• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU DENGAN PENERAPAN VARIASI PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PEMATANG SIANTAR TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU DENGAN PENERAPAN VARIASI PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PEMATANG SIANTAR TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

ABSTRAK

Rio Parlindungan Silaen. 071266110056. Peningkatan Hasil Belajar Tolak Peluru Dengan Penerapan Variasi Pembelajaran pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pematang Siantar Tahun Ajaran 2012/2013 .

(Pembimbing Sikripsi : USMAN NASUTION, S.Pd. M.Pd).

Sikripsi Medan : Fakultas Ilmu Keolahragaan Unimed 2013

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar tolak peluru dengan penerapan variasi pembelajaran pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pematang Siantar Tahun Ajaran 2012/2013.Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pematang Siantar Tahun Ajaran 2012/2013. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan februari 2013 sebanyak 3 kali pertemuan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pematang Siantar Tahun Ajaran 2012/2013 sebanyak 144 orang. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII–4 yang berjumlah 38 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random class sampling yaitu pemilihan sampel berdasakan kebutuhan penelitian.

Penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan bahwa pembelajaran pendekatan bermain berpengaruh terhadap perbaikan ketuntasan hasil belajar tolak peluru. Hasil siklus I menunjukkan bahwa jumlah siswa yang sudah memiliki ketuntasan belajar tolak peluru adalah 18 orang siswa yang nilai rata-ratanya mencapai (47,37%) belum tuntas sedangkan selebihnya sebanyak 20 orang siswa yang nilai rata-rata nya (52,63%) tuntas dalam pembelajaran dengan ketuntasan klasikal 70,92. Pada siklus II ternyata telah ada 33 orang siswa yang nilai rata-ratanya mencapai (86,84%) yang tuntas dalam pembelajaran, sedangkan selebihnya sebanyak 5 orang siswa yang nilai rata-ratanya (13,39 %) belum tuntas dalam pembelajaran. Dengan ketuntasan klasikal 83,72.

(4)
(5)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi Masalah... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

2. Hakekat Media Pembelajaran... 9

3. Hakekat Hasil Belajar Tolak Peluru... 10

4. Hakekat Pembelajaran Atletik... 12

5. Hakekat Variasi Pembelajaran... 20

B. Kerangka Berfikir ... 24

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Lokasi Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 27

C. Metode Penelitian ... 28

D. Desain Penelitian ... 28

(6)

F. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV ... 41

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 41

B. Hasil Penelitian ... 42

1. Siklus I ... 42

2. Siklus II ... 46

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 53

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ………... .... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(7)

DAFTAR TABEL

Hal

1.Tabel Populasi dan Sampel ... 27

2. Tabel Rubrik Penilaian Hasil Belajar Tolak Peluru ... 37

3.Tabel Deskripsi Hasil Belajar Tolak Peluru ... 41

4.Tabel Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 43

5.Tabel Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 49

6.Tabel Perbandingan Siklus I dan Siklus II... 52

7.Tabel Data Awal Pre-tes ... 66

8.Tabel Data Siklus I ... 68

9.Tabel Data Siklus II ... 70

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

1. Lampiran 1 Siklus I ... 58

2. Lampiran 2 Siklus II... 62

3. Lampiran 3Reduksi Ketuntasan pada Siklus I dan Siklus II ... 66

4.Lampiran Cara Menghitung Nilai Proses pembelajaran ... 72

5. Lampiran 4 Portofolio Penilaian Siklus I dan Siklus II... 74

6. Lampiran 5 Data Ketuntasan Siklus I dan Siklus II ... 86

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan mengarahkan siswa pada perubahan tingkah laku yang diinginkan. Pengertian ini cukup simpel dan sederhana, akan tetapi bila pengertian ini ditelaah lebih jauh dan mendasar, maka akan terlihat lebih rumit dan begitu kompleksnya sehingga lebih dituntut dalam pengelolaan pembelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan siswa menuju sebuah perubahan dan merupakan suatu pekerjaan yang berat. Pekerjaan ini membutuhkan suatu perencanaan yang mantap, berkesinambungan serta cara penerapan yang baik kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan seperti yang diinginkan.

(10)

Disinilah pentinngnya peranan seorang guru dalam proses belajar siswa. Sebagaimana Slameto (2010 : 37) mengemukakan : “Dalam proses belajar

mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan”. Namun dalam kenyataannya

masih banyak para guru pendidikan jasmani yang masih terbatas dalam mengajarkan pembelajaran praktek pendidikan jasmani dikarenakan berbagai macam keterbatasan dalam menyediakan sarana untuk penunjang dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, sehigga kadang-kadang pembelajaran pendidikan jasmani hanya dilaksanakan secara teori saja dan tidak seperti yang kita harapkan. Terkait dengan hal tersebut ternyata pembelajaran tolak peluru dalam pembelajaran pendidikan jasmani juga belum dapat dilaksanakan secara tepat dan lengkap yakni teori dan juga praktek yang dikarenakan terbatasnya sarana ataupun prasarana yang tersedia.

(11)

Dalam pembelajaran atletik siswa hanya diajarkan materi yang berupa teori khususnya tolak peluru, sehingga proses KBM yang semestinya harus dilakukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani melalui medium gerak, akhirnya harus terhambat karena disebabkan faktor sarana belajar yang kurang mendukung tersebut. Jika kita telusuri lebih dalam mengenai pelaksanaan pembelajaran tolak peluru dalam kurikulum KTSP dalam bidang studi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) khususnya kelas VII SMP dimana pelaksanaannya harus dilakukan melalui praktek bukan hanya teori, yakni mempraktekkan tehnik-tehnik dasar dalam pelaksanaan pembelajaran tolak peluru. Untuk menunjang pelaksaan pembelajaran tolak peluru tersebut, kreaktivitas dari seorang guru sangatlah dibutuhkan, sehingga proses pembelajarannya dapat memberi pengalaman belajar yang baik serta lengkap kepada para siswa. Fenomena ini merupakan sebuah masalah yang mengakibatkan kurangnya kemampuan sebagai guru pendidikan jasmani dalam memanfaatkan perannya sebagai guru yang memiliki potensi sesuai dengan tuntutan target kurikulum dan juga daya serap, terlebih sebagai pendidik yang kreatif dalam mengaktifkan proses kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.

(12)

fasilitas tolak peluru itu menyebabkan terhambatnya proses pembelajaran tolak peluru di SMP Negeri 1 Pematang Siantar tersebut adalah siswa menjadi pasif dalam proses penerimaan materi pelajaran dari guru pendidikan jasmani yang disebabkan minimnya fasilitas atau alat yang digunakan dalanm proses pembelajaran tolak peluru disekolah tersebut yang dikarenakan siswa harus lama menunggu antrian untuk bergantian ketika akan mempraktikkan apa yang telah diajarkan oleh guru penjaskesnya. Selain itu kendala lain yang terjadi disekolah tersebut adalah kurang mampunya guru penjaskes disekolah tersebut menghidupkan suasana belajar yang dapat menarik perhatian para siswa untuk antusias dalam pembelajaran tolak peluru dengan alat yang terbatas ini. Pada pokok bahasan atletik khususnya tolak peluru, pada saat siswa mempraktekkan apa yang telah dijelaskan oleh gurunya. masih banyak ditemukan siswa yang mengalami kesulitan pada teknik dasar penolakan peluru, hal itu terbukti karena banyak siswa yang belum memahami cara memegang peluru dengan benar, cara meletakkan peluru dileher, posisi badan pada saat menolak, cara menolak, hingga sikap badan setelah melakukan tolakan pada gerak akhir kurang tepat. Informasi yang diperoleh dari guru Penjas dari 38 siswa yang ada di kelas VII4 hanya ada

(13)

diperoleh ini cukup rendah sehingga peneliti berusaha untuk memperbaiki permasalahan yang terjadi di kelas tersebut.

Anggapan dasar mengapa peneliti mengambil permasalahan penelitian di kelas VII4 tersebut adalah dikarenakan kelas VII4 kemampuan kognitif dan afektifnya masih kurang bila dibandingkan dengan kelas VII yang lainnya. Selain itu alasan lain mengapa diambil permasalahan penelitian di kelas VII adalah dikarenakan siswa kelas VII masih dapat digunakan media pembelajaran yang dimodifikasi dan juga sesuai dengan materi tolak peluru di sekolah tersebut.

Menurut peneliti, melihat kondisi tersebut perlu adanya solusi yang tepat dalam menyikapi masalah proses pembelajaran penjas, terutama pada materi tolak peluru. Dalam hal ini, salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan penerapan variasi pembelajaran serta memodifikasi peluru yang digunakan dengan bola plastik yang diisi oleh pasir dan semen. Melalui penerapan variasi pembelajaran tolak peluru ini diharapkan proses pembelajaran tolak peluru dapat berjalan dengan lancar dan menarik minat siswa. Penggunaan peluru yang dimodifikasi ini akan dapat membantu siswa dalam memahami keterampilan gerak dasar tolak peluru sehingga para siswa dapat melakuan tolakan peluru dengan baik dan benar.

(14)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas ada beberapa masalah yang berkaitan dengan hasil belajar siswa. Adapun masalah tersebut yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut : Faktor-faktor yang menjadi masalah sehingga pembelajaran tolak peluru tidak optimal disekolah SMP Negeri 1 Pematang Siantar. Pemanfaatan variasi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pematang Siantar Tuan T.A.2012/2013.

C. Pembatasan Masalah

Karena hasil yang diteliti dan identifikasi cukup luas, maka perlu ditentukan pembatasan masalah. Dalam hal ini peneliti membahas hal yang pokok saja guna untuk mempertegas sasaran yang ingin dicapai yaitu : Penerapan variasi pembelajaran dalam memperbaiki proses pembelajaran tolak peluru siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pematang Siantar T.A.2012/2013.

D. Rumusan Masalah

(15)

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yakni : Untuk mengetahui perubahan proses pembelajaran tolak peluru melalui penerapan variasi pembelajaran bagi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pematang Siantar T.A.2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani agar dapat memperbaiki proses

pembelajaran tolak peluru.

2. Dapat menjadi bahan masukan bagi pembaca atau peneliti lain terkait dengan pembelajaran tolak peluru.

3. Meningkatkan penguasaan tehnik dasar tolak peluru dalam mengatasi kesukaran belajar melalui penerapan variasi pembejaran.

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran melalui peningkatan hasil belajar dengan penerapan variasi pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pematang Siantar Tahun Ajaran 2012/2013.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Penerapan variasi pembelajaran merupakanpembelajar yang dapat diterapkan dalam memperbaiki hasil belajar siswa khususnya nomor tolak peluru gaya menyamping.

2. Diharapkan kepada guru Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga Sekolah Menengah Pertama sebaiknya menjelaskan lebih rinci lagi bagaimana teknik tolak peluru yang benar.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifuddin.1992. Tolak Peluru. Jakarta. Rineka Cipta.

Annarino. 1980. Metode Pembelajaran Penjas. Bandung: Pionir Jaya A.samita. 1992.Pendidikan Jasmani.Jakarta : Erlangga.

C.A Bucher. 1960. Pendidikan Jasmani.Jakarta : Raya Grafindo.

Hazelton. 1980. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Yogyakarta : Bumi Aksara. Jess Jarver. 1992.

http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-pengertian-efektifitas.html.

Mochamad Djumidar.2004.Gerak-gerak Dasar Atletik Dalam Bermain. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Simaremare. 2007. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Yogyakarta : Bumi Aksara.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika.Bandung : Tarsito.

Suherman Adang, Bahagia Yoyok 2000. Prinsip prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP setara D-III

Suherman Adang, Mahendra Agus. 2001. Menuju Perkembangan Menyeluruh

Menyiasati Kurikulum Pendidikan Jasmani Disekolah Menengah Umum. Jakarta, Depdiknas.

Suharsisi Arikunto.2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tarsito. Sukmadinata.2004.Pendidikan Jasmani. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata. 2004. Olahraga Pilihan Atlet.Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suryobroto.1997. Kriteria Ketuntasan Belajar. Jakarta: Prenada Media. Suharsini Arikunto.2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tarsito.

Suyitno.2003.Dasar, Proses dan efektivitas belajar mengajarpendidikan

(18)

Syahminan Zaini 2007. Prinsip-prinsip Belajar Untuk Mengajar.Surabaya : Usaha Nasional.

Syarifudin Aip. 1992. Atletik.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Jakarta.

Rijsdrop. 2007.Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Wacana Prima.

Trianto. 2010. Medesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif : Konsep ,

Referensi

Dokumen terkait

into bystanders’ behavioural intentions to help the victim or reinforce the bully. How do victims react to cyberbullying on social networking sites? The influence

Produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswa kelas V yang terdiri

Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas jagung adalah melalui penggunaan benih jagung bermutu tinggi. Dalam rangka pengawasan mutu benih

MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA N 2 SUKOHARJO DAN SMA N 2 SURAKARTA.. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu

Hasil menunjukkan bahwa jika pada IPv4 paket yang dikirim mengalami proses fragmentasi di router, IPv6 menunjukkan hasil yang lebih baik dari IPv4i. Sebaliknya,

Motivasi menurut kamus terbaru bahasa Indonesia (2008: 456) adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar melakukan tindakan dengan

69 Pemberian Tugas, Latihan, dan Tanya-Jawab serta Teknik Parafrasa dan Identifikasi Komponen Tutur untuk Peningkatan Penguasaan Ragam Bahasa: PTK dalam Matakuliah Analisis

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja pada pegawai negeri sipil, tenaga honor daerah, dan tenaga harian lepas