• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis hubungan tingkat pengetahuan dengan persepsi konsumen terhadap atribut-atribut produk minuman Isotonik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis hubungan tingkat pengetahuan dengan persepsi konsumen terhadap atribut-atribut produk minuman Isotonik."

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN

DENGAN PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT-ATRIBUT PRODUK MINUMAN ISOTONIK

Studi Kasus Pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tri Retnowati

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan persepsi konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya, mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya dan untuk mengetahui perbedaan persepsi konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa-mahasisiwi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan konsumen dan perbedaan persepsi konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya adalah uji One Way ANOVA. Kemudian untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produk-produknya digunakan analisis korelasi Product Moment.

(2)
(3)

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF RELATION BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE AND THE CONSUMER’S PERCEPTION TOWARD THE

ATTRIBUTES OF ISOTONIC DRINK

The case study on students of The Faculty of Economics, Sanata Dharma University Yogyakarta

This research was conducted to analyze the relation between consumer’s knowledge and perception on isotonic drink product based on the attributes of isotonic drink, and to identify the difference of consumer’s knowledge on isotonic drinks product based on the function, price, brand, packaging and taste, and to identify the difference of consumer’s perception on isotonic drinks product based on the function, price, brand, packaging and taste.

The research is a case study. The data were collected by distributing questionnaire to the students of the Faculty of Economics, Sanata Dharma University. The data analysis technique used to find out the differences between the level of the consumer’s knowledge and perception on isotonic drink product based on the attributes of isotonic drinks is One Way ANOVA. Product Moment Correlation Analysis was used in order to find out the relation between the level of consumer’s knowledge and consumer’s perceptions towards the attributes of isotonic drink.

(4)

ATRIBUT PRODUK MINUMAN ISOTONIK

Studi Kasus Pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Disusun oleh :

TRI RETNOWATI

NIM : 002214132

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN

DENGAN PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT-ATRIBUT PRODUK MINUMAN ISOTONIK

Studi Kasus Pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Tri Retnowati NIM : 002214132

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2008

(6)
(7)
(8)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Motto :

™ “Tuhan Menjadikan Segala Sesuatu Indah Pada Waktunya” ™ “You can if you think you can”

Skripsi Aku persembahkan untuk yang tercinta :

Bapakku K. Santoso dan Ibuku Tri Yuliati Mbak Nina dan Mas Karman

Mbak Ichan yang cantik Ponakan-ponakan nakalku: Eka dan Fadhil Masku yang selalu menemaniku Sahabat-sahabatku yang selalu mendukungku

(9)
(10)
(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Allah SWT atas segala berkat, rahmat dan penyertaan-Nya dari awal penulisan hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik moral maupun material. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma

2. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S. ; selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Drs. Hendra Poerwanto G, M. Si. ; selaku Ketua Jurusan Manajemen.

4. Bapak V. Mardi Widyadmono, SE., MBA ; selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak A. Yudi Yuniarto, SE., MBA ; selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan pengarahan, bimbingan, dan masukan sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. 6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan

bimbingan dan bantuan selama belajar di Universitas Sanata Dharma.

(12)

7. Segenap mahasiswa/i Universitas Sanata Dharma yang telah berkenan membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.

8. Bapak & ibu yang telah memberikan perhatian dan kasih sayang serta dukungan dan doa selama menyelesaikan kuliah ini.

9. Mas Karman, Mbak Nina, dan Mbak Ichan yang telah banyak memberikan bantuan moril dan material selama aku kuliah serta dalam penyusunan skripsi hingga selesai.

10. Ponakan ku tersayang: Eka & Fadhil yang lucu dan nakal banget, kalian berdua selalu bikin kangen Tante.

11. “Antonku” ; terima kasih untuk segala cinta dan kasih sayang, kesabaran, perhatian dan dukungan serta doanya selama menyelesaikan skripsiku. 12. Spesial thanks to “My best friend”; Puri, Mbak Alva, Bude Sherly, Bude

Dessy, Santi, Noni, Jenny, Vero, Citra, Rusman, Pakde Nano, Om Indra makasih atas segala cinta dan persahabatan yang telah terjalin indah dalam kebersamaan kita selama ini. Tanpa kalian aku ga bisa apa-apa.

13. Teman-teman Manajemen B “00” Blacky, Danang, Dedek, Eny, Oki, Becak, Oshak, Iid dan semuanya. Makasih atas segala cinta dan persahabatan dalam kebersamaan kita selama ini.

14. Untuk teman-teman Kos Pandega Reksa, Teman-teman MPT, terima kasih atas kerjasamanya.

15. Dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

(13)

Kiranya Tuhan yang Maha Kasih melimpahkan rahmat dan anugrahNya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi kesempurnaan tulisan ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.

Penulis

Tri Retnowati

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi

2.3.1. Persepsi Terhadap Merek Pelopor ... 17

2.4. Pemrosesan Informasi ... 18

2.4.1. Tahap-tahap Pemrosesan... 18

2.5. Pembelajaran ... 20

2.6. Proses Pengambilan Keputusan ... 21

(15)

2.7. Kerangka Berfikir ... 23

2.8. Hipotesis... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 25

3.1. Jenis Penelitian... 25

5.4. Analisis Validitas dan Reliabilitas ... 43

5.4.1. Pengujian Kesahihan/Validitas ... 43

5.4.2. Pengujian Keandalan/Reliabilitas ... 47

5.5. Analisa Anova... 49

5.5.1. Dilihat Dari Tingkat Pengetahuan Konsumen ... 49

5.5.2. Dilihat Dari Persepsi Konsumen... 52

5.6. Analisis Korelasi ... 55

(16)

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN... 67

6.1. Kesimpulan ... 67

6.2. Saran... 67

6.3. Keterbatasan... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71 LAMPIRAN

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 : Hasil Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Konsumen Terhadap Atribut-Atribut Produk Pocari sweat, Mizone, Vitazone,

Prosweat dan Isotonik ... 44 Tabel 5.2 : Hasil Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Konsumen

Terhadap Atribut-Atribut Produk Pocari sweat, Mizone,

Vitazone, Prosweat dan Isotonik... 45 Tabel 5.3 : Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Dan Hasil Uji

Reliabilitas Persepsi Konsumen Terhadap Atribut-Atribut

Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat dan Isotonik ... 47 Tabel 5.4 : Rata-rata Tingkat Pengetahuan Konsumen... 49 Tabel 5.5 : Rata-rata Persepsi Konsumen ... 53 Tabel 5.6 : Hasil Korelasi Tingkat Pengetahuan Dan Persepsi

Konsumen Terhadap Minuman Isotonik Pocari Sweat... 56 Tabel 5.7 : Hasil Korelasi Tingkat Pengetahuan Dan Persepsi

Konsumen Terhadap Minuman Isotonik Mizone ... 57 Tabel 5.8 : Hasil Korelasi Tingkat Pengetahuan Dan Persepsi

Konsumen Terhadap Minuman Isotonik Vitazone ... 58 Tabel 5.9 : Hasil Korelasi Tingkat Pengetahuan Dan Persepsi

Konsumen Terhadap Minuman Isotonik Prosweat ... 59 Tabel 5.10 : Hasil Korelasi Tingkat Pengetahuan Dan Persepsi

Konsumen Terhadap Minuman Isotonik Isotonik ... 60 Tabel 5.11 : Hasil Rata-rata Korelasi ... 62

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Tahap-Tahap Pemrosesan Informasi... 19 Gambar 2.1 : Kerangka Berfikir ... 23

(19)

ABSTRAK

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN

DENGAN PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT-ATRIBUT PRODUK MINUMAN ISOTONIK

Studi Kasus Pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tri Retnowati

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan persepsi konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya, mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya dan untuk mengetahui perbedaan persepsi konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa-mahasisiwi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan konsumen dan perbedaan persepsi konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya adalah uji One Way ANOVA. Kemudian untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produk-produknya digunakan analisis korelasi Product Moment.

(20)
(21)

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF RELATION BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE AND THE CONSUMER’S PERCEPTION TOWARD THE

ATTRIBUTES OF ISOTONIC DRINK

The case study on students of The Faculty of Economics, Sanata Dharma University Yogyakarta

This research was conducted to analyze the relation between consumer’s knowledge and perception on isotonic drink product based on the attributes of isotonic drink, and to identify the difference of consumer’s knowledge on isotonic drinks product based on the function, price, brand, packaging and taste, and to identify the difference of consumer’s perception on isotonic drinks product based on the function, price, brand, packaging and taste.

The research is a case study. The data were collected by distributing questionnaire to the students of the Faculty of Economics, Sanata Dharma University. The data analysis technique used to find out the differences between the level of the consumer’s knowledge and perception on isotonic drink product based on the attributes of isotonic drinks is One Way ANOVA. Product Moment Correlation Analysis was used in order to find out the relation between the level of consumer’s knowledge and consumer’s perceptions towards the attributes of isotonic drink.

(22)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era persaingan bisnis yang semakin ketat dibutuhkan suatu manajemen strategi

untuk bisa tetap eksis di tengah persaingan yang semakin global. Salah satunya dengan

inovasi produk untuk memenangkan persaingan pasar yaitu dengan menciptakan produk

yang belum ada dipasaran sehingga bisa menjadi Merek Pelopor. Mempunyai merek pelopor adalah merupakan keunggulan bersaing, salah satu fenomena umum yang mana

akan menambah suatu nilai pada merek tersebut.

Merek peloporadalah sebagai pemain yang masuk pertama dalam kategori produk

pilihan, sehingga mempunyai keistimewaan yang dirasakan oleh konsumen sebagai

novel dan gambaran perhatian. Konsumen akan lebih ekstrim (tapi secara positif) dan

akan lebih percaya terhadap merek pelopor dari pada merek follower (yang selanjutnya disebut merek pengikut) (Kardes dan Kalyanaran,1992). Sebagai merek yang pertama

dalam suatu kategori produk tertentu, maka merek pelopor tersebut akan menjadi

pemimpin pasar (market leader) untuk masing-masing kategori produknya

(Wibowo,1996:92).

Merek pelopor adalah merek yang lahir, tumbuh dan kemudian berkembang

benar-benar dari pasar. Mereka lahir bertolak dari kejelian membaca peluang dan kebutuhan

masyarakat, kemudian berkembang dari pasar yang sepi dari distorsi sehingga tumbuh

(23)

Dalam penelitian ini dipilih kategori produk minuman isotonik. Dalam suatu

kategori produk minuman isotonik, PT AMERTA INDAH OTSUKA dengan merek produknya Pocari Sweat adalah merupakan merek pelopor (Hidayat, 2005).

Dipilihnya produk Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat, dan Isotonik

sebagai obyek penelitian adalah karena diluar urusan keunggulan produk, sebetulnya

ada juga fakta yang tampak seiring dengan pedulinya masyarakat atas produk yang

berbau kesehatan, jelas saja persaingan produk minuman isotonik tersebut kini kian

ramai.

Sebagai merek pelopor maka Pocari Sweat akan mendapatkan keuntungan, yang

antara lain disebutkan oleh kardes et.al (1993: 63) seperti dikutip Alpert dan Kamins (1995: 35), yaitu :

1. Ciri kombinasi yang ideal dibentuk oleh kombinasi yang ditawarkan oleh

merek pelopor.

2. Merek pelopor menjadi bentuk asli atau dasar untuk suatu kategori.

3. Proses perbandingan ciri-ciri asimetris membedakan merek pelopor dengan

merek pengikut dan menuntun atau memimpin merek-merek pengikut

sehingga merek-merek pengikut dipercaya sebagai tiruan belaka (copy cats). Keuntungan juga dikemukakan oleh Kaerdes dan Kalyanaran (1992) seperti

dikutip oleh Alpert dan Kamins (1995: 35), menunjukkan kalau konsumen akan lebih

banyak belajar tentang merk pelopor dibandingkan merek-merek pengikut. Hal ini

disebabkan karena merek pelopor sebagai peserta yang pertama kali masuk dalam

(24)

sebagai sesuatu yang baru dan menarik perhatian. Secara umum sikap konsumen akan

lebih yakin dan percaya (beliefs) terhadap merek pelopor daripada merek-merek pengikut. Keuntungan merek pelopor juga dikemukakan oleh Carpenter dan Nakamoto

(1989) seperti dikutip oleh Alpert dan Kamins (1995: 35), menunjukkan bahwa

konsumen mempunyai persepsi bahwa merek pelopor menjadi bentuk dasar dari

kategori produknya.

Keuntungan merek pelopor juga menunjukkan bahwa merek pelopor mempunyai

image (citra) yang lebih baik daripada merek-merek pengikut. Hal ini disebabkan

karena merek pelopor lebih sesuai dengan ideal self image (citra diri ideal) konsumen

daripada citra merek-merek pengikut (Alpert dan Kamins, 1995: 35)

Merek yang pertama kali masuk di pasar bukanlah suatu jaminan untuk

keberhasilan merek pelopor untuk memimpin pasar dalam kategori produknya.

Keunggulan inovasi yang lebih maju dari perusahaan pesaing membuat merek-merek

pengikut dapat lebih memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, yang akan

mengakibatkan keunggulan merk pelopor akan lebih rendah dibandingkan dengan

keunggulan bersaing dari merek-merek pengikut. Dengan demikian sebagai merek

pelopor harus tetap melakukan suatu inovasi agar tetap memiliki keunggulan bersaing

yang lebih tinggi dibandingkan merek pengikut (Taufik, 1997: 54). Serta agar

perusahaan pelopor dapat bertahankan dan mempunyai keunggulan bersaing dalam

menghadapi persaingan dengan merek-merek pengikut, merek pelopor juga harus tetap

melakukan kegiatan promosi dan memiliki jaringan distribusi yang kuat (Eksekutif,

(25)

Di pasaran sampai saat ini terdapat beberapa merek-merek pengikut yang

sekaligus sebagai merek pesaing pada kategori minuman isotonik. Para pemain pasar

yang merupakan pengikut dikategori minuman isotonik antara lain yaitu Mizone,

Vitazone, Prosweat dab Isotonik. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini akan

membahas tentang persepsi konsumen terhadap Pocari sweat, Mizone, Vitazone,

ProSweat, dan Isotonik sebagai produk-produk minuman isotonik. Penelitian ini juga

akan menganalisis tentang tingkat pengetahuan konsumen terhadap Pocari sweat,

Mizone, Vitazone, Prosweat, dan Isotonik sebagai produk-produk minuman isotonik.

Faktor tingkat pengetahuan konsumen juga menjadi variabel penelitian karena tingkat

pengetahuan yang dimiliki mempunyai pengaruh pada konsumen dalam membuat

keputusan pembelian, bila tingkat pengetahuan konsumen rendah, maka konsumen

tersebut tidak mempunyai jumlah informasi pada alternatif merek yang sama baiknya

dengan konsumen yang mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik. Yang lebih

mendasar, produsen produk-produk minuman isotonik mutlak perlu memeriksa apa

yang sudah diketahui oleh konsumen, karena pengetahuan adalah faktor utama dari

perilaku konsumen. Produk-produk minuman isotonik apa yang sering dibeli oleh

konsumen, dimana konsumen membeli produk-produk minuman isotonik tersebut, dan

kapan konsumen membeli produk-produk minuman isotonik tersebut akan bergantung

(26)

Dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul ” Analisis hubungan tingkat pengetahuan dengan persepsi konsumen terhadap atribut-atribut produk minuman Isotonik.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan melihat dari latar belakang masalah yang telah terurai diatas, maka

dapat dibuat suatu rumusan masalah yang akan di bahas yaitu :

• Apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan konsumen atas produk-produk

minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya?

• Apakah ada perbedaan persepsi konsumen konsumen atas produk-produk

minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya?

• Bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi konsumen

atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya?

1.3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, lingkup permasalahan hanya terbatas pada :

• Persepsi konsumen terhadap Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat, dan

Isotonik sebagai produk-produk minuman isotonik.

• Tingkat pengetahuan konsumen terhadap Pocari sweat, Mizone, Vitazone,

(27)

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

• Untuk menganalisis adanya perbedaan tingkat pengetahuan konsumen atas

produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya.

• Untuk menganalisis adanya perbedaan persepsi konsumen atas

produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produk-produknya.

• Untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan persepsi

konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan

atribut-atribut produknya.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Dengan penelitian ini penulis berharap akan mendapatkan berbagai

pengetahuan dan pengalaman berdasarkan perbandingan pengetahuan teoritis

dengan praktis di lapangan.

2. Bagi Universitas

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menambah dan memperluas

khasanah ilmu pengetahuan bagi para mahasiswa Sanata Dharma.

3. Bagi Perusahaan

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi perusahaan

yang memiliki merek pelopor tentang keuntungan-keuntungan merk pelopor

sehingga perusahaan tersebut dapat menentukan strategi bersaing yang tepat dan

(28)

perusahaan yang memiliki merek pengikut juga dapat menentukan strategi

bersaing dengan perusahaan yang lain termasuk perusahaan merek pelopor.

1.6. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan

Pada bab I dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Pada bab II ini berisikan tentang teori-teori yang menjadi dasar dan acuan

dalam penulisan skripsi ini yaitu : pengertian produk, atribut produk,

pengetahuan konsumen, organisasi pengetahuan, pengukuran pengetahuan,

persepsi konsumen, persepsi terhadap merek pelopor, pemrosesan

informasi, pembelajaran, proses pengambilan keputusan.

Bab III : Metodologi Penelitian

Pada bab III ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, tempat dan lokasi

penelitian, subjek penelitian, obyek penelitian, variabel penelitian, data

yang dibutuhkan, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik

(29)

Bab IV : Gambaran Umum Produk

Pada bab IV ini dijelaskan mengenai gambaran umum tentang produk minuman isotonik yang mencakup pengertian minuman isotonik, asal mula

minuman isotonik, dan manfaat minuman isotonik.

Bab V : Analisis Data

Pada bab V ini dijelaskan mengenai uraian atau hasil dari pengolahan data yang diperoleh, analisis data, dan pembahasannya.

Bab VI : Kesimpulan dan Saran

Pada bab VI ini dijelaskan mengenai kesimpulan yang ditarik dari

penelitian yang dilakukan, dan saran-saran yang dapat diberikan oleh

penulis kepada perusahaan atau pihak-pihak yang memerlukan, serta berisi

(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bauran pemasaran merupakan kombinasi dari empat variabel pemasaran, yaitu

produk, harga, saluran distribusi dan kegiatan promosi yang dapat dikendalikan oleh

perusahaan untuk mempengaruhi reaksi konsumen. Penetapan komposisi yang tepat dari

ke empat variabel tersebut dapat menunjang keberhasilan strategi perusahaan dalam

menciptakan image produk yang diinginkan oleh perusahaan. Secara singkat ke empat

variabel tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

1. Produk

Definisi produk menurut Kotler (1992:7) sebagai berikut :

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan

perhatian, untuk dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi

kebutuhan dan keinginan meliputi barang fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat,

organisasi dan ide-ide.

Strategi produk sangat penting karena dengan penampilan produk yang khas akan

menciptakan image konsumen tersendiri terhadap produk tersebut, yang akhirnya

membuat konsumen terkesan pada produk tersebut dan selalu mengingatnya.

Ada tiga karakteristik wujud fisik produk ( kotler, 1992: 354-357), yaitu :

a. Mutu Produk

Mutu produk menunjukkan kemampuan suatu produk untuk menjalankan

(31)

keandalan, ketelitian, taraf kemudahan operasi, dan atribut-atribut lainnya

yang bernilai. Dari sudut pemasaran, mutu harus diukur dari segi persepsi

pembeli. Mutu produk juga dapat ditunjukkan melalui nama merk, kemasan,

distribusi dan promosi. Semua unsur ini harus sama-sama mengkomunikasikan

dan mendukung citra produk.

b. Ciri Produk

Ciri produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan suatu produk

perusahaan dari produk pesaing. Produk yang ditawarkan oleh suatu

perusahaan dapat mempunyai ciri-ciri (keistimewaan) yang berbeda-beda,

sehingga perusahaan dapat menciptakan model-model tingkat tinggi dengan

menambahkan ciri-ciri atau keistimewaan pada produk.

c. Desain Produk

Cara lain untuk menambah kekhasan suatu produk adalah melalui desain

produk. Desain dapat merupakan salah satu sarana dalam pemasaran

perusahaan, produk-produk yang didesain atau dirancang dengan baik akan

menarik perhatian yang lebih besar dari konsumen dan akan dapat

meningkatkan penjualan perusahaan.

2. Harga

Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan pembeli untuk

mendapatkan produk. Harga seringkali menjadi bahan pertimbangan utama

(32)

karena itu manajer harus mampu menetapkan harga yang bersifat akomodatif

sehingga mampu memenuhi kepentingan konsumen dan produsen.

3. Saluran distibusi

Saluran distribusi adalah aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia

bagi konsumen sasaran. Pemilihan saluran distribusi yang tepat akan menunjang

keberhasilan masalah penempatan produk.

4. Promosi

Promosi merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu program pemasaran.

Promosi berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan

membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Promosi bertujuan

meningkatkan keseluruhan volume penjualan perusahaan dan mempengaruhi

konsumen agar membeli produk yang ditawarkan perusahaan.

2.1. Atribut Produk

Pengembangan suatu produk mengharuskan perusahaan memperhatikan

atribut-atribut produk apa saja yang hendak dikembangkan dan mana yang sebaiknya di

pertahankan. Sebab apabila suatu produk mempunyai suatu atribut atau sifat-sifat yang

sesuai dengan apa yang diharapkan pembelinya, maka produk tersebut akan dianggap

(33)

Pengertian Atribut Produk menurut Indriyo Gitosudarmo (1995:188), yaitu : Atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang

menjamin agar produk-produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang

diharapkan oleh pembeli.

Sedangkan pengertian atribut produk menurut Tjiptono (1995:188), yaitu :

Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh

konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembeli. Atribut produk meliputi

merek, harga, rasa, kemasan dan lain-lain.

Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

atribut produk adalah unsur-unsur yang melekat pada suatu produk yang menimbulkan manfaat bagi produk tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen.

2.2. Pengetahuan Konsumen

Definisi pengetahuan menurut (Engel, Blackwell, dan Miniard) dalam bukunya

Perilaku Konsumen adalah :

Pengetahuan adalah informasi yang disimpan dari dalam ingatan.

Sedangkan definisi pengetahuan konsumen menurut Engel, Blackwell, dan Miniard

adalah :

(34)

Pemasar khususnya harus mengerti tentang pengetahuan konsumen. Dimana

pemasar akan merasakan manfaat dari pemeriksaan pengetahuan konsumen di dalam

tiga bidang umum, yaitu :

1. Pengetahuan Produk (product knowledge)

Yaitu mencakupi kesadaran akan kategori dan merek produk di dalam kategori

produk, terminologi produk, atribut atau ciri produk, dan kepercayaan tentang

kategori produk secara umum dan mengenai merek spesifik.

2. Pengetahuan Pembelian (purchase knowledge)

Yaitu mencakupi bermacam potongan informasi yang dimiliki konsumen yang

berhubungan erat dengan pemerolehan produk.

Dimensi dasar dari pengetahuan pembelian melibatkan informasi berkenaan

dengan keputusan tentang dimana produk tersebut harus dibeli dan kapan pembelian harus terjadi.

3. Pengetahuan Pemakaian (usage knowledge)

Yaitu mencakupi informasi yang tersedia dari dalam ingatan mengenai

bagaimana suatu produk dapat digunakan dan apa yang diperlukan agar

benar-benar menggunakan produk tersebut.

Pengetahuan pemakaian adalah bidang sisi lain yang patut dipertimbangkan.

Perluasan pengetahuan pemakaian dapat menjadi jalan yang berarti untuk

(35)

2.2.1. Organisasi Pengetahuan

Sejumlah perhatian ditujukan untuk mengerti bagaimana pengetahuan konsumen

diorganisasi di dalam ingatan. Ingatan diorganisasi dalam bentuk jaringan asosiatif,

dengan merek berfungsi sebagai nodus sentral bagi struktur yang melibatkan

pengetahuan produk.

2.2.2. Pengukuran Pengetahuan

Indikator yang digunakan untuk mengukur pengetahuan konsumen adalah :

1. Pengukuran Pengetahuan Objektif ( objective knowledge) :

Yaitu pengukuran yang menyadap apa yang benar-benar sudah disimpan oleh

konsumen di dalam ingatan.

2. Pengukuran Pengetahuan Subjektif ( subjective knowledge ) :

Yaitu pengukuran yang menyadap persepsi konsumen mengenai banyaknya

pengetahuan mereka sendiri.

2.3. Persepsi Konsumen

Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap

suatu produk yang ditawarkan di pasar. Persepsi timbul karena adanya stimulus

(rangsangan) dari luar yang akan menekan saraf sensorik seseorang, yaitu mengalirkan

data melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, sentuhan dan rasa. Stimulus tersebut

kemudian oleh konsumen diseleksi, diorganisir, dan diinterpretasikan dengan cara yang

(36)

Definisi persepsi menurut Assael (1995 : 90):

Persepsi adalah suatu proses dimana konsumen memilih, mengatur dan mengartikan atau menafsirkan stimulus untuk membuat perasaan mereka.

Setiap individu mungkin memandang pada satu benda yang sama tetapi akan

mempersepsikan secara berbeda. Sejumlah faktor bekerja untuk membentuk dan

kadang memutar balik persepsi. Faktor-faktor ini dapat berada pada pihak pelaku

persepsi, dalam obyeknya atau target yang di persepsikan atau dalam konteks dari

situasi dimana persepsi dilakukan.

Ada dua faktor utama dalam persepsi konsumen yaitu :

1. Faktor stimulus, merupakan sifat fisik suatu obyek seperti ukuran, warna,

berat, dan lain-lain.

2. Faktor individu, merupakan sifat individu yang tidak hanya meliputi proses

sensorik tetapi juga pengalaman dari waktu lampau pada hal yang sama.

Sedangkan definisi dari stimulus adalah ( Assael, 1995 : 186):

Stimulus adalah beberapa bentuk fisik yang dapat dilihat atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu.

Stimulus akan lebih disukai untuk dipercaya oleh konsumen ketika stimulus

tersebut sebagai berikut (Assael, 1995 : 90):

1. Sesuai dengan pengalaman terdahulu konsumen.

2. Kecenderungan beliefs konsumen sekarang terhadap suatu merek. 3. Berhubungan dengan komponen kebutuhan konsumen sekarang.

(37)

5. Tidak menimbulkan kekhawatiran dan kegelisahan yang berlebihan.

Persepsi konsumen terhadap stimulus, sebaiknya pemasar mengetahui

stimulus mana yang dipilih konsumen. Dengan merasakan stimulus secara

selektif, konsumen akan mencapai suatu keseimbangan psikologis yaitu suatu

keadaan yang kurang bertentangan dan menghindari informasi yang

bertentangan atau tidak sesuai.

Pada waktu pemaparan stimulus, persepsi konsumen melalui tiga tahap

khusus, yaitu ( Assael, 1995 :90):

1. Perhatian/ Attention

Perhatian adalah proses pemberitahuan suatu stimulus atau beberapa bagian

dari stimulus. Pemilihan perhatian adalah konsumen lebih menyukai untuk

memperhatikan bagian dari suatu stimulus yang berhubungan dengan

kebutuhan mereka dan sesuai dengan pengalaman mereka.

2. Pemahaman / Comprehensive

Pemahaman merupakan suatu proses pemilihan dimana konsumen menyukai

atau menginterpretasikan suatu pesan untuk disetujui dengan beliefs mereka. 3. Ingatan / Retention

Sebuah pesan dapat diperhatikan, diinterprestasikan dan cepat dilupakan,

konsumen lebih menyukai untuk menyimpan dalam ingatan mereka

pesan-pesan yang lebih relevan dengan kebutuhan.

Selain proses seleksi, perbedaan persepsi juga disebabkan adanya proses

(38)

mengorganisir rangsangan-rangsangan yang diterimanya ke dalam

kelompok-kelompok pendapat dan memandang seorang konsumen sebagai satu kesatuan.

Pandangan yang demikian akan menjadi latar belakang yang mendukung

terbentuknya suatu persepsi.

2.3.1. Persepsi Terhadap Merek Pelopor

Menurut Alpert, Kamins dan Graham ( 1992 ) seperti dikutip Alpert dan

Kamins ( 1996 : 36 ), untuk menjelaskan persepsi konsumen terhadap merek

pelopor digunakan komponen multiatribut produk, yang berdasarkan perspektif

penjual ulang/reseller menunjukkan kalau sikap keseluruhan konsumen lebih menyenangi merek pelopor dibandingkan dengan merek-merek pengikut yang ada

dalam multiatribut produk. Secara signifikan persepsi konsumen lebih menyenangi

merek pelopor daripada merek-merek pengikut.

Pendekatan serupa juga dilakukan oleh Alpert dan Kamins (1994) tetapi

berdasarkan perspektif konsumen, menunjukkan bahwa variasi atribut khusus pada

merek pelopor dipercaya konsumen berhubungan dengan harga (seperti dikutip

Alpert dan Kamins, 1995 : 36).

Untuk mengetahui apakah konsumen akan merasa bahwa secara umum merek

pelopor lebih positif dalam kunci evaluasi atribut produk, maka Hoch dan Ha (1986)

Dan Carpenter dan Nakamoto (1989) melakukan penelitian yang menyatakan bahwa

untuk beberapa kasus atribut-atribut produk mempunyai sifat yang subyektif, seperti

atribut status merek pelopor yang memainkan peranan penting dalam evaluasi

(39)

Menurut Achenbaum (1972), persepsi-persepsi khusus pada atribut-atribut

merek pelopor secara umum akan diakui dan berasal dari suatu sikap yang

menyenangkan pada sikap keseluruhan dan dimensi-dimensi atribut-atribut khusus

(Seperti dikutip oleh Alpert dan Kamins, 1995: 36), persepsi bahwa untuk menjadi

merek pelopor membutuhkan keahlian, kepercayaan timbul dari merek pelopor

karena merupakan kategori terlama dan secara umum dari pengalaman sebelumnya

pada merek pelopor (Alpert Kamins, 1995: 36).

2.4. Pemrosesan Informasi

Dengan adanya reaksi konsumen terhadap stimulus yang akan bergantung pada

bagaimana stimulus bersangkutan diproses, dapat sangat membentuk sikap dan perilaku,

suatu pengertian pemrosesan informasi sangatlah penting. Pemrosesan informasi

mengacu pada proses dimana stimulus diterima, ditafsirkan, disimpan dalam ingatan

dan kemudian diambil kembali (Engel, Blackwell dan Miniard, 1995:5).

2.4.1. Tahap-tahap Pemrosesan

Pemrosesan informasi dapat dibagi menjadi lima tahap, yaitu:

1. Pemaparan

Pemaparan adalah pencapaian pendekatan terhadap suatu stimulus sedemikian

rupa sehingga muncul suatu peluang diaktifkannya satu atau lebih dari kelima

(40)

2. Perhatian

Perhatian adalah alokasi kapasitas pemrosesan untuk stimulus yang baru masuk.

3. Pemahaman

Pemahaman adalah tafsiran tentang stimulus.

4. Penerimaan

Penerimaan adalah tingkat sejauh mana stimulus mempengaruhi pengetahuan

dan/atau orang yang bersangkutan.

5. Retensi

Retensi adalah pemindahan tafsiran stimulus kedalam ingatan jangka panjang.

Gambar 2.1

Tahap-tahap Pemrosesan Informasi

Pemaparan

Sumber: Engel, James F, Roger D.Blackwell, dan Paul W.Miniard, 1995,Perilaku Konsumen, jilid dua, Edisi ke enam, Binarupa Aksara, Jakarta, hal.6.

Ingatan Perhatian

Stimilus Dominasi

Pemasar

Lain-lain

Pemahaman

Penerimaan

(41)

Dalam gambar diatas, ditunjukkan bahwa stimulus harus tersedia untuk

pemrosesan agar tahap pertama dari pemrosesan informasi, yaitu pemaparan dapat

terjadi. Sesudah pemaparan, konsumen mungkin menaruh perhatian pada atau

memproses stimulus tersebut. Selama pemrosesan ini, konsumen akan

mengkaitkan makna pada stimulus tersebut, dan ini merupakan tahap pemahaman.

Setelah tahap pemahaman, tahap selanjutnya adalah tahap penerimaan yang sangat

penting dalam bidang komunikasi persuasif, yaitu konsumen akan benar-benar

percaya pada informasi tersebut. Tahap terakhir dari pemrosesan informasi adalah

retensi yang melibatkan informasi kedalam ingatan jangka panjang.

Implikasi penting dari model pemrosesan ini adalah stimulus harus melewati

tiap tahap sebelum mencapai ingatan, sehingga keefektifan komunikasi persuasif

akan bergantung pada kemampuan komunikasi yang bersangkutan untuk bertahan

dalam semua tahap pemrosesan informasi tersebut.

Setelah mengetahui tentang pemrosesan informasi dan tahap-tahap

pemrosesan informasi, maka untuk selanjutnya akan dibahas tentang

pembelajaran.

2.5. Pembelajaran

Definisi dari pembelajaran secara luas adalah ( Engel, Blackwell dan Miniard,

1995 : 40) :

Pembelajaran adalah proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam

(42)

Sedangkan pembelajaran dalam arti yang sempit yaitu dalam pendekatan kognitif

(cognitive approach) dicerminkan melalui perubahan pengetahuan. Akibatnya fokus pembelajaran dalam pendekatan kognitif adalah pada pengertian akan proses mental

yang akan menentukan bagaimana orang mempelajari informasi diteruskan ke dalam

ingatan jangka panjang.

Sedangkan sebagai kontras, dalam pendekatan behaviorisme (behaviorist

approach) terhadap pembelajaran semata-mata berkenaan dengan perilaku yang diamati.

Proses mental, yang tidak diamati dan dengan begitu harus disimpulkan,diabaikan

dalam pendekatan ini. Pembelajaran lebih diperhatikan melalui perubahan perilaku yang

disebabkan oleh berkembangnya asosiasi antara stimulus dan respons.

Dari proses pembelajaran diatas, maka untuk selanjutnya kita akan membahas

tentang proses pengambilan keputusan pembelian konsumen yang terdiri dari

tahap-tahap: Menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan; pencarian informasi dan

penilaian sumber-sumber; penilaian dan seleksi terhadap alternative pembelian,

keputusan untuk membeli, perilaku sesudah pembelian.

2.6. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen

Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen terdiri dari lima tahap,yaitu (

Swastha dan Handoko, 1982 : 103-109) :

1. Menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan

Penganalisaan kebutuhan dan keinginan ini ditujukan untuk mengetahui adanya

(43)

tersebut diketahui, maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan

yang belum segera harus dipenuhi.

2. Pencarian informasi dan penilaian sumber-sumber

Tahap kedua dalam pembelian ini adalah pencarian informasi tentang

sumber-sumber dan menilainya, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang

dirasakan. Pencarian informasi dapat bersifat aktif atau pasif, internal atau

eksternal. Pencarian informasi yang bersifat aktif dapat berupa kunjungan

terhadap beberapa toko dan membuat perbandingan harga dan kualitas produk,

sedangkan informasi pasif, mungkin hanya membaca suatu periklanan di

majalah atau surat kabar tanpa mempunyai tujuan khusus dalam pikirannya

tentang gambaran produk yang diinginkan. Pencarian informasi intern tentang

sumber-sumber pembelian dapat berasal dari komunikasi perorangan (personal communication) dan pengaruh perorangan termasuk berasal dari pelopor opini (opinion leader). Sedangkan informasi eksternal dapat berasal dari media massa seperti publikasi, iklan, atau informasi dari pedagang eceran.

3. Penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian.

Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai

serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian. Tujuan pembelian pada

masing-masing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk dan

kebutuhannya. Setelah tujuan pembelian ditetapkan, maka konsumen perlu

untuk mengidentifikasikan alternatif-alternatif pembelian. Atas dasar tujuan

(44)

dan diseleksi menjadi alternatif pembelian yang dapat memenuhi dan

memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

4. Keputusan untuk membeli

Bila konsumen telah memutuskan untuk membeli maka konsumen mendapat

serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek,

penjual, kuantitas, waktu pembayaran dan cara pembayarannya.

5. Perilaku sesudah pembelian

Bagi perusahaan, perasaan dan perilaku sesudah pembelian sangat penting

karena dapat mempengaruhi penjualan ulang dan juga mempengaruhi

ucapan-ucapan pembeli kepada pihak lain tentang produk perusahaan.

2.7. Kerangka Berpikir

Gambar 2.2

Konsumen Perilaku konsumen

Tujuan Pembelian Menggunakan merek

tersebut

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi persepsi konsumen terhadap

Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat, dan Isotonik sebagai merek-merek produk

(45)

kemasan, dan rasa juga berdasarkan tingkat pengetahuan konsumen atas produk-produk

minuman isotonik yang akhirnya untuk mengetahui tujuan pembelian yang diambil oleh

konsumen yang dilakukan melalui serangkaian proses pengambilan keputusan

pembelian.

2.8. Hipotesis

Berdasarkan penjabaran konsep tentang tingkat pengetahuan dan persepsi

konsumen atas produk-produk minuman isotonik, maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

• Ho = Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan konsumen dengan

persepsi konsumen terhadap produk-produk minuman isotonik.

• Ha = Ada hubungan antara tingkat pengetahuan konsumen dengan persepsi

(46)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus

adalah penelitian yang terperinci tentang obyek tertentu dimana data yang diperoleh

akan diolah dan dianalisis sehingga kesimpulan yang akan diambil dari penelitian ini

hanya sebatas pada objek yang diteliti dan tidak berlaku secara umum.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma yang beralamat di

Mrican, PO. BOX 29 Yogyakarta

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2008

3.3. Subyek dan Obyek Penelitian 3.3.1. Subyek Penelitian

Yang dimaksud dengan subyek penelitian adalah pemberi atau sumber

informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Subjek penelitian

(47)

Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat dan Isotonik) di Universitas

Sanata Dharma.

3.3.2. Obyek Penelitian

Yang dimaksud obyek penelitian adalah variabel-variabel yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini, obyek penelitiannya adalah tingkat pengetahuan dan

persepsi konsumen terhadap atribut-atribut produk Pocari sweat, Mizone,

Vitazone, Prosweat dan Isotonik yang meliputi fungsi, harga, merk, kemasan

dan rasa.

3.4. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah hubungan tingkat

pengetahuan konsumen dengan persepsi konsumen terhadap produk-produk minuman

isotonik.

Berikut ini adalah penjelasan tentang variabel-variabel penelitian, yaitu :

1. Variabel masalah pertama : Produk-produk minuman isotonik

Dalam penelitian ini, produk-produk minuman isotonik yang diteliti adalah

Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat dan Isotonik.

2. Variabel masalah kedua : Tingkat Pengetahuan konsumen terhadap

produk-produk minuman isotonik, yaitu untuk mengetahui sejauhmana tingkat

pengetahuan konsumen terhadap produk-produk minuman isotonik berdasarkan

atribut-atribut produk minuman isotonik. Atribut-atribut produk tersebut

(48)

3. Variabel masalah ketiga : Persepsi konsumen terhadap produk-produk minuman

isotonik. Yaitu untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap

produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produk yang

meliputi : fungsi, harga, merk, kemasan dan rasa.

Sementara itu pengukuran mengenai tingkat pengetahuan konsumen dan

persepsi konsumen diperoleh dari kuesioner. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan

dengan memberikan alternatif jawaban tertentu, dimana responden diminta memilih

salah satu di antara jawaban-jawaban yang telah di sediakan. Teknik pengukuran

terhadap variabel penelitian dilakukan dengan menggunakan skala rating.

Untuk mengukur persepsi konsumen terhadap Pocari sweat, Mizone, Vitazone,

Prosweat, dan Isotonik sebagai produk-produk minuman isotonik digunakan skala

rating. Dimana responden diminta untuk menjawab pertanyaan pada salah satu jawaban

yang telah disediakan dengan interval angka dari 5 sampai dengan 1, dimana :

• Angka 5 untuk nilai terbaik

• Angka 4 untuk nilai baik

• Angka 3 untuk nilai sedang

• Angka 2 untuk nilai rendah

• Angka 1 untuk nilai terendah

Untuk mengukur tingkat pengetahuan konsumen terhadap Pocari sweat, Mizone,

Vitazone, Prosweat dan Isotonik sebagai produk-produk minuman isotonik digunakan

(49)

jawaban yang telah disediakan pada rentang jawaban interval angka dari 0 sampai

dengan 3, dimana angka-angka itu menjelaskan :

• Angka 3 bila sangat mengetahui tentang atribut produk

• Angka 2 bila mengetahui tentang atribut produk

• Angka 1 bila sedikit mengetahui tentang atribut produk

• Angka 0 bila sama sekali belum mengetahui tentang atribut produk

3.5. Data yang dicari

1. Data Primer

Data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh periset untuk

menjawab masalah risetnya secara khusus (Istijanto, 2005: 32). Data primer

diperoleh dari hasil pengisian kuesioner mengenai hubungan tingkat

pengetahuan dengan persepsi konsumen terhadap produk-produk minuman

isotonik.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan pihak lain, bukan oleh

periset sendiri, dan untuk tujuan lain (Istijanto, 2005 :27). Data sekunder dalam

penelitian ini diperoleh dari studi pustaka dan informasi lain yang berkaitan

(50)

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan informasi dari responden, penulis menggunakan alat

pengumpul data yaitu kuesioner.

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi yang telah ditentukan terlebih dahulu berdasarkan

teknik sampling (Arsyad dan Suranto, 1993 : 96).

3.7. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Yang dimaksud dengan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

dari subyek dan obyek, yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2001 : 72). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua

responden yang sudah pernah mengkonsumsi Pocari sweat, Mizone, Vitazone,

Prosweat dan Isotonik sebagai produk-produk minuman isotonik. Karena

populasinya sangat luas maka penulis akan mengambil sampel yang dapat

mewakili keseluruhan populasi tersebut.

2. Sampel

Yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2001 : 73).

Karena adanya keterbatasan waktu dan biaya maka tidaklah mungkin meneliti

(51)

responden yang pernah mengkonsumsi produk minuman isotonik Pocari sweat,

Mizone, Vitazone, Prosweat da Isotonik di wilayah Universitas Sanata Dharma.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan 100 orang responden sebagai sampel yang

dipilih dengan menggunakan metode convience sampling. Karakteristik responden yang diisyaratkan dalam penelitian ini adalah semua responden yang pernah

mengkonsumsi produk minuman isotonik Pocari sweat, Mizone, Vitazone,

Prosweat dan Isotonik. Selain itu untuk mempermudah dalam menyebarkan

kuesioner digunakan metode incidental sampling yaitu responden yang dapat ditemui saat penyebaran kuesioner.

3.8. Teknik Pengujian Instrumen

1. Validitas

Dalam penelitian ini, validitas dianggap sebagai tingkat kemampuan suatu

instrumen untuk mengungkapkan sesuatu yang dianggap pokok pengukuran yang

dilakukan dengan instrumen tersebut. Untuk pengujian validitas instrumen,

penelitian ini dengan menggunakan program komputer seri program statistik

(SPSS-2000) windows 11,5.

2. Reliabilitas

Pengujian reliabilitas merupakan metode yang digunakan untuk

(52)

diulangi 2 kali atau lebih. Untuk menganalisis keandalan digunakan tehnik alpha cronbach. Tehnik ini merupakan pengembangan tehnik baru untuk uji keandalan yang paling dianjurkan untuk digunakan. Dalam pengujian reliabilitas penelitian

ini, data diolah menggunakan program komputer seri program statistik(

SPSS-2000) windows 11.5.

3.9. Teknik Analisis Data

3.9.1. Analisis masalah pertama, yaitu perbandingan persepsi konsumen terhadap Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat, dan Isotonik sebagai produk-produk minuman isotonik. Pengolahan data ini menggunakan uji ANOVA (Analysis Of Variance).

Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut (Atmaja, 1996 : 283) :

1. Menyatakan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha)

Ho : µ1 = µ2 = µ3 = µ4 = µ5

Ha : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3 ≠ µ4 ≠ µ5

2. Menentukan daerah penerimaan Ho dan Ha

Pengujian dengan anova menggunakan distribusi F, titik kritis diperoleh dengan

bantuan tabel F dimana titik kritis ditentukan oleh :

* taraf nyata atau signifikansi (α) = 5%

* derajat bebas atau degree of freedom (df) yang terdiri dari : Numerator : k-1

(53)

3. Menentukan nilai statistik uji

Nilai statistik uji atau yang di sebut F-ratio, di lihat dengan rumus :

F –ratio : Variance between sample

4. Membandingkan nilai F-ratio dengan daerah penerimaan Ho dan Ha, yaitu:

Ho diterima jika F-ratio < titik kritis

Ha diterima jika F-ratio > titik kritis

5. Menarik kesimpulan :

• Jika Ho diterima = maka tidak ada perbedaan persepsi di antara konsumen

terhadap Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat dan

Isotonik sebagai produk-produk minuman isotonik.

• Jika Ha diterima = maka ada perbedaan persepsi di antara konsumen

terhadap Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat dan

(54)

3.9.2. Analisis tingkat pengetahuan konsumen terhadap Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat, dan Isotonik sebagai produk-produk minuman isotonik. Pengolahan data ini menggunakan uji ANOVA (Analysis Of Varian).

Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut (Atmaja, 1996 : 283) :

1. Menyatakan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha)

Ho : µ1 = µ2 = µ3 = µ4 = µ5

Ha : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3 ≠ µ4 ≠ µ5

2. Menentukan daerah penerimaan Ho dan Ha

Pengujian dengan Anova menggunakan distribusi F, titik kritis diperoleh dengan

bantuan tabel F dimana titik kritis ditentukan oleh :

* taraf nyata atau signifikansi (α) = 5%

*derajat bebas atau degree of freedom (df) yang terdiri dari : Numerator : k-1

Denominator : N-k

3. Menentukan nilai statistik uji

Nilai statistik uji atau yang di sebut F ratio, di lihat dengan rumus :

(55)

Xij : individu ke 1 dari sample j

K : banyaknya kolom

X : Mean dari semua populasi

Untuk mengetahui nilai F ratio di gunakan tabel Anova

4. Membandingkan nilai F-ratio dengan daerah penerimaan Ho dan Ha, yaitu:

Ho diterima jika F-ratio < titik kritis

Ha diterima jika F-ratio > titik kritis

5. Menarik kesimpulan :

• Jika Ho diterima = maka tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan di antara

konsumen terhadap Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat dan Isotonik

sebagai produk-produk minuman isotonik.

• Jika Ha diterima = maka ada perbedaan tingkat pengetahuan di antara

konsumen terhadap Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat dan Isotonik

sebagai produk-produk minuman isotonik.

3.9.3. Analisis Korelasi

Analisis hubungan tingkat pengetahuan dan persepsi konsumen terhadap

Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat, dan Isotonik sebagai produk-produk

minuman isotonik. Analisa ini digunakan untuk mengetahui adakah hubungan antara

tingkat pengetahuan konsumen dengan persepsi konsumen terhadap Pocari sweat,

Mizone, Vitazone, Prosweat, dan Isotonik sebagai produk-produk minuman

(56)

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut :

1. Rumus rxy =

(

)( )

3. Pengujian hipotesis :

Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada

hubungan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi konsumen

terhadap produk-produk minuman isotonik.

Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan ada

hubungan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi konsumen

(57)

Harga r hitung selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel

dengan dk pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1). Dengan taraf

kesalahan 5%.

Ho ditolak apabila r hitung (koefisien korelasi) > r tabel

Ho diterima apabila r hitung (koefisien korelasi) < r tabel

4. Menguji signifikansi hubungan masing-masing x dan y, yaitu :

Hubungan tingkat pengetahuan dengan persepsi konsumen terhadap

produk- produk minuman isotonik :

t =

2

1 2

r n r

− −

Jika : t tabel < t hitung < t tabel maka Ho diterima

(58)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PRODUK

Di antara kita pasti sudah pernah mengalami kondisi tubuh dimana tubuh terasa

lelah, mual, muntah, nyeri kepala, kejang otot, kejang betis bahkan kejang otot lengan

dan perut. Itu semua tanda-tanda dehidrasi atau kondisi dimana tubuh kekurangan cairan

tubuh. Beban fisik yang terlampau berat akibat menumpuknya pekarjaan menimbulkan

tubuh kekurangan banyak cairan.

Cairan tubuh berperan penting dalam metabolisme, diantaranya mengangkut dan

menyerap zat-zat gizi didalam darah, membantu proses pencernaan, menjaga temperatur

tubuh dan sebagainya. Mengingat fungsinya yang sedemikian penting, tidaklah

mengherankan bila tubuh manusia memerlukan cairan rata-rata 2.500 ml/hari untuk

mengganti cairan yang keluar melalui pernafasan, keringat dan urine. Bila cairan yang

keluar tidak segera tergantikan, perlahan tapi pasti tubuh bisa mengalami dehidrasi.

Sejatinya, kitapun mampu menghasilkan air sekitar 200 ml/hari. Artinya, 2.300 ml lagi

harus “disubsidi” dari luar, baik dalam bentuk makanan maupun minuman.

Dalam plasma darah, 92 persen diantaranya adalah air. Oleh karena itu, dehidrasi

berdampak langsung pada volume darah dalam tubuh. Berkurangnya volume darah

sebesar 5% saja dapat menurunkan perfomance sampai dengan 30 persen. Bila lebih? Tubuh terasa sakit. Jika hal ini terus berlanjut, potensi untuk koma dan meninggalpun

(59)

4.1. Minuman Isotonik

Setelah capek berolahraga, pasti badan terasa lelah dan ingin segera minum

untuk menghilangkan rasa haus. Hal ini dikarenakan pada saat berolahraga, atau

melakukan aktivitas yang berat, kita kehilangan banyak cairan yang keluar melalui

keringat. Cairan yang keluar tersebut berupa zat-zat elektrolit seperti Natrium dan

Kalium, dan cairan tersebut harus segera tergantikan, kalau tidak dapat menyebabkan

gangguan, terutama pada jantung.

Pada keadaan ini memang minuman isotonik memang lebih baik daripada air

biasa, karena minuman isotonik dapat lebih cepat menggantikan zat-zat elektrolit yang

hilang. Isotonik berasal dari kata “iso” = sama, “tonik” = tekanan cairan tubuh, jadi

suatu minuman dikatakan isotonik jika minuman tersebut memiliki komposisi dan

tekanan osmotik yang sama denga cairan ( plasma ) tubuh yakni 240-349 mOsm.

Sedangkan bila lebih rendah dari tekanan osmotik tubuh ( kurang dari 240 mOsm )

disebut Hipotonik. Jika lebih tinggi dari tekanan osmotik tubuh ( lebih dari 340 mOsm )

disebut Hipertonik. Komposisi minuman isotonik biasanya berupa karbohidrat dan

kandungan elektrolit terutama Natrium, kalium, dan Kalsium. ( Kompas, des 18, 2007)

4.2. Asal Mula Minuman Isotonik

Minuman isotonik pertama kali diciptakan oleh Dr. Robert Cade pada tahun

1995. Ide Cade menciptakan minuman isotonik bermula saat dirinya mengamati tim

(60)

setiap pemain rata-rata kehilangan 8 kg kandungan air ( 90-95 persen di bagian tubuh )

setelah bertanding 3 jam.

Namun ketika pertama kali minuman isotonik “diuji cobakan”, banyak keluhan

muncul. Mereka mengatakan bahwa rasanya seperti cairan pembersih toilet. Maka Cade

menambahkan gula dan jus jeruk untuk memberikan cita rasa.

Minuman isotonik ciptaan Cade ini di beri nama merk komersial “Gatorade”.

Terkait dengan asal nama Gatorade, ternyata nama itu di ambil dari nama maskot

Universitas Florida yang bernama Gator. Dan Cade menyatakan bahwa minuman

isotonik idealnya dikonsumsi para pelaku dunia olahraga, bukan konsumen biasa.

(Jawapos, 29 nov 2007).

4.3. Manfaat Minuman Isotonik

Fungsi utama dari minuman isotonik adalah dapat segera menggantikan cairan

tubuh yang hilang. Atau bahasa kerennya mengganti ion tubuh. Minuman isotonik ini

juga baik dikonsumsi pada saat kita mengalami dehidrasi atau diare, karena fungsinya

sama dengan oralit, hanya saja tidak ditambah dengan gula. Selain itu minuman isotonik

berkhasiat juga untuk menyembuhkan sariawan atau tenggorokan kering. Minuman

isotonik ini juga konon dapat menyembuhkan demam berdarah atau tifus. Sebenarnya

minuman ini hanya membantu proses pemulihan penderita, bila si pasien rajin

mengkonsumsi minuman isotonik, maka cairan tubuhnya yang hilang akan tergantikan

(61)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bagian analisis data ini digunakan untuk memberikan jawaban atas perumusan

masalah yang telah dikemukan pada bagian BAB Pendahuluan. Penelitian terhadap

konsumen produk-produk minuman isotonik dilakukan pada mahasiswa/I Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Data-data yang diperoleh dari penelitian

kemudian dianalisis guna menjawab permasalahan-permasalahan yang telah diajukan.

5.1. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur yang akan dipakai dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut :

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode

kuesioner. Responden adalah mahasiswa-mahasiswi Universitas Sanata Dharma yang

pernah mengkonsumsi produk-produk minuman isotonik, dan dalam penelitian ini yang

dijadikan obyek penelitian adalah tingkat pengetahuan dan persepsi konsumen terhadap

minuman isotonik Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat dan Isotonik. Jumlah

kuesioner yang disebar sebanyak 100 eksemplar. Kuesioner didistribusikan untuk

mengumpulkan data terlebih dahulu kepada 30 responden untuk menguji kesahihan/

Validitas dan Keandalan/Reliabilitas kuesioner. Hal ini dimaksudkan untuk

menghindari pertanyaan yang kurang relevan dengan tujuan penelitian, terhindar dari

kekeliruan dan ketidak tepatan dalam perhitungan. Setelah diketahui bahwa kuesioner

valid dan reliabel, peneliti menyebar 70 eksemplar kuesioner kepada responden. Setelah

(62)

jawaban-jawaban kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan konsumen terhadap

produk minuman isotonik Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat dan Isotonik,

untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap produk minuman isotonik Pocari sweat,

Mizone, Vitazone, Prosweat dan Isotonik dan juga untuk mengetahui hubungan tingkat

pengetahuan konsumen dengan persepsi konsumen terhadap produk minuman isotonik

Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat dan Isotonik dilihat dari atribut-atribut

produk yang dimiliki. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan seri program komputer seri SPSS for windows 11,5.

5.2. Prosedur Analisis

Prosedur yang dipakai dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut :

1. Pengujian validitas dan reliabilitas terhadap item-item pertanyaan yang ada pada

kuesioner.

2. Analisis varian (ANOVA) untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan

konsumen terhadap atribut-atribut produk minuman isotonik.

3. Analisis varian (ANOVA) untuk mengetahui perbedaan persepsi konsumen

terhadap atribut-atribut minuman isotonik.

4. Analisis korelasi untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

(63)

5.3. Kuesioner

Kuesioner digunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data bagi

penelitian yang dilakukan oleh penulis. Kuesioner ini terdiri dari beberapa pertanyaan

untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan persepsi konsumen terhadap atribut-atribut

produk minuman isotonik. Kuesioner tersebut dibagikan kepada 100 responden.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu :

1. Bagian pertama berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui karakteristik

responden.

2. Bagian kedua berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan konsumen terhadap atribut-atribut produk minuman isotonik.

Setiap jawaban diberi bobot sebagai berikut :

• Sangat Mengetahui mempunyai bobot 3

• Mengetahui mempunyai bobot 2

• Sedikit Mengetahui mempunyai bobot 1

• Sama Sekali Belum Mengetahui mempunyai bobot 0

3. Bagian ketiga berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui persepsi

konsumen terhadap atribut-atribut produk minuman isotonik.

Setiap jawaban mempunyai bobot sebagai berikut :

• Terbaik mempunyai bobot 5

• Baik mempunyai bobot 4

• Sedang mempunyai bobot 3

(64)

• Terendah mempunyai bobot 1

5.4. Analisis Validitas dan Reliabilitas

5.4.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Dalam penelitian ini digunakan 30 responden untuk menguji

kesahihan/validitas dan keandalan/reliabilitas kuesioner. Hal ini dimaksudkan untuk

menghindari pertanyaan yang kurang dimengerti oleh responden serta untuk

mengubah pertanyaan yang kurang relevan dengan tujuan penelitian.

1. Pengujian Kesahihan/Validitas

Validitas dianggap sebagai tingkat kemampuan suatu instrumen mengungkapkan

sesuatu yang dianggap pokok pengukuran yang dilakukan dengan instrumen

tersebut.

Untuk pengujian validitas instrumen, penelitian ini dengan menggunakan

program komputer seri program statistik (SPSS-2000) windows 11.5.

Hasil pengujian dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel. Dan seperti

terlihat pada Tabel 5.1, bahwa semua item dinyatakan valid / sahih yaitu r hitung

(65)

Tabel 5.1

Daftar Butir Pertanyaan Tingkat Pengetahuan konsumen Yang Valid Tingkat Pengetahuan Konsumen Terhadap Atribut Pocari Sweat

Pertanyaan No R Hitung (Rxy) R Tabel Status

Tingkat Pengetahuan Konsumen Terhadap Atribut Mizone

Pertanyaan No R Hitung (Rxy) R Tabel Status

1 0,6044 0,239 Valid 2 0,5793 0,239 Valid 3 0,4131 0,239 Valid 4 0,5502 0,239 Valid 5 0,6838 0,239 Valid

Tingkat Pengetahuan Konsumen Terhadap Atribut Vitazone

Pertanyaan No R Hitung (Rxy) R Tabel Status

1 0,7916 0,239 Valid 2 0,7655 0,239 Valid 3 0,4622 0,239 Valid 4 0,7064 0,239 Valid 5 0,8305 0,239 Valid

Tingkat Pengetahuan Konsumen Terhadap Atribut Prosweat

Pertanyaan No R Hitung (Rxy) R Tabel Status

(66)

Tingkat Pengetahuan Konsumen Terhadap Atribut Isotonik

Pertanyaan No R Hitung (Rxy) R Tabel Status

1 0,7736 0,239 Valid

Daftar Butir Pertanyaan Persepsi konsumen Yang Valid Persepsi Konsumen Terhadap Pocari sweat

Pertanyaan No R Hitung (Rxy) R Tabel Status

1 0,9246 0,239 Valid

Persepsi Konsumen Terhadap Mizone

Pertanyaan No R Hitung (Rxy) R Tabel Status

(67)

Persepsi Konsumen Terhadap Vitazone

Pertanyaan No R Hitung (Rxy) R Tabel Status

1 0,5729 0,239 Valid

Persepsi Konsumen Terhadap Prosweat

Pertanyaan No R Hitung (Rxy) R Tabel Status

1 0,7223 0,239 Valid

Persepsi Konsumen Terhadap Isotonik

Pertanyaan No R Hitung (Rxy) R Tabel Status

(68)

2. Pengujian Keandalan/Reliabilitas

Dalam penelitian ini digunakan seluruh responden untuk menguji

reliabilitas kuesioner, sehingga terhindar dari kekeliruan dan ketidaktepatan

dalam perhitungan.

Pengujian reliabilitas merupakan metode yang digunakan untuk

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila

pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Untuk menganalisis keandalan

digunakan teknik alpha cronbach. Teknik ini merupakan pengembangan teknik baru uji keandalan yang paling dianjurkan untuk digunakan. Dalam pengujian

reliabilitas penelitian ini, data diolah menggunakan program komputer seri program statistik (SPSS-2000) windows 11.5.

Tabel 5.3

Hasil Pengujian Reliabilitas Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Konsumen

Faktor Faktor Koefisien Alpha

Tingkat Pengetahuan Konsumen Pocari Sweat 0,8618

Tingkat Pengetahuan Konsumen Mizone 0,7865

Tingkat Pengetahuan Konsumen Vitazone 0,8763

Tingkat Pengetahuan Konsumen Prosweat 0,9369

(69)

Reliabilitas Persepsi Konsumen

Faktor Faktor Koefisien Alpha Persepsi Konsumen Terhadap Pocari Sweat 0,9112

Persepsi Konsumen Terhadap Mizone 0,8616 Persepsi Konsumen Terhadap Vitazone 0,8687 Persepsi Konsumen Terhadap Prosweat 0,8785 Persepsi Konsumen Terhadap Isotonik 0,9081

Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila hasil koefisien keandalan

menunjukkan nilai 0,7 atau lebih (Gay dan Diehl, 1992:170) dan hasil pengujian

reliabilitas dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 5.3. Faktor tingkat

pengetahuan konsumen terhadap produk-produk minuman isotonik mempunyai

koefisien alpha (α) > 0,7. Dan faktor persepsi konsumen terhadap

produk-produk minuman isotonik mempunyai koefisien alpha (α) > 0,7, dapat dilihat

dalam tabel 5.3. Jadi dalam penelitian ini untuk pengujian hasil reliabilitas

semua faktor dinyatakan reliabel/andal karena mempunyai koefisien alpha (α)

Gambar

Gambar 2.1 : Kerangka Berfikir ....................................................................
Gambar 2.1 Tahap-tahap Pemrosesan Informasi
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Tabel 5.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lakes Environmental sebuah perusahaan penghasil perangkat lunak menawarkan aplikasi WRPLOT (Wind Rose Plot) yang dapat melakukan perhitungan dalam menghasilkan

PT Tunas Gemilang Sakti Palembang dalam menjalankan aktivitasnya yaitu melakukan pengambilan dan mengantarkan produk pesanan sesuai dengan alamat yang dituju, oleh karena itu

Dalam mengatasi masalah tersebut, penulis mencoba mengimplementasikan pendekatan analytical hierarchy process dengan goal programming dengan terintegrasi, sehingga dapat

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menyediakan informasi yang lengkap tentang kondisi sumberdaya lahan hutan rakyat di lokasi penelitian yang sesuai bagi tanaman pertanian

Pada akhir tahun 2013 terbit pedoman terbaru dokumen RPIJM yang berubah menjadi RPI2-JM (Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang

The highest biomass and saponin content of Talinum paniculatum adventitious roots on liquid culture using temporary immersion bioreactor method is obtained in

mencapai Universal Access 100-0-100; (3) Perlu Sinergitas antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kab/Kota untuk mencapai Universal Access 100-0-100 (Perencanaan dan

✭❇✮ Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia memerlukan beberapa komponen, antara lain guru yang berkualitas, sarana dan prasarana yang lengkap, metode pembelajaran yang bervariasi,