• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKHTISAR EKSEKUTIF komoditas tumbuhan dan produknya dengan total frekuensi kali komoditas hewan dan produknya dengan total frekuensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IKHTISAR EKSEKUTIF komoditas tumbuhan dan produknya dengan total frekuensi kali komoditas hewan dan produknya dengan total frekuensi"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Dalam perjalanan kinerja Balai Karantina Pertanian Tahun 2017 telah berhasil melakukan pencegahan masuk dan tersebarnya Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK), sebagai pendukung terhadap suksesnya pencegahan masuk dan tersebarnya HPHK/OPTK sebagai refleksi dari program dan kegiatan Badan Karantina Pertanian sebagai upaya pencapaian visi dan misi.

Dalam rangka menjalankan tupoksinya Balai Karantina Pertanian pada Tahun 2017 telah melakukan sertifikasi karantina komoditas tumbuhan dan produknya dengan total frekuensi 9.856 kali dan melakukan sertifikasi karantina komoditas hewan dan produknya dengan total frekuensi 9.421 kali. Sehingga secara keseluruhan total sertifikasi ada 19.277 kali. Keadaan ini tentunya mendukung terhadap efektifitas pengendalian risiko masuk dan menyebarnya HPHK/OPTK ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia khususnya di wilayah Papua.

Dalam melaksanakan tupoksi BKP Kelas I Jayapura juga melakukan tindakan penahanan hewan hidup sebanyak 37 ekor terdiri 21 Ayam Filipin dari Bitung dan Palopo, 1 ekor ayam dari makassar, 2 ekor kucing dari Makassar, 1 ekor burung perkutut berasal dari Bitung, 5 ekor burung kutilang berasal dari Ponorogo, 3 ekor anjing ras yang berasal dari Surabaya dan 2 ekor burung elang berasal dari Surabaya dengan total frekwnsi frekwensi 9 kali, serta Tanaman Hidup dan mati dengan frekwensi sebanyak 6 kali berupa 2 batang bibit jeruk dari Makassar, 2 pohon bibit kelapa dari Bau-bau dan 44 batang bibit pisang yang berasal dari Ternate, Manado serta 100 kg pinang yang berasal dari Papua New Guinea. Penolakan dilakukan sebanyak 6 kali terdiri dari 2 ekor kucing ke Makassar, 5 ekor ayam filipin ke Makassar dan Palopo, 1 ekor burung perkutut ke Bitung, 48 pohon pisang ke bitung, 2 batang jeruk ke Ambon, 2 bibit kelapa ke Bau-bau. Sedangkan Pemusnahan sebanyak 6 kali terdiri dari 28 ekor ayam filipin makassar, 30 gram benih bonsai dari China, 3 pohon bibit jeruk dari Ambon, 48 pohon bibit pisang dari bitung, bau- bau, ternate, 450 kg pinang dari PNG.

(2)

Sesuai dengan rencana kerja Balai Karantina Pertanian bahwa sasaran Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura 2017 adalah: “Meningkatnya Efektifitas Pelayanan Karantina dan Pengawasan Keamanan Hayati”.

Target kinerja sasaran strategis meningkatnya Tindakan Karantina dan Pengawasan Keamanan Hayati dalam layanan sertifikasi KH/KT melebihi target yang telah ditetapkan.

Jika dibandingkan dengan Tahun 2016 sebanyak 18.354 sertifikat, maka jumlah sertifikasi mengalami peningkatan. Berdasarkan angka dari seksi Karantina Hewan dan Tumbuhan, layanan sertifikasi mengalami peningkatan yaitu 1,39% dibandingkan angka tahun 2016.

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) merupakan gambaran pelayanan yang diberikan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura kepada pengguna jasa selama ini diperoleh berdasarkan pendapat pengguna jasa yang dikumpulkan melalui survey dalam bentuk kuisioner yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik. Selain IKM BKP Kelas I Jayapura juga melakukan penilaian terhadap penerapan budaya kerja aparatur negara melalui Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja (IPNBK) yang diwakili oleh 36 orang pegawai sebagai responden yang meliputi Komitmen, Keteladanan, Profesionalisme, Intergritas dan Disiplin, dimana setiap komponen tersebut terdiri dari beberapa indikator sebagai tolak ukur dengan hasil 91,09 kategori SANGAT BAIK.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perlindungan pertanian dan meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia perlu diwujudkan kinerja yang optimal, maka peran Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura untuk mewujudkannya adalah menumbuhkan iklim kondusif bagi terselenggaranya misi Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura berdasarkan peraturan perundangan serta ketentuan yang berlaku.

Namun demikian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura tidak mungkin dicapai secara optimal tanpa dukungan dan koordinasi yang serasi dengan unit kerja dilingkup internal BKP Kelas I Jayapura dan Kementerian Pertanian dan pengguna jasa karantina serta instansi terkait di daerah.

1. Latar Belakang

Pembangunan perkarantinaan ditempatkan pada upaya melindungi pertanian Indonesia untuk mewujudkan pelestarian sumber daya alam hayati, ketahanan dan keamanan pangan. Terkait dengan upaya ini maka peranan karantina meliputi aspek pengamanan pelestarian sumber daya hayati, pencegahan masuk/tersebarnya HPHK/OPTK, kelestarian lingkungan, keamanan pangan yang sehat, utuh, dan halal serta mendukung upaya khusus swasembada pangan berupa padi, jagung, kedelai.

Dalam hal peningkatan daya saing dan pemberdayaan ekonomi rakyat, peranan karantina harus mampu membantu para pelaku usaha pertanian dalam memenuhi persyaratan teknis Sanitary and Phytosanitary dari Negara tujuan ekspor maupun antar area. Oleh karena itu, Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura harus diperkuat secara bertahap seiring dengan perkembangan IPTEK dibidang perkarantinaan.

Dalam upaya mendukung program pembangunan pertanian di Indonesia, Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura senantiasa melakukan pembenahan secara internal (lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura) maupun eksternal (kerja sama dengan instansi terkait) dalam rangka optimalisasi tupoksi.

(4)

Pembenahan-pembenahan tersebut erat kaitannya dengan yang sudah dilakukan Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura yang terangkum dalam program dan kegiatan tahun 2017, kinerja yang optimal dari Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura dapat diukur beberapa indikator kinerja, yaitu :

1. Efektifitas pengendalian resiko masuk dan tersebarnya HPHK/OPTK, serta pangan yang tidak sesuai standar keamanan pangan

2. Efektifitas pelayanan ekspor komoditas pertanian dan produk tertentu 3. Tingkat kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina

1.1 Kedudukan Tugas, Fungsi dan Kewenangan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 22/Permentan/ OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana teknis Karantina Pertanian, bahwa kedudukan, tugas pokok dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura adalah sebagai berikut:

Kedudukan

Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura dipimpin oleh seorang Kepala Balai yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan.

Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.

Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura menyelenggarakan fungsi:

 Menyusun rencana, mengevaluasi dan membuat laporan.

 Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK).

 Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK.

 Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK.

 Pelaksanaan Pengawasan Keamanan Hayati Hewani dan nabati.

(5)

 Pelaksanaan pemberian layanan operasional karantina hewan dan karantina tumbuhan.

 Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.

 Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi dan saran teknik karantina hewan dan tumbuhan.

 Pelaksanaan, pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati.

 Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

1.2 Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura dalam melaksanakan tugas dan fungsi selama tahun 2017 dibantu oleh unsur-unsur :

1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha 2. Kepala Seksi Karantina Hewan 3. Kepala Seksi Karantina Tumbuhan

4. Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan

5. Kelompok Jabatan Fungsional Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura Kepala Badan

Kepala BKP Kelas I Jayapura Drh. L.M. Mastari, MM

Ka. Subbag Tata Usaha Epilson Lamba’ SE

Kasi. KT Ir. Jeam J. Hattu, MM Kasi. KH

Drh. Ahnu M. ‘Ulum

Kasi. Wasdak Boaz Henry Lumbaa

Korfung. Tumbuhan Yunus Isnawan, SP Korfung. Hewan

Drh. Santosa

(6)

1.3 Sumberdaya Manusia

Jumlah pegawai Balai Karantina Pertanian pada Tahun 2017 sebanyak 36 orang pegawai terdiri dari Golongan II sebanyak 9 orang, Golongan III sebanyak 25 orang, Golongan IV sebanyak 2 orang. Jika dilihat dari jenjang pendidikannya terdiri dari : S2 sebanyak 10 orang, S1/D4 sebanyak 10 orang, D3/D2/D1 sebanyak 7 orang, SLTA sebanyak 9 orang.

Jika dibandingkan dengan tahun 2016 dengan jumlah pegawai 36 orang maka jumlah pegawai pada tahun 2017 tidak mengalami perubahan. Secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 1.

1.4 Dukungan Anggaran

Pagu APBN Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura TA. 2017 adalah sebesar Rp15.572.436.000,00 dengan realisasi sebesar Rp15.537.262.039,00 atau mencapai 99,77 persen. Dalam perjalanan tahun anggaran 2017 terjadi 5 (lima) kali revisi anggaran revisi pertama disebabkan oleh adanya penambahan pagu dari 15.375.366.000,00 menjadi 15.572.436.000,-. Sedangkan revisi 2 s/d 3 dilakukan karena adanya pergeseran dan penambahan komponen, revisi 4 dilakukan karena adanya gaji minus dan revisi ke 5 pemutakhiran POK dan revisi detail. Jika diabndingkan dengan Tahun Anggaran 2016 maka realisasi mengalami kenaikan 0,87%. Rincian Pagu dan Realisasi APBN TA 2017 dapat dilihat pada Lampiran 2.

(7)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis 2015-2019

Sejalan dengan RPJMN 2015-2019 bidang pangan dan pertanian, kedepan Renstra Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura masaih fokus pada layanan sertifikasi karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati untuk mendukung tercapainya kedaulatan pangan, untuk penguatan pada dasaarnya merupakan pernyataan komitmen bersama mengenai upaya terencana dan sistimatis untuk meningkatkan kinerja serta pencapaiannya melalui pembinaan, penataan, perbaikan, penertiban, penyempurnaan dan pembaharuan terhadap sistem, kebijakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati serta pembinaan terhadap akhlak dan perilaku aparatur karantina dengan terus menerus melakukan pengawasan dan pengendalian manajemen agar tercapainya efektfitas, efesiensi dan produktifitas dalam penyelenggaraan perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati.

Dalam mengambil peran pembangunan nasional Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura dengan Visi “Menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya Dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan”. Untuk menggapai Visi Badan Karantina Pertanian diemban Misi sebagai berikut:

1) Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan karantina (HPHK), dan Organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK)

2) Mendukung terwujudnya keamanan pangan

3) Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian.

4) Memperkuat kemitraan perkarantinaan

5) Meningkatkan Citra dan Kualitas Layanan Publik .

Menyadari peran dan tanggung jawab atas tuntutan dan pengakuan pemangku kepentingan, institusi karantina pertanian harus terus diperkuat menyelaraskan

(8)

dengan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang teknologi, transportasi dan telekomunikasi.

Badan Karantina Pertanian ditetapkan sebagai instansi yang melaksanakan tugas perkarantinaan hewan dan tumbuhan sesuai peraturan perundangan yang berlaku yang memiliki 52 (limapuluh dua) UPT yang tersebar disalah satunya Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura. Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura mempunyai wilayah tugas mengamankan 10 (sepuluh) Kota/Kabupaten yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Kerom, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Oksibil, Kabupaten Yalimo agar tujuan perkarantinaan hewan dan tumbuhan tercapai sesuai dengan harapan maka Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura sebagai Unit pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian perlu menyusun dokumen Agenda Kerja Strategis jangka menengah (lima tahun) sebagai acuan kerja dalam mengimplementasikan cerminan Integritas terhadap visi dan misi Badan Karantina Pertanian.

1. Visi, Misi, Moto Janji Pelayanan, Budaya Kerja dan Value.

Visi : Menjadikan Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura yang terbaik, tangguh, profesional dan terpercaya dalam perlindungan kelestarian SDA, lingkungan dan keamanan pangan.

Tangguh

Sebagai benteng terdepan, karantina harus mampu melindungi pertanian Indonesia dari ancaman masuk dan tersebarnya HPHK, OPTK dan Keamanan Hayati dengan menerapkan peraturan perundang-undangan karantina secara tegas dan konsisten khususnya di daerah Papua agar tidak menyebar ke daerah Papua dimana masih Papua masih bebas dari beberapa jenis HPHK dan OPTK.

(9)

Terpercaya

Keberhasilan BKP Kelas I Jayapura tidak terlepas dari peran serta masyarakat dan mitra kerja baik didalam maupun diluar provinsi papua bahkan diluar negeripun oleh karena itu setiap kebijakan dan tindakan BKP Kelas I Jayapura perlu mendapat kepercayaan yang tinggi. Kepercayaan akan diperoleh antara lain melalui akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan di bidang perkarantinaan dan keamanan hayati dengan penegakan perundang- undangan yang berlaku.

Misi : - Melindungi kelestarian sumber daya alam hayati hewani dan tumbuhan nasional dan daerah;

- Mendukung keberhasilan program swasembada pangan, peningkatan ketahanan pangan dan keamanan pangan nasional dan daerah;

- Memfasilitasi kelancaran perdagangan/pemasaran produk hasil komoditas pertanian;

- Mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat;

- Mendorong partisipasi masyarakat di daerah dalam penyelenggaraan perkarantinaan.

Moto : Bersama Karantina mari cegah dan lindungi tanah Papua dari penyakit hewan dan tumbuhan.

Janji Pelayanan : Petugas Karantina tidak menerima gratifikasi dan pungutan liar diluar Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Nilai Budaya Kerja

: Berpikir Cerdas, selalu berupaya melakukan pilihan terbaik dalam melakukan tindakan.

1. Amanah, dalam menjalankan tugas merupakan ibadah, selalu ikhlas, tulus, totalitas dan profesional dalam menjalankan dan bertanggungjawab dalam menggunakan sumber daya yang efektif dan efisien serta berkomitmen yang tinggi dalam memberi pelayanan.

(10)

2. Inovatif, mengembangkan cara-cara terbaik dalam mencapai tujuan dengan kreatif.

3. Bekerjasama dan Komunikatif, selalu melakukan komunikasi untuk memahami pelayanan yang dibutuhkan stake holder dan selalu bekerja sama baik internal maupun eksternal dalam mencapai tujuan.

4. Scientif Base, dalam bekerja selalu berdasarkan teknologi dan ilmu pengetahuan serta standar-standar baku yang telah ditetapkan.

Value BKP Jayapura:

1. Komitmen;

2. Disiplin;

3. Keteladanan;

4. Integritas;

5. Kesisteman dan Penegakan aturan.

Dalam rangka memberi arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pembangunan dibidang perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati yang selaras dengan arah kebijakan strategis Badan Karantina Pertanian, maka Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura menetapkan rencana strategis Balai Karantina Pertanian 2015-2019 sebagai dasar acuan dalam penyusunan kebijakan operasional, program dan kegiatan serta sebagai pedoman pengendalian kinerja dalam rangka pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi pada 2015-2019.

Tujuan dan Sasaran Tujuan

Melaksanakan dan meningkatkan efektifitas pelayanan karantina dan pengawasan keamanan hayati hewani nabati dalam rangka mencegah masuk dan menyebar keluarnya HPHK/OPTK dan bahan pangan yang tidak sehat/aman dalam wilayah Papua khususnya Kota Jayapura dan sekitarnya.

Untuk dapat mengukur keberhasilan visi dan misi maka tujuan harus memiliki indikator keberhasilan, berdasarkan sifat pelaksanaan tugas dan kriteria output yang dihasilkan organisasi yaitu ‘sertifikasi karantina pertanian’ dan berdasarkan hasil perbandingan

(11)

dengan institusi yang memiliki tupoksi serupa, maka indikator keberhasilan tujuan dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Efektifitas pengendalian resiko masuk dan keluarnya HPHK dan OPTK, serta pengawasan keamanan hayati;

2. Efektifitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor MP OPTK dan keamanan hayati;

3. Tingkat kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian.

2.2. Penetapan Kinerja Tahun 2017

Komitmen Balai Karantina Pertanian untuk mengeksekusi strategis pembangunan pertanian pada tahun kedua pelaksanaan Renstra BKP Kelas I Jayapura 2015- 2019 diwujudkan melalui Perjanjian Kinerja Tahun 2017 BKP Kelas I Jayapura. Hal ini sejalan dengan amanah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Insstansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Berdasarkan Peraturan Menteri PAN &RB No/53/2014, Perjanjian Kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui PK terwujudlah komitmen penerima dan pemberi amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumberdaya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujudnya kesinambungan kinerja setiap tahunnya.

Sesuai dengan kedua peraturan yaitu Perpres No 29/2014 dan Permen PAN&RB No 53/2014 tersebut, perjanjian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura 2017 berisikan indikator kinerja utama beserta targetnya, dimana indiktor kinerja

(12)

tersebut memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan. Yaitu spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, berjangka waktu tertentu, dan dapat dipantau dan dikumpulkan.

Perlu disampaikan bahwa Perjanjian Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura pada Tahun 2017 disusun dengan masih mengacu pada 3 (tiga) target sukses sebagaimana tertuang di renstra Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura 2015-2019, yaitu (1) Penguatan Kelembagaan, penguatan SDM dan Pengembangan Infrastruktur Sarana dan Prasarana. Sasaran strategis merupakan penjabaran dari tujuan dengan arah yang lebih terukur. Sasaran Strategis BKP Kelas I Jayapura terbagi dalam 2 (dua) kelompok utama yaitu sasaran prioritas misi dan sasaran prioritas pengembangan sumberdaya. Prioritas misi berorientasi pada proses internal utama yang berkaitan dengan tugas pokok yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan, prioritas misi berkontribusi langsung pada pencapaian tugas pokok BKP Kelas I Jayapura. Sedangkan Strategi pengembangan sumberdaya berkaitan dengan dukungan manajemen yang mendukung langsung pencapaian sasasaran prioritas misi. Strategi pengembangan sumber daya atau lazim juga disebut ‘capacity building’

berhubungan dengan perencanaan teknis secara umum, penyediaan dan pelaksanaan angggaran yang optimal, pengelolaan asset, sumberdaya informasi, sistem mutu dan sumber daya manusia serta tatalaksana yang secara prinsip melandasi operasional perkarantinaan.

Perjanjian Kinerja Balai Karantina Kelas I Jayapura tahun 2017 ditetapkan pada bulan Januari 2017. Perjanjian Kinerja tersebut dilaksanakan oleh 4 (empat) seksi yang ada di BKP Kelas I Jayapura. Program BKP Kelas I Jayapura adalah Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati dengan kegiatan peningkatan kualitas pelayanan karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati. Program tersebut berdasarkan amanat reformasi perencanaan dan pengganggaran, menjadi tanggung jawab dari tiap satker sesuai dengan kewenangan serta tugas dan fungsinya masing-masing. Ukuran kinerja dalam menajalankan program terkait adalah indikator hasil (outcome) dan atau keluaran (output) dari unit kerja dibawahnya. Lampiran 3.

(13)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I JAYAPURA

3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan

Gambaran Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura Tahun 2017 dapat diketahui dari hasil pengukuran kinerja sesuai dengan Perjanjian Kinerja (PK) yaitu dengan membandingkan antara realisasi dengan target yang ditentukan diawal tahun. Untuk mengukur tingkat capaian tingkat capaian kinerja tahun 2017 tersebut, maka digunakan metode scoring yang menggelompokan capaian kedalam 4 (empat) kategori kinerja yaitu: (1) sangat berhasil (capaian >100%), (2) berhasil (capaian 80-100%), (3) cukup berhasil (capaian 60-<80), (4) kurang berhasil (capaian <60%) terhadap sasaran yang telah ditetapkan. Indikator kinerja yang diukur dibedakan atas 2 (dua) jenis indikator, yaitu lead indicator dan lag indicator.

Lead indicator adalah indikator dibawah kendali organisasi. Indikator ini dikenal dengan istilah indikator proses atau aktivitas. Sedangkan Lag indicator adalah indikator yang pencapaiannya diluar kendali organisasi. Indikator ini dikenal dengan istilah indikator output atau indicator outcome. Berdasarkan ketentuan pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 196/PMK.02/2015 tentang perubahan atas peraturan menteri keuangan nomor 143/PMK.02/2015 tentang petunjuk penyusunan dan penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, maka jenis Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) pimpinan Kementerian/Lembaga adalah outcome/impact (lag indicator).

3.2. Pencapaian Kinerja Tahun 2017

Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura telah menetapkan standar kinerja pada awal tahun 2017 yang merupakan penjabaran dari Renstra BKP Kelas I Jayapura tahun 2015-2019. Standar tersebut telah dituangkan dalam bentuk perjanjian kinerja (PK) BKP Kelas I Jayapura yang telah ditanda tangani pada bulan Januari 2017.

(14)

Evaluasi Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura tidak hanya menganalisis perbandingan antara target dengan realisasi, namun secara sistematis mencari akar permasalahan atas pencapaian kinerja yang belum memenuhi harapan, mengkaitkan satu pencapaian kinerja yang belum memenuhi harapan, mengkaitkan satu pencapaian kinerja dengan pencapaian kinerja lainnya serta membandingkan pencapaian kinerja tahun 2017 dengan kinerja beberapa tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya perbaikan kinerja BKP Kelas I Jayapura sehingga peningkatan kineja secara berkesinambungan dapat terwujud. (pencapaian kinerja BKP secara ringkas disajikan dalam tabel 1.

Tabel 1. Capaian Indikator Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura

No. PROGRAM/

KEGIATAN SASARAN INDIKATOR Tahun 2017

Target Realisasi (%)

1 2 3 4 5 6 7

1 Peningkatan Kualitras Pengkarantin aan

Pertanian dan

Pengawasan Keamanan Hayati

Meningkatn ya Kualitas Pelayanan Karantina dan

Pengawasa n

Keamanan Hayati

Jumlah Sertifikat melalui TKH

8.734 9.421 107,86

Jumlah Pengujian Laboratorium Karantina Hewan (Kali)

3.310 3.372 101,87

Jumlah Sertifikat melalui TKT

5.613 9.856 175.59

Jumlah Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan (Kali)

1.000 1.107 110,7

Tersedianya sarana dan prasarana operasional karantina hewan dan kemananan hayati

dokumen pendukung karantina Hewan

648 701 108,18

dokumen pendukung karantina Tumbuhan

280 468 167,14

bahan laboratorium (Paket)

7 7 100

Dukungan Managemen t

IKM (%) 85 87,5

87,6

102,94 95,21

IPNBK (%) 92 92,67 103,06

Dukungan disiplin pegawai

1 dokumen 1 dok

Sumber Data : Perjanjian Kinerja Seksi Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan, Pengawasan dan Penindakan dan Laporan Sub Bagian Tata Usaha.

Target kinerja sasaran strategis meningkatnya Tindakan Karantina dan Pengawasan Keamanan Hayati dalam layanan sertifikasi KH/KT sebanyak 19.277

(15)

melebihi target yang telah ditetapkan yaitu 14.347 atau 134,36 persen. Jika dibandingkan dengan Tahun 2016 sebanyak 13.929, maka jumlah sertifikasi mengalami peningkatan sebesar 38,39 persen. Berdasarkan angka dari seksi Karantina Hewan dan Tumbuhan.

Sedangkan Jumlah pengujian Laboratorium Karantina Hewan dan Tumbuhan pada Tahun 2017 mengalami penurunan sebesar -8,37 persen jika dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2016.

Tabel 2 : Perbandingan Realisasi Capaian Kinerja TA. 2016 dan TA 2017

No.

PROGRAM / KEGIATAN

SASARAN

INDIKATOR Tahun 2017 Tahun 2016

Target Realisas i

Target Realisa si

Kenaik an/Pen urunan

(%)

1 2 3 4 5 6 6 7

1 Peningkat an

Kualitras Pengkara ntinaan Pertanian dan Pengawas an

Keamana n Hayati

Meningkat nya Kualitas Pelayanan Karantina dan Pengawas an

Keamana n Hayati

Jumlah Sertifikat melalui TKH/TK

14.347 19.277 8.989 13.925 38,39

Jumlah Pengujian Laboratorium Karantina Hewan/Tumbuh an (Kali)

4.310 4.486 3.765 4.896 -8,37

Sasaran strategis Peralatan dan Fasilitas Perkantoran BKP Kelas I Jayapura dalam menunjang fasilitas kerja terhadap pelayanan kepada masyarakat secara keseluruhan tercapai 100%.

Sasaran strategis gedung/bangunan dalam pengembangan infrastruktur sarana dan prasarana operasional tindakan karantina, peningkatan kualitas laboratorium, peningkatan sarana instalasi karantina (IKH dan IKT). Pengembangan infrastruktur tercapai 100% dari target yang ditetapkan pada tahun 2017. Jika realisasi tersebut dibandingkan tahun 2016 maka pengembangan infrastruktur gedung/bangunan mengalami peningkatan.

(16)

3.3 Evaluasi Pencapaian peningkatan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati

Sasaran strategis Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura adalah peningkatan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati. Sasaran strategis ini memiliki 3 indikator kinerja yaitu Jumlah sertifikasi sertifikat KH/KT, pemantauan HPHK/OPTK dan Pengujian sampel KH/KT. Pencapaian kinerja ini dapat dijabarkan pada sub bab berikut ini :

3.3.1 Capaian kinerja sertifikasi KH

1. Kegiatan Domestik Masuk

Domestik masuk Didominsai oleh Bahan Asal Hewan (BAH) dan Benda lain yang berasal dari Surabaya, Jakarta, Makassar dan Bali Volume BAH yang diantarareakan sebanyak 19.514.375 kg meliputi daging ayam sebanyak 12.539.933 kg, daging bebek sebanyak 147.473 kg, daging kambing sebanyak 1.155 kg, daging babi sebanyak 5.183 kg, daging sapi sebanyak 223.859 kg, daging sapi bertulang sebanyak 411 kg, daging kerbau sebanyak 102, daging rusa sebanyak 340 kg, daging anjing sebanyak 20 kg, kikil sapi sebanyak 314 kg, jeroan ayam sebanyak 2.086 kg, jeroan sapi sebanyak 509.952 kg, telur ayam konsumsi sebanyak 5.857.532, telur bebek sebanyak 8.100 kg, telur ayam arab sebanyak 15.700 kg, telur puyuh sebanyak 37.500 kg, telur tetas sebanyak 164.476 kg, kupu- kupu awetan sebanyak 230 kg dan madu sebanyak 9 kg dengan frekuensi 2.444 kali. Selain BAH terdapat juga HBAH yang dimasukan melalui Pelabuhan Laut dan Bandar Udara Sentani sebanyak 374.693 kg dengan frekuensi 725 kali dengan volume benda lain sebesar 11.767.270,5 dengan frekuensi 205 kali yang masuk melalui Pelabuhan Laut Jayapura dan Bandar Udara Sentani. Hewan hidup yang diantarareakan yaitu DOC, DOD, Ayam, Babi, sapi, anjing, kelinci, burung, tikus putih, hamster, dan ular sebanyak 242.960 ekor yang berasal dari Surabaya, Sumbawa Besar dan Makassar dengan frekuensi 212 kali yang masuk melalui Bandar Udara Sentani dan Pelabuhan Laut Jayapura. Pada tahun 2017 total frekuensi pemasukan sebanyak 3.586 kali, maka jika dibandingkan dengan frekuensi kegiatan domestik masuk pada tahun 2016 sebanyak 2.954 kali kegiatan ini mengalami peningkatan sebesar 21,4 persen.

(17)

2. Kegiatan Domestik Keluar

Kegiatan operasional domestik keluar tahun 2017 sebanyak 6.142 kali terhadap hewan hidup sebanyak Rp2.470.962 ekor dengan frekuensi 5.334 kali, Bahan Asal Hewan 671.505 kg dengan frekuensi 699 kali, Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) 16.159 kg dengan frekuensi 96 kali serta Benda lain 245 kg dengan frekuensi 13 kali.

Jika dibandingkan dengan TA 2016 5.938 kali maka frekuensi domestik keluar mengalami kenaikan sebesar 3.4 % dari tahun sebelumnya karena tingginya permintaan komoditi karantina khususnya DOC, BAH berupa daging ayam, daging sapi dan telur yang dilalulintaskan ke Kabupaten yang ada di Papua dan Papua Barat.

Pelaksanaan tindakan 8P terhadap kegiatan domestik keluar. Tindakan 8P karantina hewan terhadap domestik keluar setelah pengguna jasa 1-2 hari sebelum keberangkatan melaporkan MPHPHK yang akan diantarareakan petugas karantina melakukan pemeriksaan (dokumen dan fisik/eksterior/organoleptik),pengamatan, perlakuan dan jika telah memenuhi persyaratan dan layak diberangkatkan dilakukan pembebasan (diterbitkan KH-9).

- 5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 25.000.000

2014 2015 2016 2017

Hewan Hidup BAH

HBAH Benda Lain DOMAS KH

(18)

3. Penggunaan Sertifikat

Penggunaan Formulir Karantina Hewan Selama Tahun 2017, penggunaan formulir / dokumen utama adalah sebagai berikut pada Tabel 6.

Tabel 3 : Perbandingan Penggunaan Sertifikat KH Tahun 2017 dan Tahun 2016

- 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000

2014 2015 2016 2017

Hewan Hidup (ekor) BAH (kg)

HBAH (kg) Benda Lain (kg) DOKEL KH

NO DOKUMEN

KENAIKAN/

PENURUNAN (%) 2016 2017 2016-2017

1 KH9 5.124 5.352 4,44%

2 KH10 512 777 51,75%

3 KH11 1 8 700%

4 KH12 2.844 3.284 15,47%

TOTAL 8.481 9.421 11,08%

(19)

Domestik Masuk

Tanaman Hidup dan Benih Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih

Hasil Tanaman Mati yang telah diolah dan yang belum diolah

3.3.2 Tindakan Karantina Tumbuhan terhadap media pembawa OPTK yang diantar- areakan.

1. Kegiatan Domestik Masuk

Domestik masuk Didominasi oleh Tanaman Hidup dan Benih sebanyak 54.193 batang dengan frekwensi 532 kali dan benih sebanyak 1.743 kg yang berasal dari Surabaya dan Makassar. Selain Tanaman Hidup dan Benih terdapat pemasukan berupa Hasil Tanaman Hidup dan bukan benih sebanyak 3.055 batang dan 4.372.470 kg dengan frekwensi 1790 kali yang berasal dari Surabaya dan Makassar dimasukan melalui Pelabuhan Laut Jayapura dan Bandara Udara Sentani. Hasil Tanaman Mati yang tidak diolah atau telah diolah sebanyak 60.850.553,4 kg antara lain berupa beras, kemiri dan tepung terigu yang berasal dari Surabaya dan Makassar masuk melalui Pelabuhan Laut Jayapura. Pada tahun 2017 total frekuensi pemasukan sebanyak 2523 kali, maka jika dibandingkan dengan frekuensi kegiatan domestik masuk pada tahun 2016 sebanyak 2158 kali, kegiatan ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada pemasukan hasil tanaman hidup bukan benih berupa Bawang merah, bawang bombai, bunga potong segar dan bunga aster sebesar 16.91 persen hal ini disebabkan oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan tindakan karantina dan kesiapan petugas karantina dilapangan dalam mengawasi lalu lintas komoditi pertanian khususnya tumbuhan.

Grafik 2 Domestik Masuk Karantina Tumbuhan

(20)

2. Kegiatan Domestik Keluar

Kegiatan operasional domestik keluar tahun 2017 terhadap Tanaman Hidup dan Benih sebanyak 97.625 batang berupa bibit anggrek, bibit durian, bibit jeruk dan matoa dengan frekwensi 445 kali, Hasil Tanaman Hidup bukan Benih sebanyak 1.313.160 kg dengan frekwensi 7.099 kali berupa buah jeruk, cabe, pinang biji, sirih dan tomat dan Hasil Tanaman mati yang tidak diolah atau telah diolah sebanyak 6.087.080.1 kg dengan frekwensi 1562 kali berupa buah kelor, buah kenari, jenitri, biji kakao, gaharu dan vanili yang dilalulintaskan ke Surabaya dan Jakarta melalui bandar udara Sentani.

Pelaksanaan tindakan 8 P terhadap kegiatan domestik keluar. Tindakan 8P karantina Tumbuhan terhadap domestik keluar setelah pengguna jasa 1-2 hari sebelum keberangkatan melaporkan MPOPTK yang akan diantarareakan petugas karantina melakukan pemeriksaan (dokumen dan fisik/eksterior/organoleptik), pengamatan, perlakuan dan jika telah memenuhi persyaratan dan layak diberangkatkan dilakukan pembebasan (diterbitkan KT-12).

Tabel 4. Domestik Keluar MP OPTK

NO KOMODITAS

SENTANI

2016 2017

NAIK/

TURUN(%)

VOL FREK VOL FREK

1 SIRIH 238.317 955 317.493 2945 33.22

2 PINANG 331257 492 331.867 1101 0.18

3 KOPI BIJI 4034 19 16.222 112 302.13

4 BUAH JERUK 278275 652 212292 724 31,08

5 BIBIT KOPI 35,000 1 100

6

BIBIT TANAMAN HIAS

5375

BTG 20 1660 5 223,79

7 BIBIT KAKAO 854 KG 10 5428 KG 20 535,59

8 BIBIT KELAPA 626 KG 15 - - (100)

Dari komoditi yang keluar didominasi oleh Bibit Kakao yang mengalami kenaikan sampai dengan 535%, Biji kopi sebesar 302,13 persen dan bibit tanaman hias sebesr 223.79 persen yang dilalulintaskan melalui Bandar Udara Sentani. Ini menunjukkan bahwa tindakan karantina Tumbuhan pada tahun

(21)

2017 mengalami peningkatan yang signifikan dibanding Tahun Anggaran 2016, walau dengan keterbatasan SDM.

3. Kegiatan Impor

Kegiatan operasional Impor tahun 2017 terhadap Hasil Tanaman mati yang tidak diolah atau telah diolah sebanyak 193.376,67 kg dengan frekwensi 817 kali biji kakao, masohi dan vanili. yang dilalulintaskan ke Jayapura melalui Wilayah Kerja Skouw dari PNG. Jika dibandingkan dengan Tahun 2016 maka kegiatan impor mengalami peningkatan Frekuensi sebesar 264.73% dan mengalami penurunan volume sebesar 26,94 % (persen), hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan biji masohi, vanili dan masohi serta kesiap siagaan petugas dalam melaksanakan pengawasan di pintu-pintu pemasukan walaupun dengan keterbatasan SDM.

Tabel 5 : Kegiatan Impor Tahun 2017

NO KOMODITAS SKOUW

2016 2017 KENAIKAN/

PENURUNAN (%)

VOL FREK VOL FREK

1 VANILI 14.099 123 156.465,67 788 1009,75

2 MASOHI 191.013,86 78 22.023 14 (3,64)

3 KAKAO BIJI 40.364 23 14.888 15 (63,11)

Tindakan karantina tumbuhan terhadap komoditi impor pada tahun 2017 mengalami kenaikan yang sangat signifikan pada komoditi Vanili yaitu 156.465,67 kg atau mencapai 1.009,75 persen. Hal ini diakibatkan oleh tingginya permintaan terhadap komoditi tersebut. Sedangkan komoditi masohi dan kakao biji mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar (63,11) persen. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya permintaan masyarakat.

4. Kegiatan Ekspor

Pelaksanaan tindakan 8P terhadap kegiatan Ekspor. Tindakan 8P karantina Tumbuhan terhadap kegiatan ekspor Tanaman Hidup dan benih nihil, untuk tepung terigu sebanyak 9.595 kilogram dan kayu mangga sebanyak 17 m3 dengan frekwensi 1 kali yang dikirim ke PNG melalui Wilker Skouw dan Ekspor kayu Merbau sebanyak

(22)

51 kali di tahun 2017 dengan total volume sebanyak 1.215.136,31 m3 ,jika dibandingkan dengan Tahun 2016 maka kegiatan mengalami kenaikan sebesar 2800%. Tindakan karantina tumbuhan terhadap ekspor dilakukan setelah pengguna jasa 1-2 hari sebelum keberangkatan melaporkan MP/OPTK yang akan ekspor.

Tabel 6: Penggunaan Dokumen KT

Petugas karantina melakukan pemeriksaan (dokumen dan fisik/eksterior), pengamatan, perlakuan dan jika telah memenuhi persyaratan dan layak diberangkatkan dilakukan pembebasan (diterbitkan KT-10).

Tabel 7 : Kegiatan Ekspor

NO KOMODITAS SKOUW

2016 2017 KET

VOL FREK VOL FREK

1 KAYU MERBAU 1.215.136,31 51 100

2 TEPUNG TERIGU 9.595 4 100

3 KAYU MANGGA 17 1 100

5. Penggunaan Sertifikat

Penggunaan Formulir Karantina Tumbuhan Selama Tahun 2017 penggunaan formulir / dokumen utama dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 8 : Perbandingan penggunaan Sertifikat pada Tahun 2016 dan 2017.

NO DOKUMEN JUMLAH

1 KT9 2523

2 KT12 7292

3 KT10 41

NO DOKUMEN JUMLAH Kenaikan/ penurunan

2016 2017 (%)

1 KT9 2158 2523 16.91

2 KT12 3289 7292 121,70

3 KT10 2 41 1950

JUMLAH 5.449 9856 81,189

(23)

Grafik 2 : Perbandingan penggunaan sertifikat KT 2016 dan 2017.

Jika dibandingkan dengan tahun 2016 maka penggunaan sertifikat karantina tumbuhan mengalami peningkatan sebesar 81,189 persen, hal ini diakibatkan oleh tingginya kesadaran masyarakat akan kesehatan komoditi yang akan dilalulintaskan dan adanya kerjasamanya yang baik antara petugas karantina dengan pihak airline dan otoritas pelabuhan laut.

6. Pemantauan HPHK/OPTK

Dari hasil pemantauan HPHK/OPTK Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura ditemukan beberapa HPHK yaitu Brucellossis pada sapi di Kabupaten Jayapura, Kabupaten Kerom dan Kota Jayapuran, Scabies pada kambing, sapi di kabupaten Jayapura, Kabupaten Keroom, Kabupaten Jayapura, Hog Cholera pada Babi di Kabupaten Jayapura, Kabupaten Kerom, Kota Jayapura, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Puncak Jaya, New Castle Disease (ND) dan Fowl Cholera pada ayam ras, ayam buras, itik dan entok sporadik di berbagai Kabupaten sedangkan OPTK tidak ditemukan OPTK pada padi, kakao, tanaman buah-buahan dan kelapa namun ditemukan OPT Golongan A2 pada padi yaitu Burkhholderia, Kelapa yaitu Aceria guerreronis, tanaman buah-buahan yaitu bactrocera musae dan pada kakao yaitu planococcus. Namun belum semua wilayah kota/kabupaten Papua dilakukan pemantauan karena terbatasnya SDM dan anggaran.

2017 2523 KT 9 7292 KT 12 58 KT 10

(24)

Tabel 9 : Hasil Pemantauan HPHK/OPTK 2017

KOMODITI

JENIS HPHK/OPTK TA

2017 LOKASI

Sapi Brucellocis Kab. Jayapura, Kab Kerom dan Kota Jayapura Babi Hog Cholera Kab. Jayapura, Kab. Kerom, Kota Jayapura,

Tolikara, dan Puncak Jaya

Scabies Sapi dan KAmbing Kab. Jayapura, Kab. Kerom, Kota Jayapura, Jayawijaya

ND dan FOWL Ayam ras, itik, entok Sporadik di berbagai Kabupaten

Padi Burkholderia glumae Kabupaten Jayapura, Bonggo, Muara Tami Kelapa Aceria querreonis Kab. Kerom, Arso, Swakarsa dan Sarmi Tanaman buah-

buahan

Batrocera Musae Kab Jayapura, Kampung Waibu, Koya

Kakao Planococcus Kab Muara Tami

Tabel 10. Perbandingan Hasil Pemantauan HPHK/OPTK 2017 dan 2016

KOMODITI JENIS HPHK/OPTK LOKASI

2017 2016

Sapi Brucellocis Brucellocis Kab. Jayapura, Kab Kerom

dan Kota Jayapura Sapi, Babi Scabies Cysteciecosis Kab. Jayapura dan Kab.

Jayawijaya

Babi Hog Cholera Hog Cholera Kab. Jayapura, Kab. Kerom,

Kota Jayapura, Tolikara, dan Puncak Jaya

Kelapa Aceria guerreronis (tungau)

Kab Kerom, Kab/Kota Jayapura

Kab. Kerom

Kakao Bactrocera musae (lalat buah)

Kab Kerom dan Kab.

Jayapura

Kab. Kerom, kab/kota Jayapura

Padi Burkholderia glumae - Kab. Kerom dan Kota

Jayapura

(25)

7. Pengujian sampel KH/KT

Jumlah pengujian sampel yang dilakukan oleh Laboratorium Karantina Jayapura yaitu pengujian yang dilakukan di Laboratorium KH terdiri dari pengujian berdasarkan metode uji Rose Bengal Test (RBT), Uji HA-HI, Uji HI-ND, uji RT-PCR, Rapid test AI, pewarnaan giemza sebanyak 3.372 kali dan pada Laboratorium Karantina Tumbuhan di lakukan uji sebanyak 1.114 kali pengujian, sehingga total pengujian selama tahun 2017 adalah 4.486 kali uji. Namun masih ada kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengujian sampel KH/KT yaitu belum semua komoditi yang dilalulintaskan dilakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel, hal ini dikarenakan terbatasnya SDM.

Tabel 11 : Pengujian sampel KH/KT 2017

URAIAN TARGET REALISASI %

Pengujian sampel 4.310 4.486 4,08%

3.3.3 Kegiatan Pengawasan dan Penindakan

Bidang pengawasan dan penindakan adalah aspek perkarantinaan yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati.

Dalam melaksanakan tugasnya, bidang Pengawasan dan Penindakan menyelenggarakan beberapa fungsi, diantaranya :

1. Pelaksanaan urusan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang- undangan dibidang karantina hewan;

2. Pelaksanaan urusan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang- undangan dibidang karantina tumbuhan;

3. Pelaksanaan urusan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang- undangan dibidang keamanan hayati hewani dan nabati.

Kegiatan pengawasan dan penindakan (Wasdak) Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura tahun 2017

(26)

1. Kegiatan pre-emptif adalah tindakan atau upaya yang dilakukan oleh petugas karantina untuk membina kesadaran masyarakat dan petugas karantina agar mentaati peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati, diantaranya menyusun kebijakan dan mensosialisasikan kebijakan dan petunjuk pelaksanaan Pengawasan dan Penindakan (Wasdak) di UPT terhadap sistem perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati.

Selama tahun 2017 kegiatan seksi pengawasan dan penindakan telah melakukan a. Sosialisasi sebanyak ...kali dengan tujuan dan sasaran...

b. Kegiatan Pameran dilaksanakan di perbatasan RI-PNG dengan tujuan

2. Kegiatan preventif merencanakan, menyusun, mengkoordinasi dan melaksanakan bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan Pengawasan dan Penindakan (Wasdak) dalam rangka pencegahan pelanggaran dan tindak pidana karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati, baik di tempat pemasukan dan pengeluaran yang ditetapkan maupun di tempat pemasukan dan pengeluaran yang tidak ditetapkan. Kegiatan preventif yang dilakukan Wasdak meliputi :

1. Koordinasi Internal

a. Perjalanan koordinasi dalam rangka mempertahankan papua bebas rabies b. Koordinasi upt se-papua dan up pengeluaran dengan instansi terkait c. Rapat koordinasi pengawasan tindak karantina instansi terkait di border d. Rapat koordinasi tindak lanjut menjaga papua bebas rabies

e. Koordinasi tindakan karantina di tempat pengeluaran (perjalanan ke bkp kelas I manado)

2. Penguatan koordinasi antar instansi dalam rangka pengawasan perkarantinaan (tim koordinasi pengawasan perkarantinaan)

a. koordinasi dilaksanakan melalui alkom dan coffee morning. instansi terkait yang terlibat :

a). Ditreskrimsus Polda Papua (Korwas PPNS & Indagsi) b). Kodam XVII/Cendrawasih

c). Lantamal X Jayapura d). Bea dan Cukai Jayapura

e). Kepolisian sektor Pelabuhan Laut Jayapura f). Kepolisian sektor Bandar Udara Sentani

(27)

b. Pengawasan Terpadu Eksternal Perkarantinaan (Koordinasi Intelijen Terbatas Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura), Penguatan Jejaring Intelijen Pada Wilker Pelabuhan Laut Jayapura Dan Bandar Udara Sentani.

1. Lantamal X Jayapura 2. Auri Sentani

3. Kepolisian Sektor Pelabuhan Laut Jayapura 4. Kepolisian Sektor Bandar Udara Sentani

3. Kegiatan represif adalah serangkaian tindak penyidik untuk mencari dan mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati yang terjadi dan guna menemukan tersangka, dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam KUHAP. Kegiatan penyidikan dilakukan oleh PPNS Karantina atas dugaan adanya tindak pidana di bidang karantina hewan, tumbuhan dan keamanan hayati.

Kegiatan represif BKP Kelas I Jayapura melakukan Penindakan Dan Penyidikan Eksternal Perkarantinaan (Gakum) terhadap Kasus Pemasukan Anjing Sebanyak 2 (Dua) Ekor Dari Surabaya Ke Jayapura, proses penyelidikan hingga pelimpahan berkas ke Kejaksaan dilakukan selama 6 (enam) bulan, hal ini diakibatkan oleh kurangnya SDM yang berkomptensi di bidang PPNS. PPNS yang ada di BKP Kelas I Jayapura hanya 2 (dua) orang dan merangkap sebagai Kepala Seksi.

Walaupun dengan keterbatasan SDM dan membutuhkan waktu yang cukup lama namun pelimpahan berkas ke Kejaksaan melalui Korwas PPNS Polda Papua telah dilakukan sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Berkas Nomor : ...

tanggal...

3.3.4 Target Capaian Sub Bagian Tata Usaha

Dalam rangka menunjang pelaksanaan tupoksi BKP Jayapura didukung dengan anggaran sebesar Rp15.572.436.000 dengan realisasi Rp15.537.262.039 atau mencapai 99,77 persen. Jika dibandingkan dengan TA 2016, Realisasi Belanja TA 2017 mengalami penurunan sebesar (33,55)% dibandingkan realisasi belanja pada tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan antara lain Pengadaan belanja modal mengalami penurunan pagu anggaran.

(28)

Tabel 12 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2017

Belanja Pegawai 2,697,890,000 2,692,023,737 99.78 Belanja Barang 6,002,216,000 5,980,344,000 99.64 Belanja Modal 6,872,330,000 6,862,564,300 99.86 Total Belanja Kotor 15,572,436,000 15,534,932,037 99.76 Pengembalian - 2,330,002 - Jumlah 15,572,436,000 15,537,262,039 99.77

Uraian

2017

Anggaran Realisasi % Real

Angg.

Tabel 13 : Perbandingan Realisasi Belanja TA 2017 dan 2016

URAIAN REALISASI TA 2017 REALISASI TA 2016

NAIK (TURUN)

% Belanja Pegawai 2,694,353,739 2,617,623,608 2.93 Belanja Barang 5,980,344,000 5,260,063,441 13.69 Belanja Modal 6,862,564,300 15,503,658,933 (55.74)

Jumlah 15,537,262,039 23,381,345,982 (33.55)

Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2017 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp538.169.736 atau mencapai 250,15 persen dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp215.143.000. Realisasi Pendapatan Jasa TA 2017 mengalami kenaikan 26,85 persen dibandingkan TA 2016. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pendapatan Sensor/Karantina, Pengawasan/Pemeriksaan yang berhubungan dengan tugas dan fungsi Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura.

Tabel 14 : Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan

Pendapatan Jasa 215,143,000 494,884,788 230.03 Pendapatan Lain-lain - 43,284,948 -

Jumlah 215,143,000 538,169,736 250.15 Uraian

2017

Anggaran Realisasi % Real

Angg.

Tabel 15 : Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2017 dan 2016

URAIAN REALISASI T.A. 2017 REALISASI T.A. 2016 NAIK (TURUN) %

Pendapatan Jas a 494,884,788 365,233,452 35.50 Pendapatan Lain-lain 43,284,948 4,132,932 947.32 Pendapatan dari Pengelolaan BMN 50,820,000 -100.00 Pendapatan Iuran dan Denda 4,065,241 -100.00 Jumlah 538,169,736 424,251,625 26.85

(29)

3.3.4.1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

IKM merupakan gambaran pelayanan yang diberikan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura kepada pengguna jasa selama ini diperoleh berdasarkan pendapat pengguna jasa yang dikumpulkan melalui survey dalam bentuk kuisioner yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik, Nilai IKM BKP Kelas I Jayapura pada Tahun 2017 adalah 87,5 untuk Wilayah Kerja Bandar Udara Sentani dan 87,6 untuk Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Jayapura, jika dibandingkan dengan dengan tahun 2016 sebesar 82,87 mengalami kenaikan sebesar 1,06 persen.

Tabel 16 : Indeks Kepuasan Masyarakat Tahun 2017

No Uraian Target Realisas persentase

1 IKM Wilker Sentani 85% 87,5% 102,94%

2 IKM Wilker Pelut Jayapura 85% 87,6% 103,05%

3.3.4.2 Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja (IPNBK)

Selain IKM BKP Kelas I Jayapura juga melakukan penilaian terhadap penerapan budaya kerja aparatur negara melalui Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja (IPNBK) yang diwakili oleh 36 orang pegawai sebagai responden yang meliputi Komitmen, Keteladanan, Profesionalisme, Intergritas dan Disiplin, dimana setiap komponen tersebut terdiri dari beberapa indikator sebagai tolak ukur dengan hasil 92,67 atau realisasi sebesar 100,72 persen kategori SANGAT BAIK. Jika dibandingkan dengan TA 2016 yaitu 91,09 maka IPNBK mengalami kenaikan sebesar 1,73 persen.

Tabel 17 : Realisasi IPNBK TA. 2017

No Uraian Target Realisasi Kenaikan/P

enurunan

1 IPNBK 92 92,67 100,72%

Tabel 18 : Perbandingan IPNBK TA 2016 dan 2017

No Uraian 2017 2016 Kenaikan/P

enurunan

1 IPNBK 92.67 91.09 1,73%

(30)

3.3.4.3 Dukungan Disiplin pegawai

Berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat (11) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS disebutkan bahwa :”Setiap PNS wajib masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja”. Pelanggaran terhadap kewajiban masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja dihitung secara kumulatif sampai akhir tahun berjalan yaitu mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun yang bersangkutan.

Hukuman disiplin bagi PNS pada BKP Kelas I Jayapura selama Tahun 2017 diberikan Hukuman Ringan berupa :

- Teguran lisan sebanyak 8 (delapan) orang PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 5 (lima) hari kerja;

- Teguran tertulis sebanyak 8 (delapan) orang bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah dengan membuat surat pernyataan

- Selain hukuman karena melakukan pelanggaran disiplin hari dan atau jam kerja BKP Jayapura juga memberikan hukuman ringan terhadap pelaku perusakan Fasilitas kantor sebanyak 1 (satu) orang (Belum dilakukan BAP)

- memberikan teguran tertulis karena tidak menyelesaikan laporan Tahunan, Laporan SPI, Laporan IKM, Administrasi Laporan dan persediaan Audit Internal sebanyak 1 (satu) orang.

(31)

BAB IV

REKOMENDASI DAN TINDAKLANJUT

Berdasarkan hasil evaluasi dan kondisi BKP Kelas I Jayapura saat ini terdapat beberapa permasalahan yang setelah dianalisis merupakan faktor kelemahan BKP Kelas I Jayapura yang mungkin akan mempengaruhi kinerja lima tahunan mendatang. Beberapa kelemahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1) Kualitas, kompetensi dan jumlah SDM masih memerlukan peningkatan, mengikuti meningkatnya beban kerja operasional;

2) Sistem dan mekanisme pelayanan dan pengawasan perlu ditingkatkan untuk memenuhi semakin tingginya harapan publik dan belum semua wilayah kerja didukung dengan petugas, sarana dan prasarana yang memadai;

3) belum optimalnya sistem akses data dan informasi berbasis tekhnologi tentang arus barang komoditas wajib periksa karantina, di pintu keluar dan masuk pelabuhan/bandara yang mengakibatkan tidak dilaporkan dan tidak diketahui oleh petugas karantina, sehingga menyebabkan lolosnya media pembawa HPHK/OPTK tanpa melalui tindakan pemeriksaan;

4) Pelaksanaan pengawasan dan Penindakan khususnya Refresif dalam penangganan kasus masih berjalan lambat karena terbatasnya SDM yang berkompeten

Rekomendasi :

1). Perlu peningkatan Sumber saya manusia baik kualitas maupun kuantitas 2). Perlu ditingkatkan sarana dan prasarana berbasis Tekhnologi

3). Perlu peningkatan kerjasama dengan otoritas pelabuhan laut dan bandar udara sentani agar SMU dan manifest dapat diakses oleh petugas karantina.

4). Perlu penambahan SDM khususnya PPNS dan Intelejen sehingga dalam penannganan kasus dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan target.

(32)

BAB V PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura Tahun 2017 ini memberikan gambaran tentang pencapaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura berdasarkan target-target yang tersurat dalam Indek Kinerja Utama (IKU).

Laporan ini merupakan wujud dari transparansi dan akuntabilitas Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura dalam melaksanakan berbagai kewajiban dalam rangka pembangunan pertanian.

Apabila dilihat capaian kinerja dari sasaran yang ada dan telah dilakukan perhitungan secara kuantitatif maka secara keseluruhan pencapaiannya dalam kualifikasi berhasil.

Namun demikian permasalahan dan kendala secara umum yang menghambat kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura masih selalu dijumpai dan perlu meminimalisir kendala dan masalah agar kinerja dapat tercapai dengan optimal.

Referensi

Dokumen terkait

Tugas umum mador rawat di antaranya adalah membuat rencana tenaga kerja yang akan dipakai untuk kegiatan rawat esok hari, membuat rencana kebutuhan material yang akan

DAN DALAM BENTUK APAPUN YANG DIBAYARKAN, DISEDIAKAN UNTUK DIBAYARKAN ATAU TELAH JATUH TEMPO PEMBAYARANNYA OLEH BADAN PEMERINTAH, SUBJEK PAJAK BADAN DALAM NEGERI, PENYELENGGARA

Pada gambar 4.2 nampak bahwa kelembaban paling kecil terjadi pada jam 13.00 WIB, karena pada jam 12.00 WIB suhu udara didalam dan diluar ruang pengering mencapai harga

Kota Batam yang semula kota administratif dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2000 tentang

Saat itu Kazuto hadir bersama Yuri, wanita yang pernah dicintai Kazuto, melihat kemesraan di antara mereka berdua, membuat Keiko cemburu, ia tidak menyadari bahwa dirinya

Pada tahun 2008 terjadi reorganisasi Badan Karantina Pertanian dimana terjadi integrasi antara Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan menjadi Karantina Pertanian

Berdasarkan hasil uji Chi Square terlihat bahwa ada hubungan antara status gizi kurang dengan kejadian ISPA pada balita di Desa Gandon (p=0,024).Dapat diketahui bahwa

Setelah mempelajari matakuliah ini mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan Batasan Pencemaran Lingkungan, Akar permasalahan, jenis, dan sumber pencemaran