• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENELAAH STRUKTUR DAN KAIDAH KEBAHASAAN TEKS PROSEDUR MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENELAAH STRUKTUR DAN KAIDAH KEBAHASAAN TEKS PROSEDUR MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Hasil Belajar Teks Prosedur Menggunakan Model Discovery Learning

153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENELAAH STRUKTUR DAN KAIDAH

KEBAHASAAN TEKS PROSEDUR MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING

Indah Wulandari,

SMP Negeri 2 Pontianak Kalimantan Barat Email: indahw1402@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated by several aspects, including the teachers themselves and students. In learning the teacher still uses the conventional model with more dominating learning. Meanwhile, in the aspect of students seen from the low value of students, students are less active, students do not understand the concepts they are learning, students still do not dare to ask or answer questions, and no one dares to express opinions, even students tend to be bored and bored. saturated so that it has an impact on the process and learning outcomes. Therefore, researchers want to provide more interesting learning model innovations. The discovery learning model with the characteristic of making active students is believed to be able to improve and improve student learning outcomes. The research method used in this research is descriptive research. The form of this research is Classroom Action Research (CAR). Data collection techniques used in the form of observation, documentation, and tests. While the data collection tools in this study were in the form of observation sheets, cellphone cameras, and LKPD. Based on the assessment of learning outcomes, there was an increase from cycle 1 to cycle 2. So, classical completeness also increased. On the value of knowledge from 63.5% in cycle 1 to 100% in cycle 2. Then on the assessment of skills, from 75% completeness percentage rose to 100%.

Keywords: Learning Outcomes, Structure and Language Rules of Procedure Text, Discovery Learning Model, Descriptive, CAR.

PENDAHULUAN

PTK merupakan sebuah upaya yang dilakukan seorang guru untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelasnya. PTK penting untuk dilakukan agar terjadi perbaikan dan peningkatan pada peserta didik. Dalam hal ini peneliti menekankan pada adanya peningkatan hasil belajar pada peserta didik. Peningkatan hasil belajar merupakan adanya bentuk perubahan yang lebih baik dari sebelumnya, baik pada segi kemampuan pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Dalam sebuah kegiatan belajar mengajar, tentu kita temui adanya kegiatan pembukaan, inti, dan penutup. Adanya PTK menjadi solusi bagi para guru untuk terus mengembangkan dan memperbaiki kualitas mengajar agar berdampak pada proses dan hasil belajar peserta didik. PTK merupakan sebuah upaya yang dilakukan seorang guru untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelasnya.

Dalam pembelajaran teks prosedur tentu tidak lepas dari kegiatan membaca dan menulis.

Beberapa masalah sering terjadi dalam pembelajaran teks prosedur, diantaranya peserta didik kurang memahami bacaan teks prosedur; peserta didik kurang memperhatikan dan menganggap mudah pokok bahasan tersebut; ketidaktepatan guru dalam menggunakan metode pembelajaran pada saat penyampaian materi, sehingga para peserta didik menjadi cepat jenuh dan semakin tidak berminat untuk memahami bacaan teks prosedur.

Masalah ada pada kemampuan peserta didik kelas VII SMPN 2 Pontianak dalam menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur masih rendah. Hal ini terbukti dengan perolehan nilai

(2)

Peningkatan Hasil Belajar Teks Prosedur Menggunakan Model Discovery Learning

154 harian peserta didik masih banyak yang belum mencapai KKM. Adapun KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 2 Pontianak adalah 80, sementara peserta didik yang memperoleh nilai di atas KKM baru 30% atau sekitar 9 dari 32 peserta didik. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan peserta didik dalam menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur masih rendah.

Pada proses belajar mengajar guru harus memiliki model pembelajaran yang efektif, efisien dan terarah. Dengan adanya proses pembelajaran yang bermakna, maka akan terwujudnya pendidikan yang berkualitas pula. Peserta didik perlu mendapatkan bimbingan, dorongan dan peluang yang sangat memadai untuk melakukan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam sistem pembelajaran dituntut menjadi tenaga profesional. Tentu, selain menguasai konsep materi dan teori, guru juga harus melaksanakan hal yang bersifat teknis terutama pengelolaan pembelajaran sesuai kompetensi guru yang dipersyaratkan, diantaranya adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat.

Keberadaan model pembelajaran pada saat ini dirasakan amat perlu dalam proses belajar mengajar, karena model pembelajaran dianggap sebagai petunjuk mau dibawa ke arah mana pembelajaran tersebut. Pada praktiknya, pendekatan saintifik akan diimplementasikan ke beberapa model pembelajaran yang berbasis saintifik proses. Beberapa model tersebut antara lain inkuiri, eksperimen, dan discovery learning. Di antara banyak model pembelajaran yang ada, peneliti meyakini bahwa model pembelajaran Discovery Learning tepat untuk digunakan dalam meningkatkan hasil pembelajaran menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur.

Model pembelajaran tersebut diyakini dapat meningkatkan kemampuan menelaah struktur dan bahasa teks prosedur peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu juga dapat meningkatkan kreativitas dan keberanian peserta didik dalam berpikir. Keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran bergantung pada beberapa aspek. Salah satunya adalah bagaimana cara seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran. Cara seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran salah satunya adalah berkaitan dengan pemilihan metode. Metode yang dipilih haruslah sesuai dengan materi dan tujuan yang ditentukan. Begitupun dalam penerapan model Discovery Learning harus disesuaikan dengan materi, metode, tujuan, situasi dan kondisi pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : rendahnya nilai peserta didik, peserta didik kurang aktif, peserta didik kurang memahami konsep yang dipelajarinya, peserta didik masih belum berani bertanya maupun menjawab pertanyaan, dan tidak ada pula yang berani mengemukakan pendapat, bahkan peserta didik cenderung bosan dan jenuh sehingga berdampak pada proses dan hasil belajarnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan ini disebabkan guru lebih banyak mendominasi pembicaraan dalam mengajar, kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan menyatakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran dalam hal ini menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur, kemudian guru juga tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, peneliti berupaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan melakukan sebuah penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Menelaah Struktur Dan Kaidah Kebahasaan Teks Prosedur Menggunakan Model Discovery Learning Pada Peserta Didik Kelas VII Smpn 2 Pontianak”

Agar lebih terarah, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini difokuskan tentang peningkatan hasil belajar menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur menggunakan model pembelajaran discovery learning pada peserta didik kelas VII SMPN 2 Pontianak.

Masalah pada penelitian ini kemudian dirumuskan menjadi tiga, yakni bagaimana perencanaan, pelaksaanaan, dan hasil pembelajaran menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur menggunakan model discovery learning pada peserta didik kelas VII SMPN 2 Pontianak.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksaanaan, dan hasil pembelajaran menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur menggunakan model discovery learning pada peserta didik kelas VII SMPN 2 Pontianak.

(3)

Peningkatan Hasil Belajar Teks Prosedur Menggunakan Model Discovery Learning

155 METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

Penelitiandeskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas, objektif, sistematis, dan cermat mengenai fakta-fakta yang diperoleh. Rancangan penelitian deskriptif ini dipilih peneliti untuk memberikan suatu penggambaran yang jelas mengenai peningkatan model pembelajaran discovery learning dalam materi menelaah struktur dan kebahasaan teks prosedur pada peserta didik kelas VII SMPN 2 Pontianak. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK dilakukan sebagai upaya perbaikan dan peningkatan pembelajaran.

Penelitian ini akan dilaksanakan pada mata pelajaran Bahasa Indoenesia di kelas VII SMPN 2 yang beralamat di Jl. Selayar Pontianak Selatan. Penelitian ini direncanakan dan dijadwalkan dari siklus 1 dilakukan pada pertemuan pertama di minggu pertama Bulan November 2021. Kemudian dilanjutkan pada siklus kedua di minggu kedua.

Prosedur Penelitian PTK berdasarkan Arikunto (2013:17) menjelaskan bahwa satu siklus PTK terdiri dari empat langkah yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4) refleksi.

Beberapa sumber data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Guru Bahasa Indonesia sekaligus sebagai peneliti yang bernama Indah Wulandari, S.Pd. dan dibantu oleh rekan sejawat sebagai observer.

2. Para peserta didik kelas VII F yang berjumlah 32 siswa di SMPN 2 Pontianak dengan klasifikasi jumlah laki-laki sebanyak 15 dan jumlah perempuan sebanyak 17.

3. Dokumen Perencanaan Pembelajaran (RPP) 4. Hasil Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Sesuai dengan penelitiannya yang berbentuk kualitatif, data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data deskriptif, yaitu data yang berupa kata-kata dan tindakan guru dan siswa dalam peningkatan hasil belajar dalam menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur pada peserta didik kelas VII SMPN 2 Pontianak. Data tersebut diambil dari data IPKG 1, IPKG 2 dan nilai peserta didik.

Dalam mengumpulkan data, peneliti harus memiliki teknik-teknik tertentu untuk mempermudah proses penelitian. Pada penelitian ini, teknik yang digunakan sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi ini akan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. Observer akan mengamati kegiatan guru dalam proses mengajar menggunakan model discovery learning pada pembelajaran menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur.

2. Dokumentasi

3. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto dokumentasi mengenai pelaksanaan PTK dalam meningkatkan hasil belajar menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur . Data yang dikumpulkan harus valid yang akan dijadikan bukti atau keterangan di dalam melakukan penganalisisan data.

4. Tes

Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian suatu prestasi, dalam hal ini mengetahui pencapaian siswa dalam pembelajaran cerpen setelah diterapkannya model pembelajaran discovery learning.

Alat Pengumpulan Data yang digunakan berupa: 1) Lembar observasi, 2) Kamera Handphone, dan 3) LKPD.

Data yang terkumpul dianalaisis dengan menggunakan teknik deskriptif. Teknik analisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.

1) Perencanaan pelaksanaan pembelajaran dianalisis menggunakan format IPKG 1 untuk mengetahui kemampuan guru menyusun RPP menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur.

(4)

Peningkatan Hasil Belajar Teks Prosedur Menggunakan Model Discovery Learning

156 2) Pelaksanaan pembelajaran dianalisis menggunakan format IPKG 2 untuk mengetahui

kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur.

3) Hasil belajar dianalisis deskriptif komparatif, yaitu menampilkan nilai antarsiklus maupun dengan indikator kinerja, sehingga akan tampak kemajuan yang diperoleh siswa pada setiap siklusnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan data yang diperoleh secara rinci berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMPN 2 Pontianak. Peneliti akan membahas hasil penelitiannya yang meliputi (1) perencanaan pembelajaran menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur peserta didik kelas VII SMPN 2 Pontianak menggunakan model discovery learning (2) pelaksanaan pembelajaran menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur peserta didik kelas VII SMPN 2 Pontianak menggunakan model discovery learning, dan (3) hasil pembelajaran menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur peserta didik kelas VII SMPN 2 Pontianak menggunakan model discovery learning.

Sebelum mengajar, tentu peneliti mempersiapkan perencanaan berupa perangkat yang disiapkan seperti bahan ajar, LKPD, dan dokumen inti yang biasa disebut RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Dalam membuat RPP, peneliti mengacu pada silabus kurikulum 2013. Ada beberapa komponenn atau muatan yang terdapat dalam sebuah RPP. Adapun komponen tersebut berupa identitas mata pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian komopetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, sumber belajar, pendekatan, model, dan metode pembelajaran, media pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar.

Siklus 1 dilaksanakan dalam satu pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 30 menit yaitu pada tanggal 4 November 2021. Dalam perencanaan pembelajaran pada siklus I dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran discovey learning dalam materi menelaah struktur dan kaidah bahasa teks prosedur. Tujuan pembelajaran yang dicapai yaitu peserta didik dapat meningkatkan hasil belajarnya pada materi menelaah struktur dan bahasa teks prosedur. Pada tahap perencanaan pembelajaran, peneliti merencanakan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Beberapa perangkat yang dipersiapkan dalam perencanaan tindakan diantaranya: RPP, instrumen penelitian yang diperlukan, lembar observasi IPKG 1, lembar observasi sikap dan keterampilan, dan persiapan sumber belajar dan media yang dibutuhkan dalam penelitian.

Berdasarkan format standar IPKG baku SMPN 2 Pontianak, dalam instrumen penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang mencakup di dalamnya.

Adapun komponen tersebut berupa: 1) identitas mata pelajaran, 2) pemilihan kompetensi, 3) perumusan indikator, 4) perumusan tujuan pembelajaran, 5) pemilihan materi pembelajaran, 6) metode pembelajaran, 7) pemilihan media belajar, 8) pemilihan sumber belajar, 9) kegiatan pembelajaran, dan 10) penilaian. Berikut ini peneliti akan membahas secara rinci elemen-elemen yang terdapat di dalam komponen tersebut beserta hasil pengamatan dari observer.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan observer, ada beberapa aspek indikator yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki sehingga diperlukan adanya tindakan tambahan pada siklus 2.

Adapun aspek-aspek yang perlu perbaikan ialah pada kesesuaian penggunaan kata kerja opera- sional dengan kompetensi yang diukur, kesesuaian dengan sintak model pembelajaran yang dipilih (4 C), kesesuaian penyajian dengan sistematika materi, dan menilai ketercapaian indikator hasil belajar.

Berdasarkan format standar IPKG yang digunakan, dalam instrumen penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang mencakup di dalamnya. Adapun komponen tersebut berupa: 1) identitas mata pelajaran, 2) pemilihan kompetensi, 3) perumusan

(5)

Peningkatan Hasil Belajar Teks Prosedur Menggunakan Model Discovery Learning

157 indikator, 4) perumusan tujuan pembelajaran, 5) pemilihan materi pembelajaran, 6) metode pembelajaran, 7) pemilihan media belajar, 8) pemilihan sumber belajar, 9) kegiatan pembelajaran, dan 10) penilaian. Berikut ini peneliti akan membahas secara rinci elemen-elemen yang terdapat di dalam komponen tersebut beserta hasil pengamatan dari observer.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan observer pada siklus 2, telah terjadi peningkatan pada siklus 2 dalam beberapa aspek. Adapun aspek-aspek yang telah mengalami perbaikan ialah pada kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur, kesesuaian penyajian dengan sistematika materi, dan menilai ketercapaian indikator hasil belajar. Dengan demikian, tidak diperlukan lagi adanya tindakan atau perbaikan pada siklus berikutnya.

Setelah perencanaan, peneliti melakukan tindakan pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1.

Siklus 1 dilakukan dalam satu pertemuan dengan alokasi waktu 3 X 30 menit. Pertemuan tatap muka dilakukan pada hari Kamis, 4 November 2021. Dalam melaksanakan pembelajaran, secara bersamaan guru juga diamati oleh observer.

Berdasarkan format IPKG 2, dalam penilaian pelaksanaan pembelajaran ada beberapa aspek penting untuk diamati yang menjadi standar penilaian. Aspek tersebut dibagi menjadi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan, aspek yang diamati mencakup apersepsi dan motivasi, serta penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan. Pada kegiatan inti, aspek kriteria yang diamati meliputi penguasaan materi pelajaran, penerapan strategi pembelajaran yang mendidik, penerapan pendekatan saintifik dan model pembelajaran, pemanfaatan sumber dan media pembelajaran, pelibatan peserta didik dalam pembelajaran, melaksanakan penilaian autentik, dan penggunaan bahasa yang tepat dalam pembelajaran. Sementara pada kegiatan penutup mencakup kegiatan penutup pembelajaran. Aspek-aspek yang ada di dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup kemudian dirincikan lagi lebih lengkap dan lebih khusus ke dalam sub kegiatan.

Berdasarkan pengamatan observer di atas, dapat disimpulkan bahwa ada komponen yang masih belum maksimal. Adapun komponen tersebut terdapat pada kriteria apersepsi dan motivasi, bagian mengajukan pertanyaan menantang dan mendemostrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran. Pada bagian kegiatan inti dalam penguasaan materi pelajaran, terdapat kriteria kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan iptek dan kehidupan nyata dan menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konrit ke abstrak).

Selanjutnya pada penerapan strategi pembelajaran yang mendidik, kriteria melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual melaksanakan pembelajaran secara runut dan sesuai alokasi waktu juga masih perlu perbaikan. Pada langkah penerapan pendekatan saintifik dan model pembelajaran discovery learning menyajikan kegiatan peserta didik untuk berkomunikasi baik secara lisan atau tulisan yang masih belum maksimal.

Pada pemanfaatan sumber dan media pembelajaran juga ada bagian yang belum maksimal yaitu dalam guru mampu menghasilkan pesan yang menarik agar berkesan kepada peserta didik dan melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran. Kemudian dalam aspek pelibatan peserta didik, masih belum menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif. Terakhir, dalam kegiatan penutup guru belum maksimal melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan kegiatan lanjutan atau tugas.

Berdasarkan analisis observasi di atas, dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen tersebut perlu peningkatan. Oleh karena itu, diperlukan adanya siklus 2 untuk perbaikan.

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada IPKG 1 maka ditindaklanjuti dengan perbaikan pada IPKG 2 di siklus 2.

Berdasarkan format IPKG 2 yang dilaksanakan pada tanggal 11 November 2021, dalam penilaian pelaksanaan pembelajaran ada beberapa aspek penting untuk diamati yang menjadi standar

(6)

Peningkatan Hasil Belajar Teks Prosedur Menggunakan Model Discovery Learning

158 penilaian. Aspek tersebut dibagi menjadi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Dalam kegiatan pendahuluan, aspek yang diamati mencakup apersepsi dan motivasi, serta penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan. Pada kegiatan inti, aspek kriteria yang diamati meliputi penguasaan materi pelajaran, penerapan strategi pembelajaran yang mendidik, penerapan pendekatan saintifik dan model pembelajaran, pemanfaatan sumber dan media pembelajaran, pelibatan peserta didik dalam pembelajaran, melaksanakan penilaian autentik, dan penggunaan bahasa yang tepat dalam pembelajaran. Sementara pada kegiatan penutup mencakup kegiatan penutup pembelajaran. Aspek-aspek yang ada di dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup kemudian dirincikan lagi lebih lengkap dan lebih khusus ke dalam sub kegiatan.

Berdasarkan pengamatan observer di atas, dapat disimpulkan bahwa pada siklus 2 telah terjadi banyak peningkatan hampir di seluruh aspek. Aspek tersebut meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan, aspek yang diamati mencakup apersepsi dan motivasi, serta penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan. Pada kegiatan inti, aspek kriteria yang diamati meliputi penguasaan materi pelajaran, penerapan strategi pembelajaran yang mendidik, penerapan pendekatan saintifik dan model pembelajaran, pemanfaatan sumber dan media pembelajaran, pelibatan peserta didik dalam pembelajaran, melaksanakan penilaian autentik, dan penggunaan bahasa yang tepat dalam pembelajaran. Sementara pada kegiatan penutup mencakup kegiatan penutup pembelajaran.

Berdasarkan analisis observasi di atas, dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen tersebut telah mengalami perbaikan dan peningkatan. Oleh karena itu, tidak diperlukan lagi adanya tambahan siklus atau tindakan berikutnya.

Berdasarkan data hasil nilai LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) pada siklus 1 diketahui ada 29 peserta didik yang hadir. Tiga peserta didik tidak hadir dikarenakan alasan izin satu orang dan sakit dua orang.

Tabel 1. Nilai LKPD Pada Siklus I

No Jumlah Siswa Nilai LKPD KKM Keterangan

1 9 90 80 Tuntas

2 5 82,5 80 Tuntas

3 5 80 80 Tuntas

4 10 Dibawah KKM 80 Belum Tuntas

Berdasarkan tabel 1. di atas nilai yang dihasilkan pada LKPD dapat dikatakan secara umum sudah cukup baik. Terjadi kenaikan jika dibandingkan dengan hasil prasiklus. Hal ini menunjukkan model pembelajaran yang diterapkan sudah baik. Pemetaan nilai tersebut pun beragam. Peserta didik yang mendapat nilai 90 berjumlah sembilan orang. Kemudian peserta didik yang mendapat nilai 82,5 sebanyak lima orang. Peserta didik yang mendapat nilai pas sesuai KKM 80 ada lima orang juga.

Selebihnya masih ada peserta didik yang tidak tuntas.

Jumlah peserta didik yang tidak tuntas dapat dikatakan cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dari jumlah peserta didik yang belum mencapai ketuntasan mencapai sepuluh orang, walaupun bisa dikatakan nilai yang dicapai tidak begitu rendah. Jika dipresentasekan menjadi 34,5% yang tidak tuntas.

Adapun jumlah nilai keseluruhan berjumlah 2322,5 dengan rata-rata 80. Presentase ketuntasan sebesar 65,5% dan tidak tuntas seperti yang telah disebutkan di atas sebanyak 34,5%. Nilai terendah bernilai 70 dan nilai tertinggi 90.

Setiap peserta didik memiliki minat bakat yang dapat tergambar jelas dalam penilaian keterampilan. Pada dasarnya, keterampilan berbahasa meliputi empat aspek; menyimak, berbicara, membaca, dan menulis yang diimplementasikan kehidupan sehari-hari.

(7)

Peningkatan Hasil Belajar Teks Prosedur Menggunakan Model Discovery Learning

159 Dalam pembelajaran materi struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur, guru megambil nilai keterampilan dari hasil presentasi kelompok. Adapun aspek yang dinilai berupa sistematika presentasi, penggunaan bahasa, ketepatan intonasi dan kejelasan artikulasi. Sistematika presentasi dinilai dari keruntutan penyajian materi. Penggunaan bahasa dilihat dari segi kelancaran dan kebenaran bahasa yang disampaiakan. Sementara ketepatan intonasi dan kejelasan artikulasi dilihati dari kesesuaian saat berbicara, baik dari pelafalan maupun tinggi rendah atau naik turun nada.

Berdasarkan hasil data yang diperoleh masih ada beberapa peserta didik yang belum menguasai penampilannya saat presentasi, baik itu dari segi sistematika presentasi yang kadang masih terbalik atau tidak urut, penggunaan Bahasa Indonesia yang belum lancar, dan intonasi artikulasi yang kurang jelas. Adapun jumlah peserta didik yang masih belum memenuhi standar KKM pada siklus 1 sebanyak tujuh orang. Jika dipresentasekan ketuntasannya menjadi 75%

Dalam kurikulum 2013, penilaian sikap menjadi penilaian utama karena menekankan pada pendidikan karakter. Aspek yang dinilai pada penilaian sikap meliputi aspek religius, percaya diri, tanggungjawab, dan santun. Aspek religius dapat dilihat dari kesungguhan peserta didik dalam berdoa. Aspek percaya diri dapat dilihat dari keberanian dan keyakinan peserta didik dalam tampil berbicara baik bertanya maupun menjawab pertanyaan. Aspek tanggungjawab dapat dibuktikan dari cara peserta didik menyelesaikan tugas yang diberikan. Terakhir, aspek santun dilihat dari cara bersikap dan bertutur kata peserta didik baik sesama kawan maupun kepada guru.

Berdasarkan hasil data penilaian sikap, masih ada beberapa peserta didik yang belum maksimal dalam bersikap. Terutama pada sikap percaya diri, tanggung jawab dan santun. Masih ada peserta didik yang malu untuk tampil, ada juga peserta didik yang mengerjakan tugas tidak tepat waktu, dan ada pula peserta didik yang masih kurang menghargai temannya dengan bersikap kurang sopan.

Berdasarkan hasil analisis observasi di atas, maka disimpulkan dalam penilaian, baik penilaian pengetahuan, keterampilan dan sikap masih belum maksimal. Pada nilai pengetahuan, masih ada beberapa peserta didik yang belum mencapai nilai ketuntasan. Data tersebut ialah terdapat sepuluh peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM 80, yaitu hanya 70 dengan presentase 34,5% ketidaktuntasan.

Sementara pada penilaian keterampilan dan sikap juga mengalami hal serupa. Pada penilaian keterampilan, masih ada tujuh peserta didik yang belum mencapai KKM. Sedangkan pada penilaian sikap juga masih terdapat beberapa peserta didik yang belum maksimal dalam bersikap yang sesuai.

Berdasarkan beberapa faktor yang telah dijelaskan di atas, sebuah kepastian untuk dilakukan perbaikan. Hal ini pulalah yang menjadi dasar perlu dilakukannya peningkatan dan tindakan pada siklus berikutnya, yakni siklus 2

Berdasarkan data hasil nilai LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) pada siklus 2 diketahui ada 29 peserta didik yang hadir. Tiga peserta didik tidak hadir dikarenakan alasan izin dua orang dan sakit satu orang.

Tabel 2. Nilai Hasil LKPD Pada Siklus 2

No Jumlah Siswa Nilai LKPD KKM Keterangan

1 23 100 80 Tuntas

2 6 90 80 Tuntas

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui hasil penilaiannya, peserta didik yang mendapat nilai 90 berjumlah enam orang. Selebihnya 23 orang mendapatkan nilai 100. Hal itu berarti semuanya dinyatakan tuntas karena mendapat nilai di atas KKM dengan standar 80.

Adapun jumlah nilai keseluruhan berjumlah 2750 dengan rata-rata 95. Presentase ketuntasan sebesar 100% dan tidak ada yang tidak tuntas. Nilai terendah bernilai 90 dan nilai tertinggi 100.

(8)

Peningkatan Hasil Belajar Teks Prosedur Menggunakan Model Discovery Learning

160 Berdasarkan hasil data yang diperoleh pada siklus 2, semua peserta didik mengalami peningkatan dan keterampilannya. Peserta didik mulai menguasai penampilannya saat presentasi, baik itu dari segi sistematika presentasi yang kadang masih terbalik atau tidak urut, penggunaan Bahasa Indonesia yang belum lancar, dan intonasi artikulasi yang kurang jelas. Presentase ketuntasan pun menjadi mencapai 100%.

Berdasarkan hasil data penilaian sikap, para peserta didik semakin baikndalam bersikap. Baik itu pada sikap percaya diri, tanggung jawab dan santun. Peserta didik mulai berani untuk tampil, mengerjakan tugas dengan tepat waktu, dan ada menghargai temannya dengan bersikap sopan.

Berdasarkan hasil analisis observasi di atas, maka disimpulkan pada siklus 2 telah terjadi perubahan yang baik atau peningkatan dalam penilaian peserta didik, baik penilaian pengetahuan, keterampilan dan sikap telah mencapai hasil maksimal. Semua telah mencapai ketuntasan.

Berdasarkan beberapa faktor yang telah dijelaskan di atas, maka tidak perlu lagi dilakukan perbaikan sehingga tidak perlu adanya siklus berikutnya.

KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas VII H SMP Negeri 2 Pontianak Selatan, maka diperoleh kesimpulan bahwa perencanaan pembelajaran yang dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan penilaian dari siklus 1 ke siklus 2, pada pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan selama pembelajaran juga peningkatan penilaian berdasarkan pengamatan observer dari siklus 1 ke siklus 2.

Penilaian hasil belajar mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Maka, ketuntasan secara klasikal juga ikut mengalami peningkatan. Pada nilai pengetahuan dari 63,5% pada siklus 1 menjadi 100% pada siklus 2. Kemudian pada penilaian keterampilan, dari presentase ketuntasan 75%

naik menjadi 100%. Begitupun pada penilaian sikap yang memiliki kenaikan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang kiranya bermanfaat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan agar menjadi masukan yang berguna bagi guru agar selalu bervariasi dalam setiap kegiatan pembelajaran, dengan menerapkan model pembelajaran yang kreatif pada pelajaran yang lain, karena melalui model pembelajaran ini terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Perlunya perencanaan yang baik dalam waktu, administrasi, ataupun pengelolaan kelas dalam menggunakan model pembelajaran baik untu penugasan secara individu ataupun kelompok agar segala hambatan dan kendala dapat diatasi. Peserta didik hendaknya selalu dimotivasi untuk dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide pada proses pembelajaran, sehingga dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil yang optimal. Peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan dan mengembangkan model pembelajaran pada materi lain sebagai bentuk upaya perbaikan pendidikan ke depan.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2013.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

(9)

Peningkatan Hasil Belajar Teks Prosedur Menggunakan Model Discovery Learning

161 Danim, Sudarwan. (2010). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta

Hanafiah dan Suhana.2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Hakim,Lukman.2020.“Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Menelaah Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Pendek Peserta didik Kelas IX D SMP Insan Kamil Bogor”. Bogor: FKIP Universitas Swadaya Gunung Jati.

Najibah, Nida. 2018. “Peningkatan Kemampuan Menelaah Struktur Dan Kaidah Kebahasaan Serta Menyajikan Data, Gagasan, Kesan Dalam Bentuk Teks Deskripsi Melalui Model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) (Penelitian Tindakan Kelas Pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2018/2019)”.

Tasikmalaya. FKIP Universitas Negeri Siliwangi.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta. Ar-Ruz Media.

Sugiyono, 2011 . Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Utari R. 2012. Taksonomi Bloom: Apa dan bagaimana menggunakannya? Pusdiklat KNPK, 1–13.

https://www.dosenpendidikan.co.id/hasil-belajar/ diakses pada tanggal 28 Oktober 2021 http://arripple.blogspot.com/2017/02/pengertian-prosedur-menurut-para-ahli.html diakses pada tanggal 28 Oktober 2021

https://serupa.id/discovery-learning/ diakses pada tanggal 29 Oktober 2021

https://www.silabus.web.id/pengertian-peserta-didik/ diakses pada tanggal 29 Oktober 2021

Referensi

Dokumen terkait

 PS: PARTIAL SELL (distribute 25%-50% part of the portfolio, 25%-50% downside probability)  S: SELL (distribute till 100% of the portfolio, higher than 50% downside probability)..

Hamka memahami takdir dengan pengertian yang sama yakni percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam alam ini, atau pada diri kita, baik dan buruk, naik dan jatuh, senang dan

Dengan demikian, produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada lagi pemborosan karena produk tersebut harus dibuang atau dilakukan

Elaborasi konstruk eksternal didasarkan pada penelitian terdahulu mengenai konsep penerimaan teknologi secara umum, konsep penerimaan terhadap aspek halal, konsep

Dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman berupaya selalu meningkatkan kinerja pegawainya, pegawai mempunyai kinerja

Sistem yang dibangun diharapkan dapat menghasilkan performansi yang lebih baik dibandingkan pengukuran sebelumnya di mana evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil korelasi

Perangkat lunak yang dirancang mampu menyisipkan sebuah file gambar dalam format BMP atau JPG kedalam sebuah video digital dengan format AVI dan hasil penyisipan hanya

Penelitian ini dikembangkan dengan mengelola konten berbasis website yang populer dan banyak orang gunakan seperti Wordpress dan Joomla, salah satu yang memungkinkan dan