Bagi Komunitas Roodebrug Surabaya)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana
pada FISIP UPN “Veteran” J awa Timur
Oleh :
SILVIA DWI CHARISMA
NPM: 1043010125
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
Disusun Oleh :
Silvia Dwi Char isma
NPM : 1043010125
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi
J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal 12 J uni 2014
PEMBIMBING Tim Penguji :
1.
Dr s. Kusnarto, M.Si Ir. Didiek Tr anggono, M.Si
NIP. 19580801 198402 1001 NIP. 19581225 199001 1001
2.
Dra. Dyva Claretta, M.Si
NIP.
3.
Dr s. Kusnarto, M.Si
NIP. 19580801 198402 1001
Mengetahui,
DEKAN
Komunikasi Bagi Komunitas Roodebr ug Sur abaya)
Disusun Oleh :
Silvia Dwi Char isma
NPM : 1043010125
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,
Pembimbing Utama
Dr s. KUSNARTO, M.Si
NIP. 19580801 198402 1001
Mengetahui,
DEKAN
Dra. Ec.Hj. SUPARWATI, M.Si
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas berkat
rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA
KOMUNIKASI BAGI KOMUNITAS” (Studi Deskr ipsi Kualitatif
Penggunaan Facebook Sebagai Sar ana Komunikasi Bagi Komunitas
Roodebrug Sur abaya).
Pembuatan skripsi ini ditempuh selama kurang lebih 2 bulan. Pada
kesempatan ini juga peneliti ingin menyampaikan banyak terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, diantaranya:
1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, M.P sebagai Rektor UPN “Veteran” Jatim.
2. Dra. Hj. Suparwati, M.Si, sebagai Dekan FISIP UPN “Veteran” Jatim.
3. Juwito S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN “Veteran” Jatim.
4. Drs. Syaifudin Zuhri, M.Si sebagai Sekertaris Program Studi Ilmu
Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim.
5. Drs. Kusnarto, M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi penulis, Terima
Kasih atas segala waktu, masukan, bimbingan yang terkait dengan
penelitian skripsi penulis.
6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun Staf Karyawan
7. Keluarga penulis, kedua orang tua, mbak, dan kedua ponakanku bima,
yudhis. Terima kasih selalu menghibur dan memberi semangat tiada
hentinya dan doa yang diberikan untuk penulis.
8. Rizky Andrian Firmansyah, terimakasih untuk segala doa, perhatian,
semangat, dan kesetiaan menemani penulis selama ini. Because of you, I
didn’t give up.
9. Happy Family yang telah mengisi hari-hari penulis selama kuliah yaitu
Doni, Rima, Shilby, Ela, Dana, Gholeb, Angger, Gusti, Misbah, dan Wepe.
Love you damn much guys !
10. Kelima informan mas Indra, mas Prima, mas Satrio, mbak Nia, dan Mas
Ady yang telah bersedia menjadi informan dalam penelitian ini.
11. Seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan atas keterbatasan halaman
ini, untuk segala bentuk bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima
kasih.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu kritik maupun saran selalu penulis harapkan demi tercapainya hal
terbaik dari skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak.
Amin.
Surabaya, Mei 2014
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI…... iii
DAFTAR GAMBAR ……… ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
ABSTRAKSI ... viii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah .. ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
1.4.1 Secara Teoritis ... 9
1.4.2 Secara Praktis ... 9
BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 10
2.1 Penelitian Terdahulu…...……….……….... 10
2.2 Landasan Teori ... . 13
2.2.1 Komunikasi Massa ... . 13
2.2.1.1 Definisi Komunikasi Massa... 13
2.2.1.2 Ciri-Ciri Komunikasi Massa ... 16
2.2.2 Internet ... 19
2.2.2.1 Manfaat Internet ... 20
2.2.4.3 Klasifikasi Media Sosial ... 25
2.2.5 Facebook ... 26
2.2.5.1 Profile ... 29
2.2.5.2 Private Messaging... 29
2.2.5.3 New Feeds ... 29
2.2.5.4 Groups ... 29
2.2.5.5 Photo’s... 29
2.2.5.6 Events ... 30
2.2.5.7 Status Update ... 30
2.2.5.8 Chat ... 30
2.2.5.9 Wall ... 30
2.2.6 Komunikasi Kelompok ... 31
2.2.7 Komunitas ... 31
2.2.8 Sejarah ... 32
2.2.9 Roode Brug Surabaya ... 33
2.2.10 Teori Computer Mediated Communication (CMC) ... 34
2.3 Kerangka Berpikir ... 40
BAB III METODE PENELITIAN ... 43
3.1 Metode Penelitian ... 43
3.2.4 Komunitas ... 48
3.2.5 Karakteristik Media Sosial ... 49
3.3 Lokasi Penelitian………. ... 50
3.4 Informan……… ... 50
3.5 Teknik Pengumpulan Data……….. . 51
3.6 Teknik Analisis Data………….. ... 52
BAB IV PENYAJ IAN DAN ANALISIS DATA ... 54
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 54
4.1.1 Facebook ... 54
4.1.2 Komunitas Roodebrug ... 57
4.1.3 Kota Surabaya ... 59
4.2 Penyajian Data………. ... 61
4.2.1 Identitas Informan………. ... 61
4.3 Analisis Data ... 65
4.3.1.1 Facebook sebagai Status and Self Esteem ... 65
4.3.1.2 Facebook sebagai Expressing Identity ... 68
4.3.1.3 Facebook sebagai Giving and Getting Help ... 71
4.3.1.4 Facebook sebagai Affiliation and Belonging ... 74
4.3.1.5 Facebook sebagai Sense of Community……… 76
5.1 Kesimpulan ... 102
5.2 Saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 104
Dengan media sosial, seseorang dapat berpartisipasi dalam berkomunikasi, berbagi informasi, dan menjalin persahabatan melalui akun Facebook. Roodebrug Surabaya adalah salah satu komunitas sejarah yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan wawasan secara gratis. Roodebrug Surabaya mencoba untuk menggunakan media sosial sebagai alat berkomunikasi dalam mensosialisasikan kegiatan-kegiatannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja penggunaan media sosial sebagai sarana komunikasi bagi komunitas Roodebrug Surabaya. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, dan menggunakan teori Computer Mediated Communication (CMC). Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media sosial Facebook sebagai sarana komunikasi untuk Roodebrug Surabaya digunakan untuk mendapat status and self esteem, sebagai expressing identity, sebagai giving and getting help, sebagai affiliation and belonging, dan sebagai Sense of Community Fitur-fitur Facebook yang sering digunakan untuk berkomunikasi adalah private message, news feed, photo’s, event’s, status update, wall dan chat.
ABSTRACT
SILVIA DWI CHARISMA, USE SOCIAL MEDIA AS A MEANS OF COMMUNICATION FOR COMMUNITY (Description Qualitative Study Using Facebook As A Means of Communication For Roodebrug Community Surabaya)
With the social media, a person can participate in communicating, sharing information, and to attract the friendship through the account of facebook. In indonesia, in particular, the current social media presence able to bring its own influence over how conversation conducted by a community. Roodebrug Surabaya is one of the community 's history, aims to share knowledge and insights for free. Roodebrug Surabaya trying to keep sharing using social media as a means of communicate in disseminating its activities.
This research aims to find out what are the uses of social media as a means of communication for the community of Roodebrug Surabaya. This research uses descriptive qualitative research, and use the theory of computer mediated communication. Data was collected through interviews and documentation.
1.1 Latar Belakang Masalah
Teknologi bersifat dinamis dan terus berkembang termasuk
teknologi informasi dan komunikasi, salah satunya adalah internet.
Menurut Laquey (1997), internet merupakan jaringan dari ribuan komputer
yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah
menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah
sumber daya perangkat keras komputer yang mahal. Namun, sekarang
internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat
dan efektif sehingga menyimpang jauh dari misi awalnya. Dewasa ini
internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat
informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan (Ardianto, 2004:
140-141).
Internet turut mengubah bentuk masyarakat dunia, dari masyarakat
dunia lokal menjadi masyarakat dunia global. Sebuah dunia yang sangat
transparan terhadap perkembangan teknologi dan informasi yang begitu
cepat dan besar dalam mempengaruhi peradaban umat manusia. Terdapat
desa yang besar dengan masyarakatnya saling mengenal serta menyapa
Berdasarkan pernyataan Marshall McLuhan di buku Understanding
Media: The Extensions of Man, mengemukakan ide bahwa “pesan media
ya medianya itu sendiri” (Marshall, 1999:7). McLuhan menganggap media
sebagai perluasan manusia dan media yang berbeda-beda mewakili pesan
yang berbeda-beda. Media juga mempengaruhi cakupan serta bentuk dari
hubungan-hubungan dan kegiatan-kegiatan manusia. Pengaruh media telah
berkembang dari individu ke masyarakat. Dengan media, setiap bagian
dunia dapat dihubungkan menjadi “global village” atau desa global.
Perkembangan teknologi informasi tidak hanya mampu menciptakan
masyarakat dunia global, namun secara materi dapat mengembangkan
ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat. Tanpa disadari, komunitas
manusia telah hidup dalam dua dunia kehidupan, yakni kehidupan
masyarakat nyata dan masyarakat maya (cybercommunity).
Masyarakat nyata ialah sebuah kehidupan masyarakat yang secara
indrawi dapat dirasakan sebagai sebuah kehidupan nyata,
hubungan-hubungan sosial sesama anggota masyarakat dibangun melalui
pengindraan. Dalam masyarakat nyata, kehidupan manusia dapat
disaksikan sebagaimana apa adanya. Kehidupan masyarakat maya
merupakan suatu kehidupan masyarakat manusia yang tidak dapat secara
langsung diindera melalui penginderaan manusia, namun mampu
dirasakan serta disaksikan sebagai sebuah realitas.
aspek yang beragam baik dari segi material ataupun immaterial.
Keberagaman aspek tersebut turut mendapatkan fasilitas dunia maya.
Mengingat dunia maya sebagai media sosial online yang sangat
memungkinkan sosialisasi antar individu atau kelompok secara maya.
Mengakses internet saat ini sudah menjadi rutinitas masyarakat.
Tidak hanya dengan menggunakan komputer/laptop saja tetapi dapat
mengaksesnya melalui handphone dengan berbagai kemudahan yang
ditawarkan oleh sejumlah provider telepon selular. Saat ini masyarakat
tidak hanya menggunakan internet untuk berinteraksi dengan orang lain,
namun juga menggunakannya sebagai sebuah sarana sosialisasi,
membentuk hubungan yang lebih bertahan lama, bahkan malah dapat
berkembang secara nyata di dalam kehidupan sosial. Penemuan yang
disampaikan oleh manajer umum dari perusahaan penelitian Hitwise, Bill
Tancer mengungkapkan bahwa semakin meluasnya audience pengguna
internet, mengungkap fakta bahwa trafik pencarian untuk situs jejaring
sosial atau situs pertemanan seperti Friendster, FB, MySpace, Hi5, Orkut,
tagged dan sebagainya, telah mengalahkan para pencari situs porno. Ini
menjadi indikator trend besar apa yang ada di masa mendatang (Tancer,
2008).
Situs jejaring sosial yang sangat populer saat ini adalah Facebook.
Situs jejaring sosial ini lahir di Cambridge, Massachusets 14 Februari 2004
oleh mahasiswa Harvard bernama Mark Zuckerberg. Facebook (FB)
belakangan sangat berkembang pesat dibanding situs pertemanan lainnya.
FB sendiri adalah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat
bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk
melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat
menambahkan teman‐ teman mereka, mengirim pesan, dan memperbarui
profil pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya. Saat ini
penggunaan FB di Indonesia sudah menjadi rutinitas sehari‐ hari, mulai
dari pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pengusaha, pengacara, politisi,
artis, tokoh‐ tokoh dunia, dan lain‐ lain, dan dari berbagai kelas dan
golongan karena masalah penggunaan internet sudah bukan barang yang
mahal (Sahana, 2008).
Keistimewaan FB terletak pada fasilitasnya yang variatif dan
cenderung mudah dipelajari. FB muncul dengan segala sesuatu yang
belum pernah ada sebelumnya, lewat berbagai aplikasi yang seru dalam
era Web 2.0. Keberadaan fitur chat, notes, atau sistem tag, merupakan
sebuah inovasi tersendiri. Bahkan kini, FB menjadi hosting foto terbesar,
mengalahkan situs foto seperti Flickr atau Picasso (Enda Nasution,
2008). Lebih dari sekadar mencari teman dan memasukkannya dalam
friendlist, situs ini bisa menawarkan lebih dari itu. Sharing untuk media
seperti audio, video, foto, dan notes, merupakan salah satu wujud
kebebasan yang memungkinkan siapa saja dapat mengunggah apa saja
dengan segala risiko yang juga ada. Sedang untuk jaminan keamanannya
Facebook disebut sebagai salah satu bentuk CMC yakni termasuk
dalam World Wide Web (WWW) atau yang dimaksud dengan Web. Situs
jejaring sosial ini dapat membawa orang untuk saling berkomunikasi
walaupun dipisahkan oleh ruang dalam kegiatan sehari-hari. CMC sangat
membantu banyak orang untuk berkomunikasi terbukti dengan banyaknya
anggota Facebook yang berasal dari penjuru dunia.
Karena fasilitas yang ditawarkan memberikan kemudahan dan
manfaat yang besar serta lebih komprehensif bentuk tampilannya, maka
difusi pemakaian internet bagi penggunanya begitu cepat tersebar
diberbagai tempat/negara, termasuk Indonesia. Saat ini jumlah koneksi
pertemanan (friend connections) di Indonesia mencapai 36 juta pengguna
diperingkat ke delapan.
(
http://www.tempo.co/read/news/2014/02/04/072551048/10-Tahun-Facebook-Masih-Berjaya diakses tanggal 21 Februari 2014).
Menurut C. Widyo Hermawan (2009: 1-2), adanya penggunaan
internet melalui media sosial telah menghadirkam sebuah web forum yang
dapat membentuk suatu komunitas online. Layaknya forum diskusi,
sebuah web forum dapat juga menampung ide, pendapat, dan segala
informasi dari para anggotanya sehingga dapat saling berkomunikasi atau
bertukar pikiran antara satu sama lainnya. Sebuah forum web online
biasanya hanya memiliki suatu pokok bahasan tertentu, tetapi tidak
menutup kemungkinan dapat meluas hingga ke berbagai bidang. Pada
dasarnya forum online merupakan sebuah papan pengumuman yang
tersedia dalam bentuk online. Namun seiring berjalannya waktu sebuah
forum online mengalami perluasan fungsi, yaitu tidak hanya sekedar
berbagi informasi melainkan sebagai sarana akomodasi antar sesama
pengguna dan pihak yang memiliki forum tersebut.
Pembentukan kelompok-kelompok masyarakat dalam dunia maya,
tentunya terdiri atas individu-individu maya. Individu tersebut memiliki
aspek yang beragam baik dari segi material ataupun immaterial.
Keberagaman aspek tersebut turut mendapatkan fasilitas dunia maya.
Mengingat dunia maya sebagai media sosial online yang sangat
memungkinkan sosialisasi antar individu atau kelompok secara maya.
Salah satu fasilitas bagi individu ataupun masyarakat dunia maya
dalam bersosialisasi secara online dapat dilakukan melalui media sosial
online. Media sosial online merupakan media yang didesain untuk
internet yang mengubah pola penyebaran informasi dari sebelumnya
bersifat broadcast media monologue (satu ke banyak audiens) ke social
media dialogue (banyak audiens ke banyak audiens). Media sosial online
turut mendukung terciptanya demokratisasi informasi dan ilmu
pengetahuan yang mengubah perilaku audiens dari yang sebelumnya
pengonsumsi konten beralih ke pemroduksi konten.
Komunitas Roodebrug Surabaya merupakan salah satu komunitas
bagi pecinta & penikmat sejarah, kolektor-kolektor benda-benda antik atau
replika, kolektor buku atau film sejarah, pemerhati sejarah, blogger
sejarah, penikmat uniform atau gear militer jaman dulu, dan sebagainya
yang berbau tentang sejarah. Roodebrug yang didirikan pada tanggal 1
November 2010 di Surabaya awalnya beranggotakan tidak sampai 10
orang, namun dengan kehadiran Facebook, saat ini Roodebrug mempunyai
anggota sebanyak 3276 yang bergabung di Facebook milik Roodebrug
Surabaya. Penggunaan Facebook lebih diminati oleh komunitas
Roodebrug Surabaya daripada media sosial lainnya karena Facebook
memiliki berbagai macam fitur yang dapat digunakan sebagai sarana
berkomunikasi.
Roodebrug Surabaya mempunyai visi dan misi untuk
mempertahankan & melestarikan warisan budaya serta eksistensi predikat
Surabaya sebagai kota Pahlawan, karena saat ini banyak masyarakat
Surabaya yang belum mengetahui tentang sejarah maupun
mewujudkan visi misi tersebut, Komunitas Roodebrug mengajak
masyarakat berjalan-jalan dengan istilah blusukan ke tempat-tempat
bersejarah yang juga merupakan Cagar Budaya Surabaya. Karena saat ini
banyak bangunan Cagar Budaya yang rusak tidak terawat contohnya
seperti penjara Kalisosok.
Komunitas ini memiliki banyak kegiatan nyata yang mana sebisa
mungkin segala pengetahuan kesejarahan yang ada dibagikan
seluas-luasnya kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan yang secara
langsung dan tidak langsung memberikan edukasi kesejarahan dan
kebangsaan.
Dalam kegiatannya, Komunitas Roodebrug Surabaya tentu tidak
terlepas oleh adanya penggunaan media sosial sebagai sarana untuk
berkomunikasi dengan para anggotanya dan siapapun yang terlibat di
dalamnya. Oleh karena itu penulis memilih Komunitas Roodebrug
Surabaya untuk dijadikan sebagai objek penelitian, yang nantinya akan
dikaitkan dengan penggunaan media sosial sebagai sarana saluran
komunikasi bagi komunitas tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. “Bagaimana kegunaan media sosial facebook sebagai sarana
2. “Fitur apa saja yang digunakan komunitas Roodebrug Surabaya dalam
Facebook sebagai sarana komunikasi ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penggunaan media
sosial facebook sebagai sarana komunikasi bagi komunitas Roodebrug
Surabaya dan fitur yang digunakan oleh komunitas Roodebrug Surabaya.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi sebagai bahan
masukan maupun referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2 Secara Pr aktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan pada masyarakat terutama pengguna situs media sosial Facebook
2.1 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua penelitian terdahulu
sebagai bahan referensi dalam pembuatan penelitian ini. Penelitian yang
pertama berjudul “Penggunaan Media Sosial Sebagai Sarana Komunikasi
Bagi Komunitas (Studi Deskripsi Kualitatif Penggunaan Media Sosial
Twitter, Facebook, dan Blog sebagai Sarana Komunikasi bagi Komunitas
Akademi Berbagi Surakarta)” oleh Novia Ika Setyani dari program studi
Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Penelitian Novia Ika Setyani yang berjudul “Penggunaan Media
Sosial Sebagai Sarana Komunikasi Bagi Komunitas (Studi Deskripsi
Kualitatif Penggunaan Media Sosial Twitter, Facebook, dan Blog sebagai
Sarana Komunikasi bagi Komunitas Akademi Berbagi Surakarta)”
membahas tentang kehadiran media sosial yang telah membawa pengaruh
tersendiri terhadap kegiatan yang dilakukan oleh manusia saat ini. Adanya
penggunaan internet melalui media sosial telah menghadirkan sebuah web
forum yang dapat membentuk suatu komunitas online. Salah satunya
adalah komunitas Akademi Berbagi Surakarta. Komunitas ini adalah salah
pengetahuan dan wawasan secara gratis. Media sosial yang digunakan
komunitas Akademi Berbagi Surakarta yaitu microblogging (Twitter),
Facebook, dan blog sebagai sarana komunikasi dalam mensosialisasikan
kegiatannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja
kegunaan media sosial sebagai sarana berkomunikasi bagi komunitas
Akademi Berbagi Surakarta.
Dalam penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif dan
menggunakan teori komunikasi massa, komunitas, internet mediated
communication, media sosial, hubungan komunitas dengan media sosial,
dan penelitian yang mendukung. Pengumpulan data melalui wawancara
dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan penggunaan
media sosial twitter, Facebook, dan blog sebagai sarana berkomunikasi
bagi Akademi Berbagi Surakarta digunakan untuk menyediakan informasi,
pendaftaran, guru, pencarian tempat, koordinasi voluntir, sapaan, tweet
langsung, kerjasama, berbagi foto, komunikasi dengan kota lain,
berkomunikasi dengan akun lain. Penggunaan media sosial sebagai sarana
komunikasi bagi Akademi Berbagi Surakarta cukup efektif karena
informasi dengan mudah dan cepat disosialisasikan kepada audiens tanpa
harus memikirkan jarak, ruang, dan waktu.
Penelitian kedua yang digunakan penulis berjudul “Penggunaan
Media Sosial Sebagai Media Komunikasi Di Kalangan Mahasiswa (Studi
pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Foursquare, dan Flickr)” yang ditulis oleh Ayu Azmi Muffiddah dari
jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Brawijaya Malang.
Penelitian kedua tersebut membahas tentang kegiatan komunikasi
manusia dengan manusia lain melalui berbagai cara dan media, salah
satunya adalah dengan media Internet. Komunikasi dalam Internet disebut
sebagai computer mediated communication (CMC). CMC mendukung
berbagai macam situs yang terakomodasi melalui web di Internet, seperti
situs berita, situs perbankan, dan situs media sosial atau social media.
Mahasiswa dipilih sebagai subjek dalam penelitian Ayu Azmi Muffiddah
karena kalangan mahasiswa diasumsikan sebagai net generation yang telah
familiar dengan Internet. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui alasan, preferensi, dan aktivitas yang dilakukan mahasiswa
Ilmu Komunikasi FISIP UB menggunakan masing-masing situs Facebook,
Twitter, Foursquare, dan Flickr.
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan
menggunakan teori Computer Mediated Communication (CMC), teori
Media Richness, dan teori Sosial Presence. Pengumpulan data melalui
observasi, wawancara (in-depth-interview) dan media uses diaries. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan penggunaan media sosial Facebook,
twitter, foursquare, dan flickr sebagai media komunikasi di kalangan
mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya Malang digunakan untuk mendapatkan hiburan dan
dengan orang lain, mencari dan membagi informasi. Penggunaan media
sosial sebagai media komunikasi di kalangan mahasiswa membuat
pengguna bisa saling bereaksi, berinteraksi, dan berkomunikasi dengan
apapun konten yang dibagikan dalam keempat situs jejaring sosial
tersebut.
Berdasarkan kedua penelitian diatas, penulis menyimpulkan kedua
penelitian tersebut mempunyai persamaan dengan penelitian yang penulis
teliti yaitu metode penelitian dan kedua penelitian ini menggunakan
metode deskripsi kualitatif yang digunakan oleh penulis dalam penelitian
ini.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Komunikasi Massa
2.2.1.1 Definisi Komunikasi Massa
Komunikasi massa pada dasarnya merupakan suatu bentuk
komunikasi dengan melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan
teknologi media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, dan televisi.
Hadirnya media baru seperti internet memberikan perspektif pandangan
yang baru terhadap komunikasi massa. Kenyataan menunjukkan bahwa
penggunaan internet memiliki peluang untuk memberikan tanggapan atau
umpan balik (feedback) secara segera (immediately), misalnya e-mail dan
maillist yang berbeda dengan surat kabar atau majalah dimana umpan
Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan
Wright, dalam Liliweri.1991, merupakan bentuk komunikasi yang
menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan
komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh
(terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu.
Definisi komunikasi massa menurut Freidson dibedakan dari jenis
komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa
dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan
hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi.
Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya
alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat
mencapai pada saat yang sama semua orang yang mewakili berbagai
lapisan masyarakat. (Rakhmat, seperti yang disitir Komala, dalam
Karlinah, dkk. 1999).
Freidson dapat menunjukkan ciri komunikasi massa yang lain yaitu
adanya unsur keserempakan penerimaan pesan oleh komunikan, pesan
dapat mencapai pada saat yang sama kepada semua orang yang mewakili
berbagai lapisan masyarakat. Karena dalam proses komunikasi massa ada
sifat keserempakan dalam penerimaan pesan. (Ardianto, 2004 : 3-7).
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media
massa (media cetak dan elektronik). Media massa menunjuk pada hasil
produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Dalam
ada satu perkembangan tentang media mssa, yakni ditemukannya internet.
Jika ditinjau dari ciri, fungsi, dan elemennya, internet jelas masuk dalam
bentuk komunikasi massa. (Nurudin, 2007 : 3-5).
Menurut Littlejohn, komunikasi massa merupakan proses organisasi
media menciptakan dan menyebarkan pesan-pesan pada masyarakat luas
dan proses pesan terebut dicari, digunakan, dipahami dan dipengaruhi oleh
audiens. Dalam artikel klasik tahun 1948, Laswell menghadirkan model
komunikasi sebagai berikut2 :
•Siapa (Who)
•Mengatakan Apa (Says What)
•Di Saluran Mana (In Which Channel)
•Untuk Siapa (to Whom)
•Dengan Pengaruh Apa (With What Effect)
Berdasarkan model ini, Laswel mengidentifikasikan fungsi utama
media komunikasi, yaitu pengamatan (surveillance), memberikan
informasi tentang lingkungan; memberikan pilihan untuk memecahkan
masalah, atau hubungan (correlation); dan sosialisasi serta pendidikan
yang dikenal dengan transmisi (transmision).
Berbagai metafora diciptakan untuk mengartikan aspek-aspek media.
Dennis McQuail mengacu pada delapan metafora: media merupakan
jendela (windows) yang memungkinkan kita untuk melihat lingkungan kita
lebih jauh, penafsir (interpreters) yang membantu kita memahami
informasi, komunikasi interaktif (interactive communication) yang
meliputi opini audiens, penanda (signposts) yang memberi kita instruksi
dan petunjuk, penyaring (filters) yang membagi pengalaman dan fokus
pada orang lain, cermin (mirrors) yang merefleksikan diri kita, dan
penghalang (barriers) yang menutupi kebenaran.
Joshua Meyrowitz menggambarkan tiga metafora yang mewakili
berbagai sudut pandang mengenai media. Metafora pertama, ”media
sebagai vessel” adalah gagasan bahwa media adalah pembawa pesan
(content) yang netral. Metafora kedua, ”media sebagai bahasa” adalah
masing-masing media memiliki unsur-unsur struktural atau tata kalimat,
seperti sebuah bahasa. Media cetak, misalnya, memiliki rancangan
halaman, gaya huruf tertentu, dan sebagainya. Metafora ketiga ”media
sebagai lingkungan” dilandasi gagasan bahwa kita hidup dalam
lingkungan yang penuh dengan berbagai informasi yang disebarkan oleh
keberadaan media dengan beragam kecepatan, ketepatan, kemampuan
melakukan interaksi, persyaratan fisik, dan kemudahan belajar.
Lingkungan media tersebut membentuk pengalaman pada manusia dengan
cara-cara yang signifikan dan sering kali tanpa disadari.
2.2.1.2 Cir i-Ciri Komunikasi Massa
1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan
orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu
sebuah sistem. Sistem adalah sekelompok orang, pedoman, dan media
yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide,
gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk
mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan
mengolah pesan itu menjadi sumber informasi.
2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen
Herbert Blumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik auidence/
komunikan sebagai berikut :
a. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia
mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau
dari asalnya, mereka berasal dari berbagai kelompok dalam
masyarakat.
b. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama
lain. Di samping itu, antar individu itu tidak berinteraksi satu sama
lain secara langsung.
3. Pesannya bersifat umum
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang
atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya
ditujukan pada khalayak yang plural.
4. Komunikasinya berlangsung satu arah
Dalam media massa, komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita tidak bisa
langsung memberikan respons kepada komunikatornya. Kalaupun bisa,
memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau
tidak langsung (delayed feedback).
5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran
pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa
tersebut hampir bersamaan. Keserempakan ini sangat terasa kalau
mengamati media massa lain seperti internet. Melalui perantaraan media
ini, pesan akan lebih cepat disiarkan.
6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis
Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media
elektronik (mekanik atau elektronik). Dalam jaringan internet di samping
dibutuhkan data sebagai bahan dalam internet, dibutuhkan juga perangkat
komputer, telepon, modem, dan jaringan satelit untuk memudahkan
pengiriman pesan-pesannya.
7. Komunikasi massa dikontrol oleh Gatekeeper
Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi/ palang pintu/
penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran
informasi melalui media massa. Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang
ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar
semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. (Nurudin, 2007:
2.2.2 Internet
Internet (kependekan dari interconnection-networking) ialah sistem
global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan
standar Transmission Control Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP)
untuk melayani milyaran pengguna diseluruh dunia. Rangkaian internet
yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan
kaidah ini dinamakan internetworking (antar jaringan). (Soetejo, 2013: 1).
Internet sangat tepat dikatakan sebagai “jaringan dari jaringan” yang
berkembang dalam kecepatan yang sangat menakjubkan. Jaringan ini
terdiri dari LAN (Local Area Network atau jaringan wilayah lokal),
menghubungkan dua atau lebih komputer, biasanya berada dalam suatu
gedung yang sama, dan WAN (Wide Area Network), menghubungkan
beberapa LAN pada lokasi berbeda.
Saat popularitas internet semakin berkembang, jumlah PJI (
Penyelenggara Jasa Internet) atau ISP (Internet Service Provider) juga
turut meningkat, perusahaan yang menawarkan koneksi internet dengan
biaya bulanan tergantung pada jenis dan jumlah akses yang dibutuhkan.
(Baran, 2008: 394).
Internet media terbaru juga merupakan media yang tumbuh paling
pesat. Sekitar 73% dari semua konsumen adalah online, dan jumlah uang
yang dihabiskan untuk iklan internet meningkat dari $8 miliar pada tahun
massa baru sekaligus sistem pengiriman yang terintegrasi bagi media
tradisional cetak, audio, dan video. (Biagi, 2010: 13)
Internet memang dunia tanpa batas, internet memampukan
terciptanya cyber space dan disitulah aktivitas terjadi. Ragam aktivitas
yang biasa terjadi di dunia nyata ditranslasikan dan digitalisasi untuk
membuat mungkin ada dan tercipta di dunia maya ini. Salah satunya
adalah interaksi sosial, yang dulunya hanya berupa komunikasi via e-mail
sekarang muncul dalam bentuk-bentuk yang lebih variatif dan kaya. (Juju,
2010: 48)
2.2.2.1 Manfaat Internet
Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila
seseorang mempunyai akses ke internet. Berikut ini sebagian dari apa yan
tersedia di internet:
1. Informasi untuk kehidupan pribadi: kesehatan, rekreasi, hobby,
pengembangan pribadi, rohani, dan sosial.
2. Informasi untuk kehidupan profesional/pekerja: sains, teknologi,
perdagangan, saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi,
berbagai forum komunikasi.
Satu hal yang paling menarik ialah keanggotaan internet tidak
mengenal batas negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor-faktor lain
yang dapat menghambat pertukaran pikiran. Manfaat internet diperoleh
melalui kerjasama antar pribadi atau kelompok tanpa mengenal batas jarak
2.2.3 Internet sebagai Media Komunikasi
Internet mengubah definisi komponen-komponen yang berbeda
dalam proses komunikasi, dan sebagai hasilnya, mengubah hubungan
antara komponen yang satu dan yang lain. Pada internet, individu tunggal
dapat berkomunikasi dengan khalayak luas, seperti halnya sebuah
perusahaan raksasa dan multinasional yang memproduksi sebuah program
jaringan televisi. Perusahaan atau korporasi ini cocok dengan definisi
terdahulu sumber komunikasi massa yaitu sebuah perusahaan besar yang
secara hierarkis terstruktur namun tidak demikia dengan pengguna
internet. Umpan balik dalam komunikasi massa secara tradisional
dideskripsikan sebagai umpan balik yang dapat tersimpulkan dan tertunda.
Akan tetapi, umpan balik online dapat saja, dan sangat mungkin, bersifat
segera dan langsung. Ini lebih mirip dengan umpan balik dalam
komunikasi antarpribadi daripada umpan balik komunikasi massa.
Definisi ulang elemen-elemen komunikasi massa yang dipengaruhi
ole internet ini memfokuskan kembali perhatian pada isu-isu seperti
kebebasan berekspresi, privasi, tanggung jawab, dan demokrasi. (Baran,
2008: 403).
Menurut Septiawan Santana Kurnia dalam bukunya Jurnalisme
Kontemporer, internet adalah sebuah medium terbaru yang mengkonvergensikan seluruh karakteristik media dari bentuk-bentuk yang
terdahulu. Apa yang membuat bentuk-bentuk komunikasi berbeda satu
komunikasi seperti kecepatan komunikasi, harga komunikasi, persepsi
pihak-pihak yang berkomunikasi, kapasitas storage dan fasilitas tempat
mengakses informasi, jumlah fungsionalitas atau intelijen yang dapat
ditransfer. Jadi menurut Santana, titik esensinya adalah bahwa keunikan
internet terletak pada efisiensinya sebagai sebuah medium (Kurnia, 2005:
135-136)
2.2.4 Media Sosial
2.2.4.1 Definisi Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya
bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi
blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial
dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan
oleh masyarakat di seluruh dunia.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial
sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di
atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan
penciptaan dan pertukaran user-generated content”.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial diakses tanggal 4 Maret 2014).
Gambar 2.1 Berbagai Media Sosial
Pada dasarnya media sosial merupakan perkembangan mutakhir dari
teknologi-teknologi web baru berbasis internet, yang memudahkan semua
orang untuk berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi dan membentuk
sebuah jaringan secara online, sehingga dapat menyebarluaskan konten
mereka sendiri. Post di blog, tweet, atau video Youtube dapat direproduksi
dan dapat dilihat secara langsung oleh jutaan orang secara gratis. (Zarella,
2010: 2-3)
2.2.4.2 Karakteristik Media Sosial
1. Status and Self Esteem
Dalam piramida kebutuhan psikologis manusia, pencapaian dan
pengharapan dari orang lain merupakan kebutuhan tertinggi setelah
aktualisasi diri. Bahkan untuk budaya timur, keinginan untuk diakui dan
dihargai mungkin menyamai atau lebih tinggi daripada keinginan
2. Expressing Identity
Keinginan mengekspresikan identitasnya yang unik adalah hal yang tidak
terlepas dari sifat dasar manusis, terutama yang menghargai kebebasan.
Setiap individu memiliki keinginan untuk dihargai sebagai seseorang yang
special, berbeda dari yang lain dan memiliki kekhasan yang sulit atau
bahkan tidak mungkin untuk ditiru.
3. Giving and Getting Help
Salah satu motivasi melakukan interaksi sosial adalah mendapatkan
pengakuan dan status, ternyata mencari dan memberikan bantuan juga
merupakan komponen penting dalam setiap interaksi sosial.
4. Affiliation and Belonging
Ada kecenderungan hasrat manusia untuk mendambakan jadi bagian dari
sesuatu yang lebih besar. Sebagai individu, seringkali kita merasa tidak
mampu melakukan perubahan besar. Lain halnya jika menjadi bagian dari
suatu komunitas sosial. Jika salah satu regu olahraga Indonesia berhasil
memenangkan suatu turnamen internasional yang prestisius, banyak warga
negara Indonesia akan turut merasa bangga.
5. Sense of Community
Karakteristik sosial terakhir yang diidentifikasi adalah berkaitan dengan
keinginan berkumpul dan menjadi bagian dari sesuatu yang dapat
menopangnya melalui kesulitan. Keinginan ini juga didorong oleh
perasaan “senasib dan sepenanggungan” yang dialami. Di sini, keinginan
sekedar memenuhi kebutuhan rasional, tapi juga kebutuhan emosional dan
bahkan spiritual. Komunitas online yang akhirnya berkumpul untuk
melakukan amal bersama, memberikan sense of community.
(
http://elnicamangi.blogspot.com/2013/09/definisi-dan-karakteristik-media-sosial.html diakses tanggal 14 Maret 2014).
2.2.4.3 Klasifikasi Media Sosial
Media sosial teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk
majalah, forum internet, weblog, blog sosial, microblogging, wiki,
podcast, foto atau gambar, video, peringkat dan bookmark sosial. Dengan
menerapkan satu set teori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran
sosial, media kekayaan) dan proses sosial (self-presentasi, self-disclosure)
Kaplan dan Haenlein menciptakan skema klasifikasi untuk berbagai jenis
media sosial dalam artikel Horizons Bisnis mereka diterbitkan dalam
2010. Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial:
a. Proyek Kolaborasi
Website mengijinkan usernya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun
me-remove konten – konten yang ada di website ini. Contohnya
Wikipedia.
b. Blog dan microblog
User lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat
c. Konten
Para user dari pengguna website ini saling meng-share konten – konten
media, baik seperti video, ebook, gambar, dan lain – lain. Contohnya
Youtube.
d. Situs jejaring sosial
Aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan cara
membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain.
Informasi pribadi itu bisa seperti foto – foto. Contoh Facebook.
e. Virtual game world
Dunia virtual, dimana mengreplikasikan lingkungan 3D, dimana user bisa
muncul dalam bentuk avatar – avatar yang diinginkan serta berinteraksi
dengan orang lain selayaknya di dunia nyata. Contohnya Game Online.
f. Virtual social world
Dunia virtual yang dimana penggunanya merasa hidup di dunia virtual,
sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan yang lain. Namun,
Virtual Social World lebih bebas, dan lebih ke arah kehidupan, contohnya second life. (http://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial diakses tanggal 4 Maret 2014).
2.2.5 Facebook
Facebook si varian jejaring sosial versi Mark Zuckerberg yang lahir
di Cambridge, Massachusetts 14 Februari 2004 ini mampu menyulap
dunia maya yang tidak dulunya terjamah bagi banyak orang, menjadi suatu
dunia yang sangat kaya dengan aktivitas sosial. Facebook memikat,
memberikan kemudahan dan kenyamanan, memberikan cara bersosialisasi
yang sangat menyenangkan. (Juju, 2010 : 1-2)
Facebook adalah suatu situs jejaring sosial yang dapat dijadikan
sebagai tempat untuk menjalin hubungan pertemanan dengan seluruh
orang yang ada di belahan dunia untuk dapat berkomunikasi satu dengan
yang lainnya. Facebook merupakan situs pertemanan yang dapat
digunakan oleh manusia untuk bertukar informasi, berbagi foto, video, dan
lainnya (Madcoms, 2010:1)
Ciri-ciri dari sebuah akun Facebook, yaitu memiliki pages dan
groups; dapat melakukan update status lebih dari 140 karakter sesuai
dengan kebutuhan; dapat langsung memberi komentar atau memberikan
apresiasi dari update status orang-orang sudah menjadi teman di
Facebook; memiliki fasilitas chatting yang memungkinkan pemilik
Facebook untuk dapat melakukan chat secara langsung dengan
orang-orang yang sudah berteman di Facebook; dapat berbagi foto dengan cara
tagging; dapat membuat album foto yang berisikan penjelasan singkat
mengenai foto tersebut; dapat membuat album video yang berdurasi
maksimal 2 menit dan berukuran kurang dari 100 MB (Madcoms, 2010:
Gambar 2.3 Mark Zuckerberg
Dalam Facebook blog yang berjudul: Thoughts on the Evolution of
Facebook, Mark Zuckerberg menulis alasan evolusi Facebook :
“Facebook’s mission is to give people the power to share and make
the world more open and connected. In the last four years, we’ve built new products that help people share more, such as photos, videos, groups, events, wall posts, status update and so on.”
Jadi, misi Facebook adalah “power to share” dimana semua orang
yang terkoneksi di Facebook dapat saling berbagi dan berinteraksi maka
dari itu beberapa fitur dan produk layanan dibuat. (Juju, 2010: 6)
Sebelumnya, internet memang masih terbilang eksklusif untuk
orang-orang tertentu tetapi sekarang dengan hadirnya jejaring sosial
Facebook, semua lapisan masyarakat ikut mentranslasikan dirinya ke
jejaring sosial ini, Facebook menjadi magnet bagi banyak orang hingga
jika diamati ada lonjakan besar-besaran jumlah para pengguna internet
2.2.5.1 Profile
Facebook adalah situs web pertemanan. Seseorang atau teman dapat
mengetahui informasi tentang diri Anda melalui informasi di profile. Oleh
karena itu, sebaiknya Anda mengisikan informasi di profile. Untuk
keamanan, isikan informasi yang bersifat umum. (Krisianto, 2011: 65)
2.2.5.2 Private Message
Pesan pada dinding Facebook terlihat oleh banyak orang. Apabila
ingin hanya seorang teman yang membacanya, maka kita dapat mengirim
pesan tersebut secara pribadi melalui fitur private message.
(Krisianto,2011: 81)
2.2.5.3 News Feeds
Berbagai macam pemberitahuan dari semua kegiatan yang
teman-teman Facebook lakukan, seperti mengupdate status, menambah foto,
video, menerima testi, dan masih banyak lagi kegiatan teman-teman
Facebook akan terekam dalam home atau news feed. (Madcoms, 2009: 50)
2.2.5.4 Groups
Facebook menyediakan aplikasi untuk membuat kelompok atau
dikenal istilah Groups. Groups dibuat untuk menciptakan komunitas
tertentu yang di dalamnya terdiri dari orang-orang yang memiliki latar
belakang atau hobi yang sama. (Yogaswara, 2010: 30)
2.2.5.5 Photo’s
Dalam Facebook, setiap Anda melakukan kegiatan mengunggah
mengetahui melalui news feed dari Facebook. Namun tidak menutup
kemungkinan jika Anda ingin membagikan album atau pun foto kepada
teman-teman yang lain. (Madcoms, 2009: 99)
2.2.5.6 Events
Fasilitas Events ini akan membantu Anda untuk memberitahukan
kepada daftar kontak Anda terkait kegiatan yang akan berlangsung.
(Madcoms, 2009: 150)
2.2.5.7 Status Update
Anggota Facebook menggunakan status untuk menuliskan apa yang
sedang mereka alami atau mereka rasakan. Dengan memanfaatkan fitur ini
maka teman-teman Facebook dapat mengetahui apa yang diinginkan.
Bahkan teman-teman Facebook dapat memberikan komentar terhadap
status yang kita lontarkan. (Sigit, 2010: 81)
2.2.5.8 Chat
Fitur chat digunakan untuk saling berbicara dengan pengguna
Facebook lain melalui tulisan secara langsung dan real time. (Madcoms,
2009: 137)
2.2.5.9Wall
Dinding adalah ruang di setiap halaman profil pengguna yang
memungkinkan teman-teman mengirimkan pesan ke pengguna agar dibaca
2.2.6 Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah suatu bidang studi, penelitian dan
terapan yang tidak menitikberatkan perhatiannya pada proses kelompok
secara umum, tetapi pada tingkah laku individu dalam diskusi kelompok
tatap muka yang kecil. Diskusi kelompok merupakan bagian penting
dalam tradisi berdiskusi dan nampaknya merupakan langkah lanjut yang
tak akan dapat dielakkan dalam pengembangan atau evolusi diskusi
kelompok sebagai suatu bidang studi, penelitian, dan terapan di dalam
komunnikasi lisan. Baik komunikasi kelompok maupun diskusi kelompok
memusatkan perhatiannya pada tingkah laku para anggota kelompok
dalam berdiskusi.
Komunikasi kelompok adalah suatu studi tentang segala sesuatu
yang terjadi pada saat individu-individu berinteraksi dalam kelompok
kecil, dan bukan deskripsi mengenai bagaimana seharusnya komunikasi
terjadi, serta bukan pula sejumlah nasehat tentang cara-cara bagaimana
yang harus ditempuh. (Goldberg, 2006: 6-8)
2.2.7 Komunitas
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme
yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat
yang sama. Dalam penelitian terdahulu yang berjudul “Penggunaan Media
Sosial Sebagai Sarana Komunikasi Bagi Komunitas (Studi Deskripsi
Kualitatif Penggunaan Media Sosial Twitter, Facebook, dan Blog sebagai
Novia Ika Setyani dari program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta menurut Wenger
(2002:4), pengertian komunitas adalah sekelompok orang yang saling
berbagi lingkungan, perhatian, masalah, serta memiliki ketertarikan atau
kegemaran yang sama terhadap suatu topik, dan dapat memperdalam
pengetahuan serta keahliannya dengan saling berinteraksi secara terus
menerus. Dalam komunitas tersebut, anggota yang ada didalamnya
memiliki maksud, kepercayaan, sumberdaya, kebutuhan, resiko, dan
sejumlah kondisi yang sama pula.
Menurut Etienne Wenger (2002: 24), komunitas mempunyai
berbagai macam bentuk dan karakteristik, yaitu besar atau kecil; berumur
panjang atau berumur pendek; terpusat dan tersebar; homogen atau
heterogn; internal atau eksternal; spontan atau disengaja; tidak dikenal atau
di bawah institusi.
2.2.8 Sejar ah
Sejarah (bahasa Yunani: historia yang berarti “penyelidikan,
pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian adalah studi tentang masa
lalu, khususnya bagaimana kaitannya dengan manusia. Sejarah juga dapat
mengacu pada bidang akademis yang menggunakan narasi untuk
memeriksa dan menganalisis urutan, peristiwa, masa lalu, dan secara
objektif menentukan pola sebab dan akibat yang menentukan mereka.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi sejarah adalah
asal-usul (keturunan) silsilah; kejadian dan peristiwa yang benar-benar
terjadi pada masa lampau. (http://www.kamusbahasaindonesia.org diakses
tanggal 17 April 2014)
2.2.9 Roodebrug Sur abaya
Gambar 2.4 Logo Komunitas Roodebrug Surabaya
Roodebrug Surabaya merupakan salah satu wadah bagi pecinta &
penikmat sejarah, sejarawan otodidak, kolektor benda-benda antik/replika,
kolektor buku/film sejarah, pemerhati sejarah, blogger sejarah, penikmat
uniform/gear militer jaman dulu (jadul), komunitas living history, para
penggemar kendaraan antik, dan sebagainya yang ingin bertukar
pengetahuan, informasi, koleksi terutama mengenai sejarah.
Sejak awal aktifnya pada tanggal 1 November 2010, Roodebrug
Surabaya memiliki banyak kegiatan nyata yang sebisa mungkin segala
pengetahuan sejarah yang ada dibagikan kepada seluas-luasnya
masyarakat melalui berbagai kegiatan yang secara langsung dan tidak
kejuangan & kebangsaan, reka ulang sejarah perjuangan, penelitian,
interview, dan pengumpulan data dari berbagai stake holder dalam
lingkungan sejarah, bakti sosial, dan bekerjasama dengan pemerintah kota,
TNI dan Polri dalam mengangkat kembali agenda-agenda sejarah.
Roodebrug Surabaya membawa visi dan misi untuk
mempertahankan eksistensi predikat Surabaya sebagai kota Pahlawan.
Dalam mencapai tujuan ini, Roodebrug Surabaya juga aktif melakukan
kegiatan-kegiatan nyata di lapangan yang didukung oleh
komunitas-komunitas ataupun individu-individu yang memiliki kepedulian tinggi
terhadap sejarah kota Surabaya.
(https://www.Facebook.com/groups/176705222389940/ diakses tanggal 17
Maret 2014)
2.2.10 Teori Computer Mediated Communication (CMC)
Konsep Computer Mediated Communication (CMC) ini merupakan
konsep baru dalam bidang komunikasi. Konsep ini muncul sebagai hasil
dari proses difusi inovasi dalam bidang teknologi komunikasi, terutama
mengenai komunikasi melalui media baru. Konsep dan aplikasi dari difusi
inovasi ini telah banyak dilakukan dalam berbagai bidang ilmu,
diantaranya dalam ilmu komunikasi. Penekanan difusi inovasi teknologi
komunikasi ini banyak dirasakan pada aspek medianya, yang diantaranya
adalah media komputer. Maka dapat ditarik benang merahnya bahwa yang
dimaksud dengan Computer Mediated Communication (CMC) adalah
dijadikan medium dalam proses komunikasi. Computer Mediated
Communication (CMC) dapat dipandang sebagai suatu alih teknologi
komunikasi yang membawa arahan pada pemakaian komputer sebagai
media dalam mengolah ide/ pesan dan informasi yang bersifat axiomatic
(informasi yang sudah jelas kebenarannya). (Darmawan, 2012: 133-134).
Aplikasi teknologi komunikasi cenderung mengarah pada aspek
pengelolaan proses komunikasi, pemanfaatan media komunikasi baru,
serta sistem transformasi atau manajemen arus informasi. Kondisi yang
mengakibatkan terjadinya pemanfaatan teknologi dalam komunikasi ini
diasumsikan merupakan salah satu kecenderungan dari akibat adanya
“difusi inovasi”. Proses komunikasi melalui komputer tidak hanya
menuntut kemampuan membaca, tetapi juga kemampuan mengetik
(sebagaimana seseorang yang berada di depan komputer harus sudah yakin
mengetahui keyboard komputer)”. (Everet M. Roger, 1987:40). Hal
tersebut menunjukkan bahwa proses komunikasi dengan melalui media
komputer menuntut ketrampilan menggunakan media komunikasi
komputer dari individu, baik yang bertindak sebagai pengirim maupun
penerima pesan.
Informasi yang dipersiapkan dalam jumlah yang banyak untuk
keperluan komunikasi yang dinamis mudah dilakukan melalui
penyimpanan data dalam bentuk database dalam komputer. Pool (1983 a,
h. 190) menyatakan bahwa informasi yang besar bisa diedit (diproses),
menutup kemungkinan untuk dituangkan dalam kertas. (Everett M. Roger,
1987: 40). Pendapat tersebut memberikan arahan bahwa proses
komunikasi degan media komputer cenderung dapat memperoleh nilai
efektifitas proses komunikasi. (Darmawan, 2012: 137).
Julia T. Wood (1998: 413) menyatakan bahwa “Teknologi komputer
membolehkan orang mengirimkan dan menerima informasi secara lebih
cepat”. Adapun ruang lingkup dari konsep Computer Mediated
Communication (CMC) mengarahkan pada pemahaman kita terhadap software komputer yang bisa dimanfaatkan dalam proses komunikasi.
Dimana berdasarkan perkembangannya, maka komputer yang dijadikan
media komunikasi secara tidak langsung seiring dengan perkembangan
generasi komputer itu sendiri.
Komputer dianggap telah mampu membantu komunikasi sejak
keberadaan komputer itu sendiri masih berupa komputer yang berukuran
besar sampai yang kecil sekarang. Dengan demikian CMC ini berkembang
konsep pemakaiannya sejak tahun 1970, di mana komputer masih dalam
bentuk main frame computer yang seperti bangunan/ rumah. Tahun
1990-an berkemb1990-ang lagi deng1990-an munculnya komputer personal d1990-an akhirnya
tahun 1994 pentium chip premiered mulai ditemukan dan membantu
kecepatan proses informasi oleh pemakai. Julia T. Wood (1998: 410).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa komputer yang dipakai dalam proses
komunikasi mampu memberikan pembuktian bahwa konsep CMC ini
sebagai media komunikasi dalam melihat dari kelompok Hypertext, yaitu
fasilitas software dalam komputer yang mampu memberikan kesempatan
pengembangan informasi yang dibutuhkan pemakai mengenai seluruh
dunia dalam layar. World Wide Web (WWW), merupakan salah satu
bagian service pelayanan yang ada dalam internet atau komputer media
massa yang akan datang (Straubhaar Larose, 2000: 257); Mosaic, yaitu
browser untuk pembacaan hypertext; Gopher merupakan salah satu menu
dasar yang penting dalam proses pencarian sumber pesan dalam internet;
LAN (Local Area Network) (Straubhaar Larose, 2000: 251), yaitu suatu
jaringan antar komputer, dimana dua atau lebih orang dapat mengirim dan
menerima pesan dalam lingkup organisasi intern; MUD (Multy User
Dimension), yaitu sistem jaringan yang bisa berhubungan dengan sumber
informasi bidang pendidikan, penelitian, bisnis, institusi serta
memungkinkan interaksi antar dua atau lebih pemakai. (Krol, 1994 dalam
Julia T. Wood, 1998: 413). Selain itu dikemukakan juga bahwa aplikasi
komputer dalam komunikasi ini dalam bentuk multimedia.(Straubhaar
Larose, 2000: 253) (Darmawan, 2012: 137-139)
Fenomena layanan internet dan consumer online ini telah semakin
memusatkan perhatian kepada komunikasi bersarana komputer (Computer
Mediated Communication, CMC) dan terhadap implikasi-implikasinya
atas perusahaan-perusahaan media yang sudah mapan. CMC
J.Michael Metz (1994) mengemukakan bahwa CMC sebagai sebuah
studi yang secara teoritis berdiri sendiri, tidak hanya dipelajari sebagai
cannel atau saluran. Dalam studi-studi terbaru, para peneliti lebih melihat
factor konteks dan cara sebuah pesan disampaikan dan diinterpretasikan.
Konteks ini memunculkan karakteristik yang membedakan dengan
komunikasi lainnya.
Menurut Sheizaf Rafaeli, karakteristik komunikasi online yang
membedakan dengan komunikasi lain.
1.Paket Switching
Basis teknologi yang dipakai internet, dimana data yang dikirim
antar komputer dibentuk dalam paket. Packet Switching merupakan suatu
metode untuk mengirimkan informasi yang memisahkan pesan yang
panjang kedalam unit-unit kecil (paket) yang berukuran tetap.
Packet Switching memungkinkan sejumlah besar pemakai memakai
bersama penghubung transmisi berkecapatan tinggi. Sebuah metode yang
digunkan untuk memindahkan data dalam jaringan internet.
2. Multimedia
Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media
yang berbeda untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam
3.Interaktif
Maksudnya yaitu kemampuan sistem/ program yang bisa
menanyakan sesuatu pada pengguna (mengadakan tanya jawab), kemudian
mengambil tindakan berdasarkan respon tersebut. Kegiatan berinteraksi
yang dilakukan oleh pemakai komputer dengan komputer secara langsung,
sehingga ketika pengguna komputer tersebut memberikan suatu perintah,
maka pengguna komputer tersebut melihat langsung hasilnay pada
perangkat keluaran seperti pada monitor.
4.Synchronitas
Synchronitas merupakan komunikasi melalui internet dengan
interaksi yang bersamaan waktunya. Jenis komunikasi bermedia internet
ini diwakili oleh fasilitas internet Relay Chat. Komunikasi ini
menggunakan kata-kata sebagai pesan yang disampaikan dan diterima
seketika seolah-olah sebagai percakapan dan sama dengan komunikasi
interpersonal.
5.Hypertextual
Teks yang mempunyai kaitan dengan dokumen (bagian) lain.
Hypertext dalam dunia internet sudah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari world wide web. Bahkan Tim Berners-Lee membuat
standar dokumen dengan nama HTML dan protokol yang digunakan
dengan nama HTTP, dimana huruf H tersebut merupakan singkatan dari
Bush di tahun 1945 dalam sebuah tulisan (essay) di majalah Atlantic
Monthly dengan judul “As We May Think”. Artikel ini menjadi tulisan
klasik. Menurutnya, human mind bekerja berdasarkan asosiasi
(assosiation). Dengan sebuah data (informasi) dipegang, maka ia akan
menyambung dengan informasi berikutnya yang terasosiasi dengan data
sebelumnya.
CMC menurut Joseph Walther (1996) :
1. Impersonal yaitu sebuah interaksi antar individu melalui penggunaan
simbol.
2. Interpersonal yaitu kemampuan individu tersebut untuk menafsirkan
berdasarkan persepsinya sendiri atau orang lain.
3. Hyperpersonal yaitu bagaimana individu tersebut beradaptasi
dengan lingkungannya serta menciptakan dan menggunakan
teknologi yang diperlukan untuk mengatasi lingkungannya.
2.3 Kerangka Berpikir
Internet merupakan sesuatu hal yang sudah tidak asing lagi bagi
masyarakat modern Indonesia. Seiring dengan perkembangannya, internet
mampu melahirkan suatu jaringan baru yang biasa dikenal dengan sebutan
media sosial. Media sosial merupakan salah satu media online dimana para
penggunanya dapat ikut serta dalam mencari informasi, berkomunikasi,
dan menjaring pertemanan dengan segala fasilitas dan aplikasi yang
membawa pengaruh tersendiri terhadap kegiatan yang dilakukan oleh
manusia saat ini. Salah satunya adalah adanya web forum yang telah
membentu suatu komunitas online.
Penelitian ini menggunakan teori Computer Mediated
Communication (CMC). Medium komputer dalam CMC adalah berupa
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) berupa
aplikasi khusus yang memungkinkan orang saling berinteraksi. Dengan
adanya komputer sebagai media komunikasi dan internet sebagai
penyambung atau fasilitas dalam melakukan interaksi yaitu Facebook.
Facebook menawarkan fitur yang beragam dibandingkan media
sosial lainnya dan Facebook masih menjadi pilihan bagi masyarakat saat
ini. Salah satunya adalah komunitas Roodebrug Surabaya. Dalam
kegiatannya sebagai komunitas pecinta sejarah di Surabaya, komunitas
Roodebrug tentu tidak terlepas oleh adanya penggunaan media sosial
sebagai sarana untuk berkomunikasi bagi para anggotanya dan siapapun
yag ingin terlibat di dalamnya.
Penulis ingin memberikan wawasan dan pelajaran tentang
penggunaan internet khususnya media sosial Facebook dalam komunikasi
kelompok suatu komunitas yang dinilai sangat penting. Hal ini
mempengaruhi pilihan komunitas untuk membuka peluang yang belum
pernah terjadi sebelumnya dalam membawa perubahan. Oleh karena itu
penulis ingin melakukan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir
Komunitas Roodebrug Surabaya
Karakteristik Media Sosial • Status and Self Esteem • Expressing Identity • Giving and Getting Help • Affiliation and Belonging • Sense of Community
Fitur-Fitur Facebook
3.1 Metode Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif.
Prosedur ini menghasilkan temuan yang diperoleh dari data-data yang
dikumpulkan dengan menggunakan beragam sarana. Sarana itu meliputi
pengamatan dan wawancara, namun juga mencakup dokumen, buku, kaset
video. Metode ini dapat juga digunakan untuk mendapatkan wawasan
tentang sesuatu yang baru sedikit diketahui. Demikian pula metode
kualiatif dapat memberi rincian yang kompleks tentang fenomena yang
sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif. (Strauss, 2003: 4-5)
Penulisan ini memfokuskan pada penggunaan media sosial facebook
sebagai saran komunikasi bagi komunitas Roodebrug Surabaya. Dalam
menggunakan media sosial facebook, penulis dapat mengetahui lebih
dalam mengenai sejauh mana penggunaan media sosial facebook
berpengaruh terhadap komunitas Roodebrug Surabaya. Sehingga tipe
penulisan yang digunakan adalah tipe penulisan deskriptif, yaitu suatu
jenis penulisan yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan
sejernih mungkin tanpa adanya perlakuan terhadap objek (Kountur, 2003: