• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran

a. Definisi Model Pembelajaran

Model adalah suatu hal yang dipersentasikan memiliki makna sebagai objek atau konsep yang digunakan, menurut penjelasan (Al- tabany, 2015:23) sedangkan yang dimaksud dengan model pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang dilakukan berdasarkan seluruh rangkaian yang berhubungan dengan penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait digunakan secara langsug atau tidak langsung sesuai pendapat (Istarani, 2017:1). Sedangkan menurut (Rusman, 2018:133) Para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efektif untuk mencapai tujuan yang berarti model pembelajaran bisa dijadikan pola pilihan oleh guru.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan serangkaian proses belajar mengajar yang dipilih oleh pendidik dalam rangka mengarahkan perubahan perilaku peserta didik, serta dijadikankannya pedoman dalam bentuk panduan yang tergambar dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran bisa dijadikan pola pilihan pendidik dalam memilih jalannya proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan kebutuhan siswa dan lingkungan

(2)

b. Ciri-ciri model pembelajaran

Menurut Rusman (2012:136) terdapat ciri-ciri model pembelajaran sebagai berikut:

1.) Berdasarkan pada teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai contoh, Herbert Thelen dan berdasarkan teori John Dewey menyusun model penelitian kelompok yang dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.

2.) Memiliki misi atau tujuan tertentu. Sebagai contoh model berpikir induksi yang dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induksi.

3.) Bisa dijadikan sebagai pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelas, sebagai contoh untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang dirancang model synectic.

4.) Terdapat bagian-bagian model yang dinamakan: (a) urutan langkah- langkah pembelajaran yaitu syntax; (b) terdapat prinsip-prinsip reaksi;

(c) sitem social; dan (d) mempunyai sistem pendukung. Bagian- bagian tersebut merupakan cara praktis guru menjalankan suatu langkah model pembelajaran

5.) Memiliki pengaruh sebagai dampak adanya terapan model pembelajaran. Adapun pengaruh tersebut yaitu: (a)pengaruh dari pembelajaran, yaitu hasil dari belajar yang dapat diukur, (b) pengaruh pengiring, dapat di hasilkan dari belajar jangka panjang

6.) Menyiapkan persiapan dalam pembuatan desain intruksional untuk mengajar sesuai pedoman model pembelajaram yang dipilihnya.

(3)

c. Model Pembelajaran Teams Smart Quiz

Model pembelajaran Team Smart Quiz adalah inovasi dari model pembelajaran Team Quiz yang dikembangkan, terdapat kombinasi permainan teams smart yang menarik dipadukan dengan quiz yang bertujuan untuk membentuk pembelajaran yang aktif.

1. Definisi Model Pembelajaran Team Quiz

Model Pembelajaran Team Quiz merupakan model pembelajaran dengan suasana menyenangkan yang dapat meningkatkan tanggung jawab belajar peserta didik berdasarkan pendapat dari (Istarani, 2012:211). Adapun menurut Muhammadi (2011:170) Model Team Quiz merupakan bentuk pembelajaran dalam bentuk kuis berkelompok. Pelaksanaan model pembelajaran Team Quiz membuat siswa untuk belajar secara kelompok dan memiliki tanggung jawab jawab yang sama atas keberhasilan kelompoknya dalam memahami materi, ciri khas yang terlihat dalam model pembelajaran team quiz adalah susunan kelompok dan memakai metode quiz didalam sintaknya.

2. Model Pembelajaran Teams Smart Quiz

Model pembelajaran Teams Smart Quiz merupakan inovasi pengembangan dari model pembelajaran Team Quiz, bentuk inovasi dari model pembelajaran Teams Smart Quiz yaitu adanya kombinasi permainan teams smart yang menarik dipadukan dengan quiz didalam sintak model pembelajaran Team Quiz. Permainan quiz menggunakan alat pendukung seperti alarm quiz untuk mendukung

(4)

berjalannya segmen quiz. Tujuan adanya pengembangan model pembelajaran Teams Smart Quiz untuk membuat inovasi yang lebih menarik agar menumbuhkan semangat belajar kepada siswa, selain itu agar menambah aktifitas belajar siswa agar tidak membosankan ketika pembelajaran berlangsung.

Adanya unsur permainan teams smart pada pengembangan model pembelajaran Teams Smart Quiz adalah sebagai penyesuaian dunia anak yang sejatinya adalah bermain, ketika bermain anak-anak memiliki kesenangan tersendiri. Hal tersebut diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh para ahli tentang strategi, media dan komponen dalam pembelajaran lainnya yang dapat membuat anak tetap merasa dalam dunianya yaitu bermain meski dalam suasana belajar (Widiyastuti, 2013:26). Banyaknya siswa yang mengeluh keberatan jika diberikan tugas oleh pendidik, membuat hal tersebut berbeda jika siswa mengerjakan tugas yang memiliki unsur bermain di dalamnya karena siswa tetap merasakan senang dan gembira meskipun tetap diberikan tugas.

3. Sintaks Model Pembelajaran Teams Smart Quiz Berikut sintaks model pembelajaran Teams Smart Quiz : 1. Pemilihan Topik Pembelajaran

Guru memilih topik yang biasa disajikan dalam tiga segmen dan menambah satu segmen untuk mengulas topik pembehasan 2. Pengorganisasian Siswa

(5)

Guru membagi siswa dalam 3 kelompok, masing-masing kelompok terdapat 4-5 anggota yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi dan rendah, setiap kelompok diberi nama Team Smart A, Team Smart B, dan Team Smart C

3. Penjelasa Scenario Pembelajaran

Guru menjelaskan scenario pembelajaran 4. Penyajian Materi Pembelajaran

Guru menyajikan materi pelajaran 5. Persiapan Quiz

Guru membagikan lembar kegiatan peserta didik, Guru meminta team smart A untuk menyiapkan quiz jawaban singkat, sementara team smart B, team smart C menggunakan waktu untuk memeriksa catatan mereka

6. Segmen Quiz Pertama

Team Smart A memberikan quiz kepada team smart B, jika team smart B tidak dapat menjawab pertanyaan, team smart C segera menjawabnya

7. Segmen Quiz Kedua

Ketika quis selesai, lanjutkan segmen kedua dari pelajaran dan mintalah team smart B sebagai pemandu quiz

8. Segmen Quiz Ketiga

Setelah team smart B menyelesaikan quiz nya, lanjutkan dengan segmen ketiga dari pelajaran dan tujuklah team smart C sebagai pemandu quiz.

(6)

9. Segmen Permainan Teams Smart

Jika segmen satu sampai tigas sudah selesai maka dilanjutkan segmen ke empat, adapun segmen ke empat ini berupa permainan quiz yang mencangkup materi pada segmen 1,2 dan 3 yang diberikan oleh guru, seperti langkah berikut :

1) Guru menyiapkan beberapa soal quiz berupa lotre untuk permainan quiz

2) Masing-masing team smart menyiapkan alarm untuk siap bermain

3) Guru memberikan aba-aba untuk mengambil lotre

4) Team quiz yang membunyikan alarm lebih cepat maka siswa tersebut yang mengambil lotre kedepan

5) Guru membacakan soal quiz

6) Setelah soal quiz dibacakan, team smart yang sudah menjawab terlebih dahulu maka team tersebut menyalakan alarm, langkah ini di ulang sampai quiz selesai

7) Setiap jawaban mendapatkan point, yang dapat menjawab terlebih dahulu mendapatkan point 100, menjawab kedua point 50 dan yang menjawab ketiga mendapatkan point 0

8) Guru dan siswa menjumlahkan point yang didapatkan oleh masing-masing teams smart

9) Jawaban tertinggi akan mendapatkan reward dari guru

(7)

2. Pembelajaran Tematik

a. Definisi Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah salah satu bentuk implementasi dari bagian kurikulum 2013. Makna pembelajaran tematik adalah mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antar mata pelajaran yang merupakan bentuk pendekatan dalam pembelajaran maupun antar mata pelajaran menurut pendapat (Majid, 2017:85).

Sementara menurut pendapat (Akbar, dkk. 2016:17) menjelaskan pembelajaran tematik memililiki makna pendekatan pembelajaran yang mengimplementasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam tema dengan proses pembelajaran yang memiliki makna belajar dan disesuaikan dengan perkembangan siswa. Teori tersebut diperkuat oleh (Kadir, 2015:1) ia mengatakan Pembelajaran tematik adalah bentuk yang dielaborasi dari berbagai aspek atau ditinjau dari mata pelajaran yang dijadikan program pembelajaran yang berangkat dari satu tema atau topik tertentu.

Dari paparan teori tersebt dapat di tarik kesimpulan pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggabungkan beberapa mata pelajaran yang dijadikan satu pembelajaran yang disebut tema dengan tujuan agar membuat pembelajaran yang bermakna yang disesuaikan oleh perkembangan peserta didik. Dari tuntutan pembelajaran tematik, peserta didik dapat berperan aktif untuk menemukan berbagai pengalaman langsung dan memperoleh pengetahuan dari apa yang sudah ditemukan dari konsep suatu tema.

(8)

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Materi dalam pembelajaran tematik adalah materi pembelajaran yang dipadukan menjadi satu tema, yang dapat mempertimbangkan karakteristik peserta didik seperti minat, kamampuan, kebutuhan dan kemampuan awal.

Adapun karakteristik pembelajaran tematik menurut (Majid, 2017:89-90) adalah sebagai berikut :

1. Berpusat pada siswa. Hal ini menyesuaikan dengan kurikulum 2013 yang memiliki paradigma pada proses pembelajaran yang menekankan kepada student centered yang berarti pembelajaran yang terpusat pada siswa seabgai subjek belajar sedangkan guru memiliki peran lebih banyak sebagai fasilitator yaitu mmeberikan kemudahan-kemudahan pada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

2. Memberikan pengalaman langsung. Untuk memahami hal-hal yang abstrak, siswa membutuhkan pengalaman langsung seperti siswa dihadapkan dengan sesuatu yang nyata atau konkret

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. Pembelajaran tematik tidak terlihat jelas pemisahan antar mata pelajaran, hal ini disebab kan pembelajaran diarahkan kepada tema-tema yang berkaitan dengan kehidupan siswa.

4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Agar siswa mampu memahami konsep secara utuh dalam proses pembelajaran, maka diperlukan adanya konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran, hal ini dibutuhkan untuk siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari

(9)

5. Bersifat fleksibel, memiliki arti bersifat luwes sebagai contoh guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, dan bisa dikaitkan dengan kehidupan siswa atau keadaan lingkungan sekolah

6. Adanya penggunanan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

c. Pembelajaran Tema 7 Subtema 1 Pembelajaran 3

Pada pembelajaran Tema 7 “Peristiwa dalam kehidupan” Subtema 1 “Peristiwa kebangsaan masa penjajahan” Pembelajaran 3 yang memuat pembelajaran IPS , Bahasa Indonesia dan PPKn. Adapun indikator dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 KI dan KD

Mata Pelajaran Kompetensi Dasar Indikator

IPS 3.4 Mengidentifikasi factor-

faktor penting penyebab penjajahan bangsa

Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dalam

mempertahankan kedaulatannya

4.4 Menyajikan hasil identifikasi mengenai factor-faktor penting penyebab penjajahan bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya

3.4.1 Menjelaskan perlawanan rakyat

Indonesia terhadap Bangsa Eropa

3.4.2 Mengidentifikasi perlawanan rakyat

Indonesia terhadap Bangsa Eropa

4.4.1 Mengemukakan hasil identifikasi sistem tanam paksa pemerintah Kolonial Belanda terhadap pengaruh kehidupan bangsa

Indonesia

Bahasa Indonesia 3.5 Menggali informasi penting dari teks narasi sejarah yang disajikan sacara lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, dimana, kapan, siapa, mengapa dan bagaimana

3.5.1 Menggali informasi penting dari teks narasi sejarah yang disajikan sacara lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, dimana, kapan, siapa, mengapa dan bagaimana

(10)

4.5 Memaparkan informasi penting dari teks narasi sejarah menggunakan aspek: apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana

4.5.1 Mengemukakan Menggali informasi penting dari teks narasi sejarah yang disajikan sacara lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, dimana, kapan, siapa, mengapa dan bagaimana

PPKn 1.3 Menelaah keberagaman

social budaya masyarakat

4.3 Menyelenggarakan kegiatan yang mendukung keberagaman social budaya masyarakat

3.3.1 Menjelaskan

keberagaman social budaya di Indonesia

3.3.2 Mengkategorikan faktor keberagaman social budaya di Indonesia

4.3.1 Menyelenggarakan kegiatan yang mendukung keberagaman social budaya masyarakat

Indikator

(11)

B. Kajian Penelitian yang relevan

Penelitian di dukung oleh penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, adapun penjelasan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Penelitian Relevan

No Nama Peneliti

Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan dan Perbedaan

1. Siti

Nurhamadah (2012)

Penerapan Model Pembelajaran Team Quiz untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Kelas V Sekolah Dasar Negeri 008 Pantai Cermin

Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar

Penelitian terhadap Model

Pembelajaran Team Quiz dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SDN 008 Pantai cermin Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, dengan presentase klasikal sebesar 79%

Artinya, motivasi siswa berada pada kategori baik karena berada pada interval 71- 85%

Persamaan : 1. Penerapan

penelitian di kelas V SD

Perbedaan : 1. Implementasi

penelitian terdahulu pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam, sedangkan implementasi peneliti pada pembelajaran Tematik 2. Jenis penelitian

terdahulu adalah Penelitian tindakan kelas sedangkan peneliti menggunakan jenis

pengembangan 3. Model

pembelajaran penelitian terdahulu adalah Team Quiz, Model pembelajaran yang

dikembangkan peneliti adalah Teams Smart Quiz

2. Agustin

Widyastuti Rhodiah (2012)

Peningkatan Pemahaman Siswa Menggunakan Metode Team Quiz pada

Penerapan metode Team Quiz dapat meningkatkan pembelajaran Tematik tema 2

Persamaan : 1. Penerapan pada

pembelajaran Tematik Perbedaan :

(12)

Pembelajaran Tematik Tema 2 Perkembangan Teknologi di Kelas III MI Roudlotul Ulum Mojokerto

perkembangan teknologi subtema 2 pembelajaran 2 dikelas III MI Roudlotul Ulum Mojokerto, dengan hasil belajar siswa dari siklus I sebesar 68,4 (cukup) dan siklus II 85,9 (sangat baik). Presentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I Ssebesar 36.67%

dan siklus II sebesar 86,67%

1. Jenis penelitian terdahulu adalah Penelitian Tindakan Kelas sedangkan peneliti menggunakan jenis

pengembangan 2. Penelitian

terdahulu menggunakan Metode Team Quiz, sedangkan peneliti

menggunakan Model pembelajaran untuk penelitian yang akan dikembangkan peneliti yaitu Model Pmebelajaran Team Smart Quiz

(13)

C. Kerangka Pikir Kondisi Ideal 1. Model pembelajaran

sesuai dengan perkembangan

kognitif, psikomotorik, afektif dan kebutuhan siswa

2. Pembelajaran dapat diselenggarakan secara interaktif,

menyenangkan, memotivasi peserta didik untuk senang belajar dan dapat berpartisipasi secara aktif

Kondisi Lapangan : 1. Guru menggunakan model

pembelajaran ekspositori sehingga kegiatan

pembelajaran berpusat pada teachers center 2. Hanya beberapa siswa

yang aktif dalam proses pembelajaran

3. Guru belum menerapkan belajar sambil bermain

Analisis Kbutuhan :

Dibutuhkan pengembangan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran tematik yang sesuai dengan kebutuhan siswa

Solusi :

Mengembangkan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan lingkungan sekolah

Metode Penelitian:

ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implementation, Evaluation)

Hasil:

Pengembangan Model Pembelajaran Teams Smart Quiz pada pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

Gambar

Tabel 2.1 KI dan KD
Tabel 2.2 Penelitian Relevan

Referensi

Dokumen terkait

pengecatan Hematoxylin Eosin menunjukkan hasil kualitas sediaan yang identik, rata rata hasil yang baik yaitu warna biru terang pada inti sel, warna merah ( eosin )

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul : Meningkatkan Kinerja

Terjadinya gangguan beban lebih suatu sistem tenaga listrik antara lain adalah akibat adanya pembangkit yang dapat mensuplai daya yang sangat besar keluar

Siwabessy (RSG-GAS), maka litbang ini perlu dilakukan. Dalam penelitian ini dilakukan analisis perhitungan dengan memakai program komputer terpilih yaitu WIMSD4 untuk

Pengaruh penerapan good corporate governance dan kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan (studi pada perusahaan peserta cgpi yang terdaftar di BEI tahun

Selain itu keberadaan prostitusi pada wanita pada dasarnya adalah adanya ketidak berdayaan dari kaum wanita dalam aspek kehidupan apabila dibandingkan dengan kaum laki-laki,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kekuatan geser pelekatan resin komposit packable dengan intermediate layer resin komposit flowable menggunakan

Struktur Kepemilikan berpengaruh terhadap Struktur Modal karena semakin besar persentase kepemilikan manajer dalam suatu perusahaan maka manajer tersebut akan turut