• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI

SOSIAL

UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan dalam Bidang Bimbingan dan Konseling

Oleh

SUTANTO NIM 1004984

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

B A N D U N G

(2)

========================================================================

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI

SOSIAL

UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA

(Penelitian Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 2 Sekampung Kab. Lampung Timur

Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh Sutanto

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Bimbingan dan Konseling

© Sutanto 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

S U T A N T O

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL

UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Ipah Saripah, M.Pd. NIP. 19771014 200112 2 00 1

Pembimbing II

Dr. Ilfiandra, M. Pd. NIP. 19721124 199903 1 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK...ii

ABSTRAC...ii

KATA PENGANTAR...iii

UCAPAN TERIMA KASIH...iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR DIAGRAM ...ix

DAFTAR BAGAN...x

DAFTAR LAMPIRAN... ..xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ...1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian.... ...7

D. Tujuan Penelitian ...8

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL DAN PENYESUAIAN DIRI SISWA A. Program Bimbingan Pribadi Sosial ...9

1. Konsep Dasar Bimbingan Pribadi Sosial...9

2. Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial...11

3. Fungsi Bimbingan dan Konseling...13

4. Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling...14

(5)

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

B. Penyesuaian Diri ...25

C. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penyesuaian Diri ...33

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian.. ... 40

B. Populasi dan Sampel...40

C. Definisi Oprasional. ...41

D. Instrumen Penelitian...42

E. Prosedur Penelitian ... 44

F. Rancangan Program Bimbingan Pribadi Sosial...46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian...47

B. Pembahasan Hasil Penelitian...49

C. Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Penyesuaian diri...61

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan...79

B. Rekomendasi... 80

DAFTAR PUSTAKA...82 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(6)

Sutanto, 2014

(7)

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Sutanto, 2014. Program Bimbingan Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa SMA (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Sekampung Tahun Ajaran 2013/2014)

Penelitian ini berlatar belakang beberapa fenomena kehidupan siswa yang sering melanggar tata tertib sekolah misalnya datang selalu terlambat,tidak masuk tanpa keterangan, membolos saat jam pelajaran berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui profil penyesuaian diri siswa Kelas XI SMA N 2 Sekampung Tahun Ajaran 2013/2014, (2) Mengetahui gambaran setiap aspek penyesuaian diri siswa Kelas XI SMAN 2 Sekampung Tahun Ajaran 2013/2014, (3) memperoleh rancangan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa SMA N 2 Sekampung Tahun Ajaran 2013/2014. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran angket menggunakan Skala Likert. Hasil penelitian dibuat sebagai dasar pembuatan program hipotetik bimbingan pribadi sosial unuk meningkatkan penyesuaian diri siswa SMA N 2 Sekampung Tahun Ajaran 2013/2014. Dari sampel sebanyak 113 siswa, hasil penelitian menunjukkan kemampuan penyesuaian diri siswa berada pada kategori tinggi sebesar 80%, rendah sebanyak 15%, rendah sekali sebanyak 1%, untuk kategori tinggi sekali 4% peserta didik. Hasil yang diperoleh adalah Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa. Penelitian merekomendasikan Program bimbingan pribadi sosial menjadi acuan dan pedoman untuk membantu siswa meningkatkan penyesuaian diri.

(8)

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Sutanto, 2014. Sosial Personal Guidance Programe to improve the adaptation skill of the Senior High School Students (The discriptive Study of The Class XI Students of SMA Negeri 2 Sekampung Year 2013/2014)

This research background goes to several fenomenom of the students life that often break the school ruks, such as always coming late to school, not attending to school without any news, playing truant when the class is on.

The research wants to : (1) Know the adaption pfofile of the XI class Students of SMA Negeri 2 Sekampung, year 2013/2014: (2) Know the views of each aspec of the students adaptation of the XI class Students of SMA Negeri 2 Sekampung, year 2013/2014: (3) get the program plan of the sosial personal guidance to improve the students personal life adaptation of SMA Negeri 2 Sekampung. The approach used is the quantitative approah of the discriptive research. The data collection techniqueis done by spreading using the Linkert scale. The resulte of the research is done as the basic of hipotetic of the sosial personal guidance to improve the students adaptation of SMA Negeri 2 Sekampung,

From 113 students for the research examples, the result shows the adaptation skill improve the students personal adaptation skill comes to higt catagory is 80%, the low is 15%, the lonest just about 1%, and the highestes is 4% of the students participants.

The Result gething is the social personal guidance program to improve the students personal adaptation. The research recomend the sosial personal guidance program becomes the refrence to help the students to improve their personal adaptation.

(9)

1

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan secara normatif sebagai suatu proses membawa manusia dari

kondisi apa adanya kepada kondisi bagaimana seharusnya (Kartadinata, 2011).

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan

pendidikan menekankan terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran

serta keterlibatan peserta didik secara aktif dalam mengembangkan potensi

dirinya. Pendidikan dengan berbagai dinamikanya menyimpan banyak persoalan

dan tantangan yang membutuhkan solusi. Mulai dari persoalan sederhana sampai

pada hal yang membutuhkan kajian lebih mendalam. Hal ini membutuhkan

sebuah sistem dan konsep pemikiran yang mampu menjangkau berbagai dimensi

hingga mampu memberikan layanan kepada semua pihak dan mampu mencapai

hasil sebagaimana yang dicita-citakan oleh pendidikan nasional.

Perkembangan pendidikan yang terjadi membawa dampak serta suasana

yang kompleks, seiring dengan perkembangan peserta didik menuju dewasa.

Dengan dinamika yang tinggi karena pengaruh global memungkinkan terjadinya

gangguan pada peserta didik baik yang bersifat positif maupun negatif, psikologis

maupun yang lainnya. Survei Depkes. RI (21 Desember 2012) menyatakan

sebanyak 30 % remaja yang maladative atau menjadi korban akan menyisakan

rekam jejak yang traumatik dalam ingatan, jarang remaja mengungkapkan

penderitaannya, biasanya ditunjukan dengan penurunan minat sekolah, prestasi

menurun, menjadi pendiam akan tetapi mudah marah serta remaja yang

bersangkutan minta pindah sekolah. Dampak lain menimbulkan stress, hilang

konsentrasi, ganggun tidur, paranoid, sakit kepala, obsesi, bunuh diri.

Survei yang pernah juga dilakukan pada tahun 2010 yang melibatkan 1700

remaja, dari survei tersebut terungkap, sebagian besar remaja mengakui pernah

ditampar, dipukul, atau dilempar dengan benda. Survei terhadap remaja tersebut

(10)

2

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

yang diambil di Jawa tengah, Sulawesi selatan, Sumatra selatan menunjukan

tindak kekerasan di sekolah melibatkan kekerasan fisik dan mental.

Di sisi lain setiap hari media masa baik elektronik maupun cetak begitu

vulgar memberitakan kasus kriminalitas yang melibatkan remaja sebagai

pelakunya. Survey terkait berbagai masalah perilaku amoral remaja hasil

penelitian di 5 SMK TI Bogor, oleh Fakultas Pertanian Jurusan Gizi Masyarakat

dan Sumberdaya Keluarga, April 2008 dengan jumlah sampel 903 menunjukan

66,7 % terlibat tawuran; 48,7 % menggunakan batu; 26 % memukul dengan alat

(kayu, besi dan lain-lain); 1,7 %, menikam dengan senjata tajam. Masih dari

hasil penelitian diatas 30,3 persen terlibat minuman keras;15,4 persen, pecandu

narkoba; 34,6 % berjudi/taruhan; 68 % pernah menonton film porno dan 3,2 %

pernah melakukan hubungan seks.

Penelitian Matson dan Ollendick (1988:15) menyatakan sekitar 90 %

sampai dengan 98 % dari 8 sampai dengan 15 siswa mengalami kesulitan dalam

berhubungan dengan teman, seperti takut ketika berbicara atau menyampaikan

pendapat, tidak memperhatikan saat teman berbicara dan banyak lagi.

Secara lokal berdasarkan data pusat statistik Lampung Tahun 2014 jumlah

SMA yang ada di Lampung 476 unit terdiri dari 208 Negeri 268 Swasta, akan

tetapi masih, terdapat beberapa permasalahan sehingga Angka Partisipasi Kasar

(APK) siswa SMA di Lampung yang melanjutkan pendidikan hanya 58,04 persen

dengan demikian ada 41,96 persen yang harusnya bersekolah tapi ternyata tidak

sekolah, dan angka partisipasi kasar tersebut merupakan yang terendah dari

seluruh Provinsi yang ada di Indonesia (Tribun Lampung, 2013.10).

Beberapa di antaranya yang menjadi penyebab adalah faktor kemampuan

ekonomi, serta banyaknya anak usia sekolah yang sudah harus bekerja (Tholha,

2012:10). Pemenuhan akan kebutuhan ekonomi menuntut orang tua wali

dilingkungan sekolah berada bekerja ekstra keras, baik sebagai petani, buruh

maupun pekerja lainya. Kurang tersedianya lapangan kerja dilingkungan juga

memaksa orang tua harus mencari kerja keluar daerah bahkan keluar negeri. Hal

(11)

3

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Selain karena tidak selalu didampingi diarahkan orang tua, juga harus

menggantikan peran pekerjaan baik ayah bagi yang laki-laki maupun ibu bagi

yang perempuan. Peran orang tua yang tergantikan baik yang bersifat permanen

karena meninggal dunia ataupun sifatnya sementara karena bekerja keluar

daerah atau keluar negeri. Hal ini menjadikan siswa dalam melakukan tugas

pokok yaitu belajar dan menuntut ilmu disekolah banyak mengalami hambatan

bahkan cendrung melanggar tata tertib yang ada disekolah. Seperti tingginya

angka pelanggaran tata tertib sekolah (keterlambatan siswa datang kesekolah)

tidak masuk tanpa keterangan (alpa), hasil wawancara dengan siswa yang

bersangkutan penyebabnya beragam, akan tetapi kebanyakan beralasan karena

membantu atau menggantikan beberapa peran orang tua.

Kegagalan pelajar di lingkungan Provinsi Lampung berdasarkan Children

Crisis Centre, sebanyak 38 % yang mengalami masalah dan menjadi korban

eksploitasi seksual komersial, dengan rentang usia 14 sampai dengan 17 Tahun

(Lampost 2013:8).

Di sekolah, siswa tidak hanya mengalami perkembangan fisik dan

intelektual tetapi juga membutuhkan adanya proses sosialisasi saat mereka belajar

memperoleh kematangan sosial dalam mempersiapkan dirinya. Siswa sebagai

mahluk individu mempunyai potensi untuk dapat tumbuh dan berkembang serta

tidak lepas dari permasalahan dalam kehidupannya. Dalam rangka memenuhi

tuntutan siswa berkaitan dengan masalah-masalah yang dihadapi, guru dituntut

memiliki kesiapan untuk membantu memfasilitasi dengan memberikan proses

layanan konseling. Kesiapan dimaksud salah satunya kemampuan guru dalam

mengembangkan program bimbingan dan konseling yang memiliki fungsi dan

posisi dalam pendidikan di sekolah sehingga konsep dan komposisi pendidikan

yang dinamis dan seimbang yang diharapkan melahirkan manusia Indonesia yang

sehat jasmani dan rohani, bermoral, menguasai IPTEK secara profesional, dinamis

serta kreatif (Yusuf dan Juntika : 2008).

Siswa sebagai mahluk individu dan sosial tidak dapat saling dipisahkan,

(12)

4

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

potensi untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi sesuai

dengan pengalaman belajar yang diperolehnya. Dalam mecapai hasil belajar yang

maksimal dengan segala keterbatasan sudah tentu membutuhkan bantuan individu

lain. Individu merupakan produk atau hasil dari suatu lingkungan, tetapi mereka

mengimplementasikan pengalamannya dalam belajar.

Sekolah sebagai suatu lingkungan pendidikan harus dapat menciptakan dan

memberikan suasana psikologis yang dapat mendorong perilaku sosial yang

memadai sehingga kebutuhan sosial yang diharapkan dapat terpenuhi. Salah satu

indikator keberhasilan disekolah ditandai dengan adanya kemampuan penyesuaian

diri siswa disekolah.

Sementara itu sekolah juga merupakan lingkungan pendidikan sangat

memungkinkan sekali terjadinya hal-hal dalam proses pengembangan potensi

tersebut peserta didik akan berinteraksi dengan keragaman yang terjadi dan

berlangsung dalam suasana demokratis.

Pada saat siswa memasuki lingkungan sekolah, siswa akan mengalami

interaksi dengan lingkungan sekolah yang dimanifestasikan dalam bentuk

hubungan interpersonal dengan teman, guru dan juga penyesuaian terhadap

peraturan sekolah yang harus ditaati dan dipahami juga akan partisipasi dalam

belajar juga ekstrakurikuler. Akan tetapi kenyataan dilapangan masih banyak

siswa yang mengalami kesulitan untuk menyesuaikan dirinya disekolah.

Terlihat pada perilaku yang tidak wajar sering menentang guru, tidak masuk

sekolah tanpa alasan, terlambat masuk sekolah, tidak mengerjakan PR

mengganggu teman, melanggar aturan dan masih banyak gejala salah suai lainnya.

Hasil penelitian Fatimah (2009: 56) menyimpulkan remaja cenderung lemah

dalam kemampuan menghargai teman dan bekerjasama dengan teman sebaya.

Remaja kurang peduli terhadap teman sebaya, karena belum memilki kemampuan

untuk bersaing dengan teman sebaya secara sportif dan kurang setia kawan

padahal di sisi lain remaja memiliki keinginan untuk diperhitungkan dan

(13)

5

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Selain itu gangguan psikologis yang sering muncul seperti mudah cemas,

putus asa, egois, stress dan gangguan jiwa lainnya. Remaja merupakan individu

yang selalu menarik perhatian, hal ini tidak terlepas dari berbagai karateristik

yang mengiringi tumbuh kembangnya. Pada masa ini orang biasa menyebutkan

dengan istilah masa pencarian jati diri dan masih labil. Karena hal itulah, maka

remaja sering disebut masa penuh masalah.

Beberapa fenomena yang terjadi di sekolah berdasarkan catatan dan hasil

wawancara dengan guru bimbingan konseling SMAN 2 Sekampung yang

dilakukan pada tanggal 24 April 2013, serta untuk mengetahui kebutuhan,

masalah siswa digunakan Daftar Cek Masalah (DCM) dan sosiometri beberapa

hal yang terjadi tidak hanya secara akademis tapi juga psikososial. Masalah yang

muncul dan dialami, salah satunya disebabkan oleh ketidakmampuan siswa untuk

melakukan penyesuaian. Penyesuaian secara akademis dapat dilihat dari: (1) tidak

tercapainya ketuntasan (SKBM) Standar Ketuntasan Belajar Minimum pada

pelajaran-pelajaran tertentu; (2) rendahnya nilai pelajaran matematika, fisika dan

kimia; (3) kurangnya rasa percaya diri karena nilai akademis terlalu rendah dan:

(4) adanya kelompok eksklusif siswa.

Selain beberapa permasalahan tersebut masih adanya siswa yang datang

terlambat, membolos saat jam belajar, duduk di kantin saat jam pelajaran

berlangsung, tidak mengenakan seragam lengkap, tidak mengerjakan pekerjaan

rumah dan lain-lain. Kendatipun berbagai peraturan dan kebijakan telah

ditetapkan, namun masih terdapat hambatan dalam pelaksanaanya salah satu

hambatan yang ada adalah siswa masih enggan untuk memenfaatkan layanan

bimbingan dan konseling setiap saat atau waktu jam tatap muka kelas.

Hasil penelitian terdahulu Sugiyanto (2006:127) terhadap siswa sekolah

menengah atas di peroleh hasil aspek terendah adalah memelihara rasa tanggung

jawab dan kurangnya dapat adaptasi dengan lingkungan. Adanya hambatan

tersebut tentu saja berdampak pada individu dan program pelayanan bimbingan

(14)

6

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Berbagai permasalahan harus diatasi secara tepat, karena akan menjadikan

penghambat dalam perkembangan dan pembentukan pribadi serta konsep diri

siswa. Kepribadian sehat hanya dapat terwujud apabila sesorang dapat

menyesuaikan diri secara dinamis dengan lingkungannya (Allport, 1967).

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri

siswa, merupakan rancangan kegiatan yang disusun konselor tentang upaya

pemberian layanan, dengan tujuan untuk membantu siswa SMAN 2 Sekampung

dalam melakukan penyesuaian diri. Program ini merupakan pengembangan dari

program layanan bimbingan dan konseling yang ada sekarang. Pengembangan

program layanan, juga dilakukan upaya-upaya untuk memaksimalkan berbagai hal

yang menjadi pendukung dan meminimalisir faktor penghambat dalam

pelaksanaan layanan.

Siswa yang mengalami hambatan dalam proses pemebelajaran dan

penyesuaian disekolah dengan indikator prestasi rendah, kurang percaya diri,

minder, dan kurang dapat bersosialisasi. Penyesuaian diri merupakan proses

dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan

yang sesuai dengan lingkungannya. Penyesuaian ini mencakup bagaimana siswa

menyadari kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya, mampu bertindak

obyektif sesuai dengan dirinya, dan mampu menerima diri apa adanya sehingga

dapat menentukan sikap dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya. Dari

pengertian tersebut penyesuaian diri bertujuan agar dapat mengatasi berbagai

macam tantangan dan hambatan yang dihadapi agar mampu mengembangkan

seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal.

Bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuian diri siswa

diperlukan, karena pada umumnya siswa masih mengalami kesulitan melakukan

penyesuaian diri baik dalam kehidupan sehari hari ataupun yang berhubungan

(15)

7

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

kegagalan melakukan akan berpengaruh terhadap pribadinya kelak. Siswa yang di

usia remaja mampu mencapai kematangan intelektual dan emosi akan lebih cepat

melakukan penyesuaian dirinya sehingga cepat pula lepas dari masalah yang ada,

dan akhirnya mampu mengembangkan diri dengan lebih baik.

Penyesuaian diri siswa akan mempengaruhi perkembangan pribadi siswa,

karena secara bersamaan pula proses pencarian jati diri remaja terjadi. Remaja ada

kecenderungan lebih percaya dengan teman sebaya dari pada orangtua bahkan

dirinya sendiri. Namun dengan pemberian layanan ini diharapkan siswa dalam

melakukan penyesuaian lebih cepat, tepat sesuai dengan perkembangannya.

Merujuk pada uraian di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai

berikut: bimbingan pribadi sosial siswa untuk meningkatan penyesuaian diri

siswa, agar siswa mampu melakukannya walaupun selama ini konselor sekolah

belum memberikan layanan yang optimal

C. Rumusan Masalah Penelitian

Manusia sebagai mahluk sosial, tidak dapat hidup sendiri dalam memenuhi

kebutihan hidup dalam mencapai kesejahteraan. ( Schneiders (1964) mengatakan

penyesuaian diri dapat diartikan sebagai sebagai proses individu dalam merespon

sesuatu, baik secara behavior maupun mental dalam upaya mengatasi

kebutuhan-kebutuhan dalam diri, tegangan emosional, frustasi dan konflik, dan memelihara

keharmonisan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan norma

masyarakat. Kesulitan siswa dalam penyesuaian diri sering dijumpai di sekolah

yang ditampilkan dengan berbagai perilaku seperti rendah diri, agresif, melanggar

disiplin, menyendiri dan sulit bekerjasama dalam kelompok dan malas belajar.

Berdasarkan indentifikasi masalah tersebut, maka rumusan masalah untuk

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana Profil penyesuaian diri siswa Kelas XI SMAN 2 Sekampung

Tahun Pelajaran 2013/2014

2. Bagaimana gambaran aspek penyesuaian diri siswa Kelas XI

(16)

8

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimanakah program bimbingan pribadi - sosial untuk penyesuaian diri

siswa Kelas XI SMA N 2 Sekampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

(1) Mengetahui profil penyesuaian diri siswa Kelas XI SMA N 2 Sekampung

Tahun Pelajaran 2013/2014.

(2) Gambaran setiap aspek penyesuaian diri siswa Kelas XI SMA N 2

Sekampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

(3) Program bimbingan pribadi sosial dapat meningkatkan penyesuaian diri

siswa Kelas XI SMA N 2 Sekampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, guru,

sekolah dan pihak lainnya :

1. Siswa dapat mengetahui kemampuan penyesuaian diri yang dimilikinya, dan

diharapkan dapat mengembangkan secara optimal.

2. Bagi guru Bimbingan dan Konseling dapat di jadikan tambahan pengetahuan

dan membantu siswa khususnya dalam meningkatkan penyesuaian diri.

3. Bagi peneliti sebagai pengembangan ilmu pengetahuan, lebih khusus dalam

(17)

9

Sutanto, 2014

(18)

40

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian mengenai kemampuan penyesuaian diri peserta didik kelas XI

SMA Negeri 2 Sekampung pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

kuantitatif yakni pendekatan yang akan mengukur keterampilan penyesuaian diri

peserta didik. Data hasil penelitian berupa skor (angka-angka) dan akan diproses

melalui pengolahan statistik, selanjutnya dideskripsikan untuk mendapatkan

gambaran kemampuan penyesuaian diri siswa. Penelitian ini menggunakan

metode penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang ditujukan, untuk

menggambarkan fenomena-fenomena yang berlangsung saat ini atau saat yang

lampau. Penelitian deskriptif digunakan untuk mengumpulkan informasi dalam

memecahkan suatu masalah atau menentukan langkah tindakan selanjutnya.

Penelitian ini berfungsi mendeskripsikan profil kemampuan penyesuaian diri

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sekampung sebagai dasar dari pembuatan program

bimbingan dan konseling.

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah semua siswa-siswi Sekolah Menengah Atas

Negeri 2 Sekampung Lampung Timur Tahun Pelajaran 2013/2014. Sampel

ditentukan untuk memperoleh informasi tentang obyek penelitian dengan

mengambil representasi populasi yang diprediksikan sebagai inferensi terhahap

seluruh populasi. Sampel penelitian ini diambil secara acak (random) karena

anggota populasi mendapat kesempatan yang sama untuk diambil menjadi

anggota sampel. Winarno Surachmad (1982:100) menyatakan " apabila ukuran

populasi sebanyak, kurang atau sama dengan seratus, pengambilan sampel

sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama

dengan atau lebih dari seribu ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya

(19)

41

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

15% dari ukuran populasi. Semua anggota populasi memperoleh kesempatan

yang sama untuk diambil menjadi anggota sampel.

Dalam penelitian ini jumlah anggota populasi sebanyak 321 orang siswa

terdiri dari 7 (tujuh) kelas, ini berarti populasi berada pada rentang 15-50% dari

ukuran populasi, dan jumlah anggota sampel pada penelitian ini ditetapkan 35%

dari ukuran populasi, jumlah anggota sampel dari populasi 321 orang siswa,

atau 113 orang siswa sebagai anggota sampel.

Pertimbangan yang mendasari dipilihnya SMA N 2 Sekampung untuk

dijadikan populasi dalam penelitian adalah: (1) Belum adanya program

bimbingan dan konseling di SMAN 2 Sekampung yang secara khusus untuk

meningkatkan penyesuaian diri; (2) Siswa di kelas XI adalah siswa yang sudah

mengalami proses interaksi dengan teman sebayanya lebih dari satu tahun; (3)

Siswa kelas XI mempunyai kesempatan yang cukup untuk melakukan

penyesuaian diri baik di sekolah maupun di lingkungannya.

C. Definisi Operasional

Program bimbingan Pribadi Sosial dalam penelitian ini adalah satuan

rencana kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh konselor atau

guru Bimbingan konseling terdiri dari sepuluh komponen program; dasar

pemikiran, landasan empirik, landasan rasional, visi dan misi program, tujuan

program, komponen program, sasaran, rencana operasional program atau action

plan, pengembangan tema atau topik, pengembangan satuan layanan, evaluasi

program dan anggaran biaya program dengan tujuan membantu peserta didik

dalam meningkatkan penyesuaian diri. Dalam penelitian yang menjadi variabel

adalah program bimbingan pribadi sosial, sedangkan variabel lainnya adalah

penyesuaian diri siswa.

Secara oprasional, penyesuaian diri dalam penelitian yang dibuat adalah

respon siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Sekampung terhadap pernyataan tertulis

(20)

42

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian 1. Instrumen

Hasil pengembangan instrumen telah mendapat judgement dan di nyatakan

layak, baik dari segi bahasa, konstruk, dan konten. Penimbang dilakukan oleh dua

dosen ahli/dosen dari Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Program Bimbingan dan Konseling. Hasil judgement dari dua dosen ahli dijadikan

alat pengumpul data yang dibuat. Penilai / Penimbang terdiri dari Prof. DR.H.

Syamsu Yusuf, L.N, M.Pd, dan Prof. Dr.H. Juntika Nurichsan, M.Pd. Penilaian

oleh dua dosen ahli dilakukan dengan memberikan penilaian pada setiap item

dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Hasil judgement dari

dosen ahli, berupa Pernyataan-pernyataan yang termasuk pada kelompok Tidak

Memadai ( TM) perlu direvisi disebabkan oleh beberapa hal, yakni; a) Kalimat

pernyataan kurang jelas; b) isi pernyataan kurang spesifik; c) pernyataan dan

memiliki makna yang sama.

2. Jenis Skala

Skala pengungkap data penelitian dengan menggunakan model likert yang

terdiri dari beberapa pernyataan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

penyebaran angket. Angket yang digunakan adalah angket berstruktur dengan

bentuk jawaban tertutup. Responden/siswa hanya perlu menjawab pernyataan

dengan cara memilih alternatif respon yang telah disediakan. Alternatif respon

yang di sediadakan ada 4 pilihan yaitu SS (sangat sesuai), S (sesuai), TS (tidak

sesuai), dan STS (sangat tidak sesuai) dengan skor berkisar antara 1 sampai

dengan 4.

3. Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap perilaku penyesuaian diri siswa

Kelas XI SMA Negeri 2 Sekampung yang dikembangkan dari definisi operasional

(21)

43

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

berlebihan, mampu mengatasi mekanisme psikologis, mampu menghadapi

frustrasi, memiliki pertimbangan yang rasional dan pengarahan diri, memiliki

kemampuan untuk belajar, mampu memanfaatkan pengalaman masa lalu, serta

bersikap objektif dan realistik, dengan indikator sebagai berikut:

Tabel 3.1

2. Mampu mengatasi pekanisme Psikologis

3. Mampu mengahadapi Frustrasi a. Terhindar dari rasa cemas

(22)

44

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

c. Mampu menjaga sikap sopan

a. Belajar dari kegagalan diri

b. Dapat mengambil hikmah dari pengalaman orang lain

7 Bersikap obyektif dan realistik a. Memiliki kesadaran akan pentingnya suatu aturan

b. Menerima kenyataan diri

E. Prosedur Penelitian

Teknik yang dipakai dalam pengumpulan data adalah melalui tes dengan

menggunakan angket sebagai instrumen penelitian. Angket merupakan suatu cara

pengumpulan data secara tidak langsung ( karena peneliti tidak langsung bertanya

jawab dengan responden). Penelitian ini menggunakan angket untuk berbentuk

skala sikap untuk mengetahui penyesuaian diri siswa.

Skala sikap ini berisi sejumlah pernyataan yang harus dijawab oleh

responden. Bentuk pertanyaan tertutup dengan alternatif jawaban yang telah

disediakan responden tinggal menjawab. Responden tidak diperkenankan

memberikan jawaban kecuali yang telah di sediakan. Penelitian ini dilaksanakan

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menyusun proposal penelitian dan mengkonsultasikan kepada dosen mata

kuliah metode penelitian diseminarkan di depan dosen pembimbing dan

(23)

45

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Universitas Pendidikan Indonesia.

b. Mengajukan proposal penelitian pada seminar proposal di hadapan dosen mata

kuliah metode riset, kemudian direvisi dan disahkan oleh Ka Prodi

Bimbingan dan Konseling Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan

Indonesia.

c. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing pada Sekolah

Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia melalui Program Studi

Bimbingan dan Konseling.

d. Mengajukan permohonan ijin Prodi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pasca

sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Surat penelitian yang telah

disahkan kemudian disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 2

Sekampung.

1. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Melakukan studi pendahuluan ke SMA Negeri 2 Sekampung

bekerjasama dengan guru BK.

b. Menyusun instrumen penelitian dan melakukan uji kelayakan (Judment)

instrumen oleh dosen-dosen ahli Bimbingan dan Konseling

Prof. Dr. H. Achmad Juntika Nurihsan, M.Pd., dan

Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf. LN, M.Pd,)

f. Melaksanakan pengolahan, mendeskripsikan dan penganalisisan data yang

telah terkumpul dengan menarik kesimpulan dan membuat rekomendasi.

g. Menyusun rancangan program bimbingan pribadi-sosial untuk

(24)

46

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2. Hasil dan Laporan

Pada tahap akhir penulisan Tesis membuat kesimpulan dan rekomendasi dan

hasil penelitian serta mengkonsultasikan draf Tesis dan sidang kepada dosen

(25)

47

Sutanto, 2014

(26)

79

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada umumnya siswa memiliki kemampuan penyesuaian diri yang tergolong

tinggi. Artinya peserta didik memiliki kemampuan yang baik untuk

memahami dan menyadari penyesuaian diri. Beberapa siswa masih memiliki

kemampuan penyesuaian diri yang rendah yang harus dibimbing agar dapat

meningkatkan kemampuan penyesuaian dirinya dengan optimal.

2. Berdasarkan hasil di lapangan aspek yang paling rendah dalam penyesuaian

diri siswa adalah mengontrol emosi yang berlebihan, terutama pada indikator

mengekspresikan perasaan secara wajar Terendah selanjutnya ada pada aspek

kemampuan untuk belajar dengan indikator motivasi untuk meningkatkan

prestasi. Hal ini berarti siswa banyak yang belum mampu mengontrol emosi

dan motivasi untuk meningkatkan prestasi. Dengan kondisi tersebut, dapat

menjadi salah satu penghambat kemampuan penyesuaian diri di sekolah.

3. Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri

siswa, disusun berdasarkan indikator yang terendah pada setiap aspek, serta

hasil validasi praktisi para guru Bimbingan dan Konseling di Lampung Timur

terhadap rancangan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan

penyesuaian diri siswa. a) Program hendaknya mengutamakan hasil need

asessment di sekolah, cakupan aspek diperluas dan program terintegrasi

dengan visi misi sekolah. b) Program bimbingan pribadi sosial dapat

meningkatkan kemampuan penyesuaian diri siswa, hal ini tidak terlepas dari

kualitas program yang dikembangkan. c) Program bimbingan dan konseling

yang dikembangkan secara baik akan mendorong pelaksanaan layanannya

dengan lancar, efektif, efisien, serta dapat dilakukan evaluasi baik terhadap

program, proses, maupun hasil. d) Program bimbingan yang disusun secara

(27)

80

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

baik dan matang memberikan banyak keuntungan, baik bagi siswa yang

mendapatkan pelayanan maupun bagi guru pembimbing atau staf

bimbingan yang melaksanakannya. Artinya penyesuaian diri siswa akan

lebih baik seiring dengan adanya layanan bimbingan dan konseling.

e) Program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya menempuh dua

sisi yang saling melengkapi. Pada satu sisi, layanan bimbingan dan

konseling harus memfasilitasi individu dalam memahami dirinya, orang lain

dan lingkungannya, pada sisi selanjutnya harus memfasilitasi pengalaman

-pengalaman individu dalam bekerjasama dengan orang lain untuk

mencapai tujuan bersama sepanjang hayat. Proses bimbingan dan konseling

seperti ini di dalamnya harus menyentuh kebutuhan pribadi sosial dan

individu

B. Rekomendasi

Rekomendasi Penelitian ini ditunjukan kepada beberapa pihak yang

terkait dengan hasil penelitian.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Guru Pembimbing dapat melaksanakan program yang telah dibuat ini,

karena program merupakan hipotetik sehingga di ketahui ke efetifannya, dan

dapat diketahui aspek-aspek yang harus di perbaiki. Guru pembimbing

diharapkan untuk memberikan layanan bimbingan yang bersifat pemeliharaan

kepada siswa yang memiliki penyesuaian tinggi dan layanan bimbingan yang

bersifat pengembangan kepada siswa yang memiliki penyesuaian diri sedang dan

rendah, sehingga dengan penyesuaian diri yang normatif diharapkan siswa

mencapai perkembangan yang optimal. Adapun aspek yang perlu dikembangkan

adalah bersikap obyektif dan realistik dan memiliki kemampuan untuk belajar

2. Bagi Sekolah

Sekolah SMA Negeri 2 Sekampung secara umum penyesuaian diri siswa

(28)

81

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

optimal. Dukungan dari pihak sekolah sangat diharapkan dalam upaya

meningkatkan penyesuaian diri siswa. Keterlibatan dan kerjasama yang

berkesinambungan antar seluruh personil sekolah dalam bentuk koordinasi,

konsultasi dan partisipasi dalam mengembangkan program bimbingan pribadi

sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa.

3. Penelitian Selanjutnya

Program yang telah dirumuskan oleh peneliti masih bersifat hipotetik, dan

akan lebih bermanfaat apabila penelitian selanjutnya mampu mengkaji,

mengaplikasikan program bimbingan konseling untuk meningkatkan

penyesuaian diri siswa dalam konteks yang lebih luas: (a) Validasi desain

program bukan hanya melibatkan pakar dalam bimbingan dan konseling, tetapi

melibatkan beberapa praktisi bimbingan dan konseling yang telah berpengalaman

(b) berdasarkan hasil penelitian aspek paling rendah bersikap obyektif dan

realistik, hal ini dapat ditindaklanjuti melalui penelitian tindakan bimbingan dan

(29)

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, (2003), Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Burbach, Harold & Decker. Lavy E. (1977), Planning And Assesment In Community Education Michigan Pendell Publishing Company.

Chaplin, James P., (1993), Kamus Lengkap Psikologi, (Dit. Kartini. Kartono), Jakarta : Rajawali Pers.

Crow, Lester D. & Crow. Alice, (1962), An Introduction To Guidance. New Delhi Eurasia Publishing House.

Daradjat. Zakiah, (1994, Remaja Harapan Dan Tantangan, Bandung : Ruhama.

Darajat, Zakiah, (1985), Kesehatan Mental, Jakarta : PT. Gunung Agung.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (2008), Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan layanan Bimbingan dan Konseling dalam jalur Pendidikan, Jakarta : Depdikbud.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1996), Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Elizabeth B. Hurlock, (1994), Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Dit. Istiwidayanti dan Soedjarwo), Jakarta : Erlangga.

Hurlock, Elizabeth B; (1995), Psikologi Perkembangan Jakarta Erlangga.

Juntika Nurihsan dan Sudiyanto, Ahmad. (2005), Manajemen Bimbingan dan Konseling Di SMP Kurikulum 2004,

(30)

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Bimbingan, FIP/UPT Layanan Bimbingan Dan Konseling UPI Bandung.

Rakhmat, Cece dan Solehuddin, M., (1989), Pengukuran Dan Penilaian Hasil Belajar, Bandung : PPB FIP IKIP.

Ridwan, (1998), Penanganan Efektif BK di Sekolah, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Rifai, Melly S.S., (1987), Psikologi Perkembangan Remaja Dari Segi Kehidupan Sosial, Jakarta : Bina Aksara.

Rogers, Carl R., (1942) Counseling and Psychoterapy, Houghton Mifflin Company, Boston.

Reks oatmojo, Tejo N,(2009),Stat isti ka untuk Psi kologi dan Pendidi kan , Bandung: Refika Aditama.

Schneiders, (1964) Absencive of excessie emotionality. : Company, Boston

Sudjana, (1992), Metode Statistika, Bandung : Tarsito.

Sugiono, (1997), Statistik Penelitian Untuk Bidang Administrasi, Bandung : Alfabeta.

Surya, Moh., (1990), Psikologi Perkembangan, Bandung : Jurusan PPB FIP IKIP.

Surya, Moh., (1992), Psikologi Pendidikan, Bandung : Jurusan PPB FIP IKIP.

Syamsuddin Makmun, Abin, (1990), Psikologi Kependidikan, Bandung: Jurusan PPB IKIP.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20, (2003), Depdikbud.

Willis, Sofyan S., (1994), Problema Remaja dan Pemecahannya, Bandung: Angkasa.

Winkel W. S., (1997), Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Yusuf, Syamsu; (2001), Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja Bandung : C.V. Rosdakarya.

(31)

Sutanto, 2014

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penyesuaian Diri Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Kemampuan penyesuaian diri terhadap keragaman budaya ditandai dengan: (1) kesadaran dan pemahaman yang kuat tentang budayanya sendiri dan budaya orang lain, (2)

Peningkatan kemampuan penyesuaian diri remaja baik dalam penyesuaian pribadi, sosial dan lingkungan khususnya untuk tingkat SMA serta pemahaman dan pengetahuan

penyesuaian diri siawa kelas XI SMK Negeri 2 Palu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyesuaian diri siswa, sebelum diberikan layanan bimbingan sosial, berada

Berdasarkan penegasan istilah tersebut, maka yang penulis maksud “Bimbingan Pribadi Sosial dalam Meningkatkan Efikasi Diri Siswa SMP IT Abu Bakar Yogyakarta” adalah

170 Setiana, 2023 BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL MELALUI STRENGHTS BASED ADVISING UNTUK PENGEMBANGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA SMA DI KABUPATEN KUINGAN Universitas Pendidikan Indonesia

Setiana, 2023 BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL MELALUI STRENGHTS BASED ADVISING UNTUK PENGEMBANGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA SMA DI KABUPATEN KUINGAN Universitas Pendidikan Indonesia I

157 Setiana, 2023 BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL MELALUI STRENGHTS BASED ADVISING UNTUK PENGEMBANGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA SMA DI KABUPATEN KUINGAN Universitas Pendidikan Indonesia