• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIF PEMIRSA TELEVISI SURABAYA DALAM MENONTON ACARA VARIETY SHOW “EAT BULAGA INDONESIA” DI SCTV (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Pemirsa Televisi Surabaya Terhadap Acara Variety Show Eat Bulaga Indonesia Segmen Kuis Indonesia Pintar di SCTV).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MOTIF PEMIRSA TELEVISI SURABAYA DALAM MENONTON ACARA VARIETY SHOW “EAT BULAGA INDONESIA” DI SCTV (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Pemirsa Televisi Surabaya Terhadap Acara Variety Show Eat Bulaga Indonesia Segmen Kuis Indonesia Pintar di SCTV)."

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIF PEMIRSA TELEVISI SURABAYA DALAM MENONTON ACARA VARIETY SHOW “EAT BULAGA INDONESIA” DI SCTV (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Pemirsa Televisi Surabaya

Ter hadap AcaraVariety Show Eat Bulaga Indonesia Segmen Kuis Indonesia Pintar di SCTV)

SKRIPSI

OLEH :

MAHMUDA CAHYANING TYAS 0943010037

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL“VETERAN”J AWATIMUR

FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

MOTIF PEMIRSA TELEVISI SURABAYA DALAM MENONTON ACARA VARIETY SHOW “EAT BULAGA INDONESIA” DI SCTV (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Pemirsa Televisi Surabaya

Ter hadap AcaraVariety Show Eat Bulaga Indonesia Segmen Kuis Indonesia Pintar di SCTV)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana J ur usan Ilmu Komunikasi

OLEH :

MAHMUDA CAHYANING TYAS NPM. 0943010037

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL“VETERAN”J AWATIMUR

FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(3)

MOTIF PEMIRSA TELEVISI SURABAYA DALAM MENONTON ACARA VARIETY SHOW “EAT BULAGA INDONESIA” DI SCTV (Studi Deskr iptif Kuantitatif Tentang Motif Pemirsa Televisi Surabaya

Ter hadap AcaraVariety Show Eat Bulaga Indonesia Segmen Kuis Indonesia Pintar di SCTV)

Oleh :

MAHMUDA CAHYANING TYAS NPM.0943010037

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada tanggal : 20 J uni 2013

Pembimbing Utama Tim Penguji:

1. Ketua

Ir. H. Didiek Tranggono, MSi Ir. H. Didiek Tranggono, MSi NIP.19581225 199001 1001 NIP.19581225 199001 1001

2. Sekr etaris

Dra. Sumardijati, M.Si NIP. 19620323 199309 2001 3. Anggota

Dra. Herlina Suksmawati, MSi NIP.19641225 199309 2001

Mengetahui, WS DEKAN

(4)

NIP.19620323 199309 2001

MOTIF PEMIRSA TELEVISI DI SURABAYA DALAM MENONTON ACARA VARIETY SHOW “EAT BULAGA INDONESIA” DI SCTV

(Studi Deskr iptif Kuantitatif Tentang Motif Pemir sa Televisi di Sur abaya Ter hadap Acar a “Eat Bulaga Indonesia Segmen Kuis

Indonesia Pintar ” di SCTV)

Disusun Oleh :

MAHMUDA CAHYANING TYAS NPM. 0943010037

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skr ipsi Menyetujui,

Pembimbing Utama

Ir . H. Didiek Tr anggono, M.Si NIP.19581225 199001 1001

Mengetahui, WS DEKAN

(5)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul MOTIF PEMIRSA TELEVISI DI SURABAYA DALAM MENONTON ACARA VARIETY SHOW EAT BULAGA INDONESIA SEGMEN KUIS INDONESIA PINTAR DI SCTV (Studi Deskr iptif Kuantitatif Tentang Motif Pemirsa Televisi di Sur abaya Ter hadap Acar a

Variety Show “Eat Bulaga Indonesia Segmen Kuis Indonesia Pintar” di

SCTV).

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan penelitian skripsi ini banyak terdapat kekurangannya. Selesainya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya arahan dan bimbingan dari bapak Ir. H. Didiek Tranggono, M.Si yang dengan senang hati atas segala perhatian dan kesabarannya rela meluangkan waktu untuk penulis. Terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan.

Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan banyak terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini, diantaranya :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto MP, Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(6)

3. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fisip UPN “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Ir. H. Didiek Tranggono, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah sabar menuntun, membantu dan memberikan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibuku terima kasih atas doanya serta dukungan yang diberikan setiap hari yang telah banyak memberikan nasehat, support dan memotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Terimakasih buat Almarhum “Ayahku” yang selalu ada dihati, aku yakin ayah selalu menemani aku dalam suka maupun duka, aku kangen dan ridu PadaMu “AYAH” semoga kau juga bahagia disana dan diterima di sisiNya

7. HerRizqi Fajar “:Ichay” terimakasih atas perhatian, banyak memberi motivasi, dan setia menemani dalam memberiku semangat serta dorongan menyelesaikan penelitian skrispsi ini. “Thanks for everything & Thanks for your Smile”.

8. Ronggenk ( Desy, Tiara, Rizka, Mita, dan Astried,) yang telah banyak memberi dukungan dan tetap setia menjadi sahabat terbaikku untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

9. Vega_ZR ku yang setia mengantarku dimanapun walau hujan , panas kau setia menemaniku.

(7)

11.Terima kasih atas support dari keluarga besarku yang tidak bisa aku sebutkan satu-satu.

Akhir kata penulis berharap semoga penelitian skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kebaikan penelitian skripsi ini.

Surabaya, Juni 2013

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN……….ii

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI……….. iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI… ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK………..xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang………. 1

1.2Perumusan masalah……….. 11

1.3Tujuan Penelitian……….. 12

1.4Kegunaan Penelitian………. 12

1.4.1Praktis……….. 12

1.4.2Teoritis………. 12

(9)

2.1 Penelitian Terdahulu………. 13

2.1.1 Penelitian Terdahulu Pertama……… 13

2.1.2 Penelitian Terdahulu Kedua……… 14

2.2 Landasan Teori………. 17

2.2.1 Sejarah Televisi………... 17

2.2.2 Media Televisi………... 18

2.2.3 Media Massa……… ... 19

2.2.4 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa……… ... 20

2.2.5 Komunikasi Massa……….. 21

2.2.6 Masyarakat Sebagai Pemirsa Televisi…... 23

2.2.7 Karakteristik Audience……… 24

2.2.8 Pengaruh Televisi Terhadap Sistem Komunikasi………… ... 26

2.2.9 Program Hiburan……… ... 27

2.3 Program Acara Eat Bulaga Indonesia……… ... 29

2.3.1 Motif……… ... 33

2.3.2 Teori Uses and Gratifications……….. ... 38

(10)

BAB III Metode Penelitian……… ... 44

3.1 Definisi Operasional………... 44

3.2 Pengukuran Variabel ………... ... 44

3.2.1 Motif……… ... 44

3.2.2 Acara Eat Bulaga Indonesia segmen kuis indonesia pintar .. 52

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 53

3.3.1 Populasi……… ... 53

3.3.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel……… ... 54

3.4 Teknik Pengumpulan Data……… ... 60

3.5 Metode Analisis Data……… ... 60

BAB IV Hasil dan Pembahasan……… ... 62

4.1 Gambaran Obyek Penelitian………...62

4.1.1 Acara Eat Bulaga Indonesia………....63

4.1.2Visi SCTV………....65

4.1.3 Misi SCTV………...………65

4.1.4 Sampel dan Lokasi Penelitian………..………66

(11)

4.2.1 Identitas Responden………67

4.2.2 Motif Responden………..………73

BAB V Kesimpulan dan Saran……….115

5.1 Kesimpulan………..115

5.2 Saran………117

DAFTAR PUSTAKA………..119

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel III.1 : Jumlah Populasi Tiap Kecamatan……….55

Tabel III.2 : Jumlah Sampel Tiap Kelurahan………56

Tabel IV.1 : Usia Responden………69

Tabel IV.2 : Jenis Kelamin Responden……….…....70

Tabel IV.3 : Pendidikan Terakhir Responden………..……….71

Tabel IV.4 : Durasi Responden Menonton Acara Eat Bulaga Indonesia……...71

Tabel IV.5 : Frekuensi Responden Menonton Acara Eat Bulaga Indonesia…....73

Tabel IV.6 : Responden Mendapatakan Wawawasan Kuis Indonesia Pintar…..75

Tabel IV.7 : Responden Mendapatkan Informasi Tahapan Kuis ………77

Tabel IV.8 : Responden Mengetahui Siswa-Siswi Yang Menjadi Pemenang….78 Tabel IV.9 : Responden ingin Mencari Informasi Jawaban Yang Berhasil…...79

Tabel IV.10 : Responden Ingin Memuaskan Rasa Ingin Tahu Pada Kuis Pintar..81

Tabel IV.11 : Rekapitulasi Responden Kategori Motif Informasi………....82

Tabel IV.12 : Responden Dapat Menemukan Penunjang Nilai Pribadi……...84

(13)

Tabel IV.14 : Responden Ingin Menemukan figure………..87

Tabel IV.15 : Responden Ingin Mengidentifikasikan diri………...88

Tabel IV.16 : Responden Ingin Menigkatkan Kreativitas………..……...90

Tabel IV.17 : Rekapitulasi Responden Kategori Motif Identiatas Pribadi……....91

Tabel IV.18 : Responden Ingin Berbagi Pengalaman Dengan Orang lain……...93

Tabel IV.19 : Responden Ingin Menjalankan Peranan Sosial………...94

Tabel IV.20 : Responden Mendiskusikan Eat Bulaga Tentang Yang Menarik….95 Tabel IV.21 : Responden ingin Menjalin Hubungan Baik Dengan Orang Lain…97 Tabel IV.22 : Responden Menjalin Bertukar Informasi Dengan Orang Lain...…98

Tabel IV.23 : Rekapitulasi Kategori Motif Integrasi dan Interaksi Sosial….….100 Tabel IV.24 : Responden Ingin Melepaskan Diri Dari Permasalahan…………101

Tabel IV.25 : Responden Dapat Mengatasi Rasa Bosan…...………..…103

Tabel IV.26 : Ingin Mengisi Waktu Luang……….……105

Tabel IV.27 :Responden Ingin Meningkatkan Nilai Estetika………..106

Tabel IV.28 : RespondenMemperoleh Hiburan dan Kesenangan………...108

Tabel IV.29 : Rekapitulasi Responden Kategori Motif Hiburan……….109

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.1 : Bagan Teori Kebutuhan ... 35

Gambar II.2 : Bagan Teori Uses and Gratifications ... 40

Gambar II.3 : Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Dalam Menonton Motif Pemirsa Surabaya Tentang Program Acara Variety Show ‘Eat Bulaga Indonesia’ di SCTV ... 43

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Permohonan Pengisian Kusioner ... 121

Lampiran 2 : Kuisioner ... 126

Lampiran 3 : Data Demografi Responden ... 127

Lampiran 4: SPSS Dari Setiap Motif ... 130

Lampiran 5: Data Skor Jawaban Responden ... 135

Lampiran 6 : SPSS Kategori Motif ... 138

Lampiran 7 : Logo Eat Bulaga Indonesia ... 140

Lampiran 8 : Pannasonic Global Awards... 141

(16)

Abstrac

Motive Television Viewer s Watching In Surabaya Variety Show Events “Eat Bulaga Indonesia” In SCTV. Presence technology is a major influence in people's lives. Along with the increasing number of human needs. Needs is what causes the onset of motives. Surely motif between one individual with another individual not the same. Individuals became active in choosing which media can be a means to meet their needs. Variety show "Eat Bulaga Indonesia" SCTV presents a varied segment. This program provides information, entertainment, education and social issues. In a study using the uses and gratifications theory because the main problem is how to change the attitudes and behavior of media audiences, but how social media to meet the needs of the audience. Audiences who actively use the media to achieve specific objectives. This study analyzes the phenomenon which refers to the information motive, the motive of personal identity, integration and social interaction motif, and the motif of entertainment. This study analyzes the phenomenon which refers to the information motive, the motive of personal identity, integration and social interaction motif, and the motif of entertainment. Withdrawal of samples used in this study multistage cluster random sampling. Techniques of data collection using a questionnaire with a Likert scale. Data analysis using descriptive. Samples were Surabaya viewers aged 12 years and over who watched the show "Eat Bulaga Indonesia" SCTV. Distribution of questionnaires distributed to 100 respondents and direct visit to the South Surabaya and East Surabaya. The results of this study it can be concluded that there are four underlying motive in watching the show "Eat Bulaga Indonesia" SCTV, in information on the category of being. Meanwhile, the motive of personal identity, integration and social interaction motives or motives of entertainment in the high category. On the other hand they want to get up to date information and not just the interests of entertainment only but look at the moral message delivered by the host.

Keyword: Motif, television viewers Surabaya, the variety show "Eat Bulaga

Indonesia in the segment Indonesia pintar Quis" in SCTV. Abstraksi

Motif Pemir sa Televisi Surabaya Dalam Menonton Acara Variety Show “Eat Bulaga Indonesia” DI SCTV. Kehadiran teknologi memberikan pengaruh besar dalam kehidupan manusia. Seiring dengan semakin banyaknya kebutuhan manusia. Kebutuhan-kebutuhan inilah yang menyebabkan timbulnya motif. Tentunya motif antara satu individu dengan individu lain tidak ada yang sama. Individu mulai aktif dalam memilih media yang dapat menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan mereka. Acara variety show “Eat Bulaga Indonesia“ SCTV menyajikan segmen yang bervariasi. Program ini menyajikan informasi, hiburan, pendidikan dan sosial. Dalam penelitian menggunakan teori uses and

gratifications karena yang menjadi permasalahan utama bagaimana media

(17)

pada motif informasi, motif identitas personal, motif integrasi dan interaksi sosial, serta motif hiburan. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan skala likert. Analisis data menggunakan deskriptif. Sampel penelitian adalah pemirsa Surabaya berusia 12 tahun ke atas yang menonton acara “Eat Bulaga Indonesia” SCTV. Penyebaran kuisioner disebarkan ke 100 responden dan langsung berkunjung ke Surabaya Selatan dan Surabaya Timur. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan ada 4 motif yang mendasari dalam menonton acara “Eat Bulaga Indonesia” SCTV yaitu informasi pada kategori sedang. Sedangkan, motif identitas personal, motif integrasi dan interaksi sosial ataupun motif hiburan pada kategori tinggi. Disisi lain mereka ingin mendapatkan informasi yang uptodate dan bukan hanya kepentingan hiburan saja tetapi cermati pesan moral yang disampaikan oleh hostnya.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan perkembangan jaman yang selalu maju dan mampu menciptakan teknologi yang baru setiap tahunnya. Kehadiran teknologi memberikan pengaruh besar dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan teknologi hampir dalam setiap gerak kehidupannya. Banyak orang yang bangun tidur dipagi hari dengan menggunakan alaram. Menyalakan handphone, mendengarkan radio dan mengidupkan televisi untuk mengetahui informasi yang di kehendakinya.

(19)

Televisi adalah media komunikasi yang bersifat di dengar, di lihat (audio

visual) dengan penyajian berita yang berorientasi pada reproduksi dari kenyataan.

Kekuatan utama dari media televisi adalah suara dan gambar, televisi lebih menarik daripada radio. Dampak pemberitaan melalui televisi bersifat power full, karena melibatkan aspek suara dan gambar, sehingga lebih memberi pengaruh yang kuat bagi pemirsa. Media televisi memiliki fungsi yang lebih dominan pada hiburan dibandingkan dengan fungsi memberi informasi dan mendidik. (Suryawati, 2011:45).

Kelebihan televisi dari media massa lainnya ialah kemampuan menyajikan berbagai kebutuhan manusia, baik hiburan, informasi, maupun pendidikan dengan sangat memuaskan. Penonton Televisi tidak perlu susah-susah pergi ke gedung bioskop karena pesawat televisi menyajikan ke rumahnya (Effendy, 2008:60).

(20)

Dengan segala kemudahannya mereka dapat menikmati hiburan beraneka ragam, informasi yang serba cepat dan memuaskan sesuai dengan perkembangan teknologi seperti saat ini. Kebutuhan manusia dibidang komunikasi semakin bertambah seiring dengan kemajuan di segala bidang baik ekonomi maupun teknologi. Sesuai dengan perkembangan jaman yang selalu maju banyak stasiun televisi yang memberi suguhan hiburan yang menarik untuk ditonton. Hiburan-hiuran ini bisa berupa talkshow, realityshow, variety show, sinetron, komedi, maupun film asing maupun lokal. Dunia petelevisian di Indonesia berkembang dengan pesat, terbukti dengan hadirnya 11 stasiun televisi, yaitu RCTI, SCTV, ANTV, INDOSIAR, TRANS TV, TRANS 7, METRO TV, TV ONE, GLOBAL TV, MNC TV dan TVRI yang mengudara secara nasional dan juga beberapa TV lokal.

Komunikasi merupakan suatu kegiatan atau sebuah proses penyampaian pesan, informasi berita dari komunikator kepada komunikan. Kegiatan komunikasi akan terus berlangsung di dalam kehidupan bagi manusia untuk terus berinteraksi dengan manusia yang lainnya, dengan kata lain hakikat komunikasi adalah proses pernyataan manusia yang dinyatakan yaitu, perasaan atau pikiran seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai penyalurannya (Effendy, 2003:28).

(21)

pengalamnnya yang melampaui jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah banyak. (Marheani, 2009: 222 ).

Media massa mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, baik dari segi institusi media, maupun segi informasinya. Berbagai informasi yang disajikan akan berdampak langsung maupun tidak langsung dalam masyarakat. Begitupun sebaliknya, apa yang dilupakan media, akan luput dari perhatian masyarakat (Rakhmat, 2012:218).

Jadi yang diartikan komunikasi massa ialah penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditunjukkan kepada massa yang abstarak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampaian pesan, dengan demikian bahwa komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa sifatnya “ satu arah “. begitu pesan di sebarkan oleh komunikator, tidak diketahui apakah pesan itu diterima, dimengerti, atau dilakukan komunikan. Terjadinya umpan balik betsifat tertunda ( delayed feedback ). (Effendy, 2008:50).

Bertambahnya stasiun televisi swasta di Indonesia mengakibatkan persaingan dalam penayangannya. Bagi pelaku industri harus bisa berkreativitas memiliki ide-ide yang menarik untuk perhatian pemirsanya. Saat ini bukan hanya sinetron, kuis, talk show, reality show, variety show yang menjamur. variety show

(22)

Variety Show adalah acara televisi yang mengkombinasikan berbagai format lainnya, seperti talk show, kuis, game show, musik, drama, talent search

dan komedi situasi. Variasi tersebut di padukan dalam sebuah pertunjukkan dalam bentuk siaran langsung maupun siaran rekaman. (Naratama, 2004:190).

Maraknya persaingan antara stasiun televisi swasta berpengaruh pada program acara yang dibuat, dan bagi kreator industri pertelevisian harus pandai memiliki ide-ide yang menarik untuk perhatian pemirsanya mulai dari berita,

reality show, musik, film, sinetron, pendidikan, kesehatan, misteri, kriminalitas,

talk show, variety show. Dengan, program variatif tersebut diharapkan akan

memberikan tontonan yang layak bagi pemirsanya. Sekian banyak acara-acara ditayangkan oleh stasiun televisi di Indonesia, salah satunya yang dapat merebut perhatian penonton adalah “Eat Bulaga Indonesia pada segmen kuis Indonesia pintar“ yang ditayangkan di SCTV. “Eat Bulaga Indonesia” yaitu tayangan yang bertema hiburan dan sosial. Program ini merupakan variety show yang didalamnya terdapat berbagai macam content mulai dari talent search hingga

game show. Variety show ini diperuntukkan untuk semua umur dari mulai

anak-anak hingga orang tua.

(23)

adalah, Uya Kuya, Andika Pratama Farid Aja, Reza Bukan, Ramzi, Narji, Rian Ibram, Rio Indrawan, Steven, Leo Consul, Selena Alexandria, Jenny Tan, Bianca Lizza, Christie Julie. (http://info-bos.blogspot.com/2012/07/eat-bulaga-indonesia-variety-show.html).

Acara ini ditayangkan setiap hari senin-sabtu pukul 14.30 WIB di stasiun televisi SCTV berdurasi 120 menit. “Eat Bulaga Indonesia“ hadir untuk menyegarkan penonton di televisi dan memberikan banyak hadiah bagi masyarakat yang sudah mendaftar, di datangi oleh kru dan host Eat Bulaga Indonesia. Dengan dipandu oleh banyak host acara ini juga lebih menjadi variatif pada setiap segmennya. Para host menyegarkan para pemirsanya dengan gaya mereka candaan, tetapi mereka tidak menyadari bahwa, candaan yang spontan saling ejek mengejek berdampak menyinggung perasaan orang lain. Variety Show

(24)

biasanya di datangkan live dari studio. Dalam program acara variety show ini tidak hanya menyentuh hiburan, informasi, pendidikan tetapi dari segi sosial dapat mengukur seberapa besar kepedulian ketika dihadapkan dengan Orang yang kurang mampu. “Eat Bulaga Indonesia” merupakan program unggulan SCTV dan menjadi nominasi Pannasonic Global Awards. Nominasi kategori variety show ini adalahThe Hits, Eat Bulaga Indonesis, Dahsyat, Inbox, Gara-Gara Magic. Untuk program acara variety show tervaforit yang paling banyak ditonton menurut lembaga survey. Eat bulaga Indonesia (25.4% ),Inbox (27,1%), Dahsyat (3,1%),

(http://G:/rating/gma7-pinataob-ng-abscbn-sa-mega-manila-agbnielsen-ratings.html).

(25)

masyarakat agar selalu belajar untuk menambah wawasan, informasi ilmu pengetahuan.

(26)
(27)

penonton akan bersorak untuk meluapkan rasa gembira. Sehingga pemirsa mendapatkan hiburan yang menarik pada segmen Indonesia pintar. Permasalahannya adalah acara di satasiun televisi kurang dapat memberikan hiburan dengan mengabaikan sisi edukatifnya. Dengan kata lain, Gaya hiburannya terlalu dibuat-dibuat candaan, mereka terkadang menyinggung perasaan orang lain dan terlebih melecehkan.

Dari berbagai kebutuhan tersebut berangkat dari teori Uses and

Gratifications mengasumsikan bahwa yang menjadi permasalahan utama

bagiamana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi bobotnya ialah para khalayak aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus (Effendi, 2008:79). Selanjutnya berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan media maka penelitian ini menggunakan teori Uses and Gratifications, pada pendekatan Uses and Gratifications ini yakni menggunakan media untuk pemuas kebutuhannya dan lebih tertarik pada apa yang dilakukan media pada khalayaknya.

(28)

melarikan diri dari kenyataan. Kita kesepian dan media massa juga dapat berfungsi sebagai sahabat. ( Rakhmat, 2012 : 205) .

Pada penelitian sampel yang akan diteliti adalah pemirsa Surabaya yang berusia 12 tahun ke atas. Pada usia ini mencerminkan bangkitnya akal (ratio), nalar (reason) dan kesadaran diri (self consciousness). Dalam masa ini terdapat keingintahuan dan keinginan untuk mencoba-coba. Anak akan belajar dengan sendirinya, karena periode ini mencerminkan era perkembangan ilmu pengetahuan sehingga, sudah bisa dimintai pendapatnya tentang suatu hal ( Sarwono, 2007:23).

Peneliti memilih kota Surabaya sebagai daerah penelitian karena merupakan kota metropolitan terbesar dimana penduduknya bersifat heterogen sehingga dapat memiliki pandangan yang berbeda-beda selain itu, di Surabaya pernah diadakan lokasi syuting acara Eat Bulaga Indonesia outdoor Subjek penelitian ini adalah para pemirsa (masyarakat Surabaya) yang berusia 12 tahun ke atas karena memiliki keingintahuan terhadap lingkungan yang ada disekitarnya. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini mengambil judul “Motif Pemirsa Televisi di Surabaya Dalam Menonton Acara “Eat Bulaga Indonesia Segemen Kuis Indonesia Pintar di SCTV”

1.2 Perumusan Masalah

(29)

dalam menonton acara variety show “Eat Bulaga Indonesia Segmen Kuis Indonesia Pintar“ di SCTV ?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana motif pemirsa televisi di Surabaya dalam menonton acara variety show ”Eat Bulaga Indonesia Segmen Kuis Indonesia Pintar” di SCTV.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini di harapkan memberikan pengetahuan dalam perkembangan ilmu komunikasi tentang penelitian terhadap motif khalayak dalam mengkonsumsi media, khususnya media televisi sebagai referensi yang berguna untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2. Kegunaan Praktis

(30)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

2.1.1. Penelitian Terdahulu Pertama

Motif Pendengar Aktif Program Talkshow di Radio Antariksa Surabaya, Mucholiel Herwanto dan Fitri Andriani 2011. Penelitian ini adalah radio yang mengkhususkan diri di bidang kesehatan, dengan pangsa pendengar usia muda dan dewasa. Penelitian ini menjelaskan program unggulan yaitu talkshow yang menyuguhkan berbagai informasi seputar kesehatan dan gaya hidup sehat dengan tema yang beragam. Penelitian ini dilakukan unuk mengetahui motif pendengar aktif dalam mengikuti program talkshow di Radio Antariksa bukan semata-mata hiburan tetapi juga menginformasikan apa yang dibutuhkan oleh pendengar yaitu pengetahuan seputar kesehatan.

(31)

(4) motif hiburan. Kategori inilah yang akan digunakan peneliti untuk melihat bagaimana khalayak aktif di radio Antariksa dalam menikmati program talkshow.

Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Sedangkan, jenis penelitian yang digunakan deskriptif, dengan maksud memperoleh gambaran yang detail mengenai suatu fenomena. Menggunakan teknik available sampling dengan mengambil sampel orang-orang yang berdomisili di wilayah Gerbang Kertasusila. Obyek penelitian ini adalah pendengar yang aktif berpatisipasi dalam program talkshow di Radio Antariksa baik melalui telepon, SMS, email, BBM, dan live streaming. Dari data yang dihimpun peneliti, diperoleh informasi bahwa jumlah pendengar talkshow di radio Antariksa berkisar antara 20-50 orang perhari.

Hasil penelitian ini Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan responden lebih memilih motif hiburan yang dapat melepaskan kejenuhan dan mengisi waktu luang. Dan yang kedua adalah motif integrasi dan interaksi sosial berbagi info seputar kesehatan. Tingginya minat radio Antariksa untuk terus melakukan inovasi. Misalnya dengan menggunakan media lain sebagai pendukung seperti jejaring sosial. Selain itu program talkshow juga dapat dikembangkan dengan melakukan edukasi secara off air baik melalui seminar atau diskusi dengan menggandeng sponsor di bidang kesehatan.

2.1.2 Penelitian Ter dahulu Kedua

(32)

motif para pengguna ponsel pintar iPhone yang berada di Surabaya. Karena

iPhone memiliki pangsa pasar yang jelas sehingga menjadikan iPhone tetap stabil

dalam penggunaannya. Dalam penelitian ini menjelaskan mengapa orang menggunakan teknologi komunikasi dan motif orang dalam menggunakannya.

iPhone termasuk salah satu jenis smartphone yang memiliki kecanggihan sistem,

yakni touch secreen, resolusi kamera yang tinggi, video dengan kualitas HD, fitur geo tagging, dan dictation.

(33)

merupakan indikator dari variabel. Alat ukur tersebut seacara konsisten memberikan hasil atau jawaban yang sama terhadap gejala yang sama, walau digunakan berulang kali, yang berarti tetap stabil dapat di andalkan dan tetap konsisten.

Motif masyarakat Surabaya dalam menggunakan iPhone memliki motif tinggi dari segi akses permaenan, hiburan, interaksi sosial, daya tarik, koneksi, instrumentalitas dan mode status. Namun indikator tertinggi terletak pada hiburan. Dikarenakan mengunggulkan iPhone dalam segi multimedia atau hiburannya, sehingga fitur-fitur andalan iPhone menyajikan berbagai macam fitur multi medialah yang mengikat minat responden dalam menggunakannya. Baik multimedia dari segi foto, video, games dan lain sebagainya, misalnya instragram

dan kamera+.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif masyarakat Surabaya dalam menggunakan iPhone tergolong tinggi. Diketahui bahwa niai motif indikator tertinggi pada segi hiburan dan akses permainan. Pengguaan Iphone memang cenderung menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan hiburannya karena

iPhone juga telah menyajikan teknologi canggih dalam segi multimedianya yang

(34)

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian sekarang yang dilakukan memiliki perbedaan dan persamaan dengan penelitian terdahulu. Perbedaan penelitian terdahulu pertama terletak pada media, program acara, dan teknik penarikan sampel. Persamaan terletak pada teori uses and gratifications. Perbedaan pada penelitian terdahulu ke dua terletak pada media, teknik penarikan sampel, dan menggunakan alat ukur uji validitas dan uji reliabilitas. Sedangkan persamaan terletak pada teori uses and gratifications.

2.2 Landasan Teori

2.2.1. Sejar ah Televisi

(35)

Media televisi lahir dari proses panjang perkembangan teknologi. Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio, Televisi tidak sekedar layar kaca yang menampilkan berbagai tontonan, tetapi, seakan menjadi

icon dari kemajuan. Teknologi televisi merupakan salah satu tonggak inovasi teknologi elektronika. Televisi diperkenalakan ke tengah masyarakat di Amerika akhir 1930-an. Sementara tahun 1950an televisi sudah menjadi institusi yang penting dalam kehidupan masyarakat di Negara-negara maju. Keberadaan media televisi menjadi faktor utama dalam mewujudkan transparansi. Wardhana (2001:14-15).

2.2.2 Media Televisi

(36)

suatu media televisi atau radio dapat diterima dimana saja dalam jangkauan pemancarnya (menguasai ruang) tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali (tidak mengusai waktu).

Menurut Effendy (2003:175), Televisi dalam menyiarkan pesannya bersifat audio visual, dapat dilihat dan di dengar dan juga mendatangi langsung kerumah-rumah penduduk benar-benar telah menyaingi film bioskop, radio, surat kabar. Dengan segala kemudahannya penduduk, tidak usah pergi dari rumah, dapat menikmati hiburan yang beragam, informasi yang serba cepat dan memuaskan, pendidikan yang jelas dan berjenis-jenis.

Kelebihan televisi dari media massa lainnya ialah kemampuan menyajikan berbagai kebutuhan manusia, baik hiburan, informasi, maupun pendidikan dengan sangat memuaskan. (Effendy, 2008:60).

2.2.3 Media Massa

(37)

Menurut Effendy (2008:102), Media massa elektrronik radio dan televisi harganya sudah bisa terjangkau oleh rakyat kecil. Berbagai media massa elektronik beserta keampuhannya dalam menyebarkan pesan-pesan pendidikan kepada keluarga-keluarga Indonesia di seluruh pelosok tanah air, akan besar dampaknya kepada mereka apabila media dimanfaatkan sebaik-baiknya. Jadi keuntungan komunikasi dengan menggunakan media massa ini menimbulkan keserempakan artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif amat banyak.

2.2.4 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa

Menurut Rakhmat (2012:187), media komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditunjukkan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anomim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

(38)

Menurut (Effendy, 2008: 54-55) fungsi televisi sebagai media massa adalah:

1. Fungsi penerangan (The Information Function), yaitu memberikan informasi-informasi acara televisi seperti kuis, pilihan sinetron di setiap stasiun televisi.

2. Fungsi pendidikan (The Education Function), yaitu memberikan informasi pendidikan yakni, untuk meningkatkan pengetahuan penalaran masyarakat.

3. Fungsi hiburan (The Entertainment Function), acara-acara yang ditayangkan televisi seperti acara sinetron disetiap stasiun televisi memberikan hiburan terhadap khalayak luas.

2.2.5 Komunikasi Massa

Dalam buku Ilmu Dan Teori Filsafat Komunikasi, Joseph A. Devito mengungkapkan, pertama komunikasi massa adalah komunikasi yang di tunjukkkan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi berarti khalayak itu besar. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang di salurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan visual dalam bentuknya seperti: televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku. (Effendy, 2003:21).

(39)

tidak tampak oleh komunikator, media bersifat satu arah begitu pesan di sebarkan oleh komunikator , tidak diketahui apakah pesan itu diterima, dimengerti atau dilakukan oleh komunikan. (Efeendy, 2008:50 ).

Menurut Effendy (2003:22-25), seseorang yang akan menggunakan media massa sebagai alat untuk melakukan kegiatan komunikasinya perlu memahami karakteristik komunikasi massa diantaranya :

a. Komunikasi massa berlangsung satu arah artinya tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Arus balik seperti ini dinamakan arus balik tertunda (delayed feedback). Tidak mengetahui respon atau tanggapan dari penonton atas tayangan yang disiarkan ditelevisi.

b. Komunikasi massa bersifat umum artinya pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang. Pesan yang disampaikan bersifat umum mengenai kepentingan umum.

c. Komunikasi bersifat hetrogen artinya perpaduan antara jumlah komunikan yang besar dalam komunikasi massa dengan keterbukaan memperoleh pesan-pesan komunikasi erat sekali hubungannya dengan sifat hetrogen komunikan.

d. Media Massa menimbulkan keserempakan artinya keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya dalam keadaan terpisah.

(40)

organisasi. Oleh karena itu komunikatornya melembaga. Proses penyebarluasan pesan komunikasinya bertindak atas lembaga.

2.2.6 Masyarakat Sebagai Pemir sa Televisi

Untuk pengelola televisi harus tahu siapa pemirsanya dan apa kebutuhannya. Beberapa stasiun televisi memiliki target kelompok pemirsa tetentu. Bila, pemirsanya anak muda, maka stasiun tersebut memilih lebih banyak berita yang berhubungan dengan kelompok umur misalnya music dan fashion. Bila targetnya, laki-laki maka, akan memilih lebih banyak news mengenai sports. Bila targetnya adalah perempuan maka, stasiun itu akan memilih lebih banyak berita mengenai life style dan healthy. Bila sebuah stasiun melakukan siaran pada siang hari atau pada waktu dimana banyak anak menonton siaran televisi, maka stasiun akan menghindari berita yang tidak sesuai dengan anak (kekerasan, kriminal dan lain-lain). Target kelompok sosial atau etnis tertentu, maka stasiun televisi akan menyusun program khusus untuk kebutuhan dan kesejahteraan mereka. (Morissan, 2008:6).

(41)

komposisinya dapat berubah dengan cepat (Mc.Quail, 2002:201-202). Masyarakat sebagai pemirsa televisi adalah massa dan memiliki kerangka acuan dan lapangan pengalaman yang berbeda. Komunikasi dapat efektif jika pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik terus minatnya, tergerak hatinya dan melakukan aktifitas apa yang dinginkan pembicaranya (Effendy, 2003:84).

Berdasarkan golongan sosial yakni ; bahwa dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok sosial, yang reaksinya pada stimulus tertentu cenderung sama. Usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, pendidikan, tempat tinggal, dan keyakinan beragama, menampilkan kategori respons. Anggota-anggota kategori tertentu akan cenderung memilih isi komunikasi yang sama dan akan memberi respons yang hampir sama pula. (Rakhmat, 2012:247). Berdasarkan pengelompokan tersebut, maka sejumlah acara diperuntukkan untuk kelompok tertentu sebagai sasaran adalah warta berita, sandiwara, film, musik dan lain-lain. Sedangkan untuk kelompok sasaran adalah untuk anak-anak, remaja, mahasiswa, ibu rumah tangga, pemeluk agama islam, dan lain-lain. (Effendy, 2003:315).

2.2.7 Karakteristik Audience

Audience dalam komunikasi massa hetrogen artinya, mempunyai

(42)

1. Audience dalam komunikasi massa hetrogen, mereka berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat.

2. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Antar individu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung.

3. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.

Menurut (Mc.Quail 2002 : 203-205) audience terdiri dari:

1. Audience sebagai kumpulan.

Audience ini menekankan fokusnya pada jumlah-jumlah total orang yang

dapat dijangkau oleh satuan isi media tertentu dalam jumlah orang dalam karakteristik demografi.

2. Audience sebagai media massa.

Audience ini menekankan ukurannya yang besar, hetrogenitas, penyebaran,

dan antonimitasnya.

3. Audience sebagai publik atau kelompok sosial.

Kelompok sosial yang aktif, interaktif terbentuk atas dasar isu, minat, bakat, keahlian dan memiliki tingkat kesadaran diri tertentu, jati diri bersama kemungkinan untuk berinteraksi secara internal dan mempengaruhi komunikasi.

(43)

4. Audience sebagai pasar.

Audience dipandang sebagai perangkat calon konsumen produk dan sebagai

audience jenis iklan tertentu, yang merupakan sumber pendapatan media

penting lainnya. mencirikan audience tertentu dalam hubungannya dengan gaya hidup dan pola konsumsi..

2.2.8 Pengaruh Televisi Terhadap Sistem Komunikasi

Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi tidak lepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Bahwa televisi menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia sudah banyak yang mengetahui dan merasakannya. Tetapi sejauh mana pengaruh yang positif dan sejauh mana pengaruh negatif, belum diketahui banyak. Acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, presepsi, dan perasaan para penonton. ini adalah hal yang wajar. Jadi, jika hal-hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona, atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa. Sebab, salah satu pengaruh psikologis dari televisi ialah seakan-akan menghipnotis penonton hingga penonton dihanyutkan dalam suasana pertujukkan televisi. (Effendy, 2003:41)

Menurut Mc. Luhan, dalam buku Teori Komunikasi Massa

(44)

cenderung mementingkan isi pesannya saja dan orang sering kali tidak menyadari bahwa media yang menyampaikan pesan itu juga mempengaruhi kehidupannya. Media membentuk dan mempengaruhi pesan atau informasi yang disampaikan. Televisi mampu memberikan efek yang lebih dramatis kepada suatu peristiwa.

2.2.9 Pr ogram hiburan

Menurut (Winarso,2005:42), hal yang paling jelas dari fungsi-fungsi media massa adalah hiburan. Televisi terutama dicurahkan pada hiburan, dengan kira-kira tiga perempat hari siaran khusus harian yang masuk dalam kategori ini. Lingkup hiburan media massa ini mengagumkan. Ada banyak jenis dan macam acara hiburan di televisi, diantaranya adalah :

1. Variety Show.

Suatu acara dimana di dalamnya terdapat berbagai macam permainan, kuis, musik, kuis interaktif.

2. Kuis.

(45)

3. Musik.

Acara musik merupakan acara yang paling diminati oleh masyarakat, apapun alirannya dangdut, pop, rock, jazz dan lain sebagainya selalu mendapat tempat utama di hati masyarakat sebagai kebutuhan akan hiburan.

4. Sandiwara komedi.

Acara yang menyajikan suatu acara yang memiliki unsur komedi atau humor yang tinggi.

5. Film.

Film terdiri dari beberapa macam, contohnya adalah film kartun, film drama dan film action.

6. Sinetron.

Acara yang menyajikan suatu cerita yang bersambung dan biasanya disajikan dengan kehidupan masyarakat yang ada pada saat ini atau kehidupan terdahulu.

7. Olahraga.

(46)

2.3 Pr ogram Acara “Eat Bulaga Indonesia” SCTV

Salah satu program yang banyak diminati pemirsa televisi itu adalah program dokumenter. SCTV kembali menyuguhkan program berkualitas untuk pemirsa setianya dan acara ini menjadi nominasi Pannasonic Global Awards.

Berbagai program-program menarik dan unik siap disajikan. Program itu antara lain “Eat Bulaga Indonesia” tayang setiap hari senin-sabtu pukul 14.30.“Eat Bulaga Indonesia” merupakan variety show yang didalamnya terdapat berbagai macam content mulai dari talent search hingga game show. Variety show ini diperuntukkan untuk semua umur dari mulai anak-anak hingga orang tua.

Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang terbagi dalam berbagai kriteria utama disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. Sedangkan, Variety Show adalah acara televisi yang mengkombinasikan berbagai format lainnya, seperti talk show, kuis, game show, musik, drama, audisi dan komedi situasi. Variasi tersebut di padukan dalam sebuah pertunjukkan dalam bentuk siaran langsung maupun siaran rekaman. (Naratama, 2004:190).

(47)

Consul, Selena Alexandria, Jenny Tan, Bianca Lizza, Christie Julie. Acara ini ditayangkan setiap hari senin-sabtu pukul 14.30 WIB di stasiun televisi SCTV berdurasi 120 menit. ( http://info-bos.blogspot.com/2012/07/eat-bulaga-indonesia-variety-show.html).

“Eat Bulaga Indonesia” hadir untuk menyegarkan penonton di televisi dan memberikan banyak hadiah bagi masyarakat yang sudah mendaftar di acara tersebut dan di datangi oleh kru dan para host “Eat Bulaga Indonesia“. Variety Show ini merupakan program dimana penonton di suguhi dengan berbagai segmen mulai dari music, talent search little miss dan that’s my boys Indonesia , kuis, karaoke, kehadiran bintang tamu, dan mendatangi orang-orang yang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan biasanya di datangkan live dari studio. Yang paling menarik adalah segmen kuis Indonesia pintar karena soal tersebut akan tertulis di alat yang terpasang di kepala mereka. Proses tebak kata misteri berdurasi 30 detik dan waktu yang paling cepat berhasil menebak kata yang dimaksutkan tersebut akan lolos ke babak selanjutnya dan mendapatkan bonus. Apabila kata tidak berhasil tertebak host akan diguyur air di dalam akuarium. Peserta ini diperuntukkan untuk siswa-siswi baik dari SD, SMP, dan SMA.. Berbagai segmen dari acara “Eat Bulaga Indonesia” yakni :

1. Jagoan karaoke.

(48)

dvd, microfone, dan televisinya untuk melihat teks atau lirik lagunya. Untuk sistem penilaiannya, dilakukan di studio sctv secara live, dan akan mengumumkan hasil pemenangnya dan diberikan hadiah sebesar 1 juta rupiah untuk juara ke-1, 500 ribu untuk juara ke-2.

2. That”s my boy’s dan Little miss Indonesia.

Lomba ini live dari dalam studio SCTV (indoor). Perlombaan ini khusus untuk anak yang memiliki umur 3-6 tahun. Acara ini menampilkan bakat yang dimiliki yang sangat beragam dari masing-masing peserta. Mulai dari, menyanyi, acting, silat, modeling, tarian tradisional, tarian modern dan lain sebagainya. Kriteria untuk pemenangnya ditentukan oleh anak yang memiliki kreativitas, kepolosan, keberanian, dan kelucuan. Acara ini tidak mencari bakat yang professional, handal dan mempuni. Tetapi, lebih menuju kepercayaan dan keberanian untuk tampil di depan umum. Pemenangya mendapatkan uang sebesar Rp. 1.500.000.

3. Satu Untuk Semua, Semua Untuk Satu.

(49)

4. Indonesia Pintar.

Peserta ini diperuntukkan untuk siswa-siswi baik dari SD, SMP, dan SMA. Acara ini berupa tebak kata dengan jumlah 3 team. Kuis tebak kata ini berdurasi 30 detik untuk menebak kata misteri yang berhasil disebutkan. Waktu yang paling cepat dan yang berhasil menebak kata misteri yang dimaksudkan tersebut akan lolos ke babak selanjutnya. Babak bonus dimana satu team berisi 2 orang yang saling tebak kata. Apabila bisa nebak satu kata benar mendapatkan 1 juta rupiah / kata. Team yang memenangkan tersebut, akan lolos dan menuju ke babak bonus dihitung berdasar jumlah kata yang bisa ditebak. Jika kata tersebut benar semua mendapatkan uang sebesar 4juta rupiah. Jika peserta tidak berhasil dalam menebak kata maka, host akan diguyur air di dalam akuarium.

5. Satu untuk semua semua untuk satu (Empati).

(50)

2.3.1 Motif

Untuk dapat mengamati seseorang dalam melakukan suatu tindakan ataupun perbuatan perlu memperhatikan hal-hal yang melatarbelakangi. Apa saja yang mendorong melakukan tindakan perbuatan tersebut, apa motifnya, untuk itu peneliti menjelaskan mengenai motif. Motif adalah dorongan, hasrat, keinginan, atau tenaga penggerak lainnya yang berasal dari diri seseorang untuk melakukan sesuatu. (Effendy, 2008:103).

Menurut Rakhmat, (2012:66) Motif berasal dari kata “motive” yang berarti secara obyektif merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk menentukan pilihannya dari berbagai perilaku tertentu, sesuai dengan tujuan. Sedangkan definisi subyektif motif merupakan dasar bagi seseorang untuk bergerak, berperilaku, dan bertindak menurut tujuan atau kegiatan membangkitkan daya gerak yang terdapat pada diri sendiri agar melaksanakan tindakan tertentu, dalam rangka mencapai tujuan ataupun kepuasan.

Motif merupakan penggerak untuk melakukuan tindakan sesuatu. Setiap orang digerakkan atau di dorong oleh kebutuhan dan keinginan (want & need) tertentu. Kebutuhan sifatnya mutlak harus dipenuhi, yang sudah ada dalam diri manusia. Sedangkan keinginan adalah kehendak yang lebih spesifik dalam upaya memenuhi kebutuhan dan sifatnya lebih bervariasi (Kriyantono, 2006:351).

(51)

sejumlah hierarki kebutuhan yang ditampilkan oleh Abraham Maslow dalam buku

Manajemen Sumber Daya Manusia (Samsudin, 2006:283) membedakan 5

perangkat kebutuhan dasar antara lain:

1. Phsicolgy needs (kebutuhan fisiologis) adalah kebutuhan primer yang

menyangkut fungsi biologis yang berhubungan dengan kelangsungan hidup manusia. seperti kebutuhan pangan, sandang, papan dan kesehatan fisik. Kebutuhan fisiologis, kebutuhan ini merupakan kebutuhan paling dasar.

2. Safety needs (kebutuhan keamanan) adalah kebutuhan mengenai perlindungan

dari bahaya, perlakuan tidak adil, dan terjaminnya keamanan diri. Yang meliputi dambaan setiap orang akan perasaan aman, tertib, mapan, serta perasaan bebas dari kekerasan, ketakutan, kerusakan dan sebagainya. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.

3. Love needs (kebutuhan cinta) adalah kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan

secara pribadi. Cinta disini berarti rasa kasih sayang dan rasa terikat (to

belong). Rasa saling menyayangi dan rasa diri terikat dengan orang lain, baik

dalam kehidupan keluarga, maupun kehidupan luar keuarga. Kebutuhan untuk merasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai dan serta dicintai.

4. Estemm needs (kebutuhan penghargaan) adalah kebutuhan dihargai secara

(52)

5. Self-actualization needs (kebutuhan aktualisasi diri) adalah kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, kreativitas dan ekspresi diri. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide memberi penilaian dan kritik terhadap sesuatu.

Gambar II.1

Bagan teori kebutuhan (Samsuddin, 2006:283)

Purwanto, (2006 : 60) menjelaskan bahwa fungsi dari motif adalah:

1. Motif sebagai pendorong manusia untuk bertindak atau berbuat. Motif itu berfungsi sebagai motor yang memberikan energi kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.

2. Motif menentukan arah perubahan yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita.

Kebutuhan

fusiologi

Kebutuhan

Rasa aman

Kebutuhan

untuk dicint ai

Kebutuhan

untuk dihargai Kebutuhan

(53)

3. Motif menyeleksi perbuatan kita, artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Dengan demikian, dari ketiga pengertian tersebut maka dasar timbulnya motif karena adanya kebutuhan atau motif dapat diidentifikasikan dengan kebutuhan. Motif itu akan dapat mempengaruhi manusia dalam melakukan aktifitas tertentu untuk memenuhi kebutuhan kepuasan pada diri individu dan motif seseorang dapat berbentuk melalui serangkaian pengalaman yang bersifat konstan meskipun ada kemungkinan untuk berubah. Untuk memudahkan pengukuran tentang motif, maka didasarkan pada pendapat Mc.Quail (2002:72) sebagai berikut :

1. Motif informasi (Surveillance).

Kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat tertentu yang diinginkan, yang terdiri dari:

a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.

b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.

c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.

(54)

e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.

2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity).

Kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khayalak sendiri, yang terdiri dari ;

a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.

b. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain, (dalam media).

c. Menemukan model perilaku, panutan atau figure yang dicontoh.

d. Meningkatakan pemahaman tentang diri sendiri.

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationships).

Kebutuhan akan Integrasi dan Interaksi Sosial terdiri dari :

a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain ; empati sosial.

b. Membantu menjalankan peran sosial.

c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.

d. Memungkinkan menjalin hubungan baik dengan orang lain memperoleh teman dan kegemaran sama.

(55)

4. Motif Hiburan (Diversi).

Kebutuhan akan melepaskan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan, yang terdiri dari :

a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.

b. Bersantai.

c. Mengisi waktu.

d. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.

e. Penyaluran emosi.

2.3.2 Teori Uses and Gratifications

Menurut Blummer dan Katz dalam buku Pengantar Komunikasi Massa,

(56)

Teori uses dan Gratifications merupakan pergeseran fokus dari tujuan komunikator ke tujuan komunikan. Model ini menentukan fungsi komunikasi massa dalam melayani khalayak. Pendekatan uses and gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi bobotnya ialah khayalak aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. (Effendi, 2008:79).

Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blummer, dan Michael Gurevitch,

uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial

yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain. Mereka merumuskan asumsi-asumsi dasar teori ini (Rakhmat, 2012:203) :

1. Khalayak dianggap aktif; artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Proses komunikasi massa banyak inisiatif, untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.

3. Media massa bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada prilaku khalayak yang bersangkutan.

(57)

5. Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayaknya.

Kita bisa memahami interaksi orang dengan media melalui pemanfaatan media oleh orang itu (user) dan kepuasan yang diperoleh (gratifications). Gratifikasi yang sifatnya umum, antara lain pelarian dari rasa khawatir, peredaran rasa kesepian, dukungan emosional, perolehan informasi dan kontak sosial. (Nuruddin, 2007:193).

Model uses and Gratification digambarkan hubungannya seperti terlihat

pada gambar dibawah ini :

Gambar II.2

Bagan teori uses and gratifications (Nuruddin, 2007:194)

Lingkungan sosial: 1.Ciri-ciri demografis 2.Afiliasi kelompok 3.Ciri-ciri Kebutuhan khalayak: 1.Kognitif 2. Afektif 3.Integratif personal 4.Integratif sosial 5.Pelepasan/ ketegangan Sumber pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan non media

1.keluarga,teman-teman. 2.komunikasi interpersonal. 3.hobi 4.tidur Penggunaan Media Massa: 1.Jenis-jenis media SK,majalah,radio,T V dan film

2.Isi media

3.Terpaan Media

(58)

Kebutuhan kognitif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan. Memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita. Kebutuhan Afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional. Kebutuhan pribadi secara integrative

adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individual. Hal itu bisa diperoleh dari hasrat akan harga diri. Kebutuhan sosial secara integrative adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Kebutuhan pelepasan adalah kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keaneragaman. (Nuruddin, 2007:195).

Keseluruhan Teori uses and gratifications ini mengasumsikan pengguna mempunyai alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. Khalayak yang aktif sengaja menggunakan media karena di dorong oleh motif-motif tertentu untuk mencapai tujuan khusus. Artinya, individu mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari pengguna media akan di dorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya.

2.3.3 Kerangka Berpikir

(59)

luas. Melalui media massa televisi mampu menyajikan kebutuhan pemirsanya mulai dari hiburan, informasi, berita maupun pendidikan dan dapat menggambarkan langsung peristiwa yang terjadi kesetiap rumah pemirsa melalui tayangannya. Semakin banyak stasiun televisi yang bermunculan dan menyuguhkan banyak program yang menarik, sehingga membuat pemirsanya untuk lebih aktif dalam memilih program acara sesuai kebutuhan.

Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah banyak dengan menggunakan media massa sebagai alat penyalurnya. Media komunikasi massa memiliki ciri khas berkemampuan memikat perhatian khalayak secara serempak. Khususnya televisi yang mempunyai kelebihan dari media massa yang lainnya yakni, bersifat audio visual dapat dilihat dan di dengar hidup menggambarkan kenyataan, dan langsung menyajikan peristiwa yang terjadi ke tiap rumah pemirsanya.

(60)

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha melihat motif pemirsa televisi di Surabaya tentang Program acara variety show “Eat Bulaga Indonesia kuis Indonesia pintar” SCTV. Peneliti menggunakan teori uses and gratifications ini mengasumsikan pengguna mempunyai alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. Khalayak yang aktif sengaja menggunakan media karena di dorong oleh motif-motif tertentu untuk mencapai tujuan khusus. Artinya, individu mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari pengguna media akan di dorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya. Sebab kebutuhan setiap orang berbeda-beda sesuai dengan keinginan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan dibawah ini

Gambar II.3

Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Dalam Menonton Motif Pemirsa Sur abaya Tentang Program Acara Variety Show “Eat Bulaga Indonesia

Segmen Indonesia Pintar Di SCTV”

pemirsa

Motif pemirsa dalam menonton:

1.motif informasi

2.motif identitas personal

3.motif integrasi dan interaksi sosial

4.motif diversi

Program acara variety show pendekatan teori

uses and gratificatios

Analisis deskriptif

(61)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis, tetapi menggambarkan secara sistematis tentang motif pemirsa televisi di Surabaya dalam menonton program acara variety show Eat Bulaga Indonesia Segmen Kuis Indonesia Pintar di SCTV.

Yang dimaksud dengan definisi operasional adalah segala sesuatu yang mempunyai objek pengamatan dalam penelitian ini yang dapat diamati. Sehubungan dengan definisi diatas maka penelitian ini ditunjukkan kepada pemirsa televisi di Surabaya yang menonton program acara variety show Eat Bulaga Indonesia Segmen Kuis Indonesia Pintar di SCTV.

3.2 Pengukuran Variabel

3.2.1 Motif

(62)

diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu motif timbul karena adanya kebutuhan dengan kata lain motif merupakan ciri dari suatu kebutuhan.

Untuk memudahkan pengukuran, maka dalam penelitian ini digunakan berdasarkan kategori motif Mc.Quail (2002:72) adalah sebagai berikut :

1. Motif Informasi (Surveillance).

Kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat tertentu yang diinginkan untuk mengeksplorasi realitas atau Surveillance, indikatornya antara lain:

a. Ingin menambah wawasan atau pengetahuan baru pada segmen kuis Indonesia pintar dalam acara Eat Bulaga Indonesia.

b. Ingin mendapatkan informasi mencari bimbingan, pendapat kepada orang lain mengenai setiap tahapan kuis.

c. Ingin mengetahui siswa-siswi berprestasi dalam mengikuti kuis Indonesia pintar.

d. Ingin mengetahui jawaban-jawaban yang tetebak dari para peserta kuis Indonesia pintar dapat memperoleh rasa damai dalam menambah pengetahuan.

e. Memperoleh rasa ingin tahu tentang acara yang disajikan. 2. Motif identitas personal, (personal identity).

(63)

a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi sebagai tambahan untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari .

b. Meningkatkan pemahaman kepribadian diri sendiri.

c. Mengidentifikasikan diri dengan profil peserta kuis yang berprestasi. d. Sebagai dorongan individu untuk menemukan panutan/contoh figure

pelajar yang berprestasi .

e. Dapat Meningkatkan keberanian, kreativitas, kemandirian dalam mengasah bakat, ide yang dimiliki.

3. Motif integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationships).

Kebutuhan akan Integrasi dan Interaksi sosial indikatornya terdiri dari :

a. Ingin memperoleh pengalaman dari keadaan orang lain yaitu peserta kuis Indonesia pintar dan bersikap empati sosial.

b. Membantu menjalankan peranan sosial masyarakat yakni, berbagi hadiah . c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial sehingga hubungan

anda menjadi lebih dekat dengan lingkungan sekitar .

d. ingin menjalin hubungan baik dengan orang lain untuk memperoleh teman baru dan kegemaran yang sama.

e. Saling bertukar informasi mengenai acara kuis Indonesia pintar SCTV dengan keluarga, teman , tetangga dan masyarakat sehingga terjalin kaeakraban .

(64)

a. Melepaskan diri dari permasalahan, kepenatan dengan melihat tayangan Eat Bulaga Indonesia pada segmen kuis Indonesia pintar yang menghibur .

b. Sarana untuk bersantai dan merefreshingkan diri untuk mengatasi rasa bosan.

c. Mengisi waktu luang dengan beristirahat sejenak setelah seharian beraktivitas.

d. Mendapatkan kenikmatan melalui nilai seni Eat Bulaga Indonesia pada segmen kuis Indonesia pintar yang bervariasi .

e. Memperoleh hiburan dan kesenagan sebagai penyalur emosi.

Pengkuran motif ini diukur melalui pemberian skor dengan modifikasi skala

likert. Menurut Kriyantono (2006 : 134), skala likert digunakan untuk mengukur

suatu objek sikap. Objek sikap ini biasanya ditentukan secara spesifik dan sistematik oleh peneliti. Indikator-indikator dari variabel sikap terhadap objek merupakan titik tolak dalam membuat pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi responden. Cara ini merupakan sebuah cara untuk mengetahui pernyataan sikap dengan menggunakan distribusi respon jawaban sebagai penentuan skalanya. Untuk melakukan pengskalaa, digunakan kuisioner yang diberikan kepada responden melalui motif dan setiap pertanyaan akan disediakan jawaban yang harus dipilih oleh responden menyatakan pilihannya. Dengan menggunakan skala

Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan dari setiap jawaban

(65)

pernyataan digolongkan menjadi empat alternative jawaban, yaitu : “Sangat Setuju”, “Setuju”, “Tidak Setuju”, dan “Sangat Tidak Setuju”.

Indikator untuk motif masyarakat di wilayah Surabaya dapat ditunjukkan melalui total skor dari seluruh jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner, sehingga untuk mempermudah dapat diuraikan sebagai berikut :

Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1, jika responden sangat tidak sependapat dengan pernyataan yang diajukan. Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2, jika responden tidak sependapat

dengan pernyataan yang diajukan.

Setuju (S) : diberi skor 3, jika responden setuju akan tetapi ada keraguan dengan peryataan yang diajukan Sangat Setuju (SS) : diberi skor 4, jika responden sangat menyetujui

dan sependapat dengan pernyataan yang diajukan.

Dalam penelitian ini tidak digunakan alternative jawaban ragu-ragu (undecided); alasannya menurut Hadi (2000:20) adalah sebagai berikut :

(66)

b. Tersedianya jawaban di tengah menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan kecenderungan jawabannya.

c. Disediakan jawaban ditengah akan menghilangkan banyaknya data penelitian sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring oleh responden.

Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan skor pada tiap-tiap indikator motif yang diperoleh dari tiap-tiap kuisioner, sehingga diperoleh total dari tiap pernyataannya tersebut untuk masing-masing responden. Selanjutnya, tiap-tiap indikator motif diukur melalui pernyataan-pernyataan yang terdapat pada kuisioner. Kemudian jawaban yang telah dipilih diberi skor dan di total.

Total skor dari tiap kategori, yang diperoleh dikategorisasikan kedalam tiga interval, Motif Pemirsa Televisi Surabaya terhadap program acara variety show Eat Bulaga Indonesia Pada Segmen Indonesia Pintar di SCTV digolongkan yaitu tinggi, sedang dan rendah yang ditentukan berdasarkan jumlah skor jawaban masing-masing responden. Jumlah skor yang menjadi batasan skor untuk lebar interval tingkat tinggi, sedang, rendah menggunakan rumus :

Range = Skor jawaban tertinggi – Skor jawaban terendah J enjang yang diinginkan

Keterangan :

(67)

Skor Tertinggi : perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah nilai item

Skor terendah : perkalian antara nilai terndah dengan jumlah nilai

item pertanyaan.

Jenjang : tiga (3) jenjang yaitu, tinggi, sedang dan rendah.

Berdasarkan rumus tersebut maka diperoleh tingkat interval untuk mengetahui motif pemirsa Surabaya menonton acara variety show Eat Bulaga Indonesia pada segmen Indonesia pintar di SCTV, untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Pada motif informasi terdapat 5 pertanyaan tentang responden terhadap program variety show “Eat Bulaga Indonesia pada segmen Indonesia pintar” di SCTV akan kebutuhan informasi yang diperoleh.

Rendah : bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 5– 9.

Sedang : bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 10 – 14.

Tinggi : bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 15 – 20.

5

3

5

20

3

5)

(1

5)

(4

Informasi

(68)

2. Pada motif identitas pribadi (personal identity) terdapat lima pertanyaan tentang responden yang menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan khayalak sendiri.

Rendah : bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 5– 9.

Sedang : bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 10 −14.

Tinggi : bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 15 – 20.

3. Pada motif integrasi dan interaksi sosial terdapat lima pertanyaan tentang responden dalam menonton variety show Eat Bulaga Indonesia pada segmen Indonesia pintar.

Rendah : bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 5 – 9.

Sedang : bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 10 −14.

Tinggi : bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 15 – 20.

4. Pada motif diversi atau hiburan terdapat empat pertanyaan tentang responden dalam kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan.

5

3

5

20

3

5)

(1

5)

(4

pribadi

identitas

Motif

=

×

×

=

=

5

3

5

20

3

5)

(1

5)

(4

sosial

interaksi

dan

pribadi

identitas

Motif

=

×

×

=

=

5

3

5

20

3

5)

(1

5)

(4

sosial

interaksi

dan

pribadi

identitas

(69)

Rendah : bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 5 – 9

Sedang : bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 10 – 14.

Tinggi : bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 15 – 20.

Rendah : Mempunyai tingkat rendah yang artinya tingkat kebutuhan pada motif yang diinginkan dalam menonton Eat Bulaga Indonesia sedikit.

Sedang : Mempunyai tingkat sedang yang

Gambar

Gambar  II.1
Gambar II.2
Gambar II.3
Gambar III. 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

L, NIM: 60700112048 mahasiswa Jurusan Ilmu Peternakan pada Fakultas Sains dan Teknologi, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi yang bersangkutan

Ukuran perusahaan merupakan variabel yang paling berpengaruh dominan dalam pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan karena berdasarkan teori agensi yang

Dan dalam rangka merangsang terwujudnya hal tersebut perlu usaha untuk menciptakan suasana belajar yang mendukung seperti penggunaan strategi lightening the Learning Climate

Tanpa adanya sarana atau fasilitas tersebut, tidak akan mungkin penegak.. hukum menyerasikan peranan yang seharusnya dengan peranan yang aktual.. Khususnya

Ketika pemilik persil baru yang mendapatkan peralihan hak kepemilikan persil dari jual beli dengan cara pelelangan tersebut bermaksud untuk mengajukan

Selain itu, data dari youtube.com ada 2.319.238 jumlah penonton di youtube, maka dapat diasumsikan bahwa audiens yang menikmati tayangan ini cukup banyak dan jumlah

Laporan ini berisi tentang pendeteksian dan pelacakan keberadaan manusia sebagai client menggunakan global positioning system (GPS) berbasis android melalui sms mobile yang dapat

Metode penelitian kualitatif itu sendiri adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,