• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN APLIKASI ANDROID UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA DALAM MENGERJAKAN TUGAS MATA PELAJARAN IPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN APLIKASI ANDROID UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA DALAM MENGERJAKAN TUGAS MATA PELAJARAN IPA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN APLIKASI ANDROID

UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA DALAM MENGERJAKAN

TUGAS MATA PELAJARAN IPA

Islamiani Safitri*1, Rohani2 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,

STKIP Labuhan Batu, Rantauprapat Sumatera Utara Jl. Sisingamangaraja No.126A Aek Tapa, telp/fax (0624) 21901

* 1 islamiani.safitri@gmail.com, 2pasariburohani@gmail.com

Abstrak : Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya minat belajar siswa dalam mengerjakan tugas mata pelajaran IPA Terpadu serta candu gadget yang tidak terkontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemanfaatan aplikasi android dalam meningkatkan minat belajar siswa yaitu dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas mata pelajaran IPA Terpadu. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Islam Terpadu Rantauprapat. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu mengarahkan siswa untuk memanfaatkan gadget-nya dalam menyelesaikan tugas. Sedangkan instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rubrik pengecekan video untuk melihat perkembangan produk video yang dihasilkan. Hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1) pemanfaatan aplikasi android dalam mengerjakan tugas IPA Terpadu sudah baik, hal ini dibuktikan dengan peningkatan capaian indikator pengecekan video yang terus meningkat di setiap bulannya, juga kreativitas siswa yang semakin baik di setiap kelompok dalam menyajikan videonya.

Kata Kunci : Aplikasi Android, Pemberian Tugas

PENDAHULUAN

Beberapa tahun belakangan ini, teknologi informasi dan komunikasi kian berkembang pesat di dunia, hal ini dibuktikan dengan terus meningkatnya produksi dan daya saing alat komunikasi, khususnya gadget baik dari perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Perusahaan Riset Pasar GfK menyatakan bahwa sepanjang tahun 2015 penjualan ponsel pintar di Indonesia mencapai 33 juta unit (Gosta, 2015). Seperti realita di lapangan, teknologi gadget kini sudah menjangkau mulai dari anak-anak hingga para orang tua.

Seiring perkembangan ilmu teknologi yang kian canggih, gadget saat ini telah dilengkapi beberapa fitur dan aplikasi modern yang memudahkan para pengguna dalam menjangkau dunia internet sehingga tertarik untuk aktif menggunakannya. Indonesia merupakan salah satu negara yang aktif dalam menggunakan teknologi gadget. Hampir setiap anak, baik masih di jenjang sekolah dasar maupun menengah atas telah memiliki dan menggunakan gadget dalam kesehariannya. Hasil dari sebuah penelitian menunjukkan bahwa

(2)

dari 41 responden sebanyak 18 responden menggunakan gadget lebih dari 11 jam perhari dan gadget digunakan untuk browsing bahkan paling banyak digunakan untuk bermain game online dan untuk mengakses berbagai media sosial yang ada (Instagram, Path, Facebook, twitter), mereka cenderung memiliki gadget untuk mengikuti trend yang ada saat ini (Hasella, 2013). Data tersebut mengindikasi bahwa anak-anak di Indonesia sudah kecanduan gadget dan dapat berdampak negatif bagi para pelajar di Indonesia.

Candu gadget yang tengah dialami oleh para pelajar saat ini menimbulkan masalah baru di dunia pendidikan, khususnya di SMP Islam Terpadu Arrozaq, Rantauprapat. Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, khususnya pada mata pelajaran IPA Terpadu, Ibu Aiyar Finalty, S.Pd (Guru Bidang Studi IPA di SMPIT Arrozaq) menyatakan bahwa sering kali para siswa lepas tanggung jawab ketika guru memberikan PR atau tugas, yakni sekitar 10% siswa selesai mengerjakan tugas dengan usaha sendiri, 80% menyalin dari hasil pekerjaan teman, dan 10% tidak mengerjakan sama sekali. Ketika di-review kembali hasil tugas yang mereka kerjakan, ternyata hanya 10% dari siswa yang benar-benar memahami apa yang dikerjakan. Padahal metode pemberian tugas adalah salah satu cara yang efektif untuk digunakan agar siswa kembali mengulang pelajaran ketika di rumah sehingga lebih memahami materi yang telah disampaikan oleh guru.

Melihat kondisi di atas, wawancara kembali dilakukan kepada beberapa orang tua/wali murid tentang kegiatan peserta didik selama di rumah. Hasil wawancara menunjukkan bahwa rata-rata anak menghabiskan waktu mereka di depan layar gadget dan hampir tidak pernah lagi membuka buku pelajaran ketika di luar sekolah. Masing-masing anak sibuk berinteraksi di media sosial atau mengoperasikan beberapa aplikasi yang ada di gadget mereka. Hal ini dapat dilihat dari maraknya siswa yang sering upload photo dan video hasil editan beberapa aplikasi android yang kemudian di share melalui media sosial (Instagram, Path, Facebook, twitter, dan lain-lain). jika ini dibiarkan, maka akan berdampak pada menurunnya minat belajar anak dan berimbas pada merosotnya prestasi siswa.

Jika diperhatikan secara detail, sebenarnya para pelajar ini memiliki kemampuan dan kreativitas yang baik untuk menunjang pendidikannya jika diarahkan pada hal-hal yang positif. Kemampuan siswa dalam mengoperasikan aplikasi android, khususnya potensi dalam pembuatan video yang memadu-padankan beberapa photo, tulisan, dan suara dengan background musik yang menarik dapat dimanfaatkan oleh guru untuk membuat proyek tugas pelajaran mereka. Dalam hal ini guru dapat mengkolaborasikan pelajaran, kreativitas, dan hobi siswa untuk membangun minat belajar. Dengan memberikan tugas berupa pembuatan video kreatif yang berisi tentang materi pelajaran, siswa akan tetap dapat mengulang materi pelajaran tanpa harus meninggalkan hobinya di layar gadget.

Beradasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pemanfaatan Aplikasi Android untuk Meningkatkan Minat Siswa dalam Mengerjakan PR atau Tugas Sekolah. Pemanfaatan aplikasi android dalam penelitian ini berfokus pada pembuatan video yang berisi materi pelajaran IPA melalui metode pemberian tugas. Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan aplikasi android untuk meningkatkan minat belajar dalam menyelesaikan PR atau tugas mata pelajaran IPA Terpadu.

(3)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Dalam penelitian ini dilaksanakan perlakuan terhadap siswa yang mempunyai minat rendah dalam menyelesikan PR atau tugas mata pelajaran IPA Terpadu di SMP IT Arrozaq Rantauprapat. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP IT Arrozaq Rantauprapat yang berjumlah 35 orang. Kelas VIII terdiri dari 2 kelas yaitu Kelas VIIIA dan VIIIB dan masing-masing kelas terdiri dari 17 dan 18

siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rubrik pengecekan video dengan tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi ke sekolah untuk melihat keadaan siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas.

b. Wawancara kepada guru IPA untuk melihat presentasi siswa dalam mengerjakan tugas atau PR serta rekap nilai harian siswa.

c. Wawancara beberapa wali murid untuk mengetahui kegiatan siswa selama di rumah. d. Membuat instrument dalam bentuk angket untuk mengukur minat belajar dan

efektivitas pemanfaatan aplikasi android dalam mengerjakan tugas. 2. Tahap pelaksanaan

Setelah tahap-tahap perencanaan selesai dilakukan, langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah tahap pelaksanaan yang meliputi:

a. Memberikan pemahaman dan mekanisme tentang pentingnya pemanfaatan aplikasi android kepada seluruh siswa SMPIT Arrozaq.

b. Mengajak guru IPA bekerjasama untuk memberikan PR atau tugas ke siswa berupa pembuatan video kreatif yang berisi tentang materi IPA yang telah diajarkan melalui aplikasi android. Tugas ini diberikan satu kali dalam satu bulan untuk masing-masing kelas. Lamanya kegiatan dalam tahap ini berlangsung selama tiga bulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap Pelaksanaan

Sebelum masuk ke tahap pelaksanaan, peneliti memberikan pemahaman dan mekanisme tentang pentingnya pemanfaatan aplikasi android kepada seluruh siswa SMPIT Arrozaq. Setelah itu, peneliti mengajak guru IPA Terpadu bekerjasama untuk memberikan PR atau tugas ke siswa berupa pembuatan video kreatif yang berisi tentang materi IPA yang telah diajarkan melalui aplikasi android. Tugas ini diberikan satu kali dalam satu bulan untuk masing-masing kelas. Lamanya kegiatan dalam tahap ini berlangsung selama tiga bulan. Video yang dikumpulkan akan diperiksa kualitasnya oleh peneliti sebagai tahap evaluasi. Tahap Evaluasi

Peneliti melakukan pengecekan terhadap video yang dibuat oleh siswa SMPIT Arrozaq yang dikumpulkan setiap akhir bulan. Pengecekan dilakukan untuk melihat peningkatan kemampuan pemahaman yang dituangkan ke dalam video. Konten video yang

(4)

dievaluasi mengacu pada indikator yang telah ditetapkan yakni ditinjau dari materi, performance, dan kreativitas.

Tabel 5.1 Rubrik Pengecekan Video

Indikator Konten yang dimunculkan YaHasilTidak

Materi

Kesesuaian konsep materi pelajaran Mampu menyampaikan materi dengan jelas

Kelengkapan topik sub materi yang disampaikan

Performance Percaya diriBahasa yang menarik

Kreativitas

Menampilkan video yang menarik Memunculkan gambar dan tulisan yang baik

Media yang digunakan

Dalam pelaksanaannya siswa dikelompokkan menjadi 5 kelompok untuk masing-masing kelas. Satu kelompok terdiri dari 3-4 orang sehingga total kelompok dalam penelitian ini adalah 10 kelompok.

Pengecekan Video di Bulan Pertama

Video pertama dikumpulkan setelah 4 minggu pembelajaran yakni pada akhir bulan Mei 2017. Berikut adalah deskripsi data hasil pengecekan video berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.

Materi Performance Kreativitas

0 10 20 30 40 20 35 30

Rerata persentase pencapa-ian indikator konten video

Gambar 1 Persentase pencapaian indikator konten video di bulan pertama

Data di atas merupakan hasil rata-rata keseluruhan kelompok dalam pencapaian indikator konten video yang telah dibuat oleh siswa. Hasil pengecekan konten video pertama

(5)

ini menunjukkan bahwa rata-rata pencapaian indikator masih terlalu rendah yaitu 20% untuk materi, 35% untuk performance, dan 30% untuk kreativitas videonya.

Terkait konten materi yang disajikan dalam video, rata-rata kelompok masih belum mampu menyampaikan dengan baik materi-materi yang menjadi topiknya. Rata-rata siswa masih terpaku dengan teks buku maupun catatan yang mereka hafal sehingga sering terjadi salah pengucapan yang mengakibatkan ketidaksesuaian dengan konsep sebenarnya. Selain itu, masih ada 4 dari 10 kelompok yang belum menyampaikan sub materi secara lengkap. Untuk performence anggota kelompok yang terekam dalam video, rata-rata siswa masih kurang percaya diri dalam menyampaikan penjelasannya. Masih banyak siswa yang terbata-bata dalam pengucapan serta menampilkan ekpresi wajah berpikir sehingga terlihat seperti menghapal mati apa yang diucapkan. Selain itu gestur tubuh yang tidak tenang sehingga hasil video terlihat begitu kaku. Video pertama ini juga masih terlihat begitu kaku dan sederhana. Belum banyak animasi, gambar, maupun tulisan yang menghiasi tampilan video. Apa yang mereka rekam saat proses pembuatan video, itu juga yang akan mereka tampilkan formatnya, itu artinya kemampuan editing mereka masih sangat rendah. Begitu juga dengan media yang digunakan, siswa masih belum jeli terhadap benda-benda sekitar yang mampu dijadikan media dalam menyampaikan materinya.

Berdasarkan deskripsi data hasil pengecekan konten video di bulan pertama ini, peneliti melakukan evaluasi dengan temu muka kepada seluruh siswa yang menjadi subjek penelitian. Peneliti memotivasi siswa untuk terus belajar dalam menyajikan tugas sebaik mungkin, juga memberikan arahan dalam editing video dengan beberapa aplikasi android yang mudah di unduh dari play store. Peneliti juga menampilkan beberapa video pembelajaran karya anak bangsa agar dapat menginspirasi setiap kelompok untuk terus memperbaiki konten videonya.

Evaluasi di Bulan Kedua

Video kedua dikumpulkan setelah 4 minggu pembelajaran yakni pada akhir bulan Juni 2017. Berikut adalah deskripsi data hasil pengecekan video berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.

Materi Performance Kreativitas

0 20 40 60 46.67 55 50

Rerata persentase pencapa-ian indikator konten video

(6)

Data di atas merupakan hasil pengecekan video kedua dalam pencapaian indikator konten video yang telah dibuat oleh siswa yaitu 47% untuk materi, 55% untuk performance, dan 50% untuk kreativitas videonya. Hasil pengecekan kedua ini menunjukkan bahwa rata-rata pencapaian indikator mengalami peningkatan persentase sekitar 20%.

Terkait konten materi yang disajikan dalam video, rata-rata kelompok sudah mulai mampu menyampaikan dengan baik materi yang menjadi topiknya, meski belum begitu baik dalam menjelaskan konsep yang dijabarkan. Rata-rata siswa sudah tidak terpaku dengan menghapal buku teks maupun catatan, namun kemampuan liguistik dalam penyampaian masih harus terus dikembangkan. Untuk performence anggota kelompok yang terekam dalam video, rata-rata kelompok sudah memunculkan rasa percaya diri dalam menyampaikan penjelasannya, hanya saja ekspresi wajah berpikir dan sedikit terbata-bata dalam pengucapan masih sering terlihat. Walau begitu, setiap kelompok mulai tampil dengan tenang dalam video kedua ini. Kreativitas dalam penyajian video kedua ini sudah banyak terlihat. Beberapa kelompok sudah mulai memanfaatkan barang-barang di sekitar untuk dijadikan media sederhana, hanya saja masih perlu penyesuaian media terhadap konsep materi yang akan disampaikan. Untuk kreativitas dalam editing video, setiap kelompok sudah mulai memiliki peningkatan hanya saja masih perlu banyak belajar agar videonya menjadi lebih baik.

Berdasarkan deskripsi data hasil pengecekan konten video di bulan kedua ini, peneliti melakukan evaluasi kembali dengan bertatap muka kepada siswa yang menjadi subjek penelitian. Peneliti menyampaikan beberapa peningkatan kualitas video yang dibuat oleh siswa serta memotivasi kembali untuk terus memperbaiki dan belajar dalam menyajikan tugas sebaik mungkin.

Evaluasi di Bulan Ketiga

Video ketiga dikumpulkan setelah 4 minggu pembelajaran yakni pada pertengahan bulan Agustus 2017. Berikut adalah deskripsi data hasil pengecekan video berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.

Materi Performance Kreativitas

0 20 40 60 80 100 76.67 75 83.33

Rerata persentase pencapa-ian indikator konten video

(7)

Data di atas merupakan hasil pengecekan video ketiga dalam pencapaian indikator konten video yang telah dibuat oleh siswa. Gambar 5.3 menunjukkan bahwa persentase rata-rata kelompok dalam pencapaian indikator adalah 77% untuk materi, 75% untuk performance, dan 83% untuk kreativitas videonya. Hasil pengecekan ketiga ini menunjukkan bahwa rata-rata pencapaian indikator sudah mengalami peningkatan yang begitu pesat dibandingkan dengan persentase pencapaian indikator konten video yang pertama dan kedua.

Pada konten materi yang disajikan di video ketiga ini, rata-rata kelompok sudah mampu menjelaskan dengan baik materi yang menjadi topiknya. Dalam penyampaiannya, semua kelompok dapat menjelaskan sub materi pelajaran IPA Terpadu dengan konsep yang benar dan lengkap. Rata-rata siswa dalam kelompok sudah tidak terpaku dengan menghapal buku teks maupun catatan sehingga dapat menyampaikan materi dengan santai dan tenang. Untuk performence anggota kelompok yang terekam dalam video, rata-rata kelompok sudah memunculkan rasa percaya diri dalam menyampaikan penjelasannya, ekspresi wajah berpikir sudah tidak terlihat lagi di video ketiga ini, hanya saja 2 dari10 kelompok masih sedikit terbata-bata dalam penyampaiannya. Video ketiga yang dikumpulkan ini sudah beragam dan tidak terlihat kaku, ini artinya kreativitas kelompok dalam penyajian video sudah meningkat sangat baik. Seluruh kelompok sudah mampu memanfaatkan barang-barang di sekitar untuk dijadikan media sederhana dalam penyampaian materi, hanya saja masih perlu terus dikembangkan pemilihan media yang sesuai dengan konsep materi yang menjadi topiknya. Untuk kreativitas dalam editing video, setiap kelompok sudah mampu menyisipkan animasi, gambar, musik serta tulisan-tulisan menarik yang menjadikan video terlihat lebih baik. Pemilihan warna-warna dan icon menarik sesuai usia mereka menjadikan video lebih terlihat apik. Meski demikian, kemampuan editing ini juga harus terus ditingkatkan agar menghasilkan karya yang lebih menarik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengecekan video yang telah dilakukan, kesimpulan sementara penelitian adalah minat belajar siswa dalam mengerjakan tugas berupa video sudah baik, hal ini dibuktikan dengan peningkatan capaian indikator pengecekan video yang terus meningkat di setiap bulannya, juga krativitas yang semakin baik di setiap kelompok dalam menyajikan videonya.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan di bab sebelumnya, peneliti menilai masih perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pemanfaatan aplikasi android dalam mengerjakan tugas IPA Terpadu. Oleh karena itu, saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut.

(8)

[1] Darmawan, Ricky. 2015. Pengaruh Minat Belajar Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SD Negeri 01 Wonolopo Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi thesis. Universitas Muhammadiyah Surakarta: Surakarta

[2] Gosta, Demis Rizky. 2016. Penjualan Smartphone di Indonesia 2015 Sentuh 33 Juta Unit. http://industri.bisnis.com/read/20160408/257/536075/penjualan-smartphone-di-indonesia-2015-sentuh-33-juta-unit, acces: 24 april 2016; 09:04 WIB)

[3] Hasella, M.O. 2013. Dampak Penggunaan Smarthphone di Kalangan Pelajar. Universitas Lambung Mangkurat Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPA.

[4] Hanafi dan Samsudin. 2012. Mobile Learning Environment System (MLES): The Case of Android-based Learning Application on Undergraduates’ Learning. (IJACSA) International Journal of Advanced Computer Science and Applications,Vol.3, No.3, 2012 [5] Kurniawan, Dwi Lathif. 2013. Pengaruh Lingkungan Belajar, Minat Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran TIK Kelas X SMA N 1 Kota Mungkid, Magelang. Jurnal Ilmiah : Yogyakarta

[6] Susanto, ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana prenada media group : Jakarta

[7] Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Edisi revisi. Rineka cipta : Jakarta.

[8] Mufidah, Nurul. 2013. Persepsi Peserta Didik dan Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Hasil Belajar Materi Kebijakan Ekonomi. Jurnal UNESA : Surabaya

[9] Murtiwiyati dan Glenn. 2013. Rancang Bangun Aplikasi Pembelajaran Budaya Indonesia Untuk Anak Sekolah Dasar Berbasis Android. Jurnal Ilmiah KOMPUTASI. Volume 12 Nomor : 2, Desember 2013 ISSN : 1412-9434, Jakarta

[10] Mursid N, Yushanafi. 2012. Perbedaan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Diklat Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektronik Dengan Menggunakan Software Tutorial Plc Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Pengasih. Jurnal Skripsi UNY : Yogyakarta

Gambar

Gambar 1 Persentase pencapaian indikator konten video di bulan pertama
Gambar 2 Persentase pencapaian indikator konten video di bulan kedua
Gambar 3 Persentase pencapaian indikator konten video di bulan ketiga

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengamatan yang telah dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Pemdes Genengadal, hasil belajar IPS relatif rendah, hal ini dikarenakan situasi pembelajaran yang

commit to user ª··· ÜßÚÌßÎ ×Í× Ø¿´¿³¿² ØßÔßÓßÒ

Tujuan utama dari analisis kredit adalah untuk menentukan kesanggupan dan kesungguhan seseorang peminjam untuk membayar kembali pinjaman sesuai dengan persyaratan dalam

Pada desain interior diperlukan untuk menemukan dan menganalisa data-data yang berhubungan erat dengan desain interior radio Jeje FM Surabaya seperti halnya

Anggota kelompok tani memiliki sistem tata nilai luhur yang dicirikan dengan persepsi sebagian besar anggota terhadap hakekat hidup adalah baik, bekerja

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) metode jigsaw lebih efektif daripada metode konvensional dalam meningkatkan hasil belajar TPHP siswa kelas XI

Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, berkenaan dengan pengembangan kondisi kehidupan efektif sehari-sehari (KES) dan penanganan

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah sistem akuntansi pengeluaran kas yang diterapkan pada Yayasan LPTP Surakarta sudah cukup baik, akan tetapi penulis menyarankan