• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERJUMPAAN MANUSIA DENGAN TUHAN PADA MASA KINI KLP 1 (1)

N/A
N/A
Jidon Unetbu

Academic year: 2022

Membagikan "PERJUMPAAN MANUSIA DENGAN TUHAN PADA MASA KINI KLP 1 (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERJUMPAAN MANUSIA DENGAN TUHAN PADA MASA KINI

 LATAR BELAKANG

Perjumpaan dengan Tuhan ialah suasana batin seorang hamba yang merasa sedekat-dekatnya dengan Tuhan, sehingga merasa tidak ada lagi jarak antara Tuhan yang disembah dan hamba yang menyembah. Suasana batin seperti ini membuat seorang hamba merasakan “kehadiran”

Tuhan. Wujud perjumpaan dengan Tuhan sangat personal. Setiap orang mempunyai pengalaman spiritual masing-masing.

Pengertian Ibadah Kata ibadah dalam bahasa Inggris “worship” berasal dari istilah Anglo- Saxon “weorthscipe” – “worth” dan “ship” – berarti seseorang yang layak untuk menerima pujian dan hormat. Saat kita beribadah, kita sedang memproklamirkan kelayakan Allah. Kata Ibrani dalam Perjanjian Lama yang diterjemahkan “worship” adalah “shachah”, yang berarti

“sujud menyembah”, artinya sikap hormat, dan merendahkan diri dari tubuh maupun pikiran seseorang. Kata Yunani dalam Perjanjian Baru yang sering diterjemahkan sebagai ibadah adalah “proskuneo” yang artinya secara literal adalah “mencium tangan” atau “merendahkan diri” terhadap orang lain karena hormat. Yesus menggunakan kata ini saat ia berkata kepada seorang perempuan di Sikhar, “Allah itu Roh, dan barangsiapa menyembah Dia haruslah menyembah dalam roh dan kebenaran” (Yohanes 4:24). Kata “ibadahmu yang sejati” dalam Roma 12:1 menggunakan istilah “latreia” yang berarti pelayanan atau tugas/ kewajiban.

Kauflin mengatakan bahwa ibadah dimulai dan diakhiri dengan Allah, ibadah adalah tentang Allah, ibadah adalah bagi Allah. Allah menghendaki kita menyembah Dia karena kesempurnaanNya membuat diriNya satusatunya yang pantas disembah. Kalau kita dapat beribadah kepada Allah dan menyembah Dia, hal ini merupakan kasih karuniaNya kepada kita.

Ibadah yang Alkitabiah adalah ibadah yang berfokus pada Allah (Allah jelas terlihat), berpusat

(2)

pada Allah (Allah jelas menjadi prioritas), dan mengagungkan Allah (Allah jelas dihormati).

Dalam kondisi seperti gereja mengalami pergumulan, berkenaan telah terjadinya perubahan sosial. Perubahan sosial ini telah menuntut perubahan pola ibadatan bagi aktivitas kegerejaan.

Perubahan ini adalah keniscayaan, dan apabila gereja tidak mengantisipasinya, pastilah akan ditinggalkan umat. Dengan ini disarankan agar gereja bersikap terbuka terhadap fenomena ini, berupaya serius untuk menjangkau, melayani umat sesuai konteks terhadap zaman yang sedang terjadi. Hal ini juga telah mengubah secara radikal teknologi komunikasi, istilah atau frame ini digunakan untuk menggambarkan suatu perubahan dan bagaimana gereja dapat memahami dan berkontekstual di dalam kultur digital ini. Istilah “digital religion” digunakan untuk mendefinisikan di sini dengan pengertian “mengisi kekosongan” dengan memberikan sebuah frame baru untuk mengartikulasikan praktik perkembangan keagamaan online, sebagaimana terlihat di dalam menifestasi gereja digital yang dihubungan dalam konteks Online dan offline.

Digital religion tidak secara sederhana terhubung pada aspek keagamaan sebagai media digital ini dapat digunakan dalam realisasi praktek keagamaan kegerejaan. Perubahan Cara Beribadah Melihat situasi keadaan dunia secara umum dan Indonesia secara khusus, dengan keadaan semua dilarang berkumpul dalam jumlah besar dan harus kembali di rumah untuk mengurangi atau memberhentikan penyebaran Covid-19, hampir semua sektor kehidupan merasakan dampaknya. Salah satunya adalah dibatasinya ibadah di gereja. Sebagian besar gereja, baik di Indonesia maupun luar negeri sudah tidak lagi mengadakan pertemuan bersama di gedung gereja, mereka melakukan ibadah di rumah secara online. Awalnya, ada banyak sikap pendeta yang tidak sejalan dengan anjuran pemerintah tersebut, namun seiring berjalannya waktu hampir setiap minggunya ibadah dilakukan secara live streaming. Fenomena sampar modern ini telah menstimulasi gereja untuk melakukan strategi dalam beribadah, tidak terbatas pada pola konvensional, yakni bertemu di rumah ibadah. Peristiwa Covid-19 ini harus dilihat secara berimbang, dalam artian tidak sekadar pada wabah penyakit menular dan mematikan yang

(3)

harus memaksakan pembatasan sosial dan berdampak pada gereja. Karena sejatinya, Covid-19 ini hanya sebuah bentuk lain dari wabah yang lain yang pernah ada dan akan ada lagi, seperti halnya sampar. Wabah seperti ini pernah ada sebelumnya, dan umat Tuhan diajarkan untuk menyatakan sikap terkait pola ibadahnya. Dan ketika wabah yang hampir serupa ini muncul lagi dan mungkin dengan intensitas yang lebih besar, maka lagi-lagi gereja saat ini harus menyatakan sikap, juga terkait pola ibadahnya. Artinya, yang perlu ditandaskan dalam kasus ini adalah sebuah sikap untuk tetap menyatakan ibadah kepada Allah dalam beragam bentuk yang disesuaikan dengan zamannya. Esensi gereja rumah adalah gereja atau ibadah yang fokus pada persekutuan keluarga sebagai pilar gereja.

(4)

PEMBAHASAN

Pengaruh atau Dampaknya Ibadah Online Makna ibadah yang pertama berbicara mengenai pengalaman perjumpaan dengan Allah. Persekutuan, pertemuan, perjumpaan secara sadar dengan Allah melalui AnakNya, Yesus Kristus sangat menggetarkan hati, dan mampu mengubahkan seseorang dari dalam. Mengalami kehadiran Allah dalam ibadah, memahami betapa besar kasih Allah, semakin mengenal siapakah Allah, merupakan saat-saat yang sangat berarti. Ibadah bukan sekedar mendengarkan pengkhotbah atau menyanyikan lagu-lagu rohani, tetapi suatu pengalaman perjumpaan dengan Kristus. Pengalaman perjumpaan dengan Yesus yang adalah pernyataan kasih Allah, pembuat mujizat, perlu direaktualisasikan dan ditekankan kembali dalam ibadah Makna kedua dari ibadah adalah mengembalikan kelayakan kepada Allah. persembahan dan masuklah ke pelataranNya.” (Mazmur 96:8). Perjanjian Baru juga menekankan pentingnya memberi dalam ibadah, manusia harus memberikan persembahannya dalam iman yang benar dan ketaatan total, sebagaimana dalam zaman Kain dan Habil (Ibrani 11:4). Paulus juga mengatakan bahwa kita tidak boleh datang dengan tangan kosong (I Korintus 16:1-2). Pada intinya, ibadah adalah mempersembahkan seluruh diri kita kepada Allah (Roma 12:1), seluruh pikiran, perasaan, sikap, dan harta kita. Pemberian luar kita adalah gambaran dari dedikasi di dalam diri kita. Tujuan ibadah juga untuk merasakan kekudusan Allah. Saat manusia merasakan kekudusan Allah, maka hati nuraninya akan tersentuh, digerakkan oleh kekudusan Allah untuk kembali hidup sesuai dengan kekudusan Allah. Tujuan ibadah adalah untuk memandang, merasakan, memahami kekudusanNya. Agar hati nurani diperbaharui, bertobat, digerakkan untuk hidup kudus, memuliakan Allah yang adalah kudus.

Ibadah yang berkenan kepada Allah lebih dari sekedar melakukan hal-hal yang benar, tetapi mempersembahkannya “dalam iman” (Ibrani 11:4), “dalam roh” (Yohanes 4:24), dan dalam

“hormat dan gentar” (Ibrani 12:28). Hugh Litcfield mengatakan bahwa hasil ibadah yang terpenting adalah mengalami kehadiran Allah dan kehidupan yang diubahkan melalui

(5)

kebenaran Firman Allah yang disampaikan. Yang menentukan suatu perubahan baik atau buruk adalah hasilnya, apakah membantu jemaat untuk dapat mengalami kehadiran Allah dan diubahkan kehidupannya oleh penyampaian kebenaran Firman Allah. Kecepatan penyebaran pengaruh Ibadah online yang terus-menerus dan kemajuan teknologi komunikasi- informasimodern tentu akan sangat mempengaruhi bagaimana cara masyarakat dan jemaat bersentuhan dengan agama, pemahaman serta praktik teologis. Teknologi digital melalui sosial media dimanfaatkan setinggi-tingginya untuk membangun sebuah hubungan dan yang lebih luas adalah jaringan; intinya sosial media digunakan untuk menghubungkan seorang akan yang lain.memperhatikan maksud dan pengaruh atau dampak dari ibadah online dalam masyarakat global adalah membangun komunitas.

 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN IBADAH ONLINE

Kekurangan dan Kelebihan Ibadah Online Namun harus di akui bahwa pelaksanaan Ibadah secara Online itu bukan suatu yang mudah. Ini memerlukan persiapan yang matang, sebab tidak semua gereja siap dengan cara seperti ini, baik pendeta maupun jemaat masih belum terbiasa dengan pola ibadah online, khususnya yang ada di perdesaan yang kurang sinyal atau jaringan untuk melakukan Ibadah online. Kekurangan pola ini adalah tidak terjadinya kontak personal antar jemaat. Kebaktian mingguan yang biasanya diwarnai dengan berbagai symbol keakraban atau kebersamaan yang memberi daya pikat sendiri bagi jemaat, seringkali mereka merasa bahwa kebaktian seperti ini hanya seperti main-main saja, dan belum masuk ke hadirat Allah secara sungguh-sungguh. Di sisi lain terkait dengan kondisi jemaat. Jemaat belum siap baik secara mental, spiritual dan fisik untuk mengikuti ibadah dengan Online. Kendala berikutnya terkait dengan persembahan. Memang jemaat dihimbau untuk memberi persembahan melalui transper ke nomor rekening gereja, tetapi masalahnya tidak semua jemaat memiliki mengerti

(6)

dengan cara seperti ini, apa lagi gereja yang ada di perdesaan yang jauh dari perkotaan untuk mentransfer uang, ini sangatlah menyulitkan bagi jemaat ataupun pendeta yang ada di perdesaan. Kebaktian dengan cara seperti ini memiliki banyak keuntungan ibadah online, di antaranya semua jemaat dapat terlibat,khususnya gereja-gereja yang ada di pekotaan dan tidak dibatasi territorial negera. Pada kenyataannya kebaktian dengan cara ibadah online ini dapat melibatkan seluruh jemaat bahkan yang ada di luar negeri untuk menyampaikan kabar baik (Injil) melalui online yaitu Youtube, Facebook, life streaming, Instagram, Google meet, zoom, dan aplikasi lainnya. Dengan ibadah online juga membuat jemaat tidak harus keluar rumah untuk ibadah, cukup hanya membuka Youtube, zoom, ataupun Google Meet di rumah. Untuk melihat pendeta tau Gembala berkotbah, tidak perlu lagi untuk tatap muka. Ibadah Online juga menguntungkan jemaat untuk tidak macet di jalan untuk pergi ibadah, khususnya gereja-gereja yang ada dikota-kota besar. Persembahan dilakukan dengan menstranfer uang ke rekening gereja. Jemaat sangat terlihat antusias mengikuti kebaktian dengan Ibadah online dan sangat membantu jemaat yang ada dikota untuk tidak harus mengikuti ibadah digereja melainkan hanya di rumah melalui media.

 TUJUAN IBADAH ONLINE

Tujuan Ibadah Online Pelaksanaan ibadah secara online ini memiliki beberapa model. Semua ini sanagt tergantung pada aplikasi yang di gunakan. Aplikasi-aplikasi computer berkenaan dengan pelaksanaan ibadah secara online ini sangat banyak ragamnya. Hal ini dapat menjadi alternating pilihan: Facebook, Istragram, Google meet, Zoom, dan aplikasi lainnya. Secara liturgis, gereja-gereja yang melaksanakan ibadah secara online ini tidak melakukan liturgis yang jauh dari kebiasaannya, hanya waktu lebih dipersingkat. Dalam prosesnya, jemaat dimasukkan ke dalam grup yang telah dibuat, semuanya nanti akan dinotivikasi untuk waktu pelaksanaan ibadah. Ibadah diselenggarakan sesuai waktu ibadah mingguan gereja. Pendeta- pengkotbah, pemimpin acara, pemusik dan singer melaksanakan ibadah di gereja, sementara

(7)

jemaat tinggal di rumah masing-masing dan membuka gadget untuk mengikuti kebaktian secara streaming. Kebaktian diselenggarakan selama 1 jam, dengan urutan acara yang lebih disederhanakan dibanding dengan kebaktian biasa. Namun semua elemen dalam peribadatan ada di dalamnya: penyembahan atau pujian, penyampaian Firman, persembahan, doa syafaat, dan diakhiri dengan doa penutup dan berkat. Tetapi ada juga yang menyelengarakan kebaktian di studio. Pendeta, pemimpin acara dan singer pergi ke studio untuk melaksanakan proses ibadah, dan semua jemaat mengikuti dari rumah dengan melihat di monitor atau hanphone masing-masing. Sebelum dilaksanakan kebaktian dengan cara ini, diumumkan terlebih dahulu agar jemaat berpakain rapi sebagaimana ketika di gereja, sebab semua jemaat yang terlibat di dalam kebaktian dapat dilihat di dalam monitor secara online. Tujuan ibadah online memperluas penginjilan diseluruh dunia, melalui facebook, istragram, Google meet, Zoom, dan aplikasi lain untuk mempermudah pengabaran injil melalui ibadah online, melalui ibadah online injil kepada setiap manusia yang percaya dapat diselamatkan dari penghukuman Allah.

Kabar baik atau injil ini penting untuk didengar oleh semua orang, karena pada dasarnya Injil itu untuk semua orang. Hal ini tampak dari perkataan Tuhan Yesus berikut: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya dihukum (Mark. 16:15-16). Jadi, salah satu tujuan dari ibadah online untuk memberitakan Injil untuk semua manusia di seluruh dunia merupakan bukti dan fakta keuniversalan dari Injil tersebut.15 Tujuan dari ibadah online ini yang pertama adalah memuliakan Allah. Ibadah yang berpusat pada Allah seharusnya adalah ibadah dimana Allah dimuliakan, tanpa mengabaikan faktor manusianya. Tujuan ibadah bukan sekedar menerima berkat dari Allah, tetapi juga memberikan persembahan kepada Allah.

Tujuan ibadah yang kedua adalah memberikan persembahan kepada Allah. Hal penting dalam ibadah bangsa Israel adalah pemberian. Tiga kali Allah berbicara tentang hari raya wajib yang harus diadakan oleh umat perjanjianNya, dan dalam ketiganya Allah memerintahkan supaya

(8)

“jangan orang menghadap hadirat Tuhan dengan tangan hampa” (Kel.23:15, 34:20, dan Ul.16:16). Tidak ada penyembah yang boleh menghampiri Allah dengan tangan kosong karena penyembahan dalam Perjanjian Lama melibatkan pengorbanan, persembahan, dan sajian, serta semuanya harus dibawa sendiri oleh mereka. Pemazmur menyerukan: “Berilah kepada Tuhan kemuliaan namaNya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataranNya.” (Mazmur 96:8).

Perjanjian Baru juga menekankan pentingnya memberi dalam ibadah, manusia harus memberikan persembahannya dalam iman yang benar dan ketaatan total, sebagaimana dalam zaman Kain dan Habil (Ibrani 11:4). Paulus juga mengatakan bahwa kita tidak boleh datang dengan tangan kosong (I Korintus 16:1-2). Pada intinya, ibadah adalah mempersembahkan seluruh diri kita kepada Allah (Roma 12:1), seluruh pikiran, perasaan, sikap, dan harta kita.

Pemberian luar kita adalah gambaran dari dedikasi di dalam diri kita. Tujuan ibadah online juga untuk merasakan kekudusan Allah. Saat manusia merasakan kekudusan Allah, maka hati nuraninya akan tersentuh, digerakkan oleh kekudusan Allah untuk kembali hidup sesuai dengan kekudusan Allah. Tujuan ibadah adalah untuk memandang, merasakan, memahami kekudusanNya. Agar hati nurani diperbaharui, bertobat, digerakkan untuk hidup kudus, memuliakan Allah yang adalah kudus. Ibadah yang berkenan kepada Allah lebih dari sekedar melakukan hal-hal yang benar, tetapi mempersembahkannya “dalam iman” (Ibrani 11:4),

“dalam roh” (Yohanes 4:24), dan dalam “hormat dan gentar” (Ibrani 12:28). Hugh Litcfield mengatakan bahwa hasil ibadah yang terpenting adalah mengalami kehadiran Allah dan kehidupan yang diubahkan melalui kebenaran Firman Allah yang disampaikan. Yang menentukan suatu perubahan baik atau buruk adalah hasilnya, apakah membantu jemaat untuk dapat mengalami kehadiran Allah dan diubahkan kehidupannya oleh penyampaian kebenaran Firman Allah.

(9)

 SOLUSI IBADAH ONLINE

Solusi Ibadah online Dalam gereja digital atau online dapat saja menciptakan dan memungkinkan komunikasi, komunitas, aplikasi khususnya dimana jemaat dapat mengakses secara bebas seperti: baik outline khotbah, materi pelajaran alkitab berseri, diskusi isu-isu terkini hingga menjadi media penggumuman mingguan gerejawi, melalui gawai pintar mereka masing-masing. Ibadah online memungkinkan jemaat untuk meningkatkan kualitas pengalaman pemuridan mereka di gereja. Dan tentu, semua ini hanyalah sarana untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pemuridan masa kini. Perhatian utama yang senantiasa menjadi awasan adalah, bahwa seluk-beluk teknologi-komunikasi ibadah online ini, bukanlah tujuan utama, melainkan sekedar untuk memungkinkan panggilan gereja dan konteks berteologi di era teknologi digital ini. Di tengah situasi sekarang ini, gereja-gereja seharusnya terpanggil untuk memberikan kontribusi nyata. Bukan hanya slogan-slogan rohani yang menguatkan hati, tetapi sebuah langkah konkrit gereja.

(10)

 KESIMPULAN

Kesimpulan Kebaktian dengan pola Ibadah online tidaklah bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan. Di satu sisi, gereja adalah anggota tubuh Kristus yang keberadaannya tidak terbatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian, gereja harus bisa berkontekstual terhadap suatu perubahan tanpa kehilangan esensinya sebagai tubuh Kristus. Secara biblikal menyembah Allah dengan roh dan kebenaran itu adalah penyembah yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Berdasarkan hal ini, berdasarkan hal ini, sebagai rekomendasi, gereja perlu memikirkan secara serius pelaksaan “Ibadah online” sebagai upaya maksimalkan pelayanan gereja dan pertumbuhan gereja dan nama Tuhan dipermuliakan.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Jim stevens dan Ron Jenson, Dinamika Pertumbuhan Gereja ( Malang: Gandum Mas) 1981.

Siahan, Harls Evan R. “Aktualisasi Pelayanan Karunia Di Era Digital”, EPIGRAPHE: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani 1, no. 1 (2017), www.stttorsina.ac.id/jurnal/index

.php/epigraphe. Howard Clinebell, Tipe-tipe dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral.

(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002). Campbell, Heidi A. Digital Religion Understanding Religious Practice In New Media Worlds, (London and New York:Routledge, 2013). Dick Houtman and Step Aupers , Religions of Modernity Relocating the Sacred to the Self and the Digital (Boston: Brill. 2010).

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai mahluk yang paling sempurna, manusia dengan statusnya tersebut merupakan wakil Tuhan ( Al- Kalifah ) yang menanggung rahasia hakekat ketuhanan dalam rahasia diri

MERAJUT MASA DEPAN EKOLOGI MANUSIA Pendidikan lingkungan hidup environmental education adalah suatu proses untuk membangun populasi manusia di dunia yang sadar dan peduli

Simpulan dari hasil penelitian ini, yaitu (1) masa kerja pegawai memiliki hubungan yang cukup kuat dengan kualitas sumber daya manusia; (2) masa kerja pegawai memiiliki hubungan

Dalam bagian ini, manusia menganggap dirinya mampu untuk menyusun rencana hidup di masa yang akan datang.. Kedua, ia

Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa kesemuanya (manusia) berasal dari Tuhan. Hubungan antara Tuhan dan manusia dalam teks Serat Sastra Gendhing diumpamakan dengan sembilan

Jurnal Pendidikan Tambusai 8607 Menjaga Kestabilan Hak Asasi Manusia pada Masa Pandemi dalam Jaminan Konstitusi Levy Rohmatilahi ¹,Dinie Anggraeni Dewi ²,Yayang Furi Furnamasari 3

 Kemudian dalam aliran henoteisme mengakui satu Tuhan untuk satu bangsa, sehingga masing-masing bangsa mempunyai Tuhan sendiri-sendiri  Setelah masa primitif berlalu, agama yang

Dokumen ini membahas tentang Sepuluh Firman Tuhan sebagai hukum yang diberikan Allah kepada umat manusia untuk mengendalikan diri dan memahami batasan dalam