• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN STATUS GIZI, POLA TIDUR DAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI BPM C GUNUNG PUTRI KABUPATEN BOGOR TAHUN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN STATUS GIZI, POLA TIDUR DAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI BPM C GUNUNG PUTRI KABUPATEN BOGOR TAHUN 2019"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

32

HUBUNGAN STATUS GIZI, POLA TIDUR DAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DALAM

KEHAMILAN DI BPM “C” GUNUNG PUTRI KABUPATEN BOGOR TAHUN 2019

Nura Suciati Fauzia, SST, MKM Akademi Kebidanan Annisa Jaya

Jl. Karanggan No. 30 Desa Puspasari Citeureup-Bogor

ABSTRAK

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik ≥140/90 mmHg. Pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Tujuan untuk mengetahui hubungan status gizi, pola tidur dan tingkat kecemasan ibu hamil trimester III dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan tehnik total sampling dan besar sampel adalah 45 responden. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 17 (37,8%) responden mengalami hipertensi, sebanyak 18 (40%) ibu mengalami KEK, sebanyak 21 (46,7%) ibu mengalami pola tidur yang buruk, sebanyak 20 (44,4%) ibu mengalami kecemasan. Hasil bivariat ada hubungan status gizi terhadap kejadian hipertensi dengan nilai p value = 0,003 dengan OR = 2,215. Ada hubungan pola tidur terhadap kejadian hipertensi dengan nilai p value = 0,028 dengan OR = 5,067. Ada hubungan tingkat kecemasan terhadap kejadian hipertensi dengan nilai p value = 0,015 dengan OR=6,000. Kesimpulannya adalah ada hubungan status gizi, pola tidur dan tingkat kecemasan ibu hamil trimester III dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan di BPS Bidan “C” Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan untuk perbaikan mutu layanan kesehatan khususnya pada ibu hamil dengan hipertensi agar dapat menekan angka kejadian hipertensi pada ibu hamil.

Kata Kunci : Hipertensi, Pola Tidur, Status Gizi, Tingkat Kecemasan.

(2)

33 ABSTRACT

Hypertension is systolic and diastolic blood pressure ≥140 / 90 mmHg. Blood pressure measurement at least 2 times interval 4 hours. The purpose to determine the relationship of nutritional status, sleep patterns and anxiety levels of pregnant women with third trimester incidence of hypertension in pregnancy. The type of research is descriptive analytic research with cross sectional approach. Sampling technique using total sampling technique and sample size is 45 respondents. The results showed that 17 (37.8%) of respondents had hypertension, 18 (40%) of mothers experienced KEK, 21 (46,7%) of mothers experienced poor sleep pattern, 20 (44,4%) worry. Bivariate result there is correlation of nutritional status to hypertension incidence with p value = 0,003 with OR = 2,215. There is correlation of sleep pattern to hypertension incidence with p value = 0,028 with OR = 5,067.

There is an anxiety level relationship to the incidence of hypertension with p value

= 0.015 with OR = 6,000. The conclusion is there is a relationship of nutritional status, sleep patterns and anxiety level of pregnant mother of third trimester with the happening of hypertension in pregnancy at BPS”C” Gunung Putri District Bogor Regency Year 2019. It is expected that research result can be used in addition to improvement of health service quality especially to pregnant mother with hypertension in order to suppress the incidence of hypertension in pregnant women.

Keywords: Hypertension, Sleep Patterns, Nutritional Status, Anxiety Levels.

PENDAHULUAN

Menurut federasi obstetri ginekologi internasional (FOGI), kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan.

Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester I berlangsung dalam 12 minggu, trimester II (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester III (minggu ke-28 hingga ke-40).

Proses kehamilan fisiologisnya berjalan dengan tanpa adanya komplikasi, tetapi ada beberapa proses kehamilan yang disertai dengan komplikasi. Adapun pre-eklampsi merupakan salah satu komplikasi yang sering di alami oleh ibu hamil. Pre-

eklampsi dapat diagnosis dengan ditemukannya hipertensi, protein urine, oedema pada daerah ekstremitas yang dijumpai setelah kehamilan 20 minggu (akhir trimester kedua sampai trimester ketiga) atau bisa lebih awal terjadi.

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik ≥140/90 mmHg.

Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5 – 10% penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Di Indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup tinggi.

Menurut data world health organization (WHO) pada tahun 2012 jumlah kasus hipertensi ada 839 juta kasus. Kasus ini diperkirakan akan semakin tinggi pada tahun 2025 dengan jumlah 1,15 milyar kasus atau sekitar

(3)

34

29% dari total penduduk dunia. Secara global, 80% kematian ibu hamil yang tergolong dalam penyebab kematian ibu secara langsung, yaitu disebabkan karena terjadi perdarahan (25%), hipertensi pada ibu hamil (12%), partus macet (8%), aborsi (13%) dan karena sebab lain (7%).

Berdasarkan hasil survei demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) tahun 2012, menyatakan bahwa sepanjang tahun 2007-2012 kasus kematian ibu melonjak naik. Pada tahun 2012 AKI mencapai 359 per 100.000 penduduk atau meningkat sekitar 57%

bila dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2007, yaitu sebesar 228 per 100.000 penduduk. Hal ini disebabkan karena terjadinya ibu hamil resiko tinggi yang salah satunya adalah terkena hipertensi dalam kehamilan.

Adapun faktor resiko terjadinya hipertensi diantaranya faktor umur, paritas, riwayat hipertensi, Indeks Massa Tubuh, pola tidur, dan tingkat kecemasan (pengaruh dari perubahan psikologis yang dialami oleh ibu hamil). 6 Salah satu perubahan psikologis yang di alami ibu hamil yakni perasaan cemas, takut, bahkan tertekan, apabila ketiganya dirasakan oleh ibu hamil maka hal tersebutlah yang dinamakan stres.

Perubahan fisik yang terjadi pada ibu hamil menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan, hal ini mendorong perubahan selera makan dan pola makan ibu hamil yang pada umumnya meningkat. Jika kedua hal ini tidak dikontrol maka dapat menyebabkan masalah kesehatan pada ibu hamil salah satunya adalah hipertensi. Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk ibu hamil. Gizi ibu hamil adalah makanan sehat dan seimbang yang harus dikonsumsi ibu selama masa kehamilannya. Status gizi ibu hamil mempunyai dampak langsung pada perjalanan kehamilan dan bayi yang akan dilahirkannnya. Banyaknya

makanan yang dibutuhkan oleh ibu hamil tergantung dari kondisi badan ibu.

Terlalu sedikit atau terlalu banyak tidur pada saat hamil akan memicu kenaikan tekanan darah pada trimester III. Hal ini karena proses hemostasis yang memegang peranan dalam pengaturan keseimbangan tekanan darah ibu hamil. Ibu hamil juga harus mendapatkan cukup istirahat dan berolah raga demi menjaga kebugaran tubuh.

Istirahat yang cukup dapat menghindari ibu hamil dari kondisi stress karena saat stress produksi hormon adrenalin meningkat sehingga penyebab penyempitan pembuluh darah. Kondisi ini tentunya dapat menyebabkan tekanan darah ibu hamil menjadi tinggi. Dari penelitian terbukti, 1 % dari obyek studi tidur 8 jam per hari atau lebih. Sisanya, tidur dengan rata-rata 6 jam per hari.

Hasilnya menyebutkan bahwa seseorang yang jam tidurnya kurang dari 6 jam per hari meningkatkan resiko mengidap hipertensi sebesar 37 %.

Hasil dari penelitian yang dilakukan Sitohang tahun 2016 didapatkan adanya hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil dengan nilai p-value 0,000 dan ada hubungan kecukupan istirahat tidur dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil dengan nilai p-value 0,036.

Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Biromaru dan ada hubungan kecukupan istirahat tidur dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Biromaru.

Begitupun hasil penelitian yang dilakukan Taslim tahun 2016 menunjukkan bahwa ada hubungan antara pola makan dengan kejadian hipertensi grade 1 dan 2 pada ibu hamil dengan p-value 0,012 (< 0,05) serta ada hubungan antara stres dengan kejadian hipertensi grade 1 dan 2 pada ibu hamil, dengan p-value 0,000 (< 0,05).

(4)

35

Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pola makan dan stres dengan kejadian hipertensi grade 1 dan 2 pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kamonji Kecamatan Palu Barat.

Dari hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di BPS Bidan “C”

Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor dari jumlah ANC pada tahun 2019 didapatkan total pasien 245 orang terdiri dari ibu hamil TM I dengan jumlah 63 orang, TM II dengan jumlah 90 orang, TM III dengan jumlah 92 orang, dimana 33 ibu hamil TM III atau 35,86 % ibu hamil TM III mengalami hipertensi dalam kehamilan dengan tekanan darah rata-rata di atas 130/90 mmHg.

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa responden belum mengetahui tentang faktor penyebab hipertensi dalam kehamilan dan sering merasa gelisah saat masa kehamilannya. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan status gizi, pola tidur dan tingkat kecemasan ibu hamil trimester III dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan di BPS Bidan “C” di Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Tahun 2019.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi, pola tidur dan tingkat kecemasan ibu hamil trimester III dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik merupakan gambaran dari variabel-variabel penelitian dan mencari hubungan secara statistik antara independen dan dependen.

Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu suatu pendekatan dimana pengumpulan data dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan pada satu saat atau satu periode tertentu dan pengamatan subyek

studi hanya dilakukan satu kali selama satu penelitian.

Dalam penelitian ini metode pengambilan datanya adalah pengambilan data primer dengan mengunakan kuesioner atau angket.

Angket ini dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan tanggapan, jawaban, informasi, dan sebagainya.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Tahun 2019. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang melakukan pemeriksaan ANC di BPS Bidan “C” di Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Tahun 2019 Periode Juli 2019. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 45 orang. Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

12 Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling merupakan cara pengumpulan sampel dengan berdasarkan jumlah populasi. Sehingga sampel yang digunakan adalah 45 orang ibu hamil trimester III yang melakukan pemeriksaan ANC di BPS Bidan “C” di Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Tahun 2019 Periode Juli 2019.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik total sampling, pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil seluruh responden yang memiliki kriteria inklusi dan ekslusi sesuai dengan konteks penelitian. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah Ibu hamil TM III yang melakukan pemeriksaan ANC di

(5)

36

BPS Bidan “C” di Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Tahun 2019 Periode Juli 2019 dan Bersedia untuk dijadikan responden.

Kriteria non inklusi adalah karakteristik yang tidak termasuk dalam penelitian yaitu Bukan ibu hamil TM III yang tidak melakukan pemeriksaan ANC di BPS Bidan “C” di Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Tahun 2019 Periode Januari 2019 dan Ibu hamil TM I dan TM II yang melakukan pemeriksaan ANC di BPS Bidan “C” di Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Tahun 2019 Periode Juli 2019. Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini adalah Ibu hamil TM III yang melakukan pemeriksaan ANC di BPS Bidan “C” di Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Tahun 2019 yang tidak bersedia untuk dijadikan responden dan Ibu hamil TM III yang tidak berkomunikasi dengan baik.

Data diperoleh menggunakan software SPPS for Windows versi 18, hasilnya meliputi sebagai berikut : Tujuan dari analisis ini adalah untuk menjelaskan/ mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Dalam analisis data kuantitatif dihadapkan pada kumpulan data yang besar/banyak yang belum jelas maknanya. Secara teknis pada dasarnya analisis merupakan kegiatan meringkas kumpulan data menjadi ukuran tengah dan ukuran variasi. Selanjutnya membandingkan gambara-gambaran tersebut antara satu kelompok subjek dan kelompok subjek lain sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam analisis.

Pada analisis bivaariat kita dapat mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara 2 variabel atau bisa juga digunakan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara 2 variabel atau lebih kelompok (sampel).

HASIL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Status Gizi, Pola Tidur dan Tingkat

Kecemasan Ibu Hamil Trimester III dengan Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan Di BPS Bidan “C”

Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Tahun 2019

Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa distribusi frekuensi kejadian hipertensi dalam kehamilan pada ibu hamil TM III di BPS Bidan “C”

Kecamatan Gunung Putri kabupaten Bogor yaitu dari 45 orang responden, sebanyak 17 (37,8%) responden mengalami hipertensi dan yang tidak mengalami hipertensi sebanyak 28 (62,2%) responden. Distribusi frekuensi status gizi yaitu dari 45 orang responden, sebanyak 18 (40%) responden yang mengalami KEK (Kekurangan Energi kronik) dan dengan sebanyak 27 (60%) responden status responden normal.

Distribusi frekuensi pola tidur yaitu dari 45 orang responden, sebanyak 21 (46,7%) responden dengan pola tidur yang buruk dan sebanyak 24 (53,3%) responden dengan pola tidur baik.

Distribusi frekuensi tingkat kecemasan yaitu dari 45 orang responden, dan sebanyak 20 (44,4%) responden mengalami kecemasan dan sebanyak 25 (55,6%) responden yang tidak mengalami kecemasan.

Variabel f %

Kejadian Hipertensi Hipertensi Tidak Hipertensi

17 28

37,8 62,2 Status Gizi

Kek Normal

18 27

40,0 60,0 Pola Tidur

Buruk Baik

21 24

46,7 53,3 Faktor Emosional

Cemas Tidak Cemas

20 25

44,4 55,6

(6)

37

Tabel 2. Hubungan Status Gizi, Pola Tidur dan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III dengan Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan di Di BPS Bidan “C”

Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Tahun 2019

Variabel

Hipertensi

Total P - value Hipertensi Tidak Hipertensi OR

F % F %

Status Gizi KEK Normal

12 5

66,7 18,5

6 22

33,3 81,5

18 27

0,003 8,800 (2,215- 34,965) Pola Tidur

Buruk Baik

12 5

57,1 20,8

9 19

42,9 79,2

21 24

0,028 5,067 (1,366- 18,787) Tingkat Kecemasan

Cemas Tidak Cemas

12 5

60 20

8 20

40 80

20 25

0,015 6,000 (1,592- 22,616) Berdasarkan tabel 2 Hasil

analisis diatas diketahui bahwa status gizi KEK dengan kejadian hipertensi yaitu sebanyak 12 responden (66,7%) sedangkan status gizi ibu hamil normal dengan kejadian tidak hipertensi adalah sebanyak 22 respoden (81,5%). Dari hasil uji statistik diperoleh P value = 0,003 (P value 0,000 < α = 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan status gizi terhadap kejadian hipertensi di BPS Bidan

“C” Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 8,800 yang artinya responden yang memiliki status gizi normal mempunyai peluang 8,8 kali tidak beresiko terjadi hipertensi dalam kehamilan.

Hasil analisis diatas diketahui bahwa pola tidur buruk dengan kejadian hipertensi yaitu sebanyak 12 responden (57,1%) sedangkan pola tidur ibu hamil baik dengan kejadian tidak hipertensi adalah sebanyak 19 respoden (79,2%).

Dari hasil uji statistik diperoleh P value = 0,028 (P value 0,000 < α = 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

pola tidur terhadap kejadian hipertensi di BPS Bidan “C” Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 5,067 yang artinya responden yang memiliki pola tidur baik mempunyai peluang 5 kali tidak terjadi hipertensi dalam kehamilan.

Hasil analisis diatas diketahui bahwa responden yang mengalami kecemasan dengan kejadian hipertensi yaitu sebanyak 12 responden (60%) sedangkan responden yang tidak cemas dengan kejadian tidak hipertensi adalah sebanyak 20 respoden (80%). Dari hasil uji statistik diperoleh P value = 0,015 (P value 0,015 < α = 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kecemasan terhadap kejadian hipertensi di BPS Bidan “C” Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 6,000 yang artinya responden yang tidak cemas mempunyai peluang 6 kali tidak terjadi hipertensi dalam kehamilan.

Pembahasan Hubungan Status Gizi terhadap Angka Kejadian Hipertensi

(7)

38

dalam Kehamilan pada Ibu Hamil Trimester III

Hasil analisis hubungan status gizi terhadap angka kejadian hipertensi dalam kehamilan di BPS Bidan “C”

Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Tahun 2019, diperoleh bahwa status gizi KEK dengan kejadian hipertensi yaitu sebanyak 12 responden (66,7%) sedangkan status gizi ibu hamil normal dengan kejadian tidak hipertensi adalah sebanyak 22 respoden (81,5%).

Dari hasil uji statistik diperoleh P value = 0,003 (P value 0,000 &lt; α = 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan status gizi terhadap kejadian hipertensi di BPS Bidan “C” Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 8,800 yang artinya responden yang memiliki status gizi KEK mempunyai peluang 8,8 kali beresiko terjadi hipertensi dalam kehamilan.

Penyakit hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai oleh meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang terjangkit penyakit ini biasanya berpotensi mengalami penyakit - penyakit lain seperti stroke, dan penyakit jantung.

Hipertensi dalam kehamilan adalah tekanan darah sekurang- kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada wanita yang sebelumnya normal tensi.

Bila ditemukan tekanan darah tinggi (≥140/90 mmHg) pada ibu hamil lakukan pemeriksaan kadar protein urin dengan tes celup urine atau protein urin 24 jam dan tentukan diagnosis.

Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari, dkk tahun 2013 di RSUD Tugurejo Semarang dengan judul Hubungan Usia, Graviditas dan Indeks Masa Tubuh Dengan Kejadian Hipertensi Dalam Kehamilan diperoleh hasil bahwa IMT merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan dengan p-

value 0,004 < α =0,05 maka dapat di simpulkan bahwa ada hubungan antara status gizi atau Indeks Masa Tubuh dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan.

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk ibu hamil. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient.

Gizi ibu hamil adalah makanan sehat dan seimbang yang harus dikonsumsi ibu selama masa kehamilannya. Status gizi ibu hamil mempunyai dampak langsung pada perjalanan kehamilan dan bayi yang akan dilahirkannnya.

Banyaknya makanan yang dibutuhkan oleh ibu hamil tergantung dari kondisi badan ibu. Namun jika terjadi gangguan masa kehamilan maka dapat diatur sebagai berikut (1) Pada Trimester I, Pada umur kehamilan 1-3 bulan kemungkinan terjadi penurunan berat badan. Hal ini disebabkan adanya gangguan pusing, mual bahkan muntah.

Untuk itu dianjurkan porsi makanan kecil tetapi sering. Bentuk makanan kering/tidak berkuah. (2) Pada Trimester II, Nafsu makan ibu membaik, makan makanan yang diberikan 3x sehari ditambah 1x makanan selingan.

Hidangan lauk pauk hewani seperti telur, daging, teri, hati sangat baik dan bermanfaat untuk menghindari kurang darah. (3) Pada Trimester III, Makanan harus disesuaikan dengan keadaan badan ibu. Bila ibu hamil mempunyai berat kelebihan, maka makanan pokok dan tepung-tepungan dikurangi, dan memperbanyak sayur-sayuran dan buah- buahan segar untuk menghindari sembelit.

Bila terjadi keracunan kehamilan/oedem (bengkak pada kaki), maka janganlah menambah garam dapur dalam masakan sehari-hari. Untuk kesehatan ibu selama kehamilan maupun pertumbuhan dan aktivitas diferensiasi janin, maka ibu dalam keadaan hamil

(8)

39

cukup mendapat makanan bagi dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Makanan yang biasa dikonsumsi baik kualitasnya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil berguna juga dalam rangka memudahkan kelahirannya dan untuk produksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkan.

Tujuan penatalaksanaan gizi pada wanita hamil adalah untuk mencapai status gizi yang optimal sehingga ibu menjalani kehamilan dengan aman, melahirkan bayi dengan optensi fisik dan mental yang baik. Bayi yang akan dilahirkan dan perjalanan suatu penyakit pada ibu hamil perlu mendapatkan perhatian yang lebih.

Sehingga mengantipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan maka perlu adanya status diit dan nutrisi pada ibu hamil.

Apabila didalam masa awal kehamilan terjadi malnutrisi maka akan sangat memperngaruhi perkembangan dan kapasitas embrio untuk mempertahankan hidupnya, dan nutrisi yang buruk pada masa kehamilan lanjutan akan mempengaruhi janin. Sedang pertumbuhan seorang anak sangat dipengaruhi oleh banyak hal yaitu makanan, lingkungan dan juga keturunan. Wanita hamil dengan obesitas dan janin yang dikandung sangat berisiko untuk memperoleh luaran kehamilan yang buruk pada setiap usia kehamilan.

Walaupun perawatan pada pasien hamil dengan obesitas menujukan suatu tantangan dan membutuhkan keterlibatan berbagai disiplin ilmu, dengan menemukan suatu risiko penyakit yang mungkin terjadi pada kehamilan tersebut serta melalui penanganan yang tepat akan memberikan hasil luaran kehamilan yang lebih baik. Dengan perawatan prakonsepsi untuk mencapai berat badan yang ideal akan memberikan hasil luaran kehamilan yang lebih baik.

Obesitas sangat berkaitan erat dengan berbagai macam komplikasi penyakit terlebih jika dialami oleh wanita hamil yang mana akan berdampak buruk baik terhadap ibu maupun janin yang dikandung. Penyakit seperti hipertensi dalam kehamilan, diabetes mellitus gestasional, tromboemboli risikonya akan meningkat pada wanita hamil dengan obesitas termasuk abortus dan kelainan kongenital. Komplikasi yang terjadi pada kehamilan dengan obesitas dapat terjadi saat antepartum, intrapartum maupun post partum bahkan pada beberapa tahun selanjutnya baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan.

Mengatur pola makan khususnya dalam hal mengkomsumsi makanan yang mengandung lemak, protein, energi, natrium penambahan berat badan berdasarkan IMT lebih dan ukuran LILA berpengaruh terhadap kejadian hipertensi pada ibu hamil.

Menurut peneliti ibu hamil dengan status gizi tidak normal (KEK atau Obesitas) lebih beresiko mengalami hipertensi karena dipengaruhi oleh pola makannya yang tidak teratur dan asupan gizi yang tidak seimbang sehingga tidak memenuhi kebutuhan ibu hamil.

Hubungan Pola Tidur terhadap Angka Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan pada Ibu Hamil Trimester III

Hasil analisis hubungan pola tidur terhadap kejadian hipertensi dalam kehamilan di BPS Bidan “C” Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Tahun 2019, diperoleh bahwa pola tidur buruk dengan kejadian hipertensi yaitu sebanyak 12 responden (57,1%) sedangkan pola tidur ibu hamil baik dengan kejadian tidak hipertensi adalah sebanyak 19 respoden (79,2%). Dari hasil uji statistik diperoleh P value = 0,028 (P value 0,000 < α = 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pola tidur terhadap kejadian hipertensi di BPS Bidan “C” Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Hasil analisis

(9)

40

diperoleh pula nilai OR = 5,067 yang artinya responden yang memiliki pola tidur buruk mempunyai peluang 5 kali beresiko terjadi hipertensi dalam kehamilan.

Penelitian yang dilakukan oleh Sitohang, dkk tahun 2014 di Puskesmas Biromaru dengan judul Hubungan Pola Makan Dan Kecukupan Istirahat Tidur Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Biromaru diperoleh hasil bahwa ada hubungan kecukupan istirahat tidur dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil dengan nilai p-value 0,036 dan kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan kecukupan istirahat tidur dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Biromaru.

Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya. Tidur adalah sebagai bagian dari periode alamiah kesadaran yang terjadi ketika tubuh direstorasi (diperbaiki) yang dicirikan oleh rendahnya kesadaran dan keadaan metabolisme tubuh yang minimal. Tidur dipercaya mengkontribusi pemulihan fisiologis dan psikologis. Selama tidur NREM, fungsi biologis menurun. Laju denyut jantung normal pada orang dewasa sehat sepanjang hari rata- rata 70 hingga 80 denyut per menit atau lebih rendah jika individu berada pada kondisi fisik yang sempurna. Akan tetapi selama tidur laju denyut jantung turun sampai 60 denyut per menit atau lebih rendah. Hal ini berarti bahwa denyut jantung 10 hingga 20 kali lebih sedikit dalam setiap menit selama tidur atau 60 hingga 120 kali lebih sedikit dalam setiap jam. Jadi tidur yang nyenyak bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung.

Kegunaan atau fungsi dari Tidur yang cukup adalah regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru,

memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh, mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian, meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan penyakit dan menambah konsentrasi dan kemampuan fisik. Tidur nampaknya diperlukan untuk memperbaiki proses biologis secara rutin. Selama tidur gelombang rendah yang dalam (NREM tahap 4), tubuh melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan memperbaharui sel epitel dan khusus seperti sel otak. Jadi tidur merupakan keadaan hilangnya kesadaran secara normal dan periodik, dengan tidur akan dapat diperoleh kesempatan untuk beristirahat dan memulihkan kondisi tubuh baik secara fisiologis maupun psikis, dan tidur merupakan aktivitas sehari hari yang menjadi kebutuhan dasar bagi setiap manusia.

Di masa-masa kehamilan, beberapa wanita sering mengalami kesulitan tidur terutama usia kehamilan memasuki 3 bulan terakhir. Kondisi ini sebenarnya merupakan hal yang normal di awal kehamilan, sebab tubuh sedang bekerja untuk melindungi dan memelihara perkembangan janin. Pada minggu awal kehamilan, plasenta yang akan menjadi tempat bernaung janin, baru terbentuk. Tekanan darah dalam tubuh akan berlebihan dan jantung memompa dengan cepat, sehingga tidur ibu hamil mengalami gangguan.

Berhubungan dengan kebutuhan kalori pada masa kehamilan, mandi air hangat sebelum tidur, tidur dalam posisi miring ke kiri, letakkan beberapa bantal untuk menyangga, pada ibu hamil sebaiknya banyak menggunakan waktu luangnya untuk banyak istirahat atau tidur walau bukan tidur betulan hanya baringkan badan untuk memperbaiki sirkulasi darah, jangan bekerja terlalu capek dan berlebihan. Namun sebaiknya tidur pada malam hari selama kurang lebih selama 8 jam dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari selama 1

(10)

41

jam. Ibu hamil harus menghindari posisi duduk dan berdiri dalam menggunakan kedua ibu jari, dilakukan 2 kali sehari selama 5 menit. Perubahaan fisik yang terjadi seperti rasa mual dan muntah dipagi hari, meningkatnya frekuensi berkemih, pembesaran uterus, nyeri punggung dan pergerakan janin. Sulit tidur tejadi selama kehamilan karena sering terbangun sepanjang malam terutama trimester pertama dan ketiga.

Sulit tidur sering terjadi selama kehamilan terutama pada trimester ketiga, oleh karena itu wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur khususnya seiring dengan kemajuan umur kehamilan. Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan janin maupun memulihkan kondisi ibu.

Kelelahan hampir bersifat universal, khususnya pada masa awal kehamilan dan berulang lagi pada akhir kehamilan. Pada awalnya tubuh berusaha membiasakan dengan

sirkulasi level hormon kehamilan, kemudian pada waktu akhir kehamilan disebabkan meningkatnya berat badan sehingga mengganggu istirahat tidur.

Keluhan gangguan tidur disebabkan oleh beberapa faktor yaitu karena keadaan perut yang semakin membesar sehingga sulit menentukan posisi tidur yang nyaman. Selain itu seringnya gerakan janin dan tertekannya kandung kemih akibatnya sering berkemih sehingga wanita hamil sering terjaga di malam hari. Untuk menghindari kelelahan istirahat tidur harus dilakukan kapanpun ketika ada waktu, baik itu siang maupun malam hari.Gangguan tidur juga bisa diakibatkan kekhawatiran calon ibu untuk tidur dalam posisi tertentu, karena takut janin didalam kandungan menjadi tidak nyaman. Tetapi tubuh wanita diciptakan unik, selain terlindung dengan baik, janin juga akan tetap merasa nyaman karena janin mengapung dalam cairan ketuban sehingga tetap bebas

bergerak. Salah satu kondisi yang menyebabkan gangguan tidur pada wanita hamil adalah perubahan fisik yang terjadi seperti rasa mual dan muntah dipagi hari, meningkatnya frekuensi buang air kecil, pembesaran uterus, nyeri punggung, dan pergerakan janin.

Sedangkan perubahan emosi meliputi kecemasan, rasa takut dan depresi.

Rasa tidak nyaman selam kehamilan dan kecemasan menghadapi persalinan menyebabkan gangguan pola tidur pada wanita hamil. Istirahat yang cukup merupakan kebutuhan ibu hamil tidak jarang ibu hamil terserang insomnia atau gangguan tidur yang disebabkan oleh masalah emosional selama hamil.

Bentuk insomnia pun bervariasi, yaitu mulai dari tidur yang tidak tenang (gelisah), kurang tidur atau sama sekali tidak bisa tidur.

Salah satu kondisi yang menyebabkan gangguan tidur pada wanita ialah perubahan fisik dan emosi selama kehamilan. Perubahaan fisik yang terjadi seperti rasa mual dan muntah dipagi hari, meningkatnya frekuensi berkemih, pembesaran uterus, nyeri punggung dan pergerakan janin. Sulit tidur tejadi selama kehamilan karena sering terbangun sepanjang malam terutama trimester pertama dan ketiga.

Menurut peneliti ibu hamil yang tidak terpenuhi pola istirahatnya akan beresiko terjadi hipertensi dalam kehamilannya karena jika kebutuhan istirahat ibu tidak terpenuhi ibu rentan mengalami stress sehingga berpengaruh terhadap system kardiovaskuler ibu sehingga ibu akan rentan mengalami hipertensi.

Hubungan Tingkat Kecemasan terhadap Angka Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan pada Ibu Hamil Trimester III

Hasil analisis hubungan kecemasan terhadap kejadian hipertensi dalam kehamilan di BPS Bidan “C”

(11)

42

Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Tahun 2019, diperoleh bahwa responden yang mengalami kecemasan dengan kejadian hipertensi yaitu sebanyak 12 responden (60%) sedangkan responden yang tidak cemas dengan kejadian tidak hipertensi adalah sebanyak 20 respoden (80%). Dari hasil uji statistik diperoleh P value = 0,015 (P value 0,015

< α = 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kecemasan terhadap kejadian hipertensi di BPS Bidan “C” Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 6,000 yang artinya responden yang memiliki kecemasan mempunyai peluang 6 kali beresiko terjadi hipertensi dalam kehamilan.

Berdasarkan hasil penelitian Prasetyorini dkk, 2011 tentang

“Hubungan Stess Dengan Komplikasi Hipertensi Di Ruang Rawat Inap Dewasa Rs Baptis Kediri 2011”. Bahwa dari 182 kasus yang ada, diantaranya hipertensi sebanyak 91 pasien. Dari 29 responden yang diteliti, didapatkan 16 responden (55%) mengalami stress dan 13 responden (45%) tidak mengalami stress.

Serta dari hasil tabulasi silang ada beberapa karakteristik responden, yang menunjukan hasil yang signifikan dengan stress diantaranya : umur, status, pengobatan hipertensi serta diet hipertensi. Dan didapatkan hasil bahwa ada hubungan stress dengan kejadian komplikasi hipertensi di ruang Rawat Inap Dewasa Rumah Sakit Baptis Kediri Tahun 2011.

Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai

respons autonom, perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi yang berbahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman. Respons yang timbul ansietas (cemas) yaitu khawatir,

gelisah, tidak tenang dan dapat disertai dengan keluhan fisik. Kondisi dialami secara subjektif dan di komunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut yang penyebabnya tidak diketahui. Sedangkan rasa takut mempunyai penyebab yang jelas dan dapat dipahami. Kapasitas kecemasan diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan kehidupan.

Kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok yang mengalami perasaan gelisah dan aktifasi sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas. Bagi ibu hamil kecemasan sering kali datang menghampirinya, kecemasan tersebut beraneka ragam tergantung dari individu tersebut. Kecemasan dalam kehamilan sangat merugikan bagi ibu hamil karena dapat mempengaruhi janin yang sedang dikandungnya.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi ibu hamil yaitu faktor biologis yang meliputi kesehatan dan kekuatan selama kehamilan serta kelancaran dalam melahirkan bayinya dan faktor psikis meliputi mental ibu hamil selama kehamilannya sampai kelahiran dimana ibu dihadapkan pada keadaan cemas, tegang, bahagia, dan berbagai ancaman perasaan lain seperti masalah keguguran, penampilan, maupun masalah kemampuan melahirkan. Tingkat kecemasan dibagi menjadi 4 yaitu kecemasan ringan, sedang berat dan tingkat panic (sangat berat).

Hal ini serupa dengan asumsi peneliti dimana dengan terjadinya kecemasan maka akan mempengaruhi sistem kardiovaskuler dan mempengaruhi tekanan darah yang akan mengakibatkan tekanan darah meningkat. Pada kehamilan di trimester

(12)

43

III sering kali ibu hamil mengalami hipertensi, faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian tersebut antara lain pola makan yang kurang baik, genetik, obesitas, rasa takut yang berlebihan, riwayat preeklamsia sebelumnya serta gangguan psikologis yang dialami ibu.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian tiga variabel, seperti status gizi, pola tidur dan tingkat kecemasan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap angka kejadian hipertensi dalam kehamilan pada ibu hamil trimester III karena tiga variabel tersebut memiliki p value &lt; 0,05 sebagai berikut : Ada hubungan status gizi ibu hamil TM III dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan di BPS Bidan “C” di Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Tahun 2019 dengan diperoleh P value = 0,003 (P value 0,003

< α =0,05). Ada hubungan pola tidur ibu hamil TM III dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan di BPS Bidan “C” di Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Tahun 2019 dengan diperoleh P value = 0,028 (P value 0,028 < α =0,05).

Ada hubungan tingkat kecemasan ibu hamil TM III dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan di BPS Bidan “C” di Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Tahun 2019 dengan diperoleh P value = 0,015 (P value 0,015 < α =0,05).

Saran

Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan, karena hipertensi sangat berbahaya sekali bagi ibu hamil dan janinnya, diharapkan untuk lebih memperhatikan kondisi pasien, memberikan dukungan atau support mental menjelang persalinan sehingga tidak terjadi masalah terhadap status gizi, pla tidur dan kecemasan pada ibu hamil.

Diperlukan penelitian lanjutan dengan pendekatan yang lebih dari penelitian kuantitatif saat ini untuk dapat memjelaskan tentang hipertensi dalam kehamilan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk dapat membantu dalam proses pembelajaran dan menambah sumber pustaka. Diharapkan lebih meningkatkan sarana media pembelajaran yang digunakan.

Daftar Pustaka

Ambarwati. Buku Ajar Gizi Ilmu Kebidanan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press; 2014.

Hidayat, A. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika; 2011.

Husin, F. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta : Sagung Seto;

2014.

Nanda. Diagnosis Keperawatan. Jakarta:

EGC; 2010.

Puspitasari. Hubungan Usia, Graviditas dan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan di RSUD Tugurejo Semarang.

Semarang: Jurnal Kedokteran Muhammadiyah; 2013. Vol 2 (1)

Carpenito, L. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC;

2016.

Mayes. Midwifery. South Africa : Juta and CO, LTD; 2014.

Prawirohadjo. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo; 2015.

Persalinan. Jakarta : Nuha Medika; 2010.

Sumarah, dkk. Perawatan Ibu Bersalin.Yogyakarta : Fitramaya; 2014.

Sitohang. Hubungan Pola Makan dan Kecukupan Istirahat Tidur dengan Kejadian Hipertensi pada Ibu Hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Biromaru.

Jurnal Kesehatan Tadulako.

2016 Vol. 2 (1).

(13)

44

Taslim. Hubungan Pola Makan dan Stres

dengan Kejadian Hipertensi Grade 1 dan 2 pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kamonji Kecamatan Palu Barat. Jurnal Keperawatan.

2016 Vol 4 (1).

Kusmiyati, dkk. Panduan Lengkap Perawatan Kehamila.

Yogyakarta : Fitramaya, 2018 Santoso, dkk. Kesehatan &amp; Gizi.

Jakarta :Rineka Cipta; 2014.

Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed. Rev. Jakarta:

Rineka Cipta; 2010.

Priyo, S. Analisis Data Kesehatan.

Jakarta : FKM-UI; 2017.

Rahajeng, E. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya. Jakarta : Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi; 2019.

Prawirohardjo, S. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka; 2019.

Sulistyawati, A. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika; 2019

Hidayat, A. Asuhan Kebidanan

Sani. Klasifikasi Penderita Hipertensi.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2008. Mayes.

Midwifery. South Africa : Juta and CO, LTD; 2014.

Hidayat, A. Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta : Nuha Medika; 2010.

Sanford, D. Komplikasi Selama

Kehamilan dan

Penanganannya. Jakarta : Prestasi Pustaka; 2011

(14)

Gambar

Tabel  1.  Distribusi  Frekuensi  Status  Gizi,  Pola  Tidur  dan  Tingkat

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Pengaruh Aktivitas Olahraga Dalam Pendidikan Jasmani Terhadap Tingkat Konsentrasi Belajar dan Prestasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, secara serempak adalah signifikan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.. Waskita

Saran dari penelitian ini adalah SMA Harapan 3 Medan sebaiknya melaksanakan program pelayanan kesehatan sesuai dengan keinginan siswa dan bagi peneliti lain yang tertarik

[r]

[r]

Putri Yulini Puji Lestari, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Luas Permukaan Kubus Dan

budaya, diantaranya masalah bahasa dan gaya hidup orang-orang perkotaan. Tetapi dengan komunikasi antarpribadi yang efektif dan kesediaan untuk melakukan pengungkapan diri membuat

Metode pengumpulan data yang dilakukakn peneliti yaitu dengan menggunakan metode wawancara, Observasi, dan Dokumentasi hal ini dilakukan karena peneliti ingin