30 BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian jenis True Experimental Research yang menggunakan desain penelitian Post Test Control Group Design.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian : Laboratorium Biomedik dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Waktu Penelitian : 17 hari, dengan rincian 7 hari adaptasi dan 10 hari percobaan.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih (Rattus novergicus strain wistar)
4.3.2 Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar) sebanyak 24 ekor terbagi dalam 4 kelompok.
4.3.3 Replikasi
Kelompok ini terdapat 4 kelompok perlakuan yaitu satu kelompok kontrol (tikus yang diberikan luka eksisi dan diberikan gel tanpa ekstrak daun melati gambir) dan tiga kelompok perlakuan (tikus yang diberikan luka eksisi dan gel ekstrak daun melati gambir dalam tiga dosis yang berbeda). Seluruh kelompok baik kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan akan dieksplorasi selama 10 hari.
Replikasi yang digunakan berdasarkan rumus Federer (Rokhima, et al., 2018) : (t-1) (p-1) ≥ 15
(t-1)(4-1) ≥ 15 (t-1) (3) ≥ 15 3t – 3 ≥ 15 3t ≥ 18
t ≥ 6
Keterangan :
t = jumlah replikasi untuk setiap intervensi p = jumlah intervensi
Penelitian ini menggunakan metode nilai E yang didasarkan pada derajat kebebasan analisis varians (ANOVA), besar sampel ditentukan oleh nilai E.
E = Jumlah total hewan - Jumlah total kelompok (Jaykaran & N. D, 2013) E = (6 x 4) – 4
E = 20
Berdasarkan perhitungan di atas, maka besar sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 20 ekor dan untuk setiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus.
Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi drop out pada sampel, maka besar sampel akhir harus disesuaikan dengan perkiraan atrisi atau kematian hewan (Jaykaran & N.
D, 2013).
Besar sampel koreksi = Jumlah sampel / (1- [f/100%])
= 6 / (1-[10/100%])
= 6 / (1-0,1)
= 6 / (0,9)
= 6,667
= 7 Keterangan :
f = perkiraan atrisi atau kematian hewan 10%
Jumlah cadangan tiap kelompok = besar sampel koreksi – pengulangan
= 7 – 6
= 1
Jumlah sampel cadangan = Jumlah cadangan tiap kelompok x kelompok intervensi = 1 x 4
= 4
Jumlah total sampel = Besar sampel + Jumlah sampel cadangan = 20 + 4
= 24
Berdasarkan perhitungan rumus di atas, maka jumlah sampel yang digunakan keseluruhan pada penelitian ini adalah 24 ekor tikus yang akan dibagi menjadi 4 kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus dan 1 ekor tikus cadangan.
4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling, yaitu sampel diambil secara acak dari populasi menggunakan metode lotere atau menggunakan daftar acak yang dibuat komputer (Mohamed & Ahmed, 2017).
4.3.5 Karakteristik Sampel Penelitian
4.3.5.1 Kriteria Inklusi
a. Tikus putih (Rattus novergicus strain wistar) b. Umur 2-3 bulan
c. Berat badan 180 – 200 gram d. Jenis kelamin jantan
e. Sehat, ditandai dengan gerakannya yang aktif, bulu tebal, dan matanya jernih 4.3.5.2 Kriteria Eksklusi
a. Tikus yang tidak memenuhi syarat kriteria inklusi 4.3.5.3 Kriteria Drop Out
a. Tikus yang sakit, mati, atau hilang selama penelitian 4.3.6 Variabel Penelitian
4.3.6.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gel ekstrak daun melati gambir (Jasminum Officinale).
4.3.6.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah luas area luka eksisi yang sembuh pada tikus putih (Rattus norvegicus strain wistar).
4.3.7 Definisi Operasional
a. Variabel bebas 1. Definisi variabel
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian gel ekstrak daun melati gambir (Jasminum Officinale) pada tikus putih (Rattus
norvegicus strain wistar).
2. Hasil ukur :
Dosis 1 = 3% x 10 g gel = 0,3 g ekstrak daun melati gambir Dosis 2 = 6% x 10 g gel = 0,6 g ekstrak daun melati gambir Dosis 3 = 12% x 10 g gel = 1,2 g ekstrak daun melati gambir Kelompok kontrol diberi gel tanpa ekstrak daun melati gambir 3. Cara mengukur
Gel dioleskan dengan cottonbud sebanyak kurang lebih 1 FTU (fingertip unit) = 0,5 g sesuai dengan kelompoknya dengan frekuensi sekali sehari selama 10 hari.
4. Alat ukur
Finger tip unit (FTU) 5. Skala ukur variabel
Kategorik ordinal b. Variabel terikat
1. Definisi variabel
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah luas area luka pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus strain wistar).
2. Hasil ukur
Hasil pengukuran luas area luka eksisi dalam bentuk data yang disajikan setiap kelompok, kemudian dicari rata-rata dan standar deviasi masing- masing kelompok.
3. Cara mengukur
Area luka diukur menggunakan penggaris, mika transparan, dan spidol setiap lima hari kemudian diolah dengan perangkat lunak imageJ di komputer. Luas permukaan luka dihitung dengan satuan mm².
Kontraksi luka dihitung sebagai persen penurunan area luka berdasarkan rumus %Wound contraction (Tuhin, et al., 2017)
4. Alat ukur
Penggaris, mika transparan, spidol 5. Skala ukur variabel
Numerikrasio
4.4 Alat dan Bahan Penelitian 4.4.1 Alat
a. Timbangan untuk menimbang berat badan tikus b. Alat pemeliharaan tikus:
Bak tikus
Penutup kandang dari anyaman kawat
Botol air
Sekam
c. Alat pembuatan dan penyimpanan ekstrak daun melati gambir:
Timbangan
Penangas air (waterbath)
Lemari pengering
Lemari pendingin
Blender
Kertas saring
Erlenmeyer
rotary vacuum evaporator
Liofilizer
Alat refluks (pemanas listrik, labu leher tiga, kondensor) d. Alat untuk memberikan perlakuan:
Handscoon
e. Alat untuk anastesi:
Kurungan kaca dan tissue
f. Alat untuk membuat gel:
Wadah Gel
Mortar dan penggerusnya
Pengaduk
g. Alat untuk memberi perlukaan:
Silet
Pinset Anatomis
Pisau bedah
Sarung Tangan
h. Alat untuk memberi gel:
Cottonbud
i. Label 4.4.2 Bahan
a. Bahan pemeliharaan tikus:
Bahan pakan
Aquadest
b. Bahan pembuatan ekstrak daun melati gambir:
Daun melati gambir
Etanol 70%
c. Bahan untuk anastesi dan perlukaan:
Povidone iodine
Kloroform
Alkohol 70%
Kasa steril
d. Bahan untuk pembuatan basis gel:
HPMC
Propilen glikol
Metil paraben
Propil paraben
Aquadest ad
e. Alat untuk menutup luka:
Perban
Kasa steril
f. Bahan untuk perlakuan setelah pengamatan:
Toples
polybag
4.5 Prosedur Penelitian 4.5.1 Aklimatisasi
Proses aklimatisasi atau adaptasi hewan coba dalam kandang selama 7 hari dengan tujuan agar tikus menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang baru. Selama adaptasi tikus ditempatkan di bawah kondisi suhu standar, (25 ± 2 °) dan terang, (sekitar
12/12 jam siklus terang-gelap), diberi pakan dengan diet standar dan diberi air ad libitum (P. F, et al., 2013).
4.5.2 Pengelompokkan Tikus
Tikus yang sudah diaklimatisasi selama 7 hari dikelompokkan untuk dilakukan perlakuan, dimana pengelompokkan dilakukan secara random, dengan cara mengambil tikus secara acak lalu menaruh pada 4 kandang yang sudah disediakan. Setelah itu memberi label pada masing-masing kandang sesuai perlakuan yaitu: kelompok 1, kelompok 2 , kelompok 3 dan kelompok 4.
4.5.3 Pembuatan Ekstrak Daun Melati gambir (Jasminum Officinale).
Pembuatan ekstrak daun melati gambir dilakukan di Materia Medica Batu.
Sampel daun melati gambir yang telah terkumpul dicuci dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Daun melati gambir yang telah kering kemudian digiling hingga didapatkan serbuk. Sebanyak 200 gram serbuk daun melati gambir ditimbang kemudian dimaserasi dengan 1,5 L etanol 70% pada suhu kamar selama 5 hari, lalu disaring. Kemudian ampas diremaserasi dengan 500 mL etanol 70% pada suhu kamar selama 2 hari, lalu disaring dan filtrat dikumpulkan. Filtrat dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 50o C hingga diperoleh ekstrak yang masih mengandung pelarut dalam volume yang kecil. Penguapan pelarut ekstraksi dilanjutkan dengan menggunakan oven pada suhu 40˚C hingga diperoleh ekstrak kental (Padmasari, et al., 2013).
4.5.4 Penentuan Dosis Ekstrak Daun Melati Gambir (Jasminum Officinale).
Dasar dosis ekstrak daun melati gambir adalah penelitian terdahulu oleh Bulders et al (2013), yaitu penelitiannya mengenai efek total flavonoid pada luka eksisi pada tikus Rattus novergicus strain wistar. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kandungan total flavonoid setiap 1 mg ekstrak kelopak bunga rosela adalah 12,30 mg/g quercetin equivalent, sedangkan pada penelitian Prachee et al (2016), menunjukkan kandungan total flavonoid setiap 0,5 mg ekstrak daun melati gambir adalah 10,76 mg/g quercetin equivalent. Oleh karena itu, diperlukan 0,6 mg ekstrak daun melati gambir agar
menghasilkan total flavonoid yang setara dengan 1 mg ekstrak kelopak bunga rosela sehingga didapatkan perbandingan (3:5)
Peneliti memakai dosis ekstrak daun melati gambir konsentrasi 6% yang setara dengan ekstrak kelopak bunga rosela konsentrasi 10% yang terbukti pada penelitian Bulders et al (2013) dapat mempercepat penyembuhan luka. Untuk penelitian ini, peneliti akan menggunakan dosis 1/2n, n, dan 2n dengan dasar n adalah 6% sehingga didapatkan 3 dosis gel dengan 3 konsentrasi ekstrak daun melati gambir yang berbeda, yaitu 3%, 6%, dan 12% dan mengasumsikan jumlah gel yang dipakai 10 g.
Tabel 4.1 Formulasi Gel Ekstrak Daun Melati Gambir
Nama Bahan Formula m/a
F1 F2 F3
Ekstrak daun melati gambir
3% 6% 12%
Basis gel 10 g 10 g 10 g
Keterangan :
F1 : Formula 1 dengan konsentrasi ekstrak 3%
F2 : Formula 2 dengan konsentrasi ekstrak 6%
F3 : Formula 3 dengan konsentrasi ekstrak 12%
Dari perhitungan tersebut, maka dapat dirumuskan dosis ekstrak daun melati gambir yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
F1 = 3% x 10 g = 0,3 g = 300 mg ekstrak daun melati gambir F2 = 6% x 10 g = 0,6 g = 600 mg ekstrak daun melati gambir F3 = 12% x 10 g = 1,2 g = 1200 mg ekstrak daun melati gambir
Dengan dasar fomula diatas, maka akan dihitung jumlah total flavonoid yang terkandung dalam ekstrak daun melati gambir, yang mana tiap 1 mg ekstrak daun melati gambir mengandung total flavonoid sebesar 21,52 mg/g quercetin equivalent.
Sehingga didapatkan perhitungan sebagai berikut :
F1 = 300 mg ekstrak daun melati gambir = 6456 mg/g quercetin equivalent F2 = 600 mg ekstrak daun melati gambir = 12912 mg/g quercetin equivalent F3 = 1200 mg ekstrak daun melati gambir = 25824 mg/g quercetin equivalent
Sehingga, jumlah ekstrak daun melati gambir (g) dikali jumlah tikus tiap kelompok : ekstrak daun melati gambir (g) X 6 (jumlah tikus tiap kelompok)
F1 = 0,3 g x 6 = 1,8 g
F2 = 0,6 g x 6 = 3,6 g F3 = 1,2 g x 6 = 7,2 g
Kebutuhan total ekstrak daun melati gambir = 1,8 g + 3,6 g + 7,2 g = 12,6 g ekstrak daun melati gambir
Dari data tersebut maka akan masih perlu dihitung dengan rendemen ekstrak daun melati gambir, yang mana menurut Prachee et al (2016) yaitu 15,5%.
Rendemen (%) = Ekstrak yang dibutuhkan x 100%
Serbuk simplisia daun melati gambir 15,5% = 12,6 g x 100%
X X = 82 g
X = simplisia melati gambir
Dengan didapatkan hasil tersebut maka simplisia yang dibutuhkan adalah 82 g simplisia melati gambir.
4.5.5 Pembuatan Basis Gel Ekstrak Daun Melati Gambir
Pembuatan basis gel dilakukan sesuai dengan komposisi formula yang tertera pada tabel 4.2 dengan cara mendispersikan ekstrak daun melati gambir, metil paraben, dan propil paraben ke dalam propilen glikol dengan pengadukan menggunakan stirrer kecepatan 20 rpm pada suhu 30˚C selama 5 menit. Lalu dimasukkan HPMC yang sudah dikembangkan dalam akuades. Campuran diaduk secara konstan dengan menggunakan
stirrer pada kecepatan dan suhu yang sama selama 10 menit hingga homogen.
Campuran didiamkan selama 24 jam pada suhu ruang agar gel mengembang (Inas, et al., 2019).
Tabel 4.2 Formulasi Basis Gel
Nama bahan Formula
HPMC 7%
Propilen glikol 15%
Metil paraben 0,18%
Propil paraben 0,02%
Akuades ad 100%
Sumber: (Inas et al., 2019; Mirhansyah, et al., 2015)
Jumlah basis gel yang dibutuhkan adalah = F1 + F2 + F3 + F4 F1 = (10 g – 0,3 g ekstrak daun melati gambir) x 6 tikus = 58,2 g F2 = (10 g – 0,6 g ekstrak daun melati gambir) x 6 tikus = 56,4 g F3 = (10 g – 1,2 g ekstrak daun melati gambir) x 6 tikus = 52,8 g F4 = (10 g – 0 g ekstrak daun melati gambir) x 6 tikus = 60 g
Maka jumlah seluruh basis gel yang dibutuhkan = F1 + F2 + F3 + F4
= 58,2 g + 56,4 g + 52,8 g + 60 g = 227,4 g basis gel
Sehingga perhitungan untuk bahan pembuatan basis gelnya adalah HPMC = 7% x 227,4 g = 15,91 g
Propilen glikol = 15% x 227,4 g = 34,11 g Metil paraben = 0,18% x 227,4 g = 0,41 g Propil paraben = 0,02% x 227,4 g = 0,04 g
Akuades ad = 227,4 g – 15,91 g – 34,11 g – 0,41 g – 0,04 g = 176,93 g 4.5.6 Perlakuan
Tikus-tikus yang telah diaklimatisasi selanjutnya ditimbang untuk mengetahui beratnya. Tikus-tikus tersebut lalu dianastesi secara inhalasi dengan kloroform hingga efek anastesinya muncul. Tikus dicukur terlebih dahulu di daerah posterior, dilakukan sehari sebelum pembuatan luka (Elly & Rizky A., 2017). Setelahnya, daerah yang sudah dicukur diberikan tindakan asepsis dengan cara mengoleskan kasa yang telah dicelupkan pada larutan povidone iodine dilanjutkan dengan mengoleskan alkohol 70%. Setelah asepsis, dibuat eksisi berbentuk lingkaran diameter seluas 1 cm² menggunakan pisau bedah di bagian kulit posterior (Maryam, et al., 2017).
Kemudian pada masing-masing kelompok hewan uji yang telah dibuat luka langsung diberikan perlakuan berupa dioleskan gel menggunakan cottonbud sebanyak kurang lebih 1 FTU (fingertip unit) = 0,5 g sesuai dengan kelompoknya dengan frekuensi sekali sehari selama 10 hari. Setelah itu luka ditutup kasa steril serta dibalut perban (Dinda Dwi, et al., 2020).
4.5.7 Pengukuran area permukaan luka
Pengukuran area luka eksisi dilakukan pada hari ke-5 dan ke-10 (Chundran, et al., 2015). Area luka diukur menggunakan penggaris, mika transparan, dan spidol kemudian diolah dengan perangkat lunak imageJ di komputer. Luas permukaan luka dihitung dengan satuan mm². Kontraksi luka dihitung sebagai persen penurunan area luka berdasarkan rumus di bawah ini (P. F, et al., 2013).
%Kontraksi luka = area sembuh x 100 (Tuhin, et al., 2017) total area luka
Keterangan:
area sembuh = area luka awal – area luka saat ini Contoh:
area luka awal = 1 cm², area luka saat ini = 0,5 cm², area sembuh = 1-0,5 = 0,5 cm²
%kontraksi luka = 0,5 cm² x 100 = 50% kontraksi luka 1 cm ²
4.5.8 Perlakuan Setelah Tindakan
Setiap kelompok tikus dianastesi dalam toples menggunakan kloroform per- inhalasi hingga mati, kemudian tikus dibungkus dengan polybag dan dikuburkan.
4.6 Alur Penelitian
Aklimatisasi 24 tikus baik pakan dan lingkungan selama 7 hari
Penimbangan berat tikus
Anastesi secara inhalasi dengan kloroform, lalu rambut bagian posterior tikus dicukur
Asepsis dengan povidone iodine dan alkohol 70%, lalu eksisi secara melingkar dengan diameter 1 cm dengan pisau bedah
Pemberian gel setiap hari dan penggantian perban dua kali sehari selama 10 hari
Kel. 1 (Kontrol) Pemberian basis gel tanpa ekstrak
daun melati gambir (F4)
Kel. 2 (perlakuan 1) Pemberian gel ekstrak daun melati gambir
3% (F1)
Kel. 3 (perlakuan 2) Pemberian gel ekstrak daun melati gambir
6% (F2)
Kel. 4 (perlakuan 3) Pemberian gel ekstrak daun melati gambir
12% (F3)
Pengukuran area luka menggunakan spidol, mika transparan, dan penggaris
Perlakuan setelah Tindakan
Perhitungan Data
Analisis Data
Keterangan:
Kelompok 1: 6 tikus dengan pemberian gel tanpa ekstrak daun melati gambir
Kelompok 2: 6 tikus untuk perlakuan 1 (gel ekstrak daun melati gambir 3%)
Kelompok 3: 6 tikus untuk perlakuan 2 (gel ekstrak daun melati gambir 6%)
Kelompok 4: 6 tikus untuk perlakuan 3 (gel ekstrak daun melati gambir 12%)
4.7 Analisis Data
Dikarenakan besar sampel ≤50, maka data-data yang telah diperoleh dianalisis dengan uji normalitas menggunakan uji Shapiro – Wilk. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data normal. Sebaran data dinilai normal apabila p>0,05. Jika p<0,05 maka data tersebut dapat ditransformasi. Kemudian dilanjutkan uji homogenitas menggunakan uji varian Levene’s test untuk mengetahui bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki varians sama (homogen). Varian dinilai homogen bila p>0,05. Jika data masing-masing kelompok terdistribusi normal dan varian antar kelompok homogen, maka dilakukan uji Repeated ANOVA. Hipotesis diterima bila perbedaan dianggap signifikan untuk nilai p<0,05.
Bila hasil uji Repeated ANOVA menunjukkan adanya perbedaan signifikan, maka uji selanjutnya adalah melihat kelompok mana saja yang berbeda. bila varian sama, maka uji lanjut yang digunakan adalah uji Post Hoc Bonferroni (P. F, et al., 2013).