SMA NEGERI 11 MEDAN
T.A. 2012/2013
Oleh :
Salomo Leonardus Simanjuntak NIM 409121072
Program Studi Pendidikan Fisika
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION(GI) TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 11
MEDAN T.A. 2012/2013
Salomo Leonardus Simanjuntak (409121072)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Model Group Investigationterhadap hasil belajar siswa, serta untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan Model Group Investigationpada materi pokok Listrik Dinamis di SMA Negeri 11 Medan kelas X Semester II Tahun Ajaran 2012/2013.Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan yang terdiri dari 9 kelas paralel. Sampel penelitian ini ada 2 kelas yaitu kelas X9 sebagai kelas eksperimen dan X8 sebagai kelas kontrol yang masing- masing terdiri dari 40 orang siswa. Teknik pengambilan sampel digunakan secara Cluster Random Sampling. Sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini digunakan tes pilihan berganda. Sebelum tes pilihan berganda diberikan kepada siswa yang hendak diteliti terlebih dahulu tes divalidkan oleh dua orang dosen dan satu orang guru fisika sebagai validator. Pada kelas eksperimen aktivitas rata-rata siswa dalam tiga kali pertemuan, yaitu 51%, 62%, dan 75%. Dari data yang diperoleh maka ada pengaruh Model Group investigationdalam meningkatkan aktivitas belajar pada materi pokok listrik dinamis di kelas X SMAnegeri 11 medan. Dan dari hasil penelitiansetelah dilakukan perlakuan yang berbeda yaitu Model Group investigation pada kelas eksperimen dan Model Pembelajaran Konvensional pada kelas kontrol maka diperoleh nilai rata-rata postes kelas eksperimen adalah 76,00 dan kelas kontrol 66,25. Dari hasil uji t maka dapat disimpulkan ada pengaruh Model Group investigation terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok Listrik Dinamis.
DAFTAR ISI
2.1.4.2.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok
(Group Investigation) 21
2.1.6. Pendekatan Kontekstualdengan Pembelajaran Konvensional 25
2.1.7 Materi Pembelajaran 28
2.1.7.1 Listrik Dinamis 28
2.1.7.1.1Arus dan Kuat Arus Listrik 28
2.1.7.1.2 Hukum Ohm dan Hambatan Listrik 29
2.1.7.1.3 Rangkaian Listrik Arus Searah 32
2.1.7.1.4 Alat-Alat Ukur Listrik 34
2.1.7.1.5 Energi listrik 36
2.1.7.1.6 Daya Listrik 37
2.2. Kerangka Konseptual 38
2.3. Hipotesis Penelitian 40
BAB III METODE PENELITIAN 41
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 41
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 41
3.3. Rancangan Penelitian 41
3.4. Variabel Penelitian 42
3.5 Alat dan Teknik Pengumpul Data 42
3.6 Teknik Pengolahan Data 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52
4.1 Hasil Penelitian 52
4.1.1 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 52
4.1.2 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 53
4.2. Uji Analisis Data 55
4.2.1. Uji Normalitas 55
4.2.2. Uji Homogenitas 55
4.2.3. Uji Hipotesis Data 56
4.2.4Observasi 58
4.2.4.2Penilaian Afektif 60
4.2.4.3Penilaian Psikomotorik 60
4.2.4.4 Jumlah Siswa Yang Menjawab Benar pada Postes Berdasarkan
Taksonomi Bloom Anderson 60
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 61
BAB V KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN 65
5.1 Kesimpulan 65
5.2 Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 67
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2.1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 16 Tabel 2.2. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan
Kelompok Belajar Konvensional 17
Tabel 2.3 Perbandingan Empat Model dalam Pembelajaran
Kooperatif 23
Tabel 3.1 Disain Penelitian 42
Tabel 3.2. Tabel spesifikasi tes pada materi pokok Listrik Dinamis 43 Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa 44 Tabel 4.1. Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 52 Tabel 4.2. Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 53 Tabel 4.3 Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi, Dan Varians Pada Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen 54
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1. Penghantar yang menghubungkan dua benda
berbeda potensial 28
Gambar 2.2. Muatan listrik melalui penampang 29
Gambar 2.3 Arah arus listrik 30
Gambar 2.4 Bentuk resistor. 30
Gambar 2.5 Skema penghambat dalam rangkaian listrik 31
Gambar 2.6 Skema diagram untuk Hukum I Kirchoff serta
analogi mekaniknya 32
Gambar 2.7 Susunan hambatan 33
Gambar 2.8 Pengukuran kuat arus dengan amperemeter 34
Gambar 2.9 (a) skema rangkaian sederhana dengan sumber arus dc
(b) rangkaian sebenarnya 34
Gambar 2.10 (a) Rangkaian menggunakan amperemeter
(b) Multimeter yang dapat digunaka sebagai amperemeter 35
Gambar 2.11 Pengukuran tegangan dengan voltmeter 35
Gambar 2.12 Mengukur tegangan 36
Gambar 3.1 Skema Penelitian 47
Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen
dan Kontrol 53
Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen
dan Kontrol 54
Gambar 4.3 Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa 59
Gambar 4.4 Diagram batang jumlah siswa yang benar pada taksonomi
DAFTAR LAMPIRAN
halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 69
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 75
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa 98
Lampiran 4 Penilaian Produk 109
Lampiran 5 Penilaian Psikomotorik 113
Lampiran 6 Penilaian Afektif 115
Lampiran 7 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 117
Lampiran 8 Instrumen Penelitian 130
Lampiran 9 Validitas Instrumen oleh Validator 136
Lampiran 10 Data Hasil Belajar 137
Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Kontrol 141
Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 144
Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol 147
Lampiran 14 Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen 149
Lampiran 15 Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi Dan Varians 151
Lampiran 16 Uji Normalitas Data 153
Lampiran 17 Uji Homogenitas Data 158
Lampiran 18 Uji Hipotesis 162
Lampiran 19 Rekapitulasi Observasi Aktifitas 177
Lampiran 20 Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas 183
Lampiran 21 Rekapitulasi Observasi Afektif Siswa 184
Lampiran 22 Rekapitulasi Observasi Psikomotorik Siswa 191
Lampiran 23 Nilai Siswa pada Postes Berdasarkan
Taksonomi Bloom Anderson 192
Lampiran 24 Dokumentasi Penelitian 196
Lampiran 25 Lembar Observasi siswa 205
Lampiran 26 Lembar wawancara guru 209
Lampiran 27 Tabel Wilayah Luas dibawah Kurva Normal 0 ke z 212
Lampiran 28 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 213
Lampiran 29 Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F 214
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan tempat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat dan mendekati syarat-syarat yang jelas dan ketat mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Sekolah idealnya harus mampu melakukan proses edukasi, sosialisasi, dan transformasi .Oleh karena itu
pendidikan hendaknya dikelola dengan semaksimal mungkin baik dari segi sarana maupun prasarananya. Berbagai upaya senantiasa dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Peningkatan kualitas pendidikan untuk memacu perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), perlu kiranya dilakukan penyempurnaan proses belajar mengajar,Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah terkhususnya di SMA adalah fisika. Pendidikan fisika merupakan pendidikan yang mengembangkan cara berpikir yang kritis, sistematis, logis, dan kreatif dalam membentuk manusia yang handal dan mampu berkompetensi secara global.
Untuk itu, siswa dibekali dengan ilmu pengetahuan dan dilatih keterampilan yang ada pada mata pelajaran fisika. Tetapi kenyataannya yang ditemui disekolah, sebagian besar siswa masih belum berhasil menguasai pengetahuan, keterampilan, khususnya pemahaman konsep-konsep fisika maupun aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tergambar pada kenyataannya pelajaran fisika termasuk salah satu mata pelajaran yang memiliki nilai terendah.Hal ini disebabkan, banyaknya siswa yang tidak menyukai pelajaran fisika karena menurut mereka pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit dipahami, khususnya jika dihadapkan dengan rumus-rumus dan perhitungan yang
menjenuhkan. Kenyataan ini sesuai dengan hasil studi pendahuluan peneliti dengan menggunakan instrumen angket yang disebarkan ke 39 responden di kelas X SMA Negeri 11 Medan, diperoleh bahwa 10,3% siswa mengatakan pembelajaran fisika di kelas itu sulit dipahami dan membosankan,66,7% menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas itu hanya biasa saja, dan 23% menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas itu menarik dan menyenangkan. dan wawancara kepada guru fisika kelas X SMA Negeri 11 Medan, Bapak Juandi simanullang S.Pd, diperoleh data hasil belajar fisika siswa yang pada umumnya masih rendah yaitu rata-rata 45 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang akan dicapai adalah 65. Sehingga dapat dikatakan nilai rata-rata siswa tidak mencapai kriteria yang diharapkan.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar ini, salah satunya adalah proses pembelajaran yang tidak berpihak pada siswa. Dalam
pembelajaran siswa bersifat hanya pendengar saja dan guru yang bersifat dominan (teacher centered). Dominasi guru dalam pembelajaran ini menyebabkan siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada menemukan sendiri pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dibutuhkan. Akibatnya siswa hanya dapat menghapal tanpa mengerti apa yang dipelajari dan apa hubungannya dengan kehidupan sehari-hari.
Model belajar yang kurang tepat dan kurang bervariasi, diakibatkan oleh sejumlah guru yang masih menggunakan model belajar konvensional dalam proses belajar mengajar. Memang model ini memiliki keunggulan untuk membantu guru dalam penyampaikan materi, namun model ini hanya menentukan pada kemampuan kognitif dan pola interaksi yang cenderung pada komunikasi satu arah sehingga tidak ada atau kecil peluang siswa untuk berpikir kreatif dan inovatif serta juga guru seolah-olah merupakan sumber satu-satunya pengetahuan yang menyebabkan siswa dipaksa untuk berpikir mengikuti jalan pikiran guru.
untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran ini menekankan bahwa peserta didik adalah pemegang peran dalam proses keseluruhan kegiatan pembelajaran, selaku pendidik berfungsi untuk memfasilitasi paserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
Untuk mengatasi masalah-masalah diatas baiknya yang dilakukan adalah suasana pembelajaran yang melibatkan siswa dan menghadapkannya pada pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa jenis, salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI). Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation(GI) adalah sebuah model yang tidak mengharuskan siswa menghapal fakta, rumus-rumus tetapi sebuah model yang membimbing para siswa mengidentifikasi topik, merencanakan investigasi di dalam kelompok, melaksanakan penyelidikan, melaporkan, dan
mempresentasikan hasil penyelidikannya.Dalam model pembelajaran ini siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Disamping itu, siswa dituntut untuk belajar bekerja sama dengan anggota lain dalam satu kelompok. Siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.Model pembelajaran ini menuntut siswa berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompok tanpa memandang latar belakang. Model pembelajaran group investigation juga melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya.
Susanti(2012:69-76) Penerapan model Group Investigation terhadap hasil belajar materi bahan kimia di SMP, menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar kelas
eksperimen sebesar 0,59 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 0,48. Ketuntasan
belajar pada kelas eksperimen (78,13%) lebih tinggi dibanding kelas kontrol
(43,75%). (3)Maulida Hayati(2012: 108-120) Meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar pkn melalui penerapan model pembelajaran Group Investigation di kelas xi ips 2 sma muhammadiyah 1 banjarmasin, menunjukan bahwa persentase ketuntasan hasil belajar klaksikal mengalami peningkatan dari siklus I yaitu 71% menjadi 82% pada siklus II dan aktivitas siswa pada siklus II yaitu dari persentase 72% menjadi 90% pada siklus II.
Penelitian sebelumnya yang relevan terkait model model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pernah diteliti oleh :(1) Maulidin (2010) dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh Maulidin di kelas VIII semester Genap SMP 30 Negeri Medan, bahwa pada saat diberikan pretest, pencapaian tes hasil belajar fisika pada materi pokok getaran dan gelombangadalah dengan nilai rata-rata 24. setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe group investigation diperoleh hasil postes dengan nilai rata-rata 55, (2) Mery (2010) melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan menyatakan bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI yaitu dapat dilihat dari nilai rata-rata pretes 33.55 menjadi 70.84,(3)Adolf Simbolon (2012) melakukan penelitian di kelas X semester Genap SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai menyatakan bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI pada penelitian yang dilakukan, dilihat dari nilai rata-rata pretes 33.88 menjadi 71.50.
yang lebih kepada sebagian siswa yang kurang aktif,dan efektivitas penggunaan waktu.Kelemahan-kelemahan dari peneliti sebelumnya menjadi suatu pelajaran bagi peneliti berikutnya dengan cara memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut. Dari kelemahan ketiga peneliti sebelumnya, peneliti selanjutnya harus mampu mengelola dan mengontrol keadaan kelas selain itu peneliti juga harus mampu memotivasi siswa supaya berani mengeluarkan pendapat serta meyusun RPP dengan alokasi waktu yang jelas
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Pengaruh Model Pembelajaran Koooperatif Tipe Group
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan diatas maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Proses pembelajaran fisika yang bersifat berpusat pada guru. 2. Rendahnya hasil belajar siswa
3. Kurangnya minat siswa-siswi dalam mempelajari fisika
4. Kurangnya pemahaman siswa-siswi terhadap pelajaran fisika karena mereka beranggapan bahwa pelajaran fisika itu adalah pelajaran yang sulit dipahami, membosankan dan biasa saja.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penulis membatasi masalah
ini yaitu :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan Konvensional.
2. Materi pokok yang akan diberikan adalah Materi Pokok Listrik Dinamis 3. Dilakukan untuk meningkatkan keaktifan, serta hasil belajar siswa
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation pada materi pokok Listrik Dinamis Di Kelas X Semester II SMA Negeri 11 Medan T. A. 2012/2013?
2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Konvensionalpada materi pokok Listrik Dinamis Di Kelas X Semester II
SMA Negeri 11 Medan T. A. 2012/2013?
4. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigationdengan pembelajaran Konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 11 Medan T.A 2012/2013
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation pada materi pokok Listrik Dinamis Di Kelas X Semester II SMA Negeri 11 Medan T. A. 2012/2013
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran Konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis Di Kelas X Semester II SMA Negeri 11Medan T. A. 2012/2013
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada materi pokok Listrik Dinamis Di Kelas X Semester II SMA Negeri 11 Medan T. A. 2012/2013
1.6. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Agar siswa lebih menguasai atau menyenangi belajar fisika karena siswa dapat mengeluarkan, memikirkan, meneliti, menghipotesis, membahas dan menyimpulkan pelajaran fisika yang dipelajari secara investigasi kelompok.
2. Sebagai bahan informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada materi pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 11 Medan
3. Sebagai masukan bagi guru fisika dalam upaya menggunakan model
dalam pembelajaran fisika dalam upaya meningkatkan hasil belajar fisika siswa dengan baik.
4. Pedoman penelitian lanjutan bagi peneliti selanjutnya.
1.7. Definisi Operasional
1. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Soekamto, dkk ( dalam Trianto, 2009 : 22). 2. Group Investigation merupakan suatu proses pembelajaran yang
melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Abdul kodir (2010 : 90).
3. Hasil belajar merupakan penguasaan hubungan yang telah diperoleh sehingga orang itu dapat menghasilkan pengalaman dan penguasaan bahan pelajaran yang dipelajari. Hudojo ( 1988 ).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analis data
pengujian hipotesis penelitian, penulis mengemukakan kesimpulan dan saran
sebagai berikut:
5.1. Kesimpulan
1. Aktivitas belajar siswa selama menggunakan model pembelajaran Group
Investigation(GI) mengalami peningkatan, pada pertemuan I 51%, pertemuan
II 62% dan pada pertemuan III 75%.
2. Rata – rata pretes kelas kontrol sebelum diberikan pembelajaran adalah 32,50
dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan Model pembelajaran
konvensional diperoleh hasil belajar siswa (postes) sebesar 66,25. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan
perlakuan. Namun lebih kecil dibandingkan dengan Model Group
Investigation(GI).
3. Rata – rata pretes kelas eksperimen sebelum diberikan pembelajaran adalah
32,88 dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan Model Group
Investigation(GI) diperoleh hasil belajar siswa (postes) sebesar 76,00. Hal ini
menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan
perlakuan.
4. Ada perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan pembelajaran Konvensional
pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMAN 11 Medan
T.A 2012/2013, dengan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari
kelas kontrol.
5.2. Saran
1. Kepada peneliti selanjutnya agar lebih memberikan perhatian dan bimbingan
yang lebih kepada sebagian siswa yang kurang aktif dengan menuntun cara
berfikirnya ke arah penyelesaian permasalahan.
2. Karena aktivitas yang akan diobservasi banyak maka supaya lebih efektif
sebaiknya peneliti selanjutnya perlu menambah jumlah observer yaitu satu
observer untuk dua kelompok.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan model Group Investigation
sebaiknya mengalokasikan waktu dengan baik atau menyediakan alokasi
Arikunto, S., 2006,Prosedur Penelitian, Jakarta , Rineka Cipta
Simbolon, A., 2012, Pengaruh Model Pembelajaran Koooperatif Tipe Group
Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik
Dinamis Di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai T,A,
2011/2012, Skripsi, FMIPA , Universitas Negeri Medan
Djamarah, Z., 2006,Strategi Belajar Mengajar, Jakarta , Rineka Cipta
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
2010, Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed
Hamdani, 2010,Strategi Belajar Mengajar, Bandung , Pustaka Setia
Harahap, dkk., 2011,Strategi Belajar Mengajar Fisika, Medan , UNIMED
Joyce, W., 2009, Model-Model Pembelajaran, Edisi Delapan, Pustaka Belajar ,
Yogyakarta
Kamajaya, 2005,Fisika untuk SMA kelas X Semester 2,Grafindo Media Pratama,
Bandung
Kanginan, M., 2007,Fisika SMA Kelas X A,Erlangga , Jakarta
Kodir, Abdul, 2010, Hasil Belajar, Bandung, Pustaka Setia
Maulida, H., (2012), Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Pkn Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation di Kelas XI IPS 2
SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin,Jurnal UNLAM Banjarmasin No 4 ;
108-120
Maulidin, 2010, Pengaruh Model Pembelajaran Koooperatif Tipe Group
Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik
Dinamis Di Kelas VIII Semester II SMP Negeri 30 Medan T,A, 2009/2010,
Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik
Dinamis Di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T,A, 2009/2010, Skripsi,
FMIPA , Universitas Negeri Medan
Pertiwi, Dwi, A ., (2013), Penerapan Kooperatif Tipe Group Investigation Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Dan Menumbuhkan Respon Positif Siswa
Dalam Pelajaran Pkn,Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, no 3
; 103 – 115
Ratih Puspita, D., Retno Sri, I., Susanti., (2012) Penerapan Model Group
Investigation Terhadap Hasil Belajar Materi Bahan Kimia Di SMP, Unnes
Science Education Journal, No 2 ; 69 – 76
Sagala, S., 2009,Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung , Alfabeta
Sanjaya, W.,2008, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Bandung, Pranada Media Group
Sardiman, 2010,Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar, Jakarta , Rajawali Pers
Slameto, 2003,Belajar dan Faktor – faktor yang mempengaruhinya, Jakarta ,
Rineka cipta
Slavin, Robert E., 2009,Cooperative Learning, Bandung, Nusa Media
Sudjana, 2002,Metoda Statistika, Bandung , Tarsito
Sudjana, N., 2009,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung , Remaja
Rosdakarya
Trianto, 2010,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta ,