• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

A. Hasil Terapi

1. Rincian Pelaksanaan Terapi

Terapi telah dilaksanakan di Ruang Terapi Wicara RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto, proses terapi berlangsung selama 30 menit dan dilaksanakan selama 2 kali dalam seminggu sesuai PMK No.81 tentang standar pelayanan Terapi Wicara, sehingga total pertemuan adalah 8 kali pertemuan.

2. Hasil Terapi

a. Rincian SOAP setiap pertemuan

1) Pertemuan Pertama (Senin, 18 Februari 2019) a) Subjective

(1) Klien tampak memperhatikan dan kooperatif hari ini.

(2) Klien mau merespon terhadap stimulus yang diberikan.

b) Objective

(1) Klien mampu menamai benda sekitar dengan tingkat keakuratan 10% dari target 80%.

(2) Klien mampu menamai kata kerja dengan tingkat keakuratan 10% dari target 80%.

c) Assessment

Hari ini merupakan pertemuan yang pertama. Sehingga belum memiliki data yang dapat digunakan sebagai pembanding.

d) Plan

Mengulang program terapi yang diberikan, berupa menamai benda sekitar dan kata kerja.

2) Pertemuan Kedua (Selasa, 19 Februari 2019) a) Subjective

(1) Klien tampak memperhatikan dan kooperatif hari ini.

27

(2)

(2) Klien mau merespon terhadap stimulus yang diberikan.

b) Objective

(1) Klien mampu menamai benda sekitar dengan tingkat keakuratan 20% dari target 80%.

(2) Klien mampu menamai kata kerja dengan tingkat keakuratan 20% dari target 80%.

c) Assessment

(1) Klien mengalami peningkatan menamai benda sekitar dengan benar dari 10% menjadi 20%.

(2) Klien mengalami peningkatan menamai kata kerja dengan benar dari 10% menjadi 20%.

d) Plan

Mengulang program terapi yang telah diberikan, berupa menamai benda sekitar dan kata kerja.

3) Pertemuan Ketiga (Senin, 25 Februari 2019) a) Subjective

(1) Klien tampak memperhatikan dan kooperatif hari ini.

(2) Klien mau merespon terhadap stimulus yang diberikan.

b) Objective

(1) Klien mampu menamai benda sekitar dengan tingkat keakuratan 30% dari target 80%.

(2) Klien mampu menamai kata kerja dengan tingkat keakuratan 30% dari target 80%.

c) Assessment

(1) Klien mengalami peningkatan menamai benda sekitar dengan benar dari 20% menjadi 30%.

(2) Klien mengalami peningkatan menamai kata kerja dengan benar dari 20% menjadi 30%.

d) Plan

Mengulang program terapi yang telah diberikan, berupa menamai benda sekitar dan kata kerja.

(3)

4) Pertemuan Keempat (Selasa, 26 Februari 2019) a) Subjective

(1) Klien tampak memperhatikan dan kooperatif hari ini.

(2) Klien mau merespon terhadap stimulus yang diberikan.

b) Objective

(1) Klien mampu menamai benda sekitar dengan tingkat keakuratan 70% dari target 80%.

(2) Klien mampu menamai kata kerja dengan tingkat keakuratan 70% dari target 80%.

c) Assessment

(1) Klien mengalami peningkatan menamai benda sekitar dengan benar dari 30% menjadi 70%.

(2) Klien mengalami peningkatan menamai kata kerja dengan benar dari 30% menjadi 70%.

d) Plan

Mengulang program terapi yang telah diberikan, berupa menamai benda sekitar dan kata kerja.

5) Pertemuan Kelima (Senin, 4 Maret 2019) a) Subjective

(1) Klien tampak memperhatikan dan kooperatif hari ini.

(2) Klien mau merespon terhadap stimulus yang diberikan.

b) Objective

(1) Klien mampu menamai benda sekitar dengan tingkat keakuratan 70% dari target 80%.

(2) Klien mampu menamai kata kerja dengan tingkat keakuratan 80% dari target 80%.

c) Assessment

(1) Klien stabil pada tingkat keakuratan 70% saat menamai benda sekitar.

(2) Klien mengalami peningkatan menamai kata kerja dengan benar dari 70% menjadi 80%.

(4)

d) Plan

Mengulang program terapi yang telah diberikan, berupa menamai benda sekitar dan kata kerja.

6) Pertemuan Keenam (Selasa, 5 Maret 2019) a) Subjective

(1) Klien tampak lelah dan pusing.

(2) Klien mau merespon terhadap stimulus yang diberikan.

b) Objective

(1) Klien mampu menamai benda sekitar dengan tingkat keakuratan 80% dari target 80%.

(2) Klien mampu menamai kata kerja dengan tingkat keakuratan 70% dari target 80%.

c) Assessment

(1) Klien mengalami peningkatan menamai benda sekitar dengan benar dari 70% menjadi 80%.

(2) Klien mengalami penurunan saat menamai kata kerja dari 80% menjadi 70%.

d) Plan

Mengulang program terapi yang telah diberikan, berupa menamai benda sekitar dan kata kerja..

7) Pertemuan Ketujuh (Senin, 11 Maret 2019) a) Subjective

(1) Klien tampak memperhatikan dan kooperatif hari ini.

(2) Klien mau merespon terhadap stimulus yang diberikan.

b) Objective

(1) Klien mampu menamai benda sekitar dengan tingkat keakuratan 100% dari target 80%.

(2) Klien mampu menamai kata kerja dengan tingkat keakuratan 100% dari target 80%.

c) Assessment

(1) Klien mengalami peningkatan menamai benda sekitar dengan benar dari 80% menjadi 100%.

(5)

(2) Klien mengalami peningkatan menamai kata kerja dengan benar dari 70% menjadi 100%.

d) Plan

Mengulang program terapi yang telah diberikan, berupa menamai benda sekitar dan kata kerja.

8) Pertemuan Kedelapan (Selasa, 12 Maret 2019) a) Subjective

(1) Klien tampak memperhatikan dan kooperatif hari ini.

(2) Klien mau merespon terhadap stimulus yang diberikan.

b) Objective

(1) Klien mampu menamai benda sekitar dengan tingkat keakuratan 90% dari target 80%.

(2) Klien mampu menamai kata kerja dengan tingkat keakuratan 100% dari target 80%.

c) Assessment

(1) Klien mengalami penurunan saat menamai benda sekitar dengan benar dari 100% menjadi 90%.

(2) Klien stabil pada tingkat keakuratan 100% saat menamai kata kerja.

d) Plan

Mengulang program terapi yang telah diberikan, berupa menamai benda sekitar dan kata kerja.

(6)

b. Kesimpulan Hasil Terapi

Berikut ini adalah ringkasan singkat objective pada SOAP dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir dalam tabel 2:

Tabel 4.2 Ringkasan singkat objective pada SOAP

Tujuan Pertemuan Hasil

Jangka

1 2 3 4 5 6 7 8

Pendek

Menamai 10% 20% 30% 70% 70% 80% 100% 90% Tercapai benda

sekitar dengan keakuratan

80%

Menamai 10% 20% 30% 70% 80% 70% 100% 100% Tidak

kata kerja tercapai

dengan keakuratan

80%

Pada kemampuan menamai kata benda dipertemuan pertama klien mampu menamai dengan keakuratan 10%, klien mengalami peningkatan pada pertemuan kedua dengan keakuratan 20%, pada pertemuan ketiga klien mengalami peningkatan dengan keakuratan 30%, pada pertemuan keempat dan kelima klien mengalami peningkatan dengan keakuratan 70%, pada pertemuan keenam klien mengalami peningkatan dengan tingkat keakuratan 80%, pada pertemuan ketujuh klien mengalami peningkatan dengan tingkat keakuratan 100%, pada pertemuan kedelapan klien mengalami penurunan dengan tingkat keakuratan 90%. Pada kemampuan menamai kata kerja dipertemuan pertama klien mampu menamai dengan keakuratan 10%, klien mengalami peningkatan pada pertemuan kedua dengan keakuratan 20%, pada pertemuan ketiga klien mengalami peningkatan dengan keakuratan 30%, pada pertemuan keempat klien mengalami peningkatan dengan keakuratan 70% dan pertemuan kelima klien mengalami peningkatan dengan keakuratan 80%, pada pertemuan keenam klien mengalami penurunan dengan tingkat keakuratan 70%, pada pertemuan ketujuh dan kedelapan klien mengalami peningkatan dengan tingkat keakuratan 100%.

(7)

B. Pembahasan

Setelah dilakukan terapi selama 8 kali pertemuan, klien mengalami peningkatan pada kemampuan bahasa ekspresif. Pada 3 sesi terakhir terapi saat menamai benda sekitar klien berhasil dengan keakuratan 80% dan pada 2 sesi terakhir terapi saat menamai kata kerja klien mendapatkan keakuratan 100%

namun belum berhasil karena belum mencukupi konsistensi 3 kali terapi berturut- turut.

1. Faktor pendukung kemajuan dan peningkatan kemampuan klien:

a. Pemahaman klien yang baik

Klien dengan pemahaman yang baik dapat dengan cepat memahami intruksi dari praktikan dibandingkan klien yang memiliki pemahaman yang buruk. Sehingga apa yang disampaikan oleh praktikan dapat dengan cepat ditangkap dan dipahami oleh klien yang memiliki pemahaman baik. Pemahaman yang dimiliki klien dapat memberi dampak yang besar pada kesembuhannya (Wise, 2007).

b. Motivasi klien

Klien memiliki motivasi untuk pulih dan ingin kembali melakukan aktivitas seperti dahulu sehingga klien semangat dalam menjalani proses terapi. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanyahasrat dan minat untuk melakukan kegiatan, dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan, harapan dan cita-cita, dan lingkungan yang baik (Uno, 2008).

c. Sikap Kooperatif

Sikap kooperatif yang dimiliki klien berpengaruh pada ketercapaiian hasil terapi. Hal ini dapat dilihat dari sikap klien yang mampu mengikuti setiap intruksi yang diberikan. Sikap kooperatif dapat membantu proses pengobatan dan perawatan menjadi lebih mudah dan diharapkan pula dan diharapkan pula mempercepat proses penyembuhan pasien (Nugroho, 2013).

d. Dukungan keluarga

Dukungan keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi pemulihan pada klien afasia. Dukungan keluarga merupakan faktor

(8)

penting dalam menolong klien afasia untuk mengatasi kesulitan yang dialaminya. Keluarga klien sangat mendukung terapi yang dijalani klien, dilihat ketika suami dan anak klien yang rajin mengantar klien terapi, kontrol dokter sesuai dengan jadwal dan selalu menanyakan perkembangan klien. Keterlibatan anggota keluarga, teman, dan kerabat dekat dalam proses terapi dapat meningkatkan efektifitas rehabilitasi (Bullain, 2007).

2. Faktor penghambat kemajuan dan peningkatan kemampuan klien:

a. Kondisi klien

Dalam proses terapi terkadang klien mudah lelah, dampak kelelahan mengakibatkan konsentrasi klien terganggu dan klien sulit mengingat apa yang telah praktikan ajarkan. Hal ini diperkuat bahwa seseorang yang mengalami hipertensi dan stroke akan merasakan lelah (Kusuma, 2015).

b. Intensitas pertemuan

Intensitas pertemuan penulis dengan klien dilakukan 8 kali pertemuan selama 5 minggu menyebabkan tingkat keakurataan pada materi menamai kata kerja belum tercapai. Hal ini disampaikan oleh Putranto (2009), terapi yang berlangsung lebih dari 8 minggu tampaknya lebih efektif dari pada mereka yang berlangsung kurang dari 8 minggu. Jadi, intensitas pertemuan yang harusnya 8 minggu sementara hanya dilakukan 5 minggu.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini kupersembahkan sebagai awal dari dharma bhakti kepada orang tua ku,Terima kasih untuk Ayah yaitu Nuryanto, S.H yang selalu mendoakan dan memberiku semangat serta

Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri".(Q.S Al-Ahqaaf:15). Dari ayat di atas, dapat dijelaskan

[r]

Untuk masalah ini kami menawarkan SIP (SMART INTILTRATOR PIPE), hal ini sebenarnya seperti sumur resapan, namun yang membedakan konsep kami adalah lebih efisien

sehingga masker perca ini sangat bermanfaat untuk mengurangi limbah dari perusahaan industri konveksi dan garment terutama, selain itu masker perca ini juga dapat menghasilkan nilai

Pada hari ini Rabu tanggal Tiga bulan Agustus tahun Dua Ribu Enam Belas (03-08-2016) bertempat di Sekretariat ULP Kabupaten Sumbawa, Kelompok Kerja 34 Pekerjaan Konstruksi

Berdasarkan data yang dihimpun, ditabulasikan dan diinterpretasikan, maka dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan antara kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam dan

SIMALUNGUN PADA UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN TENTANG PENETAPAN PEMENANG PELELANGAN UMUM PASCAKUALIFIKASI E-LELANG PEKERJAAN KONSTRUKSI