• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN SOSIAL TUNAI KEMENTERIAN SOSIAL RI DI MASA COVID 19 (STUDI KASUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN SOSIAL TUNAI KEMENTERIAN SOSIAL RI DI MASA COVID 19 (STUDI KASUS"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

RW.001 KELURAHAN DURI KOSAMBI, KECAMATAN CENGKARENG, JAKARTA BARAT)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Universitas Sumatera Utara Oleh :

MUTIARA SHOFI 170902087

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

Universitas Sumatera Utara

(2)

RW.001 KELURAHAN DURI KOSAMBI, KECAMATAN CENGKARENG, JAKARTA BARAT)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dalam Program Studi Kesejahteraan Sosial Pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Poliik Universitas Sumatera Utara

Oleh : MUTIARA SHOFI

170902087

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

Universitas Sumatera Utara

(3)

i Telah diuji pada

Tanggal: 12 Agustus 2021

Universitas Sumatera Utara

(4)

ii Tanggal: 12 Agustus 2021

PANITIA PENGUJI SKRIPSI Ketua : Agus Suriadi, S.Sos, M.Si Anggota : 1. Dr. Bengkel, M.Si

2. Mia Aulina Lubis, S.Sos, M.Kesos

Universitas Sumatera Utara

(5)

iii Judul Skripsi

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN SOSIAL TUNAI KEMENTERIAN SOSIAL RI DI MASA COVID – 19 (STUDI KASUS RW.001 KELURAHAN DURI KOSAMBI, KECAMATAN CENGKARENG,

JAKARTA BARAT)

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturn perundangan yang berlaku.

Medan, Agustus 2021 Penulis,

Mutiara Shofi

Universitas Sumatera Utara

(6)

iv

KEMENTERIAN SOSIAL RI DI MASA COVID – 19 (STUDI KASUS RW.001 KELURAHAN DURI KOSAMBI, KECAMATAN CENGKARENG,

JAKARTA BARAT)

ABSTRAK

Program Bantuan Sosial Tunai merupakan program sosial sebagai bentuk perwujudan intervensi Pemerintah melalui kementerian Sosial RI dalam rangka memberikan stimulus Jaringan Pengaman Sosial di tengan masa Covid-19. Program Bantuan Sosial akan diberikan kepada masyarakat berdasarkan pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Munculnya Corona Dieseas 2019 (COVID-19) di Indonesia menimbulkan kekhawatiran dari berbagai kalangan, khususnya masyarakat dan memeberikan dampak yang merugikan di berbagai sektor. Sebagai bentuk tanggung jawab negara kepada masyarakat didalam mengantisipasi semua permasalahan terkait Covid-19, pemerintah menggelontorkan berbagai skema bantuan yaitu Program Bantuan Sosial Tunai (BST). Untuk melihat indikator tercapainya dari program BST Kementerian Sosial RI dalam membantu masyarakat yang terdampak Covid-19 dapat diukur melalui efektivitas pelaksanaam program Bantuan Sosial Tunai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program Kementerian Sosial RI dengan menggunakan 4 indikator teori Budiani (ketepatan sasaran, Sosialisasi Program, Tujuan Program, Pemantauan Program) dan untuk mengetahui faktor penghambat pelaksanaan program BST Kementerian Sosial RI di masa Covid-19 di RW.001 Kelurahan Duri Kosambi. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini berjumlah delapan orang. Informan terdiri dari dua informan kunci, tiga informan utama, dan tiga informan tambahan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program Bantuan Sosial Tunai Kementerian Sosial RI di masa Covid-19 di RW.001 Kelurahan Duri Kosambi belum efektif dan terdapat faktor penghambat dalam penelitian ini yaitu data penerima BST yang diajukan tidak sesuai dengan jumlah BST yang diterima, tidak ada validasi data, pengambilan susulan, dan BST yang dikeluarkan secara mendadak serta tidak ada sosialisasi.

Kata Kunci: Efektivitas, Program Bantuan Sosial Tunai, KPM, Covid-19

Universitas Sumatera Utara

(7)

v

RW.001 DURI KOSAMBI VILLAGE, CENGKARENG DISTRICT, WEST JAKARTA)

ABSTRACT

The Cash Social Assistance Program is a social program as a form of government intervention through the Indonesian Ministry of Social Affairs in order to provide a stimulus for the Social Safety Network during the Covid-19 pandemic. The Social Assistance Program will be provided to the community based on the Integrated Social Welfare Data (DTKS). The emergence of the 2019 Corona Dieseas (COVID- 19) in Indonesia has raised concerns from various groups, especially the community and has had a detrimental impact on various sectors. As a form of state responsibility to the community in anticipating all problems related to Covid-19, the government has launched various aid schemes, namely the Cash Social Assistance Program (BST). To see indicators of the achievement of the RI Ministry of Social Affairs' BST program to help communities affected by Covid-19, it can be measured through the effectiveness of implementing the Cash Social Assistance program. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the implementation of the Ministry of Social Affairs' BST program using 4 indicators of Budiani's theory (Accuracy of target, Program Socialization, Program Objectives, Program Monitoring) and to find out the inhibiting factors for the implementation of the Indonesian Ministry of Social Affairs' BST program during the Covid-19 pandemic at RW.001, Duri Kosambi Village. The method used in this study is a descriptive research method with a qualitative approach. There were eight informants in this study. The informants consisted of two key informants, three main informants, and three additional informants. The results of this study indicate that the implementation of the Indonesian Ministry of Social Affairs' BST program during the Covid-19 pandemic in RW.001 Duri Kosambi Village has not been effective and there are inhibiting factors in this study, namely the BST recipient data submitted does not match the amount of BST received, there is no data validation, follow-up, and BST which was issued suddenly and there was no socialization.

Keywords: Effectiveness, Cash Social Assistance Program, KPM, Covid-19

Universitas Sumatera Utara

(8)

vi

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini dilaksanakan guna memenuhi tugas akhir dan mendapatkan gelar sarjana sosial. Selama melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hendra Harahap M.Si, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Agus Suriadi, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Departemen Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Mia Aulina Lubis, S.Sos, M.Kesos, selaku Dosen Pembimbing yang sudah membimbing, meluangkan waktu, tenaga dan kesabaran untuk penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Bapak Bengkel Ginting, M.Si, selaku Dosen Penguji yang sudah banyak memberikan masukan, saran dan juga meluangkan waktu untuk penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staff Administratif Departemen Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan banyak ilmu dan bantuan dalam hal perkuliahan.

7. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Syahrir dan Ibu Nahriah yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat serta kasih sayang yang

Universitas Sumatera Utara

(9)

vii SWT.

8. Kakak kandung penulis yaitu Intan Tirta Amalia, A.Md dan adik kandung penulis yaitu Muhammad Azzam Firdaus, terimakasih untuk semangat dan doa yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Terimakasih kepada orang tua kedua peneliti selama berkuliah di Medan yaitu Bapak Margono (Om), Ibu Sri (Bulek) dan keluarga yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat. Semoga selalu diberikan kesehatan, rezeki serta tetap dalam lindungan Allah SWT.

10. Bapak Drs. Imbang Santoso, M.Si selaku lurah Duri Kosambi yang bersedia memberikan waktunya dan informasi untuk menjadi subjek penelitian.

11. Bapak Chaironi Aziz, S.KOM selaku Sekretaris RW.001 Kel. Duri Kosambi yang bersedia memberikan waktunya dan informasi untuk menjadi subjek penelitian.

12. Terimakasih kepada Infinity Friends (Bang Reza, Apriliana, Rydha, Bella, Fahmi, Wahyu, Diki, Amar, Azwar, Dirgan) yang telah memberikan motivasi, masukan dan semangat serta menjadi teman diskusi sampai larut malam. Semoga diberikan kesehatan dan selalu menjadi inspirasi.

13. Kepada Bobby dan Gusti terimakasih sudah memberikan masukan dan semangat serta menjadi teman diskusi. Semoga kalian berdua diberikan kesehatan dan selalu menjadi insprirasi

14. Terimakasih kepada sahabat peneliti yaitu Monica, Putri, Larissa yang telah mendukung penulis dalam mengerjakan skripsi.

Universitas Sumatera Utara

(10)

viii pengerjaan skrips.

16. Kepada M. Naufal Al Hikami terimakasih atas doa, dukungan, dan motivasinya dari awal hingga tahap akhir dalam pengerjaan skripsi ini, semoga diberikan kesehatan, umur panjang, rezeki serta dilancarkan perkuliahannya.

17. Teman-teman Kesejahteraan Sosial stambuk 2017 terimakasih atas kebersamaannya selama ini semoga kita semua sukses kedepannya.

18. Kepada keluarga besar dan teman penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang selalu memberikan doa dan semangat kepada penulis.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, terutama bagi kemajuan program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial kedepannya.Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki sejumlah kekurangan dan kelemahan dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis. Penulis sangat membutuhkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, untuk itu diharapkan masukannya. Akhir kata penulis ucapkan terimaksih dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat.

Medan, Agustus 2021 Penulis,

Mutiara Shofi

Universitas Sumatera Utara

(11)

ix

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... i

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 9

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 9

1.4 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Landasan Teoritis ... 12

2.1.1 Efektivitas ... 12

2.1.1.1 Pengertian Efektivitas ... 12

2.1.1.2 Ukuran Efektivitas ... 13

2.1.1.3 Indikator Efektivitas ... 15

2.1.2 Kebijakan Sosial ... 16

2.1.3 Bantuan Sosial Tunai ... 17

Universitas Sumatera Utara

(12)

x

2.1.4.1 Pengertian Kemiskinan ... 19

2.1.4.2 Aspek-aspek Kemiskinan ... 21

2.1.4.3 Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan ... 23

2.1.4.4 Ciri-Ciri Kemiskinan ... 24

2.1.5 Kesejahteraan Sosial ... 26

2.1.5.1 Tujuan Kesejahteraan Sosial ... 28

2.1.5.2 Fungsi - Fungsi Kesejahteraan Sosial ... 29

2.1.6 COVID-19 ... 30

2.2 Penelitian Relevan ... 33

2.3 Kerangka Pemikiran ... 36

2.3 Definisi Konsep ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

3.1 Jenis Penelitian ... 41

3.2 Lokasi Penelitian ... 41

3.3 Informan Penelitian ... 42

3.4 Teknik Pengumpulan Data... 44

3.5 Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 47

4.1 Letak Geografis Lokasi Penelitian ... 47

4.2 Sejarah Perkembangan Lokasi Penelitian ... 47

Universitas Sumatera Utara

(13)

xi

4.2.1 Visi ... 50

4.2.2 Misi ... 50

4.4.3 Tujuan Lokasi Penelitian ... 50

4.5 Struktur Organisasi/ Lembaga Lokasi Penelitian ... 51

4.6 Kondisi Umum Tentang Klien ... 52

4.6.1 Data Jumlah Penerima Bantuan Sosial Tunai RW. 001 Kel. Duri Kosambi . 52 4.7 Kondisi Umum Tentang Petugas ... 53

4.8 Keadaan Sarana dan Sarana Prasarana Lokasi Penelitian ... 54

BAB V HASIL PENELITIAN ... 57

5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 57

5.1.1 Informan Kunci I (Lurah Duri Kosambi) ... 57

5.1.2 Informan Kunci II (Sekretaris RW.001 Duri Kosambi) ... 65

5.1.3 Infroman Utama I (Keluarga Penerima Manfaat/KPM BST) ... 73

5.1.3 Informan Utama II (Keluarga Penerima Manfaat/KPM BST) ... 80

5.1.4 Informan Utama III (Keluarga Penerima Manfaat/KPM BST) ... 87

5.1.5 Informan Tambahan I (Warga RW.001 Non Penerima BST) ... 93

5.1.6 Informan Tambahan II (Warga RW.001 Non Penerima BST) ... 99

5.1.7 Informan Tambahan III (Warga RW.001 Non Penerima BST) ... 104

5.2 Hasil Observasi ... 110

5.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 112

Universitas Sumatera Utara

(14)

xii

5.3.1.1 Ketepatan Sasaran ... 113

5.3.1.2 Sosialisasi Program ... 117

5.3.1.3 Tujuan Program ... 119

5.3.1.4 Pemantauan Program ... 120

5.3.2 Faktor Penghambat Efektivitas Pelaksanaan Program Bantuan Sosial Tunai (BST) di Masa Pandemi Covid-19... 122

5.4 Keterbatasan Penelitian ... 128

BAB VI PENUTUP ... 130

6.1 Kesimpulan ... 130

6.2 Saran ... 134

DAFTAR PUSTAKA ... 135

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 142

Universitas Sumatera Utara

(15)

xiii

Tabel 4. 1 Profil Lokasi Penelitian ... 49 Tabel 4. 2 Data Jumlah Penerima ... 52 Tabel 4. 3 Keadaan Sarana dan Prasarana Lokasi Penelitian ... 54 Tabel 5. 1 Data Jumlah Penerima Tiap Tahap Pelaksanaan program Bantuan Sosial Tunai RW.001 Kel. Duri Kosambi ... 115

Universitas Sumatera Utara

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dunia saat ini tengah waspada dengan penyebaran sebuah virus yang dikenal dengan virus corona. Coronaviruses (CoV) merupakan bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu hingga penyakit yang lebih berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) and Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Penyakit yang disebabkan virus corona, atau dikenal dengan Covid-19 (coronavirus disease 2019) adalah jenis penyakit baru yang ditemukan pada tahun 2019 dan belum pernah diidentifikasi menyerang manusia sebelumnya (World Health Organization, 2019).

Pada akhir Desember 2019, virus Covid-19 pertama kali muncul di Kota Wuhan, Cina. Virus corona baru ini disbeut Serve Acute Resoirotory Syndrome Coronavairus 2 (SARS-CoV-2). Virus corona atau Covid-19 dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin.

Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi Covid-19. Atau bisa juga seseorang terinfeksi Covid-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang yang sakit (Kementerian Kesehatan, 2020).

Universitas Sumatera Utara

(17)

Virus Covid-19 ini menular dan menyebar dengan sangat cepat tidak hanya di China, tetapi juga menyebar ke sejumlah negara termasuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hanya dalam waktu beberapa bulan. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada 26 Januari 2021, total kasus Covid- 19 di dunia mencapai 99.363.697 kasus dan 2.135.959 orang meninggal dunia.

Melansir data Worldometers, Indonesia kini berada di peringkat ke empat sebagai Negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di Asia (Kompas, 2021). Di Indonesia kasus Covid-19 pada 26 Januari 2021 mencapai 1.012.350 kasus, 820.356 telah sembuh dan 28.468 orang meninggal dunia (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021).

Setelah mengalami peningkat kasus Covid-19 yang merupakan pandemi global, jelas menimbulkan kekhawatiran dari berbagai kalangan, khususnya masyarakat. Kekhawatiran masyarakat semakin sangat terasa dengan melihat lonjakan kasus yang cukup cepat, dan melihat kurangnya kesiapan beberapa elemen yang cukup vital guna “memerangi” virus corona. Melihat tingginya tingkat persebarannya yang begitu cukup mengharuskan pemerintah untuk segera mengambil langkah strategis. Dengan menetapkan kebijakan-kebijakan antisipatif untuk mengatasi dampak dari Covid-19 (Ristyawati, 2020).

Pemerintah Indonesia membuat kebijakan dengan berlakunya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2020. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dapat mencegah penyebaran virus corona dalam suatu wilayah. Dengan adanya PSBB tersebut semua kegiatan yang biasa dilakukan terpaksa terhenti. Seluruh kegiatan dibidang industri maupun perkantoran untuk sementara waktu terpaksa berhenti untuk

Universitas Sumatera Utara

(18)

beroperasi. Selain itu, sektor pendidikan, layanan publik, seluruh tempat beribadah, pusat perbelanjaan, rumah makan maupun tempat pariwisata juga mengalami hal yang sama (Misno et al, 2020).

Pandemi Covid-19 memberikan imbas yang besar bagi perekonomian semua Negara di dunia termasuk Indonesia. Banyak kerugian yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19 ini yang berdampak pada perekonomian Indonesia. Dengan adanya PSBB perekonomian di Indonesia mengalami penurunan dan mengalami dampak yang merugikan di berbagai sektor. Dampak tersebut mengakibatkan, terjadinya PHK besar-besaran, penurunan PMI Manufacturing Indonesia, terjadinya punurunan impor, terjadinya inflasi, penurunan penghasilan bagi para pedagang (Hanoatubun dalam Yamali dan Putri, 2020). Pandemi covid-19 juga memberikan dampak kepada UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah), supir angkutan umum, ojek online dan lain sebagainya.

Berdasarkan data Kemenaker per 27 Mei 2020, sektor formal yang dirumahkan mencapai 1.058.284 pekerja dan yang di-PHK sebanyak 380.221 orang pekerja. Sedangkan pekerja informal yang terkena dampak, dirumahkan dan PHK mencapai 318.959 orang, sehingga totalnya ada 1.757.464 orang dirumahkan dan PHK. Jumlah tersebut sangat mempengaruhi keadaan ekonomi Negara (CNBC Indonesia, 2020). Dampak ekonomi dari Covid-19 ini dapat menghentikan usaha hampir 24 juta orang di Asia Timur dan Pasifik. Bank Dunia juga memperkirakan hampir 35 juta orang akan tetap dalam kemiskinan (Yamali dan Putri, 2020).

Bahkan, Bank Dunia memperkirakan jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrim akan meningkat hingga 922 juta di seluruh dunia (World Bank, 2020).

Universitas Sumatera Utara

(19)

Berdasarkan Undang-Undang No.25 Tahun 2004, kemiskinan adalah kondisi sosial ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang tidak terpenuhinya hak-hak dasarnya untuk memepertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Kebutuhan dasar yang menjadi hak seseorang atau sekelomok orang meliputi kebutuhan pangan, kesehatan, pendididkan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tndak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan kehidupan sosial dan politik.

Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar ke-4 di Dunia. Mayoritas masyarakat Indonesia berada pada taraf ekonomi yang rendah, hal ini menyebabkan angka kemiskinan di Indonesia semakin bertambah tinggi dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada September 2020, jumlah penduduk mencapai 270.203.911 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2020). Dan jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 26,42 juta jiwa pada Maret 2020. Dari jumlah tersebut, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2020 berjumlah 8,73 persen dan 8,77 persen di pedesaan (Badan Pusat Statistik, 2020).

Di Wilayah DKI Jakarta Jumlah penduduk miskin pada Maret 2020 yaitu sebanyak 480,86 ribu jiwa (Badan Pusat Statistik, 2020). Mengacu pada angka tersebut perlu adanya peran atau upaya pemerintah dalam meminimalisir jumlah kemiskinan dan kebijakan pemerintah untuk memberikan bantuan sosial Covid-19 sebagai bentuk tanggung jawab negara kepada masyarakat didalam mengantisipasi semua permasalahan sosial ekonomi terkait Covid-19.

Pemerintah menggelontorkan berbagai skema bantuan untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19. Banyak program inovatif yang telah

Universitas Sumatera Utara

(20)

disiapkan dan dilaksanan oleh pemerintah untuk memberikan solusi atas permasalahan mendasar yang dihadapi masyarakat Indonesia yaitu pandemi covid- 19. Masalah mendasar selama pandemi Covid-19 ini adalah kesejahteraan sosial, sehingga pemerintah hadir dengan berbagai program yang mencoba menyentuh langsung kepada masyarakat sebagai jawaban atas permasalahan mendasar tersebut (Melati dan Zulkarnaini, 2021).

Friedlander dalam Fahrudin (2012: 19) menyatakan bahwa kesejahteraan sosial adalah sistem pelayanan-pelayanan dan institusi-institusi sosial yang terorganisasi, yang dirancang untuk membantu individu-individu dan kelompok- kelompok untuk mencapai standar kehidupan dan kesehatan, serta hubungan- hubungan pribadi dan sosial yang memuaskan yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan penuh mereka dan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sesuai dengan kebutuhan-kebutahan keluarga mereka dan masyarakat

Sejak akhir Maret 2020 Indonesia turut menerapkan bantuan sosial kepada warga terdampak pandemi Covid-19 berupa uang tunai melalui beberapa program, antara lain Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Sosial Tunai (BST) melalui Kementerian Sosial, Bantuan Langsung Tunai (BLT) melalui Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi, serta berbagai program bantuan sosial yang diinisiasi oleh Pemerintah Daerah (Susantyo et al, 2020). Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga, bantuan sosial adalah pengeluaran berupa transfer uang, barang atau jasa yang diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat miskin atau tidak mampu guna melindungi masyaraka dari kemungkinan terjadinya resiko

Universitas Sumatera Utara

(21)

sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan utama dari adanya bantuan-bantuan tersebut adalah untuk menjamin ketersediaan kebutuhan dasar serta perlindungan sosial terutama bagi kelompok rentan yang terdampak dari adanya pandemi Covid-19 ini. Kelompok rentan yang dimaksud adalah para pekerja yang tidak menentu dalam hal jam kerja, kontrak, lingkup serta jaminan (Arika Bagus P et al, 2020).

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) telah melakukan kajian terhadap beberapa program bantuan sosial pandemi Covid-19.

Menurut ringkasan kebijakan yang dikeluarkan TNP2K, pemerintah dalam program bantuan sosial pandemi Covid-19 ini harus melakukan berbagai langkah strategis, seperti menjaga harga jual pangan, meningkatkan kualitas pangan, melaksanakan sosialisasi serta pemantauan dan evaluasi, meningkatkan kapasitas pendamping, menjaga antisipasi konflik sosial di lapangan terkait penyaluran bantuan, dan berbagai rekomendasi lain (Asmanto, Maulana, & Jutarto, 2020).

Salah satu Program bantuan untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19 yaitu Program Bantuan Sosial Tunai (BST). Bantuan Sosial Tunai (BST) adalah bantuan yang berupa uang dan diberikan kepada keluarga miskin, tidak mampu, dan yang rentan terkena dampak akibat dari wabah Corona Virus Disaese 2019 (COVID-19). Menurut Surat Keputusan Direktur Jenderal Fakir Miskin No 22/6/Sk/Hk.02.02/6/2020 Tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Fakir Miskin No 18/6/Sk/Hk/02.02/4/2020 Tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Sosial Tunai Dalam Penanganan Dampak Corona (Covid-19) (Melati dan Zulkarnaini, 2019). Kementerian Sosial menyalurkan program BST kepada keluarga yang telah memenuhi persyaratan, dan terdaftar di Data Terpadu

Universitas Sumatera Utara

(22)

Kesejahteraan Sosial (DTKS). Bantuan Sosial Tunai yang disalurkan berupa Uang senilai Rp.300.000/bulan.

Jumlah KPM Bantuan Sosial Tunai sebesar 9 juta Kepala Keluarga untuk seluruh Indonesia. RW.001 Kelurahan Duri Kosambi sendiri jumlah sasaran Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebesar 2.573 keluarga. Program Bantuan Sosial Tunai (BST) mulai dilaksanakan di RW.001 Kelurahan Duri Kosambi pada 10 Januari 2021. RW.001 Kelurahan Duri Kosambi menjadi salah satu Kelurahan yang menyalurkan Bantuan Sosial Tunai (BST) Kementerian Sosial RI dengan jumlah sasaran Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebesar 2.169 keluarga.

Bantuan Sosial Tunai (BST) di RW.001 Kelurahan Duri Kosambi ini disalurkan melalui transfer ke rekening masing-masing penerima atau lewat PT Pos Indonesia.

Tujuan pemerintah membuat berbagai program kebijakan selama Covid-19 yaitu untuk tetap melindungi dan meringankan beban masyarakat terutama bagi yang terdampak pandemi Covid-19. Untuk melihat indikator tercapainya dari program Bantuan Sosial Tunai dalam membantu masyarakat yang terdampak Covid-19 dapat diukur melalui efektivitas pelaksanaam program Bantuan Sosial Tunai. Suharto (2011: 42) mengungkapkan pendapat bahwa efektivitas kebijakan/program sosial merupakan suatu keadaan dimana hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan program. Sehingga dapat diidentifikasi apakah sebuah program menghasilkan dampak yang bermanfaat bagi masyarakat, apakah dampak yang ditimbulkan program dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan apakah program tersebut dapat mencapai tujuannya.

Universitas Sumatera Utara

(23)

Sebelum melakukan penelitian di RW.001 Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng peneliti sudah melakukan pra-riset terlebih dahulu.

Berdasarkan pra-riset di RW.001 Kelurahan Duri Kosambi, program Bantuan Sosial Tunai (BST) Kementerian Sosial RI tidak berjalan dengan efektif dimana terdapat berbagai masalah di dalam pelaksanaanya seperti pada sasaran penerima yang di tuju, terkadang tidak sesuai dengan apa yang yang telah di tentukan sebelumnya serta sosialisasi yang dilakukan dirasa masih kurang kepada seluruh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) penerima bantuan sosial, berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti sebelumnya di lapangan, di temukan bahwa masih banyak masyarakat yang terdampak Covid-19 tidak menerima bantuan program Bantuan Sosial Tunai tersebut. Berdasarkan dari aspek kepuasan kelompok sasaran dapat dikatakan masyarakat sudah cukup puas dengan adanya bantuan Program Bantuan Sosail Tunai untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Pelaksanaan Program Bantuan Sosial Kementerian Sosial RI di Masa Covid – 19 (Studi kasus RW.001 Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mengangkat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Efektivitas Pelaksanaan Program Bantuan Sosial Tunai Kementerian Sosial RI di Masa Covid-19 (Studi kasus RW.001 Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat) ?.

Universitas Sumatera Utara

(24)

2. Apa faktor penghambat keefektifan Program Bantuan Sosial Tunai Kementerian Sosial RI di Masa Covid-19 (Studi kasus RW.001 Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat) ?.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas pelaksanaan program bantuan sosial tunai dan faktor penghambat keefektifan program bantuan sosial tunai Kementerian Sosial RI di masa Covid-19 (Studi kasus RW.001 Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat).

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini bagi penulis adalah dapat memberikan kemampuan bagi penulis dalam mengembangkan penulisan karya ilmiah mengenai mengetahui Efektivitas Pelaksanaan Program Bantuan Sosial Tunai Kementerian Sosial RI di Masa Covid–19 (Studi kasus RW.001 Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat dengan kemampuan yang diperoleh penulis.

a. Hasil penelitian dapat diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang terlibat didalam pelaksanaan Efektivitas Pelaksanaan Program Bantuan Sosial Tunai Kementerian Sosial RI di Masa Covid–19.

b. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan dalam hal referensi bagi peneliti yang melakukan penelitian sehubungan dengan masalah ini.

Universitas Sumatera Utara

(25)

c. Menambah referensi pengetahuan untuk Departemen Kesejahteraan Sosial Universitas Sumatera Utara tentang bagaimana Efektivitas Pelaksanaan Program Bantuan Sosial Tunai Kementerian Sosial RI di Masa Covid–19.

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri atas:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah 2. Rumusan Masalah

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teori

2. Penelitian Yang Relevan 3. Kerangka Pemikiran 4. Definisi Konsep

BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

2. Lokasi Penelitian 3. Informan Penelitian 4. Teknik Pengumpulan Data 5. Teknik Analisis Data

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Temuan Umum

1. Letak Geografis Lokasi Penelitian

Universitas Sumatera Utara

(26)

2. Profil Lokasi Penelitian

3. Visi, Misi dan Tujuan Lokasi Penelitian

4. Struktur Organisasi / Lembaga Lokasi Penelitian 5. Kondisi Umum Tentang Klien

6. Kondisi Umum Tentang Petugas

7. Keadaan Sarana dan Prasarana Lokasi Penelitian BAB V HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 2. Pembahasan Hasil Penelitian 3. Keterbatasan Hasil Penelitian BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan 2. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

(27)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Efektivitas

2.1.1.1 Pengertian Efektivitas

Efektivitas menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 284) berasal dari kata effective yang mempunyai beberapa arti, antara: a) ada efeknya (ada akibatnya, pengaruh, ada kesannya), b) manjur atau mujarab, c) dapat membawa hasil, berhasil guna (usaha, tindakan). Dari kata tersebut muncul kata keefektifan yang diartikan sebagai tindakan dengan keadaan, berpengaruh, hal terkesan, kemanjuranndan keberhasilan.

Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan-tujuan atau sasaran- sasaran yang tepat dan pecapainya. Karena itu efektifitas menunjuk pada kaitan antara ouput atau apa yang sudah dicapai atau hasil yang sesungguhnya dicapai dengan tujuan atau apa yang sudah ditetapkan dalam rencana atau hasil yang diharapkan dan dapat dikatakan efektif jika output yang dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang diharapkan (Silalahi, 2011: 416).

Sedarmayanti (2009: 59) mendefinisikan bahwa konsep efektifitas sebagai suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai.

Efektivitas berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan (Pasolong, 2007:

4).

Universitas Sumatera Utara

(28)

Efektivitas berarti menjalankan pekerjaan yang benar, kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat. Sedangan Hermawati (2011: 42) menyatakan bahwa suatu program dikatakan efektif apabila dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan berdampak secara positi bagi sasaran program.

Suharto (2011: 42) juga mengungkapkan pendapat bahwa efektivitas kebijakan/program merupakan suatu keadaan dimana hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan program. Sehingga dapat didefinisikan apakah sebuah program menghasilkan dampak yang bermanfaat bagi masyarakat, apakah dampak yang ditimbulkan program dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan apakah program tersebut dapat mencapai tujuannya.

Dari beberapa defenisi para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan pencapaian keberhasilan sebuah program atau kebijakan yang telah disusun dan direncanakan berlandaskan tujuan untuk mencapai keberhasilan program tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti dalam hal ini mengkaitkan efektivitas sebagai pencapaian hasil dan tujuan kebijakan program Bantuan Sosial Tunia terhadap masyarakat di masa pandemi Covid-19.

Sehingga peneliti dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan program Bantuan Sosial Tunia (BST) bagi masyarakat di masa pandemi Covid-19.

2.1.1.2 Ukuran Efektivitas

Efektivitas dapat diukur dengan melihat sejauh mana pencapaiannya tujuan sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. Ukuran efektivitas merupakan suatu standar akan terpenuhinya mengenai sasaran dan tujuan yang akan dicapai, dan menunjukkan tingkat sejauh mana organisasi, program atau kegiatan melaksanakan

Universitas Sumatera Utara

(29)

fungsinya secara optimal (Humaedi, 2015: 44). Sedangkan pendapatan masyarakat penerima bantuan program dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan efektifitas program. Penilaian terhadap tingkat kesesuaian program merupakan salah satu cara untuk mengukur efektivitas program.

Menurut Gibson et al, dalam Kurniawan (2005), efektivitas program dapat diukur sebagai berikut :

1) Kejelasan tujuan yang hendak dicapai 2) Kejelasan strategi pencapaian tujuan

3) Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap 4) Perencanaan yang matang

5) Penyusunan program yang tepat 6) Tersedianya sarana dan prasarana

7) Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik.

Sedangkan Budiani (2007) menjelaskan untuk megukur efektivitas suatu program dapat dilakukan dengan menggunakan variable-variabel sebagai berikut :

1) Ketepatan sasaran program, yaitu sejauh mana peserta program tepat dengan sasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya.

2) Sosialisasi program, yaitu kemampuan pelaksana program dalam melakukan sosialisasi program sehingga informasi mengenai pelaksanaan program dapat tersampaikan kepada masyarakat pada umumnya dan sasaran peserta program pada umumnya.

3) Tujuan program, yaitu sejauh mana kesesuaian antara hasil pelaksanaan program dengan tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara

(30)

4) Pemantauan program, yaitu kegiatan yang dilakukan setelah dilaksanakannya program sebagai bentuk perhatian kepada peserta program.

2.1.1.3 Indikator Efektivitas

Indikator efektivitas menurut Makmur (2011: 7-8) dapat dilihat dari beberapa kriteria efektivitas, meliputi sebagai berikut:

1) Ketepatan waktu

Penggunaan waktu yang tepat akan menciptakan efektivitas dari pencapaian tujuan yang telah ditetapakan, sebab waktu merupakan penentu keberhasilan ataupun kegagalan dari suatu kegiatan atau aktivitas dalam mencapai tujuan.

2) Ketepatan perhitungan biaya

Efektivitas yang dimaksud yaitu ketepatan dalam menetapkan satuan satuan biaya, dalam arti tidak mengalami kekurangan, juga tidak mengalami kelebihan pembiayaan sampai suatu kegiatan dapat dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik.

3) Ketepatan dalam pengukuran

Ketepatan ukuran yang dipergunakan dalam melakukan suatu kegiatan maupun tugas

4) Ketepatan dalam menentukan pilihan

Menentukan pilihan bukan persoalan yang mudah dan hanya tebakan, tetapi melalui suatu proses, sehingga dapat menemukan yang terbaik diantara yang baik atau yang jujur diantara yang jujur atau diantara keduanya yang terbaik dan terjujur.

Universitas Sumatera Utara

(31)

5) Ketepatan berpikir

Ketepatan berpikir akan melahirkan keefektifan sehingga kesuksesan yang diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal.

6) Ketepatan dalam melakukan perintah

Keberhasilan aktivitas suatu organisasi sangat banyak dipengaruhi oleh kemampuan pemimpin, salah satunya kemampuan memberikan peintah yang jelas dan mudah dipahami.

7) Ketepatan dalam menentukan tujuan

Ketepatan dalam menentukan tujuan merupakan aktivitas organisasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan yang ditetapkan secara tetap sangat menunjang efektivitas pelaksanaan kegiatan yang berorientasi kepada jangka panjang

8) Ketepatan sasaran

Penentuan sasaran yang tepat, baik yang ditetapkan individu maupun organisasi sangat menentukan keberhasilan aktivitas organisasi.

2.1.2 Kebijakan Sosial

Kebijakan sosial adalah kebijakan yang mengandung aktivitas-aktivitas yang dapat mempengaruhi kesejahteraan. Kebijakan sosial terutama digunakan untuk mendeskripsikan peranan negara dalam hubungannya dengan kesejahteraan warganya (Soetomo, 2010: 213).

Huttman memaknai kebijakan sosial merupakan strategi, tindakan, dan rencana untuk mengatasi masalah sosial dan memenuhi kebutuhan sosial.

Sedangkan menurut Bessant, Watts, Dalton, dan Smith kebijakan sosial adalah tindakan yang dilakukan pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas

Universitas Sumatera Utara

(32)

hidup manusia melalui pemberian beragam tunjangan pendapatan, pelayanan kemasyarakatan, dan program tunjangan sosial lainnya (Winarno, 2017).

Blackmore and Griggs dalam Fedryansyah (2016), menjelaskan tujuan kebijakan sosial sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial (meskipun seringkali mengalami kegagalan) serta untuk memenuhi kebutuhan individu seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, dan jaminan sosial. Pemenuhan kebutuhan individu dan peningkatan kesejahteraan sosial ini menunjukkan bahwa nilai keadilan sosial sangat kental dalam kebijakan sosial. Dari pandangan tersebut, dapat dilihat bahwa kebijakan sosial memiliki dua sasaran utama yakni peningkatan kesejahteraan sosial dan pemenuhan kebutuhan individu. Pemisahan dua sasaran tersebut menunjukkan bahwa kebijakan sosial tidak hanya terkait dengan layanan- layanan dalam bidang pendidikan, kesehatan, perumahan, dan jaminan sosial.

Melainkan juga dengan upaya-upaya yang mendorong terciptanya kesejahteraan sosial di masyarakat.

2.1.3 Bantuan Sosial Tunai

Sebagai bentuk perwujudan intervensi Pemerintah melalui kementerian Sosial RI dalam rangka memberikan stimulus Jaringan Pengaman Sosial di tengan masa pandemi Covid-19, maka Kementerian Sosial Republik Indonesia menyalurkan Bantuan Sosial Tunai (BST).

Bantuan sosial tunai merupakan bantuan berupa uang yang diberikan kepada keluarga miskin, tidak mampu, dan yang rentan terkena dampak wabah Corona Virus Disease 19 (COVID-19). Berdasarkan ketentuan Bab 11 Keputusan ini dijelaskan bahwa Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Sosial Tunai

Universitas Sumatera Utara

(33)

diutamakan bagi keluarga yang tercantum dalam data terpadu kesejahteraan sosial yang bukan terdaftar sebagai penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan program sembako.

Bantuan Sosial Tunai (BST) disalurkan melalui dua cara, yaitu : 1. Bantuan Sosial Tunai Pemerintah Pusat

 Bantuan bersumber dari dana APBN

 Bantuan disalurkan melalui PT Pos Indonesia 2. Bantuan Sosial Tunai Pemprov DKI Jakarta

 Bantuan bersumber dari dana APBD DKI Jakarta

 Bantuan disalurkan melalui rekening Bank DKI sebesar Rp.300.00/bulan

 Penyaluran dilakukan selama 4 bulan sejak januari hingga April 2021

 Disalurkan dalam bentuk Kartu Tabungan dan Kartu ATM Bank DKI

2.1.3.1 Persyaratan Calon Penerima Program Bantuan Sosial Tunai

Kementerian Sosial menyalurkan program Bantuan Sosial tunai (BST) kepada keluarga yang telah memenuhi persyaratan, dan terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Berikut ini persyaratan untuk mendapatkan BST Kemensos Rp. 300.000 tahun 2021, di antaranya:

1. Calon penerima adalah masyarakat yang masuk dalam pendataan RT/RW dan berada di desa.

2. Calon penerima adalah mereka yang kehilangan pekerjaan di tengah pandemi Covid-19.

Universitas Sumatera Utara

(34)

3. Calon penerima tidak terdaftar sebagai penerima bantuan sosial lain dari pemerintah pusat seperti Program Keluarga Harapan (PKH), kartu sembako, paket sembako, Bantuan Pangan Nontunai (BPNT), hingga kartu prakerja.

4. Apabila calon penerima tidak mendapatkan bansos dari program lain, tetapi belum terdaftar oleh RT/RW, maka bisa langsung menginformasikannya ke aparat desa.

5. Jika calon penerima memenuhi syarat, tetapi tidak memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP), tetap bisa mendapatkan bansos tanpa harus membuat KTP terlebih dulu. Penerima mesti berdomisili di desa tersebut dan menulis alamat lengkapnya.

6. Apabila penerima sudah terdaftar dan datanya valid maka BST Kemensos Rp. 300. 000 akan diberikan secara tunai dan nontunai.

Cara non tunai diberikan melalui transfer ke rekening bank penerima, sementara cara tunai akan diantarkan langsung oleh petugas pos ke rumah PKM, koloekif melalui aparat desa, bank milik Negara, atau diambil langsung di kantor pos tedekat.

2.1.4 Kemiskinan

2.1.4.1 Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.

Universitas Sumatera Utara

(35)

Menurut Kuncoro (2003: 123) kemiskinan juga dapat didefinisikan sebagai ketidak mampuan untuk memenuhi standar hidup minimum. Kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi tersebut meliputi pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan. Sedangkan Chambers dalam Suryawati (2005) mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu intergrated concept yang memiliki lima dimensi, yaitu: 1) kemiskinan (proper), 2) ketidakberdayaan (powerless), 3) kerentanan menghadapi situasi darurat (state of emergency), 4) ketergantungan (dependence), dan 5) keterasingan (isolation) baik secara geografis maupun sosiologis.

Adapun beberapa definisi kemiskinan sebagai berikut :

a. World Bank (2000) mendefinisikan kemiskinan sebgai suatu kondisi tejadinya kekeurangan pada taraf hidup manusia baik fisik atau social sebagai akibat tidak tercapainya 1,00 dolar AS perhari.

b. Jika ditinjau dari standar kebutuhan hidup yang layak atau pemenuhan kebutuhan pokok, maka kemiskinan adalah suatu kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pokok atau kebutuhan-kebutuhan dasar yang disebabkan kekurangan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan dalam upaya memenuhi standar hidup yang layak.

c. Jika ditinjau dari pendapatan, maka kemiskinan adalah kondisi kurangnya pendapatan sebagai modal untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.

d. Jika ditinjau dari kesempatan, maka kemiskinan merupakan dampak dari ketidaksamaan kesempatan memperoleh dan mengaumulasi basis-bsis kekuatan sosial.

e. Jika ditinjau dari keadaan yang dialami, kemiskinan merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan kelaparan, pakaian dan permahan yang tidak

Universitas Sumatera Utara

(36)

memadai, tingkat pendidikan yang rendah dan memiliki sangat sedikit kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bersifat dasar (Siagian, 2012:25-26).

2.1.4.2 Aspek-aspek Kemiskinan

Adapun aspek-aspek kemiskinan menurut Siagian, yaitu : 1. Kemiskinan bersifat multidimensi

Sifat kemiskinan sebagai suatu konsep yang multidimensi berakar dari kondisi kebutuhan manusia yang beraneka ragam. Ditinjau dari segi kebjakan umum, maka kemiskinan itu meliputi aspek-aspek primer seperti mikin akan asset-asset, organisasi-organisasi sosial, kelembagaan- kelembagaan social, berbagai pengetahuan serta berbagai keterampilan yang diangap dapat mendukung kehidupan manusia. Sedangkan aspek sekundernya antara lain adalah miskinnya informasi, jaringan social dan sumber-sumber keuangan yang dapat digunakan sebagai jembatan memperoleh sesuatu fasilitas yang dapat mendukung upaya mempertahankan, bahkan meningkatkan kualitas hidup.

2. Aspek-aspek kemiskinan saling berkaitan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sebagai konsekwensi logisnya, kemajuan atau kemunduran pada salah satu aspek dapat mengakibatkan kemajuan atau kemunduran ada aspek lainnya. Justru kondisi seperti inilah yang mengakibatkan tidak mudahnya menganalisis kemiskinan itu menuju pada pemahaman yang komprehensif. Hal ini yang juga harus dipahami sebagai konsekwensi logis dari kondisi kemiskinan seperti ini adalah, pemahaman tentang

Universitas Sumatera Utara

(37)

kemiskinan itu secara agregat. Menganalisis kemiskinan secara parsial akan membawa pada pemahaman yang salah tentang kemiskinan itu sendiri.

3. Kemiskinan adalah fakta yang terukur, fenomena yang sering dijumpai adalah pendapatan yang diperoleh sekelompok yang bermukim ditempat yang sama boleh sama, namun kualitas individu atau keluarga yang dimiliki mungkin saja berbeda. Keadaan yang demikian sering mengkondisikan kita untuk mengidentifikasi kemiskinan sebagai suatu yang serba abstrak dan tidak mungkin diukur. Ada pula yang cenderung menyatakan kemiskinan itu sebagai abstraksi dari perasaan sehingga mustahil untuk diukur (Siagian, 2012:13)

Kemiskinan apat diklasifikasi ke dalam berbagai tingkat, seperti : a. Miskin

b. Sangat miskin c. Sangat miskin sekali

Demikian halnya dengan BKKBN sering mengklasifikasi kondisi kehidupan masyarakat ke dalam berbagai tingkat, seperti :

a. Prasejahtera b. Sejahteran 1 c. Sejahtera 2

4. Bahwa yang miskin adalah manusianya baik secara individual maupun kolektif.

Universitas Sumatera Utara

(38)

Kita sering mendengar istilah kemiskinan perdesaan (urban poverty) dan sebagainya. Berbagai istilah tersebut bukanlah berarti bahwa yang mengalami kemiskinan itu adalah desa atau kota. Kondisi desa dan kota merupakan penyebab kemiskinan bagi manusia, dengan demikian pihak yang menderita miskin hanyalah manusia baik secara individual maupun kelompok dan bukanlah wilayah (Siagian, 2012:14).

2.1.4.3 Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan

Menurut Sharp dalam Kuncoro (2006:120) terdapat tiga faktor penyebab kemiskinan jika dipandang dari sisi ekonomi. Pertama, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya memiliki sumberdaya yang terbatas dan kualitasnya rendah. Kedua kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumberdaya manusia. Kualitas sumberdaya manusia yang rendah berarti produktifitanya rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia ini karena rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi atau keturunan. Ketiga kemiskinan muncul karena perbedaan akses dalam modal. Ketiga penyebab kemiskinan ini bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of poverty).

Kartasasmita dalam Rahmawati (2006: 4) juga mengemukakan bahwa, kondisi kemiskinan dapat disebabkan oleh sekurang-kurangnya empat penyebab, diantaranya yaitu :

1. Rendahnya taraf pendidikan

Universitas Sumatera Utara

(39)

Taraf pendidikan yang rendah mengakibatkan kemampuan pengembangan diri terbatas dan meyebabkan sempitnya lapangan kerja yang dapat dimasuki. Taraf pendidikan yang rendah juga membatasi kemampuan seseorang untuk mencari dan memanfaatkan peluang.

2. Rendahnya derajat kesehatan

Taraf kesehatan dan gizi yang rendah menyebabkan rendahnya daya tahan fisik, daya pikir dan prakarsa.

3. Terbatasnya lapangan kerja

Selain kondisi kemiskinan dan kesehatan yang rendah, kemiskinan juga diperberat oleh terbatasnya lapangan pekerjaan. Selama ada lapangan kerja atau kegiatan usaha, selama itu pula ada harapan untuk memutuskan lingkaran kemiskinan.

4. Kondisi keterisolasian

Banyak penduduk miskin secara ekonomi tidak berdaya karena terpencil dan terisolasi. Mereka hidup terpencil sehingga sulit atau tidak dapat terjangkau oleh pelayanan pendidikan, kesehatan dan gerak kemajuan yang dinikmati masyarakat lainnya.

2.1.4.4 Ciri-Ciri Kemiskinan

Terdapat lima ciri-ciri kemiskinan menurut Siagian (2012: 20-23), yakni : 1) Mereka yang hidup di bawah kemiskinan pada umumnya tidak memiliki

faktor produksi sendiri, seperti tanah yang cukup luas, modal yang memadai, ataupun keterampila yang memadai untuk melakukan suatu aktivitas ekonomi sesuai dengan mata pencahariannya.

Universitas Sumatera Utara

(40)

2) Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan atau peluang untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri.

3) Tingkat pendidikan pada umumnya rendah, misalnya tidak sampa tamat SD.

Waktu mereka umumnya habis tersita untuk mencari nafkah sehingga tidak ada lagi waktu untuk belajar atau meningkatkan keterampilan. Demikian juga dengan anak-anak mereka, tidak dapat menyelesaikan sekolahnya, karena harus membantu orang tua mencari tambahan pendaapatan.

4) Pada umumnya mereka masuk ke dalam kelompok penduduk dengan kategori setengah menganggur.

5) Banyak di antara mereka yang hidup di kota masih berusia muda, tetapi tidak memiliki keterampilan atau pendidikan yang memadai.

Menurut Stiglitz (2011: 70) Kemiskinan juga tidak lepas dari pada cakupan faktor-faktor lain yang mempengaruhi hidup selain dari sisi material. Cakupan beberapa elemen yang turut menentukan kualitas hidup dalam pengukuran kesejahteraan ekonomi. Ada 3 hal pendekatan konseptual dalam memikirkan cara mengukur kualitas hidup, yaitu:

a. Pendekatan pertama, untuk menilai keadaan diri mereka sendiri, mengupayakan manusia untuk bahagia dan puas dengan hidup mereka merupakan tujuan universal eksistensi manusia.

b. Pendekatan kedua, pendekatan ini melihat hidup seseorang sebagai kombinasi antara “kegiatan dan kedirian” (functionings) dan kebebasannya untuk memilih fungsi-fungsi tersebut (capabilities). Sebagian diantara kapabilitas yang sangat mendasar, seperti tercukupinya gizi dan terbebas

Universitas Sumatera Utara

(41)

dari kematian dini, kapabilitas lain seperti melek huruf dan berpartisipasi dalam politik.

c. Pendekatan ketiga yang dikembangkan dalam kondisi ekonomi. Gagasan tentang alokasi yang adil dan berfokus pada kesetaraan diantara anggota masyarakat.

2.1.5 Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial dipandang sebagai ilmu atau disiplin akademis yang mempelajari kebijakan sosial, pekerjaan sosial, dan pelayanan-pelayanan sosial.

Seperti halnya Sosiologi, Psikologi, Antropologi, Ekonomi, Politik, Studi Kependudukan, dan Pekerjaan sosial, ilmu social berupaya mengembangkan basis pengetahuannya untuk mengidentifikasi masalah sosial, penyebab dan strategi penanggulangan masalah sosial.

Menurut Friedlander didalam buku Fahrudin (2012: 19), kesejahteraan sosial adalah sistem pelayanan-pelayanan dan institusi-institusi sosial yang terorganisasi, yang dirancang untuk membantu individu-individu dan kelompok- kelompok untuk mencapai standar kehidupan dan kesehatan, serta hubungan- hubungan pribadi dan sosial yang memuaskan yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan penuh mereka dan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sesuai dengan kebutuhan-kebutahan keluarga mereka dan masyarakat.

Secara yuridis konsepsional, pengertian kesejahteraan sosial termuat dalam Undang-undang No.11 Tahun 2009 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial, pasal 11 ayat 1 adalah sebagai berikut : “ Kesejahteraan sosial

Universitas Sumatera Utara

(42)

adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, daan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya” (Adi, 2013: 23).

Kesejahteraan sosial sebagai disiplin akademik merujuk pada kaitannya dengan Ilmu Kesejahteraan Sosial yang mencoba mengembangkan pemikiran, strategi, dan teknik untuk meningkatkan derajat kesejahteraan suatu masyarakat.

Adi (2015: 23) menjelaskan kesejahteraan sosial sebagai disiplin akademik adalah:

“Ilmu Kesejahteraan Sosial adalah suatu ilmu terapan yang mengkaji dan mengembangkan kerangka pemikiran serta metodologi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup (kondisi) masyarakat antara lain melalui pengelolaan masalah sosial; pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat; dan pemaksimalan kesempatan anggota masyarakat yang berkembang”.

Ilmu Kesejahteraan Sosial merupakan suatu ilmu terapan yang berusaha untuk mendalami pemikiran-pemikiran tentang kesejahteraan dan berusaha mengembangkan metode-metode yang dapat digunakan untuk mencapai suatu kondisi sejahtera. Zastrow yang dikutip Fahrudin (2014: 31) menjelaskan bahwa:

“Another meaning of social welfare derives from its role as an academic discipline. In this context, social welfare is “the study of agencies, programs, personeel, and policies which focus on the delivery of social services to individuals, groups, and communities”.

Arti lain dari kesejahteraan sosial berasal dari peranannya sebagai disiplin akademik. Dalam hubungan ini, kesejahteraan adalah studi tentang lembaga-

Universitas Sumatera Utara

(43)

lembaga, program-program, personel, dan kebijakan-kebijakan yang memusatkan pada pemberian pelayanan-pelayanan sosial kepada individu-individu, kelompok- kelompok dan masyarakat.

2.1.5.1 Tujuan Kesejahteraan Sosial

Menurut Fahrudin (2014: 10) Kesejahteraan Sosial mempunyai tujuan yaitu:

1) Untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dalam arti tercapainya standar kehidupan pokok seperti sandang, perumahan, pangan, kesehatan, dan relasi-relasi sosial yang harmonis dengan lingkungannya.

2) Untuk mencapai penyesuaian diri yang baik khususnya dengan masyarakat di lingkungannya, misalnya dengan menggali sumber-sumber, meningkatkan, dan mengembangkan taraf hidup yang memuaskan.

Tujuan utama dari kesejahteraan sosial adalah tercapainya kondisi sejahtera yang dapat diasumsikan ke dalam terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat seperti sandang, pangan, dan papan dalam memenuhi kebutuhan minimal masyarakat, serta bisa menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya.

Kesejahteraan sosial bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi tekanan- tekanan yang diakibatkan terjadinya perubahan-perubahan sosial-ekonomi, menghindari terjadinya konsekuensi-konsekuensi sosial yang negatif akibat pembangunan serta menciptakan kondisi-kondisi yang mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

(44)

2.1.5.2 Fungsi - Fungsi Kesejahteraan Sosial

Friedlander & Apte dalam Fahrudin (2012: 12) memberikan pandangan tentang apa yang menjadi fungsi dari kesejahreaan sosial. Fungsi-fungsi kesejahteraan sosial bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi tekanan- tekanan yang diakibatkan terjadinya perubahan-perubahan sosio-ekonomi, menghindarkan terjadinya konsekuensi-konsekuensi sosial yang negatif akibat pembangunan serta menciptakan kondisi-kondisi yang mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Fungsi-Fungsi tersebut antara lain : 1) Fungsi pencegahan (Preventive)

Kesejahteraan sosial ditujukan untuk memperkuat individu, keluarga, dan masyarakat supaya terhindar dari masalah-masalah sosial baru. Dalam masyarakat transisi, upaya pencegahan ditekankan pada kegiatan-kegiatan untuk membantu menciptakan pola-pola baru dalam hubungan sosial serta lembaga-lembaga sosial baru.

2) Fungsi penyembuhan (Curative)

Kesejahteraan sosial ditujukan untuk menghilangkan kondisi-kondisi ketidakmampuan fisik, emosional, dan sosial agar orang yang mengalami masalah tersebut dapat berfungsi kembali secara wajar dalam masyarakat.

Dalam fungsi ini tercakup juga fungsi pemulihan (rehabilitasi).

3) Fungsi pengembangan (Development)

Kesejahteraan sosial berfungsi untuk memberikan sumbangan langsung ataupun tidak dalam proses pembangunan atau pengembangan tatanan dan sumber-sumber daya sosial dalam masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

(45)

4) Fungsi penunjang (Supportive)

Fungsi ini mencakup kegiatan-kegiatan untuk membantu mencapai tujuan sektor atau bidang pelayanan kesejahteraan sosial yang lain.

2.1.6 COVID-19

Coronaviruses (Cov) menurut World Health Organization (WHO) adalah virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Infeksi virus ini disebut COVID19.

Virus Corona menyebabkan penyakit flu biasa sampai penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV) (Hanoatubun, 2020).

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh corona virus yang baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak diketahui sebelum wabah dimulai di Wuhan pada desember 2019. Covid-19 ini sekarang menjadi pandemic yang menyerang semua negara yang ada di dunia. Virus Covi-19 bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Infeksi Covid-19 disebabkan oleh virus corona itu sendiri. (Sukur et al, 2020).

Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang tersebut menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang tersebut dapat terinfeksi Covid-19.

Universitas Sumatera Utara

(46)

Dan bisa juga seseorang terinfeksi Covid-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita yang sudah terpapar virus (Kementerian Kesehatan, 2020).

Infeksi virus Covid-19 dapat menimbulkan berbagai komplikasi penyakit hingga kematian, bagi beberapa pasien gejala virus ini bersifat ringan dan sedang namun beberapa pasien lainnya mengalami komplikasi yang patut diwaspadai.

Gangguan pada saluran pernapasan adalah komplikasi utama akibat Covid-19 seperti gagal pernapasan akut (acute respiratory failure), pneumonia (peradangan paru-paru), hingga acute respiratory distress syndrome (ARDS). Infeksi virus ini juga menimbulkan komplikasi dan masalah pada organ lain seperti kerusakan hati, kerusakan jantung, gagal ginjal akut, hingga infeksi sekunder (infeksi susulan oleh mikroorganisme lain, seperti bakteri). Covid-19 juga dapat menyebabkan kematian, hal ini terbukti pada 3 April 2020 lebih dari 53 ribu orang meninggal dunia dari 1 juta kasus Covid-19 di seluruh penjuru dunia (Zendrato, 2020).

Saat ini ada sebanyak 65 negara terinfeksi virus corona. Menurut WHO per tanggal 2 Maret 2020 jumlah penderita 90.3308 terinfeksi Covid-19 (Yuliana, 2020). Dan di Indonesia Covid -19 pertama kali dilaporkan pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua kasus. Kasus penyebaran Covid -19 masih menyebar dan jumlah kasus terus bertambah seiring dengan waktu. Berdasarkan data 26 Januari 2021 di Indonesia menunjukkan kasus yang terkonfirmasi mencapai 1.012.350 kasus, 820.356 telah sembuh dan 28.468 orang meninggal dunia (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021).

Misno dalam Yamali dan Putri (2020) menyatakan bahwa setelah mengalami peningkat kasus yang melesat dengan kurun waktu sangat cepat,

Universitas Sumatera Utara

(47)

pemerintah membuat kebijakan dalam mengatasi pandemi Covid-19, dengan berlakunya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2020. Dengan adanya PSBB tersebut semua kegiatan yang biasa dilakukan terpaksa terhenti. Seluruh kegiatan dibidang indutri maupun perkantoran untuk sementara waktu terpaksa berhenti untuk beroperasi.

Selain itu, sektor pendidikan, layanan publik, seluruh tempat beribadah, pusat perbelanjaan, rumah makan maupun tempat pariwisata juga mengalami hal yang sama.

Hanoatubun dalam Yamali dan Putri (2020) menyatakan pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sengat besar terhadap perekonomian global dan berdampak bagi kehidupan masyarakat. Di Indonesia dampak yang terjadi pada sektor ekonomi sebagai berikut :

a. Terjadinya PHK besar-besaran. Hasil data yang didapat yaitu ≥ 1,5 juta peker jadi rumahkan dant erkena PHK yang mana 90% pekerja di rumahkan dan pekerja yang di PHK sebesar 10%.

b. Terjadinya penurunan PMI Manufacturing Indonesia mencapai 45,3% pada Maret 2020.

c. Terjadinya punurunan impor sebesar 3,7% pada triwulan I.

d. Terjadinya inflasi yang telah mencapai pada angka 2,96% year-on-year (yoy) yang telah disumbangkan dari harga emas dan komoditas pangan pada maret 2020.

e. Terjadinya keterbatalan penerbangan yang mengakibatkan penurunan pendapatan di ssector tersebut. Kerugian yang dirasakan mencapai Rp. 207

Universitas Sumatera Utara

(48)

miliar. Batalnya penerbangan tersebut sebanyak 12.703 pada 15 bandara pada bulan januari -maret 2020.

f. Pada 6 ribu hotel telah terjadi penurunan penempatan (okupansi) hingga mencapai 50%. Hal tersebut bisa mengakibatkan kehilangan devisa pariwisata

2.2 Penelitian Relevan

Kajian penelitian yang relevan merupakan deskripsi hubungan antara masalah yang diteliti dengan kerangka atau landasan teori yang dipakai dalam penelitian serta hubungannya dengan penelitian yang terdahulu. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, sebagai berikut :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmayati (2017) dengan judul “Efektivitas Penyaluran Dana Bantuan Lansung Tunai (BLT) dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Miskin di Kelurahan Riba Melintang, Kecamatan Rimba Melintang, Kabupaten Rokan Hilir”. Hasil penelitian ini membahas efektivitas program Bantuan Langsung Tunai dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di Kelurahan Rimba Melintang Kabupaten Roka Hilir. Subjek dari penelitian ini adalah masyarakat miskin yang ada di wilayah tersebut. Penelitian ini juga membahas mengenai faktor pendukung dan penghambat dalam proses pelaksanaan program Bantuan Langsung Tunai tersebut.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Melati dan Zukarnairi (2019) dengan judul

“Efektivitas Program Bantuan Sosial Tunai Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kelurahan Pasir Pengaraian”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Universitas Sumatera Utara

(49)

Efektivitas pelaksanaan Program BST di Kelurahan Pasir Pengaraian Kecamatan Rambah kabupaten Rokan Hulu dapat disimpulkan belum efektif dilihat dalam setiap indikator efektivitas yaitu : A). Pada ketepatan sasaran, terdapat ketidak efektifnya pemilihan sasaran di kelurahan pasir pengaraian. B). Pada sosialisasi program, terdapat beberapa aparat yang berperan dalam pelaksanaan program BST ini masih belum sepenuhnya memahami juknis yang telah diberikan, begitupun masyarakat tidak paham kenapa BST ini diberikan dan untuk apa. C). Pada tujuan program, hanya pihak pelaksana yang mengetahui tujuan dari program BST ini sedangkan KPM tidak peduli dan tidak tahu apa tujuan dari program BST tersebut. D).

Pada pemantauan program, hanya pihak kelurahan yang ikut campur sedangkan dari pihak Dinas sosial sendiri tidak ikut andil dalam melakukan pemantauan program Bantuan Sosial Tunai (BST).

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ajeng Tri Longgani (2018) dengan judul

“Efektivitas Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kota Surakarta”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan aspek efektivitas program dari Nakamura dan Smallwoods (1980) yaitu pencapaian tujuan, kepuasan kelompok sasaran, daya tanggap client, dan system pemeliharaan, Program Banuan Pangan Non Tunai dikatakatan belom efektif. Dilihat dari aspek kepuasan kelompok sasaran dapat dikatakan respon Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sudah cukup puas dengan adanya bantuan pangan non tunai ini. Melalui program Pangan Non Tunai ini masyarakat menjadi terbantu dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Disisi lain program ini dapat memperdaaya Keluarga Penerima

Universitas Sumatera Utara

Referensi

Dokumen terkait

Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah yang besar.. Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari serasah (daun yang gugur), kotoran ternak

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Mendeskripsikan penggambaran karakter kerja keras yang terkandung pada film

Biaya perjalanan bersifat at cost, artinya biaya yang akan diganti sebesar yang tercantum dalam bukti perjalanan pulang pergi, berupa tiket pesawat udara kelas

Data primer yang dalam penelitian ini adalah tanggapan responden terhadap kuesioner yang mewakili indikator-indikator variabel kepuasan kerja, komitmen organisasi, OCB

Khairunnisa dkk (2014) menyatakan bahwa perbanyakan secara In Vivo dapat dilakukan dengan menggunakan umpan serangga yang diletakkan pada cawan petri yang telah dilapisi

Hal : Pemanggilan Peserta Diklat Kurikulum 2013 Bagi Pengawas Sekolah (Prov. Kalimantan

Jari tangan dan jari kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu mata, alis dan rambut di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang menutupi tubuh bayi mulai

Sumber: Kementerian Kesehatan RI. Panduan teknis pelayanan Rumah Sakit pada masa adaptasi kebiasaan baru.. ALUR DAN ZONASI COVID-19.. Sumber: Kementerian Kesehatan RI. Panduan