• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TINGKAT LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN TAMBANG DI BURSA EFEK INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TINGKAT LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN TAMBANG DI BURSA EFEK INDONESIA."

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TINGKAT LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN

DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN

TANGGUNG J AWAB SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN

PERUSAHAAN TAMBANG

DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh :

MARULAK ELIANG 08130150004 / FE / EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH TINGKAT LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN

DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN

TANGGUNG J AWAB SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN

PERUSAHAAN TAMBANG

DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajuka n

MARULAK ELIANG 08130150004 / FE / EA

Telah diseminar kan dan disetujui untuk menyusun skr ipsi

Pembimbing Uta ma

Dr a. Ec, Tituk Diah W, M.Aks Ta nggal……… NIP. 19670123 199303 2001

(3)

Dr . Her o Pr iono M.Si, Ak NIP. 19611011 1992031 001

SKRIPSI

PENGARUH TINGKAT LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN

DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN

TANGGUNG J AWAB SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN

PERUSAHAAN TAMBANG

DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan

MARULAK ELIANG 08130150004 / FE / EA

disetujui untuk Ujian Lisa n oleh

Pembimbing Uta ma

Dr a. Ec, Tituk Diah W, M.Aks Tanggal……… NIP. 19670123 199303 2001

(4)
(5)

SKRIP SI

PENGARUH TINGKAT LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP

PENGUNGKAPAN TANGGUNG J AWAB SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN

TAMBANG DI BURSA EFEK INDONESIA

Disusun Oleh :

Mar ulak Elia ng 0813015004/FE/EA

Telah Diper ta hankan dan Diter ima Oleh

Tim Penguji Skr ipsi Pr ogr am Studi Akunta nsi Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembanguna n Nasional “ Vetera n” J awa Timur

Pada tanggal 31 Mei 2013

Pembimbing : Tim Penguji

Pembimbing Utama Ketua

Dr a . Ec. Tituk Diah W, M.Aks Dr a . Ec. Tituk Diah W, M.Aks

Sekreta r is

Dr a . Ec. Sar i Andayani, M.Aks Anggota

Dr a .Er r y Andha niwati, M.Aks, Ak

Mengetahui Dekan Fa kulta s Ekonomi

Univer sitas Pembanguna n Nasional “ Vetera n J awa Timur

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga penulis berkesempatan

menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula

memungkinkan penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH

TINGKAT LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS

TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN TAMBANG DI BURSA EFEK

INDONESIA”

Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam

penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki,

tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa

pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, M.P selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, M.M selaku Dekan Fakultas Ekonomi

(7)

3. Bapak. Drs. Ec. H. R.A Suwaidi, M.S selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya

4. Bapak Dr. Hero Priono, SE, M.Si, Ak selaku Ketua Program studi Akuntansi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Ibu Dra. Ec, Tituk Diah W, M.Aks selaku Dosen Pembimbing yang dengan

kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat

berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen program studi akuntansi fakultas ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan ilmu

pengetahuan selama di bangku kuliah.

7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi

terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi

ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan

di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat

bagi pembaca.

Surabaya, Mei 2013

(8)
(9)

DAFTAR ISI

2.2.4. Corporate Social Responsibility (CSR) ... 27

2.2.5. Pengungkapan sosial sebagai tanggung jawab perusahaan ... 30

2.2.6. Leverage ... 35

2.2.7. Ukuran Perusahaan (Size) ... 37

2.2.8. Profitabilitas ... 39

(10)

2.2.10. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 41

2.2.11. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 43

2.3. Kerangka Pikir ... 44

2.4. Hipotesis ... 45

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional ... 46

3.2. Populasi dan Sampel ... 48

3.3. Teknik Pengumpulan ... 49

3.3.1. Jenis dan Sumber data ... 49

3.3.2. Metode Pengumpulan data ... 49

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 50

3.4.1. Teknik Analisis ... 51

3.4.2. Uji Normalitas ... 51

3.4.3. Uji Asumsi Klasik ... 51

3.4.4. Pengujian Hipotesis ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN KESIMPULAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 63

4.2. Uji Kualitas Data ... 63

4.2.1. Hasil Pengujian Normalitas ... 63

4.2.2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik ... 64

4.2.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ... 65

4.2.4. Teknik Analisis ... 70

(11)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 74 5.2. Saran ... 74

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel:

1.1. : Data Perusahaan Tambang yang melakukan kegiatan sosial……… 7

4.1. : Hasil Pengujian Normalitas……….. 64

4.2. : Hasil Pengujian Multikolinieritas...……….. 65

4.3. : Hasil Pengujian Hetetoskedastisitas..……….. 66

4.4. : Hasil Pengujian Autokorelasi……….. 67

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar:

(14)

PENGARUH TINGKAT LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN

DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN

TANGGUNG J AWAB SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN

PERUSAHAAN TAMBANG

DI BURSA EFEK INDONESIA

Mar ulak Elia ng

Abstr ak

Tujuan utama pelaporan keuangan guna memberikan informasi kepada para pemegang saham dan kreditur menjadi ikut bergeser pula kearah kecenderungan bahwa perlunya pelaporan yang bersifat dari luar organisasi perusahaan (externality) dalam rangka memberikan informasi kepada beberapa kelompok orang luar (investor) yang berkepentingan terhadap perusahaan. Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa ide dasar yang melandasi perlunya dikembangkan akuntansi sosial (sosial

accounting), secara umum adalah perlunya perluasan tanggung jawab sosial

perusahaan. Penelitian ini mempunyai tujuan mengetahui pengaruh, dan menguji secara empiris pengaruh kepemilikan manajemen, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap pengungkapan sosial dalam laporan tahunan Perusahaan Tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh perusahaan sub sektor Tambang yang terdaftar (listing) di BEI. Data yang digunakan dalam penelitian ini jenis data sekunder. Penelitian ini berlandaskan pendekatan kuantitatif dengan tekhnik analisis regreri linier berganda.

Berdasarkan hasil penelitian pada bab terdahulu dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: Leverage tidak berpengaruh terhadap Pengungkapan Biaya Sosial.,

Ukuran Perusahaan dan Profitability berpengaruh terhadap Pengungkapan Biaya

Sosial.

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Eksistensi suatu perusahaan tidak bias dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara perusahaan dengan masyarakat. Perusahaan dan masyarakat adalah pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan harmonisasi keduanya akan menentukan keberhasilan pembangunan bangsa (Susiloadi, 2008:123). Dua aspek (ekonomi dan sosial) penting harus diperhatikan agar tercipta kondisi sinergis antara keduanya sehingga keberadaan perusahaan membawa perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan taraf hidup masyarakat.

(16)

2

beroperasinya sebuah perusahaan maka kondisi itu akan menimbulkan resistensi masyarakat atau gejolak sosial (Susiloadi, 2008:123)

Menurut World Council for Sustainable Development definisi

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen berkelanjutan

dari bisnis untuk berperilaku dan berkontribusi bagi pembangunan ekonomi, sekaligus meningkatkan kualitas hidup karyawannya, serta masyarakat local ataupun masyarakat luas. Corporate Social

Responsibility (CSR) merupakan konsep dimana perusahaan mengintegrasikan masyarakat dan lingkungan dalam kegiatan bisnis dan interaksi mereka, dengan para stakeholder dengan dasar sukarela (Handayati,2009:7)

(17)

3

Seiring dengan perkembangan konsep manejemen, para akuntan juga membicarakan bagaimana permasalahan tanggung jawab sosial ini dapat diadaptasikan dalam ruang lingkup akuntansi (Maksum dalam Kholis, 2002:28), sehingga tujuan utama pelaporan keuangan guna memberikan informasi kepada para pemegang saham dan kreditur menjadi ikut bergeser pula kearah kecenderungan bahwa perlunya pelaporan yang bersifat dari luar organisasi perusahaan (externality) dalam rangka memberikan informasi kepada beberapa kelompok orang luar (investor) yang berkepentingan terhadap perusahaan. Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa ide dasar yang melandasi perlunya dikembangkan akuntansi sosial (sosial accounting), secara umum adalah perlunya perluasan tanggung jawab sosial perusahaan.

Beberapa penulis seperti Henderson dalam Kholis, (2002:28), menggambarkan beberapa contoh konkrit yang dapat dianggap sebagai

externality, antara lain seperti melaporkan jumlah karyawan, jaminan

kesehatan, informasi tentang upaya pencegahan lingkungan, standar kualitas, pengepakan produk ramah lingkungan, penyaluran beasiswa pendidikan, dan kepudulian sosial kepada masyarakat di sekitar daerah industri.

(18)

4

menggambarkan transaksi yang terjadi antara perusahaan dengan lingkungan sosialnya tersebut. Di pihak lain, banyak perusahaan dan asosiasi industri berperang untuk mengubah peraturan pemerintah yang baru atau mencoba mengikisnya melalui ketidakpatuhan. Dalam kasus ini, menejemen mungkin merasa bahwa beberapa dari peraturan tersebut, seperti undang-undang perlindungan lingkungan, akan memiliki dampak ekonomi negative terhadap perusahaan mereka karena biaya untuk mematuhi undang-undang tersebut tidak sesuai dengan manfaatnya.

Perusahaan dituntut untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya. Sejauh ini perkembangan akuntansi konvensional

(mainstream accounting) telah banyak dikritik karena tidak dapat

mengakomodir kepentingan masyarakat secara luas, sehingga muncul konsep akuntansi baru yang disebut sebagai Social Responsibility

Accounting (SRA) atau Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial.

Tanggungjawab sosial diartikan bahwa perusahaan mempunyai tanggungjawab pada tindakan yang mempengaruhi konsumen, masyarakat, dan lingkungan (Ivancevic, 1992). Selama ini produk akuntansi dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik saham, kini paradigma tersebut diperluas menjadi pertanggungjawaban kepada seluruh stakeholders.

(19)

5

secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah lingkungan dan sosial.

Penelitian ini menggunakan variabel Kepemilikan manajemen, tingkat leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas dan pengungkapan sosial. Hal ini dikarenakan konflik kepentingan antara manajer dengan pemilik menjadi semakin besar ketika kepemilikan manajer terhadap perusahaan semakin kecil (Jensen & Meckling, 1976:44). Dalam hal ini manajer akan berusaha untuk memaksimalkan kepentingan dirinya dibandingkan kepentingan perusahaan. Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut (Gray, et al. 1988:5).

Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio

leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi,

karena biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi (Jensen & Meckling, 1976:43). Oleh karena itu perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan ungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan rasio leverage yang rendah. Supaya laba yang dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi biaya-biaya (termasuk biaya untuk mengungkapkan informasi sosial).

(20)

6

prosedur akuntansi yang dapat menghasilkan laba sekarang lebih rendah dibandingkan laba masa depan. Dengan demikian semakin tinggi biaya politis yang dihadapi perusahaan maka perusahaan akan semakin banyak mengeluarkan biaya untuk mengungkapkan informasi sosial sehingga laba yang dilaporkan menjadi lebih rendah (Watt & Zimmerman, 1990:44)

Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham (Heinze dalam Hackston & Milne, 1996:42). Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial (Bowman dalam Hackston & Milne 1996:22).

Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Resiko merupakan tingkat kerugian yang ditanggung investor dalam melakukan aktivitas investasi sedangkan ketidakpastian adalah suatu hal yang dapat menunjukkan

trend negatif dalam pergerakan saham akibat dari factor makro ekonomi.

(21)

7

kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 1999 mewajibkan bagi setiap perusahaan (terutama perusahaan publik) wajib menyajikan laporan keuangan, baik laporan keuangan interim/ quarter (unaudit) maupun laporan keuangan tahunan/ annual (audited). Laporan keuangan tahunan (yang telah di audit) antara lain dipublikasikan oleh Indonesian

Capital Market Directory (ICMD) yang memuat laporan neraca dan

laporan laba rugi, serta catatan yang berhubungan dengan laporan keuangan tersebut. Berdasarkan laporan keuangan, investor dapat mengetahui kinerja perusahaan dalam kemampuannya untuk menghasilkan profitabilitas dan besarnya pendapatan dividen perlembar saham (dividend per share).

Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value

added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor

lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.

(22)

8

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia hanya empat perusahaan tambang atau sekitar 30,7% yang melakukan pengungkapan biaya sosial. Oleh karena itu pada penelitian ini menggunakan perusahaan tambang sebagai obyek penelitian.

Hal ini berarti bahwa perusahaan tambang sebagian besar tidak mendukung Undang – Undang Perseoran Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74 juga mencantumkan kewajiban CSR bagi korporasi yang bergerak pada bidang sumber daya alam. Adanya bentuk kewajiban ini, oleh sebagian korporasi dianggap sebagai beban, selain pajak yang merupakan mandatory atau pengungkapan wajib bagi pelaku bisnis di Indonesia. Pajak merupakan sumber pendanaan bagi pemerintah dalam melaksanakan tanggung jawab Negara untuk mengatasi masalah sosial, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran serta menjadi kontrak sosial antara warga Negara dengan Pemerintah.

Berikut ini adalah beberapa perusahaan tambang yang mencantumkan kegiatan sosial :

Tabel. 1. Data Perusahaan Tambang Yang Melakukan Kegiatan Sosial

Per usahaan

PT Aneka Tambang Tbk 3.175.522.000 3.594.773.199 301.826 15.787.000

PT. Elnusa Tbk 2.200.645.408 1.879.129.065 237.379 26.764.000

PT. Tambang Batubara Bukit Asam

Tbk 4.708.796.127 1.423.160.862 141.85 62.105.000

(23)

9

PT. Bumi Resources Tbk 9.296.622.428 250.038.447 288.247 18.653.000

PT. Central Korporindo 1.203.468 1.365.498 2.866.780 1.467.400

PT. Citatah Industri Marmer Tbk 1.474.000 1.323.000 586.678 2.460.000

PT. Petrosea Tbk 13.656.780 11.053.000 12.394.000 15.832.000

Sumber : PT. Bursa Efek Indonesia

Masih banyaknya perusahaan tambang yang belum mengungkapkan biaya sosial, membuat beberapa peneliti mengungkapkan adanya pengaruh yang signifikan dalam Perusahaan Tambang, diantaranya adalah pada penelitian Cooke (1992) yang menyebutkan “Pengaruh antara size, status listing, dan jenis industri terhadap luas pengungkapan dalam laporan tahunan”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa size, status listing adalah variabel penjelas yang penting, dan Perusahaan Tambang secara signifikan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan Non Tambang.

Atas dasar penelitian tersebut, maka penulis ingin mengetahui sejauh mana pengaruh karakteristik perusahaan, yang diantaranya adalah Pengaruh tingkat leverage, ukuran perusahaan, dan pr ofitabilitas Ter hadap pengungkapan tanggung jawab social dalam laporan tahunan perusahaan tambang di Bur sa Efek Indonesia

1.2. Rumusan Masalah

(24)

10

perusahaan juga dekat dengan lingkungan sosial. Maka dari itu perlu adanya pengungkapan sosial dalam prakteknya. Untuk itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Apakah tingkat leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan sosial dalam laporan tahunan Perusahaan Tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan :

(25)

11

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: a. Bagi Peneliti

Penyusunan skripsi ini diharapkan dapat memperluas wawasan berfikir serta pengetahuan penulis dalam mengembangkan ilmu dan pengetahuan yang sudah diperoleh untuk dilaksanakan di lapangan.

b. Bagi Praktisi

Diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan penerapan tanggung jawab sosial secara efektif bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.

c. Bagi Akademis

(26)

12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Hasil Penelitia n Ter dahulu

Eddy Rismanda Sembir ing (2005) menguji tentang “Karakteristik

Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: (Studi Empiris

padaPerusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta”, Tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui pengaruh positif antara size, profitabilitas, profile, jumlah dewan

komisaris, leverage terhadap pengungkapan tanggung jawab social perusahaan.Hasil

penelitian menunjukkan bahwa sizeperusahaan,profile, dan jumlah dewan komisaris

berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab social perusahaan.

Rivi Hamdani Wa kidi1 dan Hasa n Sakti Siregar (2011) menguji tentang

”Pengaruh Sisi Internal Dan Eksternal Perusahaan terhadap tanggung jawab sosial

pada perusahaan manufaktur di bidang otomotif yang terdaftar di bursa efek

Indonesia”, Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh Internal perusahaan

yaitu jumlah Dewan Komisaris dan Eksternal perusahaan yaitu kepemilikan saham

public dan kepemilikan institutional terhadap tanggung jawab social. Hasil penelitian

menunjukkan Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa secara simultan, variabel

ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik dan kepemilikan institusional

secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggungjawab

sosial.Dalam pengujian secara parsial ditemukan bahwa satu variabel independen

(27)

13

tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan dua variabel lainnya yaitu kepemilikan

saham publik dan kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh signifikan.

Pembahasan terhadap masing-masing variabel dalm pengujian secara parsial akan

dibahas berikut ini

Perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 2.1 Per bedaan penelitian ter dahulu dan sekar ang

Sumber : peneliti

No

. Peneliti Judul Variabel Obyek

1. Eddy Rismanda Semb iring

(2005)

Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: (Studi Empiris padaPerusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta

Size (X1),

profitabilitas(X2),profile(X3),

ukuran dewan komisaris(X4),

leverage(X5), terhadap

pengungkapan tanggung jawab social perusahaan (Y)

Perusahaan yang tercatat di BEI

2. R ivi Hamdani Wakidi1 dan

Hasan Sakti Sir egar (2011)

Pengaruh Sisi Internal Dan Eksternal Perusahaan terhadap tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di bursa efek

Indonesia

Sisi Internal

Perusahaan(X1),Sisi Eksternal

Perusahaan(X2), pengungkapan

tanggung jawab social

perusahaan (Y)

(Survey Pada Perusahaan

Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Size (X1), profitabilitas(X2),

leverage(X3), kepemilikan

dalam negeri dan kepmilikan

asing (X4) terhadap

pengungkapan tanggung jawab social perusahaan (Y)

Pada Perusahaan

Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

komisaris(X4),leverage(X5),

pengungkapan tanggung jawab social perusahaan (Y)

(28)

14

2.2. Landasan Teor i

2.1.1. Lapor an Keuangan

Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja

keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan

penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai

dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban

yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan

Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan,

dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. “Laporan

keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan yang lengkap biasanya

meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan

dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integrasi dari

laporan keuangan”. (PSAK, 2009:14)

Jadi untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dan hasil usaha

suatu perusahaan akan dapat diketahui melalui keuangan yang merupakan

produk akhir dari proses akuntansi yang terdiri dari pencatatan,

penggolongan, dan peringkasan kejadian keuangan selama periode tertentu

(29)

15

2.1.1.1.J enis La por an Keuangan

Menurut Kasmir (2007:15), laporan keuangan yang lengkap biasanya

terdiri dari:

a. Neraca

b. Laporan laba rugi

c. Laporan perubahan posisi keuangan

d. Catatan atas laporan keuangan

Setiap laporan keuangan utama harus diikuti dengan pernyataan

bahwa catatan atas laporan keuangan adalah merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. Laporan keuangan

disusun dalam rangka mencapai atau memperoleh penjelasan yang cukup

disebut dengan laporan bentuk pendek. Bila laporan bentuk ini ditambah

dengan penjelasan tambahan yang diperlukan guna penjelasan penuh.

Laporan ini disebut laporan bentuk panjang.

a. Neraca, merupakan laporan yang menggambarkan posisi atau keadaan

keuangan, dengan demikian menunjukkan aktiva, kewajiban dan modal

sendiri dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. neraca mengandung

unsur-unsur sebagai berikut:

1) Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai

akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa

(30)

16

2) Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari

peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan

arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat

ekonomi.

3) Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi

semua kewajiban.

b. Laporan Laba Rugi, merupakan ringkasan aktivitas usaha perusahaan

pada periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atas kerugian

yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya. laporan keuangan

laba rugi mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1) Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama

periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva.

2) Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi dalam periode

akuntasi tertentu dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva

atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas

yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal.

c. Laporan perubahan posisi keuangan, perubahan posisi keuangan dapat

disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas

atau laporan arus dana. Bapepam mewajibkan emiten dan calon emiten

menyampaikan laporan keuangan yang dilengkapi dengan laporan

(31)

17

dan modal sendiri selama suatu periode tertentu dalam bentuk arus kas

(inflow) arus kas keluar (outflow) dana. laporan arus kas harus

melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan

menurut aktivitas, operasi dan pendanaan.

d. Catatan atas laporan keuangan, merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dan memberikan penjelasan kualitatif serta kuantitatif terhadap laporan

keuangan utama, sehingga tidak menyesatkan pembacanya. Kewajiban

untuk pemberian catatan menurut Bapepam harus didasarkan pada

pertimbangan materialitas berdasarkan persentase relatif. Untuk

pihak-pihak yang sifatnya khusus, baik karena sifat industri maupun

transaksinya perlu diuraikan dalam ikhtisar dan daftar informasi

tambahan.

2.1.1.2.Tujuan Lapora n Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi

keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan

adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan,

dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna

laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga

menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan

(32)

18

tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas

yang meliputi:

(a) aset;

(b) liabilitas;

(c) ekuitas;

(d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;

(e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya

sebagai pemilik;dan

(f) arus kas.

Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam

catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam

memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu

dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

2.1.2. Rasio Keuangan Per usa haan

Menurut Kasmir (2007 : 245) mengelompokkan rasio finansiil yaitu

antara lain :

1) Rasio likuiditas

Adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas

perusahaan.

(33)

19

Adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur sampai seberapa

jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.

3) Rasio aktivitas

Adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai

seberapa besar ktivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber

dananya.

4) Rasio profitabilitas

Adalah rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah

kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.

Dalam mengadakan analisa rasio finansial pada dasarnya dapat

dilakukan dengan dua macam cara perbandingan (2007 : 254) :

1) Membandingkan rasio sekarang ( present ratio) dengan

rasio dari waktu- waktu lalu ( ratio historis) atau dengan

rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang

dari perusahaan yang sama.

2) Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (rasio

perusahaan / company ratio) dengan rasio-rasio semacam dari

perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio standart )

untuk waktu yang sama.

Sedangkan menurut Kasmir (2007:263) mengelompokkan beberapa

(34)

20

• Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan

kata lain dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat

ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan.

(Kasmir, 2007 : 268) Adapun jenis rasio likuiditas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

a ). Assets to Loan Ratio (ALR)

Assets to Loan Ratio merupakan rasio untuk mengukur jumlah

kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank. Semakin

tinggi tingkat rasio, menunjukkan semakin rendahnya tingkat likuiditas

bank. Rumus yang digunakan (Kasmir, 2007 : 270), adalah:

100%

Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi

jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana

masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Rumus yang digunakan

(Kasmir, 2007 : 272), adalah:

(35)

21

• Rasio Solvabilita s

Merupakan ukuran kemampuan bank mencari sumber dana untuk

membiayai kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini merupakan alat untuk

melihat kekayaan bank untuk melihat efisiensi bagi pihak manajemn bank

tersebut. (Kasmir, 2007 : 275) Adapun jenis rasio solvabilitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

Penilaian Capital ini didasarkan dengan metode CAR (Capital Adequacy

Ratio). Diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan pengukuran

adalah prosentase (%).(Kasmir, 2007 : 278)

100%

Rentabilitas rasio sering disebut profitabilitas usaha. Rasio ini

digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang

dicapai oleh bank yang bersangkutan, (Kasmir, 2007 : 279). Adapun jenis

rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a ). Net Profit Margin

Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan net icome ditinjau dari sudut operating income-nya.

Sedangkan tinggi rasio, semakin baik hasil yang ditunjukannya. (Kasmir,

(36)

22

Mengukur kemampuan bank untuk mengahasilkan laba dengan

membandingkan laba sebelum pajak dengan equity. (Kasmir, 2003 : 280)

ROE 100%

2.2.4. Pengungka pan sosial sebagai tanggung jawab per usahaan

Tanggung jawab adalah suatu kewajiban perusahaan yang tidak hanya

menyediakan barang dan jasa baik bagi masyarakat maupun juga dalam

mempertahankan kualitas lingkungan sosialnya secara fisik maupun

memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan masyarakat dimana

mereka berada. Perusahaan bertanggung jawab secara sosial ketika

manajemennya memiliki visi atas kinerja operasionalnya, tidak hanya

mengutamakan atas laba perusahaan tetapi juga dalam menjalankan

aktivitasnya, memperhatikan lingkungan yang ada disekitarnya. Perusahaan

tidak hanya memandang laba sebagai satu-satunya tujuan dari perusahaan

tetapi ada tujuan yang lainnya yaitu kepedulian perusahaan terhadap

lingkungan, karena perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas

(37)

23

Pengungkapan tanggung jawab sosial atau sering disebut sebagai

Corporate social reporting adalah proses pengkomunikasian efek-efek

sosial dan lingkungan atas tindakan-tindakan ekonomi perusahaan pada

kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat dan pada masyarakat secara

keseluruhan (Gray et. Al., 1987). Kontribusi negatif perusahaan terhadap

lingkungan sekitarnya telah menyebabkan hilangnya kepercayaan

masyarakat adalah dengan mengungkapkan informasi-informasi mengenai

operasi perusahaan sehubungan dengan lingkungan sebagai tanggung jawab

perusahaan.

Gray et. Al. (1995) menyebutkan 3 studi yang menjelaskan mengapa

perusahaan cenderung untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan

dengan aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh emiten tersebut,

yaitu:

1. Decision-userfulnes study

Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti menemukan bahwa

informasi sosial dibutuhkan users, seperti analis, banker, dan pihak

lain yang terlibat. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa informasi

aktivitas sosial perusahaan berada pada posisi moderately important.

2. Economic theory study

Studi dalam corporate responsibility reporting ini mendasari pada

(38)

24

menganologikan manajemen sebagai agen dari suatu prinsipal.

Prinsipal diartikan sebagai pemegang saham atau traditional users lain.

Namun, pengertian users tersebut telah berkembang menjadi seluruh

interest group perusahaan yang bersangkutan sebagai agen,

manajemen akan berupaya mengoperasikan perusahaan sesuai dengan

keinginan publik (stakeholder).

3. Social and political theory studies

Bidang ini menggunakan teori stakeholder, teori legitimasi organisasi,

dan teori ekonomi publik. Teori stakeholder mengamsusikan bahwa

perusahaan berusaha mencari pembenaran dari para stakeholder dalam

menjalankan operasi perusahaannya. Semakin kuat posisi stakeholder,

semakin besar kecenderungan perusahaan mengadaptasi diri terhadap

keinginan stakeholder nya.

Pengungkapan sosial dalam tanggung jawab perusahaan sangat perlu

dilakukan, karena bagaimanapun juga perusahaan memperoleh nilai tambah

dari kontribusi masyarakat di sekitar perusahaan termasuk dari penggunaan

sumber-sumber sosial (social resources). Jika aktivitas perusahaan

menyebabkan kerusakan sumber-sumber sosial maka dapat timbul adanya

biaya sosial (social cost) yang harus ditanggung oleh masyarakat, sedang

apabila perusahaan meningkatkan mutu social resources maka akan

(39)

25

2.2.6. Pelapor an per ta nggungjawaban sosia l per usahaan

Ada 2 jenis ungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah

ditetapkan oleh badan yang memiliki otoritas di pasar modal. Pertama

adalah ungkapan wajib (mandatory disclosure), yaitu informasi yang harus

di ungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal di suatu

Negara. Sedangkan yang kedua adalah ungkapan sukarela (voluntary

disclosure), yaitu ungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan

tanpa diharuskan oleh standar yang ada. Pengungkapan sosial yang

diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang sifatnya sukarela.

Karenanya, perusahaan memiliki kebebasan untuk mengungkapkan

informasi yang tidak diharuskan oleh badan penyelenggara pasar modal.

Keragaman dalam pengungkapan disebabkan oleh entitas yang dikelola oleh

manajer yang memiliki filosofis manajerial yang berbeda dan keluasan

dalam kaitannya dengan pengungkapan informasi kepada masyarakat.

(Anggraini, 2006:4)

Standar pelaporan pertanggungjawaban sosial sampai saat ini belum

mempunyai standar yang baku, hal ini dikarenakan adanya permasalahan

yang berhubungan dengan biaya dan manfaat sosial. Perusahaan dapat

membuat sendiri model pelaporan pertanggungjawaban sosialnya.

(40)

26

Informasi dalam menyusun dan mengungkapkan tentang aktivitas

pertanggungjawaban sosial perusahaan, Zhegal & Ahmed (1990)

mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial

perusahaan, yaitu sebagai berikut:

1. Lingkungan

Bidang ini meliputi aktivitas pengendalian pencemaran dan pelestarian

lingkungan hidup. Meliputi, pengendalian terhadap polusi, pencegahan

atau perbaikan terhadap kerusakan lingkungan, konservasi alam, dan

pengungkapan lain yang berkaitan dengan lingkungan.

2. Energi

Bidang ini meliputi aktivitas dalam pengaturan penggunaan energi

dalam hubungannya dengan operasi perusahaan dan peningkatan

efisiensi terhadap produk perusahaan. Meliputi, konservasi energi,

efisien energi.

3. Praktik bisnis yang wajar

Meliputi pemberdayaan terhadap minoritas dan perempuan, dukungan

terhadap usaha minoritas, tanggung jawab sosial

4. Sumber daya manusia

Bidang ini meliputi aktivitas untuk kepentingan karyawan sebagai

sumber daya manusia bagi perusahaan maupun aktivitas di dalam suatu

(41)

27

peningkatan ketrampilan, perbaikan kondisi kerja, upah dan gaji serta

tunjangan yang memadai, pemberian beberapa fasilitas, jaminan

keselamatan kerja, pelayanan kesehatan, pendidikan, seni.

5. Produk

Meliputi keamanan, pengurangan polusi.

2.2.5. Lever age

Semakin tinggi tingkat leverage semakin besar kemungkinan akan

melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk

melaporkan laba sekarang lebih tinggi (Belkaoui dan Karpik (1989)),

supaya laba yang dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi

biaya-biaya (termasuk biaya-biaya untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial)

Dana dapat diperoleh dan luar perusahaan (external financing)

maupun dan dalam perusahaan (internal financing). Modal internal berasal

dan laba ditahan, sedangkan modal eksternal dapat berasal dan modal

sendiri dan hutang. Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang akan

timbul dimasa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban

disaat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi dengan

mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain dimasa

datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah lalu (Baridwan,

(42)

28

Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan modal yang dapat

diperoleh dan hutang maupun ekuitas. Besar kecilnya rasio hutang dapat

dilihat pada rasio Debt Equity Ratio (DER). Hutang mempunyai dua

keuntungan yaitu (a) bunga yang dibayarkan dapat dipotong dengan tujuan

pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dan hutang, (b) pemegang hutang

(debtholder) mendapatkan pengembalian tetap (Masdupi, 2005).

Penggunaan hutang memiliki kelemahan (a) hutang yang semakin tinggi

meningkatkan risiko sehingga suku bunganya akan semakin tinggi pula, (b)

bila kondisi perusahaan tidak dalam kondisi bagus, pendapatan operasi

menjadi rendah dan tidak cukup menutup biaya bunga sehingga kekayaan

pemilik berkurang. Pada kondisi ekstrim, kerugian tersebut dapat

membahayakan perusahaan karena dapat terancam kebangkrutan. Untuk

memenuhi kebutuhan pendanaan. pemegang saham lebih menginginkan

pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang. Karena dengan penggunaan

utang, hak mereka terhadap perusahaan tidak akan berkurang. Tetapi

manajer tidak menyukai pendanaan tersebut dengan alasan bahwa utang

mengandung risiko yang tinggi. Manajemen perusahaan mempunyai

kecenderungan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besamya

(43)

29

2.2.6. Ukuran Per usahaan (Size)

Terdapat beberapa penjelasan mengenai pengaruh ukuran perusahaan

(Size) terhadap kualitas ungkapan, namun sebenarnya landasan teoritis

mengenai pengaruh size ini tidaklah terlalu jelas. Walaupun begitu, berbagai

penelitian empiris yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pengaruh total

aktiva hampir selalu konsisten dan secara statistik signifikan. Beberapa

penjelasan yang mungkin dapat menjelaskan fenomena ini adalah bahwa

perusahaan besar mempunyai biaya informasi yang rendah, perusahaan

besar juga mempunyai kompleksitas dan dasar pemilikan yang lebih luas

dibanding perusahaan kecil (Cooke, 1989). Size perusahaan merupakan

variabel independen yang banyak digunakan untuk menjelaskan variasi

pengungkapan dalam laporan keuangan perusahaan.

Size Menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang dilihat

dari besarnya nilai total asset. Semakin besar total asset perusahaan maka

akan semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Memiliki total asset

yang besar akan memudahkan perusahaan dalam masalah pendanaan.

Proxy yang digunakan dalam variabel ini adalah total aktiva perusahaan

(http://www.bppk.depkeu.go.id/index.php).

Tingkat pertumbuhan perusahaan juga merupakan faktor yang

mempengaruhi struktur modal, perusahaan yang memiliki tingkat

(44)

30

perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih lambat (Weston

dan Brigham, 1994:174) dalam (Rembulan, 2008). Pertumbuhan,

perusahaan berbanding lurus dengan ukuran perusahaan, sehingga semakin

cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar pula ukuran

perusahaan, sehingga ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur

modal karena perusahaan yang lebih besar akan mudah memperoleh

pinjaman dibandingkan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan

menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh

total aktiva, total penjualan, dan rata-rata total aktiva (Feri dan Jones dalam

Masidonda, Maski, dan Idrus, 1999) dalam (Rembulan, 2008).

Ukuran perusahaan juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam

menentukan struktur modal. Perusahaan besar dapat mengakses pasar modal

dan dengan kemudahan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan

memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana atau

permodalan (Wahidahwati 2000 dalam Fidyan, 2003) dalam (Rembulan,

2008). Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal didasarkan

pada kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan, kecenderungan

(45)

31

2.2.7. Pr ofitabilitas

Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi

bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial

kapada pemegang saham (Heinze dalam Milne, 1996), hubungan antara

profitabilitas dan tingkat pengungkapan pertanggungjawaban sosial adalah

bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan

(manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat

mengganggu informasi tentang sukses keuangan tersebut. Sebaliknya ketika

tingkat profitabilitas rendah perusahaan akan berharap pengguna laporan

akan membaca “good news” kinerja perusahaan.

Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung

menggunakan hutang relatif kecil karena laba ditahan yang tinggi sudah

memadai untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan

(Rembulan, 2008). (Arifin dalam Rembulan, 2008) menyatakan bahwa

profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.

Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi

menggunakan utang yang relatif kecil profitabilitas adalah hasil bersih dari

berbagai kebijaksanaan dan keputusan (Riyanto, 1993), sedangkan

Machtoedz (1994) dalam Eko (2006) mendefinisikan profitabilitas sebagai

suatu indicator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola

(46)

32

Profitabilitas menunjukkan kemampuan dari modal

yangdiinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan

keuntungan bagi investor. Myers (1984) dalam Taswan (2008) menyatakan

bahwa manajer mempunyai pecking order didalam menahan laba sebagai

pilihan pertama, diikuti oleh pembiayaan dengan hutang, kemudian dengan

equity. Dengan demikian terdapat hubungan negatif antara profitabilitas

dengan debt ratio. Hasil studi Moh'd et al (1998), Myers (1984) dan Jensen

et at (1992) menemukan bahwa firm profitability mempunyai hubungan

negatif dan signifikan dengan debt ratio.

2.2.8. Pengar uh Kar akter istik Per usahaan Dan Pengungka pan Ta nggung J awab

Sosia l Per usahaan

Kepemilikan Manajemen Konflik kepentingan antara manajer dengan

pemilik menjadi semakin besar ketika kepemilikan manajer terhadap

perusahaan semakin kecil (Jensen & Meckling 1976). Dalam hal ini manajer

akan berusaha untuk memaksimalkan kepentingan dirinya dibandingkan

kepentingan perusahaan. Sebaliknya semakin besar kepemilikan manajer di

dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam

memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak dan

pengawasan menjadi rendah. Manajer perusahaan akan mengungkapkan

(47)

33

meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut

(Gray, et al. 1988).

Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage

yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena

biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi

(Jensen & Meckling, 1976). Tambahan informasi diperlukan untuk

menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak

mereka sebagai kreditur (Schipper,1981) dalam (Marwata, 2001) dan

(Meek, et al, 1995) dalam (Fitriany, 2001) Oleh karena itu perusahaan

dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan

ungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan rasio leverage yang

rendah. Pendapat lain mengatakan bahwa semakin tinggi leverage,

kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap

kontrak utang, maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba

sekarang lebih tinggi dibandingkan laba di masa depan.

Laba yang dilaporkan lebih tinggi akan mengurangi kemungkinan

perusahaan melanggar perjanjian utang. Manajer akan memilih metode

akuntansi yang akan memaksimalkan laba sekarang. Kontrak utang biasanya

berisi tentang ketentuan bahwa perusahaan harus menjaga tingkat leverage

tertentu (rasio utang/ekuitas), interest coverage, modal kerja dan ekuitas

(48)

34

Biaya Politis Menurut hipotesis, biaya politis semakin besar biaya

politis yang dihadapi oleh perusahaan, maka manajer akan memilih

prosedur akuntansi yang dapat menghasilkan laba sekarang lebih rendah

dibandingkan laba masa depan. Dengan demikian semakin tinggi biaya

politis yang dihadapi perusahaan maka perusahaan akan semakin banyak

mengeluarkan biaya untuk mengungkapkan informasi sosial sehingga laba

yang dilaporkan menjadi lebih rendah (Watt & Zimmerman, dalam Scott,

1997:33).

Perusahaan yang besar cenderung mempunyai biaya politis yang besar

dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan besar cenderung akan

memberikan informasi laba sekarang lebih rendah dibandingkan perusahaan

kecil, sehingga perusahaan besar cenderung akan mengeluarkan biaya untuk

pengungkapan informasi sosial yang lebih besar dibandingkan perusahaan

kecil. Ukuran perusahaan dapat diproksikan dari nilai kapitalisasi pasar,

total asset, log penjualan, dan sebagainya. (Watt & Zimmerman, dalam

Scott, 1997:33)

Perusahaan yang termasuk dalam industri yang high-profile akan

memberikan informasi sosial lebih banyak dibandingkan perusahaan yang

low-profile. Roberts (1992) dalam (Hackston & Milne, 1996)

mendefinisikan industri yang high-profile adalah industri yang memiliki

(49)

35

yang tinggi. Preston (1977) dalam (Hackston & Milne, 1996) mengatakan

bahwa perusahaan yang memiliki aktivitas ekonomi yang memodifikasi

lingkungan, seperti industri ekstraktif, lebih mungkin mengungkapkan

informasi mengenai dampak lingkungan dibandingkan industri yang lain.

Cowen, et al. (1987) dalam (Hackston & Milne, 1996) mengatakan bahwa

perusahaan yang berorientasi pada konsumen diperkirakan akan

memberikan informasi mengenai pertanggungjawaban sosial karena hal ini

akan meningkatkan image perusahaan dan mempengaruhi penjualan.

Klasifikasi tipe industri oleh banyak peneliti sifatnya sangat subyektif

dan berbeda-beda. Roberts (1992) dalam (Hackston & Milne, 1996)

mengelompokkan perusahaan otomotif, penerbangan dan minyak sebagai

industri yang high-profile. Sedangkan (Diekers & Perston, 1977) dalam

(Hackston & Milne, 1996) mengatakan bahwa industri ekstraktif merupakan

industri yang high-profile. Patten (1991) dalam Hackston & Milne (1996)

mengelompokkan industri pertambangan, kimia dan kehutanan sebagai

industri yang high-profile. Atas dasar pengelompokkan di atas, penelitian ini

kemudian mengelompokkan industri konstruksi, pertambangan, pertanian,

kehutanan, perikanan, kimia, otomotif, barang konsumsi, makanan dan

minuman, kertas, farmasi dan plastik sabagai industri yang high-profile.

Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi

(50)

36

kepada pemegang saham Heinze (1976) dalam (Hackston & Milne, 1996).

Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin

besar pengungkapan informasi sosial Bowman & Haire (1976) dan Preston

(1978) dalam Hackston & Milne (1996). Hackston & Milne (1996)

menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat profitabilitas

dengan pengungkapan informasi sosial. Belkaoui & Karpik (1989)

mengatakan bahwa dengan kepeduliannya terhadap masyarakat (sosial)

menghendaki manajemen untuk membuat perusahaan menjadi profitable.

Vence (1975) dalam Belkaoui & Karpik (1989) mempunyai pandangan

yang berkebalikan, bahwa pengungkapan sosial perusahaan justru

memberikan kerugian kompetitif (competitive disadvantage) karena

perusahaan harus mengeluarkan tambahan biaya untuk mengungkapkan

(51)

37

2.3. Ker angka Pikir

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan teori diatas, dapat

disimpulkan hipotesis pada penelitian ini adalah :

Bahwa tingkat leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh

terhadap pengungkapan sosial dalam laporan tahunan Perusahaan Tambang yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Leverage

(X1)

Ukuran Perusahaan (X2)

Profitabilitas (X3)

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

(Y)

Uji Regr esi Linier Berganda

(52)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Oper asional dan Pengukur a n Var iabel

Agar variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat diukur, serta

unutk menghindari adanya kesalahpahaman dan penafsiran makna yang

berbeda, maka variabel dalam penelitian ini harus diberi definisi. Adapun

definisi dari variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.1.1. Kebija kan hutang (X1)

Kebijakan hutang (X2) adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang akan timbul dimasa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban

disaat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi dengan

mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain dimasa

datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah lalu. Skala yang

digunakan adalah skala rasio, dengan satuan rupiah.

Kebijakan Utang = 100%

Menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang dilihat dari besarnya

nilai total asset. Semakin besar total asset perusahaan maka akan semakin

besar pula ukuran perusahaan tersebut. Memiliki total asset yang besar akan

(53)

39

dalam variabel ini adalah total aktiva perusahaan. Dalam penelitian ini total

aktiva yang digunakan adalah dalam milyaran rupiah, Skala yang digunakan

adalah skala rasio, dengan satuan rupiah. Variabel ini diukur dengan jumlah

total asset, dengan rumus :

Ukuran Perusahaan = Total Assets.

3.1.3. Pr ofitability (X3)

Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan

fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kapada pemegang

saham Variabel ini didifinisikan sebagai ratio of operating income to total

assset. ROA (Return On Asset) digunakan sebagai ukuran profitabilitas. Skala

yang digunakan adalah skala rasio, dengan satuan rupiah., dengan rumus :

Profitability = 100%

Asset Total

Income Operating

x

3.1.4. Pengungkapa n Biaya Tanggung J awab Sosia l Per usahaan (Y)

Pengungkapan Biaya Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah proses

pengkomunikasian efek-efek sosial dan lingkungan atas tindakan-tindakan

ekonomi perusahaan pada kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat dan

pada masyarakat secara keseluruhan. Skala yang digunakan adalah skala rasio,

(54)

40

3.2. Populasi dan Sampel

a. Popula si

Populasi adalah sejumlah unsur-unsur dimana suatu kesimpulan akan

disusun (Emory dan Cooper, 1998). Populasi dalam penelitian ini adalah

Seluruh perusahaan sub sektor Tambang yang telah terdaftar (listing) di

BEI. Dipilihnya satu kelompok industri yaitu industri TAMBANG sebagai

populasi dimaksudkan untuk menghindari bias yang disebabkan oleh efek

industri (industrial effect), dan selain itu sektor TAMBANG memiliki

jumlah terbesar perusahaan dibandingkan sektor lainnya. Penelitian ini

menggunakan 13 perusahaan tambang yang terdaftar di BEI, dengan periode

analisis 2008 sampai tahun 2011 dengan kondisi perusahaan yang

mengungkapan biaya sosial.

b. Sampel

Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah metode judgement sampling, yaitu salah satu bentuk purposive

sampling dengan mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya

berdasarkan maksud dan tujuan penelitian.

Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian sampel

(55)

41

1. Perusahaan Tambang yang terdaftar di BEI dan sahamnya aktif

diperdagangkan sampai 2008 sampai tahun 2011 dengan kondisi

perusahaan yang mengungkapan biaya sosial.

2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan tahunan 2008

sampai tahun 2011 dengan kondisi perusahaan yang mengungkapan

biaya sosial, serta menyerahkan laporan tahunannya dan telah

mempublikasikannya berturut-turut.

3. Informasi pengungkapan sosial diungkapkan pada laporan tahunan

perusahaan yang bersangkutan sampai 2008 sampai tahun 2011 dengan

kondisi perusahaan yang mengungkapan biaya sosial.

Oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan 8 perusahaan

tambang yang terdaftar di BEI.

3.3. Teknik Pengumpula n Data

3.3.1. J enis dan Sumber Data

Periode data yang digunakan adalah sampai 2008 sampai tahun 2011

dengan kondisi perusahaan yang mengungkapan biaya sosial, diharapkan

selama periode tersebut perusahaan sudah mengungkapkan Informasi

mengenai lingkungan sekitar tempat usahanya secara konsisten, yang

(56)

42

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari: ICMD (Indonesian capital market directory) untuk

mengetahui Informasi pengungkapan sosial yang diungkapkan

3.3.2. Metode Pengumpula n Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dikumpulkan dengan

menggunakan cara :

1. Dokumentasi

Metode penelitian ini dilakukan dengan mengambil data dari

dokumen-dokumen berupa informasi data perusahaan dan data lainnya yang

berhubungan dengan penelitian.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah penelitian yang mempelajari tentang

catatan-catatan perusahaan dan literatur–literatur pendukung berupa buku–buku

teks maupun jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini, sebagai

pembantu pemecahan guna membahas masalah–masalah yang dihadapi

(57)

43

3.4. Teknik Ana lisis dan Uji Hipotesis

3.4.1. Teknik Ana lisis

Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.

Persamaan regresi linier berganda ini digunakan untuk menggambarkan

secara spesifik keterkaitan dari variabel – variabel penelitian

Rumusnya adalah :

Y = β 0 + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + e Dimana :

X1 = Tingkat Leverage X2 = Ukuran Perusahaan X3 = Profitabilitas

Y = Indeks Pengungkapan tanggung jawab sosial

Β o = kontant

Β 1,β 2,β 3 = koefisien regresi

e = estimasi error dari masing – masing variable

3.4.2. Uji Nor malitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data

mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data

mengikuti sebaran normal, dapat dilakukan dengan menggunakan metode

(58)

44

Menurut Santoso (2002:214) pedoman dalam mengambil

keputusan apakan sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal

adalah:

1. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) < 5% maka distribusi tidak

normal.

2. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) > 5% maka distribusi

normal.

3.4.3. Uji Asumsi Kla sik

Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu

dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi

multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Hasil dari asumsi klasik

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Multikolinear itas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

bebas. Deteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari besaran VIF

(Varians Inflation Factor), yaitu : (Ghozali, 2005 : 91)

(59)

45

2. Jika besaran VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas.

2. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke

pengamatan lain berbeda, maka disebut terdapat heteroskedastisitas. Metode

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastistitas. (Ghozali,

2005 : 109). Sedangkan kriteria pengujiannya adalah:

a. Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas.

b. Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena dari heteroskedastisitas.

3. Autokor elasi

Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi diantara anggota –

anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu

(seperti pada data return waktu atau time series data) atau yang tersusun

dalam rangkaian ruang (seperti pada data silang waktu atau cross sectional).

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu regresi linear

ada korelasi kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada

periode t-1 (sebelumnya). Untuk mengetahui ada tidaknya gejala

(60)

46

bebas ( k ) dan jumlah data ( n ) sehingga diketahui dL dan du maka dapat

diperoleh distribusi daerah keputusan atau tidak terjadi autokorelasi

(Ghozali, 2005: 96).

Kriteria pengujian Durbin Watson dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1 : Autokor elasi

Durbin Watson Kriteria

Pengujian terhadap hipotesis yang diajukan meliputi :

1. Uji F

Untuk menguji kesesuain model regresi dalam penelitian ini diuji

dengan uji F. Dengan prosedur sebagai berikut :

a) Ho : β 0 = β 1 = β 2 = β 3 = 0

Model regresi yang digunakan untuk mempengaruhi Kepemilikan

(61)

47

terhadap pengungkapan sosial dalam laporan tahunan Perusahaan

Tambang.

Hi : β 0 ≠ β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ 0

Model regresi yang digunakan untuk mempengaruhi kepemilikan

manajemen, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas

tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sosial dalam laporan

tahunan Perusahaan Tambang.

b) Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dan derajat

kebebasan (n – k – 1), dimana n adalah jumlah pengamatan dan k

adalah jumlah variabel.

c) Fhitung =

d) Dengan kaidah pengujian :

• Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Hi diterima, artinya

secara simultan variabel independennya mempengaruhi variabel

dependennya.

• Apabila Fhitung < Ftabel maka Hi ditolak dan Ho diterima, artinya

secara simultan variabel independennya tidak mempengaruhi

variabel dependennya.

R2 / (k – 1)

(62)

48

2. Uji t

Pengaruh variabel X1 (financial leverage), X2 (operating leverage) dan X3 (asset growth) terhadap Y (beta saham), dengan prosedur sebagai berikut :

a) Ho : β 0 = β 1 = β 2 = β 3 = 0

Model regresi yang digunakan untuk mempengaruhi kepemilikan

manajemen, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas

berpengaruh terhadap pengungkapan sosial dalam laporan tahunan

Perusahaan Tambang.

Hi : β 0 ≠ β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ 0

Model regresi yang digunakan untuk mempengaruhi kepemilikan

manajemen, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas

tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sosial dalam laporan

tahunan Perusahaan Tambang.

b) Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dan derajat

kebebasan (n – k – 1), dimana n adalah jumlah pengamatan dan k

adalah jumlah variabel.

c) thitung =

Dimana : βi = koefisien regresi

Se = standar error

d) Dengan kaidah pengujian :

(63)

49

• Apabila thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Hi diterima, artinya

secara parsial variabel independennya mempengaruhi variabel

dependennya.

• Apabila thitung < ttabel maka Hi ditolak dan Ho diterima, artinya

secara parsial variabel independennya tidak mempengaruhi

(64)

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian

4.1.1. PT Aneka Tambang Tbk

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang Tbk

(“Perusahaan”) didirikan dengan nama “Perusahaan Negara (PN) Aneka

Tambang” di Republik Indonesia pada tanggal 5 Juli 1968 berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1968. Pendirian tersebut

diumumkan dalam Tambahan No. 36, Berita Negara No. 56, tanggal 5

Juli 1968. Pada tanggal 14 September 1974, berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 26 tahun 1974, status Perusahaan diubah dari

Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Negara Perseroan Terbatas

(“Perusahaan Perseroan”) dan sejak itu dikenal sebagai “Perusahaan

Perseroan (Persero) Aneka Tambang”.

Berdasarkan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan perusahaan terutama bergerak dalam bidang pertambangan

berbagai jenis bahan galian serta menjalankan usaha dibidang industri,

perdagangan, pengangkutan, dan jasa lainnya yang berkaitan dengan

pertambangan berbagai jenis bahan galian tersebut.

Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Jakarta. Saat ini,

(65)

49

berlokasi di Kijang, Pulau Bintan, Riau (bauksit); Pomalaa, Sulawesi

Tenggara (nikel); Pulau gebe, Maluku (nikel); Pulau Gee, Maluku (nikel);

Cilacap, Jawa Tengah (pasir besi); dan gunung Pongkor, Bogor, Jawa

Barat (emas). Perusahaan juga mengoperasikan unit pengolahan dan

pemurnian logam mulia serta unit geologi di Jakarta.

4.1.2. PT Elnusa Tbk

Gambar

Tabel. 1. Data Perusahaan Tambang Yang Melakukan Kegiatan Sosial
Tabel 2.1 Perbedaan penelitian terdahulu dan sekarang
Gambar 2.1. Diagram Kerangka Pikir
Tabel 3.1 : Autokorelasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

9 Apabila ada Pegawai negeri sipil (PNS) yang tidak menuruti peraturan seperti yang terlihat mencolok adalah Pegawai negeri sipil sering kita temukan pulang sebelum waktu

Pengembangan dan pemantapan jaringan jalan nasional yang terpadu dengan jaringan jalur kereta api nasional dan pelabuhan, meliputi : pengembangan dan pemantapan jaringan

Untuk melihat hubungan antara umur beranak pertama terhadap produksi susu laktasi pertama dan produksi susu laktasi kedua masing-masing kelompok yang telah diurutkan berdasarkan

Untuk menghitung return tiap saham, dapat menggunakan data closing price tiap saham yang tergabung dalam LQ-45.. 25 3.5.4 Menghitung return market /

(4) Terdapat pengaruh tingkat inflasi, nilai suku bunga SBI, nilai kurs dollar AS terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode tahun 2005-2008 di Bursa Efek

Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan suatu kenyataan atau fakta sesuai dengan data

terbaru berpendapat bahwa lesi bertanggung jawab untuk apraksia verbal mungkin cukup diskritif, misalnya Dronkers (1996) melaporkan bahwa pasien dengan stroke dan gangguan