• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Komposit Pengertian Komposit. commit to user

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II DASAR TEORI. 2.1 Komposit Pengertian Komposit. commit to user"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

3

BAB II DASAR TEORI

2.1 Komposit

2.1.1 Pengertian Komposit

Material komposit merupakan material yang terbentuk dari kombinasi antara dua atau lebih material pembentuknya, melalui pencampuran yang tidak homogen, dimana sifat mekanik dari masing- masing material pembentuknya berbeda. Material komposit memiliki sifat mekanik yang lebih bagus daripada logam, kekuatan lelah (fatigue) yang baik, kekuatan jenis (strength/weight) dan kekakuan jenis (modulus young/density) yang lebih tinggi daripada logam, tahan korosi, memiliki sifat isolator panas dan suara, sebagai penghambat listrik yang baik, dan dapat juga digunakan untuk menambal kerusakan akibat pembebanan dan korosi (Sirait, 2010).

Material komposit adalah material yang terbuat dari dua bahan atau lebih, yang tetap terpisah dan berbeda dalam level makroskopik selagi membentuk komponen tunggal (www.id.wikipedia.org)

Penjelasan lain tentang komposit juga diutarakan oleh Van Rijswijk, M.Sc, dkk (2001), dalam bukunya Natural Fiber Composites, komposit adalah bahan hibrida yang terbuat dari resin polimer diperkuat dengan serat, menggabungkan sifat-sifat mekanik dan fisik. Ada tiga faktor yang menentukan sifat-sifat dari material komposit, yaitu:

a. Material pembentuk

Sifat-sifat intrinsik material pembentuk memegang peranan yang sangat penting terhadap pengaruh sifat kompositnya.

b. Susunan struktural komponen

Dimana bentuk, orientasi, ukuran tiap- tiap komponen penyusun struktur, dan distribusinya merupakan faktor penting yang memberi kontribusi dalam penampilan komposit secara keseluruhan.

(2)

commit to user

c. Interaksi antar komponen

Karena komposit merupakan campuran atau kombinasi komponen- komponen yang berbeda, baik dalam hal bahannya maupun bentuknya, maka sifat kombinasi yang diperoleh pasti akan berbeda (Sirait, 2010).

2.1.2 Klasifikasi Bahan Komposit

Klasifikasi menurut bentuk struktur penyusunnya, komposit dibedakan menjadi beberapa macam antara lain :

a. Fiber composite, merupakan jenis komposit yang menggunakan serat sebagai bahan penguatnya. Dalam pembuatan komposit, serat dapat diatur memanjang (unidirectional composites) atau dapat dipotong kemudian disusun secara acak (random fibers) serta juga dapat dianyam (cross-ply laminate) (Schwartz, 1984).

a. unidirectional fiber composite b.random fiber composite

Gambar 2.1 Komposit serat (Fiber Composites)

(http: //www.onkian.com/2009/10/skripsi-pengaruh-lebar-spesimen- pada_6420.html)

b. Filled composite, adalah komposit dengan penambahan material ke dalam matriks dengan struktur tiga dimensi (Schwartz, 1984).

(3)

commit to user

Gambar 2.2 Filled (skeletal) Composites

(http: //www.onkian.com/2009/10/skripsi-pengaruh-lebar-spesimen- pada_6420.html)

c. Flake composite, adalah komposit dengan penambahan material berupa serpih kedalam matriksnya. Flake dapat berupa serpihan mika dan metal (Schwartz, 1984).

Gambar 2.3 Komposit serpih (Flake Composites)

(http: //www.onkian.com/2009/10/skripsi-pengaruh-lebar-spesimen- pada_6420.html)

d. Particulate composite, adalah salah satu jenis komposit di mana dalam matriks ditambahkan material lain berupa serbuk/butir. Perbedaan dengan flake dan fiber composites terletak pada distribusi dari material penambahnya.

Dalam particulate composites, material penambah terdistribusi secara acak atau kurang terkontrol daripada flake composites. Sebagai contoh adalah beton (Schwartz, 1984).

(4)

commit to user

Gambar 2.4 Komposit partikel (Particulate Composites) (http: //www.onkian.com/2009/10/skripsi-pengaruh-lebar-spesimen-

pada_6420.html)

e. Laminate composite adalah komposit dengan susunan dua atau lebih layer, di mana masing-masing layer dapat berbeda beda dalam hal material, bentuk, dan orientasi penguatannya (Schwartz, 1984).

Gambar 2.5 Laminar Composites

(http: //www.onkian.com/2009/10/skripsi-pengaruh-lebar-spesimen- pada_6420.html)

2.1.3 Tipe Komposit Serat

Berdasarkan penempatannya terdapat beberapa tipe serat pada komposit, yaitu : a. Continuous Fiber Composite

Continuous atau uni-directional, mempunyai serat panjang dan lurus, membentuk lamina diantara matriknya. Jenis Continuous Fiber Composite adalah yang paling sering digunakan. Tipe ini mempunyai kelemahan pada pemisahan antar lapisan. Hal ini dikarenakan kekuatan antar lapisan dipengaruhi oleh matriknya.

(5)

commit to user

b. Woven Fiber Composite (Bi-Dirtectional)

Komposit ini tidak mudah dipengaruhi pemisahan antar lapisan karena susunan seratnya juga mengikat serat antar lapisan. Akan tetapi susunan serat memanjangnya yang tidak begitu lurus mengakibatkan kekuatan dan kekakuan akan melemah.

c. Discontinuous Fiber Composite

Discontinuous Fiber Composite adalah tipe komposit dengan serat pendek.

Tipe ini dibedakan lagi menjadi 3 (Gibson, 1994 : 157) : 1. Aligned discontinuous fiber

2. Off-axis aligned discontinuous fiber 3. Randomly oriented discontinuous fiber

Gambar 2.6 Tipe Discontinuous Fiber Composite (Gibson, 1994) d. Hybrid Fiber Composite

Hybrid Fiber Composite merupakan komposit gabungan antara serat tipe serat lurus dengan serat acak. Tipe ini digunakan supaya dapat mengganti kekurangan sifat dari kedua tipe dan dapat menggabungkan kelebihannya.

Gambar 2.7 Tipe serat pada komposit (Gibson, 1994)

(6)

commit to user 2.1.4 Bagian Utama Dari Komposit a. Reinforcement

Salah satu bagian utama dari komposit adalah reinforcement (penguat) yang berfungsi sebagai penanggung beban utama pada komposit.

1. Serat Karbon

Perlakuan serat karbon ada dua tipe, yaitu :

a. Oksidatif, menghasilkan kelompok fungsional asam seperti carboxylic, phenolic dan hydroxylic pada permukaan serat karbon. Menggunakan oksigen atau yang mengandung gas dengan melalui fase oksidasi yang dipanaskan sampai temperatur 250 oC

b. Non oksidatif, yaitu serat dilapisi dengan polimer organik yang memiliki kemampuan bereaksi dengan matriks resin. Contoh polimer coating adalah stryrene-maleic anhydride copolymer dan polyamides.

Serat karbon didefinisikan sebagai suatu serat yang mengandung sedikitnya 90% karbon melalui proses pirolisis tertentu (Hedge, 2004). Komposisi terbesar dalam serat ini dinamakan precursor (bahan baku) yang digunakan untuk memproduksi serat karbon dengan berbagai bentuk dan karakteristik yang berbeda. Serat karbon dapat dibedakan berdasarkan precursor yang digunakan yaitu pitch, PAN (poly acrilonitrile), serat selulosa dan certain phenolic fibers. Sifat-sifat fiber-carbon oleh Nurun Nayiroh (n.d), yaitu sebagai berikut :

a. Densitas karbon cukup ringan yaitu sekitar 2,3 g/cc.

b. Struktur grafit yang digunakan untuk membuat fiber berbentuk seperti kristal intan.

c. Mempunyai karakteristik yang ringan, kekuatan yang sangat tinggi.

2. Serat Gelas

Glass fiber adalah bahan yang tidak mudah terbakar. Serat jenis ini biasanya digunakan sebagai penguat matrik jenis polymer. Sifat-sifat fiber- glass oleh Nurun Nayiroh (n.d), yaitu sebagai berikut :

(7)

commit to user

a. Densitas cukup rendah (sekitar 2,55 g/cc)

b. Kekuatan tariknya cukup tinggi (sekitar 1,8 GPa) c. Biasanya kekakuannya rendah (70GPa)

d. Stabilitas dimensinya baik

e. Komposisi umum adalah 50-60% SiO2 dan paduan lain yaitu Al, Ca, Mg, Na, dan lain-lain.

Berdasarkan bentuknya, serat gelas dapat dibedakan menjadi beberapa macam antara lain (Santoso, 2002):

a. Roving, berupa benang panjang yang digulung mengelilingi silinder.

b. Yarn, berupa bentuk benang yang lekat dihubungkan pada filamen.

c. Chopped Strand, adalah strand yang dipotong-potong dengan ukuran tertentu kemudian digabung menjadi satu ikatan.

d. Reinforcing Mat, berupa lembaran chopped strand dan continuous strand yang tersusun secara acak.

e. Woven Roving, berupa benang panjang yang dianyam dan digulung pada silinder

f. Woven Fabric, berupa serat yang dianyam seperti kain tenun.

Berdasarkan jenisnya, serat gelas dapat dibedakan menjadi beberapa macam antara lain (Nugroho, 2007):

a. Serat E-Glass, adalah salah satu jenis serat yang dikembangkan sebagai penyekat atau bahan isolasi. Jenis ini mempunyai kemampuan bentuk yang baik.

b. Serat C-Glass, adalah jenis serat yang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap korosi.

c. Serat S-Glass, adalah jenis serat yang mempunyai kekakuan yang tinggi.

(8)

commit to user

Tabel 2.1. Sifat-sifat serat gelas (Nugroho, 2007)

No Jenis Serat

E- Glass C- Glass S- Glass

1 Isolator listrik yang baik Tahan terhadap korosi Modulus lebih tinggi 2 Kekakuan tinggi Kekuatan lebih rendah

dari E- Glass

Lebih tahan terhadap suhu tinggi

3 Kekuatan tinggi Harga lebih mahal dari E-Glass

Harga lebih mahal dari E-Glass Sumber : Nurun Nayiroh (n.d)

b. Matrik

Matrik adalah fasa dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi volume terbesar (dominan). Matrik mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Mentransfer tegangan ke serat secara merata.

b. Melindungi serat dari gesekan mekanik.

c. Memegang dan mempertahankan serat pada posisinya.

d. Melindungi dari lingkungan yang merugikan.

e. Tetap stabil setelah proses manufaktur.

Sifat-sifat matrik (Ellyawan, 2008) : a. Sifat mekanis yang baik.

b. Kekuatan ikatan yang baik.

c. Ketangguhan yang baik.

d. Tahan terhadap temperatur.

2.1.5 Metode Pembuatan Komposit

1. Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold Process) a) Contact Molding/ Hand Lay Up

Hand lay up adalah metoda yang paling sederhana dan merupakan proses dengan metode terbuka dari proses fabrikasi komposit. Adapun proses dari pembuatan dengan metoda ini adalah dengan cara menuangkan resin dengan tangan ke dalam serat berbentuk anyaman, rajuan atau kain, kemudian memberi takanan sekaligus meratakannya menggunakan rol atau kuas. Proses tersebut dilakukan berulang-ulang hingga ketebalan yang

(9)

commit to user

diinginkan tercapai. Pada proses ini resin langsung berkontak dengan udara dan biasanya proses pencetakan dilakukan pada temperatur kamar.

b) Vacuum Bag

Proses vacuum bag merupakan penyempurnaan dari hand lay up. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan udara terperangkap dan kelebihan resin.

Pada proses ini digunakan pompa vacuum untuk menghisap udara yang ada dalam wadah tempat diletakkannya komposit yang akan dilakukan proses pencetakan. Dengan dipakumkan udara dalam wadah, maka udara yang ada diluar penutup plastik akan menekan ke arah dalam. Hal ini akan menyebabkan udara yang terperangkap dalam spesimen komposit akan dapat diminimalkan.

2. Proses Cetakan Tertutup (Closed mold Processes) a) Proses Cetakan Tekan (Compression Molding)

Proses cetakan ini menggunakan hydraulic sebagai penekannya. Fiber yang telah dicampur dengan resin dimasukkan ke dalam rongga cetakan, kemudian dilakukan penekanan dan pemanasan. Resin termoset khas yang digunakan dalam proses cetak tekan ini adalah poliester, vinil ester, epoxies, dan fenolat.

b) Injection Molding

Metoda injection molding juga dikenal sebagai reaksi pencetakan cairan atau pelapisan tekanan tinggi. Fiber dan resin dimasukkan kedalam rongga cetakan bagian atas, kondisi temperature dijaga supaya tetap dapat mencairkan resin. Resin cair beserta fiber akan mengalir ke bagian bawah, kemudian injeksi dilakukan oleh mandrel ke arah nozel menuju cetakan.

c) Continuous Pultrusion

Fiber jenis roving dilewatkan melalui wadah berisi resin, kemudian secara kontinyu dilewatkan ke cetakan pra-cetak dan diawetkan (cure), kemudian dilakukan pengerolan sesuai dengan dimensi yang diinginkan. Proses ini juga disebut sebagai penarikan serat dari suatu jaring atau creel melalui bak resin, kemudian dilewatkan pada cetakan yang telah dipanaskan. Fungsi dari cetakan tersebut ialah mengontrol kandungan resin, melengkapi pengisian

(10)

commit to user

serat, dan mengeraskan bahan menjadi bentuk akhir setelah melewati cetakan.

2.1.6 Komposit Sandwich

Komposit sandwich merupakan material yang tersusun dari tiga material atau lebih yang terdiri dari plat sebagai skin dan core pada bagian tengahnya.

Banyak variasi definisi dari komposit sandwich, tetapi faktor utama dari material tersebut adalah core yang ringan, sehingga memperkecil berat jenis dari material tersebut serta kekakuan dari lapisan skin yang memberikan kekuatan pada komposit sandwich.

Konstruksi sandwich telah digunakan secara luas dalam beberapa industri yang membutuhkan suatu konstruksi yang ringan dan kaku. Pemanfaatan konstruksi sandwich antara lain pada konstruksi lambung kapal, pesawat terbang, bodi mobil, jembatan, dan lain sebagainya. Komponen penyusun komposit sandwich secara umum terdiri atas tiga bagian utama, yaitu :

a. Face (Skin)

Face (Skin) adalah bagian terluar dari komposit sandwich. Material atau bahannya terbuat dari berbagai macam bahan yang dibentuk menjadi lembaran.

Berbagai jenis material dapat digunakan sebagai skin. Lembaran plat logam seperti aluminium, baja, titanium dan polimer diperkuat oleh serat merupakan beberapa contoh umum material yang biasa digunakan sebagai skin. Sifat yang harus ada pada skin diantaranya :

1. Kekakuan baik, namun tetap memberikan kelenturan.

2. Kekuatan tarik dan desak yang baik.

3. Tahan terhadap impak dan gesekan.

b. Core

Core adalah inti (pengisi) dari komposit sandwich. Tujuan dari penambahan core adalah agar terjadi penambahan ketebalan tanpa terjadi penambahan berat yang berarti, sehingga didapatkan kekakuan yang relatif tinggi. Core komposit sandwich yang harus mempunyai sifat ringan, harganya murah dan mempunyai modulus geser tinggi.

(11)

commit to user

c. Adhesive

Adhesive adalah zat perekat yang digunakan untuk mengikat face dengan core.

Kekuatan tarik adhesive harus lebih kuat daripada kekuatan tarik core.

Adhesive juga harus memiliki ketahanan terhadap bahan kimia dan panas, supaya dalam keadaan tersebut daya adhesivenya tidak mudah rusak.

2.2 Perhitungan-perhitungan 2.2.1 Gaya

Gaya dihasilkan dari beban yang bekerja pada suatu batang atau struktur. Gaya dapat dirumuskan sebagai berikut :

F = m x a (2.1)

Dimana :

F = Gaya (N) m = Massa (Kg)

a = Percepatan grafitasi (m/s2)

Setiap komponen gaya merefleksikan pengaruh beban terpasang yang berbeda pada struktur dan diberikan nama khusus sebagai berikut :

a. Gaya Aksial (Axsial Force) b. Gaya geser (Shear force)

c. Momen lentur (Bending momen)

Secara umum gaya dan momen lentur pada batang dapat digambarkan seperti dibawah ini :

Gambar 2.8 Gaya yang bekerja pada batang sederhana

2.2.2 Kekuatan Bending

Kekuatan bending adalah tegangan bending terbesar yang dapat diterima akibat pembebanan luar, tanpa mengalami deformasi yang besar

Gaya aksial

Gaya geser

Gaya aksial Momen lentur

Momen lentur

Gaya geser

(12)

commit to user

L/2 L/2

P

atau kegagalan. Untuk mengetahui kekuatan bending suatu material, dapat dilakukan dengan pengujian bending terhadap material tersebut.

Gambar 2.9 Pengujian bending pada panel komposit sandwich

Akibat pengujian bending, pada bagian atas spesimen akan mengalami tekanan, sedangkan pada bagian bawah akan mengalami tegangan tarik.

Kegagalan yang terjadi akibat pengujian bending, komposit akan mengalami patah pada bagian bawah yang disebabkan karena tidak mampu menahan tegangan tarik yang diterima.

2.2.3 Defleksi

Defleksi diukur dari permukaan netral awal ke posisi netral setelah terjadi deformasi. Gambar 2.10a memperlihatkan batang pada posisi awal sebelum terjadi deformasi dan Gambar 2.10b adalah batang dalam konfigurasi terdeformasi yang diasumsikan akibat aksi pembebanan.

Gambar 2.10 Defleksi yang terjadi pada batang

Jarak perpindahan y didefinisikan sebagai defleksi batang. Disamping faktor tegangan, spesifikasi untuk rancang bangun sering ditentukan oleh adanya defleksi. Dengan demikian, batang yang dirancang dengan baik tidak hanya mampu menahan beban yang akan diterimanya, tetapi juga harus mampu mengatasi terjadinya defleksi sampai batas tertentu.

(13)

commit to user 2.2.4 Teori Elastisitas

a. Tegangan

Tegangan yang bekerja pada penampang bahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

= (2.2) Dimana :

= Tegangan atau gaya per satuan luas (N/m2) P = Beban (N)

A = Luas Penampang (m2)

Dalam menentukan bahan untuk perancangan suatu struktur atau komponen, maka hal yang paling utama yang harus ditentukan adalah tegangan yang mampu diberikan pada struktur tersebut. Tegangan tersebut adalah :

1. Tegangan Batas, didefinisikan sebagai tegangan satuan terbesar suatu bahan yang dapat ditahan tanpa menimbulkan kerusakan.

2. Tegangan ijin, yaitu bagian kekuatan batas yang bisa aman digunakan pada perancangan. Para perancang struktur (komponen) umumnya bekerja dengan suatu tegangan izin yang ditetapkan sebelumnya.

Secara umum tegangan dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : 2.1 Tegangan normal

Tegangan normal adalah tegangan yang bekerja normal (tegak lurus) terhadap permukaan yang mengalami tegangan. Tegangan ini dapat berupa tegangan tarik maupun tekan.

2.2 Tegangan geser

Tegangan geser adalah tegangan yang bekerja sejajar terhadap permukaan yang mengalami tegangan.

Komponen tegangan (stress) bernilai positif jika searah dengan koordinat positifnya dan sebaliknya.

P A

(14)

commit to user c. Regangan

Regangan digunakan untuk mempelajari deformasi yang terjadi pada suatu benda. Untuk memperoleh regangan, maka dilakukan dengan membagi perpanjangan dengan panjang (L) yang telah diukur, dengan demikian diperoleh :

(2.3)

Dimana :

egangan

erubahan bentuk aksial total (mm) L = panjang batang (mm)

d.

s, tegangan adalah sebanding dengan regangan. Kesebandingan tegangan terhadap regangan dinyatakan sebagai perbandingan tegangan satuan terhadap regangan satuan. Pada bahan kaku tetapi elastis seperti baja, kita peroleh bahwa tegangan satuan yang diberikan menghasilkan perubahan bentuk satuan yang relatif kecil. Perkembangan regangan saja, tetapi berkembang menjadi modulus young atau modulus elastisitas. Rumus modulus elastisitas (E) adalah :

E = (2.4)

Dimana :

E = Modulus elastisitas (N/m2) atau MPa egangan (N/m2)

egangan

= L

(15)

commit to user 2.2.5 Fraksi Volume Komposit

Menurut Gibson (1994), penempatan serat harus mempertimbangkan geometri serat, arah, distribusi dan fraksi volume, agar dapat dihasilkan komposit berkekuatan tinggi.

Fraksi Volume (V) :

Dimana :

mf = Massa serat (gr) mm = Massa matrik (gr)

f = Massa jenis serat (gr/mm3)

m = Massa jenis matrik (gr/mm3)

2.2.6 Uji Impact Charpy

Pengujian impact bertujuan untuk mengukur berapa energi yang dapat diserap suatu material sampai material tersebut patah. Pengujian impact merupakan respon terhadap beban kejut atau beban tiba- tiba (beban impact).

Skema dan mekanisme pengujian impact Charpy ditunjukkan pada gambar 2.11.

Spesimen impact Charpy berbentuk batang dengan penampang lintang bujur sangkar. Beban didapatkan dari tumbukan oleh palu pendulum yang dilepas dari posisi ketinggian h dengan spesimen diposisikan pada dasar. Ketika dilepas, ujung pisau pada palu pendulum akan menabrak dan mematahkan spesimen pada titik konsentrasi tegangan untuk pukulan impact kecepatan tinggi. Palu pendulum

Volume serat Volume komposit

Vserat = x 100% (2.5)

Vserat =

mf f

mf f

mf

+ f

x 100% (2.6)

Vmatrik = Volume matrik x 100% (2.7)

Volume komposit

Vmatrik =

mm

m

mf

f mm

+ m

x 100% (2.8)

(16)

commit to user

akan melanjutkan ayunan untuk mencapai ketinggian maksimum h yang lebih rendah dari h.

Energi yang diserap dihitung dari perbedaan h dan h (mgh- ), adalah ukuran dari energi impact Posisi simpangan lengan pendulum terhadap garis vertik

vertikal setelah membentur spes

Dengan mengetahui besarnya energi potensial yang diserap oleh material, maka ketangguhan impact benda uji adalah (Shackelford, 1992) :

Eserap = Energi awal- Energi yang tersisa = m.g.h -

) (2.9)

Dimana :

Eserap = Energi serap (J)

m = massa pendulum (kg) = 9,5 kg g = percepatan gravitasi (m/s2) = 9,8 m/s2

R = panjang lengan = 0.83 m

= sudut ayunan pendulum tanpa spesimen (0)

= sudut ayunan pendulum setelah mematahkan spesimen (0) Gambar 2.11 Uji Impact Charpy

(17)

commit to user

h x b

acU =

Harga ketangguhan impact pada komposit sandwich dapat dihitung dengan persamaan (ASTM 5942-96) :

Dimana :

acU = harga impact Charpy tanpa takikan (kJ/mm2) b = lebar spesimen (mm)

h = tebal spesimen (mm) Eserap = energi yang diserap (J)

2.2.7 Uji bending 3 Point

Pengujian bending terhadap material komposit bertujuan untuk mengetahui kekuatan bending. Kekuatan bending atau kekuatan lengkung adalah tegangan bending terbesar yang dapat diterima akibat pembebanan luar, tanpa mengalami deformasi yang besar atau kegagalan. Besar kekuatan bending tergantung pada jenis material dan pembebanan. Akibat pengujian bending, bagian atas spesimen mengalami tekanan, sedangkan bagian bawah akan mengalami tegangan tarik. Dalam material komposit kekuatan tekannya lebih tinggi daripada kekuatan tariknya. Karena tidak mampu menahan tegangan tarik yang diterima, spesimen tersebut akan patah.

Gambar 2.12 Skema Uji Bending 3 Point Eserap

103

x (2.10)

Gambar

Gambar 2.1  Komposit serat (Fiber Composites)
Gambar 2.2 Filled (skeletal) Composites
Gambar 2.4 Komposit partikel (Particulate Composites)  (http:
Gambar 2.7 Tipe serat pada komposit (Gibson, 1994)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pengertian ni, keteraturan sosial beranalogi dengan keraturan yang tampak dari daftar elemen kimia, atau bahwa air selalu mengalir ketempat yang lebih

%Program Simulasi Convolutional Coding Dengan Viterbi Decoding % Pembangkitan sinyal biner acak, dengan parameter

Spektrometer gamma portabel ini diperlukan perangkat detektor NaI(Tl) beserta PMT dan rangkaian pembagi tegangan, rangkaian HV portabel, rangkaian filter, sound card USB, dan

Pembinaan karakter melalui pendidikan ketarunaan yang diawali dengan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan, dinilai mampu membentuk pribadi peserta didik yang

Bahwa tradisi keagamaan yang meliputi upacara pertanian, kelahiran, dan kematian serta saparan di Desa Jogoyasan, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang merupakan

Internal Audit menyampaikan laporan audit intern terintegrasi kepada Direktur yang ditunjuk untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap seluruh Perusahaan Anak dalam

Akan tetapi bila individu yang berada melakukan gerakan telah lancer atau telah sampai pada ciri koordinasi ini, maka individu tersebut telah berada pada tingkat

Taman Nasional Komodo terdiri dari 3 pulau besar yang indah, Pulau Komodo, Rinca dan Padar, selain tempat habitat Komodo taman ini juga sebagai rumah bagi setidaknya 1000 spesies