• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengatakan bahwa ia merasa nyeri (Potter, 2005, hal. 1503).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengatakan bahwa ia merasa nyeri (Potter, 2005, hal. 1503)."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri

1. Definisi Nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensori atau emosional yang tidak menyenangkan yang diakibatkan dari kerusakan jaringan potensial atau aktual (Suddarth & Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 212). Menurut McCaffery (1980), nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja seseorang mengatakan bahwa ia merasa nyeri (Potter, 2005, hal. 1503).

2. Intensitas Nyeri

Menurut Perry dan Potter (1993) nyeri tidak dapat diukur secara objektif misalnya dengan X-Ray atau tes darah. Namun tipe nyeri yang muncul dapat di ramalkan berdasarkan tanda dan gejala. Kadang-kadang bidan hanya bisa mengkaji nyeri dengan berpatokan pada ucapan dan perilaku pasien. Pasien kadang-kadang diminta untuk menggambarkan nyeri yang dialaminya sebagai nyeri ringan, sedang atau berat. Bagaimana pun makna dari istilah tersebut berbeda antara bidan dan pasien. Ada tiga cara mengkaji intensitas nyeri yang biasa digunakan yaitu :

A SkalaNyeri Numerik

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak Nyeri

Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Terkontrol

Nyeri berat Tidak terkontrol

B Skala Nyeri Deskriptif

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak Nyeri berat Tidak terkontrol Nyeri

(2)

C Skala Analog Visual (VAS) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak Nyeri Nyeri berat tidak terkontrol Gambar 1. Contoh Skala Nyeri A. Skala Nyeri Numerik, B. Skala Nyeri Deskriptif C. Skala Analog Visual (VAS) (Suddarth & Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 214)

Nyeri yang ditanyakan pada skala tersebut adalah intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Cara mengkaji nyeri yang digunakan adalah 0-10 angka skala intensitas nyeri.

Keterangan : 0 : Tidak nyeri.

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.

4-6 : Nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.

7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi rasa nyeri.

10 : Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul. (Suddarth dan Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 218).

3. Komponen-komponen nyeri

Menurut Maryunani (2010, hlm. 32) komponen-komponen nyeri yang penting dinilai adalah PAIN yaitu :

1) Pola Nyeri (Pattern of pain)

Pola nyeri meliputi waktu terjadinya nyeri, durasi, dan interval tanpa nyeri. Pola nyeri diukur dengan menggunakan kata-kata (verbal).

(3)

2) Area Nyeri (Area of pain)

Area nyeri adalah tempat pada tubuh dimana nyeri terasa. 3) Intensitas Nyeri (Intensity of pain)

Intensitas nyeri adalah jumlah nyeri yang terasa. Intensitas nyeri dapat diukur dengan menggunakan angka 0 sampai 10 pada skala nyeri.

4) Nature/sifat Nyeri (Nature of pain)

Sifat nyeri adalah bagaimana nyeri terasa pada pasien. Sifat nyeri/kualitas nyeri dengan menggunakan kata-kata.

4. Metode Pengurangan Nyeri Persalinan

Macam-macam metode yang digunakan untuk meringankan nyeri persalinan, antara lain : (a) relaksasi adalah cara alami dengan melakukan latihan pernapasan sehingga melepaskan ketegangan pada otot-otot. Saat otot-otot rileks akan mendorong tubuh memproduksi hormon endorfin yang memberikan efek pengurang rasa sakit yang alami. Atau, dapat juga menggunakan musik atau sesuatu benda untuk mengalihkan rasa sakit dan membantu tubuh menjadi rileks; (b) berendam air hangat adalah cara alami dengan berendam dalam bak air hangat, mandi air hangat, atau handuk yang dibasahi dengan air hangat untuk diletakkan pada bagian pinggang. Rasa hangat dapat membantu mengurangi rasa sakit dengan membuat tubuh lebih rileks sehingga tubuh memproduksi hormon endorfin secara alami; (c) pijatan dari pasangan anda akan memberikan rasa nyaman dan menenangkn sehingga membuat otot-otot rileks ; (d) aromaterapi adalah cara alami yang digunakan untuk mengatasi rasa sakit. Sebaiknya konsultasikan dahulu dengan aromaterapis anda untuk memastikan keamanan minyak yang digunakan selama kehamilan; (e) TENS (Transcutaneus electrical nerve stimulation) adalah cara alami yang digunakan untuk mengurangi nyeri dengan menggunakan mesin TENS yang dipasang dibagian

(4)

pinggang, dimana setiap kali kontraksi datang, mesin akan melepaskan rangsangan elektrik kecil untuk menghambat rasa sakit dan merangsang tubuh melepaskan endorfin. Belum semua rumah sakit menyediakan alat ini dan pendapat tentang efektivitas mesin ini bervariasi. Sebagian menyatakan mesin ini sangat menolong, dan sebagian merasa tidak berefek; (f) hypnotherapy atau disebut juga hypnobirthing, hypnobabies, atau hypbirth adalah suatu cara alami yang digunakan untuk menghilangkan rasa takut, cemas, dan tekanan-tekanan lain yang mengetahui sang ibu dalam proses persalinan. Dengan teknik relaksasi otot, pernapasan dan pikiran yang menbantu ibu hamilakan mencapai keadaan diri tenang, rileks, dan memberi perasaan positif dan terkontrol terhadap tubuh hingga proses persalinannya. Hypnobirthing yang digunakan adalah metode penanaman sugesti dengan kata-kata atau visualisasi (membayangkan) yang indah dan menyenangkan saat otak telah berada dalam kondisi rileks sehingga dapat mengatasi dan melupakan rasa sakit. Belum semua rumah sakit di Indonesia menyediakan kursus hypnobirthing ini (Suririnah, 2009, hal 171); (g) metode bradley bisa dipelajari selama 12 minggu, mempersiapkan seorang wanita hamil secara emosional untuk membangun stamina, mengatur nyeri, dan membuat proses persalinan lebih efisien lewat kepercayaan dirinya sendiri. Metode ini menganjurkan ibu hamil didampingi suaminya, tanpa penggunaan bius epidural, operasi, ataupun alat-alat dan obat lain; (h) teknik alexander, teknik ini berfokus pada postur tubuh yang dapat mengurangi nyeri karena mereka percaya postur tubuh yang berbeda mempunyai fungsi berbeda bagi tubuh; (i) lamaze yaitu menggunakan teknik mengatur penapasan selama persalinan, dan aktifitas seperti berganti posisi serta berjalan selama proses persalinan. Teknik ini juga menyertakan suami untuk ikut serta dalam proses persalinan; (j) terapi musik dapat membantu ibu mengalihkan perhatian dari rasa nyeri sehingga ibu merasa

(5)

rileks. Hal ini ditujukan bagi ibu-ibu yang memang suka mendengarkan alunan nada, baik berupa alunan ayat Al-Qur’an, atau musik alam seperti suasana air terjun dengan gemericik air yang turun, atau dengan musik klasik (Henderson, 2005, hal.336-344).

B. Hypnobirthing

1. Metode dan Pengertian Hypnobirthing

Belakangan ini telah muncul berbagai cara melahirkan yang tidak sakit yakni dengan cara hypnosis yang biasa disebut Hypnobirthing. Hypno-birthing dicetuskan berdasarkan buku yang telah ditulis oleh pakar Ginekologi, Dr Grantly Dick-Read yang mempublikasikan buku Childbirt Without Fear tahun 1994. Terapi hypnobirthing selanjutnya dikembangkan oleh Maria Monang, seorang pendiri Hypno-Birthing institute tahun 1959. Terapi ini mengajarkan kepada ibu hamil untuk memahami dan melepaskan Fear-Tension-Pain-Syndrome yang sering kali menjadi penyebab kesakitan dan ketidaknyamanan selama proses kelahiran (Amrin, 2010).

Hypbo-birthing berasal dari kata Yunani Hypnosis yang berarti Tidur/pikiran tenag dan Birthing yang berarti proses kehamilan sampai melahirkan. Hypnobirthning adalah upaya alami menanamkan niat ke pikiran bawah sadar untuk menghadapi persalinan dengan tenang dan sadar (Amrin, 2010). Hypnobirthing merupakan sugesti yang dilakukan pada ibu hamil dengan cara mengusap bagian bawah payudara hingga perut terlebih saat bayinya bergerak-gerak sambil mengucpkan kalimat-kalimat positif yang dapat membangunkan kecerdasan otak pada anak (Chandyy, 2011).

Hypnobirthing merupakan salah satu jalan keluat yang paling nyaman karena proses di dalamnya hanya menggunakan semacam relaksasi yang dilakukan secara

(6)

rutin sebelum melahirkan. Relaksasi ini dilakukan untuk menyegarkan fikiran agar lebih tenang dan mencoba untuk membangun suasana hati (Chandyy, 2011).

Inti pertama dari Hypnobirthing adalah mind (pikiran). Inti yang kedua adalah soul (jiwa). Terkadang, informasi yang diterima oleh fikiran dapat mengubah kondisi jiwa sehingga muncul kekuatan yang nantinya juga akan mengganggu proses persalinan (Amrin, 2010). Hypnobirthing menanamkan rasa kasih sayang sejak dini terhadap anak yang sedang di dalam kandungan. Hanya dengan kasih sayang, setiap wanita yang siap bersalin akan mengalami apa yang disebut dengan hypno, sebuah ketenangan yang bersumber dari soul (jiwa) yang paling dalam (Chandyy, 2011).

Hypnobirthing merupakan perkembangan dari hypnosis, yang sama sekali bukan magic seperti anggapan yang berkembang di masyarakat. Banyak orang yang tidak tahu bahwa hypnosis merupakan bagian dari ilmu kedokteran dan bahkan yang menemukannya adalah seorang dokter bernama Dr Frans Anton Mesmer berkebangsaan Austria (Amrin, 2010).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hypnobirthing merupakan kombinasi antara proses kelahiran alami dengan hypnosis untuk mebangun persepsi positif dan rasa percaya diri serta menurunkan ketakutan, kecemasan, tegang dan panic sebelum, selama, dan setelah persalinan. Hypnobirthing merupakan sebuah paradigma baru dalam pengajaran melahirkan secara alami. Teknik ini mudah dipelajari, melibatkan relaksasi yang mendalam, pola pernafasan lambatdan petunjuk cara melepaskan endorphin dari dalam tubuh (relaksan alami tubuh) yang memungkinkan calon ibu menikmati proses kelahiran yang aman, lembut, dan cepat.

(7)

2. Manfaat Hypnobirthing

Ketenangan diri saat proses persalinan. Emosi dan niwa tenang memungkinkan ibu untuk tidak berteriak/ mengamuk/ menjerit kala menahan sakit akibat kontraksi. Karena ibu sudah siap secara mental.

1. Manfaat Untuk Ibu

a. Menghilangkan rsa takut, tegang, dan panic saat bersalin

b. Mempersingkat masa proses bersalin, pasca beralin cepat kembali pulih c. Ikatan batin ibu terhadap bayi dan suami juga jadi lebih kuat

d. Meningkatkan produksi ASI. Karena Relaksasi meningkatkan Vaskularisasivdiseluruh tubuh

e. Mnegurangi komplikasi medis dalam melahirkan 2. Manfaat Untuk Janin

a. Getaran tenang dan damai akan dirasakan oleh janin yang merupakan dari perkembangan jiwa (SQ)

b. Pertumbuhan janin lebih sehat karena keadaan tenang akan memberiksn hormon-hormon yang seimbang ke janin lewat plasenta

3. Manfaat Untuk Suami

Suami dapat menjamin proses melahirkan dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan lebih alami (Chandyy, 2011).

3. Pelaksanaan Hypnobirthing

Waktu untuk melakukan penanaman sugestia atau proses hypnobirthing adalah 2-3 minggu menjelang perkiraan persalinan, pada beberapa kasus ibu bersalin yang belum pernah mengikuti program hypnobirthing sejak TM I, mereka tetap merasakan hasil yang efektif meskipun melaksanakan sugesti pada minggu terakhir

(8)

atau bahkan hanya beberapa saat menjelang persalinan. Pada saat peraslinan tiba ibu dibimbing kembali untukmelakukan relaksasi.

Pada saat persalinan sugesti keyakinan ibu untuk percaya pada dirinya sendiri, bahwa persalinan akan berjalan normal, nyaman, cepat, dan aman. Dengan kata lain ibu meng-hypnosis diri sendiri pada waktu relaksasi dirumah karena waktu relaksasi di rumah lebih banyak daripada waktu pertemuan di klinik. Peran suami juga sangat dibutuhkan dalam proses relaksasi ini.

1) Posisi Relaksasi

Pada awal kehamilan, latihan relaksasi terasa lebih nyaman dengan posisi tidur terlentang. Memasuki masa kehamilan berikutnya, mungkin anda ingin sesikit mengangkat kepala dan bahu karena berat janin semakin bertambah. Jika pertambahan berat badan cukup banyak, sebaiknya anda memilih posisi lain. Jika berbaring terlentang rata, tekanan berat badan bayi akan menghambat pembuluh darah utama di punggung, yaitu vena kava utama sehingga menghambat suplai darah ke bagian bawah tubuh dan janin (Amrin, 2010).

Ada dua macam posisi yang dapat dipilih, yaitu posisi berbaring (terlentang), dan posisi lateral (miring) :

a. Relaksasi dengan posisi berbaring (1) Biarkan kedua lengan di sisi tubuh

(2) Tekuk siku sedikit keluar dengan bahu sedikit membuka keluar

(3) Tangkupkan tangan dengan lembut dan perlahan di tangkupkan, arahkan telapaknya ke bawah dengan jari-jari dalam posisi mambulat, beristirahat di kedua sisi tubuh

(4) Regangkan kedua kaki dengan jarak sekitar 6 inci (15,2 cm), dengan posisi menekuk keluar.

(9)

b. Relaksasi dengan posisiLateral

(1) Ini merupakan posisi paling penting. Umumnya posisi inilah yang dipilih selama persalinan dan menjadi posisi tidur ibu hamil selama minggu-minggu terakhir kehamilan.

(2) Baringkan ttubuh di sisi kiri

(3) Leher dan sisi kiri kepala beristirahat diatas bantal (4) Lengan kiri diletakkan lepas di sisi kiri tubuh

(5) Selanjutnya, dengan siku terlipat letakkan tangan di sebelah bantal. Kaki kiri lurus ke bawah dengan lutut sedikit menekuk. Kaki kanan diletakkan diatasnya dengan pinggul di topang oleh satu atau dua bantal di baawah lutut (Amrin, 2010).

2) Langkah sebelum latihan hypnobirthing :

a. Memutar kepala dengan posisi miring ke atas bahu sebanyak 8 kali hitungan. Meletakkan jari-jemari kiri dan kanan di atas bahu, lalu memutar ke belakang sebanyak 8 kali dan ke depan 8 kali.

b. Untuk merelaksasikan otot, berbaring santai. Meluruskan lengan kanan dan kiri sejajar tubuh. Memposisikan telapak kanan menghadap ke atas. Menegakkan telapak kaki hingga merambat ke betis, paha, pinggul, dan dada. Menarik pundak ditarik ke atas dan kedua telapak dikepal kuat-kuat. Mengerutkan dahi, tarik lidah kea rah langit-langit.

c. Selanjutnya relaksasi pernapasan. Ketika berbaring, napas akan terdorong kea rah perut. Menarik napas panjang lewat hidung sampai 10. Menghembuskan perlahan-lahan lewat mulut. Lanjutkan 10 kali.

d. Merelaksasikan pikiran. Memejamkan mata sejenka lalu buka perlahan-lahan sambil memandang ke satu titik yang tepat di atas mata, makin lama kelopak

(10)

mata makin rileks, berkedip dan pada hitungan ke-5 mata akan menutup. Ketika kondisi sudah nyaman, masukkan pikiran positif yang akan terekam dalam alam bawah sadar. Contoh program positif “ saya dan janin di dalam kandungan akan tumbuh sehat dan saat persalinan akan menghadapinya dengan tenang” (Ronald, 2010).

Motivasi untuk melakukan Hif juga dimotifasi oleh rasa ingin bertemu dengan bayi yang dikandungannya, sehingga sakit yang biasanya banyak dirasakan ibu hamil tidak akan terasa lagi (Chandyy, 2011).

4. Teknik Dasar Hypnosis

Batbual (2010) menyatakan bahwa ada beberapa langkah teknik dalam hypnosis, antara lain :

1. Pre-Induction

Tahap ini adalah periode persiapan hypnosis. Persiapan hypnosis meliputi posisi klien, kenyamanan klien, pada tahap ini sebagai proses hypnosis selanjutnya. 2. Induction

Tahap ini adalah proses membawa klien menuju kondisi trans atau hypnosis state. Kondisi hypnosis state adalah kondisi dimana pikiran bawah sadar seseorang terbuka dan siap menerima informasi atau idea tau sugesti.

3. Suggestion Sugesti

Proses sugesti artinya memberikan atau menanamkan informasi atau ide pada pikiran bawah sadar seseorang dengan mempergunakan kata-kata atau situasi tertentu. Kemampuan komunikasi adalah kunci utama.

Dalam hypnotheraphi sugesti yang diberikan adalah : a. Permisif, sugesti bersifat ajakan bukan perintah

(11)

b. Repetition, pengulangan dimaksudkan untuk penanaman sugesti ke dalam pikiran bawah sadar.

c. Client Languange Preference, mempergunakan bahasa yang mudah dimengerti atau bahasa kebiasaan klien.

d. Progresif, sugestikan perubahan yang bertahap sehingga lebih mudah diterima oleh pikiran sadar maupun bawah sadar.

C. Pengertian Persepsi

Secara etimologi bahwa persepsi berasal dari bahasa Inggris yaitu perception yang artinya tanggapan, daya untuk memahami sesuatu. Menurut Walgito (2002) persepsi merupakan suatu proses yang dialami oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris.

Adanya objek atau peristiwa akan memberi respon pada individu itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut persepsi individu terhadap dunia sekitarnya berbeda satu sama lain. Perbedaan itu tercermin dalam tingkah laku dan pendapat, yang mana menjadikan adanya dinamika dalam kehidupan manusia sendiri (Ahmadi, 2004, hal.46). Dengan kata lain bahwa persepsi adalah pandangan atau penilaian seseorang setelah melakukan pengamatan. Dengan demikian persepsi dibangun atas tiga unsur yaitu : pengamatan, penilaian dan pendapat. Pengamatan berarti subjek mampu memberikan penilaian tentang sesuatu yang dilakukan diamati, sehingga subjek mampu menginterpretasikan objek yang dilihatnya.

Berdasarkan hal tersebut persepsi adalah proses pengamatan atas sesuatu yang berada di lingkungan kita dengan mengandalkan segenap indera-indera yang dimiliki dengan tingkat kesadaran yang tinggi. Oleh karena itu, persepsi seseorang tentang sesuatu berarti orang tersebut mengetahui, memahami dan menyadari sesuatu

(12)

itu. Sehingga persepsi seseorang akan mempengaruhi perilakunya terhadap objek atau peristiwa yang dialaminya (Walgito, 2002, hal.73).

Menurut Slamet (2003) persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan dengan inderanya yaitu indera penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, atau penciuman.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, persepsi ibu adalah proses yang mereka alami melalui proses penginderaan yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak, selanjutnya melakukan penilaian berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan tersebut.

D. Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Proses pengeluaran janin yang lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, yang umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin (Prawirohardjo, 2002, hal. 180).

2. Nyeri dalam Persalinan

Beberapa sistem tubuh terpengaruh oleh persalinan. Nyeri persalinan berkaitan dengan peningkatan frekuensi nafas. Hal ini menyebabkan penurunan kadar PaCO2 yang disertai dengan peningkatan pH. Kemudian, janin juga terpengaruh dan selanjutnya terjadi penurunan PaCO2 janin. Hal ini dapat diketahui dengan adanya deselerasi akhir pada kardiotograf. Keseimbangan asam basa sistem juga

(13)

dapat berubah karena hiperventilasi dan latihan pernafasan. Alkalosis kemudian dapat mempengaruhi difusi oksigen ke plasenta sehingga terjadi hipoksia janin. Curah jantung meningkat selama kala satu dan dua persalinan. Peningkatan ini dapat mencapai 20% dan 50%. Hal ini terjadi akibat kembalinya darah uterus ke sirkulasi maternal yang berjumlah sekitar 250-300 ml pada setiap kontraksi. Nyeri, kekhawatiran, dan ketakutan dapat menyebabkan respon simpatis sehingga curah jantung dapat menjadi lebih besar (Myles, 2009, hal. 466).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasa Nyeri dalam Persalinan

Faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan yaitu : a) Usia, wanita yang sangat muda dan ibu yang tua mengeluh tingkat nyeri persalinan yang lebih tinggi, b) Paritas dapat mempengaruhi persepsi, primipara mengalami nyeri yang lebih besar pada awal persalinan, sedangkan multipara mengalami peningkatan tingkat nyeri setelah proses persalinan dengan penurunan cepat pada persalinan kala II, c) Wanita yang mempunyai pelvis kecil, bayi besar, bayi dengan presentasi abnormal, d) Wanita yang mempunyai riwayat dismenorea dapat mengalami peningkatan persepsi nyeri, kemungkinan karena produksi kelebihan prostaglandin, e) Kecemasan akan meningkatkan respon individual terhadap rasa sakit, ketidaksiapan menjalani proses melahirkan, dukungan dan pendamping persalinan, takut terhadap hal yang tidak diketahui, pengalaman buruk persalinan yang lalu juga akan menambah kecemasan, sehingga menimbulkan peningkatan rangsang nosiseptif pada tingkat korteks serebral dan peningkatan sekresi katekolamin yang juga meningkatkan ransang nosiseptif pada pelvis karena penurunan aliran darah dan terjadi ketegangan otot, f) faktor sosial dan budaya di mana beberapa budaya mengharapkan stoicisme (sabar dan membiarkannya) sedang budaya yang lainnya mendorong keterbukaan untuk menyatakan perasaan (Walsh, 2007, hal. 261).

(14)

4. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan

Sebab-sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. Banyak faktor yang memegang peranan dan bekerja dalam proses terjadinya persalinan antara lain : Teori hormonal, prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf, dan nutrisi hal inilah yang diduga memberikan pengaruh sehingga partus dimulai.

a) Penurunan kadar progesteron

Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaiknya estrogen meningkatkan kontraksi otot rahim. Selama kehamiIan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.

b) Teori oxcytosin

Pada akhir kehamilan kadar oxcytosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim.

c) Keregangan otot-otot

Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan maka makin tereganglah otot-otot rahim sehingga timbullah kontraksi untuk mengeluarkan janin.

d) Pengaruh janin

Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan oleh karena itu pada ancephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.

(15)

e) Teori Prostaglandin

Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke-15 hingga aterm meningkat, terutama saat persalinan (Prawirohardjo, 2005, hal. 181).

Secara mikroskopis perubahan-perubahan biokimia dalam tubuh wanita hamil sangat menentukan seperti perubahan hormon estrogen dan hormon progesteron. Seperti di ketahui bahwa hormon estrogen merupakan penenang bagi otot otot uterus, menurunnya hormon ini terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum partus dimulai.

Kadar prostaglandin cenderung meningkat ini terjadi mulai kehamilan usia 15 minggu hingga aterm lebih pada saat partus berlangsung, plasenta yang mulai menjadi tua seiring dengan tuanya usia kehamilan. Keadaan uterus yang terus membesar dan menegang mengakibatkan terjadinya ishkemik otot-otot uterus hal ini juga yang diduga menjadi penyebab terjadinya gangguan sirkulasi utero-plasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi. Faktor lain yang berpengaruh adalah berkurangnya jumlah nutrisi, hal ini pertama kali dikemukakan oleh Hipokrates : bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan dikeluarkan. Faktor lain yang dikemukakan adalah tekanan pada pleksus frankenhauser yang terletak di belakang servik, bila ganglion ini tertekan maka kontraksi uterus dapat dibangkitkan (Prawirohardjo, 2005, hal. 181).

5. Tahap-tahap dalam Persalinan

Dalam persalinan terbagi dalam empat tahap yaitu, a. Tahap pertama persalinan ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak terjadi kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi serviks lengkap. Pada tahap pertama ini terbagi dalam tiga bagian : fase laten, selama fase laten banyak mengalami kemajuan dari pada penurunan janin. Fase aktif dan fase transisi, dilatasi serviks dan penurunan bagian presentasi berlangsung lebih cepat. Tidak ada batasan mutlak untuk lama tahap

(16)

pertama persalinan hingga dapat dikatakan normal. b. Tahap kedua persalinan berlangsung sejak dilatasi serviks lengkap sampai janin lahir. c. Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir . Plasenta biasanya lepas setelah tiga atau empat kontraksi uterus yang kuat, yakni setelah bayi lahir. Plasenta harus dilahirkan pada kontraksi uterus berikutnya yaitu 45 sampai 60 menit . d. Tahap keempat persalinan berlangsung kira-kira dua jam setelah plasenta lahir. Periode ini merupakan masa pemulihan yang tejadi segera jika homeostasis dengan baik. Masa ini merupakan periode yang penting untuk memantau adanya komplikasi, misalnya perdarahan abnormal ( Bobak, 2004. hlm. 246).

6. Fase – Fase dalam Kala I Persalinan

Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala satu persalinan terdiri atas dua fase yaitu :

a) Fase laten kala satu persalinan

1) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.

2) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.

3) Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam. b) Fase aktif pada kala satu persalinan

1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap.

2) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian yang telah disajikan pada bab – bab sebelumnya, setelah melakukan analisis pada struktur bangunan gedung rumah sakit R K Charitas, maka dapat

(3) bukti memilikiilmu pengetahuan dinilai dari keterampilannya, bukan dari sert ifikatnya, (4) biasanya tidak terlalu terikat dengan ketentuan yang ketat, (5) isi, staf

Pencon bagian depan dari kuningan, bagian bahu dari besi dicat dengan Brom warna kuning emas, rancakan diberi list dengan brom warna kuning emas Pencon bagian depan dari

Saat pertama kali e-SPT diterapkan di KPP Pratama Makassar Barat tahun 2015 kendala yang dihadapi dalam penerapannya yaitu pertama sulitnya mengajarkan dan

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

vigintioctopunctata dan dapat menghambat perkembangan larva menjadi pupa serta perkembangan pupa menjadi imago (konsentrasi 0,5% b/v). Ekstrak metanol dari bahan

Berdasarkan pengurangan berat rotan akibat serangan rayap, dari 25 jenis rotan sebanyak 7 jenis (28%) termasuk berkeawetan tinggi, sedangkan sisanya (18 jenis atau 72%)

Umur Rencana merupakan jumlah waktu dalam tahun yang dihitung dari sejak jalan tersebut dibuka untuk lalu lintas sampai diperlukan perbaikan berat atau perlu diberi lapis ulang.