• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MASYARAKAT BALI TERHADAP KONTES MISS WORLD 2013 (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Masyarakat Bali Terhadap Kontes Miss World 2013).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI MASYARAKAT BALI TERHADAP KONTES MISS WORLD 2013 (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Masyarakat Bali Terhadap Kontes Miss World 2013)."

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

Ter hadap Kontes Miss Wor ld 2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Dalam Memper olehGelar

Sar jana Ilmu Komunikasi pada FISIP UPN “VETERAN” J AWA TIMUR

Oleh :

QUINTHARIA RIZKYTA HARTINI NPM : 1043010018

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA 2013

(2)

(Studi Deskr iptif Kualitatif Per sepsi Masyar akat Bali

Ter hadap Kontes Miss Wor ld 2013)

Disusun Oleh:

QUINTHARIA RIZKYTA HARTINI NPM : 1043010018

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skr ipsi

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Dr a. HERLINA SUKSMAWATI, M.Si

NIP.19641225 199309 2001

Mengetahui,

DEKAN

Hj. SUPARWATI, Dra. Msi

NIP. 199507181983022001

(3)

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

petunjuk serta kemudahan sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan

proposal yang berjudul “ PERSEPSI MASYARAKAT BALI TERHADAP KONTES

MISS WORLD 2013”.

Dalam penyusunan SKRIPSI ini penulis menggunakan atau mengerahkan

pengetahuan dan kemampuan yang di miliki dalam menulis, akan tetapi tentunya

masih terdapat kesalahan baik besar maupun kecil. Selesainya kegiatan hingga

penyusunan proposal ini tidak lepas dari adanya arahan dan bimbingan dari Ibu

Dra.Herlina Suksmawati,M.Si yang dengan segala perhatian dan kesabarannya rela

meluangkan waktu untuk penulis. Terima kasih yang tak terhingga penulis

sampaikan.

Pada kesempatan ini penulis juga banyak menyampaikan banyak terima

kasih kepada semua pihak yang membantu dan member dukungan penulis dalam

menyelesaikan laporan praktek magang ini, diantaranya :

1. Ibu Hj. SUPARWATI, Dra.MSi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik UPN “Veteran” Jawa Timur

2. Bapak JUWITO S.SOS, MSi selaku Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi UPN “Veteran” Jawa Timur

3. Papa, Mama yang selalu mendukung, membantu, mengingatkan dan

(4)

4. Kakak, adek yang ikut memberi Support penulis untuk mengerjakan tugas

akhir

5. Sahabat sahabat terbaik, Nia, Santi, Mentari, Iin, Adi, Kupid, Mbak Fifi

yang tak berhenti memberi semangat, masukan untuk kelancaran Skripsi

ini.

6. Pihak pihak yang tidak dapat disebutkan satu satu oleh penulis,yang telah

membantu penyelesaian laporan ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir / SKRIPSI ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak segala bentuk perbaikan, saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan demi kebaikan SKRIPSI ini.

Surabaya, 28 September 2013

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN J UDUL ...i

HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KATA PE NGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

ABSTRAK ... vi

BAB I PE NDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ...13

1.3 Tujuan Penelitian ...13

1.4 Manfaat Penelitian ...13

1 Manfaat Teoritis ...13

2 Manfaat Praktis ...13

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ...14

2.1 Peneletian Terdahulu ...14

2.2 Persepsi ...17

2.2.1 Jenis Jenis Persepsi ...19

2.2.2 Hal Yang Mempengaruhi Persepsi ...22

2.3 Komunikasi Antar Budaya ...24

(6)

2.3.2 Prinsip Komunikasi Antar Budaya ...33

3.4 Karakteristik Informan dan Teknik Pemilihan Informan ...45

3.5 Teknik Pengumpulan Data ...46

3.6 Teknik Analisis Data ...47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...49

4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian dan Penyajdian Data ...49

4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ...49

4.1.1.1 Gambaran Umum Bali ...49

4.1.1.2 Gambaran Umum Kontes Miss World ...53

4.1.2 Identitas Informan ...55

4.2 Penyajian Data dan Analisis Data ...58

4.2.1 Persepsi Masyarakat Bali tentang Miss World 2013 ...58

(7)

4.2.3 Persepsi Masyarakat Bali tentang Kontes Miss World ...64

4.2.4 Persepsi Masyarakat Bali terhadap Miss World Tentang eksploitasi wanita atau identik atau disamakan dengan kontes bikini ...67

4.2.5 Persepsi Masyarakat Bali terhadap Kontes Miss World Dipandang dari sudut agama ...70

4.2.6 Persepsi Masyarakat Bali setelah ajang Miss World digelar .72 4.2.7 Persepsi Masyarakat Bali pada dampak Positive atau Negative Dengan adanya Kontes Miss World ...74

4.2.8 Persepsi Masyarakat Bali terhadap Kontes Miss World dalam ranah Budaya ...76

4.2.2 Analisis Data ...79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...85

5.1 Kesimpulan ...85

5.2 Saran ...87

DAFTAR PUSTAKA ...88

(8)

ABSTRAKSI

QUINTHARIA RIZKYTA HARTINI, PERSEPSI MASYARAKAT BALI

TERHADAP KONTES MISS WORLD 2013 (Studi Deskr iptif Kualitatif

Persepsi Masyarakat Bali Ter hadap Kontes Miss Wor ld 2013)

Abstract : It’s honor for Indonesia to become the host off Miss World 2013,

where 130 nations’ ambassadors will be competing in order to obtain the crown off

Miss World 2013. All of the contestans have arrived in Bali and ready to represent

thir country with the dream of being the best. In addition, this is a time for Indonesia

to show its beauty to the entire world trough Miss World 2013. In this time we should

be proud that Indonesia became the host country of the 63 Miss World.

Sebuah kebanggan bagi Indonesia untuk menjadi tuan rumah Miss World

2013, dimana 130 duta bangsa akan berkompetisi untuk meraih mahkota Miss World

2013. Seluruh Kontestan telah tiba di Bali dan siap untuk mewakili negaranya untuk

menjadi yang terbaik. Inilah saatnya juga bagi Indonesia untuk menunjukan

keiindahannya pada dunia melalui Miss World 2013. Kali ini kita patut berbangga

bahwa Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaran Miss World ke- 63. Inilah

kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukan keindahan alam, budaya, serta

keberadaan wanita Indonesia dimata dunia.

Metode yang digunakan adalah Studi Deskriptif Kualitatif. Metode eskriptif

adalah metode penelitian yang hanya memaparkan situasi, menggambarkan atau

melukiskan subjek atau objek penelitian berdasarkan fakta fakta yang tampak

(9)

di Bali seperti : Tokoh Agama ( Muslim, Hindu ), Tokoh Adat , Masyarakat Umum (

dewasa, punya KTP bali ) dan Orang orang yang tinggal disekitar tempat pelaksanaan

kontes tersebut. Dalam penelitian kualitatif tidak dipersoalkan dengan sejumlah

sample yang dipergunakan karena bilamana dalam proses pengumpulan data sudah

tidak ditemukan lagi variasi informasi maka tidak perlu lagi mencari informan baru

dan proses pencarian informasi dianggap selesai.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa persepsi masyarakat Bali

setelah Kontes Miss World 2013 di gelar, merupakan suatu hal yang luar biasa.

Karena dengan adanya kontes Miss World tersebut sebuah kebanggan bagi Indonesia

untuk menjadi Tuan rumah Miss World 2013, dimana 130 peserta duta bangsa akan

berkompetisi. Kontes Miss World yang diadakan di Bali tidak lah sama dengan

Kontes kontes yang di perdebatkan oleh ormas ormas jika kontes Miss World identik

atau disamakan dengan kontes bikini. Tetapi di pandang secara agama dengan adanya

kontes Miss World itu sah sah saja dilaksanakan. dengan adanya penentangan yang

dikeluarkn oleh ormas ormas tersebut tidaklah berpengaruh bagi masyarakat Bali

karena masyarakat menanganggap hal itu hal yang tabu. Dengan menganggap ormas

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Bagi sebagian besar wanita di Indonesia maupun dunia, kontes kecantikan

sudah menjadi hal yang tidak asing lagi. Kontes ini, menajadi wadah bagi wanita di

seluruh dunia untuk membuktikan bahwa wanita yang cantik tidak hanya dinilai dari

penampilan luar tapi juga membutuhkan kecantikan yang berasal dari dalam diri

setiap kontestan. Kontes kecantikan yang bernama Puteri Indonesia merupakan ajang

pemilihan puteri-puteri “terbaik” Indonesia yang kemudian akan menjadi duta

pariwisata, budaya, dan sosial. Kontes ini diadakan sejak tahun 1992 oleh Yayasan

Puteri Indonesia yang juga disponsori oleh perusahaan kecantikan Mustika Ratu.

Parameter penilaian dalam kontes kecantikan Puteri Indonesia adalah 3 B, yaitu brain

(kecerdasan), beauty (berpenampilan menarik), dan behaviour (berperilaku baik). Hal

ini menjadi salah satu alasan ketertarikan masyarakat terhadap kontes Puteri

Indonesia. Selain itu banyak alasan lainnya diantaranya seorang Puteri Indonesia akan

aktif dalam kegiatan sosial dan mengikuti kontes Puteri Indonesia merupakan ajang

untuk aktualisasi diri

(http://belajarislam.com/materi-belajar/muslimah/648-catatan-untuk-kontes-kecantikan-puteri-indonesia, (diakses November 2009).

Miss Universe adalah sebuah kontes kecantikan yang awalnya merupakan

(11)

Miss Universe, kontes pemilihan putri cantik ini telah menyedot perhatian dunia.

Jutaan mata terbelalak saat televisi menyiarkan pemilihan ratu sejagad ini. Tak hanya

sekadar ingin melihat tampang yang terpilih jadi Miss Universe, masyarakat juga

menunggu asal negara kontestan yang terpilih itu. Donald Trump membeli hak

kepemilikan kontes ini yang kemudian ditayangkan CBS dan pada 2003 beralih ke

NBC. Miss Universe merupakan acara yang prestisius terutama bagi penduduk

kawasan Amerika Latin.Pada tahun 1951, yang diprakarsai oleh Eric Moley dalam

kontes kecantikan Internasional Miss World pertama kali diadakan di Inggris.

Bersama rivalnya Miss Universe, kontes ini menjadi salah satu yang dikenal oleh

masyarakat umum. Miss World dimulai sebagai Festival kontes bikini, untuk

menghormati pakaian renang yang baru diperkenalkan pada saat itu, tetapi disebut

"Miss World" oleh media. Pada awalnya direncanakan sebagai acara one-off. Setelah mempelajari kontes Miss Universe yang hadir di kemudian hari, Morley memutuskan

untuk membuat kontes menjadi acara tahunan.

Miss world adalah topik terkini yang menarik untuk diperbicangkan. Miss

World rencananya akan dilaksanakan di Indonesia pada tanggal 28 September 2013.

Tahun 2013 menjadi saat yang special bagi Indonesia. Karena tahun ini Indonesia

menjadi tuan rumah Miss World ke- 63 di Asia Tenggara. Kontestan Miss world

2013 ada 130 pesertanya. Kontes Miss World 2013 yang di selenggarakan di

Indonesia merupakan kesempatan bangsa Indonesia untuk menujukan kepada dunia

bahwa kita merupakan Negara yang kaya akan budaya dan potensi dalam peradaban

(12)

dengan adanya kontes Miss World 2013 membuktikan kepada dunia luar bahwa Bali

merupakan salah satu dari banyak tempat dan budaya yang ada di Indonesia.

Miss World merupakan salah satu wadah bagi permpuan sebagai pihak yang

selama ini mengalami subordinasi dari kaum-kaum superordinat yang masih

menganggap perempuan merupakan pihak yang posisinya berada pada level tertindas.

Pada ajang ini, kaum perempuan diberikan kesempatan untuk menampilkan

artikulasinya. Perempuan yang berasal dari aneka ragam negara dan budaya dapat

mengaspirasikan suaranya untuk memperjuangkan perubahan sosial dan budaya di

masyarakat yang masih memandang perempuan sebagai ”hal yang sepele”. Hal yang

perlu menjadi titik pandang adalah langkah awal kita memperkenalkan kepada dunia

bisa dilakukan melalui simbolisasi dengan memperkenalkan tatanan budaya yang ada

di Indonesia. Kesempatan untuk mempresentasikan diri kepada dunia tentang siapa

diri kita melalui kontes Miss World merupakan upaya yang patut diapresiasi,

sepanjang ajang ini tetap menghargai budaya yang ada di Indonesia. Pertimbangan

kearifan lokal tentu saja dikedepankan faktor ciri khas perempuan Indonesia tak bisa

di pudarkan hanya karena citra Miss World yang selama ini negatif.

Jika kita menyimak pembukaan perhelatan Miss World di televisi beberapa

waktu lalu, ada fenomena unik dan menarik sekaligus kagum ketika kita

menyaksikan, ternyata pakaian adat yang kita punyai dari 33 provinsi itu sangat indah

dipakai dengan aneka warna yang dikenakan oleh para kontestan Miss World 2013.

Secara tidak langsung, ada perasaan kagum dan terkesima pada bangsa sendiri yang

ternyata memiliki keanekaragaman budaya yang dicerminkan melalui pakaian

(13)

dengan ”sukarela” mau mengenakan pakaian tersebut ketika ajang ini

diselenggarakan di Indonesia. Rasa nasionalisme semakin meningkat ketika kita,

bangga, dan menghargai apa yang kita punyai. Selama ini perempuanperempuan di

dunia sudah terbiasa dengan memakai pakaian bikini berlenggak-lenggok di ajang

Miss World, namun di Indonesia ada pemandangan lain yang paling tidak cukup

menggembirakan kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia.

Kontes Miss World ini bukan utuk mempertontonkan diri kaum perempuan

secara fisik, tapi perempuan itu justru diangkat secara utuh dalam arti peremuan yang

ikut terlibat adalah mereka yang terpilih secara fisik dan intelektual. Mereka diuji

kepekaan sosialnya, diasah pmikiran intelektualnya dan digali potensi

kemampuannya. Tantangan bagi peserta Miss World terutama dari Indonesia,

bagaimana mereka mampu menunjukkan bahwa mereka muncul tidak secara parsial

dan hanya dilihat sebagai objek, namun lebih pada bagaimana mereka merupakan

bagian dari perempuan-perempuan cerdas dan kreatif yang mengedepankan

personality yang utuh.

Gubernur Pastika juga menginginkan bahwa dalam ajang bergengsi yang

rencananya akan diikuti oleh 130 peserta dari berbagai negara ini agar

memperkenalkan world heritage yang ada di Bali seperti Jatiluwih, Taman Ayun dan

Geopark Kintamani. Selain tempat-tempat tersebut, Gubernur juga ingin

memunculkan dan mempromosikan kerajinan-kerajinan yang ada di Bali. “Bali harus

jadi yang terbaik”. Saya berharap bisa memperkenalkan world heritage yang Bali

(14)

world 2013, dan ini bisa membantu mempromosikan Bali,” ujarnya.

(www.jaringnews.com).

Hotel Westin Nusa Dua, Bali, tengah menyiapkan diri untuk kontes

internasional Miss World 2013, yang akan menampilkan Seni dan Budaya tradisional

Indonesia dalam berbagai kegiatan selama masa penilaian yang di gelar di Bali.

Semua rangkaian program yang disiapkan sesuai dengan norma Indonesia dan akan

banyak mengangkat seni dan budaya Indonesia. Saat upacara pembukaan yang

belangsung pada 8 September 2013, menampilkan tarian khas Bali yaitu tarian Kecak

dan sejumlah tarian daerah lainnya. Selain itu pada salah satu kegiatan,seluruh wanita

cantik dan berbakat itu juga akan mengenakan rancangan desainer dalam Negri yang

menonjolkan Budaya Tanah Air. Selama masa karantina di Pulau Dewata, para

kontestan tidak hanya di nilai dari sikap, tetapi juga cantik dalam atau inner beauty,

bakat dan penilaian multimedia. Mereka diberi kesempatan untuk mengunggah

kegitan mereka ke social media, “kata Nana panitia Miss world” .

Namun menjelang kontes ini digelar, muncul berbagai pro dan kontra dalam

penyelenggaraannya. Kontes yang sempat mendapat penolakan keras dari berbagai

ormas Islam seperti FPI (Front Pembela Islam) , HTI ( Hizbut Tahir Indnesia ) , FUI (

Form Umat Islam ) dan lainnya, dengan alasan tidak sesuai dengan budaya timur

termasuk adanya penggunaan bikini sebagai alasan mengeksploitasi aurat wanita,

ditolak keras oleh ormas-ormas yang mengatasnamakan agama. Menurut Antok Edi

(15)

World adalah salah satu bentuk penjajahan budaya negeri-negeri muslim dengan

memasukkan budaya-budaya barat yang bertentangan dengan syariat islam. Suara

paling lantang dilontarkan Bupati Bogor Rahmat Yasin yang tegas-tegas menolak

wilayahnya dijadikan tempat digelarnya Miss World 2013. Pemprov Jabar pun

demikian pula. Melalui Wagub Deddy Mizwar, pemprov berharap sebaiknya Miss

World tidak digelar di Jabar karena banyak mengundang kontroversi.

Penolakan lebih hebat dilakukan ormas-ormas Islam, seperti Front Pembela

Islam, Hizbut Tahrir Indonesia, PBNU ( Pengurus Besar Nadhlatul Ulama ),

Muhammadiyah, Syarikat Islam Indonesia, Persatuan Islam, dan banyak lagi ormas

Islam lainnya yang mendukung fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia). Mereka

menilai kontes ratu kecantikan ini tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia,

terlebih dengan syariat Islam yang merupakan agama mayoritas di Nusantara ini. Para

pemuka agama ini sepakat menolak Miss World yang diikuti kontestan dari 130

negara tersebut, kendati dalam perhelatan kali ini tidak ada lagi kontes bikini.

Berikut penjelasan MUI di www.mui.or.id pada 23 Agustus

1. Sehubungan dengan adanya pro kontra di tengah masyarakat luas, termasuk

adanya surat resmi dari Pengurus MUI Bogor dan Jawa Timur, maka hasil

rapat pimpinan MUI Pusat memutuskan menolak sekaligus meminta

pemerintah agar melarang acara pemilihan World 2013 diselenggarakan di

Indonesia. Hadir dalam jumpa pers MUI Ketua Dr. H. Sinansari Ecip, Ketua

(16)

2. Pemilihan Miss World 2013 merupakan ajang kecantikan dunia yang

melibatkan 130 negara dalam bentuk liberalisasi dan kapitalisasi ekonomi

dunia terhadap Negara Kesatuan RI. Acara tersebut, menurut MUI ,

menghabiskan dana sangat besar dan karenanya merupakan perbuatan

mubadzdzir atau sia-sia.

3. Penolakan itu, dilakukan MUI juga dengan berbagai alasan lain keagamaan

yakni, berdasarkan ayat Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 59 yang

memerintahkan kaum perempuan menutupi serta tidak memamerkan auratnya.

Berbagai hadits Nabi juga menyebutkan bahwa aurat kaum perempuan adalah

meliputi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.

4. Kecuali itu, ajang pemilihan Miss World juga bertentangan dengan semangat

konstitusi UUD 1945, terutama pasal 32 ayat (1), dimana negara bertugas

memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan

menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan

nilai-nilai buidayanya. Pemilihan Miss World merupakan bentuk kontes

kecantikan yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia.

5. “Di mata masyarakat Indonesia, pemilihan Ksis World terkesan merendahkan,

melecehkan budaya bangsa. Dan mempertontonkan aurat perempuan adalah

merendahkan harkat dan martabat kaum perempuan,” tegas pernyataan MUI

itu.

6. “Dalam ajaran Islam, ditegaskan bahwa memamerkan aurat wanita dan

(17)

perbuatan dosa yang bertentangan dengan ajaran agama,” tulis pernyataan

MUI itu.

7. Ketua MUI Kiai Muhyiddin mengemukakan bahwa ajang acara Miss World

itu tidak ada manfaatnya, bahkan mendatangkan madlorot bagi pembangunan

kemanusiaan, khususnya bagi kaum perempuan. “Indonesia merupakan salah

satu anggota OKI. Seharusnya Indonesia memberikan contoh yang baik bagi

negara-negara muslim lainnya. Apalagi sudah jelas bahwa acara itu sangat

bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam.”

Alasan penolakan FPI, Minggu (25/8):

1. FPI akan membubarkan kalau pemerintah tetap mengeluarkan surat perizinan

penyelenggaraan kontes kecantikan tersebut di Indonesia. “Wajib kita

bubarkan acara Miss World kalau pemerintah memaksakan (memberi izin),”

ujar Habib Rizieq Syihab di Petamburan, Ahad 25 Agustus 2013.

2. Habib Rizieq menyatakan siap untuk ditangkap aparat kepolisian dengan

rencana aksi sepihak tersebut. Sebab, kata Habib, Miss World sarat dengan

kemaksiatan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya yang ada di

Indonesia. “Saya siap bertanggung jawab dunia akhirat. Gak usah cari

kemana-kemana provokatornya, ada Habib Rizieq siap ditangkap untuk

membubarkan Miss World.”

3. Bukan hanya FPI, umat Islam secara luas juga tegas menolak acara tersebut.

(18)

berbagai cara oleh panitia penyelenggara juga berkukuh dengan keputusannya

menolak ajang kemaksiatan itu.

4. Habib Rizieq Syihab meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

dapat bersikap tegas dalam menyikapi polemik penyelenggaraan Miss World

di Indonesia. Habib mengambil contoh sikap Presiden Soeharto saat ada

polemik terkait keikutsertaan Indonesia dalam ajang kontes kecantikan yang

ia nilai tegas dan mencerminkan wibawa seorang pemimpin.

5. FPI akan tetap menolak penyelenggaraan miss World di Indonesia dan akan

terus menyuarakan penolakan tersebut dan ia berharap Presiden SBY dapat

bersikap tegas terkait polemik tersebut. “Kita tunggu kewibawaan presiden

kita, ketegasannya untuk melarang Miss World.”

“Waktu di zaman Pak Harto, ketika ada kelompok yang berniat mengirimkan

Putri Indonesia ke Miss World atau Miss Universe, Ibu Min Sugandi saat itu menteri

pemberdayaan wanita meminta pertimbangan presiden dulu. Besoknya, Bu Min

katakan, bapak (Pak Harto) sampaikan itu bukan budaya kita,” ujar Habib Rizieq di

Petamburan, Jakarta Pusat. Habib Rizieq menggambarkan, saat itu Presiden Soeharto

dengan tegas menyatakan penolakannya karena ia menilai kontes tersebut tidak sesuai

dengan kebudayaan lokal Indonesia dan ketegasan Presiden saat itu langsung

mengakhiri polemik yang ada. “Cuma satu kalimat, itu bukan budaya kita. Langsung

berhenti (polemiknya), tidak ada putri Indonesia yang dikirim ke Miss Universe atau

Miss World. Mustinya begitu wibawa seorang presiden, tidak usah repot-repot

(19)

dengan tegas bahwa pergelaraan miss world bertentangan dengan nilai-nilai norma

agama dan kearifan lokal dan budaya kita, batalkan.” Melihat penolakan dari MUI

dan terutama FPI, pelaksanaan Miss World 2013 terutama yang di Sentul, Bogor,

perlu mendapatkan perhatian yang serius dari penyelenggara dan aparat pemerintah.

(mui.or.id/fpi.or.id/Kabar24.com)

Munculnya tekanan dan protes dari berbagai ormas yang mengatas nama kan

agama dan dengan melakukan tindakan pemaksaan kehendak bahkan kadang disertai

kekerasan, dengan berbagi alasan menolak dengan keras kontes Miss world ini,

karena menurut mereka merendahkan maratabat wanita dengan mengeksploitasi aurat

dan berbikini. Bahkan dengan tegas ormas ormas tersebut mengatakan bahwa kontes

Miss World tidak sesuai dengan budaya timur, maka tidak layak di selenggarakan di

Indonesia. Dukungan terhadap kontes Miss World ternyata bertolak belakang dengan

pendapat para ulama. Majelis Ulama Indonesia (MUI) suatu lembaga independen

yang mewadahi aspirasi para ulama sudah menyatakan penolakannya terhadap kontes

ratu sejagat ini. Selain itu beberapa ormas Islam pun menyatakan penolakannya

terhadap kontes Miss World. Penolakan dari MUI disayangkan oleh beberapa pihak.

Ada pihak yang menyatakan bahwa kontes Miss World adalah urusan dunia, bukan

urusan agama.

Kembali pada permasalahan awal yaitu apakah miss world merupakan

eksploitasi wanita. Miss world merupakan bentuk eksploitasi yang digunakan

sebagai alat marketing dari produk-produk fashion dan kecantikan. Apalagi, dari awal

(20)

perusahaan bikini untuk mempromosikan produknya. Pada keberjalanannya agar

mendapatkan banyak simpati dihati para pemirsa diseluruh dunia maka disisipkan

ide-ide brain dan behaviour di balik beauty itu sendiri. Semakin banyak pemirsa

diseluruh dunia tanpa sadar telah terperangkap dalam standar cantik ala Miss World.

Dampak yang ditimbulkan pun tidak tanggung-tanggung, banyak wanita yang rela

menghabiskan uangnya untuk terlihat cantik ala Miss World hingga mau melakukan

operasi plastic.

Ajang Miss World menimbulkan berbagai spekulasi bisnis. Pengusaha sangat

memiliki kepentingan dalam kontes kecantikan ini. Sebagai endorser pronsor acara,

para pengusaha mengeksploitasi tubuh perempuan. Pada sisi yang lain, insting

primitif dan nafsu elementer laki-laki mendorong perhelatan Miss World sehingga

mendapat dukungan dari berbagai pihak. Melalui propaganda seni dan bisnis,

perempuan menjadi mainstream industry. Dengan tubuh tinggi, mulus, bening dan

cantik menjadi landasan utama penilaian. Eksploitasi perempuan dikuasai oleh

kepentingan kelompok ekonomi dominan. Secara gradual, perempuan kini masuk ke

dalam pasar yang lebih besar di ranah bisnis dan seni. Namun, dibalik itu mereka

tetap terdiskriminasikan sebagai tumbal gaya hidup hedonisme. Kaum kapitalis

melihat keadaan ini dengan kacamata ekonomi, mengeksploitasi perempuan sebagai

alat untuk melariskan usaha. Para kontestan Miss World tidak ubahnya seperti

bintang iklan sebuah produk, hanya saja dengan tampilan yang lebih mewah. Sama-

sama menjadi objek sekaligus subjek bisnis. Perempuan menjadi korban ganda, ia

dijadikan objek iklan atau peserta miss world, ia juga menjadi korban yang harus

(21)

sebagai endorser memberi testimonial secara langsung maupun tidak kepada produk

yang mereka tawarkan.

Dari berbagai macam penolakan terhadap miss world, peneliti ingin

mengetahui bagaimanakah persepsi masyarakat Bali untuk Kontes Miss World 2013.

Persepsi dan pandangan masyarakat terhadap kontes miss world dipersepsikan

perempuan di dunia sudah terbiasa dengan memakai pakaian bikini

berlenggak-lenggok di ajang Miss World, namun di Indonesia ada pemandangan lain yang paling

tidak cukup menggembirakan kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Sisi apa

yang membuat kita merasa mendapat kesempatan ketika ajang Miss World

diselenggarakan di Indonesia? Dipilihnya Bali sebagai tempat penelitian karena Bali

merupakan wakil dan tuan rumah Kontes Miss World 2013. Masyarakat di kota Bali

(22)

1.2Per umusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti menetapkan suatu

perumusan masalah, yaitu : “ Bagaimana Persepsi Masyarakat Bali Terhadap Kontes

Miss World 2013 ?”

1.3Tujuan Penelitian

Dari latar belakang permasalahan dan perumusan masalah diatas, tujuan

penelitin ini adalah untuk mengetahui Perepsi Masyarakat Bali Terhadap Kontes Miss

World 2013.

1.4Manfaat penelitian

1. Ma nfaat Teor itis

Dari penelitian ini di harapkan dapat memberi andil dalam upaya memperkaya

sumber ilmu pengetahuan pada umumnya.

Penelitian ini diharaokan dapat memberi sumbangan wawasan pada

perkembangan dan pendalaman ilmu Komunikasi dalam bidang Komunikasi Budaya

dan penelitian ini juga dapat dijadikan masukan bagi mahasiswa yang mengadakan

penelitian serupa di masa akan datang.

2. Ma nfaat Pr aktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian sebagai masukan

(23)

KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Ter dahulu

Untuk menunjang penelitian, penulis mencari jurnal penelitian ilmu

komunikasi yang relevan dengan penelitian. Dengan adanya jurnal tersebut

diharapkan dapat digunakan dalam referensi penyusunan penelitian. Jurnal penelitian

pertama ditulis oleh Astika, Dhika Juli tahun 2009, dengan judul “Persepsi Mahasiswa Terhadap Keikutsertaan Puteri Indonesia Pada Ajang Miss Universe (Study Deskriptif Mengenai Persepsi Mahasiswa USU terhadap Keikutsertaan Puteri Indonesia 2009 pada Ajang Miss Universe). Penelitian ini berjudul Persepsi Mahasiswa terhadap Keikutsertaan Puteri Indonesia pada Ajang Miss Universe (Studi

Deskriftif mengenai Persepsi Mahasiswa USU terhadap Keikutsertaan Puteri

Indonesia 2009 pada Ajang Miss Universe. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui persepsi mahasiswa asal provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)

mengenai rencana keikutsertaan Puteri Indonesia 2009 ke Ajang Miss Universe.

Peneliti menggunakan beberapa teori yang relevan dengan penelitian yaitu:

Komunikasi, Komunikasi Massa, Media massa, Teori Perbedaan Individual

(Individual Deferences Theory), dan Persepsi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah

(24)

orang mahasiswa yang berasal dari tiap-tiap fakultas yakni Fakultas Kedokteran,

Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi, Fakultas

kedokteran Gigi, Fakultas Sastra, Fakultas MIPA, Fakultas ISIP, Fakultas Kesehatan

Masyarakat, Fakultas Psikologi, Fakultas Farmasi, Fakultas Keperawatan. Jumlah

sampel diambil dengan menggunakan rumus Taro Yamane. Teknik penarikan sampel

menggunakan teknik stratifikasi proporsional dan purposive. Teknik pengumpulan

data menggunakan kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 32 pertanyaan.

Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisa tabel tunggal. Proses

pengolahan data menggunakan program SPSS for Windows version 15.0.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa mahasiswa mendukung keikutsertaan

Puteri Indonesia 2009 ke Ajang Miss Universe. Bagi mereka Puteri Indonesia 2009

Qory Sandriovaria memiliki potensi untuk bersaing di ajang Miss Universe, akan

tetapi berhubung Qory merupakan wakil provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)

hendaknya berpakaian yang sopan dan dapat menjaga martabat provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam (NAD). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif.

Hasil penelitian menggambarkan persepsi terhadap Qory Sandriovaria, Puteri

Indonesia 2009 yaitu penampilan Qory yang tidak mengenakan jilbab pada ajang

pemilihan Puteri Indonessia pada dasarnya tidak mencerminkan nilai-nilai Islami

sebagaimana aturan yang telah diterapkan di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

(NAD). Namun, berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan kepada responden

diketahui bahwa sebagian besar para responden tidak mempermasalahkan soal jilbab

(25)

mempengaruhi martabat provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang identik

dengan nilai-nilai Islam.

Penelitian lain dilakukan oleh HANNAH AIDINAL AL RASHID, dengan

judul “ PERSEPSI KECANTIKAN DAN OBSESI ORANG INDONESIA

UNTUK MEMILIKI KULIT PUTIH “. Persepsi Kecantikan dan Obsesi Orang

Indonesia untuk Memiliki Kulit Putih’ adalah salah satu topik yang sangat menarik

bagi saya. Sebagai seorang berdarah campuran Indonesia dan Eropa, menurut

beberapa orang Indonesia yang pernah saya temui, mereka sangat menginginkan

mempunyai warna kulit putih, seperti warna kulit saya. Untuk banyakan orang asing

yang datang ke Indonesia, mereka dapat menyaksikan obsesi atau fenomena orang

Indonesia ingin menjadikan kulitnya putih dalam beberapa bentuk.

Penelitian ini akan mengeksplorasikan alasan yang dalam untuk obsesi orang

Indonesia menjadi putih. Tujuan penelitian ini merupakan sebuah cara untuk

mengetahui bagaimana isu sosial ini dapat ada, dan apakah ada pengaruh obsesi ini.

Penelitian ini tidak tertarik dengan mengetahui bagaimana cara orang Indonesia untuk

menjadikan kulitnya putih, akan tetapi, tujuan penelitian ini adalah diskusi isu

persepsi mengenai menjadi seorang yang cantik atau bagus, dan mengapa terdapat

fenomena untuk mementingkan putih sebagai kesan yang positif daripada hitam dan

akibat sosial apa saja yang dipersembahkan oleh persepsi dan obsesi tersebut.

Untuk penelitian ini, sumber data utama adalah masyarakat umum, karena

obsesi orang Indonesia menjadi putih, dan isu persepsi kecantikan adalah sesuatu

(26)

yang mempengaruhi persepsi tersebut, sepertia suku, usia, dan tingkat pendidikan,

populasi dan sampel yang akan diteliti bersifat heterogen. Untuk mengetahui lebih

dalam kalau suku adalah pengaruh yang penting, Peneliti akan meneliti di beberapa

kota.

2.2 Persepsi

Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2000: 167) menyatakan bahwa persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih,

mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses

tersebut mempengaruhi perilaku kita. Persepsi adalah inti dari komunikasi, sedangkan

penafsiran (interprestasi) adalah inti persepsi yang identik dengan penyandian- balik (decoding) dalam proses komunikasi. Hal ini tampak pada definisi berapa pakar, anatar lain :

Persepsi dalam arti sempit ialah pengeliatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu

bagaimana seseorang memandang atau mengartikan seuatu ( Sobur, 2003 : 445 ).

Dari uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa persepsi merupakan

suatu hal penting yang dialami oleh setiap orang. Setiap orang akan menerima segala

sesuatu berupa informasi ataupun segala rangsangan yang datang dari lingkungannya,

dalam batas batas kemampuannya, segala rangsangan yang diterimanya tersebut

diolah, selanjutnya diproses.

Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa inti dari komunikasi adalah

(27)

dari penafsiran itu sendiri. Hal- hal yang berhubungan dngan persepsi atau kompenen

persepsi meliputi :

1. Pengindraan ( Sensasi)

Pengindraan atau sensasi dapat ditangkap melalui alat-alat indra kita, antara

lain mata ( penglihatan), telinga ( Pendengaraan), hidung (pencium), kulit (peraba), dan lidah ( Pengecap).

2. Atensi

Dalam proses persepsi, atensi sangat penting tidak terelakkan sebab sebelu

seseorang merespon atau menafsirkan kejadian atau rangsangan apapun, orang

tersesbut harus lebih dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan

tersebut. Dalam hal ini rangsangan yang menarik perhattian seseorang akan

dianggap lebih penting oleh orang tersebut, daripada rangsangan yang tidak

menarik perhatiannya. Rangsangan yang tidak menarik perhatian seseorang

akan cenderung diabaikan oleh orang tersebut.

3. Intrpretasi

Interprestasi pesan yang diperoleh seseorang melalui salah satu atau lebih

indera orang tersebut merupakan tahapan terpenting dalam proses persepsi.

Namun tidak semua pesn atau rangsangan yang ditangkap oleh indera

seseorang akan diinterpretasikan semuanya oleh orang tersebut, karena

berbagai alasan antara lain; tidak semua rangsangan memiliki daya tarik yang

sama bagi orang tersebut, karena berbagai alasan antara lai : tidak sesuai

(28)

menangkap rangsangan memiliki daya tarik yang sama bagi orag tersebut (

Mulyana, 2000 : 168 – 170 ).

2.2.1. J enis – J enis Per sepsi

Menurut Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar ( 2000 : 171 ) pada dasarnya persepsi manusia terbagi menjadidua, yaitu persepsi terhadap

obyek ( lingkungan fisik ) dan persepsi terhadap lingkungan manusia ( persepsi

social) :

1. Persepsi terhadap obyek atau lingkungan fisik

Persepsi tiap orang dalam menilai suatu objek atau lingkungan fisik tidak

selalu sama. Terkadang dalam mempersepsi lingkungan fisik, seseorang dapat

melakukan kekeliruan, sebab terkadang indera seseorang menipu diri orang tersebut,

hal tersebut dikarenakan :

a. Kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang, seperti keadaan cuaca

yang embuat orang melihat fatamorgana, pembiasan cahaya seperti dalam

peristiwa ketika seseorang melihat bahwa tongkat yang dimasukkan

kedalam air terlihat bengkok padahal sebenarnya tongkat tersebut lurus.

Hal ini yang disebut dengan ilusi.

b. Latar belakang pengalaman yang berbeda antara seseorang dengan orang

lain.

c. Budaya yang berbeda

d. Suasana psikologis yang berbeda juga membuat perbedaan persepsi

(29)

2. Persepsi terhadap manusia atau persepsi social

Persespsi social adalah proses menangkap objek – objek social dan kejadian –

kejadian yang dialami oleh seseorang dalam lingkungan oranf tersebut.

Persepsi social adalah penilaian – penilian yang terjadi dalam upaya manusia

dalam memahami orang lain. Persepsi social merupakan sumber penting

dalam pola interaksi antar manusia, karena persepsi social seseorang

menentukan hubungan seseorang dengan orang lain. Hal penting namun

bukan tugas yang mudah bahkan mungkin cenderung sulit dan kompleks.

Persepsi social dikatakan lebih sulit dari kompleks disebabkan :

a. Manusia bersifat dinamis, oleh karena itu persepsi terhadap manusia dapat

berubah dari waktu ke waktu, dan lebih cepat daripada persepsi terhadap

objek.

b. Persepsi social tidak hanya menanggapi sifat sifat yang tampak dari luar

namun juga sifat sifat atau alasan alasan internalnya.

c. Persepsi social bersifat interaktif karena pada saat seseorang mempersepsi

orang lain, orang lain tersebut tidak diam saja, melainkan ikut

mempersepsi orang tersebut ( Mulyana, 2000 : 171 -176 ).

Persepsi social terdiri atas 3 elemen, yaitu :

a. Pribadi ( person ) yaitu persepsi social yang dilakukan dengan cepat ketika melihat penampilan seseorang. Contoh : jenis kelamin, ras, usia,

latar belakang, etnik, aspek demografi lainnya.

(30)

pernah melewati suatu jalan asing yang dulu ia pernah lewati ketika ia

tersesat.

c. Perilaku ( Behavior) adalah persepsi social yang dibentuk berdasarkan gejala gejala perilaku orang lain. Contoh : menilai seseorang berdasarkan

sifat dan tingkah lakunya.

Dalam Sobur (2003 : 446 ), dijelaskan bahwa dalam persepsi terdapat tiga

kompenen utama yaitu :

a. Seleksi, adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan

dari luar identitas dan jenisnya banyak atau sedikit.

b. Interprestasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga

mempunyai arti bagi seseoran. Sejalan dengan dengan pendapat Renan

Khasali, menurut Sobur interprestasi dipengaruhi oleh beberapa factor

seperti, pengalaman masa lalu, system nilai yang dianut, motivasi

kepribadian dan kecerdasan. Interprestasi juga bergantung pada

kemampuan seseorang untuk mengadakan pngkategorian yang

diterimanya yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi

sedesrhana.

c. Reaksi, yaitu persepsi yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk

(31)

2.2.2 Ha l – hal Yang Mempengar uhi Per sepsi

Mulyana dalam Komunikasi Suatu Pengantar ( 2000 : 176 ) mengatakan bahwa setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas di

sekelilingnya. Berikut ini bebberapa prinsip penting mengenai persepsi social, yang

dapat dikatakan bahwa prinsip- prinsip ini mempengaruhi perepsi yang dilakukan

manusia, antara lain :

1. Persepsi berdasarka pengalaman

Pola – pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai realitas

(social) yang telah dipelajari sebelumnya. Menurut Gudy Kunst dan Kim dalam

Mulyana ( 2000 : 158 ) bahwa persepsi manusia terhadap seseorang objek atau

kejadian dan reaksi mereka terhadap hal – hal itu berdasaka pengalaman (dan

pembelajaran )masa lalu mereka berkaitan dengan orang, objek atau kejadian serupa.

Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu objek jelas akan membuat

seseorang menafsirkan objek tersebut berdasarkan dugaan semata atau pegalaman

yang mirip. Manusia cenderung mmperlakukan objek tersebut seperti seleumnya,

padahal pendapat rincian lain dalam objek sebelumnya.

2. Persepsi bersifat selektif

Jika setip saat seseorang disbut dengan jutaan rangsangan inderawi dan

diharuskan menafsirkan semua rangsangan tersebut semuanya, pastilah orang tersebut

tidak mampu melakukannya, sebab adanya eterbatasan kemampuan inderawi setiap

orang yang menangkap rangsangan disekitarnya. Factor utama yang mempegaruhi

(32)

a. Faktor Internalseperti :

1. Factor biologis antara lain rasa lapar yang berhubungan dengan kebutuhan.

2. Factor fisiologis yaitu bentuk fisik yang tak tampak.

3. Factor social seperti : gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan,

pengahsilan, peranan, status social, pengalaman masa lalu, dan kebiasaan.

4. Factor psikologis seperti : kemauan, keinginan, motivasi, emosi, dan harapan.

b. Faktor Eksternal adalah atribut atribut obyek yang dipersepsi, seperti :

gerakan, kontras, kebaruan, dan perulangan.

3. Persepsi bersifaat dugaan

Sama seperti persepsi sleksi, langkah ini dianggap perlu karena seseorang

tidak mungkin memperoleh rincian yang jelas melalui kelima inderanya. Proses

persepsi yang bersifat dugaan ini memeungkinkan seseorang menafsirkan suatu

objek dengan makna yang lebih lengkap dari sudut pandang manapun. Hal tersebut

disebabkan karena keterbatasan informasi yang diperoleh melalui alat alat indera

yang dimiliki manusia, menyebabkan terjadinya ruang kosong, sehingga perlu

menciptakan persepsi yang bersifat dugaan agar dapat menyediaka informasi yang

lengkap bagi ruang kosong tersebut.

4. Persepsi bersifat Evaluatif

Tidak pernah ada persepsi yang bersifat seratus persen obyektif, setiap

orang perlu melakukan interpretasi berdasarkan masa lalu dan kepentingannya ketika

(33)

melakukan evaluasi pesanberdasarkan pengalaman yang terdahuluyang pernah

dialaminya untuk mencocokan apakah kejadiannya sama. Dengan demikian persepsi

bersifat pribadi dan subjektif.

5. Persepsi Konteksual

Setiap rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Mulyana dalam bukunya

Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar ( 2000 : 191 ) mengatakan bahwa dari semua pengaruh yang ada dalam persepsi seseorang, konteks merupakan salah satu pengaruh

paling kuat. Dalam mengorganisasikan suatu obyek, seseorang biasanya melakukan

dalam bentu suatu konsep tertentu dengan prinsip – prinsip :

a. Struktur obyek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau kedekatan

dan kerlengkapan.

b. Kecenderungan seseoramg dalam mempersepsi suatu rangasangan atau

kejadian berdasarkan latar belakangnya.

2.3 Komunikasi antar Budaya

Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara

orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau

sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Menurut Stewart L.

Tubbs,komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda

(34)

ekonomi).Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh

sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.

Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi antarbudaya sebagai human flow

across national boundaries. Misalnya; dalam keterlibatan suatu konfrensi

internasional dimana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan

berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan Fred E. Jandt mengartikan komunikasi

antarbudaya sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda

budayanya.

Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa komunikasi

antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang

membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya

sebagai kelompok. Selanjutnya komunikasi antarbudaya itu dilakukan:

1. Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya

yang membahas satu tema (penyampaian tema melalui simbol) yang sedang

dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai makna tetapi dia dapat

berarti ke dalam satu konteks dan makna-makna itu dinegosiasikan atau

diperjuangkan

2. Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung daripersetujuan antarsubjek

yang terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi

(35)

3. Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun

bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita;

4. Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri

dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan pelbagai cara.

( http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya ).

Beberapa definisi Komunikasi antar Budaya menurut para ahli, yaitu :

1. Samovar & Porter( 1994, p. 19 ), Komunikasi antar budaya (intercultural

communication) terjadi apabila sebuah pesan (message) yang harus

dimengerti dihasilkan oleh anggota dari budaya tertentu untuk konsumsi

anggota dari budaya yang lain.

2. Liliweri (2003, p. 13), bahwa proses komunikasi antar budaya merupakan

interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh

beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda.

3. Apapun definisi yang ada mengenai komunikasi antar budaya

(intercultural communication) menyatakan bahwa komunikasi antar

budaya terjadi apabila terdapat 2 (dua) budaya yang berbeda dan kedua

budaya tersebut sedang melaksanakan proses komunikasi.

(36)

2.3.1 Ha kikat Komunikasi Antar Budaya

Karena Komunikasi antar budaya maka mau tidak mau pasti melibatkan

kebudayaan antar kedua belah pihak yang berkomunikasi. Kebudayaan adalah cara

hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari

generasi ke generasi. Jadi sudah pasti adanya dua fenomena unik, yaitu Enkulturasi

dan Akulturasi.

1. Enkulturasi

Enkulturasi mengacu pada proses dimana kultur (budaya) ditransmisikan dari

satu generasi ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan

mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui

gen. Orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga keagamaan, dan lembaga

pemerintahan merupakan guru-guru utama dibidang kultur. Enkulturasi terjadi

melalui mereka. Contoh adalah pembelajaran seni Tari Topeng di sanggar

Tari Keraton Kacirebonan.

2. Akulturasi

Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi

melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila

sekelompok imigran kemudian berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan

rumah), kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini.

(37)

tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. Pada

waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah.

Perbedaan perbedaan Budaya, Budaya adalah gaya hidup unik suatu

kelompok manusia tertentu. Budaya bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh sebagian

orang dan tidak dimiliki oleh sebagian orang yang lainnya – budaya dimiliki oleh

seluruh manusia dan dengan demikian seharusnya budaya menjadi salah satu faktor

pemersatu.

Pada dasarnya manusia-manusia menciptakan budaya atau lingkungan sosial

mereka sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik dan biologis mereka.

Individu-individu sangat cenderung menerima dan mempercayai apa yang dikatakan

budaya mereka. Mereka dipengaruhi oleh adat dan pengetahuan masyarakat dimana

mereka tinggal dan dibesarkan, terlepas dari bagaimana validitas objektif masukan

dan penanaman budaya ini pada dirinya. Individu-individu itu cenderung

mengabaikan atau menolak apa yang bertentangan dengan “kebenaran” kultural atau

bertentangan dengan kepercayaan-kepercayaannya. Inilah yang seringkali merupakan

landasan bagi prasangka yang tumbuh diantara anggota-anggota kelompok lain, bagi

penolakan untuk berubah ketika gagasan-gagasan yang sudah mapan menghadapi

tantangan.

Setiap budaya memberi identitas kepada sekolompok orang tertentu sehingga

jika kita ingin lebih mudah memahami perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam

(38)

mengidentifikasi identitas dari masing-masing budaya tersebut yang antara lain

terlihat pada:

1. Komunikasi dan Bahasa

Sistem komunikasi, verbal maupun nonverbal, membedakan suatu kelompok

dari kelompok lainnya. Terdapat banyak sekali bahasa verbal diseluruh dunia ini

demikian pula bahasa nonverbal, meskipun bahasa tubuh (nonverbal) sering dianggap

bersifat universal namun perwujudannya sering berbeda secara lokal.

2. Pakaian dan Penampilan

Pakaian dan penampilan ini meliputi pakaian dan dandanan luar juga dekorasi

tubuh yang cenderung berbeda secara kultural.

3. Makanan dan Kebiasaan Makan

Cara memilih, menyiapkan, menyajikan dan memakan makanan sering

berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Subkultur-subkultur

juga dapat dianalisis dari perspektif ini, seperti ruang makan eksekutif, asrama

tentara, ruang minum teh wanita, dan restoran vegetarian.

4. Waktu dan Kesadaran akan waktu

Kesadaran akan waktu berbeda antara budaya yang satu dengan budaya

(39)

5. Penghargaan dan Pengakuan

Suatu cara untuk mengamati suatu budaya adalah dengan memperhatikan

cara dan metode memberikan pujian bagi perbuatan-perbuatan baik dan

berani, lama pengabdian atau bentuk-bentuk lain penyelesaian tugas.

6. Hubungan-Hubungan

Budaya juga mengatur hubungan manusia dan

hubungan-hubungan organisasi berdasarkan usia, jenis kelamin, status, kekeluargaan, kekayaan,

kekuasaan, dan kebijaksanaan.

7. Nilai dan Norma

Berdasarkan sistem nilai yang dianutnya, suatu budaya menentukan

norma-norma perilaku bagi masyarakat yang bersangkutan. Aturan ini bisa berkenaan

dengan berbagai hal, mulai dari etika kerja atau kesenangan hingga kepatuhan mutlak

atau kebolehan bagi anak-anak; dari penyerahan istri secara kaku kepada suaminya

hingga kebebasan wanita secara total.

8. Proses mental dan belajar

Beberapa budaya menekankan aspek perkembangan otak ketimbang aspek

lainnya sehingga orang dapat mengamati perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam

cara orang-orang berpikir dan belajar. (

(40)

Adapun Fungsi dari Komunikasi Antar Budaya, yaitu :

1. Fungsi Pribadi

Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui

perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang individu.

1. Menyatakan Identitas Sosial

Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi

individu yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan

melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa

itulah dapat diketahui identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul

sukubangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang.

2. Menyatakan Integrasi Sosial

Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan

antarpribadi, antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang

dimiliki oleh setiap unsur. Perlu dipahami bahwa salah satu tujuan komunikasi adalah

memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan

komunikan. Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan

budaya antar komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan

tujuan utama komunikasi. Dan prinsip utama dalam proses pertukaran pesan

komunikasi antarbudaya adalah: saya memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan

(41)

demikian komunikator dan komunikan dapat meningkatkan integrasi sosial atas relasi

mereka.

3. Menambah Pengetahuan

Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya menambah

pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan masing-masing.

2. Fungsi social

a. Pengawasan

Funsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi

antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbada kebudayaan

berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini

bermanfaat untuk menginformasikan "perkembangan" tentang lingkungan. Fungsi ini

lebih banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarlusakan secara rutin

perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi

dalam sebuah konteks kebudayaan yang berbeda.

1. Menjembatani

Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang

dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas

perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui

(42)

sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula

oleh pelbagai konteks komunikasi termasuk komunikasi massa.

2. Sosialisasi Nilai

Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan

nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.

b. Menghibur

Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya.

Misalnya menonton tarian hula-hula dan "Hawaian" di taman kota yang terletak di

depan Honolulu Zaw, Honolulu, Hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori

hiburan antarbudaya.

2.3.2 Pr insip-Pr insip Komunikasi Antar budaya

1. Terdapatnya golongan ningrat sebagai budaya yang tertinggi

hal ini terlihat dari adanya ketimpangan pemlihan calon gubernur yang

mengharuskan dari keturunan darah biru.

2. Relativitas Bahasa

Gagasan umum bahwa bahasa memengaruhi pemikiran dan perilaku paling

banyak disuarakan oleh para antropologis linguistik. Pada akhir tahun 1920-an

(43)

memengaruhi proses kognitif kita. Dan karena bahasa-bahasa di dunia sangat

berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik dan strukturnya, tampaknya

masuk akal untuk mengatakan bahwa orang yang menggunakan bahasa yang

berbeda juga akan berbeda dalam cara mereka memandang dan berpikir

tentang dunia.

3. Bahasa Sebagai Cermin Budaya

Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin

perbedaan komunikasi baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat

nonverbal. Makin besar perbedaan antara budaya (dan, karenanya, makin

besar perbedaan komunikasi), makin sulit komunikasi dilakukan.Kesulitan ini

dapat mengakibatkan, misalnya, lebih banyak kesalahan komunikasi, lebih

banyak kesalahan kalimat, lebih besar kemungkinan salah paham, makin

banyak salah persepsi, dan makin banyak potong kompas (bypassing).

4. Mengurangi Ketidak-pastian

Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah ketidak-pastian dam

ambiguitas dalam komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha

mengurangi ketidak-pastian ini sehingga kita dapat lebih baik menguraikan,

memprediksi, dan menjelaskan perilaku orang lain. Karena letidak-pasrtian

dan ambiguitas yang lebih besar ini, diperlukan lebih banyak waktu dan upaya

untuk mengurangi ketidak-pastian dan untuk berkomunikasi secara lebih

(44)

5. Kesadaran Diri dan Perbedaan Antarbudaya

Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besar kesadaran diri

(mindfulness) para partisipan selama komunikasi. Ini mempunyai konsekuensi

positif dan negatif. Positifnya, kesadaran diri ini barangkali membuat kita

lebih waspada. ini mencegah kita mengatakan hal-hal yang mungkin terasa

tidak peka atau tidak patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu berhati-hati,

tidak spontan, dan kurang percaya diri.

6. Interaksi Awal dan Perbedaan Antarbudaya

Perbedaan antarbudaya terutama penting dalam interaksi awal dan secara

berangsur berkurang tingkat kepentingannya ketika hubungan menjadi lebih

akrab. Walaupun kita selalu menghadapi kemungkinan salah persepsi dan

salah menilai orang lain, kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi

komunikasi antarbudaya.

(

http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya#Prinsip-Prinsip_Komunikasi_Antarbudaya)

2.4Ma syarakat

Masyarakat mempunyai arti sekumpulan orang yang terdiri dari berbagai

kalangan dan tinggal didalam satu wilayah, kalangan bisa terdiri dari kalangan orang

(45)

sekumpulan orang yang telah memiliki hukum adat, norma-norma dan berbagai

peraturan yang siap untuk ditaati. Masyarakat juga sering dikenal dengan istilah

society yang berarti sekumpulan orang yang membentuk sistem, yang terjadi komunikasi didalam kelompok tersebut.

Menurut Wikipedia, kata Masyarakat sendiri diambil dari bahasa arab,

Musyarak. Masyarakat juga bisa diartikan sekelompok orang yang saling

berhubungan dan kemudian membentuk kelompok yang lebih besar. Biasanya

masyarakat sering diartikan sekelompok orang yang hidupa dalam satu wilayah dan

hidup teratur oleh adat didalamnya.

Masyarakat Transisi adalah masyarakat yang dimana didalamnya terdapat perubahan

isi atau orang. perubahan ini bisa dicontohkan seperti pekerjaan yang tidak pada

masyarakat sebelumnya. Selain itu juga bisa dicontohkan orang Jawa menikah

dengan orang Madura kemudian hidup dan tinggal di Madura.

Masyarakat awal mulanya terbentuk dari masyarakat kecil yang artinya

sekumpulan orang. Misalnya sebuah keluarga yang dipimpin oleh kepala keluarga,

kemudian dari kelompok keluarga akan membentuk sebuah RT dan RW hingga

akhirnya membentuk sebuah dusun. Dusun pun akan membentuk Desa, Kecamatan,

Kabupaten, Provinsi, Hingga akhirnya negara.

Masyarakat tidak akan pernah terbentuk tanpa adanya seorang pemimpin.

seorang pemimpin yang akan memimpin sebuah masyarakat bisa dipilih dengan

(46)

pemimpin.Pemilihan pemimpin suatu daerah pasti sudah memiliki aturan masing

masing yang biasa disebut adat istiadat.

Factor factor atau unsure Masyarakat

Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai

berikut ini :

1. Beranggotakan minimal dua orang.

2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.

3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia

baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan

antar anggota masyarakat.

4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta

keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.

Ciri / Kriteria Masyarakat Yang Baik

Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi

agarsekumpulan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.

1. Ada sistem tindakan utama.

2. Sebagian atau seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi

manusia.

(47)

2.5Miss Wor ld

Miss World adalah kontes kecantikan internasional yang diprakarsai oleh Eric

Morley pada tahun 1951 dan pertama kali diadakan di Inggris. Setelah kematiannya

pada tahun 2000, Istri Morley, Julia Morley, menggantikannya sebagai ketua.

Bersama rivalnya Miss Universe dan Miss Earth, kontes ini menjadi salah satu yang

dikenal oleh masyarakat umum. Pemenang menghabiskan waktu setahun berkeliling

dunia sebagai wakil dari Miss World Organization dan berbagai acaranya. Secara

kebiasaan, Miss World tinggal di London selama masa baktinya. Pemegang titel Miss

World saat ini adalah Yu Wenxia dari Republik Rakyat Cina.

Miss World dimulai sebagai Festival kontes bikini, untuk menghormati

pakaian renang yang baru diperkenalkan pada saat itu, tetapi disebut "Miss World"

oleh media. Pada awalnya direncanakan sebagai acara one-off. Setelah mempelajari kontes Miss Universe yang hadir di kemudian hari, Morley memutuskan untuk

membuat kontes menjadi acara tahunan. Pertentangan terhadap penggunaan bikini

mengakibatkan pergantian bikini dengan baju renang yang lebih sopan setelah kontes

pertama. Miss World pertama pada tahun 1951 adalah Miss yang pertama dan yang

terakhir yang dinobatkan sebagai pemenang dalam busana bikini. Pada Miss World

2013 semua peserta akan menggunakan satu potong baju renang ditambah sarung

tradisional dari perut hingga bawah untuk menghormati budaya lokal.[10]

(48)

kepribadian. Namun, kompetisi terlihat kuno, meskipun untuk waktu yang singkat

memiliki daya tarik global, acara itu tidak disiarkan pada jaringan TV besar terestrial

Inggris selama beberapa tahun, sampai Channel 5 menayangkan kontes pada tahun

1998. ‘

2.6 Teor i Nor ma Budaya

The Cultural Norms Theory, menurut teori ini media tidak berpengaruh

langsung terhadap individu individu melainkan juga mempengaruhi kebudayaan,

pengetahuan norma norma, dan nilai nilai suatau masyarakat. Semuanya ini

membentuk citra, ide ide, evaluasi dimana khalaya menentukan tingkah lakunya

sendiri. McQuali dan Windahl ( 1984 :68)

Menurut teori ini, pertama, pesan pesan komunikasi massa dapat

memperkokoh pola pola budaya yang berlaku. Kedua, media dapat menciptakan pola

pola baru yang tidak bertentangan dengan pola budaya yang ada. Ketiga, mass media

dapat merubah norma norma budaya yang berlaku dimana perilaku individu individu

dalam masyarakat diubah sama sekali. Demikian Melvin De Fleur dalam Depari dan

MacAndrews (1991 : 8). Menurut teori ini missal, dalam hal tingkah laku seseorang,

media massa menyajikan sejumlah pandangan, dan sering kalisecara tidak sengaja,

tentang mana yang normal, mana yang tidak disetujui atau yang mana disetujui.

Pandangan ini kemudian dapat dimaukan oleh individu individu kedalam konsepsi

mereka sendiri, Hartman dan Husband (1974) dalam McQuail dan Windahl (198 :68).

Efek media, sebagian besar meerupakan efek yang dikehendaki komunikator:

(49)

dengan perubahan perubahan sikap, pengetahuan mupun tingkah laku dalam individu

: efek efek itu secar relative tidak diperantarai. Secara keseluruhan, efek efek tersebut

ada hubungannya dengan pemikiran suatu “propaganda” ( usaha usaha sadar atau

terencana dalam menggunakan media massa untuk tujuan tujuan motivasional dan

Informasional ).

Dalam mendukung gaya hidup baru itu orang butuh figure. Jika dikaitkan

dengan masalah penelitian kontes Miss World 2013, tidak menutup kemungkinan

ekspose yang dilakukan media mengenai gaya hidup para kontes. Ketika melihat

fenomena “berkuasanya” icon pop yang daya tarik “tubuhnya” telah menggairahkan

orang yang melihatnya. Langsung tidak langsung dapat menempatkan persepsi yang

dianggap menyimpang.

2.7 Kerangka Ber fikir

Penelitian ini menggunakan Teori Norma Budaya digunakan karena pada

dasarnya persepsi masyarakat mempengaruhi bagaimana anggota budaya tertentu

mengelola citra (image) dan bagaimana mengelola situasi konflik. Teori yang berasumsi bahwa dalam proses komunikasi, semakin tinggi ketidakpastian seseorang

maka akan semakin rendah keberhasilan komunikasi yang hendak dilakukannya.

Dengan bahasa yang lain, proses komunikasi dilakukan untuk mengurangi

(50)

Kontes Miss World 2013 dapat memberikan persepsi yang berbeda beda bagi

masyarakat. Mayarakat yang berasal dari latar belakang berbeda akan melakukan pro

kontra dan makna bagi kontes Miss world tersebut. Sehingga dengan demikian akan

dihasilkan keragaman persepsi dalam kontes tersebut yang diadakan di Bali. Selain

itu, dalam penelitian ini penulis ingin menggunakan depth interview. Penulis ingin

menggunakan teknik ini, karena penulis ingin megetahui lebih dalam bagaimana

(51)

METODE PENELITIAN

3.1 J enis Penelitian

Pada penelitian ini,peneliti menggunakan metode kualitatif yang bertujuan

untuk menjelaskan sedalam dalamnya melalui pengumpulan data sedalam dalamnya.

Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling sangat terbatas.

Jika data sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak

perlu mencari sampling lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif

adalah penelitian yang dialami obyek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, dll. Dengan cara deskripsi dalam bentuk kata kata dan bahasa,

pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode

ilmiah.

Menurut Rakhmat (2004 : 24 ), penelitian deskriptif kualaitatif ditujukan

untuk beberapa hal, diantaranya adalah ;

1. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek praktek yang

berlaku.

2. Membuat prbandingan atau evaluasi.

3. Mengumpulkan informan actual secara rinci yang melukiskan gejala yang

(52)

4. Menentukan apa yang dilakukan orang laindalam menghadapi masalah yang

sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan

keputusan pada waktu yang akan datang.

Penelitian ini hanya difokuskan pada persepsi msayarakat Bali terhadap

Kontes Miss World 2013. Metode penelitian yang digunakan dalam peneliian ini

adalah metode deskriptif kualitatif yaitu metode yang berawal pada data dan

bermuara pada kesimpulan ( Bungin, 2003 : 18 ).

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif bertujuan untuk

menjelasan fenomena fenomena dengan sedalam dalamnya melalui pengumpulan

data sedalam dalamnya. Selain itu juga bertujuan untuk menggali kesadaran terdalam

para subyek mengenai peristiwa seperti kontes miss world dalam masyarakat. Untuk

mengugkapkan suatu fenomena dari realitas social tentang perseps masyarakat

terhadap kontes Miss World 2013, peneliti menggunakan pendekatan teori norma

budaya. Teori norma budaya, menurut teori ini media tidak berpengaruh langsung

terhadap individu individu melainkan juga mempengaruhi kebudayaan, pengetahuan

norma norma, dan nilai nilai suatau masyarakat. Semuanya ini membentuk citra, ide

ide, evaluasi dimana khalayak menentukan tingkah lakunya sendiri. McQuali dan

Windahl ( 1984 :68).

Penelitian ini akan menghasilkan data deskriptif brupa kata kata tertulis atau

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian tersebut penggerak utama dipilih, yaitu motor bensin dengan alasan karena dalam perancangan mesin perajang ini tidak diperlukan daya yang terlalu besar, agar

• Menetapkan budaya/kondisi baru yang terjadi akibat perubahan perangkat lunak menjadi kondisi permanen, Penyusunan SOP sesuai dengan program kerja yang direncanakan dan

b) Mengubah ciphertext dan kunci menjadi biner sesuai dalam tabel ASCII. c) Dalam perancangan dekripsi, ciphertext dan kunci akan melewati empat proses pada setiap putaran. e) P1

Sasaran investment management adalah untuk memastikan bahwa sebuah program investasi berbasis TI sebuah organisasi menghasilkan nilai optimal dengan biaya yang terjangkau

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat pada Tahun 2018 terjadi kasus diare sebanyak 145 kasus di Puskesmas

yang mana dikatakan bahwa keluarga merupakan unit terkecil masyarakat terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah satu

Dari kondisi tersebut dapat dilihat bahwa meski telah mengenyam pendidikan, seseorang tetap tidak terjamin untuk mendapat pekerjaan sesuai yang diinginkan, karena hal ini

On yllättävää, että tällainen historiallisesti isyyteen liitetty asema on aineistoni valossa kokenut suuremman muutoksen kuin esimerkiksi isien ja lasten yhteinen tekeminen, joka