ABSTRAK
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN
DENGAN PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT-ATRIBUT PRODUK MINUMAN ISOTONIK
Studi Kasus Pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Tri Retnowati
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan persepsi konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya, mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya dan untuk mengetahui perbedaan persepsi konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa-mahasisiwi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan konsumen dan perbedaan persepsi konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya adalah uji One Way ANOVA. Kemudian untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produk-produknya digunakan analisis korelasi Product Moment.
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF RELATION BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE AND THE CONSUMER’S PERCEPTION TOWARD THE
ATTRIBUTES OF ISOTONIC DRINK
The case study on students of The Faculty of Economics, Sanata Dharma University Yogyakarta
This research was conducted to analyze the relation between consumer’s knowledge and perception on isotonic drink product based on the attributes of isotonic drink, and to identify the difference of consumer’s knowledge on isotonic drinks product based on the function, price, brand, packaging and taste, and to identify the difference of consumer’s perception on isotonic drinks product based on the function, price, brand, packaging and taste.
The research is a case study. The data were collected by distributing questionnaire to the students of the Faculty of Economics, Sanata Dharma University. The data analysis technique used to find out the differences between the level of the consumer’s knowledge and perception on isotonic drink product based on the attributes of isotonic drinks is One Way ANOVA. Product Moment Correlation Analysis was used in order to find out the relation between the level of consumer’s knowledge and consumer’s perceptions towards the attributes of isotonic drink.
ATRIBUT PRODUK MINUMAN ISOTONIK
Studi Kasus Pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta
SKRIPSI
Disusun oleh :
TRI RETNOWATI
NIM : 002214132
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN
DENGAN PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT-ATRIBUT PRODUK MINUMAN ISOTONIK
Studi Kasus Pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh : Tri Retnowati NIM : 002214132
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2008
HALAMAN PERSEMBAHAN
Motto :
“Tuhan Menjadikan Segala Sesuatu Indah Pada Waktunya” “You can if you think you can”
Skripsi Aku persembahkan untuk yang tercinta :
Bapakku K. Santoso dan Ibuku Tri Yuliati Mbak Nina dan Mas Karman
Mbak Ichan yang cantik Ponakan-ponakan nakalku: Eka dan Fadhil Masku yang selalu menemaniku Sahabat-sahabatku yang selalu mendukungku
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Allah SWT atas segala berkat, rahmat dan penyertaan-Nya dari awal penulisan hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik moral maupun material. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
2. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S. ; selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Drs. Hendra Poerwanto G, M. Si. ; selaku Ketua Jurusan Manajemen.
4. Bapak V. Mardi Widyadmono, SE., MBA ; selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak A. Yudi Yuniarto, SE., MBA ; selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan pengarahan, bimbingan, dan masukan sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. 6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan
bimbingan dan bantuan selama belajar di Universitas Sanata Dharma.
7. Segenap mahasiswa/i Universitas Sanata Dharma yang telah berkenan membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.
8. Bapak & ibu yang telah memberikan perhatian dan kasih sayang serta dukungan dan doa selama menyelesaikan kuliah ini.
9. Mas Karman, Mbak Nina, dan Mbak Ichan yang telah banyak memberikan bantuan moril dan material selama aku kuliah serta dalam penyusunan skripsi hingga selesai.
10. Ponakan ku tersayang: Eka & Fadhil yang lucu dan nakal banget, kalian berdua selalu bikin kangen Tante.
11. “Antonku” ; terima kasih untuk segala cinta dan kasih sayang, kesabaran, perhatian dan dukungan serta doanya selama menyelesaikan skripsiku. 12. Spesial thanks to “My best friend”; Puri, Mbak Alva, Bude Sherly, Bude
Dessy, Santi, Noni, Jenny, Vero, Citra, Rusman, Pakde Nano, Om Indra makasih atas segala cinta dan persahabatan yang telah terjalin indah dalam kebersamaan kita selama ini. Tanpa kalian aku ga bisa apa-apa.
13. Teman-teman Manajemen B “00” Blacky, Danang, Dedek, Eny, Oki, Becak, Oshak, Iid dan semuanya. Makasih atas segala cinta dan persahabatan dalam kebersamaan kita selama ini.
14. Untuk teman-teman Kos Pandega Reksa, Teman-teman MPT, terima kasih atas kerjasamanya.
15. Dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Kiranya Tuhan yang Maha Kasih melimpahkan rahmat dan anugrahNya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi kesempurnaan tulisan ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
Tri Retnowati
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... v
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi
2.3.1. Persepsi Terhadap Merek Pelopor ... 17
2.4. Pemrosesan Informasi ... 18
2.4.1. Tahap-tahap Pemrosesan... 18
2.5. Pembelajaran ... 20
2.6. Proses Pengambilan Keputusan ... 21
2.7. Kerangka Berfikir ... 23
2.8. Hipotesis... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 25
3.1. Jenis Penelitian... 25
5.4. Analisis Validitas dan Reliabilitas ... 43
5.4.1. Pengujian Kesahihan/Validitas ... 43
5.4.2. Pengujian Keandalan/Reliabilitas ... 47
5.5. Analisa Anova... 49
5.5.1. Dilihat Dari Tingkat Pengetahuan Konsumen ... 49
5.5.2. Dilihat Dari Persepsi Konsumen... 52
5.6. Analisis Korelasi ... 55
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN... 67
6.1. Kesimpulan ... 67
6.2. Saran... 67
6.3. Keterbatasan... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 71 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 : Hasil Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Konsumen Terhadap Atribut-Atribut Produk Pocari sweat, Mizone, Vitazone,
Prosweat dan Isotonik ... 44 Tabel 5.2 : Hasil Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Konsumen
Terhadap Atribut-Atribut Produk Pocari sweat, Mizone,
Vitazone, Prosweat dan Isotonik... 45 Tabel 5.3 : Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Dan Hasil Uji
Reliabilitas Persepsi Konsumen Terhadap Atribut-Atribut
Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat dan Isotonik ... 47 Tabel 5.4 : Rata-rata Tingkat Pengetahuan Konsumen... 49 Tabel 5.5 : Rata-rata Persepsi Konsumen ... 53 Tabel 5.6 : Hasil Korelasi Tingkat Pengetahuan Dan Persepsi
Konsumen Terhadap Minuman Isotonik Pocari Sweat... 56 Tabel 5.7 : Hasil Korelasi Tingkat Pengetahuan Dan Persepsi
Konsumen Terhadap Minuman Isotonik Mizone ... 57 Tabel 5.8 : Hasil Korelasi Tingkat Pengetahuan Dan Persepsi
Konsumen Terhadap Minuman Isotonik Vitazone ... 58 Tabel 5.9 : Hasil Korelasi Tingkat Pengetahuan Dan Persepsi
Konsumen Terhadap Minuman Isotonik Prosweat ... 59 Tabel 5.10 : Hasil Korelasi Tingkat Pengetahuan Dan Persepsi
Konsumen Terhadap Minuman Isotonik Isotonik ... 60 Tabel 5.11 : Hasil Rata-rata Korelasi ... 62
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Tahap-Tahap Pemrosesan Informasi... 19 Gambar 2.1 : Kerangka Berfikir ... 23
ABSTRAK
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN
DENGAN PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT-ATRIBUT PRODUK MINUMAN ISOTONIK
Studi Kasus Pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Tri Retnowati
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan persepsi konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya, mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya dan untuk mengetahui perbedaan persepsi konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa-mahasisiwi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan konsumen dan perbedaan persepsi konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya adalah uji One Way ANOVA. Kemudian untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produk-produknya digunakan analisis korelasi Product Moment.
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF RELATION BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE AND THE CONSUMER’S PERCEPTION TOWARD THE
ATTRIBUTES OF ISOTONIC DRINK
The case study on students of The Faculty of Economics, Sanata Dharma University Yogyakarta
This research was conducted to analyze the relation between consumer’s knowledge and perception on isotonic drink product based on the attributes of isotonic drink, and to identify the difference of consumer’s knowledge on isotonic drinks product based on the function, price, brand, packaging and taste, and to identify the difference of consumer’s perception on isotonic drinks product based on the function, price, brand, packaging and taste.
The research is a case study. The data were collected by distributing questionnaire to the students of the Faculty of Economics, Sanata Dharma University. The data analysis technique used to find out the differences between the level of the consumer’s knowledge and perception on isotonic drink product based on the attributes of isotonic drinks is One Way ANOVA. Product Moment Correlation Analysis was used in order to find out the relation between the level of consumer’s knowledge and consumer’s perceptions towards the attributes of isotonic drink.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era persaingan bisnis yang semakin ketat dibutuhkan suatu manajemen strategi
untuk bisa tetap eksis di tengah persaingan yang semakin global. Salah satunya dengan
inovasi produk untuk memenangkan persaingan pasar yaitu dengan menciptakan produk
yang belum ada dipasaran sehingga bisa menjadi Merek Pelopor. Mempunyai merek pelopor adalah merupakan keunggulan bersaing, salah satu fenomena umum yang mana
akan menambah suatu nilai pada merek tersebut.
Merek peloporadalah sebagai pemain yang masuk pertama dalam kategori produk
pilihan, sehingga mempunyai keistimewaan yang dirasakan oleh konsumen sebagai
novel dan gambaran perhatian. Konsumen akan lebih ekstrim (tapi secara positif) dan
akan lebih percaya terhadap merek pelopor dari pada merek follower (yang selanjutnya disebut merek pengikut) (Kardes dan Kalyanaran,1992). Sebagai merek yang pertama
dalam suatu kategori produk tertentu, maka merek pelopor tersebut akan menjadi
pemimpin pasar (market leader) untuk masing-masing kategori produknya
(Wibowo,1996:92).
Merek pelopor adalah merek yang lahir, tumbuh dan kemudian berkembang
benar-benar dari pasar. Mereka lahir bertolak dari kejelian membaca peluang dan kebutuhan
masyarakat, kemudian berkembang dari pasar yang sepi dari distorsi sehingga tumbuh
Dalam penelitian ini dipilih kategori produk minuman isotonik. Dalam suatu
kategori produk minuman isotonik, PT AMERTA INDAH OTSUKA dengan merek produknya Pocari Sweat adalah merupakan merek pelopor (Hidayat, 2005).
Dipilihnya produk Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat, dan Isotonik
sebagai obyek penelitian adalah karena diluar urusan keunggulan produk, sebetulnya
ada juga fakta yang tampak seiring dengan pedulinya masyarakat atas produk yang
berbau kesehatan, jelas saja persaingan produk minuman isotonik tersebut kini kian
ramai.
Sebagai merek pelopor maka Pocari Sweat akan mendapatkan keuntungan, yang
antara lain disebutkan oleh kardes et.al (1993: 63) seperti dikutip Alpert dan Kamins (1995: 35), yaitu :
1. Ciri kombinasi yang ideal dibentuk oleh kombinasi yang ditawarkan oleh
merek pelopor.
2. Merek pelopor menjadi bentuk asli atau dasar untuk suatu kategori.
3. Proses perbandingan ciri-ciri asimetris membedakan merek pelopor dengan
merek pengikut dan menuntun atau memimpin merek-merek pengikut
sehingga merek-merek pengikut dipercaya sebagai tiruan belaka (copy cats). Keuntungan juga dikemukakan oleh Kaerdes dan Kalyanaran (1992) seperti
dikutip oleh Alpert dan Kamins (1995: 35), menunjukkan kalau konsumen akan lebih
banyak belajar tentang merk pelopor dibandingkan merek-merek pengikut. Hal ini
disebabkan karena merek pelopor sebagai peserta yang pertama kali masuk dalam
sebagai sesuatu yang baru dan menarik perhatian. Secara umum sikap konsumen akan
lebih yakin dan percaya (beliefs) terhadap merek pelopor daripada merek-merek pengikut. Keuntungan merek pelopor juga dikemukakan oleh Carpenter dan Nakamoto
(1989) seperti dikutip oleh Alpert dan Kamins (1995: 35), menunjukkan bahwa
konsumen mempunyai persepsi bahwa merek pelopor menjadi bentuk dasar dari
kategori produknya.
Keuntungan merek pelopor juga menunjukkan bahwa merek pelopor mempunyai
image (citra) yang lebih baik daripada merek-merek pengikut. Hal ini disebabkan
karena merek pelopor lebih sesuai dengan ideal self image (citra diri ideal) konsumen
daripada citra merek-merek pengikut (Alpert dan Kamins, 1995: 35)
Merek yang pertama kali masuk di pasar bukanlah suatu jaminan untuk
keberhasilan merek pelopor untuk memimpin pasar dalam kategori produknya.
Keunggulan inovasi yang lebih maju dari perusahaan pesaing membuat merek-merek
pengikut dapat lebih memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, yang akan
mengakibatkan keunggulan merk pelopor akan lebih rendah dibandingkan dengan
keunggulan bersaing dari merek-merek pengikut. Dengan demikian sebagai merek
pelopor harus tetap melakukan suatu inovasi agar tetap memiliki keunggulan bersaing
yang lebih tinggi dibandingkan merek pengikut (Taufik, 1997: 54). Serta agar
perusahaan pelopor dapat bertahankan dan mempunyai keunggulan bersaing dalam
menghadapi persaingan dengan merek-merek pengikut, merek pelopor juga harus tetap
melakukan kegiatan promosi dan memiliki jaringan distribusi yang kuat (Eksekutif,
Di pasaran sampai saat ini terdapat beberapa merek-merek pengikut yang
sekaligus sebagai merek pesaing pada kategori minuman isotonik. Para pemain pasar
yang merupakan pengikut dikategori minuman isotonik antara lain yaitu Mizone,
Vitazone, Prosweat dab Isotonik. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini akan
membahas tentang persepsi konsumen terhadap Pocari sweat, Mizone, Vitazone,
ProSweat, dan Isotonik sebagai produk-produk minuman isotonik. Penelitian ini juga
akan menganalisis tentang tingkat pengetahuan konsumen terhadap Pocari sweat,
Mizone, Vitazone, Prosweat, dan Isotonik sebagai produk-produk minuman isotonik.
Faktor tingkat pengetahuan konsumen juga menjadi variabel penelitian karena tingkat
pengetahuan yang dimiliki mempunyai pengaruh pada konsumen dalam membuat
keputusan pembelian, bila tingkat pengetahuan konsumen rendah, maka konsumen
tersebut tidak mempunyai jumlah informasi pada alternatif merek yang sama baiknya
dengan konsumen yang mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik. Yang lebih
mendasar, produsen produk-produk minuman isotonik mutlak perlu memeriksa apa
yang sudah diketahui oleh konsumen, karena pengetahuan adalah faktor utama dari
perilaku konsumen. Produk-produk minuman isotonik apa yang sering dibeli oleh
konsumen, dimana konsumen membeli produk-produk minuman isotonik tersebut, dan
kapan konsumen membeli produk-produk minuman isotonik tersebut akan bergantung
Dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul ” Analisis hubungan tingkat pengetahuan dengan persepsi konsumen terhadap atribut-atribut produk minuman Isotonik.”
1.2. Rumusan Masalah
Dengan melihat dari latar belakang masalah yang telah terurai diatas, maka
dapat dibuat suatu rumusan masalah yang akan di bahas yaitu :
• Apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan konsumen atas produk-produk
minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya?
• Apakah ada perbedaan persepsi konsumen konsumen atas produk-produk
minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya?
• Bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi konsumen
atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya?
1.3. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, lingkup permasalahan hanya terbatas pada :
• Persepsi konsumen terhadap Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat, dan
Isotonik sebagai produk-produk minuman isotonik.
• Tingkat pengetahuan konsumen terhadap Pocari sweat, Mizone, Vitazone,
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
• Untuk menganalisis adanya perbedaan tingkat pengetahuan konsumen atas
produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produknya.
• Untuk menganalisis adanya perbedaan persepsi konsumen atas
produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produk-produknya.
• Untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan persepsi
konsumen atas produk-produk minuman isotonik berdasarkan
atribut-atribut produknya.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Dengan penelitian ini penulis berharap akan mendapatkan berbagai
pengetahuan dan pengalaman berdasarkan perbandingan pengetahuan teoritis
dengan praktis di lapangan.
2. Bagi Universitas
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menambah dan memperluas
khasanah ilmu pengetahuan bagi para mahasiswa Sanata Dharma.
3. Bagi Perusahaan
Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi perusahaan
yang memiliki merek pelopor tentang keuntungan-keuntungan merk pelopor
sehingga perusahaan tersebut dapat menentukan strategi bersaing yang tepat dan
perusahaan yang memiliki merek pengikut juga dapat menentukan strategi
bersaing dengan perusahaan yang lain termasuk perusahaan merek pelopor.
1.6. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan
Pada bab I dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Pada bab II ini berisikan tentang teori-teori yang menjadi dasar dan acuan
dalam penulisan skripsi ini yaitu : pengertian produk, atribut produk,
pengetahuan konsumen, organisasi pengetahuan, pengukuran pengetahuan,
persepsi konsumen, persepsi terhadap merek pelopor, pemrosesan
informasi, pembelajaran, proses pengambilan keputusan.
Bab III : Metodologi Penelitian
Pada bab III ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, tempat dan lokasi
penelitian, subjek penelitian, obyek penelitian, variabel penelitian, data
yang dibutuhkan, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik
Bab IV : Gambaran Umum Produk
Pada bab IV ini dijelaskan mengenai gambaran umum tentang produk minuman isotonik yang mencakup pengertian minuman isotonik, asal mula
minuman isotonik, dan manfaat minuman isotonik.
Bab V : Analisis Data
Pada bab V ini dijelaskan mengenai uraian atau hasil dari pengolahan data yang diperoleh, analisis data, dan pembahasannya.
Bab VI : Kesimpulan dan Saran
Pada bab VI ini dijelaskan mengenai kesimpulan yang ditarik dari
penelitian yang dilakukan, dan saran-saran yang dapat diberikan oleh
penulis kepada perusahaan atau pihak-pihak yang memerlukan, serta berisi
BAB II
LANDASAN TEORI
Bauran pemasaran merupakan kombinasi dari empat variabel pemasaran, yaitu
produk, harga, saluran distribusi dan kegiatan promosi yang dapat dikendalikan oleh
perusahaan untuk mempengaruhi reaksi konsumen. Penetapan komposisi yang tepat dari
ke empat variabel tersebut dapat menunjang keberhasilan strategi perusahaan dalam
menciptakan image produk yang diinginkan oleh perusahaan. Secara singkat ke empat
variabel tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
1. Produk
Definisi produk menurut Kotler (1992:7) sebagai berikut :
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, untuk dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan meliputi barang fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat,
organisasi dan ide-ide.
Strategi produk sangat penting karena dengan penampilan produk yang khas akan
menciptakan image konsumen tersendiri terhadap produk tersebut, yang akhirnya
membuat konsumen terkesan pada produk tersebut dan selalu mengingatnya.
Ada tiga karakteristik wujud fisik produk ( kotler, 1992: 354-357), yaitu :
a. Mutu Produk
Mutu produk menunjukkan kemampuan suatu produk untuk menjalankan
keandalan, ketelitian, taraf kemudahan operasi, dan atribut-atribut lainnya
yang bernilai. Dari sudut pemasaran, mutu harus diukur dari segi persepsi
pembeli. Mutu produk juga dapat ditunjukkan melalui nama merk, kemasan,
distribusi dan promosi. Semua unsur ini harus sama-sama mengkomunikasikan
dan mendukung citra produk.
b. Ciri Produk
Ciri produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan suatu produk
perusahaan dari produk pesaing. Produk yang ditawarkan oleh suatu
perusahaan dapat mempunyai ciri-ciri (keistimewaan) yang berbeda-beda,
sehingga perusahaan dapat menciptakan model-model tingkat tinggi dengan
menambahkan ciri-ciri atau keistimewaan pada produk.
c. Desain Produk
Cara lain untuk menambah kekhasan suatu produk adalah melalui desain
produk. Desain dapat merupakan salah satu sarana dalam pemasaran
perusahaan, produk-produk yang didesain atau dirancang dengan baik akan
menarik perhatian yang lebih besar dari konsumen dan akan dapat
meningkatkan penjualan perusahaan.
2. Harga
Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan pembeli untuk
mendapatkan produk. Harga seringkali menjadi bahan pertimbangan utama
karena itu manajer harus mampu menetapkan harga yang bersifat akomodatif
sehingga mampu memenuhi kepentingan konsumen dan produsen.
3. Saluran distibusi
Saluran distribusi adalah aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia
bagi konsumen sasaran. Pemilihan saluran distribusi yang tepat akan menunjang
keberhasilan masalah penempatan produk.
4. Promosi
Promosi merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu program pemasaran.
Promosi berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan
membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Promosi bertujuan
meningkatkan keseluruhan volume penjualan perusahaan dan mempengaruhi
konsumen agar membeli produk yang ditawarkan perusahaan.
2.1. Atribut Produk
Pengembangan suatu produk mengharuskan perusahaan memperhatikan
atribut-atribut produk apa saja yang hendak dikembangkan dan mana yang sebaiknya di
pertahankan. Sebab apabila suatu produk mempunyai suatu atribut atau sifat-sifat yang
sesuai dengan apa yang diharapkan pembelinya, maka produk tersebut akan dianggap
Pengertian Atribut Produk menurut Indriyo Gitosudarmo (1995:188), yaitu : Atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang
menjamin agar produk-produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang
diharapkan oleh pembeli.
Sedangkan pengertian atribut produk menurut Tjiptono (1995:188), yaitu :
Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh
konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembeli. Atribut produk meliputi
merek, harga, rasa, kemasan dan lain-lain.
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
atribut produk adalah unsur-unsur yang melekat pada suatu produk yang menimbulkan manfaat bagi produk tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
2.2. Pengetahuan Konsumen
Definisi pengetahuan menurut (Engel, Blackwell, dan Miniard) dalam bukunya
Perilaku Konsumen adalah :
Pengetahuan adalah informasi yang disimpan dari dalam ingatan.
Sedangkan definisi pengetahuan konsumen menurut Engel, Blackwell, dan Miniard
adalah :
Pemasar khususnya harus mengerti tentang pengetahuan konsumen. Dimana
pemasar akan merasakan manfaat dari pemeriksaan pengetahuan konsumen di dalam
tiga bidang umum, yaitu :
1. Pengetahuan Produk (product knowledge)
Yaitu mencakupi kesadaran akan kategori dan merek produk di dalam kategori
produk, terminologi produk, atribut atau ciri produk, dan kepercayaan tentang
kategori produk secara umum dan mengenai merek spesifik.
2. Pengetahuan Pembelian (purchase knowledge)
Yaitu mencakupi bermacam potongan informasi yang dimiliki konsumen yang
berhubungan erat dengan pemerolehan produk.
Dimensi dasar dari pengetahuan pembelian melibatkan informasi berkenaan
dengan keputusan tentang dimana produk tersebut harus dibeli dan kapan pembelian harus terjadi.
3. Pengetahuan Pemakaian (usage knowledge)
Yaitu mencakupi informasi yang tersedia dari dalam ingatan mengenai
bagaimana suatu produk dapat digunakan dan apa yang diperlukan agar
benar-benar menggunakan produk tersebut.
Pengetahuan pemakaian adalah bidang sisi lain yang patut dipertimbangkan.
Perluasan pengetahuan pemakaian dapat menjadi jalan yang berarti untuk
2.2.1. Organisasi Pengetahuan
Sejumlah perhatian ditujukan untuk mengerti bagaimana pengetahuan konsumen
diorganisasi di dalam ingatan. Ingatan diorganisasi dalam bentuk jaringan asosiatif,
dengan merek berfungsi sebagai nodus sentral bagi struktur yang melibatkan
pengetahuan produk.
2.2.2. Pengukuran Pengetahuan
Indikator yang digunakan untuk mengukur pengetahuan konsumen adalah :
1. Pengukuran Pengetahuan Objektif ( objective knowledge) :
Yaitu pengukuran yang menyadap apa yang benar-benar sudah disimpan oleh
konsumen di dalam ingatan.
2. Pengukuran Pengetahuan Subjektif ( subjective knowledge ) :
Yaitu pengukuran yang menyadap persepsi konsumen mengenai banyaknya
pengetahuan mereka sendiri.
2.3. Persepsi Konsumen
Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap
suatu produk yang ditawarkan di pasar. Persepsi timbul karena adanya stimulus
(rangsangan) dari luar yang akan menekan saraf sensorik seseorang, yaitu mengalirkan
data melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, sentuhan dan rasa. Stimulus tersebut
kemudian oleh konsumen diseleksi, diorganisir, dan diinterpretasikan dengan cara yang
Definisi persepsi menurut Assael (1995 : 90):
Persepsi adalah suatu proses dimana konsumen memilih, mengatur dan mengartikan atau menafsirkan stimulus untuk membuat perasaan mereka.
Setiap individu mungkin memandang pada satu benda yang sama tetapi akan
mempersepsikan secara berbeda. Sejumlah faktor bekerja untuk membentuk dan
kadang memutar balik persepsi. Faktor-faktor ini dapat berada pada pihak pelaku
persepsi, dalam obyeknya atau target yang di persepsikan atau dalam konteks dari
situasi dimana persepsi dilakukan.
Ada dua faktor utama dalam persepsi konsumen yaitu :
1. Faktor stimulus, merupakan sifat fisik suatu obyek seperti ukuran, warna,
berat, dan lain-lain.
2. Faktor individu, merupakan sifat individu yang tidak hanya meliputi proses
sensorik tetapi juga pengalaman dari waktu lampau pada hal yang sama.
Sedangkan definisi dari stimulus adalah ( Assael, 1995 : 186):
Stimulus adalah beberapa bentuk fisik yang dapat dilihat atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu.
Stimulus akan lebih disukai untuk dipercaya oleh konsumen ketika stimulus
tersebut sebagai berikut (Assael, 1995 : 90):
1. Sesuai dengan pengalaman terdahulu konsumen.
2. Kecenderungan beliefs konsumen sekarang terhadap suatu merek. 3. Berhubungan dengan komponen kebutuhan konsumen sekarang.
5. Tidak menimbulkan kekhawatiran dan kegelisahan yang berlebihan.
Persepsi konsumen terhadap stimulus, sebaiknya pemasar mengetahui
stimulus mana yang dipilih konsumen. Dengan merasakan stimulus secara
selektif, konsumen akan mencapai suatu keseimbangan psikologis yaitu suatu
keadaan yang kurang bertentangan dan menghindari informasi yang
bertentangan atau tidak sesuai.
Pada waktu pemaparan stimulus, persepsi konsumen melalui tiga tahap
khusus, yaitu ( Assael, 1995 :90):
1. Perhatian/ Attention
Perhatian adalah proses pemberitahuan suatu stimulus atau beberapa bagian
dari stimulus. Pemilihan perhatian adalah konsumen lebih menyukai untuk
memperhatikan bagian dari suatu stimulus yang berhubungan dengan
kebutuhan mereka dan sesuai dengan pengalaman mereka.
2. Pemahaman / Comprehensive
Pemahaman merupakan suatu proses pemilihan dimana konsumen menyukai
atau menginterpretasikan suatu pesan untuk disetujui dengan beliefs mereka. 3. Ingatan / Retention
Sebuah pesan dapat diperhatikan, diinterprestasikan dan cepat dilupakan,
konsumen lebih menyukai untuk menyimpan dalam ingatan mereka
pesan-pesan yang lebih relevan dengan kebutuhan.
Selain proses seleksi, perbedaan persepsi juga disebabkan adanya proses
mengorganisir rangsangan-rangsangan yang diterimanya ke dalam
kelompok-kelompok pendapat dan memandang seorang konsumen sebagai satu kesatuan.
Pandangan yang demikian akan menjadi latar belakang yang mendukung
terbentuknya suatu persepsi.
2.3.1. Persepsi Terhadap Merek Pelopor
Menurut Alpert, Kamins dan Graham ( 1992 ) seperti dikutip Alpert dan
Kamins ( 1996 : 36 ), untuk menjelaskan persepsi konsumen terhadap merek
pelopor digunakan komponen multiatribut produk, yang berdasarkan perspektif
penjual ulang/reseller menunjukkan kalau sikap keseluruhan konsumen lebih menyenangi merek pelopor dibandingkan dengan merek-merek pengikut yang ada
dalam multiatribut produk. Secara signifikan persepsi konsumen lebih menyenangi
merek pelopor daripada merek-merek pengikut.
Pendekatan serupa juga dilakukan oleh Alpert dan Kamins (1994) tetapi
berdasarkan perspektif konsumen, menunjukkan bahwa variasi atribut khusus pada
merek pelopor dipercaya konsumen berhubungan dengan harga (seperti dikutip
Alpert dan Kamins, 1995 : 36).
Untuk mengetahui apakah konsumen akan merasa bahwa secara umum merek
pelopor lebih positif dalam kunci evaluasi atribut produk, maka Hoch dan Ha (1986)
Dan Carpenter dan Nakamoto (1989) melakukan penelitian yang menyatakan bahwa
untuk beberapa kasus atribut-atribut produk mempunyai sifat yang subyektif, seperti
atribut status merek pelopor yang memainkan peranan penting dalam evaluasi
Menurut Achenbaum (1972), persepsi-persepsi khusus pada atribut-atribut
merek pelopor secara umum akan diakui dan berasal dari suatu sikap yang
menyenangkan pada sikap keseluruhan dan dimensi-dimensi atribut-atribut khusus
(Seperti dikutip oleh Alpert dan Kamins, 1995: 36), persepsi bahwa untuk menjadi
merek pelopor membutuhkan keahlian, kepercayaan timbul dari merek pelopor
karena merupakan kategori terlama dan secara umum dari pengalaman sebelumnya
pada merek pelopor (Alpert Kamins, 1995: 36).
2.4. Pemrosesan Informasi
Dengan adanya reaksi konsumen terhadap stimulus yang akan bergantung pada
bagaimana stimulus bersangkutan diproses, dapat sangat membentuk sikap dan perilaku,
suatu pengertian pemrosesan informasi sangatlah penting. Pemrosesan informasi
mengacu pada proses dimana stimulus diterima, ditafsirkan, disimpan dalam ingatan
dan kemudian diambil kembali (Engel, Blackwell dan Miniard, 1995:5).
2.4.1. Tahap-tahap Pemrosesan
Pemrosesan informasi dapat dibagi menjadi lima tahap, yaitu:
1. Pemaparan
Pemaparan adalah pencapaian pendekatan terhadap suatu stimulus sedemikian
rupa sehingga muncul suatu peluang diaktifkannya satu atau lebih dari kelima
2. Perhatian
Perhatian adalah alokasi kapasitas pemrosesan untuk stimulus yang baru masuk.
3. Pemahaman
Pemahaman adalah tafsiran tentang stimulus.
4. Penerimaan
Penerimaan adalah tingkat sejauh mana stimulus mempengaruhi pengetahuan
dan/atau orang yang bersangkutan.
5. Retensi
Retensi adalah pemindahan tafsiran stimulus kedalam ingatan jangka panjang.
Gambar 2.1
Tahap-tahap Pemrosesan Informasi
Pemaparan
Sumber: Engel, James F, Roger D.Blackwell, dan Paul W.Miniard, 1995,Perilaku Konsumen, jilid dua, Edisi ke enam, Binarupa Aksara, Jakarta, hal.6.
Ingatan Perhatian
Stimilus Dominasi
Pemasar
Lain-lain
Pemahaman
Penerimaan
Dalam gambar diatas, ditunjukkan bahwa stimulus harus tersedia untuk
pemrosesan agar tahap pertama dari pemrosesan informasi, yaitu pemaparan dapat
terjadi. Sesudah pemaparan, konsumen mungkin menaruh perhatian pada atau
memproses stimulus tersebut. Selama pemrosesan ini, konsumen akan
mengkaitkan makna pada stimulus tersebut, dan ini merupakan tahap pemahaman.
Setelah tahap pemahaman, tahap selanjutnya adalah tahap penerimaan yang sangat
penting dalam bidang komunikasi persuasif, yaitu konsumen akan benar-benar
percaya pada informasi tersebut. Tahap terakhir dari pemrosesan informasi adalah
retensi yang melibatkan informasi kedalam ingatan jangka panjang.
Implikasi penting dari model pemrosesan ini adalah stimulus harus melewati
tiap tahap sebelum mencapai ingatan, sehingga keefektifan komunikasi persuasif
akan bergantung pada kemampuan komunikasi yang bersangkutan untuk bertahan
dalam semua tahap pemrosesan informasi tersebut.
Setelah mengetahui tentang pemrosesan informasi dan tahap-tahap
pemrosesan informasi, maka untuk selanjutnya akan dibahas tentang
pembelajaran.
2.5. Pembelajaran
Definisi dari pembelajaran secara luas adalah ( Engel, Blackwell dan Miniard,
1995 : 40) :
Pembelajaran adalah proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam
Sedangkan pembelajaran dalam arti yang sempit yaitu dalam pendekatan kognitif
(cognitive approach) dicerminkan melalui perubahan pengetahuan. Akibatnya fokus pembelajaran dalam pendekatan kognitif adalah pada pengertian akan proses mental
yang akan menentukan bagaimana orang mempelajari informasi diteruskan ke dalam
ingatan jangka panjang.
Sedangkan sebagai kontras, dalam pendekatan behaviorisme (behaviorist
approach) terhadap pembelajaran semata-mata berkenaan dengan perilaku yang diamati.
Proses mental, yang tidak diamati dan dengan begitu harus disimpulkan,diabaikan
dalam pendekatan ini. Pembelajaran lebih diperhatikan melalui perubahan perilaku yang
disebabkan oleh berkembangnya asosiasi antara stimulus dan respons.
Dari proses pembelajaran diatas, maka untuk selanjutnya kita akan membahas
tentang proses pengambilan keputusan pembelian konsumen yang terdiri dari
tahap-tahap: Menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan; pencarian informasi dan
penilaian sumber-sumber; penilaian dan seleksi terhadap alternative pembelian,
keputusan untuk membeli, perilaku sesudah pembelian.
2.6. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen
Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen terdiri dari lima tahap,yaitu (
Swastha dan Handoko, 1982 : 103-109) :
1. Menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan
Penganalisaan kebutuhan dan keinginan ini ditujukan untuk mengetahui adanya
tersebut diketahui, maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan
yang belum segera harus dipenuhi.
2. Pencarian informasi dan penilaian sumber-sumber
Tahap kedua dalam pembelian ini adalah pencarian informasi tentang
sumber-sumber dan menilainya, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang
dirasakan. Pencarian informasi dapat bersifat aktif atau pasif, internal atau
eksternal. Pencarian informasi yang bersifat aktif dapat berupa kunjungan
terhadap beberapa toko dan membuat perbandingan harga dan kualitas produk,
sedangkan informasi pasif, mungkin hanya membaca suatu periklanan di
majalah atau surat kabar tanpa mempunyai tujuan khusus dalam pikirannya
tentang gambaran produk yang diinginkan. Pencarian informasi intern tentang
sumber-sumber pembelian dapat berasal dari komunikasi perorangan (personal communication) dan pengaruh perorangan termasuk berasal dari pelopor opini (opinion leader). Sedangkan informasi eksternal dapat berasal dari media massa seperti publikasi, iklan, atau informasi dari pedagang eceran.
3. Penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian.
Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai
serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian. Tujuan pembelian pada
masing-masing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk dan
kebutuhannya. Setelah tujuan pembelian ditetapkan, maka konsumen perlu
untuk mengidentifikasikan alternatif-alternatif pembelian. Atas dasar tujuan
dan diseleksi menjadi alternatif pembelian yang dapat memenuhi dan
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
4. Keputusan untuk membeli
Bila konsumen telah memutuskan untuk membeli maka konsumen mendapat
serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek,
penjual, kuantitas, waktu pembayaran dan cara pembayarannya.
5. Perilaku sesudah pembelian
Bagi perusahaan, perasaan dan perilaku sesudah pembelian sangat penting
karena dapat mempengaruhi penjualan ulang dan juga mempengaruhi
ucapan-ucapan pembeli kepada pihak lain tentang produk perusahaan.
2.7. Kerangka Berpikir
Gambar 2.2
Konsumen Perilaku konsumen
Tujuan Pembelian Menggunakan merek
tersebut
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi persepsi konsumen terhadap
Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat, dan Isotonik sebagai merek-merek produk
kemasan, dan rasa juga berdasarkan tingkat pengetahuan konsumen atas produk-produk
minuman isotonik yang akhirnya untuk mengetahui tujuan pembelian yang diambil oleh
konsumen yang dilakukan melalui serangkaian proses pengambilan keputusan
pembelian.
2.8. Hipotesis
Berdasarkan penjabaran konsep tentang tingkat pengetahuan dan persepsi
konsumen atas produk-produk minuman isotonik, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
• Ho = Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan konsumen dengan
persepsi konsumen terhadap produk-produk minuman isotonik.
• Ha = Ada hubungan antara tingkat pengetahuan konsumen dengan persepsi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus
adalah penelitian yang terperinci tentang obyek tertentu dimana data yang diperoleh
akan diolah dan dianalisis sehingga kesimpulan yang akan diambil dari penelitian ini
hanya sebatas pada objek yang diteliti dan tidak berlaku secara umum.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma yang beralamat di
Mrican, PO. BOX 29 Yogyakarta
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2008
3.3. Subyek dan Obyek Penelitian 3.3.1. Subyek Penelitian
Yang dimaksud dengan subyek penelitian adalah pemberi atau sumber
informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Subjek penelitian
Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat dan Isotonik) di Universitas
Sanata Dharma.
3.3.2. Obyek Penelitian
Yang dimaksud obyek penelitian adalah variabel-variabel yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini, obyek penelitiannya adalah tingkat pengetahuan dan
persepsi konsumen terhadap atribut-atribut produk Pocari sweat, Mizone,
Vitazone, Prosweat dan Isotonik yang meliputi fungsi, harga, merk, kemasan
dan rasa.
3.4. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah hubungan tingkat
pengetahuan konsumen dengan persepsi konsumen terhadap produk-produk minuman
isotonik.
Berikut ini adalah penjelasan tentang variabel-variabel penelitian, yaitu :
1. Variabel masalah pertama : Produk-produk minuman isotonik
Dalam penelitian ini, produk-produk minuman isotonik yang diteliti adalah
Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat dan Isotonik.
2. Variabel masalah kedua : Tingkat Pengetahuan konsumen terhadap
produk-produk minuman isotonik, yaitu untuk mengetahui sejauhmana tingkat
pengetahuan konsumen terhadap produk-produk minuman isotonik berdasarkan
atribut-atribut produk minuman isotonik. Atribut-atribut produk tersebut
3. Variabel masalah ketiga : Persepsi konsumen terhadap produk-produk minuman
isotonik. Yaitu untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap
produk-produk minuman isotonik berdasarkan atribut-atribut produk yang
meliputi : fungsi, harga, merk, kemasan dan rasa.
Sementara itu pengukuran mengenai tingkat pengetahuan konsumen dan
persepsi konsumen diperoleh dari kuesioner. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan
dengan memberikan alternatif jawaban tertentu, dimana responden diminta memilih
salah satu di antara jawaban-jawaban yang telah di sediakan. Teknik pengukuran
terhadap variabel penelitian dilakukan dengan menggunakan skala rating.
Untuk mengukur persepsi konsumen terhadap Pocari sweat, Mizone, Vitazone,
Prosweat, dan Isotonik sebagai produk-produk minuman isotonik digunakan skala
rating. Dimana responden diminta untuk menjawab pertanyaan pada salah satu jawaban
yang telah disediakan dengan interval angka dari 5 sampai dengan 1, dimana :
• Angka 5 untuk nilai terbaik
• Angka 4 untuk nilai baik
• Angka 3 untuk nilai sedang
• Angka 2 untuk nilai rendah
• Angka 1 untuk nilai terendah
Untuk mengukur tingkat pengetahuan konsumen terhadap Pocari sweat, Mizone,
Vitazone, Prosweat dan Isotonik sebagai produk-produk minuman isotonik digunakan
jawaban yang telah disediakan pada rentang jawaban interval angka dari 0 sampai
dengan 3, dimana angka-angka itu menjelaskan :
• Angka 3 bila sangat mengetahui tentang atribut produk
• Angka 2 bila mengetahui tentang atribut produk
• Angka 1 bila sedikit mengetahui tentang atribut produk
• Angka 0 bila sama sekali belum mengetahui tentang atribut produk
3.5. Data yang dicari
1. Data Primer
Data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh periset untuk
menjawab masalah risetnya secara khusus (Istijanto, 2005: 32). Data primer
diperoleh dari hasil pengisian kuesioner mengenai hubungan tingkat
pengetahuan dengan persepsi konsumen terhadap produk-produk minuman
isotonik.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan pihak lain, bukan oleh
periset sendiri, dan untuk tujuan lain (Istijanto, 2005 :27). Data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh dari studi pustaka dan informasi lain yang berkaitan
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan informasi dari responden, penulis menggunakan alat
pengumpul data yaitu kuesioner.
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi yang telah ditentukan terlebih dahulu berdasarkan
teknik sampling (Arsyad dan Suranto, 1993 : 96).
3.7. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Yang dimaksud dengan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
dari subyek dan obyek, yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2001 : 72). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua
responden yang sudah pernah mengkonsumsi Pocari sweat, Mizone, Vitazone,
Prosweat dan Isotonik sebagai produk-produk minuman isotonik. Karena
populasinya sangat luas maka penulis akan mengambil sampel yang dapat
mewakili keseluruhan populasi tersebut.
2. Sampel
Yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2001 : 73).
Karena adanya keterbatasan waktu dan biaya maka tidaklah mungkin meneliti
responden yang pernah mengkonsumsi produk minuman isotonik Pocari sweat,
Mizone, Vitazone, Prosweat da Isotonik di wilayah Universitas Sanata Dharma.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan 100 orang responden sebagai sampel yang
dipilih dengan menggunakan metode convience sampling. Karakteristik responden yang diisyaratkan dalam penelitian ini adalah semua responden yang pernah
mengkonsumsi produk minuman isotonik Pocari sweat, Mizone, Vitazone,
Prosweat dan Isotonik. Selain itu untuk mempermudah dalam menyebarkan
kuesioner digunakan metode incidental sampling yaitu responden yang dapat ditemui saat penyebaran kuesioner.
3.8. Teknik Pengujian Instrumen
1. Validitas
Dalam penelitian ini, validitas dianggap sebagai tingkat kemampuan suatu
instrumen untuk mengungkapkan sesuatu yang dianggap pokok pengukuran yang
dilakukan dengan instrumen tersebut. Untuk pengujian validitas instrumen,
penelitian ini dengan menggunakan program komputer seri program statistik
(SPSS-2000) windows 11,5.
2. Reliabilitas
Pengujian reliabilitas merupakan metode yang digunakan untuk
diulangi 2 kali atau lebih. Untuk menganalisis keandalan digunakan tehnik alpha cronbach. Tehnik ini merupakan pengembangan tehnik baru untuk uji keandalan yang paling dianjurkan untuk digunakan. Dalam pengujian reliabilitas penelitian
ini, data diolah menggunakan program komputer seri program statistik(
SPSS-2000) windows 11.5.
3.9. Teknik Analisis Data
3.9.1. Analisis masalah pertama, yaitu perbandingan persepsi konsumen terhadap Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat, dan Isotonik sebagai produk-produk minuman isotonik. Pengolahan data ini menggunakan uji ANOVA (Analysis Of Variance).
Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut (Atmaja, 1996 : 283) :
1. Menyatakan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha)
Ho : µ1 = µ2 = µ3 = µ4 = µ5
Ha : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3 ≠ µ4 ≠ µ5
2. Menentukan daerah penerimaan Ho dan Ha
Pengujian dengan anova menggunakan distribusi F, titik kritis diperoleh dengan
bantuan tabel F dimana titik kritis ditentukan oleh :
* taraf nyata atau signifikansi (α) = 5%
* derajat bebas atau degree of freedom (df) yang terdiri dari : Numerator : k-1
3. Menentukan nilai statistik uji
Nilai statistik uji atau yang di sebut F-ratio, di lihat dengan rumus :
F –ratio : Variance between sample
4. Membandingkan nilai F-ratio dengan daerah penerimaan Ho dan Ha, yaitu:
Ho diterima jika F-ratio < titik kritis
Ha diterima jika F-ratio > titik kritis
5. Menarik kesimpulan :
• Jika Ho diterima = maka tidak ada perbedaan persepsi di antara konsumen
terhadap Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat dan
Isotonik sebagai produk-produk minuman isotonik.
• Jika Ha diterima = maka ada perbedaan persepsi di antara konsumen
terhadap Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat dan
3.9.2. Analisis tingkat pengetahuan konsumen terhadap Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat, dan Isotonik sebagai produk-produk minuman isotonik. Pengolahan data ini menggunakan uji ANOVA (Analysis Of Varian).
Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut (Atmaja, 1996 : 283) :
1. Menyatakan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha)
Ho : µ1 = µ2 = µ3 = µ4 = µ5
Ha : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3 ≠ µ4 ≠ µ5
2. Menentukan daerah penerimaan Ho dan Ha
Pengujian dengan Anova menggunakan distribusi F, titik kritis diperoleh dengan
bantuan tabel F dimana titik kritis ditentukan oleh :
* taraf nyata atau signifikansi (α) = 5%
*derajat bebas atau degree of freedom (df) yang terdiri dari : Numerator : k-1
Denominator : N-k
3. Menentukan nilai statistik uji
Nilai statistik uji atau yang di sebut F ratio, di lihat dengan rumus :
Xij : individu ke 1 dari sample j
K : banyaknya kolom
X : Mean dari semua populasi
Untuk mengetahui nilai F ratio di gunakan tabel Anova
4. Membandingkan nilai F-ratio dengan daerah penerimaan Ho dan Ha, yaitu:
Ho diterima jika F-ratio < titik kritis
Ha diterima jika F-ratio > titik kritis
5. Menarik kesimpulan :
• Jika Ho diterima = maka tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan di antara
konsumen terhadap Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat dan Isotonik
sebagai produk-produk minuman isotonik.
• Jika Ha diterima = maka ada perbedaan tingkat pengetahuan di antara
konsumen terhadap Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat dan Isotonik
sebagai produk-produk minuman isotonik.
3.9.3. Analisis Korelasi
Analisis hubungan tingkat pengetahuan dan persepsi konsumen terhadap
Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat, dan Isotonik sebagai produk-produk
minuman isotonik. Analisa ini digunakan untuk mengetahui adakah hubungan antara
tingkat pengetahuan konsumen dengan persepsi konsumen terhadap Pocari sweat,
Mizone, Vitazone, Prosweat, dan Isotonik sebagai produk-produk minuman
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut :
1. Rumus rxy =
(
)( )
3. Pengujian hipotesis :
Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi konsumen
terhadap produk-produk minuman isotonik.
Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan ada
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi konsumen
Harga r hitung selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel
dengan dk pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1). Dengan taraf
kesalahan 5%.
Ho ditolak apabila r hitung (koefisien korelasi) > r tabel
Ho diterima apabila r hitung (koefisien korelasi) < r tabel
4. Menguji signifikansi hubungan masing-masing x dan y, yaitu :
Hubungan tingkat pengetahuan dengan persepsi konsumen terhadap
produk- produk minuman isotonik :
t =
2
1 2
r n r
− −
Jika : t tabel < t hitung < t tabel maka Ho diterima
BAB IV
GAMBARAN UMUM PRODUK
Di antara kita pasti sudah pernah mengalami kondisi tubuh dimana tubuh terasa
lelah, mual, muntah, nyeri kepala, kejang otot, kejang betis bahkan kejang otot lengan
dan perut. Itu semua tanda-tanda dehidrasi atau kondisi dimana tubuh kekurangan cairan
tubuh. Beban fisik yang terlampau berat akibat menumpuknya pekarjaan menimbulkan
tubuh kekurangan banyak cairan.
Cairan tubuh berperan penting dalam metabolisme, diantaranya mengangkut dan
menyerap zat-zat gizi didalam darah, membantu proses pencernaan, menjaga temperatur
tubuh dan sebagainya. Mengingat fungsinya yang sedemikian penting, tidaklah
mengherankan bila tubuh manusia memerlukan cairan rata-rata 2.500 ml/hari untuk
mengganti cairan yang keluar melalui pernafasan, keringat dan urine. Bila cairan yang
keluar tidak segera tergantikan, perlahan tapi pasti tubuh bisa mengalami dehidrasi.
Sejatinya, kitapun mampu menghasilkan air sekitar 200 ml/hari. Artinya, 2.300 ml lagi
harus “disubsidi” dari luar, baik dalam bentuk makanan maupun minuman.
Dalam plasma darah, 92 persen diantaranya adalah air. Oleh karena itu, dehidrasi
berdampak langsung pada volume darah dalam tubuh. Berkurangnya volume darah
sebesar 5% saja dapat menurunkan perfomance sampai dengan 30 persen. Bila lebih? Tubuh terasa sakit. Jika hal ini terus berlanjut, potensi untuk koma dan meninggalpun
4.1. Minuman Isotonik
Setelah capek berolahraga, pasti badan terasa lelah dan ingin segera minum
untuk menghilangkan rasa haus. Hal ini dikarenakan pada saat berolahraga, atau
melakukan aktivitas yang berat, kita kehilangan banyak cairan yang keluar melalui
keringat. Cairan yang keluar tersebut berupa zat-zat elektrolit seperti Natrium dan
Kalium, dan cairan tersebut harus segera tergantikan, kalau tidak dapat menyebabkan
gangguan, terutama pada jantung.
Pada keadaan ini memang minuman isotonik memang lebih baik daripada air
biasa, karena minuman isotonik dapat lebih cepat menggantikan zat-zat elektrolit yang
hilang. Isotonik berasal dari kata “iso” = sama, “tonik” = tekanan cairan tubuh, jadi
suatu minuman dikatakan isotonik jika minuman tersebut memiliki komposisi dan
tekanan osmotik yang sama denga cairan ( plasma ) tubuh yakni 240-349 mOsm.
Sedangkan bila lebih rendah dari tekanan osmotik tubuh ( kurang dari 240 mOsm )
disebut Hipotonik. Jika lebih tinggi dari tekanan osmotik tubuh ( lebih dari 340 mOsm )
disebut Hipertonik. Komposisi minuman isotonik biasanya berupa karbohidrat dan
kandungan elektrolit terutama Natrium, kalium, dan Kalsium. ( Kompas, des 18, 2007)
4.2. Asal Mula Minuman Isotonik
Minuman isotonik pertama kali diciptakan oleh Dr. Robert Cade pada tahun
1995. Ide Cade menciptakan minuman isotonik bermula saat dirinya mengamati tim
setiap pemain rata-rata kehilangan 8 kg kandungan air ( 90-95 persen di bagian tubuh )
setelah bertanding 3 jam.
Namun ketika pertama kali minuman isotonik “diuji cobakan”, banyak keluhan
muncul. Mereka mengatakan bahwa rasanya seperti cairan pembersih toilet. Maka Cade
menambahkan gula dan jus jeruk untuk memberikan cita rasa.
Minuman isotonik ciptaan Cade ini di beri nama merk komersial “Gatorade”.
Terkait dengan asal nama Gatorade, ternyata nama itu di ambil dari nama maskot
Universitas Florida yang bernama Gator. Dan Cade menyatakan bahwa minuman
isotonik idealnya dikonsumsi para pelaku dunia olahraga, bukan konsumen biasa.
(Jawapos, 29 nov 2007).
4.3. Manfaat Minuman Isotonik
Fungsi utama dari minuman isotonik adalah dapat segera menggantikan cairan
tubuh yang hilang. Atau bahasa kerennya mengganti ion tubuh. Minuman isotonik ini
juga baik dikonsumsi pada saat kita mengalami dehidrasi atau diare, karena fungsinya
sama dengan oralit, hanya saja tidak ditambah dengan gula. Selain itu minuman isotonik
berkhasiat juga untuk menyembuhkan sariawan atau tenggorokan kering. Minuman
isotonik ini juga konon dapat menyembuhkan demam berdarah atau tifus. Sebenarnya
minuman ini hanya membantu proses pemulihan penderita, bila si pasien rajin
mengkonsumsi minuman isotonik, maka cairan tubuhnya yang hilang akan tergantikan
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bagian analisis data ini digunakan untuk memberikan jawaban atas perumusan
masalah yang telah dikemukan pada bagian BAB Pendahuluan. Penelitian terhadap
konsumen produk-produk minuman isotonik dilakukan pada mahasiswa/I Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Data-data yang diperoleh dari penelitian
kemudian dianalisis guna menjawab permasalahan-permasalahan yang telah diajukan.
5.1. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur yang akan dipakai dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut :
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode
kuesioner. Responden adalah mahasiswa-mahasiswi Universitas Sanata Dharma yang
pernah mengkonsumsi produk-produk minuman isotonik, dan dalam penelitian ini yang
dijadikan obyek penelitian adalah tingkat pengetahuan dan persepsi konsumen terhadap
minuman isotonik Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat dan Isotonik. Jumlah
kuesioner yang disebar sebanyak 100 eksemplar. Kuesioner didistribusikan untuk
mengumpulkan data terlebih dahulu kepada 30 responden untuk menguji kesahihan/
Validitas dan Keandalan/Reliabilitas kuesioner. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari pertanyaan yang kurang relevan dengan tujuan penelitian, terhindar dari
kekeliruan dan ketidak tepatan dalam perhitungan. Setelah diketahui bahwa kuesioner
valid dan reliabel, peneliti menyebar 70 eksemplar kuesioner kepada responden. Setelah
jawaban-jawaban kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan konsumen terhadap
produk minuman isotonik Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat dan Isotonik,
untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap produk minuman isotonik Pocari sweat,
Mizone, Vitazone, Prosweat dan Isotonik dan juga untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan konsumen dengan persepsi konsumen terhadap produk minuman isotonik
Pocari sweat, Mizone, Vitazone, Prosweat dan Isotonik dilihat dari atribut-atribut
produk yang dimiliki. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan seri program komputer seri SPSS for windows 11,5.
5.2. Prosedur Analisis
Prosedur yang dipakai dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut :
1. Pengujian validitas dan reliabilitas terhadap item-item pertanyaan yang ada pada
kuesioner.
2. Analisis varian (ANOVA) untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan
konsumen terhadap atribut-atribut produk minuman isotonik.
3. Analisis varian (ANOVA) untuk mengetahui perbedaan persepsi konsumen
terhadap atribut-atribut minuman isotonik.
4. Analisis korelasi untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan
5.3. Kuesioner
Kuesioner digunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data bagi
penelitian yang dilakukan oleh penulis. Kuesioner ini terdiri dari beberapa pertanyaan
untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan persepsi konsumen terhadap atribut-atribut
produk minuman isotonik. Kuesioner tersebut dibagikan kepada 100 responden.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. Bagian pertama berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui karakteristik
responden.
2. Bagian kedua berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan konsumen terhadap atribut-atribut produk minuman isotonik.
Setiap jawaban diberi bobot sebagai berikut :
• Sangat Mengetahui mempunyai bobot 3
• Mengetahui mempunyai bobot 2
• Sedikit Mengetahui mempunyai bobot 1
• Sama Sekali Belum Mengetahui mempunyai bobot 0
3. Bagian ketiga berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui persepsi
konsumen terhadap atribut-atribut produk minuman isotonik.
Setiap jawaban mempunyai bobot sebagai berikut :
• Terbaik mempunyai bobot 5
• Baik mempunyai bobot 4
• Sedang mempunyai bobot 3
• Terendah mempunyai bobot 1
5.4. Analisis Validitas dan Reliabilitas
5.4.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Dalam penelitian ini digunakan 30 responden untuk menguji
kesahihan/validitas dan keandalan/reliabilitas kuesioner. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari pertanyaan yang kurang dimengerti oleh responden serta untuk
mengubah pertanyaan yang kurang relevan dengan tujuan penelitian.
1. Pengujian Kesahihan/Validitas
Validitas dianggap sebagai tingkat kemampuan suatu instrumen mengungkapkan
sesuatu yang dianggap pokok pengukuran yang dilakukan dengan instrumen
tersebut.
Untuk pengujian validitas instrumen, penelitian ini dengan menggunakan
program komputer seri program statistik (SPSS-2000) windows 11.5.
Hasil pengujian dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel. Dan seperti
terlihat pada Tabel 5.1, bahwa semua item dinyatakan valid / sahih yaitu r hitung
Tabel 5.1
Daftar Butir Pertanyaan Tingkat Pengetahuan konsumen Yang Valid Tingkat Pengetahuan Konsumen Terhadap Atribut Pocari Sweat
Pertanyaan No R Hitung (Rxy) R Tabel Status
Tingkat Pengetahuan Konsumen Terhadap Atribut Mizone
Pertanyaan No R Hitung (Rxy) R Tabel Status
1 0,6044 0,239 Valid 2 0,5793 0,239 Valid 3 0,4131 0,239 Valid 4 0,5502 0,239 Valid 5 0,6838 0,239 Valid
Tingkat Pengetahuan Konsumen Terhadap Atribut Vitazone
Pertanyaan No R Hitung (Rxy) R Tabel Status
1 0,7916 0,239 Valid 2 0,7655 0,239 Valid 3 0,4622 0,239 Valid 4 0,7064 0,239 Valid 5 0,8305 0,239 Valid
Tingkat Pengetahuan Konsumen Terhadap Atribut Prosweat
Pertanyaan No R Hitung (Rxy) R Tabel Status
Tingkat Pengetahuan Konsumen Terhadap Atribut Isotonik
Pertanyaan No R Hitung (Rxy) R Tabel Status
1 0,7736 0,239 Valid
Daftar Butir Pertanyaan Persepsi konsumen Yang Valid Persepsi Konsumen Terhadap Pocari sweat
Pertanyaan No R Hitung (Rxy) R Tabel Status
1 0,9246 0,239 Valid
Persepsi Konsumen Terhadap Mizone
Pertanyaan No R Hitung (Rxy) R Tabel Status
Persepsi Konsumen Terhadap Vitazone
Pertanyaan No R Hitung (Rxy) R Tabel Status
1 0,5729 0,239 Valid
Persepsi Konsumen Terhadap Prosweat
Pertanyaan No R Hitung (Rxy) R Tabel Status
1 0,7223 0,239 Valid
Persepsi Konsumen Terhadap Isotonik
Pertanyaan No R Hitung (Rxy) R Tabel Status
2. Pengujian Keandalan/Reliabilitas
Dalam penelitian ini digunakan seluruh responden untuk menguji
reliabilitas kuesioner, sehingga terhindar dari kekeliruan dan ketidaktepatan
dalam perhitungan.
Pengujian reliabilitas merupakan metode yang digunakan untuk
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila
pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Untuk menganalisis keandalan
digunakan teknik alpha cronbach. Teknik ini merupakan pengembangan teknik baru uji keandalan yang paling dianjurkan untuk digunakan. Dalam pengujian
reliabilitas penelitian ini, data diolah menggunakan program komputer seri program statistik (SPSS-2000) windows 11.5.
Tabel 5.3
Hasil Pengujian Reliabilitas Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Konsumen
Faktor Faktor Koefisien Alpha
Tingkat Pengetahuan Konsumen Pocari Sweat 0,8618
Tingkat Pengetahuan Konsumen Mizone 0,7865
Tingkat Pengetahuan Konsumen Vitazone 0,8763
Tingkat Pengetahuan Konsumen Prosweat 0,9369
Reliabilitas Persepsi Konsumen
Faktor Faktor Koefisien Alpha Persepsi Konsumen Terhadap Pocari Sweat 0,9112
Persepsi Konsumen Terhadap Mizone 0,8616 Persepsi Konsumen Terhadap Vitazone 0,8687 Persepsi Konsumen Terhadap Prosweat 0,8785 Persepsi Konsumen Terhadap Isotonik 0,9081
Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila hasil koefisien keandalan
menunjukkan nilai 0,7 atau lebih (Gay dan Diehl, 1992:170) dan hasil pengujian
reliabilitas dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 5.3. Faktor tingkat
pengetahuan konsumen terhadap produk-produk minuman isotonik mempunyai
koefisien alpha (α) > 0,7. Dan faktor persepsi konsumen terhadap
produk-produk minuman isotonik mempunyai koefisien alpha (α) > 0,7, dapat dilihat
dalam tabel 5.3. Jadi dalam penelitian ini untuk pengujian hasil reliabilitas
semua faktor dinyatakan reliabel/andal karena mempunyai koefisien alpha (α)