BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan populer di dunia. Tujuan dari permainan sepakbola adalah masing-masing regu atau kelompok yaitu berusaha menguasai bola, memasukan bola ke dalam gawang lawan sebanyak mungkin, dan berusaha mematahkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola.
Permainan ini sering disebut sebagai kesebelasan karena setiap kelompoknya beranggotakan sebelas pemain. Adapun tujuan dari masing-masing regu adalah untuk menciptakan suatu gol ke gawang lawan dan melindungi gawangnya sendiri agar tidak kemasukan bola[1] .
Dalam semua proses belajar, umur adalah kunci dalam memilih materi dan metode apa yang cocok untuk mengajarkan suatu materi, sepak bola juga demikian. Alasan inilah pelatih tidak dapat menyamakan latihan antara usia 5 dan 13 tahun, maka harus diterapkan prinsip-prinsip latihan yang tepat berdasarkan kelompok umur. Prinsip-prinsip latihan sepakbola kuhususnya untuk anak usia muda haruslah lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat mengakibatkan timbulnya cedera, karena pada anak usia muda sangatlah rentan terhadap cedera. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Stratton bahwa:
Children who play football may incur injury as a result. The damage can be due directly to physical contact during play or may be attributable to training.
Differences between children and adults in physical and physiological characteristics explain why children may be the more vulnerable to injury. The factors that contribute to this greater risk in children include a larger surface area relative to mass, growing cartilage which can be easily stressed, and the
fact that children have not yet gained the complex motor skills or experience associated with injury avoidance [2].
Taktik yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan pemain memegang peranan 46% keberhasilan suatu tim dalam memperoleh kemenangan Sebuah taktik sepakbola selalu berkaitan dengan strategi yang ada di lapangan.
Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan taktik penyerangan yang bermacam- macam dan bervariasi. Oleh karena itu, taktik merupakan komponen penting dalam permainan sepakbola selain fisik, teknik dan mental [3].
berpendapat bahwa taktik adalah pemikiran bagaimana menang melawan tim lawan dan terlepas dari komponen fisik, teknik, taktik dan mental. Hal ini agar permainan sepakbola semakin berkembang maka taktik penyerangan perlu terus adanya pengembangan, sehingga untuk menghasilkan peluang terciptanya gol semakin banyak dan permainan sepakbola semakin menarik dan ditonton.
Pada masa sepakbola modern saat ini, jumlah ruang di sekitar bola menjadi semakin kecil, tekanan pada pemain dalam kepemilikan bola dari lawan dan tekanan waktu terus meningkat [4].
Sepakbola modern dengan pendekatan sepakbola berorientasi pada pertahanan dan strategi untuk melakukan penyerangan fakta ini menjamin perkembangan strategi counter-attack. Dengan membuat serangan balik cepat bergerak setelah memenangkan penguasaan bola. Terjadinya banyak gol yang tercipta selama pertandingan datang setelah sentuhan cepat langsung ketika bola berhasil direbut. Serangan balik yang sukses perlu memerlukan persiapan yang cermat dan menyeluruh dan pengembangan selama pelatihan. Ada perbedaan penting dan krusial antara serangan balik dan penyerangan saat bermain, untuk lebih tepatnya taktik penyerangan atau transisi dari bertahan ke penyerangan.
Transisi adalah saat yang paling penting dalam permainan sepakbola saat di pertandingan ketika pemain individu beralih peran mereka dalam permainan dari pertahanan untuk penyerangan atau penyerangan ke-pertahanan [5].
Setiap kegiatan dalam olahraga membutuhkan fisik, teknik, taktik, dan dukungan mental. Aspek latihan fisik lebih didahulukan karena merupakan pondasi dari suatu olahraga. Jika atlet memiliki kondisi fisik yang baik maka akan mendukung kemampuan lainnya, seperti kemampuan teknik, taktik, dan mental. Taktik adalah suatu siasat atau pola pikir tentang bagaimana menerapkan teknikteknik yang telah dikuasai. Latihan mental diperlukan karena tanpa adanya mental yang positif sulit mewujudkan diri sebagai atlet atau pemain dengan karakteristik yang sesuai dengan permainan sepakbola, dalam permainan sepakbola kerjasama team merupakan hal yang utama. Tanpa kerjasama antara anggota maka permainan sepakbola tidak akan mencapai kemenangan [6].
Untuk mencapai kerjasama dalam permainan team diperlukan peran individu seperti kemauan bekerjasama, motivasi maupun ketaatan dalam mengikuti peraturan atau instruksi kapten team. Kerjasama team sangat penting dalam permainan sepakbola. Oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kerjasama team perlu diperhatikan seperti disiplin. Melalui sikap dan perilaku disiplin setiap perilaku anggota team di lapangan saling mendukung.
Faktor lain yang penting adalah adanya motivasi berprestasi yang dimiliki para siswa. Disiplin akan mengarahkan perilaku anggota dari luar dan motivasi merupakan dorongan internal yang mengarahkan anggota team untuk bekerja sama. Sepakbola adalah permainan yang membutuhkan kerjasama team termasuk dalam kegiatan sepakbola yang ditujukan untuk kegiatan pendidikan seperti kegiatan ekstrakulikuler di tingkat SMA.
Kegiatan sepakbola yang diselenggarakan merupakan kegiatan olahraga yang dilakukan di luar jam pelajaran Tujuan kegiatan tersebut adalah mendorong agar para siswa terlibat aktif dalam olahraga dan memahami makna kegiatan olahraga sebagai kegiatan fisik dan mental yang posistif. Melalui kegiatan ekstrakulikuler sepakbola, para siswa belajar untuk disiplin, percaya diri, bekerja keras, bekerjasama, dan mengembangkan potensi diri melalui kegiatan bersama.
Sepakbola memiliki nilai positif bagi siswa terutama untuk pengembangan
potensi diri. Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan ekstra kulikuler sepakbola di SMA X, tingkat kerjasama team dalam permainan sepakbola perlu ditingkatkan. Sering terlihat peran individu dalam permainan sepakbola terlalu dominan sehingga mengganggu peran kapten untuk mengarahkan anggotanya.
Masing-masing pemain seperti bermain secara individu dan tidak ada tujuan kelompok yang disepakati untuk dicapai. Para pemain seperti kehilangan sikap kerjasama pada saat di lapangan terutama pada saat permainan dalam tekanan atau menghadapi lawan yang kuat.
Berdasarkan observasi terhadap kemampuan kerjasama yang dimiliki para anggota saat permainan, diketahui dorongan untuk bekerjasama kurang kuat terutama pada saat tekanan pihak lawan semakin tinggi atau dalam permainan dengan ritme yang cepat. Dalam pola permainan menyerang, para anggota team kesulitan saling bekerjasama karena tidak mampu mengembangkan permainan.
Para anggota team kesulitan menerapkan strategi pelatih karena tertekan.
Anggota team kesulitan mengikuti peraturan karena kerasnya permainan.
Peraturan tidak diikuti karena emosi dan tekanan. Kerjasama kurang terwujud karena lemahnya perilaku mengikuti peraturan dalam permainan sepakbola serta arahan pelatih. Hasilnya adalah team yang tidak memiliki kemampuan bekerjasama karena anggota team tidak memiliki rasa disiplin dan akhirnya kalah. Para peserta kegiatan ekstrakulikuler adalah remaja yang seharusnya memiliki disiplin dan motivasi berprestasi yang tinggi. Sikap mental disiplin seperti mengikuti peraturan, menjalankan instruksi pelatih / kapten, bermain sportif sesuai ketentuan serta dorongan yang kuat untuk berprestasi memang sulit diwujudkan karena beragam individu dalam team. Kerjasama sulit diwujudkan karena kurang disiplin dan tidak termotivasi untuk berprestasi. Sebaliknya kerjasama menciptakan komitmen dan mendorong adanya disiplin serta motivasi.
Kerjasama antar anggota team membuat anggota team berkeinginan atau memiliki rasa terikat yang pada akhirnya termotivasi untuk berprestasi, karena ada keyakinan bahwa cita-cita untuk meraih prestasi dapat diraih karena adanya
kerjasama. Satu sama lain saling mengisi dan melengkapi kelemahan team.
Setiap anggota team berkontribusi untuk kemenangan team dengan disiplin dan motivasi berprestasi. Kegiatan sepakbola di sekolah memiliki pengaruh positif bagi perkembangan mental para siswa [7].
Olahraga prestasi tidak dihasilkan dengan mudah dibutuhkan bakat, latihan, pelatih yang baik, bahkan semangat yang tinggi untuk mendapatkan prestasi. Pada saat sekarang banyak para pelatih mulai mengerti, bahwa prestasi yang tinggi tidak hanya tergantung pada segi teknis semata, namun faktor non teknis seperti motivasi, rasa percaya diri, faktor emosional, kerjasama serta kepribadian atlet. Faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi yang optimal pada atlet yaitu: faktor fisik, teknis, dan psikologis. Memiliki motivasi yang baik bisa menampilkan suatu keberhasilan baik secara individu maupun kelompok.
Motivasi yang baik memungkinkan setiap individu dapat bekerja lebih baik dalam kelompoknya. Penampilan yang baik pasti ditunjukkan dengan adanya motivasi dan keterampilan yang baik pula sehingga memungkinkan tujuan mereka akan tercapai. Seseorang harus memiliki motivasi yang kuat dalam olahraga prestasi, motivasi yang kuat sesuatu yang sulit menjadi mudah untuk dilakukan, sesuatu yang berat menjadi ringan untuk dilaksanakan, artinya dengan motivasi yang tinggi sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Kerjasama merupakan sifat sosial bagian dari kehidupan masyarakat yang tidak bisa dielakkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat yang telah berkembang maju, menempatkan kerjasama sebagai indikator keberhasilan mereka. Dalam bidang olahraga sangat dibutuhkan kerjasama tim untuk mencapai suatu tujuan atau prestasi. Sifat yang berhubungan dengan kerjasama seseorang dalam mencapai prestasi adalah misi dalam memotivasi orang-orang yang punya misi yang sangat alami karena pentingnya terikat pada sesuatu yang dinikmati dan percayai kepercayaan diri berisi keyakinan yang terkait dengan kekuatan, kemampuan diri untuk melakukan dan meraih sukses, serta bertanggung jawab terhadap apa yang telah ditetapkan oleh dirinya. Kepercayaan
diri sangat penting untuk sebuah performa, kepercayaan diri membangkitkan emosi-emosi positif. Kesenangan, antusiasme, dan keringanan yang mendampingi kepercayaan diri dalam melakukan suatu performa akan memotivasi untuk melakukan aksi leluasa, kuat, cepat, dan mengalir.
Kepercayaan diri merupakan hal yang sangat berharga yang harus dimiliki oleh setiap individu, tanpa disadari kepercayaan diri turut memberikan dorongan dan motivasi kepada setiap individu untuk berkarya dan berani menampilkan kelebihan yang dimiliki. Semua tentu saja mempengaruhi kepuasan dari keberhasilan yang dicapai [8].
Seseorang yang percaya diri dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan tahapan perkembangan dengan baik, merasa berharga, mempunyai keberanian, dan kemampuan untuk meningkatkan prestasinya, mempertimbangkan berbagai pilihan, serta membuat keputusan sendiri. Rasa percaya diri yang tinggi mengembangkan individu dalam proses interaksi dengan masyarakat, teman dan lingkungannya, mengarah membandingkan dirinya dengan temannya dalam kompetisi dan juga perasaan keyakinan dan keberanian karena keberhasilan atau kegagalan adalah bentuk upaya dari percaya diri [9].
Dalam permainan sepak bola sebuah tim pasti ingin meraih kemenangan maka dibutuhkan strategi dalam usaha untuk mencetak gol. Sebuah tim dapat mencetak gol apabila dapat menerapkan taktik penyerangan dan penyelesaian akhir dengan baik. Dalam pertandingan sepak bola juga sering terjadi gol dengan cara yang berbeda-beda. Terjadinya gol bisa terjadi melalui proses set play (bola hidup), set piece (bola mati) counterattack (serangan balik). Set play (bola hidup) yaitu pola penyerangan yang menjadi strategi sebuah tim, pola penyerangan ini sangat teratur dalam permainan dan semua pemain berperan dalam proses penyerangan. Set piece (bola mati) pola mencetak gol ketika bola mati contoh seperti tendangan bebas, penalti, dan tendangan pojok.
Counterattack (serangan balik) yaitu pola penyerangan yang digunakan saat lawan kehilangan bola ketika mereka menyerang, pola ini sangat menguntungkan
karena posisi pemain lawan sudah tidak berada di pos nya masing-masing dan menimbulkan ruang kosong yang dapat dimanfaatkan untuk penyerangan, dalam proses ini hanya membutuhkan beberapa pemain untuk mencetak peluang menjadi gol. Tentunya dalam permainan tersebut kita bisa melihat bagaimana para pemain menjalankan tugasnya sesuai dengan posisi masing-masing dan strategi yang diberikan oleh pelatih, sehingga bisa mencetak gol dengan rencana yang sangat bagus. Berdasarkan latar belakang di atas melihat pentingnya keadaan fisik terutama pada kecepatan para pemain sebagai penunjang bagi sebuah tim untuk memperoleh kemenangan dengan menggunakan strategi serangan balik cepat (counter attack) [10].
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Latihan Strategi Serangan Dan Team Work Dalam Permainan Sepak Bola Untuk Meningkatkan Motivasi Kemenangan Di Sekolah X”
B. Identifikasi masalah
1. Kurangnya pemberian motivasi dalam bermain sepak bola 2. Tekanan mental atlet yang lemah dalam permainan sepak bola 3. Penerapan porsi latihan fisik yang kurang maksimal
4. Model latihan strategi penyerangan yang kurang efektif dalam permainan sepak bola
C. Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Adakah Pengaruh Penerapan Model Latihan Strategi Serangan Dalam Permainan Sepak Bola Terhadap Motivasi Kemenangan Di SMA X?
2. Adakah Pengaruh Teamwork Dalam Permainan Sepak Bola Terhadap Motivasi Kemenangan?
3. Adakah Pengaruh Penerapan Model Latihan Strategi Serangan Dan Team Work Secara Simultan Dalam Permainan Sepak Bola Terhadap Motivasi Kemenangan?
D. Batas Penelitian
Berdasarkan pada penjelasan diatas, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (X) Dalam Penelitian Ini Adalah Latihan Strategi Serangan Dan Teamwork, Sedangkan Variable Terikat (Y) Adalah Motivasi Kemenangan.
2. Metode Yang Digunakan Adalah Eksperimen (Quasi Experimental Design)
3. Populasi Dalam Penelitian Ini Adalah Seluruh Siswa Kelas X Di Sekolah X Yang Berjumlah 40 Orang. Teknik Sampling Menggunakan Sampling Jenuh, Maka Nanti Yang Dijadikan Sampel Nya Adalah 40 Orang Di Kelas X
4. Instrumen Yang Digunakan Adalah Menggunakan Quisioner Dan Praktek 5. Waktu Penelitian Rencana Bulan Agustus 2022 , Dan Lokasi Di SMA X.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang dirumuskan diatas, penelitian ini bertujuan:
1. Mengetahui Pengaruh Penerapan Model Latihan Strategi Serangan Dalam Permainan Sepak Bola Terhadap Motivasi Kemenangan Di SMA X
2. Mengetahui Pengaruh Teamwork Dalam Permainan Sepak Bola Terhadap Motivasi Kemenangan
3. Mengetahui Pengaruh Penerapan Model Latihan Strategi Serangan Dan Team Work Secara Simultan Dalam Permainan Sepak Bola Terhadap Motivasi Kemenangan
F. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan bagi pembaca
Kegunaan bagi pembaca adalah menjadi penambah wawasan dalam dunia pendidikan atau wawasan umum serta referensi tentang Penerapan Model Latihan Strategi Serangan Dan TeamWork Dalam Permainan Sepak Bola Terhadap Motivasi Kemenangan.
2. Kegunaan bagi peneliti
Kegunaan bagi peneliti adalah untuk memecahkan permasalahan yang ada di lingkungan pendidikan, dengan ilmu yang dipelajari di perkuliahan dan di implementasikan secara empiris.
3. Kegunaan bagi Lembaga
Masukan untuk mengatasi permasalahan dalam Penerapan Model Latihan Strategi Serangan Dan TeamWork Dalam Permainan Sepak Bola Terhadap Motivasi Kemenangan.
4. Pendidikan Kegunaan bagi peneliti lain
Sebagai referensi dan rujukan dalam meneliti kualitas Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] “ANALISIS KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA TIM SEPAK BOLA SMPN 1 PANCARIJANG SIDENRENG RAPPANG - Test Repository.”
http://eprints.unm.ac.id/19443/ (accessed Jul. 14, 2022).
[2] “IMPLEMENTASI KURIKULUM SEPAKBOLA PSSI SESUAI
KELOMPOK UMUR DALAM PELATIHAN USIA 9-12 TAHUN (U-12) DI SSB BOJONEGORO | MUTTAQIN | Jurnal Kesehatan Olahraga.”
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/7/article/view/10109 (accessed Jul. 14, 2022).
[3] S. González-Víllora, L. M. García-López, D. Gutiérrez-Díaz, and J. C. Pastor- Vicedo, “Tactical awareness, decision making and skill in youth soccer players (under-14 years),” Journal of Human Sport and Exercise, vol. 8, no. 2 SUPPL, pp. 412–426, 2013, doi: 10.4100/JHSE.2012.82.09.
[4] Sulistiyono, A. Andry, P. Nawan, A. Fatkurahman, S. Nurhadi, and Y.
Dewangga, “The Effect of 10 Weeks Game Experience Learning (Gel) Based Training on Teamwork, Respect Attitude, Skill and Physical Ability in Young Football Players,” Teorìâ ta Metodika Fìzičnogo Vihovannâ, vol. 21, no. 2, pp. 173–179, Jun. 2021, doi: 10.17309/TMFV.2021.2.11.
[5] “Attacking Soccer: Mastering the Modern Game - Peter Schreiner, Norbert Elgert - Google Buku.” https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=B8aehjSIZkgC&oi=fnd&pg=PA11&ots=ub8YYLfEzS&sig=
Xj66O7mE_SeA2SjBy2IuBFQMRGU&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false (accessed Jul. 14, 2022).
[6] S. Hasim, “Dasar-Dasar Ilmu Kepelatihan,” Journal of Chemical Information and Modeling, vol. 53, no. 9, pp. 1–113, 2019, Accessed: Jul. 14, 2022.
[Online]. Available: http://eprints.unm.ac.id/18281/3/Buku Referensi - Dasar- Dasar Ilmu Kepelatihan.pdf
[7] S. Hasim, “Dasar-Dasar Ilmu Kepelatihan,” Journal of Chemical Information and Modeling, vol. 53, no. 9, pp. 1–113, 2019, Accessed: Jul. 14, 2022.
[Online]. Available: http://eprints.unm.ac.id/18281/3/Buku Referensi - Dasar- Dasar Ilmu Kepelatihan.pdf
[8] K. Motivasi et al., “Kontribusi Motivasi, Kerjasama, Kepercayaan Diri terhadap Prestasi Atlet Sekolah Sepakbola Pati Training Center di Kabupaten Pati,” Journal of Physical Education and Sports, vol. 6, no. 2, pp. 101–107, Sep. 2017, doi: 10.15294/JPES.V6I2.17358.
[9] N. Asiyah, “Pola Asuh Demokratis, Kepercayaan Diri dan Kemandirian Mahasiswa Baru,” Persona:Jurnal Psikologi Indonesia, vol. 2, no. 2, May 2013, doi: 10.30996/PERSONA.V2I2.98.
[10] “PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN KECEPATAN PEMAIN SEPAK BOLA BERDASARKAN POLA SERANGAN COUNTER ATTACK DALAM PERTANDINGAN YANG SEBENARNYA | Jurnal Kesehatan Olahraga.” https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-kesehatan-
olahraga/article/view/44304 (accessed Jul. 14, 2022).