• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Administrasi

Menurut Siagian, (2014:4) mengemukakan bahwa “Administrasi ialah keseluruhan proses pelaksanaan keputusan-keputusan yang telah diambil dan diselenggarakan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”.

Menurut Soewarno dalam (Wijaya & Irawan, 2018), “Administrasi adalah suatu proses penyelenggaraan dan pengurusan segenap tindakan atau kegiatan dalam setiap usaha kerja sama sekelompok manusia untuk tujuan”.

Menurut Makmur (2016:52), “Administrasi adalah suatu bentuk uraian atau penalaran yang menjelaskan tentang hakikat dan makna yang dikandung sehingga dapat memberikan pemahaman kepada orang lain”.

Menurut (Wijaya & Irawan, 2018), “Administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Menurut Umam, (2014:13) mengemukakan bahwa:

Secara etimologi administrasi berasal dari kata ad dan ministrate yang berarti melayani, membantu, memenuhi, melaksanakan, menerapkan, mengendalikan, menyelenggarakan, mengarahkan, menghasilgunakan, mengelola, mengatur, mengurus, mengusahakan, mendayagunakan.

2.2. Pengertian Asuransi

Menurut (DPR, 2014) tentang usaha perasuransian, asuransi adalah sebagai berikut:

(2)

Asuransi adalah perjanjian dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerima premi oleh perusahaan asuransi imbalan untuk memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan,biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti atau memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.

Menurut Zian, (2013:11) menyatakan bahwa:

Asuransi merupakan suatu sistem atau tindakan untuk melimpahkan, mengalihkan, atau mentransfer resiko yang ditanggung kepada pihak lain dengan syarat melakukan pembayaran premi dalam rentan waktu tertentu secara teratur sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan terhadap resiko yang memungkinkan terjadi di masa dapan seiring dengan ketidakpastian itu sendiri.

Menurut (Nugraheni, Destri, 2014) menyatakan bahwa:

Asuransi berarti pertanggungan atau perlindungan atas suatu objek dari ancaman bahaya yang menimbulkan kerugian, sehingga merupakan suatu usaha menanggulangi risiko, karena tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan risiko yang mengancam harta kekayaan atau jiwanya.

Menurut (Dewi, 2017), ”Asuransi merupakan salah satu buah pikiran dan akal budi manusia untuk mencapai suatu keadaan yang dapat memenuhi kebutuhannya, terutama sekali untuk kebutuhan-kebutuhan yang bersifat sangat hakiki seperti rasa aman dan terlindungi dari kemungkinan terjadinya kerugian”.

Menurut (Suparni, 2018), “Asuransi adalah perjanjian antara kedua belah pihak, pihak pertama memiliki keharusan untuk membayar iuran (premi), sementara pihak ke dua berkeharusan untuk memberikan jaminan perlindungan sepenuhnya kepada pihak yang membayar iuran tersebut”.

(3)

2.2.1. Unsur-unsur Asuransi

Unsur menurut Saliman, (2014:182) adalah sebagai berikut : 1. Adanya pihak tertanggung (pihak yang kepentingannya diasuransikan).

2. Adanya pihak penanggung (pihak perusahaan asuransi yang menjamin akan membayar ganti rugi).

3. Adanya perjanjian asuransi (antara penanggung dan tertanggung).

4. Adanya pembayaran premi (oleh tertanggung kepada penanggung).

5. Adanya kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diderita oleh tertanggung.

6. Adanya suatu peristiwa yang tidak pasti terjadinya.

Menurut ketentuan Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) dalam Zian, (2013:12) :

1. Pihak-pihak

Subjek asuransi adalah pihak-pihak asuransi, yaitu penanggung dan tertanggung yang mengadakan perjanjian asuransi. Penanggung dan tertanggung adalah pendukung kewajiban dan hak. Penanggung jawab memikul resiko yang dialihkan kepadanya dan berhak memperoleh penggantian jika timbul kerugian atas harta miliknya yang diasuransikan.

2. Status pihak-pihak

Penanggung harus berstatus sebagai perusahaan bahan hukum, dalam berbentuk perseroan terbatas (PT), perusahaan perseroan (Persero) atau koperasi. Sedangkan tertanggung dapat berstatus sebagai perseorangan, persekutuan atau badan hukum, baik sebagai perisahaan ataupun bukan

(4)

perusahaan. Tertanggung berstatus sebagai pemilik atau pihak berkepentingan atas harta yang diasuransikan.

3. Objek Asuransi

Objek asuransi dapat berupa benda, hak atau kepentingan yang melekat pada benda, dan sejumlah uang yang disebut premi atau ganti kerugian. Melalui objek asuransi tersebut ada tujuan yang ingin dicapai oleh pihak-pihak.

Penangung bertujuan memperoleh pembayaran sejumlah premi sebagai imbalan pengalihan resiko. Sedangkan tertanggung bertujuan bebas dari resiko dan memperoleh penggantian jika timbul kerugian atas harta miliknya.

4. Peristiwa asuransi

Peristiwa asuransi adalah perbuatan hukum (legal act) berupa persetujuan atau kesepakatan bebas antara penangung dan tertanggung mengenai objek asuransi, peristiwa tidak pasti (evenemen) yang mengancam benda asuransi, dan syarat-syarat yang berlaku dalam asuransi. Persetujuan atau kesepakatan bebas tersebut dibuat dalam bentuk tertulis berupa akta yang disebut polis.

Polis ini merupakan satu-satunya alat bukti yang dipakai untuk membuktikan telah terjadi asuransi.

5. Hubungan asuransi

Hubungan asuransi yang terjadi antara penangung dan tertanggung adalah keterkaitan (legally bound) yang timbul karena persetujuan atau kesepakatan bebas. Keterkaitan tersebut berupa kesediaan secara suka rela dari penanggung dan tertanggung untuk memenuhi kewajiban dan hak masing- masing terhadap satu sama lain (secara timbal balik). Artinya, sejak tercapai kesepakatan asuransi, tertanggung terikat dan wajib membayar premi asuransi

(5)

kepada penangung, dan sejak itu pula penanggung menerima pengalihan resiko. Jika terjadi evenemen yang menimbulkan kerugian atas benda asuransi, penanggung wajib membayar ganti kerugian sesuai dengan ketentuan polis asuransi. Tetapi jika tidak terjadi evenemen, premi yang sudah dibayar oleh tertanggung tetap menjadi milik penanggung.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2014 tentang Usaha Perasuransian , maka dalam asuransi terdapat 4 unsur, yaitu :

1. Pihak tertanggung (insured) yaitu seseorang atau badan yang berjanji untuk.

membayar uang premi kepada pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur. Hak dari tertanggung adalah mendapatkan klaim asuransi, kewajiban tertanggung adalah membayar premi kepada pihak asuransi.

2. Pihak penanggung (insure) yaitu suatu badan yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu.

Hak dari penanggung adalah mendapatkan premi, kewajiban penanggung adalah memberikan klaim sejumlah uang kepada pihak tertanggung apabila terjadi sesuatu hal yang sudah diperjanjikan.

3. Suatu peristiwa yang tak tertentu (tidak diketahui sebelumnya)

4. Kepentingan yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tak tentu.

2.2.2. Jenis-jenis Asuransi

Berdasarkan (Kemenkeu, n.d.) menyebutkan tentang 5 macam jenis asuransi:

(6)

1. Asuransi terhadap kebakaran.

2. Asuransi terhadap bahaya hasil-hasil pertanian.

3. Asuransi terhadap kematian orang (Asuransi jiwa).

4. Asuransi terhadap bahaya dilaut dan perbudakan.

5. Asuransi terhadap bahaya dalam pengangkutan didarat dan di sungai-sungai.

Menurut Sunyoto, (2017:109) jenis asuransi yaitu:

1. Asuransi sejumlah uang

Asuransi yang besar uang asuransi sudah ditentukan sebelumnya tanpa perlu ada suatu hubungan antara kerugian yang diderita dengan besarnya jumlah uang yag diberikan penanggung.

2. Asuransi kerugian

Dapat diartikan ganti kerugian yang diberikan perusahaan asuransi (penanggung) kepada pemegang polis (tertanggung) harus seimbang dengan kerugian yang dialami oleh pemegang polis dengan catatan bahwa kerugian itu adalah akibat dari peristiwa untuk mana asuransi itu diasakan.

3. Asuransi varia

Asuransi yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

4. Asuransi rekayasa (egineering insurance)

Jenis asuransi yang memberikan jaminan kepada pemegang polis (tertanggung) terhadap resiko-resiko yang timbul selama kegiatan pengerjaan proyek, pembangunan rumah, pemasangan mesin, testing dan commisioning.

5. Asuransi syariah

Usaha saling melindungi dan tolong-menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru (sumbangan) yang

(7)

memberikan pola pengambilan untuk menghadapi risiko tertentu melalu akad (perikatan) yang sesuai syariah.

Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang dalam (Melan, 2017) jenis-jenis asuransi dibedakan atas:

1. Asuransi kebakaran.

2. Asuransi hasil pertanian.

3. Asuransi jiwa.

4. Asuransi pengangkutan laut dan perbudakan.

5. Asuransi pengangkutan darat, sungai, dan perairan pedalaman.

2.2.3. Tujuan Asuransi

Menurut (Rosiani, 2017), “Tujuan asuransi ialah untuk menutup suatu kerugian yang diderita selaku akibat dari suatu peristiwa yang bersangkutan dan yang belum dapat ditentukan semula akan terjadi atau tidak”.

Menurut (Sormin, Asika, 2016), “Tujuan asuransi ialah pengalihan segala resiko untuk mengganti kerugian”.

Menurut Salim dalam Sunyoto, (2017:107) tujuan asuransi sebagai berikut:

1. Untuk memberikan jaminan perlindungan dari risiko yang diderita suatu pihak.

2. Unttuk meningkatkan efisiensi karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu, dan biaya.

(8)

3. Untuk membantu mengadakan pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya untuk premi saja yang jumlahnya sudah tertentu secara tetap per priode.

4. Untuk dasar pemberian kredit, terutama dalam sistem perkreditan yang dilakukan oleh bank.

5. Sebagai tabungan.

6. Untuk memupuk earning power seseorang, badan usaha yang akan digunakan pada waktu terjadi keadaan dimana iya tidak dapat berfungsi.

7. Untuk modal investasi.

Menurut (Rosiani, 2017), “Tujuan utama dari perjanjian asuransi adalah membayar ganti rugi jika terjadi resiko atas objek yang dijamin dengan asuransi”.

2.2.4. Fungsi Asuransi

Menurut (Suparni, 2018), “Fungsi utama asuransi merupakan pengalihan risiko, pengumpulan data dan premi yang seimbang”.

Menurut Sunyoto, (2017:127) fungsi penting asuransi diantaranya:

1. Asuransi sebagai jaminan terhadap risiko dan evenemen.

2. Asuransi sebagai pengalihan risiko.

3. Asuransi sebagai penghimpun dana.

4. Asuransi sebagai sarana ekspor terselubung.

5. Asuransi sebagai stimulus ekonomi tertanggung.

6. Asuransi sebagai pembayaran ganti kerugian.

7. Asuransi sebagai pembayaran santunan.

8. Asuransi sebagai sarana kesejahteraan anggota.

(9)

Menurut (Rahmadi, 2015), “Fungsi utama asuransi adalah untuk pengalihan risiko (risk transfer) dan sebagai wadah bersama (the common pool)”.

2.2.5. Prinsip Asuransi

Menurut (Rosiani, 2017) prinsip prinsip asuransi sebagai berikut:

1. Prinsip indemnity (ganti rugi)

Prinsip ini menetapkan bahwa tujuan utama dari perjanjian asuransi adalah membayar ganti rugi jika terjadi resiko atas objek yang dijamin dengan asuransi.

2. Prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan (insurable interest)

Prinsip ini menetapkan bahwa agar suatu perjanjian asuransi dapat dilaksanakan maka objek yang diasuransikan harus merupakan suatu kepentingan yang dapat dinilai dengan uang.

3. Prinsip keterbukaan

Prinsip ini menetapkan bahwa pihak tertanggung harus beriktikad baik, terbuka penuh, yaitu harus membuka semua hal penting yang berkenaan dengan objek yang diasuransikan.

4. Prinsip subrogasi untuk kepentingan penanggung

Bahwa apabila karena alasan apa pun terhadap objek yang sama pihak tertanggung memperoleh juga dari pihak ke tiga maka prinsipnya tertanggung tidak boleh mendapatkan ganti rugi dua kali sehingga ganti rugi dari pihak ke tiga tersebut akan menjadi hak penanggung.

(10)

Menurut Wardana dalam Sunyoto, (2017:103) ada beberapa prinsip asuransi yaitu:

1. Prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan.

2. Prinsip iktikad baik yang sempurna.

3. Prinsip keseimbangan.

4. Prinsip sebab akibat.

5. Prinsip subrogasi.

6. Prinsip kontribusi.

7. Prinsip mengikuti keberuntungan penanggung pertama.

Menurut Sendra dalam (Nurfadila, 2015) prinsip asuransi terdiri dari 6 prinsip yaitu:

1. Prinsip iktikad baik.

2. Prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan.

3. Prinsip ganti rugi.

4. Prinsip proksima atau penyebab utama terjadinya risiko.

5. Prinsip kontribusi.

6. Prinsip subrogasi.

2.2.6. Asas Asuransi

Menurut (Sormin, Asika, 2016) asas umum asuransi adalah sebagai berikut:

1. Asas idemnitas.

2. Asas kepentingan.

3. Asas kejujuran.

(11)

4. Asas subrogasi.

Menurut Sunyoto, (2017:101) asas asuransi antara lain:

1. Asas konsensual.

2. Asas kebebasan berkontrak.

3. Asas kekuatan mengikat.

4. Asas iktikad baik . 5. Asas keseimbangan.

6. Asas kepercayaan.

7. Asas persamaan hukum.

8. Asas kepastian hukum.

2.2.7. Pengertian Asuransi Kendaraan Bermotor

Menurut (Indrawati, 2014), “Asuransi kendaraan bermotor adalah produk asuransi kerugian yang melindungi tertanggung dari risiko kerugian yang mungkin timbul sehubungan dengan kepemilikan dan pemakaian kendaraan bermotor”.

Menurut (Makmur, 2016), “Asuransi kendaraan bermotor adalah asuransi yang menjamin kerugian pemilik kendaraan bermotor (mobil dan motor) akibat terjadinya kecelakaan dan atau hilangnya kendaraan tersebut”.

2.3. Pengertian Polis Asuransi

Menurut (Indrawati, 2014), “Polis asuransi adalah hubungan hukum antara dua pihak perusahaan asuransi (penanggung) dengan konsumen asuransi (tertanggung) tertuang dalam suatu bentuk perjanjian”.

(12)

Menurut (Sormin, Asika, 2016), “Perjanjian asuransi harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis”.

Menurut (Sormin, 2016), “Polis adalah suatu perjanjian yang mengikat atara tertanggung penanggung”.

Menurut (Dewi, 2017), “Polis adalah surat perjanjian antara perusahaan asuransi atau pengelola dan pemegang polis yang memuat syarat-syarat perjanjian, surat permintaan asuransi untuk link syariah, sertifikat polis, syarat- syarat umum dan syarat-syarat khusus yang ditentukan sesuai manfaat atau pertanggungan”.

Menurut (Sormin, 2016), “Polis adalah suatu akta yang memuat perjanjian asuransi antara penanggung dan pemegang polis”.

(13)
(14)

54

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, R. (2017). Perlindungan hukum terhadap korban/ahli waris akibat kecelakaan lalu lintas jalan, 1(2), 123–144. Retrieved from

http://jurnal.unsyiah.ac.id/SKLJ/article/view/8483

DPR. (2014). Undang-undang Republik Indonesia No.40.

Indrawati, N. (2014). Penerapan asa keadilan dalam polis asuransi kendaraan bermotor dan perlindungan konsumen. Retrieved from

http://e-journal.uajy.ac.id/7360/

Kemenkeu. (n.d.). Kitab Undang-undang Hukum Dagang Pasal 247.

Makmur. (2016). Konseptual dan kontekstual administrasi dan organisasi terhadap kebijakan publik.

Melan. (2017). Pengaruh Proses Underwriting Terhadap Laba Perusahaan.

Retrieved from http://repository.unpas.ac.id/27631/

Nugraheni, Destri, B. (2014). Perlindungan hukum bagi pemegang polis asuransi jiwa dalam akad, (1). Retrieved from

http://journal.umy.ac.id/index.php/jmh/article/view/268

Nurfadila, S. (2015). Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi, 22(1), 1–9.

Retrieved from

http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/866 Rahmadi, A., & Ngumar, S. (2015). Perhitungan Pendapat dan Beban untuk

Mengukur Kinerja, 4(11). Retrieved from https://ejournal.stiesia.ac.id/jira/article/view/1106

Rosiani. (2017). Pemegang Polis pada Perusahaan Asuransi yang Pailit Berdasarkan Undang-Undang, XXIII(April), 40–49. Retrieved from http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/Wacana/article/viewFile/2027/1802 Saliman, abdul, R. (2014). Hukum Bisnis untuk Perusahaan.

Siagian. (2014). Filsafat administrasi.

Sormin, Asika, E. (2016). Perlindungan hukum polis atas perusahaan asuransi yang dipailitkan, III, 1–13. Retrieved from

https://media.neliti.com/media/publications/186121-ID-perlindungan-hukum- bagi-pemegang-polis-a.pdf

Sunyoto, D. (2017). manajemen risiko dan asuransi.

(15)

55

Suparni, E. (2018). Pelaksanaan Klaim Asuransi Pada Asuransi Bumiputera 1912, II(1). Retrieved from https://ejournal.bsi.ac.id/article/view

Umam. (2014). Manajemen perkantoran.

Wijaya, D., & Irawan, R. (2018). Prosedur Administrasi Penjualan Bearing Pada Usaha Jaya Teknika Jakarta Barat, XVI(1). Retrieved from

http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/perspektif/article/view/2495 Zian, F. (2013). Buku Pintar Asuransi.

Referensi

Dokumen terkait

dihadapkan pada dua kondisi, dimana Aisyah merasa dilem Aisyah merasa dilema apakah ia harus mengikuti saran a apakah ia harus mengikuti saran dari dokter dan harus mengorbankan

Penerima PKH meskipun sering hidup dalam kondisi kritis dan tetap bisa bertahan karena hidup secara subsisten dengan menggunakan beberapa cara. Namun para penerima

Sedangkan leverage adalah rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan

Virgin Cake & Bakery mengusahakan penyimpanan pada bahan baku diletakkan di atas pallet kayu bertujuan untuk pencegahan terjadinya kontaminasi atau cemaran pada bahan baku

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh konflik peran ganda dan dukungan sosial terhadap stres kerja tenaga kerja wanita di PT Karwikarya Wisman Graha

Atas kebijakan tersebut, diantara jurusan/prodi yang ada, beberapa jurusan/prodi ada yang menjadikan MK Kewirausahaan sebagai mata kuliah yang wajib ditempuh oleh

Pada penelitian analiasa mutu e-learning dengan metode rule-base maka dapat ditarik kesimpulan, mutu pembelajaran e-learning dapat dinilai secara online barbasis

Tuan Guru sebagai elit agama Islam pada masyarakat Sasak kuno menjadi penafsir agama tunggal, mengayomi, mengabdi kepada masyarakat, berdakwah ngamarin ,