337
KARIES GIGI PADA ANAK SEKOLAH SDN DANUMAYA WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIBOGO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2010
Ratna Dian K, Ahmad Sanusi, Meily Arovi Qulsum
ABSTRAK
Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) survey kesehatan nasional 2001 penyakit gigi pada urutan I (60% penduduk) dari 10 kelompok penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat. Status kesehatan gigi dan mulut anak pra sekolah dan anak Sekolah Dasar Negeri Danumaya dipropinsi Jawa Barat hanya 12% anak pra sekolah bebas karies jauh dari target Nasional yaitu 90%, sedangkan indeks Decay, Missing, Filled - Teeth (DMF- T) anak usia 12th sebesar 1,53termasuk kategori sedang jauh dari target Nasional yaitu <1. Berdasarkan hasil Rikerdas tahun 2007 indeks DMF-T Nasional 4,85, indeks DMF-T Jabar 4,63 dan indeks DMF-T Subang 6,73.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap dan pengetahuan anak sekolah dengan kejadian karies gigi pada anak sekolah di Sekolah Dasar Negeri Danumaya wilayah kerja Puskesmas Cibogo Kab Subang Tahun 2010. Desain pada penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 52 anak sekolah.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pemeriksaan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Analisa data yang dilakukan adalah analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi Square. Hasil analisis univariat menunjukkan sebagian besar responden (53.8%) mempunyai pengetahuan yang kurang baik, hampir seluruh responden (51.9%) memiliki sikap kurang baik (tidak mendukung), dan hampir seluruh responden (86.5%) kejadian karies giginya rendah (ada karies). Hasil analisis bivariat dengan uji Chi Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan anak sekolah dengan kejadian karies gigi (p-value = 0.011 dan OR 0,111) sedangkan sikap anak sekolah dengan kejadian karies gigi (p-value = 0.046 dan OR 0,122) ada hubungan yang bermakna. Untuk meningkatkan pengetahuan anak sekolah maka disarankan agar Puskesmas Cibogo melakukan penyuluhan dan promosi kesehatan gigi dan mulut secara lebih intensif dengan bantuan guru dan orangtua murid sementara untuk meningkatkan pengetahuan guru UKS disarankan agar diadakan pelatihan tentang kesehatan gigi dan mulut, sedangkan untuk meningkatkan sikap yang positif disarankan Puskesmas Cibogo memberikan motivasi kepada anak sekolah dengan cara mengaktifkan pelaksanaan Sikat Gigi Massal (SGM) yang dipimpin langsung oleh guru.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Karies Gigi
ABSTRACT
Based on Household Health Survey (SKRT) 2001 national health survey of dental disease in the order I (60% of popu- lation) of the 10 groups of diseases that most people complain about. Oral health status of pre-school children and el- ementary school children in West Java Danumaya dipropinsi only 12% of pre-school children free of caries away from the national target of 90%, while the index of Decay, Missing, Filled - Teeth (DMF-T) 12th olds 1.53 for the category of being away from national targets is <1. Based on the results of the 2007 Rikerdas DMF-T index National 4.85, DMF-T index Jabar 4.63 and DMF-T index Subang 6.73. This study aimed to determine the relationship between at- titudes and knowledge of school children with dental caries experience in school children in elementary school health center working area Danumaya Cibogo Subang district in 2010. The design in this study is cross-sectional with a total sample 52 school children. Data was collected by interview and examination using research instruments such as questionnaires. Data analysis was performed with univariate and bivariate Chi Square test. The results of univariate analysis showed the majority of respondents (53.8%) had poor knowledge, almost all respondents (51.9%) had a poor attitude (not support), and almost all respondents (86.5%) lower incidence of caries teeth (no caries).
The results of the bivariate analyzes with Chi Square test showed no significant relationship between the knowledge of school children with dental caries incidence (p-value = 0.011 and OR 0.111), while the attitude of school children with dental caries incidence (p-value = 0.046 and OR 0.122) there is a relationship meaningful. To increase the knowledge of school children it is recommended that health centers Cibogo do counseling and oral health promotion more inten- sively with the help of teachers and parents as to enhance the UK’s science teacher suggested that held training on oral health, while increasing positive attitude suggested Cibogo health center to motivate school children in a way to enable the implementation of Bulk Toothbrushes (SGM) led by the teacher.
Keywords: Knowledge, Attitude, Dental Caries
PENDAHULUAN
Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) survey kesehatan nasional 2001 penyakit gigi pada urutan I (60% penduduk) dari 10 kelompok penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat. Status kesehatan gigi dan mulut anak pra sekolah dan anak Sekolah Dasar Negeri Danumaya dipropinsi Jawa Barat hanya 12% anak pra sekolah bebas karies jauh dari target Nasional yaitu 90%, sedangkan indeks Decay, Missing, Filled - Teeth (DMF-T) anak usia 12th sebesar 1,53termasuk kategori sedang jauh dari target Nasional yaitu <1. Berdasarkan hasil Rikerdas tahun 2007 indeks DMF-T Nasional 4,85, indeks DMF-T Jabar 4,63 dan indeks DMF-T Subang 6,73(Susilawati,2010).
Cakupan hasil diagnosa jenis kelainan penyakit gigi dan mulut hasil rekapitulasi Puskesmas Cibogo th. 2007 adalah sebagai berikut : 913 karies, 777 penyakit pulpa, 180 gingivitis, 177 gangguan gigi dan 29 penyakit rongga mulut. Sementara hasil dari pemeriksaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dari 1834 siswa yang diperiksa 1630 terkena karies dan 204 siswa free caries (Puskesmas Cibogo, 2007)
Jumlah Sekolah Dasar Negeri Danumaya diwilayah kerja Puskesmas Cibogo sebanyak 22 SD dan 2 Madrasah Ibtidai’yah (MI). Sekolah Dasar Negeri Danumaya Negeri Danumaya merupakan salah satu sekolah yang berada diwilayah kerja Puskesmas Cibogo tepatnya terletak di desa Sadawarna, sekolah ini kedepannya akan dijadikan sekolah binaan kesehatan gigi dan mulut atau lebih dikenal dengan SD UKGS Binaan.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap kesehatan gigi dengan kejadian karies gigi pada anak Sekolah Dasar Negeri Danumaya Negeri Danumaya diwilayah kerja Puskesmas Cibogo Kab Subang Tahun 2010.
Menurut Notoatmodjo (2007a) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Azwar (2005) menyatakan bahwa, sikap merupakan suatu konstrak multideminsional yang terdiri dari kognisi, afeksi dan konasi. Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada obyek tersebut.
Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi email, dentin dan sementum disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan. Ditandai dengan adanya proses demeneralisasi jaringan keras gigi diikuti kerusakan unsur-unsur organik (Wijaya,2000).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi yaitu jenis penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada situasi atau sekelompok subjek dengan metode rancangan cross sectional.
Variabel independennya adalah pengetahuan dan sikap anak sekolah, serta variabel dependentnya adalah kejadian karies gigi. Penelitian dilakukan pada 52 sampel anak sekolah kelas 2,3 dan 4 dengan tehnik pengambilan sampel yang digunakan yaitu proportionate random sampling.
Teknik pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner dengan teknik wawancara dan pemeriksaan gigi langsung pada anak sekolah kelas 2,3 dan 4 dengan menggunakan formulir pemeriksaan kesehatan gigi.
Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif dan statistik dengan menggunakan computer. Analisis yang dilakukan mencakup univariat dan bivariat. Analisis univariat dimaksudkan untuk melihat gambaran distribusi dari variabel – variabel yang diteliti. Untuk melihat hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen dilakukan dengan analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik chi-square karena semua data yang dikumpulkan baik variabel independen maupun variabel dependen.
HASIL PENELITIAN
1. Pengetahuan Anak sekolah tentang Kesehatan Gigi Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Anak Sekolah Se-
kolah Dasar Negeri Danumaya Tahun 2010
Kategori F %
Baik 24 46,2
Kurang Baik 28 53,8
Jumlah 52 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 52 responden yang diteliti, terdapat 28 responden (53,8%) di- kategorikan kurang baik sedangkan sisanya yaitu sebanyak 24 responden (46,2%) dikategorikan baik tentang pengeta- huan anak sekolah terhadap kejadian karies gigi di Sekolah Dasar Negeri Danumaya Wilayah Kerja Puskesmas Cibogo Kab Subang Tahun 2010.
2. Sikap Anak sekolah terhadap Kesehatan Gigi
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Sikap Anak Sekolah Sekolah Dasar Negeri Danumaya Tahun 2010
Kategori F %
Mendukung 25 48,1
Tidak mendukung 27 51,9
Jumlah 52 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 52 responden yang diteliti, terdapat 27 responden (51,9%) dikategorikan tidak mendukung sedangkan sisanya yaitu sebanyak 25 responden (48,1%) dikategorikan mendukung tentang sikap anak sekolah terhadap kejadian karies gigi di Sekolah Dasar Negeri Danumaya Wilayah Kerja Puskesmas Cibogo Kab Subang Tahun 2010.
3. Kejadian Karies Gigi pada Anak Sekolah
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kejadian Karies Gigi Pada Anak Se- kolah di Sekolah Dasar Negeri Danumaya Tahun 2010
Kategori F %
Ada Karies 45 86,5
Tidak Ada Karies 7 13,5
Jumlah 52 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 52 responden yang diteliti, terdapat 45 responden (86,5%) dikategorikan ada karies sedangkan sisanya yaitu sebanyak 7 responden (13,5%) dikategorikan tidak ada karies terhadap kejadian karies gigi pada anak sekolah di Sekolah Dasar Negeri Danumaya Wilayah Kerja Puskesmas Cibogo Kab Subang Tahun 2010.
4. Hubungan pengetahuan anak sekolah terhadap kejadian karies gigi
Tabel 4 Analisis Hubungan Antara Pengetahuan dan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Danumaya Wilayah Kerja Puskesmas Cibogo Kab Subang Tahun 2010
Kategori Pengeta- huan
Kategori Kejadian Karies
Gigi Jumlah
OR (95% CI) P-Value
Rendah
(AdaKaries) Tidak Ada Karies
F % F % F %
Baik 18 34,6 6 11,5 24 46,2
0,111 0,012-
1,002 0,04 Kurang
Baik 27 51,9 1 1,9 28 53,8
Jumlah 45 86,5 7 13,5 52 100
Hasil uji statistik nilai p-value sebesar 0,040 yang ternyata lebih kecil dari 0,05, sehingga Hipotesis nol (H0) ditolak. Ini berarti bahwa dengan taraf signifikansi 5% dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan kejadian karies gigi pada anak sekolah di Sekolah Dasar Negeri Danumaya Wilayah Kerja Puskesmas Cibogo Kab Subang Tahun 2010.
5. Hubungan sikap anak sekolah terhadap kejadian karies gigi
Tabel 5 Analisis Hubungan Antara Sikap dan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Danumaya Wilayah Kerja Puskesmas Cibogo Kab Subang Tahun 2010 Kategori
Pengeta- huan
Kategori Kejadian Karies
Gigi Jumlah
OR (95% CI) P-Value
Rendah
(AdaKaries) Tidak Ada Karies
F % F % F %
dukung Men- 19 36,5 6 11,5 25 48,1 0,122 0,014-
1,097 0,046 Tidak
dukungMen- 26 50,0 1 1,9 27 51,9
Jumlah 45 86,5 7 13,5 52 100
Hasil uji statistik nilai p-value sebesar 0,046 yang ternyata lebih kecil dari 0,05, sehingga Hipotesis nol (H0) ditolak. Ini berarti bahwa dengan taraf signifikansi 5% dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dan kejadian karies gigi pada anak sekolah di Sekolah Dasar Negeri Danumaya Wilayah Kerja Puskesmas Cibogo Kab Subang Tahun 2010.
PEMBAHASAN
1. Pengetahuan Anak Sekolah
Berdasarkan hasil analisis univariat menurut tingkat pengetahuan anak sekolah didapat bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 53,8%. Hal ini kemungkinan disebabkan karena masih kurangnya sosialisasi penyuluhan pentingnya kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah serta masih kurangnya peran serta orang tua dalam pemantauan kesehatan gigi dan mulut anak dirumah.
Hasil analisis dengan menggunakan uji chi-kuadrat yang menghubungkan antara pengetahuan anak sekolah dengan kejadian karies gigi disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan anak sekolah dengan kejadian karies gigi di Sekolah Dasar Negeri Danumaya wilayah kerja Puskesmas Cibogo Kab Subang Tahun 2010, dari hasil analisis pula diperoleh nilai OR = 0,111 artinya anak sekolah yang kurang baik pengetahuannya mempunyai peluang 0,11kali untuk menderita karies gigi dibandingkan anak yang baik pengetahuannya.
2. Sikap Anak Sekolah
Hasil analisis univariat berdasarkan sikap anak sekolah menunjukkan 51,9% responden mempunyai sikap yang unfavourable (tidak mendukung) dan hanya 48,1%
responden yang bersikap mendukung (favourable).
Notoatmodjo (2007a) menyatakan bahwa sikap seseorang sering diperoleh dari pengalaman sendiri ataupun orang lain yang paling dekat, walaupun seseorang mempunyai pengetahuan tentang karies gigi yang kurang belum tentu mempunyai sikap yang kurang pula tentang karies gigi. Sedangkan menurut Azwar (2005), selain dipengaruhi pengalaman pribadi, sikap juga dipengaruhi oleh kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga tertentu serta faktor emosi dalam diri individu yang bersangkutan.
Hasil analisis hubungan antara sikap anak sekolah dengan kejadian karies gigi menggunakan uji chi-kuadrat didapat hubungan yang signifikan antara sikap anak sekolah dengan kejadian karies gigi diSekolah Dasar Negeri Danumaya wilayah kerja Puskesmas Cibogo Kab Subang Tahun 2010, dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR = 0,122 artinya anak sekolah yang tidak mendukung sikapnya mempunyai peluang 0,12 kali untuk menderita karies gigi dibandingkan anak yang mendukung sikapnya.
3. Karies Gigi
Analisis univariat pada variabel kejadian karies gigi diperoleh hasil sebanyak 86,5% responden menunjukkan tingkat kejadian karies DMF-Tnya rendah, artinya terdapat karies gigi. Keadaan ini dapat disebabkan karena tingkat pengetahuan anak sekolah yang kurang baik dan sikap anak sekolah yang tidak mendukung (unfavourable) terhadap kejadian karies gigi. Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2007a) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang menentukan perilaku tentang kesehatan seseorang adalah pengetahuan dan sikap, semakin tinggi pengetahuan dan sikap mendukung seseorang, maka semakin dapat ia memanfaatkan kemampuan tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
a. Sebagian besar responden anak sekolah Sekolah Dasar Negeri Danumaya kelas 2,3 dan 4 mempunyai pengetahuan yang kurang baik.
b. Sebagian besar responden anak sekolah Sekolah Dasar Negeri Danumaya kelas 2,3 dan 4 mempunyai sikap yang tidak mendukung (unfavorable).
c. Hampir seluruh responden anak sekolah Sekolah Dasar Negeri Danumaya kelas 2,3 dan 4 menderita karies gigi dengan kategori DMF-T rendah.
d. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan anak sekolah dengan kejadian karies gigi pada anak sekolah kelas 2,3 dan 4 di Sekolah Dasar Negeri Danumaya.
e. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara sikap anak sekolah dengan kejadian karies gigi pada anak sekolah kelas 2,3 dan 4 di Sekolah Dasar Negeri Danumaya.
Saran
1) Bagi Puskesmas Cibogo
Mengingat masih banyaknya responden yang mempunyai pengetahuan dan sikap kurang baik, maka perlu mengintensifkan kembali kegiatan-kegiatan yang mungkin dapat memperbaiki pengetahuan, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut secara optimal, yaitu dengan cara :
a. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut pada semua anak sekolah dan orang tua murid pada waktu rapat orang tua murid.
b. Melakukan pemeriksaan, Sikat Gigi Massal (SGM) dan tindakan pengobatan sederhana melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).
c. Meningkatkan kerja sama lintas sektor karena untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut perlu dukungan dari masyarakat, terutama Orang tua murid dan pihak sekolah juga.
2) Bagi Sekolah Dasar Negeri Danumaya
Lebih mensosialisasikan pentingnya kesehatan gigi dan mulut dengan cara rutin mengadakan Sikat Gigi Massal (SGM) pada saat jadwal pelajaran olahraga yang dipimpin oleh guru UKS.
3) Bagi Peneliti Selanjutnya
Perlu penelitian lanjutan yang lebih lengkap sehingga dapat memberi masukan yang lebih tepat kepada Puskes- mas untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut, antara lain :
a. Perlu diteliti pula faktor-faktor lain yang mempengaruhi (peranan orang tua, peranan petugas kesehatan gigi dan peranan guru UKS) sehingga dapat diketahui fakor-fak- tor yang paling berperan terhadap upaya peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut disekolah.
b. Perlu peneliltian khusus tentang pengaruh karies gigi terhadap kesehatan umum, karena masyarakat kurang mendapat informasi tentang hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ariningrum, Ratih. 2000. Beberapa Cara Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut.Cermin Dunia Kedokteran. No. 26 tahun 2000, hal 45-51.
Arisman. 2004. Gizi dalam Daur kehidupan. Cetakan I. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Arikunto, Suharmi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi rev.VI. Penerbit Rineka Cipta; Jakarta.
Azwar, S, 2005, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Bagg, J., MacFarlane, W.T., Poxton, R.I, Miller, H.C.Smith, A.J. 2002. Essentials
of Microbiology for Dental Students. Oxford University Press.
Beck, Mary. 2000. Makanan dan Penyakit Gigi. Ilmu Gizi dan Diet. Yayasan Essentia Medica : Yogyakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000.
Pedoman Pelaksanaan
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah: Jakarta.
Dinkes Subang. 2007. Laporan Tahunan Seksi Bina Pelayanan Kesehatan Khusus. Subang
Hastono, Sutanto Priyo, 2007. Analisis Data Kesehatan.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Herijulianti,E, 2002, Pendidikan Kesehatan Gigi, EGC Buku Kedokteran, Jakarta.
Journal PDGI,2005,http://www.pdgi.co.id, diperoleh tanggal 02 Juni 2010.
Journal PDGI,2010,http://www.pdgi.co.id, diperoleh tanggal 14 Agustus 2010.
Kidd, Edwina A.M., Bechal, S.J. 2002. Dasar- dasar Karies (Penyakit dan Penanggulangannya).
(Terjemahan). EGC. Jakarta.
Mahchfoedz, I, Zein, A.Y. 2005. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak- anak dan Ibu Hamil. Penerbit Fitra Maya: Yogyakarta
Notoadmodjo, Soekidjo, (2007a). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
____________________, (2007b). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta
____________________, (2005b). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Puskesmas Cibogo.2007. Laporan P2KT UPTD Puskesmas Cibogo Th.2007. Subang
Rasinta Tarigan. 1992. Karies Gigi. Jakarta : Hipocrates Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Pengujian Validitas dan
Reliabilitas Instrumen Penelitian. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung.
Sundoro, H.E. 2005. Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi.
UI Press: Jakarta.
Susilawati, Sri. 2010. Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut. Unpad Press. Bandung.
Suwelo, Ismu.S. 2002. Karies Gigi pada Anak dengan Pelbagai Faktor Etiologi. Kajian pada Anak Usia Pra Sekolah. EGC: Jakarta.
Tan, H.H (2003). Kesehatan Mulut. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Gajah Mada University; Yogyakarta.
Wijaya, Ira.(2000). Oral Medicine. Poltekkes Depkes JKG, Bandung.
Wikipedia,2010, Pengetahuan Karies Gigi π 1, http://www.
wikipedia.org, Diperoleh tanggal 12 Mei 2010.