PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI
–
SOSIAL
UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan dalam Bidang Bimbingan dan Konseling
Oleh
SUTANTO NIM 1004984
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
B A N D U N G
========================================================================
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI
–
SOSIAL
UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA
(Penelitian Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 2 Sekampung Kab. Lampung Timur
Tahun Pelajaran 2013/2014)
Oleh Sutanto
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Bimbingan dan Konseling
© Sutanto 2014
Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
S U T A N T O
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL
UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Dr. Ipah Saripah, M.Pd. NIP. 19771014 200112 2 00 1
Pembimbing II
Dr. Ilfiandra, M. Pd. NIP. 19721124 199903 1 003
Mengetahui,
Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK...ii
ABSTRAC...ii
KATA PENGANTAR...iii
UCAPAN TERIMA KASIH...iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ...viii
DAFTAR DIAGRAM ...ix
DAFTAR BAGAN...x
DAFTAR LAMPIRAN... ..xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ...1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6
C. Rumusan Masalah Penelitian.... ...7
D. Tujuan Penelitian ...8
E. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL DAN PENYESUAIAN DIRI SISWA A. Program Bimbingan Pribadi Sosial ...9
1. Konsep Dasar Bimbingan Pribadi Sosial...9
2. Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial...11
3. Fungsi Bimbingan dan Konseling...13
4. Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling...14
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
B. Penyesuaian Diri ...25
C. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penyesuaian Diri ...33
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian.. ... 40
B. Populasi dan Sampel...40
C. Definisi Oprasional. ...41
D. Instrumen Penelitian...42
E. Prosedur Penelitian ... 44
F. Rancangan Program Bimbingan Pribadi Sosial...46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian...47
B. Pembahasan Hasil Penelitian...49
C. Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Penyesuaian diri...61
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan...79
B. Rekomendasi... 80
DAFTAR PUSTAKA...82 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Sutanto, 2014
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Sutanto, 2014. Program Bimbingan Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa SMA (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Sekampung Tahun Ajaran 2013/2014)
Penelitian ini berlatar belakang beberapa fenomena kehidupan siswa yang sering melanggar tata tertib sekolah misalnya datang selalu terlambat,tidak masuk tanpa keterangan, membolos saat jam pelajaran berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui profil penyesuaian diri siswa Kelas XI SMA N 2 Sekampung Tahun Ajaran 2013/2014, (2) Mengetahui gambaran setiap aspek penyesuaian diri siswa Kelas XI SMAN 2 Sekampung Tahun Ajaran 2013/2014, (3) memperoleh rancangan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa SMA N 2 Sekampung Tahun Ajaran 2013/2014. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran angket menggunakan Skala Likert. Hasil penelitian dibuat sebagai dasar pembuatan program hipotetik bimbingan pribadi sosial unuk meningkatkan penyesuaian diri siswa SMA N 2 Sekampung Tahun Ajaran 2013/2014. Dari sampel sebanyak 113 siswa, hasil penelitian menunjukkan kemampuan penyesuaian diri siswa berada pada kategori tinggi sebesar 80%, rendah sebanyak 15%, rendah sekali sebanyak 1%, untuk kategori tinggi sekali 4% peserta didik. Hasil yang diperoleh adalah Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa. Penelitian merekomendasikan Program bimbingan pribadi sosial menjadi acuan dan pedoman untuk membantu siswa meningkatkan penyesuaian diri.
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Sutanto, 2014. Sosial Personal Guidance Programe to improve the adaptation skill of the Senior High School Students (The discriptive Study of The Class XI Students of SMA Negeri 2 Sekampung Year 2013/2014)
This research background goes to several fenomenom of the students life that often break the school ruks, such as always coming late to school, not attending to school without any news, playing truant when the class is on.
The research wants to : (1) Know the adaption pfofile of the XI class Students of SMA Negeri 2 Sekampung, year 2013/2014: (2) Know the views of each aspec of the students adaptation of the XI class Students of SMA Negeri 2 Sekampung, year 2013/2014: (3) get the program plan of the sosial personal guidance to improve the students personal life adaptation of SMA Negeri 2 Sekampung. The approach used is the quantitative approah of the discriptive research. The data collection techniqueis done by spreading using the Linkert scale. The resulte of the research is done as the basic of hipotetic of the sosial personal guidance to improve the students adaptation of SMA Negeri 2 Sekampung,
From 113 students for the research examples, the result shows the adaptation skill improve the students personal adaptation skill comes to higt catagory is 80%, the low is 15%, the lonest just about 1%, and the highestes is 4% of the students participants.
The Result gething is the social personal guidance program to improve the students personal adaptation. The research recomend the sosial personal guidance program becomes the refrence to help the students to improve their personal adaptation.
1
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan secara normatif sebagai suatu proses membawa manusia dari
kondisi apa adanya kepada kondisi bagaimana seharusnya (Kartadinata, 2011).
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan
pendidikan menekankan terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran
serta keterlibatan peserta didik secara aktif dalam mengembangkan potensi
dirinya. Pendidikan dengan berbagai dinamikanya menyimpan banyak persoalan
dan tantangan yang membutuhkan solusi. Mulai dari persoalan sederhana sampai
pada hal yang membutuhkan kajian lebih mendalam. Hal ini membutuhkan
sebuah sistem dan konsep pemikiran yang mampu menjangkau berbagai dimensi
hingga mampu memberikan layanan kepada semua pihak dan mampu mencapai
hasil sebagaimana yang dicita-citakan oleh pendidikan nasional.
Perkembangan pendidikan yang terjadi membawa dampak serta suasana
yang kompleks, seiring dengan perkembangan peserta didik menuju dewasa.
Dengan dinamika yang tinggi karena pengaruh global memungkinkan terjadinya
gangguan pada peserta didik baik yang bersifat positif maupun negatif, psikologis
maupun yang lainnya. Survei Depkes. RI (21 Desember 2012) menyatakan
sebanyak 30 % remaja yang maladative atau menjadi korban akan menyisakan
rekam jejak yang traumatik dalam ingatan, jarang remaja mengungkapkan
penderitaannya, biasanya ditunjukan dengan penurunan minat sekolah, prestasi
menurun, menjadi pendiam akan tetapi mudah marah serta remaja yang
bersangkutan minta pindah sekolah. Dampak lain menimbulkan stress, hilang
konsentrasi, ganggun tidur, paranoid, sakit kepala, obsesi, bunuh diri.
Survei yang pernah juga dilakukan pada tahun 2010 yang melibatkan 1700
remaja, dari survei tersebut terungkap, sebagian besar remaja mengakui pernah
ditampar, dipukul, atau dilempar dengan benda. Survei terhadap remaja tersebut
2
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
yang diambil di Jawa tengah, Sulawesi selatan, Sumatra selatan menunjukan
tindak kekerasan di sekolah melibatkan kekerasan fisik dan mental.
Di sisi lain setiap hari media masa baik elektronik maupun cetak begitu
vulgar memberitakan kasus kriminalitas yang melibatkan remaja sebagai
pelakunya. Survey terkait berbagai masalah perilaku amoral remaja hasil
penelitian di 5 SMK TI Bogor, oleh Fakultas Pertanian Jurusan Gizi Masyarakat
dan Sumberdaya Keluarga, April 2008 dengan jumlah sampel 903 menunjukan
66,7 % terlibat tawuran; 48,7 % menggunakan batu; 26 % memukul dengan alat
(kayu, besi dan lain-lain); 1,7 %, menikam dengan senjata tajam. Masih dari
hasil penelitian diatas 30,3 persen terlibat minuman keras;15,4 persen, pecandu
narkoba; 34,6 % berjudi/taruhan; 68 % pernah menonton film porno dan 3,2 %
pernah melakukan hubungan seks.
Penelitian Matson dan Ollendick (1988:15) menyatakan sekitar 90 %
sampai dengan 98 % dari 8 sampai dengan 15 siswa mengalami kesulitan dalam
berhubungan dengan teman, seperti takut ketika berbicara atau menyampaikan
pendapat, tidak memperhatikan saat teman berbicara dan banyak lagi.
Secara lokal berdasarkan data pusat statistik Lampung Tahun 2014 jumlah
SMA yang ada di Lampung 476 unit terdiri dari 208 Negeri 268 Swasta, akan
tetapi masih, terdapat beberapa permasalahan sehingga Angka Partisipasi Kasar
(APK) siswa SMA di Lampung yang melanjutkan pendidikan hanya 58,04 persen
dengan demikian ada 41,96 persen yang harusnya bersekolah tapi ternyata tidak
sekolah, dan angka partisipasi kasar tersebut merupakan yang terendah dari
seluruh Provinsi yang ada di Indonesia (Tribun Lampung, 2013.10).
Beberapa di antaranya yang menjadi penyebab adalah faktor kemampuan
ekonomi, serta banyaknya anak usia sekolah yang sudah harus bekerja (Tholha,
2012:10). Pemenuhan akan kebutuhan ekonomi menuntut orang tua wali
dilingkungan sekolah berada bekerja ekstra keras, baik sebagai petani, buruh
maupun pekerja lainya. Kurang tersedianya lapangan kerja dilingkungan juga
memaksa orang tua harus mencari kerja keluar daerah bahkan keluar negeri. Hal
3
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Selain karena tidak selalu didampingi diarahkan orang tua, juga harus
menggantikan peran pekerjaan baik ayah bagi yang laki-laki maupun ibu bagi
yang perempuan. Peran orang tua yang tergantikan baik yang bersifat permanen
karena meninggal dunia ataupun sifatnya sementara karena bekerja keluar
daerah atau keluar negeri. Hal ini menjadikan siswa dalam melakukan tugas
pokok yaitu belajar dan menuntut ilmu disekolah banyak mengalami hambatan
bahkan cendrung melanggar tata tertib yang ada disekolah. Seperti tingginya
angka pelanggaran tata tertib sekolah (keterlambatan siswa datang kesekolah)
tidak masuk tanpa keterangan (alpa), hasil wawancara dengan siswa yang
bersangkutan penyebabnya beragam, akan tetapi kebanyakan beralasan karena
membantu atau menggantikan beberapa peran orang tua.
Kegagalan pelajar di lingkungan Provinsi Lampung berdasarkan Children
Crisis Centre, sebanyak 38 % yang mengalami masalah dan menjadi korban
eksploitasi seksual komersial, dengan rentang usia 14 sampai dengan 17 Tahun
(Lampost 2013:8).
Di sekolah, siswa tidak hanya mengalami perkembangan fisik dan
intelektual tetapi juga membutuhkan adanya proses sosialisasi saat mereka belajar
memperoleh kematangan sosial dalam mempersiapkan dirinya. Siswa sebagai
mahluk individu mempunyai potensi untuk dapat tumbuh dan berkembang serta
tidak lepas dari permasalahan dalam kehidupannya. Dalam rangka memenuhi
tuntutan siswa berkaitan dengan masalah-masalah yang dihadapi, guru dituntut
memiliki kesiapan untuk membantu memfasilitasi dengan memberikan proses
layanan konseling. Kesiapan dimaksud salah satunya kemampuan guru dalam
mengembangkan program bimbingan dan konseling yang memiliki fungsi dan
posisi dalam pendidikan di sekolah sehingga konsep dan komposisi pendidikan
yang dinamis dan seimbang yang diharapkan melahirkan manusia Indonesia yang
sehat jasmani dan rohani, bermoral, menguasai IPTEK secara profesional, dinamis
serta kreatif (Yusuf dan Juntika : 2008).
Siswa sebagai mahluk individu dan sosial tidak dapat saling dipisahkan,
4
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
potensi untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi sesuai
dengan pengalaman belajar yang diperolehnya. Dalam mecapai hasil belajar yang
maksimal dengan segala keterbatasan sudah tentu membutuhkan bantuan individu
lain. Individu merupakan produk atau hasil dari suatu lingkungan, tetapi mereka
mengimplementasikan pengalamannya dalam belajar.
Sekolah sebagai suatu lingkungan pendidikan harus dapat menciptakan dan
memberikan suasana psikologis yang dapat mendorong perilaku sosial yang
memadai sehingga kebutuhan sosial yang diharapkan dapat terpenuhi. Salah satu
indikator keberhasilan disekolah ditandai dengan adanya kemampuan penyesuaian
diri siswa disekolah.
Sementara itu sekolah juga merupakan lingkungan pendidikan sangat
memungkinkan sekali terjadinya hal-hal dalam proses pengembangan potensi
tersebut peserta didik akan berinteraksi dengan keragaman yang terjadi dan
berlangsung dalam suasana demokratis.
Pada saat siswa memasuki lingkungan sekolah, siswa akan mengalami
interaksi dengan lingkungan sekolah yang dimanifestasikan dalam bentuk
hubungan interpersonal dengan teman, guru dan juga penyesuaian terhadap
peraturan sekolah yang harus ditaati dan dipahami juga akan partisipasi dalam
belajar juga ekstrakurikuler. Akan tetapi kenyataan dilapangan masih banyak
siswa yang mengalami kesulitan untuk menyesuaikan dirinya disekolah.
Terlihat pada perilaku yang tidak wajar sering menentang guru, tidak masuk
sekolah tanpa alasan, terlambat masuk sekolah, tidak mengerjakan PR
mengganggu teman, melanggar aturan dan masih banyak gejala salah suai lainnya.
Hasil penelitian Fatimah (2009: 56) menyimpulkan remaja cenderung lemah
dalam kemampuan menghargai teman dan bekerjasama dengan teman sebaya.
Remaja kurang peduli terhadap teman sebaya, karena belum memilki kemampuan
untuk bersaing dengan teman sebaya secara sportif dan kurang setia kawan
padahal di sisi lain remaja memiliki keinginan untuk diperhitungkan dan
5
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Selain itu gangguan psikologis yang sering muncul seperti mudah cemas,
putus asa, egois, stress dan gangguan jiwa lainnya. Remaja merupakan individu
yang selalu menarik perhatian, hal ini tidak terlepas dari berbagai karateristik
yang mengiringi tumbuh kembangnya. Pada masa ini orang biasa menyebutkan
dengan istilah masa pencarian jati diri dan masih labil. Karena hal itulah, maka
remaja sering disebut masa penuh masalah.
Beberapa fenomena yang terjadi di sekolah berdasarkan catatan dan hasil
wawancara dengan guru bimbingan konseling SMAN 2 Sekampung yang
dilakukan pada tanggal 24 April 2013, serta untuk mengetahui kebutuhan,
masalah siswa digunakan Daftar Cek Masalah (DCM) dan sosiometri beberapa
hal yang terjadi tidak hanya secara akademis tapi juga psikososial. Masalah yang
muncul dan dialami, salah satunya disebabkan oleh ketidakmampuan siswa untuk
melakukan penyesuaian. Penyesuaian secara akademis dapat dilihat dari: (1) tidak
tercapainya ketuntasan (SKBM) Standar Ketuntasan Belajar Minimum pada
pelajaran-pelajaran tertentu; (2) rendahnya nilai pelajaran matematika, fisika dan
kimia; (3) kurangnya rasa percaya diri karena nilai akademis terlalu rendah dan:
(4) adanya kelompok eksklusif siswa.
Selain beberapa permasalahan tersebut masih adanya siswa yang datang
terlambat, membolos saat jam belajar, duduk di kantin saat jam pelajaran
berlangsung, tidak mengenakan seragam lengkap, tidak mengerjakan pekerjaan
rumah dan lain-lain. Kendatipun berbagai peraturan dan kebijakan telah
ditetapkan, namun masih terdapat hambatan dalam pelaksanaanya salah satu
hambatan yang ada adalah siswa masih enggan untuk memenfaatkan layanan
bimbingan dan konseling setiap saat atau waktu jam tatap muka kelas.
Hasil penelitian terdahulu Sugiyanto (2006:127) terhadap siswa sekolah
menengah atas di peroleh hasil aspek terendah adalah memelihara rasa tanggung
jawab dan kurangnya dapat adaptasi dengan lingkungan. Adanya hambatan
tersebut tentu saja berdampak pada individu dan program pelayanan bimbingan
6
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Berbagai permasalahan harus diatasi secara tepat, karena akan menjadikan
penghambat dalam perkembangan dan pembentukan pribadi serta konsep diri
siswa. Kepribadian sehat hanya dapat terwujud apabila sesorang dapat
menyesuaikan diri secara dinamis dengan lingkungannya (Allport, 1967).
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri
siswa, merupakan rancangan kegiatan yang disusun konselor tentang upaya
pemberian layanan, dengan tujuan untuk membantu siswa SMAN 2 Sekampung
dalam melakukan penyesuaian diri. Program ini merupakan pengembangan dari
program layanan bimbingan dan konseling yang ada sekarang. Pengembangan
program layanan, juga dilakukan upaya-upaya untuk memaksimalkan berbagai hal
yang menjadi pendukung dan meminimalisir faktor penghambat dalam
pelaksanaan layanan.
Siswa yang mengalami hambatan dalam proses pemebelajaran dan
penyesuaian disekolah dengan indikator prestasi rendah, kurang percaya diri,
minder, dan kurang dapat bersosialisasi. Penyesuaian diri merupakan proses
dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan
yang sesuai dengan lingkungannya. Penyesuaian ini mencakup bagaimana siswa
menyadari kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya, mampu bertindak
obyektif sesuai dengan dirinya, dan mampu menerima diri apa adanya sehingga
dapat menentukan sikap dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya. Dari
pengertian tersebut penyesuaian diri bertujuan agar dapat mengatasi berbagai
macam tantangan dan hambatan yang dihadapi agar mampu mengembangkan
seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal.
Bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuian diri siswa
diperlukan, karena pada umumnya siswa masih mengalami kesulitan melakukan
penyesuaian diri baik dalam kehidupan sehari hari ataupun yang berhubungan
7
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
kegagalan melakukan akan berpengaruh terhadap pribadinya kelak. Siswa yang di
usia remaja mampu mencapai kematangan intelektual dan emosi akan lebih cepat
melakukan penyesuaian dirinya sehingga cepat pula lepas dari masalah yang ada,
dan akhirnya mampu mengembangkan diri dengan lebih baik.
Penyesuaian diri siswa akan mempengaruhi perkembangan pribadi siswa,
karena secara bersamaan pula proses pencarian jati diri remaja terjadi. Remaja ada
kecenderungan lebih percaya dengan teman sebaya dari pada orangtua bahkan
dirinya sendiri. Namun dengan pemberian layanan ini diharapkan siswa dalam
melakukan penyesuaian lebih cepat, tepat sesuai dengan perkembangannya.
Merujuk pada uraian di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut: bimbingan pribadi sosial siswa untuk meningkatan penyesuaian diri
siswa, agar siswa mampu melakukannya walaupun selama ini konselor sekolah
belum memberikan layanan yang optimal
C. Rumusan Masalah Penelitian
Manusia sebagai mahluk sosial, tidak dapat hidup sendiri dalam memenuhi
kebutihan hidup dalam mencapai kesejahteraan. ( Schneiders (1964) mengatakan
penyesuaian diri dapat diartikan sebagai sebagai proses individu dalam merespon
sesuatu, baik secara behavior maupun mental dalam upaya mengatasi
kebutuhan-kebutuhan dalam diri, tegangan emosional, frustasi dan konflik, dan memelihara
keharmonisan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan norma
masyarakat. Kesulitan siswa dalam penyesuaian diri sering dijumpai di sekolah
yang ditampilkan dengan berbagai perilaku seperti rendah diri, agresif, melanggar
disiplin, menyendiri dan sulit bekerjasama dalam kelompok dan malas belajar.
Berdasarkan indentifikasi masalah tersebut, maka rumusan masalah untuk
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana Profil penyesuaian diri siswa Kelas XI SMAN 2 Sekampung
Tahun Pelajaran 2013/2014
2. Bagaimana gambaran aspek penyesuaian diri siswa Kelas XI
8
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
3. Bagaimanakah program bimbingan pribadi - sosial untuk penyesuaian diri
siswa Kelas XI SMA N 2 Sekampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
(1) Mengetahui profil penyesuaian diri siswa Kelas XI SMA N 2 Sekampung
Tahun Pelajaran 2013/2014.
(2) Gambaran setiap aspek penyesuaian diri siswa Kelas XI SMA N 2
Sekampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
(3) Program bimbingan pribadi sosial dapat meningkatkan penyesuaian diri
siswa Kelas XI SMA N 2 Sekampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, guru,
sekolah dan pihak lainnya :
1. Siswa dapat mengetahui kemampuan penyesuaian diri yang dimilikinya, dan
diharapkan dapat mengembangkan secara optimal.
2. Bagi guru Bimbingan dan Konseling dapat di jadikan tambahan pengetahuan
dan membantu siswa khususnya dalam meningkatkan penyesuaian diri.
3. Bagi peneliti sebagai pengembangan ilmu pengetahuan, lebih khusus dalam
9
Sutanto, 2014
40
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian mengenai kemampuan penyesuaian diri peserta didik kelas XI
SMA Negeri 2 Sekampung pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif yakni pendekatan yang akan mengukur keterampilan penyesuaian diri
peserta didik. Data hasil penelitian berupa skor (angka-angka) dan akan diproses
melalui pengolahan statistik, selanjutnya dideskripsikan untuk mendapatkan
gambaran kemampuan penyesuaian diri siswa. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang ditujukan, untuk
menggambarkan fenomena-fenomena yang berlangsung saat ini atau saat yang
lampau. Penelitian deskriptif digunakan untuk mengumpulkan informasi dalam
memecahkan suatu masalah atau menentukan langkah tindakan selanjutnya.
Penelitian ini berfungsi mendeskripsikan profil kemampuan penyesuaian diri
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sekampung sebagai dasar dari pembuatan program
bimbingan dan konseling.
B. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah semua siswa-siswi Sekolah Menengah Atas
Negeri 2 Sekampung Lampung Timur Tahun Pelajaran 2013/2014. Sampel
ditentukan untuk memperoleh informasi tentang obyek penelitian dengan
mengambil representasi populasi yang diprediksikan sebagai inferensi terhahap
seluruh populasi. Sampel penelitian ini diambil secara acak (random) karena
anggota populasi mendapat kesempatan yang sama untuk diambil menjadi
anggota sampel. Winarno Surachmad (1982:100) menyatakan " apabila ukuran
populasi sebanyak, kurang atau sama dengan seratus, pengambilan sampel
sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama
dengan atau lebih dari seribu ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya
41
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
15% dari ukuran populasi. Semua anggota populasi memperoleh kesempatan
yang sama untuk diambil menjadi anggota sampel.
Dalam penelitian ini jumlah anggota populasi sebanyak 321 orang siswa
terdiri dari 7 (tujuh) kelas, ini berarti populasi berada pada rentang 15-50% dari
ukuran populasi, dan jumlah anggota sampel pada penelitian ini ditetapkan 35%
dari ukuran populasi, jumlah anggota sampel dari populasi 321 orang siswa,
atau 113 orang siswa sebagai anggota sampel.
Pertimbangan yang mendasari dipilihnya SMA N 2 Sekampung untuk
dijadikan populasi dalam penelitian adalah: (1) Belum adanya program
bimbingan dan konseling di SMAN 2 Sekampung yang secara khusus untuk
meningkatkan penyesuaian diri; (2) Siswa di kelas XI adalah siswa yang sudah
mengalami proses interaksi dengan teman sebayanya lebih dari satu tahun; (3)
Siswa kelas XI mempunyai kesempatan yang cukup untuk melakukan
penyesuaian diri baik di sekolah maupun di lingkungannya.
C. Definisi Operasional
Program bimbingan Pribadi Sosial dalam penelitian ini adalah satuan
rencana kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh konselor atau
guru Bimbingan konseling terdiri dari sepuluh komponen program; dasar
pemikiran, landasan empirik, landasan rasional, visi dan misi program, tujuan
program, komponen program, sasaran, rencana operasional program atau action
plan, pengembangan tema atau topik, pengembangan satuan layanan, evaluasi
program dan anggaran biaya program dengan tujuan membantu peserta didik
dalam meningkatkan penyesuaian diri. Dalam penelitian yang menjadi variabel
adalah program bimbingan pribadi sosial, sedangkan variabel lainnya adalah
penyesuaian diri siswa.
Secara oprasional, penyesuaian diri dalam penelitian yang dibuat adalah
respon siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Sekampung terhadap pernyataan tertulis
42
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
D. Instrumen Penelitian 1. Instrumen
Hasil pengembangan instrumen telah mendapat judgement dan di nyatakan
layak, baik dari segi bahasa, konstruk, dan konten. Penimbang dilakukan oleh dua
dosen ahli/dosen dari Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Program Bimbingan dan Konseling. Hasil judgement dari dua dosen ahli dijadikan
alat pengumpul data yang dibuat. Penilai / Penimbang terdiri dari Prof. DR.H.
Syamsu Yusuf, L.N, M.Pd, dan Prof. Dr.H. Juntika Nurichsan, M.Pd. Penilaian
oleh dua dosen ahli dilakukan dengan memberikan penilaian pada setiap item
dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Hasil judgement dari
dosen ahli, berupa Pernyataan-pernyataan yang termasuk pada kelompok Tidak
Memadai ( TM) perlu direvisi disebabkan oleh beberapa hal, yakni; a) Kalimat
pernyataan kurang jelas; b) isi pernyataan kurang spesifik; c) pernyataan dan
memiliki makna yang sama.
2. Jenis Skala
Skala pengungkap data penelitian dengan menggunakan model likert yang
terdiri dari beberapa pernyataan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
penyebaran angket. Angket yang digunakan adalah angket berstruktur dengan
bentuk jawaban tertutup. Responden/siswa hanya perlu menjawab pernyataan
dengan cara memilih alternatif respon yang telah disediakan. Alternatif respon
yang di sediadakan ada 4 pilihan yaitu SS (sangat sesuai), S (sesuai), TS (tidak
sesuai), dan STS (sangat tidak sesuai) dengan skor berkisar antara 1 sampai
dengan 4.
3. Kisi-kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap perilaku penyesuaian diri siswa
Kelas XI SMA Negeri 2 Sekampung yang dikembangkan dari definisi operasional
43
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
berlebihan, mampu mengatasi mekanisme psikologis, mampu menghadapi
frustrasi, memiliki pertimbangan yang rasional dan pengarahan diri, memiliki
kemampuan untuk belajar, mampu memanfaatkan pengalaman masa lalu, serta
bersikap objektif dan realistik, dengan indikator sebagai berikut:
Tabel 3.1
2. Mampu mengatasi pekanisme Psikologis
3. Mampu mengahadapi Frustrasi a. Terhindar dari rasa cemas
44
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
c. Mampu menjaga sikap sopan
a. Belajar dari kegagalan diri
b. Dapat mengambil hikmah dari pengalaman orang lain
7 Bersikap obyektif dan realistik a. Memiliki kesadaran akan pentingnya suatu aturan
b. Menerima kenyataan diri
E. Prosedur Penelitian
Teknik yang dipakai dalam pengumpulan data adalah melalui tes dengan
menggunakan angket sebagai instrumen penelitian. Angket merupakan suatu cara
pengumpulan data secara tidak langsung ( karena peneliti tidak langsung bertanya
jawab dengan responden). Penelitian ini menggunakan angket untuk berbentuk
skala sikap untuk mengetahui penyesuaian diri siswa.
Skala sikap ini berisi sejumlah pernyataan yang harus dijawab oleh
responden. Bentuk pertanyaan tertutup dengan alternatif jawaban yang telah
disediakan responden tinggal menjawab. Responden tidak diperkenankan
memberikan jawaban kecuali yang telah di sediakan. Penelitian ini dilaksanakan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menyusun proposal penelitian dan mengkonsultasikan kepada dosen mata
kuliah metode penelitian diseminarkan di depan dosen pembimbing dan
45
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Universitas Pendidikan Indonesia.
b. Mengajukan proposal penelitian pada seminar proposal di hadapan dosen mata
kuliah metode riset, kemudian direvisi dan disahkan oleh Ka Prodi
Bimbingan dan Konseling Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan
Indonesia.
c. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing pada Sekolah
Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia melalui Program Studi
Bimbingan dan Konseling.
d. Mengajukan permohonan ijin Prodi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pasca
sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Surat penelitian yang telah
disahkan kemudian disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 2
Sekampung.
1. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Melakukan studi pendahuluan ke SMA Negeri 2 Sekampung
bekerjasama dengan guru BK.
b. Menyusun instrumen penelitian dan melakukan uji kelayakan (Judment)
instrumen oleh dosen-dosen ahli Bimbingan dan Konseling
Prof. Dr. H. Achmad Juntika Nurihsan, M.Pd., dan
Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf. LN, M.Pd,)
f. Melaksanakan pengolahan, mendeskripsikan dan penganalisisan data yang
telah terkumpul dengan menarik kesimpulan dan membuat rekomendasi.
g. Menyusun rancangan program bimbingan pribadi-sosial untuk
46
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
2. Hasil dan Laporan
Pada tahap akhir penulisan Tesis membuat kesimpulan dan rekomendasi dan
hasil penelitian serta mengkonsultasikan draf Tesis dan sidang kepada dosen
47
Sutanto, 2014
79
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada umumnya siswa memiliki kemampuan penyesuaian diri yang tergolong
tinggi. Artinya peserta didik memiliki kemampuan yang baik untuk
memahami dan menyadari penyesuaian diri. Beberapa siswa masih memiliki
kemampuan penyesuaian diri yang rendah yang harus dibimbing agar dapat
meningkatkan kemampuan penyesuaian dirinya dengan optimal.
2. Berdasarkan hasil di lapangan aspek yang paling rendah dalam penyesuaian
diri siswa adalah mengontrol emosi yang berlebihan, terutama pada indikator
mengekspresikan perasaan secara wajar Terendah selanjutnya ada pada aspek
kemampuan untuk belajar dengan indikator motivasi untuk meningkatkan
prestasi. Hal ini berarti siswa banyak yang belum mampu mengontrol emosi
dan motivasi untuk meningkatkan prestasi. Dengan kondisi tersebut, dapat
menjadi salah satu penghambat kemampuan penyesuaian diri di sekolah.
3. Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri
siswa, disusun berdasarkan indikator yang terendah pada setiap aspek, serta
hasil validasi praktisi para guru Bimbingan dan Konseling di Lampung Timur
terhadap rancangan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan
penyesuaian diri siswa. a) Program hendaknya mengutamakan hasil need
asessment di sekolah, cakupan aspek diperluas dan program terintegrasi
dengan visi misi sekolah. b) Program bimbingan pribadi sosial dapat
meningkatkan kemampuan penyesuaian diri siswa, hal ini tidak terlepas dari
kualitas program yang dikembangkan. c) Program bimbingan dan konseling
yang dikembangkan secara baik akan mendorong pelaksanaan layanannya
dengan lancar, efektif, efisien, serta dapat dilakukan evaluasi baik terhadap
program, proses, maupun hasil. d) Program bimbingan yang disusun secara
80
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
baik dan matang memberikan banyak keuntungan, baik bagi siswa yang
mendapatkan pelayanan maupun bagi guru pembimbing atau staf
bimbingan yang melaksanakannya. Artinya penyesuaian diri siswa akan
lebih baik seiring dengan adanya layanan bimbingan dan konseling.
e) Program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya menempuh dua
sisi yang saling melengkapi. Pada satu sisi, layanan bimbingan dan
konseling harus memfasilitasi individu dalam memahami dirinya, orang lain
dan lingkungannya, pada sisi selanjutnya harus memfasilitasi pengalaman
-pengalaman individu dalam bekerjasama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan bersama sepanjang hayat. Proses bimbingan dan konseling
seperti ini di dalamnya harus menyentuh kebutuhan pribadi sosial dan
individu
B. Rekomendasi
Rekomendasi Penelitian ini ditunjukan kepada beberapa pihak yang
terkait dengan hasil penelitian.
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Guru Pembimbing dapat melaksanakan program yang telah dibuat ini,
karena program merupakan hipotetik sehingga di ketahui ke efetifannya, dan
dapat diketahui aspek-aspek yang harus di perbaiki. Guru pembimbing
diharapkan untuk memberikan layanan bimbingan yang bersifat pemeliharaan
kepada siswa yang memiliki penyesuaian tinggi dan layanan bimbingan yang
bersifat pengembangan kepada siswa yang memiliki penyesuaian diri sedang dan
rendah, sehingga dengan penyesuaian diri yang normatif diharapkan siswa
mencapai perkembangan yang optimal. Adapun aspek yang perlu dikembangkan
adalah bersikap obyektif dan realistik dan memiliki kemampuan untuk belajar
2. Bagi Sekolah
Sekolah SMA Negeri 2 Sekampung secara umum penyesuaian diri siswa
81
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
optimal. Dukungan dari pihak sekolah sangat diharapkan dalam upaya
meningkatkan penyesuaian diri siswa. Keterlibatan dan kerjasama yang
berkesinambungan antar seluruh personil sekolah dalam bentuk koordinasi,
konsultasi dan partisipasi dalam mengembangkan program bimbingan pribadi
sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa.
3. Penelitian Selanjutnya
Program yang telah dirumuskan oleh peneliti masih bersifat hipotetik, dan
akan lebih bermanfaat apabila penelitian selanjutnya mampu mengkaji,
mengaplikasikan program bimbingan konseling untuk meningkatkan
penyesuaian diri siswa dalam konteks yang lebih luas: (a) Validasi desain
program bukan hanya melibatkan pakar dalam bimbingan dan konseling, tetapi
melibatkan beberapa praktisi bimbingan dan konseling yang telah berpengalaman
(b) berdasarkan hasil penelitian aspek paling rendah bersikap obyektif dan
realistik, hal ini dapat ditindaklanjuti melalui penelitian tindakan bimbingan dan
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, (2003), Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
Burbach, Harold & Decker. Lavy E. (1977), Planning And Assesment In Community Education Michigan Pendell Publishing Company.
Chaplin, James P., (1993), Kamus Lengkap Psikologi, (Dit. Kartini. Kartono), Jakarta : Rajawali Pers.
Crow, Lester D. & Crow. Alice, (1962), An Introduction To Guidance. New Delhi Eurasia Publishing House.
Daradjat. Zakiah, (1994, Remaja Harapan Dan Tantangan, Bandung : Ruhama.
Darajat, Zakiah, (1985), Kesehatan Mental, Jakarta : PT. Gunung Agung.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (2008), Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan layanan Bimbingan dan Konseling dalam jalur Pendidikan, Jakarta : Depdikbud.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1996), Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.
Elizabeth B. Hurlock, (1994), Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Dit. Istiwidayanti dan Soedjarwo), Jakarta : Erlangga.
Hurlock, Elizabeth B; (1995), Psikologi Perkembangan Jakarta Erlangga.
Juntika Nurihsan dan Sudiyanto, Ahmad. (2005), Manajemen Bimbingan dan Konseling Di SMP Kurikulum 2004,
Sutanto, 2014
Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Bimbingan, FIP/UPT Layanan Bimbingan Dan Konseling UPI Bandung.
Rakhmat, Cece dan Solehuddin, M., (1989), Pengukuran Dan Penilaian Hasil Belajar, Bandung : PPB FIP IKIP.
Ridwan, (1998), Penanganan Efektif BK di Sekolah, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Rifai, Melly S.S., (1987), Psikologi Perkembangan Remaja Dari Segi Kehidupan Sosial, Jakarta : Bina Aksara.
Rogers, Carl R., (1942) Counseling and Psychoterapy, Houghton Mifflin Company, Boston.
Reks oatmojo, Tejo N,(2009),Stat isti ka untuk Psi kologi dan Pendidi kan , Bandung: Refika Aditama.
Schneiders, (1964) Absencive of excessie emotionality. : Company, Boston
Sudjana, (1992), Metode Statistika, Bandung : Tarsito.
Sugiono, (1997), Statistik Penelitian Untuk Bidang Administrasi, Bandung : Alfabeta.
Surya, Moh., (1990), Psikologi Perkembangan, Bandung : Jurusan PPB FIP IKIP.
Surya, Moh., (1992), Psikologi Pendidikan, Bandung : Jurusan PPB FIP IKIP.
Syamsuddin Makmun, Abin, (1990), Psikologi Kependidikan, Bandung: Jurusan PPB IKIP.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20, (2003), Depdikbud.
Willis, Sofyan S., (1994), Problema Remaja dan Pemecahannya, Bandung: Angkasa.
Winkel W. S., (1997), Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Yusuf, Syamsu; (2001), Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja Bandung : C.V. Rosdakarya.
Sutanto, 2014