Ter hadap Kontes Miss Wor ld 2013)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Dalam Memper olehGelar
Sar jana Ilmu Komunikasi pada FISIP UPN “VETERAN” J AWA TIMUR
Oleh :
QUINTHARIA RIZKYTA HARTINI NPM : 1043010018
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA 2013
(Studi Deskr iptif Kualitatif Per sepsi Masyar akat Bali
Ter hadap Kontes Miss Wor ld 2013)
Disusun Oleh:
QUINTHARIA RIZKYTA HARTINI NPM : 1043010018
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skr ipsi
Menyetujui,
Pembimbing Utama
Dr a. HERLINA SUKSMAWATI, M.Si
NIP.19641225 199309 2001
Mengetahui,
DEKAN
Hj. SUPARWATI, Dra. Msi
NIP. 199507181983022001
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
petunjuk serta kemudahan sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
proposal yang berjudul “ PERSEPSI MASYARAKAT BALI TERHADAP KONTES
MISS WORLD 2013”.
Dalam penyusunan SKRIPSI ini penulis menggunakan atau mengerahkan
pengetahuan dan kemampuan yang di miliki dalam menulis, akan tetapi tentunya
masih terdapat kesalahan baik besar maupun kecil. Selesainya kegiatan hingga
penyusunan proposal ini tidak lepas dari adanya arahan dan bimbingan dari Ibu
Dra.Herlina Suksmawati,M.Si yang dengan segala perhatian dan kesabarannya rela
meluangkan waktu untuk penulis. Terima kasih yang tak terhingga penulis
sampaikan.
Pada kesempatan ini penulis juga banyak menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang membantu dan member dukungan penulis dalam
menyelesaikan laporan praktek magang ini, diantaranya :
1. Ibu Hj. SUPARWATI, Dra.MSi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik UPN “Veteran” Jawa Timur
2. Bapak JUWITO S.SOS, MSi selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi UPN “Veteran” Jawa Timur
3. Papa, Mama yang selalu mendukung, membantu, mengingatkan dan
4. Kakak, adek yang ikut memberi Support penulis untuk mengerjakan tugas
akhir
5. Sahabat sahabat terbaik, Nia, Santi, Mentari, Iin, Adi, Kupid, Mbak Fifi
yang tak berhenti memberi semangat, masukan untuk kelancaran Skripsi
ini.
6. Pihak pihak yang tidak dapat disebutkan satu satu oleh penulis,yang telah
membantu penyelesaian laporan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir / SKRIPSI ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak segala bentuk perbaikan, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan demi kebaikan SKRIPSI ini.
Surabaya, 28 September 2013
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN J UDUL ...i
HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI ... ii
HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iii
KATA PE NGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
ABSTRAK ... vi
BAB I PE NDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ...13
1.3 Tujuan Penelitian ...13
1.4 Manfaat Penelitian ...13
1 Manfaat Teoritis ...13
2 Manfaat Praktis ...13
BAB II KAJ IAN PUSTAKA ...14
2.1 Peneletian Terdahulu ...14
2.2 Persepsi ...17
2.2.1 Jenis Jenis Persepsi ...19
2.2.2 Hal Yang Mempengaruhi Persepsi ...22
2.3 Komunikasi Antar Budaya ...24
2.3.2 Prinsip Komunikasi Antar Budaya ...33
3.4 Karakteristik Informan dan Teknik Pemilihan Informan ...45
3.5 Teknik Pengumpulan Data ...46
3.6 Teknik Analisis Data ...47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...49
4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian dan Penyajdian Data ...49
4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ...49
4.1.1.1 Gambaran Umum Bali ...49
4.1.1.2 Gambaran Umum Kontes Miss World ...53
4.1.2 Identitas Informan ...55
4.2 Penyajian Data dan Analisis Data ...58
4.2.1 Persepsi Masyarakat Bali tentang Miss World 2013 ...58
4.2.3 Persepsi Masyarakat Bali tentang Kontes Miss World ...64
4.2.4 Persepsi Masyarakat Bali terhadap Miss World Tentang eksploitasi wanita atau identik atau disamakan dengan kontes bikini ...67
4.2.5 Persepsi Masyarakat Bali terhadap Kontes Miss World Dipandang dari sudut agama ...70
4.2.6 Persepsi Masyarakat Bali setelah ajang Miss World digelar .72 4.2.7 Persepsi Masyarakat Bali pada dampak Positive atau Negative Dengan adanya Kontes Miss World ...74
4.2.8 Persepsi Masyarakat Bali terhadap Kontes Miss World dalam ranah Budaya ...76
4.2.2 Analisis Data ...79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...85
5.1 Kesimpulan ...85
5.2 Saran ...87
DAFTAR PUSTAKA ...88
ABSTRAKSI
QUINTHARIA RIZKYTA HARTINI, PERSEPSI MASYARAKAT BALI
TERHADAP KONTES MISS WORLD 2013 (Studi Deskr iptif Kualitatif
Persepsi Masyarakat Bali Ter hadap Kontes Miss Wor ld 2013)
Abstract : It’s honor for Indonesia to become the host off Miss World 2013,
where 130 nations’ ambassadors will be competing in order to obtain the crown off
Miss World 2013. All of the contestans have arrived in Bali and ready to represent
thir country with the dream of being the best. In addition, this is a time for Indonesia
to show its beauty to the entire world trough Miss World 2013. In this time we should
be proud that Indonesia became the host country of the 63 Miss World.
Sebuah kebanggan bagi Indonesia untuk menjadi tuan rumah Miss World
2013, dimana 130 duta bangsa akan berkompetisi untuk meraih mahkota Miss World
2013. Seluruh Kontestan telah tiba di Bali dan siap untuk mewakili negaranya untuk
menjadi yang terbaik. Inilah saatnya juga bagi Indonesia untuk menunjukan
keiindahannya pada dunia melalui Miss World 2013. Kali ini kita patut berbangga
bahwa Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaran Miss World ke- 63. Inilah
kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukan keindahan alam, budaya, serta
keberadaan wanita Indonesia dimata dunia.
Metode yang digunakan adalah Studi Deskriptif Kualitatif. Metode eskriptif
adalah metode penelitian yang hanya memaparkan situasi, menggambarkan atau
melukiskan subjek atau objek penelitian berdasarkan fakta fakta yang tampak
di Bali seperti : Tokoh Agama ( Muslim, Hindu ), Tokoh Adat , Masyarakat Umum (
dewasa, punya KTP bali ) dan Orang orang yang tinggal disekitar tempat pelaksanaan
kontes tersebut. Dalam penelitian kualitatif tidak dipersoalkan dengan sejumlah
sample yang dipergunakan karena bilamana dalam proses pengumpulan data sudah
tidak ditemukan lagi variasi informasi maka tidak perlu lagi mencari informan baru
dan proses pencarian informasi dianggap selesai.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa persepsi masyarakat Bali
setelah Kontes Miss World 2013 di gelar, merupakan suatu hal yang luar biasa.
Karena dengan adanya kontes Miss World tersebut sebuah kebanggan bagi Indonesia
untuk menjadi Tuan rumah Miss World 2013, dimana 130 peserta duta bangsa akan
berkompetisi. Kontes Miss World yang diadakan di Bali tidak lah sama dengan
Kontes kontes yang di perdebatkan oleh ormas ormas jika kontes Miss World identik
atau disamakan dengan kontes bikini. Tetapi di pandang secara agama dengan adanya
kontes Miss World itu sah sah saja dilaksanakan. dengan adanya penentangan yang
dikeluarkn oleh ormas ormas tersebut tidaklah berpengaruh bagi masyarakat Bali
karena masyarakat menanganggap hal itu hal yang tabu. Dengan menganggap ormas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Bagi sebagian besar wanita di Indonesia maupun dunia, kontes kecantikan
sudah menjadi hal yang tidak asing lagi. Kontes ini, menajadi wadah bagi wanita di
seluruh dunia untuk membuktikan bahwa wanita yang cantik tidak hanya dinilai dari
penampilan luar tapi juga membutuhkan kecantikan yang berasal dari dalam diri
setiap kontestan. Kontes kecantikan yang bernama Puteri Indonesia merupakan ajang
pemilihan puteri-puteri “terbaik” Indonesia yang kemudian akan menjadi duta
pariwisata, budaya, dan sosial. Kontes ini diadakan sejak tahun 1992 oleh Yayasan
Puteri Indonesia yang juga disponsori oleh perusahaan kecantikan Mustika Ratu.
Parameter penilaian dalam kontes kecantikan Puteri Indonesia adalah 3 B, yaitu brain
(kecerdasan), beauty (berpenampilan menarik), dan behaviour (berperilaku baik). Hal
ini menjadi salah satu alasan ketertarikan masyarakat terhadap kontes Puteri
Indonesia. Selain itu banyak alasan lainnya diantaranya seorang Puteri Indonesia akan
aktif dalam kegiatan sosial dan mengikuti kontes Puteri Indonesia merupakan ajang
untuk aktualisasi diri
(http://belajarislam.com/materi-belajar/muslimah/648-catatan-untuk-kontes-kecantikan-puteri-indonesia, (diakses November 2009).
Miss Universe adalah sebuah kontes kecantikan yang awalnya merupakan
Miss Universe, kontes pemilihan putri cantik ini telah menyedot perhatian dunia.
Jutaan mata terbelalak saat televisi menyiarkan pemilihan ratu sejagad ini. Tak hanya
sekadar ingin melihat tampang yang terpilih jadi Miss Universe, masyarakat juga
menunggu asal negara kontestan yang terpilih itu. Donald Trump membeli hak
kepemilikan kontes ini yang kemudian ditayangkan CBS dan pada 2003 beralih ke
NBC. Miss Universe merupakan acara yang prestisius terutama bagi penduduk
kawasan Amerika Latin.Pada tahun 1951, yang diprakarsai oleh Eric Moley dalam
kontes kecantikan Internasional Miss World pertama kali diadakan di Inggris.
Bersama rivalnya Miss Universe, kontes ini menjadi salah satu yang dikenal oleh
masyarakat umum. Miss World dimulai sebagai Festival kontes bikini, untuk
menghormati pakaian renang yang baru diperkenalkan pada saat itu, tetapi disebut
"Miss World" oleh media. Pada awalnya direncanakan sebagai acara one-off. Setelah mempelajari kontes Miss Universe yang hadir di kemudian hari, Morley memutuskan
untuk membuat kontes menjadi acara tahunan.
Miss world adalah topik terkini yang menarik untuk diperbicangkan. Miss
World rencananya akan dilaksanakan di Indonesia pada tanggal 28 September 2013.
Tahun 2013 menjadi saat yang special bagi Indonesia. Karena tahun ini Indonesia
menjadi tuan rumah Miss World ke- 63 di Asia Tenggara. Kontestan Miss world
2013 ada 130 pesertanya. Kontes Miss World 2013 yang di selenggarakan di
Indonesia merupakan kesempatan bangsa Indonesia untuk menujukan kepada dunia
bahwa kita merupakan Negara yang kaya akan budaya dan potensi dalam peradaban
dengan adanya kontes Miss World 2013 membuktikan kepada dunia luar bahwa Bali
merupakan salah satu dari banyak tempat dan budaya yang ada di Indonesia.
Miss World merupakan salah satu wadah bagi permpuan sebagai pihak yang
selama ini mengalami subordinasi dari kaum-kaum superordinat yang masih
menganggap perempuan merupakan pihak yang posisinya berada pada level tertindas.
Pada ajang ini, kaum perempuan diberikan kesempatan untuk menampilkan
artikulasinya. Perempuan yang berasal dari aneka ragam negara dan budaya dapat
mengaspirasikan suaranya untuk memperjuangkan perubahan sosial dan budaya di
masyarakat yang masih memandang perempuan sebagai ”hal yang sepele”. Hal yang
perlu menjadi titik pandang adalah langkah awal kita memperkenalkan kepada dunia
bisa dilakukan melalui simbolisasi dengan memperkenalkan tatanan budaya yang ada
di Indonesia. Kesempatan untuk mempresentasikan diri kepada dunia tentang siapa
diri kita melalui kontes Miss World merupakan upaya yang patut diapresiasi,
sepanjang ajang ini tetap menghargai budaya yang ada di Indonesia. Pertimbangan
kearifan lokal tentu saja dikedepankan faktor ciri khas perempuan Indonesia tak bisa
di pudarkan hanya karena citra Miss World yang selama ini negatif.
Jika kita menyimak pembukaan perhelatan Miss World di televisi beberapa
waktu lalu, ada fenomena unik dan menarik sekaligus kagum ketika kita
menyaksikan, ternyata pakaian adat yang kita punyai dari 33 provinsi itu sangat indah
dipakai dengan aneka warna yang dikenakan oleh para kontestan Miss World 2013.
Secara tidak langsung, ada perasaan kagum dan terkesima pada bangsa sendiri yang
ternyata memiliki keanekaragaman budaya yang dicerminkan melalui pakaian
dengan ”sukarela” mau mengenakan pakaian tersebut ketika ajang ini
diselenggarakan di Indonesia. Rasa nasionalisme semakin meningkat ketika kita,
bangga, dan menghargai apa yang kita punyai. Selama ini perempuanperempuan di
dunia sudah terbiasa dengan memakai pakaian bikini berlenggak-lenggok di ajang
Miss World, namun di Indonesia ada pemandangan lain yang paling tidak cukup
menggembirakan kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
Kontes Miss World ini bukan utuk mempertontonkan diri kaum perempuan
secara fisik, tapi perempuan itu justru diangkat secara utuh dalam arti peremuan yang
ikut terlibat adalah mereka yang terpilih secara fisik dan intelektual. Mereka diuji
kepekaan sosialnya, diasah pmikiran intelektualnya dan digali potensi
kemampuannya. Tantangan bagi peserta Miss World terutama dari Indonesia,
bagaimana mereka mampu menunjukkan bahwa mereka muncul tidak secara parsial
dan hanya dilihat sebagai objek, namun lebih pada bagaimana mereka merupakan
bagian dari perempuan-perempuan cerdas dan kreatif yang mengedepankan
personality yang utuh.
Gubernur Pastika juga menginginkan bahwa dalam ajang bergengsi yang
rencananya akan diikuti oleh 130 peserta dari berbagai negara ini agar
memperkenalkan world heritage yang ada di Bali seperti Jatiluwih, Taman Ayun dan
Geopark Kintamani. Selain tempat-tempat tersebut, Gubernur juga ingin
memunculkan dan mempromosikan kerajinan-kerajinan yang ada di Bali. “Bali harus
jadi yang terbaik”. Saya berharap bisa memperkenalkan world heritage yang Bali
world 2013, dan ini bisa membantu mempromosikan Bali,” ujarnya.
(www.jaringnews.com).
Hotel Westin Nusa Dua, Bali, tengah menyiapkan diri untuk kontes
internasional Miss World 2013, yang akan menampilkan Seni dan Budaya tradisional
Indonesia dalam berbagai kegiatan selama masa penilaian yang di gelar di Bali.
Semua rangkaian program yang disiapkan sesuai dengan norma Indonesia dan akan
banyak mengangkat seni dan budaya Indonesia. Saat upacara pembukaan yang
belangsung pada 8 September 2013, menampilkan tarian khas Bali yaitu tarian Kecak
dan sejumlah tarian daerah lainnya. Selain itu pada salah satu kegiatan,seluruh wanita
cantik dan berbakat itu juga akan mengenakan rancangan desainer dalam Negri yang
menonjolkan Budaya Tanah Air. Selama masa karantina di Pulau Dewata, para
kontestan tidak hanya di nilai dari sikap, tetapi juga cantik dalam atau inner beauty,
bakat dan penilaian multimedia. Mereka diberi kesempatan untuk mengunggah
kegitan mereka ke social media, “kata Nana panitia Miss world” .
Namun menjelang kontes ini digelar, muncul berbagai pro dan kontra dalam
penyelenggaraannya. Kontes yang sempat mendapat penolakan keras dari berbagai
ormas Islam seperti FPI (Front Pembela Islam) , HTI ( Hizbut Tahir Indnesia ) , FUI (
Form Umat Islam ) dan lainnya, dengan alasan tidak sesuai dengan budaya timur
termasuk adanya penggunaan bikini sebagai alasan mengeksploitasi aurat wanita,
ditolak keras oleh ormas-ormas yang mengatasnamakan agama. Menurut Antok Edi
World adalah salah satu bentuk penjajahan budaya negeri-negeri muslim dengan
memasukkan budaya-budaya barat yang bertentangan dengan syariat islam. Suara
paling lantang dilontarkan Bupati Bogor Rahmat Yasin yang tegas-tegas menolak
wilayahnya dijadikan tempat digelarnya Miss World 2013. Pemprov Jabar pun
demikian pula. Melalui Wagub Deddy Mizwar, pemprov berharap sebaiknya Miss
World tidak digelar di Jabar karena banyak mengundang kontroversi.
Penolakan lebih hebat dilakukan ormas-ormas Islam, seperti Front Pembela
Islam, Hizbut Tahrir Indonesia, PBNU ( Pengurus Besar Nadhlatul Ulama ),
Muhammadiyah, Syarikat Islam Indonesia, Persatuan Islam, dan banyak lagi ormas
Islam lainnya yang mendukung fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia). Mereka
menilai kontes ratu kecantikan ini tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia,
terlebih dengan syariat Islam yang merupakan agama mayoritas di Nusantara ini. Para
pemuka agama ini sepakat menolak Miss World yang diikuti kontestan dari 130
negara tersebut, kendati dalam perhelatan kali ini tidak ada lagi kontes bikini.
Berikut penjelasan MUI di www.mui.or.id pada 23 Agustus
1. Sehubungan dengan adanya pro kontra di tengah masyarakat luas, termasuk
adanya surat resmi dari Pengurus MUI Bogor dan Jawa Timur, maka hasil
rapat pimpinan MUI Pusat memutuskan menolak sekaligus meminta
pemerintah agar melarang acara pemilihan World 2013 diselenggarakan di
Indonesia. Hadir dalam jumpa pers MUI Ketua Dr. H. Sinansari Ecip, Ketua
2. Pemilihan Miss World 2013 merupakan ajang kecantikan dunia yang
melibatkan 130 negara dalam bentuk liberalisasi dan kapitalisasi ekonomi
dunia terhadap Negara Kesatuan RI. Acara tersebut, menurut MUI ,
menghabiskan dana sangat besar dan karenanya merupakan perbuatan
mubadzdzir atau sia-sia.
3. Penolakan itu, dilakukan MUI juga dengan berbagai alasan lain keagamaan
yakni, berdasarkan ayat Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 59 yang
memerintahkan kaum perempuan menutupi serta tidak memamerkan auratnya.
Berbagai hadits Nabi juga menyebutkan bahwa aurat kaum perempuan adalah
meliputi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.
4. Kecuali itu, ajang pemilihan Miss World juga bertentangan dengan semangat
konstitusi UUD 1945, terutama pasal 32 ayat (1), dimana negara bertugas
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai buidayanya. Pemilihan Miss World merupakan bentuk kontes
kecantikan yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia.
5. “Di mata masyarakat Indonesia, pemilihan Ksis World terkesan merendahkan,
melecehkan budaya bangsa. Dan mempertontonkan aurat perempuan adalah
merendahkan harkat dan martabat kaum perempuan,” tegas pernyataan MUI
itu.
6. “Dalam ajaran Islam, ditegaskan bahwa memamerkan aurat wanita dan
perbuatan dosa yang bertentangan dengan ajaran agama,” tulis pernyataan
MUI itu.
7. Ketua MUI Kiai Muhyiddin mengemukakan bahwa ajang acara Miss World
itu tidak ada manfaatnya, bahkan mendatangkan madlorot bagi pembangunan
kemanusiaan, khususnya bagi kaum perempuan. “Indonesia merupakan salah
satu anggota OKI. Seharusnya Indonesia memberikan contoh yang baik bagi
negara-negara muslim lainnya. Apalagi sudah jelas bahwa acara itu sangat
bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam.”
Alasan penolakan FPI, Minggu (25/8):
1. FPI akan membubarkan kalau pemerintah tetap mengeluarkan surat perizinan
penyelenggaraan kontes kecantikan tersebut di Indonesia. “Wajib kita
bubarkan acara Miss World kalau pemerintah memaksakan (memberi izin),”
ujar Habib Rizieq Syihab di Petamburan, Ahad 25 Agustus 2013.
2. Habib Rizieq menyatakan siap untuk ditangkap aparat kepolisian dengan
rencana aksi sepihak tersebut. Sebab, kata Habib, Miss World sarat dengan
kemaksiatan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya yang ada di
Indonesia. “Saya siap bertanggung jawab dunia akhirat. Gak usah cari
kemana-kemana provokatornya, ada Habib Rizieq siap ditangkap untuk
membubarkan Miss World.”
3. Bukan hanya FPI, umat Islam secara luas juga tegas menolak acara tersebut.
berbagai cara oleh panitia penyelenggara juga berkukuh dengan keputusannya
menolak ajang kemaksiatan itu.
4. Habib Rizieq Syihab meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
dapat bersikap tegas dalam menyikapi polemik penyelenggaraan Miss World
di Indonesia. Habib mengambil contoh sikap Presiden Soeharto saat ada
polemik terkait keikutsertaan Indonesia dalam ajang kontes kecantikan yang
ia nilai tegas dan mencerminkan wibawa seorang pemimpin.
5. FPI akan tetap menolak penyelenggaraan miss World di Indonesia dan akan
terus menyuarakan penolakan tersebut dan ia berharap Presiden SBY dapat
bersikap tegas terkait polemik tersebut. “Kita tunggu kewibawaan presiden
kita, ketegasannya untuk melarang Miss World.”
“Waktu di zaman Pak Harto, ketika ada kelompok yang berniat mengirimkan
Putri Indonesia ke Miss World atau Miss Universe, Ibu Min Sugandi saat itu menteri
pemberdayaan wanita meminta pertimbangan presiden dulu. Besoknya, Bu Min
katakan, bapak (Pak Harto) sampaikan itu bukan budaya kita,” ujar Habib Rizieq di
Petamburan, Jakarta Pusat. Habib Rizieq menggambarkan, saat itu Presiden Soeharto
dengan tegas menyatakan penolakannya karena ia menilai kontes tersebut tidak sesuai
dengan kebudayaan lokal Indonesia dan ketegasan Presiden saat itu langsung
mengakhiri polemik yang ada. “Cuma satu kalimat, itu bukan budaya kita. Langsung
berhenti (polemiknya), tidak ada putri Indonesia yang dikirim ke Miss Universe atau
Miss World. Mustinya begitu wibawa seorang presiden, tidak usah repot-repot
dengan tegas bahwa pergelaraan miss world bertentangan dengan nilai-nilai norma
agama dan kearifan lokal dan budaya kita, batalkan.” Melihat penolakan dari MUI
dan terutama FPI, pelaksanaan Miss World 2013 terutama yang di Sentul, Bogor,
perlu mendapatkan perhatian yang serius dari penyelenggara dan aparat pemerintah.
(mui.or.id/fpi.or.id/Kabar24.com)
Munculnya tekanan dan protes dari berbagai ormas yang mengatas nama kan
agama dan dengan melakukan tindakan pemaksaan kehendak bahkan kadang disertai
kekerasan, dengan berbagi alasan menolak dengan keras kontes Miss world ini,
karena menurut mereka merendahkan maratabat wanita dengan mengeksploitasi aurat
dan berbikini. Bahkan dengan tegas ormas ormas tersebut mengatakan bahwa kontes
Miss World tidak sesuai dengan budaya timur, maka tidak layak di selenggarakan di
Indonesia. Dukungan terhadap kontes Miss World ternyata bertolak belakang dengan
pendapat para ulama. Majelis Ulama Indonesia (MUI) suatu lembaga independen
yang mewadahi aspirasi para ulama sudah menyatakan penolakannya terhadap kontes
ratu sejagat ini. Selain itu beberapa ormas Islam pun menyatakan penolakannya
terhadap kontes Miss World. Penolakan dari MUI disayangkan oleh beberapa pihak.
Ada pihak yang menyatakan bahwa kontes Miss World adalah urusan dunia, bukan
urusan agama.
Kembali pada permasalahan awal yaitu apakah miss world merupakan
eksploitasi wanita. Miss world merupakan bentuk eksploitasi yang digunakan
sebagai alat marketing dari produk-produk fashion dan kecantikan. Apalagi, dari awal
perusahaan bikini untuk mempromosikan produknya. Pada keberjalanannya agar
mendapatkan banyak simpati dihati para pemirsa diseluruh dunia maka disisipkan
ide-ide brain dan behaviour di balik beauty itu sendiri. Semakin banyak pemirsa
diseluruh dunia tanpa sadar telah terperangkap dalam standar cantik ala Miss World.
Dampak yang ditimbulkan pun tidak tanggung-tanggung, banyak wanita yang rela
menghabiskan uangnya untuk terlihat cantik ala Miss World hingga mau melakukan
operasi plastic.
Ajang Miss World menimbulkan berbagai spekulasi bisnis. Pengusaha sangat
memiliki kepentingan dalam kontes kecantikan ini. Sebagai endorser pronsor acara,
para pengusaha mengeksploitasi tubuh perempuan. Pada sisi yang lain, insting
primitif dan nafsu elementer laki-laki mendorong perhelatan Miss World sehingga
mendapat dukungan dari berbagai pihak. Melalui propaganda seni dan bisnis,
perempuan menjadi mainstream industry. Dengan tubuh tinggi, mulus, bening dan
cantik menjadi landasan utama penilaian. Eksploitasi perempuan dikuasai oleh
kepentingan kelompok ekonomi dominan. Secara gradual, perempuan kini masuk ke
dalam pasar yang lebih besar di ranah bisnis dan seni. Namun, dibalik itu mereka
tetap terdiskriminasikan sebagai tumbal gaya hidup hedonisme. Kaum kapitalis
melihat keadaan ini dengan kacamata ekonomi, mengeksploitasi perempuan sebagai
alat untuk melariskan usaha. Para kontestan Miss World tidak ubahnya seperti
bintang iklan sebuah produk, hanya saja dengan tampilan yang lebih mewah. Sama-
sama menjadi objek sekaligus subjek bisnis. Perempuan menjadi korban ganda, ia
dijadikan objek iklan atau peserta miss world, ia juga menjadi korban yang harus
sebagai endorser memberi testimonial secara langsung maupun tidak kepada produk
yang mereka tawarkan.
Dari berbagai macam penolakan terhadap miss world, peneliti ingin
mengetahui bagaimanakah persepsi masyarakat Bali untuk Kontes Miss World 2013.
Persepsi dan pandangan masyarakat terhadap kontes miss world dipersepsikan
perempuan di dunia sudah terbiasa dengan memakai pakaian bikini
berlenggak-lenggok di ajang Miss World, namun di Indonesia ada pemandangan lain yang paling
tidak cukup menggembirakan kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Sisi apa
yang membuat kita merasa mendapat kesempatan ketika ajang Miss World
diselenggarakan di Indonesia? Dipilihnya Bali sebagai tempat penelitian karena Bali
merupakan wakil dan tuan rumah Kontes Miss World 2013. Masyarakat di kota Bali
1.2Per umusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti menetapkan suatu
perumusan masalah, yaitu : “ Bagaimana Persepsi Masyarakat Bali Terhadap Kontes
Miss World 2013 ?”
1.3Tujuan Penelitian
Dari latar belakang permasalahan dan perumusan masalah diatas, tujuan
penelitin ini adalah untuk mengetahui Perepsi Masyarakat Bali Terhadap Kontes Miss
World 2013.
1.4Manfaat penelitian
1. Ma nfaat Teor itis
Dari penelitian ini di harapkan dapat memberi andil dalam upaya memperkaya
sumber ilmu pengetahuan pada umumnya.
Penelitian ini diharaokan dapat memberi sumbangan wawasan pada
perkembangan dan pendalaman ilmu Komunikasi dalam bidang Komunikasi Budaya
dan penelitian ini juga dapat dijadikan masukan bagi mahasiswa yang mengadakan
penelitian serupa di masa akan datang.
2. Ma nfaat Pr aktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian sebagai masukan
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Ter dahulu
Untuk menunjang penelitian, penulis mencari jurnal penelitian ilmu
komunikasi yang relevan dengan penelitian. Dengan adanya jurnal tersebut
diharapkan dapat digunakan dalam referensi penyusunan penelitian. Jurnal penelitian
pertama ditulis oleh Astika, Dhika Juli tahun 2009, dengan judul “Persepsi Mahasiswa Terhadap Keikutsertaan Puteri Indonesia Pada Ajang Miss Universe (Study Deskriptif Mengenai Persepsi Mahasiswa USU terhadap Keikutsertaan Puteri Indonesia 2009 pada Ajang Miss Universe). Penelitian ini berjudul Persepsi Mahasiswa terhadap Keikutsertaan Puteri Indonesia pada Ajang Miss Universe (Studi
Deskriftif mengenai Persepsi Mahasiswa USU terhadap Keikutsertaan Puteri
Indonesia 2009 pada Ajang Miss Universe. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui persepsi mahasiswa asal provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)
mengenai rencana keikutsertaan Puteri Indonesia 2009 ke Ajang Miss Universe.
Peneliti menggunakan beberapa teori yang relevan dengan penelitian yaitu:
Komunikasi, Komunikasi Massa, Media massa, Teori Perbedaan Individual
(Individual Deferences Theory), dan Persepsi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah
orang mahasiswa yang berasal dari tiap-tiap fakultas yakni Fakultas Kedokteran,
Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi, Fakultas
kedokteran Gigi, Fakultas Sastra, Fakultas MIPA, Fakultas ISIP, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Psikologi, Fakultas Farmasi, Fakultas Keperawatan. Jumlah
sampel diambil dengan menggunakan rumus Taro Yamane. Teknik penarikan sampel
menggunakan teknik stratifikasi proporsional dan purposive. Teknik pengumpulan
data menggunakan kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 32 pertanyaan.
Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisa tabel tunggal. Proses
pengolahan data menggunakan program SPSS for Windows version 15.0.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa mahasiswa mendukung keikutsertaan
Puteri Indonesia 2009 ke Ajang Miss Universe. Bagi mereka Puteri Indonesia 2009
Qory Sandriovaria memiliki potensi untuk bersaing di ajang Miss Universe, akan
tetapi berhubung Qory merupakan wakil provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)
hendaknya berpakaian yang sopan dan dapat menjaga martabat provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam (NAD). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif.
Hasil penelitian menggambarkan persepsi terhadap Qory Sandriovaria, Puteri
Indonesia 2009 yaitu penampilan Qory yang tidak mengenakan jilbab pada ajang
pemilihan Puteri Indonessia pada dasarnya tidak mencerminkan nilai-nilai Islami
sebagaimana aturan yang telah diterapkan di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
(NAD). Namun, berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan kepada responden
diketahui bahwa sebagian besar para responden tidak mempermasalahkan soal jilbab
mempengaruhi martabat provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang identik
dengan nilai-nilai Islam.
Penelitian lain dilakukan oleh HANNAH AIDINAL AL RASHID, dengan
judul “ PERSEPSI KECANTIKAN DAN OBSESI ORANG INDONESIA
UNTUK MEMILIKI KULIT PUTIH “. Persepsi Kecantikan dan Obsesi Orang
Indonesia untuk Memiliki Kulit Putih’ adalah salah satu topik yang sangat menarik
bagi saya. Sebagai seorang berdarah campuran Indonesia dan Eropa, menurut
beberapa orang Indonesia yang pernah saya temui, mereka sangat menginginkan
mempunyai warna kulit putih, seperti warna kulit saya. Untuk banyakan orang asing
yang datang ke Indonesia, mereka dapat menyaksikan obsesi atau fenomena orang
Indonesia ingin menjadikan kulitnya putih dalam beberapa bentuk.
Penelitian ini akan mengeksplorasikan alasan yang dalam untuk obsesi orang
Indonesia menjadi putih. Tujuan penelitian ini merupakan sebuah cara untuk
mengetahui bagaimana isu sosial ini dapat ada, dan apakah ada pengaruh obsesi ini.
Penelitian ini tidak tertarik dengan mengetahui bagaimana cara orang Indonesia untuk
menjadikan kulitnya putih, akan tetapi, tujuan penelitian ini adalah diskusi isu
persepsi mengenai menjadi seorang yang cantik atau bagus, dan mengapa terdapat
fenomena untuk mementingkan putih sebagai kesan yang positif daripada hitam dan
akibat sosial apa saja yang dipersembahkan oleh persepsi dan obsesi tersebut.
Untuk penelitian ini, sumber data utama adalah masyarakat umum, karena
obsesi orang Indonesia menjadi putih, dan isu persepsi kecantikan adalah sesuatu
yang mempengaruhi persepsi tersebut, sepertia suku, usia, dan tingkat pendidikan,
populasi dan sampel yang akan diteliti bersifat heterogen. Untuk mengetahui lebih
dalam kalau suku adalah pengaruh yang penting, Peneliti akan meneliti di beberapa
kota.
2.2 Persepsi
Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2000: 167) menyatakan bahwa persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih,
mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses
tersebut mempengaruhi perilaku kita. Persepsi adalah inti dari komunikasi, sedangkan
penafsiran (interprestasi) adalah inti persepsi yang identik dengan penyandian- balik (decoding) dalam proses komunikasi. Hal ini tampak pada definisi berapa pakar, anatar lain :
“ Persepsi dalam arti sempit ialah pengeliatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu
bagaimana seseorang memandang atau mengartikan seuatu ( Sobur, 2003 : 445 ).
Dari uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa persepsi merupakan
suatu hal penting yang dialami oleh setiap orang. Setiap orang akan menerima segala
sesuatu berupa informasi ataupun segala rangsangan yang datang dari lingkungannya,
dalam batas batas kemampuannya, segala rangsangan yang diterimanya tersebut
diolah, selanjutnya diproses.
Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa inti dari komunikasi adalah
dari penafsiran itu sendiri. Hal- hal yang berhubungan dngan persepsi atau kompenen
persepsi meliputi :
1. Pengindraan ( Sensasi)
Pengindraan atau sensasi dapat ditangkap melalui alat-alat indra kita, antara
lain mata ( penglihatan), telinga ( Pendengaraan), hidung (pencium), kulit (peraba), dan lidah ( Pengecap).
2. Atensi
Dalam proses persepsi, atensi sangat penting tidak terelakkan sebab sebelu
seseorang merespon atau menafsirkan kejadian atau rangsangan apapun, orang
tersesbut harus lebih dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan
tersebut. Dalam hal ini rangsangan yang menarik perhattian seseorang akan
dianggap lebih penting oleh orang tersebut, daripada rangsangan yang tidak
menarik perhatiannya. Rangsangan yang tidak menarik perhatian seseorang
akan cenderung diabaikan oleh orang tersebut.
3. Intrpretasi
Interprestasi pesan yang diperoleh seseorang melalui salah satu atau lebih
indera orang tersebut merupakan tahapan terpenting dalam proses persepsi.
Namun tidak semua pesn atau rangsangan yang ditangkap oleh indera
seseorang akan diinterpretasikan semuanya oleh orang tersebut, karena
berbagai alasan antara lain; tidak semua rangsangan memiliki daya tarik yang
sama bagi orang tersebut, karena berbagai alasan antara lai : tidak sesuai
menangkap rangsangan memiliki daya tarik yang sama bagi orag tersebut (
Mulyana, 2000 : 168 – 170 ).
2.2.1. J enis – J enis Per sepsi
Menurut Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar ( 2000 : 171 ) pada dasarnya persepsi manusia terbagi menjadidua, yaitu persepsi terhadap
obyek ( lingkungan fisik ) dan persepsi terhadap lingkungan manusia ( persepsi
social) :
1. Persepsi terhadap obyek atau lingkungan fisik
Persepsi tiap orang dalam menilai suatu objek atau lingkungan fisik tidak
selalu sama. Terkadang dalam mempersepsi lingkungan fisik, seseorang dapat
melakukan kekeliruan, sebab terkadang indera seseorang menipu diri orang tersebut,
hal tersebut dikarenakan :
a. Kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang, seperti keadaan cuaca
yang embuat orang melihat fatamorgana, pembiasan cahaya seperti dalam
peristiwa ketika seseorang melihat bahwa tongkat yang dimasukkan
kedalam air terlihat bengkok padahal sebenarnya tongkat tersebut lurus.
Hal ini yang disebut dengan ilusi.
b. Latar belakang pengalaman yang berbeda antara seseorang dengan orang
lain.
c. Budaya yang berbeda
d. Suasana psikologis yang berbeda juga membuat perbedaan persepsi
2. Persepsi terhadap manusia atau persepsi social
Persespsi social adalah proses menangkap objek – objek social dan kejadian –
kejadian yang dialami oleh seseorang dalam lingkungan oranf tersebut.
Persepsi social adalah penilaian – penilian yang terjadi dalam upaya manusia
dalam memahami orang lain. Persepsi social merupakan sumber penting
dalam pola interaksi antar manusia, karena persepsi social seseorang
menentukan hubungan seseorang dengan orang lain. Hal penting namun
bukan tugas yang mudah bahkan mungkin cenderung sulit dan kompleks.
Persepsi social dikatakan lebih sulit dari kompleks disebabkan :
a. Manusia bersifat dinamis, oleh karena itu persepsi terhadap manusia dapat
berubah dari waktu ke waktu, dan lebih cepat daripada persepsi terhadap
objek.
b. Persepsi social tidak hanya menanggapi sifat sifat yang tampak dari luar
namun juga sifat sifat atau alasan alasan internalnya.
c. Persepsi social bersifat interaktif karena pada saat seseorang mempersepsi
orang lain, orang lain tersebut tidak diam saja, melainkan ikut
mempersepsi orang tersebut ( Mulyana, 2000 : 171 -176 ).
Persepsi social terdiri atas 3 elemen, yaitu :
a. Pribadi ( person ) yaitu persepsi social yang dilakukan dengan cepat ketika melihat penampilan seseorang. Contoh : jenis kelamin, ras, usia,
latar belakang, etnik, aspek demografi lainnya.
pernah melewati suatu jalan asing yang dulu ia pernah lewati ketika ia
tersesat.
c. Perilaku ( Behavior) adalah persepsi social yang dibentuk berdasarkan gejala gejala perilaku orang lain. Contoh : menilai seseorang berdasarkan
sifat dan tingkah lakunya.
Dalam Sobur (2003 : 446 ), dijelaskan bahwa dalam persepsi terdapat tiga
kompenen utama yaitu :
a. Seleksi, adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan
dari luar identitas dan jenisnya banyak atau sedikit.
b. Interprestasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga
mempunyai arti bagi seseoran. Sejalan dengan dengan pendapat Renan
Khasali, menurut Sobur interprestasi dipengaruhi oleh beberapa factor
seperti, pengalaman masa lalu, system nilai yang dianut, motivasi
kepribadian dan kecerdasan. Interprestasi juga bergantung pada
kemampuan seseorang untuk mengadakan pngkategorian yang
diterimanya yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi
sedesrhana.
c. Reaksi, yaitu persepsi yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk
2.2.2 Ha l – hal Yang Mempengar uhi Per sepsi
Mulyana dalam Komunikasi Suatu Pengantar ( 2000 : 176 ) mengatakan bahwa setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas di
sekelilingnya. Berikut ini bebberapa prinsip penting mengenai persepsi social, yang
dapat dikatakan bahwa prinsip- prinsip ini mempengaruhi perepsi yang dilakukan
manusia, antara lain :
1. Persepsi berdasarka pengalaman
Pola – pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai realitas
(social) yang telah dipelajari sebelumnya. Menurut Gudy Kunst dan Kim dalam
Mulyana ( 2000 : 158 ) bahwa persepsi manusia terhadap seseorang objek atau
kejadian dan reaksi mereka terhadap hal – hal itu berdasaka pengalaman (dan
pembelajaran )masa lalu mereka berkaitan dengan orang, objek atau kejadian serupa.
Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu objek jelas akan membuat
seseorang menafsirkan objek tersebut berdasarkan dugaan semata atau pegalaman
yang mirip. Manusia cenderung mmperlakukan objek tersebut seperti seleumnya,
padahal pendapat rincian lain dalam objek sebelumnya.
2. Persepsi bersifat selektif
Jika setip saat seseorang disbut dengan jutaan rangsangan inderawi dan
diharuskan menafsirkan semua rangsangan tersebut semuanya, pastilah orang tersebut
tidak mampu melakukannya, sebab adanya eterbatasan kemampuan inderawi setiap
orang yang menangkap rangsangan disekitarnya. Factor utama yang mempegaruhi
a. Faktor Internalseperti :
1. Factor biologis antara lain rasa lapar yang berhubungan dengan kebutuhan.
2. Factor fisiologis yaitu bentuk fisik yang tak tampak.
3. Factor social seperti : gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan,
pengahsilan, peranan, status social, pengalaman masa lalu, dan kebiasaan.
4. Factor psikologis seperti : kemauan, keinginan, motivasi, emosi, dan harapan.
b. Faktor Eksternal adalah atribut atribut obyek yang dipersepsi, seperti :
gerakan, kontras, kebaruan, dan perulangan.
3. Persepsi bersifaat dugaan
Sama seperti persepsi sleksi, langkah ini dianggap perlu karena seseorang
tidak mungkin memperoleh rincian yang jelas melalui kelima inderanya. Proses
persepsi yang bersifat dugaan ini memeungkinkan seseorang menafsirkan suatu
objek dengan makna yang lebih lengkap dari sudut pandang manapun. Hal tersebut
disebabkan karena keterbatasan informasi yang diperoleh melalui alat alat indera
yang dimiliki manusia, menyebabkan terjadinya ruang kosong, sehingga perlu
menciptakan persepsi yang bersifat dugaan agar dapat menyediaka informasi yang
lengkap bagi ruang kosong tersebut.
4. Persepsi bersifat Evaluatif
Tidak pernah ada persepsi yang bersifat seratus persen obyektif, setiap
orang perlu melakukan interpretasi berdasarkan masa lalu dan kepentingannya ketika
melakukan evaluasi pesanberdasarkan pengalaman yang terdahuluyang pernah
dialaminya untuk mencocokan apakah kejadiannya sama. Dengan demikian persepsi
bersifat pribadi dan subjektif.
5. Persepsi Konteksual
Setiap rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Mulyana dalam bukunya
Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar ( 2000 : 191 ) mengatakan bahwa dari semua pengaruh yang ada dalam persepsi seseorang, konteks merupakan salah satu pengaruh
paling kuat. Dalam mengorganisasikan suatu obyek, seseorang biasanya melakukan
dalam bentu suatu konsep tertentu dengan prinsip – prinsip :
a. Struktur obyek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau kedekatan
dan kerlengkapan.
b. Kecenderungan seseoramg dalam mempersepsi suatu rangasangan atau
kejadian berdasarkan latar belakangnya.
2.3 Komunikasi antar Budaya
Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara
orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau
sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Menurut Stewart L.
Tubbs,komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda
ekonomi).Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh
sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.
Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi antarbudaya sebagai human flow
across national boundaries. Misalnya; dalam keterlibatan suatu konfrensi
internasional dimana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan
berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan Fred E. Jandt mengartikan komunikasi
antarbudaya sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda
budayanya.
Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa komunikasi
antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang
membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya
sebagai kelompok. Selanjutnya komunikasi antarbudaya itu dilakukan:
1. Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya
yang membahas satu tema (penyampaian tema melalui simbol) yang sedang
dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai makna tetapi dia dapat
berarti ke dalam satu konteks dan makna-makna itu dinegosiasikan atau
diperjuangkan
2. Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung daripersetujuan antarsubjek
yang terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi
3. Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun
bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita;
4. Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri
dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan pelbagai cara.
( http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya ).
Beberapa definisi Komunikasi antar Budaya menurut para ahli, yaitu :
1. Samovar & Porter( 1994, p. 19 ), Komunikasi antar budaya (intercultural
communication) terjadi apabila sebuah pesan (message) yang harus
dimengerti dihasilkan oleh anggota dari budaya tertentu untuk konsumsi
anggota dari budaya yang lain.
2. Liliweri (2003, p. 13), bahwa proses komunikasi antar budaya merupakan
interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh
beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda.
3. Apapun definisi yang ada mengenai komunikasi antar budaya
(intercultural communication) menyatakan bahwa komunikasi antar
budaya terjadi apabila terdapat 2 (dua) budaya yang berbeda dan kedua
budaya tersebut sedang melaksanakan proses komunikasi.
2.3.1 Ha kikat Komunikasi Antar Budaya
Karena Komunikasi antar budaya maka mau tidak mau pasti melibatkan
kebudayaan antar kedua belah pihak yang berkomunikasi. Kebudayaan adalah cara
hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari
generasi ke generasi. Jadi sudah pasti adanya dua fenomena unik, yaitu Enkulturasi
dan Akulturasi.
1. Enkulturasi
Enkulturasi mengacu pada proses dimana kultur (budaya) ditransmisikan dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan
mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui
gen. Orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga keagamaan, dan lembaga
pemerintahan merupakan guru-guru utama dibidang kultur. Enkulturasi terjadi
melalui mereka. Contoh adalah pembelajaran seni Tari Topeng di sanggar
Tari Keraton Kacirebonan.
2. Akulturasi
Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi
melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila
sekelompok imigran kemudian berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan
rumah), kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini.
tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. Pada
waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah.
Perbedaan perbedaan Budaya, Budaya adalah gaya hidup unik suatu
kelompok manusia tertentu. Budaya bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh sebagian
orang dan tidak dimiliki oleh sebagian orang yang lainnya – budaya dimiliki oleh
seluruh manusia dan dengan demikian seharusnya budaya menjadi salah satu faktor
pemersatu.
Pada dasarnya manusia-manusia menciptakan budaya atau lingkungan sosial
mereka sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik dan biologis mereka.
Individu-individu sangat cenderung menerima dan mempercayai apa yang dikatakan
budaya mereka. Mereka dipengaruhi oleh adat dan pengetahuan masyarakat dimana
mereka tinggal dan dibesarkan, terlepas dari bagaimana validitas objektif masukan
dan penanaman budaya ini pada dirinya. Individu-individu itu cenderung
mengabaikan atau menolak apa yang bertentangan dengan “kebenaran” kultural atau
bertentangan dengan kepercayaan-kepercayaannya. Inilah yang seringkali merupakan
landasan bagi prasangka yang tumbuh diantara anggota-anggota kelompok lain, bagi
penolakan untuk berubah ketika gagasan-gagasan yang sudah mapan menghadapi
tantangan.
Setiap budaya memberi identitas kepada sekolompok orang tertentu sehingga
jika kita ingin lebih mudah memahami perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam
mengidentifikasi identitas dari masing-masing budaya tersebut yang antara lain
terlihat pada:
1. Komunikasi dan Bahasa
Sistem komunikasi, verbal maupun nonverbal, membedakan suatu kelompok
dari kelompok lainnya. Terdapat banyak sekali bahasa verbal diseluruh dunia ini
demikian pula bahasa nonverbal, meskipun bahasa tubuh (nonverbal) sering dianggap
bersifat universal namun perwujudannya sering berbeda secara lokal.
2. Pakaian dan Penampilan
Pakaian dan penampilan ini meliputi pakaian dan dandanan luar juga dekorasi
tubuh yang cenderung berbeda secara kultural.
3. Makanan dan Kebiasaan Makan
Cara memilih, menyiapkan, menyajikan dan memakan makanan sering
berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Subkultur-subkultur
juga dapat dianalisis dari perspektif ini, seperti ruang makan eksekutif, asrama
tentara, ruang minum teh wanita, dan restoran vegetarian.
4. Waktu dan Kesadaran akan waktu
Kesadaran akan waktu berbeda antara budaya yang satu dengan budaya
5. Penghargaan dan Pengakuan
Suatu cara untuk mengamati suatu budaya adalah dengan memperhatikan
cara dan metode memberikan pujian bagi perbuatan-perbuatan baik dan
berani, lama pengabdian atau bentuk-bentuk lain penyelesaian tugas.
6. Hubungan-Hubungan
Budaya juga mengatur hubungan manusia dan
hubungan-hubungan organisasi berdasarkan usia, jenis kelamin, status, kekeluargaan, kekayaan,
kekuasaan, dan kebijaksanaan.
7. Nilai dan Norma
Berdasarkan sistem nilai yang dianutnya, suatu budaya menentukan
norma-norma perilaku bagi masyarakat yang bersangkutan. Aturan ini bisa berkenaan
dengan berbagai hal, mulai dari etika kerja atau kesenangan hingga kepatuhan mutlak
atau kebolehan bagi anak-anak; dari penyerahan istri secara kaku kepada suaminya
hingga kebebasan wanita secara total.
8. Proses mental dan belajar
Beberapa budaya menekankan aspek perkembangan otak ketimbang aspek
lainnya sehingga orang dapat mengamati perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam
cara orang-orang berpikir dan belajar. (
Adapun Fungsi dari Komunikasi Antar Budaya, yaitu :
1. Fungsi Pribadi
Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui
perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang individu.
1. Menyatakan Identitas Sosial
Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi
individu yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan
melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa
itulah dapat diketahui identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul
sukubangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang.
2. Menyatakan Integrasi Sosial
Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan
antarpribadi, antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang
dimiliki oleh setiap unsur. Perlu dipahami bahwa salah satu tujuan komunikasi adalah
memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan
komunikan. Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan
budaya antar komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan
tujuan utama komunikasi. Dan prinsip utama dalam proses pertukaran pesan
komunikasi antarbudaya adalah: saya memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan
demikian komunikator dan komunikan dapat meningkatkan integrasi sosial atas relasi
mereka.
3. Menambah Pengetahuan
Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya menambah
pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan masing-masing.
2. Fungsi social
a. Pengawasan
Funsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi
antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbada kebudayaan
berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini
bermanfaat untuk menginformasikan "perkembangan" tentang lingkungan. Fungsi ini
lebih banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarlusakan secara rutin
perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi
dalam sebuah konteks kebudayaan yang berbeda.
1. Menjembatani
Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang
dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas
perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui
sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula
oleh pelbagai konteks komunikasi termasuk komunikasi massa.
2. Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan
nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
b. Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya.
Misalnya menonton tarian hula-hula dan "Hawaian" di taman kota yang terletak di
depan Honolulu Zaw, Honolulu, Hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori
hiburan antarbudaya.
2.3.2 Pr insip-Pr insip Komunikasi Antar budaya
1. Terdapatnya golongan ningrat sebagai budaya yang tertinggi
hal ini terlihat dari adanya ketimpangan pemlihan calon gubernur yang
mengharuskan dari keturunan darah biru.
2. Relativitas Bahasa
Gagasan umum bahwa bahasa memengaruhi pemikiran dan perilaku paling
banyak disuarakan oleh para antropologis linguistik. Pada akhir tahun 1920-an
memengaruhi proses kognitif kita. Dan karena bahasa-bahasa di dunia sangat
berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik dan strukturnya, tampaknya
masuk akal untuk mengatakan bahwa orang yang menggunakan bahasa yang
berbeda juga akan berbeda dalam cara mereka memandang dan berpikir
tentang dunia.
3. Bahasa Sebagai Cermin Budaya
Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin
perbedaan komunikasi baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat
nonverbal. Makin besar perbedaan antara budaya (dan, karenanya, makin
besar perbedaan komunikasi), makin sulit komunikasi dilakukan.Kesulitan ini
dapat mengakibatkan, misalnya, lebih banyak kesalahan komunikasi, lebih
banyak kesalahan kalimat, lebih besar kemungkinan salah paham, makin
banyak salah persepsi, dan makin banyak potong kompas (bypassing).
4. Mengurangi Ketidak-pastian
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah ketidak-pastian dam
ambiguitas dalam komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha
mengurangi ketidak-pastian ini sehingga kita dapat lebih baik menguraikan,
memprediksi, dan menjelaskan perilaku orang lain. Karena letidak-pasrtian
dan ambiguitas yang lebih besar ini, diperlukan lebih banyak waktu dan upaya
untuk mengurangi ketidak-pastian dan untuk berkomunikasi secara lebih
5. Kesadaran Diri dan Perbedaan Antarbudaya
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besar kesadaran diri
(mindfulness) para partisipan selama komunikasi. Ini mempunyai konsekuensi
positif dan negatif. Positifnya, kesadaran diri ini barangkali membuat kita
lebih waspada. ini mencegah kita mengatakan hal-hal yang mungkin terasa
tidak peka atau tidak patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu berhati-hati,
tidak spontan, dan kurang percaya diri.
6. Interaksi Awal dan Perbedaan Antarbudaya
Perbedaan antarbudaya terutama penting dalam interaksi awal dan secara
berangsur berkurang tingkat kepentingannya ketika hubungan menjadi lebih
akrab. Walaupun kita selalu menghadapi kemungkinan salah persepsi dan
salah menilai orang lain, kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi
komunikasi antarbudaya.
(
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya#Prinsip-Prinsip_Komunikasi_Antarbudaya)
2.4Ma syarakat
Masyarakat mempunyai arti sekumpulan orang yang terdiri dari berbagai
kalangan dan tinggal didalam satu wilayah, kalangan bisa terdiri dari kalangan orang
sekumpulan orang yang telah memiliki hukum adat, norma-norma dan berbagai
peraturan yang siap untuk ditaati. Masyarakat juga sering dikenal dengan istilah
society yang berarti sekumpulan orang yang membentuk sistem, yang terjadi komunikasi didalam kelompok tersebut.
Menurut Wikipedia, kata Masyarakat sendiri diambil dari bahasa arab,
Musyarak. Masyarakat juga bisa diartikan sekelompok orang yang saling
berhubungan dan kemudian membentuk kelompok yang lebih besar. Biasanya
masyarakat sering diartikan sekelompok orang yang hidupa dalam satu wilayah dan
hidup teratur oleh adat didalamnya.
Masyarakat Transisi adalah masyarakat yang dimana didalamnya terdapat perubahan
isi atau orang. perubahan ini bisa dicontohkan seperti pekerjaan yang tidak pada
masyarakat sebelumnya. Selain itu juga bisa dicontohkan orang Jawa menikah
dengan orang Madura kemudian hidup dan tinggal di Madura.
Masyarakat awal mulanya terbentuk dari masyarakat kecil yang artinya
sekumpulan orang. Misalnya sebuah keluarga yang dipimpin oleh kepala keluarga,
kemudian dari kelompok keluarga akan membentuk sebuah RT dan RW hingga
akhirnya membentuk sebuah dusun. Dusun pun akan membentuk Desa, Kecamatan,
Kabupaten, Provinsi, Hingga akhirnya negara.
Masyarakat tidak akan pernah terbentuk tanpa adanya seorang pemimpin.
seorang pemimpin yang akan memimpin sebuah masyarakat bisa dipilih dengan
pemimpin.Pemilihan pemimpin suatu daerah pasti sudah memiliki aturan masing
masing yang biasa disebut adat istiadat.
Factor factor atau unsure Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai
berikut ini :
1. Beranggotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia
baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan
antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta
keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
Ciri / Kriteria Masyarakat Yang Baik
Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi
agarsekumpulan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Sebagian atau seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi
manusia.
2.5Miss Wor ld
Miss World adalah kontes kecantikan internasional yang diprakarsai oleh Eric
Morley pada tahun 1951 dan pertama kali diadakan di Inggris. Setelah kematiannya
pada tahun 2000, Istri Morley, Julia Morley, menggantikannya sebagai ketua.
Bersama rivalnya Miss Universe dan Miss Earth, kontes ini menjadi salah satu yang
dikenal oleh masyarakat umum. Pemenang menghabiskan waktu setahun berkeliling
dunia sebagai wakil dari Miss World Organization dan berbagai acaranya. Secara
kebiasaan, Miss World tinggal di London selama masa baktinya. Pemegang titel Miss
World saat ini adalah Yu Wenxia dari Republik Rakyat Cina.
Miss World dimulai sebagai Festival kontes bikini, untuk menghormati
pakaian renang yang baru diperkenalkan pada saat itu, tetapi disebut "Miss World"
oleh media. Pada awalnya direncanakan sebagai acara one-off. Setelah mempelajari kontes Miss Universe yang hadir di kemudian hari, Morley memutuskan untuk
membuat kontes menjadi acara tahunan. Pertentangan terhadap penggunaan bikini
mengakibatkan pergantian bikini dengan baju renang yang lebih sopan setelah kontes
pertama. Miss World pertama pada tahun 1951 adalah Miss yang pertama dan yang
terakhir yang dinobatkan sebagai pemenang dalam busana bikini. Pada Miss World
2013 semua peserta akan menggunakan satu potong baju renang ditambah sarung
tradisional dari perut hingga bawah untuk menghormati budaya lokal.[10]
kepribadian. Namun, kompetisi terlihat kuno, meskipun untuk waktu yang singkat
memiliki daya tarik global, acara itu tidak disiarkan pada jaringan TV besar terestrial
Inggris selama beberapa tahun, sampai Channel 5 menayangkan kontes pada tahun
1998. ‘
2.6 Teor i Nor ma Budaya
The Cultural Norms Theory, menurut teori ini media tidak berpengaruh
langsung terhadap individu individu melainkan juga mempengaruhi kebudayaan,
pengetahuan norma norma, dan nilai nilai suatau masyarakat. Semuanya ini
membentuk citra, ide ide, evaluasi dimana khalaya menentukan tingkah lakunya
sendiri. McQuali dan Windahl ( 1984 :68)
Menurut teori ini, pertama, pesan pesan komunikasi massa dapat
memperkokoh pola pola budaya yang berlaku. Kedua, media dapat menciptakan pola
pola baru yang tidak bertentangan dengan pola budaya yang ada. Ketiga, mass media
dapat merubah norma norma budaya yang berlaku dimana perilaku individu individu
dalam masyarakat diubah sama sekali. Demikian Melvin De Fleur dalam Depari dan
MacAndrews (1991 : 8). Menurut teori ini missal, dalam hal tingkah laku seseorang,
media massa menyajikan sejumlah pandangan, dan sering kalisecara tidak sengaja,
tentang mana yang normal, mana yang tidak disetujui atau yang mana disetujui.
Pandangan ini kemudian dapat dimaukan oleh individu individu kedalam konsepsi
mereka sendiri, Hartman dan Husband (1974) dalam McQuail dan Windahl (198 :68).
Efek media, sebagian besar meerupakan efek yang dikehendaki komunikator:
dengan perubahan perubahan sikap, pengetahuan mupun tingkah laku dalam individu
: efek efek itu secar relative tidak diperantarai. Secara keseluruhan, efek efek tersebut
ada hubungannya dengan pemikiran suatu “propaganda” ( usaha usaha sadar atau
terencana dalam menggunakan media massa untuk tujuan tujuan motivasional dan
Informasional ).
Dalam mendukung gaya hidup baru itu orang butuh figure. Jika dikaitkan
dengan masalah penelitian kontes Miss World 2013, tidak menutup kemungkinan
ekspose yang dilakukan media mengenai gaya hidup para kontes. Ketika melihat
fenomena “berkuasanya” icon pop yang daya tarik “tubuhnya” telah menggairahkan
orang yang melihatnya. Langsung tidak langsung dapat menempatkan persepsi yang
dianggap menyimpang.
2.7 Kerangka Ber fikir
Penelitian ini menggunakan Teori Norma Budaya digunakan karena pada
dasarnya persepsi masyarakat mempengaruhi bagaimana anggota budaya tertentu
mengelola citra (image) dan bagaimana mengelola situasi konflik. Teori yang berasumsi bahwa dalam proses komunikasi, semakin tinggi ketidakpastian seseorang
maka akan semakin rendah keberhasilan komunikasi yang hendak dilakukannya.
Dengan bahasa yang lain, proses komunikasi dilakukan untuk mengurangi
Kontes Miss World 2013 dapat memberikan persepsi yang berbeda beda bagi
masyarakat. Mayarakat yang berasal dari latar belakang berbeda akan melakukan pro
kontra dan makna bagi kontes Miss world tersebut. Sehingga dengan demikian akan
dihasilkan keragaman persepsi dalam kontes tersebut yang diadakan di Bali. Selain
itu, dalam penelitian ini penulis ingin menggunakan depth interview. Penulis ingin
menggunakan teknik ini, karena penulis ingin megetahui lebih dalam bagaimana
METODE PENELITIAN
3.1 J enis Penelitian
Pada penelitian ini,peneliti menggunakan metode kualitatif yang bertujuan
untuk menjelaskan sedalam dalamnya melalui pengumpulan data sedalam dalamnya.
Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling sangat terbatas.
Jika data sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak
perlu mencari sampling lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif
adalah penelitian yang dialami obyek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dll. Dengan cara deskripsi dalam bentuk kata kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah.
Menurut Rakhmat (2004 : 24 ), penelitian deskriptif kualaitatif ditujukan
untuk beberapa hal, diantaranya adalah ;
1. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek praktek yang
berlaku.
2. Membuat prbandingan atau evaluasi.
3. Mengumpulkan informan actual secara rinci yang melukiskan gejala yang
4. Menentukan apa yang dilakukan orang laindalam menghadapi masalah yang
sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan
keputusan pada waktu yang akan datang.
Penelitian ini hanya difokuskan pada persepsi msayarakat Bali terhadap
Kontes Miss World 2013. Metode penelitian yang digunakan dalam peneliian ini
adalah metode deskriptif kualitatif yaitu metode yang berawal pada data dan
bermuara pada kesimpulan ( Bungin, 2003 : 18 ).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif bertujuan untuk
menjelasan fenomena fenomena dengan sedalam dalamnya melalui pengumpulan
data sedalam dalamnya. Selain itu juga bertujuan untuk menggali kesadaran terdalam
para subyek mengenai peristiwa seperti kontes miss world dalam masyarakat. Untuk
mengugkapkan suatu fenomena dari realitas social tentang perseps masyarakat
terhadap kontes Miss World 2013, peneliti menggunakan pendekatan teori norma
budaya. Teori norma budaya, menurut teori ini media tidak berpengaruh langsung
terhadap individu individu melainkan juga mempengaruhi kebudayaan, pengetahuan
norma norma, dan nilai nilai suatau masyarakat. Semuanya ini membentuk citra, ide
ide, evaluasi dimana khalayak menentukan tingkah lakunya sendiri. McQuali dan
Windahl ( 1984 :68).
Penelitian ini akan menghasilkan data deskriptif brupa kata kata tertulis atau