• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI PR DALAM MENGOPTIMALISASIKAN SDM DI BANDAR UDARA ADI SOEMARMO SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FUNGSI PR DALAM MENGOPTIMALISASIKAN SDM DI BANDAR UDARA ADI SOEMARMO SURAKARTA"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI PR DALAM MENGOPTIMALISASIKAN SDM DI BANDAR UDARA ADI SOEMARMO SURAKARTA

Oleh

Nama : Nunik Ratih Mayasari NIM : D1605115

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya Komunikasi Terapan

PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2008

(2)

PERSETUJUAN

Tugas Akhir Berjudul :

FUNGSI PR DALAM MENGOPTIMALISASIKAN SDM DI BANDAR UDARA ADI SOEMARMO SURAKARTA

Karya :

Nama : Nunik Ratih Mayasari NIM : D1605115

Konsentrasi : Public Relations

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia dan Penguji Tugas Akhir Program DIII Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta,……….2008 Menyetujui

Dosen Pembimbing,

Dra. Christina Tri Hendriyani, Msi NIP. 131 570 291

(3)

PENGESAHAN

Tugas akhir ini telah diujikan dan disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir Program D III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hari : ………

Tanggal : ………

Panitia Penguji Tugas Akhir :

1. ………

Dra. Sri Urip Hariyati,M.si NIP. 131 823 612

Ketua

2. ……..………

Dra. Christina Tri Hendriyani, Msi NIP. 131 570 291

Anggota

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dekan,

Drs. H. Supriyadi, SN. SU NIP. 130 936 616

(4)

MOTTO

q Apabila kamu belum mampu berdiri janganlah kamu mencoba melompat.

q Ketulusan dan kerendahan hati, sanggup mengalahkan segalanya.

q Apabila kita melihat apa yang disinari cahaya, dan apabila kita

mendengar apa yang digetarkan suara maka sesungguhnya kita tak

melihat dan mendengar apa-apa.

(5)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :

Tuhan yang Maha Esa yang telah melindungi dan membimbing

Bapak dan Ibu yang senantiasa memberikan dukungan moril maupun materiil Kakakku tercinta,

Teman-teman seperjuangan

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan kasih dan rahmat-Nya, kiranya penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini dengan selamat dan tak kurang satu apapun.

Dalam Tugas Akhir ini yang berjudul “Fungsi PR dalam Mengoptimalkan SDM untuk Meningkatkan Pelayanan di Bandar Udara Adi Soemarmo Surakarta”.

Disini penulis akan mencoba menggali tentang permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan fungsi PR dalam mengoptimalkan SDM, antara lain potensi yang dimiliki agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesuai dengan keinginan pengguna jasa Bandar Udara Adisumarmo.

Pelayanan yang diberikan oleh Bandar Udara Adi Sumarmo Solo sudah cukup baik dan sesuai dengan keinginan masyarakat, tetapi di sini saya sebagai penulis mengangkat judul Fungsi PR dalam Mengoptimalisasikan SDM di Bandar Udara Adi Soemarmo Surakarta ingin lebih ada peningkatkan pelayanan agar semakin baik dengan mengoptimalkan SDM yang ada, sehingga pengguna jasa Bandar Udara Adisumarmo Solo merasa puas.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, mustahil Tugas Akhir ini dapat tersusun. Sehubungan dengan hal tersebut, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. GM. PT. Persero Angkasa Pura I, Bandar Udara Adisumarmo Solo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan KKM.

(7)

2. Dekan Fakultas ISIP Program DIII yang telah melayani selama penulis menjadi mahasiswa.

3. Ibu Dra. Christina Tri Hendriyani, Msi., selaku dosen pembimbing Tugas Akhir, yang penuh kesabaran membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Drs. Eko Setyanto, Msi., selaku Ketua Jurusan Diploma 3 yang telah melayani penulis selama menjadi mahasiswa.

5. Kepada Ibu Erni Dewayanti, SE. Anasthasia Sulami, SH. dan mbak Iin selaku senior dalam PT. Persero Angkasa Pura I Bandar Udara Adisumarmo Solo yang telah membantu penulis.

6. Bapak Bambang B.S., SE. Bapak Soemarno, SE., Bapak Mino dan Bapak Didik.

7. Seluruh staf PT. Persero Angkasa Pura I.

8. Bapak, Ibu, kakak dan

9. rekan-rekan mahasiswa senasib dan seperjuangan Fakultas FISIP Diploma III Angkatan tahun 2005.

Akhirnya tidak ada gading yang tak retak, penulis dengan segala kerendahan hati menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari sempurna, sehingga segala kritik dan saran, masukan yang berguna bagi kesempurnaan Tugas Akhir ini masih sangat dibutuhkan, semoga dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Surakarta, Mei 2008 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... ... 1

B. Tujuan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Humas / PR ... 6

B. Komunikasi Internal ... 19

BAB III DISKRIPSI LEMBAGA / INTANSI ... 24

A. Sejarah Singkat Berdirinya Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo Surakarta ... 24

B. Visi, Misi, dan Tugas Pokok Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo Surakarta ... 27

C. Manajemen Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo Surakarta ... 29

(9)

D. Spesifikasi Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo Surakarta .. 34

E. Fungsi Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo Surakarta ... 35

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG ... 37

A. Fungsi PR di Bandar Udara Adi Soemarmo Surakarta dalam Mengoptimalkan SDM ... 37

1. Kerjasama-Kerjasama PT. Persero Angkasa Pura I untuk ... 37

Pembinaan SDM ... 37

2. Prosedur Kerja ... 39

B. Pelaksanaan Magang ... 40

1. Kegiatan yang Dilakukan ... 40

2. Kendala yang Dihadapi ... 41

3. Cara yang Dilakukan untuk Mengatasi Kesulitan ... 42

4. Kemajuan yang Telah Dicapai ... 42

BAB V PENUTUP... 43

A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 45 LAMPIRAN

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi dimana dunia penerbangan maju dengan pesatnya yang disertai dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat, seiring dengan hal tersebut diatas, kebutuhan akan pengguna jasa angkutan udara semakin meningkat pula.

Seiring dengan peningkatan pengguna jasa ke bandarudaraan, maka PT (Persero) Angkasa Pura I sebagai pengelola bandar udara perlu sedini mungkin mempersiapkan diri untuk menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan baik dari segi peralatan maupun dari segi sumber daya manusia.

Management Bandara Adi Soemarmo selalu berusaha untuk menjadi bandara internasional yang tetap terjaga kualitasnya. Dengan banyaknya persaingan-persaiangan yang semakin ketat dengan bandara-bandara lainnya dan seiring dengan bertambah majunya zaman dan berkembangnya teknologi Bandar Udara Adi Soemarmo Surakarta harus melakukan pembenahan. Salah satunya dengan melalui PR.

Fungsi PR Bandara Adi Soemarmo Surakarta salah satunya adalah meningkatkan pelayanan dengan mengoptimalkan SDM yang ada, untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam rangka menciptakan kepuasan para pengguna jasa bandar udara Adi Soemarmo Surakarta. PR sangat berpengaruh

(11)

dalam mengupayakan bagaimana meningkatkan mutu pelayanan dengan mengoptimalisasi SDM yang ada supaya para pengguna jasa merasa puas, aman dan nyaman menggunakan fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh bandar udara Adi Soemarmo.

Adapun fasilitas-fasilitas pelayanan yang ada di bandara Adi Soemarmo Solo yang perlu dioptimalkan SDM-nya ada 3 unit pelayanan yaitu :

1. Unit Penerangan dan Komunikasi Umum (Informasi)

Unit informasi merupakan unit yang memberikan pelayanan langsung pada para pengguna jasa bandar udara dimana para pengguna jasa dapat bertanya secara langsung tentang jadwal kedatangan dan tentang letak-letak bagian bandar udara. Peran yang sangat vital unit informasi adalah sebagai media penyampaian informasi tentang kedatangan dan keberangkatan pesawat. Unit informasi juga merupakan unit call center yang memegang peranan utama sebagai penyambung pesawat telepon di dalam atau luar bandara.

Adapun tugas lainnya adalah mengoperasikan Flight Information Display System/FIDS. Pelayanan informasi ini adalah dengan mengoperasikan komputer yang menunjukkan jadwal kedatangan dan keberangkatan pesawat. Disini petugas informasi harus mengetahui perubahan dan pergantian jadwal penerbangan. Pengisian data komputer sesuai dengan pemberitahuan dari pihak airline, yang kemudian baru diumumkan melalui Public Address System (PAS) lalu ditransfer ke layar

(12)

monitor televisi yang tersebar di beberapa tempat di terminal, yaitu terminal A untuk penerbangan domestik dan terminal B untuk penerbangan internasional. Melalui fasilitas ini para pengguna jasa dapat melihat waktu kedatangan, boarding, maupun berangkat. Perubahan sewaktu-waktu jadwal dari maskapai yang ada di Bandara Internasional Adisumarmo juga dapat dilihat melalui layar monitor.

2. Unit AMC (Air Movement Control)

Fungsi unit AMC sangat penting di dalam sebuah bandar udara Tugas unit AMC adalah sebagai pengatur standard parkir pesawat terbang agar lalu lintas dalam bandara berjalan lancar. Unit AMC bekerjasama dengan tower untuk mengetahui kapan pesawat akan loading dan akan take off. Tugas unit AMC yang lain adalah mencatat waktu pesawat landing dan take off. Unit AMC juga bekerjasama dengan pihak airlines.

3. PJP2U (Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara)

Tugas unit PJP2U adalah menjual airpotek. Semua penumpang pesawat udara harus memberi airpotek. Untuk penerbangan domestik perorang dikenakan biaya Rp. 30.000 untuk penerbangan internasional airpotek sebesar Rp. 100.000,- per orang.

Ketiga unit pelayanan diatas memerlukan pengoptimalan SDM agar para pengguna jasa bandar udara Adi Soemarmo Solo merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu pengoptimalan SDM dilakukan melalui penyerapan SDM dilakuakan dengan efektif dan selektif dan

(13)

diperlukan SDM yang memadai sesuai dengan kapasitas pekerjaan yang dilakukan.

Dalam perjalanan usaha PT. Angkasa Pura I telah diterapkan juga gai macam pola pembinaan SDM, termasuk yang diterapkan saat ini yaitu pola pembinaan yang berorientasi pada pencapaian prestasi (merit system). Disaat yang bersamaan terjadi kecenderungan jumlah pegawai yang semakin menurun sesuai dengan kebijakan Zero Growth. Adanya kebijakan tersebut dimaksudkan untuk memberdayakan SDM yang telah ada sebagai upaya meningkatkan kompetensi sehingga selaras dengan pengembangan ukuran prestasi dan produktivitas telah ditetapkan pola penilaian karya pegawai, pola karier serta pola pelatihan dan pendidikan. Tingkat pendidikan dalam PT.

Angkasa Pura I dibedakan dalam kelas pekerjaan. Kelas pekerjaan tertinggi adalah General Manager, dibawahnya ada Manager Operasional dan Tehik dilanjutkan Airport Puty Manager dan yang membawahi Divisi Operasi dan Tehnik.

Dan uraian-uraian diatas penulis membahas masalah pelayanan yang ada di bandar udara Adi Soemarmo Surakarta dengan mengambil judul

“Fungsi PR dalam mengoptimalkan SDM untuk meningkatkan pelayanan di Bandar Udara Adi Soemarmo Surakarta” agar dilakukan pembenahan pada ketiga unit pelayanan tersebut, yang merupakan bagian yang penting dalam sebuah bandara.

(14)

B. T u j u a n

1. Tujuan Umum

a. Memenuhi salah satu syarat untuk menempuh ujian tahap akhir dalam memperoleh Gelar Ahli Madya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Untuk memahami, memantapkan dan mengembangkan team penulis terima dengan penerapan di dunia usaha.

c. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan ketrampilan yang membentuk kemampuan penulis sebagai bekal memasuki lapangan kerja sesungguhnya.

d. Agar penulis dapat mengetahui secara langsung teang pelaksanaan tugas pada bagian pelayanan terminal PT. (Persero) Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo Surakarta.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui peran PR dalam mengoptimalisasi SDM untuk meningkatkan pelayanan pada PT. (Persero) Angkasa Pura I Surakarta.

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. HUMAS / PR

1. Pengertian Humas / Public Relations

Menurut kamus IPR terbitan bulan November 1987, praktek humas atau Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Hal ini berarti Public Relations/Humas merupakan suatu rangkaian yang terorganisir, yang sifatnya tidak sembarangan atau dadakan (Frank Jefkins, 1995 : 8).

Cutlip dan Center dalam bukunya terbaru dengan judul yang sama, tetapi kali ini bersama Glen M. Broom (1985 : 3), menyatakan bahwa :

“Public Relations is the management functions which evaluates public attitudes, identifies, the policies and prosedures of an individual or an organization with the public interst, and plans and axecutes a program of action to earn public understanding and acceptance”. Yang berarti Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik.

6

(16)

Lain halnya dengan definisi dari para wakil-wakil masyarakat Public Relations dari negara-negara barat pada bulan Agustus 1978 bersepakat mengetengahkan definisi yang lebih singkat yang mereka namakan “The statement of Mexico” yang berbunyi sebagai berikut :

“Praktek Public Relations adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi- konsekuensinya, menasehati para pimpinan organisasi, dan melaksanakan program-program yang berencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani baik kepentingan organisasi maupun kepentingan umum.”

(Public Relations practice is the art and social science of analyzing trends, predicting their consequence, counseling organization leaders, and implementing planned programs of action which will serve both the organizations and the public interest) (Raymond Simon, 1984 : 6).

Salah satu pengertian yang hampir sama dan bisa mendukung dalam penulisan ini adalah pengertian humas atau Public Relations yang merupakan suatu pengetahuan yang mempelajari keterampilan dalam berkomunikasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara seseorang atau lembaga dengan publiknya (Kastadi Suhandang, 2004 : 2).

2. Tujuan dan Sasaran Humas a. Tujuan Humas

Mengenai tujuan dari Public Relations ini, di dalam definisi- definisi telah diuraikan yaitu pada prinsipnya bahwa tujuan Public Relations ialah mengembangkan goodwill dan memperoleh opini publik yang favorable, atau menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai publik. Artinya bahwa tujuan dari publik didalam pihak dengan jalan komunikasi yang baik dan puas secara timbal balik (Teguh Meinanda, 1980 : 17).

(17)

b. Sasaran Humas

Sasaran Public Relations adalah pihak intern (internal public) dan publik eksternal (external public). Publik internal adalah orang- orang yang bergiat di dalam organisasi, antara lain para karyawan.

Sudah tentu mengenai publik intern ini antara organisasi yang satu dengan yang lainnya dapat berbeda : misalnya pada perusahaan, selain karyawan, termasuk pula para pemegang saham, pada perguruan tinggi, selain karyawan, termasuk pula para mahasiswa serta anggota- anggota senat, guru besar dan dewan penyantun (Onong Uchjana Effendy, 1986 : 13).

Publik eksternal sebagai sarana kegiatan humas terdiri atas orang-orang atau anggota-anggota masyarakat diluar organisasi, baik yang ada kaitannya dengan organisasi maupun yang diharapkan atau diduga ada kaitannya dengan organisasi (Onong Uchjana Effendy, 2005 : 11).

Publik eksternal yang menjadi sasaran Public Relations ialah para pelanggan (customer), khalayak sekitar (community), instansi pemerintah (government), pers (perss), dan lain-lain kelompok di luar organisasi. Dengan kelompok-kelompok tersebut harus senantiasa diadakan komunikasi dalam rangka memelihara dan membina hubungan yang harmonis dengan mereka. Hubungan baik dengan mereka sama pentingnya dengan hubungan dengan publik intern; turut

(18)

menentukan sukses tidaknya tujuan yang dicapai oleh suatu organisasi (Onong Uchjana Effendy, 1993 : 150).

3. Tugas dan Fungsi Humas

a. Tugas Humas / Public Relations

1) Menyampaikan informasi yang objektif tentang lembaga yang diwakilinya kepada masyarakat luas.

2) Menilai sikap dan pendapat umum tentang lembaga yang diwakilinya.

3) Mengembangkan kreasi perencanaan dan pelaksanaannya.

4) Menciptakan “conditioning” (kondisi yang menguntungkan bagi perusahaan).

5) Bertanggung jawab profesional dan sosial.

6) Profesionalisme yang bermoral, dimana tugas dengan kegiatan yang dilandasi dengan kejujuran, keadilan dan kebenaran.

(Ali Noval, 1986)

b. Fungsi Humas / Public Relations

Bertrand R Canfield dalam bukunya “Public Relation, Priciples and Problems” (1959 : 468), menyebutkan Public Relations mengemban tiga fungsi :

1) It should serve the public’s interest (Mengabdi kepada kepentingan umum)

2) Maintain good communications (Memelihara komunikasi yang baik)

3) And stress good morals and manners (Menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik).

Sedangkan Scott M Cutlip and Allen H Center, dalam

“Effective Public Relations” menyatakan fungsi Public Relations :

“…..The planned effort to influence openion through acceptable performance and two way communications”. Jadi menurut Cutlip and Center bahwa fungsi Public Relations mengandung tiga unsur yaitu :

(19)

1) Mempengaruhi pendapat 2) Penyajian yang dapat diterima 3) Dengan komunikasi dua arah (Onong Uchjana Effendy, 1981 : 74)

Dalam konsepnya fungsi Public Relations officers ketika menjalankan tugas dan operasionalnya, baik sebagai komunikator, mediator, maupun organisator, menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A. dalam bukunya, Hubungan Masyarakat Suatu Komunikologis adalah sebagai berikut (Onong Uchjana Effendy, 1992 : 34) :

1) Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

2) Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik ekstern maupun intern.

3) Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.

4) Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.

5) Operasionalisasi dan organisasi Public Relations adalah bagaimana membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak organisasi maupun dari pihak publiknya.

4. Program Kerja dan Aktivitas Humas

Program kerja dan aktivitas humas menrut Rosady Ruslan S.H (1998 : 133-223) dalam bukunya Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi adalah sebagai berikut :

(20)

a. Proses Rencana Program Kerja

Pada dasarnya tujuan umum dari program kerja dan berbagai aktivitas Public Relations atau humas di lapangan praktik adalah bagaimana upaya menciptakan hubungan harmonis antara organisasi atau perusahaan yang diwakilinya dengan publicnya atau stakeholders – sasaran khalayak yang terkait – pada akhir tujuannya : diharapkan akan tercipta citra positif (good image), kemauan yang baik (good will), saling menghargai (manual apreciations), saling timbul pengertian (manual understanding), toleransi (tolerance) antara kedua belah pihak yang terkait dan sebagainya.

Aktivitas praktisi humas atau Public Relations di lapangan praktik, yaitu sejauh mana kemampuannya untuk berperan sebagai pendengar (listener), penasihat (conslor), komunikator (communicator), dan penilai (evaluator) yang handal dan oleh karena itu pejabat humas atau Public Relations officers sangat penting melihat kemampuannya dalam memecahkan berbagai macam persoalan- persoalan yang dihadapinya.

Menurut Scott M. Cultip & Allen H Center (1982 : 139) yaitu upaya pemecahan persoalan program kerja tersebut melalui “proses empat tahapan atau langkah-langkah pokok” sebagai landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan selanjutnya yaitu sebagai berikut :

(21)

1) Research – Listening (penelitian dan mendengarkan)

2) Planing – Decision (perencanaan dan pengambilan keputusan) 3) Communications – Actions (mengkomunikasikan dan pelaksanaan) 4) Evaluation (mengevaluasi)

b. Perencanaan Program Public Relations

Perencanaan program Public Relations membutuhkan :

1) A searching look back ward, yaitu penelusuran masa lampau untuk menetapkan faktor-faktor yang memegang peranan penting dalam situasi yang sedang terjadi.

2) A deep look inside, yaitu penelaahan terhadap fakta-fakta dan pendapat yang dipertimbangkan, dipandang dari sudut tujuan organisasi dan keabstrakan bobot.

3) A wide look around, yaitu melihat kecenderungan-kecenderungan yang ada pada berbagai aspek (politik, sosial, dan ekonomi) di sekeliling kita, serta situasi dan kondisi saat ini.

4) A loog, long lokk a head, untuk tujuan dan pelaksanaan program organisasi ditentukan.

c. Membina Hubungan Media Pers

Membina hubungan media dan pers (media dan perss relations) merupakan bagian dari fungsi humas, khususnya sebagai alat, pendukung atau media kerjasama untuk kepentingan proses publikasi

(22)

tentang berbagai kegiatan program kerja atau demi kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan pihak publik sebagai sasarannya. Karena peranan hubungan media dan pers dalam kehumasan tersebut dapat sebagai media saluran (channel) dalam penyampaian pesan, upaya peningkatan pengenalan (awarness) dan informasi dari pihak publikasi humas merupakan prioritas utama, dikarenakan salah satu fungsi pers adalah memiliki kekuatan sebagai pembentuk opini (power of opinion) yang sangat efektif.

Aktivitas Public Relations atau Humas yang korelasinya dengan media dan press relations yaitu dalam hal teknik pembuatan produk-produk publikasi, informasi dan berita dalam bentuk seperti : press release, photo press, news letter, news, feature, video release, PR advertising, PR writing, company profile, dan annual report publication.

d. House Journal dan Public Relations Writing (media Public Relations, company profile, annual report, prospektus)

Menulis atau teknik tulis menulis yang berkaitan erat dengan aktivitas atau pekerjaan Public Relations tersebut bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, kemampuan tulis menulis (PR Writing Skill) sangat diperlukan bagi seorang Public Relations Officers atau pejabat humas untuk melaksanakan fungsinya itu harus lebih banyak latihan atau mutlak menguasai dasar-dasar teknik penulisan berita (News

(23)

Writing), untuk pembuatan perss release, artikel, dan feature tersebut dengan menggunakan formula 5W + 1H (yang merupakan singkatan dari What, Who, Where, When, Why dan How), serta struktur kalimat berita dengan sistem “Piramida Terbalik” artinya berita yang dianggap paling pentingletakan paling atas atau di lead atau intro, dan dibatang tubuh terdapat suatu berita.

e. Dokumentasi dan Kliping

Dokumentasi dan kliping merupakan salah satu kegiatan Public Relations yang berkaitan dengan menelaah atau pengamatan, menganalisa, dan kemudian mengevaluasi terhadap perkembangan dari kemajuan bisnis perusahaan atau lembaga, aktivitas-aktivitas dan program acara tertentu baik bersifat komersial maupun non komersial yang telah dimuat atau dipublikasikan diberbagai media massa dan non massa, kemudian disimpan dan sekaligus sebagai sumber segala keteranan atau informasi yang diperlukan sebagai dasar untuk membuat rencana program kerja humas atau Public Relations berikutnya.

Kegiatan dokumentasi dan kliping berita (doklip) dalam Public Relations tersebut merupakan dua kegiatan saling berkaitan erat atau saling menunjang satu sama lainnya untuk keperluan sebagai sumber informasi yang cukup penting mengenai peristiwa (event) dan kegiatan perusahaan lain sebagainya yang kemudian dianalisa, evaluasi dan hingga menyimpannya sebagai bahan pendokumentasian.

(24)

f. Special Events (kegiatan khusus dalam humas)

Menyelenggarakan acara atau kegiatan khusus (special events) dalam humas tersebut yang ingin ditampilkan melalui aktivitas special events itu sendiri. Dalam hal lain, maka kegiatan special events dari humas atau Public Relations tersebut akan mampu memuaskan bagi pihak-pihak lain yang terlibat atau terkait untuk berperan serta dalam suatu kesempatan pada acara khusus (awarness), maupun upaya pemenuhan selera (pleanire) dan menarik simpati atau empati, dan sehingga mampu menumbuhkan saling pengertian bagi kedua belah pihak dan pada akhirnya dapat menciptakan citra (image) positif dari masyarakat atau publik sebagai target sasarannya.

g. Pameran sebagai alat promosi

Pameran adalah kegiatan yang menunjukkan sesuatu kepada orang banyak mengenai keunggulan yang dimiliki sesuatu tersebut.

5. Hubungan dengan Karyawan

Public Relations/Humas harus selalu mengadakan kontak hubungan dan melakukan komunikasi langsung dengan para karyawan, tetapi di Indonesia masih banyak perusahaan yang mengabaikan pentingnya keberadaan atau sasaran kegiatan humas yaitu karyawan.

Menurut Rhenald Kasali (1990 : 72) yang dimaksud dengan karyawan sendiri adalah orang-orang di dalam perusahaan yang tidak memegang jabatan struktural, ia adalah karyawan biasa di bawah komando supervisor atau kepala seksi atau kepala sub seksi.

(25)

Fungsi humas sendiri berkisar pada kegiatan atau aktivitas untuk menciptakan dan mewujudkan hubungan yang harmonis antara pimpinan organisasi dengan para karyawan (Onong uchjana Effendy, 1986 : 141).

“Hubungan karyawan mengusahakan agar program-program yang dibuat bisa mencapai kepercayaan, bantu membantu dan kerjasama kedua belah pihak. Pada umumnya hubungan karyawan bertujuan untuk memberikan spirit atau semangat dan kekuatan batin pada organisasi, membatnu suatu pengabdian atau loyalitas yang baik pada pegawai dan bawahan seluruhnya dalam perusahaan, serta mengatur kerjasama antara berbagai pegawai dan berbagai macam pekerjaan.” (SK Bonar, : 58).

Kegiatan atau aktivitas Public Relations ke dalam perusahaan ini diperlukan untuk memupuk adanya suasana yang menyenangkan diantara para karyawan, komunikasi antara bawahan dan pimpinan atau atasan terjalin dengan akrab dan tidak kaku serta meyakini rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap perusahaan.

Untuk dapat menciptakan keadaan atau suasana yang menyenangkan dan harmonis didalam lingkungan perusahaan atau sekiranya perusahaan melalui kebijaksanaan internal Public Relationsnya berusaha mengadakan (Kashadi Suhandang, 2004 : 74) :

- Pengumuman-pengumuman - Buku pegangan pegawai - Kontak pribadi

- Pertemuan-pertemuan berkala - Kotak suara

- Laporan kepada pemegang saham - Hiburan dan pariwisata

(26)

- Olahraga

- Study tour dan pelatihan

- Hadiah-hadiah dan penghargaan

- Klinik dan apotek bagi kesejahteraan pegawai beserta keluarganya di bidang kesehatan.

- Tempat-tempat ibadah - Sarana-sarana pendidikan

“Employee Relations atau Hubungan dengan karyawan merupakan suatu kekuatan yang hidup dan dinamis yang dibina dan diabadikan dalam hubungan dengan perorangan sehari-hari di belakang bangku kerja tukang kayu, di belakang mesin, atau di bekalang meja tulis. Jadi humas bukan saja duduk di kantornya, melainkan harus berkomunikasi langsung dengan para karyawan.” (Philip Lesly, 1962 : 105)

Pertama, sekalipun kedudukannya dalam pengambilan keputusan tidak besar, karyawan adalah orang yang banyak jumlahnya didalam perusahaan. Karena secara struktural mereka lemah, umumnya karyawan di suatu perusahaan membentuk kelompok informal untuk membela kepentingan mereka. Kelompok ini disebut Paguyuban. Karyawan yang menyatu dan tak mendapat perhatian manajemen akan sangat sensitif.

Mereka dapat melakukan kegiatan yang dapat merugikan perusahaan, seperti pemogokan, mangkir, pengerusakan, atau pertengkaran. Sebaliknya kelompok karyawan yang mendapatkan perhatian yang baik malah besar kemungkinan dapat membantu perusahaan untuk mengatasi hal-hal yang tidak terduga, seperti kebakaran, pencurian, pengerusakan mesin.

Kedua, umumnya karena tingkat pendidikannya rendah karyawan akan sangat mudah untuk disulut isu-isu yang banyak dibicarakan

(27)

umumnya adalah masalah pemutusan hubungan kerja, gaji, tunjangan dan sejenisnya.

Ketiga, karyawan adalah ujung tombak bagi perusahaan hanya dengan memberi perhatian yang baik, perusahaan dapat memperbaiki pelayanannya.

Keempat, dinegara-negara berkembang karyawan merupakan suara potensial dalam pemilihan umum. Karyawan ada kalanya dibela kepentingannya oleh pemerintah yang berkuasa mulai dari standar upah minimum sampai kepada fasilitas kerja.

Kelima, pers umumnya amat bersimpati kepada karyawan yang dilanggar hak-haknya oleh manajemen. Oleh karena itu karyawan tetap merupakan suatu kekuatan dalam perusahaan. Humas umumnya menggunakan MBWA (Managing By Walking Around) untuk memperoleh simpati dari karyawan bila pimpinan puncak terlampau sibuk dengan pekerjaan strategis dari karyawan bila pimpinan puncak terlampau sibuk dengan pekerjan strategis terhadap pihak luar, maka seorang humas harus dapat mencari manager menengah untuk tetap melakukan komunikasi terhadap karyawan. Dan sebelum karyawan membentuk sendiri kelompoknya dengan pihak luar, seorang humas harus dapat menyediakan acara-acara yang sehat seperti rekreasi, olah raga, atau kesenian.

Bagaimanapun juga karyawan membutuhkan wadah paguyuban diantara mereka. Tugas Public Relations adalah menciptakan iklim yang baik agar

(28)

karyawan dapat bekerja dengan aman dan tenang (Rhenald Kasali, 2000 : 72).

B. Komunikasi Internal

1. Pengertian Komunikasi Internal

Komunikasi internal didefinisikan oleh Lawrence D. Brennan (Onong U.E, 1984 : 122) sebagai berikut :

“Interchange of ideas the administrators and its particular structure (organization) and interchange of ideas horizontally and vertically within the firm which gets work done (operation and management). Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen).”

Komunikasi internal adalah komunikasi antara manajer dengan komunikasi yang berada di dalam organisasi, yakni para pegawai, secara timbal balik (Onong U.E., 1993).

2. Dimensi Komunikasi Internal

Dimensi komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal.

a. Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward communication), adalah komunikasi dari pimpinan kepada bawahan

(29)

dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal-balik (two way traffic communication).

Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah (R. Wayne Pace, Don F. Favies, 2001 : 184).

Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi, berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (R. Wayne Pace, Don F. Favies, 2001 : 189).

Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi- instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, penjelasan- penjelasan, dan lain-lain kepada bawahannya (downward communication). Dalam pada itu (upward communication), bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dan lain sebagainya kepada pimpinan.” (Onong U.E., 1984 : 123).

b. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi diantara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja ini meliputi individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama (R. Wayne Pace, Don F. Favies, 2001 : 195).

Komunikasi horizontal ialah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama karyawan, dan sebagainya (Onong U.E, 1984 : 123).

Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal, komunikasi horizontal seringkali berlangsung tidak formal.

(30)

Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu mereka sedang bekerja, melainkan pada saat istirahat, sedang rekreasi, atau pada waktu pulang kerja.

c. Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang (cross communication) atau juga komunikai lintas saluran adalah komunikasi dalam organisasi antara seseorang dengan orang lain yang satu sama lain berbeda dalam kedudukan dan bagian (Onong U.E, 1984 : 123).

Komunikasi lintas saluran yaitu informasi diberikan melewati batas-batas fungsional atau batas-batas unit kerja, dan diantara orang- orang yang satu dengan lainnya tidak saling menjadi bawahan atau atasan (R. Wayne Pace, Don F. Favies, 2001 : 195).

3. Jenis Komunikasi Internal

Komunikasi internal meliputi berbagai cara yang dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis (Onong, U.E., 1984 : 125), yakni : a. Komunikasi Persona (personal communication)

Komunikasi persona ialah komunikasi antara dua orang dan dapat berlangsung dengan dua cara :

1) komunikasi tatap muka (face to face communication) 2) komunikasi bermedia (mediated communication)

komunikasi persona tatap muka berlangsung secara dialogis sambil saling menatap sehingga terjadi kontak pribadi (personal

(31)

contact). Ini disebut komunikai antarpersona (interpersonal communication).

Sedangkan komunikasi persona bermedia adalah komunikasi dengan metnggunakan alat, umpananya telepon atau memorandum.

Karena melalui alat, maka antara kedua orang tersebut tidak terdapat kontak pribadi.

b. Kelompok-Kelompok (Group Communication)

Komunikasi kelompok ialah komunikasi antar seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka. Kelompok ini bisa kecil, dapat juga besar. Oleh karena itu, dalam komunikasi kelompok dibedakan antara kelompok kecil dan komunikasi kelompok besar (Onong U.E, 1984 : 125).

1) Komunikasi kelompok kecil (small group communication)

Komunikasi kelompok kecil ialah komunikasi antara seorang manajer atau administrator dengan sekelompok karyawan yang memungkinkan terdapatnya kesempatan bagi salah seorang untuk memberikan tanggapan secara verbal (Onong U.E., 1984 : 125).

Robert F. Bales dalam bukunya, Interaction Process Analysis, mendifinisikan kelompok kecil sebagai :

“Sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan yang bersifat tatap muka (face-to-face meeting) dimana setiap peserta mendapat kesan atau penglihatan antara satu sama lainnya yang cukup kentara, sehingga dia baik pada saat timbulnya pertanyaan maupun sesudahnya dapat

(32)

memberikan tanggapan kepada masing-masing perseorangan.”

(Onong U.E., 1984 : 126).

2) Komunikasi kelompok besar (large group communication)

“Kelompok besar (large group communication) adalah kelompok komunikan yang karena jumlahnya banyak, dalam situasi komunikasi hampir tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal. Dengan kata lain dalam komunikasi kelompok besar, kecil sekali kemungkinannya bagi komunikan untuk berdialog dengan komunikan.” (Onong U.E., 1993).

(33)

BAB III

DISKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

A. Sejarah singkat berdirinya Bandar Udara Internasional Adisumarmo Surakarta

Bandara Internasional Adisumarmo Surakarta, pada zaman penjajahan merupakan lapangan terbang darurat yang terletak di sebelah barat kota Surakarta (14 km). Dibangun pada tahun 1940 oleh pemerintah Belanda. Pada periode masuknya tentara Jepang ke Indonesia maka lapangan tersebut dihancurkan dan kemudian dibangun kembali oleh Jepang pada tahun 1942 dan digunakan sebagai Basic Militer Penerbangan Angkatan Laut (Kaigun- Bokusha).

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, kesanggupan dan kemampuan menyelenggarakan Penerbangan dimanifestasikan dalam bentuk organisasi yang dinamakan “Penerbangan Surakarta” yang diresmikan pada tanggal 6 Februari 1946 dan bulan Mei 1946 dari “Penerbangan Surakarta” berganti nama menjadi “Pangkalan Udara Panasan” yang dikhususkan pemakaiannya sebagai pusat pangkalan militer.

Menjelang Konferensi PATA tahun 1974, terdapat peningkatan fasilitas penerbangan sehingga fungsinya bertambah menjadi bandara yang juga melayani penerbangan komersial selain Militer. Dasar-dasar penggunaan bersama. “Pangkalan Udara Panasan” diatur dalam SKB MENHAMKAM

24

(34)

PANGCAB, MENHUB dan MENKEU No. Kop/30/IX/1975 dan KM 393/S.PHB-1975 tanggal 21 Agustus 1975.

Berdasarkan surat keputusan KSAU No. SKEP/07/VII/1977 tanggal 25 Juli 1977 Pangkalan Udara Utama/LANUMA Panasan berganti nama menjadi Pangkalan Udara Utama/LANUMA Adisumarmo. Pemakaian nama Adisumarmo diambil guna menghormati jasa-jasa Pahlawan Bangsa Almarhum Kapten Udara Adisumarmo Wiryo Koesoemo. Penerbangan perdana DCC-9 ke/dari Bandar Udara Adisoemarmo diresmikan oleh Menteri Perhubungan pada tanggal 9 Agustus 1986. Sesuai kebijaksanaan pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kepada wisatawan dalam bentuk penambahan fasilitas-fasilitas penunjang. Departemen Perhubungan kemudian menetapkan Bandar Udara Adisumarmo Surakarta sebagai Bandara Internasional yang menyediakan rute penerbangan keluar negeri yaitu ke Singapore dan Malaysia. Hal ini didasarkan pada surat keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KP.2/AU 005/PHB-89 tanggal 31 Maret 1989 dan Menteri Kehakiman No. M. 04-UM.01.05 tahun 1989 tanggal 10 April 1989.

Penerbangan perdana ke luar negeri diresmikan pertama kali pada tanggal 1 Mei dengan tujuan Solo-Singapura yang dilayani oleh PT. Garuda

Indonesia. Namun sekarang penerbangan tujuan Singapura dilayani oleh Silk Air yang menggunakan Tipe Pesawat A-319/A-320 sebanyak 3 kali seminggu yaitu pada hari Selasa dan Kamis pagi, serta Sabtu sore.

Terhitung mulai tanggal 1 April 1992 Bandar udara Internasional Adisumarmo Surakarta, Adi Sucipto-Jogjakarta, dan Syamsudin Noer

(35)

Banjarmasin secara resmi masuk jajaran Perum Angkasa Pura I berdasarkan PP No. 5 tahun 1992. Kemudian pada tanggal 2 Januari 1993 status Badan Hukum Perum Angkasa Pura I menjadi PT. Angkasa Pura berdasarkan PP. 14 tahun 1993. Empat tahun berikutnya yakni pada tanggal 15 Maret 1997 Bandara Udara Internasional Adisumarmo ditetapkan secara resmi menjadi Embarkasi Haji untuk daerah Jateng dan Jogjakarta. PT. Angkasa Pura I mempunyai fungsi sebagai Badan Usaha yang harus senantiasa menyeimbangkan aspek ekonomi dan sosial serta mendorong stabilitas ekonomi negara melalui kemandirian dan efisiensi di tiap sub bidangnya.

Fungsinya sebagai Bandara Internasional juga memiliki peranan penting bagi simbol keramahan bangsa Indonesia dimata dunia. Hal ini dimungkinkan karena Bandara adalah tempat pertama seorang warga negara asing menjejakkan kaki di bumi Indonesia, dimana jika ia menemukan keramahan dan kebanggaan negara yang dituju maka rasa nyaman itu akan tetap terkenang sebagai ciri bangsa kita. Fungsi ganda stabilisator dan dinamisator perekonomian negara memberikan konstribusi penting bagi kita.

Bandara Internasional Adisumarmo merupakan 1 dari 13 bandara di

seluruh nusantara yang dikelola oleh PT. (Persero) Angkasa Pura I.

PT (Persero) Angkasa Pura I merupakan Badan Usaha Milik Negara yang berada pada lingkup Departemen Perhubungan yang berfungsi sebagai badan usaha dan pelayanan jasa kebandaraan. Adapun 13 bandara yang dikelola oleh PT. (Persero) Angkasa Pura I di Indonesia antara lain :

(36)

1. Bandar Udara Ngurah Rai : Cabang Denpasar 2. Bandar Udara Juanda : Cabang Surabaya 3. Bandar Udara Hasanuddin : Cabang Makasar 4. Bandar Udara Sepinggan : Cabang Balikpapan 5. Bandar Udara Franskaisiepo : Cabang Biak 6. Bandar Udara Sam Ratulangi : Cabang Manado 7. Bandar Udara Adisucipto : Cabang Yogyakarta 8. Bandar Udara Adisumarmo : Cabang Solo Surakarta 9. Bandar Udara Syamsudin Noer : Cabang Banjarmasin 10. Bandar Udara Ahmad Yani : Cabang Semarang 11. Bandar Udara Selaparang : Cabang Mataram 12. Bandar Udara Pattimura : Cabang Ambon 13. Bandar Udara El-Tari : Cabang Kupang

B. Visi, Misi dan Tugas Pokok Bandar Udara Internasional Adisumarmo PT (Persero) Angkasa Pura I sebagai Badan Usaha Milik Negara yang mengelola Bandar Udara Adisumarmo Surakrata memiliki visi, misi serta tugas pokok sebagai berikut :

1. Visi Perusahaan

PT (Persero) Angkasa Pura I yang mengelola Bandar Udara Internasional Adisumarmo Surakarta memiliki visi sebagai Gerbang Utama Joglosemar (Jogjakarta-Solo-Semarang) dan Jawa Timur bagian Barat daya. Hal itu

(37)

sesuai dengan rencana kerja dan Anggaran PT (Persero) Angkasa Pura I Jakarta (Kantor Pusat).

2. Misi Perusahaan

Sedangkan misi Bandar Udara Internasional Adisumarmo Surakarta adalah memantapkan peran infrastruktur transportasi udara, aktif dalam mendukung perkembangan investasi, perdagangan dan pariwisata di wilayah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Jogjakarta, dan Jawa Timur Barat Daya.

3. Tugas Pokok Perusahaan

Bandar Udara Internasional Adisumarmo sebagai salah satu badan pemerintah yang memiliki peranan aktif dalam pengembangan transportasi udara, mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan terbaik dan penyediaan fasilitas bagi pesawat udara, penumpang, barang dan pos di bandar udara diberi pelayanan dan fasilitas keselamatan penerbangan.

Tugas pokok PT Angkasa Pura I antara lain :

a. Sebagai badan yang bertugas melakukan penyediaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan segala kegiatan pelayanan jasa operasi lalu lintas udara serta melakukan pembangunan dan pemeliharaan fasilitas tehnik kebandaraan.

b. Sebagai badan yang bertugas menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan pengelolaan keuangan, komersial, dan administrasi pengusahaan jasa kebandarudaraan.

(38)

C. Manajemen di Bandar Udara Internasional Adisumarmo

PT (Persero) Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Adisumarmo Surakarta mempunyai empat bidang penting, dimana dua bidangnya terdiri dari divisi-divisi dan dibagi lagi dalam beberapa dinas yang memiliki unit kerja. Setiap unit kerja itu memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing guna melaksanakan semua tugas sebagai salah satu badan perhubungan nasional.

Susunan organisasi Kantor Cabang PT (Persero) Angkasa Pura I yang terdiri dari :

1. General Manager

2. Divisi Operasi dan Teknik

3. Divisi Keuangan, Komersial dan Umum 4. Officer in Charge / Airport Duty Manager

Empat bidang penting diatas memiliki kedudukan dan tanggungjawab sebagai berikut :

1. General Manager

Kedudukan General Manager adalah kedudukan tertinggi pada tiap-tiap kantor cabang PT. Angkasa Pura I. Pengangkatan dan pemberhentiannya oleh Direksi PT. Angkasa Pura I. General Manager membawahi dan mengawasi seluruh kegiatan Bandar Udara.

2. Divisi Operasi dan Teknik

Divisi Operasi dan Teknik pada kantor Cabang PT. Angkasa Pura I adalah unit yang berada dibawah dan bertanggung jawab pada General Manager

(39)

dan dalam pengelolaan kegiatannya divisi ini dipimpin oleh seorang Manager Operasi dan Teknik.

Fungsi Divisi Operasi dan Teknik antara lain :

a. Melayani jasa operasi keselamatan dan keamanan bandar udara.

b. Mengelola operasi lalu lintas penerbangan (Air Traffic Services) c. Melayani operasi bandar udara (Airport Services)

d. Menyediakan fasilitas teknik umum dan peralatan.

e. Membangun dan memelihara fasilitas elektronika dan listrik bandar udara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Divisi Operasi dan Teknik terbagi atas 5 dinas yaitu:

a. Dinas Keselamatan dan Keamanan Bandar Udara b. Dinas Pelayanan Bandar Udara

c. Dinas Operasi Lalu Lintas Penerbangan d. Dinas Tehknik Umum dan Peralatan e. Dinas Teknik Elektronika dan Listrik

Masing-masing bagian dinas tersbut memiliki tugas sebagai berikut : a. Dinas Keselamatan dan Keamanan Bandar Udara

Dinas ini bertugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan operasi pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran serta pengamanan dan penertiban umum bandar udara.

(40)

Ada dua unit yang tergabung dalam dinas keselamatan dan keamanan, yaitu PKP-PK (Pertolongan Kecelakaan Pesawat dan Pemadam Kebakaran) dan Keamanan Bandar Udara (Security).

b. Dinas Pelayanan Bandar Udara

Dinas ini bertugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pelayuanan operasi sisi udara (air side), sisi darat (land side), terminal dan penerbangan bandar udara.

Ada dua unit yang tergabung dalam dinas ini, yaitu unit Penerangan dan Komunikasi Umum dan Unit AMC (Apron Movement Control).

c. Dinas Operasi Lalu Lintas Penerbangan

Dinas ini bertugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan operasi lalu lintas penerbangan serta menunjang kegiatan pencarian dan pertolongan kecelakaan penerbangan di daerah Azrodrome Zone (ATZ), pelayanan jasa bantuan operasi penerbangan berupa komunikasi penerbangan dan penerangan non aeronautika.

Dinas ini dibantu oleh dua unit, yaitu ATC (Air Traffic Control) dan kompen (Komunikasi Penerbangan).

d. Dinas Teknik dan Umum

Dinas ini bertugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyiapan pakai fasilitas

(41)

bangunan, landasan, tata lingkungan Bandar Udara, mekanikal, air bersih, kendaraan operasi, alat-alat besar serta perbengkelan.

e. Dinas Teknik Elektro dan Listrik

Dinas ini bertugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan, dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyiapan pakai fasilitas teknik keselamatan penerbangan yang meliputi telekomunikasi penerbangan, navigasi udara, radar, elektronika, dan listrik bandar udara yang meliputi sistem pembangkit listrik dan jaringan listrik.

3. Divisi Keuangan, Komersial dan Umum

Divisi ini berfungsi mengelola keuangan komersial, pengembangan usaha, personalia, administrasi dan umum kantor cabang PT (Persero) Angkasa Pura I. Dinas ini bertugas menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan berupa :

- Komersial dan Pengembangan Usaha - Akuntansi dan Anggaran

- Perbendaharaan dan Program Kemitraan Serta Bina Lingkungan (PKBL)

- Personalia, Administrasi dan Umum Divisi ini membawahi beberapa dinas, yaitu : a. Dinas Komersial dan Pengembangan Usaha

Dinas ini memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan dan mengelola komersial bandar udara, karena dinas ini memiliki peran aktif dalam menyelenggarakan kegiatan pengembangan produk

(42)

jasa, pemasaran dan pemungutan pendapatan jasa pelayanan aeronautika serta non aeronautika.

Dinas ini menjalin kerjasama dengan mitra kerja Bandar Udara Internasional Adisumarmo Surakarta termasuk dalam bidang periklanan dan pengaturan bentuk kerja yang nantinya bisa saling menguntungkan. Sebagian mitra kerja tersebut adalah perusahaan airlines atau maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia Airways.

Sriwijaya Air, Lion Air, Silk Air yang memakai fasilitas bandar udara serta mitra kerja lain yang berupa badan usaha atau konsesioner sebagai penyewa yang menambah tersedianya pelayanan jasa bandara, berupa hotel, galeri seni, restoran, souvenir, dan café.

b. Dinas Akuntansi dan Anggaran

Dinas ini bertanggungjawab dalam kegiatan pencatatan dan pelaporan keuangan akuntansi manajemen, akuntansi persediaan dan aktiva tetp serta

c. Dinas Perbendaharaan dan Program Kemitraan serta Bina Lingkungan Dinas ini menjalankan fungsinya dalam menyelenggarakan kegiatan pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas, administrasi dan penyimpanan surat berharga, bukti-bukti kekayaan perusahaan, penghapusan aset, pengelolaan, penarikan dan pencairan piutang, perpajakan, pemotongan dan penyetoran iuran pegawai, penyimpanan dan pengeluaran barang persediaan di gudang dan dukungan administrasinya serta penyaluran dana dan pengendalian PKBL.

(43)

d. Dinas Personalia dan Umum

Dinas ini berfungsi menyelenggarakan kegiatan pengelolaan personalia, ketatausahaan kantor, hukum, hubungan masyarakat, sistem informasi managemen (SIM), pengelolaan data dan laporan, pelayanan dan penyiapan fasilitas umum pekantoran dan pergudangan barang dan jasa yang bersifat umum.

4. Officer In Charge (OIC)/Airport Duty Manager (ADM)

Officer in Charge (Oic) merupakan staff fungsional yang berfungsi menanggulangi masalah pelayanan operasional kebandarudaraan selama waktu berlangsungnya kegiatan pelayanan operasi bandar udara, yang menjalankan tugasnya secara bergiliran.

IOC adalah wakil kepala cabang dalam melakukan tugasnya, terutama apabila kepala cabang tidak ada di tempat serta mengurusi tugas-tugas kepala cabang di luar jam kantor. OIC di Bandar Udara Adisumarmo berjumlah tiga orang.

D. Spesifikasi Bandar Udara Internasional Adisumarmo Surakarta 1. Nama Bandar Udara : Adisumarmo (Bandar Udara Internasional)

Telephone : (0271) 780715, 780714, 780400 Telex : 25201 PAPSLO

Facsimile : (0271) 780058

Alamat : Bandar Udara Adisumarmo Surakarta Tromol Pos 800 kode pos 57108 email : soc@angkasapuraI.co.id

(44)

2. Klasifikasi bandar udara : kelas II A 3. Lokasi-luas : 07.31’04” LS/110.45’18”BT

Luar bandar udara : 50,99 Ha 4. Elevasi : 421 feet

5. Kode ICAO/IATA : WRSQ/SOC

E. Fasilitas Bandar Udara Internasional Adisumarmo Surakarta

Bandar udara Adisumarmo merupakan bandar udara kelas internasional dengan fasilitas antara lain :

1. Landasan berdimensi 2.600 x 45 meter yang mampu didarati pesawat Boeing 747/300.

2. Apron seluas 55.48,50 m2 yang terbagi dalam empat apron, yaitu apron Alpha, Bravo, Charlie, dan Delta yang mampu menampung pesawat dengan tipe B-737, F-28, F100, MD-82, B-767, A-320, A-330, B-747 dan untuk operasional TNI AU.

3. Terminal penumpang yang terbagi menjadi dua, yaitu terminal internasional seluas 764 m2 dengan kapasitas 22.500 pax per tahun dan terminal domestik seluas 1.428 m2 /DTO 2.052 m2 dengan kapasitas 78.500 pax per tahun. Sedangkan untuk terminal cargo memiliki luas 768 m2.

4. Parkir kendaraan seluas 3.473 m2 dan pelataran GSE (Ground Support Equipment) seluas 236 m2.

(45)

5. Telekomunikasi penerbangan menggunakan VHR, HF SSB, VHR-ER, VSAT, ADC AMC, TELEPRINTER, RECORDING SYSTEM, FASIMILI, dan radio VHF portable sejumlah dua unit.

6. Navigasi udara (NDB, DVOR, DME, ILS, ATIS)

7. AIRFIELD LIGHTING (Approach light, runaway light, PAPI, REILS, SQFL, taxiway light, apron flood light) rotating beacon, signal area.

8. Listrik yang meliputi suplai listrik dari PLN 943 KVA dan Genset 868 KVA.

9. Persediaan air dari PDAM, deep well.

10. Fasilitas pengamanan antara lain X-ray, walk Through, Explosive Detector, Handy metal, Detector, Stick gas, Air Teser, dan Borgol.

11. PKP-PK memiliki fasilitas CAT-VIII dengan armada 6 unit, antara lain dengan konfigurasi Foam Tender sebanyak tiga unit, Nurse Tender satu unit (TNI-AU), Rescue tender sebanyak dua unit, dan Comando Car satu unit serta ambulance satu unit.

12. Fasilitas penunjang lain yaitu gedung CIP

13. Fasilitas penunjang terminal yaitu kantor imigrasi, bea cukai, karantina, degunag cargo.

14. Pelayanan umum meliputi: bank, konsesioner, dan telepon umum.

(46)

BAB IV

PELAKSANAAN MAGANG

A. Fungsi PR di Bandar Udara Adi Soemarmo Surakarta dalam Mengoptimalisasikan SDM

Fungsi PR dalam Bandar Udara Adi Soemarmo Surakarta sangat penting. Salah satu tugas PR dalam Bandar Udara Adi Soemarmo Surakarta adalah mengoptimalisasikan SDM untuk meningkatkan pelayanan. Pelayanan harus selalu ditingkatkan agar para pengguna jasa Bandar Udara Adi Soemarmo Solo merasa puas, aman dan nyaman. Oleh karena itu fungsi PR disini adalah meningkatkan SDM dengan mengoptimalkan SDM yang ada pengoptimalan SDM dilakukan dengan beberapa cara, antara lain mengadakan kerjasama-kerjasama dengan lembaga terpercaya di bidangnya untuk membina SDM yang ada agar menjadi tenaga yang handal di bidangnya. Selain mengadakan kerjasama PT. Persero Angkasa Pura I juga mempunyai prosedur kerja yang menjadi pedoman bagi seluruh karyawan dalam memberikan pelayanan.

1. Kerjasama-kerjasama PT. Persero Angkasa Pura I untuk Pembinaan SDM

Untuk meningkatkan kompetensi SDM yang ada maka diupayakan dengan melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga terpercaya dibidangnya baik lembaga dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri, seperti :

(47)

a. Lembaga dalam negeri

1) Lembaga manajemen UI Jakarta 2) Sekolah Tinggi Manajemen Jakarta

3) Sekolah Tinggi Manajemen Prasetya Mulya jakarta 4) Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug 5) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan Udara b. Lembaga luar negeri

1) International Aviation Organizational (ICAO) 2) Singapore Aviation Academy (SAA)

3) Aminef USA

4) NZODA New Zealand 5) JIAC Jepara

Untuk menciptakan hubungan kerja yang kondusif maka antara manajerial dan serikat pekerja ditetapkan sebuah perjanjian kerjasama.

Demi lebih memberikan kepastian kompetensi dari setiap pegawai dan manajerial dinas pelayanan terutama di Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo Surakarat maka setiap posisi pekerjaan memiliki standar kualifikasi yang harus dipenuhi yaitu :

a. Asisten Manager Pelayanan Bandara 1) Sarjana / SI (Strata I)

2) Mengikuti Diklat Manajerial Muda

3) Mengikuti Diklat Manajerial Tingkat Madya

(48)

b. AMC (Air Movement Control) 1) SLTA

2) Mengikuti Diklat AMC 3) Mengikuti Diklat Manajemen c. Penerbangan dan Komunikasi Umum

1) SLTA

2) Mengikuti Diklat AIO (Airport Information Officer) 3) Mengikuti Diklat Advance English Aviation

d. PJPJU (Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara) 1) SLTA

2) Mengikuti Diklat PJP2U

3) Mengikuti Diklat Advance English Aviation 2. Prosedur Kerja

Pedoman di dalam tugas pelayanan kepada pelanggan, baik disisi udara maupun sisi darat/terminal adalah Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Udara Nomor : SKEP/100/XII/1995, tentang Peraturan dan Tata Tertib Bandar Udara, juga keputusan Direksi PT (Persero) Angkasa Pura I nomor : KEP.1381/KU.20.1.5/1996, tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Jasa Pelayanan Penumpang Pesawat Udara, serta digunakan petunjuk kerja lainnya yang berkaitan dengan pemberian jasa pelayanan bandar udara.

(49)

B. Pelaksanaan Magang

1. Kegiatan yang Dilakukan

Penulis sudah melakukan kuliah kerja media/magang di Bandar Adi Soemarmo Solo selama kurang lebih 2 bulan, mulai tanggal 1 Februari sampai 31 Maret. Adapun tugas-tugas yang telah dilakukan oleh penulis dalam melakukan kuliah kerja media di bandara Adi Soemarmo Solo.

Adapun tugas yang telah dilakukan diuraikan berikut ini.

Pada bulan pertama penulis ditempatkan di unit informasi tugas- tugas yang telah dilakukan, antara lain :

a. Sebagai operator yang bertugas menyambungkan telepon ke nomor- nomor ekstensi yang dituju.

b. Mencatat jam keberangkatan dan kedatangan pesawat terbang.

c. Melayani penjualan karcis peron seharga Rp. 20.000 untuk pengguna jasa bandarayang masuk ke arah waiting room.

d. Menyetorkan hasil penjualan pos harian/peron kepada kasir dan memberikan lampiran ke dinas komersial, dinas pelayanan dan dinas PKBL.

e. Menerima informasi dari Airlines apabila ada pesawat yang mengalami keterlambatan, agar kita bisa memberikan infomrasi pada para calon penumpang.

Pada bulan ke-2 penulis berpindah dari Unit AMC (Air Movement Control). Tugas-tugas yang telah dilakukan :

(50)

a. Mendapat pengarahan dan penjelasan dari senior tentang tugas-tugas apa saja yang dilakukan di bagian AMC.

b. Menyampaikan informasi kepada para operator mengenai hal-hal yang berkaitan dengan adanya kegiatan di Apror.

c. Mencatat kedatangan pesawat di loong book mengenai register, jenis pesawat, stand parking blook on dan blook off pesawat.

d. Check Apron dan taxi way, mengecek terminal domestik maupun internasional.

2. Kendala yang Dihadapi

Kendala yang dihadapi penulis di Unit Informasi adalah : a. Belum hafal nomor-nomor ekstensi telepon intern (paralel).

b. Belum hafal jadwal kedatangan dan keberangkatan pesawat.

c. Agak sulit mengatasi komplain dari para customer yang meminta informasi apabila ada pesawat yang terlambat/batal.

d. Berkomunikasi dengan bahasa Inggris pada waktu berhadapan dengan orang asing.

e. Kurang paham dengan istilah-istilah penerbangan.

f. Kurang paham dengan hitungan waktu UTC.

g. Masih merasa canggung dengan senior.

h. Masih merasa canggung menggunakan peralatan di Unit ACM seperti HT (Handly Talky).

(51)

3. Cara Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Kesulitan

a. Bertanya kepada senior untuk mendapatkan pengarahan tentang proses kerja di bagian informasi dan AMC.

b. Mengamati cara kerja pada bagian informasi dan AMC.

c. Meminta informasi kepada Airlines bila ada pesawat yang mengalami keterlambatan.

d. Bertanya kepada senior untuk mendapat pengarahan tentang perhitungan waktu UTC.

e. Bertanya kepada senior untuk mendapat pengarahan tentang penggunaan alat-alat yang ada di Unit AMC seperti penggunaan HT.

4. Kemajuan yang Telah Dicapai

a. Mengetahui cara kerja di bagian informasi maupun AMC dan mampu melaksanakan tugas-tugas yang ada di bagian informasi dan AMC.

b. Sudah bisa mengatasi komplain dari para customer.

c. Sudah lebih paham tentang istilah-istilah penerbangan.

d. Mengetahui jadwal kedatangan dan keberangkatan pesawat.

e. Mengetahui sebab/alasan apabila ada pesawat yang mengalami keterlambatan.

f. Sudah paham tentang perhitungan waktu UTC.

(52)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penempatan personil dalam unit pelayanan di Bandara Adi Soemarmo Surakarta kurang dimaksimalkan.

2. Adanya kenaikan gaji pegawai untuk menambah semangat bekerja.

3. Adanya tunjangan untuk keluarga, misalnya tunjangan pendidikan, kesehatan dan masa kerja.

4. Peralatan yang sudah lama atau rusak diganti dengan peralatan yang siap pakai dan tidak mengalami masalah agar pekerjaan tidak terhambat.

5. Pengoptimalan SDM harus selalu dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan.

B. Saran-Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan untuk pembenahan pelayanan di bandara Adi Soemarmo Solo adalah sebagai berikut :

1. Fungsi PR dalam Bandara Adi Soemarmo Solo supaya terus ditingkatkan untuk meningkatkan mutu pelayanan.

(53)

2. Kepuasan pelanggan sangat mempengaruhi citra perusahaan.

3. Fasilitas di dalam terminal supaya dibenani agar pengguna jasa bandar udara Adi Soemarmo Solo merasa nyaman dan aman.

4. Peningkatkan mutu pelayanan dalam Bandara Adi Soemarmo Solo harus disertai SDM yang memadai dan sesuai dengan kriteria pekerjaan.

5. Semakin berkembangnya teknologi yang canggih, hendaknya peralatan dalam Bandara Adi Soemarmo menyesuaikan dengan bandara-bandara lain.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Canfield, Bertrand R. 1995. Public Relations, Prinsiples, and Problems. Dikutip oleh Ronald E. Wolseley & Lourence R. Campbell, third editions Exploring Journalism, Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, N.J.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya. Bandung.

_____________________. 2002. Hubungan Masyarakat, Suatu Studi Komunikologis. Remaja Rosdakarya. Bandung.

_____________________. 1993. Human Relations dan Public Relations. Mandar Maju. Bandung.

_____________________. 1981. Human Relatons dan Public Relations dalam Manajement. Alumni. Bandung.

Jefkins, Frank. 1995. Public Relation. Erlangga. Jakarta.

Kasali, Rhenald. 1990. Manajemen Public Relations. Grafiti. Jakarta.

Meinanda, Teguh. 1980. Tanya Jawab Pengantar Public Relations. Armico.

Bandung.

Noval, Ali. 1986. Buku Materi Pokok Hubungan Masyarakat Modul 1-3.

Universitas Terbuka DEPDIKBUD. Jakarta.

Pace R. Wayne, Faulse Don F. 2001. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Ruslan, Rosady S.H,. 1998. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi). Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Simon, Raymond. 1984. Public Relations, Concepts & Practices, third edition.

New York. Singapore.

Suhandang, Kustadi. 2004. Public Relations perusahaan. Kajian Program Implementasi. Nuansa. Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Delusi Stockroom berdiri pada tanggal 1 Agustus 2016. Delusi Stockroom merupakan distribution store yang menjual berbagai produk kekhasan anak-anak remaja. Ciri

Penelitian ini dilatar belakangi oleh fakta sejarah yang menjelaskan tidak semua yang disebut hadits itu benar-benar berasal dari Nabi, dan tidak semua hadits

Ini menggambarkan bahwa proses administrasi perkara yang berlaku di Pengadilan Agama Sumber telah berjalan sebagaimana mestinya sehingga semua berkas yang

Yang membedakan antara penelitian ini dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya adalah belum ada penelitian yang mengkaji penggunaan energi pada ukm batik secara

Untuk setiap putaran baik dengan media pendingin oil cooler maupun media pendingin air dibandingkan antara mesin diesel yang menggunakan pendingin oli (oil cooler) maka

di bidang penyediaan data dan informasi statistik yang berkualitas, sedangkan Program PSPA BPS bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan sarana dan prasarana

Kesimpulan dari penelitian bahwa biosurfaktan terbaik dengan konsentrasi minimal media limbah minyak goreng sebanyak 20% dengan masa inkubasi 24 jam dan efektifitas

Namun saat ini tidak banyak orang yang mengetahui cara melakukan teknik akupuntur ini, karena butuh keahlian khusus untuk bisa melakukan pengobatan ini dan teknik