• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)."

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

SKRIPSI

Diajukan Oleh : FAZRIYAH EVAWANTI

1012010005/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

(2)

LABA PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Disusun oleh :

FAZRIYAH EVAWANTI

1012010005 / FE / EM

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 28 Februari 2014

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dra.Ec. Nurjanti Takarini, Msi Dra.Ec. Nurjanti Takarini, Msi NIP. 19650814 199103 2001

Sekr etaris

Sugeng Pur wanto, SE, MM Anggota

Dr s.Ec. Herry Alw, MM

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

(3)

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Penyusunan skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian syarat penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Dalam penyusunan skripsi penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulisb mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhajir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(4)

selama masa perkuliahan.

6. Yang terhormat Bapak, Ibu yang telah memberikan dukungan dan do’a yang diberikan kepada penulis.

7. Semua pihak yang membantu sahabat-sahabatku yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi. Akhirnya dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Februari 2014

(5)

KATA PE NGANTAR ... .. i

DAFTAR ISI ... .. iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

ABSTRAKSI ... . x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 11

2.2 Landasan Teori ... 13

2.2.1 Laporan keuangan... 13

2.2.1.1 Pengertian laporan keuangan…... 13

2.2.1.2 Bentuk-bentuk laporan keuangan... ... 13

(6)

2.2.2.1 Pengertian rasio keuangan…... 18

2.2.2.2 Bentuk-bentuk rasio keuangan... 18

2.2.3 Pengertian Perubahan Laba... 31

2.3 Pengaruh Likuiditas, Aktivitas dan Leverage Terhadap Perubahan Laba... 33

2.3.1 Pengaruh Likuiditas Terhadap Perubahan Laba... 33

2.3.2 Pengaruh Aktivitas Terhadap Perubahan Laba………... 34

2.3.3 Pengaruh Leverage Terhadap Perubahan Laba……….. 35

2.4 Model konseptual ... 37

2.5 Hipotesis ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 38

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 41

3.2.1 Populasi ... 41

3.2.2 Sampel ... 41

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.3.1 Jenis Data ... 42

(7)

3.4.2 Uji Normalitas ... 44

3.4.3 Uji Asumsi Klasik... 44

3.4.4 Uji Hipotesis ... 47

3.4.4.1 Uji Parsial ( Uji t ) ... 47

3.4.4.2 Uji Simultan (Uji F) ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PE MBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 50

4.1.1 Sejarah PT Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 50

4.1.1.1 Visi dan Misi (BEI) ... 52

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ...53

4.2.1 Perubahan Laba (Y) Perusahaan Pertambangan ...53

4.2.2 Likuiditas (X1) Perusahaan Pertambangan ...55

4.2.3 Aktivitas (X2) Perusahaan Pertambangan ...57

4.2.4 Leverage (X3) Perusahaan Pertambangan ...59

4.3 Analisa Data ...61

4.3.1 Uji Normalitas ... 61

4.3.2 Uji Asumsi Klasik ...62

(8)

4.3.4 Pengujian Hipotesis ...68

4.3.4.1 Hasil Uji F ...68

4.3.4.2 Hasil Uji t ...70

4.4 Pembahasan ... 71

4.4.1 Pengaruh Likuiditas (X1) Terhadap Perubahan Laba (Y) ...71

4.4.2 Pengaruh Aktivitas (X2) Terhadap Perubahan Laba (Y) ...73

4.4.3 Pengaruh Leverage (X3) Terhadap Perubahan Laba (Y) …...74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...76

5.2 Saran ...77

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Oleh :

FAZRIYAH EVAWANTI Abstraksi

Perubahan laba pada perusahaan pertambangan secara keseluruan mengalami fluktuasi yang cenderung menurun berdasarkan data diketahui bahwa kondisi laba perusahaan pertambangan pada tahun terakhir mengalami penurunan yaitu tahun 2011 dan tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Likuiditas, Aktivitas dan Leverage terhadap perubahan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Objek yang digunakan dalam penelitian ini semua perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 36 perusahaan mulai tahun 2009 sampai 2012. Teknik penentuan sampel yang digunakan sampel jenuh yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa Likuiditas, Aktivitas,

Leverage belum mampu memberikan pengaruh yang nyata terhadap perubahan

laba pada perusahaan pertambangan.

(10)

BAB I

Pendahuluan

1.1Latar Belakang

Setiap entitas usaha, baik badan hukum maupun perseorangan, tidak dapat terlepas dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan. Laporan tersebut terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan (IAI, 2002). Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya kepada para pemilik perusahaan atas kinerja yang telah dicapainya serta merupakan laporan akuntansi utama yang mengkomunikasikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam membuat analisa ekonomi dan peramalan untuk masa yang akan datang.

(11)

dasarnya mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan yang dilihat dari kinerja manajemen. Salah satu parameter kinerja tersebut adalah laba. Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktivitas atau penururnan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan equitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Laporan laba rugi di dalamnya tercantum laba rugi yang dialami oleh perusahaan tersebut. Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistimatis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang di peroleh oleh suatu perusahaan pada periode tertentu. (Munawir,2002;13)

(12)
(13)

sebesar -10,64601972 turun menjadi -740,5931216 pada tahun 2012. Perubahan laba pada perusahaan pertambangan secara keseluruan mengalami fluktuasi yang cenderung menurun seperti PT Adaro Energy Tbk pada tahun 2009 laba bersih sebesar 4.367.252 mengalami penurunan pada tahun 2010 2.207.313 mengalami peningkatan pada tahun 2011 5.006.470 dan mengalami penurunan kembali tahun 2012 3.300.209, PT Bumi Resources Tbk pada tahun 2009 laba bersih 1.790.218 mengalami peningkatan pada tahun 2010 2.392.058 2011 menurun 1.950.547 tahun 2012 mengalami penurunan kembali -6.374.637.

Perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi laba, yang akan membantu perusahaan dalam mendapatkan kepercayaan dari investor agar mereka mau menanamkan modal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi laba adalah sebagai berikut:

(14)

dan tahun 2012 menurun menjadi sebesar 84,79 Semakin besar current assets semakin mudah perusahaan itu membayar hutang. Dan semakin tinggi rasio lancar menunjukkan perubahan laba yang tinggi (Kuswadi 2005:79). Menurut penelitian sebelumnya oleh (Nurmala 2007: 52 dalam Agus dan Pujiati 2011) yang menyimpulkan bahwa Rasio lancar secara parsial berpengaruh positif terhadap perubahan laba, sehingga likuiditas berpengaruh positif signifikan dalam memprediksi perubahan laba, semakin tinggi likuiditas maka akan berpengaruh juga meningkatnya laba pada perusahaan.

(15)

Pengaruh rasio Total Asset Turn Over (TATO) terhadap perubahan laba bersih perusahaan adalah semakin cepat tingkat perputaran aktivanya maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin meningkat, karena perusahaan sudah dapat memanfaatkan aktiva tersebut untuk meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan. Kenaikan pendapatan dapat menaikkan laba bersih perusahaan (Hanafi dan Halim, 2007). Hal ini didukungpenelitian sebelumnya oleh (Purnawati 2005: 50 dalam Agus dan Pujiati 2011) tentang kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba. Dengan menggunakan delapan rasiokeuangan dan hasil menyimpulkan bahwa Perputaran Total Aktiva (TATO) berpengaruhterhadap perubahan laba.

(16)

yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Penggunaan financial leverage yang tinggi akan meningkatkan rentabilitas modal saham (return on equity) dengan cepat, sehingga apabila penjualan menurun maka rentabilitas modal sahamakan menurun cepat pula. Menurut Weston dan Copeland 1989 dalam (Noor 2008 dalam Agus dan Pujiati 2011), para kreditor lebih menyukai rasio hutang yang moderat, semakin rendah rasio ini akan ada semacam perisai sehingga kerugian yang diderita semakin kecil saat dilikuidasi, sebaliknya pemilik lebih menyukai rasiohutang yang tinggi, karena leverage yang tinggi akan memperbesar laba bagi perusahaan. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan perusahan dalam memprediksi laba di masa depan dengan melihat resiko dari keputusan yang diambil. Sehingga rasio total hutang terhadap total aset mempunyai pengaruh negatif terhadap perubahan laba.Hal ini didukung oleh peneliti sebelumnya oleh (Noor 2008 dalam Agus dan Pujiati 2011) tentang analisis kegunaan rasio-rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba (studiempiris: pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI) dengan menggunakan tiga belas rasio keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio total hutang terhadap total aset (debt ratio) berpengaruh negative signifikan terhadap perubahan laba. Setiap peningkatan debt ratio akan berdampak pada penurunan perubahan laba.

(17)

penelitian ini untuk menguji kembali variable-variabel yang dikemukakan oleh beberapa ahli dan peneliti yang tersebut diatas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laba, apakah beberapa variable yang penulis pilih tersebut konsisten terhadap penelitian pada perusahaan-perusahaan Pertambangan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini mencoba menjelaskan bagaimana pengaruh Likuiditas, Aktivitas, Leverage terhadap laba pada perusahaan Pertambangan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009-2012.

Dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Di Bur sa Efek Indonesia (BEI) ”

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan pertambangan?

2. Apakah aktivitas berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan pertambangan?

3. Apakah leverage berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan pertambangan?

(18)

2. Untuk mengetahui pengaruh Aktivitas terhadap perubahan laba pada perusahaan pertambangan?

3. Untuk mengetahui pengaruh Leverage terhadap perubahan laba pada perusahaan pertambangan?

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti

Menerapkan ilmu yang selama masa perkuliahan dan untuk mengukur sejauh mana ilmu yang diperoleh serta memberikan gambaran secara realitas mengenai permasalahan yang berhubungan dengan pengaruh Likuiditas, Aktivitas dan Leverage terhadap perubahan laba.

2. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan

a. Bagi perusahaan dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan operasional perusahaan sehingga akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi.

b. Bagi investor dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan penanaman modal dalam suatu perusahaan.

(19)

3. Universitas

(20)

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Ter dahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat

dipakai sebagai bahan masukan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini

adalah:

a. Agus dan Pujiati (2011)

Judul “ Analisis Rasio keuangan dalam mememprediksi perubahan laba

pada perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan

singapura (SGX) “.Pengolahan data dalam penelitian tersebut adalah

menggunakan regresi linear berganda. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis

dengan uji F semua variabel independen analisis rasio keuangan (rasio lancar,

perputaran total aktiva, total hutang terhadap total aset, profit margin, ROA,

dan ROE) berpengaruh signifikan dalam memprediksi perubahan laba pada

perusahaan real estate dan properti di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

2004-2009. Sedangkan berdasarkan hasil Uji t dapat disimpulkan bahwa Rasio

likuiditas (rasio lancar) dan rasio profitabilitas (profit margin) berpengaruh

signifikan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan real estate dan

(21)

b. Syamsudin dan Primayuta (2009)

Judul “ rasio keuangan dan prediksi perubahan laba perusahaan manufaktur

yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) ”Pengolahan data dalam

penelitian tersebut adalah menggunakan regresi linear berganda. Berdasarkan

hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:(1) Hasil uji t menunjukkan bahwa current ratiodan debt to

equity ratio berpengaruh negative terhadap perubahan laba. Variabel current

ratio dan total asset turn over berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

Berarti hipotesis pertamayang menyatakan “Variabel current ratiodan debt to

equity ratio, nett profit margin, dan total asset turn over, terbukti hanya untuk

variable current ratio dan total asset turn over. Sedangkan untuk variabel debt

(22)

2.2 La nda san teor i

2.2.1 La por an Keuangan

2.2.1.1 Penger tia n Lapor an Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi

yang dapat di gunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2002:2)

2.2.1.2Bentuk – Bentuk Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2002:13) macam-macam laporan keuangan :

a. Neraca

Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta

modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah

untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal

tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku di tutup dan di tentukan

sisanya pada suatu akhir tahun fiscal atau tahun kalender, sehingga neraca

sering disebut dengan balance sheet. Dengan demikian neraca terdiri dari

tiga bagian utama yaitu :

1. Aktiva

Pada dasarnya aktiva dibagi menjadi dua bagian utama yaitu

aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Aktiva lancar adalah uang kas

(23)

ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode

berikutnya paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan

perusahaan yang normal. Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang

mempunyai umur kegunaan relative permanen atau jangka panjang

(mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan

habis dalam satu kali perputaran perusahaan ).

2. Hutang

Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada

pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan

sumberdana atau modal perusahaanyang berasal dari kreditor. Hutang

atau kewajiban perusahaan dapat di bedakan kedalam hutang lancar

(hutang jangka pendek ) dan hutang jangka panjang.

3. Modal

Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus

dan laba yang di tahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh

perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.

b. Laporan laba rugi

Laporanlaba rugi merupakan suatu laporan yang sistimatis tentang

penghasilan, biaya ,rugi laba yang di peroleh oleh suatu perusahaan pada

(24)

c. Laporan aliran kas

Laporan ini menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar bersih

pada suatu periode, hasil dari ketiga kegiatan pokok perusahaan yaitu

operasi, investasi, dan pendanaan. Aliran kas diperlukan terutama untuk

mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya.

2.2.1.3Tujuan Pela por an Keua ngan

Menurut Kasmir (2008:11) tujuan pembutan atau penyusunan laporan

keuangan yaitu :

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki

perusahaan saat ini

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal

yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

c. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jumlah pendapatan yang

di peroleh pada suatu periode tertentu.

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang di

keluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada

aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam

(25)

g. Memberikan informasi tentang catatan atas laporan keuangan.

2.2.1.4Pemakai Lapor an Keuangan

Menurut Kasmir (2008:19) pihak yang berkepentingan terhadap

laporan keuangan adalah :

a. Pemilik

Kepentingan bagi para pemegang saham yang merupakan pemilik

perusahaan terhadap hasil laporan keuangan adalah :

1. Untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini.

2. Dan kemajuan perusahaan dalam suatu periade.

3. Untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah di tetapkan.

b. Manajemen

Bagi pihak manajemen laporan keuangan digunakan untuk :

1. Menilai dan mengevaluasi kinerja mereka dalam suatu periode.

2. Melihat kemampuan mereka mengoptimalkan sumberdaya yang

dimiliki perusahaan.

3. Melihat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan saat ini

sehingga dapat menjadi dasar pengambilan keputusan dimasa yang

akan datang.

c. Kreditor

Kepentingan pihak kreditor terhadap laporan keuangan perusahaan

(26)

sebelumnya, bagi pihak kreditor prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan

dana ( pinjaman ) kepada berbagai perusahaan sangat di perlukan.

d. Pemerintah

Arti penting laporan keuangan bagi pihak pemerintah adalah :

1. Untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh

keuangan perusahaan yang sesungguhnya.

2. Untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap negara dari hasil

laporan keuangan yang di laporkan. Dari laporan ini akan terlihat

jumlah pajak yang harus di bayar kepada negara secara jujur.

e. Investor

Bagi investor yang ingin menanamkan dananya dalam suatu usaha

sebelum memutuskan untuk membeli saham, perlu mempertimbangkan

banyak hal secara matang. Dasar pertimbangan investor adala laporan

keuangan, dalam hal ini investor akan melihat prospek usaha ini sekarang

dan masa datang. Prospek yang di maksud adalah keuntungan yang di

perolehnya serta perkembangan nilai saham kedepan, setelah itu investor

(27)

2.2.2Rasio keuangan

2.2.2.1 Penger tian Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan

dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai

hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap, 2009: 297)

Sedangkan menurut Kasmir (2008:104) rasio keuangan merupakan

kegiatan membandingkan angka – angka yang ada dalam laporan keuangan

dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat

dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan

keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan.

Kemudian angka yang di perbandingkan dapat berupa angka – angka dalam

satu periode maupun beberapa periode.

2.2.2.2Bentuk – Bentuk Rasio Keuangan

Terdapat berbagai jenis rasio keuangan yang dapat memberikan

informasi mengenai suatu perusahaan, setiap rasio keuangan memiliki tujuan,

kegunaan, dan arti tertentu. Menurut Kasmir (2008:110) bentuk – bentuk rasio

(28)

a. Rasio Likuiditas

1. Penger tian Rasio Likuiditas

Menurut Harahap (2009:301), rasio likuiditas merupakan rasio

yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Untuk dapat memenuhi kewajibannya yang

sewaktu-waktu ini, maka perusahaan harus mempunyai alat-alat untuk

membayar yang berupa aset-aset lancar yang jumlahnya harus jauh

lebih besar dari pada kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayar

berupa kewajiban-kewajiban lancar.

2. Tujuan dan ma nfaat r asio likuidita s

a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban

atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih.

b. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban

jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.

c. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban

jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan

sediaan atau piutang.

d. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan

(29)

e. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk

membayar utang.

f. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan

dengan perencanaan kas dan utang.

g. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari

waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa

periode.

h. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan.

i. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki

kinerjanya.

3. J enis-J enis Rasio Likuiditas

Secara umum tujuan utama rasio keuangan digunakan adalah

untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya. Disamping itu rasio likuiditas dapat diketahui hal-hal

lain yang lebih spesifik yang juga masih berkaitan dengan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.

Jenis-Jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan

untuk mengukur kemampuan yaitu :

a. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar

(30)

menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa

dipergunakan untuk melunasi hutang lancar. Rasio cepat dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut : (Kasmir,2008:137)

QR = Akt iva Lancar − Persediaan Hutan g Lancar

b. Cast Ratio (CR)

Cash Ratio (CR) adalah merupakan rasio yang membandingkan

antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan

hutang lancar. Cash Ratio (CR) dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut : (Kasmir,2008:139)

CR = Ka s + Efek Hutan g Lan car

c. Net Wor king Capital

NWC merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur dan

membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja

perusahaan. Rumusan untuk mencari NWC dapat digunakan sebagai

berikut : (Kasmir,2008:142)

NWC = Per sed iaan

Tot al aktiva− Total ut an g lancar

d. Rasio La nca r (Current Ratio)

Rasio lancar adalah rasio yang paling sering membandingkan

(31)

pendek. Aktiva lancar di sini meliputi kas, piutang dagang, efek,

persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek

meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan

hutang lainnya yang harus dibayar. Current Ratio dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut : (Kasmir,2008:135)

CR = Aktiva La ncar Hutan g Lan car

Semakin besar current assets semakin mudah perusahaan itu

membayar hutang. Dan semakin tinggi rasio lancar menunjukkan

perubahan laba yang tinggi (Kuswadi 2005:79).

b. Rasio Aktivitas

1.Penger tian Rasio Aktivitas

Menurut Harahap (2009:308), rasio aktivitas menggambarkan aktivitas

yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam

kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. Rasio ini dinyatakan

sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen aset. Elemen aset

sebagai pengguna dana seharusnya bisa dikendalikan agar bisa dimanfaatkan

secara optimal. Semakin efektif dalam memanfaatkan dana semakin cepat

perputaran dana tersebut, karena rasio aktivitas umunya diukur dari

(32)

2. Tujua n dan Manfaa t Rasio Aktivitas

a. Untuk mengukur beberapa lama penagihan piuutang selama

satu periode;

b. Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang;

c. Untuk mengetahui berapa hari rata-rata sediaan tersimpan

dalam gudang;

d. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam

modal kerja berputar dalam satu periode;

e. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam

aktiva tetap berputar dalam satu periode;

f. Digunakan untuk mengukur penjualan terhadap penggunaaan

semua aktiva perusahaan.

4. J enis-J enis Rasio Aktivitas

a . Total Assets Tur nover

Total Assets Turnover digunakan untuk mengukur perputaran

semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa

penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Rumusnya

sebagai berikut : (Kasmir,2008:185)

(33)

Pengaruh rasio Total Asset Turn Over (TATO) terhadap

perubahan laba bersih perusahaan adalah semakin cepat tingkat

perputaran aktivanya maka laba bersih yang dihasilkan akan

semakin meningkat, karena perusahaan sudah dapat

memanfaatkan aktiva tersebut untuk meningkatkan penjualan

yang berpengaruh terhadap pendapatan.

b. Receivable Tur nOver

Receivable TurnOver digunakan untuk mengukur berapa lama

penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang

ditanam dalam piutang ini berputar dalam periode tertentu.

Rumusnya sebagai berikut : (Kasmir,2008:176)

Receivable Tur n over = Penju alan Kred it Rata− Rata Piutang

c. Fixed Assets Tur n Over

Fixed Assets Turn Over digunakan untuk mengukur berapa

kali dana yang digunakan dalam aktiva tetap berputar dalam satu

periode atau untuk mengukur apakah perusahaan sudah

menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum.

(34)

Fixed Assets Tur n Over = Pen ju alan Total Aktiva Tetap

d. Inventor y Tur n Over

Inventory Turn Over digunakan untuk mengukur berapa kali

dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu

periode tertentu. Rumusnya sebagai berikut : (Kasmir,2008:180)

Inventor y Tur nover = Har ga Pokok Penju alan Per sediaan

e. Wor king Ca pital Tur n Over

Working Capital Turn Over digunakan untuk mengukur atau

menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode

tertentu artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama

suatu periode atau dalam suatu periode tertentu. dihitung dengan

rumus berikut : (Kasmir,2008:182)

(35)

c. Rasio Lever age

1.Penger tian Rasio Leverage

Menurut Harahap (2009:306), rasio leverage merupakan rasio yang

mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh kewajiban atau pihak luar

dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh ekuitas. Setiap

penggunaan utang oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap rasio dan

pengembalian. Rasio ini dapat digunakan untuk melihat seberapa resiko

keuangan perusahaan.

2. Tujua n dan Manfaa t Rasio Lever age

a. Untuk menilai dan mengetahui kemampuan posisi perusahaan

terhadap kewajiban kepada pihak lainnya;

b. Untuk menilai dan mengetahui kemampuan perusahaan

memebuhi kewajiban yang bersifat tetap;

c. Untuk menilai dan mengetahui keseimbangan antara nilai

aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal;

d. Untuk menilai dan mengetahui seberapa besar aktiva

perusahaan dibiayai oleh utang;

e. Untuk menilai dan mengetahui seberapa besar utang

(36)

f. Untuk menilai dan mengetahui atau mengukur berapa bagian

dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang

jangka panjang;

g. Untuk menilai dan mengetahui berapa dana pinjaman yang

segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya modal sendiri

3. J enis-J enis Rasio Lever age

Penggunaan rasio leverage disesuaikan dengan tujuan perusahaan.

Perusahaan dapat menggunakan rasio leverage secara keseluruhan atau

sebagai dari masing-masing jenis rasio leverage yang ada. Penggunaan rasio

secara keseluruhan artinya seluruh jenis rasio yang dimiliki perusahaan,

sedangkan sebagian artinya perusahaan hanya menggunakan beberapa jenis

rasio yang dianggap perlu untuk diketahui.

a. Debt Ratio

Debt ratio (DR) adalah merupakan rasio utang yang di

gunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang

dengan total aktiva.

Debt Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

(Kasmir,2008:156):

(37)

b. Time Inter est Ear ned Ratio

Time interest earned ratio merupakan rasio antara laba

sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga. Rasio ini

mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya

berupa bunga dengan laba yang diperolehnya atau mengukur

berapa kali besarnya laba bisa menutup beban bunganya.

Rumus yang digunakan adalah : (Kasmir,2008:161)

TIER =

c. Fixed Char ge Coverage Ratio

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk

menutup beban tetapnya termasuk pembayaran dividen saham

preferen, bunga, angsuran pinjaman, dan sewa. Rumus yang

digunakan adalah : (Kasmir,2008:162)

FCCR = /

/ d. Debt to Equity Ratio (DER)

DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai

utang dengan ekuitas. Semakin tinggi rasio, semakin rendah

pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.

Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka

panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan

(38)

to Equity Ratio (DER) dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut: ( Kasmir,2008:157)

DER=

d. Rasio Pr ofitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba .rasio ini juga memberikan ukuran

tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Jenis – jenis rasio

profitabilitas yaitu : (Kasmir,2008:198)

a. Net Pr ofit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) merupakan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan

dengan penjualan yang dicapai.Net Profit Margin dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Kasmir,2008:199)

NPM=

b. Retur n On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) juga disebut sebagai

rentabilitas ekonomis, merupakan ukuran kemampuan

(39)

yang dimiliki.Return On Asset (ROA) dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut: (Harahap ,2009:300)

ROA=

c. Retur n On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) merupakan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan modal

sendiri yang dimiliki.

Return On Equity (ROE) dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut: (Kasmir,2008:204)

ROE=

d. Retur n On I nvestment (ROI)

Return On Equity (ROI) merupakan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan

digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba

yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih

setelah pajak atau EAT. Rumus yang digunakan adalah:

(Kasmir,2008:201)

(40)

e. Ear ning Per Shar e

Investor biasanya lebih tertarik dengan ukuran

profitabilitas dengan menggunakan dasar saham yang dimiliki.

Alat analisis yang dipakai untuk melihat keuntungan dengan

dasar saham adalah earning per share yang di cari dengan laba

bersih dibagi saham beredar. Rasio ini menggambarkan

besarnya penembalian modal untuk setiap satu lembar

saham.Rumus yang digunakan adalah : ( Harahap,2009:305)

EPS=

2.2.3.Penger tian Per ubahan Laba

Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1,

informasi laba memiliki manfaat dalam menilai kinerja manajemen, membantu

mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang,

memprediksi laba dan menaksir risiko dalam investasi.

Laba mengandung makna bersih atau neto yaitu sebagai net income

atau penghasilan bersih untuk suatu periode. Laba menunjukkan keuntungan

yang diperoleh perusahaan dan tercantum dalam laporan laba rugi. Laporan

laba rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan

biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk periode tertentu. Selisih antara

pendapatam-pendapatan dan biaya-biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang

(41)

dalam laporan laba rugi bermanfaat untuk (1) menilai keberhasilan atau

kegagalan operasi perusahaan dan efisiensi manajemen, (2) membuat taksiran

jumlah laba di masa yang akan datang, (3) menilai rentabilitas atau

profitabilitas modal yang ditanamkan oleh pemilik.

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba adalah

kenaiakan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk

pemasukan atau penambahan aktivitas atau penurunan kewajiban yang

mengakibatkan kenaikan equitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman

modal. Laba yang dihasilkan perusahaan mengalami perubahan laba setiap

tahunnya sehingga dapat mempengaruhi keputusan investasi para investor.

Perubahan laba merupakan kenaikan laba atau penurunan laba per

tahun. Penilaian tingkat keuntungan investasi oleh investor didasarkan oleh

kinerja keuangan perusahaan, dapat diliat dari tingkat perubahan laba dari

tahun ke tahun. Prediksi perubahan laba sering digunakan oleh investor,

kreditur, perusahaan dan pemerintah untuk memajukan usahanya.

Memprediksi laba sangat penting dan dibutuhkan oleh berbagai pihak investor,

kreditur dan perusahaan (Kurnia, 2008: 25 dalam Agus dan Pujiati 2011).

Maka dari itu perubahan laba akan mempengaruhi keputusan investasi para

investor yang akan menanamkan modalnya ke dalam perusahaan. Hal ini

dikarenakan investor mengharapkan dana yang diinvestasikan ke dalam

(42)

Perubahan laba dengan rumus sebagai berikut :

Δ Yt = Yt− Yt_1 Yt_1

(Harahap, 2009;310)

Keterangan :

Δ Y = Perubahan laba

Yt = Laba perusahaan tertentu pada periode tertentu

Yt-1 = Laba perusahaan tertentu pada periode sebelumnya

2.3. Pengar uh Likuiditas, Aktivitas dan Lever age ter hada p per uba han La ba

2.3.1. Pengar uh Likuiditas ter hadap per ubaha n laba

Rasio Lancar merupakan salah satu rasio financial yang sangat

sering digunakan. Rasio lancar ini menunjukkan tingkat keamanan

kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar

hutang-hutang tersebut. Tidak ada ketentuan yang mutlak tentang

berapa tingkat rasiolancar yang dianggap baik atau yang harus

dipertahankan oleh suatu perusahaan karena biasanya tingkat rasio

lancar ini juga sangat tergantung kepada jenis usaha dari

masing-masing perusahaan.

Perusahaan menghasilkan laba, laba perusahaan yang dibagikan

dinamakan deviden, dan yang tidak dibagikan yaitu laba ditahan. Laba

(43)

assets semakin mudah perusahaan itu membayar hutang. Dan semakin

tinggi rasio lancar menunjukkan perubahan laba yang tinggi (Kuswadi

2005:79).

Menurut penelitian sebelumnya oleh (Nurmala 2007: 52 dalam

Agus dan Pujiati 2011) yang menyimpulkan bahwa Rasio lancar

secara parsial berpengaruh positif terhadap perubahan laba, sehingga

likuiditas berpengaruh positif signifikan dalam memprediksi

perubahan laba, semakin tinggi likuiditas maka akan berpengaruh juga

meningkatnya laba pada perusahaan.

2.3.2. Pengar uh Aktivitas ter hada p per uba han laba

Rasio perputaran total aktiva mengukur aktivitas dan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui penggunaan aktiva

tersebut. Rasio ini dapat digunakan untuk memprediksi laba karena

total aktiva dan penjualan merupakan komponen dalam menghasilkan

laba. Pengaruh rasio Total Asset Turn Over (TATO) terhadap

perubahan laba bersih perusahaan adalah semakin cepat tingkat

perputaran aktivanya maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin

meningkat, karena perusahaan sudah dapat memanfaatkan aktiva

tersebut untuk meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap

(44)

Kenaikan pendapatan dapat menaikkan laba bersih perusahaan

(Hanafi dan Halim, 2007).Menurut penelitian sebelumnya oleh

(Purnawati 2005: 50 dalam Agus dan Pujiati 2011) tentang

kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba.

Dengan menggunakan delapan rasio keuangan dan hasil

menyimpulkan bahwa Perputaran Total Aktiva (TATO) berpengaruh

positif signifikan terhadap perubahan laba yaitu semakin tinggi tingkat

aktivitas maka akan berdampak positif pada perubahan laba.

2.3.3. Pengar uh lever age ter ha dap per ubaha n laba

Menurut (Slamet 2003:35 dalam Agus dan Pujiati 2011), rasio

total hutang terhadap total aset adalah untuk menghitung seberapa

besar dana yang disediakan oleh kreditor untuk perusahaan. Dimana

rasio ini untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang)

terhadap total asset yang dimiliki perusahaan. (Slamet 2003 dalam

Agus dan Pujiati 2011), rasio yang tinggi berarti perusahaan

menggunakan leverage keuangan yang tinggi, dimana rasio yang

tinggi maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan investor akan

meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi.

Penggunaan financial leverage yang tinggi akan meningkatkan

(45)

menurun cepat pula. Menurut Weston dan Copeland: 1995 para

kreditor lebih menyukai rasio hutang yang moderat, semakin rendah

rasio ini akan ada semacam perisai sehingga kerugian yang diderita

semakin kecil saat dilikuidasi, sebaliknya pemilik lebih menyukai

rasio hutang yang tinggi, karena leverage yang tinggi akan

memperbesar laba bagi perusahaan. Hal ini berpengaruh terhadap

kemampuan perusahan dalam memprediksi laba di masa depan dengan

melihat resiko dari keputusan yang diambil. Sehingga rasio total

hutang terhadap total aset mempunyai pengaruh negatif terhadap

perubahan laba.

Menurut penelitian sebelumnya oleh (Noor 2008 dalam Agus dan

Pujiati 2011) tentang analisis kegunaan rasio-rasio keuangan dalam

memprediksi perubahan laba (studi empiris : pada perusahaan

perbankan yang terdaftar di BEI) dengan menggunakan tiga belas

rasio keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio total

hutang terhadap total aset (debt ratio) berpengaruh negative signifikan

terhadap perubahan laba. Setiap peningkatan debt ratio akan

(46)

2.4. Model konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.5. Hipotesis

1.Likuiditas berpengaruh positif terhadap perubahan laba pada Perusahaan

Pertambangan yang terdaftar di BEI?

2.Aktivitas berpengaruh positif terhadap perubahan laba pada Perusahaan

Pertambangan yang terdaftar di BEI?

3.Leverage berpengaruh negative terhadap perubahan laba pada Perusahaan

Pertambangan yang terdaftar di BEI? Likuiditas (X1)

Aktivitas (X2) Perubahan Laba(Y)

(47)

3.1. Definisi oper asional dan pengukur a n var iabel

Segala sesuatu yang dapat digunakan menjadi objek penelitian

berdasarkan atas hal-hal yang dapat didifinisikan dan dapat diamati.

Variabel-variabel yang dapat dipakai dalam penelitian mengunakan satuan ukuran

prosentase dan satuan ukuran rupiah.

Adapun difinisi operasional variabel yang akan dipakai dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a . Var iabel Independen X

1. Likuiditas ( X1 )

Rasio likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi. Rasio Likuiditas

menunjukkan tingkat kemudahan relative suatu aktiva untuk segera

dikonversikan ke dalam kas dengan sedikit atau tanpa penurunan nilai

serta tingkat kepastian tentang jumlah kas yang dapat diperoleh,

sehingga digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendek.

(48)

= Aktiva Lan car

2. Aktivitas (X2)

Rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva.

Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik,

sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manjemen mengevaluasi

strategi, pemasarannya, dan pengeluaran modalnya (investasi).

Perhitungan rasio perputaran total aktiva dapat dirumuskan sebagai

berikut: (Kasmir,2008:185)

= Penju alan

3. Rasio Lever age ( X3)

Rasio ini menunjukkan batasan dimana perusahaan didanai oleh

hutangnya. Leverage mempunyai berbagai implikasi yaitu pertama, para

kreditur memandang ekuitas sebagai suatu pelindung atau basis

pelunasan hutang. Kedua, dengan mengumpulkan dana melalui hutang,

pemilik memperoleh manfaat dari memegang kendali atas perusahaan

dengan kotmitmen terbatas. Ketiga, penggunaan hutang dengan tingkat

bunga yang tetap dengan saat jatuh tempo yang tertentu memperbesar

risiko bahwa perusahaan mungkin tidak dapat memenuhi

(49)

Leverage dihitung dengan menggunakan Debt Ratio, adapun

rumusnya adalah sebagai berikut: (Kasmir,2008:156):

= Tot al Hutang Total aset

b.Var ia bel Dependen Y

Perubahan laba merupakan kenaikan laba atau penurunan laba per

tahun. Penilaian tingkat keuntungan investasi oleh investor didasarkan oleh

kinerja keuangan perusahaan, dapat diliat dari tingkat perubahan laba dari

tahun ke tahun. Dalam penelitian ini laba secara umum adalah selisih dari

pendapatan di atas biaya – biaya dalam jangka waktu ( periode ) tertentu.

Laba sering di gunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan

deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi.

Rumus perubahan laba relatif sama dengan rumus pertumbuhan laba

(Nurmalasari, 2012). Laba dalam penelitian di ukur dari perubahan laba dan di

hitung dengan rumus sebagai berikut : (Harahap, 2009;310).

Δ Yt = _

_

Keterangan :

Δ Yt = Perubahan laba pada periode tertentu Yt = Laba perusahaan pada periode tertentu

(50)

3.2. Teknik penentuan sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan perusahaan yang menjadi obyek

penelitian sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam

penelitian. Dimana populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

pertambangan yang memiliki laba bersih berjumlah 36 perusahaan yang telah

menerbitkan laporan keuangan yang meliputi neraca dan laporan laba rugi

secara terus menerus.

3.2.2. Sampel

Menurut sugiyono (2010;116), Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu. Kesimpulannya akan dapat

diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dan populasi

harus betul-betul representative atau mewakili.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

(51)

penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan melakukan pendekatan

melalui metode sampel jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel (sugiyono 2010: 122).

Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut dapat diperoleh 36 sampel

perusahaan pertambangan.

3.3. Teknik pengumpula n data

3.3.1. J enis data

Data merupakan faktor yang paling penting dalam penyusunan

penelitian. Adapun data yang akan digunakan adalah data nskunder yaitu

berupa laporan keuangan yang diterbitkan setiap tahun di Bursa efek Indonesia

mulai tahun 2009-2012. Laporan keuangan yang digunakan terdiri dari laporan

neraca dan laporan laba rugi masing-masing perusahaan.

3.3.2. Sumber data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa

Efek Indonesia (BEI) berupa data ICMD (Indonesian capital market directory)

mulai tahun 2009-2012.

3.3.3. Pengumpula n data

Dalam rangka memperoleh data-data yang diperlukan, maka metode

(52)

3.4. Teknik ana lisis da ta dan uji hipotesis

3.4.1. Teknik ana lisis da ta

Teknik analisis data yang digunakan dalam mencari pemecahan atas

permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah melakukan alisis

regresi linear berganda. Teknik analisis ini digunakan untuk mencari

pemecahan masalah penelitian secara individu atau parsial dan secara bersama

sama atau simultan. Penggunaan teknik analisis ini dilakukan dengan alasan

karena penelitian ini berusaha untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara

beberapa variabel bebas dengan variabel terikatnya, karena secara teoritis

keduanya mempunyai hubungan fungsional atau memiliki pengaruh.

Model hubungan yang diduga atau diperkirakan akan terbentuk pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = α + β 1X1 + β 2 X2+ β 3 X3 + ei . . . [ 3.1 ]

Keterangan :

Y = Laba

α = Konstan

β 1,2,3 = Koefisien regresi dari variabel bebas

X1 = Likuiditas

X2 = Aktivitas

(53)

Berdasarkan model yang terbentuk dapat diketahui apakah semua

variabel bebas secara individu dan bersama-sama mempunyai pengaruh yang

signifikan atau tidak terhadap perubahan laba, sehingga dapat disimpulkan

apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak.

3.4.2. Uji Nor malitas

Dalam pengujian normalitas data dengan menggunakan uji

kolmogorof-smirnov dengan menggunakan program SPSS, dimana apabila

nilai signifikan yang diperoleh lebih besar dari pada nilai signifikan yang telah

ditetapkan dalam penelitian (5%) maka data tersebut telah terdistribusi normal

( santoso,2001:97)

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data

mengikuti distribusi normal adalah :

1. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) < 5% maka distribusi tidak

normal.

2. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) > 5% maka distribusi normal.

3.4.3. Uji asumsi klasik

Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu

dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi

(54)

a . Multikolonier itas

Persamaan regresi linear berganda diasumsikan tidak terjadi

pengaruh antara variabel bebas. Apabila ternyata ada pengaruh linear atau

variabel bebas maka asumsi tersebut tidak berlaku lagi (terjadi bias).

Untuk mendeteksi adanya multikoloniaritas dapat diartikan dengan

menghitung VIF ( Varience Inflation Factor) dengan menggunkan rumus

sebagai berikut

( Gujarati,2000:171) :

VIF = Var (β) ( ∑ x)/α2

VIF menyatakan tingkat “pembengkakan ” varians. Apabila VIF

lebih besar dari 10, hal ini berarti terdapat multikolinieritas pada

persamaan regresi linear.

b. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas (varian sama) merupakan fenomena dimana

pada nilai variabel independen tertentu masing-masing kesalahan (ei)

mempunyai nilai varian yang sama besar, sebesar α 2. Jika model yang

diperoleh ternyata tidak memenuhi asumsi atau fenomena tersebut maka

dalam model tersebut terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas ini

(55)

Pengujian terhadap adanya fenomena heteroskedastisitas dilakukan

dengan menggunakan spearman’s Rank Corelation test. Pengujian adanya

fenomena heteroskedastisitas ini akan didasarkan pada hipotesis berikut

ini (Gujarati, 2000 : 188):

rs= 1-6 (∑di2/N-(N2-1)

Keterangan :

di= perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke i.

N= banyakanya data

rs= koefisien korelasi

c. Autokor elasi

Menurut Gujarati (1995: 201), autokorelasi dapat didefinisikan

sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diturunkan

menurut waktu (data time series) atau data yang diambil pada waktu

tertentu (data crossectional). Jadi dalam model regresi linier diasumsikan

tidak terdapat gejala autokorelasi. Artinya nilai residual (Y obsevasi – Y

prediksi) pada waktu ke-t (et) tidak boleh ada hubungan dengan nilai

residual periode sebelum (et-1). Identifikasi ada atau tidaknya gejala

autokorelasi dapat di tes dengan menghitung nilai Durbin Watson (d tes)

dengan persamaan : (Gujarati, 2000:215)

(56)

Keterangan :

d = Nilai Durbin Watson

et = Residual pada waktu ke-t

et-1 = Residual pada waktu ke t-1 (satu periode sebelunnya)

Banyaknya data time series minimal yang dapat dihitung dengan Durbin

Watson adalah enam buah data dengan satu variabel.

Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva berikut :

Gambar 3.1 Statistik d Durbin-Watson (Gujarati, 2000: 216)

3.4.4. Uji hipotesis

3.4.4.1.Uji Par sia l (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara

variabel bebas dengan variabel terikat. Prosedur uji t dengan rumus sebagai

berikut :

a. H0 : β 1, β 2, β 3= 0 (tidak ada pengaruh X1, X2, X3 terhadap Y )

(57)

c. t hitung =

( )

Keterangan :

bi = koefisien regresi

Se = standar eror

d. Kriteria pengujian sbb:

1. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Hi diterima ( berarti

variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat )

2. Jika t hitung < t tabel maka Ho di terima dan Hi ditolak ( berarti

variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat )

Atau

1. Jika nilai signifikan < 0,05 maka variabel bebas berpengaruh

terhadap variabel terikat.

2. Jika nilai signifikan > 0,05 maka variabel bebas tidak berpengaruh

terhadap variabel terikat.

3.4.4.2.Uji Simultan (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara simultan antara

variabel bebas dengan variabel terikat. Prosedur uji f dengan rumus sebagai

(58)

b. Hi : salah satu dari β 1, β 2, β 3≠ 0 ( maka secara simultan ada pengaruh

antara X1, X2, X3 terhadap Y)

c. Level of signifikan (α) = 0.05 dengan derajat bebas n-k-1

Dimana : n = jumlah data, k = jumlah variabel bebas

d. Menentukan f hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Fhit =

² / ( – ) ( ² ) / ( ) Keterangan :

Fhit = F hasil perhitungan

R2 = Koefisien Variabel

k = jumlah variabel

n = jumlah sampel

e. Kriteria pengujian sebagai berikut :

1. Jika f hitung > f tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima ( berarti

secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel

terikat).

2. Jika f hitung < f tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak (berarti

secara simultan variabel bebas tidak berpengaruh terhadap

variabel terikat).

Atau

(59)

2. Jika nilai signifikan > 0,05 maka variabel bebas tidak

(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskr ipsi Objek Penelitian

4.1.1 Sejar ah Singkat PT. Bur sa Efek Indonesia (BEI)

Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Efek Indonesia diswastakan dan mulai menjalankan pasar saham di Indonesia, sebuah awal pertumbuhan baru setelah terhenti sejak didirikan pada awal abad ke – 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan kolonial Belanda, Bursa Efek pertama di Indonesia di dirikan Batavia, pusat pemerintah colonial Belanda yang dikenal sebagai Jakarta saat ini.

Bursa Batavia sempat ditutup selama perang dunia pertama dan kemudian di buka lagi pada tahun 1952. Selain Bursa Batavia, pemerintah colonial juga mengkeuangkan bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan Bursa Saham ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara Jepang di Batavia.

(61)

sahampun mulai meningkat seiring dengan perkembangan pasar financial dan sektor swasta. Pada tanggal 16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh perseroan terbatas PT. Bursa Efek Surabaya. Pada tahun 1992, bursa saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta ini mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM menjadi Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Selanjutnya, pada tahun 1993 pemerintah melalui Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE) mendirikan Bursa Paralel Indonesia (BPI) untuk mengakomodasi transaksi diluar bursa ( Over The Counter ). Perkembangan berikutnya, pada tahun 1995 BPI digabungkan dengan BES dan setelah penggabungan BES telah mampu mengembangkan fasilitas pencatatan dan perdagangan bagi perusahaan menengah kecil serta obligasi/ surat hutang.

Pada tanggal 22 Mei 1995 Bursa Efek Jakarta meluncurkan Jakarta

Automated Trading System (JATS), sebuah system perdagangan otomotisasi

yang menggantikan system perdagangan manual. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan dibanding sistem perdagangan manual. Pada tanggal 10 November 1995 Pemerintah mengeluarkan Undang- Undang no. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.

(62)

pasar dan menghindari peristiwa saham hilang dan pemalsuan saham dan juga untuk mempercepat proses penyelesaian transaksi.

Pada tahun 2002, Bursa Efek Jakarta mulai menerapkan perdagangan jarak jauh ( Remote Trading ) sebagai upaya meningkatkan akses pasar, efisiensi pasar, kecepatan dan frekuensi perdagangan.

Sejak tahun 2002 hingga sekarang, emiten saham dan obligasi mengalami perlambatan, dan dibidang instrumen lainnya seperti derivatif dapat dikatakan belum mengalami kemajuan berarti. Kondisi ini mendorong perlunya perhatian pemerintah, dalam hal ini BAPEPAM dan pelaku pasar, perlu melakukan sesuatu yang strategis untuk mencapai percepatan pertumbuhan jumlah emiten saham dan obligasi serta perkembangan produk-produk yang dapat diperdagangkan di bursa. Salah satu pendekatan yang direncanakan oleh pemerintah sebagaimana dituangkan dalam Master

Plan Pasar Modal 2005-2009 yaitu penggabungan BES dan BEJ.

Penggabungan kedua Bursa ini diyakini dapat menghasilkan sinergi sehingga efisiensi pasar modal dapat tercapai. Bursa Efek Indonesia (BEI) didirikan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 1 Desember 2007 yang merupakan penggabungan antara Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).

(63)

2. Bursa yang kompetitif adalah bursa yang memiliki kinerja baik sehingga mampu bersaing dengan bursa-bursa lain di tingkat Internasional, serta dapat menciptakan suatu perdagangan yang wajar, teratur dan efisien.

b. Misi

1. Menjadikan Bursa Efek Indonesia sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional serta menjadi gerbang investasi bagi investor local maupun asing.

2. Menjadi lembaga bursa yang berwibawa, transparan, memiliki integritas yang tinggi serta sebagai insitusi yang dinamis dan tanggap terhadap perubahan pasar dan teknologi dengan tetap memperhatikan perlindungan investor.

4.2 Deskr ipsi Hasil Penelitian

Data yang digunakan dalam analisis ini adalah laporan keuangan yang diterbitkan oleh beberapa perusahan pertambangan setiap tahun di Bursa Efek Indonesia berupa data Indonesian Capital Market Directory (ICMD) periode 2009-2012 yang berjumlah 36 perusahaan pertambangan.

4.2.1 Perubahan laba (Y) perusahaan pertambangan

(64)

Tabel 4.1

Perubahan Laba Pada Perusahaan Pertambangan dari tahun 2010-2012

(65)

Berdasarkan tabel 4.1, bahwa telah terjadi penurunan perubahan laba pada perusahaan pertambangan tahun 2010-2012 dari 36 perusahaan terdapat 28 perusahaan yang mengalami penurunan perubahan laba yaitu antara lain : PT Adaro Energy Tbk, PT Aneka Tambang Tbk, PT Atlas Resources Tbk, PT Aptk Resources Tbk, PT Bayan Resources Tbk, PT Benakat Petroleum Energy Tbk, PT Berau Coal Energy Tbk, PT Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Bumi Resources Tbk, PT Cita Mineral Investindo Tbk, PT Citatah Industri Marmer Tbk, PT Delta Dunia Makmur, Tbk, PT Elnusa Tbk, PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk, PT Garda Tujuh Buana Tbk, PT Golden Energy Mines Tbk, PT Harum Energy Tbk, PT Indika Energy Tbk, PT Indo Tambangraya Megah Tbk, PT J Resources Asia Pasifik Tbk, PT Medco Energi Internasional Tbk, PT Mitra Investindo Tbk, PT Perdana Karya Perkasa Tbk, PT Sugih Energy Tbk, PT Surya Esa Perkasa Tbk, PT Timah Tbk, PT Vale Indonesia Tbk.

4.2.2 Likuiditas (X1) perusahaan pertambangan

(66)

Tabel 4.2

Likuiditas Pada Perusahaan Pertambangan dari Tahun 2010-2012

(67)

perusahaan yang mengalami penurunan likuiditas yaitu antara lain PT Aneka Tambang Tbk, PT Atlas Resources Tbk, PT Aptk Resources Tbk, PT Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk, PT Bumi Resources Tbk, PT Cita Mineral Investindo Tbk, PT Citatah Industri Marmer Tbk, PT Delta Dunia Makmur, Tbk, PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk, PT Golden Energy Mines Tbk, PT Harum Energy Tbk, PT Indo Tambangraya Megah Tbk, PT J Resources Asia Pasifik Tbk, PT Perusahaan Gas Negara Tbk, PT Renuka Coalindo Tbk, PT Samindo Resources Tbk, PT Sugih Energy Tbk.

4.2.3 Aktivitas (X2) perusahaan pertambangan

(68)

Tabel 4.3

Aktivitas Pada Perusahaan Pertambangan dari tahun 2010-2012

No Nama Perusahaan Tahun

17 PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk 0,63 0,61 0,356

(69)

mengalami penurunan aktivitas yaitu antara lain : PT Adaro Energy Tbk, PT Aneka Tambang Tbk, PT Atlas Resources Tbk, PT Aptk Resources Tbk, PT Bayan Resources Tbk, PT Benakat Petroleum Energy Tbk, PT Berau Coal Energy Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Bumi Resources Tbk, PT Cita Mineral Investindo Tbk, PT Citatah Industri Marmer Tbk, PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk, PT Golden Eagle Energy Tbk, PT Harum Energy Tbk, PT Indika Energy Tbk, PT J Resources Asia Pasifik Tbk, PT Leyand Internasional Tbk, PT Medco Energi Internasional Tbk, PT Mitra Investindo Tbk, PT Perdana Karya Perkasa Tbk, PT Renuka Coalindo Tbk, PT Sugih Energy Tbk, PT Surya Esa Perkasa Tbk, PT Timah Tbk, PT Vale Indonesia Tbk.

4.2.4 Leverage (X3) perusahaan pertambangan

(70)

Tabel 4.4

Leverage Pada Perusahaan Pertambangan pada tahun 2010-2012

(71)

mengalami penurunan leverage yaitu antara lain : PT Adaro Energy Tbk, PT Aptk Resources Tbk, PT Benakat Lumbung Energy & Metal Tbk, PT Central Omega Resources Tbk, PT Cita Mineral Investindo Tbk, PT Elnusa Tbk, PT Garda Tujuh Buana Tbk, PT Golden Eagle Energy Tbk, PT Indika Energy Tbk, PT Indo Setu Bara Resources Tbk, PT J Resources Asia Pasifik Tbk, PT Leyand Internasional Tbk, PT Mitra Investindo Tbk, PT Perdana Karya Perkasa Tbk, PT Perusahaan Gas Negara Tbk, PT Surya Esa Perkasa Tbk, PT Vale Indonesia Tbk.

4.3 Analisa Data 4.3.1 Uji normalitas

(72)

Table 4.5 Nor malitas data

Sumber : Lampiran

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, menunjukkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal, karena nilai signifikansi variable dependen dan independen melebihi nilai 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa distribsinya dinyatakan memenuhi asumsi normalitas.

4.3.2 Uji asumsi klasik 4.3.2.1 Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan Untuk mengetahui apakah antar variabel independen yang dipergunakan dalam penelitian ini mempunyai korelasi, maka dilakukan pengujian multikolinearitas. Uji multikolinearitas dilakukan dengan menghitung nilai Variance Inflation Factor (VIF) tiap-tiap variabel independen. Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance >0.10

(73)

Table 4.6

Hasil pengujian multikolonieritas

M odel

collinearit y st atist ics

Tolerance VIF

Const ant

Current Rat io 0.966 1.035

Perput aran Tot al Akt ifa 1 1

Debt Ratio 0.966 1.035

Sumber : Lampiran

Dalam pengujian asumsi klasik terhadap analisis regresi linier berganda ini menyatakan bahwa hasil analisis penelitian ini menunjukkan tidak adanya gejala multikolinieritas dimana nilai VIF pada variabel tidak lebih besar dari 10 maka variabel ini disimpulkan tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas.

4.3.2.2. Uji Heteroskedastisitas

(74)

Table 4.7

Hasil pengujian Heteroskedastisitas

Sumber : Lampiran

Hasil analisis menunjukkan bahwa pada variabel untuk untuk Current ratio (X1), perputaran total aktiva (X2), dan Debt Ratio (X3) TIDAK mempunyai

korelasi yang signifikan antara residual dengan variabel bebasnya, maka hasil analisis ini dapat disimpulkan semua variabel penelitian Tidak terjadi Heteroskedastisitas. sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variable penelitian memenuhi asumsi Non Heteroskedastisitas.

(75)

4.3.2.3 Autokorelasi

Autokorelasi : adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 ( sebelumnya) .

Catatan: autokorelasi pada sebagian besar data time series. Deteksi autokorelasi.

a. Besarnya angka durbin waston

Patokan : Angka D-W dibawah -2 ada autokorelasi positif Angka D-W di tas +2 ada autokorelasi negative

Angka berada di antara -2 sampai +2 tidak ada autokorelasi. Atau membandingkan dengan tabel durbin Watson

(76)

c. Nilai F hitung tinggi (signifikan)

d. Tapi tak satupun (atau sedikit sekali) diantara variabel bebas yang signifikan. Table 4.8

hasil uji autokorelasi

Sumber : lampiran

Untuk asumsi klasik yang mendeteksi adanya autokorelasi disisni dilihat dari hasil yang menunjukan hasil analisis bahwa nilai durbin Watson sebesar 2.037, untuk mengetahui apakah terkena autokorelasi atau tidak perlu di lihat pada grafik autokorelasi yang ada di atas. Untuk melihat letak durbin watson pada grafik langkah pertama harus mencari nilai dari DL dan DU pada tabel durbin watson. Dengan melihat tabel durbin watson pada n 108 dan pada k 3 ( jumlah variabel independen ) di dapatkan hasil bahwa DL = 1.307 dan DU = 1.655, dan 4 – DU ( 4 – 1.655 ) = 2.345 , 4 – DL ( 4 – 1.307 ) = 2.693. dari perhitungan di atas menunjukan bahwa nilai dari durbin watson terletak di tengah yaitu pada daerah bebas autokorelasi.

Model Summaryb

.064a .004 -.025 70.90461 2.037

Model

Predictors: (Constant), x3=Debt Rasio, x2=Perputaran Total Aktiva, x1=Current Rasio

a.

(77)

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah dan besarnya pengaruh antara variabel bebas yaitu Likuiditas, Aktivitas, Leverage terhadap variabel terikat yaitu perubahan Laba pada perusahaan Pertambangan di PT Bursa Efek

Hasil persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a = -11,408 memiliki arti jika Likuiditas, Aktivitas dan Leverage sama dengan

Coefficientsa

-11.408 12.534 -.910 .365

.236 .613 .038 .385 .701 .038 .966 1.035

1.882 3.812 .048 .494 .622 .048 1.000 1.000

3.985 16.972 .023 .235 .815 .023 .966 1.035

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Gambar 3.1 Statistik d Durbin-Watson (Gujarati, 2000: 216)
Tabel 4.1
Tabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan situs ini menggunakan Hypertext Preprocessor, Structured query language sebagai relation database management system,Apache sebagai webserver dan Macromedia

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi terkait pengaruh bionutrien AMA 2 dan bionutrien PBAG 2 dengan penambahan ion logam yang sama

Untuk menetapkan dominansi atau tingkat penguasaan seluruh jenis dalam tegakan pada penelitian ini dengan menggunakan Indeks Nilai Penting (INP) yang merupakan

Media komputer dan internet dikatakan harus sesuai dengan materi yang diajarkan karena media jika tidak sesuai dengan materi yang diajarkan maka kedudukan media

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat AllahSWT yang mana telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

Pengaruh Paclobutrazol terhadap Karakteristik Fisiologis dan Hasil Kacang Tanah ( Arachis hypogaea L. ) Varietas Sima dan Kelinci. (Dibimbing oleh

Tugas akhir dengan judul : ”STUDI PENGARUH SAMBARAN PETIR TERHADAP KONTINUITAS PENYALURAN TENAGA LISTRIK PADA SISTEM TRANSMISI 150 KV PURWOREJO- WATES”, disetujui dan disahkan

12 points, the font size of Word's built-in &#34;Normal&#34; style that gets automatically inserted into your document if you don't explicitly define it using a w:style element.