• Tidak ada hasil yang ditemukan

Code Of Conduct bersama-sama dengan kebijakan Perusahaan lainnya diharapkan saling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Code Of Conduct bersama-sama dengan kebijakan Perusahaan lainnya diharapkan saling"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

i KATA PENGANTAR

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) menempati peranan penting dalam menentukan keberhasilan Perusahaan. Dengan GCG Perusahaan mempertahankan kesinambungan Perusahaan, meningkatkan nilai Perusahaan dan kepercayaan pasar, meningkatkan kinerja dan efisiensi serta pelayanan kepada pemangku kepentingan sebagai bentuk pertanggungjawaban Perusahaan kepada Pemegang Saham.

Selain tunduk dan patuh terhadap peraturan dan perundangan yang berlaku, kepercayaan dari Pemangku Kepentingan menjadi salah satu pertimbangan Perusahaan untuk mencapai tujuannya. Untuk itu Perusahaan harus menjunjung tinggi nilai-nilai Perusahaan dengan berinteraksi dan berperilaku sesuai dengan etika bisnis dengan Pemangku Kepentingan lainnya.

Dalam rangka menjalankan etika bisnis yang baik, Perusahaan menetapkan Pedoman Perilaku yang selanjutnya disebut Code Of Conduct, sebagai panduan Perusahaan dan seluruh insan Perusahaan dalam berperilaku sesuai etika bisnis.

Code Of Conduct bersama-sama dengan kebijakan Perusahaan lainnya diharapkan saling mengisi dan melengkapi satu sama lain. Perangkat tersebut apabila dijalankan dengan konsisten, sungguh-sungguh dan dengan kesadaran tinggi oleh Insan Perusahaan, mampu memberikan nilai tambah bagi Perusahaan dalam mewujudkan visinya menjadi Perusahaan yang terpercaya dan terandal.

Jakarta, Agustus 2017

Widodo Ekatjahjana Solihah

Plt. Komisaris Utama Direktur Utama

(6)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAGIAN PERTAMA ... 1

PRINSIP DASAR PEDOMAN ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA ... 1

1. Dasar Pemikiran ... 1

2. Pernyataan Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan ... 1

3. Tujuan ... 3

4. Manfaat ... 4

5. Pengertian ... 4

6. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) ... 5

BAGIAN KEDUA... 7

ETIKA BISNIS PERUSAHAAN ... 7

A. Hubungan dengan Pemangku Kepentingan ... 7

1. Hubungan dengan Pemegang Saham ... 7

2. Hubungan dengan Karyawan ... 8

3. Hubungan dengan Tertanggung ... 8

4. Hubungan dengan Pesaing ... 9

5. Hubungan dengan Pemasok ... 9

6. Hubungan dengan Mitra Bisnis ... 10

7. Hubungan dengan Kreditur ... 10

8. Hubungan dengan Investor ... 11

9. Hubungan dengan Pemerintah ... 11

10. Hubungan dengan Masyarakat sekitar ... 12

11. Hubungan dengan Media Massa ... 12

12. Hubungan dengan Anak Perusahaan ... 12

13. Hubungan dengan Organisasi Profesi ... 13

B. Pemberian Donasi ... 13

C. Pencegahan praktek nepotisme di Perusahaan ... 13

D. GRATIFIKASI ... 14

E. KEPATUHAN TERHADAP HUKUM DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN ... 14

(7)

iii

F. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) ... 14

BAGIAN KETIGA ... 16

ETIKA PERILAKU ... 16

1. Integritas... 16

2. Hubungan Kerja antar Insan Perusahaan ... 16

3. Lingkungan kerja yang bebas dari diskrimasi, pelecehan, perbuatan asusila, ancaman dan kekerasan ... 16

4. Kerahasiaan Perusahaan ... 17

5. Benturan Kepentingan (Conflict of Interest) ... 17

6. Insider Trading ... 17

7. Perlindungan dan Penggunaan aset Perusahaan ... 17

8. Pencatatan data, pelaporan, dan dokumentasi ... 18

9. Penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, minuman keras, dan perjudian ... 18

10. Keterlibatan Aktivitas Politik ... 18

11. Aktivitas sosial ... 19

12. Citra Perusahaan ... 19

BAGIAN KEEMPAT ... 20

PELAKSANAAN CODE OF CONDUCT ... 20

1. Penerapan Pedoman Etika Perusahaan ... 20

2. Sosialisasi ... 20

3. Prinsip Praktis ... 20

4. Pelanggaran... 20

5. Pelaporan Pelanggaran ... 21

6. Sanksi atas Pelanggaran ... 22

BAGIAN KELIMA... 23

PENUTUP ... 23

(8)

1 BAGIAN PERTAMA

PRINSIP DASAR PEDOMAN ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA

1. Dasar Pemikiran

Pentingnya implementasi Good Corporate Governance (GCG) menjadi kebutuhan sekaligus tuntutan yang tidak dapat dihindari dalam perkembangan bisnis global dan peningkatan citra Perusahaan. GCG merupakan sistem sekaligus struktur dalam rangka memberi keyakinan kepada segenap pihak yang berkepentigan (Pemangku kepentingan) bahwa Perusahaan dikelola dan diawasi untuk melindungi kepentingan Pemangku kepentingan yang sejalan dengan peraturan Perundang-undangan dan prinsip-prinsip GCG yang berlaku umum maupun yang akan terus dikembangkan sesuai asas universal yang mengacu kepada praktek terbaik (best practice).

Pada dasarnya keberhasilan implementasi GCG sangat ditentukan oleh kesiapan, kelengkapan Organ Pendukung Perusahaan (infrastructure GCG dan soft structure GCG) dengan tetap memperhatikan kesesuaian, karakteristik bisnis dan kebutuhan Perusahaan yang bersangkutan serta komitmen yang tinggi dari Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat, Staf dan karyawan Perusahaan sebagai Insan Perusahaan.

PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) yang selanjutnya disebut Perusahaan menyadari arti pentingnya implementasi GCG sebagai salah satu alat untuk meningkatkan nilai dan pertumbuhan bisnis jangka panjang secara berkesinambungan, tidak hanya bagi Pemegang Saham namun juga bagi segenap Pemangku Kepentingan. Untuk itulah Perusahaan berkomitmen untuk mengimplementasikan GCG secara konsisten yang salah satunya dilakukan melalui penyusunan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan, untuk selanjutnya disebut Code Of Conduct Perusahaan.

Code Of Conduct Perusahaan merupakan pernyataan tertulis tentang GCG yang dikehendaki Perusahaan, baik terhadap Dewan Komisaris. Direksi, Pejabat, Staf dan Karyawan serta Pemangku Kepentingan lainnya yang menjelaskan tentang filsafat bisnis dan nilai-nilai yang ada dalam mengatur dan mengelola Perusahaan secara menyeluruh untuk mencapai tujuan bisnis sebagaimana tercantum dalam Visi dan Misi Perusahaan.

2. Pernyataan Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan

Code Of Conduct Perusahaan ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam membentuk nilai, norma serta etika segenap insan Perusahaan dalam membangun dan membina hubungan

(9)

2 yang lebih sehat, harmonis dan fair dengan pemegang saham, pelanggan, agen asuransi, broker, loss adjuster, Lembaga Keuangan, mitra kerja, dan masyarakat sehingga tercapai peningkatan kinerja dan produktivitas secara signifikan. Hal tersebut akan tercapai apabila terdapat hubungan yang erat antara aspek-aspek yang terdapat dalam Code Of Conduct Perusahaan dengan visi, misi dan budaya Perusahaan yang dimiliki.

Visi Perusahaan:

“Menjadi Perusahaan Asuransi Terpercaya dan Terandal”.

Misi Perusahaan:

“Menyelenggarakan Usaha Asuransi dengan Pelayanan Prima dan Tetap Menjaga Kemampulabaan yang Berkesinambungan”.

Tata Nilai /Budaya Perusahaan

Perusahaan memiliki tata nilai/budaya perusahaan RAISE (Resourceful, Agility, Integrity, Synergy, Excellent Service) yang sejalan dengan Visi dan Misi Perusahaan.

Dalam perjalananya RAISE merupakan redefinisi Budaya Perusahaan dari Asah, Asih, Asuh. Penetapan RAISE sebagai tata nilai/budaya perusahaan tercantum dalam Surat Keputusan Direksi Nomor SK.004/DMA/I/2016 tanggal 15 Januari 2016.

Adapun nilai-nilai budaya perusahaan RAISE dilahirkan dengan melihat berbagai aspek seperti visi dan misi perusahaan, budaya yang telah ada, budaya yang ingin dibentuk, aspirasi karyawan, aspirasi management, aspirasi customer dan aspirasi pemangku kepentingan lainnya.

Penerapan tata nilai RAISE diharapkan dapatdimiliki oleh seluruh insan Perusahaan dengan semangat yang sama dalam menghadapai tantangan dan menjadikan perusahaan menjadi pemimpin dalam industri asuransi di Indonesia.

RAISE hadir dengan lima nilai budaya yang masing-masing memiliki penjabaran dan perilaku kunci (key behaviours). Berikut adalah penjabaran dari RAISE:

resourceful

Setiap insan perusahaan tidak berhenti mengasah diri untuk menjadi pribadi yang dapat diandalkan oleh pelanggan, rekan kerja, dan perusahaan. Asuransi Jasindo memberikan produk, proses, dan layanan yang kreatif dan inovatif sebagai keunggulan untuk memenangkan persaingan bisnis.

agility

Setiap Insan Perusahaan adalah pribadi yang antusias dan tangkas dalam menyongsong setiap kesempatan, situasi, dan perubahan.

(10)

3 integrity

Setiap Insan Perusahaan wajib menjunjung tinggi integritas dan kejujuran, serta menjaga kepercayaan pelanggan, mitra bisnis, dan perusahaan dengan segenap hati dalam menyuguhkan kinerja dan layanan yang berkualitas.

synergy

Setiap Insan Perusahaan adalah anggota keluarga besar Asuransi Jasindo yang bertumbuh dengan baik karena adanya kerja sama yang erat, sinergi yang kuat, dan rasa kebersamaan yang terjaga.

excellent service

Setiap Insan Perusahaan berkomitmen untuk terus menciptakan nilai tambah dan memberikan layanan prima bagi pelanggan internal dan eksternalnya.

Tata nilai Excellence Service diterjemahkan dalam Strategi Layanan “CARE” (Cepat, Akurat, Ramah dan Efisien) yang merupakan komitmen kepedulian untuk memberikan layanan terbaik dengan semangat pelayanan profesional dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.

Adapun strategi layanan “CARE” diterjemahkan sebagai berikut:

 Cepat berarti memberikan kepastian dan ketenangan bagi tertanggung maupun calon tertanggung.

 Akurat berarti menjamin kepuasan tertanggung dalam memperoleh kepastian dalam berasuransi dengan Asuransi Jasindo.

 Ramah merupakan wujud dari budaya kerja yang bertujuan memberikan kenyamanan dan pengayoman dalam kemitraan.

 Efisien menjamin nilai produk yang ditawarkan serta layanan yang diberikan setara dengan kualitas yang diharapkan.

3. Tujuan

Tujuan Code Of Conduct Perusahaan adalah untuk:

a. Mengembangkan standar etika bisnis terbaik yang sejalan dengan prinsip GCG khususnya di bidang perasuransian sehingga terciptanya budaya Perusahaan yang diharapkan, baik yang secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan nilai Perusahaan.

b. Mengembangkan hubungan yang harmonis, sinergi dan saling menguntungkan Pemangku kepentingan dengan Perusahaan yang berlandaskan prinsip-prinsip korporasi yang sehat dan etika berusaha yang menjadi nilai-nilai serta filsafat bisnis Perusahaan untuk menjadi salah satu Perusahaan asuransi kerugian yang tangguh.

(11)

4 4. Manfaat

Perusahaan berusaha untuk melaksanakan Code Of Conduct ini secara konsisten sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi:

a. lnsan Perusahaan, yaitu:

 Memberikan pedoman kepada insan Perusahaan tentang tingkah laku yang diinginkan dan yang tidak diinginkan oleh Perusahaan.

 Menciptakan lingkungan kerja yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, etika yang baik dan keterbukaan sehingga akan meningkatkan kinerja dan produktivitas insan Perusahaan secara menyeluruh.

b. Perusahaan, yaitu:

 Mendorong kegiatan operasional Perusahaan agar lebih efisien dan efektif mengingat hubungan dengan Pelanggan, Masyarakat, Pemerintah dan Pemangku kepentingan lainnya memiliki standar etika yang harus diperhatikan.

 Meningkatkan nilai Perusahaan dengan memberikan kepastian dan perlindungan kepada para Pemangku kepentingan dalam berhubungan dengan Perusahaan sehingga menghasilkan reputasi yang baik, yang pada akhirnya mewujudkan keberhasilan usaha dalam jangka panjang.

c. Pemegang Saham, yaitu:

Menambah keyakinan bahwa Perusahaan dikelola secara hati-hati (Prudent), efisien, transparan, dapat dibandingkan dan fair untuk mencapai tingkat profitabilitas yang diharapkan oleh Pemegang Saham dengan tetap memperhatikan kepentingan Perusahaan.

d. Masyarakat dan pihak lain yang terkait, yaitu:

Menciptakan hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan dengan Perusahaan, yang pada akhirnya akan menciptakan kesejahteraan ekonomi sosial bagi masyarakat dan pihak lain yang terkait.

5. Pengertian

Code Of Conduct Perusahaan adalah sekumpulan komitmen yang terdiri dari etika bisnis Perusahaan dan etika kerja segenap Insan Perusahaan yang bersifat sukarela yang disusun untuk mempengaruhi, membentuk, mengatur dan melakukan kesesuaian tingkah laku sehingga tercapai hasil yang konsisten yang sesuai dengan budaya Perusahaan dalam mencapai Visi dan Misi Perusahan. Perusahaan akan mengkomunikasikan kebijakan ini kepada Pemegang Saham, Tertanggung, Agen Asuransi, Broker, Loss Adjuster, Lembaga Keuangan, Mitra Kerja dan Pemangku kepentingan lainnya untuk mendorong secara aktif agar tercipta sinergi dan sejalan dengan penerapan Code Of Conduct ini.

Sebagai pedoman yang bersifat dinamis, Code Of Conduct Perusahaan akan dikaji secara berkala dan berkelanjutan sesuai dengan dinamika lingkungan usaha yang terjadi.

Namun demikian, dalam setiap perubahannya Perusahaan tidak akan mengorbankan nilai- nilai yang telah ada demi keuntungan jangka pendek semata.

(12)

5 6. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)

Perusahaan melakukan kegiatan usahanya dengan cara yang dapat dipertanggung- jawabkan yang mencerminkan perhatian tidak hanya kepada Pemegang saham tetapi juga pihak-pihak lain yang berkepentingan (Pemangku kepentingan).

a. Transparansi (Transparency)

Perusahaan menjamin pengungkapan informasi materiil dan relevan mengenai kinerja, kondisi keuangan dan informasi lainnya secara jelas, memadai dan tepat waktu serta mudah diakses oleh Pemangku kepentingan sesuai dengan haknya.

Prinsip keterbukaan ini tidak mengurangi kewajiban untuk melindungi informasi rahasia mengenai Perusahaan dan Pelanggan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

b. Kemandirian (Independency)

Perusahaan menjamin pengelolaan Perusahaan secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

c. Akuntabilitas (Accountability)

Perusahaan menjamin kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban masing-masing Organ Perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi) yang memungkinkan pengelolaan Perusahaan terlaksana secara efektif.

Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban seseorang atau organ kerja Perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan wewenang yang dimilikinya dan/atau pelaksanaan tanggung-jawab yang dibebankan oleh Perusahaan kepadanya.

Setidak-tidaknya Perusahaan mengenal 3 (tiga) tingkatan akuntabilitas:

i) Akuntabilitas individu

Akuntabilitas yang melekat kepada hubungan antara atasan dengan bawahan dan berlaku kepada kedua belah pihak.

ii) Akuntabilitas Kelompok

Akuntabilitas yang melekat kepada kelompok/unit kerja yang harus ditanggung bersama atas kondisi dan kinerja yang tercapai.

iii) Akuntabilitas Korporat

Akuntabilitas yang melekat kepada Perusahaan secara menyeluruh dalam menjalankan aktivitas bisnisnya sesuai Anggaran Dasar Perusahan.

d. Bertanggung-jawab (Responsibility)

Perusahaan menjamin kesesuaian dalam melaksanakan aktivitas bisnisnya berdasarkan prinsip korporasi yang sehat, pemenuhan kewajiban terhadap pemerintah sesuai peraturan yang berlaku, bekerjasama secara aktif untuk manfaat bersama dan berusaha untuk dapat memberikan kontribusi yang nyata kepada Masyarakat.

(13)

6 e. Keadilan (Fairness)

Perusahaan menjamin perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi hak-hak Pemangku kepentingan berdasarkan ketentuan dan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

(14)

7 BAGIAN KEDUA

ETIKA BISNIS PERUSAHAAN

Perusahaan bergerak dalam bidang jasa asuransi umum yang terbagi atas segmen korporasi dan ritel dengan jenis produk yang sangat beragam. Mengingat bisnis asuransi bekerja berdasarkan kepercayaan masyarakat, maka pelayanan yang berorientasi pada kepuasan Pelanggan dan Pemangku kepentingan lainnya menjadi focus Perusahaan.

Etika Bisnis Perusahaan merupakan penjelasan tentang bagaimana Perusahaan sebagai suatu entitas bisnis bersikap, beretika dan bertindak dalam upaya menyeimbangkan kepentingan Perusahaan dengan kepentingan segenap Pemangku kepentingan-nya sesuai dengan prinsip- prinsip GCG dan nilai-nilai korporasi yang sehat dengan tetap menjaga profitabilitas Perusahaan.

Sebuah unsur utama yang sangat penting dan menentukan dalam bisnis asuransi adalah kepercayaan sebagai bentuk komitmen dari Perusahaan. Dalam menciptakan kepercayaan, Perusahaan harus memiliki standar etika bisnis yang menjadi acuan dalam berinteraksi dengan Pemangku kepentingan.

Stakeholder dalam Code Of Conduct Perusahaan adalah pihak yang memiliki kepentingan terhadap Perusahaan Perasuransian, baik langsung maupun tidak langsung, antara lain pemegang saham, karyawan, tertanggung, pesaing, pemasok, mitra bisnis, kreditur, investor, pemerintah, masyarakat, media massa, anak Perusahaan dan organisasi profesi.

Landasan Perusahaan dalam membina hubungan dengan Pemangku kepentingan dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

A. Hubungan dengan Pemangku Kepentingan 1. Hubungan dengan Pemegang Saham

Pemegang Saham dalam Code Of Conduct ini adalah pihak yang tercatat dalam akta perusahaan yaitu Negara Republik Indonesia yang diwakili oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Kuasa Pemegang Saham Perusahaan.

Perusahaan senantiasa menjamin hak dan kepentingan Pemegang Saham sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Demi terciptanya hubungan yang baik antara Perusahaan dan Pemegang Saham, maka Perusahaan berkomitmen untuk:

1. Menghormati dan menjamin hak-hak Pemegang Saham sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

2. Menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang baik.

3. Memberikan informasi dan laporan yang lengkap, tepat waktu, dan akurat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

4. Mendayagunakan, mengamankan, melindungi, dan meningkatkan asset Perusahaan.

(15)

8 5. Meningkatkan kinerja dan memelihara citra positif dalam rangka untuk meningkatkan

nilai asset Perusahaan.

6. Tidak melakukan perbuatan yang bertujuan untuk mencari keuntungan pribadi dan orang lain yang dapat menimbulkan konflik kepentingan.

7. Bekerja sesuai pedoman operasional Perusahaan yang berlaku.

8. Menghormati dan memperhatikan arahan dan keputusan Pemegang Saham sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

2. Hubungan dengan Karyawan

Karyawan dalam Code Of Conduct ini adalah semua orang yang terikat secara formal dalam suatu hubungan kerja dengan Perusahaan

Perusahaan memberi kesempatan yang sama kepada setiap karyawan dengan memberikan fasilitas pengembangan kompetensi dan karir. Pengembangan karir Karyawan dilakukan secara terbuka dengan mempertimbangkan prestasi, potensi dan evaluasi kinerja Karyawan serta sikap yang didasarkan kepada kompetensi.

Perusahaan juga memberikan kesempatan yang sama kepada setiap Karyawan untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan untuk berkembang maju dan mememuhi kompetensinya sesuai program pengembangan sumber daya manusia yang ditetapkan Perusahaan.

Dalam hal pemberhentian kerja, Perusahaan melakukan ketentuan yang sama kepada segenap Karyawan yaitu sesuai dengan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang telah disepakati antara Manajemen dengan Serikat Karyawan (SEKAR) Perusahaan.

Perusahaan menghargai segala bentuk inovasi dari segenap lnsan Perusahaan (Hak Atas Kekayaan lntelektual (Intelectual Property Right)) dalam rangka meningkatkan pelayanan bisnis dan citra Perusahaan. Hasil inovasi yang bersumber dari penugasan Insan Perusahaan maupun inisiatif dari masing-masing Insan Perusahaan, baik individu maupun kelompok, menjadi milik Perusahaan.

Perusahaan wajib melindungi hasil inovasi dari penyalahgunaan yang merugikan Perusahaan. Perusahaan atau Insan Perusahaan mempunyai hak atas hasil inovasi tersebut, serta memperlakukannya sebagai milik Perusahaan baik selama maupun tidak lagi bekerja di Perusahaan.

3. Hubungan dengan Tertanggung

Tertanggung dalam Code Of Conduct ini adalah pemegang polis Perusahaan.

Perusahaan memastikan setiap Karyawan yang berada di lini terdepan untuk memberikan informasi yang materiil dan relevan, bertindak dengan penuh integritas dan mengedepankan prinsip Utmost Good Faith.

Seluruh Insan Perusahaan wajib melindungi kepentingan tertanggung dan/atau pihak yang berhak memperoleh manfaat agar dapat menerima haknya sesuai polis asuransi, dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

(16)

9 a. Perusahaan diwakili karyawan memenuhi kewajiban sesuai dengan yang diperjanjikan

dengan yang Tertanggung dan/atau pihak yang berhak memperoleh manfaat;

b. Perusahaan mengevaluasi kebutuhan Tertanggung;

c. Karyawan Perusahaan mengungkapkan seluruh informasi yang material dan relevan bagi tertanggung dan/atau pihak yang berhak memperoleh manfaat; dan

d. Seluruh Insan Perusahaan bertindak dengan penuh integritas, kompetensi serta Utmost Good Faith.

e. Memberikan standar pelayanan terbaik melalui proses penanganan keluhan secara efektif.

f. Menciptakan kepuasan Tertanggung yang sejalan dengan budaya Perusahaan RAISE dan akomodatif terhadap perkembangan usaha melalui strategi layanan CARE.

g. Memberikan informasi yang jelas dan dimengerti tentang hak dan kewajiban Tertanggung sebelum akad/ kontrak ditanda-tangani oleh kedua belah pihak.

h. Menyediakan dan mengelola media kontak dengan Tetanggung melalui telepon, email, surat, dan media lainnya.

4. Hubungan dengan Pesaing

Pesaing dalam Code Of Conduct ini adalah Perusahaan lain yang memasarkan jasa/produk yang sama atau mirip dengan jasa/produk yang ditawarkan oleh Perusahaan.

Insan Perusahaan senantiasa menjunjung tinggi kode etik dan berkompetisi secara sehat dan fair dengan para pesaing, melalui:

- Menjaga terciptanya persaingan usaha yang sehat dengan memperhatikan ketentuan Perusahaan dan perundang-undangan yang berlaku.

- Menghormati dan menjaga hubungan baik antar pesaing.

- Menjadikan pesaing sebagai pemacu untuk menambah kreativitas, inovasi dan menumbuhkan daya saing yang memberi nilai tambah pada Perusahaan.

5. Hubungan dengan Pemasok

Pemasok dalam Code Of Conduct ini adalah orang atau individu atau badan hukum Perusahaan (baik dalam skala besar maupun skala kecil) yang memiliki kemampuan untuk menyediakan kebutuhan Perusahaan.

Perusahaan memperlakukan Pemasok dengan membangun iklim saling percaya dan saling menghargai sesuai dengan kaidah bisnis yang berlaku dengan cara:

a. Memberikan kesempatan yang sama kepada Pemasok untuk menjalin kerjasama.

b. Melakukan proses pemilihan Pemasok berdasarkan kemampuan dan prestasinya

c. Melakukan proses pemilihan Pemasok secara transparan, adil dan bebas dari unsur Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

d. Menjalin komunikasi yang baik dengan Pemasok

(17)

10 e. Menghindari bertransaksi dengan Pemasok yang melakukan praktek bisnis yang tidak

etis.

f. Perusahaan melarang bagi setiap insan Perusahaan untuk menerima, atau mengambil manfaat dari komisi untuk kepentingan pribadi, unit kerja atau golongan di luar kepentingan Perusahaan dalam bentuk apapun baik langsung maupun tidak langsung.

6. Hubungan dengan Mitra Bisnis

Mitra Bisnis dalam Code Of Conduct adalah orang atau individu atau badan hukum yang menjadi partner Perusahaan dalam berbisnis.

Perusahaan memperlakukan Mitra Bisnis dengan mengedepankan prinsip kesetaraan dan dalam berhubungan dengan Mitra Bisnis dilakukan secara profesional, proporsional dan saling menguntungkan dengan memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Perusahaan maupun Mitra Bisnis harus memenuhi hak dan kewajibannya masing- masing.

b. Perusahaan maupun Mitra Bisnis melaksanakan hubungan kerja sesuai dengan nilai- nilai etika dan dalam batas-batas toleransi yang diperbolehkan oleh hukum.

c. Perusahaan maupun Mitra Bisnis mengungkapkan informasi yang bersifat materiil dan relevan.

d. Perusahaan maupun Mitra Bisnis mendukung fungsi yang dilaksanakan oleh Mitra Bisnis dalam kaitannya dengan proses bisnis Perusahaan.

e. Perusahaan membuat perjanjian kerja yang berimbang dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

f. Perusahaan melarang bagi setiap insan Perusahaan untuk menerima, atau mengambil manfaat dari komisi untuk kepentingan pribadi, unit kerja atau golongan di luar kepentingan Perusahaan dalam bentuk apapun baik langsung maupun tidak langsung.

7. Hubungan dengan Kreditur

Kreditur dalam Code Of Conduct ini adalah orang atau individu atau badan hukum yang memberikan kredit atau pinjaman kepada Perusahaan.

Perusahaan akan membina hubungan yang baik dengan kreditur apabila suatu saat Perusahaan memiliki kreditur dengan menjaga kepercayaan, kejujuran, saling menghormati, dan memberi kesempatan yang sama bagi para kreditur. Perusahaan juga akan menjaga reputasi dalam penggunaan dana-dana yang bersumber dari para Kreditur.

Perusahaan berkomitmen untuk:

a. Menyediakan informasi yang aktual, akurat dan dapat dipercaya.

b. Memenuhi hak dan kewajiban sesuai dengan perjanjian.

c. Memilih Kreditur berdasarkan kredibilitas dan bonafiditas yang dapat dipertanggungjawabkan.

(18)

11 d. Melakukan proses pemilihan kreditur di Perusahaan yang bebas dari Korupsi, Kolusi

dan Nepotisme (KKN).

e. Melakukan analisa resiko dan manfaat sebelum melakukan ikatan perjanjian kerjasama.

f. Menerima pinjaman melalui perjanjian yang sah dan mengedepankan prinsip kewajaran (fairness).

8. Hubungan dengan Investor

Investor dalam Code Of Conduct ini adalah orang atau individu atau badan hukum yang melakukan suatu investasi baik dalam jangka pendek atau jangka panjang kepada Perusahaan.

Perusahaan akan senantiasa menjaga hubungan yang baik dengan para investor demi kepentingan bersama. Dalam berhubungan dengan investor, Perusahaan berkomitmen untuk:

a. Memberikan pengembalian modal yang maksimal/mengusahakan pemenuhan tingkat pengembalian investasi secara optimal

b. Menyediakan informasi yang aktual dan prospektif

c. Memilih investor berdasarkan kredibilitas dan bonafiditas yang dapat dipertanggungjawabkan

d. Melindungi nilai investasi yang ditanamkan melalui pengelolaan sumber daya Perusahaan secara bijaksana dan sesuai standar perilaku hukum dan etika

e. Menerima penanaman modal melalui perjanjian yang sah dan mengedepankan prinsip kewajaran (fairness).

9. Hubungan dengan Pemerintah

Pemerintah dalam Code Of Conduct ini adalah organisasi yang memiliki kekuasaan dan kewenangan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang bagi Perusahaan.

Dalam berhubungan dengan Pemerintah, Perusahaan senantiasa berkomitmen untuk:

1. Membina kepercayaan, hubungan, dan komunikasi yang baik dengan Pemerintah.

2. Mematuhi hukum, peraturan, dan perundang-undangan yang berlaku.

3. Tidak memanfaatkan hubungan yang baik dengan Pemerintah untuk memperoleh bisnis yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

4. Menghindari praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) dalam berhubungan dengan Pemerintah.

5. Menerapkan standar terbaik (best practices) dengan memperhatikan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

(19)

12 10. Hubungan dengan Masyarakat sekitar

Masyarakat dalam Code Of Conduct ini adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem dan tunduk kepada hukum dan peraturan yang berlaku di wilayah Perusahaan berada.

Insan Perusahaan diharapkan dapat menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar dengan cara:

- berpartisipasi dalam kegiatan dan program bantuan untuk masyarakat sekitar sesuai kemampuan Perusahaan

- menghindari tindakan dan perkataan yang mengarah pada diskriminasi masyarakat berdasarkan suku, agama, ras dan antar golongan

- membangun dan membina hubungan yang serasi dan harmonis serta berupaya memberikan manfaat kepada masyarakat dan lingkungan di sekitar Perusahaan

- menjaga sikap, tingkah laku, nama baik Perusahaan dan senantiasa menjunjung tinggi norma yang berlaku di Masyarakat.

11. Hubungan dengan Media Massa

Media Massa dalam Code Of Conduct ini adalah media/sarana, atau alat yang digunakan Perusahaan dalam menyampaikan informasi dan promosi untuk kepentingan Perusahaan.

Perusahaan menjadikan media massa sebagai mitra dan sarana penyampaian informasi dan promosi dalam upaya membangun citra positif bagi Perusahaan. Dalam rangka menjalin hubungan yang baik dengan media massa, maka Perusahaan menjalankan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Memberikan informasi yang relevan, berimbang, dan akurat kepada media massa, serta dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

b. Menerima dan menindaklanjuti masukan yang disampaikan oleh media massa melalui proses jurnalistik yang benar dan menganggap hal tersebut sebagai umpan balik untuk membangun Perusahaan yang semakin baik, namun dengan tetap memperhatikan aspek risiko, biaya dan kepentingan terbaik Perusahaan.

c. Memperlakukan insan pers secara wajar untuk menciptakan citra Perusahaan yang lebih baik.

Insan Perusahaan yang dapat menyampaikan informasi dan berhubungan dengan media massa adalah Insan Perusahaan yang memiliki kewenangan, baik berdasarkan sifat pekerjaan maupun penugasan dari Direksi.

12. Hubungan dengan Anak Perusahaan

Anak Perusahaan dalam Code Of Conduct ini adalah badan usaha berbentuk perseroan terbatas atau bentuk lain yang sejenis dengan perseroan terbatas dimana seluruhnya atau lebih besar dari 50% (lima puluh persen) sahamnya dimiliki oleh perusahaan dan atau dikendalikan oleh perusahaan.

(20)

13 Perusahaan senantiasa menjalin hubungan yang baik dengan Anak Perusahaan dalam kerangka hubungan bisnis yang wajar dan saling menguntungkan. Perusahaan dan Anak Perusahaan juga berkomitmen untuk saling menghormati dan menghargai kepentingan masing-masing pihak dalam rangka membangun sinergi dan meningkatkan citra Perusahaan.

13. Hubungan dengan Organisasi Profesi

Organisasi Profesi dalam Code Of Conduct ini adalah suatu organisi yang ditujukan untuk suatu profesi yang bertujuan melindungi kepentingan publik maupun profesional pada bidangnya yang terkait dengan Perusahaan.

Perusahaan berkomitmen untuk:

a. Menjalin kerjasama yang berkelanjutan dengan organisasi profesi.

b. Menerapkan standar yang ditetapkan organisasi profesi.

c. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk turut aktif dalam organisasi profesi guna meningkatkan kompetensinya, namun dengan tetap mengedepankan kepentingan Perusahaan.

B. Pemberian Donasi

Perusahaan memberikan donasi terkait dengan tanggungjawab Perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya dan donasi tersebut tidak terkait dengan politik atau untuk mempengaruhi Perusahaan.

Ketentuan bahwa dalam batas kepatutan dan kewajaran serta tidak menganggu kesehatan keuangan Perusahaan, donasi untuk tujuan amal dapat dibenarkan, namun donasi untuk tujuan lain hanya boleh dilakukan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Dana, aset atau keuntungan Perusahaan yang terhimpun untuk kepentingan Pemegang Saham tidak akan digunakan untuk kepentingan donasi politik.

C. Pencegahan praktek nepotisme di Perusahaan

Dalam rangka pencegahan terhadap praktek nepotisme dalam pengelolaan sumber daya manusia, Perusahaan mengatur hal-hal sebagai berikut:

a. Perusahaan melarang untuk mengangkat karyawan yang memiliki hubungan suami/istri, anak, kakak, dan/atau adik dengan Anggota Direksi dan/atau Anggota Dewan Komisaris dalam satu unit kerja yang sama.

b. Perusahaan melarang untuk mengangkat karyawan yang memiliki hubungan suami/istri, anak, kakak, dan/atau adik dengan Anggota Direksi dan/atau Anggota Dewan Komisaris di bawah perintah langsung Anggota Direksi/Anggota Dewan Komisaris yang terkait

c. Apabila karyawan yang memiliki hubungan keluarga dalam satu unit kerja yang sama sebagaimana dimaksud huruf a, maka Direksi wajib melakukan mutasi terhadap karyawan yang bersangkutan sehingga tidak lagi bekerja dalam satu unit yang sama.

(21)

14 d. Ketentuan sebagaimana dimaksud huruf b dan c di atas harus dengan memperhatikan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik, prinsip kesetaraan/equalitas dan tidak diskriminatif.

e. Anggota Direksi, Anggota Dewan Komisaris dan/atau karyawan yang memiliki hubungan sebagaimana dimaksud huruf a dan b di atas harus menyatakan disclosure (pengungkapan) yang ditujukan kepada Direksi untuk diketahui.

D. GRATIFIKASI

Seluruh Insan Perusahaan dilarang memberi dan/atau menerima gratifikasi sebagaimana definisi gratifikasi dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, beserta perubahannya.

Insan Perusahaan dilarang memberikan dan menjanjikan, baik langsung maupun tidak langsung hadiah, suap dan sejenisnya kepada penyelenggara negara, Mitra Kerja, da n pihak-pihak lain yang berhubungan dengan Perusahaan, dimana pemberian tersebut diketahui atau patut diduga digunakan untuk mempengaruhi dan menggerakkan pihak- pihak tersebut melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya.

Insan Perusahaan dilarang meminta hadiah, entertainment atau dalam bentuk lainnya, serta melakukan pungutan atau apapun yang tidak sah kepada Pemangku kepentingan dengan maksud untuk memberikan keuntungan pribadi dan merugikan kepentingan Perusahaan.

Ketentuan lebih lanjut tentang larangan pemberian dan penerimaan hadiah, akan diatur tersendiri dalam Kebijakan Larangan Pemberian dan Penerimaan Hadiah atau Suap (Gratifikasi) di Lingkungan Perusahaan yang merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan Code Of Conduct ini.

E. KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya senantiasa patuh pada Perundang- undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat dalam rangka menjadi warga korporasi yang bertanggung-jawab (Good Corporate Citizen).

Setiap Insan Perusahaan akan senantiasa menjalankan tugas dan kewajibannya dalam berhubungan dengan pihak lain sesuai dengan peraturan internal Perusahaan dan peraturan perundangan yang berlaku.

F. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

a. Perusahaan memberikan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

b. Perusahaan menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.

(22)

15 c. Perusahaan memberikan sarana dan prasarana yang memadai, jaminan perlindungan hukum, jaminan kesehatan, lingkungan kerja yang nyaman, dan imbal jasa yang layak kepada Insan Perusahaan sesuai ketentuan Perusahaan.

d. Perusahaan bersama-sama Pelanggan, Mitra Kerja, dan Pemangku kepentingan lainnya menjalankan praktik bisnis yang berwawasan lingkungan dan tunduk pada peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Setiap Insan Perusahaan wajib memelihara perilaku yang dapat mewujudkan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai berikut :

- mematuhi ketentuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka mendukung terselenggaranya lingkungan kerja yang aman dan sehat.

- mengutamakan tindakan pencegahan yaitu yang bersifat menghindari terjadinya kecelakaan.

- melakukan penanggulangan atas kejadian kecelakaan yang terjadi sesuai standar dan prosedur yang berlaku dan senantiasa memiliki rencana penanggulangan keadaan darurat.

- melaporkan setiap insiden dan kecelakaan yang terjadi kepada pimpinan unit kerja yang terkait untuk ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku.

(23)

16 BAGIAN KETIGA

ETIKA PERILAKU

Etika Perilaku Perusahaan mengatur segenap lnsan Perusahaan untuk bersikap, berperilaku, berinteraksi dan melakukan proses kerja dengan pihak di dalam maupun di luar Perusahaan.

Dalam pelaksanaan tugasnya setiap lnsan Perusahaan berpedoman pada Etika Perilaku sebagai berikut:

1. Integritas

Dalam rangka menjaga integritas, segenap Insan Perusahaan baik secara individu maupun kelompok berkomitmen untuk:

a. Memegang teguh kejujuran, amanah, dan tanggung-jawab dalam pekerjaannya.

b. Menjaga tata krama, etika pergaulan dan etika bisnis dalam melakukan aktivitas bisnis sehari-hari kepada pihak internal maupun ekstemal Perusahaan.

c. Menyampaikan informasi/data sesuai dengan limit wewenang yang dimiliki.

d. Memberikan pelayanan pada para Pemangku kepentingan Perusahaan yang berorientasi pada strategi layanan CARE.

2. Hubungan Kerja antar Insan Perusahaan

Insan Perusahaan menciptakan lingkungan yang nyaman dengan menghilangkan perbedaan umur, suku, bangsa, agama dan gender dalam aktivitas kerja dan bebas dari tekanan siapapun yang mungkin timbul akibat perbedaan sikap, watak dan latar belakang budaya.

Karyawan memegang teguh prinsip kejujuran, toleransi dan saling menghormati hak dan kewajiban Karyawan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

3. Lingkungan kerja yang bebas dari diskriminasi, pelecehan, perbuatan asusila, ancaman dan kekerasan

Perusahaan meyakini bahwa lingkungan kerja yang baik dan perilaku sehat yang dilandasi dengan nilai-nilai moral dan kesusilaan dapat mempengaruhi kualitas kinerja dan memberikan kontribusi terhadap pembentukan citra Perusahaan. Perusahaan bertanggung jawab terhadap terciptanya lingkungan kerja yang bebas dari diskriminasi, pelecehan dan perbuatan asusila, ancaman, dan kekerasan.

Insan Perusahaan berkomitmen untuk:

a. Tidak melakukan segala tindakan yang melanggar nilai kesusilaan antara lain pelecehan, penghinaan, fitnah dan perilaku yang mengarah pada seksualitas yang mengganggu, serta segala bentuk diskriminasi, ancaman, dan kekerasan.

b. Tidak menyimpan dan mengedarkan hal-hal yang berkaitan dengan pornografi.

(24)

17 c. Mengembangkan sikap saling menghormati.

d. Turut serta memelihara suasana kerja yang kondusif, serta bekerja secara profesional.

4. Kerahasiaan Perusahaan

Setiap Insan Perusahaan wajib memperlakukan informasi Perusahaan yang bersifat rahasia (Confidential) yang diperolehnya dalam menjalankan tugas dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Melindungi informasi rahasia

b. Melakukan akses informasi sesuai dengan kewenangan dan lingkup tugasnya.

c. Pengungkapan atau penggunaan informasi Perusahaan yang bersifat rahasia dilakukan dengan persetujuan tertulis dari Sekretaris Perusahaan.

Perusahaan akan mengatur lebih lanjut mengenai kerahasiaan informasi Perusahaan dalam kebijakan tersendiri yang menjadi satu kesatuan dengan Code Of Conduct.

5. Benturan Kepentingan (Conflict of Interest)

Setiap lnsan Perusahaan wajib menghindari segala bentuk potensi benturan kepentingan yang dapat merugikan kepentingan Perusahaan. Prinsip utama yang harus diikuti setiap Insan Perusahaan untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan:

a. Tidak memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi atau untuk kepentingan orang atau pihak lain yang terkait dengan Perusahaan.

b. Menghindari setiap aktivitas luar dinas yang dapat mempengaruhi secara negatif terhadap independensi dan objektivitas dalam pengambilan keputusan yang bertentangan dengan kinerja jabatan atau yang dapat mendiskreditkan Perusahaan.

c. Insan Perusahaan yang berada dalam posisi memiliki benturan kepentingan diwajibkan untuk membebaskan diri dari situasi tersebut atau memberitahu atasannya atau pihak yang bertanggung-jawab mengenai hal tersebut.

Perusahaan telah menetapkan Kebijakan Mekanisme Benturan Kepentingan (Conflict of Interest) PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) yang dapat dijadikan sebagai acuan apabila terjadi benturan kepentingan sebagaimana ketentuan yang diatur dalam peraturan internal perusahaan.

6. Insider Trading

Dalam hal Perusahaan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham, maka Insan Perusahaan yang karena jabatan atau pekerjaannya mempunyai akses terhadap informasi material yang dapat mempengaruhi nilai Perusahaan, dilarang mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak lain.

7. Perlindungan dan Penggunaan aset Perusahaan

Sehubungan dengan perlindungan dan penggunaan aset Perusahaan, Insan Perusahaan diharuskan:

(25)

18 a. Memanfaatkan aset Perusahaan secara efektif dan efisien, serta digunakan untuk

keperluan penciptaan nilai bagi Perusahaan

b. Tidak memanfaatkan aset Perusahaan untuk kepentingan pribadi dan/atau di luar kepentingan Perusahaan.

c. Tidak menyimpan harta Perusahaan selain di tempat yang ditentukan Perusahaan.

d. Memelihara, mengamankan, dan menyelamatkan aset Perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta melaporkan setiap kehilangan atau penyalahgunaan kepada atasan.

e. Menggunakan aset Perusahaan sesuai jabatan, kewenangan dan lingkup pekerjaan 8. Pencatatan data, pelaporan, dan dokumentasi

Setiap Insan Perusahaan harus senantiasa mendukung terlaksananya pengelolaan data secara tertib, rapih, akurat, teliti dan tepat waktu dengan:

a. Memberikan data yang dapat dipertanggungjawabkan.

b. Melakukan pencatatan data dan penyusunan laporan berdasarkan sumber yang benar, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

c. Menyampaikan laporan yang disusun dengan benar, singkat, lengkap, jelas, tepat isi dan waktu, serta relevan dengan proses pengambilan keputusan.

d. Tidak menyembunyikan data dan dokumen Perusahaan, baik ketika menjabat maupun setelah selesai masa tugas/ tidak menjabat.

e. Tidak menyembunyikan catatan yang tidak benar ataupun transaksi yang melanggar hukum, serta tidak memalsukan catatan, dokumen, dan informasi Perusahaan.

f. Menyimpan semua data, dokumen, laporan dan berkas-berkas Perusahaan dengan tertib dan rapih sesuai kebijakan Perusahaan, serta penggunaan, penyebaran dan pemusnahannya harus mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang.

9. Penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, minuman keras, dan perjudian Setiap Insan Perusahaan dilarang:

a. Menggunakan, mengedarkan dan menjual hal-hal yang berkaitan dengan narkotika, obat-obatan terlarang lainnya serta minuman keras.

b. Melakukan perjudian dalam bentuk apapun yang bertentangan dengan nilai-nilai moral.

c. Merokok di tempat umum kecuali pada tempat yang telah disediakan oleh Perusahaan.

10. Keterlibatan Aktivitas Politik

Perusahaan tidak memaksa, mempengaruhi atau mendukung partisipasi indvidu insan Perusahaan dalam berkontribusi di bidang politik, namun Perusahaan memberi batasan antara lain:

(26)

19 a. Insan Perusahaan tidak diizinkan menjadi anggota, pimpinan dan melakukan aktivitas partai politik tertentu yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan Perusahaan.

b. Insan Perusahaan tidak diizinkan menggunakan jabatannya maupun fasilitas Perusahaan untuk mendukung kegiatan aktivitas politik tertentu.

11. Aktivitas sosial

Dalam mengikuti aktivitas sosial, Insan Perusahaan wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Insan Perusahaan dapat mengikuti kegiatan sosial selama tidak menggangu pekerjaaan atau pada jam kerja yang bersangkutan, serta aktivitas sosial tersebut tidak bertentangan dengan kepentingan Perusahaan.

b. Aktivitas sosial yang dilakukan tersebut dapat memberikan nilai dan citra yang positif bagi Perusahaan.

c. Insan Perusahaan tidak melakukan aktivitas sosial yang berakibat/ berpengaruh buruk terhadap konsentrasi kerja, serta tetap memprioritaskan tugas dan tanggung jawab sebagai karyawan.

d. Kegiatan sosial dan organisasi yang diikuti diakui oleh Pemerintah.

12. Citra Perusahaan

Citra Perusahaan yang terbentuk dari tata nilai RAISE (Resourceful, Agility, Integrity, Sinergy, Excellent Service) dan strategi layanan CARE (Cepat, Akurat, Ramah dan Efisien) menjadi landasan operasional Insan Perusahaan.

Setiap insan Perusahaan menggunakan dan mengembangkan kemampuan serta berinovasi secara terus-menerus untuk kepentingan Perusahaan dengan menjaga citra, loyalitas dan infrastruktur Perusahaan serta mematuhi hal-hal yang boleh maupun yang tidak boleh dilakukan sehingga kepuasan Pelanggan tercapai secara optimal.

Setiap insan Perusahaan didorong untuk senantiasa bertanggung-jawab memanfaatkan setiap fasilitas yang diterimanya baik dalam bentuk uang pakaian, uang kendaraan, dan lain sebagainya dalam rangka menjaga dan meningkatkan citra Perusahaan.

(27)

20 BAGIAN KEEMPAT

PELAKSANAAN CODE OF CONDUCT

1. Penerapan Pedoman Etika Perusahaan

Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab atas penerapan Pedoman etika Perusahaan di lingkungan Perusahaan, sedangkan untuk pengelolaan Code of Conduct berada di bawah supervisi Divisi Sumber Daya Manusia. Kepala Unit Kerja dan pejabat setingkat bertanggung jawab atas penerapan Pedoman Etika Perusahaan di lingkungan unit kerjanya masing-masing.

2. Sosialisasi

Pelaksanaan sosialisasi Code Of Conduct ini dilakukan oleh Divisi Sumber Daya Manusia bersama Divisi Perencanaan dan Pengendalian Mutu. Perusahaan berkomitmen untuk melaksanakan sosialisasi secara efektif dan menyeluruh.

Tujuan dari sosialisasi tersebut adalah:

a. Memberikan wawasan kepada Insan Perusahaan tentang tata cara berperilaku dan beretika kerja di Perusahaan

b. Menjadikan Code Of Conduct sebagai bagian praktik bisnis dan penilaian kinerja Insan Perusahaan.

c. Membangun komitmen bagi seluruh Pemangku kepentingan.

3. Prinsip Praktis

Masing-masing atasan bertanggung-jawab terhadap penerapan Code Of Conduct di Lingkungan Kerjanya.

Insan Perusahaan dapat mengajukan pertanyaan kepada atasan dan/atau bagian pengelola Code Of Conduct apabila ada hal-hal yang belum dipahami.

4. Pelanggaran

Berikut ini merupakan pelanggaran yang termasuk di dalam Code Of Conduct, namun tidak terbatas pada:

a. Ketidakdisiplinan;

b. Penggelapan;

c. Penyampaian data, dokumen baik kepada Pemangku kepentingan internal maupun eksternal yang merupakan rahasia Perusahaan;

d. Pemalsuan laporan keuangan untuk kepentingan pribadi yang dapat merugikan Perusahaan baik materiil maupun non-materiil;

e. Penyalahgunaan aset Perusahaan untuk kepentingan pribadi, kelompok, kerabat atau saudara atau pihak lain, di luar kepentingan Perusahaan.

(28)

21 5. Pelaporan Pelanggaran

Pelaporan pelanggaran diatur tersendiri dalam suatu Kebijakan, yakni Kebijakan Mekanisme Pelaporan Penyimpangan atau Pelanggaran (whistleblowing system).

a. Pelaporan Penyimpangan atau Pelanggaran Karyawan

Dilakukan dengan menyampaikan laporan secara tertulis yang ditujukan kepada Tim Investigasi untuk Penyelesaian Pelanggaran (TIuPP) dengan cara:

i) Memasukan laporan ke kotak pengaduan yang berada di lingkungan Perusahaan, atau mengirimkan laporan melalui email dengan alamat whistleblowing@jasindonet.com, atau menyampaikan laporan melalui SMS ke nomor 0811 9776 222 atau mengirimkan laporan melalui pos/ kurir ke alamat:

Tim Investigasi untuk Penyelesaian Pelanggaran PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)

Jl. Letjen MT Harono Kav. 61 Jakarta 12780

ii) Laporan dilengkapi dengan dokumen pendukung sebagai bukti adanya penyimpangan atau pelanggaran.

b. Pelaporan Penyimpangan atau Pelanggaran TIuPP

Dilakukan dengan menyampaikan laporan secara tertulis yang ditujukan kepada Direktur Utama dengan cara:

i) Mengirimkan laporan melalui email dengan alamat dirut@jasindonet.com, atau mengirimkan laporan melalui pos/ kurir ke alamat:

Yth. Direktur Utama

PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Jl. Letjen MT Haryono Kav. 61

Jakarta 12780 hanya dibuka oleh Direktur Utama.

ii) Laporan dilengkapi dengan dokumen pendukung sebagai bukti adanya penyimpangan atau pelanggaran.

c. Pelaporan Penyimpangan atau Pelanggaran Direksi

Dilakukan dengan menyampaikan laporan secara tertulis dengan cara:

i) Mengirimkan laporan melalui pos/ kurir yang ditujukan ditujukan kepada:

(29)

22 Yth. Komisaris Utama

PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Jl. Letjen MT Harono Kav. 61

Jakarta 12780 hanya dibuka oleh Komisaris Utama.

ii) Laporan dilengkapi dengan dokumen pendukung sebagai bukti adanya penyimpangan atau pelanggaran.

d. Pelaporan Penyimpangan atau Pelanggaran Dewan Komisaris

Dilakukan dengan menyampaikan laporan secara tertulis dengan cara mengirimkan laporan melalui pos/ kurir yang ditujukan ditujukan kepada:

Pemegang Saham (Kementerian BUMN)

Laporan dilengkapi dengan dokumen pendukung sebagai bukti adanya penyimpangan atau pelanggaran.

6. Sanksi atas Pelanggaran

a. Insan Perusahaan yang melakukan pelanggaran Code Of Conduct akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sanksi atas pelanggaran dapat berupa dan tidak terbatas pada:

- Teguran lisan - Teguran tertulis - Skorsing

- Pemutusan Hubungan Kerja

- Dilaporkan kepada pihak yang berwajib.

Rewards dan Punishment dalam penegakan dan penerapan Code Of Conduct sesuai dengan yang diatur pada Perjanjian Kerja Bersama dan ketentuan internal yang berlaku.

b. Sanksi bagi Direksi dan Dewan Komisaris yang melakukan pelanggaran akan diputuskan oleh Pemegang Saham.

c. Mitra Kerja Perusahaan yang melakukan pelanggaran akan dikenakan pemutusan kontrak atau tidak dipilih lagi. Apabila terkait dengan tindak pidana, maka akan dilaporkan kepada pihak yang berwajib.

(30)

23 BAGIAN KELIMA

PENUTUP

Penandatanganan Pernyataan Komitmen yang berisikan bahwa setiap Insan Perusahaan tunduk dan patuh terhadap Code Of Conduct dibuat/diperbaharui secara berkala, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Setiap tahun, pada saat Rapat Koordinasi Rencana Kerja & Anggaran tahunan bagi Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, Direksi, Kepala Divisi, Kepala Cabang.

2. Pada saat serah terima jabatan Kepala Divisi/ Kepala Unit/ Kepala Cabang khususnya pada pemangku jabatan yang baru.

3. Pada saat sosialisasi Good Corporate Governance (GCG) bagi Calon Karyawan.

Implementasi Code Of Conduct diharapkan dapat menjamin Perusahaan melakukan praktik bisnis yang bermartabat secara prinsip maupun praktis. Code Of Conduct disesuaikan dengan perkembangan hukum, sosial, norma, peraturan dan perjalanan bisnis Perusahaan.

Perusahaan mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan masukan terhadap pengembangan Code Of Conduct agar sejalan dan bersinergi dengan nilai-nilai yang telah ada di Perusahaan.

Keberhasilan implementasi Code Of Conduct didukung oleh semangat, komunikasi dan komitmen segenap Insan Perusahaan dan seluruh Pemangku kepentingan, dalam aktivitas sehari-hari.

Referensi

Dokumen terkait

berdasarkan hasil analisis NASA TLX, karyawan yang menerima beban mental tertinggi ada pada 1 level jabatan yang sama yaitu, Branch manager, kepala unit dan

Dalam pelaksanaannya kegiatan P2ISPA mengacu kepada pendekatan Manajemen Pemberantasan Penyakit Menular Berbasis Wilayah atau dengan kata lain diarahkan menanggulangi

konvensional dan Buku sebagai media dan sumber belajar, Latar Belakang Pendidikan Guru MI yang tidak linier, Fasilitas yang berbasis TIK yang disediakan jumlahnya

Menurut Vincent Gaspersz (2005, p203), kapasitas produksi merupakan suatu kemampuan dari fasilitas produksi untuk mencapai jumlah kerja tertentu dalam periode waktu tertentu

Surat Keputusan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Formasi Tahun Anggaran 2010 Tingkat D.III Kebawah sebanyak 1633 (seribu enam ratus tiga puluh tiga) CPNS telah diserahkan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh, maka kombinasi kadar protease biduri 2,5 % dengan lama hidrolisis 2 jam menghasilkan kadar air dan

Faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan yaitu : a) Usia, wanita yang sangat muda dan ibu yang tua mengeluh tingkat nyeri persalinan yang lebih tinggi, b) Paritas

Foto polos abdomen (foto posisi supine, posisi tegak abdomen atau posisi dekubitus) dan posisi tegak thoraks Temuan spesifik untuk obstruksi usus halus ialah dilatasi