K
ata Nabi Muhammad SAW, “Allah mempunyai keluarga diantara manusia”. Para sahabatpun bertanya? “Siapakah mereka Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Mereka keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya” (HR Ahmad). Indonesia adalah Negara mayoritas penduduknya Muslim, tetapi kenyataan yang terjadi sekarang adalah melemahnya Identitas kita sebagai negara muslim. Ini dapat dilihat dengan banyaknya masyarakat yang masih susah dalam menjaga istiqomahnya dalam beribadah karena berbagai macam alasan bekerja, belajar, berdagang, dan lain sebagainya.Wisatahati dengan Ponpes Daarul Qur’an merupakan wadah yang dapat dijadikan sebagai motor penggerak masyarakat untuk dapat bersama-sama mengembalikan Citra Indonesia yang merupakan Negara muslim dengan menjaga amal ibadahnya wajib ataupun sunnah.
BAB. I.
PENDAHULUAN
PROGRAM
RUMAH
TAHFIDZ
PPPA DAARUL QUR’AN
oleh Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an, program ini mengembangkan centra-centra tahfidz dilingkungan masyarakat dan perusahaan. Ide dasarnya untuk membibit dan mencetak para penghafal Al-Qur’an.
Dengan melibatkan potensi masyarakat yang ada.
Rumah Tahfidz Daarul Qur’an menjadi salah satu sarana membangun generasi yang qur’ani dan berakhlakul karimah. Tidak mesti memerlukan dana yang besar untuk membangun Rumah Tahfidz ini, hanya menyewa beberapa rumah dan menempatkan anak-anak SD yang duduk di kelas 4,5 dan 6 untuk dididik sebagai penghafal Al-Qur’an, pada akhirnya anak-anak ini yang akan mewarnai perkembangan Pesantren Daarul Qur’an di berbagai daerah.
Operasional Rumah Tahfidz pun memaksimalkan potensi yang ada, seperti pusat pembelajaran tahfidz dilakukan di masjid atau mushola dan santri-santri pun sekolah mengggunakan sekolah yang sudah ada di sekolah tersebut., kecuali guru-guru tahfidz yang disediakan oleh PPPA Daarul Qur’an dengan tujuan agar misi dan visi pendidikannya tidak berbeda dengan system Pesantren Daarul Qur’an yang telah dikembangkan dengan sinergi progam antara PPPA Daarul Qur’an dengan Rumah Tahfidz Daarul Qur’an diharapkan 100.000 penghafal Al Qur’an dapat lebi cepat diwujudkan.
1.1. Visi
Menjadi salah satu sarana yang efektif dalam masyarakat untuk mencetak generasi penghafal Al-Qur’an dan menjalankan metode Daarul Qur’an (Daqu Method) yang merupakan keteraturan Ibadah terhadap Allah SWT yang dapat dijalankan secara bersama-sama dengan istiqomah.
1.2. Misi
1.2.1. Pelakasanakan pengajaran kepada masyarakat tentang Daqu Method:
a. Sholat fardhu berjamaah di awal waktu plus sholat Qobliyah-Ba’diyah
b. Sholat Dhuha
c. Sholat Tahajud (Qiyamul Lail) d. Tahfidz Qur’an
e. Dzikir f. Sedekah
1.2.2. Menanamkan sifat keikhlasan dalam masyarakat tentang beribadah
1.2.3. Melaksanakan bimbingan pada masyarakat secara terpadu
1.2.4. Memotivasi masyarakat dalam mempelajari Al-Quran
1.3. Sasaran Program
Masyarakat muslim yang meliputi anak-anak termasuk balita, remaja, dewasa maupun orang tua baik laki-laki maupun perempuan tanpa kecuali. Wilayah program tidak terbatas hanya pada Negara Kesatuan Republik Indonesia, tetapi di seluruh dunia yang secara teknis dapat dijangkau dan dilaksanakan program Rumah Tahfidz PPPA Daarul Qur’an.
1.4. Manfaat Program
1.4.1. Masyarakat
Masyarakat yang berkeinginan untuk mempelajari dan menghafal Al Qur’an dengan cara berkelompok yang dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga memudahkan dalam proses kegiatan dan pencapaian hasil programnya.
1.4.2. Lembaga atau Perusahaan
Lembaga sebagai inisiator program akan mendapatkan citra positif di tengah masyarakat, karena minimnya perhatian lembaga-lembaga agama terhadap pengkaderan dan pembibitan penghafal Al-Qur’an sebagai sumber utama dalam Islam.
M
anajemen rumah tahfid mengatur pengelolaan SDM, sistem pengajaran dan hal-hal yang berhubungan dengan teknis kegiatan penghafalan Al Qur’an. Secara umum rumah tahfidz harus melibatkan beberapa komponen yakni Pengelola atau pengurus rumah tahfidz, guru atau hafidz- hafidzah, santri, wali santri, tokoh masyarakat dan donatur. Pengelola atau pengurus rumah tahfidz harus paham betul untuk mempersiapkan segala kebutuhan santri dalam penghafalan Al Qur’an, sarana prasarana dan kebutuhan lainnya harus diperhatikan agar program terutama untuk santri mukim bisa terpenuhi. Guru-guru atau hafidz-hafidzah juga harus memiliki kualifikasi standar sebagai pengajar rumah tahfidz dan perlu juga mendapat peningkatan kapasitas berupa training dan pengayaan materi.BAB II
PENGORGANISASIAN
RUMAH
TAHFIDZ
gru pembimbing melalui berbagai media dan methode pengajaran penghafalan Al Qur’an yang menarik dan cepat dihafal santri. Hal yang tidak kalah penting dalam pencapaian program adalah wali santri. Jika Santri mukim (boarding), maka sebaiknya orang tua rela dan ikhlas disertai dengan doa dukungan kepada anaknya agar diberi kemudahan oleh Allah agar mereka cepat mampu menghafal Al Qur’an. Semua methode dan bimbingan Guru tahfidz harus diterima sebagai bagian program pengajaran, walaupun tidak menutup kemungkinan Guru pembimbing memperoleh masukan-masukan positif dari wali Santri.
Jika Santri tidak mukim (non boarding), maka kewajiban orang tua (wali santri) untuk memonitoring pelaksanaan daqu methode selama mereka di rumah.
Tokoh masyarakat sebagai salah satu elemen penting dalam rumah tahfidz pun bisa memberikan bimbingan dan dukungan kepada pengelola rumah tahfidz terkait aktifitas sosial pendidikan yang dijalankannya. Karena sejatinya rumah tahfidz juga harus mampu memberikan fungsi sosial kepada masyarakat secara luas terutama di sekitar rumah tahfidz itu berada. Dan Terakhir dukungan masyarakat luas untuk terus mensupport rumah tahfidz dalam mencetak generasi penghafal Al Qur’an bisa diwujudkan dalam bentuk donasi baik untuk operasional rutin maupun kegiatan program reguler dan insidental dalam bentuk event.
2.1. Syarat Guru tahfidz
2.1.1. Diutamakan yang sudah menikah (suami istri hafidz- hafidzah) jika dalam rumah tahfidz ada santri laki- laki dan santri perempuan yang mukim dengan tetap
2.1.2. Diutamakan Hafal 30 Juz untuk santri yang mukim. Jika tidak minimal sudah hafal 5 juz. (Dibuktikan dengan ijazah atau rekomendasi dari kyai/ustadz dari guru tahfidz bersangkutan)
2.1.3. Komunikatif dan Mampu memberikan pengajaran Tahfidz sesuai standar Daarul Qur’an, terutama diperhatikan dari sisi langgam dan kecepatan bacaan.
(Diuji oleh team Majelis Hufadz Daarul Qur’an)
2.1.4. Tidak mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunah.
2.2. Syarat santri Khusus yang mukim
2.2.1. Diutamakan yang berprestasi yakni telah menghafal surat-surat pilihan (Arrahman, Al Mulk, Yaasiin dan surat Alwaqiah) atau hafal juz 30 (juz amma).
2.2.2. Mampu baca dan tulis Al-Qur’an dengan baik dan lancar.
2.2.3. Fotokopi KTP wali santri (tanda pengenal yang syah lainnya)
2.2.4. Fotokopi KK (atau bisa diwakili dengan surat keterangan dari pihak terkait)
2.2.5. Surat keterangan sehat dari dokter (memastikan bahwa calon santri tidak memiliki penyakit menular)
2.3. Syarat kelembagaan
2.3.1. Ada surat penunjukan dari PPPA Daarul Qur’an
2.3.2. Ada tempat untuk kegiatan belajar mengajar yqang rapi dan bersih baik secara lesehan maupun tidak.
2.3.3. Status tempat tidak bermasalah atau tidak dalam sengketa berbagai pihak.
2.3.4. Mampu menampung sekitar kurang lebih 15 santri dan diutamakan dipisah laki-laki dan perempuan.
2.3.5. Dekat dengan masjid atau tempat ibadah lainnya untuk kegiatan sholat berjamaah.
2.3.6. Memiliki peralatan audio visual untuk memutar kaset (VCD) dan juga tersedia Al Quran pojok untuk masing- masing santri dan diutamakan ada tempat alqur’annya.
2.3.7. Tidak bermasalah dengan lingkungan sekitar dan adanya jaminan secara social bahwa tempat tersebut dapat di pergunakan untuk rumah tahfidz.
2.3.8. Jika mukim, maka disediakan mes guru pembimbing dan penginapan bagi santri laki-laki dan santri perempuan yang harus terpisah termasuk sarana MCK nya.
2.4. Syarat pengajaran
2.4.1. Sesuai dengan standard dan metode Daarul Qur’an 2.4.2. Adanya laporan secara periodic terutama laporan
bulanan dan tahunan terkait prestasi santri.
2.4.3. Seorang pengajar bertanggung jawab pada peserta didiknya
2.4.4. Setiap pengajar membimbing 10-20 santri
2.4.6. Pengajar berkewajiban melakukan kontrol dan evaluasi terhadap peserta didik
2.4.7. Pengajar bertanggung jawab dalam memberikan laporannya pada pengawas area
2.4.8. Dalam pengajarannya tidak memberikan hal-hal yang menyimpang dari Al Qu’ran dan Sunah
2.5. Target dan Tujuan
2.5.1. Target
2.5.1.1. Masyarakat dapat memahami dan menguasai Daqu Method
2.5.1.2. Masyarakat dapat menjalankan Daqu Method secara Istiqomah
2.5.1.3. Masyarakat dapat meningkatkan hafalan Al Qur’an 2.5.1.4. Masyarakat dapat mengajarkan dan mengajak
masyarakat untuk melakukan hal yang sama 2.5.1.5. Terwujudnya generasi qurani yang berkualitas 2.5.2. Tujuan
Menjadikan Rumah Tahfidz sebagai sentra- sentra kader penghafal Al Qur’an di berbagai daerah.
2.6. Sistem Pelaksanaan
2.6.1. Daarul Qur’an merupakan fasilitator program (penyedia Assatidz/ Guru Pembimbing) dimana fasilitator tersebut merupakan asatidz telah lulus uji kompetensi yang sesuai dengan standar ilmu yang diterapkan Daarul Qur’an ( menguasai Daqu Method)
2.6.2. Pelaksanaan Program Rumah Tahfidz dilakukan sesuai ketentuan PPPA Daarul Qur’an yakni:
2.6.2.1. Persiapan tempat Rumah Tahfidz untuk kegiatan belajar mengajar
2.6.2.2. Penyeleksian calon guru Tahfidz
2.6.2.3. Penerimaan rumah calon-calon santri rumah tahfidz dari anak setempat
2.6.2.4. Pendaftaran dan pendataan santri dari Rumah Tahfidz
2.6.2.5. Pemberian laporan santri untuk mutabah 2.6.2.6. Persiapaan dan pelaksanaan belajar Al Qu’ran 2.6.2.7. Penilaian tahfidz masing-masing santri oleh
pengajar
2.6.2.8. Evaluasi dan monitoring mutabaah laporan santri tiap hari yang ditandatangani oleh pengajar 2.6.2.9. Evaluasi dan laporan dari pengajar ke pengawas
area setiap 2 mingguan
2.6.2.10. Pelaporan pengawas area kepala Daarul Qur’an setiap bulannya.
2.7. Evaluasi dan Controlling
2.7.1. Evaluasi
2.7.1.1. Evaluasi dilakukan tahap berjenjang
2.7.1.2. Evaluasi tahap pertama yaitu pengajar pada santri yang dilakukan setiap hari
2.7.1.3. Evaluasi tahap kedua yaitu penanggung jawab rumah tahfidz atau pengurus terhadap pengajar