunakan instrument
penelitian. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara kuantitatif
dengan menggunakan statistic deskriptif atau inferensial sehingga dapat
disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak.
2. Desain Penelitian
Penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian True Experiment Design.
Dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen sehingga validitas internal (kualitas
pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. True experiment
mempunyai ciri khusus yaitu sampel yang digunakan baik kelompok kontrol
maupun eksperimen diambil secara acak dari suatu populasi. Beberapa desain true
experimental terbagi atas : Posstest-Only Control Design, Pretest-Posttest
25
Peneliti akan mengambil disain Pretest-Posttest Control Group Design,
dengan menggunakan desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
memiliki karakteristik yang sama, karena diambil secara acak (random) dari
populasi yang homogen pula. Dalam desain ini kedua kelompok diberi tes awal
(pretest) dengan tes yang sama. Kemudian kelompok eksperimen diberi perlakuan
khusus, sedangkan kelompok control diberi perlakuan seperti biasanya. Setelah
diberi perlakuan kedua kelempok dites dengan tes yang sama sebagai tes akhir
(posttest) hasil kedua tes akhir dibandingkan, demikian juga antara hasil tes awal
dengan tes akhir pada masing-masing kelompok.
Desain penelitian yang digunakan adalah:
Desain Pretest-Posttest Control Group
Kelompok Pretest Perlakuan posttest
K.Eksperimen (R) R O1 X O2
K.Kontrol (R) R O3 O4
Sumber: Sugiyono, 2012: 112
Keterangan :
R = kelompok eksperimen dan kelompok control siswa SD yang
diambil secara random.
O1 dan O3 = kelompok eksperimen dan kelompok control sama-sama
diberikan pretest untuk mengetahui kemampuan berpikir
kreatif siswa
X = treatment, yaitu perlakuan berupa pembelajaran dengan
menggunakan metode Joyfull Learning pada kelompok
eksperimen.
O2 = posttest pada kelompok eksperimen setelah diberi
pembelajaran metode Joyfull Learning
O4 = posttest pada kelompok control yang tidak diberi metode
26
Penelitian ini bertujuan untuk melihat Pengaruh Penggunaan Metode
Pembelajaran Joyfull Learning terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif siswa pada
sampel yang telah ditentukan. Untuk mengetahui dua variable tersebut penulis
menggunakan desain True Experiment ini.
B. Subjek Penelitian 1. Populasi
Menurut Sugiyono (2008: 117), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian di atas, populasi dalam penelitian ini adalah jumlah siswa
kelas IV Gugus II Kecamatan Jatigede yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.1
Data Jumlah Siswa Gugus II Cadasngampar
No Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas IV
1 SDN Cidadap 20
Menurut Darmadi (2011: 46) “Sampling adalah proses pemilihan sejumlah individu suatu peelitian sedemikian rupa sehingga indiviu-individu tersebut
27
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini seluruh siswa SD kelas IV
pada semester genap yang terdiri dari dua sekolah dengan jumlah seluruh siswa
sebanyak 60 siswa. Satu sekolah dijadikan kelompok eksperimen dan satu sekolah
dijadikan kelompok kontrol. Kelas eksperimen yaitu SDN Ciboboko sebanyak 30
siswa, sedangkan kelas kontrol yaitu SDN Hegarmanah sebanyak 30 siswa. Cara
pengambilan sempel dengan menggunakan teknik simple random sampling
dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu
(Sugiyono, 2012: 120).
C. Prosedur Penelitian
Secara umum penelitian ini terbagi dalam tahap yang harus dilakukan yaitu
tahap perencanaan dan tahap perlakuan.
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan penelitian ini meliputi sebagai berikut
a. Permintaan izin kepada pihak sekolah yang akan digunakan sebagai tempat
penelitian.
b. Merancang instrument yang akan digunakan dalam penelitian.
c. Mengkonsultasikan instrument yang sudah dibuat kepada pihak ahli untuk
menetukan validasi isi, apakah instrument tersebut layak atau tidaknya untuk
digunakan.
d. Melakukan ujicoba instrument, untuk mengetahui validitas kriteria,
reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran instrument.
e. Melakukan pengolahan terhadap instrument.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Tahap Pelaksanaan di Kelas Eksperimen
Tahap pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen meliputi:
1) Memberikan test awal (pretest) untuk mengetahui kemampuan berpikir
kreatif pada siswa kelompok eksperimen.
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode Joyfull
28
3) Memberikan test akhir (posttest) pada kelas eksperimen untuk mengetahui
kemampuan berpikir kreatif siswa setelah proses pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan di Kelas Kontrol
Tahap pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen meliputi:
1) Memberikan test awal (pretest) untuk mengetahui kemampuan berpikir
kreatif pada siswa kelompok kontrol.
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran tanpa diberikan model
pembelajaran pada kelas kontrol.
3) Memberikan test akhir (posttest) pada kelas kontrol untuk mengetahui
kemampuan berpikir kreatif siswa setelah proses pembelajaran.
3. Tahap Akhir
Setelah taha pelaksanaan dilakukan, tahap terakhir yang dilakukan sebagai berikut.
1) Pengumpulan data hasil penelitian
2) Mengolah data menganalisis data hasil penelitian 3) Penarikan kesimpulan
Pembelajaran di kelas kontrol (konvensional)
Pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan metode Joyfull Learning
29
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
adalah sebagai berikut.
1. Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Tes kemampuan berpikir kreatif yang digunakan meliputi tes awal (pretest)
dan tes akhir (posttest) yang diberikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
dengan bentuk soal uraian dalam pembelajaran IPA pada materi perubahan
lingkungan. Tes ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan berpikir kreaif
siswa. Selain itu, soal-soal bentuk uraian amat baik untuk menarik hubungan
antara pengetahuan atau fakta-fakta yang telah mengendap dalam struktur kognitif
siswa dengan pengertian materi yang sedang dipikirkannya. Instrumen tes ini
digunakan pada saat pretes dan postes
Tes awal (pretest) diberikan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis
awal pada masing-masing kelas. Tes akhir (posttest) diberikan setelah
pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir
kreatif siswa. Tes kemampuan berpikir kreatif ini berisi sepuluh butir soal uraian.
Soal meliputi aspek kemampuan berpikir kreatif. Masing-masing butir soal tes
mewakili sub indikator kemampuan berpikir kreatif.
Sebelum disebar ke responden instrument ini sudah di uji cobakan terlebih
dahulu dan dihitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran serta daya
pembedanya. Setelah melewati uji instrument tersebut soal tes dinyatakan valid
dari 10 soal yang diberikan. Soal tes ini diberikan kepada siswa sebelum diberi
perlakuan, hasil uji coba instrumen ini apabila koefisien korelasi sama dengan
0,70 atau lebih maka instrument tersebut valid. Sedangkan reliabilitas untuk
instrumrn ini adalah 0,82 artinya instrument ini memiliki nilai sangat tinggi dan
layak untuk disebarkan.
Untuk mengetahui bahwa suat instrument valid atau tidaknya maka harus
diuji validitas dan reliabilitasnya. Jika instrument tersebut valid maka instrument
dapat dipergunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. Setelah melakukan uji
30
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembedanya dengan menggunakan
Microsoft Excel 2010.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data
a. Uji Validitas
Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan.
Instrument dikatakan valid berarti menunjukan alat ukur yang digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Wahyudin,2006:140).
Uji validitas angket adalah keadaan yang menggambarkan tingkat
kemampuan dalam mengukur apa yang diukur. Rumusnya adalah
rxy
rxy =Koefisien korelasi antara x dan y
X = nilai hasil uji coba
Y = nilai rata-rata harian
N = banyak peserta tes
Selanjutnya koefisien korelasi yang telah diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi korelasi seperti berikut.
Tabel 3.2
kriteria korelasi koefisien
Koefisien Korelasi Interpretasi 0,00-0,20 hampir tidak ada korelasi
0,21-0,40 Rendah
0,41-0,60 Cukup
0,61-0,80 Tinggi
0,81- 1,00 sangat tinggi
Sumber :Purwanto, 2010 :144
Berdasarkan rumus di atas, dari ujicoba soal yang telah dilaksanakan
diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,70. Jadi, dapat diinterpretasikan bahwa soal
yang telah diujikan memiliki validitas sedang dan instrumen layak untuk
31
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat ukur dalam mengukur apa
yang diukurnya. Artinya kapanpun alat ukur tersebut digunakan akan
menghasilkan hasil yang sama. Untuk menganalisis reabilitas dapat digunakan
dengan rumus Alpha menurut Arikuntoadalah sebagai berikut:
r
tt = �rgg = koefisien reabilitas tes
rtt = koefisien korelasi ganjil genap
Pengkategorian koefisien reliabilitas digunakan menurut (Suherman, 1990:
151) adalah dengan menggunakan skala yang dinyatakan pada tabel:
Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Interpretasi 0,80 < ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi 0,60 < ≤ 0,80 Validitas tinggi 0,40 < ≤ 0,60 Validitas sedang 0,20 < ≤ 0,40 Validitas rendah
0,00 < ≤ 0,20 Validitas sangat rendah
≤ 0,00 Tidak valid
Sumber: Suherman, 1990: 151
Berdasarkan rumus di atas, ujicoba soal yang telah dilaksanakan diperoleh
koefisien korelasi sebesar 0,82. Jadi, soal yang telah diujikan memiliki reliabilitas
sangat tinggi.
c. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran menunjukan mudah atau tidaknya suatu soal. Analisisi
tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong
mudah atau sukar. Besarnya indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran
soal. Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran menurut (Wahyudin, 2006:95)
32
� = �
�
Keterangan :
TK = tingkat kesukaran
� = jumlah siswa yang menjawab benar
�= jumlah siswa yang memberikan jawaban pada soal yang bersangkutan Untuk menyederhankannya, tingkat kesukaran butir atau perangkat soal
dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu mudah, sedang dan sukar.
Tabel 3.4
Untuk mengetahui daya pembeda setiap butir soal, digunakan formula
sebagai berikut. (wahyudin, 2006:96)
�� = � − ��
�
Keterangan :
DP = daya pembeda
WL = kelompok asor yang menjawab salah
W = kelompok unggul yang menjawab benar
n = 27% dari jumlah siswa
Tabel 3.5
Klasifikasi Daya Pembeda Koefisien Korelasi Interpretasi
0,00- 0,20 Rendah
0,21-0,40 Cukup
0,41-0,70 Baik
0,71 -1,00 Baik sekali
33
F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data
a. Soal Tes
Soal tes digunakan untuk mengetahui pemahaman keterampilan berpikir
kreatif siswa dengan menggunakan metode joyfull learning pada mata pelajaran
IPA materi perubahan lingkungan. Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini
adalah soal esay tujuannya untuk mengukur tingakat keterampilan berpikir kreatif
siswa.
2. Analisis Data
Data yang diperoleh selama observasi terbagi menjadi dua kategori yaitu
data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui soal , sedangkan
data kualitatif diperoleh melalui nontes berasal dari skala sikap.
a. Data Kuantitatif
Pengolahan data kuantitatif dimulai dari menganalisis hasil pretes.
Pertama-tama, dilakukan uji normalitas terhadap hasil pretes kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Uji normalitas ini menggunakan bantuan software SPSS 16 for
window. Setelah dilakukan uji normalitas, kemudian dilihat apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Kemudian langkah yang akan dilakukan adalah:
1) Menghitung skor pretes-postes , data yang diperoleh dari tes tulis siswa
kemudian diperiksa dan diberikan penskoran pada setiap butir soal.
Menghitung skor yang diperoleh siswa kemudian dihitung secara
keseluruhan untuk mengetahui persentase keterampilan berpikir kreatif.
2) Uji normalitas, Jika data tidak berdistribusi normal, maka untuk menguji
kesamaan dua reratanya adalah dengan menggunakan uji non parametrik,
dalam penelitian ini akan digunakan uji Mann-Whitney
3) Uji homogenitas, Jika data tersebut homogen maka bisa dilakukan uji
kesamaan dua rerata data pretes tersebut dengan menggunakan uji t.
34
Setelah dilakukan uji kesamaan dua rerata pretes tersebut, maka dapat
diketahui apakah kemampuan awal siswa kelompok eksperimen dan
kontrol sama atau tidak.
4) Uji dua rerata (uji t) dilakukan untuk menghitung dua rerata. Setelah
melakukan uji homogenitas, langkah selanjutnya adalah menguji rerata
kedua sampel dengan menggunakan uji t. Uji t ini dapat digunakan apabila
kedua data yang akan dibandingkan rata-ratanya berdistribusi normal.
Selain datanya harus berdistribusi normal kedua data tersebut harus
homogenitas.
5) Uji gain untuk mengetahui perubahan atau perbedaan hasil belajar siswa,
hasil tes kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus gain
ternormalisasi (Indeks Gain), yaitu membandingkan skor pretest dan
postes.
Gain ternormalitas = � − � �
� � � − � �
Pengkategorian atau klasifikasi rata-rata menurut Azizah, (2012: 44) dapat
pada Tabel 3.7 berikut ini:
Tabel 3.6
Klasifikasi Interpretasi Rata-rata Gain
Interval Interpretasi
≤ 0,3 Rendah
0,3 < ≤0,7 Sedang
> 0,7 Tinggi
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkanpembahasandanpengolahan data hasilpenelitian BAB IV,
dapatdisimpulkanmengenaipembelajan IPA
denganmenggunakanmetodeJoyfullLerningsebagaiberikut.
1. Pembelajarandenganmenggunakanmetodejoyfull learning
berpengaruhterhadapketerampilanberpikirkreatifsiswa di kelas IV
padamateriperubahanlingkungan.Sebelumdiberikanperlakuansiswadiberiprete
shaliniuntukmengetahuikemampuanawalsiswa.
selanjutnyakelaseksperimendiberikanperlakuandenganmetodejoyfull learning,
setelahpembelajarandisamapaikansiswadiberipostesdengansoal yang
samapadapretes.
Untukmengetahuipengaruhnyapembelajaraniniakandiujipengaruhterhadapket
erampilanberpikirkreatifsiswadenganmenggunakanmetodejoyfulllearningsetel
ahmelakukanpembelajaranpadakelaseksperimen.
Untukmengetahuipengaruhnyadilakukandenganmenggunakanuji-U. Dari hasil
data P-value(Sig.2-tailed) = 0,000 iniberarti H0ditolak, karena
H0ditolaknilainyakurangdari 0,05. Maka Ha diterimadapat.
JadidisimpulkanbahwaPembelajarandenganmenggunakanmetodejoyfull
learningsangatberpengaruhterhadapketerampilanberpikirkreatifsiswa.
2. Pembelajarandenganmenggunakanmetodejoyfull
learningpadamateriperubahanlingkungandapatmeningkatkanpadahasilbelajar
keterampilanberpikirkreatifsiswa. Hal inidapatdilihatdariperolehannilai
rata-rata padasaatpretesdanpostesyang
diujipeningkatanpadakemampuankelaseksperimen. Dari hasilanalisis data
pretesdanpostesterdapatpeningkatanpadapretesdiperolehnilai rata-rata yaitu
35,63 sedangkanpostesnilai rata-rata memperolehnilai 69,20. Hal iniberarti H0
58
jadipembelajarandenganmenggunakanmetodejoyfulllearning adapeningkatan
yang signifikansebesar 95%.
3. Terdapatperbedaanhasilbelajarsiswaantarakelaseksperimendankelaskontroldil
ihatdarinilaiposteskelaseksperimendankelaskontrol. Dari
hasilanalisisdiperoleh P-value (Sig.2-tailed)= 0.000 iniberarti H0ditolak,
karananilai∝ = 0,05 dan Haditerima.Gain
digunakanuntukmengetahuiperbedaanpeningkatanhasilbelajarsiswapadakedua
kelompok, yaitudenganmembandingkanskorpretesdanskorpostes.
Hasilperhitungan gain ternormalitasdapatdilihatpadalampiran. Dari data yang
telahdidapatmengenai gain ternormalitaspadakelaseksperimensebesar 0,53
yang termasukkedalaminterpretasisedangdengankisaran 0,3<� ≤ 0,7 yaitu
0,3 < 0,53 ≤0,7. Sedangkan untuk kelas kontrol, data yang didapat
menunjukkan hasil sebesar 0,085 dengan ketentuan � ≤ 0,3 yang termasuk
kedalam interpretasi rendah. Berdasarkanperhitungan yang
telahdilakukandapatdisimpulkanbahwahasilbelajarsiswapadakelaseksperimenl
ebihtinggidibandigkandengankelaskontrol yang
pembelajarannyamenggunakankonvensional.Jaditerdapatperbedaanhasilbelaja
rberpikirkreatifsiswadenganmenggunakanmetodejoyfull learning
danpembelajarankonvensional.
Dari penelitian yang
penelitilakukandapatdisimpulkansecarakeseluruhanmetodepembelajaran yang
menyenangkan (joyfull learning)
sangatberpengaruhpadaketerampilanberpikirkreatifsiswa.Hal
inibisadilihatdarihasilbelajarsiswa yang nilainyaadapeningkatan.
B. Saran
Dari hasilpenelitianinidiharapkandapatmemberikan saranbagipihak-
pihaktertentuseperti guru, siswadanpenelitiitusendiri. Sarannyaadalah:
1. Bagi Guru
Pembelajaran IPA denganmenggunakanmetodejoyfull learning
59
dalammengajarmenerapkanmetodetersebutsebagaialteratifdalamsetiappembel
ajaransehinggasiswatermotivasidanberperanaktifpada proses pembelajaran.
Selainitudapatmemberikanmasukan yang
berhargadalammenentukanpilihandanmenetapkanmetodepembelajaran yang
sesuaidenganmateridankarakteristiksiswa.
2. BagiSekolah
Kurangketersediaannyainfokus di sekolahmenjadisalahsatupenyebab factor
utama.Dengandemikian, diperlukanperhatian yang
lebihberupaalokasidanadaripihaksekolahuntukmenyediakaninfokustersebut,
karenabanyakmanfaatnyajikamemangsudahdisediakan..halinijugautukmening
katkankualitasdankuantitassumberdayamanusiadalampembelajaranIlmuPenge
tahuanAlam di Sekolah.
3. BagiPenelitiSelanjutnya
Terdapatkekurangandalampenelitian yang dilakukan.Untukitu,
perludilakukanpenelitianserupadengan media-media yang
60
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto.(2006). ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik.Jakarta:
RinekaCipta
Aprilia.Achyar. (2009). IlmuPengetahuanAlamuntukKelas 4 SD. Jakarta: PusatPerbukuanDepartemenPendidikanNasional
Azizah, Sri Dewi. (2012). PerbedaanHasilBelajarSiswaDenganMenggunakan
Model SiklusBelajar (Learning Cycle) Dan PembelajaranKonvensionalPada Mata PelajaranImpuPengetahuanAlam.Bandung: Tidakditerbitkan
Catharinacatur.(2008).Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyfull Learning).[Online].Tersedia http//wordpress.html (26 Desember 2012)
Cecep.(2010). JoyfullLearning. [Online].Tersedia: http://cecepassaadatain.wordpress.com (1 Desember 2012)
Djuanda, Dadan. Et al. (2010).Ragam Model Pembelajaran di SekolahDasar.Sumedang: UPI KampusSumedang
Darmadi, Hamid. (2011). MetodePenelitianPendidikan. Bandung: Alfabeta
Fauziah, YuliaNurul. (2011). AnalisisKemampuan Guru DalamMengembangkanKeterampilanBerpikirKreatifSiswaSekolahDasar Kelas V PadaPembelajaranIlmuPengetahuanAlam Di Kota Bandung.
[Online].Tersedia: http://jurnal.upi.edu (17 Desember 2012)
61
Holil, Anwar. (2009). Joyfull Leaning
SebagaiLandasanPembelajaranSiswaAktif.[Online].Tersedia:
anwarholil.blogspot.com/2009/01/joyfull-learning-sebagai-landasan.html
Indrawati.Setiawan (2009).PembelajaraAktif, Kreatif, Efektif Dan MenyenangkanUntuk Guru SD. Jakarta: PPPPTK IPA
Maulan.(2009). MemahamiHakikat, Variabel,
danInstrumenPenelitianPendidikandenganBenar. Bandung: Learn2Live ‘n Live2Learn
Munandar, Utami. (2004). PengembanganKreativitasAnakBerbakat. Jakarta: RinekaCipta
Rahmani, Nani. (2011). PengajaranCerdasDenganJoyfull Learning.[Online].Tersedia: http://www.bppk.depkeu.go.id (14 Desember 2012)
Rosyida, AfifahNurma. (2010). UpayaMewujudkan Active, Joyfull, And Effective
Learning (AJEL) MelaluiPembelajaranKooperatifTipe Team Accelerated Kelas V MI PSM ParonKabupatenNgawi. [Online].Tersedia: http://digilib.uin-suka.ac.id (13 Desember 2012)
Rusman.(2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja GrafindoPersada
Samatowa, Usman. (2006). BagaimanaMembelajarkan IPA Di SekolahDasar. Jakarta: PusatPerbukuanDepartemenPendidikanNasional
62
Suherman,
(1990).PetunjukPraktisUntukMelaksanakanEveluasiPendidikanMatemati
ka.Bandung: WijayaKesumah
Sugiyono. (2008). MetodePenelitianPendidikanKuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono.(2012). MetodepenelitianpendidikanpendekatanKuantitatif, Kualitatif,
dan R & D. Bandung.Alfabeta
Syaodih, Nana.(2010). MetodePenelitianPendidikan. Bandung: Rosdakarya
TN. (2012).PedomanKaryaTulisIlmiah. Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia
TN. (2012).KonsepBerikirKreatifdanPembelajaranIlmuPengetahuanAlam di SekolahDasar. Bandung: Perpustakaan UPI. [Online].Tersedia: http://repository.upi.edu (12 Desember 2012)
Wahyudin, U. dkk. (2006). EvaluasiPembelajaran SD. Bandung: UPI Pres
Zuriah, Wina. (2005). MetodologiPenelitianSosialdanPendidikan. Malang: BumiAksara
Dokumen
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP)StandarKompetensidanKompetensiDasarTingka SD/MI.Kelas IV.
Jakarta: BP Dharma Bhakti
63