RENCANA KEGIATAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI OLEH PT ANGKASA PURA I
Lokasi: Kota Manado dan Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara
Rencana Kegiatan Pengembangan Bandar Udara Sam Ratulangi oleh
PT Angkasa Pura I
BAB VI RKL - RPL
6.1 Pendekatan Pengelolaan Lingkungan 6.1.1 Pendekatan Teknologi 6.1.2 Pendekatan Sosial 6.1.3 Pendekatan Kelembagaan 6.2 Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup
6.3 Perizinan Perlindungan dan Pengeloaan
Lingkungan Hidup (PPLH)
RENCANA PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Berdasarkan arahan pengelolaan lingkungan hasil evaluasi dampak penting, maka terhadap kegiatan yang direncanakan berupa pengembangan Bandar Udara Sam Ratulangi-Manado, diperlukan rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) untuk mencegah/menekan/menanggulangi dampak yang akan terjadi. RKL ini merupakan penanganan dampak yang ditimbulkan akibat kegiatan pengembangan yang akan dilaksanakan. Dalam dokumen RKL ini memuat upaya-upaya untuk mencegah, mengendalikan, dan menanggulangi dampak penting yang bersifat negatif dan meningkatkan dampak penting yang positif, serta dampak lainnya yang memerlukan pengelolaan berdasarkan pertimbangan tertentu.
Dengan diterapkannya upaya-upaya pengelolaan lingkungan, maka diharapkan usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan dapat berlangsung secara berkelanjutan dan dapat memberikan manfaat sebesar- besarnya bagi kesejahteraan manusia serta tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Seiring dengan harapan tersebut, maka upaya-upaya pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan perlu dievaluasi keefektifannya melalui kegiatan pemantauan lingkungan yang dituangkan dalam Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). RPL merupakan rangkaian kegiatan pemantauan terhadap komponen lingkungan yang dikelola sebagaimana diuraikan dalam rencana pengelolaan lingkungan (RKL). Oleh karena itu setiap waktu secara periodik, perubahan yang terjadi pada komponen lingkungan tersebut dapat diketahui. Dengan demikian RPL bisa menjadi salah satu upaya mitigasi dampak dan peringatan dini bila terjadi perubahan lingkungan yang tidak diinginkan. Kegiatan pemantauan lingkungan hidup bukan hanya dilakukan terhadap komponen dampak yang menjadi dampak penting, melainkan juga dilakukan terhadap komponen lain sebagai penataan terhadap peraturan.
RKL-RPL pada dokumen adendum ini merupakan upaya dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup akibat adanya kegiatan pengembangan Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi-Manado di Kota Manado. Dalam melakukan pengelolaan lingkungan hidup, beberapa pendekatan akan digunakan sesuai dengan jenis dampak dan karakteristiknya agar sasaran pengelolaan tercapai. Pendekatan yang akan digunakan diantaranya mencakup; pendekatan teknologi, sosial- ekonomi, dan institusi, yang penerapannya dapat berdiri sendiri maupun gabungan dua atau tiga pendekatan.
6.1 PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
6.1.1 Pendekatan Teknologi
Pendekatan teknologi yang dilakukan untuk menanggulangi/memperkecil dampak negatif yang timbul
akibat adanya kegiatan tambahan. Penerapan teknologi yang tepat guna dalam pengelolaan lingkungan
perlu diupayakan terus menerus. Berikut beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam upaya
pengelolaan linkungan.
layak digunakan serta sesuai dengan kapasitas volume limbah yang dihasilkan.
Pada tahap operasi, pendekatan teknologi dilakukan dalam penanganan limbah dengan menampung air limbah domestik di titik-titik tertentu, yang kemudian dialirakan ke fasilitas STP yang dirancang dengan teknologi kombinasi Fisik-Kimia-Biologis.
Penggunaan insenerator untuk mengolah limbah khusus seperti limbah padat dari pesawat penerbangan internasional, limbah padat hasil sitaan bea cukai.
Pendaurulangan air limbah setelah mendapat perlakuan di STP untuk digunakan untuk penyiraman tanaman dan flushing toilet.
6.1.2 Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial dilakukan dalam menanggulangi dampak sosial, ekonomi, dan budaya yang timbul akibat kegiatan kegiatan pengembangan Bandar Udara Sam Ratulangi Manado oleh PT Angkasa Pura I. Pendekatan sosial yang akan dilakukan, pengelolaannya diintegrasikan dengan kegiatan eksisting. Bentuknya berupa kerjasama sosial kemasyarakatan diantaranya melalui:
Pengelolaan lingkungan yang termasuk ke dalam lingkungan kultural sosial, ekonomi dan budaya dilakukan melalui koordinasi dengan instansi terkai t dan atau lembaga swadaya masyarakat seperti pengadaan sarana dan prasarana umum, perbaikan sarana ibadah, perbaikan sekolah, dan pengadaan air bersih, sesuai yang dibutuhkan masyarakat.
Program Corporate Social Responsibility (CSR) yang bersifat memberikan pembekalan kepada masyarakat (capacity building) dalam rangka pemberdayaan masyarakat/social empowerment dan kemandirian ekonomi kreatif.
Peningkatan keahlian melalui pendidikan/pelatihan yang mendukung perekonomian masyarakat atau dapat membuka peluang usaha dan peluang kerja.
Pemberian kesempatan kerja pada penduduk setempat yang berdekatan dengan lokasi rencana kegiatan untuk berpartisipasi pada kegiatan yang direncanakan baik pada Tahap Konstruksi, maupun tahap Operasi dengan bekerja sama dan mempersyaratkan penggunaan tenaga kerja lokal sebagaimana regulasi terkait kepada mitra kerja dan mitra usaha.
Pengembangan konsep Creating Share Value untuk memberikan peluang usaha kepada masyarakat sekitar bandara.
Melakukan program-program kemasyarakatan untuk membangun koordinasi dan komunikasi efektif dengan masyarakat setempat.
6.1.3 Pendekatan Kelembagaan/Institusi
Pendekatan kelembagaan ditempuh oleh pemrakarsa dalam rangka mengelola lingkungan khususnya
yang terkait dengan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) dan Batas Kawasan
Kebisingan (BKK) serta Keselamatan Bandara antara lain Dinas Tata Ruang, Bappeda, Otoritas
Bandara, Airnav Indonesia, Badan Lingkungan Hidup dan lembaga terkait lainnya.
pengembangan ini disampaikan dalam bentuk matrik. Bentuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang disusun telah mempertimbangkan berbagai hal tersebut di atas, dan tertuang dalam Tabel 6.1 hingga Tabel 6.2. Sedangkan lokasi rencana pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan disajikan pada Gambar 6.1 hingga Gambar 6.2. Dan lokasi rencana pemantauan lingkungan yang akan dilakukan disajikan pada Gambar 6.3 hingga Gambar 6.4.
6.3 Perizinan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
Melalui penyusunan adendum ANDAL, RKL-RPL dan pengajuan Izin Lingkungan dari Menteri Lingkungan Hidup, maka PT. Angkasa Pura I (Persero) mengintegrasikan permohonan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH) antara lain:
1. Izin pembuangan air limbah ke badan air (IPLC) dari hasil pengolahan air limbah dari Sewage Treatment Plant (STP).
2. Izin penyimpanan limbah B3, dalam bentuk TPS Limbah B3.
Sebagaimana PP 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi secara elektronik
pasal 63.
No yang Dikelola
Dampak Pengelolaan Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Lingkungan
Hidup Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
TAHAP KONSTRUKSIDAMPAK PENTING YANG DIKELOLA 1. Penurunan
Kualitas Udara
Pembangunan Fasilitas Sisi Udara (Runway, Taxiway dan Apron)
Parameter debu (TSP) < 230 μg/Nm3 (pengukuran 24 jam) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara
a. Melakukan penyiraman di sekitar area konstruksi fasilitas sisi udara yang memaparkan debu terutama di musim kemarau.
b. Pemasangan pagar pembatas di area yang berdekatan dengan pemukiman penduduk.
c. Mempersyaratkan kepada kontraktor untuk menggunakan kendaraan/alat berat yang memiliki Sertifikat Laik Operasi (SLO).
d. Pembuatan dan pelaksanaan dokumen Method of Working Plan (MOWP) sesuai ICAO dan regulasi terkait agar konstruksi berjalan aman dan sesuai prosedur.
a. Tapak proyek pengembangan fasilitas sisi udara.
b. Tapak proyek pengembangan fasilitas sisi udara di area yang berdekatan dengan penduduk c. Tapak proyek
pengembangan fasilitas sisi udara d. Tapak proyek
pengembangan fasilitas sisi udara
a. Minimal dua hari sekali selama masa konstruksi kecuali musim hujan b. Pemasangan
pagar sebelum konstruksi berlangsung dan dipelihara hingga konstruksi fasilitas sisi udara selesai.
c. Pada saat pelelangan selama masa konstruksi fasilitas sisi udara.
d. sebelum konstruksi berlangsung dan dilaksanakan hingga konstruksi fasilitas sisi udara selesai.
PT Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
Pembangunan Fasilitas Sisi Darat (Terminal
Parameter debu (TSP) < 230 μg/Nm3 (pengukuran 24 jam) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
a. Melakukan penyiraman di sekitar area konstruksi fasilitas sisi darat yang memaparkan
a. Tapak proyek pengembangan fasilitas sisi darat.
a. Minimal dua hari sekali selama masa konstruksi
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi
KLHK RI DLH Provinsi
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
Penumpang,Terminal Kargo, Menara Pengatur Lalu Lintas/Control Tower, Parkir Kendaraan Umum, Airport Maintenance Building, GSE, Fasilitas Sumber Daya Air, Fasilitas Pengolah Limbah, DPPU, Kantor Administrator Bandara, Kantor Keamanan, Tangki Air dan Hanggar Pesawat)
1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara
debu terutama di musim kemarau.
b. Pemasangan pagar pembatas di area yang berdekatan dengan pemukiman penduduk.
c. Mempersyaratkan kepada kontraktor untuk menggunakan kendaraan/alat berat yang memiliki SLO
d. Pembuatan dan pelaksanaan dokumen Method of Working Plan (MOWP) sesuai ICAO dan regulasi terkait agar konstruksi berjalan aman dan sesuai prosedur.
b. Tapak proyek pengembangan fasilitas sisi darat di area yang berdekatan dengan penduduk c. Tapak proyek
pengembangan fasilitas sisi darat d. Tapak proyek
pengembangan fasilitas sisi darat yang berdampak kepada keselamatan penerbangan
kecuali musim hujan b. Pemasangan
pagar sebelum konstruksi berlangsung dan dipelihara hingga konstruksi fasilitas sisi darat selesai.
c. Pada saat pelelangan selama masa konstruksi fasilitas sisi darat d. sebelum
konstruksi berlangsung dan dilaksanakan hingga konstruksi fasilitas sisi darat selesai.
Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
2. Peningkatan Intensitas Kebisingan
Pembangunan Fasilitas Sisi Udara (Runway, Taxiway dan Apron)
Parameter tingkat kebisingan
<55dB untuk permukiman terdekat, sesuai dengan Kepmen LH No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan dan memenuhi ketentuan peraturan dirjen perhubungan udara nomor KP.590 Tahun 2014 tentang pedoman teknis pembuatan rencana induk bandara dan RIB Bandara Sam Ratulangi Manado
a. Mempersyaratkan kepada kontraktor untuk menggunakan kendaraan/alat berat yang memiliki SLO.
b. Pengaturan Jam Pekerjaan khususnya untuk konstruksi yang menimbulkan kebisingan yang tinggi dan berlokasi dekat dengan pemukiman.
c. Pembuatan dan pelaksanaan dokumen Method of Working
a. Tapak proyek pengembangan fasilitas sisi udara.
b. Tapak proyek pengembangan fasilitas sisi udara yang dekat dengan pemukiman
a. Pada saat pelelangan selama masa konstruksi fasilitas sisi udara.
b. Selama masa konstruksi fasilitas sisi udara
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
nomor: KM 154 Tahun 2019apabila dikonversikan kedalam WECPNL
Plan (MOWP) sesuai ICAO dan regulasi terkait agar konstruksi berjalan aman dan sesuai prosedur.
c. Tapak proyek pengembangan fasilitas sisi udara.
c. Sebelum konstruksi berlangsung dan dilaksanakan hingga konstruksi fasilitas sisi udara selesai.
Minahasa Utara
Minahasa Utara
Pembangunan Fasilitas Sisi Darat (Terminal Penumpang, Terminal Kargo, Menara Pengatur Lalu Lintas/Control Tower, Parkir Kendaraan Umum, Airport Maintenance Building, GSE, Fasilitas Sumber Daya Air, Fasilitas Pengolah Limbah, DPPU, Kantor Administrator Bandara, Kantor Keamanan, Tangki Air
Parameter tingkat kebisingan
<55dB untuk permukiman terdekat, sesuai dengan Kepmen LH No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan dan memenuhi ketentuan peraturan dirjen perhubungan udara nomor KP.590 Tahun 2014 tentang pedoman teknis pembuatan rencana induk bandara dan RIB Bandara Sam Ratulangi Manado nomor: KM 154 Tahun 2019 apabila dikonversikan kedalam WECPNL
a. Mempersyaratkan kepada kontraktor untuk menggunakan kendaraan/alat berat yang memiliki SLO.
b. Pengaturan Jam Pekerjaan khususnya untuk konstruksi yang menimbulkan kebisingan yang tinggi dan berlokasi dekat dengan pemukiman.
c. Pembuatan dan pelaksanaan dokumen Method of Working Plan (MOWP) sesuai ICAO dan regulasi terkait agar konstruksi berjalan aman dan sesuai prosedur.
a. Tapak proyek pengembangan fasilitas sisi darat.
b. Tapak proyek pengembangan fasilitas sisi darat yang dekat dengan pemukiman c. Tapak proyek
pengembangan fasilitas sisi udara (runway, taxiway dan apron)
a. Pada saat pelelangan selama masa konstruksi fasilitas sisi darat.
b. Selama masa konstruksi fasilitas sisi darat c. Sebelum
konstruksi berlangsung dan dilaksanakan hingga konstruksi fasilitas sisi darat selesai
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
dan HanggarPesawat) 3. Peningkatan
Kepadatan Lalu lintas
Mobilisasi Peralatan dan Material
Tidak terdapat kemacetan di jalan akses keluar masuk bandara Tingkat pelayanan jalan AA Maramis yang dilihat dari nilai DS (Degree of Saturation) < 0,74 pada jam puncak pagi (06.00- 08.00) dan jam puncak sore (15.30-17.30)
a. Berkoordinasi dengan DLLAJ Kota Manado mengenai pelaksanaan mobilisasi peralatan dan material dan
mempersyaratkan kontraktor agar berpedoman pada SK Dirjen No. 726AJ.307/DRJD 2014 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Alat Berat di Jalan.
b. Menyediakan petugas pengatur lalulintas (flag man) khususnya di lokasi keluar keluar masuk kendaraan proyek
c. Pengaturan waktu mobilisasi alat berat dilakukan diluar jam puncak pagi (06.00-08.00) dan jam puncak sore (15.30-17.30) d. Melarang kendaraan pengangkut
peralatan dan material berhenti sepanjang jalan kecuali saat emergency
e. Membatasi kecepatan kendaraan pengangkut peralatan dan material yang melewati pemukiman masyarakat maksimal 40 km/jam.
f. Pemasangan rambu peringatan lalu lintas proyek sebagaimana standar yang berlaku dan sesuai hasil kajian andalalin.
a. Di Bandara Sam Ratulangi- Manado b. Pada akses
keluar masuk kendaraan proyek c. Di sepanjang
jalan akses keluar masuk bandara (jalan AA Maramis) pada koordinat:
N: 010 32’ 22,6”
E: 1240 55’ 18,6”
d. Di sepanjang jalan akses keluar masuk bandara (jalan AA Maramis) pada koordinat:
N: 010 32’ 22,6”
E: 1240 55’ 18,6”
e. Di sepanjang jalan akses keluar masuk bandara (jalan AA Maramis) pada koordinat:
N: 010 32’ 22,6”
E: 1240 55’ 18,6”
f. Di lokasi akses keluar masuk kendaraan proyek dan
a. Sebelum mobilisasi peralatan dan material berlangsung dan dilaksanakan hingga mobilisasi selesai b. Selama masa
mobilisasi peralatan dan material.
c. Selama masa mobilisasi peralatan dan material.
d. Selama masa mobilisasi peralatan dan material.
e. Selama masa mobilisasi peralatan dan material.
f. Selama masa mobilisasi peralatan dan material.
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado Dinas Perhubungan Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado Dinas Perhubungan Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
sepanjang jalanakses keluar masuk bandara (jalan AA Maramis) pada koordinat: N: 010 32’ 22,6” E:
1240 55’ 18,6”
4. Timbulnya Kesempatan Kerja
Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
Jumlah tenaga kerja lokal pada tahap konstruksi minimal sesuai dengan peraturan
ketenagakerjaan yang berlaku di Provinsi Sulawesi Utara dan kualifikasi yang dipersyaratkan
a. Memberikan informasi yang disampaikan dalam bentuk pengumuman tentang rencana penerimaan tenaga kerja kontruksi (jenis pekerjaan, jumlah, kualifikasi) kepada masyarakat dan melaksanakan seleksi penerimaan secara transparan
b. PT. Angkasa Pura I (Persero) menginstruksikan kepada para Kontraktornya untuk memprioritaskan penduduk lokal usia kerja dari desa atau kelurahan sekitar lokasi terdampak untuk dapat bekerja pada tahap konstruksi sesuai dengan kualifikasinya
a. Kantor AP1 Cabang Manado/
Anak Perusahaan, Kelurahan dan Balai desa (Lapangan, Mapanget Barat, Wusa, Winetin, dan Mapanget) serta Kantor Dinas Tenaga Kerja b. Kantor AP1
Cabang Manado
a. Setiap ada rencana penerimaan tenaga kerja b. Sebelum
seleksi diadakan
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara Disnaker Kota Manado Disnaker Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara Disnaker Kota Manado Disnaker Kabupaten Minahasa Utara 5. Peningkatan
Pendapatan Masyarakat
Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
Pendapatan masyarakat yang terlibat di kegiatan tahap konstruksi mengalami peningkatan dari pendapatan sebelumnya
a. Memberikan gaji minimal sesuai dengan UMR Provinsi Sulawesi Utara
b. Memberikan hak-hak pekerja sesuai dengan peraturan ketenaga kerjaan yang berlaku
a. Kantor kontraktor AP1 cabang Manado b. Kantor
kontraktor AP1 cabang Manado
a. Setiap akhir bulan
b. Selama menjadi tenaga kerja tahap konstruksi
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
DLH KotaManado DLH Kabupaten Minahasa Utara Disnaker Kota Manado Disnaker Kabupaten Minahasa Utara
DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara Disnaker Kota Manado Disnaker Kabupaten Minahasa Utara 6. Adanya
Persepsi Positif Masyarakat
Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
Terjadi peningkatan persepsi positif masyarakat terhadap kegiatan Penerimaan tenaga kerja konstruksi
Memastikan pengelolaan dampak primer (penerimaan tenaga kerja konstruksi, peningkatan pendapatan masyarakat) terkelola dengan baik melalui pemrioritasan penggunaan tenaga kerja lokal
Permukiman penduduk di sekitar rencana kegiatan pembangunan, yaitu penduduk Kelurahan Lapangan,
Kelurahan Mapanget Barat, Desa Wusa, Desa Winetin, dan Desa Mapanget
Setiap tahap kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara Disnaker Kota Manado Disnaker Kabupaten
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara Disnaker Kota Manado Disnaker Kabupaten
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
MinahasaUtara
Minahasa Utara 7. Gangguan
Kesehatan Masyarakat
Pembangunan Fasilitas Sisi Darat (Terminal Penumpang, Terminal Kargo, Menara Pengatur Lalu Lintas/Control Tower, Parkir Kendaraan Umum, Airport Maintenance Building, GSE, Fasilitas Sumber Daya Air, Fasilitas Pengolah Limbah, DPPU, Kantor Administrator Bandara, Kantor Keamanan, Tangki Air dan Hanggar Pesawat)
a. Peningkatan penderita ISPA di masyarakat sekitar bandara < 10 %
dibandingkan dengan kondisi RLA (karena peningkatan penderita ISPA disebabkan oleh banyak faktor) b. Kandungan TSP di udara
ambien TSP < 230 µg/m³ menurut PP 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara
a. Untuk mencegah peningkatan penderita ISPA pada masyarakat di sekitar lokasi pembangunan fasilitas sisi darat selama masa konstruksi yang diakibatkan oleh pembangunan sisi darat, maka dilakukan penyiraman agar supaya kandungan TSP < 230 µg/m³ sesuai PP 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara
b. Merawat tanaman peghijauan di sekitar bandara untuk mencegah penyebaran TSP ke daerah permukiman.
a. Untuk mencegah peningkatan penderita ISPA pada masyarakat di sekitar lokasi pembangunan fasilitas sisi darat selama masa konstruksi yang diakibatkan oleh pembangunan sisi darat, maka dilakukan penyiraman agar supaya kandungan TSP
< 230 µg/m³ sesuai PP 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara b. Merawat
tanaman penhijauan di sekitar bandara untuk mencegah penyebaran TSP ke daerah permukiman
Dilakukan secara berkelanjutan selama berlangsungnya kegiatan konstruksi fasilitas sisi darat
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara Dinas Kesehatan Kota Manado Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara Dinas Kesehatan Kota Manado Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara
DAMPAK LAINNYA YANG DIKELOLA 1. Peningkatan
Aliran Permukaan
Pembangunan Fasilitas Sisi Udara (Runway,
Kuantitas, arah dan kecepatan aliran permukaan yang disebabkan perubahan tutupan lahan (pembangunan fasilitas sisi
a. Mengatur arah air limpasan dan arah aliran melalui penyediaan sarana drainase yang memadai dan ramah lingkungan/sesuai regulasi.
a. Di sekeliling area pekerjaan tanah dan konstruksi fasilitas udara.
a. Selama masa konstruksi fasilitas sisi udara.
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi
KLHK RI DLH Provinsi
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
Taxiway danApron)
udara) terkendali dengan baik serta tidak ada genangan dengan kedalaman lebih dari 15 cm dalam area yang luas (>100m2) dalam waktu lama (>1 jam) setelah hujan deras.
b. Pembuatan lubang biopori/sumur resapan/ponding yang disesuaikan dengan kebutuhan
b. Di lokasi sumber genangan pada konstruksi fasilitas udara
b. Selama masa konstruksi fasilitas sisi udara
Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara 2. Timbulan
Limbah Padat
Pembangunan Fasilitas Sisi Darat (Terminal Penumpang, Terminal Kargo, Menara Pengatur Lalu Lintas/Control Tower, Parkir Kendaraan Umum, Airport Maintenance Building, GSE, Fasilitas Sumber Daya Air, Fasilitas Pengolah Limbah, DPPU, Kantor Administrator Bandara, Kantor Keamanan, Tangki Air
Semua timbulan sampah terkelola dengan baik sesuai Permenhub Nomor PM 54 tahun 2017 tentang Pengelolaan Limbah dan Zat Kimia Pengoperasian Pesawat Udara dan Bandar Udara dan UU No.18 Tahun 2018 tentang pengelolaan sampah atau regulasi terkait lainnya
a. Menyediakan TPS sementara atau tempat sampah terpilah untuk proyek.
b. Mempersyaratkan kepada kontraktor agar mengelola sampah baik domestik maupun konstruksi dari hulu ke hilir sesuai regulasi yang berlaku.
c. Membuat rambu peringatan untuk menjaga kebersihan di rencana pembangunan fasilitas sisi darat
a. Tapak proyek pengembangan fasilitas sisi darat b. Tapak proyek
pengembangan fasilitas sisi darat c. Tapak proyek
pengembangan fasilitas sisi darat
a. Selama masa konstruksi fasilitas sisi darat.
b. Selama masa konstruksi fasilitas sisi darat.
c. Selama masa konstruksi fasilitas sisi darat
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
dan HanggarPesawat) Pembangunan Fasilitas Penunjang (Bengkel Pesawat, Fasilitas Jasa Boga, dan Gedung Komersil)
Semua timbulan sampah terkelola dengan baik sesuai Permenhub Nomor PM 54 tahun 2017 tentang Pengelolaan Limbah dan Zat Kimia Pengoperasian Pesawat Udara dan Bandar Udara dan UU No.18 Tahun 2018 tentang pengelolaan sampah atau regulasi terkait lainnya.
a. Menyediakan TPS sementara atau tempat sampah terpilah untuk proyek.
b. Mempersyaratkan kepada kontraktor agar mengelola sampah baik domestik maupun konstruksi dari hulu ke hilir sesuai regulasi yang berlaku.
c. Membuat rambu peringatan untuk menjaga kebersihan di rencana pembangunan fasilitas penunjang
a. Tapak proyek pengembangan fasilitas penunjang b. Tapak proyek
pengembangan fasilitas penunjang c. Tapak proyek
pengembangan fasilitas penunjang
a. Selama masa konstruksi fasilitas penunjang.
b. Selama masa konstruksi fasilitas penunjang.
c. Selama masa konstruksi fasilitas penunjang
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
3 Timbulan Limbah B3
Pembangunan Fasilitas Sisi Darat (Terminal Penumpang, Terminal Kargo, Menara Pengatur Lalu Lintas/Control Tower, Parkir Kendaraan Umum, Airport Maintenance Building, GSE, Fasilitas Sumber Daya Air, Fasilitas
Semua timbulan limbah B3 terkelola dengan baik sesuai PP No. 101 tahun 2014 dan Permenhub Nomor PM 54 tahun 2017 tentang Pengelolaan Limbah dan Zat Kimia Pengoperasian Pesawat Udara dan Bandar Udara
a. Memperyaratkan agar kontraktor memiliki prosedur pengelolaan limbah B3 sebagaimana regulasi yang berlaku sesuai instruksi direksi Nomor
INS.DU.18/HK.01.02/2018 tentang pengelolaan limbah dan zat kimia/Limbah B3 di Bandar Udara PT. AP I b. Memastikan terlaksananya
pengelolaan Limbah B3 proyek dari hilir ke hulu sesuai regulasi yang berlaku (seperti identifikasi jenis dan jumlah terhadap LB3 yang dihasilkan di tahap konstruksi).
c. Memperyaratkan kontraktor untuk
a. Tapak proyek pengembangan fasilitas sisi darat b. Tapak proyek
pengembangan fasilitas sisi darat c. Fasilitas TPS
Limbah B3 bandara/
kontraktor
a. Selama masa konstruksi fasilitas sisi darat b. Selama masa
konstruksi fasilitas sisi darat c. Selama masa
konstruksi fasilitas sisi darat
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
PengolahLimbah, DPPU, Kantor Administrator Bandara, Kantor Keamanan, Tangki Air dan Hanggar Pesawat)
mengelola limbah B3 kepada pihak yang berizin atau diserahkan keTempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3 milik Bandara yang telah memiliki izin sesuai MoU.
Pembangunan Fasilitas Penunjang (Bengkel Pesawat, Fasilitas Jasa Boga, dan Gedung Komersil)
Semua timbulan limbah B3 terkelola dengan baik sesuai PP No. 101 tahun 2014 dan Permenhub Nomor PM 54 tahun 2017 tentang Pengelolaan Limbah dan Zat Kimia Pengoperasian Pesawat Udara dan Bandar Udara
a. Memperyaratkan agar kontraktor memiliki prosedur pengelolaan limbah B3 sebagaimana regulasi yang berlaku sesuai instruksi direksi Nomor
INS.DU.18/HK.01.02/2018 tentang pengelolaan limbah dan zat kimia/Limbah B3 di Bandar Udara PT. AP I b. Memastikan terlaksananya
pengelolaan Limbah B3 proyek dari hilir ke hulu sesuai regulasi yang berlaku (seperti identifikasi jenis dan jumlah terhadap LB3 yang dihasilkan di tahap konstruksi).
c. Memperyaratkan kontraktor untuk mengelola limbah B3 kepada pihak yang berizin atau diserahkan keTempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3 milik Bandara yang telah memiliki izin sesuai MoU.
a. Tapak proyek pengembangan fasilitas penunjang b. Tapak proyek
pengembangan fasilitas penunjang c. Fasilitas TPS
Limbah B3 bandara/
kontraktor
a. Selama masa konstruksi fasilitas penunjang b. Selama masa
konstruksi fasilitas penunjang c. Selama masa
konstruksi fasilitas penunjang
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
TAHAP OPERASIDAMPAK PENTING YANG DIKELOLA 1 Penurunan
Kualitas Udara
Pengoperasian Fasilitas Sisi Udara (Runway, Taxiway dan Apron)
Parameter Sulfur Dioksida (SO2)
<632 µg/Nm3; Nitrogen Dioksida (NO2) <316 µg/Nm3; dan Debu (TSP) < 230 µg/Nm3 (semua parameter pengukuran 24 jam) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara
a. Membuat Greenbelt /dengan menanam tanaman yang memenuhi syarat keselamatan bandara yang juga dapat menyerap bahan-bahan pencemar udara dan melakukan perawatan terhadap tanaman tersebut.
b. Memperyaratkan kendaraan yang beroperasi di sisi udara telah mendapatkan stiker laik operasi dari kantor otoritas bandara dan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. PM.91 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.174 Tahun 2015 tentang Pembatasan Usia Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara (GSE) dan kendaraan operasional yang beroperasi di sisi udara.
a. Di lokasi sisi udara yang dekat dengan pemukiman.
b. Di Area Fasilitas Sisi Udara
a. Selama masa operasional bandara.
b. Selama masa operasional bandara.
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
Pengoperasian Fasilitas Sisi Darat (Jalan akses bandara
&
Gedung/área Parkir kendaraan)
Parameter Sulfur Dioksida (SO2)
<632 µg/Nm3; Nitrogen Dioksida (NO2) <316 µg/Nm3; Karbon Monoksida (CO) <15.000 µg/Nm3 dan Debu (TSP) < 230 µg/Nm3 (semua parameter pengukuran 24 jam) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara
a. Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang memenuhi syarat keselamatan bandara yang juga dapat menyerap bahan-bahan pencemar udara dan melakukan perawatan terhadap tanaman tersebut di sekitar parkir dan jalan akses bandara.
b. Melakukan penyiraman di jalan akses bandara pada saat musim kemarau panjang.
c. Melakukan pembersihan dan perawatan jalan akses bandara dan area parkir secara rutin.
a. Area parkir dan jalan akses bandara.
b. Sepanjang jalan akses bandara c. Area parkir dan
jalan akses bandara.
a. Penghijauan dan perawatannya dilakukan sepanjang masa operasional bandara.
b. Setiap 1 kali sehari hanya pada saat musim kemarau panjang dan cuaca panas berdebu.
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
c. Setiap harisepanjang masa operasional bandara 2 Peningkatan
Intensitas Kebisingan
Pengoperasian Fasilitas Sisi Udara (Runway, Taxiway dan Apron)
Tingkat kebisingan yang ditimbulkan pada kawasan kebisingan 1:
WECPNL <75 dB(A);
kawasan kebisingan 2: WECPNL 75 - 80 dB(A); kawasan kebisingan 3: WECPNL 80>
dB(A) sesuai dengan RIB Bandara Sam Ratulangi Manado nomor: KM 154 Tahun 2019
a. Pembuatan dan perawatan greenbelt didalam pagar bandar di area yang berdekatan dengan pemukiman
b. Sosialisasi BKK dan KKOP c. Pelaksanaan Noise Abatement
Procedures (Pembatasan Penerbangan di atas jam 12 malam sampai dengan 4 pagi dan prosedur start engine yang lebih ramah lingkungan) berkoordinasi dengan Airnav dan otoritas bandara.
d. Memperyaratkan kendaraan yang beroperasi di sisi udara telah mendapatkan stiker laik operasi dari kantor otoritas bandara dan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. PM.91 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.174 Tahun 2015 tentang Pembatasan Usia Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara (GSE) dan kendaraan operasional yang beroperasi di sisi udara.
e. Pembatasan kecepatan kendaraan di sisi udara dengan memasang rambu.
a. Di area takeoff dan landing yang dekat dengan permukiman penduduk b. Di kantor cabang
API Sam Ratulangi dengan mengundang perwakilan masyarakat Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara, dan Kecamatan Mapanget, Kota Manado c. Di area fasilitas
sisi udara d. Di area fasilitas
sisi udara e. Di area apron
a. Pembuatan greenbelt dan perawatannya dilakukan sepanjang masa operasional bandara.
b. Setiap 1 kali setahun.
c. sepanjang masa operasional bandara d. Setiap hari
sepanjang masa operasional bandara e. sepanjang masa
operasional bandara
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
PengoperasianFasilitas Sisi Darat (Jalan akses bandara
&
Gedung/área Parkir kendaraan)
Parameter tingkat kebisingan
<55dB untuk permukiman terdekat, sesuai dengan Kepmen LH No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan dan memenuhi ketentuan peraturan dirjen perhubungan udara nomor KP.590 Tahun 2014 tentang pedoman teknis pembuatan rencana induk bandara dan RIB Bandara Sam Ratulangi Manado nomor: KM 154 Tahun 2019 apabila dikonversikan kedalam WECPNL
a. Menanam pohon yang juga dapat berfungsi sebagai peredam suara.
b. Pembatasan Kecepatan dengan rambu untuk jalan akses bandara.
c. Pengaturan flow kendaraan di sisi darat untuk mengurangi tundaan sehingga dapat mengurangi kebisingan
a. Penanaman pohon diarea parkir dan jalan akses b. Di sepanjang
jalan akses bandara sesuai kajian andalalin c. Di sepanjang
jalan akses bandara sesuai kajian andalalin
a. Sepanjang masa operasional bandara b. Sepanjang
masa operasional bandara c. Sepanjang
masa operasional bandara
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
3 Penurunan Kualitas Air Permukaan
Pengoperasian Fasilitas Darat yaitu Pengelolaan Limbah (STP)
Perda Kota Manado No. 19 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik
Kualitas air di outlet STP memenuhi pameter kunci yang ditetapkan berdasarkan Permen LHK No.68 tahun 2016 Tentang Baku Mutu Limbah Domestik khususnya parameter pH = 6-9;
BOD < 30mg/L; COD < 100 mg/L; TSS< 30 mg/L; Minyak dan Lemak < 5 mg/L; Amoniak <
10 mg/L; Total Coliform < 3000 MPN/100 mL;
a. Melakukan pengolahan air limbah dari aktivitas di bandara ke dalam STP (Sewage Treatment Plant)/IPAL.
b. Melakukan perawatan STP/IPAL secara rutin.
c. Memastikan pengelolaan STP/IPAL sesuai dengan prosedur.
d. Melakukan perawatan saluran air limbah dan drainase secara rutin.
e. Melakukan daur ulang air limbah dari STP untuk mengurangi buangan ke badan air
a. Fasilitas STP/IPAL Bandara b. Fasilitas
STP/IPAL Bandara c. Fasilitas STP/IPAL Bandara d. Fasilitas saluran
air limbah dan drainase e. Fasilitas STP/IPAL Bandara
a. Selama operasional bandara b. Setiap 3 bulan
sekali selama operasional bandara c. Selama
operasional bandara d. Setiap 3 bulan
sekali selama operasional bandara e. Selama
operasional bandara
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
4 Timbulan limbah padat (sampah)
Pengoperasian Fasilitas Sisi Darat:
Terminal
Semua timbulan sampah terkelola dengan baik sesuai Permenhub Nomor PM 54 tahun 2017 tentang Pengelolaan
a. Penyediaan tempat sampah terpilah sesuai dengan kebutuhan di terminal penumpang dan VIP.
a. Di Terminal penumpang &
VIP
a. Selama Operasional Bandara
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi
KLHK RI DLH Provinsi
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
Penumpang &VIP
Limbah dan Zat Kimia Pengoperasian Pesawat Udara dan Bandar Udara dan UU No.18 Tahun 2018 tentang pengelolaan sampah atau regulasi terkait lainnya.
b. Menyediakan
personil/kontraktor kebersihan untuk pengelolaan sampah bandara
c. Menyediakan TPS lokal/garbage room di terminal.
d. Mempersyaratkan kepada tenant untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai.
e. Memasang edukasi stiker hemat tissue dan menyediakan pengering tangan dan flushing f. Membuat TPS Akhir Bandara g. Melakukan perawatan terhadap
fasilitas pengelolaan sampah bandara secara rutin h. Melakukan pemilahan
sampah dan membuang sampah yang tidak bisa di daurulang/dimanfaatkan ke lokasi pembuangan sampah yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Manado
b. Di Terminal penumpang &
VIP c. Di Terminal
Penumpang d. Di Terminal penumpang &
VIP
e. Toilet terminal penumpang &
VIP f. TPS Akhir
Bandara g. Di Terminal
penumpang &
VIP serta TPS Akhir Bandara h. TPS Akhir
Bandara
b. Selama Operasional Bandara c. Selama
Operasional Bandara d. Selama
Operasional Bandara e. Selama
Operasional Bandara f. Selama
Operasional Bandara g. Selama
Operasional Bandara h. Selama
Operasional Bandara
Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
Pengoperasian fasilitas sisi darat: gedung Perkantoran
Semua timbulan sampah terkelola dengan baik sesuai Permenhub Nomor PM 54 tahun 2017 tentang Pengelolaan Limbah dan Zat Kimia Pengoperasian Pesawat Udara dan Bandar Udara dan UU No.18 Tahun 2018 tentang pengelolaan sampah atau regulasi terkait lainnya.
a. Penyediaan tempat sampah terpilah sesuai dengan kebutuhan di area perkantoran.
b. Menyediakan
personil/kontraktor kebersihan untuk pengelolaan sampah bandara
c. Menyediakan TPS lokal/garbage room di area perkantoran
d. Mengurangi sampah plastik sekali pakai
a. Gedung perkantoran Bandara Sam Ratulangi.
b. Gedung perkantoran Bandara Sam Ratulangi.
c. Gedung perkantoran Bandara Sam Ratulangi.
d. Gedung perkantoran
a. Selama Operasional Bandara b. Selama
Operasional Bandara c. Selama
Operasional Bandara d. Selama
Operasional Bandara
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
e. penggunaan system electronic seperti HCIS/TNDE/ERS untuk mengurangi kertas f. Membuat TPS Akhir Bandara g. Melakukan perawatan terhadap
fasilitas pengelolaan sampah bandara secara rutin h. Melakukan pemilahan sampah
dan membuang sampah yang tidak bisa di daurulang/
dimanfaatkan ke lokasi pembuangan sampah yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Manado
Bandara Sam Ratulangi.
e. Kantor Cabang AP I Bandara Sam Ratulangi f. TPS Akhir
Bandara g. Gedung
perkantoran Bandara Sam Ratulangi dan TPS Akhir Bandara h. TPS Akhir
Bandara
e. Selama Operasional Bandara f. Selama
Operasional Bandara g. Selama
Operasional Bandara h. Selama
Operasional Bandara
Pengoperasian Fasilitas Penunjang:
Jasa Boga/Catering Pesawat/
Semua timbulan sampah terkelola dengan baik sesuai Permenhub Nomor PM 54 tahun 2017 tentang Pengelolaan Limbah dan Zat Kimia Pengoperasian Pesawat Udara dan Bandar Udara dan UU No.18 Tahun 2018 tentang pengelolaan sampah atau regulasi terkait lainnya.
a. Persyaratan Penyediaan tempat sampah terpilah sesuai dengan kebutuhan kepada mitra usaha jasa boga/catering
b. Mempersyaratkan agar disediakan personil/kontraktor kebersihan untuk pengelolaan sampah di Jasa Boga/catering c. Menyediakan TPS
lokal/garbage room di area jasa boga/catering.
d. Mempersyaratkan kepada mitra jasa boga untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai dan menggunakan plastic ramah lingkungan serta mendaur ulang limbah organik dari sisa makanan menjadi kompos/pangan hewan.
a. Di area jasa boga/catering b. Di area jasa
boga/catering c. Di area jasa
boga/catering d. Di area jasa
boga/catering
a. Selama berlangsungnya kegiatan jasa boga/catering di masa Operasional Bandara b. Selama
berlangsungnya kegiatan jasa boga/catering di masa Operasional Bandara c. Selama
berlangsungnya kegiatan jasa boga/catering di masa Operasional Bandara d. Selama
berlangsungnya
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
kegiatan jasaboga/catering di masa Operasional Bandara 5 Timbulan air
limbah (domestik)
Pengoperasian Fasilitas Sisi Darat:
Terminal Penumpang &
VIP
Tidak ada timbulan air limbah yang tidak terkelola dengan baik.
Kualitas air limbah memenuhi pameter kunci yang ditetapkan berdasarkan Permen LHK No.68 tahun 2016 Tentang Baku Mutu Limbah Domestik khususnya parameter pH = 6-9; BOD <
30mg/L; COD < 100 mg/L;
TSS< 30 mg/L; Minyak dan Lemak < 5 mg/L; Amoniak < 10 mg/L; Total Coliform < 3000 MPN/100 mL;
a. Perawatan fasilitas plumbing air limbah baik dari toilet maupun dari tenant termasuk perawatan grease trap secara rutin.
b. Pemasangan sticker edukasi hemat air
c. Perawatan STP/IPAL secara berkala agar memenuhi baku mutu dan pemasangan flow meter
d. Pemasangan toilet dengan sistem sensor atau eco flush.
a. Di Terminal penumpang &
VIP b. Di Fasilitas
STP/IPAL c. Di Terminal
penumpang &
VIP d. Di Fasilitas
STP/IPAL e. Di Terminal
penumpang &
VIP
a. Selama Operasional Bandara b. Selama
Operasional Bandara c. Selama
Operasional Bandara d. Selama
Operasional Bandara
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara Pengoperasian
fasilitas sisi darat: gedung Perkantoran
Tidak ada timbulan air limbah yang tidak terkelola dengan baik.
Kualitas air limbah memenuhi pameter kunci yang ditetapkan berdasarkan Permen LHK No.68 tahun 2016 Tentang Baku Mutu Limbah Domestik khususnya parameter pH = 6-9; BOD <
30mg/L; COD < 100 mg/L;
TSS< 30 mg/L; Minyak dan Lemak < 5 mg/L; Amoniak < 10 mg/L; Total Coliform < 3000 MPN/100 mL;
a. Perawatan fasilitas plumbing air limbah secara rutin.
b. Pemasangan sticker edukasi hemat air.
c. Perawatan STP/IPAL secara berkala agar memenuhi baku mutu dan pemasangan flow meter
d. Pemasangan toilet dengan system sensor atau eco flush.
a. Di Area Perkantoran b. Toilet Area
Perkantoran c. Di Terminal penumpang &
VIP d. Di Fasilitas
STP/IPAL
a. Selama Operasional Bandara b. Selama
Operasional Bandara c. Selama
Operasional Bandara d. Selama
Operasional Bandara
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
PengoperasianFasilitas Penunjang:
Jasa Boga/Catering Pesawat/
Tidak ada timbulan air limbah yang tidak terkelola dengan baik.
Kualitas air limbah memenuhi pameter kunci yang ditetapkan berdasarkan Permen LHK No.68 tahun 2016 Tentang Baku Mutu Limbah Domestik khususnya parameter pH = 6-9; BOD <
30mg/L; COD < 100 mg/L;
TSS< 30 mg/L; Minyak dan Lemak < 5 mg/L; Amoniak < 10 mg/L; Total Coliform < 3000 MPN/100 mL;
a. Mempersyaratkan agar mitra Jasa Boga/Catering dengan kapasitas air limbah besar melakukan treatment air limbah sebelum dialirkan ke STP Bandara
b. Melakukan perawatan fasilitas plumbing air limbah secara rutin.
a. Di Fasilitas Jasa Boga/Catering b. Di Fasilitas Jasa
Boga/Catering dan saluran
penghubung ke STP Bandara
a. Selama berlangsungnya kegiatan jasa boga/catering di masa Operasional Bandara.
b. Selama berlangsungnya kegiatan jasa boga/catering di masa Operasional Bandara
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
6. Timbulan Limbah B3
Pengoperasian Fasilitas Sisi Darat:
Terminal Penumpang &
VIP
Semua timbulan limbah B3 terkelola dengan baik sesuai PP No. 101 tahun 2014 dan Permenhub Nomor PM 54 tahun 2017 tentang Pengelolaan Limbah dan Zat Kimia Pengoperasian Pesawat Udara dan Bandar Udara
a. Memastikan terlaksananya pengelolaan Limbah B3 bandara dari hulu ke hilir sesuai regulasi yang berlaku dan sesuai instruksi direksi Nomor INS.DU.18/HK.01.02/2018 tentang pengelolaan limbah dan zat kimia/Limbah B3 di Bandar Udara PT. AP I (seperti identifikasi jenis dan jumlah terhadap LB3 yang dihasilkan di tahap operasi).
b. Memperyaratkan mitra kerja/mitra usaha untuk mengelola limbah B3 kepada pihak yang berizin atau diserahkan keTempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3 milik
a. Terminal penumpang &
VIP dan Fasilitas TPS Limbah B3 b. Terminal
penumpang &
VIP.
c. Kantor Cabang AP I Bandara Sam Ratulangi d. Kantor Cabang AP I Bandara Sam Ratulangi e. Fasilitas TPS
Limbah B3
a. Selama Operasional Bandara b. Selama
Operasional Bandara c. Selama
Operasional Bandara d. Selama
Operasional Bandara e. Selama
Operasional Bandara
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
Bandara yang telahmemiliki izin sesuai MoU.
c. Sosialisasi limbah B3 secara bertahap kepada pekerja d. Bekerjasama dengan pihak
ketiga yang mempunyai izin resmi untuk melakukan pengangkutan dan pengelolaan limbah B3.
e. Perawatan TPS Limbah B3 secara rutin
7. Peningkatan Kepadatan Lalulintas
Aktifitas Keluar Masuk Kendaraan dan Parkir
Tidak terdapat kemacetan di jalan akses keluar masuk bandara Tingkat pelayanan jalan AA Maramis yang dilihat dari nilai DS (Degree of Saturation) < 0,74 pada jam puncak pagi (06.00- 08.00) dan jam puncak sore (15.30-17.30)
a. Menyediakan rambu pengaturan lalulintas sesuai rekomendasi dalam kajian andalalin
b. Menyediakan ruang parkir yang memadai dan mengatur sirkulasi internal kawasan bandara agar tidak terjadi kepadatan lalulintas c. Mengatur sirkulasi eksternal
kawasan bandara agar tidak terjadi hambatan terhadap kendaraan yang melintas akibat operasional kendaraan ke/dari bandara.
a. Di jalan akses keluar masuk bandara (jalan AA Maramis) pada koordinat N: 010 32’ 22,6” E: 1240 55’ 18,6” atau lokasi sesuai dengan
rekomendasi Studi Andalalin.
b. Di Area Parkir c. Di jalan akses
keluar masuk bandara (jalan AA Maramis) pada koordinat N: 010 32’ 22,6” E: 1240 55’ 18,6” atau lokasi sesuai dengan
rekomendasi Studi Andalalin.
a. Selama Operasional Bandara b. Selama
Operasional Bandara c. Selama
Operasional Bandara
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado Dinas Perhubungan Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado Dinas Perhubungan Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
8. Gangguan Biota Perairan
Operasional fasilitas Darat yaitu
Tidak terjadi penurunan kelimpahan jenis dan keanekaramanan benthos dan plankton yang drastis di lokasi
a. Pengoperasian fasilitas pengelolaan air limbah (STP) sesuai SOP.
Fasilitas STP bandar udara Sam Ratulangi Manado
Dilakukan secara berkelanjutan selama berlangsungnya
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi
KLHK RI DLH Provinsi
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
PengelolaanLimbah (STP)
paparan dampak dari buangan air limbah ke badan air dengan indikasi:
- Indeks diversitas plankton: H’
> 1,35 & indeks kemerataan plankton: E > 0, 81;
- Indeks diversitas bentos: H’
1,51 & indeks kemerataan bentos: E > 0,85.
b. Pemeliharaan dan perawatan instalasi sehingga air limbah yang keluar dari STP telah memenuhi baku mutu air dan tidak mengganggu biota perairan
Fasilitas STP bandar udara Sam Ratulangi Manado
kegiatan di tahap operasi
Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara 9. Timbulnya
kesempatan usaha
Operasional fasilitas Darat yaitu:
Pengoperasian Terminal Penumpang &
VIP, dan Bangunan Komersil
Adanya jenis usaha/ jasa baru yang lakukan oleh masyarakat secara perorangan maupun kelompok (koperasi) di terminal pernumpang
a. Memberikan prioritas membuka usaha/tenan (toko, restoran, dll) kepada masyarakat lokal di dalam maupun bagian luar terminal penumpang, baik perorangan maupun koperasi. Peluang ini untuk meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dalam mengembangkan usaha terutama untuk sektor wisata b. Melakukan pendataan jumlah
usaha yang muncul dan memberikan bantuan PKBL kepada UMKM lokal sebagai mitra binaan yang
berkesempatan membuka usaha sesuai persyaratan dalam seleksi UMKM.
a. Area Terminal Penumpang &
VIP dan Bangunan Komersil b. Area UMKM
Dilakukan secara berkelanjutan selama berlangsungnya kegiatan di tahap operasi
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara Dinas KUKM Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado Disnaker Kota Manado Dinas Koperasi Kota Manado DLH Kabupaten
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara Dinas KUKM Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado Disnaker Kota Manado Dinas Koperasi Kota Manado DLH Kabupaten
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
MinahasaUtara Disnaker Kabupaten Minahasa Utara Dinas KUKM Kabupaten Minahasa Utara
Minahasa Utara Disnaker Kabupaten Minahasa Utara Dinas KUKM Kabupaten Minahasa Utara
10. Gangguan kesehatan masyarakat
Operasional Fasilitas Sisi Udara:
Pengoperasian Landas Pacu
a. Angka Peningkatan Prevalensi penurunan pendengaran akibat bising bandara (Noise Induced Hearing Loss/ NIHL) < 10 % dari penderita NIHL ketika RLA
b. Angka peningkatan prevalensi ISPA < 10% dari penderita ISPA ketika RLA c. Kandungan TSP < 230
µg/m3, SOx < 900 µg/m3, NOx < 400 µg/m3, di udara ambien berdasarkan baku mutu yang ditetapkan menurut PP 41 Tahun 1999
a. Pengelolaan perlu dilakukan dengan pendekatan Institusi yaitu sesuai dengan hasil Kajian Batas Kawasan Kebisingan, pada area kawasan kebisingan II (75 – 80 WECPNL) dan kawasan kebisingan III (> 80 WECPNL) tidak diperbolehkan ada permukiman, Sekolah dan Rumah sakit.
b. Melakukan penghijauan sekitar bandara dengan pohon yang bertajuk lebar dan lebat, untuk mencegah penyebaran senyawa pencemar udara dan menjadi peredam kebisingan
a. Pada Batas Kawasan Kebisingan b. Area Bandar
Udara Sam Ratulangi Manado
Dilakukan secara berkelanjutan selama berlangsungnya kegiatan di tahap operasi
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara Dinas Kesehatan Kota Manado Denas Kesehatan
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara Dinas Kesehatan Kota Manado Dinas Kesehatan
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
KabupatenMinahasa Utara
Kabupaten Minahasa Utara Operasional
Fasilitas Sisi Darat:
Aktifitas Keluar Masuk Kendaraan &
Parkir
a. Angka peningkatan prevalensi ISPA < 10% dari penderita ISPA ketika RLA b. Kadar kualitas udara di
wilayah paparan dampak (pemukiman) tidak melebihi kadar TSP = 230 µg/m3, SOx
= 900 µg/m3, NOx =400 µg/m3, CO = 30.000 µg/m3 berdasarkan baku mutu yang ditetapkan menurut PP 41 Tahun 1999.
c. Angka Peningkatan Prevalensi penurunan pendengaran akibat bising bandara (Noise Induced Hearing Loss/ NIHL) < 10 % dari penderita NIHL ketika RLA
a. Penanaman pohon yang memenuhi syarat keselamatan bandara yang juga dapat menyerap bahan-bahan pencemar udara dan melakukan perawatan terhadap tanaman tersebut.
b. Ruang terbuka hijau minimal 30% dari luas lahan bandara udara
c. Bekerja sama dengan Puskesmas untuk melakukan penyuluhan tentang ventilasi rumah yang sesuai, bentuk pagar yang sesuai, pola hidup sehat dan rumah sehat, penanaman vegetasi yang sesuai untuk mencegah debu.
a. Area Jalan Akses dan Parkir Bandar Udara Sam Ratulangi Manado b. Puskesmas
Talawaan dan Paniki Bawah
Dilakukan secara berkelanjutan selama berlangsungnya kegiatan di tahap operasi
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara Dinas Kesehatan Kota Manado Denas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara Dinas Kesehatan Kota Manado Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara Pengoperasian
Fasilitas Pengolah Limbah (STP)
1. Parameter pH = 6-9; BOD <
30mg/L; COD < 100 mg/L;
TSS< 30 mg/L; Minyak dan Lemak < 5 mg/L; Amoniak <
10 mg/L; Total Coliform <
3000 MPN/100 mL; sesuai dengan Permen LHK No.68 tahun 2016 Tentang Baku Mutu Limbah Domestik.
Melakukan pengolahan air limbah dari aktivitas di bandara ke dalam STP (Sewage Treatment Plant) dengan hasil akhir pengolahan sesuai dengan Baku Mutu Air limbah Domestik.
Fasilitas pengolah limbah (STP)
Dilakukan secara berkelanjutan selama berlangsungnya kegiatan di tahap operasi
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
2. Tidak terjadi penurunan kelimpahan jenis dan keanekaragaman komunitas benthos dan plankton yang drastis di lokasi paparan dampak dari buangan air limbah ke badan air dengan indikasi:
- Indeks diversitas plankton:
H’ > 1,35 & indeks kemerataan plankton: E >
0, 81;
- Indeks diversitas bentos:
H’ 1,51 & indeks kemerataan bentos: E >
0,85.
DLH Kabupaten Minahasa Utara Dinas Kesehatan Kota Manado Denas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara
DLH Kabupaten Minahasa Utara Dinas Kesehatan Kota Manado Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara DAMPAK LAINNYA YANG DIKELOLA
1. Penurunan Kualitas Udara
Operasional Fasilitas Sisi Darat: Power House
Emisi gas buang sumber tidak bergerak operasional Power Unit/Power House/Genset:
PerMen LHK No. P.15 Tahun 2019 tentang Baku Mutu Emisi Pembangkit Listrik Tenaga Thermal Lampiran IX Baku Mutu Emisi Mesin Penunjang Produksi Untuk Pengoperasian Mesin Dengan Pembakaran Dalam Atau Genset Total Partikulat =120 mg/Nm3 CO = 540 mg/Nm3
NOx =1200 mg/Nm3 SO2 = 600 mg/Nm3
Melakukan pemeliharaan terhadap generator set secara berkala serta menanam dan merawat tanaman yang dapat mengurangi polutan di sekitar power house
Lokasi generator set (power house)
Selama
operasional genset
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
Operasional Sisi Darat:
Pengoperasian Fasilitas Pengolah Limbah secara
Parameter Total Partikular <120 mg/Nm3, SO2 < 210 mg/Nm3, NOX <470 mg/Nm3, HCl <10 mg/Nm3, Merkuri <3 mg/Nm3, CO <625 mg/Nm3, HF <2 mg/Nm3 sesuai dengan Permen
1. Melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas pengolah limbah secara thermal secara berkala
2. Memastikan pengolahan sampah secara termal hanya untuk sampah domestik dari
1. Lokasi incinerator 2. Lubang sampling
incinerator
1. Selama operasional incinerator 2. Selama
operasional TPS
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara
Dikelola Hidup
Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
thermal(Insenerator)
LHK Nomor
P.70/Menlh/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Emisi Usaha dan/atau Kegiatan Pengolahan Sampah Secara Termal
penerbangan internasional 3. Melakukan pemilihan sampah
sebelum masuk fasilitas pengolah sampah secara thermal 4. Pembuatan lokasi/lubang
sampling pengujian emisi dan lantai kerja
DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara 2. Peningkatan
Intensitas Kebisingan
Operasional Sisi Darat:
Pengoperasian Power House
Parameter tingkat kebisingan
<55dB untuk permukiman terdekat, sesuai dengan Kepmen LH No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan dan memenuhi ketentuan peraturan dirjen perhubungan udara nomor KP.590 Tahun 2014 tentang pedoman teknis pembuatan rencana induk bandara dan RIB Bandara Sam Ratulangi Manado nomor: KM 154 Tahun 2019 apabila dikonversikan kedalam WECPNL
1. Penggunaan peredam pada rumah genset
2. Menanam dan merawat pohon yang dapat berfungsi sebagai peredam suara
Dilokasi generator set (power house)
1. Sebelum rumah genset beroperasi 2. Sepanjang
operasional power house
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
3. Timbulan Limbah B3
Operasional Sisi Darat dan Udara:
Pengoperasian Terminal Kargo, Pengoperasian Perkantoran, dan
Pengoperasian Fasilitas Bengkel Pesawat, A2B dan GSE
Semua timbulan limbah B3 terkelola dengan baik sesuai PP No. 101 tahun 2014 dan Permenhub Nomor PM 54 tahun 2017 tentang Pengelolaan Limbah dan Zat Kimia Pengoperasian Pesawat Udara dan Bandar Udara
a. Memperyaratkan agar mitra kerja/mitra usaha memiliki prosedur pengelolaan limbah B3 sebagaimana regulasi yang berlaku sesuai instruksi direksi Nomor
INS.DU.18/HK.01.02/2018 tentang pengelolaan limbah dan zat kimia/Limbah B3 di Bandar Udara PT. AP I b. Memastikan terlaksananya
pengelolaan Limbah B3 proyek dari hilir ke hulu sesuai regulasi yang berlaku seperti identifikasi jenis dan jumlah terhadap
1. Fasilitas Sisi Udara dan Sisi darat yang menghasilkan Limbah B3 di bandara Sam ratulangi 2. Fasilitas TPS
Limbah B3
Dilakukan secara berkelanjutan selama pengoperasian bandara
PT. Angkasa Pura I (Persero)
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara
KLHK RI DLH Provinsi Sulawesi Utara DLH Kota Manado DLH Kabupaten Minahasa Utara