RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI WEDDING ORGANIZER BERBASIS WEB
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada
Program Studi Sistem Informasi
Oleh:
M. IKHSAN YUHANDIKA 11750314896
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI WEDDING ORGANIZER BERBASIS WEB
TUGAS AKHIR Oleh:
M. IKHSAN YUHANDIKA 11750314896
Telah dipertahankan di depan sidang dewan penguji
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
di Pekanbaru, pada tanggal 12 Januari 2023
Pekanbaru, 12 Januari 2023 Mengesahkan,
Dekan Ketua Program Studi
Dr. Hartono, M.Pd. Eki Saputra, S.Kom., M.Kom.
NIP. 196403011992031003 NIP. 19830716201101008
DEWAN PENGUJI:
Ketua : Arif Marsal, Lc., MA.
Sekretaris : Zarnelly, S.Kom., M.Sc.
Anggota 1 : M. Afdal, ST., M.Kom.
Anggota 2 : Mona Fronita, S.Kom., M.Kom.
LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
Tugas Akhir yang tidak diterbitkan ini terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau adalah terbuka untuk umum, de- ngan ketentuan bahwa hak cipta ada pada penulis. Referensi kepustakaan diperke- nankan dicatat, tetapi pengutipan atau ringkasan hanya dapat dilakukan atas izin penulis dan harus dilakukan mengikuti kaidah dan kebiasaan ilmiah serta menye- butkan sumbernya.
Penggandaan atau penerbitan sebagian atau seluruh Tugas Akhir ini harus memperoleh izin tertulis dari Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Is- lam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Perpustakaan dapat meminjamkan Tugas Akhir ini untuk anggotanya dengan mengisi nama, tanda peminjaman dan tanggal pinjam pada form peminjaman.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Pergu- ruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau penda- pat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.
Pekanbaru, 12 Januari 2023 Yang membuat pernyataan,
M. IKHSAN YUHANDIKA NIM. 11750314896
LEMBAR PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah, bersyukur kepada Allah Sub- hanahu Wa Ta’ala yang sudah banyak memberi nikmat tiada tara yang tidak dapat kita dustakan, Allah Subhanahu Wa Ta’ala lah yang telah menolong se- mua hamba-Nya, yang selalu memberi kemudahan disetiap kesulitan, yang selalu menyampaikan yang terbaik berdasarkan-Nya buat hamba-Nya, dan satu nikmat yang peneliti rasakan yaitu bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini yang tak terlepas dari bantuan serta nikmat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Selanjutnya bersha- lawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dengan melantunkan Allahumma Sholli ’Ala Muhammad Wa’ala Ali Muhammad. Tugas Akhir ini kuper- sembahkan kepada Ayah serta Ibu tercinta, yang tidak pernah berhenti mendoakan, memberi kasih sayang, dukungan, kesabaran, dan jerih upaya lainnya. Semoga Al- lah Subhanahu Wa Ta’ala membalas segala kebaikan Ayahanda dan Ibunda pada dunia dan akhirat, Aamiin.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’alayang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan topik Rancang Bangun Sistem Informasi Wedding Organizer Berbasis Web. Shalawat beriring salam semoga Allah Subhanahu Wa Ta’alalimpahkan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wasallam, Allahumma Sholli ’Ala Muhammad, Wa’ala Ali Muhammad.
Selama penyusunan naskah Tugas Akhir ini, peneliti menemui kesulitan dan kendala, baik dari segi pengumpulan data maupun faktor internal lainnya yang tidak dapat peneliti jelaskan secara detail. Namun berkat keikhlasan, bantuan, bimbingan dan semangat dari berbagai pihak, hal tersebut dapat diatasi dalam menyelesaikan laporan ini. Maka daripada itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hairunas, M.Ag sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
2. Bapak Dr. Hartono, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
3. Bapak Eki Saputra, S.Kom., M.Kom sebagai Ketua Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan arahan, kritik, dan saran yang bermanfaat dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
4. Bapak Tengku Khairil Ahsyar, S.Kom., M.Kom sebagai Penasihat Akademik yang telah meluangkan waktu dan memberi arahan kepada peneliti untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik.
5. Ibu Zarnelly, S.Kom., M.Sc sebagai dosen Pembimbing Tugas Akhir ini yang selalu membimbing dan memberikan motivasi, saran, dan nasihat kepada peneliti.
6. Bapak Arif Marsal, Lc., MA sebagai Ketua Sidang Tugas Akhir.
7. Bapak M. Afdal, ST., M.Kom sebagai dosen Penguji I yang memberikan arahan, kritik, dan saran yang bermanfaat dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
8. Ibu Mona Fronita, S.Kom., M.Kom sebagai dosen Penguji II yang mem- berikan arahan, kritik, dan saran yang bermanfaat dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
9. Terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen Program Studi Sistem Informasi atas ilmu yang diberikan selama peneliti menempuh pendidikan.
10. Terima kasih terkhusus kepada Ayah dan Ibu tercinta atas segala do’a dan dukungannya sehingga saya bisa sampai ke titik sekarang ini.
11. Terima kasih terkhusus kepada istri tercinta Ratika Wirianda yang telah menemani semasa pembuatan laporan dan kegiatan pada Tugas Akhir ini.
12. Selanjutnya tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih banyak kepada kawan-kawan anggota SIF A 2017, SIF B 2018, dan seluruh teman peneliti yang ikut serta dalam memberikan arahan Tugas Akhir ini.
Peneliti menyadari adanya kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini.
Maka daripada itu peneliti sangat menerima kritik dan saran yang bersifat mem- bangun dari semua pihak untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini. Diharapkan Tu- gas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca dan kita semua terkhusus pada bidang Sistem Informasi, Aamiin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pekanbaru, 12 Januari 2023 Penulis,
M. IKHSAN YUHANDIKA NIM. 11750314896
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI WEDDING ORGANIZER BERBASIS WEB
M. IKHSAN YUHANDIKA NIM: 11750314896
Tanggal Sidang: 12 Januari 2023 Periode Wisuda:
Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. Soebrantas, No. 155, Pekanbaru
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membangun sistem wedding organizer berbasis web pada Istana Wedding Organizer. Istana Wedding Organizer merupakan vendor wedding yang menyediakan jasa berupa dekorasi pernikahan, akad, lamaran, dan dekorasi akikah. Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini merupakan model Waterfall dan dalam uji kelayakan meng- gunakan analisis PIECES. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya sistem wedding organizer, banyak sekali manfaat yang didapatkan oleh Istana Wedding Organizer. Diantara manfaatnya yakni dapat menjadi salah satu media promosi gratis dan juga dapat mempermudah calon pelanggan dalam memilih paket dekorasi sesuai dengan budget yang dimilikinya. Dengan mengkomputerisasi sistem, segala permasalahan-permasalahan yang ada pada Istana Wedding Organizer dapat teratasi dengan baik terutama dalam hal memanajemen data calon pelanggan pengguna jasa dan mempersingkat waktu operasional dari Istana Wedding Organizer.
Kata Kunci: Wedding Organizer, Sistem Informasi, Waterfall, PIECES.
WEB-BASED WEDDING ORGANIZER INFORMATION SYSTEM DESIGN
M. IKHSAN YUHANDIKA NIM: 11750314896
Date of Final Exam: January 12th 2023 Graduation Period:
Department of Information System Faculty of Science and Technology
State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau Soebrantas Street, No. 155, Pekanbaru
ABSTRACT
This study aims to build a web-based wedding organizer system at Istana Wedding Organizer. Istana Wedding Organizer is a wedding vendor that provides services in the form of wedding decorations, contracts, proposals, and akikah decorations. The system development method used in this study is the Waterfall model, and the feasibility test uses PIECES analysis. The results of this study indicate that with the wedding organizer system, the Istana Wedding Organizer has many benefits. Among the benefits is that it can be a free media promotion, and it can also make it easier for potential customers to choose a decoration package according to their budget. By computerizing the system, all the problems that exist at the Istana Wedding Organizer can be properly resolved, especially in terms of managing data on prospective service users and shortening the operational time of the Istana Wedding Organizer.
Keywords: Wedding Organizer, Information System, Waterfall, PIECES.
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL iv
LEMBAR PERNYATAAN v
LEMBAR PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
ABSTRAK ix
ABSTRACT x
DAFTAR ISI xi
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR SINGKATAN xviii
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang . . . 1
1.2 Perumusan Masalah . . . 3
1.3 Batasan Masalah . . . 3
1.4 Tujuan . . . 3
1.5 Manfaat . . . 3
1.6 Sistematika Penulisan . . . 4
2 LANDASAN TEORI 5 2.1 Istana Wedding Organizer . . . 5
2.2 TrafficPotensial Pembeli Pra Penelitian . . . 5
2.3 Metode Promosi Sistem atau Website . . . 6
2.3.1 Promosi Berbayar (Paid Promotion) . . . 7
2.3.2 Promosi Tidak Berbayar (Non Paid Promotion) . . . 8
2.4 Kerjasama Pihak External Istana Wedding Organizer . . . 10
2.5 Sistem . . . 10
2.6 Data dan Informasi . . . 12
2.7 Sistem Informasi . . . 12
2.8 Wedding Organizer . . . 12
2.9 Sistem Informasi Wedding Organizer . . . 13
2.10 Software Development Life Cycle (SDLC) . . . 13
2.11 Model Waterfall . . . 14
2.12 Flowchart . . . 15
2.13 Analisis PIECES . . . 16
2.14 Analisis Kelayakan . . . 17
2.15 Unified Modeling Language (UML) . . . 17
2.15.1 Use Case Diagram . . . 18
2.15.2 Activity Diagram . . . 18
2.15.3 Sequence Diagram . . . 19
2.15.4 Class Diagram . . . 19
2.16 Implementasi . . . 20
2.17 Pengujian Black Box . . . 20
2.18 Penelitian Terdahulu . . . 21
3 METODOLOGI PENELITIAN 23 3.1 Tahap 1 Perencanaan . . . 23
3.2 Tahap 2 Pengumpulan data . . . 23
3.3 Tahap 3 Analisis . . . 24
3.4 Tahap 4 Implementasi . . . 24
3.5 Tahap 5 Testing atau Pengujian . . . 24
3.6 Tahap 6 Penulisan Laporan Penelitian . . . 24
4 ANALISA DAN PERANCANGAN 25 4.1 FlowchartSistem yang Sedang Berjalan . . . 25
4.2 Analisis Sistem yang Diusulkan . . . 26
4.3 Analisis PIECES dan Kelayakan . . . 27
4.4 Perancangan Sistem . . . 33
4.4.1 Use Case Diagram . . . 33
4.4.2 Activity Diagram . . . 56
4.4.3 Sequence Diagram . . . 58
4.4.4 Class Diagram . . . 59
4.4.5 Perancangan Struktur Menu Program . . . 60
4.4.6 Perancangan Interface Sistem . . . 62
5 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 71 5.1 Implementasi Tampilan Interface Sistem . . . 71 5.2 Pengujian Sistem . . . 80
6 PENUTUP 94
6.1 Kesimpulan . . . 94 6.2 Saran . . . 94 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A HASIL WAWANCARA A - 1
LAMPIRAN B HASIL OBSERVASI B - 1
LAMPIRAN C GAMBAR UML C - 1
DAFTAR GAMBAR
2.1 History Traffic WebsiteIstana Wedding Organizer . . . 5
2.2 HistoryPencarian By Keyword . . . 6
2.3 WaterfallModel . . . 14
3.1 FlowchartMetodologi Penelitian . . . 23
4.1 FlowchartSistem yang Sedang Berjalan . . . 25
4.2 FlowchartSistem yang Diusulkan . . . 26
4.3 Aktor . . . 33
4.4 Diagram Use Case . . . 35
4.5 Activity Diagram Login . . . 56
4.6 Activity DiagramKelola Dekorasi . . . 57
4.7 Sequence Login . . . 58
4.8 SequenceKelola Dekorasi . . . 59
4.9 Class DiagramSistem Wedding Organizer . . . 60
4.10 Perancangan Struktur Menu Utama Sistem Wedding Organizer . . . 61
4.11 Perancangan Struktur Menu Halaman Website . . . 61
4.12 Interface Halaman Utama Website . . . 62
4.13 Interface Login . . . 62
4.14 Interface Menu Utama Sistem . . . 63
4.15 Interface Dashboard . . . 63
4.16 Interface Menu Dekorasi . . . 64
4.17 Interface Menu Gambar Type Dekorasi . . . 64
4.18 Interface Menu Adat . . . 65
4.19 Interface Menu Kategori . . . 65
4.20 Interface Menu Daerah . . . 66
4.21 Interface Menu Tempat Acara . . . 66
4.22 Interface Menu Catering . . . 67
4.23 Interface Menu Artikel . . . 67
4.24 Interface Menu Request Pemesanan . . . 68
4.25 Interface Menu Diskon . . . 69
4.26 Interface Affiliate Log . . . 69
4.27 Interface Menu Budget . . . 70
4.28 Interface Isi Data Pemesanan . . . 70
5.1 InterfaceHalaman Utama Website . . . 71
5.2 Interface Login . . . 72
5.3 Interface DashboardAdmin . . . 72
5.4 InterfaceDekorasi . . . 73
5.5 InterfaceGambar Type Dekorasi . . . 73
5.6 InterfaceAdat . . . 74
5.7 InterfaceKategori . . . 74
5.8 InterfaceDaerah . . . 75
5.9 InterfaceTempat Acara . . . 75
5.10 Interface Catering . . . 76
5.11 Interface Artikel . . . 76
5.12 Interface Request Pemesanan . . . 77
5.13 Interface Diskon . . . 77
5.14 Interface Budget . . . 78
5.15 Interface Affiliate Log . . . 78
5.16 Interface Lihat Saldo . . . 79
5.17 Interface Request Penarikan . . . 79
5.18 Interface Isi Data Pemesanan . . . 80
DAFTAR TABEL
2.1 Data Order Istana Wedding Organizer . . . 5
2.2 Simbol Flowchart . . . 15
2.3 Simbol Use Case Diagram . . . 18
2.4 Simbol Activity Diagram . . . 19
2.5 Simbol Class Diagram . . . 19
2.6 Penelitian Terdahulu . . . 21
4.1 Analisis PIECES . . . 27
4.2 Analisis Permasalahan . . . 28
4.3 Daftar Biaya Pengadaan . . . 29
4.4 Daftar Biaya Proyek . . . 29
4.5 Daftar Ongoing Cost . . . 30
4.6 Total Manfaat Berwujud . . . 30
4.7 Total Manfaat Selama 3 Tahun . . . 32
4.8 Deskripsi Aktor . . . 34
4.9 Deskripsi Use Case . . . 35
4.10 Skenario Use Case Login . . . 37
4.11 Skenario Use Case Kelola Dekorasi . . . 37
4.12 Skenario Use Case Kelola Gambar Type Dekorasi . . . 39
4.13 Skenario Use Case Kelola Adat . . . 40
4.14 Skenario Use Case Kelola Kategori . . . 41
4.15 Skenario Use Case Kelola Daerah . . . 42
4.16 Skenario Use Case Kelola Tempat Acara . . . 43
4.17 Skenario Use Case Kelola Catering . . . 45
4.18 Skenario Use Case Kelola Artikel . . . 46
4.19 Skenario Use Case Kelola Request Pemesanan . . . 47
4.20 Skenario Use Case Kelola Diskon . . . 48
4.21 Skenario Use Case Kelola Budget . . . 49
4.22 Skenario Use Case Affiliate Log . . . 50
4.23 Skenario Use Case Register . . . 51
4.24 Skenario Use Case Buat Kode Kupon . . . 52
4.25 Skenario Use Case Lihat Saldo . . . 52
4.26 Skenario Use Case Request Penarikan . . . 53
4.27 Skenario Use Case Isi Data Pemesanan . . . 53
4.28 Skenario Use Case Hubungi Admin . . . 54
4.29 Skenario Use Case Lihat Data Pemesanan . . . 55
4.30 Skenario Use Case Hubungi Data Pemesan . . . 55
5.1 Pengujian Black Box Fungsi Login . . . 81
5.2 Pengujian Black Box Fungsi Kelola Dekorasi . . . 81
5.3 Pengujian Black Box Fungsi Kelola Gambar Type Dekorasi . . . 82
5.4 Pengujian Black Box Fungsi Kelola Adat . . . 83
5.5 Pengujian Black Box Fungsi Kelola Kategori . . . 84
5.6 Pengujian Black Box Fungsi Kelola Daerah . . . 85
5.7 Pengujian Black Box Fungsi Kelola Tempat Acara . . . 86
5.8 Pengujian Black Box Fungsi Kelola Catering . . . 87
5.9 Pengujian Black Box Fungsi Kelola Artikel . . . 88
5.10 Pengujian Black Box Fungsi Kelola Request Pemesanan . . . 89
5.11 Pengujian Black Box Fungsi Kelola Diskon . . . 90
5.12 Pengujian Black Box Fungsi Kelola Budget . . . 91
5.13 Pengujian Black Box Fungsi Kelola Affiliate Log . . . 92
5.14 Pengujian Black Box Fungsi Register . . . 92
5.15 Pengujian Black Box Fungsi Lihat Saldo . . . 92
5.16 Pengujian Black Box Fungsi Request Penarikan . . . 93
5.17 Pengujian Black Box Fungsi Isi Data Pemesanan . . . 93
DAFTAR SINGKATAN
PHP : Hypertext Preprocessor
PIECES : Performance, Information, Economic, Control, Efficiency and Service
SDLC : Systems Development Life Cycle SEO : Search Engine Optimization UML : Unified Modeling Language NPV : Net Present Value
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi mengalami perkembangan yang cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir dan memasuki sebuah era baru yakni era informasi. Kondisi terse- but ditandai oleh semakin terbuka dan mudahnya mengakses setiap informasi dalam berbagai hal tanpa adanya batasan ruang maupun waktu. Adapun perangkat yang memfasilitasi perkembangan teknologi di era informasi yakni smartphone. Perkem- bangan teknologi menjadikan informasi mampu disajikan dengan lebih cepat dan baik melalui komputer (Ramadhani, Anis, dan Masruro, 2013). Bahkan hampir setiap instansi perusahaan maupun pemerintahan memanfaatkan piranti teknologi informasi dan komunikasi dalam memaksimalkan efisiensi serta efektivitas peker- jaan. Hal ini juga berlaku untuk usaha perorangan, dimana teknologi informasi digunakan sebagai media untuk memudahkan urusan pengelolaan usahanya.
Perkembangan teknologi sekarang ini sudah mulai menjajal bisnis perse- waan, salah satunya yakni bisnis sewa jasa penggunaan wedding organizer untuk acara pernikahan. Di Indonesia sendiri, beberapa vendor wedding organizer su- dah mulai menerapkan penggunaan teknologi dalam proses operasionalnya. Tetapi sebagian besar pelayanan yang dilakukan oleh wedding organizer sifatnya konven- sional dimana klien bertemu dengan pengelola wedding organizer sehingga mem- butuhkan tenaga, waktu, hingga biaya yang tidak sedikit (Rahmat, Harlinda, dan Sugiarti, 2020). Begitu pula pada Istana Wedding Organizer yang masih menggu- nakan cara manual atau konvensial dalam operasionalnya.
Istana Wedding Organizer adalah sebuah vendor wedding yang dimiliki dan dinaungi oleh PT. Istana Seribu Bintang yang dipimpin oleh Ratika Wirianda. Is- tana Wedding Organizer sudah berdiri kurang lebih satu tahun yakni dari tahun 2021 silam di Kota Pekanbaru. Adapun pegawai yang dimiliki Istana Wedding Organi- zerberjumlah sebanyak 12 orang yang mana masing–masing mempunyai tugas dan tim yang berbeda. Selama kurun waktu satu tahun terakhir, pendapatan kotor Istana Wedding Organizer mencapai Rp157.000.000 dalam penggunaan jasa wedding se- banyak 14 kali. Istana Wedding Organizer merupakan vendor yang bergerak dalam bidang jasa untuk membantu dalam pelaksanaan kegiatan pernikahan seperti meren- canakan dekorasi acara, perencanaan jadwal kegiatan, dan pengawasan kelancaran acara yang sedang berlangsung.
Tetapi hingga sekarang ini, Istana Wedding Organizer termasuk salah satu vendor penyedia layanan yang belum menggunakan sebuah teknologi informasi
atau sebuah sistem dalam pelaksanaan pengoperasiannya. Artinya dalam kata lain Istana Wedding Organizer masih menggunakan metode secara manual dalam peng- operasiannya seperti promosi dengan membuat postingan di story sosial media, kemudian calon pelanggan melihat postingan tersebut, lalu melakukan chatting kepada admin vendor dan menanyakan banyak pertanyaan yang mungkin sangat tidak efektif dan tidak efisien. Karena proses yang demikian, akhirnya terjadi banyak permasalahan yang dihadapi oleh Istana Wedding Organizer. Akibatnya banyak calon pelanggan yang tidak mendapatkan informasi detail mengenai deko- rasi dan harga yang ditawarkan oleh vendor Istana Wedding Organizer tersebut.
Selain itu, pada umumnya permasalahan yang sering dialami oleh calon pelang- gan wedding organizer lainnya yakni tidak bisa memilih paket dekorasi sesuai de- ngan budget yang dimilikinya. Sehingga apabila budget yang dimiliki oleh calon pelanggan dibawah harga yang ditawarkan, maka calon pelanggan itu tidak dapat menggunakan jasa dari vendor tersebut.
Menurut Pressman (2015:42) Waterfall model (model air terjun) diartikan sebagai model lama dengan sifat sistematis terhadap proses pembuatan perangkat lunak (Moenir dan Yuliyanto, 2017). Adapun alasan model Waterfall digunakan pada penelitian ini karena proses penerapannya mudah dilakukan serta memiliki tingkat akurasi tinggi untuk mendefinisikan pendekatan yang berurutan dan sistem- atis (sekuensial). Tahapan penelitian dengan model Waterfall dimulai dari analisis kebutuhan perusahaan kemudian berlanjut dengan beberapa tahapan seperti peren- canaan (planning), analisis kebutuhan sistem (analysis system), perancangan (de- sign), implementasi (implementation), pengujian, kemudian diakhiri dengan dukun- gan berkelanjutan (maintenance) terhadap software yang dihasilkan.
Pada penelitian Wulandari, Setiawan, dan Mulyani (2019) dengan judul Per- ancangan Sistem Informasi Manajemen Wedding Organizer Online menggunakan Scrum, hasil yang diperoleh pada penelitian tersebut adalah pengguna sistem in- formasi dapat mengurangi waktu dalam proses pencarian pengguna dalam mem- bandingkan fasilitas, harga, dan paket wedding organizer yang ditawarkan pihak manajemen atau pengelola. Penggunaan sistem informasi wedding organizer dapat memberikan segala bentuk informasi kepada pengguna sehingga dapat menentukan budgetdan konsep yang diinginkan oleh pengguna (Wulandari dkk., 2019).
Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti akan melakukan pengembangan terhadap sistem informasi wedding organizer. Penelitian ini akan mengubah pro- ses operasional Istana Wedding Organizer dari sistem lama menjadi sistem baru.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan perubahan besar pada sistem operasional Istana Wedding Organizer yang diharapkan dapat berjalan mengikuti
perkembangan zaman pada saat ini, sehingga peneliti mengambil topik penelitian ini yaitu Rancang Bangun Sistem Informasi Wedding Organizer Berbasis Web Pada Istana Wedding Organizer.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana merancang dan membangun sistem informasi wedding organizer berbasis web pada Istana Wedding Organizer.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Sistem akan menampilkan rekomendasi dekorasi sesuai budget calon pelanggan dan calon pelanggan dapat melihat keseluruhan model dekorasi yang tersedia pada website.
2. Terdapat fitur kelola dekorasi, adat, kategori, daerah, artikel, tempat acara, dan request pemesanan pada sistem, serta admin dapat membuat kode diskon pada sistem.
3. Sistem yang akan dibangun adalah berbasis web dengan menggunakan ba- hasa pemrograman PHP.
4. Metode analisis kelayakan menggunakan PIECES.
5. Metode pengembangan sistem menggunakan model Waterfall.
6. Metode perancangan menggunakan UML.
1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:
1. Membantu calon pelanggan dalam memilih paket pernikahan.
2. Membangun web yang bisa menghubungkan antara pihak penyedia jasa dan pihak calon pelanggan.
3. Mempercepat proses pembuatan laporan data penjualan atau penggunaan jasa.
4. Menjadikan website Istana Wedding Organizer sebagai salah satu media promosi online.
5. Meningkatkan angka penjualan dan penggunaan jasa pada Istana Wedding Organizer.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Dapat mempermudah calon pelanggan dalam menentukan dan memilih paket dekorasi yang akan digunakan.
2. Dapat mempermudah dan mempercepat pekerjaan operasional Istana Wed- ding Organizer.
3. Dapat meningkatkan angka penggunaan jasa pada Istana Wedding Organi- zer.
1.6 Sistematika Penulisan
Laporan penelitian ini terdiri dari 6 Bab dengan sistematika penulisan seba- gai berikut:
BAB 1. PENDAHULUAN
Berisi tentang (1) Latar Belakang; (2) Rumusan Masalah; (3) Batasan; (4) Tujuan; (5) Manfaat; dan (6) Sistematika Penulisan.
BAB 2. LANDASAN TEORI
Berisi tentang (1) Istana Wedding Organizer; (2) Traffic Potensial Pembeli Pra Penelitian; (3) Metode Promosi Sistem atau Website; (4) Kerjasama Pihak Ex- ternal Istana Wedding Organizer; (5) Sistem; (6) Data dan Informasi; (7) Sistem Informasi; (8) Wedding Organizer; (9) Sistem Informasi Wedding Organizer; (10) Software Development Life Cycle (SDLC); (11) Model Waterfall; (12) Flowchart;
(13) Analisis PIECES; (14) Analisis Kelayakan; (15) Unified Modeling Language (UML); (16) Implementasi; (17) Pengujian Black Box; dan (18) Penelitian Ter- dahulu.
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang (1) Tahap 1 Perencanaan; (2) Tahap 2 Pengumpulan Data; (3) Tahap 3 Analisis; (4) Tahap 4 Implementasi; (5) Tahap 5 Testing atau Pengujian;
dan (6) Tahap 6 Penulisan Laporan Penelitian.
BAB 4. ANALISA DAN PERANCANGAN
Berisi tentang (1) Flowchart Sistem yang Sedang Berjalan; (2) Analisis Sis- tem yang Diusulkan; (3) Analisis PIECES dan Kelayakan; dan (4) Perancangan Sistem.
BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Berisi tentang (1) Implementasi Tampilan Interface Sistem; dan (2) Pengu- jian Sistem.
BAB 6. PENUTUP
Berisi tentang (1) Kesimpulan; dan (2) Saran.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Istana Wedding Organizer
Istana Wedding Organizer merupakan vendor wedding yang bergerak di bidang jasa dekorasi seperti dekorasi lamaran, dekorasi pernikahan, dekorasi akad, dan beragam dekorasi lainnya. Vendor wedding ini awal berdirinya pada tahun 2021 bulan Februari menggunakan nama Tika Wedding Organizer yang kemudian di re- brandingdengan nama Istana Wedding Organizer pada tahun 2021 bulan Desember.
Selama masa operasi lebih kurang 11 bulan, vendor Istana Wedding Organizer atau dulunya dengan nama Tika Wedding Organizer sudah menerima orderan sebanyak 41 total orderan dengan rincian sebagai berikut pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Data Order Istana Wedding Organizer
No. Jenis Dekorasi Total 1. Dekorasi Pernikahan 14 Orderan 2. Dekorasi Akad 8 Orderan 3. Dekorasi Lamaran 19 Orderan
Istana Wedding Organizer atau dulunya dengan nama Tika Wedding Or- ganizer dalam kegiatan dekorasi pernikahan dibantu oleh 12 anggota yang dibagi menjadi 2 tim yakni sebanyak 6 orang per tim. Setiap orang memiliki tugas masing- masing seperti memasang tenda, mendekorasi rumah pengantin, mendekorasi pang- gung, dan mendekorasi jalan atau gedung.
2.2 Traffic Potensial Pembeli Pra Penelitian
Sebelum sistem atau website Istana Wedding Organizer selesai dibangun, peneliti telah melakukan penelitian terhadap traffic potensial pengunjung harian yang akan didapatkan dan hal ini akan menjadi salah satu landasan pengembangan websiteIstana Wedding Organizer.
Gambar 2.1. History Traffic Website Istana Wedding Organizer
Gambar 2.2. History Pencarian By Keyword
Dapat dilihat dari Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 bahwa terdapat sangat banyak traffic potensial yang dapat dimanfaatkan oleh Istana Wedding Organizer untuk menjadikan pengunjung sebagai pengguna jasa nantinya. Pada gambar terse- but memperlihatkan bahwa total tayangan yang didapatkan oleh Istana Wedding Or- ganizeradalah sebanyak 3,73 rb dan dengan jumlah klik 321 dalam periode 3 bulan.
Berarti sebanyak 3,73 rb kali tayang website Istana Wedding Organizer dalam 3 bu- lan terakhir dapat memberikan informasi kepada calon pelanggan bahwa produk atau jasa dari Istana Wedding Organizer sangat layak digunakan.
2.3 Metode Promosi Sistem atau Website
Promosi merupakan hal-hal yang berkaitan dengan penyampaian informasi produk dan penjualannya. Promosi adalah elemen pemasaran yang digunakan un- tuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan produk perusahaan (Daud, 2013). Setiap usaha ataupun jasa harus melakukan promosi demi tercapainya target jual ataupun target yang diinginkannya. Begitu pula dengan Istana Wedding Orga- nizeryang harus melakukan promosi agar mendapatkan prospek penjualan ataupun penggunaan jasa yang lebih tinggi.
Istana Wedding Organizer menggunakan promosi iklan berbayar dan juga promosi tidak berbayar pada platform–platform digital seperti Google, Facebook, Instagram, dan TikTok untuk mempromosikan website dan jasa yang ditawarkan- nya.
2.3.1 Promosi Berbayar (Paid Promotion)
Advertisingmerupakan sebuah fitur yang digunakan user untuk melakukan promosi konten sehingga dapat bermanfaat untuk mendukung kegiatan bisnis. Fitur ads merupakan jenis fitur berbayar tapi nominal biaya yang harus dikeluarkan re- latif terjangkau serta tidak membutuhkan badan usaha resmi sehingga setiap orang dapat menggunakan fitur ini secara langsung (Permadi dan Gifari, 2022). Terdapat 4 layanan promosi berbayar yang akan digunakan Istana Wedding Organizer dalam menunjang kebutuhan bisnisnya yakni Google Advertising, Facebook Advertising, Instagram Advertising, dan TikTok Advertising.
1. Google Advertising
Google Advertising atau yang sering disebut Google Ads adalah produk periklanan dari Google yang bersifat online dengan mengaplikasikan pe- nawaran agar produk iklan yang dibuat oleh pengiklan dapat tampil pada laman terdepan mesin pencari Google. Umumnya, tampilan iklan be- rada di bagian kanan atau atas dari hasil pencarian. Jadi ketika pengguna mengetikkan keyword tertentu di mesin pencari, maka Google akan menam- pilkan iklan terkait (Sijabat, 2021).
Istana Wedding Organizer akan mempromosikan landing page yang berisikan informasi–informasi menarik mengenai dekorasi dan harga yang ditawarkan oleh Istana Wedding Organizer dengan menggunakan Google Ads. Diharapkan dengan hal itu halaman 1 Google dapat ditempati oleh websiteIstana Wedding Organizer yang membuat meningkatnya angka pen- jualan atau penggunaan jasa.
2. Facebook Advertising
Facebook Advertising atau yang sering disebut Facebook Ads merupakan stimulus yang dirancang mendorong konsumen untuk mengetahui tentang produk maupun merek yang ditawarkan oleh pengguna. Adapun efektivi- tas dari iklan mampu diukur dari beberapa hal mulai dari percakapan, tin- dakan pengguna mengklik iklan, rasio klik-tayang, serta perilaku pembelian (Sijabat, 2021).
Facebook Ads menjadi bentuk media promosi yang nantinya akan digu- nakan oleh Istana Wedding Organizer. Diharapkan akan terjadinya sales atau penggunaan jasa pada Istana Wedding Organizer dengan menargetkan sesuai dengan umur, peminat, geografi, dan indikator lainnya. Iklan yang ditampilkan menggunakan Facebook Ads akan mengarah ke landing page websiteIstana Wedding Organizer dan juga akan mengarah pada halaman Facebook Istana Wedding Organizer.
3. Instagram Advertising
Instagram Advertising atau yang sering disebut Instagram Ads merupakan jenis iklan dimana kegiatan pengiklanan dilakukan melalui konten berba- yar di halaman Instagram agar dapat mencapai target audiensi yang lebih luas. Para pelaku usaha biasanya memanfaatkan Instagram Ads untuk meningkatkan brand exposure, traffic website, serta leads baru (Putra, 2020).
Istana Wedding Organizer juga menggunakan fitur berbayar Instagram yakni Instagram Ads dalam menunjang kebutuhan bisnis guna mendapatkan peningkatan penjualan. Pada Instagram Ads akan dipromosikan berupa 2 tipe iklan yakni iklan yang mengarah ke landing page website Istana Wed- ding Organizerdan iklan yang mengarah ke akun personal Instagram Istana Wedding Organizer.
4. TikTok Advertising
TikTok Advertising atau yang sering disebut TikTok Ads merupakan bentuk penayangan iklan yang dapat menjangkau target sesuai dengan demografi yang ditargetkan. Pengguna aktif aplikasi TikTok saat ini telah mencapai 10 hingga 732 juta yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Karena banyaknya pengguna, maka aplikasi TikTok menjadi salah satu market yang potensial dalam memasarkan produk (Saffira dan Rahmawan, 2022).
Penggunaan TikTok Ads diyakini dapat membuat video unggahan dari akun TikTok Istana Wedding Organizer menjadi viral atau dapat menaikkan jangkauan menjadi lebih banyak. Tujuan akhir dari penggunaan TikTok Ads ini adalah viralnya suatu video promosi Istana Wedding Organizer yang di- harapkan dapat menjadi penggunaan jasa atau konversi.
2.3.2 Promosi Tidak Berbayar (Non Paid Promotion)
Promosi tidak berbayar merupakan salah satu cara untuk melakukan penghematan pengeluaran biaya operasional. Pasalnya dengan promosi tidak berba- yar ini dapat meningkatkan potensi penjualan dan penggunaan jasa pada Istana Wed- ding Organizer. Terdapat 4 cara yang dilakukan oleh Istana Wedding Organizer dalam melakukan promosi tidak berbayar yakni:
1. Google Search Engine Optimization
Search Engine Optimization(SEO) merupakan teknik atau metode yang di- aplikasikan pada situs atau website yang bertujuan agar situs tersebut da- pat dikenali dengan mudah oleh mesin pencari sehingga jumlah pengunjung situs meningkat (Hayaty dan Meylasari, 2018). Adapun tujuan dari SEO
yakni menempatkan website di posisi teratas pada hasil pencarian Google dengan dasar keyword tertentu yang ditargetkan. Ketika posisi situs be- rada di halaman teratas mesin pencari, maka peluang untuk menjangkau dan mendapatkan pengunjung website (Artanto dan Nurdiyansyah, 2017).
Diharapkan dengan menggunakan ilmu yang diterapkan pada search engine optimization, website Istana Wedding Organizer mendapatkan hasil maksi- mal dari traffic gratisan melalui Google ini. Apabila website Istana Wedding Organizer mampu menduduki halaman 1 pencarian Google dengan kata kunci spesifik, ini merupakan traffic gratis yang sangat baik karena tidak membutuhkan biaya promosi iklan terus-menerus.
2. Facebook Fanspage (Halaman Facebook)
Terdapat beberapa strategi yang harus diterapkan agar proses pemasaran yang dilakukan melalui fanspage Facebook menjadi efektif. Hal pertama yang dilakukan adalah mencari fanspage yang memiliki produk sejenis de- ngan produk yang akan dipasarkan atau fanspage kompetitor dan perhatikan postingan seperti apa yang mempunyai interaksi like ataupun komen paling banyak. Kedua, buatlah fanspage yang menarik dan perhatikan terhadap kelengkapan profil fanspage seperti cover, foto, bio, dan lainnya. Ketiga, pahami serta tentukan calon pembeli yang akan ditargetkan untuk produk, hal tersebut berguna agar penyedia produk dapat menawarkan sesuatu yang menarik bagi pembeli. Keempat, pahami bagaimana cara membuat postin- gan promosi yang baik di Facebook sehingga postingan akan berkualitas dan mendapatkan rekomendasi dari Facebook (Sulistyadi dan Kurniasari, 2018).
Istana Wedding Organizer harus memiliki halaman Facebook untuk menam- pilkan dekorasi–dekorasi dan informasi update mengenai Istana Wedding Organizer tersebut. Halaman Facebook dapat menjaring traffic gratis de- ngan cara menaikkan followers dan juga menggunakan share postingan ke grup–grup yang tertarget. Hingga kini, halaman Facebook masih sangat efektif dalam memberikan informasi kepada calon pelanggan Istana Wed- ding Organizer.
3. Optimasi Akun Instagram
Pembuatan konten dalam komunikasi pemasaran merupakan sebuah strategi yang mencakup penyusunan konsep, produksi, hingga tahap distribusi kon- ten yang menarik dengan tujuan untuk mendatangkan konsumen (Qorib, Widodo, dan Rinata, 2021).
Istana Wedding Organizer harus bersaing dengan vendor–vendor lainnya yang ada di Pekanbaru dengan menggunakan sosial media Instagram. Is-
tana Wedding Organizer akan memanfaatkan Instagram sebagai media pro- mosi gratisan dengan cara membuat postingan yang menarik dan juga meng- gunakan tagar (tag) yang banyak dicari oleh orang sekitar. Setelah calon pelanggan melihat akun Instagram Istana Wedding Organizer, diharapkan calon pelanggan juga dapat melihat website Istana Wedding Organizer yang tercantum pada akun Instagram tersebut guna mendapatkan informasi lebih banyak dan meningkatkan ketertarikan calon pelanggan dalam menggu- nakan Istana Wedding Organizer sebagai pilihannya.
4. TikTok Akun
Akun TikTok saat ini sangat mudah sekali untuk dikenali oleh orang banyak.
Hal ini dikarenakan banyak postingan unik yang dapat kita temukan pada platform ini. Begitu pula dengan Istana Wedding Organizer yang akan memaksimalkan postingan–postingan terkait dekorasi pada akun TikTok miliknya. Diharapkan postingan dari akun TikTok Istana Wedding Orga- nizer dapat termasuk kedalam kategori FYP dengan melakukan optimasi tagar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dapat meningkatkan pen- jualan dikarenakan banyaknya orang–orang yang mengetahui vendor Istana Wedding Organizer.
2.4 Kerjasama Pihak External Istana Wedding Organizer
Menurut Abdulsyani, kerjasama merupakan proses sosial berupa kegiatan tertentu yang dilakukan dengan cara membantu, saling memahami aktivitas masing- masing demi terciptanya tujuan bersama (Welda dan Minartiningtyas, 2017).
Pada Istana Wedding Organizer, kerjasama dilakukan untuk menunjang ke- sempurnaan jalannya acara dengan berbagai pihak yakni pihak catering, orgen atau musik lainnya, dan pembawa acara beserta komponennya. Pihak Istana Wedding Organizer dapat memaksimalkan kesempurnaan acara dengan adanya kerjasama yang dilakukan karena tugas dilakukan oleh masing–masing pihak yang bertang- gung jawab atau yang bersangkutan.
2.5 Sistem
Menurut Hutahaean (2015) sistem diartikan sebagai jaringan kerja saling berhubungan dengan tujuan untuk menyelesaikan target tertentu. Pada sebuah sis- tem, skema umum di dalamnya terdiri dari input atau masukan, proses, serta out- put atau keluaran. Skema tersebut biasanya ada satu atau lebih jenis input untuk diproses agar dapat sehingga menghasilkan sebuah output.
Model umum yang terdapat pada sistem adalah input (masukan), proses, dan output (keluaran). Model tersebut menjadi konsep pada sistem yang paling seder-
hana mengingat pada umumnya sistem mempunyai cukup banyak input maupun outputsekaligus. Kemudian, sistem juga memiliki sifat atau karakteristik khusus se- bagai ciri khas untuk menentukan bahwa itu adalah sistem (Sutabri, 2012). Berikut adalah karakteristik yang dimaksud:
1. Komponen Sistem (Components)
Merupakan komponen yang berhubungan satu sama lain dengan tujuan menciptakan sebuah kesatuan fungsi dalam sistem agar dapat dicapai.
2. Batas Sistem (Boundary)
Merupakan sebuah pembatas yang memisahkan antar sistem maupun memisahkan antara sebuah sistem dengan lingkungan luarnya. Adanya boundary berguna sebagai pembatas antara satu sistem dan sistem lain maupun antara sistem dengan lingkungan di luarnya.
3. Lingkungan Luar (Environment)
Merupakan setiap hal yang berada pada bagian luar batas sistem, namun apabila muncul ketidaksesuaian antara sistem dan environment, maka da- pat mengganggu fungsi dan kinerja dari sistem tersebut. Antara sistem dan lingkungan luarnya harus tercipta kesinambungan agar dapat bekerja secara harmonis.
4. Penghubung Sistem (Sistem Interface)
System interface menjadi sebuah media perantara sebuah sub-sistem dan subsistem lainnya. Adapun dengan adanya system interface, maka sub- sistem dapat menerima dan memberi sumber daya agar tercipta kerjasama berupa keseluruhan sistem yang memiliki kesatuan fungsi.
5. Masukan Sistem (Input)
Merupakan energi maupun bahan yang diterapkan pada sebuah sistem untuk memberikan hasil berupa output melalui proses yang sesuai dengan fungsi dari sistem tersebut.
6. Keluaran Sistem (Output)
Merupakan hasil dari proses input sekaligus input untuk pra subsistem maupun subsistem.
7. Pengolahan Sistem (Process)
Merupakan mesin yang diaplikasikan dalam merubah input menjadi output dengan mekanisme tertentu.
8. Sasaran dan Tujuan
Sebuah sistem bertujuan untuk memperoleh hal yang berhubungan de- ngan sasaran dari sebuah sistem sebagai tolak ukur apakah sistem tersebut berhasil menjalankan fungsinya atau tidak.
2.6 Data dan Informasi
Menurut Reymond Mc Leod (2010), data dan informasi dimaksudkan dalam kelompok sumber daya utama, namun baik data maupun informasi bukan hal yang sama. Data terdiri dari sejumlah angka dan fakta yang tidak memiliki arti untuk pengguna. Informasi adalah data yang mengalami proses sehingga mampu mem- berikan arti untuk pengguna. Pengertian data dan informasi bergantung pada cara pandang individu dalam mendefinisikan keduanya. Bagi seseorang, data merupakan informasi bagi orang lain, begitu juga sebaliknya (Abdullah, 2017).
Menurut Mulyani dkk. (2017) informasi adalah data yang mengalami pen- golahan dan ditujukan untuk orang, organisasi, serta pengguna yang membutuhkan informasi tersebut. Informasi dapat dikatakan berguna apabila si penerima infor- masi membutuhkan informasi tersebut.
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, diperoleh sebuah kesimpulan bahwa informasi merupakan data yang mengalami proses pengolahan agar dapat berguna dalam proses pengambilan keputusan. Sedangkan informasi menjadi acuan dalam memahami kondisi objektif perusahaan sehingga informasi memiliki peranan penting.
2.7 Sistem Informasi
Beheshtiyan dalam (Manteghi dan Jahromi, 2012) menyebutkan bahwa sis- tem informasi mencakup beberapa hal seperti seperangkat individu, data atau in- formasi, metode, software, hardware dan komunikasi aktif pada sebuah organisasi yang memiliki tujuan dalam memberikan informasi yang bermanfaat agar dapat mempermudah dan mempercepat aktivitas, membuat pengendalian serta koordi- nasi, mendukung proses analisis masalah, membantu tindakan pengambilan keputu- san, dan meminimalisir munculnya resiko ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan (Suharyanto, Chandra, dan Gunawan, 2017).
Secara teknis, sistem informasi diartikan sebagai kumpulan komponen ter- hubung satu sama lain dengan tujuan mendapatkan, mengumpulkan, memproses, menyimpan, serta mendukung proses pendistribusian informasi agar dapat menun- jang kegiatan pengambilan keputusan pada perusahaan atau organisasi (Supriyatna, 2015).
2.8 Wedding Organizer
Wedding organizer merupakan usaha yang bergerak di bidang jasa dalam menunjang kebutuhan setiap pelanggan atau calon pengantin untuk melaksanakan setiap kegiatan yang berhubungan dengan rangkaian upacara pernikahan sesuai de- ngan keinginan serta jadwal yang disepakati (Mluyati, 2019). Dalam menjalankan
kinerja, wedding organizer memiliki 3 tahapan mulai dari konsultasi awal, kon- sultasi lanjutan, dan pelaksanaan acara. Wedding organizer merupakan jasa dalam membantu proses organisasi acara pernikahan, baik dalam perencanaan serta segala macam bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada hari pernikahan mulai dari rias pengantin, dekorasi pelaminan, akad nikah, upacara adat lamaran dan pernikahan, catering, dokumentasi dan setiap kegiatan yang berkaitan dengan resepsi pernika- han (Wulandari dkk., 2019).
Saat ini, wedding organizer memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung serta melaksanakan rangkaian acara pernikahan bagi calon pengantin dengan tujuan agar acara yang diselenggarakan berjalan dengan lancar. Tidak hanya itu, wedding organizer juga membantu calon pengantin maupun keluarga kedua mempelai agar mendapatkan kepuasan pada saat penyelenggaraan acara pernikahan serta memberikan efisiensi dan efektivitas acara pernikahan yang memakan banyak waktu, biaya, dan tenaga (Najiyah, Suharyanto, dkk., 2017).
2.9 Sistem Informasi Wedding Organizer
Sistem informasi wedding organizer merupakan sebuah perangkat lunak ataupun sebuah sistem yang ditujukan untuk pengelolaan jasa wedding organizer pada suatu vendor tertentu dengan tujuan dapat mempermudah pekerjaan opera- sional vendor wedding tersebut.
Dalam sistem informasi wedding organizer, terdapat beberapa fitur yang akan menjadikan sistem tersebut dapat berfungsi dan berjalan secara maksimal.
Adapun fitur tersebut antara lain:
- Dapat memanajemen data calon pelanggan secara baik.
- Dapat menampilkan gambar–gambar dekorasi yang tersedia.
- Dapat menampilkan jumlah harga yang tersedia.
Berdasarkan fitur diatas, sistem informasi wedding organizer dapat menye- lesaikan permasalahan yang sering dialami oleh jasa wedding organizer yang belum menggunakan sistem. Berikutnya dapat menyelesaikan permasalahan bagi calon pelanggan yang sering tidak mendapatkan informasi secara jelas mengenai gambar dekorasi yang akan digunakan.
2.10 Software Development Life Cycle (SDLC)
Metode SDLC pada rekayasa perangkat lunak maupun rekayasa sistem di- artikan sebagai metode pembuatan serta perubahan pada sistem dengan metolodogi dan metode tertentu yang diaplikasikan dalam mengembangkan sistem. SDLC bi- asanya merujuk pada informasi maupun sistem komputer.
Menurut Dennis pada tahun 2005, SDLC merupakan proses dalam mema-
hami tentang apakah sebuah sistem informasi mampu memberikan manfaat dan dukungan terhadap kegiatan bisnis, rancangan sistem, membangun sistem, hingga memberikannya pada pengguna (Riyanto dkk., 2021).
Pada rekayasa perangkat lunak, SDLC menjadi konsep dasar beragam jenis metodologi pengembangan software. Metodologi tersebut menjadi sebuah kerangka kerja yang dimanfaatkan dalam hal perencanaan serta pengendalian dalam pemba- ngunan sistem informasi, yakni proses pengembangan software.
2.11 Model Waterfall
Pressman (2002), menyebutkan bahwa model Waterfall merupakan sebuah model untuk mengembangkan software mulai analisis, desain, kode, serta tes secara sistematik dan sekuensial (Baihaqi, Aribowo, dan Abi Hamid, 2020).
Rosa dan Shalahuddin (2013:28), menyebutkan bahwa model Waterfall di- artikan sebagai sebuah metode yang menyajikan pendekatan alur hidup software dengan berurutan dan sekuensial dimana kegiatan didalamnya berisi beberapa taha- pan mulai dari tahap analisis, tahap desain, tahap pengkodean, tahap pengujian dan pendukung (support) (Suryadi dan Zulaikhah, 2019).
Tahapan dari model Waterfall dapat dilihat pada Gambar 2.3 (Irnawati, 2018):
Gambar 2.3. Waterfall Model Sumber: Sukamto dan Shalahuddin (2013)
Berikut adalah penjabaran mengenai tahap model Waterfall dalam pengem- bangan sistem:
1. Analisis
Analisis menjadi tahapan awal dimana terjadi proses pengumpulan data, proses mengidentifikasi masalah, dan analisa terkait kebutuhan sistem serta kegiatan dalam mendefinisikan sistem terjadi. Tujuan dari tahapan analisis adalah untuk menentukan solusi terhadap hasil analisa.
2. Desain
Pada tahap desain, perancangan model software dilakukan dengan tujuan
mendapatkan definisi yang lebih baik pada kontrol proses fungsional, aliran data, tingkah laku operasi, serta setiap informasi di dalamnya. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap desain yakni pemodelan proses, pemo- delan data, dan pemodelan antarmuka.
3. Pengkodean
Pada tahap pengkodean, sistem akan diterjemahkan dalam bahasa mesin dengan bahasa pemrograman setelah melewati proses analisis serta desain perancangan. Terdapat 2 proses dalam tahap pengkodean yakni pembuatan kode program serta pembuatan antarmuka program untuk navigasi sistem.
4. Pengujian
Tahapan ini bertujuan menguji sebuah program yang berfokus pada 3 aktivi- tas utama yakni pengujian logika internal software, pengujian untuk memas- tikan setiap perintah yang ada telah dicoba, serta pengujian fungsi eksternal yang bertujuan mendapatkan kepastian apakah data-data tertentu yang di- masukkan dapat menghasilkan output yang sesuai keinginan.
5. Supportatau Maintenance (Pemeliharaan)
Pada tahap pemeliharaan, user dapat menjalankan sistem secara benar. Apa- bila terdapat kesalahan pada sistem, maka harus dilakukan langkah mainte- nance atau pemeliharaan untuk memperbaiki masalah tersebut, baik pada sistem maupun jaringan yang terhubung.
2.12 Flowchart
Menurut Supardi (2013), flowchart adalah diagram alur untuk membuat dan menggambarkan logika program oleh sistem analisis (Noor, Pambudi, dan Widiyanto, 2018). Tidak hanya itu, flowchart juga dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana sebuah sistem berjalan. Supardi (2013:53) mendefin- isikan simbol dalam Flowchart sebagai berikut pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Simbol Flowchart
No Simbol Keterangan
1. Simbol yang digunakan untuk menentukan permulaan dan
akhir flowchart.
2. Merupakan simbol pemrosesan yang terjadi pada sebuah alur kerja sistem.
3. Merupakan simbol yang menunjukkan bagian dari program
(sub).
4. Persiapan yang digunakan untuk memberi nilai awal suatu besaran.
Table 2.2 Simbol Flowchart (Tabel Lanjutan....)
No Simbol Keterangan
5. Simbol ini merupakan input atau output dari proses yang sedang dijalankan.
6. Merupakan penyambung ke simbol lain dalam halaman yang sama.
7. Merupakan simbol yang menyatakan penyambung ke hala-
man lainnya.
8. Merupakan simbol yang menyatakan pencetakan (dokumen)
pada kertas.
9. Merupakan decision (keputusan) yang digunakan untuk
memilih kondisi pada suatu proses.
10. Merupakan simbol yang menyatakan media penyimpanan
drum magnetik.
11. Merupakan input atau output menggunakan disket.
12. Merupakan simbol yang menyatakan operasi yang dilakukan secara manual.
13. Merupakan simbol yang menyatakan input atau output dari kartu plong.
14. Merupakan simbol yang menyatakan arah alur pekerjaan
(proses).
15. Merupakan simbol yang menyatakan Multi document
(banyak dokumen).
16. Merupakan simbol yang menyatakan Delay (penundaan atau kelambatan).
Sumber: (Supardi, 2013:53) 2.13 Analisis PIECES
Analisis PIECES merupakan tahapan proses dalam memperbaiki dan men- goreksi sistem informasi yang ditujukan untuk pengambil keputusan dalam sebuah organisasi (Ernawati, 2020). Melalui pengembangan Sumber Daya Manusia, anal- isis PIECES memungkinkan terjadinya peningkatan perawatan dengan berkelan- jutan (Supriyatna, 2015). Metode analisis PIECES menerapkan 6 variabel un- tuk melakukan evaluasi di antaranya adalah Performance, Information, Economics, Control, Efficiency, dan Service. Berikut ini penjelasan mengenai beberapa variabel tersebut:
(1) Performance(Kinerja), merupakan variabel yang berfungsi menilai sebuah prosedur atau proses yang telah ada dapat ditingkatkan kinerjanya.
(2) Information(Informasi), merupakan variabel yang berfungsi untuk menen- tukan apakah prosedur yang ada bisa digunakan dan diperbaiki agar infor-
masi yang dihasilkan dapat berkualitas, yakni relevan, handal, akurat, dan lengkap.
(3) Economics (Ekonomi), merupakan variabel yang berfungsi untuk menilai apakah mungkin nilai guna terhadap prosedur yang ada bisa ditingkatkan ataupun diturunkan biaya penyelenggaraannya.
(4) Control(Pengendalian), merupakan variabel yang berfungsi menilai apakah prosedur yang ada bisa ditingkatkan agar kualitas pengendaliannya optimal serta kemampuan prosedur dalam meminimalisir munculnya resiko kesala- han dan mendeteksi kesalahan semakin baik.
(5) Efficiency (Efisiensi), merupakan variabel yang berfungsi untuk mencapai tujuan dalam meningkatkan efisiensi operasi dengan menilai apakah metode dan prosedur telah diterapkan dapat diperbaiki dan ditingkatkan lebih lanjut.
(6) Service (Layanan), merupakan variabel dengan fungsi dan tujuan untuk meningkatkan pelayanan melalui dengan menilai apakah metode yang ada bisa diperbaiki dan ditingkatkan kemampuannya.
2.14 Analisis Kelayakan
Analisis kelayakan merupakan tahapan untuk menentukan apakah suatu proyek dapat dikatakan layak atau tidak layak untuk dilanjutkan. Dalam melakukan analisis kelayakan, peneliti menggunakan metode Cost and Benefit yang mana metode ini untuk mengetahui perbandingan antara besaran anggaran pengeluaran dan pendapatan yang akan didapatkan. Metode Cost and Benefit merupakan sebuah metode yang digunakan dalam mengevaluasi proyek dengan membandingkan nilai sekarang dari seluruh manfaat atau pendapatan yang biasa diperoleh oleh proyek tersebut dengan nilai sekarang dari seluruh biaya atau pengeluaran proyek tersebut (Sururi dan Agustapraja, 2020). Hasil dari analisis kelayakan ini berupa nilai NPV yang harus besar dari 0 agar proyek tersebut dikatakan layak untuk dilanjutkan dan dikembangkan.
2.15 Unified Modeling Language (UML)
Shalahuddin dan Rosa (2013) menyebutkan bahwa UML merupakan stan- darisasi bahasa pemodelan pada proses pembangunan maupun pengembangan perangkat lunak dengan teknik pemrograman yang berorientasi pada objek (Aprianti dan Maliha, 2016).
Menurut Bahrami (1999), UML adalah bahasa pemrograman yang diap- likasikan guna menetapkan, membangun, memvisualisasikan, dan mendokumen- tasikan sistem software serta komponen-komponen di dalamnya (Sabawanti dkk., 2015).
UML menyajikan berbagai diagram visual dengan menunjukkan beberapa aspek pada sistem. Berikut merupakan diagram yang terdapat pada UML:
2.15.1 Use Case Diagram
Use Case Diagramadalah gambaran fungsionalitas pada sistem dengan tu- juan menggambarkan interaksi antara aktor dan sistem. Pada diagram ini, ak- tor menjadi gambaran entitas manusia maupun sistem yang melakukan pekerjaan (Prihandoyo, 2018). Aktor yang dimaksud bisa berupa manusia, alat-alat, maupun sistem yang mampu berinteraksi dengan sistem lain yang dibangun. Pada Tabel 2.3 berikut ini adalah penjelasan mengenai simbol-simbol pada Use Case Diagram.
Tabel 2.3. Simbol Use Case Diagram
No Simbol Nama Keterangan
1. Actor Orang atau user yang akan melakukan interaksi ter- hadap suatu sistem dengan hak yang berbeda.
2. Generalization Hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atas- nya objek induk (ancestor).
3. Use Case Menjelaskan urutan tindakan atau aksi yang dita- mpilkan oleh sistem yang akan mendapatkan hasil terukur untuk aktor.
Sumber: Sholiq (2006) 2.15.2 Activity Diagram
Activity Diagram adalah gambaran alur dari segala bentuk kegiatan dalam sebuah sistem yang sedang dijalankan (Prihandoyo, 2018). Adapun aktivitas yang dipresentasikan dalam diagram berbentuk bujur sangkar bersudut tidak lancip, di- mana terdapat beberapa langkah yang terjadi dalam aliran kerja. Pada Activity Di- agram, terdapat beberapa kondisi berupa mulai (start state) yang menggambarkan kondisi awal diagram dan selesai (end state) yang menggambarkan kondisi akhir diagram dimana keputusan direpresentasikan dalam bentuk diamond.
Dikutip dari Whitten (2007:390), Activity Diagram merupakan diagram yang memiliki tujuan dalam merepresentasikan aliran proses bisnis, langkah- langkah Use Case, maupun logika setiap proses yang nantinya ditampilkan melalui grafik (Whitten, Bentley, dan Dittman, 2001).
Dalam setiap aliran kerja Activity Diagram tidak perlu dibuat, namun Activ- ity Diagrammemiliki peranan penting dalam membantu mempresentasikan aliran kerja yang sifatnya kompleks serta melebar. Berikut adalah penjelasan mengenai simbol Activity Diagram dalam Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Simbol Activity Diagram
No Simbol Nama Keterangan
1. Activity Simbol ini menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh aktor.
2. Decision Menunjukkan adanya pilihan dalam pengambilan
keputusan.
3. Initial Node Simbol ini menunjukkan suatu objek diawali atau dibentuk.
4. Activity Final Node Simbol ini menunjukkan suatu objek dibentuk dan dihancurkan.
5. Fork Node Satu aliran yang pada tahap tertentu berubah men- jadi beberapa aliran.
6. Control Flow Simbol ini menunjukkan arus aktivitas
7. ↓ Receive Simbol ini menunjukkan tanda penerimaan.
Sumber: Sholiq (2006) 2.15.3 Sequence Diagram
Sequence Diagram atau yang terkadang disebut dengan diagram urutan adalah diagram yang diaplikasikan dalam memaparkan interaksi antara objek yang terdapat pada sebuah sistem dengan rinci serta dapat menampilkan waktu pelak- sanaannya. Setiap objek yang berhubungan dengan jalannya sistem umumnya akan berurutan mulai kiri ke kanan dan bertujuan untuk membantu menghasilkan tujuan dari Use Case (Hendrastuty, 2021). Sequence Diagram biasanya digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan antar objek yang saling berhubungan.
2.15.4 Class Diagram
Class Diagram adalah deskripsi dan gambaran struktur dari class, pack- age, dan objek yang saling berhubungan dimana di dalamnya terdapat beberapa hal seperti pewarisan, asosiasi dan lainnya (Prihandoyo, 2018). Diagram ini memi- liki informasi serta tingkah laku yang saling berhubungan dimana diagram ini dibuat pada semua tipe objek untuk diagram kolaborasi maupun diagram sekuen- sial. Berikut adalah penjelasan mengenai simbol Class Diagram dalam Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Simbol Class Diagram
No Simbol Nama Keterangan
1 Generalization Hubungan objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atas objek induk (an- cestor).
2 Class Himpunan dari objek yang berbagi atribut serta operasi yang sama.
Table 2.5 Simbol Class Diagram (Tabel Lanjutan...)
No Simbol Nama Keterangan
3 Dependency Hubungan perubahan yang terjadi pada elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergan- tung pada elemen yang tidak mandiri.
4 Association Menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya.
Sumber: Sholiq (2006) 2.16 Implementasi
Implementasi sistem merupakan proses mengaplikasikan sistem informasi baru pada sistem informasi lama (sistem informasi yang telah ada). Pada Tugas Akhir ini, peneliti akan menjelaskan tentang tahapan yang terjadi pada implemen- tasi sistem informasi wedding organizer berbasis web.
Implementasi diterjemahkan sebagai proses untuk memastikan bahwa se- buah kebijakan dapat tercapai dengan penerapan menerapkan informasi yang baru pada operasi (Sari dan Muflih, 2017). Implementasi sistem memiliki empat tahap, diantaranya adalah:
1. Membuat dan menguji basis data dan jaringan.
Pengaplikasian sistem baru atau perbaikan sistem dibuat pada basis data maupun jaringan yang sudah ada. Apabila dalam proses pengaplikasian tersebut membutuhkan jaringan maupun basis data baru, maka sistem baru tersebut harus dapat diimplementasikan terlebih dahulu sebelum melangkah pada tahap pemasangan program komputer.
2. Membuat dan menguji program.
Pembuatan dan pengujian program menjadi tahapan awal pada siklus pe- ngembangan sistem secara terperinci untuk programmer. Tahap ini memiliki tujuan dalam mengembangkan rencana dengan detail dan terperinci sebagai upaya pengembangan maupun pengujian pada program baru pada komputer.
3. Memasang dan menguji sistem baru.
Tahapan pemasangan dan pengujian sistem baru bertujuan memastikan ke- butuhan pada sistem lama telah terpenuhi oleh sistem baru.
4. Mengirim sistem baru ke dalam sistem lama.
Tahap ini bertujuan mengubah sistem lama menjadi sistem baru secara bertahap dan perlahan.
2.17 Pengujian Black Box
Black Box adalah teknik pengujian yang fokusnya terdapat pada masukan dan keluaran pada spesifikasi software tanpa harus mengetahui seperti apa struktur internal software yang akan diuji (Purbaratri, 2019).
Pengujian Black Box umumnya digunakan untuk mengetahui beberapa hal berikut ini:
1. Fungsi yang tidak benar atau tidak ada.
2. Kesalahan antarmuka (interface errors).
3. Kesalahan pada struktur data dan akses basis data.
4. Kesalahan performansi (performance errors).
5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi.
Meski demikian, pengujian Black Box memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
1. Pengujian Black Box mempunyai cakupan terbatas karena skenario pengu- jian yang dilakukan hanya menyasar sebagian kecil dari seluruh sistem pen- gujian yang ada.
2. Pengujian Black Box dinilai kurang efisien karena keberuntungan tester dari pengetahuan mengenai internal perangkat lunak.
2.18 Penelitian Terdahulu
Penelitian terkait wedding organizer telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Beragam metode dan hasil yang didapatkan pada penelitian terdahulu menjadi landasan penelitian ini dilakukan. Adapun hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat diamati pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6. Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Judul Hasil
1. Karlina (Karlina, 2020)
Rancang Bangun Sistem Pengadaan Jasa Wedding Organizer Salon Arjuna Srikandi Berbasis Web.
Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi online wedding organizer dengan ba- sis website yang bertujuan memberikan kemudahan serta segala bentuk infor- masi terkait paket wedding. Aplikasi online wedding organizerberbasis web juga akan memberikan efisiensi pada calon yang terhalang jarak dan waktu.
Pada web Salon Arjuna Srikandi, se- tiap pelanggan diberikan pilihan un- tuk memesan paket-paket yang terse- dia, baik dengan cara manual maupun otomatis.
Table 2.6 Penelitian Terdahulu (Tabel Lanjutan...)
No. Nama Peneliti Judul Hasil
2. Muhammad
Yogi Saputra (Saputra, 2016)
Sistem Informasi Pelayanan Paket Pernikahan Pada Nir- wana Organizer Bekasi.
Sistem informasi pemesanan paket wedding organizer berbasis desktop memberikan hasil berupa kemudahan pembayaran paket pernikahan, baik se- cara tunai maupun bank, dengan sis- tem kalkulasi yang tepat karena mampu menghitung setiap biaya yang dibu- tuhkan secara terperinci dan otomatis.
3. Sri Mulyati (Mluyati, 2019)
Rancang Bangun Sistem Informasi Penyewaan Wed- ding Organizer Berbasis Web Dengan PHP Dan MySQL Pada Kiki Rias.
Sistem informasi wedding organizer dengan basis website yang diap- likasikan pada Kiki Rias Wedding Organizer mampu memberikan efek- tivitas dan efisiensi karena mempermu- dah pihak pengelola dalam melakukan pengelolaan terhadap data pelanggan, serta memudahkan pelanggan dalam memilih paket pernikahan seperti apa yang cocok dengan keinginan mereka selama melangsungkan pernikahan.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Adapun metodologi penelitian dalam pelaksanaan penelitian ini dapat dili- hat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Flowchart Metodologi Penelitian 3.1 Tahap 1 Perencanaan
Pada tahap pertama, kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh peneliti adalah menentukan tempat penelitian dilaksanakan, mengidentifikasi masalah, menentukan topik, studi kepustakaan, dan menentukan data apa saja yang dibu- tuhkan. Pada tahap 1 ini tools yang digunakan yakni observasi ke lokasi dan wawan- cara pihak yang bersangkutan yakni Istana Wedding Organizer. Kegiatan ini meng- hasilkan berupa gambaran masalah yang akan dibuat untuk judul proposal.
3.2 Tahap 2 Pengumpulan data
Pada tahap kedua, kegiatan yang dilaksanakan oleh peneliti yakni mema- hami bagan alur proses bisnis yang sedang berjalan, dan memahami cara kerja pro-
ses operasional Istana Wedding Organizer. Kegiatan ini dilakukan dengan cara ob- servasi ke lokasi, wawancara kepada pihak Istana Wedding Organizer (Lampiran A) dan melakukan tinjauan pustaka. Setelah melakukan kegiatan tahap 2 ini, peneliti mendapatkan data hasil observasi yang telah dikumpulkan dan akan dianalisis pada tahap berikutnya (Lampiran B).
3.3 Tahap 3 Analisis
Pada tahap ketiga, kegiatan yang dilakukan yakni menganalisis sistem yang lama (yang sedang berlangsung), melakukan uji kelayakan sistem menggunakan indikator PIECES, menganalisis sistem usulan dan melakukan perancangan sistem yang baru. Kegiatan pada tahap 3 ini dilakukan dengan menggunakan tools yakni berupa indikator PIECES, metode OOAD dan UML. Hasil yang didapatkan pada tahap analisis adalah hasil uji kelayakan sistem (PIECES) dan diagram UML yang terdiri dari Use Case Diagram, Activity Diagram, dan Class Diagram.
3.4 Tahap 4 Implementasi
Pada tahap keempat, kegiatan yang dilakukan yakni melakukan pengkodin- gan sistem wedding organizer. Adapun tools yang digunakan berupa bahasa pem- rograman PHP, serta menggunakan database MySQL. Hasil yang diperoleh pada tahap implementasi ini adalah berupa sistem wedding organizer yang sudah selesai dibuat dan sudah siap untuk digunakan.
3.5 Tahap 5 Testing atau Pengujian
Pada tahap kelima ini kegiatan yang dilakukan yakni melakukan pengujian atau mengetes sistem wedding organizer. Adapun teknik atau metode yang digu- nakan pada tahap testing yakni menggunakan pengujian black box. Hasil dari taha- pan ini berupa hasil uji black box yang dimuat dalam tabel uji berdasarkan indikator terkait.
3.6 Tahap 6 Penulisan Laporan Penelitian
Pada tahap keenam atau tahap akhir ini kegiatan yang dilakukan peneliti adalah melakukan bimbingan kepada dosen mata kuliah atau pembimbing Tugas Akhir dan melakukan dokumentasi hasil penelitian. Adapun alat bantu dalam melakukan aktivitas tersebut yakni teknologi serta berbagai sumber–sumber atau referensi buku atau jurnal sejenis dan sebagainya yang dapat membantu memper- mudah penulisan hasil penelitian. Hasil akhir dari tahap keenam ini adalah berupa laporan hasil penelitian.
BAB 4
ANALISA DAN PERANCANGAN
4.1 Flowchart Sistem yang Sedang Berjalan
Adapun sistem yang sedang berjalan saat ini dapat digambarkan dengan flowchartseperti Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Flowchart Sistem yang Sedang Berjalan
Pada flowchart diatas, dijelaskan bahwa alur proses bisnis sistem yang ber- jalan saat ini yakni dengan cara manual, dimulai dari calon pelanggan yang ingin mengadakan resepsi pernikahan membuka sosial media vendor wedding, kemudian mencari kontak pada sosial media vendor wedding tersebut dan menghubunginya.
Saat tahap ini terjadilah proses diskusi singkat antara calon pelanggan dan ven- dor wedding secara online. Setelah diskusi selesai, selanjutnya calon pelanggan mendatangi lokasi vendor wedding dan melakukan diskusi secara tatap muka agar mendapatkan kejelasan mengenai dekorasi, harga, dan lain–lain. Setelah proses tanya jawab selesai, kemudian calon pelanggan memutuskan apakah jadi meng- gunakan jasa dari vendor wedding tersebut atau tidak. Apabila calon pelanggan memutuskan untuk menggunakan jasa vendor tersebut, maka vendor wedding akan
memberikan formulir data pemesanan yang akan diisi. Setelah formulir diser- ahkan kembali kepada vendor wedding, langkah selanjutnya adalah vendor wed- ding melakukan survey lapangan terhadap medan lokasi yang akan didekorasikan nantinya. Kemudian terjadi kembali diskusi apakah lokasi tersebut bisa digunakan, berapa harga tambahan yang dibutuhkan, serta jadwal yang pasti dalam mendeko- rasikan acaranya. Berikutnya vendor wedding memberikan formulir perjanjian dan kerja sama guna untuk mengikat calon pelanggan agar tidak menggunakan jasa ven- dor lainnya. Langkah terakhir yakni dilakukanlah pembayaran uang muka oleh calon pelanggan.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa proses yang dilakukan antara calon pelanggan dan vendor wedding adalah secara manual. Adapun pada prosesnya terdapat banyak sekali waktu yang dibutuhkan oleh kedua pihak un- tuk mendapatkan keputusan. Ditambah permasalahan calon pelanggan tidak dapat memilih bentuk dekorasi seperti apa yang akan diterimanya.
4.2 Analisis Sistem yang Diusulkan
Adapun sistem yang diusulkan untuk dikembangkan dapat dilihat Gam- bar 4.2.
Gambar 4.2. Flowchart Sistem yang Diusulkan