• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

17

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Reviu Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu oleh (Mas’ud 2008) dengan objek perusahaan di BEI sector infrastruktur mendapati bahwa struktur modal memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, selain sector infrastruktur penelitian ini juga meneliti sector utilitas dan transportasi dengan hasil struktur modal juga berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun pada penelitian yang dilakukan oleh (Sumarauw, Mangantar, and Rumondor 2015) menunjukkan bahwa stuktur modal berpengaruh positif dan tidak signifikan pada perusahaan farmasi yang terdapat di BEI.

Risiko bisnis merupakan suatu resiko perusahaan yang timbul akibat ketidak sesuaian rencana dan hasil yang dicapai oleh perusahaan. Dalam penelitian (Sumarauw, Mangantar, and Rumondor 2015) mendapatkan hasil jika risiko perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan pada nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan (Wiksuana 2016) menunjukkan hasil bahwa risiko bisnis memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perusahaan. Hasil penelitian (Dewi and Sujana 2019) menunjukkan hasil yang berbanding terbalik yaitu risiko bisnis berpengaruh negative terhadap nilai perusahaan.

Dalam rangka memaksimalkan nilai perusahaan, maka suatu entitas harus memenuhi tanggungjawab. Tanggungjawab sebuah perusahaan tidak hanya kepada pemegang saham, tanggungjawab perusahaan meliputi tangggungjawab kepada karyawan, konsumen dan lingkungan dalam segala aspek operasional. CSR adalah suatu konsep bahwa suatu organisasi, khususnya perusahaan memiliki suatu tanggungjawab yang harus dipenuhi guna bertambahnya nilai perusahaan. Dengan melaksanakan CSR, perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya yang akhirnya menjadi beban dan mengurangi pendapatan sehingga tingkat profit perusahaan akan turun(Khafa and Laksito 2015).

(2)

18 Penelitian yang dilakukan oleh (Khafa and Laksito 2015) menyatakan bahwa dengan menggunakan CSR maka perusahaan akan mendapati tingkat profit yang menurun. Peran CSR dalam perusahaan semakin dikembangkan oleh peneliti yang seperti (Fauzi, Suransi, and Syah 2016) menyatakan bahwa hasil penelitiannya memberikan hasil CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Pada penelitian (Retno and Priantinah 2012) menyatakan bahwa CSR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian terdahulu tersebut sejalan dengan paradigma bahwa keberhasilan suatu perusahaan dalam jangka panjang hanya akan dicapai ketika perusahaan melaksanakan tanggungjawab social masyarakat dan para stakeholdernya.

2.2 Tinjauan Pustaka A. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan ditambah nilai pasar hutang(Mas’ud 2008). Nilai perusahaan merupakan nilai yang bersedia dibayar oleh investor apabila perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan berkaitan erat dengan harga saham, sehingga apabila harga saham tinggi maka nilai perusahaan akan semakin tinggi dan sebaliknya. Nilai perusahaan yang tinggi akan menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi (Dewi and Sujana 2019). Meningkatkan nilai perusahaan atau nilai saham merupakan tujuan perusahaan, apabila nilai saham meningkat maka nilai perusahaan di hadapan investor akan semakin baik, sehingga investor akan tertarik untuk berinvestasi.

Dalam melakukan investasi, investor memerlukan informasi tentang penilaian saham yang ada di pasar modal. Terdapat tiga jenis penilaian yang beruhubungan dengan saham yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsic (intrinsic value)(Sumarauw, Mangantar, and Rumondor 2015). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan yang ada di perusahaan, nilai pasar merupakan pembukuan nilai saham yang terdapat di pasar saham dan nilai intrinsic adalah nilai sebernarnya dari per lembar saham.

(3)

19 Penentuan nilai intrinsic saham adalah dengan menggunakan beberapa pendekatan, salah satunya adalah Price Book Ratio (PBV). PBV atau rasio harga pernilai buku adalah hubungan antara harga saham dengan nilai buku perlembar saham(Sumarauw, Mangantar, and Rumondor 2015).

B. Struktur Modal

Menurut (Sumarauw, Mangantar, and Rumondor 2015) struktur modal merupakan perimbangan antara modal sendiri dengan modal asing, modal sendiri berupa laba ditahan dan kepemilikan sagham, sedangkan modal asing berupa hutang. Dalam penetapan struktur modal, sebuah perusahaan harus mempertimbangkan komposisi penyusunan modal sehingga komponen modal yang ada diperusahaan dapat di pertanggungjawabkan.

Komponen penyusun struktur modal adalah kombinasi antara utang, saham preference, dan saham ekuitas. Komponen tersebut nantinya akan digunakan perusahaan untuk merencanakan mendapatkan modal. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai perusahaan dengan meminimalkan biaya modal perusahaan (Sumarauw, Mangantar, and Rumondor 2015). Perusahaan berharap susunan struktur modal tercapai secara maksimal sehingga resiko dan pengembalian akan seimbang dan harga saham dapat dimaksimalkan.

Teori struktur modal menjelaskan perimbangan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri atau ekuitas (Harjito 2011). Menurut Modigliani-miller (MM) struktur modal tidak berpengaruh pada nilai perusahaan, hasil penelitian MM tersebut dianggap tidak relevan karena hutang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dalam asumsi MM bunga atas utang dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak, maka nilai perusahaan meningkat terus sejalan dengan makin besarnya jumlah utang yang digunakan, dan karena itu nilainya akan mencapai titik maksimum bila seluruhnya dibiayai dengan utang(Modigliani and Miller 1958). (Weston and Brigham 1990) Asumsi –asumsi MM mencakup hal –hal sebagai berikut:

(4)

20 2. Tidak ada pajak perorangan

3. Para investor dapat meminjam dengan suku bunga yang sama dengan perusahaan

4. Investor dan manajemen mempunyai informasi yang sama mengenai peluang investasi perusahaan di masa mendatang

5. Semua utang perusahaan tidak mengandung risiko, berapapun jumlah utang yang digunakan

6. EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan hutang.

Selanjutnya dengan asumsi-asumsi tersebut (Modigliani and Miller 1958) mengajukan dua preposisi yang dikenal sebagai preposisi Modligiani – Miller yaitu :

Preposisi I: nilai perusahaan yang berutang sama dengan nilai dari perusahaan yang tidak berutang, hal tersebut muncul karena perubahan struktur modal dari sebuah perusahaan tidak mempengaruhi nilai perusahaan, sehingga nilai perusahaan akan tetap sama dan tidak dipengaruhi oleh komposisi utang dan modal dalam pembiayaan perusahaan.

Preposisi II: biaya modal saham akan meningkat apabila perusahaan memperoleh pinjaman atau pendanaan dari pihak luar. Risiko modal atau risiko ekuitas bergantung pada risiko dari operasional perusahaan dan tingkat utang perusahaan. Teori pecking order yang dikembangkan oleh (Stewart C. Myers 1984) dalam analisis struktur modal yaitu, sumber utama modal perusahaan yang pertama kali harus berasal dari hasil usaha perusahaan yang berupa keuntungan bersih setelah pajak yang tidak dibagikan kepada para pemilik perusahaan atau pemegang saham (laba ditahan). Laba ditahan ini akan diinvestasikan kembali dalam usaha atau proyek perusahaan yang menguntungkan(Stewart C. Myers 1984). Jika laba ditahan tidak cukup untuk membiayai proyek investasi yang menguntungkan tersebut, maka perusahaan dapat meningkatkan modalnya dengan mencari dana hutang dan kemudian dari modal sendiri atau ekuitas (Stewart C. Myers 1984). Teori pecking

(5)

21 order muncul sebagai salah satu teori struktur modal yang menjelaskan bagaimana proses pembiayaan kegiatan dalam sebuah perusahaan.

Teori trade off menyatakan bahwa dalam hubungan struktur modal dengan nilai perusahaan terdapat suatu tingkat leverage yang optimal(Harjito 2011). Menurut teori ini untuk memperoleh struktur modal yang optimal perusahaan perlu menyeimbangkan agency cost of financial distress dan the tax advantage of debt financing (Harjito 2011). Implikasi dari teori trade off ini adalah ketika manajer akan berfikir untuk melakukan trade off antara penghematan pajak dan biaya kesulitan keuangan dalam komponen penyusun struktur modal. Dalam teori ini apabila perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi cenderung akan mengurangi pajaknya dengan cara meningkatkan rasio utang sehingga utang tersebut akan mengurangi pajak perusahaan.

C. Risiko Bisnis

Menurut Fahmi (2010:2) manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas rentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagi pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis. Weston (1996) dalam (Wiagustini and Pertamawati 2015) menyatakan risiko bisnis adalah ketidakpastian dalam proteksi perusahaan atas tingkat pengembalian atau laba di masa mendatang. Jika suatu perusahaan memiliki risiko bisnis yang tinggi maka akan berdampak pada penurunan nilai perusahaan dan apabila tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan tinggi maka harga saham akan naik. Risiko dapat dibagi menjadi dua, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis(Keown, Martin, and Petty 2005):

a. Risiko sistematis

Risiko sistematir atau systematic risk adalah risiko yang tidak bias dideversifikasikan atau dengan kata lain risiko yang sifatnya mempengaruhi decara menyeluruh. Systematic risk disebut juga dengan market risk atau risiko umum.

(6)

22 Risiko tidak sistematis atau unsystematic risk, yaitu hanya membawa dampak pada perushaan yang terkait saja. Jika suatu perusahaan mengalami unsystematic risk maka kemampua untuk mengatasinya masih akan bias dilakukan, karena perusahaan bias menerapkan berbagai strategi untuk mengatasinya seperti diversifikasi portofolio. Strategi lain yang bias diterapkan pada saat harga sekuritas perusahaan jatuh adalah dengan menerapkan berbagai resiko spesifik atau risiko yang dapat duideversifikasikan.

Investor dan calon investor yang inin berinvestasi akan berhati- hati dan mempertimbangkan risiko dalam sebuah perusahaan guna menghindari berbagai permasalahan yang akan timbul dimasa depan. Menurut (Fahmi 2010)adapun risiko yang bias dialami pada perusahaan manufaktur sub sector makanan dan minuman yaitu:

1) Produk yang diproduksi memiliki masa kadaluarsa

2) Produk yang dihasilkan sangat bergantung pada hasil alam, seperti hasil pertanian, sehingga jika terjadi gagal panen, sepertii banjir, tersserang hama, dan lain-lainnya akan mengganggu produksi serta harga bahan mentah akan mengalami kenaikan

3) Perusahaan harus memiliki cadangan yang mencukupi karena usia prosuk adalah singkat, ini dilakukan guna mengantisipasi timbulnya berbagai permasalahan dikemudian hari

4) Untuk makanan dalam kemasan sangat dipengaruhi oleh kualitas dan desain kemasan (packing) yang digunakan yaitu kewatan makanan dan daya tarik dari desain yang ditampilkan, ini mampu mempengaruhi konsumen

5) Setiap produk makanan dan minuman nmemiliki ciri khasnya masing-masing yaitu yang membedakan dengan sejenisnya. Seperi susu merk anlene kusus untuk mencegah tulang keropos, susu merk child kid khusus untuk anak-anak, dan sebagainya

6) Setiap makanan dan minuman yang dipasarkan harus mendapayakan izin dari Depkes dan ijin/ pendaftaran dari Ditjen POM. Sebagai bentuk bahwa makanan dan minuman tersebut legal/layak konsumsi

(7)

23 7) Harus terus melakukan inovasi prosuk agar selera konsumen tidak mudah

bosan.

Teori sinyal adalah teori yang menjelaskan tentang pentingnya sebuah perusahaan untuk memberikan informasi terkait laporan keuangan kepada pengguna antara lain investor, calon investor dan public yang membutuhkan. (Brigham and Joel F 2006) menyatakan bahwa sinyak adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Dalam teori sinyal dijelaskan bahwa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal karena sering terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar.

D. Corporate Social Responbility (CSR)

Tanggung jawab social perusahaan atau biasa disebut CSR merupakan bentuk tanggungjawab sebuah perusahaan kepada pemegang saham, konsumen,karyawan, dan masyarakat luas. Menurut (Fajriana and Priantinah 2016) CSR merupakan bentuk tanggungjawab perusahaan dalam memperbaiki kesenjangan social dan kerusakan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas operasional perusahaan. Bagi para investor, mereka akan lebih tertarik dengan perusahaan yang memiliki citra baik di masyarakat. Apabila perusahaan memiliki citra yang baik maka konsumen akan semakin percaya terhadap perusahaan tersebut.

Penerapan CSR dapat dijadikan perusahaan sebagai upaya untuk meningkatkan citra perusahaan di hadapan investor dan masyarakat sehingga dapat membangun dan menciptakan reputasi yang baik di pasar saham.

Menurut (Stepfanni Rahardjo, Devie A.K 2019) ada 3 prinsip utama CSR, yaitu antara lain:

1. Sustainability

Prinsip ini berkaitan dengan dampak sebuah tindakan yang diambil pada masa sekarang dapat memiliki beberapa kemungkinan ketersediaan sumber

(8)

24 daya di masa depan. Apakah cukup atau tidak sumber daya tersebut di masa depan. Hal ini menjadi perhatian

penting jika jumlah sumber daya yang dimiliki terbatas. 2. Accountability

Accountability berkaitan dengan pengakuan perusahaan dalam melakukan tindakan yang mempengaruhi lingkungan sekitar perusahaan dan karena pengakuan tersebut perusahaan berasumsi untuk bertanggung jawab pada tindakan yang dilakukan. Prinsip ini berdampak pada perhitungan dari tindakan yang akan diambil perusahaan baik internal organisasi maupun eksternal. 3. Transparancy

Transparancy merupakan prinsip dasar mekanisme pelaporan perusahaan, pelaporan yang diungkapkan, diharapkan setiap kegiatan yang dilakukan dipastikan akan dilaporankan secara fakta dan tidak ada yang disembunyikan dalam laporan tersebut.

Teori legitimasi secara luas digunakan untuk menjelaskan motivasi

pengungkapan lingkungan secara sukarela oleh organisasi(Pellegrino and Lodhia 2012). Teori ini menjelaskan bahwa pengungkapan tanggungjawab yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat yang berada di sekitar perusahaan dan memaksimalkan kekuatan keuangan perusahaan dalam jangka panjang. Menurut (Ashforth and Gibbs 1990), terdapat dua pendekatan yang dilakukan oleh perusahaan guna mendapatkat legitimasi dari masyarakat. Yaitu:

a. Pendekatan subtantif : adalah perubahan konkret atas tindakan perusahaan ditujukan unuk menyesuaikan strategi perusahaan dengan norma social yang ada

b. Pendekaan simbolis : praktik bisnis dilakukan untuk memengaruhi presepsi pemangku kepentingan secara positif tanpa benas- benaer melakukan perubahan nyata sehingga pemangku kepentingan bias salah mengira bahwa perusahaan telah berkomitmen untuk memenuhi ekpetasi social.

Sebuah kerangka kerja yang menggabungkan teori legitimasi dan prespektif berbasis sumber daya mengasumsikan bahwa manajer semakin perlu

(9)

25 mempertimbangkan pengungkapan tanggungjawab social sebagai alat untuk meningkatkan perilaku social dan lingkungan dalam situasi terterntu(Amran, Lee, and Devi 2014).

2.3 Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan

Teori struktur modal menjelaskan perimbangan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri atau ekuitas (Harjito 2011). Menurut Modigliani-miller (MM) struktur modal tidak berpengaruh pada nilai perusahaan, hasil penelitian MM tersebut dianggap tidak relevan karena hutang dapat meningkatkan nilai perusahaan.

(Stewart C. Myers 1984) mengembangkan teori pecking order, dalam analisis struktur modal yaitu, sumber utama modal perusahaan yang pertama kali harus berasal dari hasil usaha perusahaan yang berupa keuntungan bersih setelah pajak yang tidak dibagikan kepada para pemilik perusahaan atau pemegang saham (laba ditahan).

Teori trade off menyatakan bahwa dalam hubungan struktur modal dengan nilai perusahaan terdapat suatu tingkat leverage yang optimal (Harjito 2011). Struktur modal sangat berpengaruh terhadap keuangan suatu perusahaan terutama nilai perusahaan. Suatu perusahaan perlu merumuskan struktur modal secara optimal guna memperoleh komposisi stuktur modal yang terbaik.

Penelitian yang dilakukan (Fernandes Moniaga 2013) struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian (Sumarauw, Mangantar, and Rumondor 2015) stuktur modal berpengaruh positif pada perusahaan. Komponen truktur modal yang baik akan meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan :

(10)

26 2. Pengaruh risiko bisnis terhadap nilai perusahaan

Teori sinyal adalah teori yang menjelaskan tentang pentingnya sebuah perusahaan untuk memberikan informasi terkait laporan keuangan kepada pengguna antara lain investor, calon investor dan public yang membutuhkan. (Brigham and Joel F 2006) menyatakan bahwa sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan

Investor dan calon investor belum mengetahui secara pasti apakah investasi yang akan mereka lakukan memiliki hasil yang baik atau tidak di masa depan. Sehingga investor dan calon investor perlu memahami risiko yang ada dalam perusshaan sebelum akhirnya berinvestasi. Risiko di masa depan dapat di cegah dengan cara memahami risiko kemudian mencegah risiko tersebut dengan langkah mengidentifikasi dan meminimalisir kegagalan sehingga perusahaan mampu memenuhi target dan menciptakan peluang bisnis yang menguntungkan baik bagi internal maupun eksternal.

Sesuai dengan trade off theory yang menyatakan bahwa semakin besar hutang maka semakin besar risiko kebangkrutan yang akan ditanggung oleh perusahaan sehingga akan menyebabkan nilai perusahaan menjadi turun. Hal ini disebabkan semakin besarnya beban bunga tetap yang harus dibayarkan akan meningkatkan risiko. Penelitian yang dilakukan (Wiksuana 2016) menunjukkan hasil bahwa risiko bisnis memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh (Ginting et al. 2020) menunjukan hasil yang sama yaitu resiko bisnis memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan :

H2 : risiko bisnis berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan 3. Pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan

Teori legitimasi secara luas digunakan untuk menjelaskan motivasi pengungkapan lingkungan secara sukarela oleh organisasi(Pellegrino and Lodhia 2012).Dengan melakukan csr, perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya yang akhirnya akan menjadi beban dan mengurangi

(11)

27 pendapatan sehingga menurunkan tingkat profit yang dimiliki perusahaan. tetapi dengan melaksanakan CSR citra perusahaan akan semakin dan memberikan dampak positif terhadap perusahaan.

Dampak positif tersebut antara lain meningkatnya loyalitas konsumen kepada perusahaan yang membuat tingkat penjualan perusahaan semakin tinggi. Dengan melaksanakan CSR perusahaan mengharapkan peningkatan profit perusahaan. Selain itu apabila citra perusahaan kepada stakeholdernya baik maka investor juga akan tertarik untuk berinvestasi kepada perusahaan.

(wahjuni latifah 2012) menyatakan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, (Fauzi, Suransi, and Syah 2016) menyatakan bahwa hasil penelitiannya memberikan hasil CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Retno and Priantinah 2012) dengan hasil bahwa CSR memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan :

H3 : CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

2.4 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah gambaran umum mengenai pengaruh yang dimiliki oleh struktur modal (DER), risiko bisnis (DOL), dan corporate social responbility (CSR) terhadap nilai perusahaan (PBV) manufaktur sub sector makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2018-2020.

Risiko Bisnis (DOL) Struktur Modal (DER)

Corporate Social Responbility (CSR)

Referensi

Dokumen terkait

Pada tingkat makro, jalur-jalur lewat mana liberalisasi perdagangan internasional dapat membawakan keuntungan-keuntungan secara luas adalah berikut ini:

1) Terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan terlibatnya siswa dalam kegiatan

Produksi maksimum volume biogas yang diperoleh adalah 3,6696 m 3 /hari pada sirkulasi 1 : 1,5 (310 menit), hal ini selain disebabkan oleh perlakuan sirkulasi yang cukup lama

Di daerah pedesaan yang jauh dari bandar udara, kebiasan anak-anak jika melihat/mendengar pesawat udara sedang melintasi perkampungan mereka. Abdullah, mengamati

Medical – surgical nursing: Assessment and management of clinical problems.. Eighth

adalah peneliti akan meneliti ekstrak flavonoid daun kersen (Muntingia calabura L.) yang di formulasikan dengan lotion terhadap sebagai antibakteri pada ulkus diabetikum.

- bahwa Majelis tidak sependapat dengan dalil Pemohon Banding yang menyatakan ketentuan yang harus dipergunakan dalam pemajakan atas keuntungan karena pengalihan

• Pembebasan  pajak  penghasilan  untuk  balik  nama  harta  tambahan.. Pajak  yang  seharusnya  tidak