• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: AGUSTINA LARASATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Oleh: AGUSTINA LARASATI"

Copied!
287
0
0

Teks penuh

(1)

PARTISIPASI PEREMPUAN DI LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA DAN PERUBAHAN

IKLIM NAHDLATUL ULAMA

(Studi Kasus Pada Bencana Gempa Bumi, Tsunami dan Likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala Tahun 2018)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Oleh:

AGUSTINA LARASATI 11170541000004

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1443 H / 2022 M

(2)

i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING PARTISIPASI PEREMPUAN DI LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA DAN PERUBAHAN

IKLIM NAHDLATUL ULAMA

(Studi Kasus Pada Bencana Gempa Bumi, Tsunami dan Likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala Tahun 2018)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Oleh

AGUSTINA LARASATI NIM. 11170541000004

Pembimbing

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1443 H/2022 M

(3)

ii

LEMBAR PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Agustina Larasati NIM : 11170541000004

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

PARTISIPASI PEREMPUAN DI LEMBAGA

PENANGGULANGAN BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM NAHDLATUL ULAMA (Studi Kasus Pada Bencana Gempa Bumi, Tsunami dan Likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala Tahun 2018) adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi.

Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagaian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 21 Februari 2022

AGUSTINA LARASATI NIM 11170541000004

(4)
(5)

iv ABSTRAK

Nama: Agustina Larasati NIM: 11170541000004

Partisipasi Perempuan di Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (Studi Kasus Pada Bencana Gempa Bumi, Tsunami dan Likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala Tahun 2018)

Salah satu lembaga yang memberikan kesempatan kepada perempuan untuk berpartisipasi dalam penanggulangan bencana adalah Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama. Penelitian ini mencoba mengetahui partisipasi perempuan di Lembaga Penanggulanggan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama terhadap penanggulangan bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Palu, Sigi dan Donggala Sulawesi Tengah tahun 2018 dengan mengetahui 1) tahapan; 2) bentuk dan 3) faktor yang mempengaruhi perempuan berpartisipasi.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, menggunakan dua sumber data yaitu data primer melalui wawancara dan studi dokumentasi dan data sekunder melalui buku, jurnal, dokumentasi foto, catatan dan laporan hasil.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tahapan partisipasi yang dilalui perempuan melalui: tahap pengambilan keputusan, tahap pelaksanaan program, tahap pemanfaatan program dan tahapan evaluasi dan pemantauan. Perempuan memberikan lima bentuk partisipasi diantaranya pemikiran, tenaga, keterampilan, harta benda dan sosial. Faktor yang mempengaruhi partisipasi berupa kesempatan (akses informasi, peraturan, berorganisasi), kemampuan (keterampilan yang dimiliki), dan kemauan (meninggalkan nilai ketidaktahuan mengenai bencana, sikap untuk memperbaiki mutu hidup dan mau bekerja sama).

Kata Kunci: Penanggulangan Bencana, Partisipasi, Perempuan.

(6)

v

KATA PENGANTAR

ميِحَّرلا ِنَمْحَّرلا ِهَّللا ِمْسِب

Sesungguhnya segala puji bagi Allah, peneliti memujiNya, memohon perlindungan dan ampunan kepadaNya yang telah memberi rahmat, hidayah serta karuniaNya kepada peneliti dan tidak lupa saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan RasulNya sehingga penelitian dan pembuatan skripsi ini berjalan dengan baik. Skripsi dengan judul “PARTISIPASI PEREMPUAN DI

LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA DAN

PERUBAHAN IKLIM NAHDLATUL ULAMA (Studi Kasus Pada Bencana Gempa Bumi, Tsunami dan Likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala Tahun 2018)” dibuat untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Strata Satu Sarjana Sosial (S.Sos.) di Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini saya buat dengan sepenuh hati untuk nantinya dipersembahkan kepada semua pihak yang berjasa dan penting dalam hidup saya. Dukungan dan nasihat yang saya dapatkan dalam menyusun skripsi ini sangatlah berarti untuk membuat saya

(7)

vi

semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Hj.

Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A.

2. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Bapak Suparto, Ph.D., M.Ed., Wakil Dekan bidang Akademik Ibu Dr. Siti Napsiyah Ariefuzzama, S.Ag., MSW., Wakil Dekan bidang Administrasi Umum Bapak Dr. Sihabudin Noor, M.A., Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan Bapak Cecep Castrawidjaya, M.Si.

3. Kepala Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ahmad Zaky M.Si., sekaligus dosen pembimbing skripsi yang sabar dalam memberikan bimbingan, masukan, serta saran yang sangat membantu.

Semoga beliau selalu sehat, dimudahkan segala urusannya, dan selalu dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

4. Drs. Helmi Rustandi, M.Ag. selaku dosen Pembimbing Akademik.

5. Ibu Hj. Nunung Khairiyah, M.A., Ibu Dr, Siti Napsiyah, S.Ag., MSW., Ibu Nadya Kharima, M.Kessos., Ibu Lisma Dyawati Fuada, M.Si., Ibu Nurkhayati, S.E., M.Si., Bapak Ismet Firdaus, M.Si., Ibu Ellies Sukmawati, S.T., M.Si.,

(8)

vii

selaku dosen Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

6. Para staff, karyawan dan relawan LPBI NU yang telah bersedia meluangkan waktunya dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

7. Bapak Sumarjo, Ibu Titi Rohatun, dan Niken Probolaras, S.Hut, M.Si., selaku orang tua dan kakak yang peneliti sangat sayangi dan cintai yang telah memberikan banyak dukungan, nasihat dan tak pernah bosan menunggu anaknya menjadi orang sukses semoga kita semua sekeluarga dapat bertemu di Surga Nya Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

8. Heri Astuti (Momon), Sri Harningsih, Muhammad Sakhtiar Barad, Khadijah Azka Huriyyah, Fatimah Alesha Huriyyah, Zainab Addiva Huriyyah selaku tante dan sepupu yang sudah menjadi sahabat sejati yang selalu memberikan hiburan dan semangat.

9. Teman-teman dan sahabat yaitu Ajeng Nurcitra, Nungky Ariani, Mela Ganevi, Nadzma Nabila, Zahara Adnani, Nabella Martha Annisa, Riri Febrianti, Ahda Fitriyani, Oke Juliane, Mayank Intami, Nur Fitria ningsih, Tias Kusuma Ningsih, Yesi Rohmawati, Meilani Sari, Ulfa Fauziah, Adenia Gustama, Nurlaely Aulia, Asha Kamila Putri, Lulu

(9)

viii

Salsabila yang setia menemani peneliti dalam perjalanan perkuliahan ini sampai titik penghabisan. InsyaAllah sahabat sampai Surga Nya Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

10. Semua orang yang terlibat dalam perkuliahan yang sudah memberikan nasihat dan semangat.

(10)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR BAGAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah... 12

C. Rumusan Masalah ... 12

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 12

E. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 14

F. Metodologi Penelitian ... 17

G. Sistematika Penulisan... 26

BAB IIKAJIAN PUSTAKA ... 28

A. Landasan Teori ... 28

1. Partisipasi ... 28

(11)

x

2. Bencana ... 40

3. Perempuan ... 52

B. Kerangka Berpikir ... 63

BAB IIIGAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN ... 65

A. Profil Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama ... 65

B. Standar Operasional Prosedur Penanggulangan Bencana di Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama... 77

C. Fikih Kebencanaan Perspektif Nadhatul Ulama ... 94

BAB IVDATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 131

A. Gambaran Kejadian Bencana Gempa Bumi, Tsunami dan Likuifaksi Di Kota Palu, Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 ... 132

B. Pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan Bencana Gempa Bumi, Tsunami dan Likuifaksi Di Kota Palu, Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 Yang Dilakukan Oleh LPBI NU... 134 C. Partisipasi Perempuan LPBI NU Dalam Kegiatan

Penanggulangan Bencana LPBI NU di Bencana Gempa Bumi,

(12)

xi

Tsunami dan Likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 ... 140 D. Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Perempuan dalam

Kegiatan Penanggulangan Bencana LPBI NU di Bencana Gempa Bumi, Tsunami dan Likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 ... 164 BAB VPEMBAHASAN ... 169 A. Gambaran Kejadian Bencana Gempa Bumi, Tsunami dan

Likuifaksi Di Kota Palu, Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 ... 169 B. Pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan Bencana Gempa

Bumi, Tsunami dan Likuifaksi Di Kota Palu, Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 yang dilakukan oleh LPBI NU... 170 C. Partisipasi Perempuan LPBI NU Dalam Kegiatan

Penanggulangan Bencana LPBI NU di Bencana Gempa Bumi, Tsunami dan Likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 ... 177 D. Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Perempuan dalam

Kegiatan Penanggulangan Bencana LPBI NU di Bencana Gempa Bumi , Tsunami dan Likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 ... 192

(13)

xii

BAB VIPENUTUP ... 205

A. Kesimpulan ... 205

B. Saran ... 209

DAFTAR PUSTAKA ... 210

LAMPIRAN ... 226

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Informan Penelitian ... 22

Tabel 5 1 Tahapan Partisipasi Perempuan ... 198

Tabel 5 2 Bentuk Partisipasi Perempuan ... 201

Tabel 5 3 Faktor Partisipasi Perempuan... 203

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 1 Kejadian Bencana Tahun 2018 ... 2 Gamabr 1 2 Infografis Gempa Bumi dan Tsunami Sulawesi Tengah tahun 2018 ... 3

Gambar 3. 1 Struktur Pengurus LPBI NU ... 70 Gambar 3. 2 Struktur Organisasi Penangganan Bencana LPBI NU ... 77

Gambar 4. 1 Infografis Gempabumi dan Tsunami Tahun 2018 ...

134

Gambar 4. 2 Peletakan Batu Pertama Pembangunan Ruhlah ... 140

Gambar 5. 1 Proses Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana ... 176

(16)

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Kerangka Konsep ... 64

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang secara geologis terletak di antara tiga lempengan tektonik yaitu Eurasia, Pasifik dan Hindia Autralia. Hal tersebut menyebabkan negara Indonesia mempunyai kerentanan terhadap ancaman bencana gempa bumi, tsunami, letusan gunung api dan jenis-jenis bencana geologi lain (BNPB Tim, 2017). Wilayah yang memiliki kerentanan terhadap bencana gempa bumi di Indonesia terbesar mulai dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Maluku Utara dan wilayah Papua (BNPB Tim, 2017). Menurut UU No.24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, Bencana adalah suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis (UU No.

24 Tahun 2007).

Menurut data yang dikemukakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terhitung sejak periode awal Januari 2018 hingga akhir 31 Desember 2018 peristiwa bencana yang melanda wilayah Indonesia mencapai 3.397 kejadian (Infografi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2018).

(18)

2

Antara lain bencana gempa bumi di Lebak, Banten yang berkekuatan 6,1 SR, Februari banjir di daerah DKI Jakarta, dilanjut pada bulan Maret terjadi bencana letusan gunung api di Wonosobo Jawa Tengah , gempaa bumi di Banjarnegara Jawa Tengah, tanah longsor di Sibolga Sumatera Utara. Kemudian di bulan Mei kembali letusan gunugapi Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Gempa bumi berkekuatan 6,4 SR di Sumenep Madura dan gempa bumi dengan kekuatan 4,8 SR di Sarmi, Papua yang terjadi di bulan Juni. Pada bulan Juli terjdi bencana banjir di Wajo, Sidrap dan Sinjai. Gempa bumi berkekuatan 7 SR terjadi pada bulan Agustus di Lombok Nusa Tenggara Barat. Pada bulan September terjadi bencana gempa bumi berkekuatan 7,4 terjadi di Kota Palu, Sigi dan Donggala. Bencana gempa bumi yang terjadi di Kota Situbondo Jawa Timur dan banjir di Kota Mandailingnatal, Sumatera Utara yang terjadi pada bulan Oktober dan yang terkahkir pada bulan Desember adalah bencana tanah longsor yang terjadi ddi Toba Samosir, Sumatera Utara. Berikut infografis bencana yang terjadi pada tahun 2018.

Gambar 1 1 Kejadian Bencana Tahun 2018

Sumber: (Superadmin Data BNPB, 2021)

(19)

3

Berdasarkan Permen PPPA No. 13 Tahun 2020 Tentang Perlindungan Perempuan dan Anak dari Kekerasan Berbasis Gender (KBG) dalam Bencana menjelaskan bahwa kejadian bencana yang melanda wilayah Indonesia sepanjang tahun 2018 yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian cukup besar adalah kejadian bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang melanda Kota Palu, Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah (Permen PPPA No 13 Tahun 2020 Tentang Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak dari Kekerasan Berbasis Gender dalam Bencana, 2020). Dampak yang ditimbulkan adalah 172.635 jiwa mengungsi, 4.340 jiwa meninggal dan menghilang, 4.438 jiwa luka-luka, 122 titik lokasi rusak, huntara rusak sebanyak 322 unit, 68.451 unit rumah rusak, 265 unit sekolah rusak, 327 unit rumah ibadah rusak, 5 unit hotel rusak, jembatan rusak sebanyak 7 unit, 78 unit perkantoran rusak da 362 unit pertokoan rusak. Berikut ini merupakan infografis Gempabumi 7,4 SR dan Tsunami Sulawesi Tengah 2018.

Gamabr 1 2 Infografis Gempa Bumi dan Tsunami Sulawesi Tengah tahun 2018

(20)

4

Sumber : (Infografis Gempabumi M7,4 dan Tsunami Sulawesi Tengah update 5 Febuari 2019, pukul 20.00 WIB, Pusat Data Informasi dan Humas, 2019)

Dalam keadaan bencana, baik laki-laki maupun perempuan mempunyai kerentanan untuk menjadi korban. Namun jika dilihat dari penelitian yang membahas mengenai bencana dengan menggunakan perpestif gender. Misalnya Kepala Dinas PPAP DKI Jakarta, Tuty Kusumawati, mengungkapkan bahwa Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat 60% hingga 70%

korban bencana yang ada di Indonesia adalah perempuan dan anak (Suciatiningrum, 2021). Selain itu dalam penelitian (Dewi, 2013) menjelaskan dampak dari tsunami yang pernah melanda di negara- negara sepanjang samudera Hindia membuktikan bahwa rasio perempuan dan laki-laki yang meninggal akibat tsunami adalah 3:1.

Selanjutnya dalam Permen PPPA No. 13 Tahun 2020 Tentang Perlindungan Perempuan dan Anak dari Kekerasan Berbasis Gender (KBG) dalam Bencana menjelaskan juga bahwa pada peristiwa tsunami di Aceh tahun 2004 menunjukkan korban meninggal perempuan angkanya jauh lebih besar 4 kali lipat daripada korban meninggal laki-laki. Kemudian peristiwa meletusnya Gunung Sinabung Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 juga menunjukkan data bahwa perempuan menjadi korban bencana paling rentan daripada laki-laki karena situasi keamanan dan minimnya perlindungan di tempat pengungsian yang kurang

(21)

5

layak. Sementara pada kejadian bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2018 terdapat 67 kasus kekerasan berbasis gender (KBG) pada perempuan dan anak perempuan. Dalam penanganan respon bencana pada bulan Oktober 2018 hingga Maret 2019. Terdapat laporan dari 12 titik Ruang Ramah Perempuan bahwa anak dan remaja perempuan sangat rentan mengalami pelecehan dan kekerasan seksual, termasuk perkawinan usia anak sebanyak kurang lebih 70 kasus.

Hal tersebut menunjukan bukti bahwa perempuan merupakan salah satu bagian dari kelompok rentan saat terjadi bencana. Kelompok rentan adalah kelompok dalam masyarakat yang memiliki risiko tinggi karena berada dalam situasi dan kondisi yang kurang mempunyai kemampuan dalam mempersiapkan diri ketika menghadapi risiko bencana atau ancaman bencana. Hal lain yang membuat kelompok rentan memiliki risiko tinggi dalam situasi bencana karena mereka merasakan dampak yang lebih besar daripada kelompok masyarakat lainnya (Siregar dan Wibowo, 2019). Kelompok rentan dalam situasi bencana adalah perempuan yang terdiri dari remaja, ibu hamil dan menyusui, anak, penyandang disabilitas dan lanjut usia (Siregar dan Wibowo, 2019).

Terdapat beberapa permasalahan yang menyebabkan perempuan menjadi korban bencana yang memiliki risiko kerentanan cukup tinggi yaitu pertama terdapat suatu kontruksi yang dibentuk di kehidupan masyarakat bahwa perempuan harus menyelamatkan keluarganya dahulu dibandingkan dirinya sendiri, kedua pengetahuan perempuan terkait penyelamatan korban

(22)

6

bencana kurang disebabkan adanya nilai-nilai budaya yang lebih memfokuskan perempuan mengurus urusan dosmetik, ketiga pengetahuan lokal perempuan terkait gejala awal terjadinya suatu bencana masih minim (Suyito dkk., 2019). Kemudian berdasarkan berbagai literature yang mengkaji terkait gender dan kebencanaan bahwa masalah ekonomi, ras/etnis, usia, perbedaan fisik antara perempuan dan laki-laki, marginalisasi politik, ketergantungan perempuan terhadap laki-laki, hal-hal tersebut menyebabkan perempuan memiliki risiko kerentanan yang cukup tinggi dibandingkan dengan laki-laki ketika situasi bencana terjadi (Ananda dkk., 2019).

Oleh karena itu, Pemerintah berupaya dalam mengatasi fenomena bencana tersebut dengan cara menetapkan UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Penanggulangan bencana adalah rangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana yang kegiatannya meliputi pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi (UU No. 24 Tahun 2007). Saat ini upaya pelaksanaan penanggulangan bencana di Indonesia dan seluruh dunia sedang mengalakkan penanggulangan bencana yang inklusif, yakni upaya penanggulangan bencana yang melibatkan peran serta dari seluruh elemen masyarakat karena masayarakat merupakan salah satu elemen utama selaian pemerintah dan dunia usaha dalam keberhasilan program penanggulangan bencana termasuk melibatkan peran serta kelompok rentan (Alifa dan Wibowo, 2015).

(23)

7

Melalui Perka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) No 11 Tahun 2011 tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana disebutkan bahwa terdapat aspek peran serta masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana yang meliputi pengampilan keputusan, memberikan informasi yang benar kepada publik, pengawasan, perencanaan, implementasi, dan pemeliharaan program kegiatan penanggulangan bencana. Dalam hal ini perempuan yang termasuk bagian dari masyarakat juga memiliki peran dalam upaya penanggulangan bencana.

Landasan hukum lainnya yang mengatur mengenai perempuan dan penanggulangan bencana adalah Peraturan Kepala Badan Nasional Penangulanggan Bencana No. 13 Tahun 2014 tentang Pengarusutamaan Gender di Penanggulangan Bencana yang didalamnya terdapat empat indikator dalam melaksanakan pengarusutamaan gender di penangulanggan bencana yaitu pertama akses, kedua partisipasi, ketiga kontrol terhadap sumber daya dan pengambilan keputusan, keempat manfaat dari kebijakan dan program (Perka No. 13 Tahun 2014).

Perempuan yang selama ini hanya di pandang sebagai objek yang berarti perempuan menjadi korban bencana, ternyata telah terbukti bahwa perempuan dapat berperan sebagai subjek dalam penanggulangan bencana pada setiap tahapan yang meliputi masa pra bencana, tanggap darurat maupun pasca-bencana. Dalam masa pra bencana perempuan dapat berperan dalam pengurangan risiko bencana, termasuk dalam pengurangan risiko bencana yang perspektif gender. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah peran perempuan dalam tanggap darurat, termasuk menyediakan air

(24)

8

bersih dan makanan. Di sisi lain, peran perempuan pasca bencana mencakup penyediaan layanan kesehatan reproduksi, akses pendidikan dan keterampilan, serta partisipasi perempuan dalam upaya pemulihan dan rekontruksi (Susiana, 2016).

Kontribusi peran perempuan dalam penanggulangan bencana dapat dilihat dari beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Handayani di kecamatan Panti Kab. Jember pasca banjir bandang perempuan berperan dalam rekontruksi dan rehabilitasi pasca bencana. Sebagai besar kelompok perempuan seperti Muslimat, Aisyiyah, Kelompok PKK, Kelompok Arisan, muslimah PKS, Muslimah KAMMI dan Muslimah HTI semuanya melakukan kerjasama dalam proses manajemen bencana baik pada saat kondisi gawat darurat, pasca bencana (rehabilitasi) maupun pasca bencana dalam rangka mitigasi. Bahkan kelompok- kelompok tersebut juga membantu proses rekontruksi sistem sosial di pengungsian. Proses trauma healing dan share of value juga dilakukan melalui kelompok pengajian (Handayani, 2012). Selain itu, peran perempuan juga dapat dilihat dalam penanggulangan bencana terutama dalam pengungsian dengan membuat dapur umum, membantu membagikan makanan gratis, pakaian layak pakai, mainan gratis dan lainnya (Latifa, 2015). Melihat contoh- contoh tersebut menunjukkan bahwa perempuan mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam upaya penangulanggan bencana.

Dalam Perka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) No 11 Tahun 2011 tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana dijelaskan bahwa masyarakat dapat

(25)

9

berpartisipasi dalam penanggulangan bencana dapat seccara indvidu atau bersama dengan mitra kerja seperti organisasi atau lembaga yang sudah di sepekati oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Oleh karena itu, upaya untuk memberikan ruang bagi perempuan agar dapat berperan aktif untuk peningakatan kapasitasnya dalam penangulanggan bencana adalah dengan memberikan dukungan dari berbagai pihak. Salah satunya melalui organisasi nasional.

Salah satu organisasi masyarakat nasional yang melakukan kegiatan penanggulangan bencana adalah Nahdlatul Ulama atau yang sering disebut NU yang membentuk Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nadhatul Ulama (LPBI NU) yang disepakati pada Muktamar NU ke-32 di Makassar tahun 2010 yang dikukuhkan dan ditetapkan dalam rapat pleno harian PBNU. Pada Muktamar ke-33 Nadhatul Ulama di Jombang tahun 2015 dibentuk kepengerusan baru PP.LPBI NU berdasarkan SK No. 19/A.II.04/09/2019.

Hal yang menyebabkan Nadhalatul Ulama membentuk LPBI NU karena upaya penanggulangan bencana adalah bagian dari ajaran agama dan termasuk jihad karena menyangkut keselamatan hidup dan peradaban manusia. Dalam konteks pengurangan resiko bencana, diperlukan komitmen bersama semua pihak untuk melakukan ikhtiar fisik dan ikhtiar spiritual.

Ikhtiar fisik meliputi pemeliharaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, dengan menjaga kelestariannya agar tidak merusak keseimbangan ekosistem serta menggunakannya seefisien mungkin. Sedangka secara spiritual dalam upaya

(26)

10

pengurangan risiko bencana melakukan do’a untuk memohon pertolongan dan perlindungan kepada Allah (A. Fawai’id Syadzili dkk., 2016).

Selain itu, NU dalam mengembangkan gerakan penanggulangan bencana dengan memadukan pengetahuan berbasis sains dan teknologi dengan pengetahuan agama serta pengetahuan tradisional yang meliputi aspek pencegahan, mitigasi kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan dan rekonstruksi.

Perspektif yang dibangun NU tentunya tidak dapat memisahkan nilai-nilai yang menjadi dasar NU yaitu ahlussunnah wal jamaah dengan model pendekatan dari tawazun, tawasuth, Itidal, tasamuh dan amr bi al-ma’ruf wa nahy al al-munkar. NU seagai anggota masyarakat memiliki posisi strategis dalam upaya penanggulangan bencana. Partisipasi NU akan mendorong sosialisasi manajemen risiko encana upaya sosialisasi dan pendidikan kepada masyarakat (A. Fawai’id Syadzili dkk., 2016).

Seperti yang dikatakan oleh Handayani dalam penelitiannya (Handayani, 2012) bahwa perempuan dapat berperan aktif dalam kegiatan penyelenggaran penanggulangan bencana seperti yang terdapat di beberapa kelompok perempuan diantaranya Muslimat, Aisyiyah, dan sebagainya baik pada masa pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana. Demikian pula dalam organisasi nasional LPBI NU memberikan kesempatan kepada masyarakat terutama kepada perempuan untuk terlibat langsung pada penanggulangan bencana yang dapat dilihat ketika terjadi gempa bumi dan tsunami di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2018 disana laki-laki dan perempuan

(27)

11

mempunyai peran yang sama dalam kegiatan penanggulangan bencana. Para perempuan yang di organisasi LPBI NU termasuk pengurus dan relawan perempuan terlibat aktif di kegiatan tersebut, seperti pada tahap pra bencana perempuan ikut berperan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan mitigasi, ketika tahap darurat perempuan ikut dalam kegiatan assessment kebutuhan bagi para korban bencana, kegiatan dapur umum, serta ada yang terlibat dalam pengelolaan keuangan dengan menjadi staff keuangan untuk program bantuan di Kota Palu dan pada tahap pra bencana di kegiatan rehabilitasi dan rekontruksi perempuan berperan sebagai psikososial.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa perempuan sudah berperan aktif di program penanggulangan bencana termasuk di Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai partisipasi perempuan terhadap penanggulangan bencana gempa bumi di Kota Palu Sulawesi Tengah tahun 2018 dengan mengambil tempat penelitian di Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama dengan judul “PARTISIPASI PEREMPUAN DI LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM NAHDLATUL ULAMA (Studi Kasus Pada Bencana Gempa Bumi, Tsunami dan Likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala Tahun 2018)”.

(28)

12 B. Batasan Masalah

Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau yang menjadi fokus penelitian. Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas dan merambah ke aspek-aspek yang tidak relevan, maka penulis menguraikan batasan masalah yang terkait dengan penanggulangan bencana sebagai berikut:

Banyaknya penelitian yang membahas tentang partisipasi dalam penanggulangan bencana maka untuk memudahkan proses penelitian ini, peneliti akan memfokuskan dan membatasi penelitian ini pada partisipasi perempuan di Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) kemudian subjek yang dipilih adalah pengurus koordinator dan relawan perempuan yang terlibat secara langsung di penanggulangan bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2018.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana partisipasi perempuan di Lembaga Penanggulanggan Becana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama di penanggulangan bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2018?”.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian merupakan hal yang digunakan untuk mengetahui, menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan atau bisa diartikan sebagai sesuatu yang

(29)

13

menjawab dari rumusan masalah. Begitu juga dengan penelitian ini, memiliki tujuan yang ingin dicapai ialah untuk mengetahui bagaimana partisipasi perempuan di Lembaga Penanggulanggan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama terhadap penanggulangan bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Palu, Sigi dan Donggala Sulawesi Tengah tahun 2018.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Akademis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi pengembangan penelitian serupa mengenai program penanggulangan bencana yang responsif gender dan diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan pada jurusan kesejahteraan sosial terkait teori partisipasi dan bentuk partisipasi perempuan dalam penanggulangan bencana.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan dapat menambah informasi untuk penelitian lebih lanjut mengenai partisipasi perempuan dan penanggulangan becana yang responsif gender.

b. Bagi masyarakat, peneliti mengharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan dorongan bagi seluruh lapisan masyarakat dari segi gender, usia, agama dan golongan agar ikut berpartisipasi aktif dalam upaya penanggulangan becana untuk mengurangi risiko dampak bencana.

(30)

14 E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Tinjauan kajian terdahuulu yng menjadi bahan rujukan untuk membantu peneliti menganalisa hasil dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut

Femil Umeidini, Eva Nuriah dan Muhammad Fedryansyah dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Kesejahteraan Sosial, Univrsitas Padjadjaran tahun 2019 mengeluarkan jurnal dengan judul Partisipasi Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana di Desa Mekargalih Kecamatan Jatinangor. Dalam jurnal ini membahas mengenai bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana dan sejauhmana masyarakat peduli terhadap bencana yang menimpa setiap musim penghujan datang. Masyarakat memberikan lima bentuk partisipasi dalam penanggulangan bencana di Desa Mekargalih, Kecamatan Jatinangor yaitu pemikiran, tenaga, keterampilan, barang dan uang. Kelima bentuk partisipasi tersebut sudah diterapkan dan berjalan dengan baik di dalam masyarakat ketika bencana banjir akan datang. Persamaan dalam penelitian ini terletak pada pembahasan mengenai bentuk partisipasi dalam penanggulangan bencana. Perbedaan dalam penelitian ini yaitu pada subjek penelitian, untuk jurnal ini subjeknya adalah seluruh masyarakat sedangkan penelitian ini subjeknya adalah perempuan.

(31)

15

Selanjutnya jurnal Devi Indah Pratiwi dan Meirinawati dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Hukum, Jurusan Administrasi Publik, Universitas Negeri Surabaya tahun 2019 dengan judul Partisipasi Masyarakat Dalam Program Desa Tangguh Bencana (Destana) di Desa Pilangsari Kabupaten Bojonegoro.

Dalam jurnal ini mendeskripsikan bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam program Desa Tangguh Bencana di Desa Pilangsari Kabupaten Bojonegoro. Bentuk partisipasi tersebut antara lain buah pikir, tenaga, harta benda, keterampilan dan sosial.

Partisipasi masyarakat dalam Program Desa Tangguh Bencana di Desa Pilangsari ternyata sudah berjalan cukup baik. Masyarakat mengikuti berbagai kegiatan dalam pengembangan program maupun pelaksanaan program. Masyarakat juga ikut serta aktif dalam menyumbangkan asset yang dimiliki yang secara sukarela diberikan dan dimanfaatkan oleh desa.Masyarakat di Desa Pilangsarijuga memiliki rasa keguyuban yang tinggi mengingat keaktifan masyarakat disana dalam hal gotong-royong pada saat perbaikan tanggul dan juga pada saat terjadi banjir.Meskipun dalam partisipasi buah pikiran dan ketrampilan banyak warga yang belum sepenuhnya terlibat dan berperan aktif. Persamaan dalam penelitian ini terletak pada pembahasan mengenai bentuk partisipasi dalam penanggulangan bencana. Adapun perbedaan dalam penelitian ini terletak pada subjek yang menjadi penelitian,

(32)

16

untuk jurnal ini adalah masyarakat secara keseluruhan sedangkan dalam penelitian ini subjeknya hanya perempuan.

Selanjutnya jurnal dari Juli Sapitri Siregar dan Adik Wibowo dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia tahun 2019 dengan Judul Upaya Pengurangan Risiko Bencana Pada Kelompok Rentan.

menjelaskan bahwa untuk mengurangi risiko dampak bencana pada kelompok rentan adalah dengan harus melibatkan kelompok itu sendiri karena melalui partisipasi mereka kebutuhan dan arah kebijakan pengurangan risiko bencana dapat dirumuskan dengan lebih tepat dan sesuai dengan kebutuhannya. Pemberdayaan dan partisipasi kelompok rentan dalam pengurangan risiko bencana dapat mengurangi kerentanan dan menguatkan ketahanan masyarakat. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama menganalisis mengenai keterlibatan kelompok rentan dalam penanggulangan bencana. Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada subjek penelitian, untuk jurnal ini membahas subjek semua kelompok rentan sedangkan penelitian ini hanya memfokuskan subjeknya pada perempuan.

Terakhir ada Suyito, Redni Putri Meldianto, Siti Anisa dan Tesi Prima dari Humanisma Journal of Gender Studies, Vol. 03, No. 02 tahun 2019 dengan judul Penguatan Kapasitas Perempuan Sebagai Stakeholder Dalam Penanggulangan

(33)

17

Korban Bencana Banjir di Pangkalan. Jurnal ini menganalisis penguatan kapasitas perempuan sebagai stakeholder dalam penanggulangan bencana banjir di Pangkalan Koto Baru 50 kota.

Persamaan dalam penelitian ini terletak pada subjek yaitu sama- sama membahas mengenai perempuan. Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini terletak pada objek penelitian untuk jurnal ini menganalisa mengenai kapasitas perempuan adapun penelitian ini membahas mengenai partisipasi perempuan.

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan. Dalam melalukan penelitian untuk memecahkan masalah dapat menggunakan dua bentuk pendekatan atau metode ilmiah yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif (Nurdin dan Hartati, 2019). Adapun dalam penelitian ini pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Menurut Moelong (2005), penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai macam metode alamiah (Nurdin dan Hartati, 2019).

(34)

18

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono, 2010).

Adapun alasan penulis menggunakan pendekatan kualitatif adalah berdasarkan dengan pengalaman para peneliti dimana metode ini digunakan dengan bertujuan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan suatu peristiwa atau fenomena yang sulit untuk dipahami secara memuaskan (Moelong 1993 dalam Fitriasari dan Nurjannah, 2017). Serta penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena partisipasi perempuan dalam penanggulangan bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Palu, Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2018 yang sesuai dengan apa yang di alami oleh subjek penelitian di Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama yang nantinya hasil akhirnya akan dianalisis dalam bentuk kata-kata dan bahasa.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian, bertujuan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan topik penelitian yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2010).

a. Wawancara

Menurut Esterberg (2002) wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

(35)

19

jawab, sehingga di konstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Esterbeg dalam Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik wawancara terstruktur yang artinya dalam melakukan wawancara penulis sudah menyiapkan pertanyaan wawancara terlebih dahulu sebelum ditanyakan kepada informan. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui gambaran bentuk partisipasi perempuan dalam penanggulangan bencana di Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama.

Wawancara dilakukan secara (daring) melalui telepon atau media sosial (zoom atau whatsapp) secara online mengingat kondisi pandemi covid-19 yang belum usai namun penulis tetap fokus pada aspek yang diteliti yaitu bentuk partisipasi (buah pikir, tenaga, harta benda, keterampilan, dan sosial) perempuan yang dilakukan pada kegiatan program penanggulangan bencana.

Sedangkan alat wawancara yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah buku catatan untuk mencatat jawaban dari semua informan, hp untuk merekam semua percakapan dalam pembicaraan, laptop dan internet yang digunakan untuk menghubungi informan guna melakukan wawancara, dan kamera untuk memotret ketika sedang melalukan wawancara dengan informan atau sumber data.

b. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis pada penelitian ini selanjutnya adalah studi dokumentasi.

Dokumen merupakan catatan atau karya seseorang tentang

(36)

20

sesuatu yang telah lampau yang berkaitan tentang sekompok individu, peristiwa, atau kejadian yang sesuai dengan topik permasalahan yang hendak diteliti (Yusuf, 2016).

Data atau dokumen yang diminta kepada lembaga yang berkaitan dengan kebutuhan penelitian seperti catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen itu berbentuk seperti teks tertulis, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang atau lembaga guna menunjang proses pengumpulan data dalam penelitian ini (Sugiyono, 2010).

3. Sumber Data

Pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu :

a. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari informan dengan wawancara yang terlibat dalam penanggulangan bencana yang dilakukan oleh lembaga pada program penanggulangan bencana (Sugiyono, 2010).

b. Data sekunder

Data sukunder merupakan data yang tidak langsung memberikan data kepada penulis sumber data berupa laporan tertulis yang sudah ada seperti buku, jurnal, dokumentasi foto, catatan, laporan hasil atau sumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian (Sugiyono, 2010).

4. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian

Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama penulis memilih lembaga ini sebagai

(37)

21

tempat penelitian karena di LPBI NU menerapkan pengarusutamaan gender dalam kegiatan penanggulangan bencana artinya di lembaga ini tidak pembedaan antara laki- laki dan perempuan semuanya memiliki kesempatan yang sama dalam upaya penyelenggaran penanggulangan bencana.

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis terhitung sejak 27 Juli tahun 2021 sampai penelitian ini selesai.

Sehingga dalam masa waktu penelitian tersebut maka penulis melakukan wawancara dan studi dokumentasi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan oleh penulis agar mencapai tujuan penelitian.

5. Objek dan Subjek Penelitian

Objek Penelitian adalah isu, problem, atau permasalahan yang dibahas, dikaji, diteliti dalam penelitian (Mukhtazar, 2020) yaitu partisipasi perempuan di kegiatan penanggulangan bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu,Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2018 sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah pengurus atau koordinator dan relawan perempuan di Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) yang terlibat di kegiatannya secara langsung yaitu pengurus perempuan dan relawan perempuan.

6. Teknik Pemilihan Informan

Dalam penelitian ini, penulis memilih informan dengan menggunakan Non Probability Sampling yaitu teknik

(38)

22

pengambilan sampel yang tidak dipilih secara acak, unsur populasi yang terpilih menjadi sampel disebabkan karena sebelumnya sudah direncanakan oleh penulis (Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi Binus University, 2017). Non Probability Sampling terbagi menjadi berbagai jenis, salah satunya adalah jenis Purposive Sampling yang akan penulis gunakan untuk memilih informan dalam penelitian ini.

Teknik Purposive Sampling dilakukan dengan cara menentukan informan yang ditetapkan secara sengaja atau berdasarkan pertimbangan tertentu sehingga informan yang dipilih dapat memberikan informasi yang diinginkan dan sesuai dengan kebutuhan penulis (Sugiyono, 2010). Berikut ini merupakan infroman yang penulis pilih yang sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 1. 1 Informan Penelitian

Informan Data Yang

Didapatkan

Metode Yayah

Ruchayati (sektretaris LPBI NU)

Informasi mengenai kebijakan

pengarusutamaan

gender dan

partisipasi

perempuan dalam tahapan

penanggulangan bencana yang dilaksanakan oleh LPBI NU

Wawancara

Iswar Abidin (DRM Program Manajer) Divisi Pengurangan

Gambaran mengenai partisipasi

perempuan di

Wawancara

(39)

23 Risiko Bencana

LPBI NU

pengurangan risiko bencana LPBI NU Imam Syafi’i

(Operasional Lapangan Tanggap Darurat)

Gambaran umum mengenai

pelaksanaan tanggap darurat bencana

gempa bumi,

tsunami dan

likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah yang dilakukan oleh LPBI NU tahun 2018 dan partisipasi perempuan

Wawancara dan Studi Dokumentasi

Rurid Rudianto (Koordinator Divisi

Rehabilitasi dan Rekontruksi LPBI NU)

Mengenai

rehabilitasi dan rekontruksi

pascabencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah yang dilakukan oleh LPBI NU tahun 2018 di LPBI NU dan partisipasi

perempuan

Wawancara dan Studi Dokumentasi

Relawan Perempuan

1. Nurul 2. Zuliati

Informasi mengenai bagaimana

partisipasi relawan perempuan di penanggulangan bencana LPBI NU terhadap bencana gempa bumi dan tsunami di Kota Palu

Wawancara dan Studi Dokumentasi

(40)

24

Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018

Jumlah 6 Orang

7. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen (1982 :145) dalam (Yusuf, 2016) menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat di informasikan kepada orang lain. Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah teknik analisis data model Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga kegiatan sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Menurut Miles dan Huberman (1984:21-23) dalam (Yusuf, 2016), reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan, pemisahan, dan pentransformasikan data “mentah” yang terlihat dalam catatan tertulis lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, dan mengorganisasikan data dalam satu cara, di mana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Menurut Miles dan Huberman (1984:21-23) dalam (Yusuf, 2016), data display adalah menyajikan sekumpulan informasi yang telah tersusun yang membolehkan penarikan

(41)

25

keimpulan dan pengambilan tindakan. Penelitan kualitatif tidak hanya menyajikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif namun juga menyajikan dalam bentuk dapat berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart. Hal tersebut dapat memudahkan penulis untuk memahami apa yang terjadi dan menyusun langkah selanjutnya yang berkaitan apa yang telah dipahami.

3. Kesimpulan/verifikasi

Penarikan kesimpulan menurut Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2010) merupakan langkah akhir setelah reduksi data dan data display, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya, maka perlu di analisis dan diverikasi data yang sudah terkumpul tentang kebenarannya sehingga di dapatkan kesimpulan akhir yang lebih jelas dan lebih bermakna.

Oleh karena itu, dalam kegiatan penelitian penarikan kesimpulan merupakan tahapan akhir yang bertujuan memperoleh hasil. Maka agar kesimpulan tersebut sesuai dengan tujuan penelitian maka perlu dilakukan verfikasi data yang sudah dikumpulkan untuk uji kebenaran secara terus menerus selama kegiatan penelitian berlangsung.

(42)

26 G. Sistematika Penulisan

Pedoman penelitian ini mengikuti aturan penulisan skripsi yang di putuskan oleh Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507 Tahun 2017 tentang “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.

Penulisan skripsi ini mengikuti pedoman penulisan yang di putuskan oleh Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507 Tahun 2017 dengan aturan dalam penelitian kualitatif sistematika penulisan terbagi ke dalam enam bab yang mana rinciannya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Kajian Terdahulu, Metode Penelitan, dan Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang teori apa saja yang digunakan dalam penelitian ini. Teori yang akan digunakan adalah teori definisi partisipasi, tahapan partisipasi, bentuk partisipasi, faktor yang mempengaruhi partisipasi, bencana dan penanggulangan bencana, definisi perempuan dan partisipasi perempuan dalam penanggulangan bencana.

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang profil lembaga yang terdiri dari profil lembaga Nadhlatul Ulama (NU), sejarah LPBI NU, data umum LPBI NU, visi dan misi, struktur pengurus,program LPBI

(43)

27

NU, standar operational procedure (SOP) penanganan bencana di LPBI NU.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini berisi uraian penyajian data dan temuan penelitian gambaran kejadian bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2018 dan mengenai empat bentuk dan tahapan partisipasi perempuan dalam tahapan penanggulangan bencana dan faktor yang mempengaruhi partisipasi perempuan di LPBI NU terhadap bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2018.

BAB V PEMBAHASAN

Bagian ini berisi uraian temuan data penelitian yang mengaitkan latar belakang, teori, dan rumusan teori baru dari penelitian mengenai empat bentuk dan tahapan partisipasi perempuan dalam tahapan penanggulangan bencana dan faktor yang mempengaruhi partisipasi perempuan di LPBI NU terhadap bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2018.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi simpulan dari penelitian mengenai empat bentuk dan tahapan partisipasi perempuan dalam tahapan penanggulangan bencana dan faktor yang mempengaruhi partisipasi perempuan di LPBI NU terhadap bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2018 dan saran bagi LPBI NU, dan peneliti selanjutnya.

(44)

28 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Partisipasi

a. Definisi Partisipasi

Secara umum partisipasi memiliki arti keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan (Mardikanto dan Soebiato, 2017).

Sedangkan secara harfiah menurut Moeliono dalam (Fahrudin, n.d.) secara harfiah, partisipasi berarti turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikutsertaan atau peran serta dalam suatu kegiatan, peran serta aktif atau proaktif dalam suatu kegiatan. Sementara itu, definisi partisipasi secara luas adalah suatu bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat dalam suatu keseluruhan proses kegiatan secara aktif dan sukarela baik karena alasan-alasan dari dalam dirinya sendiri (intrinsic) maupun dari luar dirinya (ekstrinsik). Lebih lanjut secara terminologi partisipasi masyarakat adalah sebagai suatu upaya melakukan interaksi antara dua kelompok yakni kelompok yang selama ini tidak terlibatkan dalam proses pengambilan keputusan (nonelite) dan kelompok yang selama ini ikut berperan dalam melakukan pengambilan keputusan (elite).

Sementara di dalam kamus sosiologi partisipasi diartikan sebagai keikutsertaan seseorang di dalam kelompok sosial untuk mengambil bagian dari kegiatan masyarakatnya, diluar

(45)

29

dari pekerjaan atau profesinya sendiri. Keikutsertaan tersebut dilakukan sebagai akibat dari terjadinya interaksi interaksi sosial antara individu yang bersangkutan dengan anggota masyarakat lain.

Lebih lanjut definisi dari partisipasi menurut para ahli dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Verhangen (1979) dalam (Mardikanto dan Poerwoko, 2017) menyebutkan bahwa partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang terkait dengan pembagian kewenangan, tanggung jawab dan manfaat. Bertumbuhnya interaksi dan komunikasi itu, dilandasi akan adanya kesadaran yang dimiliki oleh yang bersangkutan mengenai, pertama, kondisi yang tidak memuaskan dan harus diperbaiki, kedua, kondisi tersebut dapat diperbaiki melalui kegiatan manusia atau masyarakatnya sendiri, ketiga, kemampuannya untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dapat dilakukan, keempat, adanya kepercayaan diri bahwa ia dapat berpartisipasi memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi kegiatan yang bersangkutan.

b) Isbandi mendefinisikan partisipasi sebagai keikutsertaan masyarakat dalam proses pengindentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam

(46)

30

proses mengevaluasi perubahan yang terjadi (Siti Hajar dkk., 2018).

c) Menurut Keith Davis merupakan keterlibatan mental/pikiran dan emosi/perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan (Sastropoetro, 1986).

d) Wazir menyatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu (Siti Hajar dkk., 2018).

Sementara itu, dalam kegiatan penanggulangan bencana partisipasi masyarakat merupakan keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman risiko dan dampak bencana mulai dari tahapan pra bencana sampai pascabencana. Masyarakat tersebut didefinisikan sebagai sebuah komunitas yang saling tergantung satu sama lain hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur tak terkecuali masyarakat adat.

Masyarakat itu terdiri dari individu (perorangan) maupun yang berkumpul dalam organisasi atau lembaga (perkumpulan) baik yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan penanggulangan bencana penting sebab masyarakat merupakan salah satu elemen utama dalam penanggulangan

(47)

31

bencana selain aparat (pemerintah) dan dunia usaha (Perka BNPB No 11 Tahun 2014).

Dengan demikian berdasarkan definisi partisipasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi pada dasarnya adalah suatu bentuk keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat dalam suatu kegiatan pembangunan dalam bentuk berupa mental/pikiran dan emosi/perasaan secara aktif dan sukarela, baik karena alasan dari dalam (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik) dalam keseluruhan proses kegiatan yang berkaitan yang meliputi pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta pemanfaatan hasil-hasil dari kegiatan yang telah dicapai.

b. Tahapan Partisipasi

Yadav dalam (Mardikanto dan Soebiato, 2017) menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan terdiri dari empat macam tahapan antara lain:

1. Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan

Pada umumnya setiap program pembangunan masyarakat selalu ditetapkan oleh pemerintah pusat sehingga menyebabkan masyarakat tidak bisa aktif dalam program tersebut yang dapat berdampak pada ketidaktepatan sasaran dan tujuan program. Oleh karena itu perlu disediakan wadah atau forum yang memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan langsung di dalam proses pengambilan keputusan terkait program pembangunan yang dilaksanakan di wilayahnya.

2. Partisipasi dalam Pelaksanaan Kegiatan

(48)

32

Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan yang dimaksud adalah pemerataan masyarakat dalam proses pembangunan baik itu yang bersifat materi maupun non materi, karena yang akan menerima manfaat dari kegiatan pembangunan tersebut adalah seluruh lapisan masyarakat maka dari itu seluruh masyarakat seharusnya dilibatkan aktif dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan tanpa melihat status sosialnya.

3. Partisipasi dalam Pemantauan dan Evaluasi Program Dalam proses pembangunan kegiatan pemantaun dan evaluasi program sangat diperlukan tidak hanya agar tujuannya dapat dicapai seperti yang diharapkan, melainkan juga diperlukan untuk memperoleh umpan balik tentang masalah-masalah dan kendala yang muncul dalam pelaksanaan pembangunan yang bersangkutan.

Dalam hal ini, partisipasi masyarakat sangat diperlukan karena untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan pembangunan kegiatan.

4. Partisipasi dalam Pemanfaatan Hasil Pembangunan Partisipasi dalam pemanfaatan hasil-hasil pembangunan merupakan faktor penting, karena tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kualitas hidup orang banyak, sehingga mendistribusikan hasil-hasil pembangunan di masa yang akan datang. Pemanfaatan hasil pembangunan akan menginspirasi kemauan dan komitmen sukarela masyarakat untuk selalu

(49)

33

berpartisipasi dalam setiap rencana pembangunan di masa depan.

Sedangkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan penyelenggaran penanggulangan bencana meliputi yaitu, pertama, pengambilan keputusan, kedua, memberikan informasi, ketiga, pengawasan, keempat, perencanaan, kelima, implementasi, keenam, pemeliharaan program kegiatan penanggulangan bencana. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaran penanggulangan bencana meliputi tahapan pra bencana, tanggap darurat, pemulihan awal, serta rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana yang dalam melaksanakannya dapat dilakukan secara sendiri-sendiri maupun bersama dengan mitra kerja dan dengan mengutamakan pengarusutamaan pengurangan risiko bencana (PRB) (Perka BNPB No 11 Tahun 2014).

c. Bentuk Partisipasi

Bentuk partisipasi masyarakat menurut Dusseldorp (1981) dalam (Mardikanto dan Soebiato, 2017) diidentifikasikan menjadi beragam bentuk partisipasi yang meliputi:

a) Menjadi anggota kelompok-kelompok masyarakat;

b) Melibatkan diri pada diskusi kelompok;

c) Melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan organisasi untuk menggerakkan partisipasi masyarakat yang lain;

d) Menggerakkan sumber daya masyarakat;

e) Mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan;

(50)

34

f) Memanfaatkan hasil-hasil yang telah dicapai dari kegiatan masyarakat.

Sedangkan secara umum partisipasi masyarakat dapat dilihat dari bentuk partisipasi yang diberikan yaitu pertama, dalam bentuk nyata (memiliki wujud) yang meliputi bentuk partisipasi uang, harta benda, tenaga dan keterampilan. Kedua, partisipasi dalam bentuk tidak nyata (abstrak) yang terdiri dari partisipasi buah pikiran atau pemikiran, sosial, pengambilan keputusan, dan partisipasi representatif (Laksana dan Kunci, 2013).

Bentuk partisipasi dalam proses pembangunan dapat di pilah menjadi lima bagian Ndraha (1990) dalam (Fahrudin, n.d.) sebagai berikut:

a) Partisipasi dalam memperhatikan/ menyerap dan memberi tanggapan terhadap informasi, baik dalam arti menerima dengan syarat, maupun dalam arti menolaknya.

b) Partisipasi dalam perencanaan termasuk dalam pengambilan keputusan.

c) Partisipasi dalam pelaksanaan operasional.

d) Partisipasi dalam menerima, memelihara, dan mengembangkan hasil pembangunan, yaitu keterlibatan masyarakat dalam menilai tingkat pelaksanaan pembangunan sesuai dengan rencana dan tingkatan hasilnya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pasaribu dan Simanjutak (1986) dalam (Fahrudin, n.d.) menjelaskan bahwa sumbagan dalam partisipasi dapat dirinci menurut jenis-jenisnya yang terdiri dari:

(51)

35

a. Partisipasi buah pikiran, yang diberikan partisipasi dalam anjang sono, pendapat, pertemuan atau rapat.

b. Partisipasi tenaga, yang diberikan partisipasi dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain, dan sebagainya.

c. Partisipasi harta benda, yang diberikan orang dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain, dan sebagainya.

d. Partisipasi keterampilan dan kemahiran, yang diberikan orang untuk mendorong aneka ragam bentuk usaha dan industri.

e. Partisipasi sosial, yang diberikan orang sebagai tanda paguyuban, misalnya turut arisan, koperasi, melayat (dalam peristiwa kematian), kondangan (dalam peristiwa pernikahan), nyambungan dan mulang-sambung.

Sementara itu menurut Keith Davis (Sastropoetro, 1986) dalam Hariawan Bihamding (2019 : 7) menggolongkan jenis bentuk partisipasi, yaitu : (1) partisipasi buah pikiran; (2) partisipasi keterampilan/keahlian; (3) partisipasi tenaga; (4) partisipasi harta benda; (5) partisipasi uang. Sependapat dengan diatas oleh Hamidjojo dan Iskandar (Effendy, 1999 : 116) mengemukakan jenis-jenis partisipasi adalah: (1) partisipasi buah pikiran; (2) partisipasi tenaga; (3) partisipasi harta benda; (4) partisipasi keterampilan/kemahiran; (5) partisipasi sosial.

Adapun bentuk partisipasi dalam penanggulangan bencana (Pratiwi dan Meirinawati, 2019) terdiri dari lima yaitu :

(52)

36 1. Partisipasi pemikiran

Partisipasi pemikiran merupakan tahap awal sebelum pelaksanaan kegiatan yakni berupa penyusunan rencana kegiatan berdasarkan ide-ide atau konsep yang diusulkan masyarakat. Wujud partisipasi ini antara lain seperti ikut menyumbangkan ide gagasan atau pemikiran melalui kehadiran dalam rapat atau musyawarah. Bentuk partisipasi pemikiran dalam penanggulangan bencana berupa pemilihan dan penentuan tempat yang digunakan untuk pengungsian, pemasangan pengukuran debit air sungai (Pratiwi dan Meirinawati, 2019).

2. Partisipasi Tenaga

Dalam perencanaan program tentu telah dipertimbangkan terkait tujuan atau sasaran program.

Setelah tujuan dan sasaran tersebut ditentukan hal selanjutnya yang dilakukan adalah pelaksanaan program yang telah direncanakan. Hal yang terpenting dalam pelaksanaan program adalah perlu adanya partisipasi seluruh tokoh masyarakat didalamnya. Bentuk partisipasi tenaga dalam penanggulangan bencana adalah mengikuti sosialisasi, simulasi hingga pelatihan program penanggulangan bencana, gotong royong dalam membersihkan sampah yang menyumbat selokan,membuat tanggul, membantu proses evakuasi terhadap warga, dokumen-dokumen atau barang-barang penting, membantu keamanan warga saat terjadi bencana, membantu penyediaan makanan untuk masyarakat,

(53)

37

membuat tenda pengungsian (Pratiwi dan Meirinawati, 2019).

3. Partisipasi Harta Benda

Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam menyumbangkan harta atau benda yang dimiliki untuk mendukung pelaksanaan program. Dalam partisipasi ini dapat kita lihat kontribusi masyarakat dalam menyumbangkan harta atau benda yang bersifat pribadi untuk kemudian membantu dalam pelaksanaan program.

Bentuk partisipasi harta benda dalam penanggulangan bencana adalah bisa dengan iuran dana sosial untuk korban bencana, pakaian bekas, pembalut untuk kebutuhan perempuan, perahu, sumbangan bahan mentah makanan seperti beras, mie instan dll (Pratiwi dan Meirinawati, 2019).

4. Partisipasi Keterampilan

Partisipasi keterampilan merupakan bentuk partisipasi dalam bentuk sumbangan keterampilan atau keahlian yang dimiliki untuk membantu proses pelaksanaan program. Jenis partisipasi ini dapat dilihat pada saat pelaksanaan program. Bentuk partisipasi keterampilan yang dapat dilakukan dalam penanggulangan bencana adalah keterampilan dalam membuat rakit, untuk perempuan keterampilan memasak, manajemen dapur umum, melakukan pertolongan pertama dan membuat tenda darurat (Pratiwi dan Meirinawati, 2019).

(54)

38 5. Partisipasi Sosial

Partisipasi yang terakhir menurut Abu Huraerah adalah partisipasi sosial. Partisipasi sosial menurut Huraerah (2008) dalam (Pratiwi dan Meirinawati, 2019) yaitu partisipasi yang diberikan orang sebagai tanda paguyuban. Dalam partisipasi sosial ini dapat diartikan merupakan partisipasi yang lebih bersifat kekeluargaan.

Bentuk partisipasi sosial dalam penanggulangan bencana dapat berupa mengikuti kegiatan sosial seperti gotong royong dalam membuat tanggul, membersihkan selokan, mengikuti rapat, dan lain sebagainya (Pratiwi dan Meirinawati, 2019).

d. Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

Slamet (1985) dalam (Mardikanto dan Soebiato, 2017) menjelaskan bahwa tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan ditentukan oleh tiga unsur pokok antara lain:

1. Adanya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi

Pada kenyataannya, banyak program pembangunan yang kurang melibatkan partisipasi masyarakat karena masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk berpartisipasi. Di sisi lain, seringkali muncul kesan bahwa

“informasi” yang disampaikan kepada masyarakat masih kurang tentang kapan dan dengan cara apa mereka dapat atau harus berpartisipasi.

Adapun yang dimaksud kesempatan di sini adalah:

(55)

39

a) Kemauan politik dari penguasa untuk melibatkan masyarakat dalam pembangunan, baik dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, pemeliharaan, dan pemanfaatan pembangunan, sejak di tingkat pusat sampai di jajaran birokrasi yang paling bawah;

b) Kesempatan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan pembangunan;

c) Kesempatan memanfaatkan dan memobilisasi sumberdaya (alam dan manusia) untuk melaksanakan pembangunan;

d) Kesempatan dalam memperoleh dan menggunakan teknologi yang tepat, termasuk peralatan/perlengkapan penunjangnya;

e) Kesempatan untuk berorganisasi, termasuk untuk memperoleh dan menggunakan peraturan, perijinan, dan prosedur kegiatan yang harus dilaksanakan;

f) Kesempatan mengembangkan kepemimpinan yang mampu menumbuhkan, menggerakkan, dan mengembangkan serta memelihara partisipasi masyarakat.

2. Adanya kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi Perlu disadari, apabila sudah menyediakan atau meningkatkan kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan tidak akan berarti jika masyarakat tidak mempunyai kemampuan untuk dapat berpartisipasi.

Sedangkan kemampuan yang dimaksud adalah:

a) Kemampuan untuk menemukan dan memahami kesempatan-kesempatan untuk membangun atau

(56)

40

pengetahuan tentang peluang untuk membangun (memperbaiki mutu hidupnya);

b) Kemampuan untuk melaksanakan pembangunan, yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki;

c) Kemampuan untuk memecahkan masaah yang dihadapi dengan menggunakan sumberdaya dan kesempatan (peluang) lain yang tersedia secara optimal.

3. Adanya kemauan masyarakat untuk berpartisipasi

Kesediaan masyarakat untuk turut berpartisipasi terutama ditentukan oleh sikap mental yang dimiliki masyarakat itu sendiri untuk membangun atau meningkatkan mutu kehidupannya, yang menyangkut:

a) Sikap meninggalkan nilai-nilai yang menghambat dalam kegiatan pembangunan;

b) Sikap terhadap penguasa atau pelaksana program pembangunan pada umumnya;

c) Sikap untuk selalu ingin memperbaiki mutu hidup dan tidak cepat puas diri;

d) Sikap kebersamaan untuk dapat memecahkan masalah, dan tercapainya tujuan pembangunan;

e) Sikap kemandirian atau percaya diri atas kemampuannya untuk memperbaiki mutu hidupnya.

2. Bencana

a. Definisi Bencana

Definisi bencana secara umum adalah suatu kejadian yang ditimbulkan baik oleh faktor alam maupun non-alam yang

Gambar

Gambar 1 1 Kejadian Bencana Tahun 2018 ................................. 2 Gamabr  1  2  Infografis  Gempa  Bumi  dan  Tsunami  Sulawesi  Tengah tahun 2018 .......................................................................
Gambar 1 1 Kejadian Bencana Tahun 2018
Tabel 1. 1 Informan Penelitian
Gambar 4. 2 Peletakan Batu Pertama Pembangunan  Ruhlah

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Oleh karena itu, dilakukan identifikasi postur kerja saat melakukan proses pengisian bahan tambahan tepung berupa vitamin zat additive ke mesin feeder additive

Karena dalam sudut pandang mereka (Pan dan Kosciki) framing ialah sebuah ide yang disangkut pautkan dengan format berbeda dalam sebuah naskah berita, kutipan berita,

Keadaan ini menjadi motivasi untuk memproduksi bahan yang bernilai tambah dari limbah batang jagung yaitu sebagai adsorben alternatif untuk mengurangi kadar

Hasil dari analisis yang dilakukan mendapatkan data faktor beban pelanggan sektor bisnis selama tahun 2019 dengan nilai faktor beban paling rendah terdapat pada

Pada sisi reheater katup pengaman diset lebih rendah dari pada sisi masuknya dengan tujuan yang sama% yaitu men$egah pipa reheater o6erheat Banyaknya katup pengaman dengan ukuran

Pengaruh yang peneliti maksud disini adalah suatu penerapan atau pelakuan atau hubungan sebab akibat yang ditimbulkan dari Aktivitas Pencairan Suasana (Ice Breaking)

Elemen – elemen visual tersebut hadir di segala sektor kegiatan manusia dalam sebuah bentuk unsur elemen visual, yaitu : warna, tipogarafi, bentuk, garis, simbol,

Setelah melewati tahap validasi dan perangkat dinyatakan memenuhi standar kelayakan pengembangan penelitian dilanjutkan dengan uji pengembangan atau uji coba