• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PISANG PASIR WAIS DI KOTA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PISANG PASIR WAIS DI KOTA MEDAN"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

OLEH :

RIZKY AYU PRATIWI 150304146

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(2)

DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

OLEH :

RIZKY AYU PRATIWI 150304146

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(3)

PASIR WAIS DI KOTA MEDAN

NAMA : RIZKY AYU PRATIWI

NIM : 150304146

PROGRAM STUDI : AGRIBISNIS

Disetujui Oleh:

Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing

Dr.Ir.Satia Negara Lubis, MEc NIP. 196302041997031001

Anggota Komisi pembimbing

Ir. M. Mozart Bahauddin Darus, M.Sc NIP. 197211181998022001

Mengetahui:

Ketua Program Studi Agribisnis

(Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.E.c) NIP. 1963302041997031001

Tanggal Lulus : 31 Januari 2020

(4)

RIZKY AYU PRATIWI (150304146), Dengan Judul Skripsi Analisis Hubungan Bauran Pemasaran Dengan Keputusan Pembelian Pisang Pasir Wais Di Kota Medan. Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, dan Diterima Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana.

Pada Tanggal, 31 Januari 2020

Panitia Penguji Skripsi :

Ketua : Dr.Ir.Satia Negara Lubis, MEc

NIP. 196302041997031001 ………

Anggota : 1. (Ir. M. Mozart Bahauddin Darus, M.Sc)

NIP. 196210051987031005 ………

2. . (Ir. M. Jufri, M.Si)

NIP. 196011101988031003 ………

3. (Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si)

NIP. 196509261993031002 …..………..

Mengetahui,

Ketua Program Studi Agribisnis

(Dr. Ir. Satia Negara Lubis, MEc) NIP. 196302041997031001

(5)

ABSTRAK

RIZKY AYU PRATIWI (150304146/AGRIBISNIS) dengan judul “Analisis Hubungan Bauran Pemasaran Dengan Keputusan Pembelian Pisang Pasir Wais Di Kota Medan”. Dibimbing oleh Bapak Dr.Ir.Satia Negara Lubis, MEc selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ir. M. Mozart Bahauddin Darus, M.Sc selaku Anggota Komisi Pembimbing.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalasis hubungan bauran pemasaran (produk, harga, tempat dan promosi) dengan keputusan pembelian Pisang Pasir Wais di Kota Medan. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling dan diperoleh sampel sebanyak 104 orang. Lokasi penelitian dilakukan di Pisang Pasir Wais Di Kota Medan. Metode analisis yang digunakan adalah korelasi Rank Spearma. Hasil penelitian menunjukkan indikator kualitas produk, rasa produk, kesesuaian kualitas dengan harga dan personal penjualan berhubungan positif dan signifikan dengan keputusan pembelian Pisang Pasir Wais. Sedangkan indikator merek produk, kemasan produk, keterjangkauan harga, lokasi gerai, kenyamanan gerai, suasana dan dekorasi gerai, spesialisasi produk gerai, persediaan produk gerai, tata letak gerai, dan promosi penjualan berhubungan positif dan tidak signifikan dengan keputusan pembelian Pisang Pasir Wais

Kata Kunci: Konsumen, Bauran Pemasaran, Pisang Pasir Wais.

(6)

ABSTRACT

RIZKY AYU PRATIWI (150304146/AGRIBUSINESS) with the thesis entitled is “Analysis of The Influence of Marketing Mix on Coffee Consumer Behavior (Case: Consumers of Modern Coffee Shop in Padangsidimpuan City”. Guided by Bapak. Ir. Thomson Sebayang, MT as the Chairman of the Advisory Committee and Ibu. Ir. Lily Fauzia, M.Si as a Member of Supervising Commission.

This study aims to determine the characteristics of consumers, analyze the correlations of characteristics and consumer behavior, and analyze the influence of marketing mix on coffee consumer behavior. The sampling method done by accidental technique and 92 samples were obtained. The location of the study was conducted in 4 coffee shops in Padangsidimpuan city namely V-Coffee Shop, Bagas Kopi, Free Kicks Café, and Warkop Simpang 99. The method of this study was descriptive method, Rank Spearman correlation, and Logistic Regression.

The results showed that coffee shop consumers were dominated by men, aged 18- 27 years (youth), last education/being undertaken was bachelor, job as a private employee, income of Rp.1.000.000 - < Rp.3.000.000, no children, and the distance of the house to the coffee shop between 1-3 km. Age and income of consumers are significantly related to consumer behavior while the level of education, the number of dependents, and the distance of the house to the coffee shop is not significantly related. Product, price, and place have a significant effect on coffee consumer behavior while promotion does not have a significant effect. The coffee attributes that must be maintained are attractive coffee drink display, coffee price according to quality, and comfortable outdoor area.

Keywords: Consumer, Marketing Mix, Coffee Shop.

(7)

RIWAYAT HIDUP

RIZKY AYU PRATIWI, lahir di Kota Medan, pada tanggal 17 Juni 1997.

Penulis adalah anak tunggak dari pasangan Bapak Sucahyo dan Ibu Rini Maryati.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh dan kegiatan yang pernah diikuti penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2003 masuk SD Swasta Pertiwi Medan dan lulus tahun 2009.

2. Tahun 2009 masuk SMP Negeri 7 Medan dan lulus tahun 2012.

3. Tahun 2012 masuk SMA Negeri 3 Medan dan lulus tahun 2015.

4. Tahun 2015 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur UMBPTN.

5. Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Sidomulyo, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara pada bulan Juli – Agustus tahun 2018.

6. Melakukan penelitian di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara pada bulan 10 2019.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Hubungan Bauran Pemasaran Dengan Keputusan Pembelian Pisang Pasir Wais Di Kota Medan” Skripsi ini disusun dalam rangka

memperoleh gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur, penulis secara khusus menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku ketua komisi pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memotivasi penulis tanpa mengenal lelah, serta mendukung dan membantu penulis sejak masa perkuliahan hingga dalam penyelesaian skirpsi ini. Kebijaksanaan, ketegasan dan ketepatan sikap bapak menjadi panutan bagi penulis. Terima kasih juga kepada Bapak Ir. M. Mozart Bahauddin Darus, M.Sc selaku anggota komisi pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan motivasi, memberikan pengarahan dan memberi kemudahan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

Kesabaran dan keikhlasan ibu menjadi panutan bagi penulis.

Ungkapan rasa terima kasih yang sama juga disampaikan kepada :

1. Kepada Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU dan Bapak Ir. M. Jufri, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

(9)

Utara yang banyak memberi kemudahan selama mengikuti masa perkuliahan.

2. Kepada seluruh dosen Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Agribisnis yang telah memberikan ilmu - ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama masa perkuliahan serta kepada seluruh pegawai Fakultas Pertanian, khususnya Program Studi Agribisnis yang telah memberikan banyak kemudahan dalam menjalankan perkuliahan dan penyelesaian skripsi.

3. Kepada orang tua tercinta Ayahanda Sucahyo dan Ibunda Rini Maryati yang selalu memberikan semangat, nasihat, doa yang tiada putus-putusnya serta dukungan baik secara materi maupun non materi yang tiada henti- hentinya, juga kasih sayang dan perhatiannya yang membawa penulis hingga sampai pada proses akhir pendidikan sarjana ini.

4. Kepada sahabat saya tercinta M. Rizal Asyrofi Marpaung, M. Harun Hafiz Lubis, M. Wirdhana Amri, Wirda Zahra Siregar, Keiko Larasati, Marie Cury Pasaribu, Shafira Azhara, Fahmi Idris Nur Nst, Ruth Tirza Malem S. , Rifki Pratama, Miftahul Fauzan S. , Fathiatul Rizkia Aulin, Sitta Tiffani dan Winda Mahdiah Prayetno yang telah banyak memberi motivasi dan meluangkan waktu kepada penulis selama masa perkuliahan sampai penulisan skripsi ini.

5. Kepada teman-teman seperjuangan Agribisnis stambuk 2015, yang telah banyak membantu dan menjadi penyemangat penulis selama masa perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini. Sepenggal waktu bersama begitu berharga dan segala yang telah dilalui akan terkenang di dalam hati.

6. Kepada pemilik Pisang Pasir Wais yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian sehingga skripsi ini dapat berguna bagi seluruh pihak yang membutuhkannya.

(10)

7. Kepada responden penelitian yang telah meluangkan waktu dan kesempatan untuk diwawancarai oleh penulis demi kesempurnaan penelitian penulis serta kepada semua pihak yang terlibat yang telah mendukung yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Namun demikian penulis menyadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Januari 2020

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Pisang Pasir Wais ... 7

2.2. Landasan Teori... 8

2.2.1. Pengertian Pemasaran ... 8

2.2.2. Bauran Pemasaran ... 9

2.2.3. Keputusan Pembelian ... 16

2.3. Penelitian Terdahulu ... 17

2.4. Kerangka Pemikiran ... 20

2.5. Hipotesis Penelitian ... 22

III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 23

3.2. Metode Penentuan Sampel ... 23

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 25

3.4. Metode Analisis Data ... 26

3.5. Definisi dan Batasan Operasional ... 30

3.5.1. Definisi Operasional ... 30

3.5.2. Batasan Operasional... 30

IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis ... 30

4.2. Keadaan Penduduk ... 32

4.2.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 32

4.2.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia ... 33

(12)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Konsumen Pisang Pasir Wais ... 35

5.2. Hubungan Antara Bauran Pemasaran Dengan Keputusan Pembelian Pisang Pasir Wais ... 37

5.2.1. Hubungan Produk Dengan Keputusan Pembelian ... 38

5.2.2. Hubungan Harga Dengan Keputusan Pembelian ... 40

5.2.3. Hubungan Tempat Dengan Keputusan Pembelian ... 41

5.2.4. Hubungan Promosi Dengan Keputusan Pembelian ... 44

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 46

6.2. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Halaman

1 Produksi Buah di Sumatera Utara, 2012 – 2016 1

2 Lokasi Gerai Pisang Pasir Wais dan Rata – rata Pengunjung per Hari 22 3 Distribusi Setiap Lokasi Gerai Pisang Pasir Wais 24

4 Interpretasi Nilai r 28

5 Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan Tahun 2017 32 6 Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Kecamatan dan Jenis

Kelamin

33

7 Penduduk Menurut Kelompok Usia Tahun 2017 34

8 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin 35

9 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Umur 36

10 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Pendidikan 36

11 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pekerjaan 37

12 Hubungan Produk dengan Keputusan Pembelian 38

13 Hubungan Harga dengan Keputusan Pembelian 40

14 Hubungan Tempat dengan Keputusan Pembelian 41

15 Hubungan Promosi dengan keputusan Pembelian 44

(14)

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

1 Skema Kerangka Pemikiran Analisis Hubungan Bauran Dengan Keputusan Pembelian Pisang Pasir Wais Di Kota Medan

20

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan

1 Data Karakteristik Konsumen Pisang Pasir Wais 1a Data Karakteristik Konsumen Pisang Pasir Wais 1b Data Karakteristik Konsumen Pisang Pasir Wais 1c Data Karakteristik Konsumen Pisang Pasir Wais

2 Tabulasi Skor Karakteristik Konsumen Pisang Pasir Wais 2a Tabulasi Skor Karakteristik Konsumen Pisang Pasir Wais

2b Tabulasi Skor Karakteristik Konsumen Pisang Pasir Wais

2c Tabulasi Skor Karakteristik Konsumen Pisang Pasir Wais

3 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman, Variabel Produk dengan Keputusan Pembelian Pisang Pasir Wais

4 Hasil Uji Korelasi Spearman, Variabel Harga dengan Keputusan Pembelian Pisang Pasir Wais

5 Hasil Uji Korelasi Spearman, Variabel Tempat dengan Keputusan Pembelian Pisang Pasir Wais

6 Hasil Uji Korelasi Spearman, Variabel Promosi dengan Keputusan Pembelian Pisang Pasir Wais

(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu sentra primer keragaman pisang, baik pisang segar dan olahan. Lebih dari 200 jenis pisang terdapat di Indonesia. Tingginya keragaman ini, memberikan peluang pada Indonesia untuk dapat memanfaatkan dan memilih jenis pisang komersial yang dibutuhkan oleh konsumen (BPPP, 2005)

Tabel 1. Produksi Buah di Sumatera Utara, 2012 – 2016

Sumber:Badan Pusat Statistik, 2017

Produksi buah pisang ini, selain dari pisang olahan rumah tangga juga merupakan hasil olahan dari gerai pengolahan produk buah pisang. Terkait hal tersebut bisnis produk olahan buah pisang semakin berkembang di pasaran. Salah satu bisnis baru yang merupakan produk turunan dari buah pisang adalah Pisang Pasir Wais.

No. Jenis

Tanaman

Satuan banyaknya

2012 2013 2014 2015 2016

1. Alpukat Ton 7.954 8.574 10.319 11.832 14.105

2. Jeruk Ton 362.250 334.019 513.858 483.006 467.746 3. Mangga Ton 35.470 34.548 31.378 32.173 21.499 4. Rambutan Ton 26.908 27.799 28.325 24.953 17.801 5. Duku/Langsat Ton 32.713 19.562 16.715 13.868 12.326 6. Durian Ton 102.767 79.994 80.441 65.530 74.811 7. Jambu Biji Ton 19.861 15.071 12.661 8.806 10.049

8. Sawo Ton 9.397 9.291 8.601 7.389 9.002

9. Pepaya Ton 31.658 27.757 26.238 26.305 20.235 10. Pisang Ton 363.061 342.297 298.910 139.541 137.886 11. Nenas Ton 262.089 228.136 237.581 223.128 163.504 12. Salak Ton 350.011 244.446 354.087 192.585 118.619 13. Manggis Ton 13.182 12.336 10.870 7.947 7.325 14. Nangka/

Cempedak

Ton 16.443 14.876 12.818 11.018 10.253

15. Sirsak Ton 1.066 1.098 960 954 1.107

16. Belimbing Ton 7.245 5.204 2.941 4.028 3.453

(17)

Menurut survei yang dilakukan oleh Blogger Tebe (2017), Pisang Pasir Wais merupakan gerai yang menjual olahan yang berbahan dasar pisang yang digoreng dengan varian menu pisangnya. Pisang Pasir Wais berasal dari Kota Medan oleh Asti Nurul Hafhizah dan Muhammad Hasan Madani.

Pertama kali, Pisang Pasir Wais dibentuk pada bulan Agustus 2017 di Jl. HM, Joni, Medan. Tiga bulan kemudian, Pisang Pasir Wais membuka cabang, saat ini ada 3 gerai Pisang Pisar Wais.

Akhir tahun 2017, Asti Nurul Hafhizah dan Muhammad Hasan Madani pun terpilih sebagai penerima penghargaan Gofood Awards category Best Seller 2017 dari Ojek Online (GOJEK) Medan, karena penjualan dan pemesanan melalui jejaring internet terbanyak di Kota Medan.

Salah satu cara untuk memenangkan pasar adalah melalui perencanaan taktis.

Perencanaan taktis ini menggunakan konsep bauran pemasaran (Marketing Mix) yang merupakan perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan dan dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran. Bauran pemasaran harus dapat bersifat dinamis dan dapat menyesuaikan dirii dengan lingkungan eksternal maupun internal. Faktor eksternal yaitu faktor diluar jangkauan perusahaan yang terdiri dari pesaing, teknologi, peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, dan lingkungan sosial budaya. Selain faktor eksternal, ada faktor internal juga yaitu variabel-variabel yang terdapat dalam bauran pemasaran yaitu Product (Produk), Price (Harga), Promotion (Promosi), dan Place (Tempat atau Saluran Distribusi) (Shinta, 2011)

(18)

Untuk mendukung kesuksesannya, Pisang Pasir Wais juga melakukan strategi pemasaran. Salah satu strategi yang dilakukan Pisang Pasir Wais dalam segi produk yaitu topping yang bervariasi, terdiri dari topping Cheesee, Chocomaltine, Greentea Kitkat, Milo, Nutella, Oreo, Silverqueen, Tiramisu, Original Choco, Greentea Richeese dan Cappucino. Pisang Pasir Wais terus berinovasi dan berusaha untuk selalu menciptakan keunggulan dibanding kompetitor lain dengan meningkatkan kepuasan konsumen dari waktu ke waktu melalui strategi-strategi yang mampu menunjang usahanya.

Dari segi harga dan promosi, harga Pisang Pasir Wais cukup terjangkau. Pisang Pasir Wais juga sering mengadakan promosi yang menarik sehingga mampu menarik para konsumen untuk memutuskan melakukan pembelian. Kemudahan mengakses jasa pesan antar yang mudah diakses melalui jejaring internet, memudahkan Pisang Pasir Wais sampai di tangan pembeli dan pelanggannya.

Lokasinya pun sangat strategis yaitu di tempat ramai yang sering dikunjungi atau dilewati masyarakat sehingga mudah ditempuh dengan transportasi apapun termasuk menggunakan angkutan umum.

Untuk itu pemasar harus mengenali kebutuhan dan keinginan konsumen yang mendorong konsumen memilih atau tidak memilih, memutuskan membeli atau tidak membeli suatu produk. Bagaimana produsen mampu menciptakan produk yang dapat memuaskan konsumennya apabila dia tidak mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen untuk memutuskan membeli suatu produk. Maka bauran pemasaran atau marketing mix sangatlah dibutuhkan dalam mendesain produk, menetapkan harga, penempatan/lokasi dan dalam melakukan promosi.

(19)

Berdasarkan uraian dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Hubungan Bauran Pemasaran dengan Keputusan Pembelian Pisang Pasir Wais di Kota Medan”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu:

1. Apakah terdapat hubungan bauran pemasaran produk (merek, kualitas, kemasan, dan rasa) dengan keputusan pembelian Pisang Pasir Wais di Kota Medan?

2. Apakah terdapat hubungan bauran pemasaran harga (keterjangkauan harga, dan kesesuaian kualitas dengan harga) dengan keputusan pembelian Pisang Pasir Wais di Kota Medan?

3. Apakah terdapat hubungan bauran pemasaran tempat (lokasi gerai, kenyamanan gerai, suasana dan dekorasi pada gerai spesialisasi produk pada gerai, persediaan produk pada gerai, dan tata letak gerai) dengan keputusan pembelian Pisang Pasir Wais di Kota Medan?

4. Apakah terdapat hubungan bauran pemasaran promosi (personal penjualan, dan promosi penjualan) dengan keputusan pembelian Pisang Pasir Wais di Kota Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan bauran pemasaran produk (merek, kualitas, kemasan, dan rasa) dengan keputusan pembelian Pisang Pasir Wais di Kota Medan.

(20)

2. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan bauran pemasaran harga (keterjangkauan harga, dan kesesuaian kualitas dengan harga) dengan keputusan pembelian Pisang Pasir Wais di Kota Medan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan bauran pemasaran tempat (lokasi gerai, kenyamanan gerai, suasana dan dekorasi pada gerai spesialisasi produk pada gerai, persediaan produk pada gerai, dan tata letak gerai) dengan keputusan pembelian Pisang Pasir Wais di Kota Medan.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan bauran pemasaran promosi (personal penjualan, dan promosi penjualan) dengan keputusan pembelian Pisang Pasir Wais di Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi Subjek yang Diteliti

Penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai pentingnya bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen, dan masukan mengenai upaya mempertahankan pelanggan dan mengembangkan usaha Pisang Pasir Wais.

2. Manfaat Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengevaluasi dan mendorong wirausaha lainnya agar memahami tentang pentingnya melihat bagaimana hubungan bauran pemasaran dengan keputusan konsumen untuk membeli suatu produk sehingga bisnis tersebut dapat unggul dalam berkompetitif dengan pesaing lainnya.

3. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

(21)

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan infomasi bagi pihak yang membutuhkan dan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melaksanakan penelitian dibidang bauran pemasaran.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pisang Pasir Wais

Pisang Pasir Wais adalah cemilan berbahan baku pisang yang berkualitas serta diolah secara higienis dan digoreng dengan tepung. Jajanan yang berasal dari kota Medan oleh Asti Nurul Hafhizah dan Muhammad Hasan Madani itu berdiri sejak Agustus 2017. Saat ini sudah ada 3 gerai Pisang Pasir Wais. Kreativitasnya dalam mengolah Pisang Pasir Wais ini, agar tak bosan lidah para konsumen makan pisang ini dibuatlah varian menu pisangnya pakai keju, susu, coklat, greentea dan sebagainya itulah yang membuat lidah pelanggannya ingin mencicipinya lagi”

(Tebe, 2017)

Pemilik bisnis Pisang Pasir Wais telah mendapatkan penghargaan Gofood Awards category Best Seller 2017 dari Ojek Online (GOJEK) Medan, karena penjualan dan pemesanan melalui jejaring internet terbanyak di Kota Medan (Tebe, 2017).

Alasan utama dalam memilih bahan baku pisang adalah mudah diperoleh, tidak bergantung pada musim, selalu tersedia dan juga merupakan olahan yang menjadi favorit di semua kalangan termasuk anak-anak dan remaja. Produk Pisang Pasir Wais saat ini telah dikenal banyak orang. Sebenarnya, untuk memperoleh hal itu tidaklah mudah. Pada awalnya, beroperasi di rumah. Namun karena peminatnya yang banyak terpikirlah untuk membuat gerai sendiri (Tebe, 2017)

Perbedaan produk Pisang Pasir Wais dari para pesaingnya yaitu dari varian rasanya dan toppingnya yang kekinian, kemudahan dalam menikmati sajiannya,

(23)

penggorengannya yang lebih kering jadi akan lebih crunchy (renyah). Pisang Pasir Wais mempunyai topping yang bervariasi terdiri dari topping Cheesee, Chocomaltine, Greentea Kitkat, Milo, Nutella, Oreo, Silverqueen, Tiramisu, Original Choco, Greentea Richeese dan Cappucino. Yang membuktikan bahwa Pisang Pasir Wais terus berinovasi (Tebe, 2017)

Produk Pisang Pasir Wais ini dikemas dengan kotak sedang yang simple sehingga mudah dibawa kemana-mana. Akan tetapi, penyajian Pisang Pasir Wais yang dimasak saat dipesan, maka kemasan yang terbuat dari kertas tersebut menjadi cepat lembek dan mudah robek. Hal ini tentunya tidak diinginkan konsumen.

Beratnya Pisang Pasir Wais juga tidak diketahui oleh konsumennya sehingga konsumen terkadang merasa harga produk Pisang Pasir Wais lebih mahal dengan kuantitas/jumlah Pisang Pasir Wais yang diberikan (Tebe, 2017).

Pada akhir taun 2017, Pisang Pasir Wais membuka cabang baru. Ada di Jl. Hm.

Joni, Jl. Sultan Serdang dan Jl. Setiabudi. Agar bisnis ini meluas, maka saat ini Pisang Pasir Wais sedang memperbaiki sistem manajemennya agar lebih siap dan profesional. Oleh karena itu, Pisang Pasir Wais membuka peluang untuk bisa bekerja sama dengan pihak-pihak yang mau mengembangkan bisnis ini dan menjadikan Pisang Pasir Wais sebagai bisnis waralaba (Tebe, 2017).

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah proses penciptaan, pengkomunikasian, dan penyampaian nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan baik dengan pelanggan, dengan

(24)

cara yang menguntungkan baik bagi perusahaan maupun bagi pelanggan (Subroto, 2011).

Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan (customer), menentukan pasar sasaran yang paling dapat dilayani dengan baik oleh perusahaan, dan merancang produk, jasa, dan program yang tepat untuk melayani pasar tersebut. Tujuan pemasaran adalah menciptakan kepuasan pelanggan, dengan membangun hubungan timbal balik yang menguntungkan dengan pelanggan (Kotler dan Gary, 2001).

Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan sebuah nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produk atau jasa, pemasaran dan konsumen. Pemasaran menjadi penghubung antara produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dengan konsumen yang akan menggunakan produk atau jasa (Herlambang dan Bambang, 2014).

Strategi pemasaran mengacu pada faktor operasional atau pelaksanaan kegiatan pemasaran seperti penentuan harga, pemberian merek, penentuan saluran distribusi dan sebagainya. Kegiatan pemasaran itu sering dikenal dengan sebutan Marketing Mix yang juga dikenal 4P (Gitosudarmo, 2003).

2.2.2 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran (Marketing Mix) yang merupakan perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan dan dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran. Bauran pemasaran harus dapat bersifat dinamis dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal

(25)

maupun internal. Faktor eksternal yaitu faktor diluar jangkauan perusahaan yang terdiri dari pesaing, teknologi, peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, dan lingkungan sosial budaya. Selain faktor eksternal, ada faktor internal juga yaitu variabel-variabel yang terdapat dalam bauran pemasaran yaitu Product (Produk), Price (Harga), Promotion (Promosi), dan Place (Tempat atau Saluran Distribusi) (Shinta, 2011) .

Bauran pemasaran sebenarnya adalah suatu alat dan selalu menjadi alat pendemonstrasian prinsip inti atau dasar dari pemasaran. Di samping itu, bauran pemasaran juga memberikan pandangan ke dalam strategi dasar terutama dalam menghadapi para pesaing serta sekaligus untuk menetapkan keputusan taktis tertentu. Keputusan-keputusan itu merupakan apa yang sebenarnya diobservasi para pelanggan di pasar, yaitu tentang harga, kemampuan produk, pendistribusian, promosi dan komunikasi serta jasa pelayanan (Assauri, 2013).

Bauran pemasaran merupakan kumpulan variabel-variabel yang digunakan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam menentukan pembelian suatu barang atau jasa untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Strategi bauran pemasaran (marketing mix) merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti sistem pemasaran yaitu produk (product), harga (price), pendistribusian (place), dan promosi (promotion) atau sering disingkat dengan 4P (Herlambang dan Bambang, 2014).

(26)

1. Produk (Product)

Produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan di pasar untuk mendapat perhatian, permintaan, pemakaian yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen (Herlambang dan Bambang, 2014).

Menurut Dawood (2016), sub variabel berdasarkan faktor produk yaitu:

a. Merek (Brand)

Penentuan merek dagang dari produk yang dipasarkan merupakan salah satu teknik dari kebijakan produk yang mendasari strategi pemasaran.Hal ini karena merek dagang itu hendaklah mudah diingat, mudah dibaca, dan mudah dibedakan.

Merek itu pada dasarnya mempunyai dua fungsi, yaitu:

1. Memberikan identifikasi terhadap suatu produk sehingga para konsumen mengenal merek dagang yang berbeda dengan produk yang lain.

2. Untuk menarik calon pembeli (Assauri, 2007).

b. Kualitas (Quality)

Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan/produsen, mengingat kualitas suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasan konsumen, yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan. Setiap perusahaan/produsen harus memilih tingkat kualitas yang akan membantu atau menunjang usaha untuk meningkatkan atau mempertahankan posisi produk itu dalam pasar sasarannya (Assauri, 2007).

Kualitas merupakan satu dari alat utama untuk mencapai posisi produk. Kualitas produk menunjukkan ukuran tahan lama produk itu, dapat dipercayainya produk

(27)

itu, ketepatan (precision) produk, mudah mengoperasikan dann memeliharanya serta atribut lain (Assauri, 2007).

c. Kemasan (Packaging)

Kemasan atau pembungkus mempunyai arti yang penting, karena kemasan tidak hanya digunakan sebagai pelindung terhadap produk, tetapi juga digunakan untuk dapat menyenangkan dan menarik langganan. Oleh karena itu, kemasan ini termasuk dalam strategi produk, dengan cara memperbaiki bentuk luar dari produk, seperti pembungkus, etiket, warna dan lain-lain agar dapat menarik perhatian para konsumen, dan dapat memberi kesan bahwa produk tersebut mutu atau kualitasnya baik (Assauri, 2007).

Pada umumnya, kemasan berfungsi untuk mencegah kerusakan secara fisik, untuk mencegah atau mempersukar pemalsuan atau peniruan, untuk menjamin kebersihan dan sebagai wadah untuk produk yang berupa barang cair. Di samping itu, kemasan dapat berfungsi sebagai alat komunikasi dengan memberikan keterangan pada kemasan itu tentang cara penggunaan, cara penyimpanan, komposisi isi produk, dan lain sebagainya (Assauri, 2007).

d. Rasa (Taste)

2. Harga (Price)

Harga merupakan beban atau nilai bagi konsumen, yang didapatkan dengan memperoleh dan menggunakan suatu produk, termasuk biaya keuangan dari konsumsi, di samping biaya sosial yang bukan keuangan, seperti dalam bentuk waktu, upaya, psikis, risiko, dan prestise atau gengsi sosial (Assauri, 2013).

Tujuan penetapan harga ada empat, yaitu:

(28)

1. Tujuan Berorientasi Pada Laba

Sesuai dengan teori ekonomi klasik yang mengatakan maksimisasi laba. Dalam era persaingan bebas yang kondisinya sangat kompleks dan banyak variabel yang berpengaruh terhadap daya saing setiap perusahaan, daya saing akan sangat sulit dicapai. Dengan demikian, akan sangat sulit bagi perusahaan untuk mengetahui secara pasti tingkat harga yang dapat menghasilkan laba maksimum.

2. Tujuan Berorientasi Volume

Harga ditetapkan sedemikian rupa untuk mencapai target volume penjualan, biasanya tujuan ini diterapkan pada perusahaan transportasi.

3. Tujuan berorientasi pada citra sehingga perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk mempertahankan citra prestisius.

4. Tujuan Stabilisasi Harga

Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, jika suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya menurunkan harganya juga. Tujuan stabilisasi harga dilakukan untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (Nurmalina dkk, 2015).

Menurut Dawood (2016), sub variabel berdasarkan faktor harga yaitu:

a. Keterjangkauan harga

b. Kesesuaian kualitas dengan harga

3. Tempat (Place)

Tempat adalah cara-cara penyaluran dan penanganan produk dari produsen sampai ke tangan konsumen. Keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan

(29)

digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada konsumen dan di mana hal tersebut berlangsung (Widiana, 2010).

Tempat juga diartikan sebagai cara menempatkan barang yang diproduksi di berbagai daerah. Artinya tempat adalah cara mendistribusikan barang yang diproduksi sedemikian rupa sehingga mudah dijangkau oleh konsumen yang dituju (Suharno, 1999).

Menurut Herlambang dan Bambang (2014) dalam melakukan penyaluran produknya perusahaan dapat memilih cara sebagai berikut:

1. Penyaluran langsung yaitu menjual sendiri ke konsumen akhir (mengirim tenaga penjual, membuka toko)

2. Penyaluran tidak langsung yaitu menggunakan perantara (pedagang besar, agen, pengecer)

Menurut Dawood (2016), sub variabel berdasarkan faktor tempat yaitu:

a. Lokasi gerai

b. Kenyamanan pada gerai c. Suasana dan dekorasi gerai d. Spesialisasi produk pada gerai e. Spesialisasi produk pada gerai f. Tata letak gerai

4. Promosi (Promotion)

Promosi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk memacu tingkat permintaan terhadap produk yang dipasarkan. Promosi adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau

(30)

mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Widiana, 2010).

Upaya promosi ini bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat akan suatu produk maupun jasa dan membangun pemahaman akan suatu produk sebagai upaya untuk mengingatkan konsumen akan suatu produk maupun jasa, menciptakan langkah awal bagi perusahaan, dan sebagai alat untuk melegitimasi keberadaan perusahaan dan produknya, serta digunakan sebagai alat untuk meyakinkan kembali produknya ke konsumen (Nurmalina dkk, 2015).

Beberapa kegiatan yang ada dalam promosi, secara garis besar yaitu sebagai berikut:

a. Personal Penjualan

Personal penjualan dengan mengirim tenaga penjual ke lokasi atau di toko perusahaan sendiri. Tujuan untuk membangun prefensi, keyakinan, dan tindakan pembeli untuk memutuskan membeli sebuah produk atau jasa dari perusahaan (Herlambang dan bambang, 2014).

b. Promosi Penjualan

Promosi penjualan terdiri dari insentif jangka pendek untuk mendorong pembelanjaan atau penjualan produk atau jasa. Promosi penjualan mencakup suatu variasi yang luas dari alat-alat promosi yang didesain untuk merangsang respons pasar yang lebih cepat, atau lebih kuat. Promosi penjualan dapat berupa pameran di tempat pembelian, hadiah, diskon, kupon, iklan yang unik dan demonstrasi (Kotler dan Gary, 2001).

(31)

2.2.3 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya (Assauri, 2007).

Pentingnya keputusan proses pengambilan keputusan dalam pembelian konsumen, adalah untuk memahami bagaimana suatu organisasi perusahaan berinteraksi dengan konsumen dalam setiap tahap dam mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan organisasi (Assauri,2013).

Perilaku pembelian ulang sangat penting untuk mempertahankan citra dan keberhasilan suatu perusahaan. Salah satu alat ukur agar bertahan dan meningkatkan pangsa pasar dengan adanya perilaku pembelian ulang. Perilaku pembelian ulang sebagai fungsi dari sikap terhadap produk atau pelayanan (Istanto, 2007).

2.3 Penelitian Terdahulu

1. Menurut hasil penelitian Marina Intan Pertiwi (2016) yang berjudul Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada Konsumen Baker’s King Donuts & Coffee di MX Mall Malang). Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa variabel bauran pemasaran yang terdiri dari Produk (X1), Harga (X2), Promosi (X3), dani Tempat (X4) secara bersama-sama atau berganda mempunyai pengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y).

Hal ini dibuktikan dari hasil analisis yang diperoleh nilai F hitung sebesar 19,169 dengan probabilitas signifikans sebesar 0,000 < 0,05. Bahwa terdapat

(32)

tiga variabel bebas yaitu Produk (X1), Promosi (X3), dan Tempat (X4) yang secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y), sedangkan Harga (X2) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y). Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis yang diperoleh yaitu produk (X1) dengan nilai hitung > t tabel yaitu 2,817 >

1,980 dan nilai signifikans yang diperoleh 0,006 < 0,05, promosi (X3) dengan nilai t hitung > t tabel yaitu 4,326 > 1,980 dan nilai signifikans yang diperoleh 0,000 < 0,05, dan tempat (X4) dengan nilai t hitung > tabel yaitu 2,404 > 1,980 dan nilai signifikans yang diperoleh 0,018 < 0,05. Variabel Harga (X2) dengan nilai t hitung < t tabel yaitu 0,784 < 1,980 dan nilai signifikans yang diperoleh 0,435 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Harga (X2) mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y).

Bahwa variabel Promosi (X3) mempunyai nilai t hitung dan koefisien regresi (B) yang paling besar. Maka dari itu variabel Promosi (X3) mempunyai pengaruh dominan dibandingkan variabel lainnya. Semakin kuat promosi yang dilakukan Baker’s King, maka konsumen akan melakukan keputusan pembelian terhadap Baker’s King dibandingkan produk lainnya.

2. Menurut hasil penelitian Fiera Aryati Natakusumah (2015) yang berjudul Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Ina Cookies Bandung). Hasil penelitian yang diperoleh adalah bauran pemasaran pada Ina Cookies dimata responden secara keseluruhan berada dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa Ina Cookies telah menciptakan bauran pemasaran yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen seperti membuat kue kering berkualitas serta memperbanyak jenis-jenis kue,

(33)

menawarkan harga yang sesuai dengan kualitas produk, memiliki outlet penjualan di kota Bandung, dan membuat promosi yang dapat menarik perhatian konsumen untuk membeli kue kering Ina Cookies. Keputusan pembelian konsumen secara keseluruhan masuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen memutuskan untuk memilih kue kering Ina Cookies karena kue kering Ina Cookies berkualitas (dari segi rasa, aroma, tekstur, dan warna), konsumen percaya terhadap kualitas kue kering merek Ina Cookies, konsumen memilih kue kering Ina Cookies karena adanya outlet penjualan resmi, konsumen membeli kue kering Ina Cookies karena adanya hari besar, dan konsumen memilih Ina Cookies karena adanya kemudahan dalam melakukan transaksi pembayaran. bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat, dan promosi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen dalam memilih kue kering Ina Cookies. Hal ini menunjukkan apabila keempat variabel ini secara bersamasama diterapkan dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

berdasarkan uji t bauran pemasaran yang terdiri dari sub variabel produk, harga, tempat, dan promosi secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kue kering Ina Cookies dimana produk merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling besar. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suryadi Syam (2012) yang menyatakan bahwa variabel produk memberikan pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian.

3. Menurut hasil penelitian Yulia Kristina Simbolon (2013) yang berjudul Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Kartu

(34)

Simpati Telkomsel, Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program S1 Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi, dan lokasi secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kartu Simpati Telkomsel pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Program S1 Universitas Sumatera Utara. Produk berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian kartu Simpati Telkomsel.

Harga berpengaruh positif dan signifikan serta mempunyai pengaruh yang paling dominan di antara variabel bebas lain yang diteliti terhadap keputusan pembelian kartu Simpati Telkomsel. Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kartu Simpati Telkomsel. Lokasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian kartu Simpati Telkomsel. Variabel keputusan pembelian dijelaskan oleh variabel produk, harga, promosi, dan lokasi sebesar 33,8% dan sisanya 66,2%

dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2.4 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran menggambarkan hubungan dari variabel independen yaitu produk (X1), harga (X2), tempat (X3) dan promosi (X4) dengan variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y) yang dilakukan oleh konsumen.

Kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

(35)

Keterangan :

→ Menyatakan Hubungan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran X1.1 Merek

X1.2 Kualitas X1.3 Kemasan X1.4 Rasa

X2.1 Keterjangkauan harga X2.2 Kesesuaian kualitas dengan harga

X3.1 Lokasi Gerai X3.2 Kenyamanan Gerai X3.3 Suasana dan Dekorasi pada Gerai

X3.4 Spesialisasi Produk pada Gerai

X3.5 Persediaan Produk pada Gerai

X3.6 Tata Letak Gerai

X4.1 Personal Penjualan X4.2 Promosi Penjualan

Produk (X₁)

Harga (X₂)

Tempat (X₃)

Promosi (X₄)

Keputusan Pembelian

(Y)

(36)

2.5 Hipotesis Penelitian

1. Produk (merek, kualitas, kemasan, dan rasa) mempunyai hubungan yang signifikan dengan keputusan pembelian Pisang Pasir Wais di Kota Medan.

2. Harga (keterjangkauan harga, dan kesesuaian kualitas dengan harga) mempunyai hubungan yang signifikan dengan keputusan pembelian Pisang Pasir Wais di Kota Medan.

3. Tempat (lokasi gerai, kenyamanan gerai, suasana dan dekorasi pada gerai spesialisasi produk pada gerai, persediaan produk pada gerai, dan tata letak gerai) mempunyai hubungan yang signifikan dengan keputusan pembelian Pisang Pasir Wais di Kota Medan.

4. Promosi (personal penjualan, dan promosi penjualan) mempunyai hubungan yang signifikan dengan keputusan pembelian Pisang Pasir Wais di Kota Medan.

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara Purposive Sampling, artinya metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria atau tujuan tertentu (disengaja) (Supriana, 2016).

Sehingga penelitian ini dilakukan di Kota Medan atas dasar pertimbangan bahwa Kota Medan merupakan daerah asal bisnis Pisang Pasir Wais dan bisnis ini paling banyak terdapat di Kota Medan. Kota Medan di-anggap sebagai kota metropolitan yang masyarakatnya terutama kalangan remaja cenderung konsumtif terhadap cemilan Pisang Pasir Wais.

Tabel 2. Lokasi gerai Pisang Pasir Wais dan Rata-Rata Pengunjung per Hari

No Lokasi Rata – Rata Pengunjung

per Hari* (jiwa)

1. Jl. HM. Joni No. 5 120

2. Jl. Sultan Serdang 80

3. Jl. Setiabudi 110

Total 310

Sumber: Hasil Wawancara dengan Distributor Pisang Pasir Wais

Dari 3 gerai Pisang Pasir Wais, gerai Pisang Pasir Wais yang berlokasi di Jl.

HM. Joni No. 5 sebanyak 120 jiwa, di Jl. Sultan Serdang sebanyak 80 jiwa dan di Jl. Setiabudi sebanyak 110 jiwa.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Pisang Pasir Wais.

Ukuran populasi konsumen Pisang Pasir Wais diperoleh berdasarkan pendekatan

(38)

jumlah rata-rata konsumen per hari.Kemudian ditentukan dengan sengaja atau purposive untuk diambil sebagai sampel.

Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya. Metode penarikan sampel pada penelitian ini yaitu metode penarikan sampel secara tidak acak (Nonprobability Sampling) dengan teknik pengambilan Accidental Sampling yaitu menentukan sampel berdasarkan orang yang ditemui secara kebetulan atau siapapun yang dipandang oleh peneliti cocok sebagai sumber data (Supriana, 2016).

Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli dan mengkonsumsi produk Pisang Pasir Wais. Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan pendapat dari Taro Yamane atau Slovin, yaitu dengan rumus:

n = N 1 + (N )

Keterangan : N : Populasi n : Besar Sampel e : Galat penduga (8 %)

Berdasarkan pra survey yang dilakukan oleh peneliti, jumlah populasi sebesar 310 jiwa yang diperoleh dari konsumen Pisang Pasir Wais per hari di Jl. HM Joni 120 jiwa, Jl. Sultan Serdang 80 jiwa dan Jl. Setiabudi 110 jiwa. Dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

(39)

n = N 1 + (N ) n = 310

1 + (310 . ) n = 104 sampel

Maka, sampel yang diambil dalam penelitian ini sebesar 104 orang dengan distribusi secara proporsional untuk setiap lokasi gerai Pisang Pasir Wais sebagai berikut:

Tabel 3. Distribusi Setiap Lokasi Gerai Pisang Pasir Wais

No Lokasi Rata – Rata

pengunjung per Hari* (orang)

Jumlah Responden

1. Jl. HM. Joni No. 5 120 120

310 x 104 = 40

2. Jl. Sultan Serdang 80 80

310 x 104= 27

3. Jl. Setiabudi 110 110

310 x 76 = 37

Total 310 104

Sumber: Hasil Wawancara dengan Distributor Pisang Pasir Wais

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data primer adalah sumber-sumber dasar yang merupakan bukti atau saksi utama dari kejadian yang lalu (Nazir, 2003). Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mengenai persepsi responden tentang produk, harga, tempat, promosi dan keputusan pembelian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan melalui wawancara dan memberikan kuesioner kepada konsumen Pisang Pasir Wais sesuai dengan kriteria yang ditentukan peneliti.

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002). Data

(40)

sekunder ini diperoleh melalui Badan Pusat Statistik, buku, jurnal, dan dokumen - dokumen lainnya yang mendukung penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert, yaitu jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian (fenomena sosial spesifik) seperti sikap, pendapat, dan persepsi sosial seseorang atau sekelompok orang (Hasan, 2002).

Variabel penelitian yang diukur dengan skala Likert ini dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan sebagai titik tolak penyusunan item – item instrument ini, bisa berbentuk pernyataan maupun pertanyaan. Untuk keperluan analisis secara kuantitatif, maka jawaban-jawaban tersebut diberi skor.

a. Sangat setuju, dengan skor 5

b. Setuju, dengan skor 4

c. Kurang setuju, dengar skor 3 d. Tidak setuju, dengan skor 2 e. Sangat tidak setuju, dengan skor 1

Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk multiple choice atau checklist (Hasan, 2002).

Untuk menjawab perumusan masalah, dianalisis dengan menggunakan korelasi Rank Spearman untuk mengetahui hubungan antara bauran pemasaran (produk, harga, tempat dan promosi) dengan keputusan pembelian Pisang Pasir Wais.

Pengujian yang dilakukan peneliti menggunakan program SPSS 24 sebagai alat analisis.

(41)

Selain itu, untuk mengetahui gambaran secara umum objek penelitian, khususnya mengenai karakteristik responden dan deskripsi jawaban responden terhadap sejumlah pertanyaan yang disebarkan melalui kuesioner maka dilakukan penelitian deskriptif yaitu sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Sugiyono,2011).

1. Uji Korelasi

Uji korelasi akan mencari besarnya hubungan dan arah hubungan. Nilai korelasi berkisar dalam rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Tanda positif menunjukkan arah perubahan yang sama. Jika satu variabel naik, variabel yang lain naik.Demikian pula sebaliknya.Tanda negatif menunjukkan arah perubahan yang berlawanan. Jika satu variabel naik, variabel yang lain malah turun. Nilai korelasi yang didapatkan dalam uji adalah nilai korelasi sampel (Situmorang, 2008).

2. Uji Bivariate

Uji Bivariate digunakan untuk menguji hubungan dua variabel bertipe ordinal dan skala.Ada tiga macam Uji Bivariate.Uji Pearson digunakan untuk mengukur hubungan dengan data berdistribusi normal (Parametrik).Uji Kendall dan Spearman mengukur hubungan antarvariabel berdasarkan rangking, tidak memandang distribusi variabel (Non Parametrik) (Situmorang, 2008).

(42)

3. Rank Spearman

Korelasi Spearman ini digunakan untuk tipe data yang mempunyai skala ordinal sehingga objek yang diteliti dimungkinkan untuk diberi rangking atau jenjang (Situmorang , 2008).

Spearman digunakan jika kita ingin mengukur kuatnya hubungan di antara dua variabel, dimana data tidak berdasarkan pasangan nilai data yang sebenarnya, tetapi berdasarkan rangkingnya (Sarjono dan Winda, 2011).

Dimana :

rs = Koefisien Korelasi Rank Spearman di = Selisih skor antara dua variabel n = Jumlah konsumen sampel

Diuji dengan uji signifikansi, dengan rumus sebagai berikut :

t = rs

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Jika signifikansi ≥ α (0,05); H0 diterima; H1 ditolak (tidak ada hubungan) Jika signifikansi < α (0,05); H0 ditolak; H1 diterima (ada hubungan) (Supriana, 2010)

Untuk mengetahui tingkat hubungan dalam korelasi, maka perhatikan tabel berikut ini:

(43)

Tabel 4. Interpretasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sempurna

0,60 – 0,799 Korelasi Sangat Kuat

0,40 – 0,599 Korelasi Kuat

0,20 – 0,399 Korelasi Cukup

0,00 – 0,199 Korelasi Lemah

Sumber: Sarjono dan Winda (2011)

Menurut Sarjono dan Winda (2011) untuk mencari besarnya kekuatan pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y, maka digunakan rumus sebagai berikut:

KP = r² x 100%

Dimana:

KP = Kekuatan pengaruh r = Nilai korelasi sampel

Untuk mencari makna generalisasi dari hubungan variabel X terhadap variabel Y maka dilakukan uji signifikansi sebagai berikut:

Dasar pengambilan keputusan:

1. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig. (0.05 < Sig. ) maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak signifikan.

2. Jika nilai probabilitas lebih besar daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig. (0.05 > Sig. ) maka H1 diterima dan H0 ditolak, artinya signifikan (Sarjono dan Winda, 2011).

(44)

Hipotesis:

H0 : Variabel X tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y.

H1 : Variabel X berhubungan secara signifikan dengan variabel Y (Sarjono dan Winda, 2011)

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan penelitian ini, maka perlu dibuat beberapa definisi dan batasan operasional yaitu sebagai berikut:

3.5.1 Defenisi Operasional

1. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.

2. Produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan di pasar yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Produk dalam peneltian ini adalah Pisang Pasir Wais.

3. Harga adalah beban atau nilai bagi konsumen yang didapatkan dengan memperoleh dan menggunakan suatu produk.

4. Tempat adalah cara-cara penyaluran dan penanganan produk dari produsen sampai ke tangan konsumen. Lokasi penjualan Pisang Pasir Wais terletak di Kota Medan.

5. Promosi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk memacu tingkat permintaan terhadap produk yang dipasarkan.

6. Keputusan pembelian adalah suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak.

(45)

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Kota Medan.

2. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2019.

3. Sampel penelitian adalah konsumen Pisang Pasir Wais yang secara kebetulan dijumpai oleh peneliti di daerah penelitian

(46)

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

4.1 Letak dan Keadaan Geografis

Kota Medan merupakan salah satu dari 33 Kabupaten / Kota di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km . Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli Kota Medan terletak antara 3º.27º - 3º.47º lintang utara dan 98º .35º - 98º.44º bujur timur dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan merupakan salah satu dari 33 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km².

Adapun batas – batas wilayah daerah penelitian adalah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Luas Kota Medan tidak terlalu besar apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang tinggal setiap kilometer perseginya. Berdasarkan Kecamatannya, Kota Medan terdiri dari 21 Kecamatan yang memiliki luasan wilayah yang sangat beragam. Kecamatan dengan luasan wilayah terkecil adalah Kecamatan Medan Maimun yaitu 2,98 km², sedangkan kecamatan dengan luasan wilayah terbesar adalah Kecamatan Medan Labuhan yaitu 36,67 km². Luas Kecamatan di Kota Medan secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

(47)

Tabel 5. Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Area (km²) Persentase(%)

1. Medan Tuntungan 20,68 7,80

2. Medan Johor 14,58 5,50

3. Medan Amplas 11,19 4,22

4. Medan Denai 9,05 3,41

5. Medan Area 5,52 2,08

6. Medan Kota 5,27 1,99

7. Medan Maimun 2,98 1,13

8. Medan Polonia 9,01 3,40

9. Medan Baru 5,84 2,20

10. Medan Selayang 12,81 4,83

11. Medan Sunggal 15,44 5,83

12. Medan Helvetia 13,16 4,97

13. Medan Petisah 6,82 2,57

14. Medan Barat 5,33 2,01

15. Medan Timur 7,76 2,93

16. Medan Perjuangan 4,09 1,54

17. Medan Tembung 7,99 3,01

18. Medan Deli 20,84 7,86

19. Medan Labuhan 36,67 13,83

20. Medan Marelan 23,82 8,99

21. Medan Belawan 26,25 9,90

Total 265,10 100,00

Sumber : BPS. Kota Medan Dalam Angka 2018

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa luas Kota Medan adalah 265,10 km² dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Medan Labuhan yaitu 36,67 km² atau 13,83% dari luas keseluruhan Kota Medan.

4.2 Keadaan Penduduk

4.2.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Penduduk Kota Medan berjumlah 2.247.425 jiwa yang tersebar di Kecamatan di Kota Medan. Jumlah dan persentase penduduk Kota Medan diperlihatkan pada Tabel 6 berikut:

(48)

Tabel 6. Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

No. Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah

Laki – Laki Perempuan

1. Medan Tuntungan 43.037 44.086 87.123

2. Medan Johor 66.506 68.150 134.656

3. Medan Amplas 62.865 64.496 127.361

4. Medan Denai 72.898 74.673 147.571

5. Medan Area 49.310 50.551 99.861

6. Medan Kota 37.080 37.983 75.063

7. Medan Maimun 20.263 20.757 41.020

8. Medan Polonia 28.134 28.836 56.970

9. Medan Baru 20.198 20.690 40.888

10. Medan Selayang 53.687 55.015 108.702

11. Medan Sunggal 57.685 59.088 116.773

12. Medan Helvetia 75.484 77.322 152.806

13. Medan Petisah 31.566 32.336 63/902

14. Medan Barat 36.212 37.093 73.305

15. Medan Timur 55.494 56.845 112.339

16. Medan Perjuangan 47.774 48.937 96.711

17. Medan Tembung 68.342 70.006 138.348

18. Medan Deli 91.992 94.263 186.255

19. Medan Labuhan 59.036 60.473 119.509

20. Medan Marelan 83.552 85.790 169.342

21. Medan Belawan 48.885 50.075 98.960

Total 1.110.000 1.137.465 2.247.425

Sumber : BPS. Kota Medan Dalam Angka 2018.

Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan di Kota Medan lebih banyak dibandingkan penduduk yang berjenis kelamin laki – laki yaitu 1.137.465 jiwa disbanding 1.100.000 jiwa.

4.2.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia

Berikut merupakan komposisi penduduk di Kota Medan beradarkan usia yang digolongkan berdasarkan jenis kelaminnya.

(49)

Tabel 7. Penduduk Menurut Kelompok Usia Tahun 2017

No. Kelompok Umur Jenis Kelamin Jumlah

Laki – Laki Perempuan

1. 0-4 100.103 96.332 196.435

2. 5-9 101.771 97.630 199.401

3. 10-14 95.510 90.845 186.355

4. 15-19 106.418 109.965 216.383

5. 20-24 124.026 130.034 254.060

6. 25-29 97.773 99.164 196.897

7. 30-34 86.987 90.306 177.293

8. 35-39 81.247 85.731 166.978

9. 40-44 75.043 77.443 152.486

10. 45-49 65.097 67.585 132.682

11. 50-54 55.379 58.936 114.315

12. 55-59 46.385 48.716 95.101

13. 60-64 34.594 35.439 70.003

14 65-69 20.508 22.269 42.777

15. 70-74 11.257 14.171 25.428

16. 75+ 7.942 12.859 20.801

Total 1.100.000 1.137.425 2.247.425

Sumber : BPS. Kota Medan Dalam Angka 2018

Dari Tabel 7 menunjukkan jumlah usia non produktif (0-14 Tahun) yang terdiri dari bayi, balita, anak-anak dan remaja sebanyak 582.191 jiwa (25,90%). Jumlah usia produktif yaitu 15-54 tahun sebanyak 1.411.094 jiwa (62,79%). Sedangkan usia manula >55 tahun adalah 254.140 jiwa (11,31%). Usia produktif adalah usia dimana orang memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga dapat menghasilkan barang dan jasa dengan efektif.

(50)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Konsumen Pisang Pasir Wais di Kota Medan

Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen Pisang Pasir wais yang melakukan kegiatan pembelian di tempat yang telah ditentukan dalam penelitian.

Karakteristik sampel ini meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Secara rinci, masing-masing karakteristik konsumen dapat dilihat sebagai berikut:

1. Jenis Kelamin

Karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 88 berikut ini:

Tabel 8. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Laki-Laki 53 51

2 Perempuan 51 49

Jumlah 104 100%

Sumber: Analisis Data Primer, 2019.

Pada tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah laki – laki dalam membeli Pisang Pasir Wais lebih besar yaitu 53 jiwa dengan persentase 51% dibandingkan jumlah pembelian yang dilakukan oleh perempuan yang hanya sebesar 51 jiwa dengan persentase 49%.

(51)

2. Umur

Karakteristik konsumen berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini:

Tabel 9. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Umur

No. Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 15 – 19 13 12,5

2 20 – 24 54 52

3 25 – 29 27 26

4 30 – 34 6 5,7

5 35 – 39 4 3,8

6 >39 0 0

Jumlah 104 100%

Sumber: Analisis Data Primer, 2019.

Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa umur konsumen yang paling banyak dalam melakukan pembelian Pisang Pasir Wais berada pada kelompok umur 20-24 tahun dengan jumlah sebesar 54 jiwa dimana persentase sebesar 52% dan kelompok umur terkecil dalam melakukan pembelian yaitu kelompok umur 35-39 tahun dengan jumlah 4 jiwa dimana persentasenya sebesar 3,8%.

3. Tingkat Pendidikan

Karakteristik konsumen berdasarkan tingkat pendidikan (pendidikan terakhir/yang sedang diikuti) dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini:

Tabel 10. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 SD 0 0

2 SMP 5 4,8

3 SMA 40 38,5

4 Diploma 16 15,4

5 Sarjana 43 41,3

6 Pascasarjana 0 0

Jumlah 104 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2019.

Pada tabel 10 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan konsumen yang paling banyak dalam melakukan pembelian Pisang Pasir Wais berada pada tingkat SMA dengan jumlah sebesar 40 jiwa dimana persentase sebesar 38,5% dan tingkat

(52)

pendidikan dalam melakukan pembelian terkecil yaitu tingkat SMP dengan jumlah 5 jiwa dimana persentasenya sebesar 4,8%.

4. Pekerjaan

Karakteristik konsumen berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini:

Tabel 11. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Pelajar/Mahasiswa 55 52,9

2 Ibu Rumah Tangga 7 6,7

3 BUMN/Pegawai Negeri 14 13,5

4 Pegawai Swasta 13 12,5

5 Wiraswasta/Pengusaha 15 14,4

6 Lainnya 0 0

Jumlah 104 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2019.

Pada tabel 11 dapat dilihat bahwa pekerjaan konsumen yang paling banyak dalam melakukan pembelian Pisang Pasir Wais berada pada tingkat pelajar/mahasiswa dengan jumlah sebesar 55 jiwa dimana persentase sebesar 52,9% dan pekerjaan dalam melakukan pembelian terkecil yaitu ibu rumah tangga dengan jumlah 7 jiwa dimana persentasenya sebesar 6,7%.

5.2 Hubungan Antara Bauran Pemasaran Dengan Keputusan Pembelian Pisang Pasir Wais

Bauran pemasaran merupakan kombinasi dari variabel produk, harga, tempat dan promosi.Bauran Pemasaran yang akan diuji adalah produk , harga , tempat , dan promosi. Bauran Pemasaran ini diukur dalam skala data ordinal. Bauran Pemasaran ini diduga memiliki hubungan dengan keputusan pembelian Pisang pasir Wais. Oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana hubungan masing-

Referensi

Dokumen terkait

Usaha untuk meningkatkan produksi tanaman jagung pada lahan kering marjinal khususnya pada tanah ultisol dapat dilakukan dengan penerapan teknologi seperti penggunaan benih

Pada masing-masing perlakuan ditambahkan tepung terigu 50 gram, te- lur 1 butir, penyedap rasa 4 gram, bawang putih yang telah dihaluskan 15 gram, garam 5 gram, terasi 6 gram;

memiliki ejaan yang benar Sebagian besar tulisan memiliki ejaan yang benar ü Sebagian kecil tulisan memiliki ejaan yang benar Tulisan tidak menggunakan ejaan yang

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa (1) dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Muhajirin Kecamatan Jambi Luar

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Hutoro pada program studi ekonomi Islami di Universitas Brawijaya Ide awal untuk mengajarkan ekonomi Islam di Fakultas Ekonomika dan

1) Kozna, secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau

Tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui seberapa besar respon peserta didik terhadap penggunaan macromedia flash 8 dalam pembelajaran matematika,