• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MANDIRI BERBASIS E-MODUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MANDIRI BERBASIS E-MODUL"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

To cite this article:

Nafisa, Dian., Sukestiyarno (Error! Unknown document property name.). Analisis Kemampuan Berpikir kritis pada pembelajaran mandiri berbasis e-modul. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana UNNES, 910-914

SEMINAR NASIONAL PASCASARJANA 2019: 910-914 ISBN….

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MANDIRI BERBASIS E-MODUL

Nafisa diana,*, sukestiyarno b,

a Prodi Pendidikan Matematika, program pascasarjana, Universitas Negeri Semarang

Abstrak Abstrak

Kemampuan berfikir kritis merupakan salah satu poin penting yang akan dicapai dalam pembelajaran matematika pada kurikulum 2013. Dalam proses pembelajaran, hadirnya media sangat diperlukan sebab memiliki peranan besar yang mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran. Salah satu jenis media pembelajaran mutakhir yaitu berbasis multimedia, berupa alat peraga, modul, lembar kerja siswa (LKS) dan media berbasis ICT yang digunakan untuk menyampaikan bahan pembelajaran secara interaktif. Selain pemilihan media seorang guru juga harus memilih model pembelajaran, model yang tepat dalam hal ini adalah model pembelajaran mandiri berbasis e-modul. Tujuan penelitian ini adalah menguji keefektifan pembelajaran mandiri berbasis e-modul terhadap kemampuan berpikir kritis. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitaif.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pembelajaran mandiri efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Siswa dengan kemampuan berpikir tinggi pada tahap mengidentifikasi asumsi ,mengevaluasi argumen, dan menyimpulkan dilakukan dengan jelas dan detail. Sedangkan siswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah belum mampu mencapai mengevaluasi argumen, dan menyimpulkan dengan baik.

Kata kunci:

Kemampuan berpikir kritis, pembelajaran mandiri, e-modul

© 2019 Dipublikasikan oleh Universitas Negeri Semarang 1. Pendahuluan

Matematika merupakan salah satu momok pelajaran yang sulit bagi siswa. Hal ini ditunjukan Dalam PISA tahun 2015 indonesia menunjukan peringkat 63 dari 72 negara dengan skor rata-rata 386 (OECD, 2016). Dalam kurikulum 2013, berdasarkan peraturan pemerintah nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa standar proses pembelajaran memenuhi kriteria diantaranya adalah interaktif,

(2)

P. Pertama, P. Kedua, P. Ketiga 911

inspiratif, menyenangkan,menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif (Kemendikbud,2016). Dengan demikian, setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan, pelaksanaan serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Salah satu materi yang dianggap sulit adalah geometri. Dikarenakan siswa masih lemah dalam mengaitkan materi geometri dengan aplikasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Pada pelaksanaan Kurikulum 2013 pembelajaran matematika memerlukan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir kritis sangat penting bagi keberhasilan dalam dunia kontemporer. Menurut Paul & Elder (2006), “Critical thinking is the art of analizing and evaluating thinking with a view to improving it”. Sedangkan menurut Chukwuyenum (2013), kemampuan berpikir kritis adalah cara yang efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep matematika karena kemampuan tersebut membantu dalam menafsirkan, menganalisis, mengevaluasi dan menyajikan data secara logis dan sistematis.

Indikator berpikir kritis menurut watson&Glaser (2010) adalah (1) penarikan kesimpulan (inference); (2) asumsi (recognition of assumptions); (3) deduksi (deduction); (4) menafsirkan informasi(interoretation); (5) menganalisis argumen (evaluating of arguments). Menurut Ennis (Rizqiyana, 2016) indikator kemampuan berpikir kritis dirangkum dalam 5 tahapan yaitu: (1) tahapan klarifikasi dasar (basic clarification) meliputi merumuskan pertanyaan, menganalisis argumen, serta menanyakan dan menjawab pertanyaan; (2) tahapan memberikan alasan untuk suatu keputusan (the basic for the decision) meliputi menilai kredibilitas dan menilai laporan hasil observasi; (3) tahapan penyimpulan (inference) meliputi membuatn deduksi dan menilai deduksi, membuat induksi dan menilai induksi serta mengevaluasi; (4) tahapan klarifikasi lebih lanjut (advanced clarification) meliputi mendefinisikan dan menilai definisi, serta mengidentifikasi asumsi; (5) tahapan dugaan dan keterpaduan (supposition and integration) meliputi menduga serta memadukan.

Dalam proses pembelajaran, hadirnya media sangat diperlukan sebab memiliki peranan besar yang mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran. Salah satu jenis media pembelajaran mutakhir yaitu berbasis multimedia, berupa alat peraga, modul, lembar kerja siswa (LKS) dan media berbasis ICT yang digunakan untuk menyampaikan bahan pembelajaran secara interaktif. Menurut Hamalik (1994), media pembelajaran adalah suatu bagian penting dari proses pendidikan di sekolah karena itu menjadi suatu bidang yang harus dikuasai oleh setiap guru profesional. jenis media pembelajaran mutakhir yaitu komputer yang digunakan untuk menyampaikan bahan pembelajaran secara interaktif sehingga dapat mempermudah dalam proses pembelajaran sebab didukung dengan beberapa aspek seperti aspek suara, animasi,teks, dan grafik (Sinurat et al., 2015).

Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta didik sebelum kegiatan pembelajaran karena didalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri (Dharma, 2008). Menurut Anwar (Izwita, 2015) menyatakan bahwa modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk kompetensi/subkompetensi yang diharapkan sesuai tingkat kompleksitasnya.

Teknologi komunikasi seperti handphone berkembang menjadi smartphone yang multifungsi. Fasilitas atau feature yang disediakan oleh smartphone sangatlah banyak

(3)

P. Pertama, P. Kedua, P. Ketiga 912

dan tak terbatas, seperti game, email, media sosial, media pembelajaran, dan masih banyak lagi. Fenomena saat ini tergambar bahwa peserta didik lebih dekat dengan smartphone dibandingkan dengan media belajar seperti buku teks pelajaran atau sejenisnya. Namun kebermanfaatan penggunaan smartphone belum maskimal dalam dunia pendidikan peserta didik. Smartphone lebih banyak digunakan untuk media sosial, game baik yang offline maupun online, pengabadian suatu kegiatan peserta didik ataupun aplikasi-aplikasi lain yang sekadar aplikasi iseng. Penggunaan smartphone dalam proses pembelajaran diharapkan lebih bermanfaat.

Selain pemilihan media seorang guru juga harus memilih model pembelajaran, model yang tepat dalam hal ini adalah model pembelajaran mandiri berbasis e-modul.

Penerapan modul dapat mempengaruhi berlangsung terencana dengan baik dan tuntas dan dengan output yang jelas. Pengembangan modul yang digunakan adalah modul elektronik. Suarsana (Rohmania, 2015) Keunggulan e-modul adalah sifat interaktif memudahkan dalam navigasi, memungkinkan untuk memuat video, audioyang secara langsung dapat memperoleh umpan balik yang efektif.

Berdasarkan observasi pembelajaran matematika di MTs Salafiyah Simbangkulon Buaran, khususnya kesiapan dalam belajar masih rendah. Hal ini tampak saat memulai pembelajaran sebagian besar siswa hanya tampak sekadar membawa buku tulis, buku teks pelajaran, tanpa menunjukkan kesiapan fisik dan psikisnya. Peserta didik lebih cenderung belajar jika ada tugas dari guru, itupun sebagian hanya sekadar menggugurkan kewajiban mengumpulkan tugas saja tanpa memahami materinya. Sikap kemandirian belajar peserta didik inilah yang diharapkan berkembang seiring perkembangan dunia teknologi informasi dengan kebutuhan manusia modern yang dituntut kreatif dan inovatif.

Penelitian lain yang telah terdahulu adalah penelitian yang dilakukan oleh Suarsana dan Mahayukti yang menyatakan bahwa melalui penggunaan –modul berorientasi pemecahan masalah dan ketrampilan berpikir kritis siswa meningkat.

Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Rokhmania bahwa penggunaan E-modul efektif dalam meningkatkan ketrampilan berpikir kritis.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pembelajaran mandiri berbasis e-modul efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran mandiri berbantuan modul pada materi segiempat terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas VII MTs Salafiyah Simbangkulon Buaran Pekalongan. Manfaat penelitian ini adalah Hasil penelitian ini bisa dijadikan suatu kajian ilmiah mengembangkan teori dan konsep yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis.

METODE

Penelitian ini dilakukan dengan penelitian kuantitatif. Subjek penelitian ini siswa kelas VII A MTs Salafiyah Simbangkulon Buaran Pekalongan. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, tes. Sampel yang digunakan hanya 1 kelas eksperimen, adapun analisis data kuantitatif adalah uji Keefektifan model pembelajaran didasarkan pada analisis ketuntasan hasil tes kemampuan berpikir kritis dan uji peningkatan kemampuan berpikir kritis. Sebelum dilakukan uji keefektifan perlu dilakukan uji prasyarat dari data awal dan data akhir, uji prasyarat diambil dari tes kemampuan berpikir kritis dengan tujuan untuk mengetahui bahwa data yang digunakan normal.

(4)

P. Pertama, P. Kedua, P. Ketiga 913

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembelajaran mandiri berbasis e-modul dilaksanakan melalui tahap pendampingan tatapmuka sebanyak 4 kali pertemuan, adapun skenario penelitian ini adalah e-modul diberikan sebelum materi dimulai, siswa diberikan pretest, adapun data hasil pretest menunjukan hasil nilai signifikan 0,11, Hal ini menunjukan bahwa nilai significant yang diperoleh lebih dari 5%, sehingga H0 diterima. Artinya data awal berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Selanjutnya modul diberikan dalam bentuk file yang dibagikan melalui schoology. Siswa bisa belajar mandiri maupun bersama kelompok dalam memahamimateri, dalam grup schoology siswa bisa berdiskusi tentang materi yang belum dipahami.

Selain pendampingan di schoology, pendampingan tatap muka diperlukan, pada pendampingan tatap muka guru memberikan kesempatan kepada siswa perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi, dan memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi. Setelah kegiatan pendampingan tatapmuka siswa diberi postes, data hasil postest diuji kenormalannya terlebih dahulu sebelum dilakukan uji ketuntasan dan uji peningkatan. Data hasil postest menunjukan hasil nilai signifikan 0,20, Hal ini menunjukan bahwa nilai significant yang diperoleh lebih dari 5%, sehingga H0 diterima. Artinya data akhir berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Uji keefektifan meliputi uji ketuntasan dan uji peningkatan. Uji ketuntasan secara individual dengan menggunakan uji t dan taraf signifikan 5% diperoleh thitung = 6, 70 dengan ttebel = 1,69 bahwa thitung > ttabel yang berarti H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis matematika siswa di kelas eksperimen telah mencapai KKM. Untuk uji ketuntasan secara klaksikal diperoleh bahwa nilai zhitung = 0,85 > 0,30 = ztabel, maka dapat disimpulkan bahwa proporsi siswa yang diajar menggunakan pembelajaran mandiri berbasis e-modul memenuhi KKM yaitu 60 telah mencapai 75%. Selanjutnya untuk uji beda proporsi dilakukan dengan menggunakan uji z dan taraf signifikan 5% diperoleh bahwa nilai z-hitung = 3,14 . berarti H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa proporsi kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah diberikan pembelajaran mandiri berbasis e-modul lebih baik daripada sebelum diberikan pembelajaran mandiri berbasis e-modul.Uji keefektifan yang terakhir adalah uji peningkatan (uji Gain), berdasarkan hasil perhitungan indeks gain diperoleh bahwa sebanyak 97,3% mengalami peningkatan dan 2,7% mengalami penurunan.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pembelajaran mandiri efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Siswa dengan kemampuan berpikir tinggi pada tahap mengidentifikasi asumsi ,mengevaluasi argumen, dan menyimpulkan dilakukan dengan jelas dan detail. Sedangkan siswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah belum mampu mencapai mengevaluasi argumen, dan menyimpulkan dengan baik.

Berdasarkan pada uji keefektifan yang telah dilakukan maka kriteria keefektifan telah terpenuhi. Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian Umit Kopzhassarova (2016) menunjukan bahwa pembelajaran mandiri berbasis e-modul efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

SIMPULAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa pembelajaran mandiri berbasis e-modul dikategorikan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

(5)

P. Pertama, P. Kedua, P. Ketiga 914

DAFTAR PUSTAKA

Dharma, Surya. (2008). Penulisan Modul. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan.

Kemendikbud_RI. 2013. Standar Proses Penilaian Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013, 1- 13.

Kopzhassarova, U. Et al. 2016. “Enhancement Of Students’ Independent Learning Through Their Critical Thinking Skills Development”. International Journal Of Environmental & Science Education. 11(18) : 11585-11592.

OECD. 2016. PISA 2015 Results (Volume I): Excellence and Equity in Education.

PISA. Paris: OECD Publishing.

Paul, R., & Elder, L. 2005. A Miniature Guide to Analysis Thinking. Foundation of Critical Thinking Press

Riqiyana. L., Masrukan., & Susilo, B. E. 2016. “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII dengan Pembelajaran Model 4k ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa”. UJMER, 5(1) : 40 -46.

Rohmania, 2015. Efektvitas PenggunaanE-Modul berbasis flipped classroom untuk Melatih Ketrampilan Berpikir Kritis. Semnas Fisika Universitas Negeri Surabaya.

Sulistiani, E et al. 2018. “The analysis of student’s critical thinking ability on discovery learning by using hand on activity based on the curiosity”. IOP Conf. Series:

Journal of Physics: Conf. Series 983 (2018) 012134 doi :10.1088/1742- 6596/983/1/012134.

Watson&Glaser, E.M. 2010. Critical Thinking Appraisal. USA : Pearson.

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)

١

(18)
(19)
(20)

D. Peta Konsep

Namaku Azam Siapa namamu

Saya siswa Siapa kamu

Saya dari Malang Darimana kamu

(21)
(22)
(23)
(24)

١٢١ ١٢٢

(25)

١٢٣ ١٢٤

(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)

CURICULUM VITAE

Nama : ZAHROH, M.PdI

Alamat : PP.Alfalah Jl. Gatot Soebroto Banyurip Alit Gg. 4 No.33 Rt.01 Rw.4 Pekalongan

Pendidikan : MI, MTs, MA Simbang Kulon

PP. Alfalah Ploso Mojo Kediri

S1 STAIN PEKALONGAN

S2 UNWAHAS SEMARANG

HP. : 085640183476

(35)

penghargaan

1. JUARA 1 GURU BERPPRESTASI TINGKAT KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

2. JUARA 1 GURU BERPPRESTASI TINGKAT KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

3. JUARA 1 GURU BERPPRESTASI TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

4. JUARA 2 GURU BERPPRESTASI TINGKAT

NASIONAL TAHUN 2015

(36)

(37)

Kasus Kekerasan dalam Dunia Pendidikan 1. SMK KSATRIAN PURWOKERTO

BANYUMAS, 20 APRIL 2018

(38)

Siswa menantang Kepala Sekolah

(39)

SMA 1 TORJUN SUMENEP

AHMAD BUDI CAHYONO

(40)

TATA KRAMA SISWA

(41)
(42)
(43)

ميلعّتلا

ُمِّلعلما اَهُسِراَُيُ ٍةَمَّظَنُم ٍةّيلمع نع ٌةرابع ميلعّتلا ِةّيتراهمْلا ِفراَعلما تامْوُلْعَمْلا ِلْقَ ن ِفدَِبِ

اهَونح مِهِتَهاَّتّا ةّيِمْنَ تو بّلاُّطلا لىا

(44)

Proses transfer pengetahuan dari pendidik untuk

peserta didik

KOGNITIF

(45)

ةيبرتلا

ْيِْئِشاَّنلا ِبْوُلُ ق ىَلَع ةَعِفاَّنلا ِمْوُلُع ُسْرَغ ةكَلَم َنْوُكَت ّتّح

KOGNITIF – PSIKOMOTORIK

(46)

بيدأّتلا

ِبِْيِدْأت َنَسْحَأف ِّْبَِّر ِْنَِبَّدَأ 

( نابح نبإ هاور )

مُكِّيبن ِّبُح ٍلاصخ ِةثلاث ىلع مكدلاوا اوبّدا 

في ِنارقلا َةلحم ّنإف ِنارقلا ِةءارِقو هِتْيب ِلها ِّبحو هِئايفصاو هِئايِبْنا عم هُّلِظ ّلاإ َّلِظ لا َموي ِللها ّلِظ

KOGNITIF – PSIKOMOTORIK -AFEKTIF

(47)

UU PERLINDUNGAN ANAK

(48)

مكمامتها ىلع اريثك اركش

(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA XII 2018

BUKU PANDUAN

“Penguatan Pemecahan Masalah dan Literasi Matematis Menghadapi Era Disru i"

Sekretariat :

Gedung D7 Lantai 1

Ruang Jurusan Matematika FMIPA Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang

Semarang, 20 Oktober 2018

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA XII 2018

BUKU PANDUAN

“Penguatan Pemecahan Masalah

dan Literasi Matematis

Menghadapi Era Disru i"

(55)

BUKU PANDUAN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA XII 2018

“Penguatan Pemecahan Masalah dan Literasi Matematis Menghadapi Era Disrupsi"

20 Oktober 2018

Gedung D12 Dekanat FMIPA UNNES Lt. 3

Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang

(56)

BUKU PANDUAN

Seminar Nasional Matematika XII 2018

E-mail : semnasmatunnes@gmail.com Telp. :0248508032

Website : http://seminar.unnes.ac.id/event- semnasmat2018

Sekretariat : Gedung D7 Lantai 1 Ruang Jurusan Matematika FMIPA Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang

Contact Person :

Dr. Nuriana Rachmani Dewi, M.Pd. 085876253523

©2018

(57)

Penguatan Pemecahan Masalah dan Literasi Matematis Menghadapi Era Disrupsi Seminar Nasional Matematika XII Universitas Negeri Semarang, 20 Oktober 2018 1

SAMBUTAN

Assalamualaikum Wr. Wb

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang memberikan karunianya sehingga kami dan anda semua dapat hadir dalam acara Seminar Nasional Matematika XII 2018, yang diselenggarakan oleh Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univerisitas Negeri Semarang. Seminar ini diadakan sebagai agenda tiap tahun untuk berbagi pengetahuan dan hasil penelitian. Kami berharap bahwa seminar ini akan mendorong dan memfasilitasi para ilmuwan, guru, dan akademisi matematika untuk mempromosikan hasil penelitian mereka pada bidang masing-masing.

Dalam seminar ini, kami mengundang beberapa pembicara utama yang ahli pada bidang yang sesuai dengan tema Seminar Nasional Matematika XII 2018, yaitu “Penguatan Pemecahan Masalah dan Literasi Matematis Menghadapi Era Disrupsi”. Sambutan hangat dan apresiasi juga kami haturkan kepada peserta yang telah meluangkan waktu untuk mengahadiri seminar ini.

Peserta Seminar Nasional Matematika XII 2018 ini datang dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia.

Ucapan terimakasih juga kami sampaikan untuk berbagai kalangan dan Himpunan Mahasiswa Matematika yang sudah berkontribusi sebagai panitia.

Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan akademis mereka di bidang MIPA. Seminar ini juga mendorong penelitian kolaborasi pada bidang Matematika yang terdiri dari para ilmuan terkait, guru, dan para ahli.

Selanjutnya, Seminar ini tidak akan mungkin terlaksana tanpa dukungan dari seluruh pimpinan FMIPA dan jajarannya serta Rektor Unnes dan jajarannya. Terimakasih kepada anda semua, kami juga berterimakasih kepada semua panitia untuk kerja kerasnya kesabaran dan komitmen untuk mensukseskan seminar ini.

Wabillahi Taufiq Wal Hidayah, Wassalamualaikum Wr. Wb

Semarang, 20 Oktober 2018 Dr. Nuriana Rachmani Dewi, M.Pd.

Ketua Panitia

(58)

Penguatan Pemecahan Masalah dan Literasi Matematis Menghadapi Era Disrupsi 2 Seminar Nasional Matematika XII Universitas Negeri Semarang, 20 Oktober 2018

RUNDOWN ACARA

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA XII Gedung D12 Lantai 3 Ruang Seminar

Sabtu, 20 Oktober 2018

NO WAKTU ACARA TEMPAT

1 07.30 – 08.30 Registrasi Ulang D12 Lantai 3 Ruang Seminar

2 08.30 – 09.15  Pembukaan Acara dan Sambutan

 Sekapur sirih (Launching buku) oleh Drs. Suhito, M.Pd

D12 Lantai 3 Ruang Seminar

3 09.15 – 09.30 Coffee Break, dan persembahan Tari oleh Mahasiswa Matematika UNNES

D12 Lantai 3 Ruang Seminar

4 09.30 – 11.00 Sidang Pleno (Moderator : Dr. Tri Sri Noor Asih, M.Si), Keynote Speaker :

 Assoc. Prof. Toh Tin Lam, Ph.D.

(National Institute Eduction of Singapore)

 Dr. Dr. Wardono, M.Si. (Pakar Literasi Matematika UNNES)

D12 Lantai 3 Ruang Seminar

5 11.00– 12.30 I S H O M A  Makan siang : Gedung D12

 Sholat : Mushola Baitul Alim FMIPA Unnes, Masjid Ash-Shidiqi Rektorat UNNES

6 12.30 – 16.15 Sidang Parallel Gedung D1 dan D2

7 16.15 Penutupan dan Pembagian Sertifikat Masing – masing ruang Sidang Paralel (D1 dan D2)

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta

Kegiatan pembelajaran “project approach” yang merupakan salah satu penerapan model pembelajaran anak usia dini dengan mener- apkan pemahaman yang mendalam mengenai suatu

Jika tanah sudah tercemar limbah detergen, di khawatirkan bahan kimia yang terkandung pada detergen terakumulasi dalam tubuh dan dapat mengakibatkan penyakit sejenis kanker

yang memiliki kesimpulan bahwa survey menunjukan banyak konsumen yang menyukai kopi yang dijual pada coffee shop yang sudah memiliki nama (kopi produk luar),

Sistem Pendukung Keputusan ini dapat mempermudah Guru Bimbingan Konseling dalam memberikan rekomendasi pemilihan program studi kepada siswa dan Sistem Pendukung

Pemasangan patok batas sudah sesuai Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional atau PMNA/KaBPN No.3 Tahun 1997 Pasal 22 ayat (1c). Sebelum

Pernyataan utang berikut berasal dari laporan keuangan untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada 30 September 2017 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanubrata

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan hasil penelitian bahwa pengaruh penerapan