DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
SKRIPSI
Diajukan Oleh : FAZRIYAH EVAWANTI
1012010005/FE/EM
FAKULTAS EKONOMI
LABA PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Disusun oleh :
FAZRIYAH EVAWANTI
1012010005 / FE / EM
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 28 Februari 2014
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dra.Ec. Nurjanti Takarini, Msi Dra.Ec. Nurjanti Takarini, Msi NIP. 19650814 199103 2001
Sekr etaris
Sugeng Pur wanto, SE, MM Anggota
Dr s.Ec. Herry Alw, MM
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Penyusunan skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian syarat penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam penyusunan skripsi penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulisb mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhajir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
selama masa perkuliahan.
6. Yang terhormat Bapak, Ibu yang telah memberikan dukungan dan do’a yang diberikan kepada penulis.
7. Semua pihak yang membantu sahabat-sahabatku yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi. Akhirnya dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, Februari 2014
KATA PE NGANTAR ... .. i
DAFTAR ISI ... .. iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
ABSTRAKSI ... . x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 11
2.2 Landasan Teori ... 13
2.2.1 Laporan keuangan... 13
2.2.1.1 Pengertian laporan keuangan…... 13
2.2.1.2 Bentuk-bentuk laporan keuangan... ... 13
2.2.2.1 Pengertian rasio keuangan…... 18
2.2.2.2 Bentuk-bentuk rasio keuangan... 18
2.2.3 Pengertian Perubahan Laba... 31
2.3 Pengaruh Likuiditas, Aktivitas dan Leverage Terhadap Perubahan Laba... 33
2.3.1 Pengaruh Likuiditas Terhadap Perubahan Laba... 33
2.3.2 Pengaruh Aktivitas Terhadap Perubahan Laba………... 34
2.3.3 Pengaruh Leverage Terhadap Perubahan Laba……….. 35
2.4 Model konseptual ... 37
2.5 Hipotesis ... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 38
3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 41
3.2.1 Populasi ... 41
3.2.2 Sampel ... 41
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 42
3.3.1 Jenis Data ... 42
3.4.2 Uji Normalitas ... 44
3.4.3 Uji Asumsi Klasik... 44
3.4.4 Uji Hipotesis ... 47
3.4.4.1 Uji Parsial ( Uji t ) ... 47
3.4.4.2 Uji Simultan (Uji F) ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PE MBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 50
4.1.1 Sejarah PT Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 50
4.1.1.1 Visi dan Misi (BEI) ... 52
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ...53
4.2.1 Perubahan Laba (Y) Perusahaan Pertambangan ...53
4.2.2 Likuiditas (X1) Perusahaan Pertambangan ...55
4.2.3 Aktivitas (X2) Perusahaan Pertambangan ...57
4.2.4 Leverage (X3) Perusahaan Pertambangan ...59
4.3 Analisa Data ...61
4.3.1 Uji Normalitas ... 61
4.3.2 Uji Asumsi Klasik ...62
4.3.4 Pengujian Hipotesis ...68
4.3.4.1 Hasil Uji F ...68
4.3.4.2 Hasil Uji t ...70
4.4 Pembahasan ... 71
4.4.1 Pengaruh Likuiditas (X1) Terhadap Perubahan Laba (Y) ...71
4.4.2 Pengaruh Aktivitas (X2) Terhadap Perubahan Laba (Y) ...73
4.4.3 Pengaruh Leverage (X3) Terhadap Perubahan Laba (Y) …...74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...76
5.2 Saran ...77
DAFTAR PUSTAKA
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Oleh :
FAZRIYAH EVAWANTI Abstraksi
Perubahan laba pada perusahaan pertambangan secara keseluruan mengalami fluktuasi yang cenderung menurun berdasarkan data diketahui bahwa kondisi laba perusahaan pertambangan pada tahun terakhir mengalami penurunan yaitu tahun 2011 dan tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Likuiditas, Aktivitas dan Leverage terhadap perubahan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Objek yang digunakan dalam penelitian ini semua perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 36 perusahaan mulai tahun 2009 sampai 2012. Teknik penentuan sampel yang digunakan sampel jenuh yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa Likuiditas, Aktivitas,
Leverage belum mampu memberikan pengaruh yang nyata terhadap perubahan
laba pada perusahaan pertambangan.
BAB I
Pendahuluan
1.1Latar Belakang
Setiap entitas usaha, baik badan hukum maupun perseorangan, tidak dapat terlepas dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan. Laporan tersebut terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan (IAI, 2002). Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya kepada para pemilik perusahaan atas kinerja yang telah dicapainya serta merupakan laporan akuntansi utama yang mengkomunikasikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam membuat analisa ekonomi dan peramalan untuk masa yang akan datang.
dasarnya mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan yang dilihat dari kinerja manajemen. Salah satu parameter kinerja tersebut adalah laba. Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktivitas atau penururnan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan equitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Laporan laba rugi di dalamnya tercantum laba rugi yang dialami oleh perusahaan tersebut. Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistimatis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang di peroleh oleh suatu perusahaan pada periode tertentu. (Munawir,2002;13)
sebesar -10,64601972 turun menjadi -740,5931216 pada tahun 2012. Perubahan laba pada perusahaan pertambangan secara keseluruan mengalami fluktuasi yang cenderung menurun seperti PT Adaro Energy Tbk pada tahun 2009 laba bersih sebesar 4.367.252 mengalami penurunan pada tahun 2010 2.207.313 mengalami peningkatan pada tahun 2011 5.006.470 dan mengalami penurunan kembali tahun 2012 3.300.209, PT Bumi Resources Tbk pada tahun 2009 laba bersih 1.790.218 mengalami peningkatan pada tahun 2010 2.392.058 2011 menurun 1.950.547 tahun 2012 mengalami penurunan kembali -6.374.637.
Perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi laba, yang akan membantu perusahaan dalam mendapatkan kepercayaan dari investor agar mereka mau menanamkan modal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi laba adalah sebagai berikut:
dan tahun 2012 menurun menjadi sebesar 84,79 Semakin besar current assets semakin mudah perusahaan itu membayar hutang. Dan semakin tinggi rasio lancar menunjukkan perubahan laba yang tinggi (Kuswadi 2005:79). Menurut penelitian sebelumnya oleh (Nurmala 2007: 52 dalam Agus dan Pujiati 2011) yang menyimpulkan bahwa Rasio lancar secara parsial berpengaruh positif terhadap perubahan laba, sehingga likuiditas berpengaruh positif signifikan dalam memprediksi perubahan laba, semakin tinggi likuiditas maka akan berpengaruh juga meningkatnya laba pada perusahaan.
Pengaruh rasio Total Asset Turn Over (TATO) terhadap perubahan laba bersih perusahaan adalah semakin cepat tingkat perputaran aktivanya maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin meningkat, karena perusahaan sudah dapat memanfaatkan aktiva tersebut untuk meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan. Kenaikan pendapatan dapat menaikkan laba bersih perusahaan (Hanafi dan Halim, 2007). Hal ini didukungpenelitian sebelumnya oleh (Purnawati 2005: 50 dalam Agus dan Pujiati 2011) tentang kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba. Dengan menggunakan delapan rasiokeuangan dan hasil menyimpulkan bahwa Perputaran Total Aktiva (TATO) berpengaruhterhadap perubahan laba.
yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Penggunaan financial leverage yang tinggi akan meningkatkan rentabilitas modal saham (return on equity) dengan cepat, sehingga apabila penjualan menurun maka rentabilitas modal sahamakan menurun cepat pula. Menurut Weston dan Copeland 1989 dalam (Noor 2008 dalam Agus dan Pujiati 2011), para kreditor lebih menyukai rasio hutang yang moderat, semakin rendah rasio ini akan ada semacam perisai sehingga kerugian yang diderita semakin kecil saat dilikuidasi, sebaliknya pemilik lebih menyukai rasiohutang yang tinggi, karena leverage yang tinggi akan memperbesar laba bagi perusahaan. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan perusahan dalam memprediksi laba di masa depan dengan melihat resiko dari keputusan yang diambil. Sehingga rasio total hutang terhadap total aset mempunyai pengaruh negatif terhadap perubahan laba.Hal ini didukung oleh peneliti sebelumnya oleh (Noor 2008 dalam Agus dan Pujiati 2011) tentang analisis kegunaan rasio-rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba (studiempiris: pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI) dengan menggunakan tiga belas rasio keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio total hutang terhadap total aset (debt ratio) berpengaruh negative signifikan terhadap perubahan laba. Setiap peningkatan debt ratio akan berdampak pada penurunan perubahan laba.
penelitian ini untuk menguji kembali variable-variabel yang dikemukakan oleh beberapa ahli dan peneliti yang tersebut diatas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laba, apakah beberapa variable yang penulis pilih tersebut konsisten terhadap penelitian pada perusahaan-perusahaan Pertambangan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini mencoba menjelaskan bagaimana pengaruh Likuiditas, Aktivitas, Leverage terhadap laba pada perusahaan Pertambangan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009-2012.
Dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Di Bur sa Efek Indonesia (BEI) ”
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan pertambangan?
2. Apakah aktivitas berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan pertambangan?
3. Apakah leverage berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan pertambangan?
2. Untuk mengetahui pengaruh Aktivitas terhadap perubahan laba pada perusahaan pertambangan?
3. Untuk mengetahui pengaruh Leverage terhadap perubahan laba pada perusahaan pertambangan?
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
Menerapkan ilmu yang selama masa perkuliahan dan untuk mengukur sejauh mana ilmu yang diperoleh serta memberikan gambaran secara realitas mengenai permasalahan yang berhubungan dengan pengaruh Likuiditas, Aktivitas dan Leverage terhadap perubahan laba.
2. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan
a. Bagi perusahaan dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan operasional perusahaan sehingga akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi.
b. Bagi investor dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan penanaman modal dalam suatu perusahaan.
3. Universitas
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Ter dahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan masukan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini
adalah:
a. Agus dan Pujiati (2011)
Judul “ Analisis Rasio keuangan dalam mememprediksi perubahan laba
pada perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
singapura (SGX) “.Pengolahan data dalam penelitian tersebut adalah
menggunakan regresi linear berganda. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
dengan uji F semua variabel independen analisis rasio keuangan (rasio lancar,
perputaran total aktiva, total hutang terhadap total aset, profit margin, ROA,
dan ROE) berpengaruh signifikan dalam memprediksi perubahan laba pada
perusahaan real estate dan properti di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2004-2009. Sedangkan berdasarkan hasil Uji t dapat disimpulkan bahwa Rasio
likuiditas (rasio lancar) dan rasio profitabilitas (profit margin) berpengaruh
signifikan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan real estate dan
b. Syamsudin dan Primayuta (2009)
Judul “ rasio keuangan dan prediksi perubahan laba perusahaan manufaktur
yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) ”Pengolahan data dalam
penelitian tersebut adalah menggunakan regresi linear berganda. Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:(1) Hasil uji t menunjukkan bahwa current ratiodan debt to
equity ratio berpengaruh negative terhadap perubahan laba. Variabel current
ratio dan total asset turn over berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.
Berarti hipotesis pertamayang menyatakan “Variabel current ratiodan debt to
equity ratio, nett profit margin, dan total asset turn over, terbukti hanya untuk
variable current ratio dan total asset turn over. Sedangkan untuk variabel debt
2.2 La nda san teor i
2.2.1 La por an Keuangan
2.2.1.1 Penger tia n Lapor an Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat di gunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2002:2)
2.2.1.2Bentuk – Bentuk Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2002:13) macam-macam laporan keuangan :
a. Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta
modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah
untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal
tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku di tutup dan di tentukan
sisanya pada suatu akhir tahun fiscal atau tahun kalender, sehingga neraca
sering disebut dengan balance sheet. Dengan demikian neraca terdiri dari
tiga bagian utama yaitu :
1. Aktiva
Pada dasarnya aktiva dibagi menjadi dua bagian utama yaitu
aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Aktiva lancar adalah uang kas
ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode
berikutnya paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan
perusahaan yang normal. Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang
mempunyai umur kegunaan relative permanen atau jangka panjang
(mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan
habis dalam satu kali perputaran perusahaan ).
2. Hutang
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada
pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan
sumberdana atau modal perusahaanyang berasal dari kreditor. Hutang
atau kewajiban perusahaan dapat di bedakan kedalam hutang lancar
(hutang jangka pendek ) dan hutang jangka panjang.
3. Modal
Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik
perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus
dan laba yang di tahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.
b. Laporan laba rugi
Laporanlaba rugi merupakan suatu laporan yang sistimatis tentang
penghasilan, biaya ,rugi laba yang di peroleh oleh suatu perusahaan pada
c. Laporan aliran kas
Laporan ini menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar bersih
pada suatu periode, hasil dari ketiga kegiatan pokok perusahaan yaitu
operasi, investasi, dan pendanaan. Aliran kas diperlukan terutama untuk
mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya.
2.2.1.3Tujuan Pela por an Keua ngan
Menurut Kasmir (2008:11) tujuan pembutan atau penyusunan laporan
keuangan yaitu :
a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki
perusahaan saat ini
b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
c. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jumlah pendapatan yang
di peroleh pada suatu periode tertentu.
d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang di
keluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada
aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam
g. Memberikan informasi tentang catatan atas laporan keuangan.
2.2.1.4Pemakai Lapor an Keuangan
Menurut Kasmir (2008:19) pihak yang berkepentingan terhadap
laporan keuangan adalah :
a. Pemilik
Kepentingan bagi para pemegang saham yang merupakan pemilik
perusahaan terhadap hasil laporan keuangan adalah :
1. Untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini.
2. Dan kemajuan perusahaan dalam suatu periade.
3. Untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah di tetapkan.
b. Manajemen
Bagi pihak manajemen laporan keuangan digunakan untuk :
1. Menilai dan mengevaluasi kinerja mereka dalam suatu periode.
2. Melihat kemampuan mereka mengoptimalkan sumberdaya yang
dimiliki perusahaan.
3. Melihat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan saat ini
sehingga dapat menjadi dasar pengambilan keputusan dimasa yang
akan datang.
c. Kreditor
Kepentingan pihak kreditor terhadap laporan keuangan perusahaan
sebelumnya, bagi pihak kreditor prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan
dana ( pinjaman ) kepada berbagai perusahaan sangat di perlukan.
d. Pemerintah
Arti penting laporan keuangan bagi pihak pemerintah adalah :
1. Untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh
keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
2. Untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap negara dari hasil
laporan keuangan yang di laporkan. Dari laporan ini akan terlihat
jumlah pajak yang harus di bayar kepada negara secara jujur.
e. Investor
Bagi investor yang ingin menanamkan dananya dalam suatu usaha
sebelum memutuskan untuk membeli saham, perlu mempertimbangkan
banyak hal secara matang. Dasar pertimbangan investor adala laporan
keuangan, dalam hal ini investor akan melihat prospek usaha ini sekarang
dan masa datang. Prospek yang di maksud adalah keuntungan yang di
perolehnya serta perkembangan nilai saham kedepan, setelah itu investor
2.2.2Rasio keuangan
2.2.2.1 Penger tian Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap, 2009: 297)
Sedangkan menurut Kasmir (2008:104) rasio keuangan merupakan
kegiatan membandingkan angka – angka yang ada dalam laporan keuangan
dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat
dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan
keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan.
Kemudian angka yang di perbandingkan dapat berupa angka – angka dalam
satu periode maupun beberapa periode.
2.2.2.2Bentuk – Bentuk Rasio Keuangan
Terdapat berbagai jenis rasio keuangan yang dapat memberikan
informasi mengenai suatu perusahaan, setiap rasio keuangan memiliki tujuan,
kegunaan, dan arti tertentu. Menurut Kasmir (2008:110) bentuk – bentuk rasio
a. Rasio Likuiditas
1. Penger tian Rasio Likuiditas
Menurut Harahap (2009:301), rasio likuiditas merupakan rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Untuk dapat memenuhi kewajibannya yang
sewaktu-waktu ini, maka perusahaan harus mempunyai alat-alat untuk
membayar yang berupa aset-aset lancar yang jumlahnya harus jauh
lebih besar dari pada kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayar
berupa kewajiban-kewajiban lancar.
2. Tujuan dan ma nfaat r asio likuidita s
a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih.
b. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.
c. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan
sediaan atau piutang.
d. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan
e. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar utang.
f. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan
dengan perencanaan kas dan utang.
g. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari
waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa
periode.
h. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan.
i. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki
kinerjanya.
3. J enis-J enis Rasio Likuiditas
Secara umum tujuan utama rasio keuangan digunakan adalah
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya. Disamping itu rasio likuiditas dapat diketahui hal-hal
lain yang lebih spesifik yang juga masih berkaitan dengan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.
Jenis-Jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan
untuk mengukur kemampuan yaitu :
a. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar
menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa
dipergunakan untuk melunasi hutang lancar. Rasio cepat dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut : (Kasmir,2008:137)
QR = Akt iva Lancar − Persediaan Hutan g Lancar
b. Cast Ratio (CR)
Cash Ratio (CR) adalah merupakan rasio yang membandingkan
antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan
hutang lancar. Cash Ratio (CR) dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut : (Kasmir,2008:139)
CR = Ka s + Efek Hutan g Lan car
c. Net Wor king Capital
NWC merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur dan
membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja
perusahaan. Rumusan untuk mencari NWC dapat digunakan sebagai
berikut : (Kasmir,2008:142)
NWC = Per sed iaan
Tot al aktiva− Total ut an g lancar
d. Rasio La nca r (Current Ratio)
Rasio lancar adalah rasio yang paling sering membandingkan
pendek. Aktiva lancar di sini meliputi kas, piutang dagang, efek,
persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek
meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan
hutang lainnya yang harus dibayar. Current Ratio dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut : (Kasmir,2008:135)
CR = Aktiva La ncar Hutan g Lan car
Semakin besar current assets semakin mudah perusahaan itu
membayar hutang. Dan semakin tinggi rasio lancar menunjukkan
perubahan laba yang tinggi (Kuswadi 2005:79).
b. Rasio Aktivitas
1.Penger tian Rasio Aktivitas
Menurut Harahap (2009:308), rasio aktivitas menggambarkan aktivitas
yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam
kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. Rasio ini dinyatakan
sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen aset. Elemen aset
sebagai pengguna dana seharusnya bisa dikendalikan agar bisa dimanfaatkan
secara optimal. Semakin efektif dalam memanfaatkan dana semakin cepat
perputaran dana tersebut, karena rasio aktivitas umunya diukur dari
2. Tujua n dan Manfaa t Rasio Aktivitas
a. Untuk mengukur beberapa lama penagihan piuutang selama
satu periode;
b. Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang;
c. Untuk mengetahui berapa hari rata-rata sediaan tersimpan
dalam gudang;
d. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam
modal kerja berputar dalam satu periode;
e. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam
aktiva tetap berputar dalam satu periode;
f. Digunakan untuk mengukur penjualan terhadap penggunaaan
semua aktiva perusahaan.
4. J enis-J enis Rasio Aktivitas
a . Total Assets Tur nover
Total Assets Turnover digunakan untuk mengukur perputaran
semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa
penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Rumusnya
sebagai berikut : (Kasmir,2008:185)
Pengaruh rasio Total Asset Turn Over (TATO) terhadap
perubahan laba bersih perusahaan adalah semakin cepat tingkat
perputaran aktivanya maka laba bersih yang dihasilkan akan
semakin meningkat, karena perusahaan sudah dapat
memanfaatkan aktiva tersebut untuk meningkatkan penjualan
yang berpengaruh terhadap pendapatan.
b. Receivable Tur nOver
Receivable TurnOver digunakan untuk mengukur berapa lama
penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang
ditanam dalam piutang ini berputar dalam periode tertentu.
Rumusnya sebagai berikut : (Kasmir,2008:176)
Receivable Tur n over = Penju alan Kred it Rata− Rata Piutang
c. Fixed Assets Tur n Over
Fixed Assets Turn Over digunakan untuk mengukur berapa
kali dana yang digunakan dalam aktiva tetap berputar dalam satu
periode atau untuk mengukur apakah perusahaan sudah
menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum.
Fixed Assets Tur n Over = Pen ju alan Total Aktiva Tetap
d. Inventor y Tur n Over
Inventory Turn Over digunakan untuk mengukur berapa kali
dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu
periode tertentu. Rumusnya sebagai berikut : (Kasmir,2008:180)
Inventor y Tur nover = Har ga Pokok Penju alan Per sediaan
e. Wor king Ca pital Tur n Over
Working Capital Turn Over digunakan untuk mengukur atau
menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode
tertentu artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama
suatu periode atau dalam suatu periode tertentu. dihitung dengan
rumus berikut : (Kasmir,2008:182)
c. Rasio Lever age
1.Penger tian Rasio Leverage
Menurut Harahap (2009:306), rasio leverage merupakan rasio yang
mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh kewajiban atau pihak luar
dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh ekuitas. Setiap
penggunaan utang oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap rasio dan
pengembalian. Rasio ini dapat digunakan untuk melihat seberapa resiko
keuangan perusahaan.
2. Tujua n dan Manfaa t Rasio Lever age
a. Untuk menilai dan mengetahui kemampuan posisi perusahaan
terhadap kewajiban kepada pihak lainnya;
b. Untuk menilai dan mengetahui kemampuan perusahaan
memebuhi kewajiban yang bersifat tetap;
c. Untuk menilai dan mengetahui keseimbangan antara nilai
aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal;
d. Untuk menilai dan mengetahui seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai oleh utang;
e. Untuk menilai dan mengetahui seberapa besar utang
f. Untuk menilai dan mengetahui atau mengukur berapa bagian
dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang
jangka panjang;
g. Untuk menilai dan mengetahui berapa dana pinjaman yang
segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya modal sendiri
3. J enis-J enis Rasio Lever age
Penggunaan rasio leverage disesuaikan dengan tujuan perusahaan.
Perusahaan dapat menggunakan rasio leverage secara keseluruhan atau
sebagai dari masing-masing jenis rasio leverage yang ada. Penggunaan rasio
secara keseluruhan artinya seluruh jenis rasio yang dimiliki perusahaan,
sedangkan sebagian artinya perusahaan hanya menggunakan beberapa jenis
rasio yang dianggap perlu untuk diketahui.
a. Debt Ratio
Debt ratio (DR) adalah merupakan rasio utang yang di
gunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang
dengan total aktiva.
Debt Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
(Kasmir,2008:156):
b. Time Inter est Ear ned Ratio
Time interest earned ratio merupakan rasio antara laba
sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga. Rasio ini
mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya
berupa bunga dengan laba yang diperolehnya atau mengukur
berapa kali besarnya laba bisa menutup beban bunganya.
Rumus yang digunakan adalah : (Kasmir,2008:161)
TIER =
c. Fixed Char ge Coverage Ratio
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk
menutup beban tetapnya termasuk pembayaran dividen saham
preferen, bunga, angsuran pinjaman, dan sewa. Rumus yang
digunakan adalah : (Kasmir,2008:162)
FCCR = /
/ d. Debt to Equity Ratio (DER)
DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
utang dengan ekuitas. Semakin tinggi rasio, semakin rendah
pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.
Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka
panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan
to Equity Ratio (DER) dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut: ( Kasmir,2008:157)
DER=
d. Rasio Pr ofitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba .rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Jenis – jenis rasio
profitabilitas yaitu : (Kasmir,2008:198)
a. Net Pr ofit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM) merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan
dengan penjualan yang dicapai.Net Profit Margin dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Kasmir,2008:199)
NPM=
b. Retur n On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) juga disebut sebagai
rentabilitas ekonomis, merupakan ukuran kemampuan
yang dimiliki.Return On Asset (ROA) dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut: (Harahap ,2009:300)
ROA=
c. Retur n On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan modal
sendiri yang dimiliki.
Return On Equity (ROE) dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut: (Kasmir,2008:204)
ROE=
d. Retur n On I nvestment (ROI)
Return On Equity (ROI) merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan
digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba
yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih
setelah pajak atau EAT. Rumus yang digunakan adalah:
(Kasmir,2008:201)
e. Ear ning Per Shar e
Investor biasanya lebih tertarik dengan ukuran
profitabilitas dengan menggunakan dasar saham yang dimiliki.
Alat analisis yang dipakai untuk melihat keuntungan dengan
dasar saham adalah earning per share yang di cari dengan laba
bersih dibagi saham beredar. Rasio ini menggambarkan
besarnya penembalian modal untuk setiap satu lembar
saham.Rumus yang digunakan adalah : ( Harahap,2009:305)
EPS=
2.2.3.Penger tian Per ubahan Laba
Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1,
informasi laba memiliki manfaat dalam menilai kinerja manajemen, membantu
mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang,
memprediksi laba dan menaksir risiko dalam investasi.
Laba mengandung makna bersih atau neto yaitu sebagai net income
atau penghasilan bersih untuk suatu periode. Laba menunjukkan keuntungan
yang diperoleh perusahaan dan tercantum dalam laporan laba rugi. Laporan
laba rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan
biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk periode tertentu. Selisih antara
pendapatam-pendapatan dan biaya-biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang
dalam laporan laba rugi bermanfaat untuk (1) menilai keberhasilan atau
kegagalan operasi perusahaan dan efisiensi manajemen, (2) membuat taksiran
jumlah laba di masa yang akan datang, (3) menilai rentabilitas atau
profitabilitas modal yang ditanamkan oleh pemilik.
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba adalah
kenaiakan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk
pemasukan atau penambahan aktivitas atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan equitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman
modal. Laba yang dihasilkan perusahaan mengalami perubahan laba setiap
tahunnya sehingga dapat mempengaruhi keputusan investasi para investor.
Perubahan laba merupakan kenaikan laba atau penurunan laba per
tahun. Penilaian tingkat keuntungan investasi oleh investor didasarkan oleh
kinerja keuangan perusahaan, dapat diliat dari tingkat perubahan laba dari
tahun ke tahun. Prediksi perubahan laba sering digunakan oleh investor,
kreditur, perusahaan dan pemerintah untuk memajukan usahanya.
Memprediksi laba sangat penting dan dibutuhkan oleh berbagai pihak investor,
kreditur dan perusahaan (Kurnia, 2008: 25 dalam Agus dan Pujiati 2011).
Maka dari itu perubahan laba akan mempengaruhi keputusan investasi para
investor yang akan menanamkan modalnya ke dalam perusahaan. Hal ini
dikarenakan investor mengharapkan dana yang diinvestasikan ke dalam
Perubahan laba dengan rumus sebagai berikut :
Δ Yt = Yt− Yt_1 Yt_1
(Harahap, 2009;310)
Keterangan :
Δ Y = Perubahan laba
Yt = Laba perusahaan tertentu pada periode tertentu
Yt-1 = Laba perusahaan tertentu pada periode sebelumnya
2.3. Pengar uh Likuiditas, Aktivitas dan Lever age ter hada p per uba han La ba
2.3.1. Pengar uh Likuiditas ter hadap per ubaha n laba
Rasio Lancar merupakan salah satu rasio financial yang sangat
sering digunakan. Rasio lancar ini menunjukkan tingkat keamanan
kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang-hutang tersebut. Tidak ada ketentuan yang mutlak tentang
berapa tingkat rasiolancar yang dianggap baik atau yang harus
dipertahankan oleh suatu perusahaan karena biasanya tingkat rasio
lancar ini juga sangat tergantung kepada jenis usaha dari
masing-masing perusahaan.
Perusahaan menghasilkan laba, laba perusahaan yang dibagikan
dinamakan deviden, dan yang tidak dibagikan yaitu laba ditahan. Laba
assets semakin mudah perusahaan itu membayar hutang. Dan semakin
tinggi rasio lancar menunjukkan perubahan laba yang tinggi (Kuswadi
2005:79).
Menurut penelitian sebelumnya oleh (Nurmala 2007: 52 dalam
Agus dan Pujiati 2011) yang menyimpulkan bahwa Rasio lancar
secara parsial berpengaruh positif terhadap perubahan laba, sehingga
likuiditas berpengaruh positif signifikan dalam memprediksi
perubahan laba, semakin tinggi likuiditas maka akan berpengaruh juga
meningkatnya laba pada perusahaan.
2.3.2. Pengar uh Aktivitas ter hada p per uba han laba
Rasio perputaran total aktiva mengukur aktivitas dan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui penggunaan aktiva
tersebut. Rasio ini dapat digunakan untuk memprediksi laba karena
total aktiva dan penjualan merupakan komponen dalam menghasilkan
laba. Pengaruh rasio Total Asset Turn Over (TATO) terhadap
perubahan laba bersih perusahaan adalah semakin cepat tingkat
perputaran aktivanya maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin
meningkat, karena perusahaan sudah dapat memanfaatkan aktiva
tersebut untuk meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap
Kenaikan pendapatan dapat menaikkan laba bersih perusahaan
(Hanafi dan Halim, 2007).Menurut penelitian sebelumnya oleh
(Purnawati 2005: 50 dalam Agus dan Pujiati 2011) tentang
kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba.
Dengan menggunakan delapan rasio keuangan dan hasil
menyimpulkan bahwa Perputaran Total Aktiva (TATO) berpengaruh
positif signifikan terhadap perubahan laba yaitu semakin tinggi tingkat
aktivitas maka akan berdampak positif pada perubahan laba.
2.3.3. Pengar uh lever age ter ha dap per ubaha n laba
Menurut (Slamet 2003:35 dalam Agus dan Pujiati 2011), rasio
total hutang terhadap total aset adalah untuk menghitung seberapa
besar dana yang disediakan oleh kreditor untuk perusahaan. Dimana
rasio ini untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang)
terhadap total asset yang dimiliki perusahaan. (Slamet 2003 dalam
Agus dan Pujiati 2011), rasio yang tinggi berarti perusahaan
menggunakan leverage keuangan yang tinggi, dimana rasio yang
tinggi maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan investor akan
meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi.
Penggunaan financial leverage yang tinggi akan meningkatkan
menurun cepat pula. Menurut Weston dan Copeland: 1995 para
kreditor lebih menyukai rasio hutang yang moderat, semakin rendah
rasio ini akan ada semacam perisai sehingga kerugian yang diderita
semakin kecil saat dilikuidasi, sebaliknya pemilik lebih menyukai
rasio hutang yang tinggi, karena leverage yang tinggi akan
memperbesar laba bagi perusahaan. Hal ini berpengaruh terhadap
kemampuan perusahan dalam memprediksi laba di masa depan dengan
melihat resiko dari keputusan yang diambil. Sehingga rasio total
hutang terhadap total aset mempunyai pengaruh negatif terhadap
perubahan laba.
Menurut penelitian sebelumnya oleh (Noor 2008 dalam Agus dan
Pujiati 2011) tentang analisis kegunaan rasio-rasio keuangan dalam
memprediksi perubahan laba (studi empiris : pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI) dengan menggunakan tiga belas
rasio keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio total
hutang terhadap total aset (debt ratio) berpengaruh negative signifikan
terhadap perubahan laba. Setiap peningkatan debt ratio akan
2.4. Model konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.5. Hipotesis
1.Likuiditas berpengaruh positif terhadap perubahan laba pada Perusahaan
Pertambangan yang terdaftar di BEI?
2.Aktivitas berpengaruh positif terhadap perubahan laba pada Perusahaan
Pertambangan yang terdaftar di BEI?
3.Leverage berpengaruh negative terhadap perubahan laba pada Perusahaan
Pertambangan yang terdaftar di BEI? Likuiditas (X1)
Aktivitas (X2) Perubahan Laba(Y)
3.1. Definisi oper asional dan pengukur a n var iabel
Segala sesuatu yang dapat digunakan menjadi objek penelitian
berdasarkan atas hal-hal yang dapat didifinisikan dan dapat diamati.
Variabel-variabel yang dapat dipakai dalam penelitian mengunakan satuan ukuran
prosentase dan satuan ukuran rupiah.
Adapun difinisi operasional variabel yang akan dipakai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a . Var iabel Independen X
1. Likuiditas ( X1 )
Rasio likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi. Rasio Likuiditas
menunjukkan tingkat kemudahan relative suatu aktiva untuk segera
dikonversikan ke dalam kas dengan sedikit atau tanpa penurunan nilai
serta tingkat kepastian tentang jumlah kas yang dapat diperoleh,
sehingga digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek.
= Aktiva Lan car
2. Aktivitas (X2)
Rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva.
Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik,
sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manjemen mengevaluasi
strategi, pemasarannya, dan pengeluaran modalnya (investasi).
Perhitungan rasio perputaran total aktiva dapat dirumuskan sebagai
berikut: (Kasmir,2008:185)
= Penju alan
3. Rasio Lever age ( X3)
Rasio ini menunjukkan batasan dimana perusahaan didanai oleh
hutangnya. Leverage mempunyai berbagai implikasi yaitu pertama, para
kreditur memandang ekuitas sebagai suatu pelindung atau basis
pelunasan hutang. Kedua, dengan mengumpulkan dana melalui hutang,
pemilik memperoleh manfaat dari memegang kendali atas perusahaan
dengan kotmitmen terbatas. Ketiga, penggunaan hutang dengan tingkat
bunga yang tetap dengan saat jatuh tempo yang tertentu memperbesar
risiko bahwa perusahaan mungkin tidak dapat memenuhi
Leverage dihitung dengan menggunakan Debt Ratio, adapun
rumusnya adalah sebagai berikut: (Kasmir,2008:156):
= Tot al Hutang Total aset
b.Var ia bel Dependen Y
Perubahan laba merupakan kenaikan laba atau penurunan laba per
tahun. Penilaian tingkat keuntungan investasi oleh investor didasarkan oleh
kinerja keuangan perusahaan, dapat diliat dari tingkat perubahan laba dari
tahun ke tahun. Dalam penelitian ini laba secara umum adalah selisih dari
pendapatan di atas biaya – biaya dalam jangka waktu ( periode ) tertentu.
Laba sering di gunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan
deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi.
Rumus perubahan laba relatif sama dengan rumus pertumbuhan laba
(Nurmalasari, 2012). Laba dalam penelitian di ukur dari perubahan laba dan di
hitung dengan rumus sebagai berikut : (Harahap, 2009;310).
Δ Yt = _
_
Keterangan :
Δ Yt = Perubahan laba pada periode tertentu Yt = Laba perusahaan pada periode tertentu
3.2. Teknik penentuan sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan perusahaan yang menjadi obyek
penelitian sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam
penelitian. Dimana populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
pertambangan yang memiliki laba bersih berjumlah 36 perusahaan yang telah
menerbitkan laporan keuangan yang meliputi neraca dan laporan laba rugi
secara terus menerus.
3.2.2. Sampel
Menurut sugiyono (2010;116), Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dan populasi
harus betul-betul representative atau mewakili.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan melakukan pendekatan
melalui metode sampel jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel (sugiyono 2010: 122).
Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut dapat diperoleh 36 sampel
perusahaan pertambangan.
3.3. Teknik pengumpula n data
3.3.1. J enis data
Data merupakan faktor yang paling penting dalam penyusunan
penelitian. Adapun data yang akan digunakan adalah data nskunder yaitu
berupa laporan keuangan yang diterbitkan setiap tahun di Bursa efek Indonesia
mulai tahun 2009-2012. Laporan keuangan yang digunakan terdiri dari laporan
neraca dan laporan laba rugi masing-masing perusahaan.
3.3.2. Sumber data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa
Efek Indonesia (BEI) berupa data ICMD (Indonesian capital market directory)
mulai tahun 2009-2012.
3.3.3. Pengumpula n data
Dalam rangka memperoleh data-data yang diperlukan, maka metode
3.4. Teknik ana lisis da ta dan uji hipotesis
3.4.1. Teknik ana lisis da ta
Teknik analisis data yang digunakan dalam mencari pemecahan atas
permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah melakukan alisis
regresi linear berganda. Teknik analisis ini digunakan untuk mencari
pemecahan masalah penelitian secara individu atau parsial dan secara bersama
sama atau simultan. Penggunaan teknik analisis ini dilakukan dengan alasan
karena penelitian ini berusaha untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara
beberapa variabel bebas dengan variabel terikatnya, karena secara teoritis
keduanya mempunyai hubungan fungsional atau memiliki pengaruh.
Model hubungan yang diduga atau diperkirakan akan terbentuk pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = α + β 1X1 + β 2 X2+ β 3 X3 + ei . . . [ 3.1 ]
Keterangan :
Y = Laba
α = Konstan
β 1,2,3 = Koefisien regresi dari variabel bebas
X1 = Likuiditas
X2 = Aktivitas
Berdasarkan model yang terbentuk dapat diketahui apakah semua
variabel bebas secara individu dan bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan atau tidak terhadap perubahan laba, sehingga dapat disimpulkan
apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak.
3.4.2. Uji Nor malitas
Dalam pengujian normalitas data dengan menggunakan uji
kolmogorof-smirnov dengan menggunakan program SPSS, dimana apabila
nilai signifikan yang diperoleh lebih besar dari pada nilai signifikan yang telah
ditetapkan dalam penelitian (5%) maka data tersebut telah terdistribusi normal
( santoso,2001:97)
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data
mengikuti distribusi normal adalah :
1. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) < 5% maka distribusi tidak
normal.
2. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) > 5% maka distribusi normal.
3.4.3. Uji asumsi klasik
Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu
dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi
a . Multikolonier itas
Persamaan regresi linear berganda diasumsikan tidak terjadi
pengaruh antara variabel bebas. Apabila ternyata ada pengaruh linear atau
variabel bebas maka asumsi tersebut tidak berlaku lagi (terjadi bias).
Untuk mendeteksi adanya multikoloniaritas dapat diartikan dengan
menghitung VIF ( Varience Inflation Factor) dengan menggunkan rumus
sebagai berikut
( Gujarati,2000:171) :
VIF = Var (β) ( ∑ x)/α2
VIF menyatakan tingkat “pembengkakan ” varians. Apabila VIF
lebih besar dari 10, hal ini berarti terdapat multikolinieritas pada
persamaan regresi linear.
b. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas (varian sama) merupakan fenomena dimana
pada nilai variabel independen tertentu masing-masing kesalahan (ei)
mempunyai nilai varian yang sama besar, sebesar α 2. Jika model yang
diperoleh ternyata tidak memenuhi asumsi atau fenomena tersebut maka
dalam model tersebut terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas ini
Pengujian terhadap adanya fenomena heteroskedastisitas dilakukan
dengan menggunakan spearman’s Rank Corelation test. Pengujian adanya
fenomena heteroskedastisitas ini akan didasarkan pada hipotesis berikut
ini (Gujarati, 2000 : 188):
rs= 1-6 (∑di2/N-(N2-1)
Keterangan :
di= perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke i.
N= banyakanya data
rs= koefisien korelasi
c. Autokor elasi
Menurut Gujarati (1995: 201), autokorelasi dapat didefinisikan
sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diturunkan
menurut waktu (data time series) atau data yang diambil pada waktu
tertentu (data crossectional). Jadi dalam model regresi linier diasumsikan
tidak terdapat gejala autokorelasi. Artinya nilai residual (Y obsevasi – Y
prediksi) pada waktu ke-t (et) tidak boleh ada hubungan dengan nilai
residual periode sebelum (et-1). Identifikasi ada atau tidaknya gejala
autokorelasi dapat di tes dengan menghitung nilai Durbin Watson (d tes)
dengan persamaan : (Gujarati, 2000:215)
Keterangan :
d = Nilai Durbin Watson
et = Residual pada waktu ke-t
et-1 = Residual pada waktu ke t-1 (satu periode sebelunnya)
Banyaknya data time series minimal yang dapat dihitung dengan Durbin
Watson adalah enam buah data dengan satu variabel.
Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva berikut :
Gambar 3.1 Statistik d Durbin-Watson (Gujarati, 2000: 216)
3.4.4. Uji hipotesis
3.4.4.1.Uji Par sia l (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Prosedur uji t dengan rumus sebagai
berikut :
a. H0 : β 1, β 2, β 3= 0 (tidak ada pengaruh X1, X2, X3 terhadap Y )
c. t hitung =
( )
Keterangan :
bi = koefisien regresi
Se = standar eror
d. Kriteria pengujian sbb:
1. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Hi diterima ( berarti
variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat )
2. Jika t hitung < t tabel maka Ho di terima dan Hi ditolak ( berarti
variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat )
Atau
1. Jika nilai signifikan < 0,05 maka variabel bebas berpengaruh
terhadap variabel terikat.
2. Jika nilai signifikan > 0,05 maka variabel bebas tidak berpengaruh
terhadap variabel terikat.
3.4.4.2.Uji Simultan (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara simultan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Prosedur uji f dengan rumus sebagai
b. Hi : salah satu dari β 1, β 2, β 3≠ 0 ( maka secara simultan ada pengaruh
antara X1, X2, X3 terhadap Y)
c. Level of signifikan (α) = 0.05 dengan derajat bebas n-k-1
Dimana : n = jumlah data, k = jumlah variabel bebas
d. Menentukan f hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Fhit =
² / ( – ) ( ² ) / ( ) Keterangan :
Fhit = F hasil perhitungan
R2 = Koefisien Variabel
k = jumlah variabel
n = jumlah sampel
e. Kriteria pengujian sebagai berikut :
1. Jika f hitung > f tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima ( berarti
secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel
terikat).
2. Jika f hitung < f tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak (berarti
secara simultan variabel bebas tidak berpengaruh terhadap
variabel terikat).
Atau
2. Jika nilai signifikan > 0,05 maka variabel bebas tidak
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskr ipsi Objek Penelitian
4.1.1 Sejar ah Singkat PT. Bur sa Efek Indonesia (BEI)
Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Efek Indonesia diswastakan dan mulai menjalankan pasar saham di Indonesia, sebuah awal pertumbuhan baru setelah terhenti sejak didirikan pada awal abad ke – 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan kolonial Belanda, Bursa Efek pertama di Indonesia di dirikan Batavia, pusat pemerintah colonial Belanda yang dikenal sebagai Jakarta saat ini.
Bursa Batavia sempat ditutup selama perang dunia pertama dan kemudian di buka lagi pada tahun 1952. Selain Bursa Batavia, pemerintah colonial juga mengkeuangkan bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan Bursa Saham ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara Jepang di Batavia.
sahampun mulai meningkat seiring dengan perkembangan pasar financial dan sektor swasta. Pada tanggal 16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh perseroan terbatas PT. Bursa Efek Surabaya. Pada tahun 1992, bursa saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta ini mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM menjadi Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Selanjutnya, pada tahun 1993 pemerintah melalui Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE) mendirikan Bursa Paralel Indonesia (BPI) untuk mengakomodasi transaksi diluar bursa ( Over The Counter ). Perkembangan berikutnya, pada tahun 1995 BPI digabungkan dengan BES dan setelah penggabungan BES telah mampu mengembangkan fasilitas pencatatan dan perdagangan bagi perusahaan menengah kecil serta obligasi/ surat hutang.
Pada tanggal 22 Mei 1995 Bursa Efek Jakarta meluncurkan Jakarta
Automated Trading System (JATS), sebuah system perdagangan otomotisasi
yang menggantikan system perdagangan manual. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan dibanding sistem perdagangan manual. Pada tanggal 10 November 1995 Pemerintah mengeluarkan Undang- Undang no. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.
pasar dan menghindari peristiwa saham hilang dan pemalsuan saham dan juga untuk mempercepat proses penyelesaian transaksi.
Pada tahun 2002, Bursa Efek Jakarta mulai menerapkan perdagangan jarak jauh ( Remote Trading ) sebagai upaya meningkatkan akses pasar, efisiensi pasar, kecepatan dan frekuensi perdagangan.
Sejak tahun 2002 hingga sekarang, emiten saham dan obligasi mengalami perlambatan, dan dibidang instrumen lainnya seperti derivatif dapat dikatakan belum mengalami kemajuan berarti. Kondisi ini mendorong perlunya perhatian pemerintah, dalam hal ini BAPEPAM dan pelaku pasar, perlu melakukan sesuatu yang strategis untuk mencapai percepatan pertumbuhan jumlah emiten saham dan obligasi serta perkembangan produk-produk yang dapat diperdagangkan di bursa. Salah satu pendekatan yang direncanakan oleh pemerintah sebagaimana dituangkan dalam Master
Plan Pasar Modal 2005-2009 yaitu penggabungan BES dan BEJ.
Penggabungan kedua Bursa ini diyakini dapat menghasilkan sinergi sehingga efisiensi pasar modal dapat tercapai. Bursa Efek Indonesia (BEI) didirikan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 1 Desember 2007 yang merupakan penggabungan antara Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).
2. Bursa yang kompetitif adalah bursa yang memiliki kinerja baik sehingga mampu bersaing dengan bursa-bursa lain di tingkat Internasional, serta dapat menciptakan suatu perdagangan yang wajar, teratur dan efisien.
b. Misi
1. Menjadikan Bursa Efek Indonesia sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional serta menjadi gerbang investasi bagi investor local maupun asing.
2. Menjadi lembaga bursa yang berwibawa, transparan, memiliki integritas yang tinggi serta sebagai insitusi yang dinamis dan tanggap terhadap perubahan pasar dan teknologi dengan tetap memperhatikan perlindungan investor.
4.2 Deskr ipsi Hasil Penelitian
Data yang digunakan dalam analisis ini adalah laporan keuangan yang diterbitkan oleh beberapa perusahan pertambangan setiap tahun di Bursa Efek Indonesia berupa data Indonesian Capital Market Directory (ICMD) periode 2009-2012 yang berjumlah 36 perusahaan pertambangan.
4.2.1 Perubahan laba (Y) perusahaan pertambangan
Tabel 4.1
Perubahan Laba Pada Perusahaan Pertambangan dari tahun 2010-2012
Berdasarkan tabel 4.1, bahwa telah terjadi penurunan perubahan laba pada perusahaan pertambangan tahun 2010-2012 dari 36 perusahaan terdapat 28 perusahaan yang mengalami penurunan perubahan laba yaitu antara lain : PT Adaro Energy Tbk, PT Aneka Tambang Tbk, PT Atlas Resources Tbk, PT Aptk Resources Tbk, PT Bayan Resources Tbk, PT Benakat Petroleum Energy Tbk, PT Berau Coal Energy Tbk, PT Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Bumi Resources Tbk, PT Cita Mineral Investindo Tbk, PT Citatah Industri Marmer Tbk, PT Delta Dunia Makmur, Tbk, PT Elnusa Tbk, PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk, PT Garda Tujuh Buana Tbk, PT Golden Energy Mines Tbk, PT Harum Energy Tbk, PT Indika Energy Tbk, PT Indo Tambangraya Megah Tbk, PT J Resources Asia Pasifik Tbk, PT Medco Energi Internasional Tbk, PT Mitra Investindo Tbk, PT Perdana Karya Perkasa Tbk, PT Sugih Energy Tbk, PT Surya Esa Perkasa Tbk, PT Timah Tbk, PT Vale Indonesia Tbk.
4.2.2 Likuiditas (X1) perusahaan pertambangan
Tabel 4.2
Likuiditas Pada Perusahaan Pertambangan dari Tahun 2010-2012
perusahaan yang mengalami penurunan likuiditas yaitu antara lain PT Aneka Tambang Tbk, PT Atlas Resources Tbk, PT Aptk Resources Tbk, PT Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk, PT Bumi Resources Tbk, PT Cita Mineral Investindo Tbk, PT Citatah Industri Marmer Tbk, PT Delta Dunia Makmur, Tbk, PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk, PT Golden Energy Mines Tbk, PT Harum Energy Tbk, PT Indo Tambangraya Megah Tbk, PT J Resources Asia Pasifik Tbk, PT Perusahaan Gas Negara Tbk, PT Renuka Coalindo Tbk, PT Samindo Resources Tbk, PT Sugih Energy Tbk.
4.2.3 Aktivitas (X2) perusahaan pertambangan
Tabel 4.3
Aktivitas Pada Perusahaan Pertambangan dari tahun 2010-2012
No Nama Perusahaan Tahun
17 PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk 0,63 0,61 0,356
mengalami penurunan aktivitas yaitu antara lain : PT Adaro Energy Tbk, PT Aneka Tambang Tbk, PT Atlas Resources Tbk, PT Aptk Resources Tbk, PT Bayan Resources Tbk, PT Benakat Petroleum Energy Tbk, PT Berau Coal Energy Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Bumi Resources Tbk, PT Cita Mineral Investindo Tbk, PT Citatah Industri Marmer Tbk, PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk, PT Golden Eagle Energy Tbk, PT Harum Energy Tbk, PT Indika Energy Tbk, PT J Resources Asia Pasifik Tbk, PT Leyand Internasional Tbk, PT Medco Energi Internasional Tbk, PT Mitra Investindo Tbk, PT Perdana Karya Perkasa Tbk, PT Renuka Coalindo Tbk, PT Sugih Energy Tbk, PT Surya Esa Perkasa Tbk, PT Timah Tbk, PT Vale Indonesia Tbk.
4.2.4 Leverage (X3) perusahaan pertambangan
Tabel 4.4
Leverage Pada Perusahaan Pertambangan pada tahun 2010-2012
mengalami penurunan leverage yaitu antara lain : PT Adaro Energy Tbk, PT Aptk Resources Tbk, PT Benakat Lumbung Energy & Metal Tbk, PT Central Omega Resources Tbk, PT Cita Mineral Investindo Tbk, PT Elnusa Tbk, PT Garda Tujuh Buana Tbk, PT Golden Eagle Energy Tbk, PT Indika Energy Tbk, PT Indo Setu Bara Resources Tbk, PT J Resources Asia Pasifik Tbk, PT Leyand Internasional Tbk, PT Mitra Investindo Tbk, PT Perdana Karya Perkasa Tbk, PT Perusahaan Gas Negara Tbk, PT Surya Esa Perkasa Tbk, PT Vale Indonesia Tbk.
4.3 Analisa Data 4.3.1 Uji normalitas
Table 4.5 Nor malitas data
Sumber : Lampiran
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, menunjukkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal, karena nilai signifikansi variable dependen dan independen melebihi nilai 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa distribsinya dinyatakan memenuhi asumsi normalitas.
4.3.2 Uji asumsi klasik 4.3.2.1 Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan Untuk mengetahui apakah antar variabel independen yang dipergunakan dalam penelitian ini mempunyai korelasi, maka dilakukan pengujian multikolinearitas. Uji multikolinearitas dilakukan dengan menghitung nilai Variance Inflation Factor (VIF) tiap-tiap variabel independen. Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance >0.10
Table 4.6
Hasil pengujian multikolonieritas
M odel
collinearit y st atist ics
Tolerance VIF
Const ant
Current Rat io 0.966 1.035
Perput aran Tot al Akt ifa 1 1
Debt Ratio 0.966 1.035
Sumber : Lampiran
Dalam pengujian asumsi klasik terhadap analisis regresi linier berganda ini menyatakan bahwa hasil analisis penelitian ini menunjukkan tidak adanya gejala multikolinieritas dimana nilai VIF pada variabel tidak lebih besar dari 10 maka variabel ini disimpulkan tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas.
4.3.2.2. Uji Heteroskedastisitas
Table 4.7
Hasil pengujian Heteroskedastisitas
Sumber : Lampiran
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada variabel untuk untuk Current ratio (X1), perputaran total aktiva (X2), dan Debt Ratio (X3) TIDAK mempunyai
korelasi yang signifikan antara residual dengan variabel bebasnya, maka hasil analisis ini dapat disimpulkan semua variabel penelitian Tidak terjadi Heteroskedastisitas. sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variable penelitian memenuhi asumsi Non Heteroskedastisitas.
4.3.2.3 Autokorelasi
Autokorelasi : adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 ( sebelumnya) .
Catatan: autokorelasi pada sebagian besar data time series. Deteksi autokorelasi.
a. Besarnya angka durbin waston
Patokan : Angka D-W dibawah -2 ada autokorelasi positif Angka D-W di tas +2 ada autokorelasi negative
Angka berada di antara -2 sampai +2 tidak ada autokorelasi. Atau membandingkan dengan tabel durbin Watson
c. Nilai F hitung tinggi (signifikan)
d. Tapi tak satupun (atau sedikit sekali) diantara variabel bebas yang signifikan. Table 4.8
hasil uji autokorelasi
Sumber : lampiran
Untuk asumsi klasik yang mendeteksi adanya autokorelasi disisni dilihat dari hasil yang menunjukan hasil analisis bahwa nilai durbin Watson sebesar 2.037, untuk mengetahui apakah terkena autokorelasi atau tidak perlu di lihat pada grafik autokorelasi yang ada di atas. Untuk melihat letak durbin watson pada grafik langkah pertama harus mencari nilai dari DL dan DU pada tabel durbin watson. Dengan melihat tabel durbin watson pada n 108 dan pada k 3 ( jumlah variabel independen ) di dapatkan hasil bahwa DL = 1.307 dan DU = 1.655, dan 4 – DU ( 4 – 1.655 ) = 2.345 , 4 – DL ( 4 – 1.307 ) = 2.693. dari perhitungan di atas menunjukan bahwa nilai dari durbin watson terletak di tengah yaitu pada daerah bebas autokorelasi.
Model Summaryb
.064a .004 -.025 70.90461 2.037
Model
Predictors: (Constant), x3=Debt Rasio, x2=Perputaran Total Aktiva, x1=Current Rasio
a.
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah dan besarnya pengaruh antara variabel bebas yaitu Likuiditas, Aktivitas, Leverage terhadap variabel terikat yaitu perubahan Laba pada perusahaan Pertambangan di PT Bursa Efek
Hasil persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a = -11,408 memiliki arti jika Likuiditas, Aktivitas dan Leverage sama dengan
Coefficientsa
-11.408 12.534 -.910 .365
.236 .613 .038 .385 .701 .038 .966 1.035
1.882 3.812 .048 .494 .622 .048 1.000 1.000
3.985 16.972 .023 .235 .815 .023 .966 1.035