AUDIT INTERNAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PAKAIAN
Studi Kasus di PT Multi Garmenjaya
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Nathania Giovani Rusli NIM: 172114052
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2021
i
AUDIT INTERNAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PAKAIAN
Studi Kasus di PT Multi Garmenjaya
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Nathania Giovani Rusli NIM: 172114052
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2021
ii SKRIPSI
AUDIT INTERNAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PAKAIAN
Studi Kasus di PT Multi Garmenjaya
Oleh:
Nathania Giovani Rusli NIM: 172114052
Telah Disetujui Oleh:
Pembimbing
Dr. FA. Joko Siswanto, MM., Ak., QIA., CA Tanggal: 31 Mei 2021
iii
SKRIPSI
AUDIT INTERNAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PAKAIAN
(Studi Kasus di PT Multi Garmenjaya) Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Nathania Giovani Rusli NIM: 172114052
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 13 Juli 2021
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susuan Dewan Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua Dr. Firma Sulistiyowati, Ak., QIA., CA ………
Sekretaris Aurelia Melinda Nisita Wardhani, S.E., M.Sc. ………
Anggota Dr. FA. Joko Siswanto, M.M., Ak., QIA., CA ………
Anggota Ilsa Haruti Suryandari, S.E., S.IP., M.Sc., Ak., CA ………
Anggota Klemensia Erna Christina Sinaga, S.E., M.Sc., AMA………...
Yogyakarta, 30 Juli 2021 Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Dekan
Tiberius Handono Eko Prabowo, Ph.D.
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13)
Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan (Yeremia 17:7)
Kupersembahan untuk:
Tuhan Yesus Kristus Orang Tua (Heni Rusli & Lilis Natawidjaja) Saudara Kandung (Christian Rusli & Daniel Rusli) Keluarga dan Sahabat-Sahabat di Bandung dan Yogyakarta
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
AUDIT INTERNAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PAKAIAN
Studi Kasus di PT Multi Garmenjaya
dan diajukan untuk diuji pada tanggal 13 Juli 2021 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat pada bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulisan aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak sengaja dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 30 Juli 2021 Yang membuat pernyataan,
Nathania Giovani Rusli
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Unversitas Sanata Dharma:
Nama : Nathania Giovani Rusli NIM : 172114052
Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
AUDIT INTERNAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PAKAIAN
Studi Kasus di PT Multi Garmenjaya
Beserta perangkat yang diberikan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan saya ini buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 30 Juli 2021 Yang Menyatakan,
Nathania Giovani Rusli
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dan arahan dari berbagai pihak, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan arahannya kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Tiberius Handono Eko Prabowo, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
3. Dr. Firma Sulistiyowati Akt., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan mengembangkan diri.
4. Dr. FA. Joko Siswanto. MM., Ak., QIA., CA selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.
viii
5. Seluruh dosen dan karyawan sekretariat Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk berbagi ilmu pengetahuan.
6. Papi, Mami, Koko Christian, dan Koko Daniel yang selalu memberikan doa, semangat, dan dukungan hingga skripsi ini dapat selesai.
7. Natasha Ceicilia selaku saudara sepupu yang telah memberikan semangat dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
8. Ibu Sani selaku salah satu pimpinan PT Multi Garmenjaya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk dapat melakukan penelitian.
9. Bapak Edi selaku Kepala Inventory dan Fixed Asset (IFA) yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian serta memberikan arahan dan informasi kepada penulis terkait penelitian yang dilakukan.
10. Bapak Danny selaku Kepala Gudang Bahan Baku PT Multi Garmenjaya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan membantu penulis dalam memperoleh informasi dalam penelitian ini.
11. Ibu Nia selaku Administrasi Gudang Bahan Baku PT Multi Garmenjaya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan membantu penulis dalam memperoleh informasi dalam penelitian ini.
12. Kekasih penulis yaitu Jimmy Oktavianus Gustrianto yang selalu memberikan dukungan dan semangat dari awal hingga akhir perkuliahan hingga proses penyusunan skripsi ini selesai.
13. Teman dan sahabat penulis yaitu Fransisca Erinna, Shannon Gunawan, Jeanice Jeovany, Natasya Nadine, Aneke Venta, Monica Gersia, dan Melinia Ester
ix
yang selalu memberikan dukungan dan semangat dari awal perkuliahan sampai dapat menyelesaikan skripsi ini.
14. Kakak tingkat di kampus yaitu Christopher Hastian dan Budi Setio Aji yang memberikan dukungan dan bantuan ketika penulis bertanya mengenai skripsi.
15. Teman-teman yang berjuang bersama dalam MPAT yang selalu memberikan dukungan, saran, semangat, dan doa serta berbagi keluh kesah bersama dari awal hingga skripsi ini selesai.
16. Teman-teman Kelas B Akuntansi 2017 yang sama-sama berjuang menyelesaikan skripsi yang selalu memberikan semangat serta kenangan selama proses kuliah dari awal hingga akhir.
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu oleh penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 30 Juli 2021
Penulis
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ...v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ……….………..x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...xv
ABSTRAK ... xvi
ABSTRACT ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...9
A. Audit Internal ... 9
1. Pengertian Audit Internal ... 9
2. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal ... 9
3.Tujuan Audit Internal Bernilai Tambah (Value Added Internal Audit) ... 11
4. Tahapan Audit Internal ... 12
B. Entitas Manufaktur ... 14
1. Pengertian Entitas Manufaktur ... 14
2. Akuntansi Entitas Manufaktur ... 15
3. Karakteristik Entitas Manufaktur ... 16
4. Fungsi Bisnis Entitas Manufaktur ... 17
C. Persediaan ... 18
xi
1. Pengertian Persediaan ... 18
2. Jenis-jenis Persediaan ... 18
3. Metode Pencatatan Persediaan ... 20
4. Penentuan Biaya Persediaan ... 21
D. Bahan Baku ... 22
1. Pengertian Bahan Baku ... 22
2. Jenis Bahan Baku ... 22
E. Pengelolaan Persediaan ... 23
1. Pengertian Pengelolaan Persediaan ... 23
2. Tujuan Pengelolaan Persediaan ... 23
3. Manfaat Pengelolaan Persediaan ... 24
4. Fungsi Pengawasan Persediaan ... 25
5. Pengendalian atas Persediaan ... 26
6. Persyaratan Sistem Pengawasan Persediaan ... 26
F. Pengendalian Internal ... 27
1. Pengertian Pengendalian Internal ... 27
2. Komponen Pengendalian Internal ... 29
BAB III METODE PENELITIAN...32
A. Jenis Penelitian ... 32
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 32
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 33
D. Data Penelitian ... 33
E. Data yang Dibutuhkan ... 34
F. Teknik Pengumpulan Data ... 35
G. Teknik Analisis Data ... 37
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...44
A. Sejarah Perusahaan ... 44
B. Visi dan Misi ... 45
C. Prinsip-Prinsip Nilai ... 45
D. Struktur Organisasi ... 46
E. Personalia ... 51
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...54
A. Survei Pendahuluan ... 54
xii
B. Perencanaan Audit Internal ... 58
C. Pelaksanaan Rencana Audit ... 60
D. Analisis Ketidaksesuaian Hasil Temuan Audit dengan Standar yang Digunakan ... 65
E. Evaluasi Hasil Audit ... 68
F. Pelaporan Hasil Audit ... 70
BAB VI PENUTUP ...79
A. Kesimpulan ... 79
B. Keterbatasan Penelitian ...79
C. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ...81
LAMPIRAN ...84
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Tabel 1. Tabel Kombinasi antara tabel Red Flags
dan tabel Risk Worksheet………....39 Tabel 3.2 Tabel 2. Tabel Checklist Program Audit-Pengelolaan
Bahan Baku ………...40 Tabel 5.1 Tabel 3. Tabel Penilaian Resiko ………...………....…….59 Tabel 5.2 Tabel 4. Tabel Checklist Program Audit-Pengelolaan Bahan
Baku………...………60 Tabel 5.2 Tabel 4. Tabel Checklist Program Audit-Pengelolaan Bahan
Baku…..………….………61 Tabel 5.2 Tabel 4. Tabel Checklist Program Audit-Pengelolaan Bahan
Baku…..………….………62
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Multi Garmenjaya ………46
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara ………...…84
Lampiran 2. Tabel Checklist Program Audit-Pengendalian Bahan Baku ……….………..87
Lampiran 3. Surat Jalan ……….………..……..89
Lampiran 4. Surat Tanda Penerimaan Barang………90
Lampiran 5. Packing List………..…………..91
Lampiran 6. Lembar Pemeriksaan Bahan Baku………..92
Lampiran 7. Laporan Tes Bahan ………93
Lampiran 8. Bukti Pengeluaran Barang………..94
Lampiran 9. Kartu Stok Gudang Bahan dan Sampel Kain ……….95
Lampiran 10. Surat Keterangan Penelitian………...96
xvi ABSTRAK
AUDIT INTERNAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PAKAIAN
Studi Kasus di PT Multi Garmenjaya Nathania Giovani Rusli
NIM: 172114052 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2021
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil audit internal atas pengelolaan persediaan bahan baku pakaian. Penelitian dilakukan di PT Multi Garmenjaya, yang meliputi penerimaan dan penyimpanan bahan, proses pengujian atau quality control bahan, serta pengeluaran bahan baku untuk proses produksi.
Jenis penelitian ini yaitu studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara, dokumentasi, tabel checklist, dan kombinasi antara tabel red flags dan risk worksheet.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif yang didasarkan pada prosedur pengelolaan persediaan bahan baku pakaian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan persediaan bahan baku pakaian di PT Multi Garmenjaya telah dilakukan dengan sangat baik. Namun terdapat beberapa temuan audit yang perlu diperhatikan perusahaan, yaitu terkait kesesuaian jadwal penerimaan bahan baku pakaian dan proses Quality Control (QC). Perusahaan sebaiknya melakukan konfirmasi dan kesepakatan secara tegas dengan supplier agar bahan baku yang dipesan datang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Perusahaan juga sebaiknya melakukan tindak lanjut untuk mengatasi bahan baku yang tidak lolos uji, dengan melakukan pengaturan pola, pencucian ulang kain, serta pemilahan untuk bahan baku yang cacat.
Kata Kunci: audit internal, pengelolaan persediaan, bahan baku pakaian.
xvii ABSTRACT
INTERNAL AUDIT OF CLOTHING RAW MATERIALS MANAGEMENT Case Study at PT Multi Garmenjaya
Nathania Giovani Rusli NIM: 172114052 University of Sanata Dharma
Yogyakarta 2021
This research aimed to determine the results of internal audit on the management of clothing raw materials inventory. The research was conducted at PT Multi Garmenjaya, which included receive and store materials, test or quality control of materials, and release raw materials for the production process.
The type of this research was a case study. Data was obtained through interview, documentation, checklist tables, and a combination of red flags tables and risk worksheets. The analysis used in this research was descriptive analysis which was based on the procedures for management supplies of clothing raw materials.
The results showed that the management of clothing raw materials inventory at PT Multi Garmenjaya had been carried out very well. However, there were several audit findings that the company needed to pay attention to, namely the suitability of the schedule for receiving clothing raw materials and the Quality Control (QC) processed. The company needed to confirm and agree firmly with the supplier, so the ordered of raw materials arrived according to the predetermined schedule. Companies also needed to follow-up actions to overcome raw materials that did not pass the test, by adjust the patterns, rewash fabrics, and sort the defect of raw materials.
Keywords: internal audit, inventory management, clothing raw materials.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya, setiap perusahaan pasti menginginkan usaha bisnis yang dijalankannya dapat berjalan dengan baik. Selain ingin perusahaannya dapat berjalan dengan baik, setiap perusahaan juga ingin memperoleh keuntungan yang maksimal dari bisnis yang dijalankan. Perusahaan di Indonesia juga berkembang pesat. Banyak perusahaan baru yang muncul dalam berbagai bidang dan aspek. Salah satunya bidang usaha pakaian. Saat ini, perusahaan pakaian dalam negeri cukup meningkat pesat. Berdasarkan data yang terdapat pada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pertumbuhan industri tekstil dan pakaian dalam negeri dikatakan tinggi.
Terdapat banyak merek pakaian yang dipasarkan di Indonesia. Permintaan konsumen akan pakaian juga dapat dikatakan tinggi, karena pakaian merupakan salah satu barang yang penting dan digunakan setiap harinya.
Dalam perusahaan manufaktur, persediaan bahan baku merupakan salah satu hal yang penting. Bahan baku yang berkualitas menentukan hasil produksi suatu perusahaan agar dapat menghasilkan produk yang baik dan berkualitas baik. Menurut beberapa ahli seperti Heizer dan Render (2014:245), kualitas merupakan sesuatu yang melekat pada barang atau jasa yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Maka, perusahaan perlu mengoptimalkan pengelolaan persediaan bahan baku dalam memproduksi suatu barang atau jasa sehingga produk tersebut memiliki kualitas yang baik dan diminati oleh masyarakat.
Optimal dalam hal ini yaitu menggunakan bahan baku yang ada dengan sebaik mungkin agar hasil produksi yang dihasilkan dapat sesuai dan memenuhi target yang telah direncanakan oleh perusahaan. Selain penggunaan persediaan bahan baku secara optimal, untuk mencapai target perusahaan dalam memproduksi pakaian diperlukan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan.
Maka dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan perlu memperhatikan pemeriksaan atau audit internal yang diterapkan oleh perusahaan dalam mengelola persediaan bahan baku sehingga kegiatan bisnis dapat berjalan dengan baik.
Menurut Standards for the Professional Practice of Internal Auditing yang diterbitkan IIA dalam buku Kurniawan (2015:7) audit internal adalah aktivitas penjaminan yang independen dan objektif serta jasa konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit internal akan membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan terjadwal untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko, kecukupan pengendalian, dan pengelolaan organisasi.
Dalam praktik bisnis yang ada di Indonesia, terdapat perusahaan yang kurang baik dalam mengelola persediaan bahan baku, sehingga penggunaan persediaan bahan baku juga tidak dapat dilakukan dengan maksimal. Hal ini juga dapat mempengaruhi atau memberikan dampak bagi perusahaan sendiri.
Salah satunya keuntungan yang diperoleh perusahaan dapat berkurang dari target yang diharapkan. Hal tersebut terjadi dikarenakan bahan baku yang tidak
sesuai dengan kriteria atau standar yang ada. Akibatnya, perusahaan harus mengeluarkan biaya lebih karena diperlukan lagi bahan baku yang memenuhi kriteria atau standar yang ditetapkan. Hal ini juga dapat mempengaruhi proses produksi yang ada dalam suatu perusahaan. Maka, penting bagi perusahaan untuk melakukan pengendalian kualitas atau quality control terhadap bahan baku yang digunakan, sehingga bahan baku tersebut dapat menghasilkan produk yang baik. Menurut Assauri (2016:323), pengendalian kualitas atau quality control merupakan suatu proses untuk mengukur keluaran (output) secara relatif terhadap suatu standar dan melakukan tindakan koreksi apabila keluaran (output) tersebut tidak dapat memenuhi standar.
Dalam sebuah perusahaan, audit internal merupakan salah satu hal penting agar perusahaan dapat meningkatkan kegiatan operasionalnya dan melakukan evaluasi. Perusahaan juga perlu memperhatikan pengendalian internal mengenai pengelolaan bahan baku, karena pada umumnya bahan baku yang dimiliki oleh suatu perusahaan tidak sepenuhnya sesuai dengan kriteria atau standar yang ada. Menurut Ardeno Kurniawan (2015:110), definisi pengendalian internal yang didefinisikan oleh IIA di dalam Practice Advisory 2100-1 yang merupakan interpretasi dari Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (2001), yaitu setiap tindakan yang diambil manajemen untuk meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Ketidaksesuaian tersebut dapat dicontohkan seperti bahan baku yang tidak memenuhi standar atau kriteria, bahan baku yang tidak sesuai dengan kuantitas yang dianggarkan perusahaan, atau terdapat bahan baku yang
cacat sehingga memperhambat proses penggunaan bahan baku karena hal-hal tersebut. Selain itu, ketepatan waktu dalam menerima bahan baku pakaian, kesesuaian kualitas dan kuantitas antara bahan baku yang dipesan dengan bahan baku yang diterima, dan pengujian bahan baku atau quality control juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Maka perusahaan perlu memeriksa pengelolaan bahan baku yang ada agar perusahaan dapat menggunakan bahan baku tersebut dengan baik dan diharapkan setiap bahan baku yang ada dalam suatu perusahaan dipergunakan sebaik mungkin.
PT Multi Garmenjaya merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang usaha garmen yaitu pembuatan pakaian. Lokasi perusahaan berada di Jalan Moh. Toha No.215, KM 7,3 Kel. Citeureup, Kec.
Dayeuh Kolot, Bandung 40257. Perusahaan ini mulai merintis bisnis pada tahun 1970 hingga sekarang. PT Multi Garmenjaya mengawali usaha konveksi dari sektor “home industry”. Dengan mengusung prinsip “Menjadi yang Terdepan di Industri Konveksi Pakaian”, PT Multi Garmenjaya tumbuh menjadi perusahaan yang semakin besar dan maju dengan pesat. Namun, PT Multi Garmenjaya belum terdaftar sebagai perusahaan yang go public. Berdasarkan salah satu syarat perusahaan dapat menjadi perusahaan yang go public yang terlampir dalam Bursa Efek Indonesia, diperlukan unit audit internal yang baik dalam sebuah perusahaan, maka dalam hal ini penting bagi PT Multi Garmenjaya untuk melakukan audit internal atas pengelolaan persediaan bahan baku pakaian, agar dari temuan atas audit internal yang dilakukan, dapat memberikan rekomendasi bagi perusahaan untuk mengelola persediaan bahan
baku dengan maksimal dan lebih baik lagi. Selain itu, penerapan audit internal yang baik oleh perusahaan dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan sendiri, yaitu perusahaan menjadi siap menjadi perusahaan yang terdaftar sebagai perusahaan go public.
Berdasarkan hal di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait audit internal atas pengelolaan persediaan bahan baku pakaian yang terdapat di PT Multi Garmenjaya, mengingat bahwa bahan baku merupakan salah satu hal yang penting bagi perusahaan khususnya perusahaan manufaktur, agar pengelolaan persediaan bahan baku pakaian yang terdapat di PT Multi Garmenjaya menjadi lebih baik, juga agar perusahaan sendiri dapat menilai dan mengetahui dampak dari pengelolaan persediaan bahan baku itu sendiri terhadap produk yang dihasilkan juga meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi dan memperbaiki kekurangan yang ada.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah untuk penelitian ini adalah apa hasil pengauditan internal atas pengelolaan persediaan bahan baku pakaian di PT Multi Garmenjaya.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil audit internal atas pengelolaan persediaan bahan baku pakaian di PT Multi Garmenjaya.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberikan gambaran dalam mengetahui hasil dan pentingnya audit internal atas pengelolaan persediaan bahan baku pakaian serta menilai dan mengevaluasi untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko atas pengelolaan persediaan bahan baku pakaian yang terdapat di PT Multi Garmenjaya.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti atau mahasiswa lain dan juga dapat dijadikan koleksi referensi kepustakaan di perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang hendak melakukan penelitian mengenai audit internal atas pengelolaan persediaan bahan baku pakaian.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menjadi wawasan bagi penulis, agar siap menghadapi dunia pekerjaan dari ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama kegiatan perkuliahan, juga menambah wawasan mengenai pentingnya audit internal atas pengelolaan persediaan bahan baku pakaian agar pengelolaan tersebut berjalan dengan baik.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika yang akan disusun oleh penulis yaitu sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini akan membahas mengenai dasar-dasar teori yang berkaitan dengan penelitian yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini akan membahas mengenai jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, data penelitian, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini menjelaskan mengenai informasi dan gambaran umum perusahaan yang diteliti, yaitu sejarah atau latar belakang perusahaan, perkembangan perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan divisi- divisi beserta keterangannya.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini akan membahas mengenai tahap-tahap audit internal dari awal hingga akhir yaitu melaporkan hasil audit berupa temuan dan bukti audit yang diperoleh pada saat penelitian, juga memberikan rekomendasi dan saran bagi perusahaan.
Bab VI Penutup
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran bagi perusahaan sehingga audit internal atas pengelolaan persediaan bahan baku pakaian di PT Multi Garmenjaya meningkat menjadi lebih baik.
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit Internal
1. Pengertian Audit Internal
Pengertian audit internal menurut Standards for the Professional Practice of Internal Auditing yang diterbitkan IIA dalam buku Kurniawan (2015:7) adalah aktivitas penjaminan yang independen dan objektif serta jasa konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit internal akan membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan terjadwal untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko, kecukupan pengendalian, dan pengelolaan organisasi.
2. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal
Tujuan audit internal menurut Standards for the Professional Practice of Internal Auditing yang diterbitkan IIA dalam buku Kurniawan (2015:5) yaitu untuk membantu anggota organisasi agar dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan efektif. Untuk mencapai hal tersebut, audit internal melakukan dan memberikan analisis, penilaian, rekomendasi, bimbingan dan informasi berkaitan dengan aktivitas yang direview. Tujuan audit internal ini yaitu untuk meningkatkan efektivitas pengendalian dengan biaya yang dapat diterima.
Menurut Hery (2018: 67), tujuan utama audit internal atau dapat disebut sebagai pemeriksaan internal adalah untuk menyakinkan:
a) Keandalan Informasi
Pemeriksa internal harus meninjau keandalan (reliabilitas dan integritas) berbagai informasi finansial dan pelaksanaan pekerjaan atau operasi, serta berbagai cara yang dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklarifikasi, dan melaporkan informasi.
b) Kesesuaian dengan Kebijaksanaan, Rencana, Prosedur, dan Peraturan Perundang-undangan
Pemeriksa internal harus meninjau sistem yang telah ditetapkan untuk memastikan kesesuaiannya dengan berbagai kebijaksanaan, rencana, prosedur, ketentuan perundang- undangan dan peraturan yang dimiliki. Pemeriksa internal bertanggung jawab dalam menentukan apakah sistem tersebut telah mencukupi dan efektif serta apakah berbagai kegiatan yang diperiksanya benar-benar telah memenuhi persyaratan yang diperlukan.
c) Perlindungan terhadap Aset
Pemeriksa internal harus meninjau berbagai alat atau cara yang digunakan untuk melindungi aset terhadap berbagai jenis kerugian seperti kerugian yang diakibatkan oleh pencurian, kegiatan yang ilegal atau tidak pantas, dan bila dipandang perlu,
memverifikasi keberadaan dari suatu aset. Pada saat memverifikasi keberadaan suatu aset, pemeriksa harus mempergunakan prosedur pemeriksaan yang sesuai dan tepat.
d) Penggunaan Sumber Daya secara Ekonomis dan Efisien
Pemeriksaan yang berhubungan dengan keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya haruslah mengidentifikasi berbagai keadaan seperti fasilitas-fasilitas yang tidak dipergunakan sepenuhnya, pekerjaan yang tidak produktif, prosedur yang tidak dapat dibenarkan berdasarkan pertimbangan biaya, dan terlalu banyak atau sedikitnya jumlah staf.
e) Pencapaian Tujuan
Pemeriksa internal haruslah menilai pekerjaan, operasi, atau program untuk menilai apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan apakah pekerjaan atau operasi tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan rencana.
3.Tujuan Audit Internal Bernilai Tambah (Value Added Internal Audit)
Menurut Kurniawan (2015:22-23), tujuan dari audit internal bernilai tambah itu sendiri yaitu:
a) Memberikan analisis operasional secara objektif dan independen.
b) Menguji berbagai fungsi, proses dan aktivitas suatu organisasi, serta external value chain.
c) Membantu organisasi dalam merancang strategi bisnis yang efektif.
d) Melakukan assessment secara sistematis dengan pendekatan multi disiplin.
e) Melakukan evaluasi dan menilai efektivitas risk management, control dan governance processes.
4. Tahapan Audit Internal
Tahap-tahap audit internal menurut Akmal (2007:19-22) dalam Brink’s Modern Internal Auditing, terdiri dari:
a) Tahap Survei Pendahuluan
Tahap survei pendahuluan, dalam tahap ini tim audit harus mengerti atau memahami aktivitas-aktivitas operasi pada suatu organisasi atau perusahaan yang akan diaudit.
b) Tahap Menyusun Rencana Audit
Tahap menyusun rencana audit, dalam tahap ini dilakukan penyusunan program audit berdasarkan pengukuran risiko dan survei pendahuluan yang dilakukan sebelumnya serta program audit tahun sebelumnya yang akan menjadi pedoman bagi para pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan atau audit. Program audit ini berisi langkah-langkah pemeriksaan yang harus
dilakukan, juga berupa prosedur-prosedur audit yang mencakup penetapan besarnya ukuran sampel yang akan diuji.
c) Tahap Melakukan Pelaksaan Audit
Tahap melakukan pelaksanaan audit, dalam tahap ini pemeriksa atau auditor melakukan verifikasi sesuai dengan pedoman atau petunjuk pada program audit. Pelaksanaan verfikasi dilakukan dengan cara wawancara atau tanya jawab, pengamatan, surat konfirmasi, penelusuran, pengujian, pemanfaatan daftar periksa, dan lain-lain. Tujuan dari hal-hal tersebut yaitu mengumpulkan bukti-bukti pemeriksaan yang berkualitas.
d) Tahap Mengevaluasi Hasil Audit
Tahap mengevaluasi hasil audit, dalam tahap ini bukti-bukti yang telah dikumpulkan akan dianalisis, analisis ini merupakan bagian dari proses verifikasi, dan hasil dari analisis informasi tersebut merupakan ringkasan temuan pendahuluan.
e) Tahap Menyusun Temuan, Simpulan, dan Rekomendasi
Tahap menyusun temuan, simpulan, dan rekomendasi, dalam tahap ini dilakukan aktivitas untuk memastikan temuan yang diperoleh, menarik kesimpulan, serta membuat rekomendasi yang dapat disusun melalui 3 pertanyaan berikut:
a. Seberapa bagus hasil pemeriksaan yang telah dicapai?
b. Mengapa hasilnya seperti itu?
c. Apa yang dapat dilakukan agar menjadi lebih baik?
f) Tahap Penyelesaian Audit
Tahap penyelesaian audit, dalam tahap ini dilakukan komunikasi mengenai hasil audit dengan manajemen untuk menentukan apakah hasil audit dapat ditindaklanjuti, dan jika dapat ditindaklanjuti, maka tindak lanjut tersebut sebaiknya dilakukan sebelum pemeriksa meninggalkan pekerjaan lapangan, sehingga laporan hasil audit yang akan disusun telah mencakup tindak lanjut hasil audit.
g) Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan, dalam tahap ini, pemeriksa intern atau auditor internal menyusun laporan audit yang akan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan, yaitu manajemen di atasnya dan manajemen lain yang memiliki kepentingan, seperti dewan komisaris dan komite audit.
B. Entitas Manufaktur
1. Pengertian Entitas Manufaktur
Menurut Robert Hutauruk (2019:13), entitas manufaktur adalah entitas yang di dalam kegiatan operasional adalah memproduksi sendiri barang-barang yang akan dijualnya melalui suatu proses produksi atau pengolahan tertentu. Dalam hal ini akan terjadi transformasi bentuk dengan melibatkan bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik sehingga akan menghasilkan bentuk yang baru dari sebelumnya.
2. Akuntansi Entitas Manufaktur
Menurut Robert Hutauruk (2019:15-16), terdapat beberapa hal yang berkaitan antara akuntansi dengan entitas manufaktur, yaitu:
a) Persediaan
Persediaan merupakan salah satu hal penting dalam proses produksi. Persediaan ini juga terdiri dari beberapa macam, seperti bahan mentah atau bahan baku, bahan penolong, atau bahan setengah jadi dan barang jadi. Bahan mentah atau bahan baku merupakan bahan yang dibeli dari pemasok untuk diolah kembali. Bahan penolong atau bahan setengah jadi merupakan bahan yang telah diolah, namun masih perlu dilakukan penyelesaian lebih lanjut, dan yang terakhir yaitu barang jadi merupakan barang yang telah selesai diproses atau diproduksi dan siap untuk dipasarkan.
b) Biaya Pabrikasi atau Biaya Produksi
Biaya pabrikasi digunakan untuk proses seperti menyelesaikan produk yang belum selesai di awal periode, barang-barang yang dimasukkan dalam proses produksi pada periode itu, dan barang- barang yang baru dapat diselesaikan pada akhir periode.
Terdapat tiga biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (BOP) yang jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan jenis biaya lainnya.
c) Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Manufactured)
Cost of Goods Manufactured atau COGM merupakan biaya yang telah diselesaikan dalam proses produksi. COGM ini dihasilkan dari biaya pabrikasi atau biaya produksi yang ditambahkan dengan persediaan barang dalam proses (BDP) awal dan dikurangi dengan persediaan barang dalam proses (BDP) akhir.
3. Karakteristik Entitas Manufaktur
Menurut Robert Hutauruk (2019:17-18), terdapat beberapa karakteristik yang dimiliki oleh entitas manufaktur, yaitu:
a) Mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi produk jadi Aktivitas utama pada entitas manufaktur yaitu mengolah bahan baku menjadi barang atau produk jadi dan siap dijual ke konsumen.
b) Konsumen tidak ikut dalam proses produksi
Konsumen hanya bisa menggunakan atau menikmati produk yang dihasilkan saja, tidak ikut serta dalam proses produksi.
c) Hasil produksi berwujud atau terlihat
Hasil proses produksi entitas manufaktur hasilnya dapat dilihat secara nyata dan memiliki wujud, berbeda dengan entitas jasa yang produknya tidak berwujud dan hanya bisa dirasakan.
d) Adanya ketergantungan konsumen untuk mencari produk lagi Jika konsumen merasa senang atau puas dengan produk yang digunakan, biasanya konsumen memiliki ketergantungan lagi atas produk tersebut, maka entitas harus selalu menyediakan dan menjaga ketersediaan produknya di pasaran agar tetap ada.
4. Fungsi Bisnis Entitas Manufaktur
Menurut Robert Hutauruk (2019:18-19), terdapat beberapa fungsi bisnis dari industri atau entitas manufaktur, yaitu:
a) Fungsi Produksi
Fungsi produksi yaitu proses pembuatan bahan baku sehingga menjadi barang jadi dan bisa dijual kepada konsumen. Biaya yang dikeluarkan contohnya seperti biaya gaji karyawan, biaya bahan baku, biaya perawatan mesin, dan lain-lain yang berhubungan dengan proses produksi.
b) Fungsi Pemasaran
Fungsi pemasaran yaitu fungsi yang digunakan untuk mencapai tujuan dari proses produksi dan menjual hasilnya, tujuannya yaitu untuk memperoleh keuntungan, seperti biaya promosi, biaya sewa gudang, dan lain-lain.
c) Fungsi Administrasi dan Umum
Fungsi administrasi dan umum yaitu fungsi dari kegiatan manufaktur yang ada hubungannya dengan penentuan kebijakan, pengarahan, dan juga pengawasan agar kegiatan yang
sedang berjalan lebih efektif dan efisien, contohnya biaya akuntansi, biaya personalia, biaya gaji karyawan, dan lain-lain.
d) Fungsi Keuangan
Fungsi keuangan yaitu fungsi dari penyediaan berbagai macam dana yang diperlukan oleh entitas untuk melakukan proses produksi.
C. Persediaan
1. Pengertian Persediaan
Menurut Carl S. Warren dan James M. Reeve (2005: 451), persediaan merupakan barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi perusahaan dan merupakan bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan tersebut, sedangkan menurut Kieso (2008: 499), Persediaan merupakan item aset yang dimiliki perusahaan untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam produksi barang yang akan dijual.
2. Jenis-jenis Persediaan
Menurut Assauri (2008: 240-242), persediaan dapat dikelompokkan menurut jenis dan posisi barang tersebut di dalam urutan pengerjaan produk, yaitu:
a) Persediaan Bahan Baku (Raw Materials Stock)
Persediaan bahan baku adalah persediaan barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Bahan baku tersebut dapat diperoleh melalui sumber alam maupun dibeli dari
pemasok. Bahan baku diperlukan perusahaan untuk diolah menjadi barang jadi.
b) Persediaan Bagian Produk (Parts) yang dibeli (Purchased Parts atau Components Stock)
Persediaan ini adalah persediaan barang-barang yang terdiri atas bagian yang diterima dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung dipasangkan dengan bagian lain, tanpa melalui proses produksi, sehingga bentuk barang yang merupakan parts atau bagian ini tidak mengalami perubahan dalam operasi.
c) Persediaan Bahan Pembantu atau Barang Perlengkapan (Supplies Stock)
Persediaan ini merupakan persediaan barang-barang atau bahan- bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan, akan tetapi bukan merupakan bagian atau komponen dari barang jadi.
d) Persediaan Barang Setengah Jadi atau Barang Dalam Proses (Work In Process atau Progress Stock)
Persediaan ini adalah persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam suatu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, akan tetapi perlu diproses kembali untuk menjadi barang jadi.
e) Persediaan Barang Jadi (Finished Goods Stock)
Persediaan barang jadi merupakan persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah melalui proses produksi dan siap untuk dijual kepada pelanggan atau konsumen. Barang jadi ini merupakan produk selesai dan siap untuk dijual.
3. Metode Pencatatan Persediaan
Menurut Kiesso (2008:501), metode pencatatan persediaan terdiri dari dua macam, yaitu:
a) Sistem Persediaan Perpetual
Sistem persediaan perpetual (perpetual inventory system), perusahaan mencatat semua pembelian dan penjualan (pengeluaran) barang langsung dalam akun Persediaan saat terjadi transaksi. Fitur akuntansi sistem persediaan perpetual adalah sebagai berikut:
a. Pembelian barang dagang untuk dijual kembali atau bahan baku untuk produksi didebit ke Persediaan, bukan ke Pembelian.
b. Biaya angkut didebit ke Persediaan, bukan ke Pembelian. Retur dan penyisihan pembelian serta diskon pembelian dikreditkan ke Persediaan, bukan ke akun terpisah.
c. Beban pokok penjualan dicatata pada setiap penjualan dengan mendebit Beban Pokok Penjualan dan mengkredit Persediaan.
d. Buku besar pembantu catatan persediaan individual dipertahankan sebagai pengukuran pengendalian. Catatan buku
besar pembantu menunjukkan jumlah dan biaya setiap jenis persediaan yang ada.
Sistem persediaan perpetual memberikan catatan saldo terus- menerus dalam akun Persediaan dan akun Beban Pokok Penjualan.
b) Sistem Persediaan Periodik
Sistem persediaan periodik (periodic inventory system), perusahaan mencatat semua pembelian peresediaan selama periode akuntansi dengan mendebit akun Pembelian. Perusahaan kemudian menambahkan total dalam akun Pembelian pada akhir periode akuntansi untuk biaya persediaan yang ada pada awal periode.
Jumlah ini menentukan total beban pokok yang tersedia untuk dijual selama periode tersebut.
4. Penentuan Biaya Persediaan
Menurut Carl S. Warren dan James M. Reeve (2005:460-462), terdapat dua metode perhitungan persediaan:
a. Metode First-In, First-Out (FIFO)
Sebagian besar perusahaan mengeluarkan barang sesuai dengan urutan pembeliannya, terutama untuk barang yang tidak tahan lama dan produk yang modelnya cepat berubah. Metode ini mengasumsikan barang yang pertama dibeli maka barang tersebut juga yang pertama dijual. Metode FIFO umumnya menjual unit barang lama terlebih dahulu.
b. Metode Moving Average (Metode Biaya Rata-Rata)
Metode ini menghitung biaya rata-rata per unit untuk masing- masing barang yang dihitung setiap kali pembelian dilakukan.
Biaya per unit kemudian digunakan untuk menentukan harga pokok setiap penjualan sampai pembelian berikutnya dilakukan dan rata-rata baru dihitung. Perhitungan metode biaya rata-rata harus menghitung biaya rata-rata tertimbang per unit dengan membagi beban pokok barang yang tersedia untuk dijual dengan total unit yang tersedia untuk dijual.
D. Bahan Baku
1. Pengertian Bahan Baku
Menurut Djokopranoto (2013:8), bahan baku merupakan bahan mentah yang belum diolah, yang akan diolah menjadi barang jadi, sebagai hasil utama dari perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan menurut Mulyadi (1981:118), bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian dengan melakukan impor, atau pengolahan yang dilakukan sendiri.
2. Jenis Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi terdiri dari dua macam, yaitu bahan baku langsung (direct material) dan bahan baku tidak langsung (indirect material). Bahan baku langsung adalah bahan baku yang secara langsung berperan dalam proses produksi dan mempunyai hubungan
erat dengan jumlah produk yang dihasilkan. Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi. (Ellen Christina, 2002:74).
E. Pengelolaan Persediaan
1. Pengertian Pengelolaan Persediaan
Menurut Ristono (2013:4), pengelolaan persediaan merupakan kegiatan dalam memperkirakan jumlah persediaan, baik bahan baku atau bahan penolong secara tepat, dengan jumlah yang tidak terlalu besar dan tidak pula kurang atau sedikit dibandingkan dengan kebutuhan atau permintaan.
2. Tujuan Pengelolaan Persediaan
Menurut Ristono (2013:4-5), Pengeloaan persediaan memiliki tujuan tertentu dalam suatu perusahaan, yaitu untuk menjamin terdapatnya persediaan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, berikut merupakan tujuan pengelolaan persediaan:
a. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat atau memuaskan konsumen.
b. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan:
1) Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) menjadi langka sehingga sulit diperoleh.
2) Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan.
c. Untuk mempertahankan dan bila mungkin untuk meningkatkan penjualan dan laba perusahaan.
d. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat mengakibatkan ongkos pemesanan menjadi lebih besar.
e. Menjaga agar penyimpanan dalam emplacement tidak besar, sehingga biaya penyimpanan tidak menjadi besar.
3. Manfaat Pengelolaan Persediaan
Menurut Assauri (2008:289), dengan adanya suatu sistem pengelolaan persediaan, dapat memberikan manfaat atau keuntungan, yaitu:
a. Dapat terselenggaranya pengadaan dan penyimpanan persediaan bahan baku yang cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, baik dalam jumlah maupun kualitas.
b. Penanaman investasi bahan baku dapat dikurangi hingga batas minimum.
c. Terjaminnya barang-barang yang diterima sesuai dengan spesifikasi.
d. Bahan baku yang terlindungi dari pencurian, kerusakan, dan penurunan kualitas.
e. Bagian produksi dapat dilayani dengan bahan-bahan yang dibutuhkan pada waktu dan tempat yang tepat, serta mencegah penyalahgunaan dan penyelewengan.
f. Terselenggaranya pencatatan persediaan yang menunjukkan penerimaan, pengeluaran, penggunaan, serta jumlah dan jenis barang yang ada di dalam gudang.
4. Fungsi Pengawasan Persediaan
Menurut Assauri (2008:249), fungsi-fungsi utama dari suatu pengawasan persediaan yang efektif yaitu:
a. Memperoleh (Procure) bahan-bahan, yaitu menetapkan prosedur untuk memperoleh suatu suplai yang cukup dari bahan-bahan yang dibutuhkan baik kuantitas maupun kualitas.
b. Menyimpan dan memelihara (Maintain) bahan-bahan dalam persediaan, yaitu mengadakan suatu sistem penyimpanan untuk memelihara dan melindungi bahan-bahan yang telah dimasukkan ke dalam persediaan.
c. Pengeluaran bahan-bahan, yaitu menetapkan suatu pengaturan atas pengeluaran dan penyampaian bahan-bahan dengan tepat pada saat serta tempat di mana dibutuhkan.
d. Meminimalisasi investasi dalam bentuk bahan atau barang (mempertahankan persediaan dalam jumlah yang optimal setiap waktu).
5. Pengendalian atas Persediaan
Menurut Carl S. Warren dan James M. Reeve (2005:452-453), pengendalian internal yang baik atas persediaan harus ditetapkan oleh suatu perusahaan. Pengendalian internal atas persediaan bertujuan untuk mengamankan persediaan dan melaporkannya secara tepat dalam laporan keuangan. Pengendalian ini dapat bersifat preventif (pencegahan) maupun detektif. Pengendalian preventif (preventive control) dirancang untuk mencegah kesalahan atau kekeliruan pencatatan, sedangkan pengendalian detektif (detective control) ditujukan untuk mendeteksi kesalahan atau kekeliruan yang telah terjadi.
6. Persyaratan Sistem Pengawasan Persediaan
Menurut Assauri (2008:248), diperlukan suatu sistem pengawasan persediaan yang memenuhi persyaratan-persyaratan berikut:
a. Terdapat gudang yang cukup luas dan teratur dengan pengaturan tempat barang yang tetap dan identifikasi barang tertentu.
b. Sentralisasi kekuasaan dan tanggung jawab pada satu orang yang dapat dipercaya, terutama penjaga gudang.
c. Suatu sistem pencatatan dan pemeriksaan atas penerimaan barang.
d. Pengawasan mutlak atas pengeluaran barang.
e. Pencatatan yang cukup teliti yang menunjukkan jumlah yang dipesan yang dibagikan atau dikeluarkan dan yang tersedia dalam gudang.
f. Pemeriksaan fisik barang yang ada dalam persediaan secara langsung.
g. Perencaaan untuk menggantikan barang-barang yang telah dikeluarkan, barang-barang yang telah lama dalam gudang, dan barang-barang yang sudah usang atau ketinggalan zaman.
h. Pemeriksaan untuk menjamin dapat efektifnya kegiatan rutin.
F. Pengendalian Internal
1. Pengertian Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi (2002:180), mendefinisikan bahwa pengendalian internal merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut, yaitu:
a. Keandalan pelaporan keuangan.
b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
c. Efektivitas dan efisiensi operasi.
Dari definisi pengendalian tersebut, terdapat beberapa konsep dasar berikut ini:
a. Pengendalian internal merupakan suatu proses. Pengendalian internal merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengendalian internal itu sendiri bukan merupakan suatu tujuan.
Pengendalian internal merupakan suatu rangkaian tindakan yang bersifat pervasive dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan, bukan hanya sekedar tambahan, dari infrastruktur entitas.
b. Pengendalian internal dijalankan oleh orang. Pengendalian internal bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen, dan personel lain.
c. Pengendalian internal dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan keputusan mutlak, bagi manajemen dan dewan komisaris entitas. Keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian internal dan pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengendalian menyebabkan pengendalian internal tidak dapat memberikan keyakinan mutlak.
d. Pengendalian internal ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan: pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.
Menurut Ardeno Kurniawan (2015: 110), definisi pengendalian internal yang didefinisikan oleh IIA di dalam Practice Advisory 2100-1 yang merupakan interpretasi dari Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (2001), yaitu setiap tindakan yang diambil manajemen untuk meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan dan
sasaran yang ditetapkan. Pengendalian dapat bersifat preventif (untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan), detektif (untuk mendeteksi dan memperbaiki hal-hal yang diinginkan), atau direktif (untuk mendorong terjadinya hal-hal tertentu). Konsep sistem pengendalian adalah seperangkat aktivitas dan komponen pengendalian terintegrasi yang dijalankan oleh organisasi untuk mencapai tujuan- tujuan dan sasaran-sasarannya.
2. Komponen Pengendalian Internal
Menurut Laporan COSO dan AU 319, Consideration of Internal Control in the Financial Statement Audit (SAS 78) dalam Boynton, dkk.
(2002: 379-400), terdapat lima komponen pengendalian internal yang saling berhubungan sebagai berikut:
a. Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian (control environtment) menetapkan suasana dari suatu organisasi yang mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan pondasi dari semua komponen pengendalian intern lainnya yang menyediakan disiplin dan struktur (AU 319.25).
b. Penilaian risiko
Penilaian risiko (risk assessment) untuk bertujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan pengelolaan risiko suatu entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (AU 319.28).
c. Informasi dan komunikasi
Sistem informasi dan komunikasi (information and communication system) yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang memasukkan sistem akuntansi (accounting system), yang terdiri dari metode-metode dan catatan-catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis, mengklasifikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi entitas (dan juga kejadian serta kondisi) dan untuk memelihara akuntanbilitas dari aktiva-aktiva dan kewajiban-kewajiban yang berhubungan.
Komunikasi melibatkan penyediaan suatu pemahaman yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab individu berkenaan dengan pengendalian intern atas pelaporan keuangan (AU 319.34).
d. Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian (control activities) merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan berkenaan dengan risiko telah diambil untuk pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diaplikasikan pada berbagai tingkatan organisasional dan fungsional (AU 319.32).
e. Pemantauan
Pemantauan (monitoring) adalah suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian intern pada suatu waktu. Pemantauan melibatkan penilaian rancangan dan pengoperasian pengendalian dengan dasar waktu dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan (AU 319.38).
32 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Menurut Basuki (2006:113), studi kasus merupakan kajian mendalam tentang peristiwa, lingkungan, dan situasi tertentu yang memungkinkan mengungkapkan atau memahami suatu hal.
Sedangkan menurut Andi Prastowo (2016:129), metode studi kasus adalah metode penelitian yang dilakukan secara intensif dan mendetail terhadap suatu kasus, yang bisa berupa peristiwa, lingkungan, dan situasi tertentu yang memungkinkan untuk mengungkapkan atau memahami suatu hal. Penelitian ini berfokus pada pengumpulan informasi mengenai pengelolaan persediaan bahan baku pakaian di PT Multi Garmenjaya. Hasil penelitian ini hanya berlaku bagi objek yang diteliti.
B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2021-April 2021 2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di PT Multi Garmenjaya yang beralamat di Jalan Moh. Toha No.215, KM 7,3 Kel. Citeureup, Kec. Dayeuh Kolot, Bandung 40257.
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu Kepala Unit Gudang bahan baku dari PT Multi Garmenjaya yang memiliki tanggung jawab sebagai pimpinan dan bertanggung jawab atas pengelolaan persediaan bahan baku untuk penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran persediaan bahan baku pakaian di PT Multi Garmenjaya.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini yaitu prosedur pengelolaan persediaan bahan baku pakaian di PT Multi Garmenjaya.
D. Data Penelitian
Menurut Sekaran dan Bougie (2016:113), terdapat dua jenis data yang dapat diperoleh dalam melakukan suatu penelitian, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya. Data primer dapat berupa opini subjek secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda atau fisik, kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Menurut Sekaran dan Bougie (2016:113), sumber data primer mengacu pada informasi yang diperoleh secara langsung mengenai variabel yang menjadi perhatian sehubungan dengan masalah yang terjadi dalam perusahaan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data dalam suatu penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung. Menurut Sekaran dan Bougie (2013:184), sumber data sekunder mengacu pada pengumpulan informasi yang dilakukan oleh seseorang selain peneliti yang melakukan penelitian. Sekaran dan Bougie (2016:184) juga mengungkapkan bahwa terdapat beberapa sumber data sekunder, termasuk buku dan majalah, publikasi pemerintah tentang indikator ekonomi, data sensus, abstrak statistik, database, media, laporan tahunan perusahaan, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan adalah data yang telah disediakan dari pihak perusahaan berupa gambaran umum perusahaan atau sejarah perusahaan, struktur organisasi, job description, dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang digunakan dalam pengelolaan persediaan bahan baku pakaian.
E. Data yang Dibutuhkan
1. Gambaran umum perusahaan atau sejarah perusahaan 2. Struktur organisasi
3. Job description
4. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam pengelolaan persediaan bahan baku pakaian
5. Tabel Kombinasi antara tabel Red Flags dan tabel Risk Worksheet 6. Tabel checklist Program Audit-Pengelolaan Bahan Baku
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden (Jogiyanto, 2017: 114). Metode pengumpulan data melalui wawancara dalam penelitian kualitatif umumnya dimaksudkan untuk mendalami dan lebih mendalami suatu kejadian dan atau kegiatan subjek penelitian (Suharsaputra, 2014:213). Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara secara langsung kepada pihak- pihak terkait untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian ini terkait audit internal atas pengelolaan persediaan bahan baku pakaian, meliputi penerimaan dan penyimpanan bahan baku, proses QC (Quality Control) dan uji kain, serta pengeluaran bahan baku pakaian untuk proses produksi.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan perkiraan (Basrowi dan Suwandi. 2008:158). Data-data yang diperoleh yaitu laporan, buku, atau catatan yang dimiliki oleh perusahaan yang berkaitan dengan data atas pengelolaan persediaan bahan baku pakaian yang dapat digunakan sebagai bahan untuk
melakukan evaluasi pada penerapan audit internal atas pengelolaan persediaan bahan baku pakaian pada perusahaan tersebut.
3. Checklist
Menurut Arikunto (2006: 152), checklist merupakan teknik pengumpulan data dengan membuat sebuah daftar dimana subjek penelitian membubuhkan tanda check (√) pada salah satu kolom jawaban yang terdiri dari jawaban “Ya” dan “Tidak”.
4. Red Flags dan Risk Worksheet
Menurut Andayani (2008:76) dalam Audit Internal, Red Flags merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi risiko atau sumber risiko atas kecurangan manajemen serta menilai risiko tersebut. Red Flags ini berbentuk tabel yang berisi penyajian atas identifikasi risiko yang dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu risiko rendah, risiko menengah, dan risiko tinggi. Risk Worksheet menurut Tampubolon (2005:183) bertujuan untuk mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi. Sasaran dan tujuan dalam Risk Worksheet harus didefinisikan secara jelas dan dapat diukur (measurable). Atribut yang digunakan dalam Risk Worksheet adalah kegiatan kontrol dan kelemahan kontrol. Dalam kegiatan kontrol, terdapat daftar tindakan yang diambil untuk mengendalikan risiko dan kegiatan kontrol ini membantu memastikan bahwa tindakan pengendalian risiko tersebut dilaksanakan. Kelemahan kontrol merupakan daftar kelemahan kontrol dan rencana tindakan perbaikan.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan yaitu teknik analisis deskriptif, yaitu menjawab uraian permasalahan pada pengauditan internal atas pengelolaan persediaan bahan baku pakaian di PT Multi Garmenjaya, yaitu:
1. Survei Pendahuluan
Tahap pertama dalam pelaksanaan audit internal yaitu dimulai dengan survei pendahuluan. Pelaksanaan survei pendahuluan ini terdapat dua tujuan penting, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum yaitu untuk memperoleh gambaran awal organisasi atau perusahaan yang akan diaudit, gambaran ini dapat diperoleh dari karakteristik perusahaan dan struktur organisasi, sedangkan tujuan khusus dari survei pendahuluan ini yaitu untuk memahami fungsi yang akan diaudit dalam organisasi atau perusahaan tersebut dengan cara mengidentifikasi aktivitas dari pengelolaan persediaan bahan baku pakaian di PT Multi Garmenjaya.
Analisis pada tahap survei pendahuluan ini adalah untuk mendeskripsikan proses atau kondisi yang terjadi dalam pengelolaan persediaan bahan baku pakaian. Deskripsi tersebut dapat diperoleh dari hasil wawancara dengan Kepala Unit bagian gudang pengelolaan persediaan bahan baku pakaian di PT Multi Garmenjaya.
2. Perencanaan Audit Internal
Pada tahap perencanaan audit internal, dijabarkan mengenai pengelolaan risiko yang terbagi menjadi beberapa proses atau tahap, berikut penjelasan tahapan perencanaan audit internal:
a. Proses Perumusan Tujuan, Luas, dan Periode Audit
Pada tahap ini, penulis akan menjelaskan tujuan dari audit yang akan dilaksanakan, kemudian menjelaskan cakupan audit yang akan dilaksanakan, serta mencari informasi terkait proses pengelolaan persediaan bahan baku pakaian yang dilakukan oleh PT Multi Garmenjaya.
b. Pengelolaan Risiko dengan Mengidentifikasi dan Penilaian Risiko Pada tahap ini peneliti menggunakan tabel red flags dan risk worksheet yang telah digabungkan. Tabel red flags untuk membagi risiko menjadi tiga tingkatan, yaitu risiko rendah, risiko menengah, dan risiko tinggi. Sedangkan risk worksheet digunakan untuk kegiatan kontrol yang dilakukan dan kelemahan atas kegiatan kontrol tersebut. Analisis ini akan menunjukkan risiko dari risiko tinggi hingga risiko rendah sehingga proses audit dapat ditekankan pada bagian dengan risiko yang paling tinggi.
Berikut merupakan gabungan tabel red flags dan tabel risk worksheet:
Tabel 3.1 Tabel Kombinasi antara tabel Red Flags dan tabel Risk Worksheet
Sumber: Andayani, 2008:76 dan Tampubolon, 2005:183 3. Pelaksanaan Rencana Audit
Pada tahap ini, pelaksanaan rencana audit dilakukan dengan menggunakan tabel checklist yang berisi program audit yang telah disusun. Tabel checklist ini digunakan untuk membandingkan proses kegiatan pengelolaan persediaan bahan baku pakaian yang terjadi dengan standar yang seharusnya. Apabila kegiatan sudah sesuai dengan pernyataan yang ada, maka diberikan centang pada kolom “Ya”.
Apabila tidak maka diberikan centang pada kolom “Tidak”. Apabila ada penjelasan tambahan, maka dituliskan pada kolom “Keterangan”.
Berikut merupakan tabel checklist yang digunakan:
Tingkat Risiko
No Penyajian Risiko
Kegiatan Kontrol
Kelemahan Kontrol Risiko
Rendah
Risiko Menengah Risiko Tinggi
Tabel 3.2. Tabel Checklist Audit
Nama Organisasi: Periode Audit:
Program yang diaudit:
No Pernyataan Ya Tidak Keterangan
1 2 3 4
Diaudit Oleh:
Tanggal:
Jumlah Jawaban
Catatan:
Ya Tidak
Sumber: Bayangkara, 2016:120
Hasil tabel checklist akan dihitung dalam bentuk presentase, dengan membagi total skor jawaban “Ya” atau total skor jawaban checklist dengan total skor maksimal checklist. Perhitungan ini dilakukan berdasarkan acuan rumus menurut Riduwan (2013: 17) sebagai berikut:
P = 𝑓
𝑛 𝑥 100%.
P = Presentase
f = Total skor jawaban checklist n = total skor maksimal checklist
Setelah hasil perhitungan presentase ditemukan, selanjutnya hasil perhitungan tersebut akan ditentukan berdasarkan pada Index Check List berdasarkan Penilaian Beracuan Kriteria (PBK) dalam buku Sudijono