• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA DENGAN METODE BRAINSTORMING. Kasinem, S.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ABSTRAK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA DENGAN METODE BRAINSTORMING. Kasinem, S."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 ABSTRAK

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA DENGAN METODE

BRAINSTORMING Kasinem, S.Pd SD N Kedungrejo

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Tema Menuju Masyarakat Sejahtera sub tema Masyarakat Peduli Lingkungan Kelas VI dengan metode brainstorming di SD Negeri Kedungrejo Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif dengan menggunakan metode Brainstorming. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Kedungrejo Pengasih, Kulonprogo, Yogyakarta, yang berjumlah 14 siswa Tahun Pelajaran 2020/2021. Adapun metode pengumpulan data menggunakan tes berupa evaluasi dan observasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Brainstorming dapat meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar pembelajaran secara daring pada kelas VI SD Negeri Kedungrejo Pengasih, Kulon Progo. Diketahui bahwa pada setiap siklus terjadi peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Pada awal pembelajaran sebelum perbaikan nilai rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa 57,2 dan keaktifan siswa 35,7%.

Setelah perbaikan pada siklus I, nilai rata-rata hasil belajar 71,4 ada kenaikan 14,2 dari sebelumnya. Keaktifan siswa pada siklus I mengalami kenaikan 28,6% dari sebelum perbaikan menjadi 64,3 %. Pada siklus II, nilai rata-rata hasil ketuntasan belajar siswa 92,8 ada kenaikan 21,4. Keaktifan siswa pada siklus II menjadi 92,8 % ada kenaikan 28,5% dari siklus I.

Kata kunci : Keaktifan , Hasil Belajar, Brainstorming

(2)

2 PENDAHULUAN

Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang besar pada pendidikan di Indonesia. Pelaksanakan pembelajaran daring adalah salah satu pilihan

pembelajaran yang dilakukan pada masa pandemi. Prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid-19 adalah mengutamakan kesehatan dan keselamatan para peserta didik, para pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan

masyarakat pada umumnya.

Penerapan pembelajaran daring ini tentu menuntut kesiapan berbagai pihak, baik dari pihak sekolah, pemangku jabatan, dan pihak peserta didik itu sendiri. Pembelajaran daring dapat dilaksanakan dengan menggunakan model interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen System (LSM). Misalnya dengan menggunakan aplikasi WhatsApp, Google, Zoom, dan lain-lain.

Di tengan Pandemi ini dalam pembelajaran daring memberikan dampak bagi guru dan siswa yang menjalankannya. Salah satu dampak positifnya adalah guru dan siswa menjadi lebih mampu dalam menggunakan aplikasi

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih fleksibel sebab bisa dilaksanakan di rumah dan bisa dilaksanakan di mana saja. Sedangkan dampak negatif seperti terjadinya kesalahpahaman, karena komunikasi dilakukan tanpa tatap muka, jaringan internet sering tidak lancar terutama daerah pelosok yang susah jangkauan, dan memerlukan teknologi yang baik.

Pada pembelajaran Tema Menuju Masyarakat Sejahtera sub tema Masyarakat Peduli Lingkungan , siswa diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal dengan menggunakan metode dan media yang tepat. Kondisi yang terjadi di Kelas VI SD Negeri Kedungreja saat dilaksanakan pembelajaran , dari14 siswa hanya ada 5 Siswa yang aktif atau 35,7%, sedangkan siswa yang tidak aktif ada 9 siswa atau 64,3% . Hasil belajar hasil belajar tes formatif hanya mendapatkan rata-rata ketuntasan 57,2 di bawah KKM.

Kenyataan inilah yang memotivasi peneliti untuk melakukan perbaikan pembelajaran secara daring agar dapat mengatasi kesulitan yang ada dengan menggunakan metode yang tepat untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.

Berdasarkan tersebut rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana meningkatkan keaktifan siswa melalui metode brainstorming tentang Tema Menuju Masyarakat Sejahtera sub tema Masyarakat Peduli Lingkungan pada siswa Kelas VI SD Negeri Kedungreja, Pengasih ? 2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode

brainstorming tentang Tema Menuju Masyarakat Sejahtera sub tema Masyarakat Peduli Lingkungan Kelas VI SD Negeri Kedungreja, Pengasih ?

KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Hasil belajar

Menurut Suprijono (2013:7) hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Menurut Jihad dan Haris (2012:14) hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung

(3)

3 menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3) “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindakmengajar.

Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar”.

Menurut Hamalik (2004: 49) “mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan”.

Andrias Harefa (2003: 35) belajar adalah proses pertumbuhan dan atau perubahan agar tahu, agar mau, agar bisa dan agar berhasil.

Menurut Slameto, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,2003:2)

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar belajar adalah kemampuan atau bukti usaha untuk bermacam-macam ukuran yang telah dicapai seseorang/siswa dalam menguasai sejumlah program pelajaran setelah program tersebut selesai dengan melibatkan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, yang dinyatakan dalam symbol, huruf maupun kalimat.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa.

Menurut Caroll (dalam Sudjana 2009:40) terdapat lima faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain: (1) bakat siswa; (2) waktu yang tersedia bagi siswa; (3) waktu yang diperlukan guru untuk menjelaskan materi; (4) kualitas pengajaran; dan (5) kemampuan siswa.

Munadi dalam Rusman. (2013: 124) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.

Sementara faktor eksternal meliputi faktor lingkungan dan faktor instrumental

Dalam Slameto (2003:54) faktor-faktor yang mempengaruhi prestassi belajar antara lain : faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam individu meliputi faktor jasmani dan faktor psikologis. Faktor jasmani meliputi kesehatan dan cacat tubuh.

Sedangkan faktor psikologis terdiri atas kecerdasan, bakat, minat, perhatian, kematangan, kesiapan dan motivasi. Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Hasil belajar yang sifatnya dari luar siswa, diantaranya: (1) Faktor keluarga meliputi orang tua, suasana rumah, keadaan ekonomi , dan hubungan antar anggota keluarga. (2) Faktor sekolah meliputi sarana dan prasarana, proses pembelajaran yang dilakukan guru, hubungan siswa dengan warga sekolah. (3) Faktor

(4)

4 masyarakat meliputi teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat, dan keadaan siswa di masyarakat.

3. Keaktifan Belajar

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, keaktifan adalah kegiatan atau kesibukan (Dendy Sugono, 2008:31), sedang belajar merupakan proses perubahan pada diri individu ke arah yang lebih baik yang bersifat tetap berkat adanya interaksi dan latihan. Jadi keaktifan belajar adalah sesuatu kegiatan individu yang dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik pada diri individu karena adanya interaksi antarindividu dan individu dengan lingkungan.

Sardiman (2001:98) aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Rohani (2004:6-7) belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah siswa giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Saat siswa aktif jasmaninya dengan sendirinya ia juga aktif jiwanya, begitu juga sebaliknya.

Hermawan (2007 : 83) keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri.

Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran. Rochman Natawijaya dalam Depdiknas(2005 : 31) belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor”.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan proses belajar- mengajar yang dapat memungkinkan cara belajar siswa secara aktif harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematik. Selama pelaksanaan belajar-mengajar hendaknya diperhatikan beberapa prinsip, stimulus, perhatian, dan motivasi, respon yang dipelajari, penguatan, dan pemakaian dan pemindahan sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara optimal.

4. Metode Brainstorming

Brainstorming dalam bahasa Indonesia disebut sebagai curah gagas/ curah pendapat/ sumbang saran. Dengan demikian keutamaan metode brainstorming ini adalah penggunaan kapasitas otak dalam menjabarkan gagasan atau menyampaikan suatu ide. Dalam proses brainstorming, seseorang akan dituntut untuk mengeluarkan semua gagasan sesuai dengan kapasitas wawasan dan psikologisnya. Metode brainstorming adalah metode yang sangat tepat untuk menjabarkan proses tersebut dengan mudah dan efisien.

Metode Brainstorming adalah suatu teknik mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Teknik yang dilakukan dengan

(5)

5 melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, dapat dikatakan cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Roestiyah 2001: 73).

Teknik brainstorming adalah teknik untuk menghasilkan gagasan yang mencoba mengatasi segala hambatan dan kritik. Kegiatan ini mendorong munculnya banyak gagasan, dengan harapan bahwa gagasan tersebut dapat menghasilkan gagasan yang kreatif. Brainstorming sering digunakan dalam diskusi kelompok untuk memecahkan masalah bersama. Brainstorming juga dapat digunakan secara individual. Sentral dari brainstorming adalah konsep menunda keputusan

Brainstorming menyediakan peluang dalam lingkungan belajar yang nyata, aktif dan efektif dengan berpartisipasi dalam diskusi bilateral maupun kolektif menurut pola fikir yang konsisten dengan kemampuan dan sikap mereka, (Mahmoud, 2013: 231).

Tujuan Brainstorming adalah untuk membuat kumpulan pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda.

Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama. Metode ini digunakan untuk menguras habis apa yang dipikirkan para siswa dalam menanggapi masalah yang dilontarkan guru dalam pembelajaran.

Langkah-langkah brainstorming, (Zaif dan Abdul,2013: 1091):

a. pemanasan yang bertujuan untuk menarik perhatian siswa,

b. memperoleh ide bertujuan untuk mengetahui apa yang siswa fikirkan dari topik pembelajaran disertai perbedaan ide,

c. menulis di papan bertujuan untuk mengeluarkan pengetahuan siswa dengan cara melibatkannya secara sistematis dan terfokus dalam proses,

d. menulis dan menyajikan ide / usulan: merangsang siswa untuk menuliskan informasi dan menampilkannya,

e. hindari frustasi bertujuan untuk mengerahkan semua siswa dengan mengumpulkan segala macam ide,

f. hindari kejenuhan bertujuan untuk menyatukan segala macam poin dan informasi dan mengintegrasikan pengetahuan dengan cara membuat sesi yang lebih menarik.

Keunggulan metode brainstorming yaitu : 1. Anak-anak berfikir untuk menyatakan pendapat.

2. Melatih siswa berpikir dengan cepat dan tersusun logis.

3. Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru.

4. Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.

5. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang sudah pandai atau dari guru.

6. Terjadi persaingan yang sehat.

7. Anak merasa bebas dan gembira.

8. Suasana demokratis dan disiplin dapat ditumbuhkan

(6)

6 Kelemahan metode brainstorming yaitu :

1. Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dengan baik.

2. Anak yang kurang pandai selalu ketinggalan.

3. Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan.

4. Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu betul atau salah.

5. Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.

6. Masalah bisa berkembang ke arah yang tidak diharapkan. (Roestiyah, 2001:74-75).

METODE PENELITIAN

1. Tempat dan waktu Penelitian

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran No

.

Sikl us

Tanggal pelaksanaa

n

Jam ke

Mata pelajaran/

Materi

Kela s

Jumlah

siswa Tempat 1. Pra 6 -01-2021

2,3

Tema Menuju Masyarak

at Sejahtera sub tema Masyarak at Peduli Lingkung

an

VI L:4

P: 10

SD Negeri Kedung

reja 2. I 13-01-2021

3. II 03-02-2021

Sasaran penelitian antara lain : keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran daring, melalui metode brainstorming .

Peranan guru dalam pembelajaran menjadi peneliti dengan cara memantau proses pembelajaran. Selanjtnya peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam penyajian pembelajaran sehingga sasaran secara keseluruhan dapat dicapai.

2. Prosedur penelitian

Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran ini penulis dibantu oleh teman sejawat dan supervisor.

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 siklus, di mana setiap siklus terdiri dari perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, observasi kegiatan dan yang terakhir adalah refleksi.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan beberapa cara agar data yang diperoleh merupakan data yang valid. Data tersebut merupakan gambaran sebenarnya dari kondisi yang ada. Teknik yang digunakan adalah :

(7)

7 a. Observasi

Pengamatan dilakukan menggunakan panduan pengamatan yang bertujuan untuk mengamati seputar proses tindakan yang menyangkut aktifitas guru maupun aktifitas siswa yang dilakukan oleh teman sejawat sebagai kolaborator.

b. Teknik Tes

Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa setelah tindakan ini dilakukan.

4. Teknik Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses kegiatan belajar mengajar, maka data penelitian yang terkumpul selanjutnya dianallisis secara kualitatif

Berdasarkan penjelasan subyek penelitian di atas, peranan guru dalam pembelajaran merupakan subyek peneliti dengan cara diobservasi oleh teman sejawat untuk diperbaiki dan ditingkatkan dalam penyajian pembelajaran sehingga sasaran dapat dicapai secara keseluruhan

I. Rubrik Penilaian Keaktifan Siswa

Aspek kriteria

1 2 3 4

Bertanya kepada guru

Tidak mengajuka n

pertanyaan atau

melakukan aktivitas diluar kegiatan

Kurang aktif dalam bertanya tentang materi yang dipelajari

Bertanya dengan aktif kepada guru tentang materi yang dipelajari

Lebih dari sekali mengeluark an ide dan bertanya

Menjawab pertanyaan guru

Tidak menjawab pertanyaan guru.

Mampu menjawab pertanyaan namun belum tepat

Mampu memberikan jawaban dengan tepat sesuai

pertanyaan guru

Semua pertanyaan dan tugas guru

diselesaikan dengan tuntas Mendengar

kan

penjelasan/

informasi guru

Tidak mendengar kan

penjelasan atau melakukan aktivitas diluar kegiatan yang

Mendengar kan namun kurang tenang penjelasan

Mendengarka n dengan tenang penjelasan

Mendengar kan dengan tenang dan penuh perhatian penjelasan

(8)

8 diamati.

Keaktifan mengerjakan LKS

Tidak mengerjakan LKS

Mengerjakan LKS tetapi tidak lengkap

Mengerjakan LKS lengkap tetapi tidak benar

Mengerjakan LKS lengkap dan benar

Cara menganalisis Nilai = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100 %

Tabel 3.3 Pedoman Pengkategorian

No Presntasi Kategori

1 X ≥ 80% Tinggi / aktif

2 60% ≤ X ≥ 80 % Cukup / cukup aktif 3 20% ≤ X ≥ 60 % Agak rendah / kurang aktif 4 0 % ≤ X ≥ 40 % Rendah /tidak aktif

Selanjutnya untuk menganalisis data dilakukan dengan:

a. Seleksi data

Data yang terkumpul selama proses penelitian diseleksi yang sesuai dengan kaitan penelitian.

b. Klasifikasi data

Data yang telah diseleksi selanjutnya diklasifikasi sesuai urutan penelitian dalam siklus.

c. Prosentasi data

Tahap akhir analisis data adalah melakukan prosesntasi berdasar klasifikasi data.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran 1. Siklus I

a. Perencanaan Kegiatan

Pelaksanaan pembelajaran siklus I merupakan hasil refleksi guru pada pelaksanaan pembelajaran dengan perencanaan :

1) Pembelajaran selama 35 menit dengan materi Tema Menuju Masyarakat Sejahtera sub tema Masyarakat Peduli Lingkungan.

2) Susunan rencana perbaikan pembelajaran

3) Guru mengamati siswa, memberikan motivasi untuk membangkitkan semangat siswa

4) Guru menyusun soal tes untuk mengetahui hasil belajar siswa 5) Guru menyiapkan blangko observasi

b. Pelaksanaan Kegiatan

Peneliti menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu secara daring menjelaskan Tema Menuju Masyarakat Sejahtera sub tema Masyarakat Peduli Lingkungan .

Peneliti menjelaskan tugas yang harus dilakukan tiap siswa. Setiap siswa melakukan tugas yang diberikan guru.

Selanjutnya siswa mencatat hasil pekerjaan pada lembar kerja.

(9)

9 Setelah selesai mengerjakan LKS, beberapa siswa melaporkan hasil kerjanya melalui grup whats app dengan vitur voice note atau video call secara bergantian. Siswa lain yang memberikan tanggapan, sanggahan, pertanyaan, dan pendapat yang berbeda kepada siswa yang sudah melaporkan hasil kerjanya.

c. Pengamatan Kegiatan

Berdasarkan hasil pengamatan beberapa hal yang mendapat perhatian peneliti dan menjadi catatan, antara lain siswa yang tidak serius melaksanakan tugas, anak yang tidak ikut melaporkan hasil tugas secara daring , siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran grup wahat app.

d. Refleksi

Refleksi dilaksanakan untuk mencermati keberhasilan pelaksanaan perbaikan pembelajaran daring Tema Menuju Masyarakat Sejahtera sub tema Masyarakat Peduli Lingkungan siklus I . Berdasarkan kenyataan tersebut peneliti sepakat untuk melakukan tindakan perbaikan pembelajaran siklus II. Upaya yang akan dilakukan adalah dengan mengoptimalkan kegiatan siswa dan meningkatkan pengawasan terhadap kerja siswa.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pelaksanaan perbaikan siklus II merupakan hasil refleksi guru dari siklus I. Perencanaan perbaikan pembelajaran di siklus II adalah : (1) guru menyusun rencana perbaikan pembelajaran (2) Guru menyiapkan soal tes untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh siswa (3) guru menyiapkan lembar observasi.

b. Pelaksanaan Kegiatan

Guru melakukan tes penjajagan dan apersepsi: Tema Menuju Masyarakat Sejahtera sub tema Masyarakat Peduli Lingkungan. Pada pertemuan kali ini, materi yang disajikan sama seperti pertemuan sikus I.

Peneliti melaksanakan seperti pada siklus I yang pembelajarannya secara individual. Siswa diberi tugas setelah guru melaksanakan pembelajaran menggunakan metode brainstorming. Setelah selesai, masing-masing siswa melaporkan hasil dan siswa lain menanggapi. Siswa dengan bimbingan peneliti menyimpulkan hasil .

Siswa mengerjakan tes formatif, kemudian dilanjutkan dengan penilaian dan tindak lanjut. Peneliti mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan mengucapkan salam.

c. Pengamatan

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti juga mengamati terhadap jalannya proses perbaikan keaktifan siswa.

Siswa dengan bimbingan peneliti menyimpulkan hasil pengamatan, mencatat rangkuman materi pelajaran. Peneliti mewawancarai

(10)

10 siswa yang belum tuntas dengan video call, dan mengamati siswa dalam pembelajaran .

d. Refleksi

Keberhasilan Pelaksanaan perbaikan pembelajaran Tema Menuju Masyarakat Sejahtera sub tema Masyarakat Peduli Lingkungan pada siklus II dicermati dan dievaluasi. Upaya yang akan dilakukan adalah dengan mengoptimalkan keaktifan siswa dan hasil belajar.

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siklus II ini diharapkan mencapai tujuan perbaikan pembelajaran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Perbaikan pembelajaran dilaksanakan 2 siklus, menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Peningkatan keaktifan dapat dilihat dari hasil observasi, sedangkan peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari nilai tes.

1. Siklus I

Pada perbaikan siklus I terjadi peningkatan keaktifan dan prestasi belajar. Hal ini dikarenakan guru dalam menyampaikan pembelajaran menggunakan metode brainstorming sehingga siswa secara aktif menemukan sendiri konsep materi Tema Menuju Masyarakat Sejahtera sub tema Masyarakat Peduli Lingkungan . Siswa makin aktif dan tertarik serta berani mengemukakan opininya. Meskipun dalam kerja secara individu ada beberapa siswa belum aktif, dan didominasi oleh siswa yang aktif yang menguasai materi.

Hasil observasi keaktifan belajar siswa dapat dilihat pada tabel:

Tabel 2. Hasil observasi keaktifan belajar siklus I

No Kategori interval Frekuensi %

1 Sangat aktif 80 - 100 4 28,6

2 Aktif 70 – 79 5 35,7

3 Cukup aktif 60 – 69 5 35,7

5 Kurang aktif 0 – 59 - -

Jumlah 14 100

Rata-rata 64,3 %

Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh bahwa siswa yang keaktifannya sangat tinggi 4 siswa ( 28,6%), aktif 5 anak (35,7%), dan siswa yang cukup aktif 5 siswa (35,7%). Rata-rata keaktifan 64,3%.

Pada pra siklus terdapat siswa aktif 5 dengan rata-rata keaktifan 35,7% dan pada siklus I keaktifan siswa mencapai 64,3%, terjadi peningkatan 28,6%. Ketuntasan hasil belajar pada siklus I juga mengalami peningkatan, rata-rata ketuntasan prestasi belajar siswa pada pra siklus 57,2 menjadi 71,4 pada siklus I. Mengalami peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar14,2.

(11)

11 Prestasi belajar pada perbaikan pembelajaran siklus I adalah : Tabel 3. Perolehan Nilai Tes Siswa Siklus I

No. Klasifikasi Interval Jumlah Siswa %

1 Sangat tinggi 80-100 5 35,8

2 Tinggi 70-79 5 35,8

3 Cukup 60-69 3 21,4

4 Kurang 50-59 1 7

5 Kurang sekali 0-49 - -

Jumlah 14

Ketuntasan belajar 71,4 100

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang mendapat nilai tertinggi 5 siswa (35,8 %), nilai tinggi 5 siswa (35,8%), nilai cukup 3 siswa (21,4%), dan nilai kurang 1 siswa (7%). Ketuntasan belajar 71,4.

2. Siklus II

Pada perbaikan pembelajaran siklus II terjadi peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa . Hal ini terjadi karena guru menyampaikan pembelajaran menggunakan metode brainstorming, hingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat mengalami dan menemukan sendiri konsep. Siswa semakin aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, sehingga dalam mengerjakan tes terjadi peningkatan.

Hasil observasi keaktifan belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Hasil observasi keaktifan belajar siklus II

No Kategori interval Frekuensi %

1 Sangat aktif 80 - 100 11 78,6

2 Aktif 70 - 79 2 14,2

3 Cukup aktif 60 - 69 1 7,2

5 Kurang aktif 0 - 59 - -

Jumlah 14 100

Rata-rata 92,8

Berdasarkan hasil observasi pada perbaikan siklus II dapat disimpulkan bahwa siswa yang sangat aktif ada 11 ( 78,6%), dan aktif ada 2 siswa (14,2%), cukup aktif 1siswa (7,2%) dan kurang aktif tidak ada.

Rata-rata keaktifan siswa mencapai 92,8.

(12)

12 Prestasi belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II adalah:

Tabel 5. Perolehan Nilai Tes Siswa Siklus II

No. Klasifikasi Interval Jumlah Siswa %

1 Sangat tinggi 80-100 8 57,1

2 Tinggi 70-79 5 35,7

3 Cukup 60-69 1 7,2

4 Kurang 50-59 - -

5 Kurang sekali 0-49 - -

Jumlah 14 100

Ketuntasan belajar 92,8

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang mendapat nilai sangat tinggi ada 8 siswa (57,1%), yang mendapat nilai tinggi 5 siswa (35,7%), cukup 1 orang siswa (7,2%) . Ketuntasan belajar mencapai 92,8.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran 1. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I

Pada perbaikan Siklus I ini kegiatan pembelajaran Tema Menuju Masyarakat Sejahtera siswa telah menunjukkan peningkatan dibandingkan dalam kegiatan pembelajaran pra siklus. Ketika pembelajaran dengan metode brainstorming siswa sudah mulai aktif meskipun belum semuanya karena masih ada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran daring. Menurut hasil observasi keaktifan siswa mencapai 64,3%, telah terjadi peningkatan sebesar 28,6 % dari pra siklus yang rata-rata keaktifan 35,7%. Prestasi belajar siswa pada siklus I mencapai ketuntasan 71,4 meningkat 14,2 dari pra siklus 57,2 akan tetapi masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Oleh karena itu guru berusaha mengadakan perbaikan lagi siklus II.

2. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus II

Pada perbaikan pembelajaran siklus II mengambil materi sama dengan siklus I dengan menggunakan metode brainstorming agar siswa lebih aktif dan hasil belajar meningkat. Kerja individual sudah bisa berjalan sendiri hanya dengan sedikit bimbingan guru. Dari hasil observasi rata-rata keaktifan siswa meningkat dari 64,3% pada siklus I menjadi 92,8% pada siklus II, meningkat 28,5 % dari siklus I. Rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 71,4 pada siklus I menjadi 92,8 ada peningkatan 21,4. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa usaha meningkatkan keaktifan dan hasil belajar menunjukkan hasil yang memuaskan, karena rata-rata prestasi belajar siswa sudah berada di atas KKM.

3. Pembahasan Hasil Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, ternyata perbaikan pembelajaran sangat penting bagi kemajuan peserta didik. Apalagi perbaikan pembelajaran itu

(13)

13 dilakukan secara terus menerus , karena dengan adanya perbaikan pembelajaran dapat menaikkan mutu pendidikan.

Dengan usaha guru melakukan perbaikan pembelajaran berarti guru juga memahami tugasnya secara profesional, sehingga hasil yang dicapai meningkat. Melalui metode brainstorming dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dapat pula meningkatkan prestasi belajar.

Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II dalam pembelajaran Tema Menuju Masyarakat Sejahtera sub tema Masyarakat Peduli Lingkungan. dapat meningkatkan keaktifan dan presatsi belajar siswa

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas penulis menyimpulkan bahwa :

1. Ada peningkatan keaktifan belajar siswa tentang Tema Menuju Masyarakat Sejahtera sub tema Masyarakat Peduli Lingkungan melalui metode brainstorming pada siswa kelas VI SD Negeri Kedungreja tahun pelajaran 2020/2021 Rata-rata keaktifan 64,3 % pada pembelajaran siklus I menjadi 92,8% pada siklus II, meningkat sebesar 28,5%.

2. Ada peningkatan hasil belajar siswa tentang Tema Menuju Masyarakat Sejahtera sub tema Masyarakat Peduli Lingkungan melalui metode brainstorming pada siswa kelas VI SD Negeri Kedungreja tahun pelajaran 2020/2021 Rata-rata hasil belajar ketuntasan siswa 71,4 pada pembelajaran siklus I menjadi 92,8 pada siklus II, meningkat sebesar 21, 4.

(14)

14 DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani.( 2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Andrias Harefa (2003) Mengasah Paradigma Pembelajar. Yogyakarta: Gradien Dendy Sugono (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

Depdiknas. 2005. Pembinaan Profesionalisme Tenaga pengajar (Pengembangan Profesionalisme Guru). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hermawan .(2007). Media Pembelajaran SD.Bandung:Upi Press

Jihad dan Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran . Yogyakarta : Multi Pressindo Roestiyah. (2013). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung : Alfabeta.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slameto (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta Suprijono Agus. (2013). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Belajar

Gambar

Tabel 3.3 Pedoman Pengkategorian
Tabel 2. Hasil observasi keaktifan belajar siklus I
Tabel 4. Hasil observasi keaktifan belajar siklus II
Tabel 5. Perolehan Nilai Tes Siswa Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Dari teori di atas berdasarkan kenyataan di Pasar Besar Malang, modal sosial yang terjalin memang terjadi di antara para pedagang maupun pedagang dan pembeli, terjalinnya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha perbibitan sapi potong yang dikelola oleh kelompok ternak Bualo Jaya pada kegiatan pendampingan

Dari perikop tentang penghakiman terakhir dapat kita dalami bersama. pilihan merupakan inisiatif kita dan atas penyertaan Tuhan tentunya. Dari perikop ini kita lihat bahwa Allah

Combined Effect of Proteins and Polyssacharides on Physical Properties of Whey Protein Concentrate Based Edible Film.. Protein as Agriculture Polymers for

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah dan masyarakat sektor kesehatan dan jumlah penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi

Beberapa hormon sangat berperan dalam proses reproduksi ikan , selain hormon primer dan sekunder yang terdapat dalam tubuh ikan adapula hormon luar (sintesis) yang

Algoritma Euclidean dapat diterapkan untuk meningkatkan kontras dari citra berwarna, titik transformasi r1,s1 dan r2,s2 sebagai jarak pergeseran transformasi

1). Latihan kerja dimasudkan untuk melengkapi karyawan dengan keterampilan dan cara-cara yang tepat untu menggunakan peralatan kerja. Untuk itu, latihan kerja