• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peer To Peer Lending Sebagai Alternatif Pembiayaan Modal Kerja Usaha Mikro Kecil Menengah : Aplikasi TAM (Technology Acceptance Model) TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Peer To Peer Lending Sebagai Alternatif Pembiayaan Modal Kerja Usaha Mikro Kecil Menengah : Aplikasi TAM (Technology Acceptance Model) TUGAS AKHIR"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

i

Peer To Peer Lending Sebagai Alternatif Pembiayaan Modal Kerja Usaha Mikro Kecil Menengah : Aplikasi TAM (Technology Acceptance Model)

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Program Studi Manajemen

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

NADILA IGA LARASATI 212016080

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2020

(2)

ii

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nadila Iga Larasati

NIM : 212016080

Program Studi : Manajemen

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir:

Judul : Peer To Peer Lending Sebagai Alternatif Pembiayaan Modal

Kerja Usaha Kecil Mikro Menengah : Aplikasi TAM (Technology Acceptance Model)

Pembimbing : Apriani Dorkas Rambu A.,SE, Mcom, PhD Tanggal diuji : 20 November 2020

adalah benar – benar karya saya.

Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah – olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah – olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Salatiga, 22 Oktober 2020 Yang memberi pernyataan

Nadila Iga Larasati

(3)

iii

Peer To Peer Lending Sebagai Alternatif Pembiayaan Modal Kerja Usaha Mikro Kecil Menengah : Aplikasi TAM (Technology Aceaptance Model)

Oleh:

Nadila Iga Larasati 212016080

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Program Studi Manajemen Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Disetujui untuk diuji oleh:

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA 2020

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Kerja Peer To Peer Lending Sebagai Alternatif Pembiayaan Modal Kerja Usaha Kecil Mikro Menengah : Aplikasi TAM (Technology Acceptance Model)

Nama Mahasiswa : Nadila Iga Larasati

NIM : 212016080

Program Studi : Manajemen

Menyetujui

Dinyatakan Lulus Ujian Tanggal 27 November 2020

(5)

v

Perpustakaan Universitas

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nadila Iga Larasati

NIM : 212016080 Email: [email protected]

Fakultas : Ekonomika dan Bisnis Program Studi : Manajemen

Judul tugas akhir : Peer To Peer Lending Sebagai Alternatif Pembiayaan Modal Kerja Usaha Mikro Kecil Menengah : TAM (Technology Acceptance Model)

Pembimbing : Apriani Dorkas Rambu A.,SE, Mcom, PhD

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Hasil karya yang saya serahkan ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar kesarjanaan baik di Universitas Kristen Satya Wacana maupun di institusi pendidikan lainnya.

2. Hasil karya saya ini bukan saduran/terjemahan melainkan merupakan gagasan, rumusan, dan hasil pelaksanaan penelitian/implementasi saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing akademik dan narasumber penelitian.

3. Hasil karya saya ini merupakan hasil revisi terakhir setelah diujikan yang telah diketahui dan disetujui oleh pembimbing.

4. Dalam karya saya ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali yang digunakan sebagai acuan dalam naskah dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terbukti ada penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya saya ini, serta sanksi lain yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Kristen Satya Wacana.

Salatiga, 28 November 2020

Nadila Iga Larasati

(6)

vi

Perpustakaan Universitas

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nadila Iga Larasati

NIM : 212016080 Email : [email protected]

Fakultas : Ekonomika dan Bisnis Program Studi : Manajemen

Judul tugas akhir : Peer To Peer Lending Sebagai Alternatif Pembiayaan Modal Kerja Usaha Mikro Kecil Menengah : TAM (Technology Acceptance Model)

Dengan ini saya menyerahkan hak non-eksklusif* kepada Perpustakaan Universitas – Universitas Kristen Satya Wacana untuk menyimpan, mengatur akses serta melakukan pengelolaan terhadap karya saya ini dengan mengacu pada ketentuan akses tugas akhir elektronik sebagai berikut (beri tanda pada kotak yang sesuai):

a. Saya mengijinkan karya tersebut diunggah ke dalam aplikasi Repositori Perpustakaan Universitas, dan/atau portal GARUDA

b. Saya tidak mengijinkan karya tersebut diunggah ke dalam aplikasi Repositori Perpustakaan Universitas, dan/atau portal GARUDA**

* Hak yang tidak terbatas hanya bagi satu pihak saja. Pengajar, peneliti, dan mahasiswa yang menyerahkan hak non-ekslusif kepada Repositori Perpustakaan Universitas saat mengumpulkan hasil karya mereka masih memiliki hak copyright atas karya tersebut.

** Hanya akan menampilkan halaman judul dan abstrak. Pilihan ini harus dilampiri dengan penjelasan/ alasan tertulis dari pembimbing TA dan diketahui oleh pimpinan fakultas (dekan/kaprodi).

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Salatiga, 28 November 2020

Nadila Iga Larasati

Mengetahui,

(7)

vii ABSTRAK

Penelitian ini bermaksud meneliti minat UMKM dalam menggunakan P2P Lending sebagai alternatif pembiayaan modal kerja dengan menggunakan aplikasi TAM. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling, untuk memilih sampel adalah para pelaku UMKM yang belum P2P Lending dan mau atau tertarik pada P2P Lending. Jumlah sampel untuk pengujian hipotesis dengan berjumlah antara 100-200 sampel. Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda, dan aplikasi TAM (Technology Accaptance Model) menggunakan program SPSS-21. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Attitude, Perceived ease of use, dan Perceive usefulness berpengaruh pada Minat.

Kata Kunci : Peer To Peer Lending, UMKM, Aplikasi TAM

ABSTRACT

This study shows the interest of MSMEs in using P2P Lending as an alternative to work financing by using the TAM application. Sampling in this study using purposive sampling, to select the sample are MSME actors who have not been P2P Lending and are willing or interested in P2P Lending. The number of samples for testing can be said to be between 100- 200 samples. The data processing method used is multiple linear regression analysis, and the TAM (Technology Accaptance Model) application uses the SPSS-21 program. Based on the results of the study, it shows that attitudes, perceptions of ease of use, and perceptions of usability affect Interests.

Keywords: Peer To Peer Lending, MSMEs, TAM Application

(8)

viii

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji dan syukur penulis ucapkan pada Tuhan yang Maha Esa berkat limpahan dan rahmatnya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat kelulusan S1 Manajemen Keuangan. Penyelesaian tugas akhir ini penulis mendapatkan bimbingan, bantuan, motivasi, dukungan dan doa dari berbagai pihak dengan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Ibu Apriani Dorkas Rambu Atahau, SE., M.Com., Ph.D. selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana dan selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, kesabaran, memotivasi, serta memberi arahan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Keluarga penulis, dan narasumber yang sudah meluangkan waktu dan memberikan dukungan dan semangat dalam melakukan penelitian ini.

3. Motivator penulis Kim Jong Woon, Henry Lau, Johnny Suh, Ten Lee, dan yang lainnya, karena memberikan motivasi untuk melanjutkan penelitian ini walaupun mereka sibuk tetapi tetap mementingkan pendidikan.

4. Ibu Roos Kities Andadari, S.E., M.B.A., Ph.D. Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

5. Bapak Agus Sugiarto, S.pd., M.M. ketua program studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

6. Seluruh Dosen serta Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bantuan dalam hal administrasi serta teknis kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Bapak Neil Samuel Rupidara, S.E.,M.Sc.,Ph.D. Rektor Universitas Kristen Satya Wacana.

8. Sahabat saya Datih Intansari, Fajariani Kristanti, Maria Magdalena M, memberikan masukan serta semangat.

9. Teman-teman lain, Jovie, Caesario, Chatarina, serta yang lainya, yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang sudah memberikan saran dan masukan dalam penelitian ini.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

P2P lending merupakan sebuah inovasi teknologi di layanan keuangan, dimana penyedia layanan keuangan dapat mengembangkan suatu teknologi yang mampu berubah pasar keuangan tradisional menjadi lebih modern. P2P lending mempertemukan pemberi pinjaman dengan para pencari pinjaman dalam satu platform, dimana nantinya pemberi pinjaman dengan para pencari pinjaman akan mendapatkan bunga dari dana yang dipinjamkan sesuai kesepakatan. Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) biasanya memiliki masalah yang umum yaitu masalah modal. Pelaku UMKM biasanya terhambat oleh modal, mereka mendirikan suatu usaha dengan modal yang terbatas, sehingga terkadang para pelaku UMKM ini sulit untuk mengembangkan usahanya. Mengandalkan bank dalam pengajuan pinjaman untuk modal usaha terkendala oleh syarat-syarat dan kebijakan yang sulit dipenuhi oleh UMKM. Permasalahan ini membuat pelaku UMKM mau tidak mau mencari sumber modal lain yang mudah untuk dipenuhi. Menggunakan inovasi model FinTech peer to peer lending (P2P lending) dapat menjadi salah satu solusi permodalan bagi pelaku usaha UMKM, sehingga dalam hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti mengenai Peer To Peer Lending Sebagai Alternatif Pembiayaan Modal Kerja Usaha Mikro Kecil Menengah : Aplikasi TAM (Technology Acceptance Model).

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan yang mungkin akan ditemukan, penulis mengharapkan kritik, saran maupun koreksi sehingga dapat membangun bagi para pembaca. Penulis juga mengharapkan, semoga dapat bermanfaat dan kontribusi serta dapat mendorong peneliti – peneliti lain untuk melakukan pengembangan penelitian yang serupa di kemudian hari.

Salatiga, 3 Desember 2020

Nadila Iga Larasati

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES ... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT ... vii

UCAPAN TERIMAKASIH ...viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

PENDAHULUAN ... 1

TELAAH PUSTAKA ... 3

Aplikasi TAM ... 3

Peer to peer lending ... 4

Minat ... 4

Attitude ... 4

PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 4

Attitude berpengaruh positif terhadap minat ... 4

Perceived ease of use berpengaruh positif terhadap minat ... 5

Perceived Usefulness berpengaruh positif terhadap minat ... 5

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS ... 6

METODE PENELITIAN ... 6

Jenis Penelitian... 6

Populasi dan Sampel ... 7

Data Penelitian ... 7

Skala Pengukuran... 7

Variabel Penelitian ... 8

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL ... 8

Variabel Dependen ... 8

Variabel Independen ... 8

TEKNIK ANALISIS DATA ... 9

Uji Normalitas ... 10

Uji Multikolinieritas ... 10

(11)

xi

Uji Heteroskedastisitas ... 10

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 11

Karakteristik Responden ... 11

Deskriptif Statistik ... 12

Uji Validitas ... 13

Uji Reliabilitas ... 14

Uji Normalitas ... 15

Uji Multikolinieritas... 15

Uji Heteroskedastisitas... 16

Uji T ... 16

Uji F ... 17

Analisis Regresi Linear Berganda ... 17

PEMBAHASAN ... 18

SIMPULAN KETERBATASAN DAN SARAN ... 19

DAFTAR PUSTAKA ... 20

Lampiran 2. : Tabel Data Responden ... 26

Lampiran 3. : Statistik Deskriptif SPSS ... 29

Lampiran 4. : Uji Validitas SPSS ... 29

Lampiran 5. : Uji Reabilitas SPSS ... 30

Lampiran 6. : Uji Normalitas SPSS ... 32

Lampiran 7. : Multikolonielitas SPSS ... 32

Lampiran 8. : Uji Heterokedastisitas SPSS... 33

Lampiran 9. : Uji T SPSS ... 34

Lampiran 10. : Uji F SPSS ... 36

Lampiran 11. : Regresi Linier Berganda... 38

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Indikator Variabel Penelitian ... 9

Tabel 4.1 : Respondent Characteristics ... 11

Tabel 4.2 : Descriptive Statistic ... 12

Tabel 4.3 : Uji Validitas ... 14

Tabel 4.4 : Uji Reliabilitas ... 14

Tabel 4.5 : Uji Normalitas ... 15

Tabel 4.6 : Uji Multikolinearitas ... 15

Tabel 4.7 : Uji Heterokedastisitas... 16

Tabel 4.8 : Uji T ... 16

Tabel 4.9 : Uji F ... 17

Tabel 4.10 : Regresi Linear Berganda ... 17

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. : Kerangka Pemikiran Teoritis ... 6

(14)

1 PENDAHULUAN

Pada zaman yang modern ini banyak sekali perubahan- perubahan teknologi yang telah ada, teknologi membawa perubahan yang sangat pesat, contohnya banyak sekali aplikasi- aplikasi canggih dengan berbagai kegunaan, dimana aplikasi tersebut sangat memudahkan dalam berbagai hal. Kurniawan (2018) mengatakan bahwa pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dapat menumbuhkan ekonomi, memberikan kontribusi signifikan serta mengangkat perekonomian daerah dan ketahanan ekonomi nasional. UMKM biasanya memiliki masalah yang umum yaitu masalah modal. Modal sendiri merupakan poin yang penting untuk pengembangan UMKM, dimana UMKM akan dapat mengembangkan usahanya jika memiliki sejumlah modal yang memadai.

Pelaku UMKM biasanya terhambat oleh modal, mereka mendirikan suatu usaha dengan modal yang sangat terbatas, sehingga terkadang para pelaku UMKM ini sulit untuk mengembangkan usahanya, padahal mereka sudah memiliki gambaran akan perkembangan usahanya. Macmud & Sidharta (2018) mengatakan bahwa tidak sedikit UMKM yang sudah membangun usahanya dengan baik, tetapi terkendala modal sehingga usahanya tidak berkembang.

Mengandalkan bank dalam pengajuan pinjaman untuk modal usaha terkendala oleh syarat-syarat dan kebijakan yang sulit dipenuhi oleh UMKM. Proses pengajuan modal pelaku UMKM memang memerlukan syarat rumit dan umumnya sulit untuk dipenuhi, selain itu lamanya proses pengajuan di bank menjadi kendala tersendiri karena bank sendiri memiliki syarat yang ketat dalam pengajuan pinjaman. Perbankan sendiri memandang UMKM kurang kredibel sehingga banyak kredit yang tidak terakses oleh bank walaupun beberapa UMKM tersebut layak. Selain itu jasa perbankan relatif terbatas serta sering terjadi informasi yang asimetris pada perbankan dan lembaga keuangan UMKM lainnya (Achmad, 2019).

Permasalahan ini membuat pelaku UMKM mau tidak mau mencari sumber modal lain yang mudah untuk dilakukan atau dengan persyaratan yang lebih mudah dipenuhi.

Menggunakan inovasi model FinTech peer to peer lending (P2P lending) dapat menjadi salah satu solusi permodalan bagi pelaku usaha UMKM.

P2P lending termasuk sistem yang cepat serta fleksibel dan selain itu dapat dengan mudah diakses oleh para pelaku UMKM di Indonesia. Akibatnya meskipun baru beberapa tahun P2P lending sangat populer dan diminati oleh masyarakat. Selain itu Fintech (P2P lending) mampu menjadi jembatan bagi kebutuhan bisnis UMKM (Hartanto & Ramli, 2018).

(15)

2

P2P lending dapat dikaji adopsinya melalui aplikasi TAM (Technology Acceptance Model) yang merupakan model yang valid untuk menguji suatu sistem informasi. TAM juga sudah menjelaskan manfaat dan kemudahan suatu sistem informasi. Model TAM sangat berguna dalam mengeksplorasi minat UMKM terkait pembiayaan melalui P2P lending sesuai dengan paparan di atas.

TAM juga telah dikembangkan oleh Fred D. Davis pada tahun 1986 model Davis diadaptasi oleh Theory Reasoned Action. Menurut Maharsi (2017) TAM digunakan untuk meneliti dan mengukur faktor yang mempengaruhi seseorang menerima atau menolak teknologi tersebut.

Model TAM dikembangkan dari teori psikologis yaitu bahwa perilaku penggunaan teknologi berdasar kepercayaan (belief), sikap (attitude), keinginan (intention), dan hubungan perilaku pengguna (user behaviour relationship). Model ini menjadikan usage (penggunaan) sebagai dependen variabel, perceived usefulness (PU), dan juga perceived ease of use (PEOU) sebagai independen variabel.

Perceived ease of use menurut Davis (1989) yaitu sebagai tolak ukur seseorang percaya jika teknologi dapat dipahami serta digunakan. Menurut Jogiyanto (2007) persepsi kemudahan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan teknologi dapat bebas dari suatu usaha sehingga seorang percaya sistem informasi digunakan maka seseorang akan menggunakannya dan sebaliknya.

Davis (1989) dan Davis (1993) mengatakan bahwa perceived usefulness sebagai ukuran penggunaan teknologi dan percaya bahwa dapat memberikan manfaat bagi orang yang menggunakannya dan persepsi terhadap memanfaatkan sebagai kemampuan subjektif pengguna dimasa yang akan datang dimana dengan menggunakan sistem yang spesifik akan meningkatkan kinerja dalam konteks organisasi.

Penelitian ini bermaksud meneliti minat UMKM dalam menggunakan P2P lending sebagai alternatif pembiayaan modal kerja dengan menggunakan aplikasi TAM. Riset sebelumnya Ramadhona, Hamzah, & Sofilda, (2018) menggunakan Fintech Peer To Peer Lending sebagai peluang peningkatan kinerja UMKM di Indonesia, Suyanto & Kurniawan, (2019) yang meneliti Faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan penggunaan Fintech pada UMKM dengan menggunakan TAM. Penelitian yang saya lakukan yaitu menggabungkan antara analisis Peer To Peer Lending sebagai alternatif pembiayaan modal kerja UMKM menggunakan aplikasi TAM, peneliti sebelumnya hanya mengacu pada teori yang sama, tetapi pada penelitian saya terdapat faktor lain, oleh karena itu P2P lending sebagai alternatif pembiayaan modal kerja dengan menggunakan aplikasi TAM merupakan riset dengan yang dapat diteliti dan serta diharapkan dapat memberi masukan bagi UMKM terkait P2P lending

(16)

3

sebagai alternatif sumber dana. Terdapat variabel dependen dan independen dalam penelitian ini dimana variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel independen (bebas).

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah minat suatu UMKM terhadap P2P lending menggunakan model TAM. Minat berpengaruh dalam menentukan alternatif pemilihan modal kerja karena minat adalah kecenderungan tetap menggunakan teknologi (Davis, 1989). Sehingga dapat menjadi motivasi pembaca serta dapat digunakan untuk melihat bagaimana tujuan peneliti. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah Attitude (X1), Perceived ease of use (X2), dan perceived usefulness (X3). Sugiyono (2012) variabel independen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel dependen (terikat).

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa persoalan penelitian sebagai berikut : 1) Apakah Attitude Toward Using berpengaruh terhadap minat UMKM dalam pemilihan P2P lending? 2) Apakah perceived ease of use berpengaruh terhadap minat UMKM dalam penggunaan P2P lending? 3) Apakah perceived usefulness berpengaruh terhadap minat UMKM dalam pemilihan P2P lending?

TELAAH PUSTAKA Aplikasi TAM

Attitude Toward Using menurut Davis (1993) dikonsepkan sebagai sikap terhadap sistem yang terbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. Widyarini (2016) menyebutkan bahwa sikap yang menyatakan apa yang kita sukai dan tidak. Sedangkan menurut Kusuma dan Hadri (2017) dapat diukur dengan indikator teknologi internet banking menyenangkan untuk digunakan, merupakan ide yang bagus, penggunaan internet banking dinilai perlu,menghimbau semua bank menggunakan internet , serta merupakan ide yang bijaksana.

Behavioral intention menurut Wibowo (2016) merupakan kecenderungan perilaku seseorang dalam melakukan teknologi. Sehingga dapat memotivasi untuk tetap menggunakan teknologi tersebut, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lainnya.

Actual Use menurut Davis (1989) merupakan perilaku nyata dalam mengadopsi suatu sistem. Dalam Davis (1989) Actual Use didefinisikan sebagai bentuk respon psikomotor eksternal diukur oleh seseorang dengan penggunaan nyata. Wibowo (2016) dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi. Darma et al., (2019) penggunaan online banking menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan sistem yang diukur berdasarkan frekuensi penggunaan.

(17)

4

Penelitian dari Adnyasuari et al., (2017) dan Wijayanti et al., (2015) membuktikan akan faktor yang berpengaruh terhadap suatu penerapan teknologi Perceived Usefulness yaitu dan secara langsung dipenuhi oleh Perceived Ease of Use.

Peer to peer lending

P2P lending merupakan sebuah inovasi teknologi di layanan keuangan, dimana penyedia layanan keuangan dapat mengembangkan suatu teknologi yang mampu berubah pasar keuangan tradisional menjadi lebih modern (Ferdiana dan Darma, 2019).

P2P lending mempertemukan pemberi pinjaman dengan para pencari pinjaman dalam satu platform, dimana nantinya pemberi pinjaman dengan para pencari pinjaman akan mendapatkan bunga dari dana yang dipinjamkan sesuai kesepakatan (Bali dan Darma, 2019).

Minat

Minat berpengaruh dalam menentukan alternatif pemilihan modal kerja karena minat adalah kecenderungan tetap menggunakan teknologi (Davis, 1989). Sehingga dapat menjadi motivasi untuk dapat mengerti tujuan seseorang. Sastrohadiwiryo, (2005) menyatakan motivasi merupakan istilah yang biasa digunakan untuk mengetahui maksud seseorang atas suatu hal untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya uang, keselamatan, prestise dan lain sebagainya.

Attitude

Hurlock (1978) mengatakan perilaku sebagai salah satu yang dialami oleh individu meliputi reaksi yang diamati. Ajzen (2005) berpendapat, sikap merupakan predisposisi yang sudah dipelajari untuk memberikan reaksi yang konsisten secara favorable atau tidak favorable terhadap suatu objek. Sikap atau perilaku merupakan reaksi yang dialami individu yang dapat diamati baik dalam lingkungan tempat tinggal, sekolah serta dimana mereka melakukan sosialisasi.

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Attitude berpengaruh positif terhadap minat

Minat memiliki peran penting untuk kehidupan seseorang serta memiliki dampak besar terhadap perilaku dan sikap (Hurlock, 1978). Perilaku biasanya ditentukan oleh minat seseorang dalam melakukan sesuatu, jika dalam minat yang baik maka hasil yang ditunjukkan dari perilaku mereka akan baik juga, begitupun sebaliknya. Minat dan perilaku sendiri memiliki hubungan, jadi sebelum perilaku yang dihasilkan seseorang itu timbul, sudah terdapat minat, bisa minat yang menunjukkan sikap positif atau juga bisa menunjukkan sikap yang negatif.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Glanz & Rimer, (1997) yaitu karakter individu adalah faktor dari dalam diri individu seperti pengetahuan yang dimiliki, sikap, keyakinan, motivasi, konsep diri, pengalaman pada masa lalu, keterampilan, serta perilaku. Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukan bahwa attitude

(18)

5

penggunaan internet banking berpengaruh positif terhadap (Suh,Bomil, 2002), (Nasri, Wadie, 2013), bahkan (Brown M.W & Cudek, 1993), sikap merupakan faktor pengaruh yang signifikan terhadap minat diadopsinya internet banking. Berdasarkan hasil paparan kajian teoritis di atas maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Attitude berpengaruh positif terhadap minat

Perceived ease of use berpengaruh positif terhadap minat

Perceived ease of use menurut Davis (1989) yaitu sebagai tolak ukur seseorang percaya jika teknologi dapat dipahami serta digunakan. Jogiyanto (2007) persepsi kemudahan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan teknologi dapat bebas dari suatu usaha sehingga seorang percaya sistem informasi itu mudah digunakan maka seseorang akan menggunakannya dan sebaliknya. Wibowo (2016) mendukung penjelasan tersebut bahwa persepsi kemudahan penggunaan teknologi diartikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa teknologi tersebut dapat dipahami dan penggunaannya juga mudah.

Minat menurut Glanz & Rimer, (1997) yaitu karakter individu adalah faktor dari dalam diri individu seperti pengetahuan yang dimiliki, sikap, keyakinan, motivasi, konsep diri, pengalaman pada masa lalu, keterampilan, serta perilaku. Pengaruh dari pengetahuan tersebut dapat menjadikan minat dalam seseorang mempelajari teknologi dan mau lebih lagi mendalami bagaimana cara kerjanya, sehingga Perceived ease of use memiliki hubungan terhadap minat.

Persepsi kemudahan penggunaan langsung mempengaruhi persepsi kegunaan dan kedua variabel ini juga menentukan perilaku minat untuk menggunakan dan akhirnya untuk penggunaan sebenarnya dari sistem (Viehland, D and Leong, 2007) (Wu, J.H and Wang, 2005) juga mengatakan persepsi kemudahan penggunaan dan kegunaan merupakan faktor penentu utama dari penggunaan sistem dan minat. Berdasarkan hasil paparan kajian teoritis di atas maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Perceived ease of use berpengaruh positif terhadap minat Perceived Usefulness berpengaruh positif terhadap minat

Davis (1989) dan Davis (1993) mengatakan bahwa perceived usefulness sebagai ukuran penggunaan teknologi dan percaya bahwa dapat memberikan manfaat bagi orang yang menggunakannya dan persepsi terhadap memanfaatkan sebagai kemampuan subjektif pengguna dimasa yang akan datang dimana dengan menggunakan sistem yang spesifik akan meningkatkan kinerja dalam konteks organisasi.

Menurut Shun Wang et al., (2016) persepsi kemanfaatan merupakan definisi dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan suatu sistem tertentu maka akan dapat meningkatkan kinerja mereka. Perceived Usefulness dapat diukur dengan beberapa indikator

(19)

6

seperti meningkatkan kinerja, memudahkan pekerjaan serta merasakan seluruh manfaat teknologi (Davis, 1993).

Hal ini sejalan sejalan dengan minat berpengaruh dalam menentukan alternatif pemilihan modal kerja karena minat adalah kecenderungan tetap menggunakan teknologi Davis (1989). Dapat disimpulkan bahwa menggunakan suatu sistem tertentu akan dapat meningkatkan kinerja mereka sehingga memberikan kecenderungan individu tetap menggunakan teknologi.

Penelitian sebelumnya oleh Nasri, Wadie (2012) menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif persepsi kegunaan terhadap minat kegunaan internet banking. Teori TAM juga mengatakan bahwa persepsi kegunaan dapat berpengaruh langsung terhadap minat. Henderson, R., and Divett (2003) juga memperkuat dengan penelitiannya dengan mengatakan bahwa persepsi kegunaan dan kemudahan yang positif dapat secara langsung mempengaruhi minat menggunakan teknologi. Berdasarkan hasil paparan kajian teoritis di atas maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut :

H3 : Perceived Usefulness berpengaruh positif terhadap minat KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Kerangka pemikiran pada penelitian ini sebagai berikut Gambar 2.1. : Kerangka Pemikiran Teoritis

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, berupa pengolahan angka ke bentuk statistik.

Penelitian ini dirancang untuk membuktikan hubungan antara fenomena yang sedang diteliti, dan tujuan dari penelitian ini membuktikan secara objektif pengaruh Attitude, Perceived ease of use, dan perceived usefulness terhadap minat penggunaan P2P Lending.

Attitude (X1)

Perceived ease of use

(X2) Peceived Usefulness

(X3)

Minat (Y)

(20)

7 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu para pelaku UMKM di Kota Salatiga, serta kriteria dan pertimbangan yang peneliti gunakan untuk memilih sampel adalah para pelaku UMKM yang belum menggunakan P2P lending dan mau atau tertarik pada P2P lending. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling dikarenakan sampel dipilih sesuai kriteria dan dengan pertimbangan Sekaran, (2006). Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel ini yaitu UMKM, berpotensi menggunakan P2P lending, serta dapat mengoperasikan atau menggunakan internet. Jumlah sampel untuk pengujian hipotesis ini berjumlah antara 100-200 sampel.

Data Penelitian

Data dari penelitian ini adalah data primer dengan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pengumpulan data dilakukan kurang lebih 1 bulan. Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu responden hanya memilih alternatif jawaban yang disediakan berdasarkan aspek yang diukur. Adapun proses pengumpulan data sebagai berikut:

Waktu Lokasi

Senin

10.00 WIB Kota Baru

11.00 WIB Kemiri

12.30 WIB Bancaan

Selasa

11.00 WIB Osamaliki

Rabu

15.00 WIB Canden

Jumat

13.00 WIB Kali Baru

14.45 WIB Bengawan

16.20 WIB Nanggulan

Sabtu

11.00 - 13.00 WIB Gendongan

Sumber : data yang diolah 2020 Skala Pengukuran

Skala likert, termasuk skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan pandangan orang tentang gambaran sosial (Sugiyono, 2015). Data yang sudah terkumpul dari angket kemudian olah dalam bentuk kuantitatif dengan cara menetapkan skor jawaban dari pernyataan yang telah dijawab oleh responden, dimana pemberian skor berdasar pada ketentuan (Sugiyono, 2016). Selain itu dalam skala pengukuran ini juga menggunakan skala diferensial semantik Osgood, C. E., Suci G.C. & P.H., (1957) yaitu digunakan untuk mengukur sikap yang

(21)

8

mengisikan karakteristik bipolar atau disebut juga dua kutub antara pro dan kontra. Dimana skala dalam penelitian ini adalah :

1.Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Netral (N) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Variabel Penelitian

Sugiyono (2016) mengemukakan variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini variabel dependen (Y) yang digunakan adalah minat sedangkan variabel independen (X1) yang digunakan adalah Attitude, sedangkan pada (X2) Perceived ease of use, dan pada (X3) yaitu perceived usefulness.

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Variabel Dependen

Sugiyono (2012) variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel independen (bebas). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah minat suatu UMKM terhadap P2P lending menggunakan model TAM.

Minat berpengaruh dalam menentukan alternatif pemilihan modal kerja karena minat adalah kecenderungan tetap menggunakan teknologi (Davis, 1989).

Sehingga dapat menjadi motivasi untuk dapat mengerti tujuan seseorang.

Variabel Independen

Sugiyono (2012) variabel independen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah Attitude (X1), Perceived ease of use (X2), dan perceived usefulness (X3).

Perceived ease of use menurut Davis (1989) adalah suatu kemudahan sistem informasi untuk pengguna sehingga tidak memerlukan usaha keras dan akan terbebas dari kesulitan. Hal ini mencakup kemudahan penggunaan sistem informasi yang sesuai pada keinginan pengguna.

Hasil penelitian Davis (1989) membuktikan persepsi kemudahan dapat menjelaskan alasan pengguna untuk menjelaskan sistem dan bisa menjelaskan sistem baru dapat diterima oleh pengguna. Davis (1989) mengungkapkan indikator mengenai Perceived ease of use.

(22)

9

Perceived usefulness menurut Davis (1989) dimaksudkan supaya pengguna percaya bahwa dengan menggunakan sistem informasi tersebut dengan efektif untuk meningkatkan kinerjanya. Hal ini menggambarkan manfaat sistem dari penggunanya yang berkaitan dengan berbagai aspek. Perspeksi kebermanfaatan ini membentuk suatu kepercayaan untuk pengambilan keputusan apakah jadi menggunakan sistem informasi ini atau tidak. Asumsinya jika pengguna mempercayai sistem tersebut berguna maka tentu akan menggunakannya, sebaliknya jika tidak percaya berguna maka tidak menggunakannya.

Attitude atau sikap pada penggunaan sesuatu menurut Rose (2006) sikap menyukai atau tidak pada penggunaan dalam suatu produk ini dapat digunakan untuk memprediksi prilaku niat seseorang dalam menggunakan suatu produk atau tidak menggunakannya. Sikap terhadap penggunaan teknologi (Attitude toward using technology), didefinisikan sebagai evaluasi dari pemakai tentang ketertarikannya dalam menggunakan teknologi (Davis, 1989).

Tabel 3.1 : Indikator Variabel Penelitian

Perceived ease of use Perceived usefulness Attitude Minat Mudah Dipelajari (Easy to

Learn)

Mempercepat

Pekerjaan (Work More Quickly)

Kenyamanan Berinteraksi

Minat

Menggunakan Dapat Dikontrol (Controllable) Meningkatkan Kinerja

(Improve Job Performance)

Senang

Menggunakan

Rencana Penggunaan Jelas dan Dapat Dipahami

(Clear and Understandable)

Meningkatkan

Produktivitas (Increase Productivity)

Menikmati Penggunaan.

Ketertarikan

Fleksibel (Flexible) Evektifitas (Effectiveness)

Mudah Untuk Menjadi Terampil atau Mahir (Easy to Become Skillful)

Mempermudah Pekerjaan (Make Job Easier)

Serta Mudah Digunakan (Easy to Use)

Bermanfaat (Useful).

Sumber: data yang diolah 2020

Berdasarkan tabel tersebut maka disusun kuesioner penelitian (terlampir) TEKNIK ANALISIS DATA

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dalam mengetahui apakah berhubungan positif atau berhubungan negatif. Sebelum melakukan uji linier berganda, metode ini menyarankan untuk dapat melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil yang terbaik (Ghozali, 2011). Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

(23)

10

Y = a + b1X1+b2X2+b3X3

Y = Minat

X1 = Attitude

X2 = Perceived ease of use X3 = Perceived usefulness.

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

Tujuan pemenuhan asumsi klasik ini dimaksudkan agar variabel bebas sebagai estimator atas variabel terikat tidak bias, disarankan agar peneliti perlu melakukan pengujian berikut : Uji Normalitas

Uji normalitas untuk membuktikan apakah benar terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini digunakan untuk mengecek normal atau tidaknya data tersebut (Sugiyono, 2012).

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat grafik probabilitas normal yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal atau menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnow Test residual berdistribusi normal jika memiliki nilai signifikansi > 0,05 (Ghozali, 2011).

Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dirancang untuk menentukan apakah ada korelasi yang tinggi antara variabel independen dalam regresi linier berganda. Jika ada korelasi yang tinggi antara variabel independen hubungan antara variabel independen dan variabel dependen terganggu (Ghozali, 2011). Untuk menguji multikolinieritas dengan cara melihat nilai VIF masing- masing variabel independen, jika nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan data bebas dari gejala multikolinieritas.

Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2011) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi kesamaan varian dari pengamatan residual satu ke pengamatan lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplot. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (homokedastisitas). Dasar analisis uji heteroskedastisitas sebagai berikut : Jika terdapat titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada

(24)

11

pola yang jelas, serta titik-titik di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bermaksud meneliti minat UMKM dalam menggunakan P2P lending sebagai alternatif pembiayaan modal kerja dengan menggunakan aplikasi TAM. Riset sebelumnya (Ramadhona et al., 2018) menggunakan P2P lending sebagai peluang peningkatan kinerja UMKM di Indonesia. Belum terdapat peneliti yang menggabungkan antara analisis Peer To Peer Lending sebagai alternatif pembiayaan modal kerja UMKM menggunakan aplikasi TAM, oleh karena itu P2P lending sebagai alternatif pembiayaan modal kerja dengan menggunakan aplikasi TAM merupakan riset baru yang dapat diteliti dan serta diharapkan dapat memberi masukan bagi UMKM terkait P2P lending sebagai alternatif sumber dana.

Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan sebuah profil dari objek penelitian pada yang dapat memberikan hasil penelitian yang mempengaruhi sikap konsumen dalam menghitung hasil penelitian yang sudah dilakukan.

Tabel 4.1 : Respondent Characteristics

Karakteristik Total Responden Persentase (%)

1. Jenis Kelamin

Laki-laki 35 31,5

Perempuan 76 68,5

Total 111 100

2. Umur

>40 64 57,5

20 – 25 16 14,4

26 – 30 5 4,5

31 – 35 10 9,0

36 – 40 16 14,4

Total 111 100

3. Pendidikan

SD 2 1,8

SMP 8 7,2

SMA/SMK 78 70,3

Diploma 7 6,3

Sarjana S1 15 13,5

Sarjana S2 1 9

Total 111 100

Sumber : data yang diolah 2020

Dari data di atas menurut jenis kelamin perempuan sebesar (6,85 %), berdasarkan umur terbanyak adalah >40 tahun yaitu (57,5%), dan berdasarkan pendidikan yang terbanyak yaitu pada tingkat SMA/SMK (70,3%).

(25)

12 Deskriptif Statistik

Deskriptif Statistik merupakan gambaran ringkasan data. Statistik deskriptif juga menyajikan deskripsi suatu data dimana terdapat mean (rata-rata), maximum, minimum, sum dan range.

Tabel 4.2 : Descriptive Statistic

Indikator Empirik SS S N TS STS Mean

Minat

1. Saya berminat menggunakan P2P lending

8 63 3 34 2 3,34

2. Saya berencana menggunakan P2P lending

7 41 4 58 1 2,95

3. Saya tertarik menggunakan P2P lending 17 57 4 32 1 3,51

Rata-rata skor 3,3

Kategori Medium

Attitude

1. Saya merasa senang jika melakukan interaksi pada P2P Lending

12 72 1 24 2 3,61

2. Saya menikmati ketika menemukan informasi tentang P2P Lending

8 65 1 36 1 3,39

3. Saya selalu menyimpan segala informasi terkait P2P Lending

24 68 17 2 3,86

Total 44 205 2 77 5 3,62

Kategori Medium

Perceived Ease of Use

1. Saya merasa transaksi melalui P2P lending mudah untuk dipahami

12 78 1 19 1 3,73

2. Saya merasa bahwa transaksi dengan menggunakan P2P lending dapat dikontrol

11 66 1 27 6 3,44

3. Saya merasa bahwa P2P lending lebih fleksibel

21 62 1 12 2 3,95

4. Saya merasa bahwa P2P lending mudah dipelajari

21 62 1 25 2 3,68

(26)

13 5. Saya merasa bahwa P2P lending

memudahkan para pelaku UMKM memperoleh pendanaan

66 38 5 2 4,45

Total 131 306 4 88 13 3,85

Kategori Medium

Perceived Usefulness

1.Saya merasa menggunakan P2P lending sangat bermanfaat untuk saya

22 39 3 42 5 3,28

2. Saya merasa menggunakan P2P lending akan mempermudah memperoleh

pendanaan

28 68 12 3 3,95

3. Saya merasa menggunakan P2P lending mempercepat proses pendanaan saya

35 30 2 37 7 3,44

4. Saya merasa menggunakan P2P lending dapat meningkatkan produktifitas

36 55 20 3,96

5. Saya merasa menggunakan P2P lending mengurangi kerumitan prosedur pinjaman

33 62 2 13 1 4,02

6. Saya merasa menggunakan P2P lending mengefisienkan waktu peminjaman uang

60 44 7 4,41

Total 3,84

Kategori Medium

Sumber : data yang diolah 2020

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa nilai mean pada Attitude (X1) 3,62, Perceived Ease of Use (X2) sebesar 3,85, Perceived Usefulness (X3) adalah sebesar 3,84, dan Minat (Y) memiliki nilai mean 3,3. Dimana nilai mean tersebut memiliki kategori medium pada setiap item.

Uji Validitas

Menurut V. Wiratna Sujarweni, (2014) uji validitas untuk mengetahui apakah butir- butir dalam daftar pertanyaan pada kuesioner tersebut layak dalam mendefinisikan suatu variabel. Ketentuannya yaitu jika pada nilai rhitung > rtabel product moment maka butir soal dinyatakan valid.

(27)

14

Tabel 4.3 : Uji Validitas Variabel Kompetensi (X)

No Butir Soal rhitung rtabel 5% (109) Kriteria

1 0,290 0,186 Valid

2 0,297 0,186 Valid

3 0,430 0,186 Valid

4 0,310 0,186 Valid

5 0,382 0,186 Valid

6 0,285 0,186 Valid

7 0,372 0,186 Valid

8 0,244 0,186 Valid

9 0,293 0,186 Valid

10 0,277 0,186 Valid

11 0,353 0,186 Valid

12 0,196 0,186 Valid

Variabel (Y)

No Butir Soal rhitung rtabel 5% (109) Kriteria

1 0,575 0,186 Valid

2 0,507 0,186 Valid

3 0,588 0,186 Valid

Sumber : data yang diolah 2020

Berdasarkan perbandingan nilai rhitung dengan rtabel maka dapat disimpulkan bahwa semua butir soal untuk variabel kompetensi (X) dan (Y) adalah valid.

Uji Reliabilitas

Menurut V. Wiratna Sujarweni, (2014) reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi pada responden dalam hal menjawab yang berkaitan pada konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel disusun dalam benuk kuesioner.

Ketentuannya yaitu dimana jika korelasi Guttman Split-Half Coefficient ≥ 0,80 maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel.

Tabel 4.4 : Uji Reliabilitas

X Y

Guttman Split-Half Coefficient ,276 ,445

Sumber : data yang diolah 2020

(28)

15

Berdasarkan tabel output diatas terdapat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient sebesar 0,221 > 0,80 untuk variabel kompetensi (X), sedangkan pada variabel (Y) Guttman Split-Half Coefficient sebesar 0,445 > 0,80 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir soal secara keseluruhan dinyatakan reliabel.

Uji Normalitas

Uji normalitas untuk membuktikan apakah benar terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini digunakan untuk mengecek normal atau tidaknya data tersebut (Sugiyono, 2012).

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat grafik probabilitas normal yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal atau menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnow Test residual berdistribusi normal jika memiliki nilai signifikansi > 0,05 (Ghozali, 2011).

Tabel 4.5 : Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Unstandardized Residual

Std. Deviation N Sig.

2,012 111 ,223

Sumber : data yang diolah 2020

Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikansi 0,223 > 0,05, dapat dilihat dari tabel Asymp. Sig (2-tailed), maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.

Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dirancang untuk menentukan apakah ada korelasi yang tinggi antara variabel independen dalam regresi linier berganda. Jika ada korelasi yang tinggi antara variabel independen hubungan antara variabel independen dan variabel dependen terganggu (Ghozali, 2011). Untuk menguji multikolinieritas dengan cara melihat nilai VIF masing- masing variabel independen, jika nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan data bebas dari gejala multikolinieritas.

Tabel 4.6 : Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF

Attitude 0,864 1,158

PEOU 0,778 1,285

PU 0,890 1,124

Sumber : data yang diolah 2020

Nilai Tolerance pada data tersebut adalah 0,864, 0,778, dan 0,890 dimana nilai Tolerance < dari 0,10 maka memiliki arti bahwa tidak terjadi multikolinieritas. Melihat nilai VIF sebesar 1,158, 1,285 dan 1,124 maka nilai VIF < 10,00 dan memiliki arti, data tidak terjadi multikolinieritas. Dengan melihat nilai dari tolerance dan VIF dapat disimpulkan bahwa model

(29)

16

regresi pengaruh Attitude (X1), PEOU (X2), dan PU (X3) terhadap minat tidak terjadi gejala multikolinieritas.

Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2011) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi kesamaan varian dari pengamatan residual satu ke pengamatan lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplot. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (homokedastisitas). Dasar analisis uji heteroskedastisitas sebagai berikut : Jika terdapat titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.7 : Uji Heterokedastisitas

Variabel Sig. Kesimpulan

Attitude 0,833 Tidak Terjadi

PEOU 0,443 Tidak Terjadi

PU 0,64 Tidak Terjadi

Sumber : data yang diolah 2020

Data di atas menunjukkan bahwa nilai sig pada Attitude (X1), PEOU (X2), dan PU (X3) adalah sebesar 0,833, 0,443, serta 0,640 dimana dari nilai tersebut memiliki arti nilai sig

> 0,05, jadi data di atas tidak terjadi heterokedastisitas.

Uji T

Menurut Riduwan (2010) uji t untuk mengetahui signifikansi dan linearitas data, dimana uji T adalah salah satu tes pada statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan data, bahwa data yang sudah diambil diantara dua buah mean sampel diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat, perbedaan yang signifikan. Nilai uji T sendiri yaitu < 0,05, nilai t hitung >nilai t tabel

Tabel 4.8 : Uji T

t-hitung t-tabel

Attitude -2,596 1,982

PEOU 3,322 1,982

PU 6319 1,982

Sumber : data yang diolah 2020

(30)

17

Dari nilai di atas dapat disimpulkan bahwa nilai sig < 0,05 maka memiliki arti bahwa hipotesis diterima. Nilai pada Attitude sebesar 0,011 (X1), sedangkan PEOU (X2) sebesar 0,001. Dan pada PU (X3) sebesar 0,000. Jika menggunakan kriteria ke 2 yaitu t tabel 1,982 dan t hitung sebesar (–2,596), t hitung < t tabel sehingga H1 ditolak atau Attitude X1 tidak berpengaruh signifikan terhadap Minat (Y), sedangkan pada H2 t tabel sebesar 1.982 dan t hitung sebesar 3,322 , dimana t hitung > t tabel sehingga H2 diterima, atau PEOU (X2) berpengaruh signifikan terhadap Minat (Y). H3 pada data di atas dimana t tabel 1.982 dan t hitung sebesar 6,319, sehingga dapat disimpulkan t hitung > t tabel sehingga H3 dinyatakan bahwa PU (X3) berpengaruh signifikan terhadap Minat (Y).

Uji F

Menurut Duwi (2011) uji f digunakan untuk enguji pengaruh fariabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel terikat atau bagaimana pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya, dan juga untuk menguji apakah model regresi tersebut baik atau signifikan. nilai signifikan < 0,05.

Tabel 4.9 : Uji F

Df F Sig.

107 24,921 ,000b

Sumber : data yang diolah 2020

Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk attitude (X1), PEOU (X2), dan PU (X3) terhadap minat adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan f hitung sebesar 24,921, sedangkan nilai pada f tabel sebesar 3,08, sehingga f hitung 24,921 > 3,08. Artinya terdapat pengaruh Attitude (X1), PEOU (X2), dan PU (X3) terhadap Minat (Y) secara signifikan.

Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.

Analisis regresi ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dalam mengetahui apakah berhubungan positif atau berhubungan negatif. Sebelum melakukan uji linier berganda, metode ini menyarankan untuk dapat melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil yang terbaik (Ghozali 2011).

Tabel 4.10 : Regresi Linear Berganda

Model B Sig.

(Constant) -1,205 ,472

Attitude 0,124 ,011

PEOU 0,275 ,001

PU 0,364 ,000

Sumber : data yang diolah

(31)

18

Diketahui yaitu Y = a + b1X1+b2X2+b3X3 maka menjadi persamaan seperti berikut Y=

-1,205 - 0,214 X1+ 0,257 X2+ 0,364 X3, dimana memiliki arti jika koefisien X1 sebesar -0,214 maka setiap 1 unit nilai X1 akan berkurangnya nilai Y sebesar 0,214. Koefisien pada X2 sebesar 0,257 artinya setiap 1 unit X2 akan menambah nilai Y sebesar 0,257. Koefisien X3 sebesar 0,364 yang artinya setiap 1 unit nilai X3 akan berkurangnya nilai Y sebesar 0,364, sedangkan pada konstanta sebesar -1,205 artinya jika pada X1, X2, dan X3 = 0 maka Y = -1,205.

Dari data regresi linear berganda di atas pada lampiran dapat diketahui bahwa nilai pada tabel anova X1, X2, dan X3 terhadap Y memiliki pengaruh karena nilai signifikan, karena pada X1 sebesar 0,011 dimana nilai p-value yang ditentukan 0,05, atau 0,011 < 0,05. X2 memiliki nilai signifikan sebesar 0,001, dan nilai p-value sebesar 0,05, atau 0,001 < 0,05, dan juga pada X3 sebesar 0,000 dimana 0,000 < 0,05.

Tabel model summary yang dihasilkan oleh perhitungan regresi linear berganda menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara X1, X2, dan X3 bersamaan terhadap Y, karena nilai pada sig-value 0,000 atau lebih kecil daripada nilai p-value sendiri yang dimana nilainya adalah 0,05 atau 0,000 < 0,05. Ghozali (2011) mengatakan bahwa jika dalam koefisien determinasi memiliki nilai sebesar 41.1% atau 0,411 atau memiliki arti yaitu variabel independen pada X1, X2, dan X3 dapat menerangkan variabel Y sebesar 4,1%.

PEMBAHASAN

Hasil pengujian hipotesis ini menunjukkan hasil bahwa Attitude (X1), Perceived ease of use (X2), dan Perceive usefulness (X3) berpengaruh pada Minat (Y). Selain itu telah dilakukan pengujian untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dalam mengetahui apakah berhubungan positif atau berhubungan negatif, dengan hasil bahwa variabel dependen dan independen memiliki hubungan yang positif. Hal ini berkaitan dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian oleh Suyanto & Kurniawan, (2019) bahwa Perceived ease of use berpengaruh positif terhadap Perceive usefulness, dan minat pengguna berpengaruh positif terhadap penggunaan Fintech.

Dari data regresi linear berganda di atas dapat diketahui bahwa nilai X1, X2, dan X3 terhadap Y memiliki pengaruh karena nilai signifikan, karena pada X1 sebesar 0,011 dimana nilai p-value yang ditentukan 0,05, atau 0,011 < 0,05. X2 memiliki nilai signifikan sebesar 0,001, dan nilai p-value sebesar 0,05, atau 0,001 < 0,05, dan juga pada X3 sebesar 0,000 dimana 0,000 < 0,05. Pada tabel anova terdapat pengaruh antara X1, X2, dan X3 bersamaan terhadap Y, karena nilai pada sig-value 0,000 atau lebih kecil dari pada nilai p-value sendiri yang dimana nilainya adalah 0,05 atau 0,000 < 0,05, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk attitude (X1), PEOU (X2), dan PU (X3) terhadap minat adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan f hitung sebesar 24,921, sedangkan nilai pada f tabel sebesar 3,08, sehingga f hitung 24,921 > 3,08. Artinya

(32)

19

terdapat pengaruh Attitude (X1), PEOU (X2), dan PU (X3) terhadap Minat (Y) secara signifikan. Model summary menunjukkan koefisien determinasi sebesar 41.1% atau 0,411 atau memiliki arti yaitu variabel independen pada X1, X2, dan X3 dapat menerangkan variabel Y sebesar 4,1% (Ghozali 2011).

Pengujian ini juga dapat dikaitkan dengan karakteristik responden, dimana biasanya mereka yang berusia muda lebih berminat mengadopsi teknologi, tetapi pada zaman yang sudah modern ini tidak hanya yang berusia muda tetapi sebagian dari beberapa yang berusia tua juga tidak mau kalah dengan adanya teknologi yang semakin maju ini karena dapat dibuktikan bahwa 57,5%, dan kebanyakan dari mereka yang berusia di atas 21 tahun lebih berpotensi dapat mengakses atau menggunakan P2P lending. Tidak menutup kemungkinan bahwa hingga usia 40 tahun keatas banyak juga yang menggunakan P2P Lending.

P2P Lending yang didapat oleh para pelaku UMKM dari wawancara yang sudah saya lakukan mengatakan bahwa, sebagian besar dari mereka, dana yang sudah mereka terima, mereka alokasikan untuk modal usaha mereka, sebagian besar digunakan untuk membeli peralatan usaha mereka, digunakan untuk membeli bahan baku, untuk menyetok barang dagangan, dan sebagainya.

SIMPULAN KETERBATASAN DAN SARAN

Penelitian ini bermaksud meneliti minat UMKM dalam menggunakan P2P lending sebagai alternatif pembiayaan modal kerja dengan menggunakan aplikasi TAM. Riset sebelumnya oleh Ramadhona et al., (2018) menggunakan P2P lending sebagai peluang peningkatan kinerja UMKM di Indonesia.

Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap literatur mengenai Attitude, Perceived ease of use, dan Perceive usefulness, terhadap Minat pada P2P Lending, selain itu, hasil ini diharapkan dapat mendorong para pelaku UMKM untuk memperhatikan P2P Lending agar dapat membantu pendanaan untuk mengembangkan usahanya. Hal ini dikarenakan P2P Lending merupakan perbankan yang sangat membantu pelaku UMKM untuk menambah modal dengan mudah dan cepat dan tanpa memerlukan jaminan, oleh karena itu P2P lending sebagai alternatif pembiayaan modal kerja dengan menggunakan aplikasi TAM merupakan riset baru yang dapat diteliti dan serta diharapkan dapat memberi masukan bagi UMKM terkait P2P lending sebagai alternatif sumber dana.

Penelitian ini terbatas karena belum terdapat peneliti yang menggabungkan antara analisis P2P Lending sebagai alternatif pembiayaan modal kerja UMKM menggunakan aplikasi TAM, dengan demikian, penelitian selanjutnya dapat menambahkan faktor-faktor lain yang diduga akan mempengaruhi P2P Lending serta melibatkan pelaku UMKM dapat lebih mengerti P2P Lending.

(33)

20

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, S. A. (2019). Analisis Kebijakan Permodalan dalam Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Studi Khusus Provinsi Bali dan Sulawesi Utara).

Jurnal Kajian, 14(4).

Adnyasuari, P.A.S., and Darma, G. . (2017). Technology Acceptance Model dan ESatisfaction in Mobile Banking. Jurnal Manajemen & Bisnis, 14(2).

Ajzen, I. (2005). Attitude, Personality and Behavior. New York: Open University Press.

Bali, I.N.A.P., and Darma, G. . (2019). Menguji Kesiapan Pengelolaan Desa Berbasis Manajemen Modern Guna Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Manajemen &

Bisnis, 16(2).

Brown M.W & Cudek, R. (1993). Alternative ways of assesing model in fit.

Darma, G.S., Apollo, A., Rusmanda, G., and Umar, Y. (2019). Digital Education 4.0. Jakarta:

Cakra Media Utama Press.

Davis, F. . (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease Of Use And User Acceptance Of Information Technology. 13(3).

Davis, F. . (1993). User Acceptance of Information Technology: System Characteristics, User Perceptions and Behavioral. Jurnal Manajemen Internasional, 38(4).

Duwi, P. (2011). Buku Saku SPSS. In Cetakan pertama. Yogyakarta: MediaKom.

Ferdiana, A.M.K., and Darma, G. . (2019). Understanding Fintech Through Go-Pay. Junral Internasional Inovatif Science Dan Research Teknologi, 4(2).

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Glanz, K ., & Rimer, B. K. (1997). Theory At A Glance : A Guide For Healt Promotion Practice. New York: National Institute Of Healt.

Hartanto, R., & Ramli, J. P. (2018). Hubungan Hukum Para Pihak Dalam Peer To Peer Lending.

Jurnal Hukum Ius QuiaIustum, 25(2).

Henderson, R., and Divett, M. J. (2003). Percived usefulness, ease of use and electronic supermarket use. International Journal Human-Computer Studies, (59), 383–395.

Hurlock, E. B. (1978). Child development. (Sixth Edition). Tokyo: McGrawHill International Book Company.

Jogiyanto. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan. In Andi. Yogjakarta.

Kurniawan, David, H. S. dan E. J. (2018). Analisis Penerimaan Nasabah terhadap Layanan Mobile Banking dengan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model dan Theory of Reasoned Action. Jurnal Manajemen Pemasaran, 1(1).

Kusuma, Hadri., dan D. S. (2017). Determinan Pengadopsian Layanan Internet Banking:

Perspektif Konsumen Perbankan Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Akuntansi, 11(2).

(34)

21

Macmud, S., Sidharta, I. (2018). Modal Kajian Pendekatan Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Sektor UMKM Di Kota Bandung. Jurnal Komputer Dan Bisnis, 7(1).

Maharsi, S. dan Y. (2017). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Menggunakan Internet Banking Dengan Menggunakan Kerangka Technology Acceptance Model (TAM). ..Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 9(1).

Nasri, Wadie, & C. L. (2012). Factors Affecting The Adoption Of Internet banking In Tunisia : An Integration Theory Of Acceptance Model And Theory Of Planned Behavior. The Journal Of High Technology Management Research, 23, 1–14.

Nasri, Wadie, & C. L. (2013). Factor Affecting The Adoption of internet banking In Tunesia:

An Integration Theory Of Acceptance Model and Theory of Planned Behavior. High Technology Management Research, 23, 1–14.

Osgood, C. E., Suci G.C., & T., & P.H. (1957). The Measurement of meaning. University of Illinois Press.

Ramadhona, S., Hamzah, M. Z., & Sofilda, E. (2018). FINTECH PEER-TO-PEER LENDING SEBAGAI PELUANG PENINGKATAN UMK. Media Ekonomi, 26(2), 121–126.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.25105/me.v26i2.5219

Riduwan, D. (2010). Pengantar Statistika untuk Ilmu Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Rose, J. dan G. F. (2006). Determinants of Perceived Usefulness and Perceived Ease of Use in The Tecnology Acceptance Model : Senior Consumers Adoption of Self-Serving Banking Technologies, Academy of Worlds Business, Marketing & Manajement Development Conference. Journal of Management, 2(10).

Sastrohadiwiryo, B. S. (2005). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia (PT. Bumi A). Jakarta: 2.

Sekaran, U. (2003). Home-to-Work Conflict, Work Qualities, and Emotional Distress.

Sociology Forum, 8 No. 1, 137–164.

Shun Wang, Yi., Yu-Min Wang., HsinHui Lin., dan T.-I. T. (2016). Determinants of User Acceptance of Internet Banking: An Empirical Study. Jurnal Internasional Service Industri Manajemen, 14(5).

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012a). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) (Alfabeta). Bandung.

Sugiyono. (2012b). Metodologi Penelitian (Alfabeta). Bandung.

Sugiyono. (2016). Metodologi Penelitian (Alfabeta). Bandung.

suh,Bomil, and I. H. (2002). Effect of trust on cutomer acceptance of Internet banking, Electronic Commerce Research Application. In 1(1) (pp. 247–263).

Suyanto, & Kurniawan, T. A. (2019). Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan

(35)

22

Penggunaan Fintech pada UMKM dengan Menggunakan Teknologi Acceptance Model (TAM). Jurnal Akuntansi Dan Manajemen Akmenika, 16(1), 175–186. Retrieved from https://journal.upy.ac.id/index.php/akmenika/article/view/166

V. Wiratna Sujarweni. (2014). Spss Untuk Penelitian. Pustaka Baru Press.

Viehland, D and Leong, R. S. Y. (2007). Acceptance and Use Of Mobile Payments.

Proceedings of the 18th Australasian Conference on Information Systems. Towoomba.

Wibowo, A. (2016). Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi Dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM). 1(1).

Widyarini, L. A. (2016). Analisis Niat Perilaku Menggunakan Internet Banking di kalangan Pengguna Internet di Surabaya. Jurnal Widya Manajemen Dan Akuntansi, 5(1).

Wijayanti, Ratih, F. H. dan A. A. (2015). Analisis Technology Acceptance Model (TAM) Terhadap Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penerimaan Nasabah Terhadap Layanan Internet Banking (Studi Empiris Terhadap Nasabah Bank di Depok). Jurnal Universitas Gunadarma, 4(2).

Wu, J.H and Wang, S. . (2005). What Drives Mobile Commerce? An emperical evaluation of therevised technology acceptance model. Information and Management, 42(5), 719–729.

(36)

23 Lampiran 1. : Kuesioner Penelitian

Nama :

Umur :

Tempat tinggal :

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER PENELITIAN

1. Dibawah ini terdapat pernyataan mengenai peer to peer lending terhadap alternatif pembiayaan modal kerja UMKM. Anda diminta untuk memberikan jawaban dengan memilih salah satu jawaban yang telah tersedia.

2. Bacalah dengan cermat dan teliti.

3. Setiap pernyataan di bawah ini, silahkan mencentang (√) nomor yang sesuai di sebelah kanan dari pernyataan yang menunjukkan bahwa sesuai dengan keyakinan saudara/saudari saat ini, berdasarkan skala penilaian berikut ini:

• 1.Sangat Setuju (SS)

• 2. Setuju (S)

• 3. Netral (N)

• 4. Tidak Setuju (TS)

• 5. Sangat Tidak Setuju (STS)

4. Isilah semua butir pertanyaan dengan lengkap.

(37)

24

Sebelum menjawab pertanyaan, isilah beberapa kategori identitas anda dengan melingkari salah satu dari pilihan di bawah ini :

➢ Jenis Kelamin : 1. Laki-laki

2. Perempuan

➢ Pendidikan Terakhir : 1. SD

2. SMP 3. SMA/SMK 4. Diploma 5. Sarjana S1 6. Master S2

➢ Usia : 1. <20 tahun 2. >40 tahun 3. 20 - 25 tahun 4. 26 - 30 tahun 5. 31 - 35 tahun 6. 36 - 40 tahun

➢ Penghasilan Perbulan 1. >5000000

2. 1.000.000 - 2.000.000 3. 2.000.000 - 3.000.000 4. 3.000.000 - 4.000.000 5. 4.000.000 – 5.000.000

➢ Tahun Usaha Berdiri 1. <1990

2. 1990 – 1999 3. 2000 – 2009 4. 2010 – 2017 5. 2017 – 2020 Peer To Peer Lending

P2P lending merupakan sebuah inovasi teknologi di layanan keuangan, dimana penyedia layanan keuangan dapat mengembangkan suatu teknologi yang mampu berubah pasar

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Pemberian pembiayaan kepada nasabah, merupakan hal yang penting bagi kegiatan usaha perbankan. pemberian pembiayaan pada nasabah menjadi salah satu faktor

Bagaimana dengan di Indonesia?, memperhatikan faktor-faktor lokal tersebut diatas (local contents), pemisahan pengawasan bank dari bank sentral cenderung menjadi tidak feasibel

Menurut definisi secara fisika, interferensi merupakan suatu efek yang terjadi akibat superposisi dari dua atau lebih sistem gelombang atau sinyal yang dapat

Kejutan suhu panas memberikan pengaruh terhadap daya tetas dan abnormalitas larva ikan nila, sedangkan lama waktu setelah pembuahan tidak memberikan pengaruh terhadap daya

Dalam proyek ini Gudang memakai rangka atap yang terdiri dari baja Ringan yang dikerjakan setelah pekerjaan cor balok dan kolom–kolom selesai dikerjakan, rangka atap

Gambar 3.1 Diagram Blok Penjejakan Set Point dengan Mengendalikan RC heli Menggunakan Vision Sensor CMUCam2+ .... Gambar 3.4 Konfigurasi Jumper Baud

Faktor-faktor yang menyebabkan miskonsepsi pada aspek bangun datar segitiga yaitu: 1 Jika mengalami kesulitan siswa enggan bertanya langsung dengan guru, siswa lebih suka