• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI WISATA PANTAI BULBUL TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA LUMBAN BULBUL KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KONTRIBUSI WISATA PANTAI BULBUL TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA LUMBAN BULBUL KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR SKRIPSI"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI WISATA PANTAI BULBUL TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA LUMBAN BULBUL

KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Universitas Sumatera Utara Oleh:

HERMAN PANGGABEAN 140902056

DEPARTEMEN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)

KONTRIBUSI WISATA PANTAI BULBUL TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA LUMBAN BULBUL

KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dalam Program Studi Kesejahteraan Sosial

pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Oleh

HERMAN PANGGABEAN 140902056

DEPARTEMEN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(3)

Judul Skripsi : KONTRIBUSI WISATA PANTAI BULBUL TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA LUMBAN BULBUL KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR

Nama Mahasiswa : Herman Panggabean

Nim : 140902056

Departemen/Prodi : Kesejahteraan Sosial

Menyetujui, DOSEN PEMBIMBING

Dr. Bengkel, M.Si NIP. 19630103 198903 1 003

KETUA DEPARTEMEN

Agus Suriadi, S.Sos, M.Si NIP. 19670808 199403 1 004

WAKIL DEKAN I FISIP USU

Husni Thamrin, S.Sos, M.SP NIP. 19720308 200501 1 001

(4)

Telah diuji pada Tanggal:

PANITIA PENGUJI SKRIPSI Ketua :

Anggota :

(5)

PERNYATAAN

Judul Skripsi

KONTRIBUSI WISATA PANTAI BULBUL TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA LUMBAN BULBUL

KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, Januari 2019 Penulis,

Herman Panggabean Materai

6000

(6)

KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi wisata Pantai Bulbul terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Lumban Bulbul. Tipe penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode penelitian eksplanatif yang bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis yaitu adakah kontribusi wisata pantai bulbul terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Lumban Bulbul Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 187 orang. Untuk mewakili populasi yang ada, peneliti mengambil sampel berjumlah 65 orang yang diperoleh menggunakan teknik penarikan sampel Purposive Sampling. Penetapan kriteria sampel adalah mereka yang bekerja sebagai penyedia barang dan jasa wisata dan mereka yang sudah menikah dan memiliki anak. Data di kumpulkan dengan menggunakan kuesioner dengan skala Likert. Uji persyaratan analisis menggunakan uji validitas, uji realibilitas dan uji normalitas. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana yang diperoleh persamaannya yaitu Y

= 14.714 + 087 X. diperoleh a 14.714 dan b 0.87 bertanda positif, maka setiap X (Kontribusi Wisata) mempengaruhi Y (Kondisi Sosial Ekonomi) sebesar 0.87.

Berdasarkan uji hipotesis t-Statistik bahwa ada Kontribusi Wisata dengan nilai t hitung > t Tabel (8.809 > 1.997) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil perhitungan statistic nilai R-Square sebesar 0.552 atau 55.2% yang artinya Wisata Pantai Bulbul memberikan Kontribusi terhadap Kondisi Sosial Ekonomi sebesar 55.2% sedangkan sisanya 44.8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Kata Kunci : Kontribusi, Sektor Wisata, Sosial Ekonomi

(7)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine how much the contribution of Bulbul Beach tourism to the socio-economic conditions of the community in Lumban Bulbul Village. This type of research is classified as quantitative research, using explanatory research methods that aim to test a theory or hypothesis, namely is there a contribution of Bulbul beach tourism to the socio-economic conditions of the community in the Village of Lumban Bulbul, Balige District, Toba Samosir Regency. The population in this study was 187 people. To represent the existing population, researchers took a sample of 65 people obtained using Purposive Sampling sampling techniques. Determination of sample criteria are those who work as providers of tourist goods and services and those who are married and have children. Data was collected using a questionnaire with a Likert scale. Test requirements analysis using validity test, reliability test and normality test. The analytical method used is a simple regression analysis obtained by the equation that is Y = 14.714 + 087 X. obtained a 14.714 and b 0.87 are positive, then each X (Tourism Contribution) affects Y (Socio-Economic Condition) of 0.87. Based on the t-hypothesis hypothesis test that there are Tourism Contributions with t count> t Table (8,809> 1,997) then Ho is rejected and Ha is accepted. The results of the statistical calculation of the R-Square value are 0.552 or 55.2%, which means that Bulbul Coast Tourism contributes to the Socio-Economic Condition of 55.2% while the remaining 44.8% is explained by other variables not examined.

Keywords: Contributions, Tourism Sector, Socio-Economic

(8)

melimpahkan segala berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Dia yang telah menuntun dan membimbing penulis, sekalipun tak pernah Dia tinggalkan walau dalam keadaan terpuruk, Dia Bapa yang selalu ada dan selalu setia hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi i ni dengan baik dengan judul “Kontribusi Wisata Pantai Bulbul Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Lumban Bulbul Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir”.

Dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua Orangtua penulis, Ayahanda Hotlan Panggabean serta terkhusus kepada yang teristimewa dan tak tergantikan Ibunda Norma Napitupulu yang telah membesarkan dan merawat penulis dengan penuh cinta dan kasih sayang yang tak terhingga sepanjang masa.

Dukungan dan doa yang setiap hari dihanturkan ibu kepada penulis sehingga penulis diberi kelancaran dalam menyelesaikan pendidikan. Semoga sehat selalu dan panjangumur, juga penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada saudara sedarah penulis, terima kasih kepada adik-adik tersayang Nancy Panggabean, Nila Nikita Panggabean, dan Hariski Panggabean yang tak henti-hentinya memberikan motivasi serta semangat dan doa, semoga cita-cita dan harapan kalian ke depannya dilancarkan. Kudoakan yang terbaik padamu adik- adikku

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan yang telah membantu, mendukung, serta mendoakan penulis selama masa perkuliahan di Fisip USU. Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

(9)

3. Bapak Agus Suriadi, S.sos, M.si, selaku ketua Departemen KesejahteraanSosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. Bengkel Ginting, M.si, selaku dosen pembimbing skripsi penulis, yang telah bersedia membimbing, meluangkan waktu, tenaga dan kesabaran yang luar biasa dalam membantu penulis dalam proses pengerjaan skripsi ini.

5. Kepada dosen penguji Dra. Tuti Atika, M.SP, yang telah bersedia memberikan waktu serta tenaga dari awal seminar proposal hingga selesainya skripsi ini.

6. Kepada seluruh dosen Departemen Kesejahteraan Sosial FISIP USU yang telah memberikan pembelajaran kepada penulis selama masa perkuliahan yang diikuti oleh penulis, dan juga kepada staff pegawai administrasi FISIP USU.

7. Kepada Aparatur dan Masyarakat Desa Lumban Bulbul yang telah memberi saya dukungan maupun masukan dalam penelitian skripsi ini 8. Kepada seluruh teman mahasiswa Departemen Kesejahteraan Sosial

FISP USU terkhusus 2014 yang menjadi rekan sejawat dan teman suka/duka selama menjalani masa perkuliahan.

9. Kepada sahabat-sahabat saya yang tercinta (CBC), Wardiman, Daniel, Marudut, Ferianto, Bolus, Marti, Tantri, Herty, Fortuna dan Fetrik.

Terima kasih selalu mendukung dan menjadi keluarga penulis walau dalam suka maupun duka diperantauan. Semoga kita semua sukses kedepannya sahabat.

10. Terima Kasih untuk t e ma n terkasih Indah Mega Sari Manurung yang telah menemani, memotivasi, menghibur, memberi perhatian, kasih sayang, sabar dan pengertian menghadapi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan. Semoga Tuhan memberikan segala yang terbaik buatmu dan juga tercapai semua cita-citamu.

(10)

Maria, Fey, Anna, Endina, Flo, Wahyuni, Resya, Rima, Mia, Winni, Desi, Semoga kalian sehat selalu dan sukses, dan terima kasih buat pengalaman, kesenangan dan kenangan yang telah kita ukir bersama selama di desa Beganding. Mejuah-juah.

12. Sekali lagi penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus dan penuh haru kepada seluruh orang yang memberikan kontribusi, sekecil apa pun kontrubusi itu penulis sangat mengapresiasi dengan mengucap terima kasih.

Dengan mengucap terima kasih atas sumbangsih dari semua pihak dari berbagai lapisan, penulis tidak membanggakan diri dan menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis berharap itu bisa dijadikan pelajaran bersama demi mendapatkan hasil yang lebih baik lagi ke depannya.

Peneliti sekaligus penulis menyadari skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat kepada seluruh pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua di mana pun keberadaan kita.

Medan, Januari 2019 Penulis

Herman Panggabean NIM. 140902056

(11)

ABSTRAK ...i

ABSTRACT ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Rumusan Masalah ...10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ...10

1.3.1 Tujuan Penelitian ...10

1.3.2 Manfaat Penulisan ...11

1.4 Sistematika Penulisan ...11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...13

2.1 Landasan Teoritis ...13

2.1.1 Kontribusi ...13

2.1.1.1 Pengertian Kontribusi ...13

2.1.2 Pariwisata ...14

2.1.2.1 Pengertian wisata, Wisatawan, Pariwisata ...14

2.1.2.2 Sarana dan Prasarana Pariwisata ...15

2.1.2.3 Jenis-Jenis Pariwisata ...17

2.1.2.4 Produk Wisata ...19

2.1.3 Sosial Ekonomi ...22

2.1.3.1 Pengertian Sosial Ekonomi ...22

2.1.3.2 Indikator Menentukan Sosial Ekonomi ...23

2.1.4 Kesejahteraan Sosial ...28

2.2 Penelitian Yang Relavan ...29

2.3 Pengajuan Hipotesis ...31

2.4 Kerangka Pemikiran ...32

2.5 Definisi Konsep dan Definisi Operasional ...35

2.5.1 Definisi Konsep...35

2.5.2 Definisi Operasional ...36

BAB III METODE PENELITIAN ...40

3.1 Tipe Penelitian ...40

(12)

3.3.2 Sampel ...41

3.3.2.1 Teknik Sampling ...42

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan skala pengukuran ...43

3.4.1 Teknik Pengumpulan data ...43

3.4.2 Skala Pengukuran ...44

3.5 Uji Valitidas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ...45

3.6 Teknik Analisis Data ...52

3.6.1 Uji Kelayakan Variabel ...52

3.6.1.1 Uji Normalitas ...52

3.6.2 Jenis Analisis ...54

3.6.2.1 Regresi Linier Sederhana ...54

3.6.3 Uji t-statistik ...55

3.6.4 Koefisien Determinasi ...56

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ...57

4.1 Letak Geografis Desa Lumban Bulbul ...57

4.2 Sejarah Pantai Lumban Bulbul...57

4.3 Keadaan Sosial Lumban bulbul ...58

4.4 Profil Desa Lumban Bulbul ...59

4.4.1 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ...60

4.4.2 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ...61

4.5 Struktur Organisasi Pemerintahan ...62

4.6 Sarana Dan Prasarana ...63

4.6.1 Sarana Transportasi ...63

4.6.2 Sarana Pendidikan ...63

4.6.3 Sarana Peribadahan ...63

4.6.4 Sarana Kesehatan ...63

BAB V DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ...64

5.1 Deskripsi Hasil Penelitian ...64

5.1.1 Karakteristik Umum Responden ...65

5.1.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...65

5.1.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...66

5.1.1.3 Karakteristik Responden Berdasrkan Pendidikan ...67

5.1.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ...67

5.1.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ...68

5.1.2 Produk Wisata ...69

5.1.2.1 Daya Tarik Wisata ...69

5.1.2.2 Fasilitas dan Pelayanan Wisata (Amenities) ...72

5.1.2.3 Aksesibilitas (Accessibility) ...75

5.1.3 Kondisi Sosial Ekonomi ...75

5.1.3.1 Perilaku Hubungan Masyarakat ...76

5.1.3.2 Pendapatan ...79

5.1.3.3 Pekerjaan ...81

(13)

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...87

5.3.1 Regresi Linier ...87

5.3.2 Uji t-Statistik (Uji Parsial) ...88

5.3.4 Koefisien Determinasi (R-Square) ...89

5.3 Keterbatasan Penelitian ...91

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN PENELITIAN ...92

6.1 Kesimpulan ...92

6.2 Saran ...93 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

Tabel 3.3 Uji Relibilitas ...51

Tabel 3.4 Uji Normalitas ...53

Tabel 4.1 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ...60

Tabel 4.2 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ...61

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...65

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...66

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ...67

Tabel 5.4 Karakteristik Rsponden Berdasarkan Pekerjaan ...67

Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ...68

Tabel 5.6 Tanggapan Responden Tentang Keindahan Alam Danau Toba ...69

Tabel 5.7 Tanggapan Responden Mengenai Pantai Pasir Putih Yang Menjadi Faktor Penarik Wisatawan Datang...70

Tabel 5.8 Tanggapan Responden Mengenai Cenderamata/Souvenir ...70

Tabel 5.9 Tanggapan Responden Mengenai Pertunjukan Seni ...71

Tabel 5.10 Tanggapan Responden Mengenai Tempat Hiburan ...72

Tabel 5.11 Tanggapan Responden Mengenai Akomodasi ...73

Tabel 5.12 Tanggapan Responden Mengenai Tempat Makan ...73

Tabel 5.13 Tanggapan Responden Mengenai Sarana Dan Prasarana ...74

Tabel 5.14 Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Akses Air Bersih ...74

Tabel 5.15 Tanggapan Responden Mengenai Ketersediaan MCK ...75

Tabel 5.16 Tanggapan Responden Mengenai Transportasi Yang Disediakan ...75

Tabel 5.17 Tanggapan Responden Mengenai Akses Jalan Ke Lokasi Wisata ...76

Tabel 5.18 Tanggapan Responden Mengenai Perubahan Pola Pikir Wisata ...76

Tabel 5.19 Tanggapan Responden Mengenai Dampak Negative Wisata Terhadap Individualis ...77

Tabel 5.20 Tanggapan Responden Mengenai Menurunnya Interaksi Dengan Masyarakat Sekitar ...77

Tabel 5.21 Tanggapan Responden Mengenai Konflik Dalam Keluarga Akibat Dari Perebutan Lahan Wisata ...78

(15)

Tabel 5.23 Tanggapan Responden Mengenai Jumlah Pendapatan Yang

Dihasilkan Dari Wisata Dalam Sebulan ...79

Tabel 5.24 Tanggapan Responden Mengenai Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari ...80

Tabel 5.25 Tanggapan Responden Mengenai Peningkatan Taraf Hidup Sejak Adanya Wisata Pantai Bulbul ...81

Tabel 5.26 Tanggapan Responden Mengenai Peluang Kerja Baru ...81

Tabel 5.27 Tanggapan Responden Mengenai Lama Bekerja Dalam Sehari ...82

Tabel 5.28 Tanggapan Responden Mengenai Sumber Dana Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan Anak ...82

Tabel 5.29 Tanggapan Responden Mengenai Intensitas Membimbing Anak Belajar Sejak Adanya Wisata ...83

Tabel 5.30 Tanggapan Responden Mengenai Pentingnya Pendidikan Tinggi Bagi Anak...84

Tabel 5.31 Tanggapan Responden Mengenai Memeriksakan Kesehatan ...84

Tabel 5.32 Tanggapan Responden Mengenai Kepemilikan Asuransi Kesehatan 85 Tabel 5.33 Tanggapan Responden Mengenai Frekuensi Menabung Sejak Adanya Wisata...86

Tabel 5.34 Regresi Linier Coefficients ...87

Tabel 5.35 Uji t Parsial coefficients ...88

Tabel 5.36 R-Square (model summary) ...89

(16)

Gambar 4.1 Sketsa peta desa lumban bulbul ...59 Gambar 4.2 Struktur Organisasi pemerintahan desa lumban bulbul ...62

(17)

2. Tabel r Statistik ...

3. Tabel t Statistik ...

5. Uji Persyaratan ...

6. Regresi Linear ...

7. Foto Dokumentasi ...

(18)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan pariwisata dunia menunjukkan trend positif yang menyebabkan banyak negara di dunia mulai menggarap sektor pariwisata dengan lebih serius. Fakta-fakta yang ada semakin menguatkan bahwa pariwisata telah tumbuh menjadi sektor vital dalam perekonomian dunia dan diharapkan akan terus menguat di masa yang akan datang. Menurut laporan World Trade Organization (WTO), secara keseluruhan sektor pariwisata memberikan/membuka peluang kerja sekitar 230 juta dan laporan World Tourism Cities Federation (WTCF) pada tahun 2017 sektor pariwisata memberikan kontribusi sebanyak 5,3 trilliun dollar terhadap perekonomian di dunia. dan Indonesia sendiri pada tahun 2016 berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 12,16 juta orang dan memberikan kontribusi 11,59 milyar dollar terhadap perekonomian negara.

Pariwisata sudah dikembangkan di negara negara di dunia, baik itu pada negara maju maupun negara yang sedang berkembang karena dianggap dapat meningkatkan devisa bagi perekonomian negara. Industri pariwisata mampu memberikan keuntungan pada aspek sosial maupun ekonomi. Pariwisata juga bersifat multiplier effect yang mampu mendorong sektor-sektor lain seperti misalnya sektor perdagangan dan jasa, hunian, tenaga kerja, untuk ikut tumbuh dan mampu berkembang bersamaan. Hal ini juga didukung dengan pernyataan Pendit (1999:35), yang mengatakan bahwa pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat terutama dalam

(19)

penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standard hidup serta stimulus bagi perkembangan sektor lainnya.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keindahan alam yang tersebar mulai dari sabang hingga ke merauke. Pariwisata di Indonesia apabila dikemas dengan baik pasti dapat menjadi asset untuk jangka waktu yang panjang.

Objek wisata yang ditawarkan oleh Indonesia juga sangat beragam. Menurut Yoeti (1996) objek wisata dapat berupa :

a. Alam (Nature)

yaitu segala sesuatu yang berasal dari alam yang dimanfaatkan dan diusahakan di tempat objek wisata yang dapat dinikmati dan memberikan kepuasan kepada wisatawan. Contohnya, pemandangan alam, pegunungan, flora dan fauna.

b. Budaya (Culture)

segala sesuatu yang berupa daya tarik yang berasal dari seni dan kreasi manusia. Contohnya, upacara keagamaan, upacara adat dan tarian tradisional.

c. Buatan Manusia (Man made)

Segala sesuatu yang berasal dari karya manusia, dan dapat dijadikan sebagai objek wisata seperti benda-benda sejarah, kebudayaan, religi serta tata cara manusia.

d. Manusia (Human being)

Segala sesuatu dari aktivitas manusia yang khas dan mempunyai daya tarik tersendiri yang dapat dijadikan sebagi objek wisata. Contohnya,

(20)

Suku Asmat di Irian Jaya dengan cara hidup mereka yang masih primitife dan memiliki keunikan tersendiri.

Indonesia memiliki objek wisata sangat beragam, baik itu berupa alam, budaya, buatan manusia, dan manusia. Jika ini dikemas dan dikelola dengan baik, maka akan banyak keuntungan-keuntungan yang akan didapatkan, karena pada dasarnya pengembangan pariwisata merupakan hal yang dapat dilaksanakan dengan waktu paling cepat, metode yang paling mudah dan sederhana, melibatkan masyarakat banyak yang dapat menikmati hasilnya. Pengembangan pariwisata juga tidak hanya memerukan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi, tetapi juga yang memiliki kompetensi menengah dan rendah serta dapat mendorong pelestarian lingkungan alam, budaya dan sosial masyarakat, pengembangan pariwisata juga menawarkan cara cepat untuk membangun industri pendukung seperti hotel, restaurant, penyewaan bus, perahu, industri souvenir dan lain.lain. dan pada akhirnya akan meningkatkan perekonomian secara nasional maupun daerah dan juga meyerap tenaga kerja yang banyak. (Wardiyanto, 2011;9)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2017, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia melalui 21 pintu masuk ada sebanyak 12.678.883 juta wisman (naik sekitar 5,86% dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya 10.405.947 wisatawan), dengan rata-rata tinggal selama 8 hari dan pengeluaran 1.208 US$. (https://www.bps.go.id/) Data ini menunjukkan bahwa dalam perspektif pembangunan nasional, sektor pariwisata memiliki kontribusi yang besar terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB), terutama pada sektor Perhotelan dan Restoran.

(21)

Sejak dibawah kepemimpinan presiden Jokowi, Indonesia sedang gencar- gencarnya melakukan pembangunan pada sektor pariwisata karena potensi yang sangat banyak, baik itu dari letak geografis, maupun budaya masyarakat yang beragam yang memiliki daya tarik tersendiri untuk memancing para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mengunjungi objek wisata di Indonesia.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata juga merancang strategi pembangunan industri pariwisata dengan karakter Indonesia Sentris. Yang hasilnya adalah 10 destinasi wisata unggulan baru yang dikebut untuk memanjakan wisatawan mancanegara dalam menggerakkan ekonomi. Adapun 10 destinasi wisata yang menjadi prioritas pembangunan pariwisata yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu dan Kota Tua Jakarta, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Moratai. Dan juga menetapkan target pada lima tahun ke depan atau 2019, Sektor pariwisata harus dapat memberikan kontribusi pada PDB Nasional sebesar 8%, devisa yang dihasilkan sebesar Rp 240 triliun, menciptakan lapangan kerja di bidang pariwisata sebanyak 13 juta orang, target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 20 juta wisman dan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 275 juta, serta terdongkraknya daya saing pariwisata Indonesia ditingkat dunia berdasarkan Travel and Tourism Competitiveness Index World Economic Forum dari peringkat 70 saat ini menuju peringkat 30 maksimal pada tahun 2019. Hal ini menunjukkan pemerintah Indonesia memiliki target dan tujuan yang jelas dalam untuk mengembangkan pariwisata Indonesia dengan memanfaatkan potensi alam, sosial, dan budaya dalam setiap produk wisata yang dimiliki.( http://www.kemenpar.go.id)

(22)

Sejalan dengan upaya pembangunan kepariwisataan di Indonesia, maka masing–masing daerah di kepulauan Indonesia bertindak secara gencar mengelola dan mengembangkan potensi–potensi yang dimiliki agar bisa menjadi daerah tujuan wisata yang banyak diminati wisatawan domestik maupun mancanegara.

Provinsi Sumatera Utara merupakan pintu masuk bagi wisatawan mancanegara ke Indonesia, tujuan wisatawan nasional dan juga merupakan salah satu provinsi yang menjadi prioritas dalam pembangunan pariwisata, yaitu pembangunan pariwisata Danau Toba. Ini dikarenakan wilayah ini memiliki potensi keindahan dan keunikan alam dan juga keunikan budaya masyarakatnya. Tidak hanya Danau Toba Sumatera Utara juga memiliki ratusan destinasi wisata yang menarik untuk di kunjungi. Provinsi ini terdiri dari 25 kabupaten dan 8 kota.

Memiliki luas wilayah 72.981,23 km. Medan adalah ibukota Sumatera Utara, merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera utara, Syech Suhaimi, menyebutkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumatera Utara mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir di mana pada tahun 2017 mencapai 233.483 orang. Kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2017 naik dibanding 2016 yang masih tercatat berjumlah 204.693 orang. Peningkatan kunjungan pariwisata ini merupakan peluang yang harus dimaksimalkan oleh pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk membangun perekonomian masyarakat.

(http://waspada.co.id)

Danau Toba yang merupakan kawasan wisata dan sekaligus ikon wisata di Sumatera Utara sangat dikenal di dunia internasional merupakan asset yang harus

(23)

terus dikembangkan dan dibangun untuk menjaring wisatawan lokal maupun mancanegara. Danau Toba merupakan danau alam besar tekto-vulkanik yang menempati kaldera dari sebuah supervulkan. Danau ini memiliki ukuran panjang sekitar 100 kilometer, lebar sekitar 30 kilometer, dan kedalaman hingga 505 meter (1.666 kaki), Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir. Danau yang sangat besar ini dikelilingi oleh 7 kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara, yaitu : Kabupaten Simalungun, Kabupaten Tobasa (Toba Samosir), Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Samosir.

Sejak dibuatnya Danau Toba sebagai salah satu prioritas pembangunan wisata, semua kabupaten yang mengelilingi danau tersebut mendapatkan bantuan dana dari pemerintah pusat dan juga dibentuknya Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) yang bertugas melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan fasilitasi perencanaan, pengembangan, pembangunan, dan pengendalian di Kawasan Pariwisata Danau Toba dan juga Melakukan perencanaan, pengembangan, pembangunan, pengelolaan, dan pengendalian di zona otorita Pariwisata Danau Toba. (Peraturan Menteri Pariwisata No 13 Tahun 2016)

Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung juga mulai dirasakan di salah satu kabupaten yang berada di sekitar Danau Toba, seperti yang dikatakan wakil bupati kabupaten Tobasa (Toba Samosir) Hulman Sitorus, “Tobasa akhir akhir ini khususnya untuk bidang kepariwisataan sedang dilirik oleh masyarakat luar daerah. Terbukti jumlah pengunjung setiap tahun semakin meningkat.

(24)

Peningkatan yang terjadi sebesar 70% dengan jumlah pengunjung sebanyak 217.000 di tahun 2017. Sedangkan pada tahun 2015 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Toba Samosir hanya 114.594 wisatawan. 11.828 merupakan wisatawan mancanegara dan 102.766 orang wisatawan domestik. Hulman juga menekankan agar seluruh instansi dan masyarakat bekerja sama agar kepariwisataan di wilayahnya lebih hidup, sehingga dirindukan oleh banyak orang.

(http://www.tobasamosirkab.go.id)

Salah satu daerah wisata pada kabupaten Toba Samosir yang menjadi daya tarik para wisatawan adalah Pantai Lumban Bulbul yang terletak di Desa Lumban Bulbul, berjarak sekitar 2 kilometer dari pusat kota Balige. Lokasi yang cukup dekat dari pusat kota membuat tempat ini cukup mudah untuk diakses. Pantai Lumban Bulbul yang berada di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara cukup istimewa dengan pasirnya yang berwarna putih.

Pantai Pasir Putih Lumban Bulbul terkenal dengan keindahan alam Danau Toba yang juga disuguhkan dengan hamparan pasir putih yang landai, bukit-bukit yang hijau nan asri serta fasilitas dan akomodasi yang cukup memadai sebagai faktor penunjang dari tempat wisata ini. Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke tempat ini.

Daya tarik utama wisata Lumban Bulbul sangat sesuai dengan aktifitas wisata seperti berenang, menaiki canoe, menaiki sepeda air, Banana Boat, Motor ATV, menikmati wisata kuliner khas Batak sambil menikmati pemandangan yang indah dari pantai pasir yang putih dan juga keindahan Danau Toba tentunya.

Wisatawan yang berkunjung ke tempat ini biasanya untuk berlibur bersama

(25)

keluarga, mencari ketenangan, menghilangkan segala kepenatan dan beristirahat dari segala aktivitas harian mereka. Tempat ini sangat ramai dikunjungi terutama pada hari libur nasional maupun pada saat akhir pekan.

Sejarah berdirinya wisata Lumban Bulbul tidak terlepas dari kunjungan masyarakat yang menikmati keindahan panorama daerah tersebut ditambah lagi dengan menurunnya jumlah ikan yang ada di danau toba sehingga masyarakat lokal membuka lahan wisata yang menjadi sumber pendapatan bagi mereka. Secara alami, objek wisata ini muncul karena adanya penurunan debit air Danau Toba sehingga pinggiran Danau sekitar Lumban Bulbul ini memunculkan tanah daratan berpasir seperti di pantai pada umumnya. Kehadiran wisatawan membuat masyarakat memiliki niat dan juga mulai bergotong royong untuk mengelola potensi yang dimiliki pantai Bulbul ini guna mendapatkan penghasilan tambahan dari sektor wisata ini, dengan cara membuat sarana dan prasarana seadanya karena keterbatasan modal yang dimiliki oleh masyarakat.

Pantai Bulbul pada awalnya merupakan daerah yang penuh dengan semak belukar dan bambu, begitu pula dengan perairan yang dipenuhi keramba jaring apung. Dengan mayoritas masyarakat menggantungkan hidup pada pertanian dan perikanan yang terperangkap jerat kemiskinan. Anak-anak banyak putus sekolah dan kekurangan gizi karena kemiskinan dan pendapatan sebagian masyarakat tidak lebih dari 1 juta perbulan perkeluarganya (http://kompas.com)

Pada tahun 2014 masyarakat melakukan musyawarah dan sepakat untuk membangun Pantai Lumban Bulbul menjadi destinasi wisata, masyarakat mencari donatur dan urunan untuk menyewa alat berat untuk membersihkan semak belukar

(26)

dan membangun sarana dan prasarana wisata, awalnya hanya beberapa pondok dan rumah makan yang dibangun. Pada saat itu masyarakat kesulitan dalam membangun dikarenakan jumlah pengunjung yang tidak terlalu banyak,

Pantai Lumban Bulbul semakin dikenal saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Balige pada bulan agustus 2016. Ketika itu beredar kabar presiden akan meresmikan Lumban Bulbul sebagai desa wisata. Namun presiden hanya berkunjung ke pusat kota Balige, tidak jadi berkunjung ke Pantai Lumban Bulbul akan tetapi nama Pantai Lumban Bulbul menjadi di kenal karena kabar tersebut.

Sejak saat kedatangan Presiden Joko Widodo ke Balige, jumlah wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Pantai Lumban Bulbul meningkat tajam. Saat akhir pekan, jumlah yang berkunjung 2500 – 3000 wisatawan perhari, ketika libur panjang bisa sampai dua kali lipat sedangkan pada hari biasa jumlah pengunjung sekitar 300 – 500 wisatawan perharinya. Membludaknya wisatawan mendorong warga terus berbenah. (http://kompas.com)

Seiring dengan perjalanan waktu jumlah kunjungan wisatawan juga meningkat, masyarakat Desa Lumban Bulbul mulai membuat dan membenahi sarana dan prasarana yang lebih baik lagi untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan, seperti menyediakan beberapa fasilitas seperti slide, cottage, taman bermain dan restoran serta cendra mata sebagai oleh-oleh wisatawan, dan juga fasilitas-fasilitas lain yang mendukung kemajuan objek wisata pantai ini, yang pada akhirnya membuat masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan bahkan mulai beralih pekerjaan yang pada awalnya masyarakat mayoritas berkerja sebagai petani dan nelayan kini menjadi penyedia barang dan jasa wisata dalam pemenuhan

(27)

kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan adanya penghasilan tambahan dan perubahan mata pencaharian dari masyarakat, tentunya memiliki kontribusi terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat maupun kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar Pantai Bulbul, akan tetapi belum di ketahui seberapa besar kontribusi yang di berikan sektor wisata ini terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik dan merasa penting melakukan suatu penelitian di desa Lumban Bulbul, untuk melihat secara langsung serta menganalisa hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan sosial ekonomi masyarakat dengan menggambil judul penelitian “Kontribusi Wisata Pantai Bulbul Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Lumban Bulbul , Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : “ Seberapa Besar Kontribusi Wisata Pantai Bulbul Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Lumban Bulbul Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Peneliitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar Kontribusi Sektor Wisata Pantai Bulbul Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Lumban Bulbul Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir.

(28)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Temuan yang dihasilkan dari penelitian ini diharapka memiliki kegunaan sebagai berikut :

1. Secara akademis, dapat memberikan sumbangan di Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial mengenai kontribusi sektor wisata terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan dan informasi kepada peneliti maupun masyarakat untuk meningkatkan pemahaman mengenai kontribusi wisata, sehinggah masyarakat dapat mengelola potensi wisata yang ada untuk meningkatkan taraf hidupnya.

3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi pihak – pihak yang terlibat dalam pengembangan sektor wisata.

1.4 Sistematika Penulisan.

Sistematika penulisan dalam penelitian ini disajikan dalam 6 bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan poin-poin tentang konsep yang berkaitan dengan konsep masalah dan objek yang diteliti, dan kerangka pemikiran.

(29)

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian dimana penulis melakukan penelitian

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisikan tentang iuran data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang bermanfaat dengan penelitian yang telah dilakukan.

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kontribusi

2.1.1.1 Pengertian Kontribusi

Kontribusi berasal dari bahasa Inggris yaitu contribute, contribution, maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan, kontribusi yang dimaksud adalah dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama. Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik positif maupun negative terhadap pihak lain.yang berarti individu berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas hidupnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kontribusi adalah sumbangan, sedangkan menurut Kamus Ekonomi, kontribusi adalah sesuatu yang diberikan bersama- sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau kerugian tertentu atau bersama.

Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan di atas dapat diartikan bahwa kontribusi wisata pantai bulbul merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar melalui kegiatan pengelolaan wisata untuk memberikan sumbangan kepada masyarakat tersebut, yang kemudian akan dinilai dari aspek sosial ekonominya.

(31)

2.1.2 Pariwisata

2.1.2.1 Pengertian Wisata, Wisatawan, dan Pariwisata A. Pengertian Wisata

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara (Undang Undang Nomor 10 Tahun 2009). Jadi pengertian wisata mempunyai ruang lingkup :

a. Kegiatan Perjalanan b. Dilakukan secara sukarela c. Bersifat sementara

d. Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati objek dan daya tarik wisata

B. Pengertian Wisatawan

Wisatawan merupakan orang yang melakukan wisata. Batasan wisatawan juga bervariasi, mulai dari yang umum sampai dengan yang teknis spesifik. United Nation Conference on Travel and Tourism di Roma (1963) memberi batasan yang lebih umum, tetapi menggunakan istilah visitor (pengunjung), yaitu : “Setiap orang yang mengunjungi negara yang bukan merupakan tempat tinggalnya, untuk berbagai tujuan, tetapi bukan untuk mencari pekerjaan atau penghidupan dari negara yang dikunjungi”. Batasan ini juga digunakan oleh IUOTO (International Union Of Official Travel Organization) sejak tahun 1968. Batasan ini sebenarnya hanya berlaku untuk wisatawan international, tetapi secara analogis bisa juga diberlakukan untuk wisatawan domestic, dengan membagi negara atas daerah

(32)

(Provinsi). Selanjutnya visitor dibagi menjadi dua, yakni : 1. Wisatawan (Tourist), mereka yang mengunjungi suatu daerah lebih dari 24Jam, 2. Pelancong/Pengunjung (Excursionist), yaitu mereka yang tinggal di tujuan wisata kurang dari 24Jam.

Menurut Smith (dalam Kusumaningrum, 2009:16), menjelaskan bahwa wisatawan adalah orang yang sedang tidak bekerja, atau sedang berlibur dan secara sukarela mengunjungi daerah lain untuk mendapatkan sesuatu yang lain.

Menurut Soekadijo (2000), wisatawan adalah pengunjung di negara yang dikunjunginya setidak-tidaknya tinggal 24 jam dan yang datang berdasarkan motivasi:

1. Mengisi waktu senggang atau untuk bersenang-senang, berlibur, untuk alasan kesehatan, studi, keluarga, dan sebagainya.

2. Melakukan perjalanan untuk keperluan bisnis.

3. Melakukan perjalanan untuk mengunjungi pertemuan-pertemuan atau sebagai utusan (ilmiah, administrative, diplomatik, keagamaan, olahraga dan sebagainya).

4. Dalam rangka pelayaran pesiar, jika kalau ia tinggal kurang dari 24 jam.

2.1.2.2 Sarana dan Prasarana Pariwisata Sarana Pariwisata

Sarana wisata merupakan perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung (Oka A.

Yoeti, 1996: 170), sedangkan menurut Gamal Suwantoro (1997: 22), Sarana wisata adalah kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Gamal Suwantoro (1997:22) membagi sarana wisata menjadi tiga yaitu :

(33)

1. Sarana pokok pariwisata (Main Tourism Superstructures).

Sarana pokok pariwisata adalah perusahaan yang hidup dan kehdupannya tergantung pada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan pariwisata. Misalnya ; travel agent, tour operator, perusahaan angkutan wisata, hotel, restoran, objek wisata/atraksi wisata.

2. Sarana pelengkap pariwisata (Suplementing Tourism Superstructures).

Sarana pelengkap pariwisata adalah perusahaan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok pariwisata, tetapi juga yang penting adalah membuat agar wisatawan dapat lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata (DTW).

3. Sarana penunjang pariwisata (Supporting Tourism Superstructures).

Sarana penunjang pariwisata adalah perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok berfungsi tidak hanya membuat wisatawan tinggal lebih lama pada daerah tujuan wisata. Tetapi fungsi lebih penting adalah agar wisatawan baik domestik maupun mancanegara lebih banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjunginya, misanya kios-kios.

Prasarana Wisata

Prasarana wisata adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat

(34)

mempermudah kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhannya (Oka A. Yoeti, 1996: 170). Sedangkan menurut Gamal Suwantoro (1997: 21), prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan pariwisata, seperti jalan, listrik, air, rumah sakit, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya.

2.1.2.3 Jenis-Jenis Pariwisata

Jenis-jenis pariwisata menurut James J.Spillane (1987:29-31) berdasarkan motif tujuan perjalanan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis pariwisata khusus, yaitu :

1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar, memenuhi kehendak ingin-tahunya, mengendorkan ketegangan syaraf, melihat sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam, mengetahui hikayat rakyat setempat, mendapatkan ketenangan.

2. Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism)

Pariwisata ini dilakukan untuk pemanfaatan hari-hari libur untuk beristirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, dan menyegarkan diri dari keletihan dan kelelahannya. Dapat dilakukan pada tempat yang menjamin tujuan- tujuan rekreasi yang menawarkan kenikmatan yang diperlukan seperti tepi pantai, pegunungan, pusat-pusat peristirahatan dan pusat-pusat kesehatan.

3. Pariwisata untuk kebudayaan (Cultural Tourism)

(35)

Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, mempelajari adat- istiadat, kelembagaan, dan cara hidup masyarakat yang berbeda-beda, mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan masa lalu, pusat- pusat kesenian dan keagamaan, festival seni musik, teater, tarian rakyat dan lain-lain.

4. Pariwisata untuk olahraga (Sports Tourism) Pariwisata ini dapat dibagi lagi menjadi dua kategori:

a. Big sports events, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti Olympiade Games, kejuaraan ski dunia, kejuaraan tinju dunia, dan lain-lain yang menarik perhatian bagi penonton atau penggemarnya.

b. Sporting tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata olahraga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri seperti pendakian gunung, olahraga naik kuda, berburu, memancing dan lain-lain.

5. Pariwisata untuk urusan usaha dagang (Business Tourism)

Menurut para ahli teori, perjalanan pariwisata ini adalah bentuk profesional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan kepada seseorang untuk memilih tujuan maupun waktu perjalanan.

6. Pariwisata untuk berkonvensi (Convention Tourism)

Pariwisata ini banyak diminati olehnegara-negara karena ketika diadakan suatu konvensi atau pertemuan maka akan banyak peserta yang hadir untuk tinggal dalam jangka waktu tertentu dinegara yang mengadakan

(36)

konvensi. Negara yang sering mengadakan konvensi akan mendirikan bangunan-bangunan yang menunjang diadakannya pariwisata konvensi.

2.1.2.4 Produk Wisata

Pada umumnya yang dimaksud dengan produk adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi. Jadi produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang terkait, yaitu jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan perusahaan, jasa masyarakat dan jasa alam.

a. Jasa yang disediakan perusahaan antara lain jasa angkutan, penginapan, pelayanan makan minum, jasa tour, dan sebagainya.

b. Jasa yang disediakan masyarakat dan pemerintah antara lain berbagai prasarana utilitas umum, kemudahan, keramahtamahan, adat-istiadat, seni budaya, dan sebagainya.

c. Jasa yang disediakan alam antara lain pemandangan alam, pegunungan, pantai, gua alam, taman laut, dan sebagainya (Suwantoro, 1997: 48)

Pada dasarnya ada tiga golongan pokok produk wisata yaitu:

a. Objek wisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata.

b. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti akomodasi, catering, hiburan, dan rekreasi.

c. Transportasi (Yoeti, 1996: 13)

(37)

Komponen Produk pariwisata

Dalam Oka A. Yoeti (2006:165) berpendapat bahwa berhasilnya suatu tempat wisata hingga tercapainya industri wisata sangat tergantung pada tiga A (3A), yaitu atraksi (attraction), mudah dicapai (accesibility), dan fasilitas (amenities).

1. Daya Tarik Wisata (Attraction)

Atraksi wisata yaitu sesuatu yang dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dilihat, dinikmati dan yang termasuk dalam hal ini adalah : tari-tarian, nyanyian kesenian rakyat tradisional, upacara adat, dan lain-lain. Dalam Oka A. Yoeti (2006:172) tourism disebut attractive spontance, yaitu segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke suatu tempat tujuan wisata.

2. Kemudahan Untuk Mencapai Destinasi Wisata (Accessibility)

Aktivitas kepariwisataan banyak tergantung pada transportasi dan komunikasi karena faktor jarak dan waktu yang sangat mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan perjalanan wisata. Unsur yang terpenting dalam aksesbilitas adalah transportasi, maksudnya yaitu frekuensi penggunaannya, kecepatan yang dimilikinya dapat mengakibatkan jarak seolah-olah menjadi dekat. Selain trasnportasi yang berkaitan dengan aksesbilitas adalah prasarana meliputi jalan, jembatan, terminal, stasiun dan bandara. Prasarana ini berfungsi untuk menghubungkan suatu tempat dengan tempat yang lain. Keberadaan prasarana transportasi akan mempengaruhi laju tingkat transportasi itu

(38)

sendiri. Kondisi prasarana yang baik akan membuat laju transportasi optimal.

3. Fasilitas Dan Pelayanan Wisata (Amenities)

Fasilitas pariwisata tidak akan terpisah dengan akomodasi perhotelan Karena pariwisata tidak akan pernah berkembang tanpa penginapan.

Fasilitas wisata merupakan hal-hal penunjang terciptanya kenyamanan wisatawan untuk dapat mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Adapun sarana-sarana penting yang berkaitan dengan perkembangan pariwisata, contoh : Akomodasi Hotel, Restoran, Air Bersih, Komunikasi, Hiburan, Keamanan

Ciri-ciri produk wisata adalah sebagai berikut:

a. Tidak dapat dipindahkan, karena dalam penjualannya tidak mungkin pelayanan itu sendiri dibawa kepada konsumen, sebaliknya konsumen (wisatawan) yang harus datang ke tempat produk dihasilkan.

b. Pada umumnya peranan perantara tidak dibutuhkan, karena proses produksi terjadi pada saat yang bersamaan dengan konsumsi.

c. Hasil atau produk tidak dapat ditimbun. Seperti halnya terjadi pada industry barang lainnya, dimana penimbunan hanya merupakan kebiasaan untuk meningkatkan permintaan

d. Hasil atau produk tidak mempunyai standar atau ukuran objektif.

e. Permintaan terhadap hasil atau produk wisata tidak tetap.

f. Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang dibeliya

(39)

g. Dari segi pemilikan usaha, penyedia produk industri pariwisata dengan membangun sarana-sarana kepariwisataan yang besar, sedangkan perubahan elastisitas permintaan sangat kuat

h. Hasil atau produk wisata banyak tergantung dari tenaga manusia (Yoeti, 1996: 18).

Jadi pada hakikatnya defenisi produk wisata adalah keseluruhan bentuk pelayanan yang dinikmati wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat kediamannya,selama di daerah tempat wisata, hingga ia kembali ke tempat semula ( Yoeti, 2006: 55).

2.1.3 Sosial Ekonomi

2.1.3.1 Pengertian Sosial Ekonomi

Kata sosial berasal dari bahasa latin yaitu socius yanng berarti kawan, yang dikatakan sebagai kawan disini adalah orang-orang yang berada di sekitar yaitu mereka yang tinggal pada satu lingkungan tertentu dan memiliki sifat saling memengaruhi satu sama yang lainnya. Dalam KBBI (2001) kata Sosial menunjuk pada sifat-sifat yang berkenaan pada masyarakat. Dalam kata lain manusia merupakan mahkluk sosial yang artinya manusia tidak bisa hidup tanpa bersosialisasi atau manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Karena dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari interaksi terhadap manusia di sekitar kita, kelompok di sekitar kita maupun alam di sekitar kita.

Istilah ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Oikos”

artinya rumah tangga dan “nomos” artinya mengatur, jadi secara harafiah ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga dalam pengertian yang paling sederhana.

Serta pengertian ekonomi juga lebih luas seiring dengan perkembangan dan

(40)

perubahan masyarakat. Ekonomi juga sering diartikan sebagai cara manusia memenuhi kebutuhan sehari-hari (Sudarman, 2004:25). Sedangkan (KBBI, 2001)Kata ekonomi berarti ilmu mengenai asas- asas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian dan perdagangan).

Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status. Melly G. Tan mengatakan untuk melihat kondisi sosial ekonomi keluarga atau masyarakat itu dapat dilihat melalui tiga aspek yaitu pekerjaan, pendidikan dan penghasilan.

2.1.3.2 Indikator Menentukan Sosial Ekonomi

Menentukan tinggi rendahnya sosial ekonomi keluarga dimasyarakat dalam memenuhi sosial ekonomi keluarga dibutuhkan beberapa indikator. Menurut Murniati secara garis besar indikatornya dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

1. Pemenuhan kebutuhan hidup yaitu pendapatan, pendidikan, sandang, pangan, papan, kesehatan dan kepemilikan kekayaan.

2. Interaksi sosial, yaitu kegiatan bernegosiasi, kegiatan yang berhubungan antar keluarga dan kegiatan sosial lainnya. (Murniati, 2004:206)

Berikut ada beberapa indikator untuk menentukan sosial ekonomi keluarga dipenelitian ini yaitu pendapatan, pendidikan, papan/tempat tinggal, Pekerjaan, kesehatan, Tabungan dan interaksi sosial.

a. Pendapatan

(41)

Menurut Christoper dalam Sumardi, 2004 mendefenisikan pendapatan berdasarkan kamus ekonomi adalah uang yang diterima seseorang dalam bentuk gaji, upah, sewa, bunga, dan laba. Berdasarkan penggolongannya, BPS 2016 membedakan pendapatan menjadi 4 golongan adalah:

1. Golongan pendapatan sangat tinggi, adalah jika pendapatan rata- rata lebih dari Rp 3.500.000, - per bulan.

2. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp 2.500.000, - s/d Rp 3.500.000, - per bulan.

3. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp 1.500.000,- s/d Rp 2.500.000,- per bulan.

4. Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata Rp 1.500.000, - per bulan. (BPS 2016. Upah Minimum Regional/Provinsi (UMR/UMP) per bulan (dalam rupiah))

b. Pendidikan

Pendidikan berperan penting dalam kehidupan manusia, pendidikan dapat bermanfaat seumur hidup manusia. Dengan pendidikan, diharapkan seseorang dapat membuka pikiran untuk menerima hal-hal baru baik berupa teknologi, materi, sistem teknologi maupun berupa ide-ide baru serta bagaiman cara berpikir secara alamiah untuk keberlangsungan hidup dan kesejahteraan dirinya, masyarakat dan tanah airnya.

UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 juga menjelaskan pendidikan bertujuan untuk “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan

(42)

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan diselenggarakan melalui jalur pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan jalur pendidikan luar sekolah (pendidikan luar sekolah). Jalur pendidikan sekolah (pendidikan formal) terdapat jenjang pendidikan sekolah yang pada dasarnya terdiri dari pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Berdasarkan tingkat pendidikan, UU No, 20 Tahun 2003 menggolongkan dalam tiga bagian yaitu rendah, menengah, tinggi:

1. Pendidikan rendah yaitu pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasa Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat. Serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat.

2. Pendidikan menengah merupakan pendidikan lanjutan dari pendidikan dasar, pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat.

3. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas

(43)

c. Papan atau Tempat Tinggal

Menurut Kaare Svalastoga dalam Sumarrdi 2004 untuk mengukur tingkat sosial ekonomi seseorang dari rumahnya dapat dilihat dari:

1. Status rumah yang ditempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas, menyewa, menumpang pada saudara atau ikut orang lain.

2. Kondisi fisik bangunan dapat berupa permanen, kayu dan bambu.

Keluarga yang keadaan sosial ekonominya tinggi pada umumnya menempati rumah permanen, sedangkan keluarga yang keadaan sosial ekonomi keluarganya menengah kebawah menggunakan semi permanen atau tidak permanen.

3. Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati pada umumnya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya. Rumah dapat mewujudkan suatu tingkat sosial ekonomi bagi keluarga yang menempati. Apabila rumah tersebut berbeda dalam hal ukuran kualitas rumah. Rumah yang dengan ukuran besar, permanen dan milik pribadi dapat menunjukkan bahwa kondiri sosial ekonominya tinggi berbeda dengan rumah yang kecil, semi permanen dan menyewa menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya rendah.

(Sumardi, 2004) d. Pekerjaan

Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaan tidak hanya memiliki nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan memdapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidunya.

(44)

Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam bekerja mengandung dua segi, yaitu kepuasan jasmani dan terpenuhi kebutuhan hidup.

Ditinjau dari segi sosial, tujuan bekerja tidak hanya berhubungan dengan aspek ekonomi/mendapatkan pendapatan (nafkah) untuk keluarga saja, namun orang yang bekerja juga berfungsi untuk mendapatkan status untuk diterima menjadi bagian dari satu unit status sosial ekonomi dan untuk memainkan suatu peran dalam statusnya (Kartono, 1992:21)

e. Kesehatan

Menurut BKKBN 1995, kesehatan setiap anggota keluarga merupakan syarat penting untuk dapat bekerja secara produktif, sehingga menghasilkan pendapatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kesehatan keluarga tidak dapat dipisahkan dari ketahanan pangan keluarga. Keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kesehatan keluarga juga dipengaruhi faktor lain yaitu pelayanan kesehatan dan perubahan lingkungan.

f. Tabungan

Menurut Undang – Undang NO. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Tabungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsikan.

(45)

g. Interaksi Sosial

Interaksi diartikan sebagai hal saling melakukan aksi, berhubungan, atau saling mempengaruhi. Jadi, pengertian interaksi sosial adalah hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi saling mempengaruhi antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, dan antara kelompok dan kelompok. Pengertian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gillin and Gillin 1954 (Elly M.Setiadi dkk, 2007:91) beliau berpendapat bahwa, pengertian interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dan kelompok atau antar kelompok.Di dalam hubungan tersebut, individu atau kelompok bekerja sama atau berkonflik, melakukan interaksi, baik formal atau tidak formal, langsung atau tidak langsung.

Manusia pasti membutuhkan bantuan dari individu atau kelompok lain, oleh karena itu sebagai manusia sebenarnya melakukan interaksi sosial dengan tujuan utama untuk bertahan hidup. Interaksi sosial antar keluarga, antar kelompok maupun antar masyarakat merupakan faktor terpenting dalam membina hubungan interaksi sosial yang baik dengan sesama. Kegiatan berelasi dengan orang lain atau kegiatan hubungan antar keluarga merupakan kegiatan yang tidak boleh diabaikan. (Murniati, 2004:208)

2.1.4 Kesejahteraan Sosial

Pengertian Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan berasal dari kata “Sejahtera”. Sejahtera ini mengandung pengertian dari bahasa sanskerta “Catera” yang berarti payung. Dalam konteks ini, kesejahteraan yang terkandung dalam “cater” (payung) adalah orang yamg sejahtera yaitu orang yang dalam hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan,

(46)

ketakutan, atau kekwatiran sehingga hidupnya aman tenteram, baik lahir maupun batin. Sedangkan sosial berasal dari kata “socius” yang berarti kawan, teman, dan kerja sama. (fahrudin, 2012:8)

Sejahtera adalah merupakan suatu kondisi yang diharapkan oleh setiap orang, keluarga, maupun masyarakat. Kesejahteraan sosial yang dicanangkan oleh PBB pada tahun 1950 adalah merupakan kondisi ataupun keadaan sejahtera, baik fisik, psikis maupun sosial dan tidak hanya perbaikan-perbaikan penyakit- penyakit sosial tertentu saja (Suharto dalam Supriadi:361). Sedangkan menurut UU No.11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, yang dimaksud kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Indikator kesejahteraan sosial dapat diukur dengan tercukupinya:

1. Kebutuhan Jasmaniah, yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan, papan, sandang, dan kesehatan

2. Kebutuhan Psikis, yaitu kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, keagamaan, rekreasi, rasa keadilan, keindahan dan lain-lain

3. Kebutuhan sosial yaitu kemampuan keluarga untuk dapat berkomunikasi dan bersosialisasi dengan masyarakat setempat sesuai dengan aturan adat-istiadat maupun norma-norma kemasyarakatan (Supriadi , 2012).

(47)

2.2 Penelitian Yang Relavan

Penelitian yang relevan merupakan deskripsi (gambaran) dari penelitian terdahulu yang memiliki hubungan dengan penelitian yang sedang berlangsung saat ini. Bisa dikatakan penilitian yang relevan itu merupakan penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan dalam pembahasan masalah peneltian, dengan penelitian yang sedang atau akan diteliti. Bebrapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Yunita Dwi Rahmayanti (2017), yang berjudul “Dampak Keberadaan Objek Wisata Waduk Sermo Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Sremo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta“ dalam penelitian ini dikatakan bahwa adanya objek wisata waduk membuat banyak munculnya lapangan kerja baru, meningkatnya kesejahteraan masyarakat Sremo, akses jalan kemana- mana menjadi lebih mudah, dan membuat pola pikir masayrakat Sremo menjadi lebih maju.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Harianik (2016), yang berjudul

“Dampak Objek Wisata Pulau Merah Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumberagung Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi” dalam penelitian ini dikatakan bahwa, Pengembangan objek wisata Pulau Merah memberikan: (1) dampak langsung terhadap kegiatan ekonomi yang ditimbulkan akibat adanya kegiatan wisata dari banyaknya pengunjung yang datang mengakibatkan perputaran arus uang di Desa Sumberagung sehingga pendapatan masyarakat baik yang bekerja pada sektor pariwisata maupun non pariwisata meningkat, (2)

(48)

setelah pengembangan objek wisata Pulau Merah juga megakibatkan meningkatnya jumlah masyarakat yang bekerja pariwisata dan menurunnya jumlah masyarakat yang bekerja pada sektor pertanian, (3) tingkat pendidikan masyarakat meningkat dengan semakin banyaknya masyarakat yang melanjutkan ke pendidikan hingga perguruan tinggi.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Nur Latifah (2018), yang berjudul

“Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Di Sekitar Air Mancur Taman Sri Baduga, Desa Negeri Kidul, Kabupaten Purwakarta” dalam penelitian ini dikatakan bahwa Aktifitas pariwisata di kawasan Air Mancur Taman Sri Baduga memberikan dampak positif kepada masyarakat sekitar pada aspek sosial, ekonomi dan aspek fisik. Diantaranya adalah (1) pendapatan keluarga mengalami peningkatan yang disebabkan oleh terciptanya banyak peluang usaha bagi masyarakat sekitar seperti usaha sampingan berdagang makanan tradisional sebagai ciri khas dari daerah tersebut ; (2) taraf hidup masyarakat lokal pun mengalami peningkatan; (3) membaiknya sarana dan prasarana karena adanya perbaikan infrastruktur; (4) mengurangi jumlah pengangguran; (5) semakin bertambahnya ilmu masyarakat yang diperoleh dari pengalamannya dalam berkomunikasi dengan para wisatawan yang berkunjung ; (6) serta masyarakat semakin bangga dan percaya diri dengan daerahnya karena pembangunan objek wisata yang dilakukan.

(49)

2.3 Pengajuan Hipotesis

Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu kata hypo dan kata thesis. Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat. Kedua kata itu kemudian digunakan secara bersama menjadi hypothesis dan penyebutan dalam dialek Indonesia menjadi hipotesa kemudian berubah menjadi hipotesis yang masksudnya adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Pembuktian itu hanya dapaat dilakukan dengan menguji hipotesis dimaksud dengan data di lapangan (Bungin, 2013: 85). Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti merumuskan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :

Ha: Ada kontribusi wisata Pantai Bulbul terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di desa Lumban Bulbul kecamatan Balige kabupaten Toba Samosir

H0: Tidak ada kontribusi wisata Pantai Bulbul terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Lumban Bulbul kecamatan Balige kabupaten Toba Samosir

2.4 Kerangka Pemikiran

Saat ini pariwisata adalah salah satu sektor pembangunan yang sedang gencar-gencarnya digalakkan oleh pemerintah dan juga memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan, salah satunya adalah membuka lapangan kerja, khususnya bagi masyarakat setempat. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain untuk sementara waktu dengan tujuan rekreasi dan bukan untuk mencari nafkah. Dapat dikatakan tujuan

(50)

utama perjalanan itu adalah berhubungan dengan pertamasyaan. Di samping itu, dari pengertian itu juga diketahui bahwa orang yang melakukan perjalanan akan melakukan aktivitas wisata dan memerlukan berbagai barang dan jasa sejak mereka pergi dari tempat asalnya sampai di tempat tujuan dan kembali lagi ke tempat asalnya.

Produk barang dan jasapun bermunculan, hal ini disebabkan adanya pergerakan atau aktivitas wisata yang dilakukan oleh wisatawan yang jauh dari tempat tinggalnya. Dalam hal ini mereka membutuhkan pelayanan transportasi, akomodasi, catering, hiburan, dan pelayanan lainnya. Dalam penyediaan pelayanan yang dibutuhkan wisatawan, masyarakat setempat juga berperan. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan dan standar hidup mereka sehingga kontribusi dari Pariwisata berpengaruh terhadap peningkatan sosial ekonomi, khususnya yang berada di lingkungan pariwisata tersebut.

Pantai Pasir Putih Lumban Bulbul merupakan salah satu objek wisata yang dapat menarik perhatian masyarakat dari dalam maupun luar daerah tersebut karena selain sebagai menjadi tempat wisata panorama alam, pemandian, tempat wisata ini dilengkapi dengan berbagai macam permainan yang dapat memuaskan wisatawan.

Dengan adanya objek wisata, membuat masyarakat terlibat a k t i f d i dalam penyedian kebutuhan wisatawan. Sehingga masyarakat menjadikan hal ini sebagai pekerjaan. Adapun jasa pelayanan yang mendukung aktivitas wisata yaitu berupa jasa angkutan, penginapan, pelayanan makan minum, jasa tour, berbagai prasarana utilitas dan lain sebagainya.

Gambar

Gambar  4.1  Peta  Desa  Lumban  Bulbul  Kecamatan  Balige  Kabupaten  Toba  Samosir.

Referensi

Dokumen terkait