• Tidak ada hasil yang ditemukan

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

D. Peran Serta Masyarakat

Program Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di DKI Jakarta

Pergerakan dan Pemberdayaan Masyarakat adalah segala upaya yang bersifat persuasif dan tidak

memerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku dan kemampuan

masyarakat dalam menemukan, merencanakan dan memecahkan masalah menggunakan sumber

daya/potensi yang mereka miliki termasuk partisipasi dan dukungan tokoh-tokoh masyarakat serta LSM

yang ada dan hidup di masyarakat. Peran serta masyarakat adalah suatu bentuk bantuan masyarakat

dalam hal pelaksanaan upaya kesehatan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitattif dalam bentuk

bantuan tenaga, dana, sarana, prasarana serta bantuan moralitas sehingga tercapai tingkat

kesehatan yang optimal. Peran serta masyarakat memiliki makna yang amat luas. Semua ahli

mengatakan bahwa partisipasi atau peran serta masyarakat pada hakekatnya bertitik tolak dari

sikap dan perilaku namun batasannya tidak jelas, akan tetapi mudah dirasakan, dihayati dan

diamalkan namun sulit untuk dirumuskan. Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan

adalah keadaan dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung

jawab terhadap kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya (Dep

Kes RI, 1997, hal 5).

(2)

16.1. Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan Hidup

Dalam meningkatkan kesadaran tentang penanganan lingkungan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan Hidup sangat berperan di Provinsi DKI Jakarta, dalam kaitan tersebut kerjasama dan saling mengawasi adalah upaya pemerintah DKI Jakarta untuk memberdayakan lembaga tersebut, hal ini perlu dilakukan karena kurangnya SDM dalam menjangkau seluruh kegiatan usaha di DKI Jakarta, dimana jumlah industri skala menengah dan besar sebanyak 1.226 industri {Tabel SP-1B (T) Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015} serta jumlah industri skala kecil yang mencapai 34.994 industri {Tabel SP-1D (T) Data SLHD Provinsi DKI Jakarta}, apabila dilihat bahwa jumlah Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) hal ini tercermin dari data serta alamat adalah sebanyak 19 Lembaga Swadaya Masyarakat (Tabel UP-6 Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014), maka pada Tahun 2015 adalah sebanyak 21 Lembaga Swadaya Masyarakat (Tabel UP-6 Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014). Dengan adanya koordinasi dan saling bekerjasama antara Pemerintah DKI Jakarta dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), serta penanganan yang cepat dari aparat pemerintah DKI Jakarta, maka pada Tahun 2015 masalah pencemaran air, Udara, Kebisingan, Limbah B3 adalah sebanyak 37 kasus dan semuanya sudah bisa diselesaikan, pengaduan terhadap penolakan atas kegiatan pembangunan dan kegiatan usaha yang telah dilaporkan oleh masyarakat maupun para pemerhati lingkungan pada Tahun 2015 baik melalui surat ke gubernur Provinsi DKI Jakarta, media masa maupun Website BPLHD Provinsi DKI Jakarta adalah sebanyak 13 kasus dan semuanya dapat diselesaikan {Tabel UP-5, UP-5B (T) Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015}.

16.2. Penerima Penghargaan Lingkungan Hidup

Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara sadar, terencana yang memadukan komponen lingkungan hidup ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan masa depan.

Usaha kerjasama yang dilakukan oleh semua pelaku pembangunan (pemerintah Provinsi,

masyarakat dan kalangan swasta) secara bersama-sama dalam pengelolaan lingkungan

memiliki tujuan akhir tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam kaitan

tersebut maka pemerintah DKI Jakarta melalui BPLHD Provinsi DKI Jakarta akan

memberikan suatu penghargaan bagi kalangan industri/dunia usaha dan masyarakat yang

peduli terhadap pengelolaan lingkungan. Saat ini apabila

(3)

dilihat dari beban industri skala menengah dan besar di wilayah DKI Jakarta yang menghasilkan limbah BOD 17.818,18 Ton/Tahun, COD 1.673,14 Ton/Tahun, TSS 7.849 Ton/Tahun dan lainnya 212,35 Ton/Tahun (Tabel SP-1 Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015) dan perkiraan emisi CO2 dar konsumsi energi dari sektor pengguna yang mencapai 206.797.291,456 Ton/Tahun {Tabel SP-3E (T) Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015} akan menjadi masalah apabila pihak pengusaha tidak melakukan pengolahan limbahnya dengan benar, selain hal tersebut apabila tidak adanya peran masyarakat dan para peduli lingkungan yang ikut berpartisipasi dalam penanaman pohon untuk penghijauan Provinsi DKI Jakarta {Tabel SD-2B (T) Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015}

upaya meningkatkan RTH di DKI Jakarta tidaklah akan maksimal apabila hanya dilakukan oleh instansi pemerintah. Dalam kaitan tersebut Pemerintah DKI Jakarta pada Tahun 2014 dan Tahun 2015 telah memberikan suatu penghargaan pada Kegiatan Apresiasi Lingkungan Hidup yang dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Hari Lingkungan Hidup diantaranya adalah penghargaan Pengelola Lingkungan Hidup, penghargaan penerapan Kawasan Dilarang Merokok, penghargaan Adiwiyata, dan Penghargaan Kalpataru yang masing-masing diserahkan oleh Bapak Gubernur KDKI Jakarta, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel UP-7 Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014 dan 2015, tentang hasil dari kegiatan tersebut diantaranya adanya penurunan pengaduan pada Tahun 2015 tentang pencemaran air, Udara, Kebisingan, Limbah B3 adalah sebanyak 37 kasus dan semuanya sudah bisa diselesaikan (Tabel UP-5 Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015) apabila dibandingkan dengan Tahun 2014, dan partisipasi masyarakat dan para peduli lingkungan yang ikut berpartisipasi dalam penanaman pohon untuk penghijauan Provinsi DKI Jakarta { Tabel SD-2B (T) Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015} dalam upaya meningkatkan RTH di DKI Jakarta.

16.3. Kegiatan Sosialisasi Lingkungan

Program Sosialisasi yang Melahirkan Kesadaran tentang Penanganan Lingkungan

Pencemaran Sungai, Situ/Waduk, Air Tanah, Laut dan Udara menjadi isu utama di Provinsi DKI Jakarta,

hal ini bisa dilihat pada Tabel SD-14, SD-15, SD-16, SD-17 dan SD-18 Data SLHD Prvinsi DKI Jakarta

Tahun 2015. Apabila kita melihat beban limbah industri skala menengah dan besar di wilayah DKI

(4)

Jakarta yang menghasilkan limbah BOD 17.818,18 Ton/Tahun, COD 1.673,14 Ton/Tahun, TSS 7.849 Ton/Tahun dan lainnya 212,35 Ton/Tahun (Tabel SP-1 Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015) dan jumlah industri skala menengah dan besar sebanyak 1.226 industri {Tabel SP-1B (T) Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015} serta jumlah industri skala kecil yang mencapai 34.994 industri {Tabel SP-1D (T) Data SLHD Provinsi DKI Jakarta}, dan perkiraan emisi CO2 dar konsumsi energi dari sektor pengguna yang mencapai 206.797.291,456 Ton/Tahun {Tabel SP-3E (T) Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015} dan perkiraan emisi CO2 dar konsumsi energi dari sektor pengguna yang mencapai 206.797.291,456 Ton/Tahun {Tabel SP-3E (T) Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015}

serta kepadatan penduduk yang rata-rata mencapai 15.211,90 Jiwa/Km

2

(Tabel DE-1 Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015) menjadikan beban pencemaran semakin besar. Dalam kaitan tersebut BPLHD Provinsi DKI Jakarta pada Tahun 2015, telah melibatkan masyarakat untuk merasa ikut memiliki terhadap kota Jakarta, agar bias mengelola lingkungan tempat tinggalnya dan usahanya dengan baik. Dlam kaitan tersebut selain Tahun 2014 juga pada Tahun 2015 telah mengadakan beberapa penyluhan dan sosialisasi tentang upaya penanganan lingkungan. Hal ini bias dilihat pada Tabel UP-8 Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015.

Selain sosialisasi diatas, BPLHD DKI Jakarta juga melakukan pembenahan lingkungan hidup di Wilayah DKI Jakarta diantaranya adalah :

1. Dalam melakukan pembenahan sungai Ciliwung selain melibatkan dunia usaha dan juga bekerjasama dengan KOPASUS Cijantung Jakarta Timur telah melakukan pembenahan serta melakukan pengolahan sampah secara terpadu untuk dilakukan pembuatan pupuk Kompos di area pembuangan sampah Komplek KOPASUS Jakarta Timur.

2. Diskusi kelompok LSM pembahasan Rencana Tata Ruang Wilayah, Program Konservasi Kawasan Lindung, Program Kali Bersih, Green School, Rencana Detil Tata Ruang, penghijauan dan lain-lain.

3. Pelibatan civitas akademika dalam diskusi penanganan pengelolaan Lingkungan Hidup dan melaksanakan program penghijauan di DKI Jakarta seperti dalam Sekolah Hijau, Gerakan Cinta Lingkungan (GCL).

4. Pelibatan masyarakat dan LSM yang bergerak dalam bidang lingkungan guna membahas penilaian dokumen AMDAL serta Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL/UPL).

5. Kegiatan pembersihan kali/sungai dan pemberdayaan masyarakat di bantaran sungai bersama masyarakat seperti pelajar, pramuka, karang taruna, organisasi kepemudaan, kalangan agama, tim penggerak PKK.

6. Melaksanakan pelestarian alam dan lingkungan serta mendorong pembangunan hulu hilir

berdasarkan sub koordinat kesatuan ekosistem.

(5)

7. Melaksanakan sosialisasi tentang bahaya pemakaian bensin bertimbal baik terhadap siswa, mahasiswa serta pengguna kendaraan bermotor serta mengkampanyekan penghapusan bensin bertimbal di wilayah DKI Jakarta.

8. Melaksanakan kegiatan Stop Nyampah di semua wilayah DKI Jakarta, dimana pelaksanaannya

dilakukan bersama masyarakat dengan melakukan penyuluhan kepada warga di Bantaran Kali

agar tidak menjadikan kali sebagai tempat pembuangan sampah.

Referensi

Dokumen terkait

LAPORAN KEUANGAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN

Pada tahun 2020 penyusunan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup DKI Jakarta telah mendapatkan dukungan data pemantauan dari KLHK, sama halnya dengan tahun 2021 ini

Apabila dilihat dari jumlah Rumah Tangga dan jumlah tempat buang air besar pada Tahun 2015 yang menggunakan fasilitas umum dan tidak ada mencapai 53.134 KK ( Tabel SP-8, Data SLHD

DAFTAR PELAYANAN INFORMASI KPU PROVINSI DKI JAKARTA. PADA

Selain itu untuk Tahun 2015 akan dilakukan penambahan kendaraan sebanyak 669 kendaraan untuk mengganti kendaraan sebanyak 565 yang beroperasi di 12 koridor, hal ini

tetapi sejak tahun 2009 pemerintah DKI Jakarta, warga masyarakat, Lembaga Peduli Mangrove melakukan penanaman 2.000 pohon mangrove di kawasan Restorasi Ekologis

Berikut dibawah ini adalah angka kematian bayi neonatal (kurang dari 1 bulan) yang terjadi selama tahun 2015 di Provinsi DKI Jakarta.. Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014 Gambar 3.16: Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (D/S) Menurut Kab-Kota Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014 Sumber: