• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN INSTRUMENT AUTHENTIC ASSESSMENT UNTUK MATAKULIAH TEACHING AND LEARNING MATHEMATICS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN INSTRUMENT AUTHENTIC ASSESSMENT UNTUK MATAKULIAH TEACHING AND LEARNING MATHEMATICS"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

242

PENGEMBANGAN INSTRUMENT AUTHENTIC ASSESSMENT UNTUK MATAKULIAH “TEACHING AND

LEARNING MATHEMATICS”

Nurcholif Diah, Sri Lestari, dan Sunardi

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember

Email: [email protected], [email protected]

ABSTRACT: These research is aimed to develope a set of authentics assessment instrument to assess students’ achievement in teaching and learning mathematics subject. The developed instruments should be a meaningful and manageable assessmet. It is mean that the instrument must be able to assess students performance by giving some task in purpose to develope students’ ability and knowledge in a meaningfull situation. There are four kinds of developed instruments i.e: video project rubric, study literature project rubric, group presentation rubric, self assessment rubric, and partner assessment rubric. To develope this instruments, the researcher used the modification of 4-D models by Thiagaradjan. The modification that mention about is eliminate of the last stage dessimitation.

Keyword: authentic assessment instrument, teaching and learning mathematics subject, modification of 4-D

Dalam era globalisasi seperti sekarang bahasa Inggris memegang peranan penting dalam komunikasi internasional, baik dalam bidang pemba- ngunan, teknologi, ekonomi, maupun pendidikan. Sejalan dengan arus globa- lisasi, kebutuhan akan kemampuan berbahasa Inggris semakin terasa.

Berkaitan dengan hal tersebut, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNEJ telah berupaya menyiapkan calon tenaga-tenaga pendidik yang professional yang siap mengajar dan berkiprah dalam world university melalui dibukanya kelas PGMIPA BI dan kelas internasional.

Pada kelas internasional kegiatan belajar mengajar (KBM) disampaikan dalam bahasa Inggris, meskipun masih terbatas untuk beberapa mata kuliah saja, sebagai contoh Strategi Belajar dan Mengajar Matematika, mata kuliah wajib berbobot 4 SKS dan ditawarkan setiap

semester genap ataupun ganjil, telah ditawarkan sebagai mata kuliah berbahasa Inggris di kelas PGMIPA BI mulai semester genap tahun akademik 2010/2011 dengan nama matakuliah “Teaching and Learning Mathematic”. Karena baru pertama kali ditawarkan, maka belum ada bahan ajar ataupun instrumen authentic assessment “Teaching And Learning Mathematics” dalam bahasa Inggris.

Diberikannya mata kuliah

“Teaching and Learning Mathematic”

bertujuan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang strategi, metode, dan model pembelajaran untuk mengajarkan matematika berdasarkan teori-teori yang telah dikembangkan oleh para pakar pendidikan sekaligus untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi para mahasiswa dalam bahasa Inggris.

Selanjutnya lulusan FKIP pendidikan matematika (mahasiswa) diharapkan dapat

(2)

243, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013

memilih strategi, metode, dan model pembelajaran yang tepat untuk menyam- paikan materi matematika yang akan diajarkan. Dengan demikian, dapatlah dimengerti jika mata kuliah ini sangat penting bagi para calon pendidik.

Asesmen digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui apakah mahasiswa telah memiliki kompetensi yang diharapkan atau tidak. Dua hal penting dalam melaksanakan asesmen adalah bagaimana membuat assessmen meaning- ful dan manageable. Johnson & Johnson (2002:3) mengatakan bahwa agar sebuah asesmen dapat dikatakan meaningful maka asesmen harus dirancang dengan tujuan yang signifikan, memuat prosedur- prosedur yang jelas, dan memberikan petunjuk yang jelas untuk meningkatkan kualitas belajar dan mengajar. Sedangkan sebuah asesmen dikatakan manageable jika asesmen-asesmen yang digunakan mampu memberikan informasi yang bermanfaat dengan mengoptimalkan penggunaan berbagai sumber asesmen. Sehingga asesmen yang tidak meaningful dan tidak manageable akan membuat mahasiswa yang akan diases tidak melakukan yang terbaik yang bisa mereka lakukan bahkan mahasiswa tersebut tidak memfasilitasi proses asesmen.

Seringkali evaluasi dipandang sebagai satu-satunya cara untuk dapat melaksanakan asesmen. Sasaran informasi yang ingin diketahui melalui evaluasi adalah sejauh mana hasil belajar seseorang.

Padahal, fokus dari asesmen bukan hanya pada hasil belajar saja namun juga pada proses belajar dan pembelajaran. Selain itu, pelaksanaan asesmen hendaknya dikaitkan dengan situasi dunia nyata (real life) sehingga mahasiswa akan dapat memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki

teori-teori yang telah dikembangkan oleh para pakar pendidikan.

Asesmen dapat dilaksanakan dalam seting situasi yang sebenarnya (misal di dalam kelas) atau dalam seting yang otentik (situasi dunia nyata). Karim, (dalam Nur, 2002:1) menegaskan bahwa suatu asesmen dikatakan otentik karena tugas-tugas yang diberikan sesuai, berarti dan bermakna bagi siswa. Nur (2002:6) memberikan definisi tentang Authentic Assessment sebagai asesmen yang mengu- kur kinerja siswa dalam suatu tugas kehidupan nyata, situasi relevan, atau masalah berguna, bermanfaat, bermakna dan berarti. Istilah lain tentang asesmen otentik diberikan Ibrahim (dalam Nur, 2002: 3) bahwa asesmen otentik meru- pakan penilaian yang mengukur kemam- puan siswa mencakup aspek-aspek yang luas. Aspek-aspek tersebut antara lain berupa aspek minat belajar, pemahaman konsep matematika, penyelesaian masalah melalui kerja kelompok, dan kreatifitas dalam mengembangkan kemampuan mate- matika. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa Authentic Assessment merupakan asesmen yang mengukur kinerja siswa dengan memberikan tugas- tugas yang dapat mengembangkan kemam- puan dan meningkatkan pengetahuan pada situasi yang bermakna.

Artikel ini bertujuan untuk memaparkan proses dan hasil pengemba- ngan instrument Authentic Assessment untuk matakuliah “Teaching and Learning Mathematics” yang semuanya disajikan dalam bahasa Inggris.

METODE

Penelitian ini dikategorikan seba- gai penelitian pengembangan. Pengem- bangan yang dilakukan adalah pengemba-

(3)

a) Proyek

Proyek disini adalah penugasan secara berkelompok untuk membuat simulasi model pembelajaran yang telah ditetapkan dan dipilih. Simulasi dilaporkan dalam bentuk video yang akan dipresentasikan di depan kelas.

Dalam simulasi salah satu mahasiswa berperan sebagai guru yang menerap- kan model pembelajaran yang telah dipilih, sedangkan mahasiswa yang lain ada yang berperan sebagai siswa (atau dapat menggunakan siswa yang sebenarnya) atau sebagai perekam video. Proyek dilaksanakan di luar jam perkuliahan dalam kurun waktu ± 1 bulan.

b) Laporan

Laporan berisi hasil telusur pustaka mahasiswa tentang teori-teori belajar yang telah dipilih dan ditetapkan sebelumnya. Telusur pustaka dapat merujuk pada buku-buku pembelajaran atau pada hasil telusur internet.

Penyusunan laporan dilakukan secara berkelompok

c) Presentasi dan Diskusi Kelas

Terdapat dua jenis presentasi dalam pelaksanaan assessmen ini. Presentasi

pertama adalah untuk menyajikan hasil laporan telusur pustaka sedangkan presentasi kedua untuk menyajikan hasil proyek mahasiswa. Kegiatan Presentasi diikuti oleh diskusi kelas.

Berdasarkan bentuk assessment authentic tersebut di atas maka diperlukan instrumen-instrumen untuk melakukan asesmen yaitu (1) Rubric penilaian hasil proyek video (video project rubric), (2) Rubric penilaian laporan telusur pustaka (study literature project rubric), (3) Rubric penilaian presentasi (group presentation rubric), (4) Rubrik penilaian diri (self assessment rubric), (5) Rubrik penilaian teman sejawat (partner assessment rubric)

Dalam pengembangan instrument Authentic Assessment digunakan model pengembangan perangkat menurut Thiagarajan dkk (model 4-D) yang telah diuraikan diatas. Model 4D dipilih karena sistematis dan cocok untuk mengem- bangkan instrumen authentic assessment, namun dalam tulisan ini penulis melaku- kan modifikasi terhadap model 4D.

Modifikasi yang dilakukan diilustrasikan oleh Gambar 1. dibawah ini.

(4)

245, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013

DESIGN(instrument Authentic Assessment)

Analisis awal-akhir Analisis siswa didik

Analisis materi Analisis tugas Spesifikasi tujuan pembelajaran

Pemilihan media Pemilihan format Perancangan awal Draft I

Validasi/penilaian ahli

Revisi Draft I(i), i  1; iN

Uji keterbacaan Analisis uji keterbacaan Revisi (jika perlu) Ujicoba ke j, j  1; jN

Analisis data ujicoba

baik?

Instrument final siap untuk dieksperimenkan

Revisi Draft III + j ya

tidak

DEVELOP Valid?

Draft II

Draft III tidak

ya

Keterangan: : garis pelaksanaan : garis siklus : jenis kegiatan : hasil kegiatan : pengambilan keputusan

DEFINE

Gambar 3.1 Diagram Modifikasi Model Pengembangan Instrument Pembelajaran

(Thiagarajan, Semmel, dan Semmel, 1974)

(5)

Data yang diperoleh pada tahap design dianalisis dengan cara sebagai berikut:

1) Analisis data hasil validasi

Data validasi instrumen authentic assessment dari para ahli kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menelaah hasil penilaian, masukan, saran dan komentar dari para ahli terhadap instrumen authentic assess- ment. Selanjutnya penilaian dari masing-masing validator dirata-rata untuk tiap aspeknya kemudian dikategorikan sesuai dengan Tabel 3.1

Tabel 3.1 Hasil Validasi Instrumen Authentic Assessment

Rata-rata Nilai

Hasil Validasi (H) Kriteria 4,50 ≤ H ≤ 5,00 Sangat

Baik 3,50 ≤ H < 4,50 Baik 2,50 ≤ H < 3,50 Tidak Baik 1,00 ≤ H < 2,50 Sangat

Tidak Baik Instrumen authentic assessment dapat

dikatakan valid jika tiap aspek mendapat rata-rata nilai dengan kategori baik atau sangat baik.

2) Analisis data hasil ujicoba authentic assessment

Melalui ujicoba diperoleh data tentang apakah Instrumen authentic assessment dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar mahasiswa dengan tepat. Untuk memperoleh data ini digunakan angket setengah terbuka tanpa nama kepada seluruh mahasiswa penempuh mata kuliah Teaching and Learning Strategy.

Mahasiswa bebas menuliskan alasan pendukung jawaban mereka. Perta- nyaan-pertanyaan di dalam angket adalah tentang (1) apakah mahasiswa senang atau tidak senang dengan sistem penilaian yang diterapkan, (2) apakah perangkat instrumen penilaian ini dapat

menilai kinerja mahasiswa dari waktu ke waktu, (3) apakah perangkat instrumen authentic assessment dapat mengukur kemmapuan mahasiswa secara menyuluruh, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, (4) apakah penilaian telah di informasikan sebe- lumnya oleh dosen/pengajar. Maha- siswa diminta memberikan pendapat berkaitan dengan masing-masing ins- trumen yang telah digunakan berda- sarkan pertanyaan-pertanyaan diatas.

Berdasarkan data ini akan ditentukan persentase respon mahasiswa. Sedang- kan alasan-alasan mahasiswa yang dituliskan dapat dijadikan sarana untuk melakukan revisi berkaitan dengan instrumen yang dihasilkan. Jika lebih dari 80% respon mahasiswa positif untuk setiap item pertanyaan maka instrumen ini dikatakan efektif untuk digunakan, jika tidak demikian maka akan dilakukan ujicoba ulang dengan melakukan revisi terlebih dahulu berdasarkan alasan-alasan yang ditu- liskan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pengembangan Instrumen authentic assessment

Sebelumnya telah diuraikan bahwa tujuan yang pertama dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan instrumen authentic assessment yang baik untuk mata kuliah Teaching and Learning Mathematic. Untuk memenuhi tujuan tersebut, terlebih dahulu dilakukan pengembangan perangkat dengan menggu- nakan model 4D yang telah dimodifikasi seperti telah diuraikan Sebelumnya.

Penelitian ini dilaksanakan pada maha- siswa semester 4 kelas B angkatan 2009.

Pengembangan Instrument Authen- tic Assessment untuk matakuliah Teaching and Learning Mathematics bagi maha- siswa FKIP Pendidikan Matematika UNEJ

(6)

247, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013

menggunakan 3 tahap Four-D Model, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), dan pengembangan (develop).

Pada tahap pendefinisian diperoleh data bahwa mahasiswa semester 4 angkatan 2009 telah memiliki kemampuan bahasa Inggris yang cukup baik, materi yang digunakan adalah seluruh yopik dalam mata kuliah teaching and learning mathematics, tugas yang dirancang adalah tugas proyek yang telah dipaparkan pada bagian metode penelitian. Kemudian pada tahap perancangan melalui pemilihan media, pemilihan format, dan perancangan awal maka telah dihasilkan draft 1 instrument authentic assesment. Pada tahap pengembangan, hasil draft 1 ini divalidasi oleh ahli dan diuji coba. Proses pengembangan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan langkah-langkah pengemba- ngan.

Hasil validasi terhadap Instrumen Authentic Assessment untuk matakuliah Teaching and Learning Mathematics mengatakan bahwa instrumen yang dikembangkan telah memenuhi syarat sebagai instrumen yang baik dan valid. Hal ini ditunjukkan dari validasi ahli terhadap instrument rubric presentation dan instrument video project rubric , validator menyatakan material dan bahasa sangat baik, sedangkan konstruksi adalah baik.

Hasil dari validasi ahli terhadap instrument self assessment and partner assessment, validator menyatakan material, bahasa dan konstruksi adalah baik. Hasil dari validasi ahli terhadap instrument study report rubric, validator menyatakan material, bahasa, dan konstruksi sangat baik.

Berdasarkan hasil ini maka semua instrumen authentic assessment pada matakuliah Teaching and Learning Mathe- matics adalah baik dan valid. Dengan demikian instrumen authentic assessment ini layak digunakan tahap ujicoba pada matakuliah Teaching and Learning Mathematics.

Respon mahasiswa terhadap instrumen authentic assessment pada mata kuliah Teaching and Learning Mathe- matics adalah positif. Masing-masing item pertanyaan memperoleh respon positif lebih dari 80%. Hasil ini menunjukkan instrumen authentic assessment yang digunakan sangat efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Oleh karena ini selanjutnya instrumen authentic assessment pada matakuliah ini bisa digunakan untuk pembelajaran Teaching and Learning Mathematics.

Berikut ini adalah beberapa contoh tampilan instrument authentic assessment pada mata kuliah teaching and learning mathematics.

(7)

Gambar 2. Instrumen assessment “group presentation rubric” Gambar 3. Instrumen assessment “video project rubric”

(8)

249, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013

Gambar 4. Instrumen assessmen “project rubric” Gambar 5. Instrumen assessment “self assessment”

(9)

Gambar 6. Instrumen assessment “partner assessment”

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Pengembangan Instrumen Authentic Assessment untuk mata kuliah Teaching and Learning Mathematics bagi mahasiswa FKIP Pendidikan Matematika UNEJ menggunakan 3 tahap Four-D Model, yaitu pendefi- nisian (define), perancangan (design), dan pengembangan (develop). Pada tahap pendefinisian, analisis awal- akhir meliputi analisis siswa, analisis materi, analisis tugas dan spesifikasi indikator pencapaian hasil belajar.

Tahap perancangan meliputi: pemi- lihan media, pemilihan format, dan perancangan awal instrument. Tahap

pengembangan meliputi: validasi ahli dan uji coba instrument assessment.

Proses pengembangan sesuai dengan rencana dan langkah-langkah pengembangan. Dengan menggunakan model ini, dihasilkan Instrument Authentic Assessment matakuliah Teaching and Learning Mathematics bagi mahasiswa FKIP Pendidikan Matematika UNEJ yang baik dan valid.

2. Respon mahasiswa terhadap instrumen authentic assessment pada mata kuliah Teaching and Learning Mathematics adalah positif. Masing-masing item pertanyaan memperoleh respon positif lebih dari 80%. Hasil ini menunjukkan instrumen authentic assessment yang digunakan pada matakuliah Teaching

(10)

251, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013

and Learning Mathematics sangat efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Saran

Berdasarkan penelitian pengemba- ngan instrumen Authentic Assessment untuk mata kuliah Teaching and Learning Mathematics ini, disarankan kepada pene-

liti yang bermaksud untuk menggunakan instrumen authentic assessment agar mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan instrument authentic assesment yang digunakan, peneliti juga dapat melakukan modifikasi bilamana diper- lukan.

DAFTAR PUSTAKA

Johnson & Johnson. 2002. Meaningfull Assessment A Manageable and Cooperative Process. Bosto:

Allyn & Bacon.

Nur, M. 2002. Asesmen tradisional, Asesmen Kinerja dan Rubrik.

Surabaya: Center Of School Science and Mathematics, Postgraduate Program of State University of Surabaya.

Thiagarajan, S. , Semmel, D. S. dan Semmel, M. I. 1974. Instructio-

nal Development for Teacher of Exceptional Children. Bloo- mington: Indiana University.

Sunardi & Lestari, NDS. 2011.

Pengembangan Bahan Ajar Dan Perangkat Authentic Assessment Dalam Bahasa Inggris. Laporan Penelitian:

tidak dipublikasikan. Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNEJ.

(11)
(12)

1, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013

(13)
(14)

1, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013

Referensi

Dokumen terkait

Kecernaan in vitro bahan kering dan bahan organik jerami jagung yang diinokulasi dengan Trichoderma sp pada lama inkubasi yang berbeda.. Di bawah Bimbingan

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Tunagrahita Untuk Mengentaskan Kemiskinan Di Desa

Sherwood, L., 2001, Human Physiology : From Cells to System, diterjemahkan oleh Brahm U., dengan judul Fisiologi Manusia : dari Sel ke Sistem, Edisi 2,346-356, Penerbit

Mula-mula metoda ini dikenal dalam kimia analisis, kemudian berkembang menjadi suatau metoda ini dikenal dalam kimia analisis, kemudian berkembang menjadi suatau

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan 10-30% ampas tahu terfermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae dalam ransum ternyata tidak berpengaruh nyata (P&gt;0,05)

daerah daerah yang sangat jauh letaknya dari awal agama islam diajarkan, sedangkan dari sisi keburukannya adalah, dalam penaklukan yang dilakukan dinasti umayah,

Sarana dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 21 Semarang yaitu seperti alat pengumpul data yang berbentuk tes dan non-tes sudah ada, terdapat beberapa

Salah tafsir mengenai ilmu dan kecurigaan terhadap ilmuwan biasanya bersumber pada pembahasan, yang kurang memperhatikan landasan-landasan ontologis,