• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian mengenai Pertumbuhan Ekonomi di berbagai daerah/wilayah telah dilakukan oleh sejumlah peeliti dengan Daerah dan Periode waktu yang berbeda-beda. Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian, sehingga penulis dapat memperbanyak teori yang didapat dan nantinya akan digunakan unttuk mengkaji teori-teori penelian yang telah dilakukan saat ini. Namun pada penelitian ini penulis mengangkat beberapa jurnal maupun skripsi terdahuu sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian teori mengenai permasalahan yang telah diteliti oleh penulis sebagai bahan penelitian.

Berikut merupakan beberapa penelitian terdahulu melalui jurnal dan skripsi yang terkait dengan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis:

Menurut Parahita (2018) dalam jurnal menjelaskan bahwa penelitiannya menggunakan alat analisis berupa regresi linier berganda dengan sistem Ordinary Least Square (OLS) yang didukung dengan menggunakan data time series selama 15 tahun dan dapat disimpulkan bahwa hasil olahan data secara parsial variabel UMP dan PMA berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB sektor industri di Provinsi Jawa Barat.

Sedangkan olahan data secara simultan variabel PMA, PMDN, penyerapan tenaga kerja dan UMP mempengaruhi PDRB sektor industri di Provinsi Jawa Barat

(2)

Menurut Astuti dan Ayuninsssgtyas (2018) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa hasil penelitian ini secara parsial jumlah ekspor dan impor memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan kurs rupiah memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Sedangkan Ekspor, Impor dan Kurs Rupiah berpengaruh secara bersama-sama terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi.

Menurut Hidayat dan Nurela (2010) Hasil penelitiannya menyatakan adanya 2 hasil dugaan simultan yaitu terhadap tenaga kerja dan pertumbuh ekonomi. Pada persamaan yang pertama dijelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi berhubungan negatif tidak signifikan, sedangkan Pendidikan memiliki pengaruh negatif signifikan, dan upah memiliki pengaruh positif signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sedangkan pada persamaan kedua menyatakan bahwa pengangguran dan investasi berpengaruh positif tidak signifikan, dan untuk tenaga kerja memiliki hubungan positif signifikan tetapi upah memiliki hubungan negatif tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Menurut Arifin (2016) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat PDRB di pulau Sulawesi. Artinya dengan peningkatan inflasi menyebabkan penurunan PDRB di pulau Sulawesi. Sedangkan secara parsial Investasi memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan. Hal tersebut dikarenakan kurangnya kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di pulau Sulawesi dan juga dalam penelitian ini tidak melibatkan investasi asing yang dari segi jumlah

(3)

proyek dan nilai investasi lebih tinggi dibanding penanaman modal dalam negeri.

Dan variabel Upah minimum provinsi secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifkan terhadap PDRB. Hal ini disebabkan karena dengan peningkatan upah maka perusahaan akan melakukan efisiensi tenaga kerja.

Menurut Lumbantobing (2017) Metode Penelitian yang digunakan yaitu pendekatan hasil perhitungan model regresi linear berganda berbentuk logaritma, Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh secara parsial investasi dalam negeri dan investasi luar negeri tidak signifikan terhadap PDRB di DKI Jakarta.

Sedangkan pengeluaran pemerintah secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap PDRB di DKI Jakarta.

Menurut Lutfi dan Agustin (2021) dengan Metode penelitian regresi linier berganda, sehingga hasil analisis yang didapatkan yaitu pengaruh secara simultan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara serentak UMP (Upah Minimum Provinsi) dan NTP (Nilai Tukar Petani) terhadap pertumbuhan ekonomi dan secara parsial memiliki pengaruh Upah Minimum Provinsi secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi dan Nilai Tukar Petani tidak berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

B. Landasan Teori

Penelitian ini menggunakan data Nilai Ekspor, Upah Minimum Provinsi, Tingkat Penanaman Modal Asing terhadap Produk Domestik Regional Bruto Di Provinsi Jawa Timur Tahun 1991-2020. Beberapa teori yang menjelaskan

(4)

karakteristik variabel-variabel tersebut sehingga dapat menjadi good theory dalam penelitian ini.

1. Teori Perdagangan Internasional (Ekspor)

Teori Comparative Cost (David Ricardo) menurutnya dasar tukar ditentukan oleh comparative cost dan masing-masing negara cenderung untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor barang-barang yang diproduksinya dan memiliki keunggulan komperatif yang diukur dari ongkos riil yang mencerminkan ongkos tenaga kerja.

Menurut Teori ini, sutu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi dan mengekspor barang yang relative efisien.

2. Teori Upah

Teori upah menurut pertambahan produk marginal dalam memaksimalkan keuntungan, para pelaku ekonomi menggunakan faktor- faktor produksi dengan maksimal sehingga faktor produksi (tenaga kerja) diberikan imbalan sebesar nilai pertambahan hasil marginal faktor produksi tersebut (Mahrita, 2017). Para pelaku ekonomi dalam memperkerjakan sejumlah karyawan dengan memperhitungkan nilai pertambahan hasil marginal pekerja sama dengan upah yang diterima pekerja tersebut.

(5)

Menurut Neo Klasik, bahwa pekerja memperoleh upah sebanding dengan pertamabahan hasil marginalnya. Upah berfungsi sebagai imbal jasa atas usaha yang telah dikerjakan terhadap pelaku ekonomi (Mahrita, 2017).

Namun jika pertambahan hasil marginal tidak sesuai dan menyebabkan output produksi menurun dapat menurunkan upah yang didapat oleh pekerja tersebut.

Sehingga, optimalisasi antara upah dengan pertambahan hasil marginal sangat penting agar tidak menimbulkan hubungan yang negatif. Dimana, jika pertambahan hasil marginal tidak sesuai dan menyebabkan output produksi menurun tetapi tingkat upah tetap bahkan mengalami kenaikan dapat menyebabkan kerugian pelaku ekonomi dan mengganggu stabilitas pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut dengan penurunan tingkat output produksi.

Teori Neo Klasik berdasaran atas asas nilai pertambahan hasil faktor produksi serta menganggap bahwa upah cukup fleksibel pada pasar tenaga kerja. Sehingga menyebabkan permintaan tenaga kerja seimbang dengan penawaran tenaga kerja dan tidak menimbulkan pengangguran (Mahrita, 2017).

Pada tingkat upah riil semua orang yang bersedia bekerja pada tingkat upah tersebut, maka akan mendapatkan pekerjaan. Karena mereka menganggur, hanyalah mereka yang tidak bersedia bekerja pada tingkat upah yang berlaku.

3. Teori Investasi (PMA)

R.F. Harrod dan Evsey Domar membangun teori-teori berdasarkan pengalam dari perekonomian negara maju. Harrod-Domar mengembangkan

(6)

teori pertumbuhan ekonomi yang mengemukakan bahwa terdapat pengaruh baik antara kegiatan investasi terhadap proses pertumbuha ekonomi suatu negara, karena investasi dianggap salah satu faktor penting dan memiliki dua peran sekaligus untuk membawa pengaruh terhadap perekonomian.

Pertama investasi memiliki hubungan positif dengan pendapatan negara. Oleh karena itu, semakin mudah proses invesatasi, maka semakin tinggi pula pendapatan yang dihasilkan oleh negara (Novita, 2021). Kedua, investasi dapat memperbesar kapasitas produksi ekonomi dengan cara meningkatkan stok modal. Pembentukan modal ini dianggap sebagai pengeluaran yang akan menambah permintaan kebutuhan seluruh masyarakat (Novita, 2021).

C. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan Nilai Ekspor dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Ekspor adalah perdagangan internasional yang memberi rangsangan guna menumbuhkan permintaan dalam negeri yang menyebabkan tumbuhnya industri pabrik besar. Ekspor mencerminkan aktivitas perdagangan antar bangsa yang dapat memberikan dorongan dalam dinamikan pertumbuhan perdagangan internasional, sehingga suatu Negara yang berkembang kemungkinan untuk mencapai kemajuan perekonomian yang setara dengan Negara yang lebih maju.

Dalam penelitian terdahulu menemukan bahwa ekspor sangat berperan dalam menunjang pertumbuhan PDRB. Peningkatan ekspor akan merangsang pertumbuhan ekonomi di daerah, dikarenakan berlakunya multiplier effect

(7)

terhadap pendapatan daerah, multiplier tersebut akan meningkatkan PDRB seiring dengan meningkatnya investasi di daerah tersebut.

hal ini sejalan dengan penelitian dari Purwaning Astuti dan Juniwati Ayuningtyas (2018) dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Ekspor dan Impor terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia” penelitian ini dijelaskan bahwa dari hasil regresi dapat dilihat bahwa secara simultan jumlah ekspor dan impor memiliki pengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Namun secara parsial juga jumlah ekspor memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Hal ini didorong dengan adanya peningkatan ekspor maka output produksi akan meningkat sehingga secara tidak langsung dapat menggerakkan roda perekoomian yang adapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

2. Hubungan Upah Minimum Provinsi (UMP) dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Upah Minimum adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam lingkungan usaha atau kerjanya (Julianto, 2016). Setiap daerah di Indonesia memiliki pemenuhan kebutuhan dengan tingkat yang berbeda-beda maka dari itu dibuatlah aturan di setiap Provinsi dengan menggunakan Upah Minimum Provinsi. Upah yang diterima oleh tenaga kerja yang bekerja di suatu perusahaan menjadi penghasilan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam hal konsumsi rumah tangga yang dapat memberi dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

(8)

Hal ini sejalan dengan jurnal dari Parahita (2018) “Analisis Faktor yang Mempengaruhi PDRB Sektor Industri di Provinsi Jawa Barat Tahun 2002- 2016” dalam penelitian ini menghasilkan bahwa secara parsial variabel UMP berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB sektor industry di Provinsi Jawa Barat dengan alasan bahwa besarnya UMP di Provinsi Jawa Barat didasarkan pada hasil peninjauan kebutuhan hidup yang layak dan disesuaikan dengan kondisi di Provinsi Jawa Barat.

3. Hubungan Penanaman Modal Asing (PMA) dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Penanaman Modal Asing (PMA) dipandang sebagai cara yang lebih efektif untuk mendorong adanya pertumbuhan ekonomi. Dengan melalui Penanaman Modal Asing (PMA) tersebut juga dapat memberikan kontribusi yang lebih baik kedalam proses pembangunan. Oleh karena itu, beberapa Negara atau Provinsi berusaha memberikan insentif kepada masuknya modal asing dalam bentuk PMA. Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus-menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.

Pengaruh dan peran ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi dalam perekonomian. Pertama, investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran angregat. Maka kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat dan pendapatan nasional. Peningkatan

(9)

seperi ini akan selalu diikuti oleh pertumbuhan dalam kesempatan kerja.

Kedua, pertumbuhan barang modal sebagai akibat investasi akan menambahkan kapasitas memproduksi dimasa depan dan perkembangan ini akan menstimulir pertambahan produksi nasional dan kesempatan kerja.

Ketiga, investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi, perkembangan akan memberikan sumbangan penting atas kenaikan produktivitas dan pendapatan masyarakat (Sukirno:2000).

Hal ini sejalan dengan penelitian Parahita (2018) “Analisis Faktor yang Mempengaruhi PDRB Sektor Industri di Provinsi Jawa Barat Tahun 2002- 2016” hasil olahan data dijelakan bahwa secara simultan PMA, PMDN, Penyerapan Teanga Kerja dan UMP berpengaruh terhadap PDRB di sektor industri di Provinsi Jawa Barat dan secara parsial variabel PMA berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB di sektor industri di Provinsi Jawa Barat.

Dengan adanya peningktan PMA di Jawa Barat dapat memberikan peluang lapangan pekerjaan yang banyak dan juga didorong dengan Pemerintah Jawa Barat yang memberikan kemudahan perizinan PMA sehingga banyak peluang investor asing dalam menanamkan modalnya.

D. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini berusaha menganalisis pengaruh Nilai Ekspor, Upah Minimum Provinsi (UMP), dan Penanaman Modal Asing terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dalam kasus ini penelitian dilakukan di Provinsi Jawa Timur, dengan gambar kerangka pemikiran sebagai berikut

(10)

KAJIAN TEORI

1. Teori Perdangangan Internasuonal (Ekspor) 2. Teori Upah

3. Teori Investasi (PMA)

KAJIAN EMPIRIS

1. Parahita (2018) mengenai faktor pengaruh PDRB sektor industri 2. Astuti dan Ayuningtyas (2018)

Ekspor impor terhadap perttumbuhan ekonomi.

3. Arifin (2016) investasi, inflasi, UMP terhadap PDRB.

4. Lumbantobing (2017) PMA, PMDN, dan pengeluran pemerintah terhadap PDRB.

5. Lutfi dan Agustin (2021) UMP dan NTP terhadap pertumbuhan

ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto

Nilai Ekspor Upah Minimum Provinsi

Penanaman Modal Asing

Uji Data Time-Series A. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas data

2. Asumsi Non-Multikolinearitas 3. Asumsi Non-Heteroskedastisitas 4. Asumsi Non-Autokorelasi B. Uji Hipotesis

1. Uji F (Simultan) 2. Uji T (Parsial)

3. Koefisien Determinasi (R2) Hipotesis

(11)

E. Perumusan Hipotesis

Dari rumusan permasalahan, dapat dirumuskan dalam hipotesis yang berkaitan untuk menjawab rumusan masalah sebagai berikut:

1) Diduga Nilai Ekspor berpengaruh secara parsial terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Jawa Timur Tahun 1991-2020

2) Diduga Upah Minimum Provinsi berpengaruh secara parsial terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Jawa Timur Tahun 1991-2020

3) Diduga Tingkat Penanaman Modal Asing berpengaruh secara parsial terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Jawa Timur Tahun 1991-2020 4) Diduga Nilai Ekspor, Upah Minimum Provinsi dan Penanaman Modal Asing

berpengaruh secara simultan terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Jawa Timur Tahun 1991-2020

5) Diduga Nilai Ekspor, Upah Minimum Provinsi dan Penanaman Modal Asing tidak berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Jawa Timur Tahun 1991-2020.

Referensi

Dokumen terkait

1) Nilai dari Porositas tertinggi terdapat pada spesimen kaleng dengan densitas 2,58 gr/cm3 yaitu sebesar 11,94%, kemudian disusul Limbah velg dengan densitas 2,61 yang

Hasil temuan penelitian ini diperjelaskan oleh pendapat widyoko (2009:209) yang mengemukakan bahwa “komunikasi pembelajaran adalah proses transformasi pesan berupa ilmu

Pada penelitian ini bertujuan untuk merancang suatu aplikasi mobile sistem informasi layanan kesehatan berbasis android yang dapat memberikan informasi layanan

Menurut Sudana (2011), struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka.. panjang dengan modal

Kualitas batu bata merah konvensional yang tertinggi ada di Kecamatan Rumbai karena batu bata merahnya memiliki nilai kuat tekan rata-rata dan nilai konduktivitas

Berdasarkan pada hasil tersebut, dapat disimpulkan model tutor sebaya dapat dijadikan sebagai model pembelajaran bagi siswa di SMP N 1 Bakongan, karena rata-rata

Sektor pertanian merupakan sumber pendapatan lebih dari 65 % rakyat Indonesia yang melibatkan diri dalam usaha sebagai petani, usaha kecil dan koperasi (Zulkarnaini, 2002).

Fanatisme para babes dalam mendukung Manchester United ditunjukkan dari aspek-aspek fanatisme yang disampaikan Goddard (2001:7) pertama, yaitu tentang kegiatan dan