• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KAJIAN TEORI. dari mufrad maqshud berasal dari kata qashada yang memiliki arti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III KAJIAN TEORI. dari mufrad maqshud berasal dari kata qashada yang memiliki arti"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

14 BAB III KAJIAN TEORI

A. Maqashid al-Syari’ah

1. Definisi Maqashid al-Syari‟ah

Secara lughawi (bahasa), maqashid merupakan bentuk jama‟

dari mufrad maqshud berasal dari kata qashada yang memiliki arti tujuan.1 Sebagai pemikir Muslim kontemporer, Jasser Audah memberikan tambahan maqashid dapat berarti tujuan, sasaran, atau sebuah tujuan akhir.2 Hal ini dapat disamakan dengan istilah “ends”

dalam bahasa Inggris, “telos” dalam bahasa Yunani, “finalite” dalam bahasa Prancis, atau “zweck” dalam bahasa Jerman.3 Sedangkan dalam ilmu syari‟at, al-maqashid dapat memberikan beberapa makna seperti al-hadaf (tujuan), al-garad (sasaran), al-mathulub (hal yang

diinginkan), ataupun al-gayah (tujuan akhir) dalam hukum Islam. Dari sudut pandang lain, sebagian ulama menganggap maqashid sama seperti al-mashalih (kemaslahatan) seperti Abdul Malik al-Juwainy.4 Al-Juwainy termasuk ulama pertama yang melakukan pengembangan teori al-maqashid. Al-Juwainy menggunakan istilah maqashid dan al- mashalih al-„ammah (kemaslahatan publik).

1 Sarah, Siti and Nur Isyanto. “Maqashid al-Syari‟ah dalam Kajian Teoritik dan Praktek.” Tasyri‟:

Journal of Islamic Law 1, no. 1 (January 11, 2022), hal. 72

2 Jasser Audah, Maqashid al-Syari‟ah Falsafah li al-Tasyri‟ al-Islami, (London: al-Ma‟had al

„Alami li al-Fikr al-Islami, 2007), hal. 15

3 Retna, Gumanti. “Maqashid al-Syari‟ah” menurut Jasser Auda (Pendekatan Sistem dalam Hukum Islam). Jurnal Al-Himayah. Vol. 2, No. 1, 2018. (March 2018), hal. 100.

4 Beliau wafat pada tahun 478 H. atau 1185 M.

(2)

15

Sedangkan dalam istilah, maqashid al-syari‟ah yakni merupakan Tujuan Utama dan Rahasia yang Ditetapkan oleh Allah SWT dalam Semua Aspek Hukum-Nya.5 Seorang cendekiawan Muslim yaitu Imam Ibn al-Qayyim menuturkan terkait syari‟at Islam, maqashid merupakan sebuah anugrah yang dapat memberikan

pengaruh posirif terhadap hamba Allah di dunia maupun di akhirat.

Sementara itu, nilai-nilai syari‟at seluruhnya ialah keadilan, rahmat, hikmah dan kebaikan.6 Dalam pengertian yang lain, maqashid al- syari‟ah ialah suatu dasar yang berisi jawaban atas pertanyaan,

misalnya dengan memuat apa yang dimaksud oleh syariat Islam.7 Seperti, hikmah dibalik membayar zakat adalah untuk kemaslahatan umum.

Dari beberapa wawasan tersebut, kita dapat menyimpulkan

bahwa bahwa maqashid adalah puncak dari tujuan perumusan segala aspek hukum Islam untuk kemaslahatan manusia.

2. Klasifikasi Maqashid al-Syari‟ah

Maqashid al-syari‟ah selain dikenal sebagai tujuan hukum

Islam, juga digunakan sebagai instrumen untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur‟an dan al-Sunnah Nabi Muhammad SAW bagi seluruh manusia. Telah kita ketahui tujuan dari maqashid al-syari‟ah maka manusia diharapkan dapat melaksanakan hal

5 Sarah, Siti and Nur Isyanto. “Maqashid al-Syari‟ah…., hal. 72

6 Naylal, Fithri. “Seberapa Penting Maqashid Al-Syari‟ah Di Era Kontemporer?” IZZI: Jurnal Ekonomi Islami Vol. 1 No. 1 (January 2021), hal. 74

7 Sarah, Siti and Nur Isyanto. “Maqashid Al-Syari‟ah Dalam Kajian Teoritik dan Praktek.”

Tasyri‟: Journal of Islamic Law, vol.1, no. 1 (January 11, 2022), hal. 74

(3)

16

tersebut, dengan cara berbuat kebaikan ke sesama manusia agar terwujudnya kesejahteraan di dunia dan di masa yang akan datang (akhirat). Oleh Karena itu, untuk mencapai sebuah kemaslahatan tersebut manusia hendaknya dapat memenuhi kebutuhan dharurriyat (primer), menyempurnakan kebutuhan hajiyat (sekunder) serta tahsinat atau kamaliat (tersier).8

Sebagimana telah disinggung di atas bahwa subtansi maqashidal-syari`ah adalah maslahah. Hal-hal baru dianggap

maslahah jika dapat memberikan manfaat dan mencegah bahaya.

Menurut salah satu kritikus, Thahir Ibn „Asyur, Maslahah dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu9:

2.1. Dari segi kemampuan dan dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat. Dalam aspek ini, maslahah dapat dibagi menjadi tiga jenis:

2.1.1. Al-Dharuriyat (primer)

Secara bahasa, dharurriyat berarti kebutuhan yang dianggap mendesak. Dharurriyat ini dapat dikatakan mendesak karena hal tersebut menjadi faktor penting dalam kehidupan manusia di dunia maupun di akhirat.

maslahah dharurriyat merupakan sesuatu yang harus ada

bagi manusia demi terbentuknya kemaslahatan agama dan dunia. Apabila hal ini tidak terpenuhi, maka dapat

8 Sarah, Siti and Nur Isyanto… hal. 82-83

9 Sarah, Siti and Nur Isyanto… hal. 86

(4)

17

menimbulkan kerusakan, dan hancurnya kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Maslahah tersebut termasuk maslahah primer. Kemaslahatan dalam taraf ini melibatkan lima pilar dasar universal dari persyariatan, yaitu memelihara tegaknya hifdz al-din (agama), hifdz al- nafs (perlindungan jiwa), hifdz al-aql (perlindungan

terhadap akal), hifdz al-nasl (pemeliharaan keturunan) dan hifdz al-mal (perlindungan atas harta kekayaan).10 2.1.2. Al- Hajiyyat (sekunder)

Maslahah al-hajiyyat merupakan sesuatu hal yang

sebaiknya ada bagi kehidupan manusia, karena hal tersebut agar mereka dapat terhindar dari kesusahan.

Seandainya hal tersebut tidak ada, maka tidak akan menjadikan kekurasakan ataupun kematian, hanya saja akan menyebabkan sedikit kerusakan atau kesulitan bagi manusia. Maslahah ini termasuk kedalam maslahah sekunder. Hukum yang terbentuk berdasarkan pertimbangan, maslahah hajiyat terdapat dalam semua bab fiqh. Misalnya, seperti dalam bab ibadah terdapat keringan untuk menunaikan jama‟ atau qashar dalam mengerjakan shalat bagi mereka orang musafir.

Selanjutnya dalam bab fiqh dihalalkan memakan

10Lukman Hakim, and Akhmad Rudi Maswanto. “Maqasid Al-Syari‟ah Ala Jasser Auda Upaya Mereformasi Hukum Islam Melalui Pendekatan Teori Sistem.” Al-Ashlah: Jurnal Hukum Keluarga Dan Hukum Islam Vol. 1, No. 1 (2018), hal. 17

(5)

18

binatang buruan “mendesak”. Serta dalam bab fiqh berdagang seperti dibolehkannya akad al-qiradh, al- salam, dan lain sebagainya.11

2.1.3. Al-Tahsiniyat (tersier)

Maslahah tahsiniyat merupakan sesuatu hal yang

sebaiknya ada karena demi terbentuknya sebuah norma atau aturan-aturan yang berlaku di masyarakat. Apabila hal tersebut tidak ada, maka tidak akan menyebabkan kesulitan, dalam melaksanakannya, hanya saja hal ini dapat dinilai oleh orang lain tidak pantas dan tidak layak apabila dilihat dari sudut pandang tata krama dan kesopanan. Maslahah tersebut termasuk maslahah tersier. Contohnya, seperti dalam fiqh ibadah ketika hendak melaksanakan sholat maupun ibadah lainnya diperintahkan untuk thaharah (bersuci), seperti menghalangi atau menutupi aurat, dan membersihkan najis. Dalam bab fiqh adat juga diatur untuk selalu mengedepankan adab seperti adab makan, minum, serta adab kepada orang yang lebih tua dari kita. Sedangkan dalam fiqh jual-beli seperti larangan menjual barang yang dikategorikan haram maupun najis, sebab ia akan mendatang lebih banyak kemudaratan dari pada

11 Sarah, Siti and Nur Isyanto… hal. 87

(6)

19

kemaslahatannya, yang terakhir dalam fiqh al-jinayah seperti larangan menghardik anak yatim, membunuh perempuan dan anak-anak dalam peperangan.

2.2. Sedangkan di sisi lain kaitannya dengan kepentingan umum maupun individu, pada aspek ini, maslahah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:

2.2.1. Kulliyah

Maslahah kulliyah merupakan maslahah yang pada

akhirnya nanti akan kembali kepada kepentingan umat Islam secara umum, alias kepada kelompok mayoritas.

Muhammad Thahir ibn „Asyur12 memberi penjelasan mengenai maslahah ini seperti memelihara atau menjaga dua tanah haram yaitu (Makkah dan Madinah) hal ini tidak lain bertujuan agar tempat tersebut tidak sampai jatuh ke tangan orang yang dianggap selalu mengingkar terhadap perintah Allah SWT (orang kafir). Hal demikianlah yang menjadikan masalah-masalah lain dimana kemaslahatannya ditunjukan untuk kepentingan umum. Apabila kemaslahatan ini tidak tercapai maka kerusakan, kebinasaan, (mafsadahnya) juga kembali kepada secara umum.

12 Sarah, Siti and Nur Isyanto… hal. 88

(7)

20 2.2.2. Juz‟iyah

Maslahah juz‟iyah yaitu maslahah yang kembali

kepada individu atau kelompok yang kecil dari mereka.

2.3. Mengenai tingkat kebutuhannya. Pada sudut pandang ini, maslahah dapat dibedakan menjadi beberapa aspek, yaitu:

2.3.1. Qath‟iyyah

Maslahah qath‟iyyah ialah maslahah yang dipahami

dari sumber dalil-dalil seperti halnya nash yang tidak mempunyai kemungkinan takwil.

2.3.2. Zhanniyah

Maslahah zhanniyah yaitu apa saja hasil dari

musyawarah yang bersifat zhanniy, contohnya seperti memelihara hewan yang dianggap najis di rumah sebagai penjagaan pada saat rumah tidak ada orang.

2.3.3. Wahmiyyah

Maslahah wahmiyyah yaitu yang di yakini memiliki

kemaslahatan melalui khayalan semata. Sementara penalaran dilakukan secara mendalam, dan mendapatkan hasil bahwa sebenarnya hal-hal tersebut merupakan kemudharatan. Contoh, seperti meminum khamer serta obat terlarang yang memiliki kemudaratan yang besar lainnya.

(8)

21 3. Hifdz al-Nasl

Hifdz al-nasl yaitu menjaga perkembangan keturunan dengan

mempermudah proses pernikahan, menghindari setiap kebijaksanaan yang dapat memutus kelangsungan hidup, seperti vasektomi,13 tubektomi14 dan sebagainya.15 Konsep ini merupakan salah satu keniscayaan yang menjadi tujuan maqashid al-syari‟ah (hukum Islam). Seorang tokoh filosof al-„Amiri mengemukakan pendapatnya yaitu akan mengembangkan mengenai teori maqashid kebutuhan sama dengan istilah „hukum bagi pelanggar tindak kesusilaan‟16. Sementara itu al-Juwairi mengembangkan (mazajiri) yaitu sebuah “teori hukum pidana” versi dari al-„Amiri merupakan („ismah) “teori penjagaan”

yang diutarakan oleh al-Juwaini terkait istilah “hifz al-furuj” yang memiliki arti menjaga kemaluan. Selanjutnya, Abu hamid Al-Gazali yang menyebut istilah hifz al-nasl (hifzun nasli) sebagai maqashid hukum Islam pada tingkatan keniscayaan, yang kemudian diikuti oleh al-Syatibi.17 Pada abad ke-20 M. para ahli maqashid mengembangkan

“perlindungan keturunan‟ menjadi teori berorientasi keluarga.

13 Vasektomi adalah operasi kecil yang dilakukan untuk mencegah transportasi sperma pada testis dan penis. Vasektomi merupakan prosedur yang dianggap sangat efektif untuk mencegah terjadinya kehamilan karena bersifat permanen. https://id.m.wikipedia.org/wiki/vasektomi diakses pada 21/02/2022

14 Tubektomi merupakan suatu proses pemotongan saluran indung telur yang dapat menyebabkan sel telur tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tubektomi diakses pada 21 Desember 2022

15Abdurrahman, Kasdi. “Maqashid Syari‟ah Dan Hak Asasi Manusia (Implementasi Ham Dalam Pemikiran Islam).” Jurnal Penelitian Vol. 8, No. 2 (Agustus 2014), hal. 251

16 Syahrul, Sidiq. “Maqashid Syari‟ah & Tantangan Modernistas: Sebuah Telaah Pemikiran Jasser Audah.” In Right Jurnal Agama Dan Hak Azazi Manusia Vol. 7, No. 1 (November 2017), hal. 154

17 Syahrul, Sidiq, “Maqashid Syari‟ah, Ibid 154

(9)

22 B. Sustainable Development Goals (SDGs)

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan sebuah rencana

aksi global yang telah disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, bertujuan untuk menuntaskan semua kemiskinan, mengurangi kesenjangan serta melindungi hak lingkungan. SDGs sendiri memiliki 17 Goals (tujuan) dan 169 Target yang diperkirakan dapat tercapai pada tahun

2030.18

1. Apa itu Sustainable Development Goals (SDGs)

Pada tanggal 25/09/2015 di markas besar Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB), kepala negara dan pemerintah (pemimpin dunia) secara resmi bertemu untuk meratifikasi agenda besar SDGs sebagai kesepakatan perundingan bersama untuk pembangunan global. Hal tersebut diikuti sebanyak 193 kepala negara, dan Indonesia yang di wakil oleh Jusuf Kalla yang pada waktu itu beliau menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia turut mengesahkan agenda SDGs.19

SDGs sendiri memiliki prinsip utama yaitu tidak akan meninggalkan satu orangpun atau dalam bahasa Inggris leave no One Behind. Dengan demikian prinsip tersebut setidaknya SDGs harus

bisa memberikan solusi terhadap masalah yang sedang dihadapi seperti menjawab dua hal yaitu: Pertama, keadilan prosedural.

Artinya, sejauh mana semua pemangku kepentingan, terutama yang tertinggal, terlibat dalam proses pembangunan secara keseluruhan.

18 Diakses pada laman website https://www.sdg2030indonesia.org/ pada tanggal 21 februari 2022

19 Diakses pada laman website https://www.sdg2030indonesia.org/page/8-apa-itu pada tanggal 21 februari 2022

(10)

23

Kedua, keadilan substantif, sejauh mana kebijakan dan program

kerja pembangunan mampu atau mampu memberikan jawaban atas permasalahan warga negara dan khususnya kelompok yang kurang beruntung;

2. Tujuan SDGs20

SDGs adalah hasil dari kesepakatan 193 kepala negara yang dilaksanakan di markas PBB pada tanggal 25/09/2015, mengenai 17 Sasaran Global (The Global Goals) yang diklaim akan terselesaikan pada 15 tahun kedepan (2030) yang akan mendatang, yaitu21:

1. No poverty (tanpa kemiskinan): mengakhiri kemiskinan yang ada di seluruh muka bumi;

2. Zero Hunger (tanpa kelaparan): menuntaskan mengenai masalah kekurangan makanan, untuk perbaikan gizi, nutrisi, dan mendorong untuk budidaya pertanian yang berkelanjutan;

3. Good Health And Well-Being (kesehatan yang baik dan kesejahteraan ): Memastikan hidup sehat dan mempromosikan kesejahteraan dalam hidup untuk semua di segala usia;

4. Quality Education (pendidikan berkualitas): memberikan jaminan atas pemerataan pendidikan yang berkualitas dan menambah kapasitas agar semua orang memiliki kesempatan untuk belajar;

20 Diakses pada laman website https://www.sdg2030indonesia.org/page/1-tujuan-sdg pada tanggal 21 februari 2022.

21 www.globalgoals.org dan satu-indonesia.com, diakses pada 15 Februari 2022

(11)

24

5. Gender Equality (kesetaraan gender): mencapai kesetaraan gender serta memperdayakan perempuan, anak, ibu;

6. Clean Water And Sanitation (menjamin Air bersih serta sanitasi): menyediakan air bersih dan sanitasi secara bertahap atau berkelanjutan untuk kepentingan semua orang;

7. Affordable And Clean Energy (energy bersih dan terjangkau):

memberikan jaminan terhadap sumber energi yang terjangkau, terpercaya, berkelanjutan serta modern untuk semua orang;

8. Decent Work And Economic Growth (pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi): memberikan dukungan dalam Pembangunan ekonomi berkelanjutan untuk menciptakan lapangan kerja yang produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua;

9. Industry, Innovation And Infrastructure (Industry, inovasi dan infrastruktur): Membangun infrastruktur yang berkualitas dan mendukung untuk mendukung industri yang berkelanjutan dan inovatif.

10. Reduced Inequalities (menjamin Mengurangi kesenjangan):

memberikan jaminan untuk menuntaskan terkait ketidaksetaraan yang ada di muka dunia ini, agar terciptanya tujuan tersebut;

11. Sustainable Cities And Communities (keberlanjutan kota dan komunitas): menciptakan, membangun kota serta pemukiman yang layak dan berkualitas, aman dan berkelanjutan;

(12)

25

12. Responsible Consumption And Production (konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab): memberi jaminan terhadap ketersediaannya konsumsi dan pola produksi yang berkualitas;

13. Climate Action (aksi terhadap iklim): bertindak cepat untuk mengurangi perubahan iklim serta dampaknya buat kehidupan keberlanjutan di dunia;

14. Life Below Water (kehidupan di bawah laut): Memastikan konservasi dan perlindungan biota laut dan biota laut (SDA) untuk pembangunan berkelanjutan;

15. Life On Land (kehidupan di darat ): memberikan perlindungan, memulihkan dan meningkatkan keberlanjutan penggunaan ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, dan menyediakan lahan bera dan pengganti lahan.

16. Peace And Justice Strong Instituions (Institusi perdamaian dan peradilan yang kuat): memberikan jaminan untuk meningkatkan perdamian masyarakat untuk pembangunan berkelanjutan, serta Akses keadilan untuk semua, termasuk lembaga dan lembaga bertanggungjawab untuk seluruh kalangan usia;

17. Partnership For The Goals (kemitraan untuk mencapai tujuan):

memperkuat pembangunan yang berkelanjutan.

3. Peraturan Presiden SDGs

Sebagai salah satu bentuk Sebagai wujud komitmen Pemerintah dalam mengimplementasikan Agenda akbar SDG, Presiden Jokowi

(13)

26

hadir untuk menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) SDG 2017 No. 59 untuk mengimplementasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Instruksi presiden tersebut juga merupakan kewajiban untuk memastikan bahwa semua pelaksanaan dan pencapaian SDGs dilakukan secara partisipatif, dengan melibatkan semua pihak yang terlibat, agar apa yang dicita-citakan oleh banyak negara-negara dapat terwujud khususnya di negara Indonesia.22

22 Diakses dilaman website: https://www.sdg2030indonesia.org/page/5-perpres pada tanggal 21 Februari 2021

Referensi

Dokumen terkait

Surat Setoran Pajak Daerah yang dapat disingkat SSPD adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak atau penanggung pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah populasi bakteri yang berada di perkebunan kelapa sawit lahan gambut pada tingkat kedalaman tanah 0 cm (permukaan

pengelolaan sampah yang mereka ketahui adalah teknologi konvensional yang berorientasi pada daur ulang secara mekanik yang masih sederhana (dirusak, diolah

Langkah pertama bertujuan untuk memahami peran dari infrastruktur yang ada untuk nantinya dilakukan analisa infrastruktur pada pengembangan KMS yang akan diterapkan. Berikut

Delapan saponin dari Tribulus terrestris dilaporkan terdapat dua senyawa yang menunjukkan aktivitas yang bagus melawan galur Candida yang tahan terhadap flukonazola

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan faktor praktik pencegahan dan kondisi lingkungan rumah dengan kejadian malaria di Desa Jatirejo Kecamatan

ADD Direkomendasikan untuk tahan jika sudah beli sebelumnya atau boleh menambah posisi kepemilikan saham, namun boleh beli jika belum. Indikator teknikal menunjukkan signal

Hiperemesis grav- idarum lebih banyak terjadi pada wanita yang baru pertamakali hamil dan pada wanita dengan paritas tinggi seperti ibu yang sudah mengalami kehamilan