• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktik Manajemen Konservasi untuk Mence

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Praktik Manajemen Konservasi untuk Mence"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Praktik Manajemen Konservasi untuk Mencegah Praktik Manajemen

Laba yang dapat Mempengaruhi Tingkat Pengembalian (Return), dan

untuk Mendukung Kelangsungan Bisnis Perusahaan

Wahyu Ristiani NPM: 1506769945

Program Studi Pascasarjana Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia

Email: yuyuristiani@yahoo.com

Abstrak

Praktik manajemen laba merupakan suatu tindakan yang dapat mengancam posisi laba perusahaan dan tingkat pengembalian (return) bagi investor. Investor akan menginvestasikan dana mereka pada perusahaan yang dapat memberikan tingkat keuntungan yang tinggi, serta memiliki laporan keuangan yang dapat dipercaya. Hasil penelitian Nuryaman (2013), menunjukkan bahwa manajemen laba berpengaruh negatif signifikan terhadap

return saham.

Manajemen konservasi dapat diterapkan untuk mencegah praktik manajemen laba, meminimalisir tindakan kecurangan dan pencurian. Melalui praktik ini, perusahaan dapat memaksimalkan laba, meningkatkan kesejahteraan investor dan pemangku kepentingan lainnya, serta memastikan perusahaan akan terus berjalan.

Keywords: laba; manajemen laba; manajemen konservasi; return.

Abstract

Earnings management practice is an action that can threaten the position of company incomes and investor returns. Investor will invest in companies that give a high return, and have a reliable financial report. The result of Nuryaman (2013) research, show that earnings management negatively significant influence towards share returns.

Conservations management can be implemented to prevent earnings management practice, minimize fraud and theft action. Through this practice, company can get maximal income, enhance the welfare for investors and other stakeholder, also to ensure company will keep going.

Keywords: earnings management; conservation management; income; return.

Pendahuluan

Salah satu tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba dan meningkatkan

kemakmuran para investor atau pemegang saham. Melalui laporan keuangan, pemilik

perusahaan dapat mengetahui perkiraan laba, perkembangan harga saham mereka, dan

(2)

2

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi atau tingkat keuntungan yang

dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya (Hartono, 2000). Para investor

membutuhkan informasi yang akurat dan memenuhi syarat untuk membantu mereka dalam

menganalisa investasi saham di pasar modal, dan salah satu sumber informasi yang

dibutuhkan adalah laporan keuangan.

Peran seorang manajer keuangan sangat penting dalam penyusunan laporan keuangan

perusahaan, karena manajer keuangan akan menerapkan metode dan kebijakan akuntansi

yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Namun, seringkali manajer

mengambil keputusan untuk menyesuaikan laba, guna memaksimalkan kesejahteraan

perusahaan dan atau manajer itu sendiri. Menurut Nuryaman (2013), praktik manajemen

laba merupakan kesempatan bagi manajer dalam merubah angka-angka laporan keuangan

agar sesuai dengan tujuan masing-masing perusahaan.

Adanya praktik manajemen laba akan menguntungkan satu pihak dan merugikan

pihak lainnya. Praktik ini dapat mempengaruhi return yang diterima investor. Oleh karena itu,

sangatlah penting bagi pihak manajemen untuk memerangi praktik manajemen laba, guna

mengamankan laba perusahaan dan return bagi investor. Praktik Manajemen konservasi dapat

menjadi alternatif pilihan dalam upaya perusahaan mengamankan laba dan return.

Tinjauan Pustaka

A. Manajemen Laba

Manajemen laba terjadi ketika manajemen menerapkan keputusan tertentu dalam

keuangan laporan dan transaksi, untuk mengubah laporan keuangan dasar atas penilaian

kinerja perusahaan yang bertujuan untuk menipu para pemilik.Definisi mengenai

manajemen laba (earnings management), menurut Fisher dan Rosenzweig (1995) diartikan

sebagai tindakan-tindakan manajer untuk menaikkan (menurunkan) laba periode berjalan

dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa menyebabkan kenaikan (penurunan)

keuntungan ekonomi perusahaan dalam jangka panjang.

Menurut Scott (2000), manajemen laba adalah pemilihan kebijakan akuntansi oleh

manajer untuk mencapai tujuan khusus. Scott lebih lanjut mengungkapkan bahwa terdapat

dua cara yang saling melengkapi dalam berfikir tentang manajemen laba, yaitu pertama

perilaku oportunistik manajemen untuk memaksimumkan utilitasnya dalam kompensasi,

(3)

3 manajemen laba dilakukan untuk menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam

kontrak.

B. Laba

Definisi laba menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), laba adalah selisih

lebih antara harga penjualan yang lebih besar dan harga pembelian atau biaya produksi

atau suatu keuntungan. Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) Nomor

1 Revisi tahun 2013, laba dan atau rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak

termasuk komponen-komponen pendapatan komprehensif lain.

C. Tingkat Pengembalian (Return)

Hartono (2000) berpendapat bahwa return merupakan hasil yang diperoleh dari

harga saham sekarang dikurangi harga saham sebelumnya dibagi dengan harga saham

sebelumnya. Menurut Gitman (2006), return adalah total pendapatan atau kerugian yang

dialami pada suatu investasi dalam jangka waktu, dihitung dengan cara membagi distribusi

kas saham selama periode investasi, ditambah perubahan nilai saham dari nilai pada awal

periode investasi.

D. Manajemen Konservasi

Konsep konservasi pertama kali dikemukakan oleh Theodore Roosevelt pada tahun

1902. Konservasi berasal dari kata “conservation”, bersumber dari kata con(together) dan

servare (to keep, to save) yang dapat diartikan sebagai upaya memelihara milik kita (to

keep, to save what we have), dan menggunakan milik tersebut secara bijak (wise use).

Konservasi secara umum adalah pelestarian atau perlindungan, sehingga manajemen

konservasi dapat diartikan sebagai berbagai upaya untuk melestarikan atau mengawetkan,

melindungi, untuk secara berkelanjutan dapat terus dimanfaatkan dengan bijak.

Pengaruh Praktik Manajemen Laba terhadap Tingkat Pengembalian (Return)

Praktik-praktik manajemen laba akan mengakibatkan pengungkapan informasi palsu

keuangan perusahaan, karena tidak disajikan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Manajemen

laba menjadi perhatian besar bagi pemangku kepentingan perusahaan dan gerakan harga

saham yang terus-menerus berubah membuat investor harus melakukan analisis dalam

memutuskan untuk berinvestasi. Informasi keuangan yang akurat dan dapat dipercaya akan

mampu menggambarkan informasi yang berkaitan dengan data keuangan historis dari

(4)

4 satu kunci bagi investor dalam melakukan keputusan investasi (Nuryaman, 2013). Nuryaman

membuktikan bahwa manajemen laba berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham.

Dalam relalita, para investor akan memutuskan untuk menginvestasikan dana mereka

pada perusahaan yang sehat dan menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi. Kinerja

perusahaan menjadi pertimbangan utama para investor. Kinerja perusahaan tercermin dalam

laporan tahunan yang dibuat perusahaan. Di dalam laporan tahunan perusahaan terdapat pula

laporan keuangan yang telah di audit oleh auditor independen. Dengan demikian, adanya

proses audit tersebut diharapkan dapat mengungkap praktik manajemen laba, sehingga

laporan keuangan dapat diselamatkan.

Menerapkan Praktik Manajemen Konservasi dalam Perusahaan

Banyak hal yang dapat merugikan perusahaan, salah satunya yaitu praktik manajemen

laba, selain itu juga didukung oleh tindakan kecurangan (fraud), dan pencurian. Direktur

sebagai pengelola perusahaan, yang memiliki tujuan memaksimalkan laba dan kelangsungan

bisnis, perlu memasukkan konsep konservasi dalam tata kelola perusahaan yang baik, untuk

mengamankan apa yang menjadi milik perusahaan. Manajemen konservasi memiliki 3 (tiga)

pilar utama, yaitu perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan. Berikut ini uraian mengenai

pilar-pilar konservasi terkait dengan manajemen perusahaan.

1. Perlindungan

Tujuan: tujuan dari upaya perlindungan yaitu, agar perusahaan tidak rugi, bisnis tetap

berjalan, memeperkuat tata kelola untuk memperoleh kepercayaan dari investor dan

para pemangku kepentingan lainnya.

Yang dilindungi:

- bagi internal perusahaan: asset, modal, laba (uang)

- bagi eksternal, investor: tingkat pengembalian/return (uang dan saham)

Yang mengancam:praktik manejemen laba, fraud, pencurian

Cara atau upaya perlindungan:

- audit atas laporan keuangan oleh auditor independen per periode akuntansi;

- audit internal perusahaan dapat dilakukan sewaktu-waktu;

- menjalankan sistem manajemen risiko oleh Komite Pemantau Risiko;

- menjalankan whistleblowing system;

- menjalan sistem keamanan yang baik dengan teknologi keamanan yang canggih;

(5)

5 - mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk menumbuhkembangkan self of

belonging.

2. Pengawetan

Tujuan: tujuan dari upaya pengawetan adalah agar tidak habis, sebagai cadangan

untuk ditumbuhkembangkan agar tetap ada terus (lestari).

Yang diawetkan:

- bagi internal perusahaan: asset, modal, laba (uang)

- bagi eksternal, investor: tingkat pengembalian/return (uang dan saham)

Cara atau upaya pengawetan: disimpan dalam rekening, diinvestasikan (saham,

property)

3. Pemanfaatan

Tujuan: tujuan dari pemanfaatan adalah untuk dinikmati, dan atau dapat digunakan

kembali secara terus menerus.

Yang dimanfaatkan:

- bagi internal, perusahaan: asset, modal, laba (uang)

- bagi eksternal, investor: tingkat pengembalian/return (uang dan saham)

Cara atau upaya pemanfaatan :

- bagi internal, perusahaan: dimanfaatkan untuk menjalankan bisnis perusahaan,

membayar gaji karyawan, dialokasikan sebagai dana CSR dan donasi,

memperbaiki fasilitas kantor, dan diinvestasikan.

- Bagi eksternal, investor: disimpan sebagai investasi, dikembangkan untuk

investasi lainnya, dan diuangkan untuk dimanfaatkan secara langsung.

Pembahasan

Praktik manajemen konservasi memiliki banyak keuntungan bagi kelangsungan hidup

perusahaan dan pemangku kepentingan, namun pelaksanaannya dibutuhkan komitmen yang

tinggi. Perlindungan, sebagai tahapan awal konservasi memastikan bahwa asset, modal, laba

yang dimiliki, dan return yang akan diberikan pada investor tidak berkurang, karena suatu

tindakan yang tidak bertanggung jawab dari pihak lain. Audit atas laporan keuangan oleh

auditor independen yang kompeten, dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi

adanya praktik manajemen laba dalam laporan. Audit internal oleh Komite Audit dapat

dilakukan bukan hanya pada laporan keuangan, namun juga pada barang asset, peralatan,

(6)

6 Sistem manajemen risiko perusahaan berguna untuk memitigasi risiko-risiko yang

mungkin timbul. Sistem ini selalu terkait dengan sistem penyampaian pengaduan

(whistleblowing system). Melalui sistem ini perusahaan menghimbau agar seluruh karyawan

yang mengetahui adanya pelanggaran, kecurangan dan pencurian dapat melapor ke pusat

pengaduan perusahaan. Dengan demikian, tindakan kecurangan ataupun pencurian dapat

segera dihentikan, tersangka dapat diberi sanksi skorsing ataupun pemutusan hubungan kerja.

Teknologi keamanan yang canggih mendukung perusahaan untuk menjaga asset

mereka. Sosialisasi budaya anti fraud pada seluruh jenjang karyawan perusahaan

setidak-tidaknya dapat memberi kesadaran seluruh karyawan untuk bekerja dengan jujur. Di samping

itu, perusahaan perlu untuk mengadakan pendidikan dan pelatihan, baik pada karyawan baru

maupun lama, tentang self of belonging. Pendidikan dan pelatihan ini diharapkan dapat

menumbuhkan kesadaran diri karyawan untuk mempunyai ‘rasa memiliki’ pada tempat

dimana mereka bekerja, tempat yang mendukung kondisi ekonomi mereka, sehingga timbul

keinginan untuk menjaga, melindungi dan mengelola perusahaan seperti milik mereka sendiri.

Setelah melalui tahap perlindungan, perusahaan wajib mengawetkan asset, modal,

laba mereka dan return bagi investor. Upaya-upaya pengawetan dapat ditempuh dengan cara

menyimpannya di rekening bank, atau di rekening investasi. Saat ini investasi pada property

lebih dipilih untuk upaya mengawetkan uang para investor dan perusahaan. Hal ini dipilih

karena harga property tidak akan turun, tetapi lambat laun malah akan naik, sehingga modal

untuk membeli property jumlahnya tetap, dan akan mendapat keuntungan jika property

tersebut dijual kembali.

Pemanfaatan secara bijak, berarti menggunakan sesuatu tidak sampai habis, namun

dapat dimanfaatkan kembali secara terus menerus. Dalam manajemen konservasi sebuah

perusahaan, pemanfaatan asset dan modal adalah untuk menjalankan bisnis. Ketika bisnis

berjalan dengan baik, maka akan mengasilkan laba. Laba ini sebagian ada yang ditahan untuk

memperkuat modal perusahaan, sebagian untuk dibagikan kepada investor atau pemegang

saham dalam bentuk cash dividen. Selain itu, laba yang terkumpul juga dapat dimanfaatkan

untuk membeli gedung, alat, dan perlengkapan kantor, yang berguna menunjang

kelangsungan bisnis. Namun, ada juga sebagian dari laba yang dimanfaatkan untuk

dihabiskan, misalnya alokasi pada donasi bencana alam, aksi sosial, dan dana terkait tanggung

jawab sosial perusahaan (CSR). Pemanfaatan tersebut tidak dapat kembali dalam bentuk uang

ataupun modal yang dapat dimanfaatkan kembali, namun dapat kembali dalam bentuk

kepercayaan masyarakat dan pemangku kepentingan terhadap perusahaan, citra baik bagi

(7)

7 Pemanfaatan dari sisi eksternal yaitu oleh insvestor, adalah pemanfaatan atas tingkat

pengembalian (return). Return yang diterima investor dapat berupa saham ataupun uang.

Return saham dapat endapkan dalam rekening investasi saham perusahaan yang dimiliki,

sehingga akan menambah jumlah kepemilikan sahamnya. Alternatif pemanfaatan lainnya,

yaitu dengan menjual saham untuk mendapat uang, sehingga uang bisa digunakan untuk

modal usaha, atau investasi ditempat lain, ataupun langsung dimanfaatkan nilainya. Untuk

return yang berupa uang, dapat dimanfaatkan langsung nilainya untuk memenuhi kebutuhan

hidup, ataupun diinvestasikan kembali untuk membeli saham, atau investasi lainnya.

Kesimpulan

Manajemen konservasi adalah praktik yang baik, serta memberi manfaat lebih dan

mampu membawa perusahaan pada keberlanjutan. Melalui manajemen konservasi,

perusahaan dapat merencanakan sistem perlindungan yang lebih baik, cara pengawetan yang

lebih tepat, serta pemanfaatan yang lebih bijaksana. Penerapan manajemen konservasi mampu

meminimalisir praktik manajemen laba, kecurangan, dan pencurian. Melaui praktik ini,

perusahaan akan dapat memaksimalkan laba, meningkatkan kesejahteraan investor dan

pemangku kepentingan lainnya, serta bisnis akan terus berjalan.

Saran

Manajemen konservasi memang seharusnya tidak hanya diterapkan untuk

melestarikan sumber daya alam saja, namun dapat juga diterapkan di segala aspek kehidupan.

Bagi perusahaan, kesadaran terhadap ancaman harus semakin ditingkatkan, strategi untuk

mitigasi terhadap tindakan yang tidak bertanggung jawab harus disusun dengan baik. Selain

itu, sudah waktunya perusahaan tidak hanya memikirkan untuk mendapatkan laba saja,

namun juga kelangsungan bisnis jangka panjang, kesejahteraan pemangku kepentingan, dan

mendukung pembangunan berlanjutan.

Daftar Pustaka

Definisi konsep konservasi menurut para ahli. 2013.

(8)

8 Hartono, J. 2000. Teori portfolio dan analisis investasi. Edisi kedua, BPFE, Yogyakarta

Fisher, M. & K. Rosenzweig. 1995. Attitude of students and accounting practitioners concerning the ethical acceptability of earnings management. Journal of Business

Ethics, 14: 433-444

Gitman, Lewrence J. (2006), Principal of managerial finance. Edisi 11, Pearson, 450 hlm.

Konservasi. 2013. https://id.wikipedia.org/wiki/Konservasi. Diakses pada tanggal 11 Maret 2016

Nuryaman. 2013. The influence of earning management on stock return and the role of audit quality as a moderating variable. International Journal of Trade, Economics and

Finance, 4(2)

PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) Nomor 1 Revisi 2013

Scott, W. 2000. Financial Accounting Theory. Edisi kedua, Prentice-Hall Inc, Canada

The conservationst. 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan penelitian Cesaria Yomi dengan penelitian ini terletak pada objek penelitian yaitu pada Bank Umum Syariah (BUS) periode 2009-2012 dan pada variabel independen

Menurut Riyanto (1995) laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan financial suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva,

(5) Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (l) wajib melakukan perbaikan sesuai dengan rekomendasi yang diberikan dalam waktu paling lama. 3 (tiga) bulan sejak

Selanjutnya, Undang-undang No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia pada konsideran menimbang (poin a), disebutkan bahwa pemeliharaan keamanan dalam negeri

Untuk mengetahui besar pengaruh kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian Nissan Grand Livina pada Dealer Nissan Soekarno Hatta Bandung 5.

Indikator keberhasilan output dari PUMP P2HP adalah: 1) Tersalurkannya BLM kepada 1.500 Kelompok Usaha Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR) di 33 Propinsi; dan 2) Terlaksananya

Penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan jasa rumah kos di wilayah kampus Yogyakarta, hal ini dapat diartikan

Setelah melakukan penelitian tentang kriteria kinerja dosen berdasarkan Permendikbud Nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi serta melakukan