• Tidak ada hasil yang ditemukan

TOLERANSI UMAT BERAGAMA DALAM KEGIATAN SIRIAON (KEBAHAGIAAN) DAN SILULUTON (KEMALANGAN) DI LINGKUNGAN BANJAR TOBA DAN LINGKUNGAN BAGAS NAGODANG KELURAHAN SIPIROK GODANG KECAMATAN SIPIROK KABUPATEN TAPANULI SELATAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TOLERANSI UMAT BERAGAMA DALAM KEGIATAN SIRIAON (KEBAHAGIAAN) DAN SILULUTON (KEMALANGAN) DI LINGKUNGAN BANJAR TOBA DAN LINGKUNGAN BAGAS NAGODANG KELURAHAN SIPIROK GODANG KECAMATAN SIPIROK KABUPATEN TAPANULI SELATAN."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

TOLERANSI UMAT BERAGAMA DALAM KEGIATAN SIRIAON(KEBAHAGIAN) DAN SILULUTON(KEMALANGAN) DI LINGKUNGAN BANJAR TOBA DAN

LINGKUNGAN BAGAS NAGODANG DI KELURAHAN SIPIROK GODANG KECAMATAN SIPIROK KABUPATEN TAPANULI SELATAN

Skripsi

Guna Memenuhi satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan

Di Program Studi Pendidikan Antropologi FIS - Unimed

Oleh :

Damu Roy Sahnan Nst

NIM. 309122012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Damu Roy Sahnan Nasution

Nim : 309122012

Jurusan : Pendidikan Antropologi Fakultas : Ilmu Sosial

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiblakan/plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atau hukuman atas perbuatan tersebut.

Medan, Juli 2013

Saya yang membuat pernyataan,

(5)

ABSTRAK

Damu Roy Sahnan Nasution, 309122012 : Toleransi Umat Beragama Dalam Kegiatan Siriaon (kebahagiaan) dan Siluluton (kemalangan) Di Lingkungan Banjar Toba Dan Lingkungan Bagas Nagodang Kelurahan Sipirok Godang Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan, program Sarjana S1 Universitas Negeri Medan,2013

Yang menjadi latar belakang dalam tulisan ini adalah mengenai toleransi beragama yang dilakukan oleh masyarakat di sipirok, dimana masyarakat yang memiliki agama yang berbeda akan tetapi masih memegang rasa teguh rasa menghormati dan mengharagai agama liannya khususnya dalam kegiatan siriaon dan siluluton.

Dan adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1,Untuk mengetahui toleransi masyarakat di Kecamatan Sipirok dalam melakukan kegiatan siriaon dan kegiatan siluluton.2 Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab tingginya toleransi beragama di Kecamatan Sipirok serta untuk mendekskripsikan proses interaksi dalam merayakan kegiatan Siriaon dan kegiatan Siluluton di Kecamatan Sipirok,.3.Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi masyarakat dalam menjaga toleransi di kecamatan Sipirok. Metode penelitian yang dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dnegan pendekatan deskriftif, dan adanya informan. Data-datanya diperoleh dari proses observasi , wawancara, dan mencari buku-buku,jurnal, dan lain sebagainya.

Adapun hasil penelitian ini adalah 1.Toleransi umat beagama dalam kegiatan siriaon dan siluluton di lingkungan bagas nagodang dan banjar toba ini dapat kita lihat bahwa masyarakat Sipirok dari aspek Religi(kepercayaan) mempunyai dua kepercayaan yaitu agama islam dan Kristen..2 Dalam kegiatan siriaon ataupun siluluton banyak ditemui bentuk-bentuk toleransi beragama, misalnya dalam kegiatan siriaon bahwa semua yang memasak makanan ataupun peralatan pesta untuk kegiatan siriaon tersebut adalah semuanya dikerjakan oleh masyarakat islam, dimana agar tamu pesta yang beragma islam pun bisa mencicipi makanan pesta tersebut, dan masyarakat islam tersebut bersedia memasaknya tanpa mengharapkan upah. Begitu juga dalam kegiatan siluluton bentuknya adalah pemuda-pemuda di lingkungan banjar toba ataupun bagas nagodang akan sama-sama ikut untuk menggali kuburan yang telah meninggal dunia, dan semua pemuda akan ikut dalam penggalian tersebut tanpa mempermasalahkan agamanya.3 Faktor yang menyebabkan tingginya toleransi beragama di sipirok adalah masyarakat yang terbuka, akan tetapi hal yang paling membuat masyarakat sipirok mempunyai rasa toleransi beragama yang tinggi adalah merupakan adat, dimana adat tersebut adalah konsep dalihan na tolu yang dipegang oleh masyarakat sipiroik. 4.Dan yang menjadi tantangan masyarakat sipirok dalam mempertahankan toleransi beragama adalah faktor utama adalah perkembangan informasi dan tehknologi, dimaana masyarakatnya menjadi lebih fanatic karena acara-acara berita di Palestina Israel atupun sebaliknya,ditambah hadirnya aliran-aliran agama yang eksklusif.

(6)
(7)

3.3 subjek penelitian………26

3.4 tehnik pengumpulan data………..30

Bab IV Analisa dan Pembahasan 4.1 Gambaran Umum lokasi 4.1.1 Sejarah lingkungan bagas nagodang dan banjar toba………..32

4.1.2 letak wilayah geografis……….33

4.1.2.1 kondisi wilayah………..34

4.1.2.2 peruntukan lahan dan manfaat lahan………..35

4.1.3 keadaan penduduk………..37

4.1.3.1 komposisi penduduk berdasarkan mata pencharian………39

4.1.3.2 komposisi penduduk berdasarkan agama………42

4.1.3.3 komposisi penduduk berdasarkan etnis ………..43

4.1.4 kondisi sosial dan budaya………44

4.1.5 sarana dan prasarana………45

4.2 toleransi beragama di lingkungan bagas nagodang dan lingkungan banjar toba……….49

4.3 toleransi Bergama dalam kegiatan sirian dan siluluton ………...52

4.4 faktor-faktor penyebab tingginya toleransi Beragama dalam kegiatan sirian dan siluluton...58

4.5 Tantangan toleransi Beragama di lingkungan bagas nagodang dan banjar toba………61

Bab V Kesimpulan Dan Saran 5.1 kesimpulan………..65

5.2 Saran…….……….66

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. peruntukan lahan ………36

Tabel 2. Data penduduk………39

Tabel 3. Sistem mata pencharian………...42

Tabel4 .agama………43

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Salah satu unsur universal dalam kebudayaan manusia adalah agama atau dapat disebut dengan system religi. Hampir setiap manusia di bumi ini mengenal keberadaan agama atau kepercayaan. Kemunculan agama tidak lepas dari munculnya sebuah kesadaran dalam diri setiap manusia mengenai adanya kekuatan ebih yang melebihi kekuatan mannusia.

Seperti yang telah dirumuskan oleh Auguste Comte(dalam Nanang Martono 2013 : 167) bahwa tahap awal perkrmbangan setiap manusia adalah tahap teologis. Pada saat ini setiap manusia sudah merasakan suatu keberadaan sesuatu(benda) yang melebihi kekeuatan dirinya sendiri. Wujud benda itu masih bersifat abstrak , dimana wujud benda tersebut diwujudkan dalam bentuk dewa ataupun hal hal yang tidak dilihat oleh mata, dan kekuatan tersebut sangat sulit diterima oleh akal sehat.

(10)

2 Sebelum kita berbicara lebih jauh tentang agama dan toleransi beragama . Kita harus mengetahui fungsi agama tersebut, dimana secara umum fungsi agama mempunyai dua pandangan dalam masyarakat. Dua pandangan ini lebih melihat ke fungsi positif dan fungsi negative agama. Dimana kelompok masyarakat yang memandang fungsi positif agama, didasarkan pada pandangan kaum fungsional(fungsionalisme). Salah satu pemikirnya adalah Durkheim yang melihat fungsi agama tersebut dalam kaitannya dengan solidaritas social. Dimana agama lebih memilki fungsi untuk menyatukan anggota masyarakat, agama memenuhi kebutuhan kebutuhan masyarakat untuk secara berkala berkala menegakkan dan memperkuat ide ide kolektif dan perasaan masyarakat tersebut.

Agama mendorong solidaritas social dengan mempersatukan orang beriman ke dalam suatu komunitas yang memiliki nilai dan perspektif yang sama. Ajaran agama juga akan membantu manusia untuk menyesuaikan diri dengan masalah dalam kehidupan dan menyediakan panduan bagi kehidupan sehari hari.

Agama juga dapat membantu manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,dimana misalnya orang pendatang akan lebih mudah di terima di lingkungan baru oleh penduduk asli apabila mengikuti ritual keagamaan. Dan orang tersebut akan lebih cepat mengenal budaya penduduk asli tersebut.

(11)

3 . Misalnya konflik yang terjadi di Ambon pada tahun 1999 disinyalir merupakan konflik terjadi karena perbedaan keyakiunan antara umat yang Beragama Islam dan umat yang beragama Kristen.

Selain itu konflik agama juga terjadi dalam satu anggota masyarakat yang memilki aliran agama yang sama. Umat Islam misalnya , dimana memilki banyak aliran yang sering memicu konflik, misalnya konflik antar Islam dan pengikut Ahmadiyah. Meskipun keduanya mengaku aliran yang sama, namun keduanya memiliki pola pandang yang berbeda terhadap suatu nabi. Masih banyak konflik yang bernuansa agama yang terjadi pada dewasa ini khususnya di Indonesia .

Beberapa contoh konflik bernuansa agama yang terjadi di Indonesia, konflik konflik tersebut diantaranya :

1. Pada Februari 2006 , terjadi demonstransi penolakan pendirian Gurdwara (tempat ibadah agama Sikhs) di Karang mulya , Tangngerang , Banten

2. Pada Desember 2007 di kuningan Jawa Barat terjadi penyerbuan rumah dan tempat ibadah ahmadiyah. Dimana peristiwa ini menyebabkan 1 masjid terbakar, madrasah dan rumah warga ahmadiyah.

(12)

4 kendaraan massa dan 3 mobil serta sepeda motor dirusak (Gunawan,2011)

4. Penolakan pembangunan gereja yang terjadi di Bogor.

Beberapa kasus bentrokan yang melibatkan agama yang berbeda sudah sering terjadi. Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya bentrokan ataupun konflik tersebut. Dan kerusakan tidak hanya berupa kerusakan material, korban jiwa sering dijumpai dalam beberapa konflik antara agama tersebut. Jadi dampak negative agama tersebut menunjukkan bahwa adanya agama yang berlainan atau aliran yang berbeda dalam agama yang sama dalam satu masyarakat dapat membahayakan masyarakat(Sunarto,2004).

Dan menariknya di kecamatan Sipirok,konflik konflik yang terjadi pada dewasa ini karena masalah agama seperti dijelaskan diatas bisa dikatakan tidak ada. Di kecamatan Sipirok sampai pada saat ini tidak pernah terjadi konflik yang disebabkan karena perbedaan agama atau religi.

Sipirok yang merupakan Ibukota dari kabupaten Tapanuli Selatan, dimana saat ini sipirok menjadi pusat pemerintahan dari kabupaten Sipirok. Sipirok yang yang dilintasi oleh bukit barisan dan mempunyai gunung sibualbuali yang masih aktif.

(13)

5 Dan secara umum, mata pencaharian masyarakat kecamatan Sipirok adalah petani dan berkebun. Hasil pertanian yang terkenal adalah kopi, padi, kayu manis, kemiri, cabe, bawang merah, bawang daun, dan sayur-sayuran.

Di kecamatan Sipirok mempunyai suku bangsa, dimana terdapat suku batak toba , jawa,minang, mandailing. Akan tetapi suku batak toba adalah suku yang mayoritas yang terdapat di sipirok. Dimana kita bisa lihat dari marga yang ada di Sipirok tersebut.

Marga Siregar yang merupakan marga yang paling banyak atau marga mayoritas di kecamatan sipirok, marga siregar yang sejarahnya berasal dari pulau samosir merupakan orang atau marga yang pertama yang terdapat di Sipirok.

(14)

6 Desa Janji Mauli. Ada juga desa yang dominan dihuni penganut agama Islam. Ada desa yang komposisi masyarakat penganut agamanya berbanding sama.

Kedamaian antara masyarakat penganut Islam dan Kristen dalam satu desa berlangsung dalam berbagai kegiatan sosial di desa-desa tersebut. Di lingkungan dikenal dua macam kegiatan, yakni siriaon (kebahagiaan) dan siluluton (kemalangan). Di dalam kedua kegiatan ini, sulit membedakan siapa penganut agama Islam dan siapa penganut agama Kristen, karena setiap penganut agama akan melebur dan lebih melihat seortang dari system adat istiadatnya daripada mempermasalahkan perbadaan karena agama.

Begitu juga dalam merayakan hari hari besar keagamaan baik itu agama Islam ataupun agama Kristen. Dimana para masyarakat sipirok ikut bersama dalam merayakannya, dan saling menghargai pada saat ritual keagamaan itu sedang berlangsung. Ini dapat lihat pada waktu ritual acara hari kebesaran keagamaan sedang berlangsung. tidak ada masyarakat yang agama lain yang mengganggu ataupun membuat keributan di sekitar tempat ibadah , dan hampir semuanya berdiam diri di rumah masing masing sampai acara ritualnya selesai. Dan toleransi ini juga terlihat dimana antara satu rumah ibadah islam dengan rumah ibadah Kristen jaraknya tidak jauh.

(15)

7 perubahan - perubahan social di masyarakat. Begitu juga di masyarakat sipirok banyak terjadi perubahan perubahan social. di satu sisi dengan adanya perubahan social ini menjadikan masyarakat sipirok lebih maju. dan di sisi lain perubahan social ini juga merupakan batu sandungan bagi masyarakat sipirok untuk mempertahankan toleransi beragama ini.

Oleh sebab itu peneliti memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian terhadap pola tingkah laku kehidupan masyrakat Sipirok , yaitu dimana masyarakat di kecamatan Sipirok yang pada umunya Beragama Islam dan Kristen hidup dalam kerharmonisan dan mempunyai toleransi dalam kegiatan kegiatan sehari hari dan kegiatan social seperti acacara kegiatan siriaon dan siluluton . yang saat ini sangat jarang kita lihat dan ketahui masyarakat yang hidup seperti ini, apalagi antara agama Islam dan Kristen. Karena itulah peneliti melakukan penelitian yang berjudul :

“ Toleransi Umat Beragama Dalam Kegiatan Siriaon (kebahagiaan) dan

Siluluton (kemalangan) Di Lingkungan Banjar Toba Dan Lingkungan Bagas Nagodang Kelurahan Sipirok Godang Kecamatan Sipirok Kabupaten

(16)

8 1.2 Identifikasi Masalah

Bedasarkan latar belakang di telah dipaparkan di atas maka yang menjadi identifikasi masalah adalah :

1. Tingginya toleransi beragama di kecamatan Sipirok pada Kegiatan social seperti kegiatan siriaon dan kegiatan siluluton

2. faktor penyebab tingginya toleransi beragama dalam kehidupan di masyarakat sipirok

3. proses interaksi di masyarakat sipirok saat kegiatan siriaon dan kegiatan siluluton

4. faktor penghambat toleransi beragama pada masyarakat Sipirok

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran dan sekaligus membuat sasaran pembahasan menjadi lebih berfokus maka perlu dibuat pembatasan masalah dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian in adalah :

1. tingginya toleransi umat beragama di kecamatan sipirok pada kegiatan siriaon dan siluluton.

2. Faktor penyebab tingginya toleransi Beragama dalm kehidupan masyarakat di sipirok

3. Dan faktor penghambat toleransi beragama di kecamatan Sipirok

(17)

9 1.4 Perumusan Masalah

Dalam suatu penelitian , perlu ditentukan rumusan masalah yang akan di teliti, guna menjadi penelitian yang jelas dan terarah tujuannya. Maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana toleransi masyarakat di kecamatan sipirok dalam kegiatan siriaon dan kegiatan siluluton?

2. Apa faktor - faktor penyebab tingginya toleransi beragama di kecamatan sipirok dalam kegiatan siriaon dan siluluton serta bagaimana penerapannya toleransi umat bergama pada masyarakat Sipirok ?

3. Apa yang menjadi tantangan ataupun ancaman bagi masyarakat Sipirok dalam mempertahankan toleransi umat beragama ?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui toleransi masyarakat di Kecamatan Sipirok dalam melakukan kegiatan siriaon dan kegiatan siluluton.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab tingginya toleransi beragama di Kecamatan Sipirok serta untuk mendekskripsikan proses interaksi dalam merayakan kegiatan Siriaon dan kegiatan Siluluton di Kecamatan Sipirok,. 3. Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi masyarakat dalam menjaga

(18)

10 1.6 Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Peniliti dapat menambah wawasan dan ilmu tentang “Toleransi Masyarakat Dalam Berintaraksi Pada Kegiatan siriaon dan siluluton di Kecamatan Sipirok”

2. Menambah informasi mengenai Toleransi Beragama di Kecamatan Sipirok terhadap masyarakat umum.

3. Dapat memberikan motivasi yang bersifat positif bagi masyarakat, pembaca, guna lebih menghargai pemeluk Agama lain.

(19)

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Bedasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan , maka peneliti dapat membuat kesimpulan, Yaitu :

1. Dari peneliti mengenai toleransi umat beagama dalam kegiatan siriaon dan siluluton di lingkungan bagas nagodang dan banjar toba ini dapat kita lihat bahwa masyarakat Sipirok dari aspek Religi(kepercayaan) mempunyai dua kepercayaan yaitu agama islam dan Kristen. Dan rasa Toleransi di lingkungan banjar toba dan bagas nagodang ataupun kecamatan sipirok sangat tinggi dan masih berjalan lanjar dari dahulunya sampai sekarang.

(20)

66

3. Faktor yang menyebabkan tingginya toleransi beragama di sipirok adalah masyarakat yang terbuka, akan tetapi hal yang paling membuat masyarakat sipirok mempunyai rasa toleransi beragama yang tinggi adalah merupakan adat, dimana adat tersebut adalah konsep dalihan na tolu yang dipegang oleh masyarakat sipiroik. Dan ini sudah menjadi pedoman hidup masyarakat sipirok.

4. Dan yang menjadi tantangan masyarakat sipirok dalam mempertahankan toleransi beragama adalah faktor utama adalah perkembangan informasi dan tehknologi, dimaana masyarakatnya menjadi lebih fanatic karena acara-acara berita di Palestina Israel atupun sebaliknya,ditambah hadirnya aliran-aliran agama yang eksklusif . Dan yang faktor lainnya adalah faktor ekonomi dimana menurut peneliti faktor ini menyebabkan kecemburun sosial dan terjadinya konflik.

5.2 Saran

Bedasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran-saran yang dapat diberikan peneliti adalah :

1. Toleransi umat beragma di masyarakat lingkungan bagas nagodang dan banjar toba atupun masyarakat secara keseluruhan di masyrakat sipirok seharusnya tetap dipertahankan.,

(21)

67

(22)

68

DAFTAR PUSTAKA

Baswori,Suandi.2008.Memahami Penelitian Kualitatif.Jakarta,Rineka cipta

Bungin,Burhan.2008.Memahami Penelitian Kualitatif.Jakarta,Rineka Cipta

Bungin,Burhan.2008.Sosiologi Komunikasi.Jakarta,Kencana

Gama,Judistira K.1996.Ilmu-ilmu Sosial Dasar Konsep. Bandung Program Pascasarjana.Universitas Padjajran.

Harahap dan Siahaan.1987.Oreientasi Batak Toba.Sanggar Wlilem Iskandar.Medan

Iskandar.2009.Metologi Penelitian Kualitatif.Jakarta.Gaung Persada

Jenkins Richard,2004. Identitas Sosial Edisi Kedua.Medan.Bina Media Perintis

Kahmad,Dadang.2006.Sosiologi Agama.Bandung,Remaja Rosdakarya

Koentjaraningrat.2002.Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarata.Rineka Cipta

Martono,Nanang.2012.Sosiologi Perubahan Sosial.Jakarta,Raja Grafindo Persada

Maryaeni.2005.Metode Penelitian Kebudayaan.Jakarta,Bumi Aksara

Marpaung.2010.Jiwa Kerukunan Masyarakat Sipirok.Bekasi.Dian Karsa Kencana

Nawawi,Hadari.1991.Metode Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta.Gadjah MadaUniversityPress

(23)

69 Nottingham K. Elizabeth,2002.Agama Dan Masyarakat Suatu Pengantar Sosiologi Agama.Jakarta.Grafindo Persada

O”Dea.F,Thomas.1987.Sosiologi Agama. Jakarta,Rajawali Pers

Soekanto,Soerjono.2003.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta.Raja Grafindo Persada

Sugiyono,2008.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung.Alfabeta

Sunarto,Kamanto.2004.Pengantar Sosiologi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia

Turner S. Bryan,1991.Agama Dan Teori Sosial.Yogyakarta.IRCiSod

Yusuf,Iwan Awaluddin.2005.Kematian dan Identitas Budaya Minoritas.Yogyakarta.Ull Press

Sumber lain :

Majalah Prisma . Strategi Kebudayaan mencari yang lebih tepat: 1987

http://apakabarsidimpuan.com/2011/02/marjambar-konsensus-islam-kristen-di-sipirok

http://dokter-kota.blogspot.com

Gambar

Tabel 1. peruntukan lahan ………………………………………………36

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu fungsi penting manajemen adalah perencanaan. Dalam perencanaan, mereka dihadapkan pada pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan berbagai macam

Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut

Dalam penulisan ilmiah ini penulis akan menjelaskan tentang pembuatan website jantung koroner yang diletakkan di Jaringan Internet dengan menggunakan PHP dan MySQL. Website ini

Sesuai dengan manf aat penggunaan met ode bercerit a bagi anak TK yang t elah dikemukakan, kegiat an bercerit a merupakan salah sat u cara yang dit empuh guru unt uk

Seperti pembuatan situs Pusat Informasi Zaien Education Centre dimana berisikan informasi tentang Lembaga Pendidikan Zaien Education Centre mulai dari pertama berdiri sampai

Intra Uterin Growth Retardation Transport nutrisi dan O2 tidak lancar MK: Risiko gawat janin MK : Nyeri Pengaruh aldosteron Kongesti vena pulmonal Perpindahan cairan MK:

Kebijakan pemerintah pada sisi pengeluaran pemerintah guna menciptakan sumber daya manusia dalam hal ini modal manusia (human capital) terhadap kemiskinan merupakan

ketidakseimbangan waktu penyelesaian produk di setiap stasiun kerja yang akan.. mengakibatkan adanya penumpukan barang setengah jadi dan idle time